analisis varibel iklim organisasi yang menentukan produktivitas

advertisement
eJournal Administrasi Bisnis, 2017, 5 (4): 1076-1090
ISSN 2355-5408 , ejournal.adbisnis.fisip-unmul.ac.id
© Copyright 2017
ANALISIS VARIBEL IKLIM ORGANISASI YANG
MENENTUKAN PRODUKTIVITAS PENGRAJIN TAS
ROTAN KHAS KAMPUNG PEPAS EHENG KEC. BARONG
TONGKOK KAB. KUTAI BARAT
Redemtus Dionisius Darlis 1
Ringkasan
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Iklim Organisasi
terhadap Produktivitas Pengrajin Tas Rotan Khas Kampung Pepas Eheng Kec.
Barong Tongkok Kab Kutai Barat. Penelitian ini mengunakan satu variabel,
yakni Iklim Organisasi sebagai variabel bebas dengan diukur menggunakan
enam Sub variabel Struktur, Standar-standar, Tanggung jawab, Penghargaan,
Dukungan dan Komitmen. Variabel Produktivitas sebagai variabel terikat diukur
dengan indikator Kemampuan, Meningkatkan hasil yang dicapai, Semangat
kerja, Pengembangan diri, Mutu dan Efisiensi. Penulis memberikan sedikit saran
dan masukan para pengrajin khususnya yang menguasai penuh proses
pembuatan tas rotan yang secara model dan bentuk sudah beradaptasi dengan
tren dan mode masa kini yang paling diminati, diharapkan saling membagi ilmu
pengetahuan dan pengalamannya kepada sesama pengrajin yang belum
menguasai proses tersebut, hal tersebut tentunya demi tercapainya produktivitas
pengrajin tas rotan Kampung Pepas Eheng.
Kata Kunci : Iklim Organisasi, Produktivitas, Pengrajin Tas Rotan, Kampung
Pepas Eheng.
Pendahuluan
Latar Belakang
Keberhasilan suatu institusi atau organisasi ditentukan oleh dua faktor
utama, yakni sumber daya manusia yaitu karyawan atau tenaga kerja serta sarana
dan prasarana pendukung atau fasilitas kerja. Dari kedua faktor utama tersebut
sumber daya manusia atau karyawan lebih penting dari sarana dan prasarana
pendukung.
Secanggih dan selengkap apapun fasilitas pendukung yang dimiliki suatu
organisasi kerja, tanpa adanya sumber daya yang memadai, baik jumlah
(kuantitas) maupun kemampuannya (kualitasnya), maka niscaya suatuu saha
tersebut tidak dapat berhasil mewujudkan visi, misi dan tujuan usaha. Kualitas
sumber daya manusia tersebut diukur dari kinerja (performance) atau
produktivitasnya.
Organisasi adalah sarana atau alat dalam pencapaian tujuan, yang
maksudnya adalah sebagai wadah (wahana) kegiatan dari orang-orang yang
1
Mahasiswa Program S1 Ilmu Admistrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,
Universitas Mulawarman. Email: [email protected]
Analisis Variabel Iklim Organisasi Yang Menentukan Produktivitas Pengrajin(Darlis)
bekerjasama dalam usahanya mencapai tujuan. Tujuan tersebut pastilah berbedabeda satu dan lainnya, misalnya dapat berupa laba, pelayanan sosial, peningkatan
pendidikan, pembinaan karir dan sebagainya.
Pengelolaan yang baik dan profesional merupakan suatu hal yang menjadi
bagian dari siklus hidup suatu organisasi dalam pencapaian tujuannya. Untuk itu
dalam mencapai tujuan tersebut seluruh sumber daya yang ada dalam organisasi
harus dapat dimanfaatkan sebaik mungkin, termasuk sumber daya manusia
sebagai faktor utama yang menentukan kinerja organisasi.
Kinerja merupakan suatu potensi yang harus dimiliki oleh setiap individu
dalam organisasi untuk melaksanakan setiap tugas dan tanggung jawab yang
diberikan perusahaan kepada karyawan atau pekerja. Dengan kinerja yang baik
maka setiap anggota dapat menyelesaikan segala beban Organisasi dengan efektif
dan efisien sehingga masalah yang terjadi pada organisasi dapat teratasi dengan
baik yang baik dari individu dalam organisasi tidak secara kebetulan terjadi.
Iklim organisasi adalah serangkaian keadaan lingkungan kerja yang
dirasakan secara langsung atau tidak langsung oleh karyawan (Gibson, 2006:702).
Iklim tersebut mengitari dan mempengaruhi segala hal kerja dalam organisasi.
Iklim organisasi terbentuk oleh kumpulan persepsi dan harapan karyawan
terhadap sistem yang berlaku. Iklim organisasi adalah sifat lingkungan kerja atau
lingkungan psikologis dalam organisasi yang dirasakan oleh para pekerja atau
anggota organisasi dan dianggap dapat mempengaruhi sikap dan perilaku pekerja
terhadap pekerjaannya (Gibson, 2006:703).
Faktanya secara definitif yang disebut sebagai iklim organisasi itu selalu
ada dalam organisasi, dan eksistensinya tidak pernah berkurang sedikitpun. Iklim
organisasi senantiasa mempengaruhi seluruh kondisi dasar dan perilaku individu
dalam perusahaan, dan pemimpin adalah faktor paling dominan yang paling
mempengaruhi bentuk dari iklim organisasi. Sehingga berdampak terhadap
faktor-faktor yang mempengaruhi pencapaian tujuan perusahaan. Salah satu
faktor pencapaian tujuan perusahaan adalah kinerja karyawan perusahaan.
Kampung Pepas Eheng Kec. Barong Tongkok Kab. Kutai Barat adalah
kampung yang mayoritas dihuni masyarakat suku Dayak Benuaq, Dengan mata
pencarian utama berladang, berkebun, PNS, Swasta dan Wirausaha.
