eJournal Administrasi Bisnis, 2017, 5 (4): 1076-1090 ISSN 2355-5408 , ejournal.adbisnis.fisip-unmul.ac.id © Copyright 2017 ANALISIS VARIBEL IKLIM ORGANISASI YANG MENENTUKAN PRODUKTIVITAS PENGRAJIN TAS ROTAN KHAS KAMPUNG PEPAS EHENG KEC. BARONG TONGKOK KAB. KUTAI BARAT Redemtus Dionisius Darlis 1 Ringkasan Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh Iklim Organisasi terhadap Produktivitas Pengrajin Tas Rotan Khas Kampung Pepas Eheng Kec. Barong Tongkok Kab Kutai Barat. Penelitian ini mengunakan satu variabel, yakni Iklim Organisasi sebagai variabel bebas dengan diukur menggunakan enam Sub variabel Struktur, Standar-standar, Tanggung jawab, Penghargaan, Dukungan dan Komitmen. Variabel Produktivitas sebagai variabel terikat diukur dengan indikator Kemampuan, Meningkatkan hasil yang dicapai, Semangat kerja, Pengembangan diri, Mutu dan Efisiensi. Penulis memberikan sedikit saran dan masukan para pengrajin khususnya yang menguasai penuh proses pembuatan tas rotan yang secara model dan bentuk sudah beradaptasi dengan tren dan mode masa kini yang paling diminati, diharapkan saling membagi ilmu pengetahuan dan pengalamannya kepada sesama pengrajin yang belum menguasai proses tersebut, hal tersebut tentunya demi tercapainya produktivitas pengrajin tas rotan Kampung Pepas Eheng. Kata Kunci : Iklim Organisasi, Produktivitas, Pengrajin Tas Rotan, Kampung Pepas Eheng. Pendahuluan Latar Belakang Keberhasilan suatu institusi atau organisasi ditentukan oleh dua faktor utama, yakni sumber daya manusia yaitu karyawan atau tenaga kerja serta sarana dan prasarana pendukung atau fasilitas kerja. Dari kedua faktor utama tersebut sumber daya manusia atau karyawan lebih penting dari sarana dan prasarana pendukung. Secanggih dan selengkap apapun fasilitas pendukung yang dimiliki suatu organisasi kerja, tanpa adanya sumber daya yang memadai, baik jumlah (kuantitas) maupun kemampuannya (kualitasnya), maka niscaya suatuu saha tersebut tidak dapat berhasil mewujudkan visi, misi dan tujuan usaha. Kualitas sumber daya manusia tersebut diukur dari kinerja (performance) atau produktivitasnya. Organisasi adalah sarana atau alat dalam pencapaian tujuan, yang maksudnya adalah sebagai wadah (wahana) kegiatan dari orang-orang yang 1 Mahasiswa Program S1 Ilmu Admistrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mulawarman. Email: [email protected] Analisis Variabel Iklim Organisasi Yang Menentukan Produktivitas Pengrajin(Darlis) bekerjasama dalam usahanya mencapai tujuan. Tujuan tersebut pastilah berbedabeda satu dan lainnya, misalnya dapat berupa laba, pelayanan sosial, peningkatan pendidikan, pembinaan karir dan sebagainya. Pengelolaan yang baik dan profesional merupakan suatu hal yang menjadi bagian dari siklus hidup suatu organisasi dalam pencapaian tujuannya. Untuk itu dalam mencapai tujuan tersebut seluruh sumber daya yang ada dalam organisasi harus dapat dimanfaatkan sebaik mungkin, termasuk sumber daya manusia sebagai faktor utama yang menentukan kinerja organisasi. Kinerja merupakan suatu potensi yang harus dimiliki oleh setiap individu dalam organisasi untuk melaksanakan setiap tugas dan tanggung jawab yang diberikan perusahaan kepada karyawan atau pekerja. Dengan kinerja yang baik maka setiap anggota dapat menyelesaikan segala beban Organisasi dengan efektif dan efisien sehingga masalah yang terjadi pada organisasi dapat teratasi dengan baik yang baik dari individu dalam organisasi tidak secara kebetulan terjadi. Iklim organisasi adalah serangkaian keadaan lingkungan kerja yang dirasakan secara langsung atau tidak langsung oleh karyawan (Gibson, 2006:702). Iklim tersebut mengitari dan mempengaruhi segala hal kerja dalam organisasi. Iklim organisasi terbentuk oleh kumpulan persepsi dan harapan karyawan terhadap sistem yang berlaku. Iklim organisasi adalah sifat lingkungan kerja atau lingkungan psikologis dalam organisasi yang dirasakan oleh para pekerja atau anggota organisasi dan dianggap dapat mempengaruhi sikap dan perilaku pekerja terhadap pekerjaannya (Gibson, 2006:703). Faktanya secara definitif yang disebut sebagai iklim organisasi itu selalu ada dalam organisasi, dan eksistensinya tidak pernah berkurang sedikitpun. Iklim organisasi senantiasa mempengaruhi seluruh kondisi dasar dan perilaku individu dalam perusahaan, dan pemimpin adalah faktor paling dominan yang paling mempengaruhi bentuk dari iklim organisasi. Sehingga berdampak terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi pencapaian tujuan perusahaan. Salah satu faktor pencapaian tujuan perusahaan adalah kinerja karyawan perusahaan. Kampung Pepas Eheng Kec. Barong Tongkok Kab. Kutai Barat adalah kampung yang mayoritas dihuni masyarakat suku Dayak Benuaq, Dengan mata pencarian utama berladang, berkebun, PNS, Swasta dan Wirausaha. Disektor wirausaha banyak masyarakat yang berkerja menjadi pengrajin tas rotan karena tas rotan sudah melekat secara turun-temurun dari nenek moyang sebagai salah satu unsur budaya suku Dayak Benuaq yang dipakai masyarakat untuk melakukan kegiatan sehari-hari dan seiring perkembangan Zaman maka