Yesus datang sebagai Penyelamat, dan

advertisement
Yesus datang sebagai Penyelamat, dan terutama Ia hendak menyelamatkan umat Israel.
Kepada mereka Yesus berbicara tentang Kerajaan Allah, dan mereka mengerti. Allah akan
meraja atas bangsa mereka sama seperti atas hidup mereka. Yesus mengakui keinginankeinginan mereka dan mengarahkan mereka ke suatu misi yang lebih luas: bagi mereka itulah
kabar baik.
Tetapi, setelah beberapa tahun kemudian, dengan mulainya misi ke daerah-daerah
Romawi, Injil juga harus diwartakan sebagai kabar baik untuk orang-orang Yunani dari
Kekaisaran Romawi yang mendengar para rasul. Mereka tidak mengambil bagian dalam
keinginan orang Yahudi untuk kemerdekaan karena dilindungi oleh struktur-struktur sosial
yang begitu kuat dan tidak ada seorang pun yang mempertanyakannya. Untuk menguasai
bangsa-bangsa taklukan, Kekaisaran Romawi menghapus kebanggaan diri dan ambisi baik
bangsa kecil maupun besar, dan dengan demikian dialami suatu kekosongan di mana
sentimen religius akan bertumbuh. Orang-orang ini memperhatikan semua yang berhubungan
dengan “pribadi manusia” dan mereka mencari suatu jalan keluar dari nasibnya berhadapan
dengan banyak ajaran dan agama. Kristus harus diwartakan kepada mereka sebagai orang
yang dapat menyelesaikan kontradiksi-kontradiksi dan Dialah yang memberikan mereka
hidup yang benar.
Dalam suratnya kepada jemaat di Roma, ibukota kekaisaran, Paulus memberi jawaban
atas hal-hal yang selalu dipikirkan oleh orang Yunani tanpa mengabaikan orang-orang
Yahudi. Sesungguhnya, cukup banyak orang Yahudi di dalam komunitas di Roma (begitu
pula di dalam komunitas-komunitas lain di seluruh Kekaisaran Romawi). Bagi mereka yang
percaya akan Kristus, kesulitan mereka adalah bagaimana menempatkan diri terhadap Tuhan
setelah mayoritas umat Yahudi menolak Kristus. Sampai saat itu, mereka mengambil bagian
dalam harapan-harapan umat Israel, serta berpikir bahwa seluruh Israel akan melihat
kedatangan Tuhan Penyelamat, tetapi kenyataannya mereka hanya minoritas di pinggir
sejarah keselamatan yang panjang.
Surat kepada jemaat di Roma sebagian besar memberi keterangan tentang panggilan
Kristen. Surat itu tampaknya sulit bagi kita dan itulah kenyataannya. Di dalamnya kita akan
menemukan pembicaraan dan penggunaan ayat-ayat yang sering kali membingungkan kita
sebab Paulus menjelaskannya sama seperti sekolah-sekolah rabi di Yerusalem. Paulus tidak
memulai penjelasannya dengan suatu ajaran atau teologi, tetapi selalu kembali pada
pengalamannya sendiri. Pertemuan dengan Kristus yang telah bangkit, panggilan Paulus yang
menjadikan dia pelayan Injil, pengalaman panjang sebagai seorang rasul, karunia-karunia
Roh yang bekerja di dalam dirinya, persatuan yang langgeng dengan Yesus, Tuhan, adalah
dasar visi imannya.
Paulus berbicara tentang keselamatan Allah seolah-olah melupakan situasi panas di
Palestina di mana nasionalisme Yahudi bertentangan dengan kekaisaran Romawi dan di
mana harapan religius dipolitisasikan. Keselamatan Allah adalah keselamatan seluruh umat
manusia tetapi terjadi di dalam hati manusia; semuanya tergantung pada jawaban kita kepada
panggilan Allah; apakah kita berani percaya kepada-Nya?
Paulus, ditandai oleh pengalamannya sendiri, menjelaskan awal iman kepercayaan
sebagai perubahan yang sangat dramatis. Manusia itu diperbudak oleh dosa (kita harus
mengerti apa artinya dosa bagi Paulus). Tuhan tidak menunggu jawaban lain kecuali iman,
dan inilah yang akan membebaskan kita.
Keselamatan ini adalah yang diumumkan oleh Alkitab, tetapi bukan sebagai perbaikan
atau reformasi agama Yahudi saja. Oleh karena pembaptisan kita dimasukkan ke dalam suatu
dunia yang penuh misteri, yaitu dunia Kristus yang telah bangkit: kita sudah ada “di dalam
Kristus” dan kita hidup menurut Roh-Nya. Karunia Roh membuka zaman baru di mana
semuanya dilakukan karena hukum cinta kasih bagi mereka yang telah menjadi anak Allah.
Kemudian Paulus kembali pada masalah umat Yahudi: bagaimana dapat memahami sejarah
Israel yang baginya Allah menjanjikan seorang penyelamat yang sama sekali tidak mereka
kenal.
Paulus mengirim surat ini, kemungkinan besar dari Korintus pada tahun 57 atau 58.
Sampai saat itu, ia hanya menulis surat kepada umat-umat yang ia kenal secara pribadi dan
yang masalah-masalahnya diketahuinya dengan baik. Untuk kali ini, ia memberikan
keterangan sistematis tentang iman, tentang keselamatan dan tentang kehidupan Kristen.
Namun, pada bagian kedua, ia juga memperhatikan masalah-masalah konkret. Di Roma,
sebagaimana di bagian lain dalam kekaisaran Romawi, tidak mudah bagi umat Yahudi dan
orang kafir yang baru dipertobatkan untuk berkumpul. Paulus mengetahui hal ini dan ia
menjelaskan kepada mereka apa yang menurut mereka terlalu sulit untuk dilaksanakan:
bagaimana menerima perbedaan antara kelompok.
Bagi banyak pembaca surat ini, mereka mengalami kesulitan. Sebagian terjadi karena
Paulus menggunakan ayat-ayat Alkitab sama seperti para rabi pada masanya untuk membela
argumentasi-argumentasinya. Dan kita tidak melihat dengan jelas maksud ayat-ayat tersebut
atau apa yang ingin dibuktikannya. Kita akan berusaha untuk menerangkan ayat-ayat
tersebut. Surat ini juga mungkin membingungkan mereka yang tidak terbiasa melihat iman
dan kehidupan Kristen sebagai akibat dari suatu pertobatan di mana seorang telah
menemukan secara dramatis pengampunan dan cinta kasih Allah.
Surat kepada umat di Roma di dalam Gereja
Tidak mungkin dapat berbicara tentang surat kepada umat di Roma tanpa berbicara
tentang pentingnya surat itu di dalam Gereja Protestan. Menurut banyak orang, surat itulah
kunci untuk dapat menafsirkan seluruh Alkitab.
Adalah suatu fakta bahwa Luther memperdalam proses Reformasi dengan menggunakan
surat ini. Dia bukan keliru dalam melihat di dalamnya suatu kritik terhadap Gereja yang
sudah mantap dan kadang-kadang duniawi di mana sering kali iman itu merosot dan menjadi
perbuatan-perbuatan yang tidak ada hubungan dengan iman yang betul-betul menyelamatkan.
Umat Kristen pada abad pertengahan telah menjadi sama seperti umat Israel. Mereka telah
menjadi Kristen oleh kelahiran; mereka percaya, sama seperti dalam kebudayaan lain, bahwa
mereka akan diselamatkan oleh upacara-upacara keagamaan dan perbuatan-perbuatan baik,
inilah yang akan membawa mereka masuk surga. Maka, adalah suatu perkara besar pada
waktu itu, untuk memperingatkan orang-orang Kristen ini bahwa iman adalah jiwa setiap
pertobatan, dan pertobatan ini hanyalah jawaban atas panggilan gratis dari Tuhan. Di dalam
surat ini hanya ada Kristus, Penyelamat dan itu sudah cukup untuk melihat seluruh sistem
religius yang dihancurkan oleh tradisi-tradisi dan berbagai devosi. Tentu saja ada iman, tetapi
di dalam Gereja, umat hanya mendengar tentang khotbah-khotbah moral. Sabda Tuhan
diwartakan kepada semua yang telah dibaptis, yang sampai pada saat itu sudah terbiasa
percaya kepada “pemimpin Gereja”. Sebenarnya, Reformasi adalah suatu kritikan hebat pada
Gereja yang lebih menunjukkan perhatiannya kepada diri sendiri daripada kepada Tuhan.
Gereja itu berpegang pada suatu sistem politik, sistem doktrin atau sistem yang menindas
serta menutup pemandangan yang luas.
Tetapi mereka tidak memperhatikan bahwa surat ini didasarkan atas seluruh pengalaman
Paulus baik sebagai orang Yahudi maupun sebagai orang Farisi, dan kemudian sebagai rasul
yang langsung dipanggil oleh Kristus. Inilah titik tolaknya dalam berbicara tentang dosa dan
pembenaran, tentang panggilan Allah dan keselamatan oleh iman. Sama seperti orang-orang
lain pada zamannya, Luther mencari jawaban atas masalah-masalah yang mereka alami dan
terlebih atas kecemasan-kecemasan mereka. Mereka memperluas perspektif tentang dosa dan
hukuman kekal; mereka adalah korban dari satu aliran filsafat (nominalisme) di mana tidak
ada yang baik atau jahat dalam dirinya sendiri, kecuali kalau Allah mengatakannya. Oleh
karena itu, semua yang dikatakan oleh Paulus tentang takdir Allah untuk umat Yahudi,
mereka tafsirkan sebagai takdir pribadi ke surga atau ke neraka.
Ketika Paulus berbicara tentang pembenaran – satu kata yang pada saat itu artinya luas
dan tidak pasti, maka yang ia maksudkan ialah bahwa Allah mengadakan kembali dalam diri
kita suatu keteraturan yang benar; tetapi mereka mengerti bahwa jika kita percaya, Allah
akan menerima kita biarpun tidak ada yang berubah dalam diri kita. Perspektif yang luas
tentang umat manusia dan sejarahnya sebagai medan pertempuran antara dosa dan rahmat,
disederhanakan menjadi persoalan pribadi: Benarkah aku bebas? Aku budak dosa atau budak
rahmat? Dengan mengambil secara harafiah perbandingan-perbandingan dan gambarangambaran Paulus, telah dikembangkan ajaran tentang dosa asal di mana kita semua
membayar sekarang dan untuk selama-lamanya, dosa nenek moyang kita yang pertama.
Banyak generasi orang Protestan dan orang Katolik dipengaruhi oleh konflik ini:
keselamatan oleh iman saja, atau oleh iman dan perbuatan, atau oleh iman, perbuatan dan
sakramen? Cinta kasih Allah Bapa dan Kristus Penyelamat dikesampingkan oleh suatu obsesi
tentang keselamatan: bagaimana aku dapat lolos dari tempat sempit ini di mana Allah
menempatkan aku? Suatu pandangan tentang Tuhan yang adil, keputusan-keputusan yang tak
dapat diubah, Allah yang menghukum orang-orang ke neraka mengakibatkan trauma pada
orang-orang Barat. Pandangan ini pulalah yang di kemudian hari melahirkan suatu revolusi,
yakni suatu ateisme militan semangat berjuang.
Adalah berguna untuk memikirkan tentang sejarah dan penyebab-penyebabnya. Mereka
yang telah menggunakan Paulus sebagai latar belakang, terutama dalam suratnya kepada
umat di Roma, akan melihat bahwa bagi Paulus, Bapa Yesus adalah Bapa yang sangat
mengasihi anak-anak-Nya. Hampir sama dengan pemikiran Santo Yohanes, Paulus sering
kali membuat refleksi tentang pengalaman pribadinya terutama persatuan dengan Allah
Tritunggal.
Dalam membaca surat ini, kita juga dapat mengalami apa yang dilihat oleh Agustinus dan
Luther: suatu penglihatan tentang misteri umat manusia yang diselamatkan oleh Kristus.
Mungkin saja karena mengabaikan misteri ini sebagaimana diterangkan di dalam surat ini,
orang-orang Katolik menjadi terlalu mementingkan sakramen-sakramen dan praktek-praktek
lain dan melupakan misi terpenting kepada dunia.
• 1.1 “Paulus dipilih untuk mewartakan Kabar Baik.” Tiga kali Paulus
berbicara tentang Injil di dalam pasal ini. Pada masanya, kata ‘Injil’
yang berarti Kabar Baik, menampilkan makna ‘kemenang-an’. Paulus
menghadirkan dirinya sebagai orang yang mengumumkan pesan pembebasan
untuk seluruh umat manusia.
Apakah isi dari Injil Paulus? Secara singkat: Putra Allah telah datang
ke dalam dunia dan setelah menghayati keseharian kita sebagai manusia,
Ia oleh kebangkitan-Nya telah memperoleh kemuliaan yang diperuntukkan
bagi-Nya.
“Diakui sebagai Putra Allah” (ay. 4). Bisa diterjemahkan juga:
diundangkan atau ditetapkan sebagai Putra Allah. Ini tidak berarti
bahwa Yesus bukan Putra Allah sebelum kebangkitan-Nya tetapi karena Ia
telah menjadi manusia sama seperti kita sehingga keadaan-Nya sebagai
Putra Allah tidak kelihatan. Pada hari kebangkitan-Nya, Roh Allah
“memasuki kodrat manusiawi-Nya”: sejak saat itu Ia berada dan aktif di
dalam sejarah kita sebagai Putra Allah.
Biasanya, Paulus menggunakan kata “Allah” untuk Allah Bapa, sumber Ada
ilahi yang dari pada-Nya berasal semua prakarsa demi keselamatan. Allah
Bapa menyampaikan hidup-Nya kepada Putra. Putra pada gilirannya
mencerminkan
kembali
hidup
ini
kepada
Bapa
sehingga
keduanya
menghasilkan Roh Kudus. Seluruh panggilan Kristiani berakar dalam hidup
Allah ini, dan inilah alasan mengapa Paulus selalu berbicara tentang
ketiga pribadi ilahi ini.
“Karena Dia aku telah dipilih oleh rahmat sebagai rasul” (ay. 1).
Kedua belas rasul itu dipilih oleh Yesus dan dikuatkan di dalam misinya
oleh Roh Kudus pada hari Pentekosta. Di sini Paulus mengingatkan kita
bahwa ia sendiri dijadikan rasul oleh Yesus sendiri yang bertemu dengan
dia di jalan ke Damaskus.
“Kita akan menguatkan satu sama lain dengan membagi dalam iman yang
sama” (ay. 12). Seorang rasul, sebagaimana seorang beriman, perlu membagi kekhawatirannya, harapannya dan imannya. Gereja adalah suatu
persekutuan dan untuk mengembangkan kehidupan Kristiani, kita harus
memperbanyak pertemuan-pertemuan di mana kita dapat menjalin persatuan
antara satu sama lain.
• 16. “Aku tidak malu...”(ay. 16). Dia yang diwartakan oleh Paulus
sebagai Penyelamat adalah seorang Yahudi yang disalibkan, seorang
tukang kayu yang tidak terkenal. Banyak kali mereka menertawakan Paulus
ketika ia berbicara tentang orang ini yang sudah mati tetapi telah
bangkit untuk menjadi Hakim umat manusia!
“Inilah kuasa Allah...”(ay. 16). Mukjizat-mukjizat yang menyertai
pewartaan Injil adalah tanda perbuatan-perbuatan Allah yang berkuasa
mengubah umat manusia dan sejarah di mana saja Injil diwartakan dan
memberi inspirasi bagi mereka yang mendengarkannya.
“Lurus hati. Benar… kebenaran…” (ay. 17). Kata ‘keadilan’ juga
digunakan Paulus untuk mengatakan ‘kebenaran’. Dan ketika ia berbicara
tentang keadilan Allah, biasanya ia tidak bermaksud bahwa Allah itu
adil, melainkan bahwa keadilan-Nya menunjukkan suatu campur tangan
Allah untuk menjaga keteraturan di dunia ini. Atas cara tertentu,
keadilan Allah menyirat pengertian bahwa manusia juga harus adil, yaitu
benar lurus hati di hadapan-Nya. Seorang yang adil adalah sama seperti
seorang kudus atau dengan kata lain, ia harus menjadi sebagaimana ia
seharusnya di hadapan Allah.
Harus dipahami bahwa kata “keadilan dan adil” memiliki arti yang luas
dalam perbendaharaan kata-kata Kristiani dan di sini artinya semua yang
baik: menjadi adil berarti suatu hidup sebagaimana Allah menghendakiNya.
Paulus juga berbicara tentang aspek dalam dari perbuatan Allah ini:
Allah membentuk kita. Oleh karena itu, kadang-kadang kita harus
menerjemahkan “Allah membenarkan kita” dengan “Allah menjadikan kita
orang kudus dan adil, atau Allah mengaruniai kita dengan kebenaran
sejati.”
Orang-orang Yahudi, sama seperti kebanyakan umat lainnya, berpikir
bahwa manusia menjadi benar oleh karena perbuatannya sendiri. Jawaban
Paulus ialah bahwa kebenaran yang Allah inginkan adalah sesuatu yang
lebih besar dan sesuatu yang melebihi usaha manusia. Kita menjadi orang
benar dan sahabat Allah ketika Dia mengizinkan kita mendekati-Nya
setelah kita dijadikan kudus oleh rahmat-Nya.
Rasul-rasul mewartakan Injil kepada dua kelompok orang:
– Orang Yahudi, yang dipersiapkan Allah untuk menerima Penyelamat.
– Orang Yunani (atau umat yang berbicara bahasa Yunani). Bagi orang
Yahudi, semua orang di bawah penjajahan Kekaisaran Romawi adalah orangorang Yunani. Orang-orang ini tidak mengetahui sabda Allah dan mereka
juga tidak menaruh harapan pada-Nya.
Paulus menerangkan bahwa semua orang memerlukan pewartaan Injil,
karena dunia ini hidup di dalam dosa, dan kita semua dengan kadar yang
berbeda bertanggung jawab atas kejahatan yang ada sekarang, maka kita
harus percaya pada Injil jika kita ingin diselamatkan.
• 18. Dalam pasal-pasal ini, Paulus berbicara tentang dunia kafir
orang Yunani, yang mencakup juga sebagian besar umat manusia yang belum
menerima sabda Allah. Kita tidak dapat mengatakan bahwa Allah itu tidak
ada dalam hati nurani mereka, sebab selama berabad-abad peradaban dan
pencarian religius, mereka telah berusaha mengenal Allah dan kebenaranNya. Tetapi Paulus menunjukkan kegagalan usaha manusia seperti itu; kebodohan dan hidup tak bermoral lebih kentara di kalangan bangsa-bangsa
di mana Allah belum berbicara sebagaimana telah dilakukan-Nya terhadap
bangsa Yahudi.
“Mereka mengenal Allah tetapi tidak memuliakan Dia sebagaimana
seharusnya…” (ay. 21). Kita harus membandingkan ayat ini dengan satu
ayat terkenal di dalam Kebijaksanaan 13, dan dengan ceramah Paulus di
dalam Kisah Para Rasul 17:27-29. Di dalam ayat-ayat tersebut, Alkitab
menerangkan dengan jelas bahwa setiap orang bisa mengenal Allah. Barang
siapa memandang dunia dan merenungkan tentang kehidupan akan dengan
mudah mendapat tanda-tanda kehadiran Allah. Tetapi ketika seorang hidup
di dalam dosa, kebenaran itu didiamkan. Biasanya orang-orang tidak
menolak Allah secara terang-terangan; mereka hanya tidak memberi
perhatian kepada-Nya.
Iman itu bukanlah suatu pilihan atau suatu kemewahan, seolah-olah kita
dapat hidup tanpa iman. Tentu saja, kebanyakan orang di bumi ini hidup
tanpa iman dan kelihatannya mereka hidup enak. Tetapi jika kita
menghapus semua yang datang dari iman dalam budaya dan kehidupan kita,
dunia ini akan mati karena kekurangan harapan, sebagaimana terjadi di
negara-negara dan ideologi-ideologi yang menolaknya. Inilah alasan
mengapa, dalam pewartaan Injil, kita membebaskan orang-orang yang betul
memerlukan Injil, walaupun mereka sendiri merasa berkecukupan.
Begitu pula pada zaman kontemporer ini, kita tidak usah terkejut bahwa
di dalam negara-negara maju, homoseksualitas diterima oleh beberapa
“orang Kristen”. Inilah suatu akibat dari pemujaan berhala dalam suatu
masyarakat yang konsumeristik. Di sana diakui secara terang-terangan
bahwa mereka yang beruang dan berkesehatan baik dapat memenuhi setiap
keinginannya dan mereguk kenikmatan sepuas-puasnya dalam hidup ini.
Orang-orang semacam ini menggantikan Allah dengan makhluk ciptaan.
Walaupun mereka berbicara tentang Allah, mereka mengabaikan kemuliaanNya dan kegelapan memenuhi akal mereka. Mereka bersenda gurau dan
mengklaim bahwa mereka berbahagia, tetapi mereka adalah manusia
bernafsu daging yang sedang menuju pada maut.
“Allah menyerahkan mereka kepada hawa nafsu yang memalukan.” Paulus
menekankan fakta tentang hubungan homoseksual. Di dalam dunia orang
Yunani, hubungan seksual khususnya antara dua orang pria, adalah
sesuatu yang diterima bahkan dipuji oleh filsuf-filsuf besar: menurut
Paulus sikap seperti itu bukanlah tanda roh yang bebas dan terbuka,
melainkan sesuatu yang datang dari ketidaktahuan mereka akan Allah.
Kutukan ini yang hanya mengulangi apa yang dikatakan dalam Perjanjian
Lama (Im 20:13) membuat kejutan bagi orang-orang Kristiani di negaranegara di mana sebetulnya agama mereka adalah liberalisme. Liberalisme
seksual, khusunya dalam menerima hubungan seperti itu, berakar dari
suatu pemujaan berhala yang khusus bagi masyarakat liberal, yang telah
menjadi masyarakat konsumeristik. Di sana, bagi mereka yang mempunyai
uang dan dalam keadaan sehat, cita-cita mereka adalah memuaskan setiap
keinginan dan memperoleh keuntungan semaksimal mungkin dari hidup ini.
Begitu Allah digantikan oleh makhluk ciptaan, binatang atau barangbarang yang diproduksi, maka seorang dapat menaruh dalam mulut Tuhan
apa pun juga, sebab Kemuliaan-Nya tidak diketahui dan kegelapan
menutupi pikiran mereka.
Memang, hubungan homoseksual adalah suatu bentuk pemujaan berhala,
yaitu pemujaan tubuhnya sendiri. Ini tidak berarti bahwa kita mengutuk mereka yang mempunyai kecenderungan ke hubungan homoseksual, baik
karena kodratnya, atau, yang sering kali, karena kebudayaan yang
keliru.
• 2.1 Kamu tidak mempunyai alasan, siapa pun kamu…” Paulus berbicara
kepada orang-orang Yahudi, yang menantikan penghakiman Allah atas dunia
ini dan mereka yakin bahwa mereka akan selamat, sebab mereka memiliki
agama yang benar. Demikianlah, Paulus mengingatkan mereka tentang satu
hal yang semua kita tahu: makin luas pengetahuan agama kita, makin
banyak alasan yang dapat kita gunakan untuk membenarkan kesalahan-kesalahan kita.
