ETIKA PA

advertisement
ETIKA PROFESI DOKTER,
tantangan dan harapan.
Syarifuddin Wahid
Pertemuan Ilmiah Tahunan IAPI,
Batam 11-16 Agustus 2016.
Etika Profesi Dokter
Menjadi "issue" yang makin menarik untuk
dibicarakan oleh karena:
1. Berkembangnnya tuntutan akan hak-hak azasi
termasuk hak sebagai pasien,
2. Makin berkembangnya fasillitas pelayanan medis
3. Makin meningkatnya kemampuan dokter untuk
melakukan pelayanan medis.
4. Berbagai issue etik dan moral yang "mengancam"
profesi dokter dewasa ini
FUNGSI ETIKA PROFESI
• Menjaga para profesional agar pemikiran,
perasaan dan tindakan mereka dapat terkendali
sehingga terhindar dari perbuatan yang
merugikan diri sendiri, profesi dan masyarakat
(FUNGSI PENGENDALI).
• Melindungi masyarakat dari tindakan-tindakan
yang dapat merugikan penderita dan citra dokter
(FUNGSI PELINDUNG).
• Meningkatkan martabat keilmuan yang diemban
para profesional dan penilaian masyarakat
terhadap dokter itu sendiri (FUNGSI PROMOSI).
FUNGSI ETIKA PROFESI
• Mencegah campur tangan pIhak lain dalam
suatu bidang profesi (MENJAGA KEMURNIAN
DAN SOLIDITAS PROFESI)
• Menghindari terjadinya konflik, baik internal
maupun eksternal (MEMELIHARA
KERUKUNAN )
PEDOMAN/STANDAR ETIKA PROFESI
Didasari atas tradisi luhur kedokteran dimana profesi
dokter merupakan profesi luhur dan mulia yang
melahirkan empat sifat dasar yaitu
• kemurnian niat,
• kesungguhan kerja,
• kerendahan hati, dan
• integrasi ilmiah dan sosial,
maka dirumuskanlah Pedoman Pelaksanaan Kode Etik
Kedokteran Indonesia (KODEKI) yang diterbitkan oleh
Majelis Kehormatan Etik Kedokteran Indonesia (MKEK).
KODEKI
KODEKI mengatur tentang kewajiban umum (12
pasal), kewajiban terhadap penderita(4 fasal),
kewajiban terhadap teman sejawat (2 pasal),
dan kewajiban terhadap diri sendiri (2 fasal).
MASALAH ETIKA PROFESI
Idealisme dalam KODEKI tidak sejalan
dengan kenyataan, banyak sekali
faktor yang memmbuat para dokter
mengabaikan etika profesi.
Sangsi tidak sekeras pelanggran
hukum. Olehnya itu banyak normanorma etik menjadi norma hukum
(UU Praktek Kedokteran).
ETIKA PROFESI DAN CITRA PROFESI.
• Dokter yang senantiasa memelihara etika profesi
akan memberi kontribusi yang signifikan kepada
citra baik profesi yang akan berdampak langsung
pula kepada penghargaan masyarakat terhadap
dokter.
• Pengamalan etika profesi yang JELEK, lambat
atau cepat akan berdampak pada CITRA JELEK
PROFESI yang akan berakibat JELEKNYA
penghargaan dan sikap masyarakat kepada
dokter.
PERAN LEMBAGA PENDIDIKAN, RUMAH SAKIT
DAN ORGANISASI PROFESI.(CPD)
HAM
HUKUM
UU DAN PERATURAN
LAINNYA.
ETIKA/MORAL
(BIOETIK)
STANDAR ETIKA
BIOMEDIK
(DISIPLIN)
STANDAR PROFESI
BUDAYA
PROFESIONAL
(KEHORMATAN
JABATAN DOKTER)
FAKTOR2 YANG BISA MERUSAK BUDAYA PROFESIONAL
Budaya dan prilaku
Masyarakat (konsumerisme)
Pengaruh
faktor
ekonomi
dan dunia
industri.
