BAB I PENDAHULUAN

advertisement
BAB II
LANDASAN TEORITIS
A. Pengertian Akuntansi dan Akuntansi Biaya
l. Pengertian Akuntansi
Pengertian akuntansi secara teoritis menurut Skausen dan Hongren
(2001:6) adalah "proses pencatatan, penggolongan, peringkasan dan
penyajian dengan cara-cara tertentu, transaksi yang terjadi dalam
perusahaan atau Organisasi lain serta penafsiran terhadap hasilnya. "
Menurut Skausen (2001:2) juga disebut "sebagai Akuntansi sering
bahasa bisnis, mungkin istilah yang lebih baik adalah bahasa dari
keputusan-keputusan keuangan ". Semakin baik kita memahami bahasa
tersebut baik pula kita dalam mengelola aspek-aspek keuangan dalam
hidup kita ini.
Pengertian akuntansi menurut Skausen (2001:2) adalah :
"Suatu aktivitas pelayanan yang fungsinya adalah untuk
memberikan informasi kuantitatif pada dasarnya bersifat keuangan
mengenai entitas ekonomi yang dimaksudkan agar bermanfaat
didalam pembuatan keputusan-keputusan ekonomi".
Definisi akuntansi menurut Al Haryono Jusuf (2001:4) dapat
dilihat dari dua sudut pandang, yaitu sudut pemakai jasa akuntansi dan
sudut proses kegiatannya.
5
a. Definisi akuntansi dari sudut pemakai
Menurut Al Haryono (2001:5) yaitu :
"Suatu disiplin yang menyediakan informasi yang diperlukan untuk
melaksanakan kegiatan secara efisien dan mengevaluasi kegiatankegiatan suatu Organisasi"
Informasi yang dihasilkan akuntansi diperlukan untuk :
1. Membuat perencanaan yang efektif, pengawasan dan pengambilan
keputusan oleh manajemen.
2. Pertanggungjawaban Organisasi kepada para investor, kreditur, badan
pemerintah dan sebagainya.
b. Definisi akuntansi dari sudut proses kegiatan
Menurut Al Haryono (2001 :5)
"Proses
pencatatan,
penggolongan,
peringkasan,
pelaporan,
pengadaan penganalisaan data keuangan suatu Organisasi".
Dari definisi ini menunjukan bahwa kegiatan akuntansi merupakan
tugas yang kompleks untuk menyangkut macam-macam kegiatan.
Pada dasarnya akuntansi harus :
1. Mengindentifikasikan data mana yang berkaitan atau relevan dengan
keputusan yang akan diambil.
2. Memproses atau menganalisis data yang relevan.
3. Mengubah data menjadi informasi yang dapat digunakan untuk
pengambilan keputusan.
6
Sedangkan definisi menurut Hongren (2002 : 1) "Akuntansi adalah
suatu system yang mengukur aktivitas-aktivitas bisnis, memproses
informasi tersebut kedalam laporan-laporan dan mengkomunikasikannya
kepada para pengambil keputusan ".
Dari definisi akuntansi American Accounting Assosiacition
mengandung pengertian sebagai berikut :
1. Akuntansi merupakan proses yang terdiri dari identifikasi, pengukuran
dan pelaporan informasi ekonomi (pada bagian ini menjelaskan
kegiatan akuntansi).
2. Informasi ekonomi yang dihasilkan oleh akuntansi diharapkan berguna
dalam penelitian dan pengambilan keputusan mengenai kesatuan
perusahaan yang bersangkutan.
Adapun tujuan utama akuntansi adalah menyajikan informasi
ekonomi dari suatu kesatuan ekonomi kepada pihak-pihak yang
berkepentingan.
2. Pengertian Akuntansi Biaya
Akuntansi biaya merupakan cabang akuntansi, yang berasal dari
Pengembangan akuntansi umum. Pengembangan tersebut diadakan karena
kebutuhan informasi terhadap biaya produksi secara rinci.
Dibawah ini terdapat beberapa pandangan dari beberapa penulis
tentang pengertian dari biaya akuntansi sebagai berikut :
Menurut Abdul Halim (2002 :3) "Akuntansi biaya adalah akuntansi yang
membicarakan tentang penentuan harga pokok (cost) dari "suatu produk"
7
yang diproduksi atau dijual dipasar baik untuk memenuhi pesanan dari
pemesanan maupun untuk menjadi barang dagangan yang akan dijual ".
