Gangguan Afektif Bipolar episode Manik dengan Gejala

advertisement
Gangguan Afektif Bipolar episode
Manik dengan Gejala Psikotik
Muhammad Hazim Afif b Amirudin
Pendahuluan
• Definisi
• Gangguan bipolar (GB) merupakan
gangguan jiwa yang bersifat episodik dan
ditandai oleh gejala-gejala manic,
hipomanik, depresi, dan campuran,
biasanya rekuren serta dapat berlangsung
seumur hidup
Epidemiologi
• Prevalensi gangguan bipolar di Indonesia hanya
sekitar 2% sama dengan prevalensi skizofrenia.
• Prevalensi antara laki-laki dan wanita sama
besar
• Onset gangguan bipolar adalah dari masa anakanak (usia 5-6 tahun) sampai 50 tahun atau
lebih
• Rata-rata usia yang terkena adalah usia 30
tahun
• Gangguan bipolar cenderung mengenai semua
ras
Etiologi
• Genetik
• Gangguan bipolar memiliki sekurangnya satu
orangtua dengan suatu Gangguan mood, paling
sering Gangguan depresif berat. Jika satu
orangtua menderita gangguan bipolar, terdapat
kemungkinan 25 persen bahwa anaknya
menderita suatu Gangguan mood.
• kedua orangtua menderita Gangguan bipolar,
terdapat kemungkinan 50-75 persen anaknya
menderita Gangguan mood
• Beberapa studi berhasil membuktikan
keterkaitan antara Gangguan bipolar
dengan kromosom 18 dan 22
• Ternyata penderita sindrom Down (trisomi
21) beresiko rendah menderita Gangguan
bipolar
• Adanya hubungan neurotransmitter
dengan Gangguan bipolar.
Neurotransmitter tersebut adalah
dopamine, serotonin, noradrenalin
• Gen yang mengkode monoamine
oksidase A (MAOA), tirosin hidroksilase,
cathecol-ometiltransferase (COMT), dan
serotonin transporter (5HTT)
Biologis
• Terdapat perbedaan gambaran otak
antara kelompok sehat dengan penderita
bipolar
• Melalui pencitraan magnetic resonance
imaging (MRI) dan positron-emission
tomography (PET), didapatkan jumlah
substansia nigra dan aliran darah yang
berkurang pada korteks prefrontal
subgenual
• Korteks prefrontal, amygdale, dan
hippocampus merupakan bagian dari otak
yang terlibat dalam respon emosi (mood
dan afek).
• Ekspresi oligodendrosit-myelin berkurang
pada otak penderita bipolar
• Bila jumlah oligodendrosit berkurang,
maka dapat dipastikan komunikasi antar
saraf tidak berjalan lancar
Lingkungan
• Stress yang menyertai episode pertama
dari Gangguan bipolar dapat
menyebabkan perubahan biologik otak
yang bertahan lama
• Dapat menyebabkan perubahan keadaan
fungsional berbagai neurotransmitter dan
sistem pemberian signal intraneurona
Gejal Klinis
•
•
Episode Manik
Paling sedikit satu minggu (bisa kurang, bila dirawat) pasien
mengalami mood yang elasi, ekspansif, atau iritabel. Pasien
memiliki, secara menetap, tiga atau lebih gejala berikut (empat atau
lebih bila hanya mood iritabel) yaitu:
Grandiositas atau percaya diri berlebihan
Berkurangnya kebutuhan tidur
Cepat dan banyaknya pembicaraan
Lompatan gagasan atau pikiran berlomba
Perhatian mudah teralih
Peningkatan energy dan hiperaktivitas psikomotor
Meningkatnya aktivitas bertujuan (social, seksual, pekerjaan dan
sekolah)
Tindakan-tindakan sembrono (ngebut, boros, investasi tanpa
perhitungan yang matang)
• Gejala yang derajatnya berat dikaitkan
dengam penderitaan, gambaran psikotik,
hospitalisasi untuk melindungi pasien dan
orang lain, serta adanya Gangguan fungsi
sosial dan pekerjaan.
Sindrom Psikotik
• Pada kasus berat, pasien mengalami
gejala psikotik. Gejala psikotik yang paling
sering yaitu:
Halusinasi (auditorik, visual, atau bentuk
sensasi lainnya)
Waham
Differential Diagnosis
• Terdapat beberapa gangguan mental
lainnya yang memiliki gejala yang sama
dengan gangguan bipolar seperti
skizofrenia, skizoafektif, intoksikasi obat,
gangguan skizofreniform, dan gangguan
kepribadian ambang.
• salah satu masalah yang paling lazim
ialah pembedaan gangguan ini dengan
skizofrenia, terutama bila fase
perkembanganya melalui hipomania
terlewati
• dijumpai hanya pda puncak penyakitnya
ketika waham yang banyak, perbicaraan
kacau dan eksitasi kekerasan
mengaburkan gagguan dasar afektif.
• pembaikan setelah pemakaian nuroleptika
pun dapat merupakan masalah diagnostik
pada masa mereka pulih pada tingkat
aktivitas fisik dan mental namun masih
berwaham dan berhalusinasi.
• jika timbul sekali-sekali dapat dicantumkan
pada skizofrenia (f20.x)
• jika mencolok dan menetap, diagnosis
skizoafektif (f25.x) mungkin lebih tepat.
