1e. patofisiologi sesak Penyebab: kardiovaskular : gagal jantung Peningkatan vena pulomonalis dan tekana kapiler pembendungan pembuluh darah paru dan edema paru intentisial peningkatan kerja otot untuk mengembangkan paru pernapasan cepat dn sesak jantung kebutuhan oksigen pernapasan di tingkatkan oleh kerja berlebihan dari otot-otot pernapasan berkurang penghantaran oksigen curah jantung menurun kelelahan otot pernapasan sesasi sesak nafas (isselbacher,2012) 2a. sesak pada saat aktivitas Karna saat aktivitas tubuh kita memerlukan energy dari proses metabolism dengan mengasilkan ATP, pada saat pemebentukan ATP dipengaruhi oleh beberapa system respirasi, kardiovaskuler, hb dan biokomiawi jaringan. Sehingga saat saat aktivitas kemungkinan terjadi ganguan pada system yang perperan tadi. 2b. hubungan sesak dengan 3 bantal Karna posisi ini mengurangi aliran balik vena dan tekanan kapiler paru (isselbacher,2012) 3c. sesak tidak hilang meskipun sudah istirahat Karna pada saat istirahat (dalam posisi berbaring) terjadi restribusi cairan dari obdomen dan extremitas bawah ke dalam peningkata diafragma sesak saat istirahat (isselbacher,2012) 4g. makna perut mual dan penuh Hipertensi Kerja jantung menurun dekom pada jantung kiri hipertrofi ventrikel kiri peningkatan vena pulmonal dan kapiler paru beban pada ventikel dekom pada jantung kanan tidak dapat mengakomodasi semua darah yang secara normal kembali ke sirkulasi vena pembesaran vena abdomen perut terasa penuh dan mual 5.a jvp meingkat Hipertensi Kerja jantung menurun dekom pada jantung kiri hipertrofi ventrikel kiri peningkatan vena pulmonal dan kapiler paru beban pada ventikel dekom pada jantung kanan peningkatan tekana diastole bendungan atrium kanan bendungan pada vena sistemik peningkatan arus balik kestas JVP meningkat Rongki basah Hipertensi Kerja jantung menurun dekom pada jantung kiri hipertrofi ventrikel kiri peningkatan vena pulmonal dan kapiler paru edem pada paru rongki basah Hepatomegali Hipertensi Kerja jantung menurun dekom pada jantung kiri hipertrofi ventrikel kiri peningkatan vena pulmonal dan kapiler paru beban pada ventikel dekom pada jantung kanan peningkatan tekana diastole bendungan atrium kanan bendungan pada vena sistemik hepatomegali Pittimg edema Hipertensi Kerja jantung menurun dekom pada jantung kiri hipertrofi ventrikel kiri peningkatan vena pulmonal dan kapiler paru beban pada ventikel dekom pada jantung kanan tidak dapat mengakomodasi semua darah yang secara normal kembali ke sirkulasi vena retensi cairan pada extremitas bawah pitting edema 5B. Cara Pemeriksaan Tekanan Vena Jugularis 1. Pemeriksa berada di sebelah kanan si penderita. 2. Penderita dalam posisi santai, kepala sedikit terangkat dengan bantal, dan otot strenomastoideus dalam keadaan relaks. Naikkan ujung tempat tidur setinggi 30 derajat, atau sesuaikan sehingga pulsasi vena jugularis tampak paling jelas. 3. Temukan titik teratas dimana pulsasi vena jugularis interna tampak, kemudian dengan Penggari ukurlah jarak vertikal antara titik ini dengan angulus sternalis 4. Apabila anda tak dapat menemukan pulsasi vena jugularis interna, anda dapat mencari pulsasi vena jugularis externa 5. Sudut ketinggian dimana penderita berbaring harus diperhitungkan karena ini mempengaruhi hasil pemeriksaan. Perhatikan apakah ada bendungan pada vena jugularis. Pembendungan menunjukan adanya hipertensi vena, sehingga perlu diukur besarnya tekanan vena jugularis. Bendungan vena bilateral, umumnya ditemukan pada gagal jantung kanan dan