“Allah akan mengaruniakan kemuliaan…” (ay. 10). Paulus baru saja
mengutuk ketidakadilan dan kesalahan dunia kafir. Tetapi ia sekarang
mengakui bahwa meskipun banyak orang tidak menerima pendidikan agama,
mereka toh menghayati hidup yang benar. Pada pasal berikut, Paulus
menegaskan hal-hal ini:
– Allah akan menghakimi setiap orang menurut terang-Nya, dan hati
nurani kita akan menyetujui penghakiman Allah ini;
– Allah juga memiliki putra-putri di antara mereka yang tidak percaya:
Ia akan menghakimi mereka sama seperti Ia menghakimi kita, menurut
jalan yang diberikan-Nya kepada mereka.
Di berbagai kesempatan, Paulus mempertentangkan ‘huruf’ dengan ‘roh’
(27-29). Huruf berarti perintah-perintah tertulis yang dilaksanakan
oleh orang-orang Yahudi tetapi sesuatu yang tidak menjadi bagian dari
diri mereka, melainkan sesuatu yang berada di luar diri mereka; tujuan
dari perintah-perintah ini adalah membawa mereka kepada pertobatan
hati: inilah ‘roh’ yang dikehendaki Allah. Ada dua kelompok kata yang
berlawanan dalam surat Paulus: di satu pihak, kata-kata seperti daging,
perjanjian lama, perintah-perintah, Hukum, huruf… dan di pihak lain,
Roh, roh, perjanjian baru, janji…
• 3.1 Kita baru saja menunjukkan bahwa semua orang dikuasai oleh dosa
(ay. 9). Inilah kalimat terpenting di dalam pasal ini. Orang-orang
Yahudi, sama seperti orang lain, harus menggantungkan hidupnya pada
iman, dan harus bertobat. Tetapi inilah sesuatu yang bagi mereka sulit
dimengerti, sebab sejak dahulu mereka telah percaya. Mereka yakin bahwa
mereka itu baik dan orang-orang yang betul beriman, sebab mereka telah
mendapat pengajaran tentang iman. Mereka percaya akan diselamatkan
hanya karena telah ditandai dengan sunat dalam tubuh mereka.
“Apakah keuntungan menjadi seorang Yahudi?” (ay.1). Pertanyaan ini
kemungkinan berasal dari orang-orang Yahudi setelah mereka mendengar
tentang keselamatan yang diberikan kepada orang-orang yang tidak
mengenal Hukum, yakni agama yang diajarkan oleh Tuhan sendiri. Hal yang
sama ditanyakan oleh orang-orang Kristiani pada zaman modern ini sejak
mereka tidak percaya lagi bahwa orang yang hidup tanpa Kristus dan
Gereja-Nya akan masuk ke neraka. Dan mereka berpikir dalam hatinya:
“Beruntung sekali jika kita sama seperti mereka; kita akan diselamatkan
tanpa mengikuti moralitas Kristiani yang begitu berat!” Paulus tidak
melihat keuntungan bagi seorang Yahudi dan begitu pula bagi kita, orang
Kristiani, kecuali tanggung jawab: Allah telah mempercayakan firman-Nya
kepada mereka.
Demikianlah, oleh pembaptisan yang kita terima, kita menjadi anggota
dalam suatu “minoritas”, yang disebut “umat Allah”, yang kepadanya
Allah mempercayakan suatu misi kepada dunia, bersama dengan orang-orang
lain yang menuju pada Allah tanpa pengetahuan tentang rahasia-Nya dan
Kristus yang diutus-Nya. Pembaptisan bukan suatu jaminan yang memberi
kepada kita hak untuk merasa lebih baik daripada orang lain.
“Hukum menyingkapkan dosa” (ay. 20). Hukum Yahudi atau hukum Musa
adalah seperangkat hukum-hukum religius, liturgi, moral dan sosial yang
mengatur kehidupan umat Israel (7:4). Dalam surat-surat Paulus, kadangkadang Hukum berarti seluruh Alkitab dan pada kesempatan lain berarti
agama Yahudi. Banyak orang Yahudi berkeyakinan bahwa mereka patut
menerima ganjaran karena melaksanakan Hukum tersebut, namun Paulus
berkata: kekudusan yang betul bukanlah akibat dari perbuatan- perbuatan
kita atau suatu ganjaran karena perbuatan itu.
• 21. Dua hal yang ditekankan oleh Paulus: pertama, dunia hidup di
dalam dosa dan kedua, pengamalan Hukum tidak cukup untuk memperoleh
keselamatan. Lalu ia mewartakan Kabar Baik: Allah telah datang untuk
menyelamatkan kita oleh Kristus.
“Semua orang tidak memiliki kemuliaan Allah.” Allah tidak puas dengan
keadaan umat manusia sekarang, walaupun umat manusia merasa cukup puas
dengan kondisi mereka. Ia memanggil kita untuk mengambil bagian dalam
kemuliaan-Nya, yaitu segala sesuatu di dalam Allah yang membuat-Nya
begitu agung, bahagia dan kekal. Allah telah menciptakan kita untuk
membawa kita kepada persatuan dengan diri-Nya, dan karena manusia tak
dapat mendekati-Nya, Ia sendiri yang datang dan mengulurkan tangan-Nya
dan menjadikan kita orang benar (ay. 21). Dalam 1:17, kita telah
mengatakan bahwa ketika Paulus berbicara tentang keadilan Allah, ia
berbicara tentang cara Allah menjadikan kita orang kudus. Allah sendiri
yang menjadikan kita benar dan kudus.
Sekarang menghadapi mereka semua yang berpikir bahwa mereka layak di
hadapan Allah oleh karena perbuatan mereka sendiri, dan karena melaksanakan semua perintah, Paulus berkata: kekudusan yang sebenarnya
harus dikaruniakan kepada kita. Sebab tidak ada kebenaran atau
kekudusan selain mengambil bagian dalam kesempurnaan dan cinta kasih
yang Allah sendiri miliki.
Paulus mendapat kesulitan dalam menjelaskan misteri keselamatan dengan
kata-kata keagamaan pada waktu itu, karena semuanya berhubungan dengan
Allah yang keras. Baru saja ia berbicara tentang ‘kebenaran’ Allah,
tetapi ia telah menunjukkan bahwa ‘kebenaran’ ini berarti suatu campur
tangan Allah oleh belas kasihan-Nya untuk menjadikan kita orang kudus.
Ia juga berbicara tentang amarah Allah, tetapi amarah ini mengakibatkan
kedatangan sang Penyelamat. Allah telah menjadikan Kristus sebagai
korban yang kita perlukan untuk menghapus dosa-dosa kita; tetapi kita
tidak dapat berpikir bahwa dalam amarahnya Allah menuntut penderitaan
dari seorang korban yang tak bersalah. Allah sendiri yang memberi
korban, dan kedatangan Yesus adalah tanda keagungan kasih Allah Bapa.
Dengan menggunakan beberapa kata, Paulus memberikan arti yang berbeda
dan arti yang baru. Cara Allah untuk memulihkan keadilan bukanlah
dengan mengutuk tetapi dengan menyelamatkan; oleh cinta kasih Allah
menang atas kejahatan sedemikian rupa sehingga mereka yang tidak pernah
mengenal kasih akan diselamatkan.
Banyak orang Yahudi yang telah menjadi orang Kristen berpikir bahwa
masih berguna bagi mereka untuk terus melaksanakan perintah keagamaan
di dalam Alkitab, misalnya, sunat, hari sabat, upacara pembersihan,
dll. (Kol 2:16) dan mereka menghendaki supaya orang Kristen lainnya
dari latar belakang kafir, juga mengikutinya. Hal ini ditolak oleh
Paulus, sebab Hukum memiliki dua aspek: di satu pihak, Hukum itu adalah
ajaran Allah demi kehidupan manusia, misalnya bagaimana mengenal Allah,
jangan membunuh, dll... dan di pihak lain, Hukum itu juga adalah hukum
orang-orang
Yahudi,
dengan
nilai-nilai
Yahudi,
upacara-upacara
keagamaan, adat istiadat, yang tidak sama dengan bangsa-bangsa lain.
Tetapi Allah adalah Allah semua bangsa, dan Ia tidak akan memaksa
mereka untuk mengabaikan budaya mereka dan hidup seperti orang Yahudi.
• 4.1 Lalu Paulus meminta dari saudara-saudaranya, yaitu umat Yahudi,
untuk kembali pada sumber-sumber wahyu Allah. Sudah lama sebelum Hukum
tersebut diberikan kepada Musa, sudah ada iman Abraham. Ini berarti
bahwa iman itu lebih mendasar dan lebih luas. Sedangkan, hukum itu
adalah suatu bentuk agama khusus bagi umat Yahudi dan hanya bernilai
dalam suatu periode tertentu dalam sejarah mereka. Paulus bertanya:
Bagaimana Abraham menjadi sahabat Allah dan mengapa ia diangkat menjadi
contoh orang beriman? Apakah karena ia percaya akan janji-janji Allah
ataukah karena ia telah menerima sunat dalam tubuhnya?” Kita juga dapat
bertanya kepada seorang Kristen sekarang: “Apakah yang lebih penting,
percaya akan Kristus atau dibaptis?”
Jawabannya jelas sekali: kita menjadi sahabat Allah jika kita percaya
akan janji-janji-Nya. Upacara pembaptisan mengesahkan karunia Allah dan
komitmen kita kepada-Nya dengan suatu meterai ilahi.
Demikianlah, pembaptisan dan sakramen-sakramen lainnya adalah “tandatanda” iman dan tidak bernilai tanpa iman. Pembaptisan adalah permulaan
hidup baru untuk Allah dalam komunitas Kristiani. Penerimaan sakramen
mahakudus tidak berarti kecuali kita hidup dalam persatuan dan
sepenuhnya mengambil bagian dalam kehidupan Gereja.
Satu hal yang patut dicatat adalah umat Kristiani sekarang lebih
kurang memperhatikan upacara-upacara dan devosi-devosi yang pada
generasi lalu begitu mendapat perhatian. Sementara itu, kelompokkelompok pembaruan menggarisbawahi apa yang hakiki: iman dan penyerahan
diri kepada Kristus.
“Abraham tidak ragu walaupun tubuhnya tidak bisa lagi memberi hidup
baru.” Abraham mempunyai iman seperti iman seorang Kristiani yang
percaya akan kebangkitan Kristus. Kita juga diminta untuk percaya
kepada Allah yang berkuasa memberi hidup dan bagi-Nya tidak ada yang
mustahil.
“Dan
janji
tersebut
tidak
akan
ditepati”(ay.
14
).
Paulus
memperlihatkan bahaya besar yang terjadi apabila kita meminta Allah
melihat semua perbuatan baik dan jasa kita. Jika kita menuntut dari
pada-Nya untuk memberi ganjaran atas perbuatan kita yang baik, Allah
dapat memperlihatkan kepada kita semua dosa yang kita lakukan, begitu
banyak sehingga kita tidak dapat menghitungnya, dan kita akan kembali
dengan tangan hampa belum tersesat.
• 5.1 Dalam pasal ini, Paulus membagi pengalamannya untuk membantu
kita menemukan perubahan-perubahan di dalam hidup kita, dari saat kita
berjalan di luar Hukum, atau bagi kita, di luar agama apa pun.
Pada mulanya, ada perasaan damai: kita berdamai dengan Allah (ay. 1).
Mungkin dahulu kita merasa senang/baik, tanpa dosa dan tanpa hutang.
Tetapi damai yang kita dapatkan sekarang menampakkan kekosongan kita
dahulu: karena terasing dari Tuhan, kita juga terasing terhadap satu
bagian dalam diri kita. Baru sekarang kita mulai sadar tentang hal itu.
Dan apa yang kita percaya? Kita percaya akan cinta kasih Allah yang
begitu besar dan kita melihatnya dalam kematian dan kebangkitan Yesus.
“Melalui Dia, kita memperoleh jalan masuk ke dalam keadaan berahmat”
(ay. 2). Tidak perlu bagi kita untuk “merasakan” keadaan ini untuk
masuk di dalamnya dan adalah suatu kekeliruan mencari suatu kelompok di
mana kita dapat “menyadari” secara khusus kehadiran Allah. Ini
merupakan suatu bentuk pemuasan diri dan ini bukanlah cara bagi
sahabat-sahabat Allah. Ini bukanlah soal melihat, atau merasakannya,
tetapi percaya kepada karya Allah sendiri. Dan jika kita betul percaya,
ada banyak kesempatan untuk menyadari kehadiran Allah dalam diri kita.
Paulus, yang telah berjuang begitu banyak demi Kristus, mengatakan
bahwa justru di dalam penderitaan/pencobaanlah, kita akan menemukan
kuasa Kristus yang bekerja di dalam diri kita dan menjadikan kita orang
yang lebih dewasa (2Kor 12:9).
“Kita cukup berani untuk mengharapkan kemuliaan Allah” (ay. 2).
Harapan besar dari orang-orang kristiani tidak diketahui oleh mereka
yang tidak mengenal Kristus, suatu kepastian tentang nasib yang
melebihi segala yang dapat dipikirkan, diharapkan, dialami oleh banyak
orang bijaksana dan para sufi dalam semua agama: yaitu persatuan penuh
dengan Allah sendiri.
“Harapan itu tidak menipu kita.” Kontras dengan umat Perjanjian Lama,
yang selalu dalam tahap sementara, menunggu kebenaran dan keadilan terakhir, seorang Kristiani sudah mengalami apa yang pada suatu hari akan
dinikmati secara penuh. Suatu keharuman Allah telah dicurahkan ke dalam
hati kita (ay. 5) dan itulah damai sejahtera yang Allah berikan ketika
Roh-Nya datang kepada kita.
“Kristus telah mati bagi kita ketika kita masih orang-orang
berdosa”(ay. 6). Kita sudah terbiasa mendengar bahwa Kristus telah mati
untuk dosa-dosa kita, dan sering kali tidak merasakan apa pun di dalam
hati kita, sebab pengorbanan-Nya tampak terlalu jauh bahkan sesuatu
yang tidak realistik. Tetapi ketika kita memahaminya dengan rahmat
Tuhan, tiba-tiba saja kasih meluap di dalam hati kita. Kasih dibalas
dengan kasih: inilah permulaan suatu pertobatan yang benar.
“Kita telah dibenarkan oleh karena darah-Nya” (ay. 9). Apakah darah
Yesus betul diperlukan? Dalam 3:25, kita telah mengatakan bahwa Paulus
menggunakan kosa kata pada zamannya: bagi orang Yahudi, pengampunan
dosa diperoleh lewat darah yang dikorbankan. Tetapi nabi-nabi dahulu
telah memaklumkan bahwa darah yang mengalir dari Bait Suci tidak
bernilai tanpa ketaatan kepada Allah. Beberapa orang telah memahami
bahwa korban yang betul memperdamaikan dunia adalah penderitaan dari
sekelompok umat Allah yang tetap setia kepada Allah (Yes 52:13).
Penjelasan apa pun yang diberikan, keselamatan itu harus melewati penderitaan dan kematian orang yang tak bersalah, dan umat Allah harus
menerima nasib menjadi korban dari kekerasan. Maka kematian Yesus yang
begitu kejam dan darah-Nya yang ditumpahkan adalah bagian dari bahasa
Allah dan juga bagian dari pengalaman manusia. Paulus mengetahui hal
ini dengan baik, karena ia mengambil bagian dalam pembunuhan Stefanus
(Kis 22:20).
• 12. Marilah kita berusaha memahami pemikiran Paulus, sebagaimana
yang ia kembangkan dalam bagian ini. Dalam bab 1-2, ia menerangkan
bahwa tanpa iman akan Kristus, umat manusia hidup dalam dosa, termasuk
umat Yahudi yang telah menerima firman Allah. Lalu ia menyatakan bahwa
keselamatan itu diperoleh bukan karena ketaatan pada suatu hukum,
tetapi hanya karena iman. Oleh iman kita diperdamaikan dengan Allah dan
kita masuk dalam persahabatan dengan Dia yang membimbing kita menuju
tujuan seluruh hidup, yaitu mengambil bagian dalam “Kemuliaan Allah”
atau dalam hidup kekal-Nya.
Sekarang Paulus memperluas pandangannya: Yesus telah datang bukan saja
untuk memperoleh pengampunan bagi banyak orang berdosa, tetapi untuk
menyelamatkan umat manusia seluruhnya. Menggunakan bahasa zaman modern
ini, kita dapat menyatakan bahwa Ia telah datang untuk menyelamatkan
sejarah
manusia;
dalam
bahasa
Alkitab,
Ia
telah
datang
untuk
menyelamatkan “Adam”.
Bagi Paulus, sama seperti orang-orang Yahudi pada waktunya, Adam
berarti, di satu pihak, manusia pertama yang diciptakan Allah dan di
pihak lain, seluruh umat manusia. Semua anak-anak Adam adalah satu
karena mereka semua membawa namanya. Betul bahwa dari awal sejarah umat
manusia sampai kepada generasi sekarang, hanya satu Adam yang
diperanakkan: tak percaya, pemberontak dan kejam.
“Dosa masuk ke dalam dunia oleh karena satu orang.” Di sini Paulus
kembali
pada
cerita
dalam
kitab
Kejadian,
tetapi
tidak
untuk
menekankan, sama seperti yang dilakukan orang lain setelah dia, tentang
pentingnya dosa yang dilakukan oleh manusia pertama. Sesungguhnya,
Yesus sendiri tidak berbicara tentang dosa tersebut, dan Alkitab sebelum Dia tidak berbicara dengan jelas tentang hal itu (Keb 10:2; Sir
49:12). Paulus ingin menyatakan dua macam solidaritas yang mempengaruhi
kita: dalam Adam semua manusia adalah pendosa, dalam Kristus semua
telah diampuni. Allah telah menciptakan dunia dan telah mengunjungi-Nya
untuk menyelamatkan umat manusia seluruhnya, yang bersatu dalam
Kristus. Inilah alasan mengapa Paulus menaruh orangtua pertama dari
tradisi lama dalam perlawanan dengan yang pertama dalam rencana Allah.
Jika peranan orangtua pertama tetap dalam misteri, Paulus menyatakan
secara jelas bahwa manusia itu dari kodratnya tidak berdamai dengan
Allah
dan
manusia
tidak
dapat
mencapai
tujuannya
jika
tidak
diselamatkan oleh Kristus.
Kita tidak mengatakan bahwa kodrat manusia itu adalah jahat: sebab
Allah sendiri yang menciptakannya. Kita akan terbantu jika kita ingat
bahwa pada abad ke-16 dan 17, sejarah Barat telah ditandai dengan
kontroversi tentang dosa pertama. Dan dikatakan sesuatu yang sama
sekali tidak benar: Allah telah menghukum seluruh umat manusia ke
neraka karena dosa Adam. Ini membawa suatu reaksi dalam bentuk ateisme
agresif untuk menghapus suatu Allah yang begitu jahat. Maka, dinyatakan
bahwa manusia itu dilahirkan baik dan hanya masyarakat yang membuatnya
jahat.
Ajaran rasul-rasul tetap menyatakan bahwa meskupin kodrat manusia itu
baik, umat manusia itu terasing adanya. Untuk berbicara tentang situasi
ini, Yohanes menggunakan dua ungkapan: “dunia” dan “pemerintah dunia
ini”, yaitu iblis (lih. Yoh 3:16 dan 1Yoh 2:15). Di pihaknya, Paulus
akan berbicara tentang “dosa”. Dalam pasal-pasal ini, dosa berarti
semua kekuasaan yang membelenggu umat manusia dan membawanya kepada
kejahatan. Kita tidak sepenuhnya bertanggung jawab secara keseluruhan
atas dosa-dosa kita yang kadang-kadang kita lakukan tanpa sengaja
(7:16-24), dan ini membuktikan bahwa kita adalah budak dan terasing.
Dan Dosa mulai dengan kesulitan kita untuk mengenal kebenaran dan
memutuskan hal-hal sesuai dengan kebenaran itu.
“Ini meramalkan Adam kedua yang akan datang” (ay. 14). Sebagai kontras
terhadap gambaran nasib manusia yang ditulis dalam kitab Kejadian (bab
2-3), Paulus menerangkan gambaran baru, yaitu Kristus yang disalibkan.
Sebagai kontras terhadap adegan dosa dekat pohon terlarang, Paulus
membandingkan penebusan yang terjadi “di pohon salib”. Dalam adegan
pertama, ada tiga pemain: Manusia (Adam), Dosa (ular), dan Maut. Dalam
adegan kedua, ada empat pemain: Manusia (Kristus), Dosa, Maut dan
Keadilan (hidup baru atau hidup kudus).
“Rahmat Allah membayar secara berlebihan kerugian karena dosa” (ay.
16). Kerusakan yang disebabkan oleh dosa dari permulaan bertambahtambah setiap hari; kadang-kadang kita merasa hancur dan tak berdaya di
hadapan kejahatan yang ada di mana-mana. Namun, Paulus melihat
keagungan karunia Allah: sementara umat manusia bertambah banyak dan
dosa masuk ke dalam segala aspek kehidupan masyarakat, Allah memanggil lebih banyak orang untuk membebaskan mereka.
Dalam pasal ini, yang agak rumit, Paulus memberi isyarat bahwa
penebusan Kristus tidak hanya untuk meluruskan kesalahan-kesalahan umat
manusia tetapi jauh lebih banyak dari itu. Allah tidak puas dengan
membantu kita menjadi lebih baik, setelah mengangkat kita dari lumpur
dosa. Lebih dari itu Ia mengundang kita untuk mengambil bagian dalam
Kemuliaan-Nya.
“Bagi mereka yang menerima rahmat, akan diberikan juga kemuliaan dan
kehidupan” (ay. 17). Kristus memeluk kita semua, merangkul kita semua
dalam korban-Nya, dan Ia menjadi kepala umat manusia. Mungkin Paulus
memikirkan
keselamatan
hanya
bagi
mereka
yang
telah
mendengar
Injil, percaya kepada Kristus dan masuk ke dalam Gereja. Tetapi
perhatikanlah bagaimana ia menekankan fakta bahwa Kristus menyelamatkan dunia kaum pendosa. Kristus adalah Adam baru dan kepala bukan saja
bagi orang beriman, tetapi bagi seluruh umat manusia. Manusia sekarang
terus tertarik pada sungai kejahatan yang bermula dengan Adam. Tetapi
umat manusia akan diselamatkan secara keseluruhan, jika orangorang berusaha mengangkat saudara dan saudarinya. Dia yang tidak
melaksanakan misi ini akan kehilangan keselamatan, sebab Allah
menghendaki bukan keselamatan saya tetapi keselamatan “Adam”.
“Hukum menyebabkan dosa bertambah” (ay. 20). Adalah suatu kesalahan
melihat Hukum sebagai karunia besar dari Allah (hal ini jelas dalam
Perjanjian Lama). Lebih baik kita mengatakan bahwa oleh Hukum, orangorang Yahudi menemukan lebih awal daripada bangsa-bangsa lain, betapa
besarnya kebutuhan mereka untuk diselamatkan. Akibat pertamanya ialah
bertambahnya dosa, sebab sejak saat itu, mereka sudah tahu kewajibankewajibannya tetapi tidak melakukannya.
• 6.1 “Kita telah mati terhadap dosa” (ay. 2). Jika kita menyatakan
bahwa Hukum itu tidak berlaku lagi, kita bisa disalahpahami. Ini tidak
berarti bahwa sejak sekarang kita akan mengikuti naluri-naluri kita:
kita telah dibebaskan dari suatu situasi di mana Hukum itu tampaknya
mengatur semuanya, tetapi sesungguhnya, dosa menemukan seorang pesuruh
dalam diri kita: ketidakpercayaan kepada Allah. “Mati terhadap dosa”
ini berarti bahwa dosa tidak menemukan lagi jawaban dari dalam diri
kita. “Mati”, tentu kata yang tepat digunakan karena itulah langkah
definitif, yang langsung berhubungan dengan kematian Kristus. Mati
dengan Dia untuk bangkit dengan Dia: inilah arti pembaptisan orang
Kristiani.