Menurut Maher Diakin (2003 : 2) "Akuntansi biaya adalah suatu bidang
akuntansi yang mencatat, mengukur dan melaporkan informasi mengenai
besarnya biaya".
Salemba Empat (2004 :13) "Biaya adalah pernyataan terkuantifikasi dan
tertulis dari rencana manajemen".
Charles T. Horngren (2004:21)
"Biaya sebagai sumber daya yang dikorbankan untuk mencapai suatu
sasaran atau tujuan tertentu".
Menurut Mulyadi (2003 :6) Pengertian akuntansi biaya adalah :
"Pencatatan,
penggolongan,
peringkasan,
penyajian
biaya-biaya
pembuatan dan penjualan produk atau penyerahan jasa dengan cara-cara
tertentu serta penafsiran terhadap hasilnya"
Dari definisi diatas, akuntansi biaya yang tergantung pada untuk
siapa proses tersebut ditujukan. Proses akuntansi dapat ditunjukan untuk
memenuhi pemakai luar perusahaan, dan dapat pula memenuhi kebutuhan
dalam perusahaan.
Untuk pemenuhan kebutuhan pemakai luar usaha, akuntansi biaya
perlu memperhatikan karakteristik akuntansi keuangan dan untuk
menentukan kebutuhan pemakai dalam perusahaan, akuntansi biaya perlu
memperhatikan karateristik akuntansi manajemen, dengan demikian
akuntansi biaya dapat juga merupakan bagian dari akuntansi manajemen.
8
Akuntansi biaya bertugas untuk memantau apakah pengeluaran yang
sesungguhnya sesuai dengan biaya yang seharusnya. Akuntansi biaya
melakukan analisis terhadap penyimpangan biaya sesungguhnya dengan
biaya seharusnya, dan menyajikan informasi mengenai penyebab
terjadinya selisih tersebut, manajemen akan dapat mempertimbangkan
tindakan koreksi, jika hal ini perlu dilakukan.
Biaya perlu diklasifikasi untuk menyajikan informasi biaya yang
dibutuhkan dalam mencapai tujuan. Dibawah ini ada 5 klasifikasi biaya
menurut Mulyadi (2003 ;14) sebagai berikut :
1. Objek pengeluaran
2. Fungsi pokok dalam perusahaan
3. Hubungan biaya dengan suatu yang dapat dibiayai
4. Perilaku biaya dalam hubungannya dengan perubahan volume kegiatan
5. Atas dasar jangka waktu manfaatnya.
a. Penggolongan biaya menurut objek pengeluaran
Objek ini merupakan dasar dari penggolongan biaya, seperti
nama dari objek pengeluaran tersebut, misalnya biaya transportasi.
Semua hal yang berhubungan dengan biaya transportasi misalnya
biaya bensin, tol dan sebagainya masuk dalam perhitungan biaya
transportasi.
9
b. Penggolongan biaya menurut fungsi pokok dalam perusahaan
Perhitungan harga pokok produksi digunakan dalam perusahaan
manufaktur, yang memiliki fungsi pokok seperti :
1. Biaya produksi
Yaitu biaya yang dikeluarkan untuk mengelola bahan baku menjadi
jadi yang siap dijual.
2. Biaya pemasaran
Yaitu biaya yang dikeluarkan untuk keperluan kegiatan pemasaran
produk.
3. Biaya administrasi dan umum
Yaitu merupakan biaya untuk mengkoordinir kegiatan produksi
dan pemasaran produksi.
c. Penggolongan biaya menurut hubungan biaya dengan sesuatu yang
dapat dibiayai
Dalam hal ini dapat dikelompokan menjadi 2 bagian yaitu :
1. Biaya langsung (direct cost)
2. Biaya tidak langsung (indirect cost)
Biaya langsung adalah biaya yang terjadi, yang penyebab
satu-satunya karena adanya sesuatu yang dibiaya. Biaya langsung
terdiri dari biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung.
10
Biaya tidak langsung adalah biaya yang terjadi dan tidak hanya
disebabkan oleh sesuatu yang dibiayai, biaya ini disebut biaya
overhead pabrik (BOP)
d. Penggolongan biaya menurut perilakunya dalam hubungan dengan
perubahan volume kegiatannya.
Dalam hubungan dengan perubahan volume kegiatan, biaya
dapat digolongkan menjadi :
1. Biaya Variabel
Adalah biaya yang jumlah totalnya berubah, sebanding dengan
perubahan volume kegiatannya.
2. Biaya Semi Variabel
Adalah biaya yang berubah tapi tak sebanding dengan perubahan
volume kegiatannya.