Disektor wirausaha banyak masyarakat yang berkerja menjadi pengrajin tas
rotan karena tas rotan sudah melekat secara turun-temurun dari nenek moyang
sebagai salah satu unsur budaya suku Dayak Benuaq yang dipakai masyarakat
untuk melakukan kegiatan sehari-hari dan seiring perkembangan Zaman maka tas
rotan mulai memiliki nilai ekonomi yang tinggi, dari situlah mulai ada beberapa
masyarakat yang mencoba memasarkan tas tersebut disekitar wilayah Kutai Barat,
ternayata minat masyarakat cukup tinggi terhadap tas rotan tersebut. Para
pengrajin tas rotan ini berpikir bagaimana supaya tas rotan tersebut bisa
dipasarkan diluar Kab. Kutai Barat maka Pada tahun 2000 para pelopor usaha
mulai membina para pengrajin tas rotan di Kampung Pepas Eheng. Mereka
membentuk kelompok-kelompok usaha yang bertujuan untuk melestarikan
1077
eJournal Administrasi Bisnis, Volume 5, Nomor 4, 2017: 1076-1090
kerajinan tas rotan, membina dan mengembangkan pengrajin tas rotan untuk
berbagai keperluan yang disesuaikan dengan kebutuhan masa kini. Dengan
adanya kelompok-kelompok tersebut diharapkan para pengerajin tas rotan akan
memiliki perubahan lingkungan bekerja yang kondusif terutama budaya yang
mendukung dan mempengaruhi aspek kinerja anggotanya.
Keberadaan kelompok usaha memberikan perubahan kinerja yang positif
bagi pengrajin di Kampung Pepas Eheng Kutai Barat. Pengrajin merasakan
adanya permintaan tas rotan yang semakin meningkat seiring promosi yang
dilakukan oleh kelompok usaha Desa. Kerjasama yang dilakukan oleh kelompokkelompok tersebut dengan Dinas terkait membawa Tas Rotan Kampung Pepas
Eheng hadir dalam berbagai pameran baik di pulau Kalimantan maupun diluar
pulau Kalimantan. Kunjungan budaya turis domestik dan asing ke Kampung
Pepas Eheng juga diyakini meningkatkan jumlah permintaan tas rotan. Tingginya
permintaan akan mempengaruhi secara signifikan terhadap penghasilan para
pengrajin tas rotan di Kampung Pepas Eheng Kabupaten Kutai Barat.
Permasalahan yang penulis temui dilapangan, bahwa tidak ada kejelasan
mengenenai siapa yang melakukan tugas dan mempunyai kewenangan
mengambil keputusan, tidak ada upaya dari pengrajin dalam meningkatkan
kinerja, memastikan setiap pengrajin merasa didorong dalam memecahkan
problemnya sendiri, untuk mengetahui apakah setiap kinerja pengrajin
berkarakteristik keseimbangan antara imbalan dan kritik, jika mengalami
kesulitan dalam menjalankan tugas pengrajin mendapatkan dukungan dari ketua
kelompok atau sesama pengrajin dan ada atau tidak perasaan komitmen yang kuat
bersosialisasi dengan loyalitas personal.
Fenomena lain yang penulis temukan adalah adanya pengrajin yang kurang
aktif berproduksi karena keeengganan mereka untuk memproduksi tas dengan
motif yang baru atau karena mereka memilih untuk bekerja disektor lain seperti
berladang dan berkebun. Ini merupakan suatu masalah yang harus dibenahi oleh
kelompok-kelompok usaha agar para anggota tetap konsisten terhadap komitmen
yang telah disepakati sebelumnya.
Rumusan Masalah
1. Apakah variabel Struktur, Standar-standar, Tanggung jawab, Penghargaan,
Dukungan dan Komitmen berpengaruh secara simultan terhadap produktivitas?
2. Apakah variabel Struktur, Standar-standar, Tanggung jawab, Penghargaan,
Dukungan dan Komitmen berpengaruh secara parsial terhadap produktivitas?
3. Variabel apakah dari iklim organisasi yang paling dominan pengaruhnya
terhadap produktivitas?
Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Struktur, Standar-standar,
Tanggung jawab, Penghargaan, Dukungan dan Komitmen secara simultan
terhadap produktivitas.
1078
Analisis Variabel Iklim Organisasi Yang Menentukan Produktivitas Pengrajin(Darlis)
2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Struktur, Standar-standar,
Tanggung jawab, Penghargaan, Dukungan dan Komitmen secara varsial
terhadap produktivitas.
3. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh variabel iklim organisasi yang
paling dominan terhadap produktivitas.
Manfaat Penelitian
Manfaat-manfaat yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Manfaat Teoritis
Manfaat teoritis dari penelitian ini adalah memberikan kontribusi bagi studi
Administrasi Bisnis khusunya pada kajian Iklim Organisasi.
Selain itu, penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi rujukan bagi penelitian
selanjutnya dalam bidang kajian iklim organisasi guna menambah khasanah
keilmuan di Program Studi Administrasi Bisnis Universitas Mulawarman.
2. Manfaat Praktis
Manfaat praktis yang ingin dicapai dalam penelitian ini diharapkan dapat
membantu pengrajin usaha tas rotan diKampung Pepas Eheng mengetahui
seberapa besar pengaruh Iklim Organisasi terhadap Produktivitas para
pengrajin dan juga sebagai bahan evaluasi untuk lebih baik lagi.
Kerangka Dasar Teori
Pengertian Iklim Organisasi
Istilah iklim organisasi (Organizational Climate) pertama kalinya dipakai
oleh Kurt Lewin pada tahun 1930-an, yang menggunakan istilah
iklimpsikologi(psychological climate), kemudian istilah iklim organisasi dipakai
oleh R.Tagiuri dan G. Litwin. Menurut Tigiuri dan Litwin dalam Wirawan
(2007:117) bahwa “ Iklim organisasi merupakan kualitas lingkungan internal
yang secara relatif terus berlangsung dialami oleh anggota organisasi
mempengaruhi perilaku setiap anggotannya”. Sedangkan Litwin dan Stringer
dalam wirawan (2007:119) menyatakan bahwa iklim organisasi sebagai “ a
concept describing the subjective nature or quality of the organizational
environment. Its properties can be perceived or experienced by members of the
organization and reported by them in an appropriate questioner.