BUDAYA
PROFESIONAL
(KEHORMATAN
JABATAN DOKTER)
Penegakan Hukum
Personality
Sistem pelayanan
Kesehatan
Contoh jelek
dari
TS/senior.
Beban kerja
berlebihan
Promosi obat
dan alkes
Dapatkah kita berubah dari pelayanan kedokteran yang
‘unstructured’ ke ‘structured’
Tertiary
Secondary
Tertiary care
Secondary care
Primary Care
Tertiary Care
Primary care
KONSUMERISME
(mewah: mobil, rumah, life stile, dll.)
Dorongan kuat untuk
mengumpulkan uang
sebanyak-banyaknya,
KOMERSIALISASI JABATAN DOKTER
(GRATIFIKASI DAN FRAUD)
Rp…..
Rp…??
SEKSI PELAYANAN KESEHATAN UMUM
PEMAKAIAN OBAT BERLEBIHAN
SEKSI PELAYANAN KESEHATAN UMUM
KOMERSIALISASI JABATAN DOKTER
Berdagang dimana dokter menjadi penjual
sesuatu dan pasien menjadi pembeli, yang tak
punya pilihan dan daya tawar.
Kolusi dengan industri farmas dan alkes
(GARATIFIKASI).
Resep rahasia yang hanya bisa dibaca oleh
orang tertentu saja.
Alat canggih untuk promosi berlebihan,
penggunaan tanpa indikasi
CITRA JELEK PROFESI
•SIBUK
•PUJI DIRI
•AROGAN
•AHLAK DAN BUDI PEKERTI
•KONFLIK SESAMA TS
•JASA
•MEMBURU PASIEN
•TEKNOLOGI KEDOKTERAN
•FROUD
•GRATIFIKASI (KOMERSIALISASI
JABATAN)
GRATIFIKASI DAN FRAUD MERUSAK
MARTABAT/INTERGRITAS DOKTER
1.Menggadaikan jabatan dokter kepada
dunia bisnis.
2.Otonomi dokter hilang
3.Tidak jujur kepada pasien
4.Konflik dengan manajemen rumah sakit
atau asuransi
5.Ekstravagansa
6.Meningkatkan harga obat untuk dibagikan
ke dokter.
Masalah etik berkaiatan dengan
• Motivasi uang
• Personality
• Beban kerja berlebihan.
• kondisi lingkungan kerja.
• Team work yg tidak solid.
Motivasi uang
• “Kerjasama” untuk mendapatkan KOMISI dari
farmasi, alat kesehatan dan peralatan
kedokteran. Sudah berlangsung lama dengan
akibat masyarakat akhirnya meragukan apa
yang disampaikan dokter dan berupaya
mencari second opinion. Sekarang dengan
BPJS, semoga komisi-komisi ini akan berakhir.
Motivasi uang
• Persaingan mendapatkan pasien membuat
seorang dokter melupakan moral dalam
menarik sebanyak-banyaknya pasien seperti
menyogok (memberi bonus) kepada mereka
yang mengirim pasien atau mengantar pasien.
• Tuntutan material yang tak terkendali yang
dapat menimbulkan permintaan jasa yang
terlalu tinggi dari norma kepatutan,
membedakan pelayanan dan "menolak halus"
yang diperkirakan tidak dapat memberi imbalan
yang memadai.
Motivasi uang
• Dampak makin canggihnya teknologi
kedokteran yang berarti makin mahal
sehingga dokter/rumah sakit terdorong secara
tidak etik untuk "melunasi peralatan mahal"
dengan menggunakannya pada pasien yang
sebenarnya tidak perlu sesuai indikasi atau
dilakukan berulang-ulang, atau
mempengaruhi pasien agar menggunakannya.
Personality
• Dampak "persaingan" sesama dokter melahirkan
tindakan/ucapan "memuji diri" yang pada
akkhirnya bukan bardampak pada citra dokter
bersangkutan tetapi yang pasti "menurunkan
citra profesi dokter" secara keseluruhan.
• Adanya dokter yang memang diragukan
kompetensi moralnya (ahlak dan budi pekerti).