Pada zaman permulaan Gereja, mayoritas yang dibaptis adalah orangorang dewasa: mereka telah menerima Injil dan membuat suatu komitmen
kepada umat Allah yang kudus. Pembaptisan menyusul suatu pertobatan.
Ketika Paulus berbicara tentang pembaptisan, kita harus memahami
seluruh perjalanan panjang menuju pertobatan, termasuk katekese,
langkah-langkah
pertama
dalam
kehidupan
Kristen…
Kalau
tidak,
pembaptisan itu menjadi suatu upacara saja.
“Kita semua ditenggelamkan ke dalam kematian-Nya” (ay. 3). Pembaptisan
berarti masuk ke dalam misteri Kristus untuk mengambil bagian dalam
pengorbanan-Nya. Lagi pula, itu berarti menerima suatu perubahan cara
hidup, yakni dengan Kristus di dalam kematian dan kebangkitan-Nya.
• 6. “Kamu harus memperhatikan…” Jelas bahwa pembaptisan itu, walaupun
diterima dengan iman, tidak menjadikan kita orang sempurna. Cukupkah
bagi kita memberikan seluruh perhatian kita kepada perintah-perintah
Allah? Bagaimana jika ketakutan akan cobaan dan kesalahan sehari-hari
melumpuhkan kita? Waspadalah terhadap kecemasan dan rasa bersalah!
Paulus mengusulkan sesuatu yang lain: penting sekali bagi kita untuk
percaya bahwa dosa tidak berkuasa atas diri kita. Mata kita tertuju
kepada Kristus sambil mengetahui bahwa kita adalah milik-Nya dan Ia
sendiri yang akan mengubah diri kita. Sikap yang begitu bebas akan membantu kita secara lebih efektif daripada sikap gugup dan ketakutan.
Inilah cara yang diusulkan oleh Santa Teresia dari Lisieux kepada
mereka yang merasa tidak mampu berbuat hal-hal besar.
“Jangan membiarkan dosa itu berkuasa atas dirimu yang fana.” Kaum
beriman, walaupun sadar bahwa mereka adalah milik Kristus, terus saja
berbuat dosa setiap hari. Namun, dosa-dosa mereka tidak menghilangkan
dari mereka apa yang terpenting, yakni kepercayaan akan Bapa, yang
selalu menghendaki supaya mereka bangun setiap kali jatuh (1Yoh 2:1).
Mereka sadar bahwa mereka pendosa dan tetap orang berdosa, tetapi Allah
juga mengampuni mereka, jika mereka berusaha memperbaiki kesalahannya
dan berusaha menjadi orang yang lebih baik. Kita memperoleh kebebasan
hari demi hari dengan menyerahkan diri kepada kewajiban-kewajiban demi
hidup yang lebih baik.
Pada zaman Paulus, sering terjadi bahwa para budak ditukar oleh para
pemiliknya. Selain itu, seorang bebas yang berutang dapat menjual
dirinya kepada pemberi utang sebagai pembayaran. Perbandingan inilah
yang digunakan Paulus untuk mengajar kita agar menjadi orang yang
rendah hati di hadapan Roh sama seperti para budak tidak memiliki
dirinya sendiri. Marilah kita mencari nasihat Roh Kudus sebelum kita
memutuskan sesuatu.
Kepada seorang yang melihatnya dari luar, hidup Kristiani tampaknya
suatu perbudakan. Namun seorang Kristiani merasa dan mengetahui bahwa
ia seorang bebas. Contoh yang baik adalah seorang ibu yang merawat
anaknya yang sakit: ibu tersebut begitu bebas, karena dalam dirinya
tidak ada hukum lain kecuali cinta kasihnya.
• 7.1 Bab terakhir menerangkan Kristus sebagai orang yang membebaskan
kita dari dosa dan maut, dan Ia menjadi satu-satunya tuan kita. Maka
umat kristiani dari latar belakang Yahudi bertanya: Bagaimana sekarang
dengan Hukum Perjanjian Lama? Apakah tidak bernilai lagi? Tidakkah
Allah sendiri yang memberikannya?
“Kamu telah mati terhadap Hukum” (ay. 4). Hukum itu bersifat
sementara: zaman Hukum telah berakhir dengan kematian Kristus. Di sini
kita menemukan satu intuisi besar dari Rasul Paulus. Tampaknya,
kematian Yesus adalah suatu kejadian kecil di dalam sejarah umat Israel
di bawah penjajahan Kekaisaran Romawi. Namun kejadian itu lebih dari
suatu titik-balik, itu adalah suatu pengangkatan dalam sejarah dunia.
Sebelumnya adalah zaman umat manusia yang masih kanak-kanak; setelah
itu adalah zaman di mana Allah dapat berkarya secara penuh dan membuat
diri-Nya diketahui secara jelas dan terang (Gal 4). Kematian Yesus
menandai kematian sejarah tua. Cara umat kristiani untuk menghitung
tahun dari kematian Yesus bukanlah salah satu kemungkinan di antara
kemungkinan-kemungkinan lain: ini merupakan tanggapan terhadap suatu
kenyataan sejarah.
Orang Yahudi yang sudah dibaptis tidak diwajibkan lagi untuk mengikuti
perintah-perintah dari Hukum tersebut yang pada zaman dahulu telah
menjadi otoritas tertinggi. Tentu saja, banyak dari perintah itu yang
berhubungan dengan keadilan dan belas kasihan tidak bisa diabaikan.
Namun, umat kristiani tidak ditinggalkan dengan suatu agama hukum: iman
akan Yesus Kristus, Penyelamat satu-satunya, mendorong semua perbuatan
kita.
“Kita telah mati terhadap apa yang membelenggu kita” (ay. 6). Hukum
Musa, karunia besar Allah kepada umat Israel, adalah bagian dari suatu
tahap yang bersifat sementara, ketika umat manusia belum sepenuhnya
bebas. Umat kristiani sekarang melihat di dalam hukum tersebut suatu
petunjuk dari Allah tetapi mereka bertingkah laku menurut kriteria iman
mereka. Tidak ada hukum atau ketetapan agama yang dapat melebihi suara
hati yang dewasa. Hidup yang teratur menciptakan lebih banyak keindahan
daripada yang dapat diperoleh dari suatu konstitusi religius.
Lihat tema yang sama dalam 2Kor 5:14, “Jika Ia telah mati untuk semua,
maka semua telah mati.”
“Aku hidup ketika masih tidak ada Hukum yang berlaku” (ay. 9). Keliru
jika kita berpikir bahwa Paulus membicarakan tentang masa lampaunya.
Sebenarnya ia memainkan peran dan berbicara atas nama manusia (lihat
penjelasan dalam 5:12-24). Pemain lain di dalam drama ini ialah: dosa,
hokum dan maut.
Bagi orang-orang Yahudi, kesimpulannya adalah jelas: hukum dengan
perintah-perintahnya tidak berkuasa untuk memperbarui seorang manusia.
• 14. Paulus menerangkan keadaan seorang yang mengetahui perintahperintah, tetapi bukan kasih Allah. Orang tersebut bukanlah orang
bebas, melainkan orang yang hatinya mendua. Dua kekuatan yang
bertentangan terdapat di dalam dirinya: di satu pihak, Hukum yang
mengatakan kepadanya apa yang harus dilakukan, dan di pihak lain, ada
hukum lain yaitu dagingnya sendiri, atau kodratnya. Sebetulnya, ia
tidak bebas.
Ada sesuatu yang begitu siap di dalam dirinya: roh, dan juga sesuatu
yang melawan kewajiban, yaitu daging (lih. Mrk 14:38). “Daging” itu
tidak berarti tubuh; kata ini berhubungan dengan kelemahan di dalam
diri kita ketika berhadapan dengan kewajiban dan panggilan Allah kepada
kekudusan. Lihat penjelasan dalam 8:5.
Kebebasan kita tidak berdaya ketika berhadapan dengan dosa, yaitu
tidak bisa berbuat apa pun melawan kuasa-kuasa kejahatan yang
menjatuhkan umat manusia. Kelemahan roh dalam diri sesama kita,
masalah-masalah dalam keluarga, meluasnya pornografi, egoisme dan
konsumerisme: daging dalam diri kita menjadi budak dari semua kejahatan
ini.
Dalam bab ini, Paulus terus melanjutkan peran seorang yang tidak
mengenal Kristus, hatinya terbagi dan diperbudak. Bab berikutnya
membahas pertentangan antara roh dan daging dalam diri mereka yang
percaya akan Kristus. Bagi mereka, ada jalan keluar bagi konflik
mereka: mereka hidup dalam damai. Maka Paulus mengakhiri dengan seruan,
“Siapakah yang akan memerdekakan aku? Syukur kepada Allah.”
• 8.1 Setelah membeberkan kelemahan-kelemahan hukum keagamaan, yaitu
setiap agama yang menekankan pelaksanaan upacara-upacara dan tata cara
keagamaan, Paulus berbicara tentang hidup dalam roh: sebab yang
terutama adalah hidup kristiani. Tampaknya, yang berikut adalah suatu
diskusi teologis yang panjang, dan Paulus berargumentasi seperti yang
pernah dipelajarinya di dalam sekolah para rabi. Tetapi jika kita
melihat dari dekat, semuanya ini bukan kesimpulan dari suatu tesis;
semuanya akibat dari pengalaman rohani, yaitu pengalaman Paulus
sendiri.
Apabila seorang kristiani percaya bahwa ia telah menerima Roh Allah,
ini bukan saja karena ia telah diajarkan bahwa dalam sakramen
penguatan, ia mendapat Roh. Jika di dalam hidup Kristen ada sesuatu
pengalaman khusus, itulah Roh Allah yang bekerja di dalam diri kita.
Tentu saja kita harus menolak godaan untuk mengalami dengan panca indra
hal-hal dari Allah dan bukannya percaya kepada firman-Nya; namun, ini
pun harus disebut sebagai pengalaman kristiani. Lihat penjelasan dalam
Kis 21:5.
Paulus tahu bagaimana hiidup seseorang ketika dibimbing oleh Roh
Kudus: ia telah melepaskan diri dari keadaan seorang pendosa yang
terbagi antara suara hatinya dan kebiasaannya yang jahat; ia telah
membulatkan tekadnya dalam kesiapan diri terhadap Allah. Secara terusterang Paulus akan berbicara tentang transformasi seutuhnya bagi mereka
yang percaya akan Kristus, walaupun kemudian ia harus mengakui bahwa
transformasi ini adalah suatu proses yang terus berlanjut.
“Allah mengutus Putra-Nya kepada kita” (ay. 3). Apakah Ia diutus hanya
untuk berbicara kepada kita, memberi hukum-hukum-Nya, atau menunjukkan
contoh-contoh tentang kasih Allah? Keselamatan yang Allah berikan
kepada kita adalah sesuatu yang berbeda. Lihatlah apa yang terjadi jika
seorang mau membantu orang-orang miskin: sama sekali tidak berguna
memberi bantuan material; mereka tidak akan bertanggung jawab kecuali
mereka sendiri menghadapi masalah-masalah di lingkungan mereka. Allah
mengetahui hal ini. Dia bukanlah yang berbelaskasihan kepada kaum
miskin dan berkata: “Sedih sekali! Sungguh tidak bertanggung jawab!
Tetapi aku akan memberi pakaian putih kepada mereka dan melupakan dosadosa mereka, supaya mereka tampak kudus dan dapat duduk di samping-Ku.”
Allah tidak mau menutup apa yang ada tetapi mau menciptakan kembali
umat manusia. Maka satu dari umat manusia harus menang atas dosa
(yaitu, kuasa maut yang melumpuhkan dan memecah-belah umat manusia).
“Ia mengutus Putra-Nya di dalam rupa” (ay. 3). Yesus memikul di atas
bahu-Nya dosa-dosa manusia, tetapi Ia sendiri tidak berdosa (Ibr 2:14
dan 4:15). Sejak saat korban Kristus, kuasa Roh-Nya menjadikan kaum
beriman mampu menang atas kuasa-kuasa maut.
Oleh kasih dan pengampunan, Allah telah menciptakan dunia baru tanpa
dendam atau keinginan untuk membalas atau menyesal. Kita berdamai
dengan Dia; kita berdamai dengan sesama manusia.
• 5. Kehidupan Yesus sebagai manusia telah mempersiapkan pemberian Roh
kepada mereka yang nantinya akan diangkat sebagai anak-anak Allah,
supaya mereka menjadi ilahi, yaitu orang-orang yang diperbarui dalam
Allah. Pertama, datang Kristus, kemudian Roh Kudus. Demikianlah Paulus
pertama-tama mengingatkan kita akan karya penyelamatan Kristus (bab 5
dan 6); kemudian baru ia mengajarkan kita tentang Roh.
“Mereka yang hidup menurut daging.” Arti daripada “daging” telah
dijelaskan dalam penjelasan di bab 7:14. Tidak diragukan lagi bahwa
Paulus berpikir tentang konflik batiniah yang masing-masing kita alami,
dan ‘daging’ menunjuk pada suatu keadaan manusiawi yang membebani kita
semua. Tetapi kodrat itu tidak bisa dilihat dalam keadaan awalnya;
kodrat
manusia
sekarang
dalam
abad
ke-20,
dengan
naluri
dan
keinginannya, dengan imajinasinya, hal-hal yang tampaknya tidak dapat
dilepaskan, dan sebagian besar tergantung pada pendidikan dan budaya
kita. Konflik yang kita alami antara daging dan roh, sebagian besar
merupakan konflik antara budaya- di satu pihak, budaya liberal sekarang
dengan pencarian kenikmatan/kesenangan tanpa batas dan pengejaran mode
hal-hal mutakhir dan di pihak lain, Roh Kristus yang hanya mencari
pelayanan kepada Bapa. Dalam konteks seperti itu, “kembalinya kebebasan
seks” di antara kelompok yang menyebut dirinya orang kristiani, tidak
perlu mengejutkan kita. Mereka itu selalu berbicara tentang hak-hak
mereka, seolah-olah seorang kristiani memiliki hak lain di hadapan
Bapa, yang sebenarnya ia hanya seorang hamba sama seperti Kristus yang
telah menyangkal Diri-Nya sendiri.
Dalam ayat 5, kita membaca, “cenderung kepada apa yang bersifat
daging”. Kata kerja dalam bahasa Yunani mengacu kepada apa yang
disimpan seorang dalam hatinya, yaitu ambisi dan rencananya. Kata yang
sama digunakan kembali dalam ay. 7, dan di sini kita menerjemahkannya
sebagai “mencari”. Ini menunjuk pada apa yang secara naluriah
diinginkan oleh kodrat kita dan apa saja yang kita rencanakan ketika
menuruti ambisi-ambisi manusia zaman sekarang. “Daging cenderung kepada
maut…”, daging itu berjuang melawan Allah: kalimat ini bisa mengejutkan
kita di dalam dunia yang terasing dari iman, namun di dalamnya masih
terjadi banyak hal yang baik. Secara sederhana, kita mengatakan bahwa
Roh Allah masih bekerja di tempat-tempat di mana orang-orang tidak
mengetahui nama-Nya. Tetapi perlu kiranya dipertanyakan kenyataankenyataan yang sebenarnya supaya kita dapat memperoleh kehidupan. Untuk
menggembirakan Allah, selalu diperlukan seorang yang terpinggirkan,
seperti Abraham, untuk melawan daging.
“Mereka yang hidup menurut Roh” (ay. 5). Haruskah kita menulis dengan
huruf besar atau kecil, menurut Roh atau menurut roh? Dalam budaya
Alkitab, roh berarti roh Allah dan roh manusia. Allah memberi roh
kepada manusia; roh juga berarti kesiapan manusia untuk menerima karya
Allah. Dalam pasal ini, kadang-kadang kita menggunakan roh dalam arti
roh kita yang dikunjungi oleh Allah, dan pada bagian lain, roh sebagai
cara Allah bekerja dalam diri kita; makna lain yang juga sering muncul
adalah Roh sebagai Allah yang berkomunikasi dengan kita.
Apa yang ditulis oleh Paulus di sini bukan suatu teori tentang apa
yang seharusnya terjadi di dalam lubuk hati kita, tetapi sesuatu yang
datang dari pengalamannya sendiri. Roh yang telah dikaruniakan
kepadanya secara terus-menerus menguasai sebagian dari dirinya, yaitu
rohnya. Yang lain, yang ia sebut sebagai ‘daging’ (seharusnya digunakan
istilah: kenyataan yang hidup, yaitu semua dasar psikologi), tetap
dalam keadaannya dahulu. Mungkin saja keadaannya lebih bebas sekarang
karena Paulus tidak selamanya menghindarinya lagi dan tidak lagi
menaruhnya di bawah hukum sebagaimana yang ia lakukan pada masa
sebelumnya (7:15-25). Sesungguhnya, daging tidak bisa ditundukkan, ia
hanya membutuhkan istirahat dan makanan, dan bermimpi tentang seks dan
kebahagiaan.
Paulus pun merasakan juga semua keinginan daging ini, tetapi ia teguh
berdiri dalam roh.Roh Paulus ini sekarang berada di bawah pengaruh Roh
dan sadar akan kegembiraan dirinya yang dibimbing oleh Roh itu. Paulus
lalu terus melihat dan mengalami perlawanan dalam dirinya (2Kor 12:7),
tetapi pengalaman ini bukan lagi suatu cobaan atas kekuatannya yang
sering kali kalah: ia sudah mengambil bagian dalam kemenangan Roh.
Paulus tidak lupa bahwa orang-orang lain masih di belakangnya dan
mereka masih terus berjuang untuk menaklukkan kebebasannya. Ia tidak
mengatakan kepada mereka bahwa daging itu jahat, tetapi kita harus
mematikan semua pekerjaan daging (ay. 13).
“Kamu tidak menerima roh perbudakan” (ay. 15). Roh mengubah cara kita
berada dan bertingkah laku di hadapan Allah. Semua rahmat yang akan
Allah karuniakan kepada kita mulai sekarang dan seterusnya hanyalah
akibat dari rahmat pertama: Allah telah mengangkat kita menjadi anakanak-Nya. Kita telah mengenal Allah Bapa dan itulah sebabnya kita
bersukacita dan tidak takut akan semua yang diminta-Nya dari kita. Kita
dapat berkata: “Bapa kami,” sebagaimana yang Yesus ajarkan kepada kita.
“Mereka yang dibimbing oleh Roh cenderung kepada semua yang datang
dari Roh.” Lalu kita mulai menginginkan suatu hidup baru dengan mengi-
kuti Kristus. Dorongan-dorongan Roh memberi semangat dalam hidup kita.
Kita merasakan dorongan itu sebagai panggilan batiniah, suatu rasa aman
dan suatu sukacita.
Dalam mengikuti dorongan-dorongan Roh, kita merasa betul-betul bebas;
namun hidup di dalam dunia ini penuh dengan perjuangan. Setiap hari
kita harus melangkah ke depan dalam mematikan pekerjaan-pekerjaan
daging (ay. 14), yaitu semua yang melumpuhkan kita dan mendorong kita
berpegang pada dunia ini. “Mematikan”: kita menyebutnya “mati raga”.
“Roh meyakinkan roh kita bahwa kita adalah anak-anak Allah” (ay. 16).
Barang siapa hidup dalam Roh, ia juga hidup dalam terang. Apabila kita
berpegang pada ajaran Kristus dan mengambil bagian dalam hidup GerejaNya, maka Roh memberi kepada kita suatu pengetahuan batin dan sukacita
atas semua hal yang datang dari Allah. Roh membimbing kita dan
mengilhami kita setiap hari dengan menunjukkan bagaimana kita dapat
berkenan kepada Allah.
• 18. Keterangan tentang “hidup dalam Roh” dilanjutkan. Seorang
beriman mengamati bahwa bukan saja komunitasnya, tetapi seluruh dunia
sedang diperbarui.
“Kemuliaan yang akan dikaruniakan kepada kita.” Walaupun Roh diam di
dalam batin kita, namun kita mengharapkan tranformasi seluruh keadaan
kita. Sekarang, walaupun kita memiliki damai Kristus, namun godaangodaan dan penderitaan menghalangi kita dalam menikmati kemuliaan dan
kebebasan sepenuhnya. Dengan transformasi seluruh diri kita (Paulus
menyebutkannya ‘tubuh’: ay. 23) kita akan memperoleh kebebasan mulia
yang dimiliki oleh anak-anak Allah.
Tidak mungkin kita dapat melihat manusia di luar dunia kita ini.
Adakah makhluk berakal budi di luar bumi ini? Alkitab tidak berbicara
soal itu: Alkitab hanya menyatakan kepada kita bahwa semua ciptaan
dibimbing oleh misteri kematian dan kebangkitan yang menandai nasib
kita dan misteri ini telah ditanggung sendiri oleh Putra Allah.
Siapakah yang menaklukkan semuanya ini (ay. 20): Allah atau manusia?
Dengan kasih yang kurang lebih sama? Paulus menerangkan bahwa dosa
telah menghancurkan keteraturan dalam alam. Ada ayat-ayat dalam
Perjanjian Lama yang menjelaskan kepada kita bagaimana alam itu
bersekutu dengan Allah melawan kejahatan manusia (Yer 14; Yun 3:7; Keb
5:17-20). Tentu saja, umat manusia telah berkembang dalam agresifitas
dan kekerasan; akibatnya lahirlah dominasi pria atas wanita dan roh
pria suka berperang. Demikian juga, ilmu yang didorong oleh kemauan
untuk menaklukkan alam: bukankah dosa Adam adalah mengambil secara
paksa pengetahuan dan kebahagiaan?
Alkitab melihat bahwa kemajuan masyarakat biasanya mengandung unsur
eksploitasi dan perbudakan. Penemuan ilmiah digunakan untuk menghancurkan jutaan hidup; perkembangan dunia liberal ini mengakibatkan lebih
banyak orang hidup dalam kemiskinan daripada dalam kesejahteraan.
Ilmu dewasa ini telah menunjukkan bahwa manusia adalah puncak yang
menjadi tujuan semua aliran hidup. Tetapi kita tidak boleh lupa bahwa
dia adalah saudara/saudari yang solider dengan semua yang hidup.
Alkitab tidak mengundang kita untuk memimpikan suatu jagat raya yang
dikembalikan pada keadaannya di Firdaus, yang akan dinikmati oleh
beberapa orang kaya. Alkitab pun tidak menuntut agar binatang-binatang
diperlakukan sebagai pribadi dengan hak-haknya. Kasih sejati menghormati keteraturan dalam ciptaan dan “kasih akan binatang” tidak
menggantikan kasih yang bertanggung jawab yang tahu bagaimana menerima
dan hidup bersama dengan orang-orang bebas.
Seluruh
ciptaan
telah
dipercayakan
kepada
Adam:
ia
harus
mengembalikannya kepada Allah, dan menggunakannya sedemikian rupa
supaya ia sendiri menjadi suatu persembahan bagi Allah (Rm 12:1; 15:7).
Inilah tujuan dari kurban binatang dalam Perjanjian Lama. Keprihatinan
yang makin besar tentang tanggung jawab manusia atas ciptaan membuka
mata kita kepada suatu aspek dosa, tetapi juga mewajibkan kita untuk
bertanya ke mana sejarah akan membawa kita.