Berdasarkan kedua pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa iklim
organisasi merupakan suatu konsep yang melukiskan sifat subjektif atau kualitas
lingkungan organisasi.
Dimensi Iklim Organisasi
Menurut Robert Stringer dalam Wirawan (2007:131) untuk mengukur iklim
organisasi terdapat enam dimensi yang diperlukan yaitu :
1. Struktur (Structure), organisasi merefleksikan perasaan diorganisasi secara
baik dan mempunyai peran dan tanggung jawab yang jelas dalam lingkungan
organisasi. Struktur tinggi jika anggota organisasi merasa pekerjaan mereka
1079
eJournal Administrasi Bisnis, Volume 5, Nomor 4, 2017: 1076-1090
didefinisikan secara baik. Struktur rendah jika mereka merasa tidak ada
kejelasan mengenai siapa yang melakukan tugas dan mempunyai kewenangan
mengambil keputusan.
2. Standar-standar (standars) dalam suatu orgaisasi mengukur perasaan tekanan
untuk meningkatkan kinerja dan derajat kebanggaan yang dimiliki oleh
anggota organisasi dalam melakukan pekerjaan dengan baik. Standar-standar
tinggi artinya anggota organisasi selalu berupaya mencari jalan untuk
meningkatkan kinerja. Standar-standar rendah merefleksikan harapan yang
lebih rendah untuk kinerja.
3. Tanggung jawab (responsibility) merefleksikan perasaan karyawan bahwa
mereka menjadi “bos diri sendir”dan tidak memerlukan keputusannya
dilegitimasi oleh anggota organisasi lainnya. Persepsi tanggung jawab tinggi
menunjukkan bahwa anggota organisasi merasa didorong untuk memecahkan
problemnya sendiri. Tanggung jawab rendah menunjukkan bahwa
pengambilan resiko dan percobaan terhadap pendekataan baru tidak
diharapkan.
4. Penghargaan (recognition) mengindikasikan bahwa anggota organisasi merasa
dihargai jika mereka dapat menyelesaikan tugas secara baik. Penghargaan
merupakan ukuran penghargaan dihadapkan dengan kritik dan hukuman atas
penyelesaian pekerjaan. Iklim organisasi yang menghargai kinerja
berkarakteristik keseimbangan antara imbalan dan kritik. Penghargaan rendah
artinya penyelesaian pekerjaan dengan baikdiberi imbalan secara tidak
konsisten.
5. Dukungan (Support) merefleksikan perasaan percaya dan saling mendukung
yang terus berlangsung di antara anggota kelompok kerja. Dukungan tinggi
jika anggota organisasi merasa bahwa mereka bagian tim yang berfungsi
dengan baik dan merasa memperoleh bantuan dari atasannya, jika mengalami
kesulitan dalam menjalankan tugas. Jika dukungan rendah, anggota organisasi
merasa terisolasi atau tersisih sendiri. Dimensi iklim organisasi ini menjadi
sangat penting untuk model bisnis yang ada saat ini, dimana sumber-sumber
sangat terbatas.
6. Komitmen (commitment) merefleksikan perasaan bangga anggota terhadap
organisasinya dan derajat keloyalan terhadap pencapaian tujuan organisasi.
Perasaan komitmen kuat berasosiasi dengan loyalitas personal. Level rendah
komitmen artinya karyawan merasa apatis terhadap organisasi dan tujuannya.
Pengertian produktivitas
Menurut Anorga dan Suyati (2007:240) produktivitas mengandung
pengertian yang berkenaan dengan konsep ekonomis, filosofis dan sistem.
Sebagai konsep ekonomis, produktivitas berkenaan dengan usaha atau kegiatan
manusia untuk menghasilkan barang atau jasa yang berguna untuk pemenuhan
kebutuhan manusia dan masyarakat pada umumnya. Sebagai konsep filosofis,
produktivitas mengandung pandangan hidup dan sikap mental yang selalu
berusaha untuk meningkatkan mutu kehidupan dimana keadaan hari ini harus
1080
Analisis Variabel Iklim Organisasi Yang Menentukan Produktivitas Pengrajin(Darlis)
lebih baik dari hari kemarin, dan mutu kehidupan hari esok harus lebih baik dari
hari ini. Hal inilah yang memberi dorongan untuk berusaha dan mengembangkan
diri. Sedangkan konsep sistem, memberikan pedoman pemikiran bahwa
pencapaian suatu tujuan harus ada kerja sama atau keterpaduan dari unsur-unsur
yang relevan sebagai sistem. Dapat dikatakan bahwa produktivitas adalah
perbandingan antara hasil dari suatu pekerjaan karyawan dengan pengorbanan
yang telah dikeluarkan.
Faktor - faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja
Setiap perusahaan berkeinginan agar tenaga kerja yang dimiliki mampu
meningkatkan produktivitas yang tinggi. Produktivitas tenaga kerja dipengaruhi
oleh beberapa faktor baik yang berhubungan dengan tenaga kerja itu sendiri
maupun faktor lain, seperti tingkat pendidikan, keterampilan, disiplin, sikap dan
etika kerja, motivasi, gizi dan kesehatan, tingkat penghasilan, jaminan sosial,
lingkungan kerja, iklim kerja, teknologi, sarana produksi, manajemen dan prestasi.
Menurut Simanjuntak dalam Sutrisno(2009:102-103), ada beberapa faktor
yang dapat mempengaruhi produktivitas kerja karyawan yaitu:
1. Pelatihan
Latihan kerja dimaksudkan untuk melengkapi karyawan dengan keterampilan
dan cara-cara yang tepat untuk menggunakan peralatan kerja. Untuk itu latihan
kerja diperlukan bukan saja sebagai pelengkap, akan tetapi sekaligus untuk
memberikan dasar-dasar pengetahuan. Karena dengan latihan berarti karyawan
belajar untuk mengerjakan sesuatu dengan benar-benar dan tepat, serta dapat
memperkecil atau meninggalkan kesalahan kesalahan yang pernah dilakukan.
