BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pengertian Akuntansi dan Akuntansi Biaya l. Pengertian Akuntansi Pengertian akuntansi secara teoritis menurut Skausen dan Hongren (2001:6) adalah "proses pencatatan, penggolongan, peringkasan dan penyajian dengan cara-cara tertentu, transaksi yang terjadi dalam perusahaan atau Organisasi lain serta penafsiran terhadap hasilnya. " Menurut Skausen (2001:2) juga disebut "sebagai Akuntansi sering bahasa bisnis, mungkin istilah yang lebih baik adalah bahasa dari keputusan-keputusan keuangan ". Semakin baik kita memahami bahasa tersebut baik pula kita dalam mengelola aspek-aspek keuangan dalam hidup kita ini. Pengertian akuntansi menurut Skausen (2001:2) adalah : "Suatu aktivitas pelayanan yang fungsinya adalah untuk memberikan informasi kuantitatif pada dasarnya bersifat keuangan mengenai entitas ekonomi yang dimaksudkan agar bermanfaat didalam pembuatan keputusan-keputusan ekonomi". Definisi akuntansi menurut Al Haryono Jusuf (2001:4) dapat dilihat dari dua sudut pandang, yaitu sudut pemakai jasa akuntansi dan sudut proses kegiatannya. 5 a. Definisi akuntansi dari sudut pemakai Menurut Al Haryono (2001:5) yaitu : "Suatu disiplin yang menyediakan informasi yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan secara efisien dan mengevaluasi kegiatankegiatan suatu Organisasi" Informasi yang dihasilkan akuntansi diperlukan untuk : 1. Membuat perencanaan yang efektif, pengawasan dan pengambilan keputusan oleh manajemen. 2. Pertanggungjawaban Organisasi kepada para investor, kreditur, badan pemerintah dan sebagainya. b. Definisi akuntansi dari sudut proses kegiatan Menurut Al Haryono (2001 :5) "Proses pencatatan, penggolongan, peringkasan, pelaporan, pengadaan penganalisaan data keuangan suatu Organisasi". Dari definisi ini menunjukan bahwa kegiatan akuntansi merupakan tugas yang kompleks untuk menyangkut macam-macam kegiatan. Pada dasarnya akuntansi harus : 1. Mengindentifikasikan data mana yang berkaitan atau relevan dengan keputusan yang akan diambil. 2. Memproses atau menganalisis data yang relevan. 3. Mengubah data menjadi informasi yang dapat digunakan untuk pengambilan keputusan. 6 Sedangkan definisi menurut Hongren (2002 : 1) "Akuntansi adalah suatu system yang mengukur aktivitas-aktivitas bisnis, memproses informasi tersebut kedalam laporan-laporan dan mengkomunikasikannya kepada para pengambil keputusan ". Dari definisi akuntansi American Accounting Assosiacition mengandung pengertian sebagai berikut : 1. Akuntansi merupakan proses yang terdiri dari identifikasi, pengukuran dan pelaporan informasi ekonomi (pada bagian ini menjelaskan kegiatan akuntansi). 2. Informasi ekonomi yang dihasilkan oleh akuntansi diharapkan berguna dalam penelitian dan pengambilan keputusan mengenai kesatuan perusahaan yang bersangkutan. Adapun tujuan utama akuntansi adalah menyajikan informasi ekonomi dari suatu kesatuan ekonomi kepada pihak-pihak yang berkepentingan. 2. Pengertian Akuntansi Biaya Akuntansi biaya merupakan cabang akuntansi, yang berasal dari Pengembangan akuntansi umum. Pengembangan tersebut diadakan karena kebutuhan informasi terhadap biaya produksi secara rinci. Dibawah ini terdapat beberapa pandangan dari beberapa penulis tentang pengertian dari biaya akuntansi sebagai berikut : Menurut Abdul Halim (2002 :3) "Akuntansi biaya adalah akuntansi yang membicarakan tentang penentuan harga pokok (cost) dari "suatu produk" 7 yang diproduksi atau dijual dipasar baik untuk memenuhi pesanan dari pemesanan maupun untuk menjadi barang dagangan yang akan dijual ". Menurut Maher Diakin (2003 : 2) "Akuntansi