3. Biaya Semi Fixed
Adalah biaya yang tetap untuk tingkat volume kegiatan tertentu
dan berubah dengan jumlah yang konstan pada volume produksi
tertentu.
4. Biaya Tetap
Adalah biaya yang jumlah totalnya tetap dalam kisaran volume
kegiatan tertetu.
e. Penggolongan biaya atas dasar jangka waktu manfaatnya
Menurut Mulyadi biaya dapat dibagi menjadi 2 :
1. Pengeluaran modal (capital expenditure)
11
Adalah biaya yang mempunyai manfaat lebih dari satu periode
akuntansi.
2. Pengeluaran pendapatan (revenue expenditure)
Adalah biaya yang hanya mempunyai manfaat dalam satu periode
akuntansi dan terjadinya pengeluaran tersebut.
B. Harga Pokok Produksi
Salah satu tujuan akuntansi adalah menentukan harga pokok produksi,
hal ini harus dikerjakan dengan teliti dan adanya pemahaman dalam proses
pembuatan produk.
Definisi harga pokok produksi menurut Charles T Horngren (2004 :5)
adalah "Penjumlahan dari biaya dibagikan ke produk untuk tujuan tertentu."
Sedangkan menurut Mardiasmo (2004 :2) adalah :
"Harga pokok produk atau jasa merupakan akuntansi dari biaya-biaya yang
dibebankan pada produk atau jasa yang dihasilkan oleh perusahaan".
Dalam menghitung biaya produksi akuntansi harus mengikuti proses
pengolahan bahan baku menjadi produk jadi. Dari setiap proses pengolahan
diperlukan pengorbanan sumber ekonomi, dalam hal ini, akuntansi biaya dapat
digunakan untuk mencatat setiap sumber ekonomi yang dikorbankan dalam
pengolahan produk, dengan tujuan menghasilkan informasi biaya produksi
yang digunakan untuk menghasilkan suatu produk.
Oleh karena itu penting sekali menghitung harga pokok produksi.
Untuk itu kita perlu memahami arti harga pokok itu sendiri. Harga pokok
adalah gambaran kuantitatif dari pengorbanan yang bertujuan, yang harus
12
dilakukan oleh produsen pada penukar barang-barang dan jasa yang
ditawarkan dipasar.
C. Metode Pengumpulan Biaya Produksi
Metode pengumpulan biaya produksi menurut Mardiasmo (2004 :27)
secara tegas dapat dipisahkan menjadi 2 yaitu :
1. Metode harga pokok proses
Adalah pengumpulan biaya produksi yang diterapkan pada perusahaan
yang menghasilkan produk secara massa
2. Metode harga pokok pesanan
Adalah metode pengumpulan biaya produksi yang diterapkan perusahaan
yang menghasilkan produk atas dasar pesanan.
1. Metode Harga Pokok Proses
Pengertian metode harga pokok proses menurut M.P Simangunsong
(1997 : 60) sebagai berikut :
"Metode perhitungan harga pokok proses yang didasarkan kepada
pengumpulan biaya-biaya produksi dalam suatu periode tertentu (satu
bulan, satu semester dan lain-lain) dibagi dengan jumlah unit produksi
periode yang bersangkutan "
Ciri-ciri metode harga pokok proses adalah
1. Laporan
harga
pokok
proses
dipakai
untuk
mengumpilkan,
menggolongkan dan menghitung biaya produksi, baik total maupun
persatuan.
13
2. Biaya produksi dicatat dalam perkiraan barang dalam proses.
3. Untuk menentukan harga pokok produksi adalah :
Total biaya produksi periode tertentu
Total satuan produksi periode yang bersangkutan
4. Harga pokok barang dari suatu departemen produksi tambahan harga
pokok bagi departemen yang bersangkutan sampai dengan barang jadi.
Prosedur harga pokok proses sebagai berikut :
a. Perhitungan biaya-biaya produksi (biaya bahan pokok dan biaya
bahan pembantu, biaya kerja meliputi tenaga kerja langsung dan
tenaga kerja tidak langsung serta biaya overhead pabrik) dilakukan
dalam tiap departemen produksi.
b. Penentuan harga pokok produksi persatuan dilakukan tiap
departemen produksi.
c. Harga pokok suatu departemen produksi di ke departemen
berikutnya sampai dengan barang jadi.
d. Tiap-tiap departemen produksi selalu ditentukan harga pokok
barang proses setiap akhir periode.