tas rotan mulai memiliki nilai ekonomi yang tinggi, dari situlah mulai ada beberapa masyarakat yang mencoba memasarkan tas tersebut disekitar wilayah Kutai Barat, ternayata minat masyarakat cukup tinggi terhadap tas rotan tersebut. Para pengrajin tas rotan ini berpikir bagaimana supaya tas rotan tersebut bisa dipasarkan diluar Kab. Kutai Barat maka Pada tahun 2000 para pelopor usaha mulai membina para pengrajin tas rotan di Kampung Pepas Eheng. Mereka membentuk kelompok-kelompok usaha yang bertujuan untuk melestarikan 1077 eJournal Administrasi Bisnis, Volume 5, Nomor 4, 2017: 1076-1090 kerajinan tas rotan, membina dan mengembangkan pengrajin tas rotan untuk berbagai keperluan yang disesuaikan dengan kebutuhan masa kini. Dengan adanya kelompok-kelompok tersebut diharapkan para pengerajin tas rotan akan memiliki perubahan lingkungan bekerja yang kondusif terutama budaya yang mendukung dan mempengaruhi aspek kinerja anggotanya. Keberadaan kelompok usaha memberikan perubahan kinerja yang positif bagi pengrajin di Kampung Pepas Eheng Kutai Barat. Pengrajin merasakan adanya permintaan tas rotan yang semakin meningkat seiring promosi yang dilakukan oleh kelompok usaha Desa. Kerjasama yang dilakukan oleh kelompokkelompok tersebut dengan Dinas terkait membawa Tas Rotan Kampung Pepas Eheng hadir dalam berbagai pameran baik di pulau Kalimantan maupun diluar pulau Kalimantan. Kunjungan budaya turis domestik dan asing ke Kampung Pepas Eheng juga diyakini meningkatkan jumlah permintaan tas rotan. Tingginya permintaan akan mempengaruhi secara signifikan terhadap penghasilan para pengrajin tas rotan di Kampung Pepas Eheng Kabupaten Kutai Barat. Permasalahan yang penulis temui dilapangan, bahwa tidak ada kejelasan mengenenai siapa yang melakukan tugas dan mempunyai kewenangan mengambil keputusan, tidak ada upaya dari pengrajin dalam meningkatkan kinerja, memastikan setiap pengrajin merasa didorong dalam memecahkan problemnya sendiri, untuk mengetahui apakah setiap kinerja pengrajin berkarakteristik keseimbangan antara imbalan dan kritik, jika mengalami kesulitan dalam menjalankan tugas pengrajin mendapatkan dukungan dari ketua kelompok atau sesama pengrajin dan ada atau tidak perasaan komitmen yang kuat bersosialisasi dengan loyalitas personal. Fenomena lain yang penulis temukan adalah adanya pengrajin yang kurang aktif berproduksi karena keeengganan mereka untuk memproduksi tas dengan motif yang baru atau karena mereka memilih untuk bekerja disektor lain seperti berladang dan berkebun. Ini merupakan suatu masalah yang harus dibenahi oleh kelompok-kelompok usaha agar para anggota tetap konsisten terhadap komitmen yang telah disepakati sebelumnya. Rumusan Masalah 1. Apakah variabel Struktur, Standar-standar, Tanggung jawab, Penghargaan, Dukungan dan Komitmen berpengaruh secara simultan terhadap produktivitas? 2. Apakah variabel Struktur, Standar-standar, Tanggung jawab, Penghargaan, Dukungan dan Komitmen berpengaruh secara parsial terhadap produktivitas? 3. Variabel apakah dari iklim organisasi yang paling dominan pengaruhnya terhadap produktivitas? Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Struktur, Standar-standar, Tanggung jawab, Penghargaan, Dukungan dan Komitmen secara simultan terhadap produktivitas. 1078 Analisis Variabel Iklim Organisasi Yang Menentukan Produktivitas Pengrajin(Darlis) 2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Struktur, Standar-standar, Tanggung jawab, Penghargaan, Dukungan dan Komitmen secara varsial terhadap produktivitas. 3. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh variabel iklim organisasi yang paling dominan terhadap produktivitas. Manfaat Penelitian Manfaat-manfaat yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Manfaat Teoritis Manfaat teoritis dari penelitian ini adalah memberikan kontribusi bagi studi Administrasi Bisnis khusunya pada kajian Iklim Organisasi. Selain itu, penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi rujukan bagi penelitian selanjutnya dalam bidang kajian iklim organisasi guna menambah khasanah keilmuan di Program Studi Administrasi Bisnis Universitas Mulawarman. 2. Manfaat Praktis Manfaat praktis yang ingin dicapai dalam penelitian ini diharapkan dapat membantu pengrajin usaha tas rotan diKampung Pepas Eheng mengetahui seberapa besar pengaruh Iklim Organisasi terhadap Produktivitas para pengrajin dan juga sebagai bahan evaluasi untuk lebih baik lagi. Kerangka Dasar Teori Pengertian Iklim Organisasi Istilah iklim organisasi (Organizational Climate) pertama kalinya dipakai oleh Kurt Lewin pada tahun 1930-an, yang menggunakan istilah iklimpsikologi(psychological climate), kemudian istilah iklim organisasi dipakai oleh R.Tagiuri dan G. Litwin. Menurut Tigiuri dan Litwin dalam Wirawan (2007:117) bahwa “ Iklim organisasi merupakan kualitas lingkungan internal yang secara relatif terus berlangsung dialami oleh anggota organisasi mempengaruhi perilaku setiap anggotannya”. Sedangkan Litwin dan Stringer dalam wirawan (2007:119) menyatakan bahwa iklim organisasi sebagai “ a concept describing the subjective