biaya adalah suatu bidang akuntansi yang mencatat, mengukur dan melaporkan informasi mengenai besarnya biaya". Salemba Empat (2004 :13) "Biaya adalah pernyataan terkuantifikasi dan tertulis dari rencana manajemen". Charles T. Horngren (2004:21) "Biaya sebagai sumber daya yang dikorbankan untuk mencapai suatu sasaran atau tujuan tertentu". Menurut Mulyadi (2003 :6) Pengertian akuntansi biaya adalah : "Pencatatan, penggolongan, peringkasan, penyajian biaya-biaya pembuatan dan penjualan produk atau penyerahan jasa dengan cara-cara tertentu serta penafsiran terhadap hasilnya" Dari definisi diatas, akuntansi biaya yang tergantung pada untuk siapa proses tersebut ditujukan. Proses akuntansi dapat ditunjukan untuk memenuhi pemakai luar perusahaan, dan dapat pula memenuhi kebutuhan dalam perusahaan. Untuk pemenuhan kebutuhan pemakai luar usaha, akuntansi biaya perlu memperhatikan karakteristik akuntansi keuangan dan untuk menentukan kebutuhan pemakai dalam perusahaan, akuntansi biaya perlu memperhatikan karateristik akuntansi manajemen, dengan demikian akuntansi biaya dapat juga merupakan bagian dari akuntansi manajemen. 8 Akuntansi biaya bertugas untuk memantau apakah pengeluaran yang sesungguhnya sesuai dengan biaya yang seharusnya. Akuntansi biaya melakukan analisis terhadap penyimpangan biaya sesungguhnya dengan biaya seharusnya, dan menyajikan informasi mengenai penyebab terjadinya selisih tersebut, manajemen akan dapat mempertimbangkan tindakan koreksi, jika hal ini perlu dilakukan. Biaya perlu diklasifikasi untuk menyajikan informasi biaya yang dibutuhkan dalam mencapai tujuan. Dibawah ini ada 5 klasifikasi biaya menurut Mulyadi (2003 ;14) sebagai berikut : 1. Objek pengeluaran 2. Fungsi pokok dalam perusahaan 3. Hubungan biaya dengan suatu yang dapat dibiayai 4. Perilaku biaya dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan 5. Atas dasar jangka waktu manfaatnya. a. Penggolongan biaya menurut objek pengeluaran Objek ini merupakan dasar dari penggolongan biaya, seperti nama dari objek pengeluaran tersebut, misalnya biaya transportasi. Semua hal yang berhubungan dengan biaya transportasi misalnya biaya bensin, tol dan sebagainya masuk dalam perhitungan biaya transportasi. 9 b. Penggolongan biaya menurut fungsi pokok dalam perusahaan Perhitungan harga pokok produksi digunakan dalam perusahaan manufaktur, yang memiliki fungsi pokok seperti : 1. Biaya produksi Yaitu biaya yang dikeluarkan untuk mengelola bahan baku menjadi jadi yang siap dijual. 2. Biaya pemasaran Yaitu biaya yang dikeluarkan untuk keperluan kegiatan pemasaran produk. 3. Biaya administrasi dan umum Yaitu merupakan biaya untuk mengkoordinir kegiatan produksi dan pemasaran produksi. c. Penggolongan biaya menurut hubungan biaya dengan sesuatu yang dapat dibiayai Dalam hal ini dapat dikelompokan menjadi 2 bagian yaitu : 1. Biaya langsung (direct cost) 2. Biaya tidak langsung (indirect cost) Biaya langsung adalah biaya yang terjadi, yang penyebab satu-satunya karena adanya sesuatu yang dibiaya. Biaya langsung terdiri dari biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. 10 Biaya tidak langsung adalah biaya yang terjadi dan tidak hanya disebabkan oleh sesuatu yang dibiayai, biaya ini disebut biaya overhead pabrik (BOP) d. Penggolongan biaya menurut perilakunya dalam hubungan dengan perubahan volume kegiatannya. Dalam hubungan dengan perubahan volume kegiatan, biaya dapat digolongkan menjadi : 1. Biaya Variabel Adalah biaya yang jumlah totalnya berubah, sebanding dengan perubahan volume kegiatannya. 2. Biaya Semi Variabel Adalah biaya yang berubah tapi tak sebanding dengan perubahan volume kegiatannya. 