Personality
• Dokter bisa menjadi manusia paling "arogan"
yang menjalankan "kekuasaannya" dengan
arogansi tinggi. (termasuk arogansi memutuskan
pengobatan dan dalam menetapkan tarif).
Hubungan dokter-pasien memang bukan
hubungan politik yang harus memperhatikan
prinsip-prinsip demokrasi, tetapi menghilangkan
sama sekali hak-hak penderita (informasi, konsen,
dll) bukan saja "tidak bijaksana" tetapi
bertentangan dengan etika profesi dan hukum.
Beban kerja berlebihan.
• Dokter adalah manusia yang paling sibuk dan
sebagai manusia biasa lainnya memerlukan
juga istirahat tetapi panggilan tugas demikian
banyaknya sehingga timbullah citra yang
negatif seperti " tidak lagi melakukan
profesinya menurut ukuran tertinggi" (pasal 2
KODEKI) atau "menolak memberikan
pelayanan"
Tekanan lingkungan kerja.
• Dokter dengan fungsi ganda misalnya dokter
polisi, dokter perusahaan, dokter asuransi, dll.
cenderuang untuk melakukan pelayanan atau
memberi keterangan yang menguntungkan
"tempat kerjanya" dan berupaya tidak
melakukan pelayanan atau meyembunyikan
keterangan yang merugikan "tempat
kerjanya".
BAGAIMANA
ETIKA PROFESI
DI ERA JKN ?
ETIKA DOKTER PADA ERA JKN ?
KOMISI TIDAK SUBUR
BERDAGANG TIPIS KEMUNGKINAN
FRAUD TERAWASI/TERKONTROL ?
TARIF DOKTER TERKENDALI
KONFLIK ???
DIHARAPKAN
ETIKA MENJADI LEBIH BAIK
Definisi Fraud (Permenkes
N0.36/2015)
Kecurangan dalam pelaksanaan program JKN
adalah tindakan yang dilakukan dengan
sengaja oleh peserta, petugas BPJS Kesehatan,
pemberi layanan kesehatan serta penyedia
obat dan alat kesehatan untuk mendapatkan
keuntungan finansial dari program jaminan
kesehatan dalam Sistem Jaminan Sosial
Nasional melalui perbuatan curang yang tidak
sesuai dengan ketentuan.
PESERTA
• Memalsukan kepesertaan
• Memalsukan kondisi kesehatan
• Gratifikasi kepada faskes utk
pelayanan yg tak sesuai
• Memanipulasi penghasilan
• Kerjasama faskes utk klaim
palsu
• Menjual kembai alat/alat kes.
PETUGAS BPJS KESEHATAN
• Kerjasama faskes utk
klaim palsu
• Manipulasi manfaat
• Menahan pembayaran ke
faskes
• Membayar dana kapitasi
tak sesuai ketentuan
Jenis fraud
(Permenkes
No.36/2015)
FKTP
• Pemanfaatan salah
dana kapitasi
• Manipulasi klaim pada
nonkapitasi
• Komisi rujukan
• Menarik biaya dari
peserta
• Rujukan yg tidak sesuai
ketentuan.
Jenis fraud (Permenkes
N0.36/2015)
FKRTL
1. Upcoding
2.
3.
4.
5.
Cloning
Phantom Billing
Inflated Bills
Sevice Unbundling
(Fragmentation)
6. Self referal (kecuali
alasan fasilitas)
7. Repeat billing
8. Prolonged length of
stay
9. Type of room charge
10. Cancelled services
11. No medical value
12. Standard of care
13. Unnecessary
treatment
14. Memperlama
venitlator
15. Phantom visit
16. Phantom procedure
17. Readmisi
Motivasi uang setelah era INA CBG’s (BPJS)
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN:
(ETIKA, DISIPLIN DAN HUKUM)
SIKAP & PRILAKU
DOKTER
IPTEKS
KEDOKTERAN
UU DAN PERATURAN
(SISTEM)
ETIKA
HUKUM
PROFESI
DOKTER
MASYARAKAT
DISIPLIN
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN:
(ETIKA, DISIPLIN, HUKUM DAN ASURANSI)
SIKAP & PRILAKU
DOKTER
IPTEKS
KEDOKTERAN
UU DAN PERATURAN
(SISTEM)
ETIKA
HUKUM
PROFESI
DOKTER
ASURANSI
MASYARAKAT
DISIPLIN
SANGSI BAGI PROFESI DOKTER
• MELANGGAR STANDAR PROFESI DISEBUT
MELANGGAR DISIPLIN, DIADILI DI MAJELIS
KEHORMATAN DISIPLIN KEDOKTERAN
INDONESIA (MKDKI). (UUPK N0. 29 TH.2004).
