Bab III Asal Usul Kehidupan

advertisement
Teori Evolusi dan Pematahannya
Asal Usul Kehidupan
Bab III Asal Usul Kehidupan
III.1
Kejadian Alam Semesta
Melalui dua proyek besar pemetaan galaksi yang dilakukan hingga kini, para
ilmuwan telah membuat penemuan yang memberikan dukungan sangat penting bagi teori
"Big Bang". Hasil penelitian tersebut disampaikan pada pertemuan musim dingin
American Astronomical Society.
Luasnya penyebaran galaksi-galaksi dinilai oleh para astrofisikawan sebagai salah
satu warisan terpenting dari tahap-tahap awal alam semesta yang masih ada
hingga saat ini. Oleh karenanya, adalah mungkin untuk mengacu pada informasi
tentang penyebaran dan letak galaksi-galaksi sebagai "sebuah jendela yang
membuka pengetahuan tentang sejarah alam semesta."
Dalam penelitian mereka yang berlangsung beberapa tahun, dua kelompok
peneliti yang berbeda, yang terdiri dari ilmuwan Inggris, Australia dan Amerika, berhasil
membuat peta tiga dimensi dari sekitar 266.000 galaksi. Para ilmuwan tersebut
membandingkan data tentang penyebaran galaksi yang mereka kumpulkan dengan data
dari Cosmic Background Radiation(Radiasi Latar Alam Semesta) yang dipancarkan ke
segenap penjuru alam semesta, dan membuat penemuan penting berkenaan dengan asal
usul galaksi-galaksi. Para peneliti yang mengkaji data tersebut menyimpulkan bahwa
galaksi-galaksi terbentuk pada materi yang terbentuk 350.000 tahun setelah peristiwa Big
Bang, di mana materi ini saling bertemu dan mengumpul, dan kemudian mendapatkan
bentuknya akibat pengaruh gaya gravitasi.
Menurut teori Big Bang, segala sesuatu berawal
dari ledakan satu titik tunggal berkerapatan tak
terhingga dan bervolume nol. Seiring dengan
berjalannya waktu, ruang angkasa mengembang
dan ruang yang memisahkan antara bendabenda langit pun mengembang.
Penemuan tersebut membenarkan teori Big Bang, yang menyatakan bahwa jagat
raya berawal dari ledakan satu titik tunggal bervolume nol dan berkerapatan tak terhingga
7
Teori Evolusi dan Pematahannya
Asal Usul Kehidupan
yang terjadi sekitar 14 miliar tahun lalu. Teori ini terus-menerus dibuktikan kebenarannya
melalui sejumlah pengkajian yang terdiri dari puluhan tahun pengamatan astronomi, dan
berdiri tegar tak terkalahkan di atas pijakan yang teramat kokoh. Big Bang diterima oleh
sebagian besar astrofisikawan masa kini, dan menjadi bukti ilmiah yang membenarkan
kenyataan bahwa Allah telah menciptakan alam semesta dari ketiadaan.
Dalam penelitiannya selama sepuluh tahun, Observatorium Anglo-Australia di
negara bagian New South Wales, Australia, menentukan letak 221.000 galaksi di jagat
raya dengan menggunakan teknik pemetaan tiga dimensi. Pemetaan ini, yang dilakukan
dengan bantuan teleskop bergaris tengah 3,9 meter pada menara observatorium itu,
hampir sepuluh kali lebih besar dari penelitian serupa sebelumnya. Di bawah pimpinan
Dr. Matthew Colless, kepala observatorium tersebut, kelompok ilmuwan ini pertamatama menentukan letak dan jarak antar-galaksi. Lalu mereka membuat model penyebaran
galaksi-galaksi dan mempelajari variasi-variasi teramat kecil dalam model ini secara amat
rinci. Para ilmuwan tersebut mengajukan hasil penelitian mereka untuk diterbitkan dalam
jurnal Monthly Notices of the Royal Astronomical Society (Warta Bulanan Masyarakat
Astronomi Kerajaan).
Dalam pengkajian serupa yang dilakukan oleh Observatorium Apache Point di
New Mexico, Amerika Serikat, letak dari sekitar 46.000 galaksi di wilayah lain dari jagat
raya juga dipetakan dengan cara serupa dan penyebarannya diteliti. Penelitian ini, yang
menggunakan teleskop Sloan bergaris tengah 2,5 meter, diketuai oleh Daniel Eisenstein
dari Universitas Arizona, dan akan diterbitkan dalam Astrophysical Journal (Jurnal
Astrofisika).
Hasil yang dicapai oleh dua kelompok peneliti ini diumumkan dalam pertemuan
musim dingin American Astronomical Society (Masyarakat Astronomi Amerika) di San
Diego, California, Amerika Serikat pada tanggal 11 Januari 2005.
Bukti Penting Yang Semakin Mengukuhkan Big Bang
Data yang diperoleh dari satelit COBE pada
tahun 1992 mengungkap adanya fluktuasi sangat
kecil pada pancaran Radiasi Latar Alam
Semesta.
Data yang diperoleh dari hasil kerja panjang dan teliti membenarkan sejumlah
perkiraan yang dibuat puluhan tahun silam di bidang astronomi tentang asal usul galaksi.