timbulnya bersamaan dengan pembengkakan hati, edema perifer, dan asites. Refluks hepato jugular, ditemukan pada gagal jantung kanan. Pengisisan vena jugularis paradoksal pada waktu inspirasi dapat terjadi misalnya pada pernafasan Kussmaul akibat efusi perikardial dan perikarditis konstriktif Apabila dicurigai terjadinya kegagalan jantung kongestif, periksalah adanya abdominojugular (hepatojugular) reflux. Sesuaikan posisi penderita sehingga batas atas pulsasi vena jugularis jelas terlihat pada bagian bawah leher. Tempatkan telapak tangan anda pada tengah abdomen dan pelahan tekan ke dalam, dan tahan tekanan ini sampai 30 60 detik. Tangan harus hangat, dan penderita harus santai dan bernafas dengan mudah. Apabila tangan anda menekan daerah yang nyeri, geser ke daerah lain. Amatilah apakah ada kenaikan tekanan vena jugularis http://fk.unand.ac.id/images/BLOK_1.2_skills_lab_revisi_2012.pdf 8B. Perhitungan Cardiothoracic Ratio (CTR) Setelah foto thorax PA sudah jadi, maka untuk membuat perhitungan CTR nya kita harus membuat garis-garis yang akan membantu kita dalam perhitungan CTR ini. 1. Buat garis lurus dari pertengahan thorax (mediastinum) mulai dari atas sampai ke bawah thorax. 2. Tentukan titik terluar dari kontur jantung sebelah kanan dan namakan sebagai titik A. 3. Tentukan titik terluar dari kontur jantung sebelah kiri dan namakan sebagai titik B. 4. Buat garis lurus yang menghubungkan antara titik A dan B 5. Tentukan titik terluar bayangan paru kanan dan namakan sebagai titik C. 6. Buat garis lurus yang menghubungkan antara titik C dengan garis mediastinum. 7. Perpotongan antara titik C dengan garis mediastinum namakan sebagai titik D Jika foto thorax digambar dengan menggunakan aturan di atas maka akan di dapatkan foto thorax yang sudah di beri garis seperti di bawah ini : Setelah dibuat garis-garis seperti di atas pada foto thorax, selanjutnya kita hitung dengan menggunakan rumus perbandingan sebagai berikut : Ketentuan : Jika nilai perbandingan di atas nilainya 50% (lebih dari/sama dengan 50% maka dapat dikatakan telah terjadi pembesaran jantung (Cardiomegally) Dewanto, pretyo buddi. 2009. Jurnal Biomedika, Volume 1, Nomor 1, Tahun 2009. Perbedaan CTR normal antara proyeksi standar foto thorax dengan proyeksoanterior poeterior supine ekspurasi maksimal/ 5C. Irama Gallop ( gallop ritme ) Adalah irama diamana terdengar bunyi S3 atau S4 secara jelas pada fase Dyastolik, yang disebabkan karena darah mengalir ke ventrikel yang lebih lebar dari normal, sehingga terjadi pengisian yang cepat pada ventrikel Normal : tidak terdapat gallop ritme Abnormal : Gallop ventrikuler ( gallop S3 ) Gallop atrium / gallop presystolik ( gallop S4 ) Gallop dapat terjadi S3 dan S4 ( Horse gallop ) 5D. Cara Kerja : 1. Periksa stetoskop dan gosok sisi membran dengan tangan 2. Tempelkan stetoskop pada sisi membran pada daerah pulmonal, kemudian ke daerah aorta, simak Bunyi jantung terutama BJ2, catat : sifat, kwalitas di banding dg BJ1, splitting BJ2, dan murmur Bj2. 3. Tempelkan stetoskop pada sisi membran pada daerah Tricus, kemudian ke daerah mitral, simak Bunyi jantung terutama BJ1, catat : sifat, kwalitas di banding dg BJ2, splitting BJ1, murmur Bj1, frekwensi DJ, irama gallop. 4. Bila ada murmur ulangi lagi keempat daerah, catat mana yang paling jelas. 5. Geser ke daerah ephigastrik, catat adanya bising aorta. 10. DD - Hipertensi heart deases - Hipertensi pulmonal 16. manifestasi klinis Edem paru, TD meningkat, ortpnea, rongki basah, hipertrofi ventrikel kiri (price,2012