6 BAB II LANDASAN TEORI A Komunikasi 1. Pengertian

advertisement
6
BAB II
LANDASAN TEORI
A Komunikasi
1.
Pengertian Komunikasi
Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication
berasal dari kata latin communication dan bersumber dari kata comunis
yang berarti sama. Menurut Lasswel (dalam Effendy, 2007: 10)
komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada
komunikan melalui media yang menimbulkan efek terterntu.
Menurut Susanto (1997: 1) komunikasi berasal dari perkataan
“communicare”,
yaitu
di
dalam
bahasa
latin
mempunyai
arti
“berpartisipasi” ataupun “memberitahu”.
Lebih lanjut Kridalaksana (2008: 130) komunikasi adalah
penyampaian amanat dari sumber atau pengirim melalui sebuah saluran
Dari
pengertian
para
pakar
dapat
disimpulkan
bahwa
komunikasi adalah penyampaian pesan atau amanat melalui media yang
menimbulkan efek tertentu.
2. Proses Komunikasi
Proses komunikasi pada hakikatnya adalah proses pemyampaian
pikiran/perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain
(komunikan). Di dalam proses komunikasi ada tiga unsur yang sangat
berperan aktif. Pertama, komunikator yang berdiri dan memainkan
model/media komunikasi verbal maupun non-verbal. Kedua, komunikan
6
Analisis Penggunaan Bentuk..., Azizah Mufti, FKIP UMP, 2010
7
(pribadi atau kelompok) adalah pihak yang menerima hubungann dari
komunikator. Ketiga, pesan yaitu unsur terpenting dan inti dalam interaksi
antara komunikator dengan kominikan. Untuk mencapai keberhasilan
komunikasi pesan disampaikan sedemikian rupa, kadangkala dengan
menciptakan stimulan (rangsangan) sehingga komunikan merasakan
respect terhadap pesan. (http://trialianti.blogspot.com/2007/12/12/fungsikomunikasi.html)
Pesan itu diusahakan dengan memakai bahasa, simbol atau
lambang yang sudah dipahami oleh komunikan maupun komunikator itu
sendiri, sehingga salah pengertian (miscommunication) dapat dihindari.
Selain
soal
bahasa
“membangkitkan
yang
kebutuhan
dipergunakan,
atau
pesan
keuntungan
itu
pihak
seharusnya
komunikan”.
(http://trialianti.blogspot.com/2007/12/12/fungsi- komunikasi.html
Begitu juga dalam hal pendidikan, dalam bidang pendidikan
diusahakan agar komunikasi berjalan dengan baik agar pencapaian nilai
dan tujuan serta interaksi yang ada di dalamnya sehingga implementasi
pendidikan berjalan baik. Ditinjau dari prosesnya, pendidikan merupakan
komunkasi dalam arti kata bahwa dalam proses tersebut terlibat dua
komponen yang terdiri atas manusia, yakni pengajar sebagai komunikator
dan
pelajar
sebagai
komunikan
(http://trialianti.blogspot.com/2007/12/12/fungsi- komunikasi.html)
Sehubung
dengan
proses
komunikasi
dikenal
dengan
“komunikator” dan “komunikan”. Komunikator adalah individu atau
Analisis Penggunaan Bentuk..., Azizah Mufti, FKIP UMP, 2010
8
kelompok yang mengambil prakasa ataupun sedang mengadakan
komunikasi dengan individu atau kelompok (sasaran) yang lain.
Komunikan adalah objek dari kegiatan komunikasi, yaitu hasil dari
kegiatan ini adalah bahwa ide ataupun anjuran dan pikiran komunikator,
akan di terima oleh komunikan ( Susanto, 1997: 2).
Menurut Effendy (2007:16) proses komunikasi terbagi menjadi
dua tahap, yakni secara primer dan secara sekunder.
a Proses komunikasi secara primer
Proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian
pikiran dan atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan
menggunakan lambang (symbol) sebagai media. Lambang sebagai media
primer dalam proses komunikasi adalah bahasa, isyarat, gambar, warna
yang secara langsung mampu “menerjemahkan” pikiran dan atau perasaan
komunikator kepada komunikan.
b
Proses komunikasi secara sekunder
Proses komunikasi secara sekunder adalah proses penyampaian
pesan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau
sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai media
pertama. Surat kabar, telepon, majalah, televisi, film adalah media kedua
yang sering digunakan dalam komunikasi.
3. Fungsi Komunikasi
Komunikasi merupakan sarana yang paling vital bagi setiap
manusia untuk mengerti dirinya sendiri, mengerti orang lain dan
Analisis Penggunaan Bentuk..., Azizah Mufti, FKIP UMP, 2010
9
memahami lingkungannya.
(http://trialianti.blogspot.com/2007/12/12/fungsi- komunikasi.html)
Menurut Effendy (2007 : 31) fungsi komunikasi dibagi menjadi
empat yaitu:
a. menyampaikan (to inform)
b. menghibur (to entertain)
c. mempengaruhi (to influence)
d. mendidik (to educate)
Guru sebagai sosok panutan, yang memiliki nilai moral dan
agama yang patut ditiru dan diteladani oleh siswa di dalam maupun di luar
kelas, alat pendidikan yang diharapkan akan membentuk kepribadian
siswa kelak di masa dewasa. Dalam hal ini guru dipandang sebagai ‘role
model’ yang akan digugu dan ditiru oleh muridnya (Suparlan, 2006: 3233).
Guru harus banyak menggunakan waktunya untuk berhubungan
dengan murid, tidak saja karena jauh dari kondisi komunikasi yang ideal di
kebanyakan kelas, tetapi juga karena hakikat mengajar itu sendiri. Ujaran
guru dikarakterisasi dengan banyaknya ujaran yang menindakan tindak
tutur yaitu, menginformasikan, menjelaskan, mendefinisikan, menanyakan,
membenarkan, menarik perhatian, dan memerinta (Ibrahim, 1993: 211212)
Analisis Penggunaan Bentuk..., Azizah Mufti, FKIP UMP, 2010
10
4. Kompetensi Guru
Kompetensi pada hakikatnya menggambarkan pengetahuan,
keterampilan, sikap dan nilai-nilai yang harus dikuasai peserta didik
dan direfleksikan dalam kebiasaan berfikir dan bertindak. Hall dan
Jones (dalam Sagala, 2009 : 157)
mengatakan kompetensi
(competence) adalah pernyataan yang menggambarkan penampilan
suatu kemampuan tertentu secara bulat yang merupakan perpaduan
antara pengetahuan dan keterampilan yang dapat diamati dan diukur.
Guru memilliki satu kesatuan peran dan fungsi yang tidak
dapat
dipisahkan antara kemampuan mendidik,
membimbing,
mengajar dan melatih. Keempat kemampuan tersebut secara
terminologis akademis dapat dibedakan antara satu dengan lain.
Namun, dalam kenyataan praktik di lapangan, keempat hal tersebut
harus menjadi satu kesatuan utuh yang tidak bisa dipisahkan
(Suparlan, 2006 : 29).
Secara
terminologis
akademis,
pengertian
mendidik,
membimbing, mengajar dan melatih dapat dijelaskan dalam tabel
berikut.
Analisis Penggunaan Bentuk..., Azizah Mufti, FKIP UMP, 2010
11
Perbedaan anatara kemampuan mengajar, membimbing,
mengajar, dan melatih.
No.
Aspek
1.
Isi
2.
3.
Proses
Strategi
dan
metode
Mendidik
Moral dan
kepribadian
Memberikan
motivasi
untuk belajar
dan
mengikuti
ketentuan
atau
tata
tertib
yang
telah menjadi
kesepakatan
bersama.