Di tahun 1960-an, para perumus teori memperkirakan bahwa galaksi-galaksi mungkin
8
Teori Evolusi dan Pematahannya
Asal Usul Kehidupan
mulai terbentuk di wilayah-wilayah di mana materi berkumpul dengan kerapatan yang
sedikit lebih besar segera setelah peristiwa Big Bang. Jika perkiraan ini benar, maka cikal
bakal galaksi-galaksi itu seharusnya dapat teramati dalam bentuk fluktuasi sangat kecil
pada tingkat panas di sisa-sisa radiasi dari Big Bang dan dikenal sebagai Radiasi Latar
Alam Semesta.
Radiasi Latar Alam Semesta adalah radiasi panas yang baru mulai dipancarkan
350.000 tahun setelah peristiwa Big Bang. Radiasi ini, yang dipancarkan ke segenap
penjuru di alam semesta, menampilkan potret sekilas dari jagat raya berusia 350.000
tahun, dan dapat dipandang sebagai fosil (sisa-sisa peninggalannya di masa kini. Radiasi
ini, yang pertama kali ditemukan pada tahun 1965, diakui sebagai bukti mutlak bagi Big
Bang yang disertai berbagai pengkajian dan pengamatan, dan diteliti secara sangat
mendalam. Data yang diperoleh dari satelit COBE (Cosmic Background Explorer
/Penjelajah Latar Alam Semesta) pada tahun 1992 membenarkan perkiraan yang dibuat di
tahun 1960-an dan mengungkap bahwa terdapat gelombang-gelombang kecil pada
Radiasi Latar Alam Semesta. Meskipun ketika itu sebagian keterkaitan antara gelombang
kecil tersebut dengan pembentukan galaksi telah ditentukan, hubungan ini saat itu belum
dapat diperlihatkan secara pasti hingga baru-baru ini.
Namun, kaitan penting itu telah berhasil dirangkai dalam sejumlah pengkajian
terakhir. Kelompok Colless dan kelompok Eisenstein telah menemukan kesesuaian antara
gelombang-gelombang kecil yang terlihat pada Radiasi Latar Alam Semesta dan yang
teramati pada jarak antar-galaksi. Dengan demikian telah dibuktikan secara pasti bahwa
cikal bakal galaksi terbentuk di tempat-tempat di mana materi yang muncul 350.000
tahun menyusul peristiwa Big Bang saling berkumpul dengan kerapatan yang sedikit
lebih besar.
Dalam jumpa pers mengenai pokok bahasan tersebut, Dr. Eisenstein mengatakan
bahwa pola tersebarnya galaksi-galaksi di segenap penjuru langit bersesuaian dengan
gelombang suara yang memunculkan pola penyebaran itu. Para peneliti berpendapat
bahwa gravitasi mempengaruhi gelombang dan mengarahkan bentuk galaksi. Eisenstein
membuat pernyataan berikut:
"Kami menganggap hal ini sebagai bukti kuat bahwa gravitasi telah memainkan
peran utama dalam membentuk cikal bakal (galaksi) di dalam latar gelombang
mikro (yang tersisa dari peristiwa Big Bang) menjadi galaksi-galaksi dan
kelompok-kelompok galaksi yang kita saksikan di sekeliling kita."
9
Teori Evolusi dan Pematahannya
Asal Usul Kehidupan
Dalam sebuah pernyataan kepada lembaga pemberitaan AAP, Russell Cannon,
dari kelompok peneliti yang lainnya, mengatakan bahwa penemuan-penemuan tersebut
memiliki nilai teramat penting, dan merangkum hasil penting penelitian itu dalam uraian
berikut:
"Apa yang telah kami lakukan memperlihatkan pola galaksi-galaksi, penyebaran
galaksi-galaksi yang kita saksikan di sini dan saat ini, sepenuhnya cocok dengan
pola lain yang terlihat pada sisa-sisa peninggalan peristiwa Big Bang…"
Sejumlah penemuan juga diperoleh dari pengkajian tentang kadar materi dan
energi yang membentuk alam semesta, serta bentuk geometris alam semesta. Menurut
data ini, alam semesta terdiri dari 4% materi biasa, 25% materi gelap (yakni materi yang
tidak dapat diamati tapi ada secara perhitungan), dan sisanya energi gelap (yakni energi
misterius (yang tidak diketahui keberadaannya) yang menyebabkan alam semesta
mengembang dengan kecepatan lebih besar dari yang diperkirakan). Sedangkan bentuk
geometris alam semesta adalah datar.
Dukungan bagi Big Bang : Sejumlah penemuan yang dicapai dalam pengkajian ini
telah semakin memperkokoh teori Big Bang. Dr. Cannon mengatakan bahwa penelitian
tersebut menambah bukti yang sangat kuat bagi teori Big Bang tentang asal usul alam
semesta dan menegaskan dukungan itu dalam perkataan berikut ini:
"Kita telah mengetahui sejak lama bahwa teori terbaik bagi (asal usul) alam
semesta adalah Big Bang -- bahwa alam semesta terbentuk melalui suatu ledakan
raksasa pada satu ruang teramat kecil dan sejak itu mengembang secara terusmenerus."
Dalam sebuah ulasan tentang penelitian tersebut, Sir Martin Rees,
ahli astronomi terkenal dari Universitas Cambridge, mengatakan
bahwa
meskipun
menggunakan
teknik-teknik
statistik
dan
pengamatan yang berbeda, kelompok-kelompok tersebut telah
sampai pada satu kesimpulan yang sama, dan ia menganggap hal ini
sebagai sebuah petunjuk akan kebenaran hasilnya.