(Stoner, 2006:52), mengemukakan bahwa peningkatan produktivitas bukan
pada pemutakhiran peralatan, akan tetapi pada pengembangan karyawan yang
paling utama. Dari hasil penelitian, beliau menyebutkan 75% peningkatan
produktivitas justru dihasilkan oleh perbaikan pelatihan dan pengetahuan kerja,
kesehatan dan alokasi tugas.
2. Mental dan kemampuan fisik karyawan
Keadaan mental dan fisik karyawan merupakan hal yang sangat penting untuk
menjadi perhatian bagi organisasi, sebab keadaan fisik dan mental karyawan
mempunyai hubungan yang sangat erat dengan produktivitas kerja karyawan.
3. Hubungan antara atasan dan bawahan
Hubungan atasan dan bawahan akan mempengaruhi kegiatan yang dilakukan
sehari-hari. Bagaimana pandangan atasan terhadap bawahan, sejauh mana
bawahan diikutsertakan dalam penentuan tujuan. Sikap yang saling jalinmenjalin telah mampu meningkatkan produktivitas karyawan dalam bekerja.
Dengan demikian, jika karyawan diperlakukan secara baik, maka karyawan
tersebut akan berpartisipasi dengan baik dalam proses produksi, sehingga akan
berpengaruh pada tingkat produktivitas kerja.
Dengan demikian, jika karyawan diperlakukan secara baik oleh atasan atau
adanya hubungan antar karyawan yang baik, maka karyawan tersebut akan
1081
eJournal Administrasi Bisnis, Volume 5, Nomor 4, 2017: 1076-1090
berpartisipasi dengan baik dalam proses produksi, sehingga akan berpengaruh
pada tingkat produktivitas kerja.
Indikator Produktivitas
Menurut Edy Sutrisno (2011:211) produktivitas merupakan hal yang sangat
penting bagi para karyawan yang ada di perusahaan. Dengan adanya produktivitas
kerja diharapkan pekerjaan akan terlaksana secara efisien dan efektif, sehingga ini
semua akhirnya sangat diperlukan dalam pencapaian tujuan yang sudah
ditetapkan. Untuk mengukur produktivitas kerja diperlukan suatu indikator yaitu
sebagai berikut:
1. Kemampuan
Mempunyai kemampuan untuk melaksanakan tugas. Kemampuan seorang
karyawan sangat bergantung pada keterampilan yang dimiliki serta
profesionalisme mereka dalam bekerja. Iini memberikan daya untuk
menyelesaikan tugas-tugas yang diembannya kepada mereka.
2. Meningkatkan hasil yang dicapai
Berusaha untuk meningkatkan hasil yang dicapai. Hasil merupakan salah satu
yang dapat dirasakan baik oleh yang mengerjakan maupun yang menikmati
hasil pekerjaan tersebut. Jadi, upaya untuk memanfaatkan produktivitas kerja
bagi masing-masing yang terlibat dalam suatu pekerjaan.
3. Semangat kerja
Ini merupakan usaha untuk lebih baik dari hari kemarin. Indikator ini dapat
dilihat dari etos kerja dan hasil yang dicapai dalam satu hari kemudian
dibandingkan dengan hari sebelumnya.
4. Pengembangan diri
Senantiasa mengembangkan diri untuk meningkatkan kemampuan kerja.
Pengembangan diri dapat dilakukan dengan melihat tantangan dan harapan
dengan apa yang akan dihadapi. Semakin kuat tantangannya, pengembangan
diri mutlak dilakukan. Begitu juga harapan untuk menjadi lebih baik pada
gilirannya akan sangat berdampak pada keinginan karyawan untuk
meningkatkan kemampuan.
5. Mutu
Selalu berusaha untuk meningkatkan mutu lebih baik dari yang telah lalu.
Mutu merupakan hasil pekerjaan yang dapat menunjukkan kualitas kerja
seseorang pegawai. Jadi meningkatkan mutu bertujuan untuk memberikan hasil
yang terbaik pada gilirannya akan sangat berguna bagi perusahaan dan dirinya
sendiri.
6. Efisiensi
Perbandingan antara hasil yang dicapai dengan keseluruhan sumber daya yang
digunakan. Masukan dan keluaran merupakan aspek produktivitas yang
memberikan pengaruh yang cukup signifikan bagi karyawan.
Ciri-Ciri Karyawan Produktif
Adapun ciri-ciri pegawai produktif menurut Dale Timpe (2007:136) yaitu:
1. Cerdas dapat belajar dengan cepat
1082
Analisis Variabel Iklim Organisasi Yang Menentukan Produktivitas Pengrajin(Darlis)
2. Kompeten secara profesionalatau teknis yaitu selalu memperdalam
pengetahuan dalam bidangnya.
3. Kreatif dan inovatif dengan memperlihatkan kecerdikan dan keanekaragaman.
4. Bekerja dengan “cerdik”yaitu menggunakan logika, mengorganisasikan
pekerjaan dengan efisien, tidak mudah macet dalam pekerjaan. Selalu
memperhatikan kinerja rancangan, mutu, kehandalan, pemeliharaan, keamanan,
mudah dibuat, produktivitas, biaya dan jadwal.
5. Selalu mencari perbaikan, tetapi tahu kapan harus berhenti
menyempurnakannya.
Metode Penelitian
Metode dalam pengerjaan skripsi ini adalah metode penelitian deskriptif.
Menurut Sekaran (2010:105), descriptive study yaitu “Undertaken in order to
ascertain and be able to describe the characteristics of the variable of interest in a
situation”. Pemilihan metode ini dimaksudkan agar penulis dapat menggambarkan
keadaan suatu perusahaan atau organisasi secara menyeluruh dan bertujuan untuk
memecahkan masalah yang ada dengan menggambarkan secara sistematis, faktual
dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat dan hubungan antara satu hal dengan
hal lainnya. Metode ini kemudian akan dilanjutkan dengan analisis data secara
kualitatif dan kuantitatif dengan menggunakan uji statistik kemudian penulis
memberikan kesimpulan saran untuk usaha-usaha perbaikan atas situasi dan
masalah yang dihadapi masing-masing organisasi.