nature or quality of the organizational environment. Its properties can be perceived or experienced by members of the organization and reported by them in an appropriate questioner. Berdasarkan kedua pengertian diatas maka dapat disimpulkan bahwa iklim organisasi merupakan suatu konsep yang melukiskan sifat subjektif atau kualitas lingkungan organisasi. Dimensi Iklim Organisasi Menurut Robert Stringer dalam Wirawan (2007:131) untuk mengukur iklim organisasi terdapat enam dimensi yang diperlukan yaitu : 1. Struktur (Structure), organisasi merefleksikan perasaan diorganisasi secara baik dan mempunyai peran dan tanggung jawab yang jelas dalam lingkungan organisasi. Struktur tinggi jika anggota organisasi merasa pekerjaan mereka 1079 eJournal Administrasi Bisnis, Volume 5, Nomor 4, 2017: 1076-1090 didefinisikan secara baik. Struktur rendah jika mereka merasa tidak ada kejelasan mengenai siapa yang melakukan tugas dan mempunyai kewenangan mengambil keputusan. 2. Standar-standar (standars) dalam suatu orgaisasi mengukur perasaan tekanan untuk meningkatkan kinerja dan derajat kebanggaan yang dimiliki oleh anggota organisasi dalam melakukan pekerjaan dengan baik. Standar-standar tinggi artinya anggota organisasi selalu berupaya mencari jalan untuk meningkatkan kinerja. Standar-standar rendah merefleksikan harapan yang lebih rendah untuk kinerja. 3. Tanggung jawab (responsibility) merefleksikan perasaan karyawan bahwa mereka menjadi “bos diri sendir”dan tidak memerlukan keputusannya dilegitimasi oleh anggota organisasi lainnya. Persepsi tanggung jawab tinggi menunjukkan bahwa anggota organisasi merasa didorong untuk memecahkan problemnya sendiri. Tanggung jawab rendah menunjukkan bahwa pengambilan resiko dan percobaan terhadap pendekataan baru tidak diharapkan. 4. Penghargaan (recognition) mengindikasikan bahwa anggota organisasi merasa dihargai jika mereka dapat menyelesaikan tugas secara baik. Penghargaan merupakan ukuran penghargaan dihadapkan dengan kritik dan hukuman atas penyelesaian pekerjaan. Iklim organisasi yang menghargai kinerja berkarakteristik keseimbangan antara imbalan dan kritik. Penghargaan rendah artinya penyelesaian pekerjaan dengan baikdiberi imbalan secara tidak konsisten. 5. Dukungan (Support) merefleksikan perasaan percaya dan saling mendukung yang terus berlangsung di antara anggota kelompok kerja. Dukungan tinggi jika anggota organisasi merasa bahwa mereka bagian tim yang berfungsi dengan baik dan merasa memperoleh bantuan dari atasannya, jika mengalami kesulitan dalam menjalankan tugas. Jika dukungan rendah, anggota organisasi merasa terisolasi atau tersisih sendiri. Dimensi iklim organisasi ini menjadi sangat penting untuk model bisnis yang ada saat ini, dimana sumber-sumber sangat terbatas. 6. Komitmen (commitment) merefleksikan perasaan bangga anggota terhadap organisasinya dan derajat keloyalan terhadap pencapaian tujuan organisasi. Perasaan komitmen kuat berasosiasi dengan loyalitas personal. Level rendah komitmen artinya karyawan merasa apatis terhadap organisasi dan tujuannya. Pengertian produktivitas Menurut Anorga dan Suyati (2007:240) produktivitas mengandung pengertian yang berkenaan dengan konsep ekonomis, filosofis dan sistem. Sebagai konsep ekonomis, produktivitas berkenaan dengan usaha atau kegiatan manusia untuk menghasilkan barang atau jasa yang berguna untuk pemenuhan kebutuhan manusia dan masyarakat pada umumnya. Sebagai konsep filosofis, produktivitas mengandung pandangan hidup dan sikap mental yang selalu berusaha untuk meningkatkan mutu kehidupan dimana keadaan hari ini harus 1080 Analisis Variabel Iklim Organisasi Yang Menentukan Produktivitas Pengrajin(Darlis) lebih baik dari hari kemarin, dan mutu kehidupan hari esok harus lebih baik dari hari ini. Hal inilah yang memberi dorongan untuk berusaha dan mengembangkan diri. Sedangkan konsep sistem, memberikan pedoman pemikiran bahwa pencapaian suatu tujuan harus ada kerja sama atau keterpaduan dari unsur-unsur yang relevan sebagai sistem. Dapat dikatakan bahwa produktivitas adalah perbandingan antara hasil dari suatu pekerjaan karyawan dengan pengorbanan yang telah dikeluarkan. Faktor - faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja Setiap perusahaan berkeinginan agar tenaga kerja yang dimiliki mampu meningkatkan produktivitas yang tinggi. Produktivitas tenaga kerja dipengaruhi oleh beberapa faktor baik yang berhubungan dengan tenaga kerja itu sendiri maupun faktor lain, seperti tingkat pendidikan, keterampilan, disiplin, sikap dan etika kerja, motivasi, gizi dan kesehatan, tingkat penghasilan, jaminan sosial, lingkungan kerja, iklim kerja, teknologi, sarana produksi, manajemen dan prestasi. Menurut Simanjuntak dalam Sutrisno(2009:102-103), ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi produktivitas kerja karyawan yaitu: 1. Pelatihan Latihan kerja dimaksudkan untuk melengkapi karyawan dengan keterampilan dan cara-cara yang tepat untuk menggunakan peralatan kerja. Untuk itu latihan kerja diperlukan bukan saja sebagai pelengkap, akan tetapi sekaligus untuk memberikan dasar-dasar pengetahuan. Karena dengan latihan berarti karyawan belajar untuk mengerjakan sesuatu dengan benar-benar dan tepat, serta dapat memperkecil atau meninggalkan kesalahan kesalahan yang pernah dilakukan. (Stoner, 2006:52), mengemukakan bahwa peningkatan produktivitas bukan pada pemutakhiran peralatan, akan tetapi pada pengembangan karyawan yang paling utama. Dari hasil penelitian, beliau menyebutkan 75% peningkatan produktivitas justru dihasilkan oleh perbaikan pelatihan dan pengetahuan kerja, kesehatan dan alokasi tugas. 