Physicsweb.org, salah satu situs ilmu-ilmu fisika terpenting
Sir Martin Rees
di Internet, memberi tanggapan bahwa pengkajian-pengkajian
tersebut "memberikan bukti lebih lanjut bagi teori dasar Big Bang dengan tambahan
model pengembangan alam semesta."
10
Teori Evolusi dan Pematahannya
Asal Usul Kehidupan
Berkat ilmu pengetahuan modern yang memungkinkan pengamatan radiasi latar
alam semesta dan benda-benda langit, para ilmuwan memperoleh pemahaman bahwa
alam semesta memiliki suatu permulaan (Big Bang) dan kemudian mengalami perluasan
(Pengembangan). Akan tetapi, pengetahuan mendasar ini sama sekali bukanlah hal baru
bagi umat manusia. Di dalam Al Qur'an semenjak 1.400 tahun terakhir umat manusia
telah mengetahui dua fakta ini, yang hanya mampu diketahui para ilmuwan di dalam
mahaluasnya ruang angkasa di abad ke-20.
Dua Informasi Penting mengenai Model Baku Pembentukan Alam Semesta
disebutkan di dalam Al Qur'an
Di dalam Al Qur'an, dan di dalam Taurat dan Injil yang isinya telah mengalami
perubahan setelah diwahyukannya, Allah telah mewahyukan bahwa alam semesta dan
seluruh materi diciptakan dari ketiadaan; di dalam Al Qur'an, satu-satunya naskah yang
belum mengalami perubahan, Dia memfirmankan satu rahasia menakjubkan yang lain:
alam semesta tengah mengalami pengembangan.
Pembentukan alam semesta menjadi "ada" dari "ketiadaan" diberitakan di dalam
Al Qur'an sebagaimana berikut:
)۱ ۰۱ :‫…)األنعام‬..‫بدي ُع السمـوات واألرض‬
“Dia Pencipta langit dan bumi. (QS. Al An'aam, 6:101)”
Mengembangnya alam semesta, salah satu di antara bidang-bidang utama
penelitian ilmu pengetahuan modern, diwahyukan dalam ayat ini:
)٤٧ :‫والسمآءبـنـيـنـها بييدوإّنل ُموسعُون (الذارايت‬
Dan langit itu Kami bangun dengan kekuasaan (Kami) dan sesungguhnya Kami
benar-benar meluaskannya. (QS. Adz Dzaariyaat, 51:47)
Sebagaimana telah kita pahami, dua bagian penting dari penjelasan yang menjadi
rujukan tentang asal usul alam semesta, yakni Big Bang dan Mengembangnya alam
semesta, diberitakan dalam Al Qur'an di masa ketika sarana pengamatan astronomi masih
sangat terbatas. Hal ini memperlihatkan bukti nyata bahwa Al Qur'an telah diwahyukan
oleh Allah. Penemuan-penemuan ilmu pengetahuan terkini sepenuhnya cocok dengan apa
yang diberitakan di dalam Al Qur'an, dan pengkajian-pengkajian terakhir ini sekali lagi
mengarahkan perhatian kepada kesesuaian yang erat ini.
11
Teori Evolusi dan Pematahannya
Asal Usul Kehidupan
III.2
Kejadian Makhluk Hidup
Dalam bukunya, Darwin tidak pernah menyebutkan asal usul kehidupan.
Pemahaman kuno ilmu pengetahuan pada masanya mendasarkan dirinya pada anggapan
bahwa makhluk hidup memiliki struktur yang sangat sederhana. Sejak abad pertengahan,
spontaneous generation (pembentukan spontan), teori yang manyatakan bahwa benda
mati dapat berpadu untuk membentuk makhluk hidup, telah diterima secara luas dan
menjadi satu batu fondasi dari teori Darwin. Misalnya, dipercayai bahwa serangga
terwujud dari sisa-sisa makanan. Lebih jauh lagi, digambarkan bahwa tikus terwujud dari
gandum. Beberapa percobaan menarik dilakukan untuk membuktikan teori ini. Sejumlah
gandum diletakkan di atas potongan kain kotor dan dipercayai bahwa tikus akan muncul
segera darinya.
Demikian juga, kenyataan bahwa belatung muncul dari daging, dipercaya sebagai
bukti dari spontaneous generation. Namun, beberapa waktu kemudian, barulah disadari
bahwa belatung tidak tiba-tiba muncul dari daging, tetapi terbawa oleh lalat dalam bentuk
larva yang tidak terlihat oleh mata telanjang.
Bahkan, pada masa di saat Darwin menulis The Origin of Species, keyakinan
bahwa bakteri dapat mewujud dari benda mati masih tersebar luas. Namun demikan, lima
tahun setelah penerbitan buku Darwin, Louis Pasteur mengumumkan hasil penelitian dan
percobaan panjangnya, yang menyenggah spontaneous generation. Dalam kuliah
kemenangannya di Sorbonne tahun 1864, Pasteur mengatakan, “Doktrin spontaneous
generation (pembentukan spontan) tidak akan mampu bangkit dari pukulan telak
memtikan dari percobaan sederhana ini.”
Para pendukung teori evolusi tetap menolak menerima temuan Pasteur untuk
waktu lama. Namun, saat kemajuan ilmiah menyengkap struktur kompleks sel, gagasan
bahwa kehidupan dapat terwujud secara kebetulan menghadapi kebuntuan yang semakin
besar.