• MELANGGAR STANDAR ETIK
DISEBUT MELANGGAR ETIK, DIADILI DI ORGANISASI
PROFESI (MKEK-IDI).
• MELANGGAR HUKUM (BUKAN PROFESI)
DIADILI DI PENGADILAN
• MELANGGAR HAM ?
LEMBAGA PENGONTROL ETIKA
PROFESI
MKEK IDI
MKDKI (NEGARA)
DEWAN PERTIMBANGAN KLINIK (KEMENKES)
DEWAN PERTIMBANGAN MEDIK BPJS
TIM KENDALI MUTU DAN KENDALI BIAYA BPJS
KOMITE MEDIK RS
MANAJEMEN RS
KEJAKSAAN/ KPK (HUKUM)
BAGAIMANA PROFESI PA di era JKN
• Sebelum JKN, profesi PA tidak punya/hanya
sedikit peluang untuk melakukan berbagai
pelanggaran etik terutama terkait dengan
motivasi uang.
• Setelah era JKN, profesi PA memiliki peluang
lebih luas untuk pelanggaran etik dalam INACBGs (mis. Fraud).
• Semoga profesi PA dapat terus terjaga.
FRAUD INA CBG’s yang
bisa melbatkan profesi PA
secara tidak langsung
1. Upcoding
2. Cloning
3. Phantom Billing
4. Sevice Unbundling
(Fragmentation)
MASALAH ETIK DALAM PROFESI PA
1. Overdiagnosis untuk klaim (Pasal 2 KODEKI)
2. Penyalinan jawaban untuk jasa medis. (Fasal
7 KODEKI)
3. Tidak peduli dengan data/diagnose klinik
4. Konsultasi dengan konsultan tapi tidak
menyebutkan dalam jawaban. (Fasal 7
KODEKI)
MASALAH ETIK DALAM PROFESI PA
5. Memberitahu diagnosis kepada pasien/
keluarga,
6. Upaya tidak sehat dalam mendapatkan konsul
dari klinisi.
7. Memaksakan diagnosis untuk kepuasan
klinisi.(Pasal 2 KODEKI)
8. Menolak second opinion.
9. Tidak berpartisipasi pada CPC.
MASALAH ETIK DALAM PROFESI PA
9. Tidak ada inform consent untuk tindakan
FNA atau tindakan lainnya.
11. Menolak permintaan TS untuk
menggunakan fasilitas di Laboratorium
patologi anatomi
12. Tidak membuat/memelihara rekam medik
13. Tidak memperlakukan TS sebagaimana ia
ingin diperlakukan. (Pasal 18 KODEKI)
14. ????
HUBUNGAN PASIEN DOKTER
DOKTER ORANG BAIK
BUKAN PENJAHAT
DOKTER PENOLONG
BUKAN PEMERAS
PASIEN
PASIEN
DR
DOKTER PROFESI
KEMANUSIAAN BUKAN
PEDAGANG APALAGI
PENIPU.
DOKTER BUKAN
PEMBUNUH TAPI GAGAL
MENYELAMATKAN NYAWA.
PASIEN
CITRA DOKTER TETAP BAIK
DOKTER BUKAN
MALLPRAKTEK TAPI GAGAL
MENYEMBUHKAN.
TERIMA KASIH DOKTER.
ATAS SEMUA UPAYA YANG
TELAH DIBERIKAN
Download