IV Komisi Tesis EFEK TERAPI TRANSCUTANEOUS ELECTRIC NERVE STIMULATION (TENS) PADA KERUSAKAN TULANG RAWAN FEMUR KELINCI KETEBALAN PENUH Gamal Ramadiputra Departement Orthopaedi & Traumatology Rumah Sakit Hasan Sadikin Fakultas Kedokteran Universitas Padjdjaran Latar Belakang Usia harapan hidup di Indonesia meningkat Lansia rentan terjadi masalah kesehatan Pelayanan kesehatan tidak memadai Hipertensi, Osteoporosis, OA Lansia tidak produktif Latar Belakang • 1 dari 5 penduduk Amerika Serikat / sekitar 50 juta orang didiagnosa OA (2010) • Curl, dkk.: Menemukan 19.827 kerusakan tulang rawan pada 53.569 pasien yang menjalani arthroskopi • Piasecki DP., dkk.: Terdapat defek pada tulang rawan femur pada atlit yang mengalami cedera anterior cruciate ligament Latar Belakang Tulang rawan sering terjadi cedera terutama akibat trauma dan proses degeneratif Degeneratif OA, target utama Tulang rawan sendi OA sulit untuk disembuhkan OA Tersering sendi patellofemoral Kerusakan dimulai dari tulang rawan hialin sendi Lesi awal kerusakan tulang rawan terus berkembang Latar Belakang Harun, Brighton, dkk: Efek stimulasi listrik dan medan elektromagnetik terhadap ekspresi gen yang mengkode protein ECM deposisi tulang rawan Kirsch dan Mercola: Rangsangan listrik memulihkan bioelektrisitas alami sel setelah cedera Baker, Okihana, Shimomura, Takei, Akai, Snyder, dkk: stimulasi listrik pd tulang rawan matur kolagen tipe II & proteoglicans (PG) Latar Belakang Stimulasi mikro: Jumlah sel fibroblast Perbaikan tulang rawan sendi dengan memproduksi fibrocartilage Jaringan fibrosa di daerah subchondral, di bawah tulang rawan sendi yang rusak konsentrasi glikosaminoglikan pada tulang rawan hewan Produksi, ketahanan dan organisasi ekstra seluler matriks (ECM) Oksigenasi dan penyerapan nutrisi oleh sel Latar Belakang Elektroterapi pada Osteoarthritis: Menghilangkan rasa sakit Mengurangi bengkak Mengurangi spasme otot TENS: Murah Mudah Portable Efek samping minimal Tema Sentral • Tulang rawan sendi tidak memiliki pasokan pembuluh darah, sehingga pada kerusakan tulang rawan sendi sulit untuk sembuh. • Dilakukan studi menggunakan metode terapi transcutaneous electric nerve stimulation (TENS) yang mempunyai efek meningkatkan kuantitas kolagen tipe II dan proteoglicans (PG). Selain itu, stimulasi arus listrik mikro juga meningkatkan jumlah sel fibroblast serta ekstra seluler matriks (ECM), yang membantu proses penyembuhan tulang rawan sendi. • Dilakukan percobaan pada kelinci yang dirusak lapisan tulang rawan femurnya dengan ketebalan penuh, kemudian dinilai secara histopatologis dari ketebalan tulang rawan, proliferasi fibroblast dan formasi kolagen, sebagai ukuran keberhasilannya. Rumusan Masalah “Apakah terapi transcutaneous electric nerve stimulation (TENS) dapat membantu penyembuhan kerusakan tulang rawan femur kelinci?” Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa efek terapi transcutaneous electric nerve stimulation (TENS) untuk penyembuhan tulang rawan Kegunaan Penelitian Secara Teoritis: Untuk memberikan informasi bahwa efek terapi transcutaneous electric nerve stimulation (TENS) dapat menjadi pilihan terapi untuk penyembuhan kerusakan tulang rawan dan diharapkan dapat digunakan secara luas untuk pengobatan pada penderita osteoarthritis. Secara Praktis: Sebagai bahan pertimbangan, terapi transcutaneous electric nerve stimulation (TENS) dapat menjadi salah satu terapi pada penderita osteoarthritis. Kajian Pustaka Tulang rawan sering terjadi cedera terutama akibat trauma dan proses degeneratif Penyakit tulang rawan terbanyak OA kualitas hidup mahal Diagnosis Kerusakan Tulang Rawan Arthroskopi & MRI Tersering sendi patellofemoral Degeneratif OA, target utama Tulang rawan sendi & biaya pengobatan Osteoarthritis • Definisi • Penyakit sendi degeneratif kronik yang berkaitan dengan kerusakan tulang rawan sendi • Bersifat progresif lambat, ditandai dengan adanya degenerasi tulang rawan sendi • Klasifikasi • OA Primer (idiopatik) • Belum diketahui penyebabnya, tidak berhubungan dengan penyakit sistemik maupun proses perubahan lokal pada sendi • Dihubungkan pada penuaan • Bertambahnya usia volume air di tulang rawan meningkat susunan protein tulang mengalami degenerasi Osteoarthritis OA Sekunder • Disebabkan oleh penyakit atau kondisi lainnya baik lokal maupun generalisata: • Post-traumatik • Kelainan kongenital dan pertumbuhan • Kelainan tulang dan sendi • Penyakit