Populasi, Sampel dan Sampling
Menurut Sekaran dan Bougie (2010:262) :
“Population refers to the entire group of people,events, or things of interest
that the researcher wishes to investigate. It is the group of people, events, or
things, of interest for which the researcher wants to make inferences (based on
sample statistics)”.
Populasi merupakan jumlah keseluruhan dari unit yang akan diteliti.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pengrajin sedangkan sampel yang
digunakan adalah sampel jenuh untuk seluruh pengrajin tas rotan di Kampung
Pepas Eheng Kutai Barat yang berjumlah 45 orang.
Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini, terdiri dari dua jenis, yaitu:
1. Data Primer
Yaitu data yang perlu dikumpulkan dan diolah sendiri oleh suatu organisasi
atau perorangan langsung dari objeknya. Data yang termasuk yaitu data hasil
wawancara, observasi dan kuesioner yang diisi oleh responden.
2. Data Sekunder
Yaitu data yang telah ada dan tak perlu dikumpulkan sendiri oleh penulis
karena telah dikumpulkan dan diolah oleh pihak lain. Data yang termasuk yaitu
data dari sejumlah buku, jurnal dan internet.
1083
eJournal Administrasi Bisnis, Volume 5, Nomor 4, 2017: 1076-1090
Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti adalah studi
lapangan (field study. Studi lapangan dilakukan untuk mendapatkan data primer.
Penelitian ini dilakukan dengan mencari data secara langsung dari objek yang
diteliti. Dengan demikian hasilnya dapat diyakini kebenarannya. Cara yang
digunakan penulis dalam melakukan studi lapangan yaitu:
a) Kuesioner
Kuesioner disebarkan untuk mengetahui pendapat, tanggapan dan jawaban dari
responden yaitu para pengrajin tas rotan pada kelompok-kelompok usaha di
Kampung Pepas Eheng Kecamatan Barong Tongkok Kabupaten Kutai Barat.
b) Wawancara dan Observasi
Wawancara dilakukan pada konsumen pengrajin tas rotan dan pada pihak
kelompok-kelompok usaha yang peduli pada pengembangan tas rotan yang
memiliki Kantor di Kampung Pepas Eheng Kecamatan Barong Tongkok
Kabupaten Kutai Barat.
Alat ukur data
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan analisis
statistik deskripsif, yaitu dengan menyebarkan 45 kuesioner yang diisi orang
pengerajin tas rotan di kampung Pepas Eheng di Kutai Barat . statistik deskripstif
memberikan gambaran mengenai suatu data. Dalam hal ini, statistik deskriptif
menjelaskan mengenai karakteristik responden dan variabel yang digunakan.
Gambaran umun mengenai karakteristik responden dijelaskan dengan tabel
statistik responden yang diukur dengan skala bukan pembanding yaitu skala
Likert.
Hasil Penelitian
Pengaruh Iklim Organisasi Secara Simultan Terhadap Produktivitas
Digunakan untuk mengetahui apakah variabel-variabel independen secara
simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Derajat kepercayaan
yang digunakan adalah 5 %. Apabila nilai F hasil perhitungan lebih besar dari
nilai F tabel maka hipotesis alternatif yang menyatakan bahwa semua variabel
independen secara stimultan berpengaruh signifikan tehadap variabel dependen
(Gunjarati, 2011).
Hasil penelitian ini juga mengkonfirmasi penelitian sebelumnya dengan judul
“Pengaruh Iklim Organisasi Terhadap Produktivitas Kerja Di Unit Pelaksana
Teknis Kurikulum Kecamatan Jasinga Kabupaten Bogor” Ayi Karyana (2012),
menunjukkan secara simultan terbukti bahwa iklim organisasi yang terdiri dari
dimensi struktur, arus komunikasi, tanggung jawab, penghargaan, imbalan dan
sangsi dan penggunaan teknologi informasi berpengaruh positif terhadap
produktivitas kerja di UPTK. Pengaruh positif tersebut menyatakan bahwa
dimensi struktur, arus komunikasi, tanggung jawab, penghargaan, imbalan dan
sangsi dan penggunaan teknologi informasi mempunyai peranan yang penting
dalam efisiensi dan efektivitas produktivitas kerja. Sedangkan dimensi lain dari
1084
Analisis Variabel Iklim Organisasi Yang Menentukan Produktivitas Pengrajin(Darlis)
iklim organisasi yang tidak diteliti pada kajian ini diduga antara lain koordinasi,
kerjasama dan lainnya yang berada di lingkungan UPT Kurikulum Kecamatan
Jasinga Kabupaten Bogor.
Menurut Muhammad (2009: 82) iklim organisasi adalah: ”Kualitas yang
relatif abadi dari lingkungan internal organisasi yang dialami oleh anggotaanggotanya, mempengaruhi tingkah laku mereka serta dapat diuraikan dalam
istilah nilai-nilai suatu set karakteristik tertentu dari lingkungan”. Dalam
mengukur Iklim organisasi penulis mengacu pada dimensi-dimensi iklim
organisasi yang dikemukakan oleh Menurut Robert Stringer dalam Wirawan
(2007:131) yaitu : Struktur, Standar-standar , Tangung jawab, Penghargaan,
Dukungan dan Komitmen.
Berdasarkan teori dan hasil perhitungan, maka dapat disimpulkan bahwa
secara bersama-sama sub variabel independent yang terdiri dari Struktur (X1),
Standar-standar (X2), Tangung jawab (X3), Penghargaan (X4), Dukungan (X5)
dan Komitmen (X6) berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel
dependent yaitu Produktivitas (Y).