“Dunia ciptaan mengeluh dan menderita sakit bersalin”(ay. 22). Kita
melihat di dalam dunia kita ini lebih banyak kontradiksi dan ketegangan
daripada kemajuan yang mendatangkan perdamaian: sesungguhnya bumi ini
bukanlah tempat tinggal kita yang abadi. Sebaliknya, ini adalah suatu
tempat kedukaan, dan iman dalam gelap mempersiapkan kita kepada hal-hal
yang datang dari Allah: kita menantikan status kita sebagai anak-anak
angkat Allah Bapa. Dan jagat raya tidak dapat berbuat lain kecuali
mengambil bagian dalam kelahiran ini (ay. 22) yang dilambangkan oleh
salib Kristus. Dan ia juga akan mengambil bagian dalam “kebebasan dan
kemuliaan anak-anak Allah”: sulit kiranya membayangkan bahwa orangorang yang dibangkitkan tidak akan mempunyai tempatnya di dalam dunia
rohani dan dunia yang telah diubah.
• 26. “Kita tidak tahu bagaimana berdoa.” Sering kali kita berpikir
bahwa kita berdoa ketika kita mengatakan sesuatu dan meminta sesuatu.
Paulus justru menunjukkan bahwa kata-kata tidak sepenting kerinduan
yang kuat dari Roh Allah yang ada di dalam diri kita.
“Roh
menjadi
pengantara
kita.”
Baiklah
membawa
masalah
dan
kekhawatiran kita ke hadapan Tuhan, dengan menggunakan bahasa yang
diilhami Roh. Tapi lebih baik lagi apabila Roh mengundang kita untuk
berkanjang dalam doa tanpa kata dan Allah memberikan damai-Nya kepada
kita.
• 28. Dalam halaman-halaman terakhir, Paulus menjelaskan karya Allah
di dalam diri kita oleh Roh-Nya. Tetapi sesungguhnya, penyelenggaraan
Bapa meliputi semua kejadian di dalam hidup kita. Tidak ada yang
terjadi di dalam dunia, di dalam keluarga kita, di dalam hidup kita
masing-masing secara kebetulan saja atau karena hal itu sudah
ditentukan lebih dahulu.
“Mereka yang telah Ia kenal sebelumnya.” Paulus menekankan perhatian
personal dari Allah Bapa kepada diri kita masing-masing. Allah telah
mengenal kita dalam diri Kristus sejak permulaan dunia: kita adalah
anak-anak yang sudah dikenal sebelum kita dilahirkan, tetapi juga
diberikan suatu tempat khusus dalam ciptaan-Nya.
“Ia memanggil mereka.” Apa pun caranya kita mengenal Kristus, itulah
panggilan pribadi dari Allah yang memberi kepada kita kesempatan untuk
percaya.
“Ia menjadikan mereka adil dan benar.” Allah menempatkan kita dalam
suatu keteraturan, yaitu suatu keteraturan yang berkenan kepada-Nya.
Keteraturan ini jauh melebihi suatu tertib moral bagi mereka yang
memerlukannya dan keteraturan seperti itu bukan suatu garansi bahwa
kita selalu mengikuti jalan yang benar. Tetapi lebih dalam lagi, ada
sesuatu yang terjadi dalam diri kita, sesuatu telah ditaburkan di dunia
ini: kita membawa keteraturan-keteraturan dan dari padanya muncul hati
nurani baru dan akan tampak dalam umat manusia pada masa hidup kita
atau pada abad-abad yang akan datang.
“Mereka yang Ia kenal sejak dahulu” (ay. 20). Dalam membaca ayat ini,
ada orang yang berpikir bahwa kita sebenarnya tidak bebas, dan mereka
yang telah dipilih oleh Allah otomatis diselamatkan. Tetapi kita tidak
membaca bahwa ada orang-orang tertentu yang dipilih untuk keselamatan,
dan yang lain tidak. Paulus hanya mengatakan bahwa mereka itu dipilih
untuk mengenal Kristus, dan ini tidak sama dengan dipilih untuk
keselamatan.
Kerajaan Allah lebih luas daripada Gereja. Mayoritas umat manusia
sekarang tidak mengenal Kristus dan Injil-Nya. Namun, Allah mengetahui
bagaimana membimbing mereka dan menyelamatkan mereka, sebab korban
Kristus menyelamatkan seluruh umat manusia. Paulus berbicara kepada
orang-orang beriman dan mengingatkan mereka bahwa percaya akan Kristus
adalah suatu rahmat besar; janganlah mereka putus asa.
Lihat juga penjelasan dalam 9:14. “Siapakah yang melawan kita?” Paulus
memikirkan kejahatan-kejahatan di lingkungan kita yang sering kali membawa kita ke lumpur dosa. Ia memikirkan hari Penghukuman ketika si
penuntut, Roh Kejahatan, akan menghadapi kita dengan kesalahankesalahan yang kita lakukan. Ia memikirkan suara hati kita yang bimbang
yang selalu menyesal. Semuanya ini tidak lebih kuat daripada cinta
kasih dan pengampunan Kristus. Seorang beriman seharusnya tidak
khawatir akan kesalahan yang sering diulangi atau meragukan kasih
Allah, tetapi berusaha hidup menurut kebenaran.
• 9.1 Sebagai orang Yahudi, Paulus turut merasakan kekhawatiran
beberapa orang Yahudi yang telah percaya akan Kristus. Mengapa umat
yang terpilih tidak mengenal Penyelamat mereka? Jika mereka bangsa yang
terpilih, mengapa sedikit saja mereka yang percaya?
Kekhawatiran ini sama dengan apa yang terjadi dalam keluarga-keluarga
Katolik ketika anak-anak mereka tidak pergi lagi ke Gereja atau para
pemuda yang menyatakan bahwa mereka telah kehilangan iman. Perasaan
yang sama terjadi dalam pelaksanaan suatu misi: mereka yang biasanya
pergi ke Gereja mungkin saja yang lebih sulit untuk dibimbing menuju
pertobatan dan merupakan orang-orang yang paling menghalangi pewartaan
Injil kepada orang-orang luar.
Tetapi iman itu tidak diwariskan dari satu ayah kepada anaknya. Di
masa lampau, ada kebiasaan di mana seluruh bangsa memeluk agama yang
sama dan seakan-akan menghayati iman yang sama. Dalam Kisah Para Rasul,
kita dapat melihat contoh di mana ketika kepala keluarga telah menerima
pembaptisan, semua anggota keluarga juga ikut dibaptis (Kis 10:14;
16:33). Namun, iman itu selalu suatu rahmat dari Allah. Pada zaman
sekarang, orang-orang hidup dalam otonomi dan dalam dunia di mana semua
agama saling bertemu: iman tidak bisa lagi milik keluarga.
• 14. Dalam pasal ini, Paulus sudah mengetahui lebih dahulu penolakan
yang akan timbul: Jika Allah memanggil siapa saja yang Ia kehendaki,
apakah iman kita betul bebas?” (ay. 19). Ini adalah suatu misteri dan
akan tetap misteri. Paulus tidak ingin menjelaskan hal ini, tetapi
menekankan bahwa Allah mengaruniakan kepada siapa pun yang Ia kehendaki, rahmat untuk datang kepada Kristus (lih. Yoh 6:44). Tetapi
pengalaman
pertobatannya
di
mana
Allah
seolah-olah
mengambil
kebebasannya secara paksa, sebagaimana Ia lakukan dengan nabi-nabi
besar lainnya, mendorong Paulus untuk menggunakan bahasa yang terlalu
keras yang seakan-akan menghapus kebebasan kita, khususnya dalam ayat
22 yang bisa diterjemahkan sebagai berikut: “Allah bersabar terhadap
periuk-periuk yang disiapkan untuk dipecahkan.”
Dua hal yang kita ingin katakana tentang ayat ini:
Paulus menggunakan ayat-ayat dari Perjanjian Lama di mana Allah
berbicara tentang penyelamatan atau pembinasaan umat Israel (ay. 27),
tentang
mengasihi
Israel-memberikan
kepadanya
tanah
yang
subur
sedangkan tanah yang tidak subur diberikan kepada Esau atau Edom (ay.
13), tentang pengerasan hati Firaun supaya ia dikalahkan kemudian (ay.
17). Semua ini adalah masalah kolektif: satu kelompok diselamatkan dan
kelompok
lain
binasa.
Contoh
ini
digunakan
oleh
Paulus
untuk
menjelaskan suatu fakta historis: sebagian besar umat Yahudi tidak
mengenal Kristus. Berbahaya sekali mengambil kesimpulan dari ayat-ayat
ini tentang tanggung jawab mereka yang percaya dan yang tidak percaya.
Dan kita akan jatuh kepada kekeliruan yang lebih besar lagi jika kita
menggunakan ayat-ayat ini bagi mereka yang akan pergi ke surga atau ke
neraka. Jelas sekali bahwa pertanyaan ini tidak ada hubungan dengan
argumen Paulus: mengenal Allah adalah suatu rahmat yang Ia berikan
kepada siapa pun yang Ia kehendaki, tetapi Ia juga akan memberi rahmat
lain supaya orang lain dapat diselamatkan tanpa mengenal Kristus.
Kita sadar bahwa semua pembicara, termasuk Paulus, kadang-kadang
mengatakan hal-hal yang berlebihan tetapi kemudian memperjelasnya dengan menunjukkan aspek lain dari realitas yang sama. Kita harus melihat
ayat-ayat
lain
dari
Alkitab
untuk
mendapatkan
pandangan
yang
menyeluruh. Jika Allah memanggil kita kepada suatu hubungan dalam cinta
kasih dan kesetiaan (Hos 2:21), maka hal itu mungkin karena kita adalah
orang bebas dan bertanggung jawab (Sir 15:14). Jika Allah telah
menetapkan seseorang untuk masuk ke neraka, bagaimana mungkin Ia
memanggil dia supaya hidup dalam kekudusan? Jika begitu, kita dapat
mengambil kesimpulan bahwa itulah senda gurau yang paling kejam.
PREDESTINASI
Ada dua pemahaman tentang predestinasi yang harus jelas bagi kita.
Bagi Paulus, predestinasi menunjuk pada “rencana kasih Allah dari
permulaan.” Allah telah memutuskan untuk mengaruniakan kepada kita
kekayaan cinta kasih-Nya lewat Putra-Nya. Lihat penjelasan dalam Efesus
1:5.
Tetapi bagi sejumlah orang di abad ke-16, pemahamannya lain sekali,
seperti Luther, Calvin, dan beberapa teolog Katolik menjadi pengikut
mereka. Mereka berpikir bahwa Allah telah menciptakan manusia tanpa
kekhawatiran tentang kemungkinan dosa atau tanpa rencana pengutusan
Kristus. Sebagai akibat dosa Adam, Keadilan Allah telah menghukum semua
keturunannya ke neraka. Tetapi oleh karena Belas Kasihan Allah, Ia
telah memutuskan untuk menyelamatkan beberapa orang di antara mereka
oleh pengutusan Yesus ke dunia. Predestinasi ini setelah dosa Adam,
berarti tidak ada orang yang dapat melarikan diri dari berkat atau
kutukan Allah.
Paulus, dalam berbicara tentang predestinasi, hanya memuji Allah
karena kasih-Nya yang meluap. Sedangkan mereka, terpikat oleh perhatian
pada keselamatan mereka, berpikir tentang seorang Allah yang bertindak
sesuai hati-Nya, yang mungkin saja telah menetapkan mereka ke neraka.
Dan Luther mencari jalan keluarnya dengan lebih menekankan Yesus yang
berbelas kasih daripada Allah yang menakutkan.
Dalam abad yang sama, Tuhan Yesus membuat banyak penampakan sambil
meminta umat untuk menghormati ‘Hati Kudus-Nya’. Hal ini mengingatkan
kita bahwa Ia hanyalah kasih bagi kita. Bukan saja Yesus yang mengasihi
kita, tetapi Bapa juga, yang telah menetapkan kita, adalah kasih, sama
seperti Putra-Nya.
Sebagai kesimpulan, kita dapat mengatakan:
– Allah tidak dikuasai oleh waktu, bagi-Nya tidak ada yang sebelum dan
sesudah. Ia melihat dan menentukan pada waktu yang sama permulaan dan
akhir bagi diri kita masing-masing. Tidak ada seorang pun yang binasa
karena kelalaian atau kehendak Allah (Rm 8:28; Yak 1:13). Tidak seorang
pun dapat menghalangi rencana penyelamatan-Nya (Rm 8:37).
– Keselamatan kita adalah karunia Allah. Tidak ada seorang pun yang
dapat percaya atau berkenan kepada-Nya kecuali kalau ia telah dipanggil
(Rm 11:5; Fil 2:13). Tidak seorang pun yang dapat berbangga atas
jasanya atau menuntut ganjarannya (Ef 2:9; Fil 3:9).
– Allah sendiri yang bekerja di dalam diri kita, sejauh kita membuka
diri kita kepada karya-Nya. Mereka yang tidak mau membuka dirinya
bertanggung jawab atas hukumannya. Demikianlah, Gereja berbicara
tentang predestinasi untuk menyatakan karya penyelamatan ini; tetapi
Gereja tidak pernah berbicara tentang predestinasi ke neraka. Buatlah
perbandingan antara Mat 25:34 (kerajaan yang telah disiapkan bagimu)
dengan Mat 25:4 (api yang telah disiapkan untuk si Jahat).
“Hanya sedikit yang akan diselamatkan.” Orang-orang Yahudi yang telah
percaya kepada Yesus, daripada menuntut, harus berterima kasih kepada
Allah sebab mereka telah dipanggil-Nya. Allah akan menyelamatkan dunia
oleh suatu kelompok minoritas, dan begitupula dalam Gereja, banyak
anggotanya tidak menghiraukan tuntutan Injil: sebab ini juga adalah
rahmat dari Allah.
Sekarang
Paulus
menjelaskan
mengapa
orang-orang
Yahudi
telah
kehilangan tujuan Hukum (ay. 31). Sebab mereka ingin menjadi orang
kudus oleh usahanya sendiri. Dalam hal ini, ada banyak orang Kristen
yang
hidup
sama
seperti
mereka.
Mereka
yakin
akan
perbuatanperbuatannya dan merasa puas dengan hidup mereka. Hal ini menghalangi
mereka melihat diri sebagai kaum pendosa.
“Mereka berusaha menyempurnakan diri”(ay. 3). Banyak orang Kristen
ingin datang kepada Allah dengan tangan penuh, tetapi Kristus
mengundang kita hanya untuk membuka tangan kita untuk menerima. Dengan
cara semacam ini juga, kita menerima sakramen-sakramen bukan karena
kita layak, tetapi kita membuka tangan kita seperti pengemis.
• 10.1 Paulus melanjutkan topik yang sama tentang ketidakpercayaan
umat Israel dengan menggunakan metode diskusi Yahudi yang lazim pada
waktu itu. Ia membedakan di dalam Alkitab beberapa aliran pemikiran.
Rupanya, banyak pasal dari Perjanjian Lama hanya berbicara tentang
kesetiaan dalam melaksanakan perintah-perintah, tetapi pasal-pasal lain
juga menyatakan tentang karunia Allah. Ini menjelaskan bahwa tidak ada
‘satu’ agama dalam Alkitab: tidak cukup membaca satu ayat dan
menafsirkannya secara harfiah (yang disebut ‘fundamentalisme’). Alkitab
memberi suatu rangkaian kesaksian di mana kita mengenal suatu jalan dan
suatu cara pengajaran dari Allah. Dari abad ke abad dan di dalam
berbagai budaya, pertama Yahudi dan kemudian Yunani, Ia membimbing
umat-Nya kepada kebenaran yang penuh.
Mungkin kita telah terbiasa dengan suatu pandangan progresif dari
sejarah, seolah-olah semua mesti berkembang dari apa yang ada. Namun
Yesus menunjukkan bahwa waktu silih berganti tetapi selalu berbeda. Dan
jika ada perkembangan, hal itu terjadi oleh karena suatu revolusi dan
suatu perubahan pandangan.
Demikian pula di dalam Gereja, terjadi perubahan-perubahan besar di
dalam abad ini. Kita harus meninggalkan pandangan bahwa Gereja, yang
mulai dari Barat kemudian meluas ke seluruh dunia karena berbagai misi
yang diadakan. Paulus me-nunjukkan pandangan yang berbeda: aliran
rahmat harus meninggalkan kawasan yang telah disuburkannya demi
menyuburkan tanah lain. Tetapi ia menjelaskan bahwa hal ini bukan
kesewenang-wenangan Allah; melainkan suatu proses di mana seluruh umat
manusia dibawa ke kedewasaan dan Ia sendiri tahu bagaimana caranya.
Tetapi Paulus juga menggarisbawahi peran penting umat Yahudi. Hal yang
sama dapat dikatakan tentang pusat-pusat kekristenan di masa lampau
tetapi sekarang tidak lagi: peran mereka masih tetap dihargai karena
suatu kelompok minoritas terus setia.
NASIB UMAT YAHUDI
• 11.1 Dua pasal, yaitu 11-24 dan 25-32, berbicara tentang nasib umat
Yahudi. Sebagaimana telah dimaklumkan Yesus umat Yahudi dicerai-beraikan ke seluruh dunia, menjadi satu bangsa tanpa tanah, yang
dipersatukan hanya oleh Hukum, tradisi dan suatu keyakinan bahwa
merekalah umat terpilih Allah.
Pada zaman di mana hormat pada agama lain belum dilaksanakan, banyak
orang Yahudi membentuk kelompok-kelompok minoritas dalam negara-negara
Kristen. Kenyataan bahwa orang-orang yang yakinlah yang setia pada
Allah yang benar, tidak menghiraukan umat agama lain (Est 10). Maka,
umat Yahudi juga menderita karena fanatisisme Kristen. Orang-orang
Kristen pada waktu itu tidak melihat bahwa iman mereka tidak
mengizinkan fanatisisme. Mereka berpikir bahwa umat Yahudi sekarang
dihukum karena dosa nenek-moyang mereka karena merekalah yang menyalibkan Yesus: mereka melihat tragedi umat Yahudi sebagai suatu tanda
dari Tuhan.
Namun dalam abad berikutnya, umat Kristen menjadi sadar akan sifat
Injil yang anti-kekerasan dan panggilan mereka di dunia adalah menjadi
minoritas: inilah suatu langkah kemajuan besar. Sudah saatnya untuk
mengkaji kembali peranan umat Yahudi, suatu kelompok minoritas lain, di
dalam sejarah keselamatan Allah. Mereka tidak berhenti menjadi kelompok
yang aktif di dalam dunia, dan sering kali merekalah yang mengatakan
apa yang seharusnya keluar dari mulut kita. Rupanya, Allah menghendaki
persamaan antara umat Yahudi dan umat Kristen sebagaimana Paulus
memahaminya. Tetapi ia juga menyatakan secara jelas bahwa pada akhir
dunia ini, umat Israel akan berdamai dengan Kristus, dan umat Yahudi
dan umat Kristen akan mengetahui bahwa sejarah mereka masing-masing
hanyalah bagian dari satu sejarah.
• 12.1 Paulus memulai di sini bagian kedua dari suratnya: sama seperti
dalam surat-surat lain, ia akan berusaha menjadi lebih praktis
dibandingkan dengan bagian pertama.
“Persembahkanlah dirimu kepada Allah.” Bukan hanya hari Minggu yang
menjadi milik Allah walaupun perayaan ekaristi adalah penting bagi
kehidupan Kristen. Dan bukan hanya kewajiban-kewajiban khusus yang
harus kita laksanakan. Allah menghendaki semua yang muncul dari
diri/kepribadian kita.
“Janganlah dirimu dibentuk oleh dunia ini.” Dari berbagai sudut, kita
diserang oleh propaganda, mode-mode, lagu-lagu tanpa menghiraukan nilai
kebudayaan kita. Semuanya ini adalah dunia: kita dibelenggu dalam
logikanya dan dalam keperluan-keperluannya. Namun kita harus jadi bebas
supaya hati kita hanyalah untuk Allah! Tetapi kita sering terbiasa
dengan apa yang orang lain lakukan dan terlebih lagi, menjadi hamba
uang. Tanpa bersikap agresif atau pesimis, seorang Kristen akan selalu
menantang dunia kita ini.
“Pembaruan batiniah harus mengubah dirimu.” Sebelum menghayati suatu
aturan hidup, engkau harus menghayati dahulu rohnya. Engkau tidak
meniru Santo Fransiskus dengan memakai jubah: pertama kamu harus
dilebur oleh kasih dari Kristus yang miskin. Pembaruan Kristen muncul
dari kriteria baru, dari pandangan baru terhadap dunia dan kebebasan
kita. Pembaptisan yang menjadikan kita orang-orang Kristen baru,
memulai pembaruan roh kita yang diterangi oleh Allah sendiri. Lihat Ef
4:3.
“Kamu akan mengetahui apa yang dikehendaki oleh Allah.” Tidak cukup
mengikuti peraturan saja; kita harus memaksa diri kita untuk menemukan,
untuk merenungkan dan memahami kehendak Allah dalam semua kejadian di
dalam hidup kita.
“Ambillah sebagai contoh, tubuh kita.” Lihatlah 1Kor 12. Kita semua
membentuk satu tubuh dan kita tidak dapat meninggalkan tanggung jawab .
kita. Di mana orang-orang Kristen hanyalah suatu minoritas kecil,
mereka biasanya tergantung pada komunitas dan dalam komunitas ini
mereka menghabiskan banyak waktu: inilah kasus yang ada di dalam pemikiran Paulus. Ia menekankan bahwa masing-masing mempunyai tugasnya di
dalam Gereja: kita semakin jauh dari tata cara keagamaan di mana
mayoritas hanyalah “pendengar” yang berdiam diri saja.
• 4. Dari cara ia berbicara tentang komunitas Kristen, Paulus
menunjukkan kepada kita bahwa pada waktunya Gereja belum diorganisir
seperti Gereja-gereja sekarang. Dalam Gereja perdana, tidak semuanya
tergantung pada imam-imam yang dididik di luar lingkungan umat biasa
dan kemudian diutus kepada komunitas Kristen “dari luar”. Sebagaimana
telah kita nyatakan dalam Kisah 12:35, komunitas sendiri yang memilih
para penatua atau imam mereka dan kemudian disahkan oleh para rasul.
Yang paling terhormat di antara mereka adalah “nabi-nabi”. Kelompok
penatua, yang berkuasa atas Gereja, adalah mereka yang memimpin
perayaan ekaristi.
Karunia masing-masing anggota diakui oleh organisasi, semua karunia
ini adalah demi pelayanan Gereja. Lihatlah Ef 4:11 dan 1Tim 4:14.
Tetapi di dalam sejarah, Gereja selalu mengubah struktur organisasinya
untuk menyesuaikan diri dengan struktur sosial baru dan perkembangan
budaya.
“Berilah dengan tangan terbuka.” Di sini Paulus setelah berbicara
tentang pelayanan yang efisien, berbicara juga tentang pelayanan kasih
kepada sesama manusia.
• 9. Ayat 9-13 memaparkan suatu perencanaan hidup Kristen. Daripada
menekankan
perintah-perintah,
Paulus
menggarisbawahi
sikap-sikap
batiniah.