Adapun ciri-ciri perusahaan yang memakai metode harga pokok proses
adalah :
1. Proses produksi berlangsung secara continue (terus menerus)
2. Produk yang dihasilkan bersifat produk standart (homogen).
3. Tujuan produksi adalah untuk persediaan.
14
Contoh perusahaan yang memakai matode harga pokok proses adalah
perusahaan yang berproduksi secara massa, misalnya pabrik kertas, pabrik
semen, pabrik pupuk, pabrik tekstil dan sebagainya.
Sistem harga pokok proses dimungkinkan untuk digunakan juga pada
perusahaan-perusahaan yang memperoduksi berbagai macam produk yang
proses produksinya dapat dibagi kedalam berbagai suboperasi yang masingmasing berlangsung secara repetitife. Dalam kaitannya dengan tahap-tahap
pengolahan produk, terdapat berbagai macam cara yang sedikitnya 3 alternatif
cara produk yang lazim digunakan untuk perusahaan:
1. Aliran biaya produksi cata berurutan
Pada cara ini, mula-mula dimasukan kedalam proses departemen
yang paling awal, yang kemudian dilanjutkan ke proses-proses pada
departemen berikutnya, tambahan bahan mungkin diperlukan pada
departemen berikutnya. Pada cara ini sering terdapat pada produksi pokok
konveksi atau industri lainnya.
Dibawah ini terdapat diagram aliran biaya produksi cara berurutan.
Gambar 2.1
Aliran biaya produksi cara berurutan
PDP Dep I
- Biaya Bahan
- BTK
- BOP
PDP Dep II
- Biaya Bahan
- BTK
- BOP
Sumber : Mulyadi (2003 : 23)
15
PDP Dep III
- Biaya Bahan
- BTK
- BOP
Produk
selesai
2. Aliran biaya produksi cara pararel
Bahan untuk pertama kalinya dimasukan kedalam lebih dari satu
proses yang berbeda, pada waktu yang bersamaan bahan yang barang kali
berbeda dalam jenis dan satuan ukurnya serta dimasukan kedalam proses
yang berbeda pula kemudian digabungkan pada proses operasi-operasi
berikutnya.
Pada cara ini terdapat pada industri makanan dan minuman. Dibawah
ini terdapat diagram aliran produksi cara pararel :
Gambar 2.2
Gambar Aliran Produksi Cara Pararel
PDP Dep I
- Biaya Bahan
- BTK
- BOP
PDP Dep II
- Biaya Bahan
- BTK
- BOP
PDP Dep III
- Biaya Bahan
- BTK
- BOP
PDP Dep III
- Biaya Bahan
- BOP
PDP Dep II
- Biaya Bahan
- BTK
- BOP
PDP Dep II
- BTK
- BOP
Produk
selesai
Sumber : Mulyadi ( 2003 : 24)
3. Aliran biaya produksi cara selektif
Terdapat beberapa jenis yang dihasilkan dari bahan-bahan yang
dalam waktu bersamaan dimasukan kedalam proses permulaannya. Produk
yang berbeda itu terjadi karena proses produksi yang terjadi, kemudian
memang berlainan. Pada cara selektif terdapat pada industri obat-obatan.
Dibawah ini terdapat diagram aliran biaya produktif cara selektif.
16
Gambar 2.3
Aliran Biaya Produksi Cara Selektif
PDP Dep I
- Biaya Bahan
- BTK
PDP Dep II
- Biaya Bahan
- BTK
PDP Dep III
- Biaya Bahan
- BTK
- BOP `
PDP Dep II
- Produk A
- Produk B
- Produk C
Sumber : Mulyadi (2003:25)
2. Metode Harga Pokok Pesanan
Pengertian harga pokok pesanan menurut Abdul Halim (2002:20)
adalah "harga pokok dikumpulkan atas dasar pekerjaan atau pesanan
yang diterima dari langganan atau pembeli mulai satu unit pesanan
sampai kepada partai besar yang diproses pada saat yang bersamaan"
Jika perusahaan produksi berdasarkan pesanan, maka proses produksi
akan berjalan setelah menerima order dari pembeli. Oleh karena itu tiap
produksi mempunyai jenis dan spesifikasi yang berbeda sesuai dengan
pesanan masing-masing pembeli.
Karakteristik metode harga pokok pesanan adalah sebagai berikut :
1. Harga pokok produk dihitung untuk setiap produk pesanan.
2. Penentuan harga pokok setiap pesanan dilakukan setelah produk
tersebut selesai dikerjakan.