FDA Approved Bipolar Disorder Treatments
Agents
Manic
Mixed
Depression
Maintenance
Lithium
√
–
–
√
Divalproex DR
√
–
–
–
Divalproex ER
√
√
–
–
Carbamazepine ER
√
√
–
–
MOOD STABILISER
- Physicians’ Desk Reference®. 60th ed. Montvale, NJ: Medical Economics
Co;
–
2006*
ATYPICALS
Risperidone
√
√
–
–
Olanzapine
√
√
–
√
Quetiapine
√
–
√
√
Ziprasidone
√
√
–
–
Aripiprazole
√
√
–
√
Lamotrigine
–
–
–
+
Olanzapine/fluoxetine
–
–
√
–
OTHER
Penatalaksanaan Terapi Farmakologi
Pada Mania Akut
Lini 1
• Terapi:
• -Litium, diivalproat, olanzapin, risperidon, quetiapin, quetiapin XR,
aripiprazol, litium atau divalproat + risperidon, litium atau divalproat
+ quetiapin, litium atau divalproat + olanzapin, litium atau divalproat
+ aripiprazol.3,9
•
•
•
Lini 2
Terapi:
-Karbamazepin, Terapi Kejang Listrik (TKL), litium + divalproat,
paripalidon
•
•
•
Lini 3
Terapi:
-Haloperidol, klorpromazin, litium atau divalproat haloperidol, litium
+karbamazepin, klozapin
Psikoterapi
•
Cognitive behavioral therapy (CBT) membantu penderita gangguan
bipolar untuk mengubah pola pikir dan perilaku negative.
•
Family-focused therapy melibatkan anggota keluarga. Terapi ini juga
memfokuskan pada komunikasi dan pemecahan masalah.
•
Interpersonal and social rhythm therapy membantu penderita
gangguan bipolar meningkatkan hubungan sosial dengan orang lain
dan mengatur aktivitas harian mereka.
•
Psychoeducation mengajarkan pada penderita gangguan bipolar
mengenai penyakit yang mereka derita beserta dengan
penatalaksanaannya. Terapi ini membantu penderita mengenali
gejala awal dari episode baik manik maupun depresi sehingga
mereka bisa mendapatkan terapi sedini mungkin
Pendidikan dan Pencegahan
• intervensi dengan penyuluhan
• Penjelasan : gangguan bipolar
• perlukan cara untuk mengawasi alam perasaan
dalam waktu 1 hari yang dapat terjadi marah,
sensitif dan kesenangan yang berlebihan
• Penting untuk mengatur pola tidur yang normal
(contohnya waktu saatnya tidur yang sama,
mencoba untuk tidur dalam kuantitas yang sama
sebelum sakit serta hindari kebutuhan tidur yang
berlebihan dari biasanya
• Kekambuhan perlu dicegah dengan
mengenali gejala, seperti berkurangnya
waktu tidur, menghabiskan uang atau
merasa lebih enegik dari biasanya dan
segera mulai terapi jika hal tersebut terjadi.
• Pasien yang berada dalam keadaan manik
tidak sadar akan penyakit yang sedang
dideritanya dan merasa hebat serta energi
yang meluap-luap, jadi pengasuh sangat
perlu menjadi bagian dalam upaya
pencegahan.
• Hindari penggunaan alkohol maupun zat
psikoaktif
• Kesehatan fisik, sosial, jiwa anggota
keluarga juga patut diperhatikan
• Perencanaan untuk kembali bekerja atau
bersekolah yang dapat menghindari
pengurangan waktu tidur, memperbaiki
hubungan dukungan sosial, berdiskusi
serta meminta pendapat tentang
keputusan penting misalnya tentang uang
atau keputusan penting lainnya
• Mencari tahu kegiatan pasien, yang jika
dianjurkan dapat mebantu secara
langsung maupun tidak langsung
dukungan psikososial (contohnya
pertemuan keluarga, bepergian bersama
teman, mengunjungi tetangga,
berolahraga)
Rehabilitation
• Memfasilitasi kesempatan kepada pasien
dan perawatnya untuk berpartisipasi
dalam kegitan ekonomi, pendidikan serta
kesenian di lingkungannya baik secara
formal maupun informa
Follow up
• Follow yang berkesinambungan wajib
diperlukan. Tingkat kekambuhannya tinggi
dan pasien yang berada dalam keadaan
manik seringkali tidak sadar untuk
mencari pengobatan bagi dirinya, jadi
pengobatan serta perawatan yang tidak
dilakukan secara bersamaan sangat
merugikan pada saat tertentu
• Pada setiap follow up, gejala serta efek samping
dari pengobatan dan kebutuhan akan intervensi
psikososial perlu dicantumkan.
• Pasien dengan gangguan manik sebaiknya
melakukan evaluasi secara berkala. Evaluasi
harus lebih sering sampai episode manik
berakhir
• Kumpulkan informasi mengenai penyakit serta
terapi dari pasien dan perawatnya, khususnya
yang tentang gejala dan tanda serta
pengelolaan terapi secara bersamaan, saat
hilangnya gejala. Jika pasien tidak memiliki
perawat yang merawatnya pemeriksaan
dilakukan secara berkala, diusahakan merekrut
seorang perawat, idealnya yang berasal dari
lingkungannya dapat teman atau keluarganya
Prognosis
• Prognosis tergantung pada penggunaan
obat-obatan dengan dosis yang tepat,
pengetahuan komprehensif mengenai
penyakit ini dan efeknya, hubungan positif
dengan dokter dan therapist, kesehatan
fisik
• Prognosis pasien gangguan bipolar I lebih
buruk dibandingkan dengan pasien
dengan gangguan depresif berat
• Faktor berikut ini telah dihubungkan
dengan prognosis yang buruk seperti:
durasi episode yang lama, disosiasi
temporal antara Gangguan mood dan
gejala psikotik, dan riwayat penyesuaian
social pramorbid yang buruk.
Download