PT ETERINDO WAHANATAMA Tbk DAN ANAK

advertisement
Laporan Keuangan Konsolidasi
Dengan Laporan Auditor Independen
31 Desember 2002
Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun 2001
(Mata Uang Indonesia)
PT ETERINDO WAHANATAMA Tbk
DAN ANAK PERUSAHAAN
PT ETERINDO WAHANATAMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
DENGAN LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN
31 DESEMBER 2002
DENGAN ANGKA PERBANDINGAN UNTUK TAHUN 2001
Daftar Isi
Halaman
Laporan Auditor Independen
Neraca Konsolidasi …………………………………………………………………………………………
1-3
Laporan Laba Rugi Konsolidasi …………………………………………………………………………..
4
Laporan Perubahan Defisiensi Modal Konsolidasi ……………………………………………………..
5
Laporan Arus Kas Konsolidasi …….……………………………………………………………………..
6-7
Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi …….…………………………………………………….
8 - 74
**************************
Laporan Auditor Independen
Laporan No. RPC-0786/02
Pemegang Saham, Komisaris dan Direksi
PT Eterindo Wahanatama Tbk
Kami telah mengaudit neraca konsolidasi PT Eterindo Wahanatama Tbk dan Anak perusahaan tanggal
31 Desember 2002, serta laporan laba rugi konsolidasi, laporan perubahan defisiensi modal konsolidasi dan
laporan arus kas konsolidasi untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut. Laporan keuangan adalah
tanggung jawab manajemen Perusahaan. Tanggung jawab kami terletak pada pernyataan pendapat atas
laporan keuangan berdasarkan audit kami. Laporan keuangan konsolidasi PT Eterindo Wahanatama Tbk dan
Anak perusahaan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2001 diaudit oleh auditor independen
lain yang laporannya bertanggal 29 April 2002, berisi pendapat wajar tanpa pengecualian atas laporan
keuangan tersebut, dan mencakup paragraf penjelasan mengenai ketidakpastian signifikan tentang
kemampuan Perusahaan dan Anak perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya dan dampak
kondisi ekonomi Indonesia terhadap Perusahaan dan Anak perusahaan.
Kami melaksanakan audit berdasarkan standar auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia. Standar
tersebut mengharuskan kami merencanakan dan melaksanakan audit agar kami memperoleh keyakinan
memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji material. Suatu audit meliputi pemeriksaan, atas dasar
pengujian, bukti-bukti yang mendukung jumlah-jumlah dan pengungkapan dalam laporan keuangan. Audit juga
meliputi penilaian atas prinsip akuntansi yang digunakan dan estimasi signifikan yang dibuat oleh manajemen,
serta penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Kami yakin bahwa audit kami
memberikan dasar memadai untuk menyatakan pendapat.
Menurut pendapat kami, laporan keuangan konsolidasi tahun 2002 yang kami sebut di atas menyajikan secara
wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan PT Eterindo Wahanatama Tbk dan Anak perusahaan
tanggal 31 Desember 2002, dan hasil usaha serta arus kas untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut
sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.
Laporan keuangan konsolidasi terlampir disusun dengan anggapan bahwa Perusahaan dan Anak perusahaan
akan melanjutkan operasinya sebagai entitas yang berkemampuan untuk mempertahankan kelangsungan
hidupnya. Catatan 33 atas laporan keuangan konsolidasi berisi pengungkapan dampak kondisi ekonomi di
Indonesia terhadap posisi keuangan dan hasil usaha Perusahaan dan Anak Perusahaan dan langkah-langkah
yang ditempuh dan rencana yang dibuat oleh manajemen dalam menanggapi kondisi ekonomi tersebut. Seperti
yang dijelaskan lebih lanjut dalam catatan yang sama atas laporan keuangan konsolidasi, operasi Perusahaan
dan Anak perusahaan telah terpengaruh secara signifikan, dan akan terus terpengaruh pada masa yang akan
datang, oleh kondisi ekonomi negara. Perusahaan dan Anak perusahaan mengalami rugi bersih konsolidasi
yang signifikan pada tahun 2002 dan 2001, masing-masing sebesar Rp 26,49 miliar dan Rp 293,90 miliar, yang
menyebabkan defisiensi modal bersih sebesar Rp 339,65 miliar dan Rp 318,16 miliar masing-masing pada
tanggal 31 Desember 2002 dan 2001. Pada tanggal 31 Desember 2001, kewajiban lancar Perusahaan dan
Anak perusahaan melebihi aktiva lancar sebesar Rp 2.674,81 miliar. Lebih lanjut, Perusahaan dan Anak
perusahaan juga telah melanggar beberapa pembatasan tertentu dalam perjanjian pinjaman termasuk tidak
memenuhi rasio keuangan yang disyaratkan dan tidak dapat membayar pokok pinjaman beserta bunganya
pada saat jatuh tempo. Jumlah saldo pinjaman beserta bunga yang masih harus dibayar masing-masing
sebesar Rp 2.455,41 miliar (terdiri dari AS$ 215,06 juta dan Rp 218,76 miliar) dan Rp 507,99 miliar (terdiri dari
AS$ 37,38 juta dan Rp 119,21 miliar) pada tanggal 31 Desember 2001. Sebagai akibatnya, para pemberi
pinjaman dapat menyatakan seluruh saldo pinjaman tersebut jatuh tempo dan dilunasi dengan segera.