2. Mental dan kemampuan fisik karyawan Keadaan mental dan fisik karyawan merupakan hal yang sangat penting untuk menjadi perhatian bagi organisasi, sebab keadaan fisik dan mental karyawan mempunyai hubungan yang sangat erat dengan produktivitas kerja karyawan. 3. Hubungan antara atasan dan bawahan Hubungan atasan dan bawahan akan mempengaruhi kegiatan yang dilakukan sehari-hari. Bagaimana pandangan atasan terhadap bawahan, sejauh mana bawahan diikutsertakan dalam penentuan tujuan. Sikap yang saling jalinmenjalin telah mampu meningkatkan produktivitas karyawan dalam bekerja. Dengan demikian, jika karyawan diperlakukan secara baik, maka karyawan tersebut akan berpartisipasi dengan baik dalam proses produksi, sehingga akan berpengaruh pada tingkat produktivitas kerja. Dengan demikian, jika karyawan diperlakukan secara baik oleh atasan atau adanya hubungan antar karyawan yang baik, maka karyawan tersebut akan 1081 eJournal Administrasi Bisnis, Volume 5, Nomor 4, 2017: 1076-1090 berpartisipasi dengan baik dalam proses produksi, sehingga akan berpengaruh pada tingkat produktivitas kerja. Indikator Produktivitas Menurut Edy Sutrisno (2011:211) produktivitas merupakan hal yang sangat penting bagi para karyawan yang ada di perusahaan. Dengan adanya produktivitas kerja diharapkan pekerjaan akan terlaksana secara efisien dan efektif, sehingga ini semua akhirnya sangat diperlukan dalam pencapaian tujuan yang sudah ditetapkan. Untuk mengukur produktivitas kerja diperlukan suatu indikator yaitu sebagai berikut: 1. Kemampuan Mempunyai kemampuan untuk melaksanakan tugas. Kemampuan seorang karyawan sangat bergantung pada keterampilan yang dimiliki serta profesionalisme mereka dalam bekerja. Iini memberikan daya untuk menyelesaikan tugas-tugas yang diembannya kepada mereka. 2. Meningkatkan hasil yang dicapai Berusaha untuk meningkatkan hasil yang dicapai. Hasil merupakan salah satu yang dapat dirasakan baik oleh yang mengerjakan maupun yang menikmati hasil pekerjaan tersebut. Jadi, upaya untuk memanfaatkan produktivitas kerja bagi masing-masing yang terlibat dalam suatu pekerjaan. 3. Semangat kerja Ini merupakan usaha untuk lebih baik dari hari kemarin. Indikator ini dapat dilihat dari etos kerja dan hasil yang dicapai dalam satu hari kemudian dibandingkan dengan hari sebelumnya. 4. Pengembangan diri Senantiasa mengembangkan diri untuk meningkatkan kemampuan kerja. Pengembangan diri dapat dilakukan dengan melihat tantangan dan harapan dengan apa yang akan dihadapi. Semakin kuat tantangannya, pengembangan diri mutlak dilakukan. Begitu juga harapan untuk menjadi lebih baik pada gilirannya akan sangat berdampak pada keinginan karyawan untuk meningkatkan kemampuan. 5. Mutu Selalu berusaha untuk meningkatkan mutu lebih baik dari yang telah lalu. Mutu merupakan hasil pekerjaan yang dapat menunjukkan kualitas kerja seseorang pegawai. Jadi meningkatkan mutu bertujuan untuk memberikan hasil yang terbaik pada gilirannya akan sangat berguna bagi perusahaan dan dirinya sendiri. 6. Efisiensi Perbandingan antara hasil yang dicapai dengan keseluruhan sumber daya yang digunakan. Masukan dan keluaran merupakan aspek produktivitas yang memberikan pengaruh yang cukup signifikan bagi karyawan. Ciri-Ciri Karyawan Produktif Adapun ciri-ciri pegawai produktif menurut Dale Timpe (2007:136) yaitu: 1. Cerdas dapat belajar dengan cepat 1082 Analisis Variabel Iklim Organisasi Yang Menentukan Produktivitas Pengrajin(Darlis) 2. Kompeten secara profesionalatau teknis yaitu selalu memperdalam pengetahuan dalam bidangnya. 3. Kreatif dan inovatif dengan memperlihatkan kecerdikan dan keanekaragaman. 4. Bekerja dengan “cerdik”yaitu menggunakan logika, mengorganisasikan pekerjaan dengan efisien, tidak mudah macet dalam pekerjaan. Selalu memperhatikan kinerja rancangan, mutu, kehandalan, pemeliharaan, keamanan, mudah dibuat, produktivitas, biaya dan jadwal. 5. Selalu mencari perbaikan, tetapi tahu kapan harus berhenti menyempurnakannya. Metode Penelitian Metode dalam pengerjaan skripsi ini adalah metode penelitian deskriptif. Menurut Sekaran (2010:105), descriptive study yaitu “Undertaken in order to ascertain and be able to describe the characteristics of the variable of interest in a situation”. Pemilihan metode ini dimaksudkan agar penulis dapat menggambarkan keadaan suatu perusahaan atau organisasi secara menyeluruh dan bertujuan untuk memecahkan masalah yang ada dengan menggambarkan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat dan hubungan antara satu hal dengan hal lainnya. Metode ini kemudian akan dilanjutkan dengan analisis data secara kualitatif dan kuantitatif dengan menggunakan uji statistik kemudian penulis memberikan kesimpulan saran untuk usaha-usaha perbaikan atas situasi dan masalah yang dihadapi masing-masing organisasi. Populasi, Sampel dan Sampling Menurut Sekaran dan Bougie (2010:262) : “Population refers to the entire group of people,events, or things of interest that the researcher wishes to investigate. It is the group of people, events, or things, of interest for which the researcher wants to make inferences (based on sample statistics)”. Populasi merupakan jumlah keseluruhan dari unit yang akan diteliti. