BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kerangka Teori a. Pengertian Public Relations Cutlip dan Center (1958: 6) dalam bukunya Effective Public Relations mengemukakan bahwa: “Public Relations is the commonucation and interpretation, and the communications and ideas from an institutions to its publics, and the communications of information, ideas and opinions from those publics to the institutions, in a sincere effortto establish mutuality of interest and this achieves the harmonius adjustmen of an institution to its community.” Yang artinya, Public Relations adalah suatu kegiatan komunikasi dan penafsiran serta komunikasi-komunikasi dan gagasan-gagasan dari suatu lembaga kepada publiknya, dan pengkomunikasian informasi, gagasan-gagasan serta pendapat dari publiknya itu kepada lembaga tadi, dalam usaha yang jujur untuk menumbuhkan kepentingan bersama sehingga dapat tercipta suatu persesuaian yang hormonis dari lembaga itu dengan masyarakatnya. Cutlip, Center dan Broom (2000:6) yang menulis salah satu buku pertama yang meringkas teori dan praktik Public Relations, mendefinisikan Public Relations sebagai berikut: Public Relations adalah fungsi manajemen yang mengindentifikasi, membangun, dan mempertahankan hubungan yang saling menguntungan antara organisasi dengan berbagai publik yang menjadi penentu kesuksesan dan kegagalan. Public Relations adalah sebagai fungsi manajemen yang unik yang membantu dan memelihara jalur komunkasi, memunculkan pemahaman, kerjasama antara organisasi 11 dengan publiknya; melibatkan manajemen permasalahan dan isu; membantu manajemen untuk terus menginformasikan dan tanggap dalam opini publik; mendefinisikan dan menekan tanggungjawab manajemen untuk melayani berbagai sistem peringatan dini untuk membantu mencegah kecenderungan negatif dan menggunakan penelitian yang sehat dan etika komunikasi sebagai alat utama (Harlow, 1976:36) Glenn dan Denny Griswold (1948: 4) didalam bukunya Your Public Relations menyatakan bahwa Public Relations: “is the management function which evaluates public attitudes, identifies the policies and procedures of an individual or organization with the public intrest,and executes a program of action to earn public understanding and acceptance.” Menurut Glenn, Public Relations merupakan suatu fungsi manajemen yang menilai sikap publik, menyatakan kebijakan dan prosedur (tata laksana) seseorang atau suatu organisasi atas dasar kepentingan publik, dan melaksanakan rencana kerja untuk memperoleh pengertian dan pengakuan yang baik dari publik. pengertian Public Relations yang diambil dari The British of Public Reations, adalah “Public Relations activity is management of communications between an organization and its public.” (aktivitas Public Relations adalah mengelola komunikasi antara organisasi dan publiknya). Selain itu Public Relations practice is deliberete, planned and sustain effort to establish and maintain mutual understanding between an organization and its public (praktik Public Relations adalah memikirkan, merencanakan, dan mencirahkan daya untuk mebangun dan menjaga saling pengertian antara organisasi dan publiinya). Menurut Edward L. Bernay dalam bukunya Public Relations (1952, University of Oklahoma Press) terdapat 3 fungsi utama humas yaitu: 1. Memberikan penerangan kepada masyarakat. 2. Melakukan persuai untuk mengubah sikap dan perbuatan masyarakat secara langsung. 