Ringkasan Khotbah - 05 Des'10 Fondasi, Hakekat dan Panggilan Gereja Efesus 4:11-16 Pdt. Andi Halim, S.Th. Gereja harus mempunyai fondasi yang teguh. Tuhan Yesus mendirikan gereja-Nya berdasarkan pada fondasi. Fondasi pertama dapat kita lihat dalam Matius 16:16-18 “Di atas batu karang ini, Aku akan mendirikan jemaat-Ku.” Berarti jemaat Tuhan dibangun di atas landasan atau fondasi. Fondasi ini bukan Petrus (seperti yang dipercaya oleh pandangan Katolik) karena Petrus sudah mati dan tidak ada lagi. Petrus / Kefas dalam bahasa aslinya bersifat neuter (jadi bukan pribadi). Karena itu fondasi yang dimaksud di sini adalah pengakuan Petrus bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah yang hidup. Gereja Tuhan berdiri di atas satu doktrin yang teguh yang mengaku bahwa Yesus adalah Mesias. Dengan demikian gereja yang benar harus gereja yang berdiri di atas pengakuan, pengajaran yang benar. Doktrin yang benar diteguhkan kembali oleh rasul Paulus dalam Efesus 2:19,20. Ini pun fondasi. Pernyataan Paulus, “yang dibangun di atas para rasul, para nabi dan Yesus Kristus sebagai batu penjuru” berarti adalah doktrin, ajaran-ajaran para rasul, para nabi dan Yesus Kristus sebagai pusat pengajaran. Para nabi mewakili ajaran Perjanjian Lama, para rasul mewakili ajaran Perjanjian Baru dan semuanya sudah tertulis lengkap dalam Alkitab. Sekarang kita dengan tegas menolak jika ada orang yang mengaku bahwa Tuhan berbicara langsung kepadanya dan mengatakan Alkitab belum lengkap, masih perlu ditambahkan. Itu nabi palsu karena firman Tuhan sudah lengkap dari kejadian sampai wahyu. Tetapi zaman kita sekarang para nabi dan para rasul sudah tidak ada. Lalu bagaimana? Kita 1/4 Ringkasan Khotbah - 05 Des'10 lihat Efesus 4:11. Sekarang yang ada adalah pemberita-pemberita Injil, gembala-gembala dan pengajar-pengajar. Ini semua jabatan yang sudah ditetapkan Allah sampai hari ini tetap ada. Tiga jabatan ini harus dengan setia berpegang dan terus mengumandangkan ajaran para nabi, para rasul. Artinya mereka harus setia kepada Alkitab. Jika ada gembala, pengajar, atau penginjil yang memberitakan hal yang bertentangan dengan Alkitab, kita harus menegur mereka. Orang-orang itu harus dipisahkan dari gereja jika mereka tidak mau bertobat karena mereka menyesatkan jemaat Tuhan. Untuk apa Tuhan memperlengkapi jemaat-Nya dengan pemberita Injil, gembala dan pengajar? Untuk memperlengkapi jemaat Tuhan (Efesus 4:12). Kita perlu bersyukur karena dalam pertumbuhan iman kita, ada orang-orang yang diutus Tuhan untuk memperlengkapi iman kita. Sewaktu saya kuliah dulu saya sering mendengar ajaran-ajaran yang berbeda (kadang ajaran Calvinis, kadang ajaran Armenian) sehingga membuat kami bingung. Akhirnya ketika saya belajar saya melihat ternyata ajaran Armenian sama sekali tidak Alkitabiah. Khususnya tentang keselamatan, pengajaran Armenian telah menyesatkan banyak orang Kristen. Bahkan ajaran Reformed yang percaya sekali selamat tetap selamat dianggap sesat oleh mereka. Karena itu orang-orang yang tidak belajar baik-baik akan menyesatkan jemaat Tuhan. Kita harus bersyukur karena kita sekarang berada di tempat yang tidak disesatkan oleh pengertian-pengertian yang salah. Kita sekarang diperlengkapi, berarti jemaat juga harus mau belajar. Tetapi berapa banyak di antara jemaat yang benar-benar mau belajar? Ini seharusnya menjadi pergumulan kita semua. Seharusnya respon orang yang diperlengkapi adalah dengan mau belajar sungguh-sungguh. Sangat ironis dan menyedihkan jika para pengajar sudah mempersiapkan diri dengan serius tetapi muridnya tidak pernah mau belajar. ‘Diperlengkapi’ di sini dengan jelas dikatakan bagi pekerjaan pelayanan. Maka saya berani menyatakan bahwa jemaat diperlengkapi bukan untuk kesenangan dan kepuasan jemaat itu sendiri tetapi untuk memperlengkapinya dalam pekerjaan pelayanan. Jemaat juga dipanggil untuk melayani. Jemaat tidak pernah dipanggil untuk menganggur atau menikmati seperti kita masuk ke sebuah restoran. Setelah diperlengkapi, kita diutus untuk mengerjakan pelayanan. Kita diperlengkapi juga dalam rangka pembangunan tubuh Kristus atau gereja Tuhan. Gereja yang bertumbuh bukan hanya identik dengan jemaatnya banyak atau sekedar keaktifan jemaat. Memang ini salah satu indikator tetapi bukan jaminan. Tidak beres kalau dalam satu gereja seluruh jemaatnya tidak mau melayani dan tidak peduli. Mari kita renungkan baik-baik, untuk apa saya bergereja? Apalagi jika saya terus berkeliling gereja. Orang seperti ini selamanya tidak akan bisa bertumbuh karena hanya mau menerima khotbah-khotbah yang bagus tetapi tidak mau melayani. Benar merupakan salah satu indikator bahwa orang yang bertumbuh adalah orang yang rindu mendengar firman. Tetapi orang yang begitu rajin mendengar firman namun tidak ada wujudnya pun harus dipertanyakan. Fondasi setiap kita harus dipertanyakan. 