BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

advertisement
41
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Metode dan Langkah-langkah Penelitian
Mengacu pada latar belakang masalah, rumusan masalah penelitian, dan
pertimbangan praktis maka penelitian ini menggunakan metode penelitian dan
pengembangan (Reasearch and Development - R&D) sesuai dengan tujuan yang
ingin dicapai yaitu mengembangkan dan memvalidasi produk penelitian dalam hal
ini pengembangan sistem e-Learning berbasis kurikulum tingkat satuan
pendidikan.
Adapun
langkah-langkah
penelitian
yang
dilakukan
berdasarkan
pengembangan langkah-langkah penelitian oleh Borg & Gall (Sukmadinata, 2005)
yang kemudian dimodifikasi kedalam tiga langkah besar yang selanjutnya dirinci
menjadi beberapa tahapan disesuaikan dengan penelitian yang berlangsung yaitu
pertama, pra-penelitian yang meliputi (1) potensi dan masalah, (2) pengumpulan
data. Kedua, tahap penelitian yang meliputi (1) desain produk, (2) pembuatan
produk (3) uji coba produk, (4) analisis dan revisi produk, (5) validasi dan
verifikasi oleh ahli sistem, (6) analisis dan revisi sistem hasil validasi dan
verifikasi oleh ahli sistem. Ketiga, tahap hasil penelitian yang meliputi (1)
rekomendasi produk selanjutnya. Sistematika langkah dapat dilihat melalui bagan
berikut:
42
Gambar 3.1 Langkah-langkah Penelitian Pengembangan Sistem E-learning
Berbasis Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
Lebih rinci lagi langkah-langkah penelitian dijelaskan sebagai berikut:
1. Pra-penelitian
1) Pencarian masalah.
Mencari fokus masalah yang nantinya akan menjadi titik utama
dalam penelitian. Perumusan masalah dimulai dengan pengamatan
lingkungan pembelajaran di sekitar peneliti dan studi pustaka untuk
memperoleh gambaran menyeluruh terhadap masalah yang akan diteliti
melalui pengumpulan informasi yang berkenaan dengan e-Learning,
kurikulum tingkat satuan pendidikan, dan kegiatan pembelajaran.
43
2) Observasi dan pengumpulan data.
Pada tahap ini, peneliti melakukan pengambilan data untuk
mempertegas permasalahan yang ada dan sebagai bahan acuan untuk
spesifikasi sistem yang akan dibuat. Observasi dan pengambilan data yang
dilakukan melalui 3 cara, yaitu pengamatan langsung, wawancara tidak
terstruktur dan penyebaran angket pada siswa dan guru. Untuk
pengamatan dan wawancara tidak terstruktur oleh peneliti kegiatannya
difokuskan pada:
(1) Pengumpulan informasi lingkungan sekolah baik yang berada di dalam
lingkup bangunan sekolah ataupun di luar lingkup bangunan sekolah.
(2) Pengumpulan informasi mengenai fasilitas pembelajaran yang ada di
sekolah.
(3) Pengumpulan informasi mengenai proses pembelajaran yang terjadi di
dalam kelas.
Untuk penyebaran angket, peneliti memfokuskan untuk mengetahui
faktor-faktor yang mempengauhi proses pembelajaran dari sisi siswa dan
guru dan seberapa besar tingkat pengaruhnya terhadap pembelajaran.
Observasi dan pengumpulan data dilakukan di SMA Negeri 10
Bandung dan SMA Negeri 1 Subang berdasarkan pertimbangan kedekatan
antara peneliti dengan pihak sekolah, ketersediaan fasilitas IT, dan untuk
mengetahui kesamaan karakteristik di antara dua sekolah tersebut untuk
nantinya menunjang proses uji coba sistem. Teknis pengumpulan data
dilakukan dengan penyebaran angket kepada beberapa siswa dan guru
mata pelajaran.