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pengrajin sedangkan sampel yang digunakan adalah sampel jenuh untuk seluruh pengrajin tas rotan di Kampung Pepas Eheng Kutai Barat yang berjumlah 45 orang. Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini, terdiri dari dua jenis, yaitu: 1. Data Primer Yaitu data yang perlu dikumpulkan dan diolah sendiri oleh suatu organisasi atau perorangan langsung dari objeknya. Data yang termasuk yaitu data hasil wawancara, observasi dan kuesioner yang diisi oleh responden. 2. Data Sekunder Yaitu data yang telah ada dan tak perlu dikumpulkan sendiri oleh penulis karena telah dikumpulkan dan diolah oleh pihak lain. Data yang termasuk yaitu data dari sejumlah buku, jurnal dan internet. 1083 eJournal Administrasi Bisnis, Volume 5, Nomor 4, 2017: 1076-1090 Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti adalah studi lapangan (field study. Studi lapangan dilakukan untuk mendapatkan data primer. Penelitian ini dilakukan dengan mencari data secara langsung dari objek yang diteliti. Dengan demikian hasilnya dapat diyakini kebenarannya. Cara yang digunakan penulis dalam melakukan studi lapangan yaitu: a) Kuesioner Kuesioner disebarkan untuk mengetahui pendapat, tanggapan dan jawaban dari responden yaitu para pengrajin tas rotan pada kelompok-kelompok usaha di Kampung Pepas Eheng Kecamatan Barong Tongkok Kabupaten Kutai Barat. b) Wawancara dan Observasi Wawancara dilakukan pada konsumen pengrajin tas rotan dan pada pihak kelompok-kelompok usaha yang peduli pada pengembangan tas rotan yang memiliki Kantor di Kampung Pepas Eheng Kecamatan Barong Tongkok Kabupaten Kutai Barat. Alat ukur data Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan analisis statistik deskripsif, yaitu dengan menyebarkan 45 kuesioner yang diisi orang pengerajin tas rotan di kampung Pepas Eheng di Kutai Barat . statistik deskripstif memberikan gambaran mengenai suatu data. Dalam hal ini, statistik deskriptif menjelaskan mengenai karakteristik responden dan variabel yang digunakan. Gambaran umun mengenai karakteristik responden dijelaskan dengan tabel statistik responden yang diukur dengan skala bukan pembanding yaitu skala Likert. Hasil Penelitian Pengaruh Iklim Organisasi Secara Simultan Terhadap Produktivitas Digunakan untuk mengetahui apakah variabel-variabel independen secara simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Derajat kepercayaan yang digunakan adalah 5 %. Apabila nilai F hasil perhitungan lebih besar dari nilai F tabel maka hipotesis alternatif yang menyatakan bahwa semua variabel independen secara stimultan berpengaruh signifikan tehadap variabel dependen (Gunjarati, 2011). Hasil penelitian ini juga mengkonfirmasi penelitian sebelumnya dengan judul “Pengaruh Iklim Organisasi Terhadap Produktivitas Kerja Di Unit Pelaksana Teknis Kurikulum Kecamatan Jasinga Kabupaten Bogor” Ayi Karyana (2012), menunjukkan secara simultan terbukti bahwa iklim organisasi yang terdiri dari dimensi struktur, arus komunikasi, tanggung jawab, penghargaan, imbalan dan sangsi dan penggunaan teknologi informasi berpengaruh positif terhadap produktivitas kerja di UPTK. Pengaruh positif tersebut menyatakan bahwa dimensi struktur, arus komunikasi, tanggung jawab, penghargaan, imbalan dan sangsi dan penggunaan teknologi informasi mempunyai peranan yang penting dalam efisiensi dan efektivitas produktivitas kerja. Sedangkan dimensi lain dari 1084 Analisis Variabel Iklim Organisasi Yang Menentukan Produktivitas Pengrajin(Darlis) iklim organisasi yang tidak diteliti pada kajian ini diduga antara lain koordinasi, kerjasama dan lainnya yang berada di lingkungan UPT Kurikulum Kecamatan Jasinga Kabupaten Bogor. Menurut Muhammad (2009: 82) iklim organisasi adalah: ”Kualitas yang relatif abadi dari lingkungan internal organisasi yang dialami oleh anggotaanggotanya, mempengaruhi tingkah laku mereka serta dapat diuraikan dalam istilah nilai-nilai suatu set karakteristik tertentu dari lingkungan”. Dalam mengukur Iklim organisasi penulis mengacu pada dimensi-dimensi iklim organisasi yang dikemukakan oleh Menurut Robert Stringer dalam Wirawan (2007:131) yaitu : Struktur, Standar-standar , Tangung jawab, Penghargaan, Dukungan dan Komitmen. Berdasarkan teori dan hasil perhitungan, maka dapat disimpulkan bahwa secara bersama-sama sub variabel independent yang terdiri dari Struktur (X1), Standar-standar (X2), Tangung jawab (X3), Penghargaan (X4), Dukungan (X5) dan