3. Berupaya untuk mengintegrasikan sikap dan perbuatan suatu badan atau lembaga sesuai dengan sikap dan perbuatan masyarakat atau sebaliknya. Secara umum fungsi Public Relations, menurut DR Rex F. Harlow dalam bukunya, A Working Definition dapat dibagi dua, yaitu: 1. Public Relations sebagai state of being Dalam pengertian ini adalah perwujudan suatu kegiatan komunikasiyang “dilembagakan” kedalam bentuk biro, bagian, devisi atau seksi itulah itulah dimaksudkan sebagai “state of beng” dalam sistem manajemen kehumasan, artinya terdapat orang yang memimpin atau pejabat humas suatu kelembagaan tertentu. 2. Public Relations sebagai methode of communication PR merupakan rangkaian atau sistem kegiatan (order or system of action), melalui kegiatan komunikasi secara khas, artinya sebagai metode komunikasi terdapat makna bahwa setiap pimpinan dari sebuah organisasi bagaimanapun kecilnya dapat melaksanakan fungsi-fungsi Public Relations b. Pengertian Komunikasi Komunikasi menunjukan suatu proses khas yang memunginkan interaksi antar manusia dan menyebabkan individu-individu menjadi mahluk sosial karenanya dimana pun, kapan pun dan dengan siapa pun tak luput dari sebuah komunikasi, untuk itu komunikasi adalah salah satu alat terpenting dalam sebuah penyampaian pesan atau informasi. Istilah komunikasi merupakan penyampaian antar individu, hal ini dilandasi kapasitas manusia untuk menyampaikan hasrat, maksud, perasaan, pengetahuan, dan pengalaman dari orang yang satu kepada orang lainnya. Beberapa ahli mengungkapkan definisi komunikasi sebagai berikut : Kata komunikasi menurut Onong Uchjana Effendi (1992: 3), yaitu berasal dari kata bahasa Latin communicatio yang berarti “pemberitahuan” atau “pertukaran pikiran”. Dengan demikian maka secara garis besar dalam suatu proses komunikasi harus terdapat unsur-unsur kesamaan makna agar terjadi suatu pertukaran pikiran atau pengertian, antara komunikator (penyebar pesan) dan komunikan (penerima pesan). Sementara itu proses komunikasi dapat diartikan sebagai “transfer informasi” atau pesanpesan dari komunikator kepada komunikan. Tujuan dari proses komunikasi adalah tercapainya saling pengertian (mutual understanding) antara kedua belah pihak. Sebelum pesan tersebut dikirm kepada komunikan, komunikator memberikan makna dalam pesan tersebut (decode) yang kemudian ditangkap oleh komunikan dan memberi makna sesuai dengan konsep yang dimilikinya (encode). Menurut M.T. Myers & G.E , dalam bukunya Management of Communication (diterjemahkan oleh A. Hasymi Ali diterbitkan oleh Bahana Aksa, Jakarta, 1987), komunikasi memungkinkan seseorang untuk mengoordinasikan suatu kegiatan pada orang lain untuk mencapai tujuan bersama. Akan tetapi komunikasi tidak sekedar penyampaian informasi atau pesan dan pentransferan makna saja. Komunikasi mengandung arti suatu proses transaksional yaitu komunikasi yang dilakukan seseorang dengan pihak lainnya dalam upaya mempertukarkan suatu simbol atau lambang dan membentu suatu makna serta mengembangkan harapanya. c. Komunikasi Internal Komunikasi internal merupakan kunci utama dari program Public Relations modern. Komunikasi internal adalah mengusahakan agar para karyawan mengetahui dan memahami apa yang dipikirkan manajemn begitu juga dengan sebaliknya, manajemen juga mengetahui dan memahami apa yang dipikirkan karyawannya. Seperti yang penulis ketahui bahwa komunikasi internal adalah komunikasi yang terjadi didalam sebuah unit organisasi itu sendiri. Komunikasi tersebut bisa terjadi antara atasan dengan atasan, atasan dengan bawahan atau bawahan dengan bawahan. Oleh karena itu komunikasi internal terbagi menjadi tiga bagian yakni komunikasi vertikal (vertical communication), komunikasi horizontal (horizontal communication) dan komunikasi diagonal (diagonal communication). 