12
Teori Evolusi dan Pematahannya
Asal Usul Kehidupan
Percobaan Louis pasteur
A. Asal Usul Manusia
Darwin mengajukan pernyataannya bahwa manusia dan kera dari satu nenek
moyang yang sama dalam bukunya The Descent of Man, terbitan tahun 1871.
sejak saat itu hingga sekarang, para pengikut jalan Darwin telah mencoba
mendukung pernyatannya. Namun, meskipun berbagai penelitian telah dilakukan,
pernyataan mengenai “evolusi manusia” tidak didukung oleh penemuan ilmiah
yang nyata, khususnya dalam hal fosil.
Kebanyakan masyarakat awam tidak menyadari kenyataan ini dan berpikir
bahwa pernyataan evolusi manusia didukung oleh banyak bukti yang kuat.
Penyebab adanya opini yang keliru ini adalah bahwa permasalahan ini sering
dibahas dalam media dan dihadirkan sebagai fakta yang terbukti. Namun, mereka
yang benar-benar ahli dalam masalah ini menyadari bahwa tidak ada landasan
ilmiah bagi pernyataan evolusi manusia. David Pilbeam, ahli paleoantropologi
dari Harvard University, mengatakan :
Jika anda mengundang seorang ilmuwan dari bidang ilmu yang lain dan
menunjukkan padanya sedikitnya bukti yang kuta miliki ia tentu akan
mengatakan, “Lupakan saja; itu tidak cukup untuk diteruskan.”
Dan William Fix, seorang penulis sebuah buku penting dalam bidang
paleoantropologi, berkomentar :
Seperti yang telah kita lihat, ada banyak ilmuwan dan orang-orang popular
saat ini yang memiliki nyali untuk mengatakakan bahwa “tidak ada keraguan”
tentang bagaimana manusia berasal. Jika saja mereka memiliki bukti…
13
Teori Evolusi dan Pematahannya
Asal Usul Kehidupan
Pernyataan evolusi ini yang “miskin bukti” memulai pohon kekerabatan
manusia dengan satu kelompok kera yang telah dinyatakan membentuk satu genus
tersendiri yakni, Australopithecus. Menurut pernyataan ini, Australopithecus
secara bertahap mulai jalan tegak, otaknya membesar, dan ia melewati
serangkaian tahapan hingga mencapai tahapan manusia sekarang (Homo Sapiens).
Namun, rekaman fosil tidak mendukung skenario ini. Meskipun dinyatakan bahwa
semua bentuk peralihan ada, terdapat rintangan yang tidak dapat dilalui antara
jejak fosil manusia dan kera. Lebih jauh lagi, telah terungkap bahwa spesies yang
digambarakan sebagai nenek moyang satu sama lain sebenarnya adalah spesies
masa itu yang hidup pada periode yang sama. Ernst Mayr, salah satu pendukung
utama teori evolusi abad ke-20, berpendapat dalam bukunya, One Long Argument,
bahwa “khususnya (teka-teki) bersejarah seperti asal usul kehidupan atau Homo
Sapiens, adalah sangat sulit dan bahkan mungkin tidak akan pernah menerima
penjelasan akhir yang memuaskan.”
Namun, apakah landasan dari gagasan evolusi manusia yang diajukan oleh
para evolusionis? Ialah adanya banyak fosil yang dengannya para evolusionis bisa
membangun tafsiran-tafsiran khayalan. Sepanjang sejarah, telah hidup lebih dari
6.000 spesies kera dan kebanyakan dari mereka telah punah. Saat ini, hanya 120
spesies yang hidup di bumi. Enam ribu atau lebih spesies kera ini merupakan
sumber yang melimpah bagi evolusionis.
Di lain pihak, terdapat perbedaan yang berarti dalam susunan anatomi
berbagai ras manusia. Terlebih lagi, perbedaannya semakin besar antara ras
prasejarah karena, seiring dengan waktu, ras manusia setidaknya telah bercampur
satu sama lain dan terasimilasi. Meskipun demikian, perbedaan penting masih
terlihat antara berbagai kelompok populasi yang hidup di dunia saat ini, seperti ras
Scandinavia, suku Pigmi Afrika, Inuits, pendudik asli Australia, dan masih banyak
yang lain.
Tidak terdapat bukti untuk menunjukkan bahwa fosil yang disebut hominid
oleh ahli paleontology evolusi sebenaranya bukanlah milik spesies kera yang
berbeda atau ras manusia yang telah punah. Dengan kata lain, tidak ada contoh
bagi satu bentuk peralihan anatara manusia dan kera yang telah ditemukan.
B. Asal usul Hewan
14
Teori Evolusi dan Pematahannya
Asal Usul Kehidupan
Dalam uraian sebelumnya telah dijelaskan bagaimana Darwin menyatakan
pendapatnya dalam penciptaan hewan seperti belatung dan kera. Itu tidak lah
masuk akal. Karena hewan bukanlah makhluk yang terjadi secara kebetulan,
melainkan ada sesuatu yang membuat itu dapat tercipta. Asal mula dari
terbentuknya organisme hewan adalah sel hewan. Sel hewan adalah sel eukariotik.
Dimana sel itu mempunyai susunan yang sangat kompleks.
Sel-sel tersebut dengan fungsi yang sama membentuk suatu jaringan yang
mempunyai fungsi dan peran untuk menjalankan suatu organ. Dan organ-organ
tersebut mempunyai suatu sistem sehingga kumpulan tersebut dapat bergerak.