Sebagaimana dijelaskan dalam Catatan 13, 14 dan 18 atas laporan keuangan konsolidasi, pada tahun 2002,
sebagian besar pinjaman Anak perusahaan telah dialihkan dari para krediturnya kepada kreditur lainnya.
Sebagai bagian dari ketentuan pembayaran kembali yang baru dari pinjaman-pinjaman tertentu, Anak
perusahaan tertentu diharuskan untuk membayar sebagian pinjamannya pada tanggal 31 Maret 2003 dan sisa
pinjaman akan dikonversikan menjadi saham Anak perusahaan paling lambat tanggal 31 Desember 2003.
Walaupun demikian, satu Anak perusahaan tidak dapat melakukan pembayaran pada tanggal 31 Maret 2003
karena masih dalam proses untuk memperoleh pendanaan (pinjaman). Untuk pinjaman-pinjaman yang belum
dialihkan kepada kreditur lain sejumlah Rp 145.671.483.726 (pokok dan bunga) pada tanggal 31 Desember
2002, Anak perusahaan masih dalam proses negosiasi dengan para krediturnya untuk merestrukturisasi
pinjamannya masing-masing, dimana hasilnya tidak dapat ditentukan pada saat ini. Hal-hal ini, antara lain,
mengindikasikan bahwa terdapat ketidakpastian signifikan tentang kemampuan Perusahaan dan Anak
perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya, dan oleh karena itu, terdapat ketidakpastian
signifikan tentang apakah Perusahaan dan Anak perusahaan akan dapat merealisasikan aktiva dan
menyelesaikan pembayaran kewajiban dalam kondisi usaha normal serta pada nilai yang dinyatakan dalam
laporan keuangan konsolidasi. Kemampuan Perusahaan dan Anak perusahaan untuk melanjutkan operasinya
sebagai entitas yang berkemampuan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya tergantung pada
penyelesaian dari berbagai ketidakpastian yang ada, termasuk keberhasilan proses restrukturisasi dengan para
kreditur, dukungan berkelanjutan dari para pemegang saham, pencapaian operasi Anak perusahaan pada
tingkat yang memuaskan dan pencapaian program pemulihan ekonomi secara menyeluruh oleh Pemerintah.
Pemulihan kondisi ekonomi tergantung pada kebijakan fiskal, moneter dan kebijakan lainnya yang telah dan
akan diambil oleh pemerintah Indonesia, suatu tindakan yang berada di luar kendali Perusahaan dan Anak
perusahaan. Oleh karena itu, tidaklah mungkin untuk menentukan dampak masa depan kondisi ekonomi
terhadap likuiditas dan pendapatan Perusahaan dan Anak perusahaan, termasuk pengaruh dari pemegang
saham, pelanggan, pemasok dan kreditur Perusahaan dan Anak perusahaan. Laporan keuangan konsolidasi
terlampir tidak mencakup penyesuaian-penyesuaian yang mungkin timbul dari hasil ketidakpastian ini. Laporan
keuangan konsolidasi terlampir mencakup dampak kondisi ekonomi sepanjang hal itu dapat ditentukan dan
diperkirakan.