deposit kalsium • Kelainan endokrin, metabolik, inflamasi • Imobilitas yang terlalu lama • Obesitas Klasifikasi OA Menurut Kellgren & Lawrence Patogenesis • Tulang rawan sendi dibentuk oleh sel kondrosit dan matriks ekstraseluler, terutama terdiri dari: • Air (65%-80%) • Proteoglikan • Kolagen • Kondrosit mensintesis: • Kolagen tipe II penguat sendi • Proteoglikan elastisitas jaringan Patogenesis • Osteoartritis selama ini dipandang sebagai akibat dari suatu proses penuaan yang tidak dapat dihindari • Gangguan homeostasis dari metabolisme kartilago kerusakan struktur proteoglikan Jejas mekanis & kimiawi Molekul abnormal & produk degradasi kartilago di dalam cairan sinovial sendi Inflamasi sendi, kerusakan kondrosit & nyeri Patogenesis Patogenesis Pada OA, sel kondrosit: • Gagal mensintesis matriks yang berkualitas • Gagal memelihara keseimbangan antara degradasi dan sintesis matriks ekstraseluler • Memproduksi kolagen tipe I, III, VI, dan X berlebihan • Gagal mensintesis proteoglikan Patogenesis • Faktor pro inflamasi dalam rongga sendi: • Nitric Oxide (NO) • IL-1 • TNF-α • Hal tersebut menginduksi kondrosit transkripsi gen produksi protease, kemokin, dan eikosanoid matriks terhambat & apoptosis sel sintesis IL-1 sintesis kolagen tipe II & IX sintesis kolagen tipe I & III kualitas matriks tulang rawan sendi Patogenesis Penyembuhan Tulang Rawan • Tulang rawan = avaskular proses perbaikan terbatas diperberat dengan respon inflamasi rawan berreplikasi (proliferasi sel) memproduksi matriks baru untuk memperbaiki diri • Tulang & • Cedera tulang rawan sendi yang tidak menembus tulang subchondral lebih sulit sembuh yang menembus tulang subchondral pembentukan fibrocartilage mengisi permukaan sendi yang cedera • Cedera Kajian Pustaka Harun, Brighton, dkk: Efek stimulasi listrik dan medan elektromagnetik terhadap ekspresi gen yang mengkode protein ECM deposisi tulang rawan Kirsch dan Mercola: Rangsangan listrik memulihkan bioelektrisitas alami sel setelah cedera Baker, Okihana, Shimomura, Takei, Akai, Snyder, dkk: stimulasi listrik pd tulang rawan matur kolagen tipe II & proteoglicans (PG) Kajian Pustaka Stimulasi mikro: Jumlah sel fibroblast Perbaikan tulang rawan sendi dengan memproduksi fibrocartilage Jaringan fibrosa di daerah subchondral, di bawah tulang rawan sendi yang rusak konsentrasi glikosaminoglikan pada tulang rawan hewan Produksi, ketahanan dan organisasi ekstra seluler matriks (ECM) Oksigenasi dan penyerapan nutrisi oleh sel Transcutaneous Electric Nerve Stimulation (TENS) • Elektro analgesia menghilangkan rasa sakit • memberikan rangsangan listrik dalam berbagai parameter biofisik • Lima parameter yang dapat disesuaikan: • Gelombang • Durasi pulsa • Frekuensi • Intensitas • Posisi elektroda • Parameter ini dapat disesuaikan secara individual atau pun kombinasikan memberikan terapi yang terbaik Transcutaneous Electric Nerve Stimulation (TENS) Penempatan elektroda: • Di daerah yang nyeri • Dermatom • Titik akupunktur • Tempat yg memicu nyeri Kerangka Pemikiran Premis • Premis 1: Karena sifat avaskularnya, tulang rawan sendi yang mengalami kerusakan, memiliki kemampuan yang sangat terbatas untuk penyembuhan. • Premis 2: Stimulasi listrik pada tulang rawan menunjukkan peningkatan kuantitas kolagen tipe II dan proteoglicans (PG). • Premis 3: Efek mikro stimulasi pada tulang rawan hewan yang diberikan perlakuan, mengalami peningkatan jumlah sel fibroblast & glikosaminoglikan, dibandingkan dengan kelompok hewan kontrol. • Premis 4: Pulse electric and magnetic field (PEMF) pada in vivo, mengatur ekspresi gen growth factor TGF-β, dimana TGF-ß merangsang sintesis prostaglandin dan kolagen II. Premis • Premis 5: Stimulasi listrik pada tulang rawan dapat meningkatkan produksi, ketahanan dan integrasi jaringan ekstra seluler matriks (ECM). • Premis 6: Efek dari stimulasi listrik dan medan elektromagnetik terhadap ekspresi gen yang mengkode protein ECM, mengakibatkan peningkatan deposisi tulang rawan. Hipotesis • “Efek terapi transcutaneous electric nerve stimulation dapat membantu penyembuhan tulang rawan sendi lutut kelinci yang dirusak dengan ketebalan penuh” TERIMAKASIH Kerangka Penelitian Penentuan Besar Sampel • Ferdere: ( t - 1) ( n – 1) > 15 • Keterangan: t : Jumlah perlakuan • n : Jumlah sampel T=2 ( 2 – 1) ( n – 1) > 15 n = 16 10% drop out tiap kelompoknya 17 lutut kelinci, jumlah seluruh sampel = 34 lutut kelinci Subchondral