1. Komunikasi vertikal Komunikas vertikal adalah komunikasi dari atas kebawah (downward communication) dan dari bawah keatas (upward communication) komunikasi tersebut bisa dari pimpinna kepad bawahan dan sebaliknya dari bawahan ke pimpinan secara timbal balik (two-way communication) 2. Komunikasi horizontal atau Lateral Komunikasi horizontal adalah komunikasi yang terjadi pada satu garis lurus atau sejajar (mendatar). Misanya antara karyawan tingkat menengah dengan karyawan tingkat menengah. Berbeda dengan komunikasi vertikal yang sifatnya formal, komunikasi horizontal sifatnya lebih santai dan komunikasi horizontal terjadi saat pada jam istirahat. Tidak jarang apa yang dibicarakan mengenai hal-hal pekerjaan atau tindakan pimpinan yang menyebabkan terjadinya pergunjingan. Dalam kaitannya inilah salah satu tugas Public Relatio ns untuk meluruskan atau menetralisasikan interpretasi yang salah, sehingga tetap berada pada proporsi yang sebenarnya. 3. Komunikasi diagonal Komunikasi diagonal yang sering disebut dengan komunikasi silang (cross communication) adalah komunikasi dalam organisasi antara seseorang dengan orang lain yang satu sama lain berbeda dalam kedudukan dan bagian. Pada model komunikasi ini tidak menampakkan kekakuan layaknya komunikasi vertikal dan juga tidak menunjukkan keakraban layaknya komunikasi horizontal. Keuntungan komunikasi diagonal diantaranya: 1. Penyebaran informasi bisa lebih cepat dibandingkan bentuk komunikasi tradisional. 2. Memungkinkan individu dari berbagai bagian atau departement ikut membantu menyelesaikan masalah dalam organisasi. Kelemahan komunikasi diagonal antara lain: 1. Komunikasi diagonal akan mengganggu jalur komunikasi yang rutin dan telah berjalan normal. 2. Selain itu komunikasi diagonal pada organisasi yang besar sulit untuk dikendalikan secara efektif. Hambatan-hambatan komunikasi dalam organisasi menurut (Effendy, 1993;45) antara lain: a. Hambatan Teknis Keterbatasan fasilitas dan peralatan komunikasi dari sisi teknologi. Menurut dalam bukunya, 1976, Cruden dan Sherman Personel Management jenis hambatan teknis dalam komunikasi: 1. Tidak adanya rencana atau prosedur kerja yang jelas. 2. Kurangnya informasi atau penjelasan. 3. Kurangnya ketrampilan membaca. 4. Pemilihan media (saluran) yang kurang tepat. b. Hambatan Semantik Gangguan jenis ini bersangkutan dengan pesan komunikasi yang pengertiannya menjadi rusak. Gangguan semantik tersaring kedalam pesan melalui penggunaan bahasa dan lebih banyak kekacauan mengenai pengertian suatu istilah atau konsep yang terdapat pada komunikator (salah pengertian). c. Hambatan Manusiawi Terjadi karena adanya faktor emosi, persepsi, prasangka pribadi, kecakapan atau ketidakmampuan alat pancaindera seseorang dll Menurut Cruden dan Sherman ada dua hambatan: 1. Hambatan yang berasal dari perbedaan individu manusia, seperti perbedaan usia, perbedaan persepsi, keterampilan mendengar, perbedaan status, penyaringan informasi. 2. Hambatan yang ditimbulkan oleh iklim psikologi dalam organisasi. Mengatasi hambatan komunikasi dalam organisasi, a. Hubungan antar personal 1. Menjaga kontak pribadi yang akrab tanpa menumbuhkan perasaan bermusuhan. 2. Menetapkan dan mengaskan identitas kita dalam hubungan degan orang lain tanpa membersarkan ketidaksepakatan. 