44
2. Tahap Penelitian
1) Desain produk.
Pada tahapan ini, peneliti merumuskan:
(1) Merumuskan bentuk model dari sistem dengan menganalisis beberapa
data yang didapat dari, studi pustaka, pengamatan langsung, dan
pengumpulan data.
(2) Menentukan skema pengembangan perangkat lunak yang akan
digunakan dan mempersiapkan bahan-bahan yang diperlukan dalam
pengembangan sistem.
2) Pembuatan produk.
Dengan menggunakan metode pengembangan perangkat lunak
yang
telah
ditentukan
sebelumnya,
peneliti
melakukan
proses
pengembangan produk berdasarkan pada spesifikasi sistem dan model data
yang didapat dari hasil observasi.
3) Uji coba produk.
Uji coba produk dilakukan terbatas. Uji coba dilakukan pada
repsonden penelitian yaitu siswa dan guru Sekolah Menengah Atas Negeri
1 Subang Kelas XI untuk mata pelajaran Biologi. SMA Negeri 1 Subang
dipilih sebagai tempat uji coba dikarenakan fasilitas untuk penerapan
sistem lebih mendukung dibandingkan fasilitas SMA Negeri 10 Bandung.
Sebelum dilakukan uji coba sistem, terlebih dahulu dilakukan penyebaran
angket yang sama dengan angket yang diberikan kepada SMA Negeri 10
Bandung dengan tujuan untuk mengetahui kesamaan karakteristik
berdasarkan
perhitungan
data
angket
dengan
menggunakan
uji
homogenitas sehingga sistem dapat diujicobakan di sekolah yang tepat.
Uji coba dilakukan dengan metode One Shot Case Study, metode
ini digunakan dengan tujuan untuk mengetahui respon guru dan siswa
selaku pengguna sistem setelah menggunakan sistem yang dikembangkan
peneliti. Langkah-langkah yang dilakukan adalah:
45
(1) Pengenalan sistem e-Learning dengan berbasis kurikulum tingkat
satuan pendidikan.
(2) Pelaksanaan penerapan sistem.
(3) Siswa dan guru memberikan respon terhadap sistem berdasarkan
kriteria penilaian yang dilakukan melalui instrumen penelitian.
4) Analisis dan revisi produk.
Kegiatan dalam langkah ini adalah untuk menganalisis, mengolah,
dan mengevaluasi data dari hasil uji coba produk di lapangan. Hasil dari
analisis dan pengolahan ditujukan mengetahui keterpenuhan spesifikasi
sistem yang dirancang dan sejauh mana fungsionalitas kebutuhan sistem
berjalan dengan baik.
5) Validasi dan verifikasi produk oleh ahli sistem.
Validasi dan verifikasi produk oleh ahli sistem ini bertujuan untuk
menguji kelayakan dan rasional sistem oleh praktisi yang berhubungan
dengan penelitian. Langkah ini dilakukan dengan menggunakan format uji
rasional oleh pakar pendidikan, e-Learning, website dan basisdata, serta
interaksi manusia dan komputer. Diharapkan selain kelayakan dan
rasional, pengujian sistem ini juga dapat memberikan saran-saran atau
rekomendasi untuk perbaikan sistem versi selanjutnya.
6) Analisis dan revisi produk hasil pengujian oleh ahli sistem.
Tahapan ini dimaksudkan agar sistem sudah memiliki kelayakan
dan fungsionalitas yang baik dan untuk mengetahui rekomedasi untuk
perbaikan sistem di versi yang akan dikembangkan selanjutnya.
46
3. Tahap Hasil Penelitian
1) Rekomendasi sistem.
Rekomendasi sistem merupakan hasil evaluasi data uji coba di
lapangan dan saran yang berasal dari hasil validasi dan verifikasi oleh ahli
sistem. Tujuannya adalah terdapatnya rumusan layanan akhir yang
direkomendasikan sebagai hasil penelitian yang dapat dikembangkan pada
penelitian selanjutnya.