Keteladanan,
pembiasaan
Membimbing
Mengajar
Melatih
Norma dan
Bahan ajar
Keterampilan
tata tertib
berupa ilmu
atau kecakapan
pengetahuan
hidup (life
dan tekhnologi
skills)
Menyampaik
Memberikan
Menjadi
an/mentrans-
contoh kepada
contoh dan
fer bahan ajar
siswa atau
teladan dalam
yang berupa
mempraktikan
hal moral dan
ilmu
keterampilan
kepribadian
pengetahuan,
tertentu/mene-
teknologi dan
rapkan konsep
seni dengan
yang telah
mengguna-
diberikan
kan strategi
kepada siswa
dan metode
menjadi
mengajar
kecakapan
yang sesuai
yang dapat
dengan
digunakan
perbedaan
dalam
individual
kehidupan
siswa
sehari-hari
Motivasi dan Ekspositori
pembinaan
dan inkuiri
Praktik kerja,
simulasi dan
magang
Analisis Penggunaan Bentuk..., Azizah Mufti, FKIP UMP, 2010
12
Dari keempat keterampilan diatas, penulis akan menjelaskan lebih
rinci tentang keterampilan mengajar.
Keterampilan mengajar (teaching skills) dapat dilatihkan melalui
micro-teaching yang harus dikuasai terlebih dahulu oleh praktikan atau
calon guru sebelum melakukan kegiatan belajar mengajar (KBM) di
lembaga pendidikan (Usman, 2006 : 74)
Adapun keterampilan mengajar yang akan dibahas ialah:
a. keterampilan bertanya (questioning skills),
b. keterampilan memberi penguatan (reinforcement skills),
c. keterampilan mengadakan variasi (variation skills),
d. keterampilan menjelaskan (explaning skills),
e. keterampilan membuka dan menutup pelajaran (set induction an
closure),
f. keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil,
g. keterampilan mengelola kelas, dan
h. keterampilan mengajar perseorangan.
Keterampilan mengajar tersebut di atas akan diuraikan sebagai
berikut:
a. keterampilan bertanya (questioning skills)
Bagaimanapun tujuan pendidikan, secara universal guru
akan selalu menggunakan keterampilan bertanya kepada siswanya.
Cara bertanya untuk seluruh kelas, untuk kelompok atau untuk
Analisis Penggunaan Bentuk..., Azizah Mufti, FKIP UMP, 2010
13
individu, memiliki pengaruh yang sangat berarti tidak hanya pada
hasil belajar siswa tetapi juga pada suasana kelas baik sosial maupun
emosional (Djamarah, 2005 : 99).
Menurut Usman (2006 : 77-79) keterampilan bertanya
ada dua yaitu keterampilan bertanya dasar dan keterampilan bertanya
lanjutan.
1) Komponen-komponen keterampilan bertanya dasar
a) Penggunaan pertanyaan secara jelas dan singkat
b) Pemberian acuan
c) Pemindahan giliran
d) Penyebaran
e) Pemberian waktu berfikir
f) Pemberian tuntutan
2) Komponen- komponen keterampilan bertanya lanjutan
a) Pengubahan tuntutan tingkat kognitif dalam menjawab
pertanyaan
b) Pengaturan urutan pertanyaan
c) Penggunaan pertanyaan pelacak
d) Peningkatan terjadinya interaksi
b. Keterampilan memberi penguatan (reinforcement skills)
Penguatan (reinforcement) adalah segala bentuk respons,
apakah bersifat verbal ataupun nonverbal ,yang merupakan bagian dari
modifikasi tingkah laku guru terhadap tingkah laku siswa, yang
Analisis Penggunaan Bentuk..., Azizah Mufti, FKIP UMP, 2010
14
bertujuan untuk memberikan informasi atau umpan balik (feedback)
bagi si penerima (siswa) atas perbuatannya sebagai suatu tindak
dorongan ataupun koreksi (Usman, 2006 : 80).
Pemberian respon dalam proses interaksi educatif disebut
“pemberian penguatan”, karena hal tersebut akan membantu sekali
dalam meningkatkan hasil belajar siswa (Djamarah, 2005 : 118).
Usman (2006:81), penguatan mempunyai pengaurh yang
berupa sikap positif terhadap proses belajar siswa dan bertujuan
sebagai berikut:
1) meningkatkan perhatian siswa terhadap pelajaran,
2) merangsang dan meningkatkan motivasi belajar,
3) meningkatkan kegiatan belajar dan membina tingkah laku siswa
yang produktif.
Dalam memberikan penguatan diperlukan penggunaan
komponen keterampilan yang tepat. Komponen tersebut yaitu:
1. Penguatan verbal
Pujian dan dorongan yang diucapkan oleh guru untuk respon atau
tingkah laku siswa adalah penguatan verbal.
2. Penguatan gestural
Pemberian penguatan gersutal sangat erat sekali dengan pemberian
penguatan verbal. Gerakan tubuh merupakan bentuk pemberian
penguatan gestural.
Analisis Penggunaan Bentuk..., Azizah Mufti, FKIP UMP, 2010
15
3. Penguatan kegiatan
Penguatan dalam bentuk kegiatan ini banyak terjadi bila guru
menggunakan
suatu
kegiatan
atau
tugas,
sehingga
dapat
memilihnya/menikmati sebagai suatu hadiah atas suatu pekerjaan
atau penampilan sebelumnya.
4. Penguatan mendekati
Perhatian
guru
kepada
siswa
menunjukan
bahwa
guru
tertarik,secara fisik guru mendekati siswa dapat dikatakan sebagai
penguatan mendekati. Penguatan mendekati siswa secara fisik
dipergunakan untuk memperkuat penguatan verbal, penguatan
tanda dan penguatan sentuhan.
5. Penguatan sentuhan
Penguatan sentuhan merupakan penguatan yang terjadi bila guru
secara fisik menyentuh siswa, missal menepuk bahu, berjabatangan
yang semuanya ditunjukan untuk penghargaan penampilan tingkah
laku atau kerja siswa.
6. Penguatan tanda
Bila guru menggunakan berbagai macam simbol, apakah itu benda
atau tulisan yang ditujukan kepada siswa untuk penghargaan
terhadap suatu penampilan, tingkah laku, kerja siswa disebut
sebagai penguatan tanda (token reinforcemen).
Analisis Penggunaan Bentuk..., Azizah Mufti, FKIP UMP, 2010
16
c. Keterampilan mengadakan variasi (variation skills)
Variasi stimulus adalah suatu kegiatan guru dalam konteks
proses intelektual belajar-mengajar yang ditujukan untuk mengatasi
kebosanan murid sehingga dalam situasi belajar-mengajar, murid
senantiasa
menunjukkan
ketekunan,
antusiasme,
serta
penuh
partisipasi.
Tujuan dan manfaat:
1) untuk menimbulkan dan meningkatkan perhatian siswa kepada
aspek-aspek belajar-mengajar yang relevan
2) untuk memberikan kesempatan bagi berkembangya bakat ingin
mengetahui dan menyelidiki pada siswa tentang hal-hal yang
baru.
3) untuk memupuk tingkah laku yang positif terhadap guru dan
sekolah
4) guna memberi kesempatan kepada siswa untuk memperoleh cara
smenerima pelajaran yang disenangi.