Maka jadilah suatu organisme. Dari organisme hewan tersebut, para ahli
taksonomi mengkelompokkan hewan-hewan tersebut ke dalam kingdom
Animalia. Dalam setiap kelas yang didalam Kingdom tersebut, mempunyai suatu
jenis atau kemiripan, misal dalam anatomi tubuh, morfologi maupun sifatnya.
Struktur sel hewan
Darwin menyatakan bahwa hewan termasuk dari benda tidak hidup. Padahal
jelas-jelas jika dilihat dari segi struktur tersebut, asal mula hewan adalah dari yang
hidup. Pasteur berkata “omne vivum ex ovum”,”omne ovum ex vivo” “semua
kehidupan berasal dari telur”,”telur berasal dari yang hidup”.
15
Teori Evolusi dan Pematahannya
Asal Usul Kehidupan
C. Asal Usul tumbuhan
Pembentukan sel tumbuhan sama dengan sel hewan. Namun yang
membedakan adalah struktur sel tumbuhan sehingga berbeda pula dalam jaringan,
organ, sistem organ, maupun organismenya. Hal ini sudah sangat menjadi bukti
ini bukanlah kebetulan. Allah telah memberikan jalan bagi manusia yang beriman
kepadaNya untuk mempelajari ciptaanNya. Sehingga tidak akan ada teori-teori
yang melenceng dari ketentuannya.
Struktur sel tumbuhan
D. Teori Abiogenesis
Aristoteles (384-322 SM), seorang ahli filsafat dan ilmu pengetahuan Yunani
kuno lebih dari 2000 tahun yang lalu, mengemukakan konsep bahwa kehidupan
berasal dari benda mati. Teori ini dikenal dengan Teori Abiogenesis.
Sebenarnya Aristoteles mengetahui bahwa telur-telur ikan apabila menetas
akan menjadi ikan yang sifatnya sama dengan induknya. Telur-telur tersebut
merupakan hasil perkawinan dari induk-induk ikan. Walaupun demikian,
Aristoteles berkeyakinan bahwa ada ikan yang berasal dari lumpur.
16
Teori Evolusi dan Pematahannya
Asal Usul Kehidupan
Bagaimana cara terbentuknya makhluk tersebut? Menurut penganut paham
abiogenesis, makhluk hidup tersebut terjadi begitu saja atau secara spontan. Oleh
sebab itu, paham atau teori ini disebut juga paham Generatio Spontanea.
Misalnya:
 ikan dan katak berasal dari lumpur
 cacing berasal dari tanah
 belatung berasal dari daging yang membusuk
Contoh orang yang percaya teori abiogenesis adalah Needham, seorang
ilmuwan Inggris. Needham (1700) melakukan penelitian dengan merebus kaldu
dalam wadah selama beberapa menit lalu memasukkannya ke dalam botol dan
ditutup dengan gabus. Setelah beberapa hari, ternyata tumbuh bakteri dalam kaldu
tersebut. Oleh karena itu, Needham menyatakan bahwa bakteri berasal dari kaldu.
Namun, teori Needham ini dipatahkan oleh L. Spallanzani.
Paham abiogenesis bertahan cukup lama, yaitu dari zaman Yunani kuno
hingga pertengahan abad ke-17.
Pada abad ke-17, Antonie Van Leeuwenhoek berhasil membuat mikroskop.
Dengan menggunakan alat ini, ia menemukan benda – benda yang sangat kecil
dalam setetes air rendaman jerami. Penemuannya ini juga merangsang kembali
para peneliti lainnya untuk membuktikan atau menguak kebenaran dari teori
Generatio Spontanea, bahwa makhlik hidup berasal dari benda mati.
E. Teori Biogenesis
Walaupun telah bertahan sampai ratusan tahun, tidak semua orang
membenarkan paham abiogenesis. Diantaranya orang – orang yang tidak puas
terhadap pandangan abiogenesis itu, antara lain:
a. Francesco Redi (Italia, 1626-1697)
b. Lazzaro Spallanzani (Italia, 1729-1799)
c. Louis Pasteur (Prancis, 1822-1895)
Berdasarkan penelitian dari tokoh – tokoh ini, akhirnya paham abiogenesis
atau
Generatio
Spontanea
menjadi
pudar
karena
tidak
dapat
dipertanggungjawabkan kebenarannya.
a. Percobaan Francesco Redi (1626-1697)
Seorang fisikiawan dari Italia dan ia adalah orang pertama yang
melakukan penelitian untuk membantah teori generatio spontanea. Redi
17
Teori Evolusi dan Pematahannya
Asal Usul Kehidupan
memperhatikan bahwa ulat akan menjadi lalat dan lalat selalu terdapat tidak
jauh dari sisa – sisa daging. Pada penelitiannya, Redi menggunakan keratan
daging segar yang diletakkan dalam tiga stoples.
Adapun langkah kerja dari perobaan Redi tersebut adalah sebagai berikut:
stoples I
: diisi sekerat daging segar dan dibiarkan terbuka.
stoples II
: diisi sekerat daging segar lalu ditutup dengan kain kassa
yang berlubang-lubang.
stoples III
: diisi sekerat daging segar lalu ditutup rapat – rapat.
Selanjutnya, ketiga stoples tersebut diletakkan di tempat yang aman.