3. Biaya Semi Fixed Adalah biaya yang tetap untuk tingkat volume kegiatan tertentu dan berubah dengan jumlah yang konstan pada volume produksi tertentu. 4. Biaya Tetap Adalah biaya yang jumlah totalnya tetap dalam kisaran volume kegiatan tertetu. e. Penggolongan biaya atas dasar jangka waktu manfaatnya Menurut Mulyadi biaya dapat dibagi menjadi 2 : 1. Pengeluaran modal (capital expenditure) 11 Adalah biaya yang mempunyai manfaat lebih dari satu periode akuntansi. 2. Pengeluaran pendapatan (revenue expenditure) Adalah biaya yang hanya mempunyai manfaat dalam satu periode akuntansi dan terjadinya pengeluaran tersebut. B. Harga Pokok Produksi Salah satu tujuan akuntansi adalah menentukan harga pokok produksi, hal ini harus dikerjakan dengan teliti dan adanya pemahaman dalam proses pembuatan produk. Definisi harga pokok produksi menurut Charles T Horngren (2004 :5) adalah "Penjumlahan dari biaya dibagikan ke produk untuk tujuan tertentu." Sedangkan menurut Mardiasmo (2004 :2) adalah : "Harga pokok produk atau jasa merupakan akuntansi dari biaya-biaya yang dibebankan pada produk atau jasa yang dihasilkan oleh perusahaan". Dalam menghitung biaya produksi akuntansi harus mengikuti proses pengolahan bahan baku menjadi produk jadi. Dari setiap proses pengolahan diperlukan pengorbanan sumber ekonomi, dalam hal ini, akuntansi biaya dapat digunakan untuk mencatat setiap sumber ekonomi yang dikorbankan dalam pengolahan produk, dengan tujuan menghasilkan informasi biaya produksi yang digunakan untuk menghasilkan suatu produk. Oleh karena itu penting sekali menghitung harga pokok produksi. Untuk itu kita perlu memahami arti harga pokok itu sendiri. Harga pokok adalah gambaran kuantitatif dari pengorbanan yang bertujuan, yang harus 12 dilakukan oleh produsen pada penukar barang-barang dan jasa yang ditawarkan dipasar. C. Metode Pengumpulan Biaya Produksi Metode pengumpulan biaya produksi menurut Mardiasmo (2004 :27) secara tegas dapat dipisahkan menjadi 2 yaitu : 1. Metode harga pokok proses Adalah pengumpulan biaya produksi yang diterapkan pada perusahaan yang menghasilkan produk secara massa 2. Metode harga pokok pesanan Adalah metode pengumpulan biaya produksi yang diterapkan perusahaan yang menghasilkan produk atas dasar pesanan. 1. Metode Harga Pokok Proses Pengertian metode harga pokok proses menurut M.P Simangunsong (1997 : 60) sebagai berikut : "Metode perhitungan harga pokok proses yang didasarkan kepada pengumpulan biaya-biaya produksi dalam suatu periode tertentu (satu bulan, satu semester dan lain-lain) dibagi dengan jumlah unit produksi periode yang bersangkutan " Ciri-ciri metode harga pokok proses adalah 1. Laporan harga pokok proses dipakai untuk mengumpilkan, menggolongkan dan menghitung biaya produksi, baik total maupun persatuan. 13 2. Biaya produksi dicatat dalam perkiraan barang dalam proses. 3. Untuk menentukan harga pokok produksi adalah : Total biaya produksi periode tertentu Total satuan produksi periode yang bersangkutan 4. Harga pokok barang dari suatu departemen produksi tambahan harga pokok bagi departemen yang bersangkutan sampai dengan barang jadi. Prosedur harga pokok proses sebagai berikut : a. Perhitungan biaya-biaya produksi (biaya bahan pokok dan biaya bahan pembantu, biaya kerja meliputi tenaga kerja langsung dan tenaga kerja tidak langsung serta biaya overhead pabrik) dilakukan dalam tiap departemen produksi. b. Penentuan harga pokok produksi persatuan dilakukan tiap departemen produksi. c. Harga pokok suatu departemen produksi di ke departemen berikutnya sampai dengan barang jadi. d. Tiap-tiap departemen produksi selalu ditentukan harga pokok barang proses setiap akhir periode. Adapun ciri-ciri perusahaan yang memakai metode harga pokok proses adalah : 1. Proses produksi berlangsung secara continue (terus menerus) 2. Produk yang dihasilkan bersifat produk standart (homogen). 