PRASETIO, SARWOKO & SANDJAJA
Drs. Ruchjat Kosasih
NIAP 98.1.0068
25 April 2003
PT ETERINDO WAHANATAMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
NERACA KONSOLIDASI
31 Desember 2002
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2001
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Catatan
2002
2001
AKTIVA
AKTIVA LANCAR
Kas dan setara kas
2c, 3
Piutang
Usaha
2d, 4, 13, 14, 18
Pihak ketiga - setelah dikurangi
penyisihan piutang ragu-ragu
sebesar Rp 3.802.392.180
pada tahun 2002 dan
Rp 4.165.837.003 pada
tahun 2001
Pihak yang mempunyai hubungan
istimewa
2e, 5
Lain-lain - Pihak ketiga
27
Persediaan
2f, 6, 9, 13, 14, 18
Uang muka kepada pemasok
Pajak dibayar di muka
7
Biaya dibayar di muka
2g
Aktiva lancar lainnya
JUMLAH AKTIVA LANCAR
30.181.836.876
127.124.359.684
273.517.693.985
289.581.957.748
174.938.685
11.416.227.001
225.662.047.939
26.005.717.578
54.279.030.759
645.150.643
1.353.719.480
5.049.819.186
9.062.148.153
161.324.581.722
19.988.800.000
38.670.377.697
616.683.504
2.407.651.579
623.236.362.946
653.826.379.273
AKTIVA TIDAK LANCAR
Piutang pemegang saham dan
hubungan istimewa
2e, 5, 27
Aktiva pajak tangguhan - bersih
2p, 16
Penyertaan saham
2b, 2e, 5, 8
Aktiva tetap - setelah dikurangi akumulasi
penyusutan sebesar Rp 310.899.937.702
pada tahun 2002 dan Rp 218.767.550.708
pada tahun 2001
2e, 2h, 2i,
2j, 5, 9, 13
14, 18, 27
Selisih lebih biaya perolehan atas nilai
wajar perolehan aktiva bersih - bersih
2m, 12
Aktiva tidak lancar lainnya
Aktiva yang tidak digunakan dalam
operasi
2h, 10
Beban ditangguhkan - bersih
2e, 2k, 11, 27
Rugi ditangguhkan atas transaksi
penjualan dan penyewaan kembali bersih
2i
Uang jaminan
5.503.533.831
147.340.437.304
1.042.500.000
17.332.626.960
119.033.386.878
1.042.500.000
2.089.279.454.743
2.279.817.121.769
1.015.403.298
1.101.820.600
357.997.300
41.660.817.446
131.545.318.065
44.648.953.333
10.066.723.069
8.837.333.723
10.859.339.164
1.957.370.716
JUMLAH AKTIVA TIDAK LANCAR
2.305.104.200.714
2.607.338.437.485
JUMLAH AKTIVA
2.928.340.563.660
3.261.164.816.758
Catatan atas laporan keuangan konsolidasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan.
1
PT ETERINDO WAHANATAMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
NERACA KONSOLIDASI (lanjutan)
31 Desember 2002
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2001
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Catatan
2002
2001
KEWAJIBAN DAN DEFISIENSI MODAL
KEWAJIBAN
KEWAJIBAN LANCAR
Pinjaman jangka pendek
Hutang usance letters of credit
Hutang
Usaha
Pihak ketiga
Pihak yang mempunyai hubungan
istimewa
Lain-lain
Pihak ketiga
Pihak yang mempunyai hubungan
istimewa
Hutang pajak
Biaya masih harus dibayar
Uang muka pelanggan
Bagian hutang jangka panjang yang jatuh
tempo dalam satu tahun
Pinjaman
Sewa guna usaha
Kontraktor dan pemasok
13, 14, 18
13, 14, 18
72.414.000.000
-
821.870.310.185
453.102.080.091
15
27
221.012.571.770
183.090.967.428
2e, 5
21.728.113.863
53.990.097.256
27
31.139.346.768
51.028.088.519
2e, 5, 27
2p, 16
17, 27
1.944.000.321
24.865.220.629
96.761.231.841
257.492.285
4.049.419.342
14.923.743.695
538.076.165.902
16.184.788.548
46.935.000.000
23.689.680.149
14.164.945.169
1.035.118.760.000
145.863.022.999
11.337.420.726
554.911.602.795
3.328.634.864.691
15.159.294.380
10.108.305.167
18
2i
27h
JUMLAH KEWAJIBAN LANCAR
KEWAJIBAN TIDAK LANCAR
Biaya pesangon, penghargaan dan ganti kerugian
karyawan yang masih harus dibayar
28
Hutang pihak yang mempunyai
hubungan istimewa
2e, 5, 27
Hutang jangka panjang - setelah dikurangi
bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun
18
Pinjaman
Sewa guna usaha
2i
Kontraktor dan pemasok
27h
180.216.825.090
212.504.797.360
2.408.623.099.716
101.341.886.699
7.326.628.011
117.414.613
16.231.782.890
JUMLAH KEWAJIBAN TIDAK LANCAR
2.712.667.733.896
238.962.300.030
JUMLAH KEWAJIBAN
3.267.579.336.691
3.567.597.164.721
405.596.501
11.726.524.979
HAK MINORITAS ATAS AKTIVA BERSIH
ANAK PERUSAHAAN YANG DIKONSOLIDASI
2b, 19
Catatan atas laporan keuangan konsolidasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan.