Komponen –komponen keterampilan mengadakan variasi:
a. variasi dalam cara mengajar guru
1) penggunaan variasi suara (teacher voice)
2) pemusatan perhatian siswa (focusing)
3) kesenyapan atau kebisuan guru (teacher silence)
4) mengadakan kontak pandang dan gerak (eye contact and
movement)
Analisis Penggunaan Bentuk..., Azizah Mufti, FKIP UMP, 2010
17
5) gerakan badan mimik
6) pergantian posisi guru di dalam kelas dan gerak guru (teachers
movement)
b. variasi dalam penggunaan media dan alat pengajaran
1) variasi alat atau bahan yang dapat dilihat (visual aids)
2) variasi alat atau bahan yang dapat didengar (auditif aids)
3) variasi alat atau bahan yang dapat diraba, dimanupulasi, dan
digerakan (inotorik)
4) variasi alat atau bahan yang dapat didengar, dilihat, dan diraba
(audio visual aids)
c. variasi pola interaksi dan kegiatan siswa
1) pola guru-murid, yaitu komunikasi sebagai aksi satu arah)
2) pola guru-murid-guru, yaitu ada balikan (feedback)bagi guru,
tidak ada interaksi antarsiswa (komunikasi sebagai interaksi)
3) pola guru-murid-murid, yaitu ada balikan bagi guru, siswa
saling belaja satu sama lain
4) pola guru-murid, murid-guru, murid-murid, yaitu interaksi
optimal antara guru dengan murid dan antara murid dengan
murid (komunikasi sebagai transaksi, multiarah)
5) pola melingkar, yaitu setiap siswa mendapat giliran untuk
mengemukakan sambutan atau jawaban, tidak diperkenankan
berbicara dua kali apabila setiap siswa belum mendapa giliran.
Analisis Penggunaan Bentuk..., Azizah Mufti, FKIP UMP, 2010
18
d. Keterampilan menjelaskan (explaning skills)
Menurut
Djamarah
(2005:131)
menjelaskan
adalah
pemberian informasi secara lisan yang diorganisasikan secara
sistematis untuk menunjukan adanya hubungan sebab akibat, antara
yang sudah dialami dan yang belum dialami, antara generalisasi
dengan konsep antara konsep dengan data atau sebaliknya.
Penyampaian informasi yang terencana dengan baik dan
disajikan dengan urutan yang cocok merupakan ciri utama kegiatan
menjelaskan. Pemberian penjelasan merupakan salah satu aspek yang
sangat penting dari kegiatan guru dalam interaksinya dengan siswa di
dalam kelas (Usman, 2006 : 89)
Menurut
Djamarah
(2005:131)
tujuan
memberikan
penjelasan adalah:
1) membimbing anak didik untuk mendapat dan memahami hukum,
dalil fakta secara benar
2) melibatkan anak didik untuk berfikir memecahkan masalah atau
pertanyaan
3) untuk mendapatkan balikan dari anak didik
4) membimbing anak didik untuk menghayati.
e. Keterampilan membuka dan menutup pelajaran (set induction an
closure) (Usman, 2006 : 90-107).
Yang dimaksud dengan set induction ialah usah atau
kegiatan yang dilakukan oleh guru dalam kegiatan belajar-mengajar
Analisis Penggunaan Bentuk..., Azizah Mufti, FKIP UMP, 2010
19
untuk menciptakan prokondisi bagi murid agar mental maupun
perhatian terpusat pada apa yang akan dipelajarinya sehingga usaha
tersebut akan memberikan efek yang positif terhadap kegiatan belajar.
Komponen keterampilan membuka dan menutup pelajaran
yaitu:
1) Membuka pelajaran
Komponen keterampilan membuka pelajaran meliputi:
a) menarik perhatian siswa
b) menimbulkan motivasi
c) memberi acuan
d) membuat kaitan atau hubungan di antara materi-materi yang
akan dipelajari dengan pengalaman dan pengetahuan yang
telah dikuasai siswa.
2) Menutup pelajaran
Cara yang dapat dilakukan oleh guru dalam menutup pelajaran
adalah:
a)
Meninjau
kembali
penguasaan
inti
pelajaran
dengan
merangkum inti pelajaran dan membuat ringkasan
b) Mengavaluasi.
f. Keterampilan membimbing diskusi kelompok kecil
Diskusi kelompok adalah suatu proses yang teratur yang
melibatkan sekelompok orang dalam interaksi tatap muka yang
Analisis Penggunaan Bentuk..., Azizah Mufti, FKIP UMP, 2010
20
informal dengan berbagai pengalaman atau informasi, pengambilan
kesimpulan, atau pemecah masalah.
Pengertian diskusi kelompok dalam kegiatan belajarmengajar tidak jauh berbeda dengan pengertian di atas.
Komponen keterampilan membimbing diskusi meliputi:
1) memusatkan perhatian siswa pada tujuan dan topik diskusi
2) memperluas masalah atau urunan pendapat
3) menganalisis pandangan siswa
4) meningkatkan urunan siswa
5) menyebarkan kesempatan berpartisipasi
6) menutup diskusi
g. Keterampilan mengelola kelas
Pengelolaan
kelas
adalah
keterampilan
guru
untuk
menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan
mengembalikannya bila terjadi gangguan dalam proses belajarmengajar.
Komponen keterampilan mengelola kelas yaitu:
1) Keterampilan
yang
berhubungan
dengan
penciptaan
dan
pemeliharaan kondisi belajar yang optimal (bersifat preventif).
a) Memberi perhatian.
b) Menunjukkan sikap tanggap.
c) Memusatkan perhatian kelompok.
d) Memberikan petunjuk-petunjuk yang jelas.
Analisis Penggunaan Bentuk..., Azizah Mufti, FKIP UMP, 2010
21
e) Menegur.
f) Memberi penguatan
2) Keterampilan yang berhubungan dengan pengembalian kondisi
belajar yang optimal
a) Modifikasi tingkah laku
Guru hendaknya menganalisis tingkah laku siswa yang
mengalami masalah atau kesulitan dan berusaha memodifikasi
tingkah laku tersebut dengan mengaplikasikan pemberian
penguatan secara sistematis
b) Guru dapat menggunakan pendekatan pemecahan masalah
kelompok dengan cara:
(1) Memperlancar tugas-tugas
(2) Memelihara kegiatan-kegiatan kelompok
c) Menemukan dan memecahkan tingkah laku yang menimbulkan
masalah.
guru
dapat
menggunakan
separangkat
cara
untuk
mengendalikan tingkah laku keliru yang muncul, dan ia
mengetahui
sebab-sebab
dasat
yang
mengakibatkan
ketidakpatutan tingkah laku tersebut serta berusaha untuk
menemukan pemecahannya.
Analisis Penggunaan Bentuk..., Azizah Mufti, FKIP UMP, 2010
22
h. Keterampilan mengajar kelompok kecil dan perseorangan
Pengajaran
kelompok
kecil
dan
perseorangan
memungkinkan guru memberikan perhatian terhadap setiap siswa
serta terjadinya hubungan yang lebih akrab antara guru dan siswa
maupun antara siswa dengan siswa.
Komponen keterampilan mengajar kelompok kecil dan
perseorangan:
1) keterampilan mengadakan pendekatan secara pribadi
2) keterampilan mengorganisasi
3) keterampilan membimbing dan memudahkan belajar
4) keterampilan merencanakan dan melaksanakan kegiatan belajarmengajar
B Bahasa
1. Pengertian Bahasa
Chaer (2007:32) bahasa adalah sistem lambang bunyi yang
arbitrer yang digunakan oleh para anggota suatu masyarakat untuk
bekerja sama, berinteraksi dan mengidentifikasi diri. Alat komunikasi
yang namanya bahasa adalah bersifat manusiawi, dalam arti hanya
milik manusia dan hanya dapat digunakan oleh manusia (Chaer, 2007:
58).
Menurut Dipodjojo (1982:4) bahasa merupakan ungkapan
pikiran dan perasaan manusia yang setara dinyatakan dengan memakai
tanda berbentuk alat bunyi.