Setelah beberapa hari, keadaan daging dalam ketiga stoples tersebut diamati.
Dan hasilnya adalah sebagai berikut:
stoples I
: dagingnya telah membusuk dan di dalamnya ditemukan
banyak larva atau belatung lalat.
stoples II
: daging tampak membusuk dan di dalamnya ditemukan
sedikit belatung lalat. Pada kain kassa penutup stoples terdapat beberapa
ekor belatung.
stoples III
: daging tidak busuk dan pada daging tidak ditemukan
jentik/larva atau belatung lalat.
Berdasarkan hasil percobaan tersebut, Redi membuktikan bahwa belatung
tidak terbentuk dari daging yang membusuk melainkan dari telur – telur lalat
yang ditinggalkan ketika lalat – lalat mengerumuni daging yang membusuk
dan kain kassa.
Percobaan Redi membuktikan makhluk hidup tidak begitu saja terbentuk
dari benda – benda mati tetapi semua makhluk hidup terbentuk oleh makhluk
hidup juga.
Hipotesis yang menyatakan makhluk hidup hanya berasal dari sesuatu
yang hidup disebut “Teori Biogenesis”.
b. Percobaan Lazzaro Spallanzani (1729-1799)
Seperti halnya Francesco Redi, Spallanzani juga menyangsikan kebenaran
paham abiogenesis. Ia mengadakan percobaan yang pada prinsipnya sama
dengan Francesco Redi tetapi langkah percobaan Spallanzani lebih sempurna.
Spallanzani menggunakan air kaldu dan dua buah labu (tabung).
Dan langkah kerja dari percoban Spallanzani adalah sebagai berikut:
18
Teori Evolusi dan Pematahannya
Asal Usul Kehidupan
labu I
: diisi 70 cc air kaldu kemudian dipanaskan dalam suhu 15
C selama beberapa menit dan dibiarkan tetap terbuka.
labu II : diisi 70 cc air kaldu, ditutup rapat dengan sumbat gabus. Pada
daerah pertemuan antara gabus dengan mulut labu diolesi paraffin cair
agar benar – benar rapat. Selanjutnyalabu dipanaskan.
Selanjutnya, labu I dan II didinginkan. Setelah dingin, keduanya
diletakkan pada tempat terbuka yang bebas dari gangguan hewan dan orang.
Setelah kurang lebih seminggu, diadakan pengamatan terhadap keadaan air
kaldu pada kedua labu tersebut.
Hasilnya sebagai berikut:
labu I
: air kaldu mengalami perubahan yaitu airnya menjadi
tambah keruh dan berbau tidak sedap. Setelah diteliti ternyata air kaldu
pada labu I banyak mengandung mikroba.
labu II : air kaldu tidak mengalami perubahan, tetap jernih, baunya tetap
serta tidak mengandung mikroba.
Berdasarkan hasil percobaan tersebut, Spallanzani telah mematahkan teori
“Needham”. Spallanzani menyatakan bahwa Needham tidak merebus tabung
cukup lama sampai semua organisme terbunuh, tidak menutup leher tabung
dengan benar – benar rapat sehingga masih ada organisme yang masuk dan
tumbuh.
Lazzaro Spallanzani menyimpulkan bahwa mikroba yang ada dalam air
kaldu tersebut bukan berasal dari air kaldu (benda mati), tetapi berasal dari
kehidupan (mikroba) sebelumnya yang banyak tersebar di udara.
Jadi, adanya pembusukan karena telah terjadi “kontaminasi” mikroba dari
udara ke dalam air kaldu tersebut.
c. Percobaan Louis Pasteur (1822-1895)
Seorang biologiwan bernama “Louis Pasteur” pada tahun 1864 melakukan
percobaan menggunakan tabung berleher angsa. Percobaan ini dilakukan
untuk menyempurnakan percobaan Lazzaro Spallanzani. Pasteur sendiri
meyakini bahwa sebuah sel pasti berasal dari sel lainnya.
Dalam percobaan menggunakan tabung berleher angsa, Pasteur merebus
kaldu hingga mendidih kemudian mendiamkannya. Pada prinsipnya, udaa
mampu masuk ke dalam tabung, namun partikel debu akan menempel pada
19
Teori Evolusi dan Pematahannya
Asal Usul Kehidupan
lengkungan leher tabung. Setelah beberapa lama, ternyata tidak ada bakteri
yang tumbuh. Namun setelah Pasteur memiringkan tabung leher angsa
tersebut, air kaldu di dalam tabung kemudian ditumbuhi oleh mikroba. Hal ini
membuktikan bahwa kehidupan juga berasal dari kehidupan sebelumnya.
Dengan demikian terbuktilah ketidakbenaran paham abiogenesis atau
Generatio Spontanea yang menyatakan bahwa makhluk hidup berasal dari
benda mati yang terjadi secara spontan.
Berdasarkan hasil percobaan Redi, Spallanzani dan Pasteur tersebut, maka
tumbanglah paham Abiogenesis dan muncul paham atau teori baru tentang
asal usul makhluk hidup yang dikenal dengan “Teori Biogenesis”.
Teori itu menyatakan:
Omne vivo ex ovo, yang berarti bahwa setiap makhluk hidup berasal dari
telur
Omne ovum ex vivo, yang berarti bahwa setiap telur berasal dari makhluk
hidup
Omne vivum ex vivo, yang berarti bahwa setiap makhluk hidup berasal dari
makhluk hidup sebelumnya
Walaupun Louis Pasteur dengan percobaannya berhasil menumbangkan
paham abiogenesis, bukan berarti bahwa masalah bagaimana terbentuknya
makhluk hidup yang pertama kali terjawab.