2
PT ETERINDO WAHANATAMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
NERACA KONSOLIDASI (lanjutan)
31 Desember 2002
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2001
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Catatan
DEFISIENSI MODAL
Modal saham - nilai nominal Rp 500 per saham
Modal dasar - 1.500.000.000 saham
Modal ditempatkan dan disetor penuh
- 968.297.000 saham
Tambahan modal disetor - bersih
Selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas
sepengendali
Defisit
20
2l, 21
2b, 22
DEFISIENSI MODAL - BERSIH
JUMLAH KEWAJIBAN SETELAH DIKURANGI
DEFISIENSI MODAL
2002
2001
484.148.500.000
177.250.193.050
484.148.500.000
172.250.193.050
26.824.229.125
(1.027.867.291.707)
26.824.229.125
(1.001.381.795.117)
(339.644.369.532)
(318.158.872.942)
2.928.340.563.660
3.261.164.816.758
Catatan atas laporan keuangan konsolidasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan.
3
PT ETERINDO WAHANATAMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
LAPORAN LABA RUGI KONSOLIDASI
Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2002
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2001
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Catatan
PENJUALAN BERSIH
2002
2001
2e, 2n, 5, 23
1.324.212.803.511
1.211.277.652.324
2e, 2n, 5, 24, 27, 28
1.165.936.162.658
1.124.094.264.699
158.276.640.853
87.183.387.625
63.294.498.843
68.779.141.281
59.964.192.403
67.901.919.708
Jumlah Beban Usaha
132.073.640.124
127.866.112.111
LABA (RUGI) USAHA
26.203.000.729
(40.682.724.486)
2j, 9
382.082.494.659
1.622.605.365
(187.261.206.119)
(150.025.300.259)
5.061.532.241
(172.054.163.810)
10
9, 10, 27
2e, 5, 12, 27
(131.187.320.765)
(122.875.126.796)
(2.672.639.319)
(1.698.369.111)
Beban Lain-lain - Bersih
(60.291.192.975)
(318.716.300.939)
RUGI SEBELUM PENGHASILAN
PAJAK
(34.088.192.246)
(359.399.025.425)
28.307.050.426
47.275.450.466
BEBAN POKOK PENJUALAN
LABA KOTOR
BEBAN USAHA
Penjualan
Umum dan administrasi
PENGHASILAN (BEBAN) LAIN-LAIN
Laba (rugi) selisih kurs - bersih
Penghasilan bunga
Beban bunga
Penghapusan aktiva yang tidak digunakan
dalam operasi
Penghapusan aktiva tetap
Lain-lain - bersih
2n, 25, 27, 28
2e, 5
2j, 2o, 9
PENGHASILAN PAJAK
Pajak tangguhan
2p, 16
RUGI DARI AKTIVITAS NORMAL
(5.781.141.820)
POS LUAR BIASA
2q, 26
RUGI SEBELUM HAK MINORITAS ATAS
RUGI BERSIH ANAK PERUSAHAAN
YANG DIKONSOLIDASI
HAK MINORITAS ATAS RUGI BERSIH
ANAK PERUSAHAAN YANG DIKONSOLIDASI
2b, 19
RUGI BERSIH
LABA (RUGI) PER SAHAM
Laba (rugi) usaha per saham
(32.025.283.248)
(312.123.574.959)
-
(37.806.425.068)
(312.123.574.959)
11.320.928.478
18.224.822.973
(26.485.496.590)
(293.898.751.986)
2s
Rugi bersih per saham
27
(42)
(27)
(304)
Catatan atas laporan keuangan konsolidasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan.