3. Menyampaikan informasi kepada orang lain tanpa menimbulkan kebingungan, kesalahpahaman dan penyimpangan. 4. Terlibat dalam pemecahan masalah yang terbuka tanpa manimbulkan sikap menghentikan proses. 5. Membantu orang lain untuk mengembangkan gaya hubungan persona dan antar persona yang efektif. 6. Ikut serta dalam interaksi sosial tanpa terlibat dalam muslihat. b. Hubungan Posisional Menurut Koontz dan O’Donnel (1968) untuk mengatatasi ketidak lancaran komunikasi organisasi yaitu: 1. Merencanakan penempatan / pengaturan jabatan secara benar. 2. Berusaha menjernihkan hubungan. c. Hubungan Perurutan Informasi disampaikan ke seluruh organisasi formal oleh suatu proses dalam proses ini orang dipuncak hierarki mengirimkan pesan kepada orang kedua yang kemudian mengirimkannya lagi kepada orang ketiga. Reproduksi pesan orang pertama menjadi pesan orang kedua dan reproduksi pesan orang kedua menjadi pesan orang ketiga, peran kunci dalam sistem ini adalah pengulang pesan d. Internal Public Relations Dalam sebuah organisasi Public Relations sering diposisikan sebagai corong atau suara dari perusahan atau instansi tersebut dalam hubungannya dengan publik baik kedalam maupun keluar. Ini jelas suatu posisi yang terhormat, tinggi, strategis dan melekat pada tanggungjawab dan kemampuan. Public Relations Officer (PRO) haruslah orang yang banyak mengetahui mengenai lingkup perusahaan kedalam dan keluar dengan baik. Dalam bukunya Ilmu Komunikasi, Teori dan Praktik Onong Uchjana Effendy mengemukakan Internal Public Relations berasal dari kata “publik” yang berarti orang banyak; “relasi” artinya hubungan degan rang lain, berangkaian satu dengan yang lain, dan intern artinya bersifat kedalam, maksudnya kedalam perusahaan terkait dengan elemen-elemen kerja. Sehingga dapat dikatakan bahwa Public Relations Internal adalah publik yang menjadi bagian dari unit perusahaan atau organisasi itu sendiri. Seorang Public Relations harus mampu mengidentifikasi atau mengenali hal-hal yang menimbulkan gambaran negatif didalam masyarakat, sebelum kebijakan tersebut dijalannya oleh perusahaan. Fungsi hubungan intern tersebut pada dasarnya merupakan komunikasi internal antar karyawan yang bersifat fungsional dan timbal balik. Menerapkan dan memelihara garis terbuka antara kebijakan perusahaan dan karyawan agar tercapai komunikasi dan kerjasama yang efektif. Selain itu, Internal Public Relations merupakan kunci sukses dari menejemen perusahaan untuk lebih terbuka dan menutup salah pengertian yang tercipta antara kedua belah pihak yakni manajemen dengan karyawan. PR internal dalam melaksanakan tugasnya berhubungan dengan pihak intern perusahaan. Hubungan-hubungan tersebut antara lain: 1. Employee Relations (Hubungan dengan Karyawan) Seorang ahli humas Archibald Williams, dalam karyanya yang berjudul “Employee Relations” menyatakan sebagai berikut: “employee relations are a living and dinamic force and are build up or turn down in the day-by-day personal relationship extablished at the bench, machine,or office desk”. Hubungan dengan karyawan merupakan suatu kekuatan yang hidup dan dinamis, yang dibangun dan diruntuhkan dalam hubungan dengan perorangan sehari-hari, terbina dibelakang bangku kerja, mesin, dan meja tulis (Effendy, 1986: 141-144) 2. Stockholder Relations (hubungan dengan pemegang saham) Publik pemegang saham terdapat dalam organisasi dalam bentuk perusahaan. Bahwa para pemegang saham merupakan faktor penting bagi suatu perusahaan tak dapat dipungkiri, karena banyaknya pemegang saham dan besarnya saham menentukan perkembangan perusahaan. Oleh karena itu hubungan dengan para pemegang saham harus selalu dibina, untuk menubuhkan kepercayaan mereka kepada perusahaan. Pembinaan merupakan kegiatan komunikasi yang menjadi tugas pekerjaan Public Relations. Komunikasi dalam pembinaan hubungan dengan pemegang saham (stakeholder relations) itu antara lain sebagai berikut: 1. Menyatakan selamat kepada pemegang saham baru. 2. Menyampaikan laporan tahunan. 