Republika : Kamis, 01 Nopember 2007 Cadangan Devisa Indonesia Naik JAKARTA -- Kenaikan harga minyak mentah dunia secara umum berdampak positif terhadap neraca perdagangan Indonesia. Menguatnya neraca perdagangan mendorong bertambahnya cadangan devisa menyusul neraca pembayaran Indonesia (NPI) yang meningkat. ''Hingga dua hari lalu (29/10), cadangan devisa mencapai 54,3 miliar dolar AS,'' kata Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia (BI), Miranda Swaray Goeltom, di Jakarta, Rabu (31/10). Posisi cadangan devisa ini meningkat 2,6 persen dibandingkan 28 September 2007 yang mencapai 52,875 miliar dolar AS. Berdasarkan simulasi yang dibuat BI, jelas Miranda, untuk setiap kenaikan harga minyak 1 dolar AS per barel, pada triwulan keempat 2007 bakal meningkatkan surplus transaksi berjalan sebesar 23,3 juta dolar AS. Selain itu, pada setiap triwulan, cadangan devisa akan meningkat 35,6 juta dolar AS. Sedangkan pada 2008, surplus transaksi berjalan diperkirakan meningkat 27,1 juta dolar AS, dan cadangan devisa bertambah 36,3 juta dolar AS setiap triwulan. ''Namun, dampak positif tersebut tercapai jika permintaan konsumsi minyak domestik tidak meningkat, yang diasumsikan 396,2 juta barel pada 2008,'' papar Miranda. Selain syarat tersebut, volume perdagangan dunia juga diharapkan tidak menurun, sehingga tak memengaruhi volume perdagangan ekspor nonmigas serta sentimen aliran modal masuk positif. ''Cadangan devisa kita pada saat ini dalam posisi yang nyaman.'' Di sisi lain, kenaikan harga minyak juga berpotensi menurunkan pertumbuhan ekonomi 2008 dari proyeksi semula 6,5 persen. Akibat harga minyak tinggi, konsumsi swasta bisa berkurang sejalan dengan turunnya daya beli akibat kenaikan inflasi dan dampak langsung kenaikan harga barang impor. Pengamat pasar uang, Farial Anwar, berpendapat meningkatnya cadangan devisa memang karena peningkatan harga komoditas di pasar internasional. ''Jadi, bukan karena tingkat ekspornya yang meningkat, melainkan harga komoditasnya naik,'' jelas Farial. una ()