4
PT ETERINDO WAHANATAMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
LAPORAN PERUBAHAN DEFISIENSI MODAL KONSOLIDASI
Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2002
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2001
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Catatan
Saldo 1 Januari 2001
Rugi bersih
Saldo 31 Desember 2001
Selisih transaksi perubahan
ekuitas Anak perusahaan
Rugi bersih
Saldo 31 Desember 2002
21
Selisih Nilai
Transaksi
Restrukturisasi
Entitas
Sepengendali
Tambahan
Modal Disetor
- Bersih
Modal Saham
Defisiensi Modal
- Bersih
Defisit
484.148.500.000
172.250.193.050
26.824.229.125
(707.483.043.131 )
(24.260.120.956 )
-
-
-
(293.898.751.986 )
(293.898.751.986 )
484.148.500.000
172.250.193.050
26.824.229.125
(1.001.381.795.117 )
(318.158.872.942 )
-
5.000.000.000
-
-
-
-
(26.485.496.590 )
(26.485.496.590 )
484.148.500.000
177.250.193.050
26.824.229.125
(1.027.867.291.707 )
(339.644.369.532 )
Catatan atas laporan keuangan konsolidasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan.
5
-
5.000.000.000
PT ETERINDO WAHANATAMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASI
Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2002
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2001
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Catatan
ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI
Penerimaan kas dari pelanggan
Pembayaran kas kepada pemasok dan karyawan
Pembayaran kas untuk beban pabrikasi dan
beban usaha
Kas yang dihasilkan dari operasi
Pembayaran untuk:
Beban bunga
Pajak
Penerimaan dari:
Penghasilan bunga
Tagihan restitusi pajak
Kas Bersih Diperoleh dari Aktivitas Operasi
2002
2001
1.030.924.005.733
(711.544.077.215)
1.062.316.851.047
(887.883.325.728)
(162.236.559.092)
(86.964.050.077)
157.143.369.426
87.469.475.242
(18.517.438.090)
(48.830.614.172)
(5.368.128.045)
(48.346.688.099)
1.622.605.366
-
5.061.532.241
9.606.740.457
91.417.922.530
48.422.931.796
1.346.916.700
659.975.000
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI
Hasil penjualan aktiva tetap
Perolehan aktiva tetap dan pembayaran kas
kepada kontraktor
Penambahan beban ditangguhkan
(56.978.513.138)
(4.572.025.572)
(234.910.210.792)
(35.407.153.753)
Kas Bersih Digunakan untuk Aktivitas Investasi
(60.203.622.010)
(269.657.389.545)
ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN
Hasil pinjaman jangka pendek
Hasil dari penerbitan saham
Pembayaran pinjaman bank jangka pendek
Pembayaran hutang sewa guna usaha
Pencairan deposito berjangka yang dijaminkan
23.256.150.000
5.000.000.000
(154.922.075.000)
(571.453.109)
-
195.768.000.000
(13.035.198.000)
(840.107.946)
37.560.000.000
Kas Bersih Diperoleh dari (Digunakan untuk)
Aktivitas Pendanaan
(127.237.378.109)
219.452.694.054
(919.445.219)
17.768.523.396
KENAIKAN (PENURUNAN) BERSIH
KAS DAN SETARA KAS
(96.942.522.808)
15.986.759.701
KAS DAN SETARA KAS AWAL TAHUN
127.124.359.684
111.137.599.983
30.181.836.876
127.124.359.684
Pengaruh kurs valuta asing kas dan setara kas
KAS DAN SETARA KAS AKHIR TAHUN
3
Catatan atas laporan keuangan konsolidasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan.
6
PT ETERINDO WAHANATAMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASI (lanjutan)
Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2002
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2001
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Catatan
AKTIVITAS YANG TIDAK MEMPENGARUHI
ARUS KAS
Penghapusan aktiva yang tidak digunakan
dalam operasi
10
Penghapusan aktiva tetap
9, 10, 27
Rugi dari restrukturisasi
2q, 26
Kapitalisasi beban bunga ke aktiva tetap
Kapitalisasi laba (rugi) selisih kurs ke aktiva tetap
Reklasifikasi mesin dan peralatan yang tidak
digunakan dalam operasi ke aktiva tetap
Perolehan aktiva sewa guna usaha melalui
hutang sewa guna usaha
2002
2001
131.187.320.765
122.875.126.796
32.025.283.248
2.936.782.732
9.655.406.078
-
13.689.456.455
-
850.873.280
Catatan atas laporan keuangan konsolidasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari
laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan.