“Jangan membalas kejahatan dengan kejahatan” (ay. 17). Suatu perintah
untuk saling mengampuni sebagaimana sering kali diminta Yesus dalam
Injil. Kebijaksaan yang menasihati kita untuk membalas kejahatan dengan
kejahatan, perbuatan yang kasar dengan perbuatan yang kasar, gigi ganti
gigi… Juga, suatu kebijaksanaan palsu (ay. 16) untuk berusaha dihormati
oleh orang dengan mengikuti kebiasaan orang-orang dari kelas atas, atau
memimpikan suatu hidup tanpa masalah-masalah material, atau lebih
memperhatikan orang-orang yang kaya, orang-orang berkuasa atau yang
pandai berbicara.
• 13.1 Dalam lingkungan sosial Paulus, banyak orang mencari dalam
agama suatu cara untuk melarikan diri dari tugas-tugas keluarga dan
kewajiban sosial (2Tes 3:6-12). Paulus menekankan “aspek mistik” dari
hidup Kristen, tetapi tidak menginginkan suatu penghindaran yang jelasjelas melawan ajaran Alkitab. Maka ia menekankan suatu ketaatan sipil
dalam konteks kemasyarakatan yang belum mengenal sistem demokrasi yang
kita miliki sekarang.
Ayat ini pernah disalahgunakan oleh pemerintah-pemerintah otoriter,
yang setelah memaksakan ketetapan-ketetapan mereka, mengharapkan supaya
ditaati seolah-olah mereka adalah hamba-hamba Allah yang bekerja demi
kesejahteraan rakyat. Sampai pada hari ini, ayat-ayat ini masih
disalahgunakan di banyak tempat – di mana ada penjajahan oleh negaranegara imperialis; pihak yang berkuasa tidak berhenti mengutus para
pengkhotbah yang akan mengajak para umat Kristen untuk berdiam saja di
hadapan ketidakadilan dan perampokan ekonomi, dengan menggunakan ayat-
ayat ini untuk membenarkan ajaran mereka. Di satu sisi, ada kebenaran
bahwa pemerintah adalah “agen-agen”. Tetapi dalam Alkitab juga kita
mendapatkan bahwa Si Jahat juga memberi kuasa kepada mereka yang
melayaninya (Luk 4:5-7; Why 13:1-9; Yoh 12:31 dan 14:30).
Paulus dan para pembacanya hidup di dalam dunia di mana orang-orang
mengakui keabsahan kuasa dan pemerintahan Romawi. Sebagaimana kesejahteraan rakyat atau damai tidak dapat diperoleh tanpa otoritas dan
ketaatan, Paulus menyatakan bahwa pemerintahan yang ada datang dari
Allah. Ketika ia berbicara tentang mereka yang melawan otoritas, ia
memikirkan mereka yang memaksakan kepentingan mereka sendiri atau
kelompok mereka. Apa yang ia tidak terima adalah suatu sikap antisosial, dan hal ini akan muncul lagi dalam 1Ptr 2:13 dan Tit 3:1 di
mana otoritas itu sendiri mulai meragukan umat Kristen sendiri.
Tidak seorang pun dapat menggunakan kata-kata ini untuk mengutuk
mereka yang melawan pemerintahan karena suara hati mereka. Hanya kepada
Allahlah seorang Kristen menyerahkan suara hatinya. Ketika pemerintahan
menuntut sesuatu yang melawan kebenaran atau keadilan, ia melawan juga
dengan cara-cara yang diterangkan oleh suara hatinya, yaitu kesiapan
untuk menderita menurut hukum yang berlaku, bahkan siap untuk
menyerahkan nyawanya. Kebanyakan dari martir-martir Gereja dihukum pada
zamannya sebagai subversif dan musuh tatanan sosial.
“Ia adalah pelayan Allah demi kesejahteraanmu” (ay. 4). Kita harus
bertanya: apakah pemerintahan tersebut bekerja demi kesejahteraan?
Ketika hukum-hukum yang berlaku hanyalah untuk kepentingan minoritas,
atau
pemerintahan
menindas
orang-orang miskin,
mereka
itu
tidak
melayani Allah: kita ingat akan Yes 5:8; 7; 10:1-3; Am 5:7-12.
Seorang beriman hanya mengakui satu Tuhan: ia tidak akan menerima
orang-orang tertentu menjadi “tuhan” yang dapat menghapus mereka yang
melawan kuasa absolut yang mereka miliki.
Dari pihaknya, Yesus tidak mengambil bagian dalam politik (Mrk 12:1317). Tetapi Ia tidak menolak mereka yang ingin. Ia bebas untuk memberi
kritikan kepada otoritas dan Ia juga bebas melawan hukum-hukum yang
paling suci pun kalau hukum-hukum itu menindas.
Pada abad yang lalu, Gereja telah mengingatkan kita bahwa tidak ada
pemerintahan yang dapat melanggar hak-hak asasi manusia, dan semua
harus berhati-hati dalam memilih pemerintahnya supaya mereka itu betulbetul melayani kesejahteraan rakyat. Dalam hal ini, marilah kita
mendengar ajaran Gereja dari Gaudium et Spes 73-76.
• 11. “Kamu tahu waktunya, sudah saatnya untuk bangun.” Paulus
mengingatkan kita tentang kewajiban-kewajiban seorang Kristen di dalam
dunia ini: waspadalah ketika menyesuaikan diri dengan dunia ini.
Seorang Kristen selalu menanti kedatangan Tuhan Yesus.
Dalam tiga puluh tahun pertama hidup Gereja, semua orang menunggu
kedatangan kembali Kristus dalam waktu dekat. Ketika menjadi jelas bagi
mereka bahwa sejarah diperpanjang lagi, mereka mulai berpikir tentang
akhir mereka masing-masing: itulah waktu untuk dapat bertemu dengan
Kristus. Dalam abad kita ini, kita telah sadar bahwa sejarah menuju
pada akhirnya tetapi kita bukan saja siap untuk waktu terakhir, tetapi
kita juga harus bekerja demi pewartaan Injil kepada seluruh dunia.
Injil adalah kuasa, yang secara langsung atau tidak, membawa sejarah
manusia kepada kedewasaannya; oleh hidup yang kudus dan bertanggung
jawab kita mempercepat kedatangan Kerajaan Allah (2Ptr 3:11-12).
• 14.1 Apakah para pembaca Paulus begitu berbeda dari diri kita?
Setelah mendengar dia berbicara tentang kebenaran-kebenaran yang besar,
apakah mereka siap menghapus semua yang menyulitkan hidup berkomu-
nitas?
“Terimalah mereka yang imannya masih lemah.” Orang-orang Kristen di
Roma kebanyakan berlatar belakang orang asing. Orang Yahudi atau Yunani
datang dari berbagai budaya dan agama, dan mereka masih berpegang pada
adat-istiadat mereka. Jika orang-orang Yahudi menginginkan daging
khusus, maka yang berpantang makan daging membuat masalah menjadi lebih
rumit. Jika orang Yahudi memiliki hari Sabat, yang lain mempunyai ‘hari
puasa’ dan hari sialnya. Pada hari-hari pertama, orang-orang masih
saling menghormati; tetapi kemudian pelan-pelan, karena kesombongan,
mereka juga memprovokasi sesamanya dalam semangat iman.
Paulus mengingatkan kita akan apa yang diajarkan oleh Yesus sendiri
(Mrk 7:19): tidak ada makanan atau minuman yang dilarang.
Paulus menolak semua pertentangan tentang semuanya ini. “Jangan
mengkritik kelemahan hati nurani mereka.” Barang siapa yang telah menghapus dalam dirinya suatu prasangka, harus menghormati suara hati orang
lain. Masing-masing harus berkorban demi kesejahteraan orang lain, jika
hal ini perlu. Kita mengalami kesulitan yang sama ketika orang-orang
Kristen dari berbagai latar belakang, suku, kelompok politik harus
hidup bersama. Di sini ada suatu kesempatan untuk menghormati satu sama
lain.
“Apa yang kita lakukan yang melawan suara hati adalah dosa” (ay. 23):
hal ini penting dalam menjelaskan kebebasan suara hati kita. Mungkin
hal ini sering kali dilupakan, tetapi Santo Thomas Aquinas mengingatkan
kita bahwa tidak ada hukum dan tidak ada otoritas religius yang harus
diikuti kalau ia melawan suara hati kita. Maka suatu kewajiban untuk
memperoleh kriteria yang baik lewat pembacaan, pembicaraan, ajaran
Alkitab, sambil menyadari bahwa Roh bekerja dalam semua aspek kehidupan
Gereja.
• 15.14 Di sini, kita melihat wajah Paulus yang lebih lunak. Ia
memiliki kuasa sebagai rasul Kristus dan bisa menyelesaikan masalahmasalah umat di Roma. Tetapi, ia berhati-hati supaya jangan terjadi
perpecahan, dan ia menunjukkan hormat kepada para pendiri dan kepada
pemimpin komunitas di Roma.
“Sebagai
imam
Kristus
Yesus”(ay.
16).
Kata
ini
tidak
dapat
diterjemahkan dengan arti imam dalam Gereja sekarang. Umat Kristen
pertama tidak menggunakan kata imam untuk menyebut pemimpin mereka,
supaya tidak terjadi kekeliruan dengan imam-imam Yahudi atau imam-imam
kafir yang mempersembahkan kurban kepada Tuhan. Di sini, Paulus
membandingkan dirinya dengan mereka. Ia tidak mempersembahkan kurban
bakaran kepada Allah, tetapi ia mempersembahkan orang-orang kafir dan
memperdamaikan mereka dengan Allah. Inilah penyembahan baru dan rohani
(12:1) yang dibawa rasul-rasul kepada Allah.
Tetapi sampai sekarang ada bahaya melupakan tugas mendamaikan yang
serba sulit dan sering disalahtafsirkan dari orang-orang yang telah
dimerdekakan dan sadar akan haknya sebagai manusia. Hanya mereka yang
bekerja demi pewartaan Injil, mempunyai hak untuk merayakan ekaristi.
• 22. Perjalanan ke Spanyol berarti pergi melewati Roma, pusat dunia.
Ini menunjukkan pada kita bagaimana semangat Paulus dalam mendirikan
komunitas baru di seluruh dunia, tanpa perlu menunggu komunitas yang
baru didirikan itu berkembang menjadi matang. Sekarang “misi” bukan
saja melewati Roma atau negara asing lainnya: setiap komunitas Kristen
harus melihat lebih jauh dari perbatasan daerah misi di mana seorang
sudah merasa puas dan senang. Dengan demikian, mungkin jutaan orang
yang hidup berdekatan dengan kita, tetapi sebetulnya ‘jauh sekali dari
diri kita, dapat ditemukan.’
“Aku berangkat ke Yerusalem untuk membantu komunitas di sana.” Upaya
komunitas Yerusalem supaya semua milik pribadi menjadi milik umum tidak
berhasil (Kis 2:44). Maka Paulus meminta derma dari semua komunitas
Kristen Yunani, dengan harapan bahwa dengan bantuan ini hubungan antara
umat Kristen berlatar belakang Yunani dan berlatar belakang Yahudi
dapat menjadi lebih erat. Sering kali sulit dihindari pertentangan
antara kelompok yang berasal dari berbagai budaya dan kelas. Sering
kali juga sulit untuk berdialog. Dalam keadaan ini, pelayanan kasih
akan mempersatukan hati orang-orang yang pikirannya berseberangan.
• 16.17 Saudara-saudara, aku mohon supaya kalian berhati-hati. Tidak
ada surat Paulus tanpa peringatan terhadap perpecahan dan terhadap mereka yang mengumumkan “injil lain”. Ajaran Gereja adalah ajaran para
rasul, saksi-saksi Yesus sendiri. Ada suatu struktur pimpinan, suatu
otoritas yang sah, dan Paulus meminta ketaatan dalam hal-hal iman.
Kalimat terakhir adalah doa pujian kepada Allah. Hampir sama dengan
doa lain, yang terdapat dalam pembukaan surat kepada umat di Efesus.
1
•
Dari Paulus, hamba Yesus Kristus,
seorang rasul yang dipanggil dan dikhususkan untuk
mewartakan Injil,
2
yang dahulu dijanjikan-Nya melalui nabi-nabi di dalam
Kitab Suci mengenai Putra-Nya
3
yang telah dilahirkan dalam daging, sebagai keturunan
Daud
4
dan yang telah diakui sebagai Putra Allah yang penuh
dengan kuasa,
setelah bangkit dari antara orang-orang mati dengan kuasa
Roh Kudus.
1
Dengan perantaraan Dia, yaituYesus Kristus Tuhan kita,
5
dan demi Nama-Nya kita telah menerima rahmat dan
perutusan untuk segala bangsa,
agar mereka menerima iman:
6
Kamu sekalian, yang terpilih di dalam Kristus, adalah
bagian dari mereka,
kamu, orang-orang yang dikasihi Allah di Roma, telah
dipanggil untuk menjadi kudus:
7
Semoga Allah, Bapa kita, dan Tuhan Yesus Kristus,
memberikan kepadamu rahmat dan damai.
Paulus rindu mengunjungi mereka
Pertama-tama, aku mengucap syukur kepada Allahku
dengan perantaraan Yesus Kristus untuk kamu semua, sebab
kepercayaanmu sudah terkenal di seluruh dunia. 9 Dan
Allah, yang kuabdi dalam Roh oleh pewartaan Injil tentang
Putra-Nya, menjadi saksiku bahwa pada setiap waktu aku
ingat akan kamu dalam doa-doaku. 10 Tidak berkeputusan aku
8
berdoa, agar Ia memungkinkan aku mengunjungi kamu, jika
demikianlah kehendak-Nya. 11 Aku rindu melihat kamu dan
berbagi berkat rohani bersama kamu untuk meneguhkan kamu.
12
Dengan demikian kita saling meneguhkan dengan jalan
saling membagikan iman yang sama.
13
Kamu harus tahu, saudara-saudara, bahwa sudah kerap
aku membuat rencana untuk mengunjungi kamu, tetapi sampai
sekarang selalu terhalang. 14 Aku ingin memetik hasil dari
antara kamu, seperti sudah kulakukan juga di antara
bangsa- bangsa lain. Aku merasa mempunyai kewajiban
terhadap semua orang, entah Yunani atau orang-orang
asing, entah orang- orang yang berpendidikan atau yang
tidak terdidik. 15 Itulah sebabnya aku ingin mewartakan
Injil juga kepada kamu yang tinggal di Roma.
•
Sebab aku sama sekali tidak merasa malu akan Injil
ini; ini adalah kekuasaan Allah yang menyelamatkan mereka
yang percaya, mula-mula orang- orang Yahudi, lalu
kemudian orang-orang Yunani. 17 Injil ini menunjukkan
kepada kita bagaimana Allah membenarkan orang melalui
iman dan untuk hidup menurut iman, seperti dikatakan
dalam Kitab Suci: “Orang benar akan hidup oleh iman.”
16
Umat manusia di bawah murka Allah
•
Sekarang ini Allah sudah siap untuk menghukum
kejahatan dan segala jenis ketidakadilan dari mereka itu
yang telah mendiamkan kebenaran dengan cara hidup mereka
yang jahat. 19 Sebab segala sesuatu yang dapat diketahui
tentang Allah sudah menjadi jelas untuk mereka: Allah
sendiri telah menyatakannya. 20 Sebab, meskipun kita tidak
dapat melihat Dia, namun paling kurang kita dapat menemukan Dia melalui karya-karya-Nya; karena Dia telah
menciptakan dunia, dan oleh karya-Nya kita memahami Dia
sebagai yang kekal dan mahakuasa, dan sebagai Allah.
18
Maka mereka tidak dapat berdalih, 21 sebab mereka
mengenal Allah, tetapi tidak memuliakan Dia sebagaimana
mestinya, dan tidak pula bersyukur kepada-Nya. Sebaliknya
pemikiran mereka telah sesat dan kegelapan meliputi budi
mereka.
22
Mereka yakin bahwa mereka orang yang bijaksana, tetapi
mereka telah menjadi bodoh: 23 mereka menukarkan Kemuliaan
Allah yang kekal dengan gambaran-gambaran berupa manusia
yang fana, burung-burung, binatang- binatang berkaki
empat dan binatang melata. 24 Oleh sebab itu Allah menyerahkan mereka kepada kecenderungan hati mereka; mereka
telah melakukan hal-hal yang memalukan dan yang mencemarkan tubuh mereka.
25
Mereka menukarkan kebenaran Allah dengan dusta; mereka
menghormati dan menyembah ciptaan dan bukan Pencipta,
yang harus dimuliakan selama-lamanya, Amin! 26 Oleh sebab
itu Allah menyerahkan mereka kepada hawa nafsu yang memalukan: perempuan-perempuan menukarkan hubungan kelamin
yang kodrati dengan yang melawan kodrat. 27 Demikian juga
laki-laki, mereka meninggalkan hubungan kelamin yang
kodrati dengan perempuan, tetapi saling mengingini, dan
melakukan hal-hal yang memalukan, laki- laki dengan
laki-laki, dan dengan demikian mendatangkan ke atas diri
mereka hukuman yang pantas karena kejahatan mereka. 28 Dan
karena mereka merasa tidak perlu mengenal Allah, maka
Allah telah menyerahkan mereka kepada pemikiran-pemikiran
yang jahat sehingga mereka melakukan berbagai hal yang
tidak senonoh.
29
Dan dengan demikian mereka penuh dengan ketidakadilan,
kesesatan, keserakahan, kejahatan; mereka penuh dengan
kecemburuan,
pembunuhan,
perselisihan,
penipuan
dan
kefasikan.
30
Mereka melakukan fitnah, menghina Allah, dan angkuh
hati; mereka sombong, penipu, pandai melakukan yang
jahat. Mereka memberontak terhadap orang tua mereka,
31
tidak berakal, tidak setia, keras hati dan tidak
berbelas kasihan. 32 Meskipun mereka tahu tentang hukum
Allah yang menyatakan bahwa orang-orang yang hidup
demikian harus dihukum mati, namun mereka sendiri bukan
saja melakukan semua hal ini, tetapi malah memuji setiap
orang yang melakukan hal yang sama.
Orang-orang Yahudi juga harus takut akan hukuman
2
•
Karena itu, siapa pun kamu, tidak ada alasan
untukmu menghakimi orang lain, karena dengan menghakimi
sesamamu, kamu menghukum dirimu sendiri, sebab kamu
melakukan hal yang sama. 2 Kita tahu bahwa hukuman Allah
dengan adil akan jatuh atas mereka yang melakukan hal-hal
sedemikian ini. 3 Adakah kamu mengira bahwa dengan menghukum orang lain kamu sendiri akan luput dari hukuman
Allah, sedang kamu melakukan hal yang sama?
4
Ini berarti menyalahgunakan Allah dan kebaikan-Nya
yang tak berhingga, kesabaran dan pengertian-Nya, sambil
tidak menyadari bahwa kebaikan-Nya bertujuan menghantar
kamu kepada pertobatan. 5 Jika hatimu menjadi keras dan
tidak mau berubah, maka kamu akan menumpuk bagi dirimu
1
siksa pada hari penghakiman, ketika Allah akan tampak
sebagai hakim yang adil.
6
Dia akan memberikan kepada setiap orang apa yang
pantas baginya, sesuai dengan perbuatan-perbuatannya.
7
Dia memberi hidup yang kekal kepada mereka yang mencari
kemuliaan, kehormatan dan keabadian, dan yang tekun dalam
melakukan yang baik. 8 Tetapi murka dan dendam akan
menjadi nasib mereka yang mencari kepentingan sendiri dan
yang tidak melakukan kebenaran, tetapi ketidakadilan.
9
Akan ada penderitaan dan ketakutan bagi setiap orang
yang melakukan kejahatan, pertama-tama orang Yahudi,
kemudian orang Yunani. 10 Tetapi Allah akan memberi
kemuliaan, kehormatan dan damai kepada siapa saja yang
melakukan yang baik, pertama-tama orang Yahudi, kemudian
orang Yunani, 11 sebab di hadapan Allah tidak ada
perbedaan antara yang satu dengan yang lain.
Setiap orang diadili oleh hati nuraninya
Mereka yang berbuat dosa tanpa mengetahui hukum Taurat, akan binasa tanpa hukum Taurat, dan barang siapa yang
berbuat dosa meskipun mengenal hukum Taurat, akan
dihakimi oleh hukum Taurat itu. 13 Yang membenarkan kita
di hadapan Allah bukannya mendengarkan hukum Taurat
14
tetapi
melaksanakannya.
Apabila
orang-orang
bukan
Yahudi,
yang
tidak
memiliki
hukum
Taurat,
tetapi
berdasarkan kodratnya melakukan yang dituntut oleh hukum
Taurat, maka mereka memberikan kepada dirinya suatu
hukum, 15 dengan menunjukkan bahwa perintah- perintah
hukum Taurat tergurat di dalam budi mereka. Hati nurani
mereka, yang berbicara di dalam mereka, juga menunjukkan
hal
itu,
apabila
ia
menghukum
atau
menyetujui
16
perbuatan-perbuatan mereka.
Hal yang sama akan terjadi
pada hari itu, apabila Allah, menurut Injilku, akan menghakimi perbuatan-perbuatan rahasia manusia di dalam Yesus
Kristus.
17
Tetapi, jika kamu menyebut dirimu orang Yahudi, maka
kamu mendasarkan diri pada hukum Taurat dan merasa bangga
karena Allahmu. 18 Kamu mengetahui kehendak Allah dan
hukum Taurat mengajar kamu mengetahui apa yang lebih
baik, 19 dan dengan demikian merasa yakin bahwa kamu
adalah pemimpin orang buta, terang di dalam kegelapan,
20
pengajar
untuk
orang
yang
tidak
tahu,
pembina
anak-anak, sebab di dalam hukum Taurat kamu memiliki
rumusan pengetahuan yang benar. 21 Jika demikian, kamu
yang mengajar orang-orang lain, mengapa tidak mengajar
12
dirimu sendiri? Jika kamu mengatakan bahwa orang tidak
boleh mencuri, mengapa kamu sendiri mencuri? 22 Kamu
mengatakan bahwa tidak boleh berbuat zinah namun kamu
sendiri melakukannya! Kamu mengatakan bahwa kamu membenci
berhala-berhala,
tetapi
kamu
mencuri
di
dalam
23
kenisah-kenisah mereka!
Kamu merasa bangga karena hukum
Taurat, namun kamu tidak menaatinya, dan menghina
Allahmu. 24 Sesungguhnya, seperti dikatakan dalam Kitab
Suci: bangsa- bangsa lain menghina nama Allah oleh karena
kamu.
25
Sunat memang berguna bagimu jika kamu menaati hukum
Taurat; tetapi jika kamu tidak menaatinya, maka seakanakan kamu tidak disunat. 26 Sebaliknya, jika orang-orang
yang tidak bersunat menaati perintah-perintah hukum
Taurat, bukankah kamu harus mengakui, bahwa sekalipun
mereka
orang-orang
kafir,
mereka
berlaku
seperti
27
orang-orang yang bersunat?
Orang yang menaati hukum
Taurat sedang tubuhnya tidak ditandai dengan sunat, akan
menghakimi kamu yang ditandai dengan sunat dan yang
memiliki hukum Taurat tetapi tidak menaatinya. 28 Sebab
hal-hal lahiriah tidak membuat seorang menjadi orang
Yahudi yang benar dan sunat yang benar bukanlah yang ditandakan pada tubuh. 29 Menjadi seorang Yahudi yang sejati
haruslah secara batiniah; sunat yang benar adalah sunat
hati, secara rohani, dan bukannya suatu aturan tertulis;
orang yang hidup demikian akan dipuji, bukan oleh
manusia, tetapi oleh Allah.