17
3. Harga pokok perunit produk pesanan dihitung dengan cara membagi
harga pokok produk pesanan dengan jumlah unit produk pesanan yang
bersangkutan.
Pada sistem harga pokok pesanan ini biasanya berlaku untuk
perusahaan percetakan, karoseri, mebel, industri-industri pesawat terbang,
bahkan pada industri garmen. Produk-produk semacam ini biasanya dibuat
dalam bentuk grup, satu grup untuk setiap pemesanan. Tiap-tiap pesanan
dapat dimulai dan diselesaikan pada setiap saat dalam suatu periode
akuntansi, dan pada umumnya bersifat khas dalam hak type, model dan
dimensi atau spesifikasi lain mengenai produksinya.
Dalam sistem harga pokok pesanan, biaya produksi yang terjadi
untuk membuat jenis produk atau pesanan dikelompokan kedalam tiga
elemen biaya yaitu biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan
biaya overhead pabrik. Untuk penentuan harga pokok produksi tiga
elemen, biaya produksi dikumpulkan melalui rekening produk dalam
proses untuk setiap pesanan demi pesanan.
Pada umumnya suatu pesanan merupakan sejumlah unit produk
yang sama oleh karena itu harga pokok perunit produknya merupakan
hasil bagi dari total biaya produksi suatu pesanan dengan jumlah produk
yang dihasilkan dari pesanan yang bersangkutan, sehingga harga pokok
perunit tersebut bisa berbeda untuk setiap pesanan.
18
Dibawah ini terdapat skema aliran biaya produksi pada sistem
harga pokok pesanan:
Gambar 2.4
Aliran Biaya
Sumber : Mulyadi (2003:24)
Agar sistem pengumpulan biaya dapat berfungsi sebagaimana
mestinya, identitas pesanan secara fisik dan kegiatan pengerjaan serta
biaya harus diidentifikasi secara terpisah. Untuk itu, setiap pesanan harus
dibuatkan fornmlir order produksi dengan nomor dan identitas yang
berbeda dan diselenggarakan satu kartu harga pakok pesanan untuk
pengumpulan data biaya produksinya. Setiap pemakaian bahan baku dan
tenaga kerja langsung harus dicatat kedalam sumber atau formulir
permintaan bahan dan kartu jam kerja dengan menyebutkan nomor order
produksinya.
Sedangkan
untuk
biaya
overhead
pabrik
biasanya
dibebankan kepada setiap pesanan berdasarkan tarif yang ditentukan
dimuka apabila suatu pesanan diterima, segera dikeluarkan perintah untuk
membuat produk sesuai dengan spesifikasi masing-masing pesanan. Untuk
19
mempermudah perhitungan biaya produksi dari tiap-tiap pesanan maka
diberi nomor identitas masing-masing produk yang dikerjakan.
Adapun ciri khusus dari harga pokok produksi adalah sebagai berikut :
1
Biaya produksi dikumpulkan untuk setiap pesanan secara individual.
2
Biaya produksi dibagi menjadi dua jenis yaitu :
a. Biaya langsung terdiri dari biaya bahan baku dan biaya tenaga
kerja langsung.
b. Biaya tidak langsung yaitu biaya produksi diluar biaya bahan baku
dan biaya tenaga kerja langsung.
3. Biaya langsung (biaya bahan baku dan biaya tenaga kerja langsung)
diperhitungkan terhadap masing-masing pesanan berdasarkan biaya
yang sebenarnya, sedangkan biaya tidak langsung dibebankan ke
tiap-tiap pesanan berdasarkan tarif yang ditentukan dimuka.
4. Harga pokok persatuan untuk setiap pesanan dihitung pada waktu
pesanan yang bersangkutan selesai diproduksi.
5. Harga pokok persatuan ditetapkan dengan cara membagi total biaya
suatu
pesanan
dengan
jumlah
satuan
produk
pesanan
yang
bersangkutan.
6. Untuk pengumpulan masing-masing pesanan dipakai kartu harga
pokok pesanan.