3. Tujuan produksi adalah untuk persediaan. 14 Contoh perusahaan yang memakai matode harga pokok proses adalah perusahaan yang berproduksi secara massa, misalnya pabrik kertas, pabrik semen, pabrik pupuk, pabrik tekstil dan sebagainya. Sistem harga pokok proses dimungkinkan untuk digunakan juga pada perusahaan-perusahaan yang memperoduksi berbagai macam produk yang proses produksinya dapat dibagi kedalam berbagai suboperasi yang masingmasing berlangsung secara repetitife. Dalam kaitannya dengan tahap-tahap pengolahan produk, terdapat berbagai macam cara yang sedikitnya 3 alternatif cara produk yang lazim digunakan untuk perusahaan: 1. Aliran biaya produksi cata berurutan Pada cara ini, mula-mula dimasukan kedalam proses departemen yang paling awal, yang kemudian dilanjutkan ke proses-proses pada departemen berikutnya, tambahan bahan mungkin diperlukan pada departemen berikutnya. Pada cara ini sering terdapat pada produksi pokok konveksi atau industri lainnya. Dibawah ini terdapat diagram aliran biaya produksi cara berurutan. Gambar 2.1 Aliran biaya produksi cara berurutan PDP Dep I - Biaya Bahan - BTK - BOP PDP Dep II - Biaya Bahan - BTK - BOP Sumber : Mulyadi (2003 : 23) 15 PDP Dep III - Biaya Bahan - BTK - BOP Produk selesai 2. Aliran biaya produksi cara pararel Bahan untuk pertama kalinya dimasukan kedalam lebih dari satu proses yang berbeda, pada waktu yang bersamaan bahan yang barang kali berbeda dalam jenis dan satuan ukurnya serta dimasukan kedalam proses yang berbeda pula kemudian digabungkan pada proses operasi-operasi berikutnya. Pada cara ini terdapat pada industri makanan dan minuman. Dibawah ini terdapat diagram aliran produksi cara pararel : Gambar 2.2 Gambar Aliran Produksi Cara Pararel PDP Dep I - Biaya Bahan - BTK - BOP PDP Dep II - Biaya Bahan - BTK - BOP PDP Dep III - Biaya Bahan - BTK - BOP PDP Dep III - Biaya Bahan - BOP PDP Dep II - Biaya Bahan - BTK - BOP PDP Dep II - BTK - BOP Produk selesai Sumber : Mulyadi ( 2003 : 24) 3. Aliran biaya produksi cara selektif Terdapat beberapa jenis yang dihasilkan dari bahan-bahan yang dalam waktu bersamaan dimasukan kedalam proses permulaannya. Produk yang berbeda itu terjadi karena proses produksi yang terjadi, kemudian memang berlainan. Pada cara selektif terdapat pada industri obat-obatan. Dibawah ini terdapat diagram aliran biaya produktif cara selektif. 16 Gambar 2.3 Aliran Biaya Produksi Cara Selektif PDP Dep I - Biaya Bahan - BTK PDP Dep II - Biaya Bahan - BTK PDP Dep III - Biaya Bahan - BTK - BOP ` PDP Dep II - Produk A - Produk B - Produk C Sumber : Mulyadi (2003:25) 2. Metode Harga Pokok Pesanan Pengertian harga pokok pesanan menurut Abdul Halim (2002:20) adalah "harga pokok dikumpulkan atas dasar pekerjaan atau pesanan yang diterima dari langganan atau pembeli mulai satu unit pesanan sampai kepada partai besar yang diproses pada saat yang bersamaan" Jika perusahaan produksi berdasarkan pesanan, maka proses produksi akan berjalan setelah menerima order dari pembeli. Oleh karena itu tiap produksi mempunyai jenis dan spesifikasi yang berbeda sesuai dengan pesanan masing-masing pembeli. Karakteristik metode harga pokok pesanan adalah sebagai berikut : 1. Harga pokok produk dihitung untuk setiap produk pesanan. 2. Penentuan harga pokok setiap pesanan dilakukan setelah produk tersebut selesai dikerjakan. 