Analisis Penggunaan Bentuk..., Azizah Mufti, FKIP UMP, 2010
23
Lebih lanjut Kridalaksana (2008:24) menyatakan bahasa
adalah sistem lambang bunyi yang dipergunakan oleh para anggota
suatu masyarakat untuk bekerja sama, berinteraksi dan mengidentifikasi
diri
Dengan mengetahui pengertian bahasa dari beberapa ahli,
penulis menyimpulkan bawa bahasa adalah alat komunikasi yang
digunakan oleh manusia untuk melakukan interaksi dengan manusia
lain dan mengidentifikasi diri.
2. Fungsi Bahasa.
Finocchinario (dalam Lubis, 1991 : 4) membagi bahasa atas
lima bagian yaitu personal, interpersonal, direktif, referensial dan
imajinatif.
a. Fungsi personal, adalah kemampuan berbicaranya, misalnya : cinta,
kesenanagan, kekecewaan, kesusahan, kemarahan, kemasgulan dan
sebagainya.
b. Fungsi interpersonal, adalah kemampuan kita untuk membina dan
menjalin hubungan kerja dan hubungan sosial dengan orang lain.
Misalnya : rasa simpati, rasa senang atas keberhasilan orang lain,
kekhawatiran dan sebahainya yang dinyatkan dalam bahasa.
c. Fungsi deirektif memungkinkan kita untuk mengajukan permintaan,
saran, membujuk, meyakinkan, dan sebagainya.
d. Fungsi referensial, adalah yang berhubungan dengan kemampuan
untuk menulis atau membicarakan tentang lingkungan kita yang
terdekat dan juga mengenai bahasa itu sendiri
e. Fungsi imajinatif adalah kemampuan untuk dapat menyusun irama,
sajak, cerita, tertulis maupun lisan. Fungsi ini sukar diajarkan,
kecuali kalau siswana memang berbakat
Analisis Penggunaan Bentuk..., Azizah Mufti, FKIP UMP, 2010
24
Menurut Wirjosoedarmao (1984:2-3) fungsi bahasa dibedakan
menjadi dua yaitu fungsi umum dan fungsi khusus.
1. Fungsi umum bahasa
Fungsi umum bahasa adalah fungsi bahasaa yang berlaku bagi
semua bangsa di semua Negara dan dapat diperinci sebagai berikut:
a
Fungsi prosduktif
Dalam
fungsi
ini
bahasa
dipakai
oleh
manusia
untuk
menyampaikan isi hatinya kepada manusia yang lain.
b
Fungsi reseptif
Dalam fungsi ini bahasa dipakai oleh manusia untuk menerima isi
hati manusia yang lain yang disampaikan kepadanya.
c
Fungsi reproduktif
Dalam fungsi ini bahasa dipakai oleh manusia untuk menyatakan
isi hatinya setelah menerima pernyataan isi hati orang lain.
2. Fungsi khusus bahasa
Fungsi khusus bahasa adalah fungsi bahasa yang disesuaikan
dengan kepentinagan nasional suatu negara dengan kepentingan
nasional suatu negara.
a. Sebagai alat untuk menjalankan administrasi negara
b. Sebagai pemersatu bangsa Indonesia
c. Sebagai wahana (tempat,wadah)untuk menampung kebudayaan
baru dalam membina kebudaiyaan nasional.
Analisis Penggunaan Bentuk..., Azizah Mufti, FKIP UMP, 2010
25
C Pragmatik
1. Pengertian Pragmatik
Kajian
bahasa
tidak
dapat
dilakuakan
tanpem
mempertimbangkan konteks siituasi yang meliputi partisipasi, cir- ciri
situasi yang sesuai dengan hal-hal yang sedang berlangsung, serta
dampak-dampak tindakan tutur yang diwujudkan dalam bentuk
perubahan yang timbul akibat partisipan (Frith dalam Wijana,1996 :5).
Wijana (1996: 1) menjelaskan bahwa pragmatik adalah
cabang ilmu bahasa yang mempelajari struktur bahasa secara eksternal,
yakni bagaimana satuan kebahasaan digunakan dalam komunikasi.
Pragmatik mempelajari bagaimana bahasa digunakan dalam
komunikasi dan bagaimana pragmatik menyelidiki makna sebagai
konteks, bukan sebagai sesuatu yang abstrak dalam komunikasi (Leech,
1993 : 5)
Menurut Kridalaksana (2008:198) menyatakan pragmatik
adalah:
a
syarat-syarat yang mengakibatkan serasi tidaknya pemakaian
bahasa ddalam komunasi.
b
aspek-aspek pemakaian bahasa atau konteks luar bahasa yang
memberikan sumbangan kepada makna ujaran
Jadi, makna yang dikaji pragmatik adalah makna yang terikat
konteks (contex dependent) atau dengan kata lain mengkaji maksud
penutur untuk memahami maksud mitra tutur. Penutur dan mitra tutur
Analisis Penggunaan Bentuk..., Azizah Mufti, FKIP UMP, 2010
26
dapat memanfaatkan pengalaman bersama ( background knowledge)
untuk memudahkan pengertian bersama.
Dari beberapa definisi tersebut dapat dipahami bahwa
cakupan kajian pragmatik sangat luas sehingga sering dianggap
tumpang tindih dengan kajian wacana atau kajian sosiolinguistik. Yang
jelas disepakati ialah bahwa satuan kajian pragmatik bukanlah kata atau
kalimat, melainkan tindak tutur atau tindak ujaran (speech act).
2. Aspek Pragmatik
Leech (dalam Rohmadi, 2004 : 23)
mengemukakan
sejumlah aspek studi pragmatik, meliputi:
a.
b.
c.
d.
e.
penutur dan lawan tutur,
konteks tutur,
tujuan tuturan,
tuturan sebagai bentuk tindakan atau aktivitas, dan
tuturan sebagai produk tindak verbal.
a.
Penutur dan mitra tutur
Aspek – aspek yang berkaitan dengan penutur dan lawan tutur
adalah usia, latar belakang, sosial ekonomi, jenis kelamin, tingkat
keakraban.
b.
Konteks
Konteks tuturan peneliitian linguistik adalah konteks dalam semua
aspek fisik atau latar belakang sosial yang sesuai dari tuturan yang
bersangkutan. Dalam pragmatik konteks itu pada hakekatnya
Analisis Penggunaan Bentuk..., Azizah Mufti, FKIP UMP, 2010
27
adalah semua latar belakang pengetaguan (background knowledge)
yang dipahami bersama oleh penutur dan mitra tutur
c.
Tujuan tuturan
Bentuk – bentuk tuturan yang diutarakan oleh penutur dilatar
belakangi oleh maksud dan tujuan tuturan. Dalam hubungan ini
bentuk-bentuk tuturan yang bermacam-macam dapat digunakan
untuk menyatakan satu maksud atau sebaliknya satu maksud dapat
disampaikan dengan beraneka ragam tuturan.
d.
Tuturan sebagai bentuk tindakan atau aktivitas
Pragmatik menangani bahasa dan tingkatannya yang lebih konkret,
dibanding tata bahasa. Tuturan yang konkret, jelas penutur dan
mitra tuuturnya, serta waktu dan tempat pengutaraannya.
e.
Tuturan sebagai produk tindak verbal
Tuturan yang digunakan dalam pragmatik merupakan wujud dari
tindak verbal. Oleh karena itu, tuturan yang dihasilkan merupakan
bentuk dari tindak verbal.
Keberhasilan suatu komunikasi, di samping ditentukan oleh
persamaan
bahasa,
juga
ditentukan
oleh
adanya
persamaan
pengetahuan mengenai konteks yang melingkupi selama komunikasi
tersebut berlangsung.