Pengaruh Iklim Organisasi Secara Parsial Terhadap Produktivitas
Pada dasarnya menunjukan seberapa jauh pengaruh satu variabel
independen secara individual menerangkan variasi variabel terikat (Ghozali,
2011). Pengujian parsial regresi dimaksudkan untuk mengetahui apakah variabel
bebas secara individual mempunyai pengaruh terhadap variabel terikat dengan
asumsi variabel yang lain itu konstan.
Berikut adalah pembahasan dan pengaruh masing-masing variabel independent
secara parsial :
1. Struktur
Struktur merupakan perasaan diorganisasi secara baik mempunnyai peran dan
tanggung jawab yang jelas dalam lingkungan organisasi, Wirawan (2007:131).
Dengan hasil penelitian pengrajin rata-rata mengetahui jenis pekerjaan, hasil
pekerjaan, tugas dan tangung jawab masing-masing. Dengan hasil penelitian
adanya pengaruh Struktur terhadap produktivitas, hasil penelitian ini
dibuktikan dengan uji hipotesis, selain itu hasil observasi menunjukan bahwa
pengaruh Struktur sangat kuat dibuktikan dengan wawancara seluruh pengrajin
menyatakan bahwa mereka menguasai berbagai jenis proses pekerjaan
pembuatan tas rotan, hal ini didasari dari budaya masyarakat Pepas Eheng
dengan etnis Dayak Benuaq yang menjadikan tas rontan tidak terlepas dari
kehidupan sehari-hari dan dalam proses pembutan tas tersebut sebelum
diperjualbelikan seperti sekarang rata-rata masyarakat disana membuatnya
sendiri.
Adapun proses tersebut mulai dari proses pengambilan bahan baku rotan
dihutan, setelah rotan dibawa ketempat produksi maka dikejakan oleh bagian
meraut untuk membersihkan dan membentuk rotan menjadi ukuran-ukuran
tertentu sesuai kebutuhan, selanjutkan rotan yang sudah dibentuk sesuai
ukuran yang diinginkan, selanjutnya memasuki tahap pewarnaan dimana untuk
1085
eJournal Administrasi Bisnis, Volume 5, Nomor 4, 2017: 1076-1090
warna sendiri khususnya tas rotan ini relatif hanya mengunakan dua warna
yaitu warna asli dari rotan itu sendiri dan warna hitam yang berasalah dari akar
kayu khusus yang melalui proses perebusan bersama dengan baku rotan.
Setelah melaui proses pewarnaam maka dilanjutkan ke proses penganyaman
disinilah berbagai macam motif dan ukuran tas rotan dibuat berdasarkan
pesanan atau sesuai motif yang paling laku terjual. Dan terakhir proses
pemasaran melalui unit UKM yang telah disediakan oleh pemerintah daerah
Kab. Kutai Barat dan ada juga yang melalui pameran didalam maupun diluar
daerah.
Paparan diatas mengambarkan bahwa para pengrajin memahami jenis dan hasil
pekerjaan serta tugas dan tanggung jawabnya sebagai seorang pengrajin.
Mereka bangga mejadi bagian dari pelestarian budaya daerah/suku mereka, hal
ini mempengaruhi produktivitas kerja mereka.
2. Standar-standar
Standar-standar digunakan untuk mengukur perasaan tekanan untuk
meningkatkan kinerja dan derajat kebangaan yang dimiliki oleh anggota
organisasi dalam melakukan pekerjaan dengan baik, Wirawan (2007:131).
Penelitian terhadap standar tas rotan, pekerjaan yang sesuai standar dan
peningkatan hasil pekerjaan. Dengan hasil penelitian tidak adanya pengaruh
Standar-standar terhadap produktivitas, hasil penelitian ini dibuktikan dengan
uji hipotesis. Selain itu hasil observasi menunjukan tidak ada pengaruh
Standar-standar terhadap produktivitas dibuktikan dengan hasil analisa penulis
UKM sudah berusaha untuk menetapkan standar-standar untuk memacu
kinerja para pengrajin.
Namun, hal tersebut tidak mempengaruhi produktivitas para pengrajin, faktor
yang menyebabkan hal tersebut adalah nilai-nilai yang dianut para pengrajin
dalam proses kerjanya. Nilai yang dimaksud adalah warisan standar yang
terdiri dari tas yang diproduksi sesuai standar, standar yang dimaksud adalah
adanya nilai Budaya yang secara turun-temurun melekat pada berbagai macam
motif tas rotan, yang didalam motif tersebut menceritankan tentang asal-usul
tas rotan tersebut, Selain itu juga para pengrajin memang memiliki standar
baku untuk menentukan proses penganyaman, ukuran dan kehalusan dalam
proses pembentukan rotan (meraut rotan).
Didasari hal tersebut para pengrajin sudah bekerja sesuai standar, jadi tanpa
adanya standar yang ditentukan oleh UKM para pengrajin sudah bekerja
dengan baik, dengan standar yang ada dari mereka sendiri, hal itu dibuktikan
dengan perkembangan industri tas rotan yang berkembang dengan pesat
dengan yang sekarang menjangkau pasar dalam negeri maupun luar negeri.
3. Tangung jawab
Merefleksikan perasaan pengrajin bahwa mereka menjadi bos diri sendiri dan
tidak memerlukan keputusanya dilegitimitasi oleh anggota organisasi lainnya,
Wirawan (2007:131). Penelitian terhadap tangung jawab rata-rata pengrajin
bekerja dengan penuh tanggung jawab, pekerjaan yang ada selalu diselesaikan
1086
Analisis Variabel Iklim Organisasi Yang Menentukan Produktivitas Pengrajin(Darlis)
dengan tepat waktu dan dalam menghadapi masalah bisa diselesaikan sendiri.
Dengan hasil penelitian tidak adanya pengaruh tangung jawab terhadap
produktivitas, hasil penelitian ini dibuktikan dengan uji hipotesis. Selain itu
hasil observasi menunjukan tidak ada pengaruh tangung jawab terhadap
produktivitas.