Apakah kelebihannya menjadi seorang Yahudi?
3
•
Jika
demikian, apakah
kelebihan
nya
menjadi
2
seorang Yahudi? Dan apakah gunanya sunat? Dari segi mana
pun hal itu sangat penting. Pada tempat yang pertama,
kepada orang Yahudilah Allah mempercayakan sabda-Nya.
3
Bagaimana sekarang, jika beberapa dari mereka tidak
setia? Adakah ketidaksetiaan mereka melenyapkan kesetiaan
Allah? Tentu sekali tidak. 4 Sebaiknya, akan terbukti
bahwa Allah sungguh benar dan manusia itu pembohong, seperti dikatakan oleh Kitab Suci: “Akan terbukti bahwa
sabda-Mu sungguh benar dan bahwa Engkau akan menang, jika
mereka hendak menghakimi Engkau.”
5
Jika kejahatan kita menunjukkan bahwa Allah benar,
dapatkah dikatakan bahwa Allah tidak benar jika Ia murka
dan menghukum kita? (Mungkin ada orang yang berbicara
demikian).
1
– Sekali-kali tidak! Seandainya demikian, bagaimana
Allah dapat menghakimi dunia?
7
– Akan tetapi jika dustaku membuat kebenaran Allah
semakin nyata, dan dengan demikian memperbesar kemuliaan
Allah, benarkah menamakan aku seorang berdosa?
8
– Jika demikian, maka satu-satunya pilihan untukmu
ialah berbuat dosa, supaya kebaikan dapat muncul dari
padanya. Ada beberapa orang pemfitnah mengatakan bahwa
inilah ajaranku, tetapi mereka harus bertanggung jawab
atas perkataan-perkataan itu.
9
Jika demikian, apakah kelebihan kita? Sesungguhnya
tidak ada. Sebab telah kita tunjukkan bahwa semua orang,
baik Yahudi maupun yang bukan Yahudi, berada di bawah
kekuasaan dosa, 10 seperti dikatakan dalam Kitab Suci:
“Tidak ada seorang yang benar, seorang pun tidak; tak ada
seorang yang mengerti, 11 tak ada seorang yang mencari
Allah. 12 Semua orang telah tersesat dan telah menjadi
hina. Tidak ada seorang yang melakukan yang baik, seorang
pun tidak.
13
Kerongkongan mereka seperti kubur yang ternganga, dan
kata-kata mereka adalah tipu. 14 Bibir mereka menyimpan
bisa ular, dari mulut mereka keluar sumpah serapah.
15
Mereka berlari ke tempat mereka dapat menumpahkan
darah, 16 sambil meninggalkan keruntuhan dan derita di
belakang. 17 Mereka tidak mengenal jalan damai, 18 mereka
tidak takut kepada Allah.”
19
Sekarang kita ketahui, bahwa segala yang dikatakan
oleh Kitab Suci, telah dikatakan untuk orang-orang dari
hukum Taurat, yaitu orang-orang Yahudi. Hendaklah semua
orang berdiam diri dan mengakui bahwa seluruh dunia
bersalah di hadapan Allah. 20 Malah lebih lagi: tak ada
seorang manusia yang menjadi layak di hadapan Allah
karena menjalankan tuntutan-tuntutan hukum Taurat. Sebab
oleh hukum Taurat timbul kesadaran akan dosa.
6
Iman, jalan kepada keselamatan
•
Tetapi sekarang dikatakan kepada kita, bagaimana
Allah membuat kita menjadi orang benar di luar hukum
Taurat sesuai kehendak-Nya. Hal ini telah disampaikan
terlebih dahulu di dalam hukum Taurat dan Nabi-Nabi:
22
Allah membenarkan kita dengan iman akan Yesus Kristus,
dan ini berlaku untuk semua orang yang percaya, tanpa
membeda- bedakan. 23 Sebab semua orang telah berbuat dosa
dan telah kehilangan kemuliaan Allah; 24 oleh kemurahan
Allah semua orang telah diampuni dan dikuduskan dengan
21
penebusan yang terlaksana dalam Yesus Kristus. 25 Sebab
Allah telah menentukan Dia menjadi kurban, dan darah-Nya
telah memperoleh pengampunan bagi kita melalui iman.
Demikianlah Allah menunjukkan bagaimana Ia membenarkan
kita. Sudah diampuni dosa-dosa masa lampau 26 yang dibiarkan Allah sampai saat ini. Sebab sekarang Ia hendak
menyatakan jalan kebenaran-Nya: bagaimana Ia benar, serta
bagaimana Ia membuat kita menjadi orang benar melalui
iman akan Yesus.
27
Lalu apa yang akan terjadi dengan kebanggaan kita?
Sudah ditiadakan. Dengan cara bagaimana? Bukan melalui
hukum Taurat dan penghayatannya, melainkan melalui satu
hukum yang lain, yaitu iman. 28 Karena kami yakin bahwa
manusia berada dalam kemurahan Allah oleh iman, dan bukan
karena segala hal yang diperintahkan oleh hukum Taurat.
29
Jika tidak, maka Allah menjadi Allah hanya untuk orang
Yahudi; bukankah Dia juga Allah untuk bangsa-bangsa
kafir? 30 Tentu Dia juga Allah untuk bangsa- bangsa lain,
sebab hanya ada satu Allah dan dengan iman Dia mau
menyelamatkan baik orang-orang Yahudi yang disunat,
maupun bangsa-bangsa lain yang tidak bersunat. 31 Jika
demikian, adakah kami menyangkal nilai hukum Taurat karena apa yang telah dikatakan tentang iman? Tentu sekali
tidak; sebaliknya kami menempatkan hukum Taurat pada tempatnya yang wajar.
Abraham, bapa orang yang benar
4
•
Marilah kita pertimbangkan Abra ham, bapa leluhur
kita sebagai manusia. Apa yang telah ditemukannya? 2 Jika
Abraham dibenarkan hanya karena perbuatannya, maka ia
patut bermegah, tetapi tidak di hadapan Allah. 3 Sebab beginilah kata Kitab Suci: “Abraham percaya kepada Allah,
dan karena itu Allah memperhitungkan hal itu dan memandang dia sebagai orang benar.”
4
Kalau sekarang seorang melakukan suatu pekerjaan, maka
upah yang diberikan kepadanya bukan berupa suatu hadiah,
melainkan utang yang harus dibayar. 5 Tetapi kalau seorang
yang tidak melakukan suatu pekerjaan, namun percaya
kepada Dia yang membenarkan orang berdosa, maka imannya
akan diperhitungkan untuk menjadikan dia orang benar.
6
Dengan
cara
demikian
Daud
menyatakan
berbahagia
orang-orang yang telah dibenarkan oleh kemurahan Allah
dan bukan karena perbuatan-perbuatannya: 7 Berbahagialah
mereka yang diampuni dosa-dosanya dan yang dilupakan
pelanggaran-pelanggarannya; 8 berbahagialah orang yang
1
dosanya tidak diperhitungkan oleh Allah!
9
Adakah ucapan bahagia ini hanya diperuntukkan bagi
orang-orang yang bersunat atau juga bagi orang-orang yang
tidak bersunat? Baru saja kita katakan, bahwa Abraham
telah dijadikan orang benar karena imannya, 10 tetapi
bilamana hal ini telah terjadi? Sesudah Abraham disunat
atau sebelumnya? Bukan sesudah, tetapi sebelumnya. 11 Ia
menerima sunat sebagai tanda dan meterai kebenaran yang
diberikan kepadanya berdasarkan imannya sebelum disunat,
supaya ia bisa menjadi bapa semua orang yang tidak
bersunat yang percaya dan yang dibenarkan. 12 Dan dia
menjadi bapa orang- orang Yahudi, yang selain bersunat,
juga menunjukkan kepercayaan seperti Abraham sebelum
disunat.
13
Allah menjanjikan kepada Abraham, atau sebenarnya
kepada keturunannya, bahwa dunia ini miliknya, bukan
karena ia menaati hukum Taurat, tetapi karena ia telah
menjadi orang benar dan sahabat Allah karena iman. 14 Jika
janji ini dipertahankan untuk mereka yang mengandalkan
hukum Taurat, maka sia-sialah iman itu. Dan janji itu
tidak akan pernah akan terpenuhkan, 15 sebab hukum Taurat
meng-akibatkan murka, dan di mana tidak ada hukum Taurat
tidak ada pula pelanggaran.
16
Oleh sebab itu iman adalah jalan dan semuanya diberikan karena kasih karunia. Dan janji-janji kepada Abraham
terpenuhkan untuk semua keturunannya, bukan saja untuk
keturunannya menurut hukum Taurat, tetapi juga untuk
semua orang lain yang percaya.
Abraham adalah bapa kita semua, 17 seperti ada tertulis:
“Aku akan membuat engkau menjadi bapa banyak bangsa.” Dia
adalah bapa kita di mata Allah yang memberikan kehidupan
kepada orang mati, dan dengan sabda-Nya membuat yang
tidak ada menjadi ada, sebab inilah Allah yang kita semua
imani.
18
Abraham percaya dan berharap sekalipun tidak ada
harapan, dan dengan demikian menjadi bapa banyak bangsa,
seperti yang telah dikatakan kepadanya: “Lihatlah betapa
banyak keturunanmu nanti.” 19 Ia tidak bimbang, sekalipun
tubuhnya tidak mampu lagi memberikan kehidupan – usianya
sudah sekitar seratus tahun – dan kendati Sara, istrinya,
pun mandul. 20 Ia tidak bimbang dan tidak sangsi kepada
janji Allah, dan dengan imannya yang kuat itu ia
memuliakan Allah; 21 ia yakin bahwa Dia yang telah
memberikan janji, juga mempunyai kuasa untuk memenuhinya.
22
Oleh karena imannya ini maka Allah telah memperhitung-
kan dia sebagai orang benar. 23 “Oleh karena iman ini”:
kata-kata Kitab suci ini bukan dimaksudkan hanya untuk
dia, 24 tetapi juga untuk kita, sebab kita percaya kepada
Dia yang telah membangkitkan Yesus, Tuhan kita, dari
antara orang mati, 25 yang telah diserahkan karena dosa
kita dan yang dibangkitkan supaya kita dibenarkan.
Sekarang kita berada dalam damai dengan Allah
5
•
Oleh iman kita sungguh-sungguh dibenarkan, dan
berada dalam damai dengan Allah, melalui Yesus Kristus,
Tuhan kita. 2 Oleh Dia kita mendapat kasih karunia. Dalam
kasih karunia ini kita tinggal dan malah bermegah dapat
menantikan Kemuliaan Allah.
3
Bukan hanya itu, kita malah merasa aman dalam pencobaan, karena mengetahui bahwa pencobaan menghasilkan kesabaran, 4 kesabaran membuahkan pahala, dan pahala adalah
sumber pengharapan, 5 dan pengharapan tidak mengecewakan
kita karena Roh Kudus telah diberikan kepada kita, yang
mencurahkan kasih Allah ke dalam hati kita.
6
Selain itu perhatikanlah waktu, ketika Kristus wafat
untuk kita: yaitu ketika kita masih orang-orang berdosa
dan tidak mampu berbuat sesuatu. 7 Tidak akan ada banyak
orang yang rela mati untuk orang yang benar; meski
mungkin ada seseorang yang rela memberikan kehidupannya
untuk orang yang sangat baik. 8 Tetapi perhatikanlah,
betapa Allah telah menyatakan kasih-Nya kepada kita:
ketika kita masih orang berdosa, Kristus telah mati untuk
kita, 9 dan kita telah dibenarkan oleh darah-Nya. Maka
sekarang ini untuk-Nya ada lebih banyak lagi alasan untuk
me-nyelamatkan kita dari segala hukuman. 10 Kita yang
dahulu adalah musuh-musuh Allah kini telah didamaikan dengan-Nya oleh kematian Putra-Nya; betapa lebih lagi Ia
mau menyelamatkan kita sekarang dengan kehidupan-Nya.
11
Bukan hanya itu; kita pun merasa aman di dalam Allah
oleh
karena
Yesus
Kristus,
Tuhan
kita,
dengan
perantaraan-Nya kita telah didamaikan.
1
Adam dan Yesus Kristus
•
Sekarang ini dosa telah masuk ke dalam dunia oleh
satu orang manusia dan oleh dosa itu maut. Dan maut telah
menjalar kepada seluruh umat manusia, sebab semuanya
telah berdosa. 13 Dosa memang telah ada di dunia sebelum
ada hukum Taurat, tetapi orang tidak berbicara tentang
ketidaktaatan selama belum ada hukum Taurat. 14 Oleh sebab
12
itu sejak masa Adam sampai Musa maut berkuasa atas
manusia, sekalipun dosa mereka bukanlah ketidaktaatan
seperti halnya Adam. Dia bukan Adam sejati melainkan
melambangkan Dia yang akan datang.
15
Tetapi karunia Allah tidaklah sepadan dengan pelanggaran Adam. Banyak orang telah mati karena kesalahan satu
orang, tetapi betapa kasih karunia Allah oleh karena satu
orang manusia, yaitu Yesus Kristus, melimpah kepada
demikian banyak orang. 16 Kasih karunia Allah jauh
melebihi akibat dosa dari satu orang. Pelanggaran oleh
satu orang telah mengakibatkan hukuman, sedang kasih
karunia Allah membawa pengampunan untuk orang-orang
berdosa di seluruh dunia. 17 Jika maut telah berkuasa
karena ketidaktaatan dari satu orang saja, betapa lebih
lagi hidup akan melimpah untuk orang-orang yang telah
menerima rahmat dan kasih karunia serta kebenaran Allah
oleh satu orang, yaitu Yesus Kristus.
18
Seperti pelanggaran satu orang manusia telah mengakibatkan hukuman mati untuk semua orang, demikian pula
pemulihan oleh satu orang mendatangkan pengampuan dan
hidup untuk semua orang; 19 dan seperti ketidaktaatan satu
orang membuat banyak orang menjadi pendosa, demikian juga
ketaatan satu orang membuat banyak orang menjadi orang
benar dan kudus.
20
Hukum Taurat sendiri, yang diberlakukan kemudian,
telah menyebabkan dosa bertambah; tetapi di mana dosa
bertambah, rahmat lebih melimpah lagi, 21 dan seperti dosa
mengakibatkan maut berkuasa, demikian juga pada waktunya
sendiri rahmat akan berkuasa. Dan sesudah membuat kita
menjadi orang-orang benar dan sahabat-sahabat Allah,
rahmat itu akan menghantar kita kepada kehidupan yang
kekal oleh Yesus Kristus, Tuhan kita.
Oleh pembaptisan kita mati bersama Kristus
6
•
Jika demikian, apa yang akan kita katakan?
Haruskah kita terus berbuat dosa supaya rahmat semakin
melimpah? 2 Dapatkah kita hidup di dalam dosa lagi? Tentu
sekali tidak: sekarang kita telah mati terhadap dosa.
3
Kamu tahu, bahwa dalam pembaptisan yang menyatukan
kita dengan Kristus, kita semua dibaptis dan dibenamkan
dalam kematian-Nya. 4 Tetapi
oleh pembaptisan dalam
kematian-Nya,
kita
telah
dikuburkan
bersama
dengan
Kristus, dan seperti Kristus dibangkitkan dari antara
orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian pula kita mulai
1
menjalani hidup yang baru. 5 Seperti kita telah disatukan
dengan Dia dalam kematian-Nya, demikian pula kita bersatu
dengan Dia dalam kebangkitan-Nya.
•
Kita tahu bahwa manusia lama dalam diri kita telah
disalibkan bersama Kristus supaya diri kita yang berdosa
dibinasakan, agar kita tidak berhamba lagi kepada dosa.
7
Jika kita telah mati, maka kita tidak lagi terikat
kepada dosa. 8 Jika kita telah mati bersama Kristus, kita
pun yakin bahwa kita akan hidup bersama Dia. 9 Kita tahu
bahwa Kristus, yang sekali bangkit dari antara orang
mati, tidak akan mati lagi dan maut tidak akan berkuasa
atas-Nya. 10 Kematian yang dialami-Nya adalah kematian
terhadap dosa, sekali untuk selamanya, dan kehidupan-Nya
adalah kehidupan dalam Allah.
11
Demikian juga kamu harus memandang dirimu mati terhadap dosa dan hidup untuk Allah dalam Kristus Yesus. 12 Janganlah membiarkan dirimu yang fana itu dikuasai oleh
dosa; janganlah menyerah kepada kecenderungan yang jahat.
13
Janganlah menyerahkan anggota-anggota tubuhmu kepada
dosa sebagai alat untuk melakukan kejahatan. Sebaliknya
persembahkanlah dirimu sebagai orang yang telah kembali
dari
kematian
kepada
kehidupan,
dan
hendaklah
anggota-anggota tubuhmu menjadi alat yang kudus dalam
pelayanan Allah. 14 Dosa tidak menguasai kamu lagi, sebab
kamu tidak lagi di bawah kekuasaan hukum, tetapi di bawah
kekuasaan rahmat.
6
Aku bertanya lagi: dapatkah kita berbuat dosa karena
kita tidak berada di bawah hukum Taurat, tetapi di bawah
rahmat? Tentu sekali tidak. 16 Jika engkau telah menyerahkan dirimu kepada seseorang sebagai hambanya, bukankah
engkau harus patuh kepada orang itu yang memberikan
perintah kepadamu, entah untuk dosa yang membawa kepada
kematian, atau untuk ketaatan yang membawa kepada
kebenaran. 17 Hendaklah kita mengucap syukur kepada Allah,
sebab kamu yang dahulu telah berhamba kepada dosa,
sekarang ini taat dengan segenap hati kepada ajaran iman.
18
Dan sekarang, sesudah kamu bebas dari dosa, kamu mulai
melayani kebenaran sejati. 19 Kamu lihat bahwa aku memakai
kata- kata yang sederhana, sebab mungkin kamu belum
benar-benar dewasa.
Pernah kamu membuat anggota-anggota tubuhmu menjadi
hamba kecemaran dan kedurhakaan, dan hidup dalam dosa.
Sekarang jadikanlah anggota-anggota tubuhmu hamba-hamba
kebenaran dan kekudusan, sampai kamu sendiri menjadi
15
kudus.
20
Ketika kamu masih hamba-hamba dosa, kamu merasa tidak
mempunyai kewajiban kepada kekudusan, 21 tetapi apakah
hasil dari perbuatan-perbuatan yang sekarang membuat
engkau malu? Hal-hal yang demikian menyebabkan kematian.
22
Akan tetapi sekarang kamu telah dibebaskan dari dosa
dan berhamba kepada Allah. Kamu akan menghasilkan buah
dan akan menjadi kudus, dan hasilnya adalah kehidupan
yang kekal. 23 Dengan demikian pada satu sisi ada dosa:
upahnya adalah kematian; di sisi lain Allah: Ia memberikan kepada kita, demi rahmat, hidup yang kekal dalam
Kristus Yesus, Tuhan kita.
Seorang Kristen tidak terikat kepada agama Yahudi
7
•
Kamu, sahabat-sahabatku, mema hami hukum. Hukum
hanya dapat berkuasa atas seseorang selama ia masih
hidup. 2 Seorang perempuan yang telah menikah, umpamanya,
oleh hukum terikat kepada suaminya selama suaminya itu
masih hidup. Tetapi jika suami itu sudah meninggal, maka
ia dibebaskan dari segala kewajiban sebagai istri.
3
Apabila ia memberikan diri kepada seorang laki-laki lain
selama suaminya masih hidup, maka ia menjadi seorang
pezina; tetapi sesudah kematian suaminya ia bebas dan
jika ia memberikan diri kepada seorang laki-laki lain,
dia bukan seorang paezinah.
1
Demikianlah juga kamu, saudara- saudara, kamu telah
mati terhadap hukum Taurat dalam diri Kristus, dan kamu
menjadi milik seorang yang telah bangkit dari antara
orang mati, supaya kita dapat menghasilkan buah untuk
Allah. 5 Waktu kita hidup seperti biasanya manusia hidup,
maka
hukum
Taurat
membangkitkan
dalam
tubuh
kita
keinginan-keinginan untuk berbuat dosa, yang akan membuahkan kematian. 6 Tetapi kita telah mati terhadap hal
yang
mengurung
kita
sebagai
tawanan;
kita
telah
dibebaskan dari hukum Taurat dan tidak lagi mengikuti
suatu hukum yang tertulis, yang adalah hukum yang lama;
sekarang bersama Roh kita berada dalam hukum yang baru.
7
Karena itu, dapatkah kita katakan bahwa hukum Taurat
adalah bagian dari dosa? Tentu tidak. Namun, aku tidak
akan pernah mengenal dosa, jika bukan karena hukum
Taurat. Aku tidak akan sadar akan keserakahan jika hukum
Taurat tidak mengatakan kepadaku: Jangan mengingini.
8
Dengan adanya perintah itu dosa merangsang dalam diriku
berbagai jenis keserakahan; sedang tanpa hukum Taurat
4
dosa tinggal mati. 9 Pada mulanya tidak ada hukum Taurat
dan aku hidup. Kemudian datanglah perintah yang membuat
dosa mulai hidup; 10 dan aku mati. Kenyataannya bahwa
hukum Taurat yang seharusnya membawa kehidupan, telah
menyebabkan kematian untukku. 11 Dosa telah memanfaatkan
perintah: ia menipu dan membunuh aku dengan perintah.
12
Tetapi hukum Taurat itu sendiri kudus, benar dan baik.
13
Mungkinkah bahwa sesuatu yang baik dapat mendatangkan
kematian untukku? Tentu tidak. Hal ini berasal dari dosa,
yang dapat dilihat sebagai dosa apabila ia memanfaatkan
sesuatu yang baik untuk membunuh: perintah menyatakan
dosa sebagai benar- benar dosa.
Hukum tanpa Kristus membuat umat manusia terpisah-pisah
•
Kita ketahui bahwa hukum Taurat itu rohani; sedang
aku adalah daging dan telah terjual kepada dosa. 15 Aku
tidak dapat menjelaskan apa yang terjadi dengan aku,
sebab aku tidak melakukan apa yang kukehendaki, tetapi
sebaliknya melakukan yang justru kubenci. 16 Jika aku
melakukan yang jahat yang tidak kukehendaki, maka aku
setuju bahwa hukum Taurat itu baik; 17 akan tetapi dalam
hal ini, bukannya aku yang menghendaki kejahatan, tetapi
dosa yang ada di dalam aku. 18 Aku tahu bahwa dalam diriku
sebagai manusia tidak ada sesuatu yang baik. Aku mau
melakukan apa yang benar, tetapi aku tidak mampu
melakukannya. 19 Kenyataannya bahwa aku tidak melakukan
yang baik yang kukehendaki, tetapi melakukan yang jahat
yang kubenci. 20 Oleh sebab itu, jika aku melakukan yang
tidak ingin kulakukan, maka bukannya aku yang menghendaki
kejahatan, tetapi dosa yang ada di dalam aku.
21
Demikian aku menemukan kenyataan ini: meskipun aku
ingin melakukan apa yang benar, kejahatan di dalam diriku
terlebih dahulu memaksakan kehendaknya. 22 Hatiku setuju
dan menyukai hukum Allah, 23 tetapi di dalam tubuhku aku
melihat suatu hukum yang lain, yang menantang hukum roh,
dan menyerahkan aku sebagai hamba kepada hukum dosa yang
tertulis dalam anggota-anggota tubuhku. 24 Celakalah aku!