Dalam harga pokok pesanan dicatat antara lain :
1. Nomor pesanan
2. Jenis produk
20
3. Tanggal pemesanan
4. Sifat pemesanan
5. Nama pemesan
6. Jumlah
7. Tanggal selesai
8. Harga jual
9. Biaya produksi
Untuk lebih jelasnya berikut ini diberikan contoh bentuk kartu harga
pokok pesanan sebagai berikut
Tabe12.1
Kartu Harga Pokok
PT. FAJAR
No. Pesanan
Jenis Prod
Tgl. Pesanan
Nama
Pemesan
Jumlah unit
Tgl. Selesai
Harga Jual
Kartu Harga Pokok
:
:
:
:
:
:
:
:
REKAPITULASI
Biaya
Taksiran
- Biaya Bahan
Rp
- Biaya Tenaga Kerja Rp
- Biaya Tidak
Langsung
Rp
Jenis Biaya
Biaya Bahan Baku
Tgl
No
BPB
Jenis
Bahan
Biaya
Selisih
sesungguhnya
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Biaya Tenaga Kerja
Jml
Jumlah
Kartu jam
kerja jml
Tgl
Jumlah
Sumber : Mulyadi (2003:25)
21
Rp
Biaya Overhead
Tgl
Dep
Tarif
Jumlah
Jml
Apabila proses produksi berjalan melalui beberapa departemen produksi
maka kartu harga pokok pesanannya sebagai berikut :
Tabel 2.2
Kartu Harga Pokok
PT. Fajar Ekawaty
Kartu Harga Pokok
Nama Pemesan : .......
Tgl. Pesanan : .......
Tgl Keterangan
No. Pesanan : ......
Tgl. Pesanan : ......
No. Bukti
Dep I
Dep II
Dep III
Jumlah
Biaya Bahan Baku
Jml Biaya Bahan Baku
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Biaya Tenaga Kerja Langsung
Jumlah BTKL
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Biaya Overhead Pabrik
Jumlah BTKL
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp
Rp -
Rp
Sumber : Mulyadi (2003;27)
3. Metode Harga Pokok Penjualan
Sistem harga pokok pesanan pada dasarnya menggunakan metode
permanen (pertual inventory record) untuk mencatat perubahan-perubahan
dalam persediaan. Karena itu, penjualan produk atau penyerahan suatu
pesanan kepada pemesan yang bersangkutan harus diikuti oleh pencatatan
22
untuk mengakui harga pokok penjualan dan berkurangnya persediaan
produk selesai, disamping pencatatan untuk mengakui timbulnya pendapat
dari hasil penjualan tersebut.
D. Penggolongan Biaya Produksi
Menurut Hermanto (2002:2-5) yaitu "sistem harga pokok pesanan,
biaya produksi yang terjadi untuk membuat setiap jenis produk atau pesanan
dikelompokun dalam tiga elemen biaya" yaitu :
1. Biaya bahan baku
2. Biaya tenaga kerja
3. Biaya overhead pabrik
Pada umumnya suatu pesanan merupakan sebuah grup yang meliputi
sejumlah (unit) yang sama, oleh karena itu harga produk perunit produknya
akan merupakan hasil bagi dari total biaya produksi suatu pesanan dengan
jumlah unit produk yang dihasilkan dari pesanan yang bersangkutan agar
pokok perunitnya tersebut bisa berbeda untuk setiap pesanan.
Untuk penentuan harga pokok produk, ketiga elemen biaya produksi
dikumpulkan melalui rekening produk dalam proses untuk setiap pesanan
demi pesanan, yang pada umumnya suatu pesanan merupakan sebuah grup
yang meliputi sejumlah (unit) produk yang sama. Karena itu, harga pokok
perunit produknya akan merupakan hasil bagi dari total biaya produksi suatu
pesanan dengan jumlah unit produk yang dihasilkan dari pesanan yang
23
bersangkutan, sehingga harga pokok perunit produk tersebut berbeda untuk
setiap pesanan.
1. Biaya Bahan Baku
Dalam sistem harga pokok bahan yang dikonsumsi dalam kegiatan
produksi dikelompokan kedalam :
1. Biaya bahan baku.
2. Biaya bahan penolong atau supplies pabrik
Biaya bahan baku meliputi harga pokok semua bahan yang
membentuk atau merupakan bagian dari produk selesai, dan dibebankan
langsung kepada produk atau pesanan yang bersangkutan. Sedangkan
biaya bahan penolong atau supplies pabrik meliputi harga pokok semua
bahan yang digunakan untuk membantu terselenggaranya proses produksi
seperti bahan bakar, bahan pelumas dan tidak merupakan bagian dari
produk selesai. Biaya bahan penolong dibebankan kepada produk atau
pesanan berdasarkan suatu tarif yang ditentukan dimuka.
Fungsi akuntansi pada setiap perusahaan manufaktur harus dapat
memberikan informasi tentang bahan baku dan penolong dalam bentuk :
1. Harga pokok bahan yang dibeli
2. Harga pokok bahan yang dipakai dalam proses produksi dalam periode
akuntansi yang bersangkutan.