2/4 Ringkasan Khotbah - 05 Des'10 Orang yang hanya melakukan aktivitas tetapi tidak dibangun di atas firman atau fondasi yang benar, di hadapan Tuhan tidak ada gunanya (Rm.10:1-3). Jadi segala kegiatan dan aktivitas tidak merupakan jaminan bahwa kita sudah benar-benar bertumbuh. Maka hamba-hamba Tuhan yang sudah diutus untuk memperlengkapi jemaat adalah demi pembangunan gereja-Nya. Oleh karena itu harus diresponi dengan jemaat yang mau belajar. Mari kita lihat dalam Efesus 4:13. Kesatuan iman harus dilandasi dengan doktrin yang benar. Maka doktrin yang benar sudah tidak dapat ditawar lagi. Saya begitu sukacita saat mendengar mereka yang belajar dalam STRIS mendapat berkat dan merasa diperlengkapi. Kita harus mengikuti jejak-jejak para alumni yang mau belajar. Memang ada juga orang-orang yang malas-malasan dan tidak niat belajar. Tetapi orang yang mau belajar sungguh-sungguh dan mau dikoreksi akan mendapat berkat luar biasa. Orang yang diperlengkapi dan yang bertumbuh adalah orang yang bertumbuh pula pengenalannya akan Allah. Apakah saudara bertumbuh semakin mengenal Allah? Gereja yang bertumbuh adalah gereja dimana jemaatnya bertumbuh semakin mengenal Allah. Contoh: meskipun saya sudah 22 tahun menikah, tidak berarti saya sudah mengenal istri saya sepenuh-penuhnya. Pasti ada perubahan dan saya perlu terus mengenal istri saya. Mengenal manusia saja kita perlu waktu seumur hidup, apalagi mengenal Allah. Kita tidak dapat mengatakan, “Saya sudah mengenal Allah”. Jemaat yang bertumbuh adalah jemaat yang memiliki kerinduan mengenal Allah sungguh-sungguh. Ini tidak bergantung pada khotbah yang menarik atau tidak menarik tetapi apakah kita makin memiliki kerinduan mau lebih mengenal Allah yang kita sembah secara pribadi? Orang yang makin dewasa adalah orang yang makin rindu mengenal Allah makin dalam lagi. Allah kita bukan seperti patung yang tidak perlu dikenal. Allah kita adalah Allah yang hidup, memelihara, punya kehendak, punya rencana, Allah yang ber-Pribadi. Bagaimana kita dapat mengenal-Nya dalam kehidupan kita sampai kita makin dewasa? (ayat 14). Orang yang punya fondasi yang kuat tidak mudah diombang-ambingkan oleh sekitarnya. Pertumbuhan kita bukan berdasarkan lingkungan. Pertumbuhan kita adalah karena relasi kita dengan Tuhan, bukan tergantung lingkungan. Omong kosong orang-orang yang mengatakan akibat lingkungannya maka ia tidak dapat bertumbuh. Saya pun pernah mengalami hal ini ketika saya masuk sekolah theologi dulu. Pertama-tama saya menyalahkan lingkungan. Tetapi akhirnya saya tertegur, bahwa pertumbuhan saya bukan karena lingkungan melainkan karena relasi pribadi saya dengan Tuhan. Selain itu, menjadi orang Kristen selain tidak boleh tergantung lingkungan dan harus bergantung pada Tuhan, juga harus mempengaruhi lingkungan. Saya punya beban dan kerinduan supaya jemaat bertumbuh dan mau belajar. Saya sedih jika melihat jemaat tidak bertumbuh dan malas-malasan. Saya harap kita juga memiliki kerinduan yang benar seperti ini. Mari kita bersyukur karena kita berada di gereja yang mengajarkan kebenaran. Jika kita tidak mau belajar firman, kita akan mudah disesatkan dan diombang-ambingkan. 3/4 Ringkasan Khotbah - 05 Des'10 Pertumbuhan kita adalah pertumbuhan ke arah Kristus yang adalah kepala (ayat 15). Orang yang pertumbuhannya salah pasti mudah digoncangkan, mudah kecewa, dan akhirnya tidak mau melayani atau bahkan pindah gereja lain. Mengapa? Karena tidak bertumbuh ke arah Kristus. Jika bertumbuh ke arah Kristus, keakuan kita semakin dikikis, diri kita bukan lagi yang terutama. Kristus kini menjadi yang terutama. Kekecewaan tidak akan membuat kita tidak mau melayani lagi. Motivasi pelayanan kita adalah harus untuk kemuliaan Allah. Mari kita mengarahkan pandangan kita kepada Dia, Kristus, yang adalah Kepala. Ringkasan ini belum diperiksa oleh Pengkhotbah – Transkrip: VP. 4/4