Di samping teori abiogenesis dan biogenesis, ada juga teori yang
dikembangkan oleh beberapa ilmuwan, antara lain:
Teori kreasi khas, menyatakan kehidupan diciptakan oleh zat supranatural
(gaib) pada saat yang istimewa
Teori kosmozoan, menyatakan kehidupan yang ada di planet berasal dari
mana saja
Teori evolusi kimia, menyatakan kehidupan muncul berdasarkan hukum
fisika kimia
Teori keadaan mantap, menyatakan kehidupan tidak berasal usul
F. Teori Evolusi Kimia
Ketidakpuasan para ilmuwan terhadap apa yang dikemukakan para tokoh teori
abiogenesis
maupun
biogenesis
mendorong para
ilmuwan untuk terus
mengadakan penelitian tentang asal usul kehidupan. Para ahli geologi
20
Teori Evolusi dan Pematahannya
Asal Usul Kehidupan
beranggapan bahwa pada mulanya keadaan suhu di bumi ini sangat tinggi. Tetapi
pada suatu saat di masa lalu bumi mengalami pendinginan. Pada proses
pemanasan dan pendinginan tersebut, terbentuk bahan-bahan kimia. Bahan yang
berat masuk ke permukaan bumi karena gravitasi, sedangkan bahan yang ringan
berada di luar bumi yang disebut atmosfer.
Susunan atmosfer pada masa itu sangat berbeda dengan susunan atmosfer
sekarang. Pada atmosfer masa itu tidak ada unsur oksigen karena pada suhu yang
amat tinggi, oksigen mudah bersenyawa dengan unsur – unsur lain.
Timbul pertanyaan, “bagaimana proses terjadinya kehidupan di bumi ini?”
Pertanyaan ini mendorong beberapa ilmuwan untuk mengemukakan pendapat
serta eksperimen. Ilmuwan tersebut antara lain Harold Urey, Stanley Miller,
A.I.Oparin dan Melvin Calvin.
A.I.Oparin (Rusia, 1894)
Ahli biokimia, orang pertama yang mengemukakan bahwa evolusi zat –
zat kimia telah terjadi sebelum kehidupan ini ada. Dalam bukunya “The
Origin of Life”, ia mengemukakan bahwa asal mula kehidupan terjadi
bersamaan dengan evolusi terbentuknya bumi dan atmosfernya. Atmosfer
bumi mula-mula memiliki air, CO2, metana dan amonia, namun tidak
memiliki oksigen. Dengan adanya panas dari berbagai sumber energi, zat-zat
tersebut mengalami serangkaian perubahan menjadi berbagai molekul organik
sederhana. Senyawa-senyawa ini membentuk semacam campuran yang kaya
akan materi-materi dalam lautan yang masih panas, yang disebut primordial
soup. Bahan campuran ini belum merupakan makhluk hidup, tetapi bertingkah
laku mirip seperti system biologi. Primordial Soup ini melakukan sintesis dan
membentuk molekul organic kecil atau monomer, misalnya asam amino dan
nukleotida.
Monomer-monomer lalu bergabung membentuk polimer, misalnya protein
dan asam nukleat. Kemudian agregrasi ni membentuk molekul dalam bentuk
tetesan yang disebut protobion. Protobion ini memiliki ciri kimia yang berbeda
dengan lingkungannya.
Kondisi atmosfer masa kini tidak lagi memungkinkan untuk sintesis
molekul organic secara spontan, karena oksigen atmosfer akan memecah
ikatan kimia dan mengekstrasi electron.
21
Teori Evolusi dan Pematahannya
Asal Usul Kehidupan
Polimerisasi atau penggabungan monomer ini dapat dibuktikan oleh
Sydney Fox. Beliau melakukan percobaan dengan memanaskan larutan kental
monomer organic yang mengandung asam amino pada suhu titik leburnya.
Saat air menguap, terbentuk lapisan monomer yang berpolimerisasi. Polimer
ini oleh Sydney Fox disebut proteinoid. Selanjutnya dalam penelitiannya di
laboratorium, proteinoid dicampur dengan air dingin dan akan membentuk
gabunagn proteinoid yang menyusun tetesan kecil yang disebut mikrosfer.
Mikrosfer diselubungi oleh membrane selektif permeable.
Harold Urey
Harold Urey pada tahun 1893 mengemukakan teori yang didasari atas
pemikiran bahwa bahan organic merupakan bahan dasar organisme hidup,
yang pada mulanya dibentuk sebagai reaksi gas yang ada di alam dengan
bantuan energi.
Menurut teori Urey, konsep tersebut dapat dijabarkan atas 4 fase berikut
ini:
Fase 1 : Tersedianya molekul metana, ammonia, hydrogen dan uap
air yang sangat banyak di atmosfer.
Fase 2 : Energi yang timbul dari aliran listrik, halilintar dan radiasi
sinar kosmis merupakan energi pengikat dalam reaksi molekul
metan, ammonia, hydrogen dan uap air.
Fase 3 : Terbentuknya zat hidup yang paling sederhana.
Fase 4 : Zat hidup yang terbentuk berkembang dalam waktu jutan
tahun menjadi sejenis organisme yang lebih kompleks.