Siapakah yang akan melepaskan aku dari tubuh kematian
ini? 25 Marilah kita mengucap syukur kepada Allah melalui
Yesus Kristus, Tuhan kita!
Jadi, hati nuraniku adalah hamba hukum Allah, sedang
tubuhku yang fana adalah hamba hukum dosa.
14
Kita telah menerima Roh
8
•
1
Pertentangan ini tidak ada lagi un tuk mereka yang
ada dalam Yesus Kristus. 2 Sebab di dalam Yesus Kristus
hukum Roh kehidupan telah membebaskan aku dari hukum dosa
dan kematian. 3 Hukum Taurat tidak berdaya, karena daging
telah menjadi lemah. Maka Allah, yang merencanakan untuk
membasmi dosa, telah mengutus Putra-Nya sendiri, dalam
rupa mereka yang takluk di bawah keadaan manusia yang
berdosa; dengan berbuat demikian, Ia telah menghukum dosa
dalam keadaannya sebagai manusia. 4 Sejak saat itu
kesempurnaan yang menjadi tujuan hokum Taurat akan
terlaksana di dalam diri mereka yang tidak hidup menurut
cara daging, tetapi menurut cara Roh.
Kehidupan oleh Roh
•
Mereka yang hidup menurut daging, cenderung kepada
hal-hal daging; mereka yang dipimpin oleh Roh akan
6
menginginkan hal-hal rohani.
Daging menuju kepada
kematian, sedang tujuan Roh adalah hidup dan damai.
7
Daging menginginkan permusuhan dengan Allah: ia tidak
setuju, malah tidak mau tunduk di bawah hukum Allah.
8
Maka mereka yang hidup menurut daging tidak dapat
menyenangkan Allah.
9
Namun kehidupanmu bukanlah dalam daging, tetapi dalam
roh, sebab Roh Allah ada di dalam kamu. Jika kamu tidak
memiliki Roh Kristus, kamu bukanlah milik-Nya. 10 Tetapi
Kristus ada di dalam kamu; meskipun oleh dosa tubuhmu
telah ditandai dengan kematian, namun roh adalah hidup
dan kekudusan. 11 Dan jika Roh dari Dia yang telah
membangkitkan Kristus dari antara orang mati ada di dalam
kamu, maka Dia yang telah membangkitkan Kristus dari
antara orang mati itu juga akan memberikan hidup kepada
tubuhmu yang fana. Sungguh, Ia akan melakukannya melalui
Roh-Nya yang diam di dalam kamu.
12
Maka saudara-saudara, hendaklah kita meninggalkan
daging dan tidak hidup menurut daging. 13 Jika tidak, maka
kita akan mati. Sebaiknya, sambil hidup dalam Roh,
hendaklah kita mematikan perbuatan-perbuatan tubuh agar
kita dapat hidup.
14
Sekalian orang yang hidup dalam Roh Allah adalah
putra-putri Allah. 15 Karena itu tidak ada lagi ketakutan:
kamu tidak menerima roh perbudakan, tetapi Roh yang
mengangkat kamu menjadi putra-putri dan setiap kali kita
berseru: “Abba! Bapa!”, 16 Roh itu meyakinkan roh kita,
bahwa kita adalah anak-anak Allah. 17 Jika kita adalah
anak-anak, maka kita pun ahli waris. Warisan Allah akan
menjadi milik kita dan kita akan memilikinya bersama
5
Kristus; sebab jika sekarang kita menderita bersama Dia,
kita juga akan memiliki kemuliaan bersama dengan Dia.
Juga semesta alam menantikan penebusan
•
18
•
26
Aku berpendapat bahwa penderitaan dalam kehidupan
kita yang sekarang ini tidak dapat dibandingkan dengan
kemuliaan yang akan dinyatakan dan diberikan kepada kita.
19
Seluruh ciptaan menantikan dengan rindu kelahiran anakanak Allah dalam kemuliaan. 20 Sebab jika seluruh makhluk
ciptaan tidak dapat mencapai tujuannya, hal ini bukan
karena dirinya sendiri, tetapi oleh karena Dia yang
menaklukkannya.
Tetapi
bukannya
tidak
ada
harapan;
21
sebab makhluk ciptaan juga akan dibebaskan dari kebinasaan dan memperoleh kebebasan dan kemuliaan anak-anak
Allah.
22
Kita tahu bahwa seluruh ciptaan merintih dan menderita
sakit bersalin. 23 Bukan hanya ciptaan itu, tetapi juga
kita sendiri. Meskipun Roh telah diberikan kepada kita
sebagai pendahuluan untuk apa yang akan kita terima,
namun dalam batin kita merintih dan dengan rindu menantikan hari itu, ketika Allah akan mengangkat kita menjadi
anak dan menebus tubuh kita juga.
24
Berharap adalah jalan kita ditebus. Tetapi jika kita
telah melihat apa yang kita harapkan, maka tidak ada lagi
harapan: bagaimana seorang dapat mengharapkan sesuatu
yang telah dilihatnya? 25 Maka kita mengharapkan yang
tidak kita lihat dan kita akan menerimanya karena
berharap dengan tekun.
Kita memang lemah, tetapi Roh datang menolong kita.
Bagaimana kita memintanya? Dan apakah yang akan kita
minta? Kita tidak tahu, tetapi dengan keluhan-keluhan
yang tak terucapkan dengan kata-kata, roh berdoa untuk
kita. 27 Dan Dia yang melihat rahasia-rahasia dalam batin
mengetahui keinginan- keinginan Roh, sebab Ia meminta
untuk orang-orang kudus apa yang berkenan kepada Allah.
Siapa yang dapat memisahkan kita dari kasih Allah?
•
Kita tahu bahwa dalam segala sesuatu Allah bekerja
untuk kebaikan orang yang mengasihi-Nya, yaitu mereka
yang telah dipanggil-Nya sesuai dengan rencana-Nya.
29
Mereka yang telah dikenal-Nya terlebih dahulu, yang
telah ditentukan-Nya menjadi serupa dengan Putra-Nya,
yang sama dengan Dia, sehingga Dia dapat menjadi yang
sulung di antara banyak saudara. 30 Dan demikian, mereka
28
yang telah ditentukan-Nya dipanggil-Nya, dan mereka yang
dipanggil-Nya dibenarkan-Nya, dan kepada mereka yang
dibenarkan-Nya diberi-Nya kemuliaan-Nya.
31
Apakah yang akan kita katakan tentang semuanya ini?
Jika Allah berpihak dengan kita, siapa yang akan melawan
kita? 32 Jika Allah tidak sayang akan Putra-Nya sendiri,
tetapi menyerahkan-Nya untuk kita semua, bagaimana Ia
tidak memberikan juga hal-hal yang lain bersama dengan
Dia? 33 Siapakah yang akan menggugat orang-orang pilihan
Allah?
Allah telah
mengampuni
kesalahan
mereka.
34
Siapakah yang berani menghukum mereka? Kristuskah, yang
telah mati, dan lebih lagi yang telah bangkit dan duduk
di sisi kanan Allah, dan berdoa untuk kita?
35
Siapakah yang akan memisahkan kita dari kasih Kristus?
Penindasan atau kesengsaraan? Penganiayaan atau kelaparan, ketelanjangan atau bahaya pedang? 36 Seperti dikatakan
di dalam Kitab Suci: “Karena Engkau sepanjang hari kami
ada dalam bahaya maut; mereka memperlakukan kami seperti
domba- domba yang akan disembelih.”
37
Tidak, dalam semuanya ini kita akan menang jaya, oleh
kuasa Dia yang mengasihi kita. 38 Sebab aku yakin bahwa
baik maut maupun hidup, baik para malaikat maupun
penguasa-penguasa rohani, baik yang sekarang maupun yang
akan datang, atau kekuatan-kekuatan alam, 39 entah dari
langit di atas atau dari dunia di bawah, atau sesuatu
makhluk pun dapat memisahkan kita dari kasih Allah, yang
menyata dalam diri Yesus Kristus, Tuhan kita.
Mengapa orang-orang Yahudi tidak percaya?
9
•
Kukatakan kepadamu dengan jujur dalam Kristus, dan
hati nuraniku meyakinkan aku dalam Roh bahwa aku tidak
berdusta: 2 Aku sangat berdukacita dan selalu menderita
untuk orang-orang Yahudi. 3 Aku malah sampai menginginkan
supaya diriku terkutuk dan terpisahkan dari Kristus demi
saudara-saudariku, yaitu orang-orang sebangsaku, keluargaku. 4 Mereka adalah orang-orang Israel yang telah
diangkat oleh Allah menjadi anak, dan Kemuliaan Allah
tinggal atas mereka. Perjanjian-perjanjian, hukum Taurat,
ibadah dan janji-janji Allah adalah milik mereka. 5 Mereka
adalah keturunan dari bapa-bapa leluhur, dan dari mereka
telah dilahirkan Kristus, Dia yang sebagai Allah ada di
atas segala sesuatu. Terpujilah Dia selama-lamanya: Amin!
6
Tidak dapat kita katakan bahwa janji Allah telah
gagal. Sebab tidak semua yang berasal dari Israel adalah
orang Israel. 7 Dan bukan karena mereka keturunan Abraham
1
maka mereka adalah anak-anak Abraham, karena dikatakan
kepadanya: “Mereka yang dilahirkan dari Ishak akan
disebut keturunanmu”. 8 Ini berarti bahwa anak-anak Allah
tidak sama dengan keturunan Abraham, tetapi hanya
anak-anak yang dilahirkan dari janji Allah. 9 Tentang
janji ini dikatakan dalam Kitab Suci: “Aku akan kembali
pada waktu seperti ini dan Sara akan mempunyai seorang
anak laki- laki.” 10 Dan selain itu Ribka, istri bapa
leluhur kita Ishak, mengandung, 11 dan sebelum kedua anak
kembar itu dilahirkan, ketika mereka belum dapat berbuat
yang baik atau yang jahat, tetapi semuanya tergantung
dari pilihan Allah, 12 dan bukannya tergantung pada
jasa-jasa seorang tetapi pada Dia yang memanggil, sudah
pada saat itu dikatakan kepada Ribka: “Yang sulung akan
berhamba kepada yang bungsu”, 13 dan seperti tertulis juga
dalam Kitab Suci: “Aku memilih Yakub dan menolak Esau.”
Allah bukannya tidak adil
•
Dapatkah kita katakan bahwa Allah tidak adil? Tentu
sekali tidak. 15 Sebab kepada Musa Allah telah bersabda:
“Aku akan mengampuni orang yang hendak Kuampuni dan
menyayangi dia yang hendak Kusayangi.” 16 Maka bukannya
tergantung pada kita yang merasa cemas atau ingin
bersegera, tetapi pada Allah yang rahim. 17 Dan dalam
Kitab Suci Ia bersabda kepada Firaun: “Aku telah menjadikan engkau Firaun untuk menunjukkan kuasa-Ku di dalam
engkau, supaya seluruh dunia mengenal nama-Ku.” 18 Dan
demikian Allah mengasihani mereka yang dikehendaki-Nya,
dan mengeraskan hati mereka yang dikehendaki-Nya.
19
Barangkali kamu akan berkata: “Jika demikian mengapa
Allah masih menyalahkan, jika tidak mungkin mengelak dari
20
keputusan-Nya?”
Tetapi
kamu,
sahabatsahabatku,
bagaimana mungkin kamu meminta pertanggungjawaban dari
Allah? Dapatkah periuk dari tanah liat berkata kepada
orang yang membuatnya: “Mengapa engkau telah membuat aku
sedemikian ini?” 21 Bukankah tergantung dari tukang periuk
untuk membuat dari tanah liat yang sama sebuah bejana
yang indah dan sebuah bejana lain untuk keperluan biasa?
22
Jadi, Allah sangat bersabar terhadap bejana-bejana
yang patut ditimpa murka-Nya, yang harus dipecahkan, agar
oleh itu Ia hendak menyatakan murka-Nya dan kuasa-Nya
yang besar. 23 Tetapi Ia juga hendak menyatakan kekayaan
kemuliaan-Nya dalam bejana-bejana kerahiman yang sejak
dahulu disediakan untuk kemuliaan. 24 Dan Ia telah
memanggil kita, bukan saja dari antara orang-orang Ya14
hudi,
tetapi
juga
dari
antara
orang-orang
kafir,
25
seperti yang dikatakan-Nya melalui nabi Hosea: “Aku
akan menamakan ‘umat-Ku’ mereka yang bukan umat-Ku, dan
‘kekasih-Ku’ mereka yang bukan kekasih-Ku.” 26 Dan di
tempat yang sama, di mana kepada mereka dikatakan: “Kamu
bukan umat-Ku”, mereka akan dinamakan anak-anak dari
Allah yang hidup.
27
Mengenai Israel Yesaya telah menyatakan: “Sekalipun
orang-orang Israel banyak seperti pasir di pantai, hanya
sedikit yang akan diselamatkan. 28 Tuhan tidak akan gagal
atau berlambat dalam menyelesaikan hal ini di Israel.”
29
Yesaya juga mengumumkan: “Jika Tuhan Yang Mahakuasa
tidak meninggalkan bagi kita sedikit keturunan, maka kita
akan menjadi seperti Sodom dan sama seperti Gomora.”
30
Jika demikian, apakah yang dapat kita katakan? Bahwa
orang-orang kafir yang tidak mencari kebenaran yang
sejati,
telah
mendapatnya
(aku
berbicara
tentang
31
kebenaran oleh iman);
sedang Israel, yang berusaha
menuruti hukum kebenaran, telah kehilangan tujuan hukum
Taurat. 32 Mengapa? Sebab mereka mengandalkan ketaatan
kepada hukum Tau- rat, dan bukan iman. Dan mereka telah
tersandung pada batu sandungan (Kristus), 33 seperti
dikatakan: “Lihatlah, Aku akan menempatkan di Sion sebuah
batu yang akan membuat orang tersandung, sebuah batu yang
akan membuat mereka jatuh; tetapi barang siapa yang
percaya pada-Nya tidak akan tertipu.
Mereka berusaha memperoleh kesempurnaannya sendiri
10
•
Saudara-saudaraku, dengan se genap hati aku
berharap supaya orang-orang Yahudi diselamatkan dan aku
berdoa kepada Allah untuk mereka. 2 Aku dapat bersaksi
bahwa mereka sunguh- sungguh bersemangat untuk Allah,
meskipun dengan cara yang salah. 3 Mereka tidak mengetahui
jalan kebenaran Allah dan mereka berusaha untuk mencapai
kebenaran mereka sendiri: inilah sebabnya mengapa mereka
tidak masuk ke dalam jalan kebenaran Allah. 4 Sebab
Kristus adalah tujuan hukum Taurat dan orang yang percaya
akan menemukan kebenaran ini.
5
Sesungguhnya Musa berbicara tentang menjadi benar oleh
hukum Taurat, ketika ia menulis: “Orang yang taat kepada
hukum Taurat akan mendapat hidup olehnya”. 6 Tetapi
kebenaran yang datang dari iman mengatakan: “Janganlah
berkata di dalam hatimu: Siapakah yang akan naik ke
surga? (sebab sesungguhnya Kristus telah datang dari
sana) 7 Atau siapakah yang akan turun ke dunia di bawah?
1
(sebab sesungguhnya Kristus telah bangkit dari antara
orang mati). 8 Kebenaran sejati yang datang dari iman juga
berkata: “Sabda Allah dekat padamu, pada bibirmu dan di
dalam hatimu.” Inilah warta yang kami ajarkan, dan inilah
iman.
9
Kamu akan diselamatkan apabila dengan bibirmu kamu
mengakui bahwa Yesus adalah Tuhan dan di dalam hatimu
percaya bahwa Allah telah membangkitkan Dia dari antara
orang mati. 10 Dengan percaya dari hati kamu akan mendapat
kebenaran sejati; dengan mengakui iman dengan bibirmu
kamu akan diselamatkan. 11 Sebab Kitab Suci berkata: “Tidak
seorang
pun
yang
percaya
kepada-Nya
akan
12
dipermalukan.”
Di sini tidak ada perbedaan antara orang
Yahudi dan orang Yunani; semuanya mempunyai Tuhan yang
sama, yang sangat murah hati kepada setiap orang yang
berseru kepada-Nya. 13 Sesungguhnya semua orang yang
memanggil nama Tuhan akan diselamatkan.
14
Tetapi bagaimana mereka dapat berseru kepada nama
Tuhan, jika mereka tidak percaya kepada-Nya? Dan bagaimana mereka dapat percaya, kalau terlebih dahulu mereka
tidak mendengar tentang Dia? Dan bagaimana mereka dapat
mendengar
tentang
Dia,
jika
tidak
ada
orang yang
mewartakan-Nya kepada mereka? 15 Dan bagaimana mereka
dapat mewartakan Dia, jika tidak ada orang yang mengutus
mereka? Seperti yang dikatakan oleh Kitab Suci: “Betapa
indah melihat mereka yang datang membawa kabar baik.”
16
Tetapi tidak semua orang Israel mendengarkan kabar baik
itu, seperti yang dikatakan oleh Yesaya: “Tuhan, siapakah
yang percaya akan pewartaan kami?” 17 Jadi, iman datang
dari pewartaan, dan pewartaan bersumber pada sabda
Kristus.
18
Aku bertanya: Tidakkah orang-orang Yahudi telah mendengar? Tentu sekali mereka sudah mendengar. Sebab suara
mereka yang mewartakan “bergema di seluruh bumi dan
kedengaran sampai ke ujung dunia.” 19 Maka aku harus
bertanya: “Adakah Israel tidak mengerti?” Musalah orang
pertama yang berkata: “Aku akan membuat engkau cemburu
terhadap satu bangsa yang bukan bangsa, dan membuat
engkau marah terhadap satu bangsa yang tidak berpengertian.” 20 Yesaya berani menambahkan lagi: “Aku
ditemukan oleh orang yang tidak mencari Aku; Aku telah
menyatakan diri kepada mereka yang tidak menghendaki
Aku.” 21 Berkenaan dengan Israel Yesaya yang sama berkata:
“Sepanjang hari Aku telah mengulurkan tangan kepada satu
bangsa yang tidak taat dan durhaka.”
Suatu sisa dari Israel telah diselamatkan
11
•
Maka aku bertanya: Adakah Allah telah menolak
umat-Nya? Tentu sekali tidak. Aku sendiri adalah seorang
Israel, keturunan Abraham, dari suku Benyamin. 2 Tidak,
Allah tidak menolak umat yang telah dipilih-Nya sejak
dahulu. Tidakkah kamu tahu apa yang dikatakan oleh Kitab
Suci tentang Elia ketika ia mengadukan Israel di hadapan
Allah? 3 Ia berkata: “Tuhan, mereka telah membunuh
nabi-nabi-Mu, merusakkan mezbah- mezbah-Mu, dan tinggal
aku seorang diri; dan sekarang mereka hendak membunuh aku
juga.” 4 Apakah jawaban Allah? “Aku masih menyisakan bagiKu sendiri tujuh ribu orang yang tidak menyembah Baal.”
5
Demikian juga sekarang ada satu sisa di Israel, mereka
yang telah dipilih oleh karena rahmat. 6 Kukatakan “karena
rahmat”, bukan karena apa yang mereka lakukan. Jika tidak
demikian, maka rahmat bukanlah rahmat.
7
Bagaimana kalau demikian? Apa yang dicari oleh Israel,
tidak akan ditemukannya, tetapi mereka yang dipilih
Allah akan menemukannya. Mereka yang lain mengeraskan
hati mereka, 8 seperti yang dikatakan oleh Kitab Suci:
“Allah membuat hati dan budi mereka tumpul; sampai hari
ini mata mereka tidak melihat dan telinga mereka tidak
mendengar.” 9 Daud berkata: “Kiranya mereka tertangkap dan
terjerat dalam perjamuan- perjamuan mereka; kiranya
mereka jatuh dan dihukum. 10 Kiranya mata mereka tertutup
sehingga mereka tidak dapat melihat dan punggung mereka
membungkuk selamanya.”
1
Janganlah menghina mereka yang tersandung
Maka aku bertanya lagi: Adakah mereka tersandung
sampai jatuh? Tentu sekali tidak. Oleh karena mereka
tersandung,
maka
penyelamatan
telah
datang
kepada
bangsa-bangsa
kafir
dan
hal
ini
pada
gilirannya
menimbulkan kecemburuan Israel. 12 Jika kekurangan Israel
telah membuat dunia menjadi kaya, jika bangsa-bangsa
kafir menjadi kaya karena Israel kehilangan, betapa lebih
lagi apabila Israel dipulihkan?
13
Dengarlah kepadaku, hai kamu yang bukan orang Yahudi:
Aku telah menjadi rasul untuk bangsa- bangsa kafir,
14
dan aku berharap bahwa perutusanku akan berhasil
menimbulkan kecemburuan dari orang-orang sebangsaku, dan
dengan itu akhirnya dapat meluputkan beberapa orang dari
mereka. 15 Jika penolakan mereka mendamaikan dunia dengan
Allah, maka penerimaan mereka tidak akan berarti lain
daripada peralihan dari kematian kepada kehidupan.
11
Apabila buah-buah pertama dikuduskan bagi Allah, maka
semuanya dikuduskan. Jika akar kudus, maka dahan-dahannya
pun kudus. 17 Ada beberapa dahan yang telah dipotong dari
pohon zaitun, sedang kamu, pohon zaitun hutan, telah
dicangkokkan mengganti mereka, maka kamu memperoleh
keuntungan dari akar- akar dan air pohon itu. 18 Maka
sekarang janganlah sombong dan menghina dahan- dahan itu,
sebab bukan kamu yang menyokong akar-akar, tetapi
akar-akar yang menyokong kamu. 19 Kamu dapat mengatakan:
“Mereka telah memotong dahan- dahan dan mencangkokkan
aku.” 20 Sungguh benar demikian. Tetapi mereka dipotong
karena mereka tidak percaya, sedang kamu bertahan karena
kamu percaya. Maka janganlah terlalu membanggakan hal
ini, tetapi hendaklah berjaga- jaga: 21 jika Allah tidak
berkasihan akan dahan-dahan alami, maka terlebih lagi
kamu tidak akan dikasihani-Nya.
22
Sebab itu perhatikanlah kebaikan dan kekerasan Allah:
Ia keras terhadap orang yang jatuh tetapi murah terhadap
kamu, selama kamu masih setia. Jika tidak, maka kamu pun
akan dipotong. 23 Jika mereka tidak bersikeras menolak
iman, maka mereka akan dicangkokkan kembali, sebab Allah
24
berkuasa
mencangkokkan
mereka
kembali.
Jika
kamu
diambil
dari
pohon
zaitun
hutan,
asalmu
yang
sesungguhnya, dan meskipun berbeda jenis kamu telah
dicangkokkan kepada pohon zaitun yang baik, maka akan
lebih gampang dan sesuai kodratnya untuk mencangkokkan
mereka kepada pohon mereka sendiri.
16
Israel akan diselamatkan
Aku ingin supaya kamu memahami rahasia Allah ini, agar
kamu jangan terlalu percaya diri: sebagian dari Israel
akan tetap tinggal keras hati sampai bagian terbesar dari
bangsa-bangsa kafir telah masuk. 26 Ketika itu seluruh
Israel akan diselamatkan, seperti yang dikatakan oleh
Kitab Suci: “Dari Sion akan datang Pembebas, yang akan
memurnikan putra- putra Yakub dari segala dosa. 27 Dan
inilah perjanjian yang hendak Kuadakan dengan mereka: Aku
akan melenyapkan dosa-dosa mereka.”