3. Mengirimkan berkala organisasi. (Effendy, 1986: 141-144). Sebagai PR internal yang baik adalah memperlakukan tiap karyawan dengan sikap yang sama, tanpa membedakan tingkat atau status, pendidikan dan sebagainya tetapai bertindak adil, bijaksana dan tidak memihak. e. Strategi Public Relations Didalam program Public Relatios memiliki banyak strategi salah satunya adalah strategi Public Relatios dalam konteks sebagai komunikasi teritegrasi. Terkait dengan ini hal yang paling utama dilakukan oleh seorang PR adalah mengenai citra, identitas dan reputasi perusahaan. Pelaksanaan strategi dalam PR dalam berkomunkasi yaitu menurut Cutlip, Center & Broom (2000: 424) yang dikenal dengan istilah “7-Cs PR Communications”, adalah sebagai berikut. 1. Kredibilitas (credibility) : komunikasi dimulai dari suasana saling percaya yang diciptakan oleh pihak komunikator secara sungguh-sungguh untuk melayani publiknya yang memiliki keyakinan dan aspek. 2. Konteks (Contex) : menyangkut sesuatu yang berhubungan dengan lingkungan kehidupan sosial, pesan yang harus disampaikan dengan jelas serta sikap partisipasi. Komunikasi efektif diperlukan untuk mendukung lingkungan sosial melalui pemberitaan di berbagai media massa. 3. Isi (Content) : pesannya menyangkut kepentingan orang banyak/publik Management Public Realations dan Media Komunikasi sehingga infprmasi dapat diterima sebagai sesuatu yang bermanfaat secara umum bagi masyarakat. 4. Kejelasan (Clarity) : pesan harus disusun dengan kata-kata yang jelas, mudah dimengerti serta memiliki pemahaman yang sama antara komunikator dan komunikan dalam hal maksud, tema dan tujuan semua pihak. 5. Kontinuitas dan Konsistensi (Continuity and Consistency) : komunikasi merupakan proses komunikasi yang tidak pernah berakhir, oleh keran itu dilakukan secara berulang-ulang dengan berbagai variasi pesan. Dengan cara demikian untuk mempermudah proses belajar, membujuk dan tema dari pesan tersebut harus konsisten. 6. Saluran (Channels) : mempergunakan saluran media informasi yang tepat dan terpercaya serta dilipih oleh khalayak sebagai target sasaran. Pemakaian saluran media yang berbeda adkan berbeda pula efeknya. Dengan demikian seorang PR harus dapat memahami perbedaan dan proses penyebaran informasi secara efektif. 7. Kapabilitas Khalayak (Capability of The Audience) : memperhitungkan kemampuan yang dimiliki olek khalayak. Komunikasi dapat menjadi efektuf bagi publik bila terkat dengan faktor-faktor yang bermanfaat seperti kebiasanaan dan peningkatan kemampuan membaca dan pengembangan pengetahuan. f. Human Relations Pengertian hubungan antar manusia atau Human Relations dalam praktik manajemen dapat dilihat dari arti luas dan pengertian yang lebih sempit. 1. Human Relations dalam arti luas adalah interaksi antara individu degan individu atau suatu kelompok yang menyangkut hubungan manusiawi, etika/moral, aktivitas seharihari atau umumnya bertujuan untuk memperoleh kepuasan bagi kedua belah pihak. Yaitu hal lebih menyangkut aspek komunikasi sosial kemasyarakatan yang berlandaskan etika dan moral dalam berinteraksi sesamanya. 