17 3. Harga pokok perunit produk pesanan dihitung dengan cara membagi harga pokok produk pesanan dengan jumlah unit produk pesanan yang bersangkutan. Pada sistem harga pokok pesanan ini biasanya berlaku untuk perusahaan percetakan, karoseri, mebel, industri-industri pesawat terbang, bahkan pada industri garmen. Produk-produk semacam ini biasanya dibuat dalam bentuk grup, satu grup untuk setiap pemesanan. Tiap-tiap pesanan dapat dimulai dan diselesaikan pada setiap saat dalam suatu periode akuntansi, dan pada umumnya bersifat khas dalam hak type, model dan dimensi atau spesifikasi lain mengenai produksinya. Dalam sistem harga pokok pesanan, biaya produksi yang terjadi untuk membuat jenis produk atau pesanan dikelompokan kedalam tiga elemen biaya yaitu biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik. Untuk penentuan harga pokok produksi tiga elemen, biaya produksi dikumpulkan melalui rekening produk dalam proses untuk setiap pesanan demi pesanan. Pada umumnya suatu pesanan merupakan sejumlah unit produk yang sama oleh karena itu harga pokok perunit produknya merupakan hasil bagi dari total biaya produksi suatu pesanan dengan jumlah produk yang dihasilkan dari pesanan yang bersangkutan, sehingga harga pokok perunit tersebut bisa berbeda untuk setiap pesanan. 18 Dibawah ini terdapat skema aliran biaya produksi pada sistem harga pokok pesanan: Gambar 2.4 Aliran Biaya Sumber : Mulyadi (2003:24) Agar sistem pengumpulan biaya dapat berfungsi sebagaimana mestinya, identitas pesanan secara fisik dan kegiatan pengerjaan serta biaya harus diidentifikasi secara terpisah. Untuk itu, setiap pesanan harus dibuatkan fornmlir order produksi dengan nomor dan identitas yang berbeda dan diselenggarakan satu kartu harga pakok pesanan untuk pengumpulan data biaya produksinya. Setiap pemakaian bahan baku dan tenaga kerja langsung harus dicatat kedalam sumber atau formulir permintaan bahan dan kartu jam kerja dengan menyebutkan nomor order produksinya. Sedangkan untuk biaya overhead pabrik biasanya dibebankan kepada setiap pesanan berdasarkan tarif yang ditentukan dimuka apabila suatu pesanan diterima, segera dikeluarkan perintah untuk membuat produk sesuai dengan spesifikasi masing-masing pesanan. Untuk 19 mempermudah perhitungan biaya produksi dari tiap-tiap pesanan maka diberi nomor identitas masing-masing produk yang dikerjakan. Adapun ciri khusus dari harga pokok produksi adalah sebagai berikut : 1 Biaya produksi dikumpulkan untuk setiap pesanan secara individual. 2 Biaya produksi dibagi menjadi dua jenis yaitu : a. Biaya langsung terdiri dari biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. b. Biaya tidak langsung yaitu biaya produksi diluar biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung. 3. Biaya langsung (biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung) diperhitungkan terhadap masing-masing pesanan berdasarkan biaya yang sebenarnya, sedangkan biaya tidak langsung dibebankan ke tiap-tiap pesanan berdasarkan tarif yang ditentukan dimuka. 4. Harga pokok persatuan untuk setiap pesanan dihitung pada waktu pesanan yang bersangkutan selesai diproduksi. 5. Harga pokok persatuan ditetapkan dengan cara membagi total biaya suatu pesanan dengan jumlah satuan produk pesanan yang bersangkutan. 