Namun, hal tersebut tidak mempengaruhi produktivitas para pengrajin, faktor
yang menyebabkan hal tersebut adalah nilai-nilai yang dianut para pengrajin
dalam proses kerjanya. Nilai yang dimaksud adalah tangung jawab yang terdiri
dari pengrajin bekerja dengan penuh tanggung jawab menjaga ketepatan waktu
yang diberikan kepada masing-masing pengrajin sesuai jumlah tas rotan yang
dipesan dan target waktu penyelesaiannya, serta dalam proses penyelesaian
pekerjaan pengrajin terdorong agar bisa menyelesaikan masalahnya sendiri. .
4. Penghargaan
Dalam organisasi penghargaan adalah pengrajin merasa dihargai jika mereka
dapat menyelesaikan tugas secara baik Wirawan (2007:131). Penelitian
terhadap penghargaan dengan pernyataan pengerajin mendapat pujian dari
hasil kerja yang baik dari pelanggan, sesama pengrajin ataupun ketua
kelompok dan upah yang didapat sudah sesuai dengan nilai tingkat kesulitan
pekerjaan yang dilakukan pengrajin. Dengan hasil penelitian tidak adanya
pengaruh penghargaan terhadap produktivitas dan banyaknya para pengrajin
yang masih mencari sumber penghasilan dibidang lain dengan berladang dan
berkebun, hasil penelitian ini dibuktikan dengan uji hipotesis.
Mereka memiliki tanggung jawab sebagai pengrajin, namun para
pengrajin memiliki kesibukan dibidang lain sebagai contoh sebagian besar
selain sebagai pengrajin mereka juga berpropesi sebagai petani (berladang dan
menyadap karet), dikarenakan tuntutan ekonomi kebutuhan sehari-hari, biaya
pendidikan serta kebutuhan fasion anak-anak mereka. Hal ini terjadi karena
penjualan tas rotan tidak bisa menjadi mata pencarian utama karena konsumen
tidak datang setiap hari untuk membeli tas yang mereka jual.
Namun, hal tersebut tidak mempengaruhi produktivitas para pengrajin,
faktor yang menyebabkan hal tersebut adalah nilai-nilai yang dianut para
pengrajin dalam proses kerjanya. Nilai yang dimaksud adalah penghargaan
yang terdiri dari pengrajin merasa senang mendapat pujian dari hasil pekerjaan
yang rapi serta tambahan-tambahan ornamen pada tas yang mereka produksi,
serta upah yang didapatkan sesuai dengan pekerjaan yang dilakukan, upah
yang dimaksud ialah setiap pengrajin mendapat besar kecilnya upah tergantung
dari motif, ukuran dan berapa jumlah tas mereka buat laku dibeli konsumen
dan upah yang didapat sesuai dengan yang diharapka, yang dimaksud adalah
seluruh nilai dari harga jual tas rotan untuk masing-masing pengrajin yang
membuatnya, kelompok hanya sebagai fasilitas untuk promosi dan penjualan
saja.
1087
eJournal Administrasi Bisnis, Volume 5, Nomor 4, 2017: 1076-1090
5. Dukungan
Perasaan saling percaya dan saling mendukung yang terus berlangsung
diantara anggota kelompok dalam bekerja, Wirawan (2007:131). Hasil
penelitian terhadap Dukungan dengan psernyataan pengrajin merasa kelompok
memberikan kesempatan serta memfasilitasi pengrajin untuk mengembangkan
pengetahuan dan keterampilan, dari segi kreasi motif dan jenis tas rotan
kelompok juga sangat medukung dan hubungan antara pengarajin terjalin
akrab baik didalam maupun diluar lingkungan tempat kerja. Hasil penelitian
menunjukan adanya pengaruh dukungan terhadap produktivitas, hasil
penelitian ini dibuktikan dengan uji hipotesis. saling mendukung memang
sudah mejadi budaya masyarakat kampung Pepas Eheng yang mayoritas suku
Dayaq Benuaq, secara turun-temurun sejak dahulu sepanjang apa yang
dilakuan itu positif apa lagi tujuannya untuk mensejahterakan dan
melestariakan budaya itu sendiri.
Walaupun ada dukungan konkrit oleh UKM, Disperindakop dan ketua
kelompok tidak cukup membuat para pengrajin lebih produktif karena
pengrajin tidak dapat secara cepat beradaptasi dengan dukukungan itu, dari
segi penyampaian maupun prakteknya tidak dilakukan secara berkelanjutan,
Terutama untuk beradaptasi dengan model tas yang harus mengikuti fasion
masa kini, selain itu sebagian pengrajin lebih memilih bekerja memproduksi
dengan model yang sudah ada sejak dahulu karena lebih mudah proses
pengerjaannya. Hal ini juga disebabkan sebagian besar para pengrajin ini
berusia diatas usia produktif dan tingkat pendidikan yang rendah.
6. Komitmen
Perasaan bangga anggota terhadap organisasinya dan derajat keloyalan
terhadap pencapaian tujuan organisasi, Wirawan (2007:131). Penulis
melakukan penelitian terhadap komitmen dengan penyataan merasa ikut
merasa memiliki terhadap kelompok yang ada, pengrajin memiliki loyalitas
yang tinggi terhadap pekerjaan yang dikerjakan dan merasa bangga menjadi
seorang pengrajin tas rotan. Dengan hasil penelitian menunjukan tidak adanya
pengaruh komitmen terhadap produktivitas, hasil penelitian ini dibuktikan
dengan uji hipotesis. Hasil observasi juga membuktikan bahwa komitmen
tidak berpengaruh tehardap produktivitas, hal ini dikarenakan hampir sama
dengan masalah yang ada divariabel tanggung jawab, divariabel komitmen
juga mengalami masalah pengrajin yang kurang berkomitmen dengan
pekerjaannya sebagai pengrajin, karena masih disibukkan dengan kegiatan
berladang dan berkebun. Hal inilah yang menjadi faktor utama penyebab
kurangnya komitmen pengrajin.