2. Human Relations dalam arti sempit yaitu terjadinya suatu interaksi antara individu dengan individu atau kelompok lainnya. hanya saja interaksi disini berada dalam pengertian sempit. Tujuannya adalah untuk penggiatan dan motivasi semangat pekerja (etos kerja) dalam melaksanakan suatu pekerjaanuntuk menciptakan suatu kepuasan bekerja, sense of belonging (rasa memiliki) yang dikaitkan dengan peningkatan produktivitas perusahaan. Menurut Keith Davis (1962), falsafah Human Relations mencakup sebagai berikut: 1. Kepentingan bersama (Mutual Interest) Setiap pimpinan dengan yang dipimpin mempunya kepentingan atau tujuan yang berbeda satu sama lain. Tetapi daam suatu perusahaan mereka harus mmepunya kepentingan bersama untuk menciptakan tujuan dan sasaran demi kepentingan utama perusahaan atau organisasi yang bersangkutan dan bukan berdasarkan kepntingan indvidu atau kelompok. 2. Harga diri (Human Dignity) Pada dasarnya manusia intin dihormati dan dihargai atau diperhatikan. Menurut Keith Davis harga diri atau martabat manusia merupakan etika utama dan moral dalam Human Relations. 3. Perbedaan-perbedaan pada individu Setiap perbedaan tersebut dibedakan oleh field of experience atau berdasarkan pengalaman itu dikarenakan perbedaan yang ada pada individu merupakan dinamika dan falsafah dalam Human Relations yang dimulai dari apa dan bagaimana menganai pandangan, pengertian atau pemahaman diri perorangan. Prinsip-prinsip dalam Human Relations pada seatu perusahaan adalah sebagai berikut: 1. Important of Individual Memperhatikan kepentingan atau perasaan bagi setiap masing-masing individu, sebagai pegewai, pekerja dan lain sebagainya. 2. Saling menerima (Mutual acceptence) Saling pengertian menerima dan memahami antara pimpinan dan bawahan dalam melakukan tugas-tugas dan fungsinya. 3. Standar moral yang tinggi (High moral srandard) Memperhatikan standar moral yang tinggi pada setiap sikap tindak dan perilaku sebagai profesional pimpinan dan pekerja. 4. Kepentingan bersama (common interest) Demi tercapainya tujuan dan kepentingan bersama. 5. Keterbukaan komunikasi (open communication) Maksud dari keterbukaan komunikasi adalah prinsip melakukan suatu komunikasi yang terbuka, untuk menciptakan saling pengertian, dan pemahaman mengenai instruksi, pelaksanaan tugas yang efektif. 6. Partisipasi Melibatkan partisipan, menyampiakn pendapat, ide dan sumbang saranbagi semua, tingkatan manajemen untuk mencapai tujuan bersama (management by participation). B. Focus of Interest Selama kurun waktu dua bulan melaksanakan Kuliah Kerja Media, penulis melihat adanya suatu permasalahan yang terjadi pada internal Omah Sinten. Untuk itu dalam kaitannya penulis ingin meninjau lebih dalam mengenai “Efektivitas Komunikasi dalam Mambangun Keharmonisan Intenal”. Sebelum penulis melaksanakan Kuliah Kerja Media di OmahSinten penulis mendapati kurangnya profesionalitas dan grooming yang kurang baik dari karyawan operasinal, ternyata ini menjadi sebuah persoalan saat penulis melaksanakan KKM. Pada permasalahan yang terjadi antara pimpinan atau menejamen dengan karyawan tidak adanya saling pengertian, saling menghargai, saling menghormati dan gaya pimpinan yang cenderung otoriter. Ini menyebabkan ketiakpuasan karyawan atas segala kebijakan yang dibuat oleh manajemen. Ketidakpuasan karyawan tersebut berkaitan dengan gaji yang diberikan, kebijakan