Kridalaksana (2008:134) berpendapat bahwa konteks adalah:
1) aspek – aspek lingkungan fisik atau social yang kait mengait
dengan ujaran tertentu.
Analisis Penggunaan Bentuk..., Azizah Mufti, FKIP UMP, 2010
28
2) pengetahuaan yang sama – sama dimiliki pembicara dan
pendengar sehingga pendengar paham akan apa yang disonan
dipakai untuk konsep fonemik dan grafemik.
Dari uraian di atas dapat diketahui bahwasanya dalam
melakukan ujaran ada beberapa aspek yang harus diperhatikan.Aspekaspek tersebut akan berpengaruh pada keberterimaan dan keefektifan
ujaran yang dilakukan atau karena tidak dapat dipungkuri bahwa
dalam mamaknai suatu ujaran tidak dapat mengabaikan fakor – faktor
di luar ujaran itu sendiri.
3. Peristiwa Tutur
Setiap komunikasi antarindividu pasti saling menyampaikan
informasi berupa pikiran, gagasan, maksud, perasaan maupun emosi
secara langsung. Rohmadi (2004:27) menjelasakan bahwa peristiwa
tutur
(speech
act)
adalah
serangkaian
tindak
tutur
yang
terorganisasikan untuk mencapai suatu tujuan.
Peristiwa tutur adalah berlangsungnya interaksi linguistik
dalam satu bentuk ujaran atau lebih yang melibatkan dua pihak, yaitu
penutur dan mitra tutur dengan satu pokok tuturan dalam waktu,
tempat, dan situasi tertentu (Chaer, 2004 : 47).
Bertolak pada pendapat di atas, maka dapat ditegaskan bahwa
peristiwa tutur merupakan satu rangkaian tindak tutur dalam satu
bentuk ujjaran atau lebih yang melibatkan dua pihak, yaitu penutur
daan mitra tutur dengan satu pokok tuturan dalam waktu, tempat dan
Analisis Penggunaan Bentuk..., Azizah Mufti, FKIP UMP, 2010
29
situasi tertentu. Hal ini masih berkaitan dengan aspek – aspek yang
melingkupi tuturan dalam suatu komunikasi antar penutur dan mitra
tutur.
4. Bentuk Tindak Tutur
Searle (dalam Rohmadi, 2004:29) menyebut tindak tutur
sebagai produk atau hasil dari suatu kalimat dalam kondisi tertentu
dan merupakan kesatuan terkecil dari komunikasi linguistik yang
dapat berwujud pernyataan, pertanyaan, perintah atau yang lainnya.
Tindak tutur (speech ach) adalah gejala individual yang bersifat
psikologis dan keberlangsungannya ditenntukan oleh kemampuan
bahasa penutur dalam menghadapi situasi tertentu (Chaer, 2004 :49).
Secara pragmatik, ada tiga jenis tindakan yang diwujudkan
oleh seorang penutur, yaitu tindak lokusi (locutionary act), tindak
ilokusi (illocutionary act), dan tindak perlokusi (perlocutionary act)
(Austin dalam Chaer, 2004 : 53)
a. Tindak Lokusi
Tindak lokusi adalah tindakan mengatakan sesuatu dan
makna sesuatu yang anda katakana (Ibrahim, 1993 : 304).
Searle dalam Wijana (1996 : 17) mengatakan bahwa lokusi
adalah tindak tutur dengan kata, frasa, dan kalimat sesuai dengan
makna yang dikandung oleh kata frasa, dan kalimat itu.
Analisis Penggunaan Bentuk..., Azizah Mufti, FKIP UMP, 2010
30
b. Tindak Ilokusi
Tindak tutur ilokusi adalah tindak tutur yang biasanya
diidentifikasikan dengan kalaimat performatif yang eksplisit
(Chaer, 2004 : 53).tindak tutur ilokusi ini biasanya berkenaan
dengan pemberian izin, mengucapkan terima kasih, menyuruh,
menawarkan, dan menjanjikan.
Menurut Rohmadi (2004:31) menjelaskan tindak tutur
ilokusi adalah tindak tutur yang berfungsi untuk mengatakan atau
menginformasikan sesuatu dan dipergunakan untuk melakukan
sesuatu.
Searle (dalam Rahardi, 2005 : 36) menggolongkan tindak
tutur ilokusi ke dalam lima macam bentuk tuturan yang masingmasing memiliki fungsi komunikatif.
Kelima macam bentuk tuturan itu dapat dirangkum sebagai
beriku: a) asertif, b) direktif, c) ekspresif, d) komisif dan e)
deklarasi.
1) Asertif , yakni bentuk tutur yang mengikat penutur pada
kebenaran proposisi yang diungkpakan.
2) Ditektif, yakni bentuk tutur yang dimaksudkan penuturnya
untuk membuat pengaruh agar si mitra tutur melakukan
tindakan.
Analisis Penggunaan Bentuk..., Azizah Mufti, FKIP UMP, 2010
31
3) Ekspresif,
yakni
bentuk
tuturan
yang
berfungsi
untuk
menyatakan atau menunjukkan sikap psikologis penutur
terhadap suatu keadaan.
4) Komisif, yakni bentuk tutur yang berfungsi untuk menyatakan
janji atau penawaran.
5) Deklarasi, yakni bentuk tutur yang menghubungkan bentuk
tuturan dengan kenyataan.
c. Tindak Perlokusi
Chaer (2004:53) tindak perlokusi adalah tindak tutur yang
berkenaan dengan adanya ucapan orang lain sehubungan dengan
sikap dan perilaku non linguistik dari orang lain itu. Misalnya,
karena adanya ucapan dokter (kepada pasiennya)” mungkin ibu
menderita penyakit jantung koroner”,maka si pasien akan panik
atau sedih. Ucapan si dokter itu adalah tindak tutur perlokusi.
Wijana(1996:20) tindak perlokusi adalah sebuah tuturan
yang diutarakan oleh seseorang seringkali mempunyai daya
pengaruh
(perlocutionary
force)
atau
efek
bagi
yang
mendengarkan.
Analisis Penggunaan Bentuk..., Azizah Mufti, FKIP UMP, 2010
32
5. Prinsip Kesantunan
Prinsip kesantunan yang sampai dengan saat ini dianggap
paling lengkap, paling mapan dan relatif paling komprehensif telah
dirumuskan oleh Leech (1993:206) yang selengkapnya tertuang dalam
enam maksim interpersonal adalah sebagai berikut:
a Maksim kebijaksanaan
Kurangi kerugian orang lain, tambahi keuntungan orang lain.
b Maksim kedermawanan
Kurangi keuntungan diri sendiri, tambahi pengorbanan diri sendiri.
c Maksim penghargaan
Kurangi caciaan pada orang lain, tambahi pujian pada orang lain.
d Maksim kesederhanaan
Kurangi pujian pada diri sendiri, tambahi cacian pada diri sendiri.
e Maksim pemufakatan
Kurangi ketidaksesuaian antara diri sendiri denngan orang lain,
tingkatkan persesuaian antara diri sendiri dengan orang lain.
f Maksim simpati
Kurangi antipati antara diri sendiri dengan orang lain, perbesar
simpati antara diri sendiri deengan orang lain.
D Bentuk Pragmatik Imperatif
Bentuk imperatif adalah realisasi meksud imperatif dalam
bahasa Indonesia apabiala dikaitkan dengan konteks situasi tutur yang
melatarbelakanginya.
Makna
pragmatik
imperatif tuturan
yang
demikian itu sangat ditentukan oleh konteksnya (Rahardi, 2000 : 93).
(Rahardi, 2005 : 93) ada tujuh belas macam makna pragmatik
imperatif itu ditemukan baik dalam tuturan imperatif langsung maupun
di dalam tuturan imperatif tidak langsung. Pada bagian – bagian ini
masing-masing wujud makna pragmatik imperatif tersebut diuraikan
secara terperinci.