6. Untuk pengumpulan masing-masing pesanan dipakai kartu harga pokok pesanan. Dalam harga pokok pesanan dicatat antara lain : 1. Nomor pesanan 2. Jenis produk 20 3. Tanggal pemesanan 4. Sifat pemesanan 5. Nama pemesan 6. Jumlah 7. Tanggal selesai 8. Harga jual 9. Biaya produksi Untuk lebih jelasnya berikut ini diberikan contoh bentuk kartu harga pokok pesanan sebagai berikut Tabe12.1 Kartu Harga Pokok PT. FAJAR No. Pesanan Jenis Prod Tgl. Pesanan Nama Pemesan Jumlah unit Tgl. Selesai Harga Jual Kartu Harga Pokok : : : : : : : : REKAPITULASI Biaya Taksiran - Biaya Bahan Rp - Biaya Tenaga Kerja Rp - Biaya Tidak Langsung Rp Jenis Biaya Biaya Bahan Baku Tgl No BPB Jenis Bahan Biaya Selisih sesungguhnya Rp Rp Rp Rp Rp Biaya Tenaga Kerja Jml Jumlah Kartu jam kerja jml Tgl Jumlah Sumber : Mulyadi (2003:25) 21 Rp Biaya Overhead Tgl Dep Tarif Jumlah Jml Apabila proses produksi berjalan melalui beberapa departemen produksi maka kartu harga pokok pesanannya sebagai berikut : Tabel 2.2 Kartu Harga Pokok PT. Fajar Ekawaty Kartu Harga Pokok Nama Pemesan : ....... Tgl. Pesanan : ....... Tgl Keterangan No. Pesanan : ...... Tgl. Pesanan : ...... No. Bukti Dep I Dep II Dep III Jumlah Biaya Bahan Baku Jml Biaya Bahan Baku Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Biaya Tenaga Kerja Langsung Jumlah BTKL Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp Biaya Overhead Pabrik Jumlah BTKL Rp Rp Rp Rp Rp Rp Rp - Rp Sumber : Mulyadi (2003;27) 3. Metode Harga Pokok Penjualan Sistem harga pokok pesanan pada dasarnya menggunakan metode permanen (pertual inventory record) untuk mencatat perubahan-perubahan dalam persediaan. Karena itu, penjualan produk atau penyerahan suatu pesanan kepada pemesan yang bersangkutan harus diikuti oleh pencatatan 22 untuk mengakui harga pokok penjualan dan berkurangnya persediaan produk selesai, disamping pencatatan untuk mengakui timbulnya pendapat dari hasil penjualan tersebut. D. Penggolongan Biaya Produksi Menurut Hermanto (2002:2-5) yaitu "sistem harga pokok pesanan, biaya produksi yang terjadi untuk membuat setiap jenis produk atau pesanan dikelompokun dalam tiga elemen biaya" yaitu : 1. Biaya bahan baku 2. Biaya tenaga kerja 3. Biaya overhead pabrik Pada umumnya suatu pesanan merupakan sebuah grup yang meliputi sejumlah (unit) yang sama, oleh karena itu harga produk perunit produknya akan merupakan hasil bagi dari total biaya produksi suatu pesanan dengan jumlah unit produk yang dihasilkan dari pesanan yang bersangkutan agar pokok perunitnya tersebut bisa berbeda untuk setiap pesanan. Untuk penentuan harga pokok produk, ketiga elemen biaya produksi dikumpulkan melalui rekening produk dalam proses untuk setiap pesanan demi pesanan, yang pada umumnya suatu pesanan merupakan sebuah grup yang meliputi sejumlah (unit) produk yang sama. Karena itu, harga pokok perunit produknya akan merupakan hasil bagi dari total biaya produksi suatu pesanan dengan jumlah unit produk yang dihasilkan dari pesanan yang 23 bersangkutan, sehingga harga pokok perunit produk tersebut berbeda untuk setiap pesanan. 1. Biaya Bahan Baku Dalam sistem harga pokok bahan yang dikonsumsi dalam kegiatan produksi dikelompokan kedalam : 1. Biaya bahan baku. 2. Biaya bahan penolong atau supplies pabrik Biaya bahan baku meliputi harga pokok semua bahan yang membentuk atau merupakan bagian dari produk selesai, dan dibebankan langsung kepada produk atau pesanan yang bersangkutan. Sedangkan biaya bahan penolong atau supplies pabrik meliputi harga pokok semua bahan yang digunakan untuk membantu terselenggaranya proses produksi seperti bahan bakar, bahan pelumas dan tidak merupakan bagian dari produk selesai. Biaya bahan penolong dibebankan kepada produk atau pesanan berdasarkan suatu tarif yang ditentukan dimuka. Fungsi akuntansi pada setiap perusahaan manufaktur harus dapat memberikan informasi tentang bahan baku dan penolong dalam bentuk : 1. Harga pokok bahan yang dibeli 2. Harga pokok bahan yang dipakai dalam proses produksi dalam periode akuntansi yang bersangkutan. 