28
Mengenai Injil, orang-orang Yahudi adalah seteru
Allah, oleh karena kamu. Tetapi dalam hal pilihan, mereka
masih tetap yang dikasihi oleh karena leluhur mereka;
29
sebab
panggilan
dan
karunia
Allah
tidak
dapat
dibatalkan.
30
Oleh kedurhakaan orang-orang Yahudi, kamu, yang tidak
taat kepada Allah, telah mendapat kerahiman Allah. 31 Ke25
mudian mereka akan mendapat kerahiman pada waktunya
sesudah pendurhakaan mereka, yang telah mendatangkan
32
kerahiman Allah bagi kamu.
Demikian Allah telah
menyerahkan semua orang kepada ketidaktaatan, supaya Ia
dapat menyatakan kerahiman-Nya kepada semua orang.
33
Betapa dalam kekayaan, kebijaksanaan dan pengetahuan
Allah! Keputusan- keputusan-Nya tidak dapat dijelaskan,
dan jalan-jalan-Nya tidak dapat dipahami! 34 Siapakah yang
pernah mengetahui pikiran-pikiran Allah? Siapakah yang
pernah menjadi penasihat-Nya? 35 Siapakah yang pernah
terlebih dahulu memberikan sesuatu kepada-Nya, sehingga
Allah harus membalasnya? 36 Sebab segala sesuatu berasal
dari pada-Nya, telah dibuat oleh-Nya dan harus kembali
kepada-Nya. Kepada-Nya kemuliaan sampai selama-lamanya.
Amin.
Kehidupan Kristen: perhatian kepada sesama
12
•
Aku menasihati kamu, saudara- saudara terkasih,
untuk menyerahkan dirimu sebagai kurban yang hidup dan
kudus, yang berkenan kepada Allah: demikianlah ibadah
yang sejati dari makhluk yang berakal budi. 2 Janganlah
membiarkan dirimu dibentuk oleh dunia di mana kamu hidup,
tetapi oleh pembaruan budimu. Kamu harus membedakan mana
yang menjadi kehendak Allah: apa yang baik, yang berkenan
kepada Allah, yang sempurna.
3
Oleh karena karunia Allah yang telah diberikan
kepadaku aku menyampaikan kepada setiap orang dari kamu:
janganlah menganggap dirimu lebih tinggi daripada yang
semestinya,
tetapi
berpikirlah
dengan
bijaksana.
Hendaklah setiap orang dengan bijaksana menggunakan
karunia- karunia iman yang diberikan oleh Allah.
•
1
Perhatikanlah, tubuh itu satu, sekalipun terdiri
dari banyak anggota, yang tidak semuanya mempunyai tugas
yang sama. 5 Demikian juga kita; kita banyak, tetapi
berupa satu tubuh dalam Kristus, saling membutuhkan
sebagai anggota- anggota satu tubuh. 6 Oleh sebab itu,
hendaklah masing-masing kita mengabdi sesuai dengan
karunia-karunia kita yang berbeda-beda. Jika itu adalah
karunia
untuk
bernubuat,
lakukanlah
sesuai
iman.
7
Hendaklah seorang diakon menjalankan tugas pelayanannya;
hendaklah seorang guru mengajar, 8 dan yang bertugas meneguhkan, hendaklah ia meneguhkan.
Dan kamu harus memberi dengan tangan yang terbuka; yang
harus memimpin, lakukanlah dengan penuh pengabdian, dan
4
hendaklah gembira dalam karya-karya amalmu.
•
Hendaklah kasih itu jujur. Bencilah yang jahat dan
lakukanlah yang baik. 10 Mengenai kasih persaudaraan,
hendaklah kamu saling mengasihi. Hendaklah kamu saling
mendahului dalam memberi hormat. 11 Janganlah malas dalam
melakukan tugas kewajiban. Hendaklah penuh semangat dalam
Roh, dan abdilah Allah.
12
Hendaklah bergembira dalam berharap. Bersabarlah dalam
penderitaan dan tekunlah berdoa. 13 Berbagilah dengan
orang-orang Kristen lain yang berkekurangan. Hendaklah
selalu dengan ramah bersedia menerima orang-orang dalam
perjalanan.
14
Berkatilah orang yang menganiaya kamu; berkatilah dan
janganlah mengutuk seorang pun. 15 Bergembiralah bersama
orang yang bergembira, dan menangislah bersama orang yang
menangis. 16 Hendaklah kamu hidup dalam damai. Janganlah
mengimpikan hal-hal yang luar biasa. Hendaklah kamu
rendah hati dan jangan menganggap dirimu bijaksana.
17
Janganlah membalas yang jahat dengan yang jahat,
tetapi biarlah setiap orang melihat kehendakmu yang baik.
18
Berusahalah hidup dalam damai dengan semua orang.
19
Saudara-saudara terkasih, janganlah membalas dendam,
tetapi biarkanlah Allah yang menghukum, seperti tertulis
dalam Kitab Suci: “Pembalasan adalah hak-Ku. Aku akan
membalas, sabda Tuhan.” 20 Dan ditambahkan lagi: “Jika
musuhmu lapar, berilah dia makan; jika ia haus, berilah
dia minum; dengan berbuat demikian kamu menumpukkan bara
yang bernyala di atas kepalanya. 21 Janganlah membiarkan
yang jahat mengalahkan kamu, tetapi kalahkanlah kejahatan
dengan kebaikan.”
9
Kepatuhan kepada pemerintah
13
•
Hendaklah setiap orang tunduk kepada pemerintah.
Sebab tidak ada wewenang yang tidak berasal dari
Allah, dan jabatan-jabatan pemerintah ditentukan oleh
Allah. 2 Oleh sebab itu siapa pun yang melawan pemerintah
melawan ketetapan Allah, dan mereka yang melawan patut
dihukum.
3
Sebenarnya, siapakah yang takut kepada pemerintah?
Bukan mereka yang melakukan yang baik, tetapi yang melakukan yang jahat. Maukah kamu hidup tanpa takut terhadap
orang-orang yang berkuasa? Lakukanlah yang baik, maka
mereka akan memuji kamu. 4 Mereka adalah pelayan-pelayan
Allah untuk kebaikanmu. Tetapi jika kamu tidak berlaku
1
baik, takutilah mereka, sebab tidak sia-sia mereka
membawa senjata; apabila mereka mengadili dan menghukum
orang-orang yang berbuat salah, mereka melakukannya dalam
tugas pelayanan Allah.
5
Sungguh perlu untuk taat, bukan karena takut tetapi
karena kesadaran. 6 Demikian juga kamu harus membayar
pajak, dan para pemungut pajak adalah petugas- petugas
Allah. 7 Berikanlah kepada setiap orang apa yang menjadi
haknya; berilah sumbangan kepada yang berhak menerima
sumbangan; kepada yang berhak menerima pajak, bayarlah
pajak; berilah hormat kepada yang berhak menerima hormat.
8
Janganlah berutang kepada siapa pun. Hanya inilah yang
dapat menjadi utang kamu, seorang kepada yang lain, ialah
kasih, sebab dia yang mengasihi sesamanya memenuhi
9
seluruh
hukum
Taurat.
Kamu
mengetahui
perintahperintah: janganlah berzina, jangan membunuh, jangan
menginginkan; dan segala sesuatu yang lain disingkatkan
dalam yang satu ini: kasihilah sesamamu seperti dirimu
sendiri. 10 Kasih tidak dapat berbuat jahat kepada sesama;
maka kasih adalah kesempurnaan hukum Taurat.
Anak-anak terang
•
Kamu mengetahui keadaan zaman sekarang. Sekarang ini
waktunya untuk berjaga, sebab keselamatan kita sudah
lebih dekat daripada ketika kita baru mulai percaya;
12
malam sudah hampir berlalu dan siang sudah tiba. Oleh
sebab itu, hendaklah kita menanggalkan segala karya
kegelapan dan mengenakan perlengkapan terang. 13 Karena
kita hidup dalam terang siang hari, maka hendaklah kita
berlaku sopan; jangan dalam pesta pora dan kemabukan,
jangan dalam pelacuran dan hawa nafsu, jangan dalam
perkelahian dan kecemburuan. 14 Tetapi kenakanlah Yesus
Kristus, dan janganlah mengikuti kehendak atau keinginankeinginan daging.
11
Orang yang lemah dan yang kuat
14
•
Terimalah orang yang lemah imannya dan janganlah
mencela kelemahan hati nurani mereka. 2 Ada orang yang
berpikir bahwa mereka dapat makan segala jenis makanan,
sedang yang lain, yang kurang bebas, hanya makan
sayur-sayuran. 3 Siapa yang makan, janganlah menghina
orang yang tidak makan. Siapa yang tidak makan, janganlah
mencela orang yang makan, sebab Allah menerima orang itu.
4
Siapakah kamu, sehingga mau menghakimi hamba orang lain?
Entah dia berdiri atau jatuh, orang yang berkepentingan
1
ialah tuannya. Tetapi ia tidak akan jatuh, sebab tuannya
sanggup menjaga dia agar tetap berdiri.
5
Untuk beberapa orang ada hari-hari yang baik dan ada
yang tidak baik; untuk yang lain semua hari sama saja.
Hendaklah
setiap
orang
bertindak
sesuai
dengan
pendapatnya. 6 Seorang yang membeda-bedakan hari berbuat
demikian untuk Tuhan; dan orang yang makan, makan untuk
Tuhan dan dengan makan ia mengucap syukur kepada Tuhan.
Dan orang yang tidak makan, berbuat demikian untuk Tuhan
dan juga mengucap syukur kepada-Nya.
7
Sesungguhnya tidak ada orang dari antara kita yang
hidup untuk dirinya sendiri, atau mati untuk dirinya
sendiri. 8 Jika kita hidup, kita hidup untuk Tuhan, dan
jika kita mati, kita mati untuk Tuhan. Entah hidup entah
mati, kita adalah milik Tuhan; 9 Kristus telah mengalami
kematian
dan
kehidupan
untuk
menjadi
Tuhan
bagi
orang yang hidup dan yang mati. 10 Jika demikian, mengapa
kamu mencela saudaramu? Mengapa kamu menghina dia? Sebab
kita semua akan tampil di hadapan takhta pengadilan
Allah. 11 Ada tertulis: “Aku bersumpah demi diri-Ku –
sabda Tuhan – setiap lutut akan bertekuk di hadapan-Ku,
setiap lidah akan mengakui kebenaran di hadapan Allah.”
12
Maka setiap kita akan memberikan pertanggung jawaban
untuk dirinya sendiri di hadapan Allah.
13
Oleh sebab itu janganlah kita saling mencela; sebaliknya hendaklah kita berusaha untuk tidak menempatkan
halangan di jalan saudara kita, sehingga dia tersandung
atau jatuh. 14 Aku tahu, aku yakin dalam Tuhan Yesus,
bahwa tidak ada sesuatu yang najis dari dirinya sendiri,
tetapi najis untuk orang yang menganggapnya najis.
15
Tetapi jika engkau menyakiti hati saudaramu karena
suatu makanan tertentu, maka engkau tidak lagi hidup
sesuai
dengan
tuntutan
kasih.
Janganlah
membiarkan
makananmu menyebabkan hilangnya seseorang, karena Kristus
telah mati untuk dia.
16
Janganlah membiarkan dirimu disalahkan karena sesuatu
yang baik. 17 Kerajaan Allah bukanlah soal makan atau
minum, tetapi adalah keadilan, damai dan sukacita dalam
Roh Kudus, 18 dan jika kamu melayani Kristus dengan cara
demikian, maka kamu akan menyenangkan hati Allah dan
dipuji oleh manusia. 19 Oleh sebab itu hendaklah kita
memperhatikan apa yang meneguhkan perdamaian dan membuat
kita menjadi lebih baik.
20
Janganlah merusakkan karya Allah oleh karena makanan.
Segala makanan bersih, tetapi akan menjadi najis untuk
orang yang memakannya melawan keyakinannya sendiri.
21
Maka akan lebih baik untuk tidak makan daging atau
minum anggur, atau sesuatu yang lain yang menyebabkan
saudaramu tersandung. 22 Berpeganglah pada keyakinanmu di
hadapan Allah, dan berbahagialah kamu jika kamu tidak
pernah
bertindak
melawan
kepercayaanmu
sendiri.
23
Sebaliknya, apabila seorang makan sesuatu sekalipun ia
bimbang, maka ia berbuat salah, sebab ia tidak bertindak
sesuai dengan kepercayaannya, dan jika kita melakukan
sesuatu melawan hati nurani, itu adalah dosa.
15
Kita, orang yang kuat dan yang telah dibebaskan,
haruslah menanggung kelemahan mereka yang tidak kuat, dan
tidak hanya menyenangkan diri sendiri. 2 Hendaklah setiap
kita mendatangkan sukacita untuk sesama kita, membantu
dia bertumbuh dalam kebaikan; 3 Kristus juga tidak mencari
kepuasan-Nya sendiri, seperti yang dikatakan oleh Kitab
Suci: “Penghinaan oleh mereka yang menghina kamu, jatuh
atasku.” 4 Dan kita tahu bahwa apa saja yang telah ditulis
di masa lalu, telah ditulis untuk mengajar kita, agar
peneguhan dan dorongan yang diberikan oleh Kitab Suci
membantu kita untuk bertekun dan meneguhkan pengharapan
kita. 5 Kiranya Allah, sumber segala ketekunan dan
penghiburan, membantu kamu untuk hidup serasi dalam Yesus
Kristus, 6 agar dengan satu suara kamu dapat memuji Allah,
Bapa Yesus Kristus, Tuhan kita.
7
Maka hendaklah kamu saling menerima, seperti Kristus
telah menerima kamu demi kemuliaan Allah. 8 Yang aku maksudkan ialah: Demi menyatakan kesetiaan Allah, Kristus
telah menyerahkan diri untuk pelayanan umat Yahudi, dan
dengan itu memenuhi janji-janji yang telah dibuat oleh
Allah kepada nenek moyang mereka. 9 Sedang olehnya
orang-orang kafir mengucap syukur kepada Allah karena
kerahiman-Nya, seperti tertulis dalam Kitab Suci: “Oleh
sebab itu aku akan bernyanyi dan memuji nama-Mu di antara
bangsa- bangsa kafir.” 10 Dan di lain tempat tertulis:
“Bersukacitalah bersama umat Allah, hai bangsa-bangsa
kafir.”
11
Dan lagi: “Pujilah Allah, hai semua bangsa dan
hendaklah semua suku bangsa memegahkan kebesaran-Nya”.
12
Yesaya berkata: “Akan datang seorang keturunan Isai,
yang akan memerintah bangsa-bangsa kafir dan mereka akan
berharap pada-Nya.”
13
Kiranya Allah, sumber pengharapan, memenuhi kamu
dengan sukacita dan damai dalam iman, agar pengharapanmu
1
dapat bertumbuh teguh oleh kuasa Roh Kudus.
Paulus merasa bertanggung jawab terhadap umat Kristen di Roma
•
Aku sendiri, saudara-saudara, yakin bahwa kamu
mempunyai kehendak baik, pengetahuan dan kemampuan untuk
saling menasihati; 15 namun aku telah berani menulis dalam
beberapa bagian surat ini untuk memperingatkan kamu akan
hal-hal yang sudah kamu ketahui. Aku berbuat demikian
sesuai dengan karunia yang telah diberikan kepadaku oleh
Allah 16 ketika aku diutus kepada bangsa-bangsa kafir. Aku
membaktikan diriku untuk pelayanan Injil Allah sebagai
seorang imam Yesus Kristus, untuk membawa orang-orang
bukan Yahudi kepada Allah sebagai persembahan yang berkenan kepada-Nya, yang disucikan oleh Roh Kudus. 17 Untuk
aku pelayanan Allah ini adalah satu sumber kegembiraan
dalam Yesus Kristus.
18
Tentu sekali aku tidak berani berbicara tentang
hal-hal lain terkecuali tentang apa yang telah dilakukan
oleh Kristus sendiri melalui aku, melalui kata-kata dan
karyaku, 19 yang dibarengi dengan mukjizat-mukjizat dan
tanda-tanda oleh kuasa Roh Kudus, supaya orang-orang
bukan Yahudi dapat taat kepada iman. Dengan demikian aku
telah memberitakan Injil ke semua daerah, dari Yerusalem
sampai ke Ilirikum.
20
Akan tetapi, aku telah sangat berhati-hati, dan aku
bangga
akan
hal
ini,
untuk
tidak
mewartakan
di
tempat-tempat di mana Kristus sudah dikenal, dan tidak
membangun di atas dasar yang diletakkan oleh orang lain.
21
Kiranya terjadi seperti yang dikatakan oleh Kitab Suci:
“Mereka yang tidak mendengar berita tentang Dia akan
melihat, dan mereka yang tidak mendengar tentang Dia akan
mengerti.”
14
Bantuan bagi umat Kristen di Yerusalem
•
Pekerjaan ini telah menghalangi aku mengunjungi
kamu. 23 Tetapi sekarang ini tidak ada lagi tempat untukku
di wilayah- wilayah itu, dan karena aku telah lama rindu
untuk datang dan melihat kamu, 24 maka aku berharap akan
mengunjungi kamu dalam perjalananku ke Spanyol. Lalu kamu
akan dapat membantu aku melanjutkan perjalanan ke negeri
itu, sesudah aku menikmati kebersamaan dengan kamu.
25
Sekarang ini aku hendak pergi ke Yerusalem untuk membantu umat di sana. 26 Ketahuilah bahwa Makedonia dan
Akhaya
telah
mengambil
keputusan
untuk
memberikan
sumbangan bagi orang- orang miskin di antara umat beriman
22
di Yerusalem. 27 Mereka telah memutuskan untuk melakukan
hal itu, dan sesungguhnya itulah kewajiban mereka. Sebab
orang-orang bukan Yahudi telah memperoleh bagian dalam
harta kekayaan rohani orang-orang Yahudi, maka sekarang
mereka harus memberikan bantuan berupa barang-barang
duniawi kepada orang- orang Yahudi. 28 Demikianlah aku
akan melaksanakan tugas ini dan menyerahkan jumlah yang
telah dikumpulkan. Sesudah itu aku akan datang kepadamu
dan dari situ akan melanjutkan perjalanan ke Spanyol.
29
Aku yakin, bahwa apabila aku datang kepadamu, aku akan
datang dengan segala berkat Kristus.
30
Aku mohon kepadamu, saudara- saudara, demi Kristus
Tuhan kita dan demi kasih Roh, agar kamu mendampingi aku
dalam perjuangan dengan doa kepada Allah; 31 berdoalah
agar aku dapat terluput dari jerat musuh-musuh iman di
Yudea, dan semoga umat di Yerusalem menerima sumbangan
yang kubawa. 32 Dan demikian aku akan datang kepadamu
dengan sukacita, dan dengan perkenan Allah disegarkan
oleh kebersamaan dengan kamu. 33 Semoga Allah sumber damai
menyertai kamu. Amin.
Salam
16
Aku meminta perhatianmu untuk saudari kita Febe,
diakon umat di Kengkrea. 2 Terimalah dia dalam nama Tuhan,
seperti seharusnya antara saudara- saudari dalam iman,
dan bantulah dia dalam segala kebutuhannya, sebab dia
telah menolong banyak orang, termasuk aku sendiri.
3
Sampaikan
salamku
kepada
Priska
dan
Akwila,
pembantu-pembantuku dalam Kristus Yesus. 4 Mereka telah
mempertaruhkan nyawa untuk menyelamatkan aku. Aku sangat
berterima kasih kepada mereka, seperti juga kepada semua
umat dari bangsa-bangsa kafir. 5 Salamku juga kepada umat
yang mengadakan pertemuan di rumah mereka. Salam kepada
Epenetus terkasih, orang pertama dari wilayah Asia yang
percaya kepada Kristus. 6 Salam kepada Maria, yang
demikian banyak bekerja untuk kamu.
7
Salam kepada Andronikus dan Yunias, saudara-saudaraku
sebangsa yang pernah dipenjara bersama dengan aku. Mereka
ini rasul-rasul yang dikenal baik dan telah melayani
Kristus sebelum aku.
8
Sampaikan salam kepada Ampliatus, yang demikian aku
kasihi dalam Tuhan. 9 Salam kepada Urbanus, rekan sekerja
kita, dan kepada Stakhis terkasih. 10 Salam kepada Apeles,
yang telah menderita karena Kristus, dan kepada keluarga
Aristobulus. 11 Salam kepada Herodion, saudaraku sebangsa,
1
serta seluruh isi rumah Narkisus, yang bekerja dalam
pelayanan Tuhan. 12 Salam kepada Trifena dan Trifosa, yang
bersusah payah demi Tuhan. Salam kepada Persis terkasih,
yang telah bekerja keras dalam Tuhan. 13 Salam kepada
Rufus, yang dipilih dalam Tuhan, serta ibunya, yang
adalah juga seorang ibu yang kedua untuk aku. 14 Salam
kepada Asinkritus, Flegon, Hermes, Patrobas dan Hermas
serta saudara- saudara yang tinggal bersama dengan
mereka. 15 Salam kepada Filologus, Yulia, Nereus dan
saudarinya, Olimpas dan semua saudara dalam Kristus
Yesus, yang bersama-sama dengan mereka. 16 Hendaklah kamu
bersalam-salaman dengan cium persaudaraan. Semua umat
Kristus mengirim salam mereka.
Peringatan
•
Saudara-saudara,
aku
mohon
agar
kamu
waspada
terhadap mereka yang menyebabkan perpecahan dan kerusuhan
dengan menyampaikan kepadamu ajaran yang berbeda dengan
ajaran yang telah kamu terima. Jauhilah mereka itu, 18 sebab orang-orang itu tidak mengabdi Kristus Tuhan kita,
tetapi memperhatikan kepentingan mereka sendiri, serta
dengan bahasa yang lembut dan menarik telah menipu
orang-orang yang tulus hati. 19 Semua orang mengetahui
bahwa kamu sangat patuh, dan oleh karena itu aku sangat
berbahagia. Tetapi aku ingin memperingatkan kamu untuk
peka dalam melakukan yang baik dan menjauhi yang jahat.
20
Semoga Allah, sumber damai, segera menghancurkan Iblis
dan menempatkannya di bawah ka- kimu.
Semoga Kristus Yesus Tuhan kita memberkati kamu
sekalian. 21 Timotius, yang sekarang ada bersama dengan
aku, mengirim salam kepadamu, demikian juga Lukius, Yason
dan Sosipater, saudara- saudaraku sebangsa.
22
Aku, Tertius, penulis surat ini, menyampaikan kepadamu
salam dalam Tuhan.
23
Salam dari Gayus, yang memberi aku tumpangan dan yang
di rumahnya umat berkumpul. Salam dari Erastus, bendahara
kota, dan dari saudara kita Kwartus.
Kemuliaan bagi Allah!
25
Dialah yang berkuasa meneguhkan kamu sesuai dengan
Injil yang kuwartakan, yaitu berita tentang Kristus
Yesus.
Sekarang telah dinyatakan rencana rahasia yang telah
tersembunyi berabad- abad lamanya di waktu lalu.
26
Oleh kehendak Allah yang kekal, rahasia ini telah
dinyatakan melalui kitab- kitab para nabi, dan segala
17
bangsa akan menerima iman yang diwartakan kepada mereka.
27
Kemuliaan
kepada
Allah,
satu-satunya
yang
mahabijaksana, melalui Yesus Kristus, selama-lamanya!
Amin.
Download