24
Mengingat tidak seluruh bahan yang dibeli dalam suatu periode
akuntansi habis dikonsumsi untuk pembiayaan produk selesai dalam
periode yang sama, maka kedua jenis informsi yang berhubungan dengan
bahan tersebut sangat diperlukan untuk tujuan perhitungan harga pokok
produk dan penentuan laba-rugi periode, situasi demikian menyebabkan
perusahaan manufaktur dihadapkan pada masalah persediaan bahan.
Untuk harga bahan yang dipakai dalam proses produksi, harus dibagi
dalam dua kategori :
1. Harga pokok bahan baku yang merupakan bagian dari produk selesai.
2. Harga pokok bahan penolong yang diperlukan untuk membantu
terselenggaranya proses produksi.
Harga pokok bahan baku dibebankan langsung pada produk atau
pesanan melalui rekening produk dalam proses biaya bahan, sedangkan
bahan penolong diperlukan untuk biaya overhead pabrik sesungguhnya
dan dibebankan kepada produk atau pesanan berdasarkan tarif yang
ditentukan dimuka. Agar jurnal yang lazim digunakan untuk mencatat
bahan langsung yang digunakan selama satu periode adalah :
Barang dalam proses
Rp. XXX
Bahan langsung
Rp. XXX
2. Biaya Tenaga Kerja
Jasa tenaga kerja atau upah karyawan, baik kegiatan fisik maupun
kegiatan yang diperlukan untuk mengkonversikan bahan baku menjadi
produk selesai, dengan atau tanpa bantuan mesin-mesin produksi. Untuk
jasa tenaga kerja atau upah karyawan yang diperlukan dalam kegiatan
25
prouksi, perusahaan harus membayar sejumlah biaya untuk pengganti jasa
yang telah diberikan atau disebut juga sebagai biaya tenaga kerja.
Pekerjaan tulis menulis yang mendetail dalam mengakumulasikan biaya
tenaga kerja menurut klasifikasi biaya tenaga kerja akan diidentifikasi
pada departemen-departemen kartu jam harian.
Dalam sistem harga pokok pesanan ini, biaya tenaga kerja dibagi menjadi
dua kategori yaitu :
1. Biaya tenaga kerja langsung
Merupakan gaji atau upah dan biaya kesejahteraan tenaga kerja yang
secara langsung menangani kegiatan pengolahan produk.
2. Biaya tenaga kerja tidak langsung
Merupakan gaji atau upah biaya kesejahteraan tenaga kerja pabrik
lainnya.
Contoh : Gaji atau upah mandor, gaji atau upah karyawan bengkel
pabrik, upah lembur dan sebagainya.
Biaya tenaga kerja langsung dibebankan secara langsung kepada
pesanan atau produk yang bersangkutan melalui suatu rekening (buku
besar) produk dalam proses biaya tenaga kerja. Sedangkan biaya tenaga
kerja tidak langsung diberlakukan sebagai bagian dari biaya overhead
pabrik (sesungguhnya) dan dibebankan pada produk atau pesanan
berdasarkan tarif yang ditentukan dimuka.
Adapun dua tahap pencatatan terhadap biaya tenaga kerja yang
diperlukan dalam sistem harga pokok pesanan yaitu :
26
l. Pencatatan yang berhubungan dengan perhitungan dan pengakuan
terhadap hutang gaji dan upah karyawan beserta penyelesaian atau
pembayaran.
2. Pencatatan yang berkaitan dengan distribusi biaya tenaga kerja kepada
biaya tenaga kerja langsung, biaya tenaga kerja tidak langsung, biaya
pemasaran, biaya administrasi dan umum.
Jurnal untuk mencatat pembayaran utang gaji dan upah karyawan :
Utang gaji dan upah
Rp. XXX
Kas (bank)
Rp. XXX
3. Biaya Overhead Pabrik (BOP)
Biaya overhead pabrik merupakan elemen biaya produksi yang tidak
termasuk dalam biaya bahan dan tenaga kerja langsung. Biaya overhead
pabrik harus diakumulasikan didalam buku besar tambahan biaya
overhead pabrik untuk departemen produk dan jasa. Prosedur ini sejalan
dengan persyaratan untuk akuntansi pertanggungjawaban dan pelaporan,
dimana pada saat biaya dikeluarkan, biaya ini akan dicatat dalam perkiraan
pengendalian overhead pabrik dan dibukukan pada kartu-kartu analisis
biaya departemen yang berfungsi sebagai buku besar tambahan.