Analisis Penggunaan Bentuk..., Azizah Mufti, FKIP UMP, 2010
33
a. Tuturan yang Mengandung Makna Pragmatik Imperatif
Perintah
Perlu dicatat bahwa untuk membuktikan apakah masingmasing tuturan mengandung makna perintah, tuturan itu dapat
dikenakan teknik prafrasa atau teknik ubah ujud seperti yang lazim
digunakan dalam analisis linguistik struktural.
Di dalam pemakaian bahasa Indonesia keseharian terdapat
beberapa makna pragmatik perintah yang tidak saja diwujudkan
dengan tuturan imperatif
melainkan dapat diwujudkan dengan
tuturan nonimperatif. Impertif yang demikian dapat disebut dengan
imperatif tidak langsung yang hanya dapat diketahui makna
pragmatiknya melalui konteks situasi tutur yang melatarbelakangi.
Dengan demikian konteks situasi tuturlah yang dapat
menentukan kapan sebuah tuturan akan ditafsirkan sebagai imperatif
perintah dan kapan pula sebuah tuturan akan dapat ditafsirkan
dengan makna pragmatik imperatif yang lain.
b. Tuturan yang Mengandung Makna Pragmatik Imperatif
Suruhan
Secara struktural, imperatif yang bermakna sururhan dapa
ditandai oleh pemakaian penanda kesantunan “coba”.
Makna pragmatik imperatif suruhan itu tidak selalu
diungkapkan dengn konstruksi imperatif seperti yang disampaikan di
atas. Makna pragmatik imperatif sururhan dapat diungkapkan
Analisis Penggunaan Bentuk..., Azizah Mufti, FKIP UMP, 2010
34
dengan bentuk tuturan deklaratif dan tuturan interogatif,seperti dapat
dilihat contoh tuturan berikut.
(1) “Ah, panas betul ruang sekretaris direktur yang
di atas itu.
c. Tuturan yang Mengandung Makna Pragmatik Imperatif
Permintaan
Pada tuturan imperatif yang mengandung makna permintaan
lazimnya terdapat pada ungkapan penanda kesantunan tolong atau
frasa lain yang bermakna minta. Makna imperatif pernintaan yang
lebih halus diwujudkan dengan penanda kesantunan mohon.
d. Tuturan yang Mengandung Makna Pragmatik Imperatif
Permohonan
Secara struktural, imperatif yang mengandung makna
permohonan
biasanya
ditandai
dengan
ungkapan
penanda
kesantunan mohan. Selain ditandai dengan hadirnya penanda
kesantuna itu, partikel- lah
juga lazim digunakan untuk
memperhalus kadar tuturan imperatif permohonan.
Sebagaimana didapatkan pada bentuk-bentuk imperatif
lainnya, dalam kegiatan bertutur sesungguhnya makna pragmatik
imperatif permohonan tidak selalu dituangkaan dalam konstruksi
imperatif.
Analisis Penggunaan Bentuk..., Azizah Mufti, FKIP UMP, 2010
35
e. Tuturan yang Mengandung Makna Pragmatik Imperatif
Desakan
Imperatif dengan makna desakan menggunakan kata ayo,
atau mari sebagai pemarkah makna. Selain itu kadang-kadang
digunakan juga kata harap atau harus untuk menuturkan imperatif
jenis ini lazimnya lebih keras dibandingkan dengan intonasi pada
tuturan imperatif yang lain.
f. Tuturan yang Mengandung Makna Pragmatik Imperatif
Bujukan
Imperatif yang bermakna bujukan di dalam bahasa Indonessi
biasanya diungkapkan dengan penanda kesantunan ayo atau mari.
Selain itu, dapat juga imperatif tersebut diungkapkan dengan
penanda kesantunan tolong seperti dilihat pada tuturan di bawah ini.
(2) “Habiskan susunya dulu, yo! Nanti terus pergi ke
Malioboro.
Seringkali didapatkan bahwa imperatif yang mengandung
makna pragmatik bujukan, tidak diwujudkan dalam bentuk tuturan
imperatif seperti yang telah disebutkan di depan. Maksud atau
makna pragmatik imperatif bujukan dapat diwujudkan dengan
tuturan yang berbentuk deklaratif ataupun interogaif seperti dapat
dilihat pada contoh tuturan berikut ini.
(3) “Kalau kamu mau masuk SMK pasti nanti kamu cepat
dapat pekerjaan
Analisis Penggunaan Bentuk..., Azizah Mufti, FKIP UMP, 2010
36
g. Tuturan yang Mengandung Makna Pragmatik Imperatif
Imbauan
Imperatif yang mengandung makna imbauan lazimnya
digunakan bersama partikel- lah. Selain itu, imperatif jenis ini sering
digunakan bersama dengan ungkapan penanda kesantunan harap dan
mohon.
h. Tuturan yang Mengandung Makna Pragmatik Imperatif
Persilaan
Imperatif persilaan dalam bahasa Indonesia lazimnya
diguanakan
dengan
penanda
kesantunan
silakan.
Seringkali
digunakan pula bentuk pasif dipersilakan untuk menyatakan maksud
pragmatik imperatif persilaan itu.
Makna
pragmatik
tuturan
imperatif
persilaan
pada
komunikasi keseharian dapat ditemukan juga di dalam bentuk
tuturan non imperatif.
i. Tuturan yang Mengandung Makna Pragmatik Imperatif Ajakan
Imperatif dengan makna ajakan biasanya ditandai dengan
pemakaian penanda kesantunan mari atau ayo. Kedua macam
penanda kesantunan itu masing-masing memiliki makna ajakan.
Secara pragmatik, maksud imperatif ajakan ternyata tidak
selalu diwujudkan dengan tuturan-tuturan yang berbentuk imperatif.
Berkenaan dengan makna pragmatik imperatif ajakan termaksud
tuturan (4) berikut.
Analisis Penggunaan Bentuk..., Azizah Mufti, FKIP UMP, 2010
37
(4) ”Pak…! Si Iyan batuknya mengerikan sekali lho. Sore ini
bisa to?
j. Tuturan yang Mengandung Makna Pragmatik Imperatif
Permintaan Izin
Imperatif dengan makna permintaan izin biasanya ditandai
dengan penggunaan ungkapan penanda kesantunan mari dan boleh.
Secara pragmatik, imperatif dengan maksud atau makna
pragmatik permintaan izin dapat diwujudkan dalam bentuk tuturan
nonimperatif.
k. Tuturan yang Mengandung Makna Pragmatik Imperatif
Mengizinkan
Imperatif yang bermakna mengizinkan lazimnya ditandai
dengan pemakaian penanda kesantunan silakan. Tuturan berikut
dapat digunakan sebagai ilustrasi.
(5) “Silakan merokok di tempat ini!”
Secara pragmatik, imperatif dengan maksud atu makna
pragmatik mengizinkan dapat ditemukan dalam komunikasi seharihari dan lazimnya diwujudkan di dalam tuturan nonimperatif.
l.
Tuturan yang Mengandung Makna Pragmatik Imperatif
Larangan
Imperatif dengan makna larangan dalam bahasa Indonesia
biasanya ditandai oleh pemakaian kata jangan.
Analisis Penggunaan Bentuk..., Azizah Mufti, FKIP UMP, 2010
38
Imperatif yang bermakna larangan dapat diwujudkan secara
pragmatik dalam bahasa Indonesia kesharian. Wujud pragmatik itu
ternyata dapat berupa tuturan yang bermacam-macam dan tidak
selalu berbentuk tuturan imperatif.
m. Tuturan yang Mengandung Makna Pragmatik Imperatif
Harapan
Imperaif
yang
menyatakan
makna
harapan
biasanya
ditunjukkan dengan penanda kesantunan harap dan semoga. Kedua
macam penanda kesantunan itu di dalamnya mengandung makna
harapan.