Komitmen (X6) berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel dependent yaitu Produktivitas (Y). Pengaruh Iklim Organisasi Secara Parsial Terhadap Produktivitas Pada dasarnya menunjukan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual menerangkan variasi variabel terikat (Ghozali, 2011). Pengujian parsial regresi dimaksudkan untuk mengetahui apakah variabel bebas secara individual mempunyai pengaruh terhadap variabel terikat dengan asumsi variabel yang lain itu konstan. Berikut adalah pembahasan dan pengaruh masing-masing variabel independent secara parsial : 1. Struktur Struktur merupakan perasaan diorganisasi secara baik mempunnyai peran dan tanggung jawab yang jelas dalam lingkungan organisasi, Wirawan (2007:131). Dengan hasil penelitian pengrajin rata-rata mengetahui jenis pekerjaan, hasil pekerjaan, tugas dan tangung jawab masing-masing. Dengan hasil penelitian adanya pengaruh Struktur terhadap produktivitas, hasil penelitian ini dibuktikan dengan uji hipotesis, selain itu hasil observasi menunjukan bahwa pengaruh Struktur sangat kuat dibuktikan dengan wawancara seluruh pengrajin menyatakan bahwa mereka menguasai berbagai jenis proses pekerjaan pembuatan tas rotan, hal ini didasari dari budaya masyarakat Pepas Eheng dengan etnis Dayak Benuaq yang menjadikan tas rontan tidak terlepas dari kehidupan sehari-hari dan dalam proses pembutan tas tersebut sebelum diperjualbelikan seperti sekarang rata-rata masyarakat disana membuatnya sendiri. Adapun proses tersebut mulai dari proses pengambilan bahan baku rotan dihutan, setelah rotan dibawa ketempat produksi maka dikejakan oleh bagian meraut untuk membersihkan dan membentuk rotan menjadi ukuran-ukuran tertentu sesuai kebutuhan, selanjutkan rotan yang sudah dibentuk sesuai ukuran yang diinginkan, selanjutnya memasuki tahap pewarnaan dimana untuk 1085 eJournal Administrasi Bisnis, Volume 5, Nomor 4, 2017: 1076-1090 warna sendiri khususnya tas rotan ini relatif hanya mengunakan dua warna yaitu warna asli dari rotan itu sendiri dan warna hitam yang berasalah dari akar kayu khusus yang melalui proses perebusan bersama dengan baku rotan. Setelah melaui proses pewarnaam maka dilanjutkan ke proses penganyaman disinilah berbagai macam motif dan ukuran tas rotan dibuat berdasarkan pesanan atau sesuai motif yang paling laku terjual. Dan terakhir proses pemasaran melalui unit UKM yang telah disediakan oleh pemerintah daerah Kab. Kutai Barat dan ada juga yang melalui pameran didalam maupun diluar daerah. Paparan diatas mengambarkan bahwa para pengrajin memahami jenis dan hasil pekerjaan serta tugas dan tanggung jawabnya sebagai seorang pengrajin. Mereka bangga mejadi bagian dari pelestarian budaya daerah/suku mereka, hal ini mempengaruhi produktivitas kerja mereka. 2. Standar-standar Standar-standar digunakan untuk mengukur perasaan tekanan untuk meningkatkan kinerja dan derajat kebangaan yang dimiliki oleh anggota organisasi dalam melakukan pekerjaan dengan baik, Wirawan (2007:131). Penelitian terhadap standar tas rotan, pekerjaan yang sesuai standar dan peningkatan hasil pekerjaan. Dengan hasil penelitian tidak adanya pengaruh Standar-standar terhadap produktivitas, hasil penelitian ini dibuktikan dengan uji hipotesis. Selain itu hasil observasi menunjukan tidak ada pengaruh Standar-standar terhadap produktivitas dibuktikan dengan hasil analisa penulis UKM sudah berusaha untuk menetapkan standar-standar untuk memacu kinerja para pengrajin. Namun, hal tersebut tidak mempengaruhi produktivitas para pengrajin, faktor yang menyebabkan hal tersebut adalah nilai-nilai yang dianut para pengrajin dalam proses kerjanya. Nilai yang dimaksud adalah warisan standar yang terdiri dari tas yang diproduksi sesuai standar, standar yang dimaksud adalah adanya nilai Budaya yang secara turun-temurun melekat pada berbagai macam motif tas rotan, yang didalam motif tersebut menceritankan tentang asal-usul tas rotan tersebut, Selain itu juga para pengrajin memang memiliki standar baku untuk menentukan proses penganyaman, ukuran dan kehalusan dalam proses pembentukan rotan (meraut rotan). Didasari hal tersebut para pengrajin sudah bekerja sesuai standar, jadi tanpa adanya standar yang ditentukan oleh UKM para pengrajin sudah bekerja dengan baik, dengan standar yang ada dari mereka sendiri, hal itu dibuktikan dengan perkembangan industri tas rotan yang berkembang dengan pesat dengan yang sekarang menjangkau pasar dalam negeri maupun luar negeri. 