3.2. Kriteria Pengujian
Pengujian terhadap sistem e-Learning berbasis kurikulum tingkat satuan
pendidikan ini dilakukan oleh pakar berdasarkan kriteria pengujian berupa
keberlangsungan kegiatan pembelajaran, penyajian konten, pembangunan eLearning, komunikasi visual dan apek umum berikut:
a. Kegiatan pembelajaran, mengukur sejauh mana sistem yang dikembangkan
dapat memfasilitasi kegiatan pembelajaran dan mampu menerapkan komponen
pembelajaran yang biasa terjadi pada pembelajaran di kelas.
b. Penyajian konten, menguji tingkat keberhasilan sistem dalam menyajikan dan
mengelola konten materi pembelajaran dan konten lain yang mendukung
pembelajaran secara dijital.
c. Pembangunan e-Learning, menguji tingkat keterpenuhan pengembangan
sistem mengenai aspek-aspek yang harus ada dalam sebuah e-Learning.
d. Komunikasi visual, menguji tingkat keberhasilan menyajikan sistem dengan
desain antarmuka yang selaras, serasi, seimbang, menarik, sehingga menjadi
komunikatif dalam proses pembelajaran.
e. Aspek umum, meliputi pengujian sistem mengenai tingkat inovasi, originalitas
ide, keunikan, dan etika.
47
3.3. Kedudukan Sistem yang Dikembangkan
Dalam penelitian, kedudukan sistem yang dikembangkan menjadi hal yang
utama untuk diteliti. Sedangkan kedudukan sistem yang dikembangkan dalam
proses pembelajaran berfungsi sebagai komplemen pembelajaran dimana sistem
ini digunakan untuk menunjang pembelajaran dan pemakaiannya di luar jam
pelajaran atau di luar kelas konvensional.
3.4. Subjek dan Lokasi Penelitian
Subjek dan lokasi dalam penelitian ini adalah siswa dan guru kelas XI
Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Subang. Subjek ini dipilih berdasarkan
pertimbangan pengetahuan TIK, waktu penelitian, fasilitas TIK yang dimiliki,
kesamaan karakteristik berdasarkan uji homogenitas dari data angket, dan
kesibukan pembelajaran di sekolah tersebut. Dalam penelitian ini, pengambilan
sampel dilakukan dengan menggunakan metode Simple Random Sampling dimana
pengambilan sampel dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang
berada dalam populasi seperti prestasi, tingkat ekonomi, dan sebagainya. Sampel
yang digunakan dalam penelitian adalah 1 kelas dari keseluruhan kelas yang
berada di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Subang.
3.5. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan adalah metode One Shot Case Study
dimana penelitian dilakukan kepada suatu kelompok yang diberikan treatment
atau perlakuan kemudian akan diamati hasilnya (Sugiyono, 2009:74). Adapun
paradigma penelitiannya adalah sebagai berikut:
OX
Gambar 3.2 Metode One Shot Case Study
48
Keterangan:
O = kelompok yang dikenai perlakukan
X = perlakuan berupa penerapan sistem kemudian diamati hasilnya.
Kelompok yang dikenai perlakuan merupakan sampel yang terpilih dan
selanjutnya akan dikenai perlakuan berupa penerapan sistem yang dikembangkan
oleh peneliti yaitu sistem e-Learning berbasis kurikulum tingkat satuan
pendidikan.