24 Mengingat tidak seluruh bahan yang dibeli dalam suatu periode akuntansi habis dikonsumsi untuk pembiayaan produk selesai dalam periode yang sama, maka kedua jenis informsi yang berhubungan dengan bahan tersebut sangat diperlukan untuk tujuan perhitungan harga pokok produk dan penentuan laba-rugi periode, situasi demikian menyebabkan perusahaan manufaktur dihadapkan pada masalah persediaan bahan. Untuk harga bahan yang dipakai dalam proses produksi, harus dibagi dalam dua kategori : 1. Harga pokok bahan baku yang merupakan bagian dari produk selesai. 2. Harga pokok bahan penolong yang diperlukan untuk membantu terselenggaranya proses produksi. Harga pokok bahan baku dibebankan langsung pada produk atau pesanan melalui rekening produk dalam proses biaya bahan, sedangkan bahan penolong diperlukan untuk biaya overhead pabrik sesungguhnya dan dibebankan kepada produk atau pesanan berdasarkan tarif yang ditentukan dimuka. Agar jurnal yang lazim digunakan untuk mencatat bahan langsung yang digunakan selama satu periode adalah : Barang dalam proses Rp. XXX Bahan langsung Rp. XXX 2. Biaya Tenaga Kerja Jasa tenaga kerja atau upah karyawan, baik kegiatan fisik maupun kegiatan yang diperlukan untuk mengkonversikan bahan baku menjadi produk selesai, dengan atau tanpa bantuan mesin-mesin produksi. Untuk jasa tenaga kerja atau upah karyawan yang diperlukan dalam kegiatan 25 prouksi, perusahaan harus membayar sejumlah biaya untuk pengganti jasa yang telah diberikan atau disebut juga sebagai biaya tenaga kerja. Pekerjaan tulis menulis yang mendetail dalam mengakumulasikan biaya tenaga kerja menurut klasifikasi biaya tenaga kerja akan diidentifikasi pada departemen-departemen kartu jam harian. Dalam sistem harga pokok pesanan ini, biaya tenaga kerja dibagi menjadi dua kategori yaitu : 1. Biaya tenaga kerja langsung Merupakan gaji atau upah dan biaya kesejahteraan tenaga kerja yang secara langsung menangani kegiatan pengolahan produk. 2. Biaya tenaga kerja tidak langsung Merupakan gaji atau upah biaya kesejahteraan tenaga kerja pabrik lainnya. Contoh : Gaji atau upah mandor, gaji atau upah karyawan bengkel pabrik, upah lembur dan sebagainya. Biaya tenaga kerja langsung dibebankan secara langsung kepada pesanan atau produk yang bersangkutan melalui suatu rekening (buku besar) produk dalam proses biaya tenaga kerja. Sedangkan biaya tenaga kerja tidak langsung diberlakukan sebagai bagian dari biaya overhead pabrik (sesungguhnya) dan dibebankan pada produk atau pesanan berdasarkan tarif yang ditentukan dimuka. Adapun dua tahap pencatatan terhadap biaya tenaga kerja yang diperlukan dalam sistem harga pokok pesanan yaitu : 26 l. Pencatatan yang berhubungan dengan perhitungan dan pengakuan terhadap hutang gaji dan upah karyawan beserta penyelesaian atau pembayaran. 2. Pencatatan yang berkaitan dengan distribusi biaya tenaga kerja kepada biaya tenaga kerja langsung, biaya tenaga kerja tidak langsung, biaya pemasaran, biaya administrasi dan umum. Jurnal untuk mencatat pembayaran utang gaji dan upah karyawan : Utang gaji dan upah Rp. XXX Kas (bank) Rp. XXX 3. Biaya Overhead Pabrik (BOP) Biaya overhead pabrik merupakan elemen biaya produksi yang tidak termasuk dalam biaya bahan dan tenaga kerja langsung. Biaya overhead pabrik harus diakumulasikan didalam buku besar tambahan biaya overhead pabrik untuk departemen produk dan jasa. Prosedur ini sejalan dengan persyaratan untuk akuntansi pertanggungjawaban dan pelaporan, dimana pada saat biaya dikeluarkan, biaya ini akan dicatat dalam