3. Tangung jawab Merefleksikan perasaan pengrajin bahwa mereka menjadi bos diri sendiri dan tidak memerlukan keputusanya dilegitimitasi oleh anggota organisasi lainnya, Wirawan (2007:131). Penelitian terhadap tangung jawab rata-rata pengrajin bekerja dengan penuh tanggung jawab, pekerjaan yang ada selalu diselesaikan 1086 Analisis Variabel Iklim Organisasi Yang Menentukan Produktivitas Pengrajin(Darlis) dengan tepat waktu dan dalam menghadapi masalah bisa diselesaikan sendiri. Dengan hasil penelitian tidak adanya pengaruh tangung jawab terhadap produktivitas, hasil penelitian ini dibuktikan dengan uji hipotesis. Selain itu hasil observasi menunjukan tidak ada pengaruh tangung jawab terhadap produktivitas. Namun, hal tersebut tidak mempengaruhi produktivitas para pengrajin, faktor yang menyebabkan hal tersebut adalah nilai-nilai yang dianut para pengrajin dalam proses kerjanya. Nilai yang dimaksud adalah tangung jawab yang terdiri dari pengrajin bekerja dengan penuh tanggung jawab menjaga ketepatan waktu yang diberikan kepada masing-masing pengrajin sesuai jumlah tas rotan yang dipesan dan target waktu penyelesaiannya, serta dalam proses penyelesaian pekerjaan pengrajin terdorong agar bisa menyelesaikan masalahnya sendiri. . 4. Penghargaan Dalam organisasi penghargaan adalah pengrajin merasa dihargai jika mereka dapat menyelesaikan tugas secara baik Wirawan (2007:131). Penelitian terhadap penghargaan dengan pernyataan pengerajin mendapat pujian dari hasil kerja yang baik dari pelanggan, sesama pengrajin ataupun ketua kelompok dan upah yang didapat sudah sesuai dengan nilai tingkat kesulitan pekerjaan yang dilakukan pengrajin. Dengan hasil penelitian tidak adanya pengaruh penghargaan terhadap produktivitas dan banyaknya para pengrajin yang masih mencari sumber penghasilan dibidang lain dengan berladang dan berkebun, hasil penelitian ini dibuktikan dengan uji hipotesis. Mereka memiliki tanggung jawab sebagai pengrajin, namun para pengrajin memiliki kesibukan dibidang lain sebagai contoh sebagian besar selain sebagai pengrajin mereka juga berpropesi sebagai petani (berladang dan menyadap karet), dikarenakan tuntutan ekonomi kebutuhan sehari-hari, biaya pendidikan serta kebutuhan fasion anak-anak mereka. Hal ini terjadi karena penjualan tas rotan tidak bisa menjadi mata pencarian utama karena konsumen tidak datang setiap hari untuk membeli tas yang mereka jual. Namun, hal tersebut tidak mempengaruhi produktivitas para pengrajin, faktor yang menyebabkan hal tersebut adalah nilai-nilai yang dianut para pengrajin dalam proses kerjanya. Nilai yang dimaksud adalah penghargaan yang terdiri dari pengrajin merasa senang mendapat pujian dari hasil pekerjaan yang rapi serta tambahan-tambahan ornamen pada tas yang mereka produksi, serta upah yang didapatkan sesuai dengan pekerjaan yang dilakukan, upah yang dimaksud ialah setiap pengrajin mendapat besar kecilnya upah tergantung dari motif, ukuran dan berapa jumlah tas mereka buat laku dibeli konsumen dan upah yang didapat sesuai dengan yang diharapka, yang dimaksud adalah seluruh nilai dari harga jual tas rotan untuk masing-masing pengrajin yang membuatnya, kelompok hanya sebagai fasilitas untuk promosi dan penjualan saja. 1087 eJournal Administrasi Bisnis, Volume 5, Nomor 4, 2017: 1076-1090 5. Dukungan Perasaan saling percaya dan saling mendukung yang terus berlangsung diantara anggota kelompok dalam bekerja, Wirawan (2007:131). Hasil penelitian terhadap Dukungan dengan psernyataan pengrajin merasa kelompok memberikan kesempatan serta memfasilitasi pengrajin untuk mengembangkan pengetahuan dan keterampilan, dari segi kreasi motif dan jenis tas rotan kelompok juga sangat medukung dan hubungan antara pengarajin terjalin akrab baik didalam maupun diluar lingkungan tempat kerja. Hasil penelitian menunjukan adanya pengaruh dukungan terhadap produktivitas, hasil penelitian ini dibuktikan dengan uji hipotesis. saling mendukung memang sudah mejadi budaya masyarakat kampung Pepas Eheng yang mayoritas suku Dayaq Benuaq, secara turun-temurun sejak dahulu sepanjang apa yang dilakuan itu positif apa lagi tujuannya untuk mensejahterakan dan melestariakan budaya itu sendiri. Walaupun ada dukungan konkrit oleh UKM, Disperindakop dan ketua kelompok tidak cukup membuat para pengrajin lebih produktif karena pengrajin tidak dapat secara cepat beradaptasi dengan dukukungan itu, dari segi penyampaian maupun prakteknya tidak dilakukan secara berkelanjutan, Terutama untuk beradaptasi dengan model tas yang harus mengikuti fasion masa kini, selain itu sebagian pengrajin lebih memilih bekerja memproduksi dengan model yang sudah ada sejak dahulu karena lebih mudah proses pengerjaannya. Hal ini juga disebabkan sebagian besar para pengrajin ini berusia diatas usia produktif dan tingkat pendidikan yang rendah. 6. Komitmen Perasaan bangga anggota terhadap organisasinya dan derajat keloyalan terhadap pencapaian tujuan organisasi, Wirawan (2007:131). Penulis melakukan penelitian terhadap komitmen dengan penyataan merasa ikut merasa memiliki terhadap kelompok yang ada, pengrajin memiliki loyalitas yang tinggi terhadap pekerjaan yang dikerjakan dan merasa bangga menjadi seorang pengrajin tas rotan. Dengan hasil penelitian menunjukan tidak adanya pengaruh komitmen terhadap produktivitas, hasil penelitian ini dibuktikan dengan uji hipotesis. Hasil observasi juga membuktikan bahwa komitmen tidak berpengaruh tehardap produktivitas, hal ini dikarenakan hampir sama dengan masalah yang ada divariabel tanggung jawab, divariabel komitmen juga mengalami masalah pengrajin yang kurang berkomitmen dengan pekerjaannya sebagai pengrajin, karena masih disibukkan dengan kegiatan berladang dan berkebun. Hal