Secara pragmatik, imperatif yang maksud harapan banyak
ditemukan dalam komunkasi keseharian. Maksud harapan itu
ternyata banyak yang diwujudkan di dalam tuturan nonimperatif.
n. Tuturan yang Mengandung Makna Pragmatik Imperatif
Umpatan
Imperatif jenis ini relatif banyak ditemukan dalam
pemakaian bahasa Indonesia pada komunikasi keseharian. Sebagai
ilustrasi tentang makna pragmatik impertatif yang demikian perlu
dicermati tuturan (6) berikut.
(6) ”Awas, tunggu pembalasanku!”
Secara pragmatik, imperatif yang mengandung makna
pragmatik umpatn dapat juga ditemukan dalam komunikasi
Analisis Penggunaan Bentuk..., Azizah Mufti, FKIP UMP, 2010
39
keseharian. Lazimnya, bentuk tuturan yang demikian bukan
berwujud imperatif melainkan nonimperatif.
o. Tuturan yang Mengandung Makna Pragmatik Imperatif
Pemberian Ucapan Selamat
Impertif jenis ini cukup banyak ditemukan di dalam
pemakaian bahasa Indonesia sehari-hari. Telah menjadi bagian dari
budaya masyarakat Indonesia bahwa dalam periistiwa-peristiwa
tertentu, biasanya anggota masyarakat bahasa Indonesia saling
meyampaikan ucapan salam atau ucapan selamat kepada anggota
masyakat lain.
p. Tuturan yang Mengandung Makna Pragmatik Imperatif
Anjuran
Secara sturktural, imperatif yang mengandung makna
anjuran biasanya ditandai dengan penggunaan kata hendaknya dan
sebaiknya.
q. Tuturan yang Mengandung Makna Pragmatik Imperatif
“Ngelulu"
Di dalam bahasa Indonesia terdapat tuturan yang memiliki
maknaa pragmatik “ngelulu”. Kata “ngelulu” berasal dari bahasa
Jawa, yang bermakna seperti menyuruh mitra tutur melakukan
sesuatu namun sebenarnya yang dimaksud adalah melarang
melakukan sesuatu. Contoh tuturan berikut dapat dipertimbangkan
untuk memperjelas hal ini.
Analisis Penggunaan Bentuk..., Azizah Mufti, FKIP UMP, 2010
40
(7) “Makan saja semuanya biar ayahmu senang kalalu
nanti pulang kerja!”
E Belajar – Mengajar
1. Pengertian
Mengajar
adalah
penciptaan
sistem
lingkungan
yang
memungkin terjadinya proses belajar (Hasibuan, 2008 : 3).
Belajar adalah setiap perubahan dari setiap tingkah laku yang
merupakan pendewasaan atau pematangan atau yang disebutkan oleh
suatu kondisi dari organism (Anwar, 1990 : 98).
Jadi belajar-mengajar adalah perubahan dari setiap tingkah laku
yang disebabkan sistem lingkungan.
2. Peran Guru
Wrightman(dalam Usman, 2006 : 4) peranan guru adalah
terciptanya serangkaian tingkah laku yang saling berkaitan yang
dilakukan dalam suatu situasi tertentu serta berhubungan dengan
kemajuan perubahan tingkah laku dan perkembangan siswa yang
menjadi tujuannya.
Peran guru dalam proses belajar-mengajar adalah 1) guru
sebagai demonstrator, 2) guru sebagai pengelola kelas, 3) guru sebagai
evaluator, dan 4) guru sebagai mediator dan fasillitator (Usman, 2006 :
9-11).
Analisis Penggunaan Bentuk..., Azizah Mufti, FKIP UMP, 2010
41
Damyati dan Mudjiono (2006 : 172-174) peran guru dalam
pembelajaran ada dua yaitu:
a.
Peran guru dalam pembelajaran dengan strategi ekspositori
(kegiatan mengajar yang terpusat pada guru)
1) Penyusunan program pembelajaran
2) Pemberi informasi yang benar
3) Pemberi fasilitas belajar yang baik
4) Pembimbing siswa dalam pemerolehan informasi yang benar
5) Penilai pemerolehan informasi
b. Peran guru dalam pembelajaran dengan strategi inkuiri (pengajaran
yang mengharuskan siswa mengolah pesan sehingga memperoleh
keterampilan dan pengetahuan).
1) Menciptakan suasana bebas berfikir sehingga siswa berani
bereksplorasi dalam penemuan dan pemecah masalah.
2) Fasilitator dalam penelitian.
3) Rekan diskusi dalam klasifikasi dan pencarian alternatif
pemecah masalah
4) Pembimbing penelitian.
Proses belajar mengajar yang merupakan inti dari proses
pendidikan formal di sekolah dari dalamnya terjadi interaksi antara
bebagai komponen pengajaran. Komponen-komponen itu dapat
dikelompokan ke dalam tiga kategori utama, yaitu guru, isi/materi
pelajaran dan siswa (Ali, 1992 : 4).
Analisis Penggunaan Bentuk..., Azizah Mufti, FKIP UMP, 2010
42
3. Langkah Proses Belajar Mengajar
Dalam satu kali proses belajar-mengajar, yang pertama kali
dilakukan adalah merumuskan tujuan pembelajaran khusus (TPK) yang
akan dicapai. Setelah merumuskan TPK, langkah berikutnya ialah
menentukan materi pelajaran yang sesuai dengan tujuan tersebut.
Selanjutnya menentukan metode mengajar yang merupakan wahana
pengembangan materi pelajaran sehingga dapat diterima dan menjadi
milik siswa. Kemudian menenttukah alat peraga pengajaran yang dapat
digunakan untuk memperjelas dan mempermudah penerimaan materi
pelajaran oleh siswa serta dapat menunjang tercapainya tujuan tersebut.
Langkah yang terakhir adalah menentukan alat evaluasi yang dapat
mengukur tercapai-tidaknya tujuan yang hasilnya dapat dijadikan
sebagai feedback baagi guru dalam meningkatkan kualitas mengajarnya
maupun kuantitias belajar siswa (Usman, 2006 : 5).
Dari urian diatas dapat disimpulkan bahwa belajar-mengajar
merupakan suatu sistem yang terdiri dari berbagai kompnen yang saling
berkaitan satu sama lain, dan merupakan satu kesatuan yang tak
terpisahkan
Analisis Penggunaan Bentuk..., Azizah Mufti, FKIP UMP, 2010
43
4. Metode Mengajar
Menurut Hasibuan (2008:13-30) metode mengajar ada
lima,yaitu:
a. Metode Ceramah
Metode ceramah adalah cara penyampaian bahan pelajaran
dengan komunikasi lisan. Metode ceramah ekonomis dan efektif
untuk
keperluan
penyampaian
informasi
dan
pengertian.