perkiraan pengendalian overhead pabrik dan dibukukan pada kartu-kartu analisis biaya departemen yang berfungsi sebagai buku besar tambahan. Secara garis besar, biaya overhead pabrik dapat dikelompokan dalam 4 kategori biaya, yaitu : 1. Mencatat pemakaian bahan penolong Produk dalam proses-biaya bahan Rp.XXX BOP - sesungguhnya (bahan penolong) Rp.XXX 27 Persediaan bahan Rp.XXX 2. Mencatat biaya tenaga kerja tidak langsung Produk dalam proses-biaya tenaga kerja Rp.XXX BOP- sesungguhnya (BTKL) Rp.XXX Biaya gaji dan upah Rp.XXX 3. Mencatat biaya-biaya yang memerlukan pengeluaran kas BOP - sesungguhnya Rp. XXX Kas (utang dagang) Rp.XXX 4. Mencatat depresiasi aktiva tetap pabrik dan amortisasi persekot premi asuransinya. BOP - sesungguhnya Rp. XXX Akumulasi depresiasi-aktiva tetap pabrik Rp. XXX Persekot premi asuransi Rp. XXX E. Tujuan Perhitungan Harga Pokok Ada beberapa tujuan dalam penetapan perhitungan harga pokok yang dilakukan oleh manajemen pada suatu perusahaan, yaitu : 1. Sebagai dasar penentuan harga jual. Harga penjualan akan ditentukan oleh harga pokok produk, diartikan bahwa seseorang produsen tidak akan memproduksi sesuatu barang apabila tidak untuk mendapatkan laba dari pekerjaan itu. Seseorang produsen baru akan menghasilkan produk suatu barang bila harga penjualan lebih tinggi dari harga produk. 28 Selanjutnya bila harga pokok suatu barang lebih rendah dari harga penjualan yang sedang berjalan, maka harga penjualan dari barang itu akan ditekan dan bila harga pokok sama atau lebih tinggi dari penjualan maka barang itu tidak akan diproduksi lagi. 2. Menetapkan efesiensi atau tidaknya suatu perusahaan. Salah satu penilaian efisiensi tidaknya suatu perusahaan dapat kita lakukan dengan melihat perbandingan-perbandingan atau dengan harga standart terhadap harga pokok histories. Apabila harga pokok histories lebih tinggi dari harga pokok standart, maka hal ini berarti bahwa perusahaan tersebut bekerja tidak efisien dan bila harga pokok histories sama atau lebih rendah dari harga pokok standart, berarti bahwa perusahaan bekerja lebih stabil. 3. Dalam rangka menentukan kebijakan perusahaan. Keuntungan atau kerugian suatu perusahaan mencerminkan kebijakan dari pemimpin perusahaan. Kebijakan tertentu harus dirubah bila ternyata bahwa dengan pelaksanaan tersebut jauh dari tujuan. Akan tetapi tidaklah berarti bahwa dengan adanya keuntungan harus selalu mempertahankan kebijakan tersebut. Harga pokok juga merupakan alat untuk menentukan apakah suatu metode kebijakan dan metode penjualan barang dirubah atau tidak. Biasanya bagian penjualan akan mencari saluran penjualan tertentu yang memungkinkan harga pokok histories serendah mungkin, agar kebijakan dalam perindustrian barang dapat diperbaiki jika harga pokok histories terlalu tinggi. 29 4. Sebagai pedoman dalam menentukan alat-alat perlengkapan baru. Penentuan harga pokok dapat pula dipergunakan sebagai petunjuk apakah mesin-mesin dan alat perlengkapan diganti atau ditambah dengan mesin baru. Harga pokok suatu produk untuk bagian yang diakibatkan oleh biaya yang dikeluarkan dalam memperbaiki mesin-mesin dan alat-alat perlengkapan. Meningkatnya pengeluaran, untuk itu dapat terlihat dalam perhitungan harga pokok histories, yaitu merupakan pertanda bahwa mesin-mesin dan alat-alat sudah terlalu tua untuk digunakan dan sudah tidak layak lagi dipakai. 5. Sebagai bahan dalam penyusunan neraca. Untuk keperluan penyusunan neraca, perlu diketahui harga pokok barang jadi atau harga pokok yang masih ada dalam gudang. Hal ini dapat ditentukan dengan mengetahui bersangkutan. 30 harga pokok barang jadi yang