3.6. Metode Pengembangan Perangkat Lunak
Metode Pengembangan perangkat lunak yang digunakan peneliti dalam
penelitian ini adalah Rapid Application Development (RAD) yang dimodifikasi
disesuaikan dengan kebutuhan penelitian. Metode RAD ini, merupakan
perkembangan dari model proses perkembangan perangkat lunak sekuensial linier
yang menekankan siklus perkembangan yang sangat pendek namun memiliki
kecepatan tinggi dalam pembuatannya. Adapun langkah-langkah pengembangan
digambarkan dalam gambar berikut:
Gambar 3.3 Metode Rapid Application Development (RAD)
49
Metode pengembangan sistem lebih rinci lagi diuraikan sebagai berikut:
1. Pemodelan Bisnis (Business Modeling)
Kegiatan dalam langkah ini adalah merumuskan kebutuhan sistem
melalui pengambilan data dengan observasi dan wawancara. Kebutuhan sistem
diklasifikasikan berdasarkan proses bisnis yang dilakukan guru dan siswa
dalam pembelajaran. Kebutuhan perangkat lunak ini juga diklasifikasikan
berdasarkan kebutuhan fungsional dan kebutuhan non-fungsional.
2. Pemodelan Data dan Proses (Data and Process Modeling).
Kebutuhan perangkat lunak yang ada kemudian diterjemahkan ke dalam
sebuah model perangkat lunak yang meliputi pemodelan data, pemodelan
fungsi, dan pemodelan proses. Tujuan dari pembuatan pemodelan tersebut
adalah untuk mempermudah proses pembentukan aplikasi yang akan dilakukan
pada tahap selanjutnya.
3. Pembentukan Aplikasi (Application Generation)
Tahap ini dikenal dengan tahap coding yaitu penterjemahan dari modelmodel yang telah dibuat menjadi kode-kode program. Dalam penelitian ini,
perangkat lunak yang digunakan untuk membangun sistem adalah dengan
menggunakan bahasa pemrograman PHP (Pre-Hypertext Processor), basisdata
menggunakan MySQL, Javascript, JQuery, CSS 3.0, dan Ajax.
4. Pengujian dan Turnover (Testing and Turnover)
Tahap pengujian dan turnover ini merupakan tahap terakhir dalam tiap
siklus tim pengembangan perangkat lunak RAD. Pengujian yang dilakukan
menggunakan teknik pengujian Black box untuk menguji sistem dari sisi
fungsionalitasnya. Ini merupakan tahap evaluasi sistem untuk memastikan
layanan yang diimplementasikan sudah sesuai dengan kebutuhan. Pengujian
dilakukan dengan menggunakan sistem ini selanjutnya penilaian dilakukan
dengan pengisian instrumen yang disediakan oleh peneliti.
50
3.7. Instrumen Penelitian
Penelitian ini menggunakan 5 buah instrumen. Pertama, instrumen untuk
mengetahui faktor-faktor yang memperngaruhi proses belajar siswa. Kedua,
instrumen untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kegiatan
pembelajaran dari sisi guru. Instrumen pertama dan kedua berfungsi sebagai
pengumpulan data awal untuk mendapatkan spesifikasi kebutuhan sistem. Ketiga,
instrumen penilaian siswa terhadap sistem yang dikembangkan. Keempat,
instrumen penilaian guru terhadap sistem yang dikembangkan. Kelima, instrumen
berupa kuisioner yang akan digunakan pada saat validasi dan verifikasi sistem
oleh ahli sistem.
3.8. Pengumpulan Data dan Teknik Analisis
Pada tahap ini peneliti melakukan proses analisis dan interpretasi untuk
memberikan makna terhadap data yang didapat. Proses analisis dimulai dengan
pengolahan data, dimulai dari data kasar hingga menjadi informasi. Data yang
diperoleh dikelompokkan menjadi 2, yaitu data kualitatif dan data kuantitatif.
Data kualitatif digambarkan dengan kalimat yang diperoleh melalui hasil
observasi dan wawancara. Data kuantitatif diperoleh berdasarkan hasil validasi
dan verifikasi serta uji coba yang dilakukan, dan evaluasi berdasarkan pengisian
kuisioner kemudian diolah menggunakan perhitungan statistika deskriptif dan
divisualisasikan dengan menggunakan tabel dan grafik.
Download