Namun, hal tersebut tidak mempengaruhi produktivitas para pengrajin, faktor
yang menyebabkan hal tersebut adalah nilai-nilai yang dianut para pengrajin
dalam proses kerjanya. Bicara tentang komitmen jika dilihat dari nilai budaya
sangat jelas para pengrajin sangat mengahargai hal tersebut, karena apa yang
dikerja bukan sebatas nilai materi saja, komitmen yang dimaksud disini adalah
1088
Analisis Variabel Iklim Organisasi Yang Menentukan Produktivitas Pengrajin(Darlis)
nilai seni yang tinggi serta kebanggan yang lebih para pengrajin bisa sekaligus
melestarikan seni budaya yang turun-temurun dari nenek moyang mereka.
Pengaruh Iklim Organisasi Yang Paling Berpengaruh Terhadap Produktivitas
Dari semua sub variabel independent yaitu Struktur (X1), Standar-standar
(X2), Tangung jawab (X3), Penghargaan (X4) dan Komitmen (X6). sub variabel
Struktur dan Dukungan merupakan sub variabel independent yang paling
dominan pengaruhnya terhadap Produktivits (Y), dengan uji hipotesis Nilai Thitung > T tabel paling tinggi yaitu sub variabel Struktur.
Struktur Organisasi adalah suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian
serta posisi yang ada pada suatu organisasi atau perusahaan dalam menjalankan
kegiatan operasional untuk mencapai tujuan yang di harapakan dan di inginkan.
Struktur Organisasi menggambarkan dengan jelas pemisahan kegiatan pekerjaan
antara yang satu dengan yang lain dan bagaimana hubungan aktivitas dan fungsi
dibatasi. Dalam struktur organisasi yang baik harus menjelaskan hubungan
wewenang siapa melapor kepada siapa, jadi ada satu pertanggung jawaban apa
yang akan di kerjakan.
selain itu hasil observasi menunjukan bahwa pengaruh Struktur sangat kuat
dibuktikan dengan wawancara seluruh pengrajin menyatakan bahwa mereka
menguasai berbagai jenis proses pekerjaan pembuatan tas rotan, hal ini didasari
dari budaya masyarakat Pepas Eheng dengan etnis Dayak Benuaq yang
menjadikan tas rontan tidak terlepas dari kehidupan sehari-hari dan dalam proses
pembutan tas tersebut sebelum diperjualbelikan seperti sekarang rata-rata
masyarakat disana membuatnya sendiri.
Maka dapat disimpulkan berdasarkan teori dan hasil observasi, secara
struktur para pengrajin menguasaikan bidangnya masing-masing, hal tersebut
yang mampu meningkatkan produktivitas para pengrajin.
Penutup
Menurut hasil penelitian disimpulkan bahwa Sub variabel Struktur, Standarstandar, Tanggung jawab, Penghargaan, Dukungan dan Komitmen,
berpengaruh secara simultan terhadap produktivitas.
Menurut hasil penelitian disimpulkan bahwa sub variabel Struktur dan
Dukungan merupakan sub variabel independent yang berpengaruh secara parsial
terhadap Produktivitas.
Menurut hasil penelitian disimpulkan bahwa Sub Variabel yang memiliki
pengaruh yang paling dominan terhadap produktivitas adalah sub variabel
Struktur.
Para pengrajin khususnya yang menguasai penuh proses pembuatan tas
rotan yang secara model dan bentuk sudah beradaptasi dengan tren dan mode
masa kini yang paling diminati, diharapkan saling membagi ilmu pengetahuan
dan pengalamannya kepada sesama pengrajin yang belum menguasai proses
tersebut, hal tersebut tentunya demi tercapainya produktivitas pengrajin tas rotan
Kampung Pepas Eheng.
1089
eJournal Administrasi Bisnis, Volume 5, Nomor 4, 2017: 1076-1090
Para pengrajin yang memahami betul seperti apa jenis produk tas yang
mereka hasilkan, terutama khususnya jenis produk tas yang paling diminati
konsumen. Supaya bisa tetap konsisten menjaga hasil tersebut dan bisa saling
mengarahkan atau membagi ilmunya kepada pengrajin yang lain agar
produktivitas bisa terus meningkat.
Dengan kondisi sekarang dimana tingginya minat masyarakat terhadap
kerajinan khas daerah salah satunya yaitu tas rotan, pengrajin diharapkan benarbenar fokus kepada tugas dan tangung jawab yang diberikan sebagai pengrajin tas
rotan. Hal ini bertujuan agar produktivitas para pengrajin terus meningkat.
Daftar Pustaka
Anoraga, Pandji dan Sri Suryati. 2007. Pelaku Keorganisasian. Jakarta: PT Dunia
Pustaka Jaya;
A. Dale Timpe. (2006). Kinerja. Jakarta: PT Gramedia
Gibson, James L et al 2006, “Organization (Behavior, Stucture,Processes),”
Twelfth Edition, Mcgrow Hill.
Ghozali, Imam. 2009. Aplikasi Analisis Multivariat Dengan Program SPSS.
Semarang : Badan Penerbitan Universitas Dipenogoro.
Gomes, Fautino Cardoso, 2007, Manajemen Sumber Daya Manusia, Penerbit
Andi, Yogyakarta.
Sutrisno, Edi. 2011. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Kencana.
Sekaran, Uma dan Roger Bougie. (2010). Edisi 5,Research Method For Business:
A Skill Building APPROACH. John Wiley@ Sons, New Rork.
Sunyoto, Danang. 2011. Analisis Regresi dan Uji Hipotesis. Jakarta: CAPS
Sunyoto, Danang. 2012. Analisis Validitas & Asumsi Klaksi. Yogyakarta : Gava
Media
Umar, Husen. 2010. Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen. Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama.
Wirawan, 2007. Budaya dan Iklim Organisasi. Jakarta : Selemba Empat.
Duwi Priyanto, 2016. Belajar Alat Analisis Data Dan Cara Pengolahanya Dengan
SPSS : Gava Media
1090
Download