Kelemahannya adalah bahwa siswa cenderung pasif, pengaturan
kecepatan secara klasikal ditentukan oleh pengajar, kurang cocok
untuk pembentukan keterampilan dan sikap, dan cenderung
menempatkan pengajar sebagai otoritas terakhir.
b. Metode Tanya-Jawab
Dalam proses belajar-mengajar, bertanya memegang peranan
yang penting, sebab pertanyaan yang tersusun baik dengan teknik
pengajuan yang tepat akan:
1) meningkatkan pertisipasi siswa dalam kegiatan belajar-mengajar
2) membangkitkan minat dan rasa ingin tahu siswa terhadap
masalah yang sedang dibicarakan
3) mengembangkan pola berpikir dan belajar aktif siswa, sebab
berpikir itu sendiri adalah bertanya
4) menuntun proses berpikir siswa, sebab pertanyaan yang baik
akan membantu siswa agar dapat menentukan jawaban yang
baik
Analisis Penggunaan Bentuk..., Azizah Mufti, FKIP UMP, 2010
44
5) memusatkan perhatian murud terhadap masalah yang sedang
dibahas
c. Metode Diskusi
Diskusi adalah suatu proses penghilangan dua atau lebih
individu yang berinteraksi secara verbal dan saling berhadapan muka
mengenai tujuan atau sasaran yang sudah tertentu melalui cara tukarmenukar informasi mempertahankan pendapat, atau pemecahan
masalah.
Metode diskusi adalah suatu cara penyajian bahan pelajaran
di mana guru member kesempatan kepada para siswa untuk
mengadakan perbincangan ilmiah guna mengumpulkan pendapat,
membuat kesimpulan, atau menyusun berbaga alternatif pemecahan
atas suatu masalah.
d. Metode Kerja Kelompok
Kerja kelompok adalah salah satu strategi belajar-mengajar
yang memiliki kadar CBSA. Tetapi pelaksanaanya menuntut kondisi
serta persiapan yang jauh berbeda dengan format belajar-mengajar
yang menggunakan pendekatan ekspositorik, misalnya ceramah.
e. Simulasi
Simulasi adalah tiruan atau perbuaan yang hanya pura-pura
saja (dari fakta simulate yang artinya pura-pura atau bebuat seolaholah,dan simulation artinya tiruan atau perbuatan yang pura-pura
saja).
Analisis Penggunaan Bentuk..., Azizah Mufti, FKIP UMP, 2010
45
Tujuan simulasi adalah:
1) untuk melatih keterampilan tertentu, baik yang bersifat
professional maupun bagi kehidupan sehari-hari
2) untuk memperoleh pemahaman tentang suatu konsep atau
prinsip
3) untuk latihan memecahkan masalah
f. Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi merupakan metode mengajar yang
sangat efektif untuk menolong siswa mencari jawaban atas
pertanyaan-pertanyaan. Demonstrasi sebagai metode mengajar
adalah bahwa seorang guru, atau seorang demonstrator (orang luar
yang sengaja diminta), atau seorang siswa memperlihatkan kepada
seluruh kelas suatu proses.
5. Pelaksanaan Pengajaran
Pelaksanaan pengajaran selayaknya berpegang pada apa yang
tertuang dalam perencanaan. Namun, situasi yang dihadapi guru dalam
melaksanakn pengajaran mempunyai pengaruh besar terhadap proses
belajar itu sendiri. Menurut Ali (1992:5-6) situasi pengajaran
dipengaruhi oleh faktor-faktor sebagai berikut:
a Faktor guru
Gaya mengajar ini mencerminkan bagaimana pelaksanaan
pengajaran guru yang bersangkutan, yang di pengaruhi oleh
Analisis Penggunaan Bentuk..., Azizah Mufti, FKIP UMP, 2010
46
pandangannya sendiri tentang mengajar, konsep-konsep psikologi
yang digunakan, serta kurikulum yang dilaksanakan.
b Faktor siswa
Setiap siswa mempunyai keragaman dalam hal kecakapan
maupun kepribadian. Kecakapan yang dimiliki masing-masing siswa
itu meliputi kecakapan potensial yang memungkinkan untuk
dikembangkan, seperti bakat dan kecerdasan, maupun kecakapan
yang diperoleh dari hasil belajar. Adapun yang dimaksud dengan
kepribadian adalah cirri-ciri khusus yang dimiliki oleh individu yang
bersifat menonjol yang membedakan dirinya dengan orang lain.
Keragaman
dalam
kecakapan
dan
kepribadian
ini
dapat
mempengaruhi terhadap situasi yang dihadapi dalam proses belajar
mengajar.
c Faktor kurikulum
Secara
sederhana
arti
kurikulum
dalam
kajian
ini
menggambarkan pada isi atau pelajaran dan pola interaksi belajar
mengajar antara guru dan siswa untuk mencapai tujuan tertentu.
Dengan demikian, baik bahan maupun pola interaksi guru-siswa pun
beraneka ragam.
d Faktor lingkungan
Lingkungan ini meliputi keadaan ruangan, tata ruang, dan
berbagai situasi fisik yang ada di sekitar kelas atau sekitar tempat
Analisis Penggunaan Bentuk..., Azizah Mufti, FKIP UMP, 2010
47
berlangsungnya proses belajar mengajar. Lingkungan ini pun dapat
menjadi salah satu faktor yang mempengaruhi situasi belajar.
E
KERANGKA PIKIR PENELITIAN
Berdasarkan uraian di atas, yaitu landasan teori yang digunakan untuk
menganalisis bentuk imperatif pada tuturan guru bahasa Indonesia terhadap
siswa SMK Kesatrian Purwokerto. Tuturan dalam kegiatan belajar mengajar
tersebut di analisis dengan menggunakan kajian pragmatik tentang imperatif.
Untuk lebih jelasnya perlu penulis kemukakan bagan untuk
memperjelas uraian.
Analisis Penggunaan Bentuk..., Azizah Mufti, FKIP UMP, 2010
48
KERANGKA PIKIR PENELITIAN
IMPERATIF GURU-SISWA
KELAS X SMK KESATRIAN PURWOKERTO
PROSES PEMBELAJARAN
KOMUNIKASI
PENGERTIAN
KOMUNIKASI
KOMUNIKASI
VERBAL
JENIS
KOMUNIKASI
FUNGSI KOMUNIKASI
GURU-SISWA
Peran guru
Pengertian
KOMUNIKASI
NON VERBAL
Metode
ceramah
Metode
mengajar
Langkah dan pelaksanaan proses
pembelajaran
Metode
diskusi
Metode kerja
kelompok
Membenarkan
Menarik
perhatian
Metode Tanya
jawab
simulasi
Metode
demonstrasi
PRAGMATIK
KESANTUNAN
BERBAHASA
MAKSIM
PERCAKAPAN
TINDAK TUTUR
LOKUSI
Direktif
Menjelaskan
Mendefinisikan
Menanyakan
Memerintah
PERLOKUSI
KOMPETENSI DASAR MENGAJAR
ILOKUSI
BENTUK
IMPERATIF
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
Menyampaikan
Informasi
Komisif
IMPERATIF PERINTAH
IMPERATIF SURUHAN
IMPERATIF PERMINTAAN
IMPERATIF PERMOHONAN
IMPERATIF DESAKAN
IMPERATIF BUJUKAN
IMPERATIF HIMBAUAN
IMPERATIF PERSILAAN
IMPERATIF AJAKAN
IMPERATIF PERMINTAAN IZIN
IMPERATIF MENGIZINKAN
IMPERATIF LARANGAN
IMPERATIF HARAPAN
IMPERATIF UMPATAN
IMPERATIF ANJURAN
IMPERATIF PEMBERIAN UCAPAN SELAMAT
IMPERATIF NELULU
Deklarasi
Asertif
1. Keterampilan bertanya
Bertanya dasar
Bertanya lanjutan
2. Keterampilan memberi penguatan
3. Keterampilan mengadakan variasi
4. Keterampilan menjelaskan
5. Keterampilan membuka dan menutup pelajaran
6. Keterampilan membimbing diskusi diskusi kecil
7. Keterampilan mengelola kelas
8. Keterampilan mengajar perseorangan
IMPERATIF GURU-SISWA KELAS X SMK KESATRIAN PURWOKERTO
Analisis Penggunaan Bentuk..., Azizah Mufti, FKIP UMP, 2010
Download