Stanley Miller
Pada tahun 1953, Stanley Miller berhasil membuktikan teori gurunya,
Urey.
Ia mencoba mensimulasikan kondisi atmosfer purba di dalam skala
laboratorium dengan merancang alat yang seperti terlihat dalam gambar di
bawah ini.
Miller memasukkan gas H2, CH4 (metan), NH3 (amonia) dan air ke dalam
alat. Air dipanasi sehingga uap air bercampur dengan gas-gas tadi. Sebagai
sumber energi yang bertindak sebagai "halilintar" agar gas-gas dan uap air
bereaksi, digunakan lecutan aliran listrik tegangan tinggi. Ternyata timbul
22
Teori Evolusi dan Pematahannya
Asal Usul Kehidupan
reaksi, terbentuk senyawa-senyawa organik seperti asam amino, adenin dan
gula sederhana seperti ribosa.
Skema alat percobaan Miller
Hasil percobaan di atas memberi petunjuk bahwa satuan-satuan kompleks
di dalam sistem kehidupam seperti lipid, gula, asam amino, nukleotida dapat
terbentuk di bawah kondisi abiotik. Yang menjadi masalah utama adalah
belum dapat terjawabnya bagaimana mekanisme peralihan dari senyawa
kompleks menjadi makhluk hidup yang paling sederhana.
Melvin Calvin
Melvin Calvin dari Universitas California menunjukkan bahwa radiasi
sinar dapat mengubah metana, ammonia, hydrogen dan air menjadi molekulmolekul gula dan asam amino, dan juga membentuk purin dan pirimidin, yang
merupakan dasar pembentukan DNA, RNA, ATP dan ADP.
Dari evolusi kimia dapat kita simpulkan bahwa senyawa-senyawa
anorganik yang ada di atmosfer mengalami perubahan sedikit demi sedikit
membentuk senyawa organic. Senyawa organic itulah yang merupakan
komponen dasar makhluk hidup(Campbell et al.2005;Solomon et al. 2005)
23
Teori Evolusi dan Pematahannya
Asal Usul Kehidupan
III.3
Kejadian Spesies yang Sebenarnya
Ketika buku The Origin of Species Darwin terbit pada tahun 1859. dipercayai
bahwa ia telah mengajukan sebuah teori yang dapat menjelaskan keanekaragaman luar
biasa pada makhluk hidup. Ia telah mengamati bahwa terdapat berbagai keragaman dalam
satu spesies. Sebagai contoh, ketika berkeliling pasar ternak di Inggris, ia memperhatikan
bahwa terdapat banyak ras sapi yang berbeda-beda dan bahwa para peternak sapi tersebut
memilih dan mengawinkan mereka sehingga menghasilkan ras baru. Dengan mengambil
contoh ini sebagai dasar, ia meneruskannya dengan penalaran bahwa “makhluk hidup
secara alamiah dapat bervariasi dengan sendirinya,” yang berarti bahwa dalam jangka
waktu yang lama, semua makhluk hidup bisa jadi berasal dari satu nenek moyang yang
sama.
Namun, anggapan Darwin tentang “asal usul spesies” ini pada kenyataannya tidak
mampu menjelaskan asal usul mereka sama sekali. Berkat perkembangan ilmu genetika
sekarang telah dipahami bahwa peningkatan keanekaragaman dalam satu spesies tidak
akan pernah menuntun kepada kemunculan spesies baru. Apa yang diyakini Darwin
sebagai “evolusi” sebenarnya adalah “variasi (keragaman)”.
Variasi, yang dilihat Darwin sebagai “bukti evolusi” selama beberapa ratus tahun,
sebenarnya tidak memiliki hubungan sam sekali selama jutan tahun dan ras sapi yang
berbeda mungkin muncul. Namun, sapi tidak akan pernah berubah menjadi spesies yang
berbeda, misalnya jerapah atau gajah. Dengan cara yang sama, perbedaan yang terdapat
pada burung finch yang dilihat Darwin di Kepulauan Galapagos adalah contoh lain dari
variasi yang bukan merupakan bukti dari “evolusi”. Penelitian terbaru telah
mengungkapkan bahwa burung pipit ini tidak mengalami variasi tanpa batas seperti yang
diajukan teori Darwin. Lebih jauh lagi, kebanyakan dari berbagai burung finch yang
menurut Darwin mewakili 14 spesies yang berbeda sebenarnya (mampu) kawin satu sama
lain yanga berarti bahwa mereka hanyalah variasi dari satu spesies yang sama.
Pengamatan ilmiah menunjukkan bahwa paruh burung pipit, yang telah melegenda dalam
hampir semua sumber evolusionis, pada kenyataannya adalah satu contoh dari “variasi”.
Oleh sebab itu, hal ini bukanlah merupakan bukti bagi teori evolusi. Sebsgai contoh, Peter
dan Rosemary Grant,
yang mengahabiskan
waktu
bertahun-tahun mengamati
keanekaragaman burng pipit di kepulauan Galapagos untuk mencari bukti bagi evolusi
Darwin, terpaksa menyimpulkan bahwa “populasi ini, dihadapkan pada seleksi alam,
24
Teori Evolusi dan Pematahannya
Asal Usul Kehidupan
berayun maju mundur,” sebuah kenyataan yang secara tidak langsung menunjukkan tidak
ada “evolusi” yang membawa pada kemunculan sifat-sifat baru yang pernah terjadi.”
25
Download