yang selalu menekankan pada pemotongan gaji disetiap kegiatan yang tidak diikuti karyawan, sikap pimpinan yang tidak dapat merangkul karyawan sehingga dalam lingkungan internal menimbulkan sikap apatis. Sebagai pimpinan harus sesegera mungkin menindaklanjuti permasalahan-permasalahan yang terjadi untuk mencari solusi dalam menyelesaikan suatu permasalahan. Hubungan dengan karyawan merupakan kekuatan yang hidup dan dinamis yang membina dan diabadikan dalam hubungan perorangan. Karyawan adalah sebuah aset perusahaan, kepercayaan dan kesetiaan karyawan yang harus dibina dan dijaga karena hal ini merupakan modal terpenting dalam kesuksesan maupun kegagalan perusahaan. Kepuasan atas karyawan terhadap perusahaan dapat menumbuhkan produktivitas kerja, motivasi dan loyalitas karyawan. sudah seharusnya pemimpin sebagai koordinator semua fungsi dan peran kerja dapat menjadi contoh positif bagi semua orang untuk membangun sebuah hubungan kerja yang harmonis dan dinamis. Pemimpin yang hebat akan selalu melahirkan karyawan-karyawan unggul yang mampu menciptakan keharmonisan hubungan kerja melalui cara kerja yang beretika, transparan, jujur dan bertanggungjawab. Sebuah keharmonisan dalam hubungan kerja akan meningkatkan rasa percaya diri pemimpin untuk mempercayai semua kekuatan sumber dayanya dan hal ini akan menjadikan manajemen mampu berkonsentrasi pada strategi dan taktik untuk memenangkan persaingan didunia bisnis. Hubungan yang harmonis tidak lepas pada peranan komunikasi yang terstruktur. Persoalan yang terjadi pada internal OmahSinten menitihberatkan pada komunikasi yang kurang baik antara pimpinan dengan karyawan, hal ini menimbulkan adanya miskomunikasi dan kurangnya keterbukaan. Miskomunikasi atau salah pengertian yang sering timbul karena ketidaklancaran arus komunikasi baik secara vertikal maupun horizontal juga merupakan sebuah prokondisi, untuk itu perlunya sistem komunikasi internal yang efektif. Sejalan dengan hal tersebut maka Omah Sinten harus lebih menekankan pada komunikasi dua arah (two-way communication) untuk menghindari kesalahpahaman antara kedua belah pihak. Meluangkan waktu untuk pertemuan tatap muka menjadi sesuatu hal yang penting, pertemuan semacam ini harus sering diadakandan dan digunakan sebagai kesempatan bagi manajemen untuk berbagi hasil dan kemajuan perusahaan pada inisiatif-inisiatif utama dan untuk menunjukkan kemampuan merespon umpan balik karyawan secara langsung. Dalam pertemuan tatap muka hal yang menjadi penting adalah pihak manajemen harus memberikan kesempatan kepada karyawan untuk mengajukan pertanyaan-pertanyaan pada sebuah forum terbuka. Guna melakukan komunikasi yang berhasil tentu harus melakukan pendekatan-pendejatan secara manusiawi agar terjadi sebuah kepuasan hati bagi kedua belah pihak. Public relations merupakan fungsi manajemen yang membantu menciptakan dan saling memelihara alur komunikasi, pengertian, dukungan serta kerjasama suatu perusahaan dengan publiknya dan ikut terlibat dalam menganani masalah atau isu manajemen. PR mmebantu manajemen dalam menyampaikan informasi dan tanggap dengan opini publik. PR secara efektif membantu manajemen memantau berbagai perubahan, sehingga salah satu organ perusahaan PR dipandang memiliki nilai stragetis tersendiri bagi pencapaian tujuan suatu perusahaan. Kebebasan PR dalam melakukan kegiatan operasionalnya tentunya dihadapkan pada tanggungjawab yang besar, karena itulah PR dituntut harus taktis dan strategis dalam menjalankan misinya.