inilah yang menjadi faktor utama penyebab kurangnya komitmen pengrajin. Namun, hal tersebut tidak mempengaruhi produktivitas para pengrajin, faktor yang menyebabkan hal tersebut adalah nilai-nilai yang dianut para pengrajin dalam proses kerjanya. Bicara tentang komitmen jika dilihat dari nilai budaya sangat jelas para pengrajin sangat mengahargai hal tersebut, karena apa yang dikerja bukan sebatas nilai materi saja, komitmen yang dimaksud disini adalah 1088 Analisis Variabel Iklim Organisasi Yang Menentukan Produktivitas Pengrajin(Darlis) nilai seni yang tinggi serta kebanggan yang lebih para pengrajin bisa sekaligus melestarikan seni budaya yang turun-temurun dari nenek moyang mereka. Pengaruh Iklim Organisasi Yang Paling Berpengaruh Terhadap Produktivitas Dari semua sub variabel independent yaitu Struktur (X1), Standar-standar (X2), Tangung jawab (X3), Penghargaan (X4) dan Komitmen (X6). sub variabel Struktur dan Dukungan merupakan sub variabel independent yang paling dominan pengaruhnya terhadap Produktivits (Y), dengan uji hipotesis Nilai Thitung > T tabel paling tinggi yaitu sub variabel Struktur. Struktur Organisasi adalah suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian serta posisi yang ada pada suatu organisasi atau perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasional untuk mencapai tujuan yang di harapakan dan di inginkan. Struktur Organisasi menggambarkan dengan jelas pemisahan kegiatan pekerjaan antara yang satu dengan yang lain dan bagaimana hubungan aktivitas dan fungsi dibatasi. Dalam struktur organisasi yang baik harus menjelaskan hubungan wewenang siapa melapor kepada siapa, jadi ada satu pertanggung jawaban apa yang akan di kerjakan. selain itu hasil observasi menunjukan bahwa pengaruh Struktur sangat kuat dibuktikan dengan wawancara seluruh pengrajin menyatakan bahwa mereka menguasai berbagai jenis proses pekerjaan pembuatan tas rotan, hal ini didasari dari budaya masyarakat Pepas Eheng dengan etnis Dayak Benuaq yang menjadikan tas rontan tidak terlepas dari kehidupan sehari-hari dan dalam proses pembutan tas tersebut sebelum diperjualbelikan seperti sekarang rata-rata masyarakat disana membuatnya sendiri. Maka dapat disimpulkan berdasarkan teori dan hasil observasi, secara struktur para pengrajin menguasaikan bidangnya masing-masing, hal tersebut yang mampu meningkatkan produktivitas para pengrajin. Penutup Menurut hasil penelitian disimpulkan bahwa Sub variabel Struktur, Standarstandar, Tanggung jawab, Penghargaan, Dukungan dan Komitmen, berpengaruh secara simultan terhadap produktivitas. Menurut hasil penelitian disimpulkan bahwa sub variabel Struktur dan Dukungan merupakan sub variabel independent yang berpengaruh secara parsial terhadap Produktivitas. Menurut hasil penelitian disimpulkan bahwa Sub Variabel yang memiliki pengaruh yang paling dominan terhadap produktivitas adalah sub variabel Struktur. Para pengrajin khususnya yang menguasai penuh proses pembuatan tas rotan yang secara model dan bentuk sudah beradaptasi dengan tren dan mode masa kini yang paling diminati, diharapkan saling membagi ilmu pengetahuan dan pengalamannya kepada sesama pengrajin yang belum menguasai proses tersebut, hal tersebut tentunya demi tercapainya produktivitas pengrajin tas rotan Kampung Pepas Eheng. 1089 eJournal Administrasi Bisnis, Volume 5, Nomor 4, 2017: 1076-1090 Para pengrajin yang memahami betul seperti apa jenis produk tas yang mereka hasilkan, terutama khususnya jenis produk tas yang paling diminati konsumen. Supaya bisa tetap konsisten menjaga hasil tersebut dan bisa saling mengarahkan atau membagi ilmunya kepada pengrajin yang lain agar produktivitas bisa terus meningkat. Dengan kondisi sekarang dimana tingginya minat masyarakat terhadap kerajinan khas daerah salah satunya yaitu tas rotan, pengrajin diharapkan benarbenar fokus kepada tugas dan tangung jawab yang diberikan sebagai pengrajin tas rotan. Hal ini bertujuan agar produktivitas para pengrajin terus meningkat. Daftar Pustaka Anoraga, Pandji dan Sri Suryati. 2007. Pelaku Keorganisasian. Jakarta: PT Dunia Pustaka Jaya; A. Dale Timpe. (2006). Kinerja. Jakarta: PT Gramedia Gibson, James L et al 2006, “Organization (Behavior, Stucture,Processes),” Twelfth Edition, Mcgrow Hill. Ghozali, Imam. 2009. Aplikasi Analisis Multivariat Dengan Program SPSS. Semarang : Badan Penerbitan Universitas Dipenogoro. Gomes, Fautino Cardoso, 2007, Manajemen Sumber Daya Manusia, Penerbit Andi, Yogyakarta. Sutrisno, Edi. 2011. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Kencana. Sekaran, Uma dan Roger Bougie. (2010). Edisi 5,Research Method For Business: A Skill Building APPROACH. John Wiley@ Sons, New Rork. Sunyoto, Danang. 2011. Analisis Regresi dan Uji Hipotesis. Jakarta: CAPS Sunyoto, Danang. 2012. Analisis Validitas & Asumsi Klaksi. Yogyakarta : Gava Media Umar, Husen. 2010. Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Wirawan, 2007. Budaya dan Iklim Organisasi. Jakarta : Selemba Empat. Duwi Priyanto, 2016. Belajar Alat Analisis Data Dan Cara Pengolahanya Dengan SPSS : Gava Media 1090