Secara garis besar, biaya overhead pabrik dapat dikelompokan dalam
4 kategori biaya, yaitu :
1. Mencatat pemakaian bahan penolong
Produk dalam proses-biaya bahan
Rp.XXX
BOP - sesungguhnya (bahan penolong)
Rp.XXX
27
Persediaan bahan
Rp.XXX
2. Mencatat biaya tenaga kerja tidak langsung
Produk dalam proses-biaya tenaga kerja
Rp.XXX
BOP- sesungguhnya (BTKL)
Rp.XXX
Biaya gaji dan upah
Rp.XXX
3. Mencatat biaya-biaya yang memerlukan pengeluaran kas
BOP - sesungguhnya
Rp. XXX
Kas (utang dagang)
Rp.XXX
4. Mencatat depresiasi aktiva tetap pabrik dan amortisasi persekot premi
asuransinya.
BOP - sesungguhnya
Rp. XXX
Akumulasi depresiasi-aktiva tetap pabrik
Rp. XXX
Persekot premi asuransi
Rp. XXX
E. Tujuan Perhitungan Harga Pokok
Ada beberapa tujuan dalam penetapan perhitungan harga pokok yang
dilakukan oleh manajemen pada suatu perusahaan, yaitu :
1. Sebagai dasar penentuan harga jual.
Harga penjualan akan ditentukan oleh harga pokok produk, diartikan
bahwa seseorang produsen tidak akan memproduksi sesuatu barang
apabila tidak untuk mendapatkan laba dari pekerjaan itu. Seseorang
produsen baru akan menghasilkan produk suatu barang bila harga
penjualan lebih tinggi dari harga produk.
28
Selanjutnya bila harga pokok suatu barang lebih rendah dari harga
penjualan yang sedang berjalan, maka harga penjualan dari barang itu
akan ditekan dan bila harga pokok sama atau lebih tinggi dari penjualan
maka barang itu tidak akan diproduksi lagi.
2. Menetapkan efesiensi atau tidaknya suatu perusahaan.
Salah satu penilaian efisiensi tidaknya suatu perusahaan dapat kita
lakukan dengan melihat perbandingan-perbandingan atau dengan harga
standart terhadap harga pokok histories. Apabila harga pokok histories
lebih tinggi dari harga pokok standart, maka hal ini berarti bahwa
perusahaan tersebut bekerja tidak efisien dan bila harga pokok histories
sama atau lebih rendah dari harga pokok standart, berarti bahwa
perusahaan bekerja lebih stabil.
3. Dalam rangka menentukan kebijakan perusahaan.
Keuntungan
atau
kerugian
suatu
perusahaan
mencerminkan
kebijakan dari pemimpin perusahaan. Kebijakan tertentu harus dirubah
bila ternyata bahwa dengan pelaksanaan tersebut jauh dari tujuan. Akan
tetapi tidaklah berarti bahwa dengan adanya keuntungan harus selalu
mempertahankan kebijakan tersebut. Harga pokok juga merupakan alat
untuk menentukan apakah suatu metode kebijakan dan metode penjualan
barang dirubah atau tidak. Biasanya bagian penjualan akan mencari
saluran penjualan tertentu yang memungkinkan harga pokok histories
serendah mungkin, agar kebijakan dalam perindustrian barang dapat
diperbaiki jika harga pokok histories terlalu tinggi.
29
4. Sebagai pedoman dalam menentukan alat-alat perlengkapan baru.
Penentuan harga pokok dapat pula dipergunakan sebagai petunjuk
apakah mesin-mesin dan alat perlengkapan diganti atau ditambah dengan
mesin baru. Harga pokok suatu produk untuk bagian yang diakibatkan
oleh biaya yang dikeluarkan dalam memperbaiki mesin-mesin dan alat-alat
perlengkapan. Meningkatnya pengeluaran, untuk itu dapat terlihat dalam
perhitungan harga pokok histories, yaitu merupakan pertanda bahwa
mesin-mesin dan alat-alat sudah terlalu tua untuk digunakan dan sudah
tidak layak lagi dipakai.
5. Sebagai bahan dalam penyusunan neraca.
Untuk keperluan penyusunan neraca, perlu diketahui harga pokok
barang jadi atau harga pokok yang masih ada dalam gudang. Hal ini dapat
ditentukan
dengan
mengetahui
bersangkutan.
30
harga
pokok
barang
jadi
yang
Download