7
84.389.895.965
(31.743.209.214)
PT ETERINDO WAHANATAMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
31 Desember 2002
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2001
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
1. U M U M
a. Pendirian Perusahaan
PT Eterindo Wahanatama Tbk (“Perusahaan”) didirikan pada tanggal 6 Maret 1992 dalam rangka
Undang-undang Penanaman Modal Dalam Negeri No. 6 tahun 1968 (telah diubah dengan
Undang-undang No. 12 tahun 1970) berdasarkan akta notaris Annie Sri Rahmani
Hendrotomo, S.H. No. 3, notaris pengganti Raden Santoso, S.H. Akta pendirian ini disahkan oleh
Menteri Kehakiman dalam surat keputusan No. C2-4561.HT.01.01.Th.93 tanggal 11 Juni 1993 dan
diumumkan dalam Lembaran Berita Negara No. 62, Tambahan No. 6835 tanggal 2 Agustus 1996.
Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan akta
notaris Rachmat Santoso, S.H. No. 142 tanggal 17 Desember 1999 mengenai peningkatan modal
ditempatkan dan disetor penuh Perusahaan. Laporan perubahan terakhir ini telah diterima dan
dicatat oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia (dahulu Menteri
Kehakiman) dengan No. C-1142 HT.01.04-TH.2001 tanggal 5 Februari 2001.
Sesuai dengan Pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan adalah
bergerak dalam kegiatan perdagangan, pembangunan dan perindustrian. Perusahaan saat ini
bertindak sebagai induk perusahaan. Perusahaan dan Anak perusahaan didirikan dan melakukan
operasinya di Indonesia.
Perusahaan berkedudukan di Jakarta dan kantor pusatnya berlokasi di Menara BTN, Lantai 15,
Jl. Gajah Mada No. 1, Jakarta.
b. Penawaran Umum Efek Perusahaan
Perusahaan menyelesaikan penawaran umum perdana atas 170.000.000 saham-saham barunya
dengan nilai nominal Rp 500 per saham melalui bursa efek di Indonesia dengan harga penawaran
Rp 1.300 per saham yang dinyatakan efektif pada tanggal 16 April 1997. Perusahaan menerbitkan
saham dengan hak memesan efek terlebih dahulu sebesar 280.000.000 saham yang juga
dicatatkan pada bursa efek di Indonesia yang dinyatakan efektif pada tanggal 28 Juni 1999. Pada
tanggal 31 Desember 2002 dan 2001, seluruh saham ditempatkan dan disetor penuh Perusahaan
telah dicatatkan di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya.
c. Susunan Perusahaan dan Anak Perusahaan
Perusahaan didirikan sebagai induk perusahaan (holding company) untuk industri petrokimia dan
kimia khusus dari anggota Keluarga Sridjaja tertentu (“Pemegang Saham Kendali”). Dengan
pengecualian PT Petrowidada, Anak perusahaan dialihkan oleh Pemegang Saham Kendali
kepada Perusahaan melalui serangkaian akuisisi pada tahun 1996. Pada tanggal 31 Desember
2002 dan 2001, susunan Perusahaan dan Anak perusahaan adalah sebagai berikut:
Anak perusahaan
Pemilikan langsung:
PT Anugerahinti
(1)
Gemanusa (“AG”)
Kegiatan Pokok
Produsen Specialty Plastizicers
(“SP”)
PT Eternal Buana
Chemical
Produsen Plasticizers dan
Industries (“EBCI”)
Synthetic Resins
dan pemilikan 51%
Anak perusahaannya,
PT Eterindo Nusa
(2)
Graha (“ENG”)
PT Petrowidada
(3)
(“PWD”)
Produsen Phthalic Anhydride (“PA”)
dan Maleic Anhydride (“MA”)
Mulai
Beroperasi
Kedudukan Komersial
Gresik
2001
Tangerang
1982
Gresik
1989
8
Persentase
Pemilikan
(4)
(%)
Tanggal Kendali
Diperoleh Perusahaan
dari Pemegang
Saham Kendali
99,15
16 Desember 1996
425.578
658.231
29 Januari 1996
985.915
1.101.634
1.608.355
1.576.212
94,78
(2)
75,72
19 September 1994
Jumlah Aktiva
(dalam Jutaan)
2002
2001
PT ETERINDO WAHANATAMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
31 Desember 2002
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2001
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
1. U M U M (lanjutan)
c. Susunan Perusahaan dan Anak Perusahaan (lanjutan)
Anak perusahaan
Kegiatan Pokok
Pemilikan tidak langsung:
PT Eterindo Nusa Graha Produsen Plasticizers dan
(2)
(melalui EBCI)
Synthetic Resins
Mulai
Beroperasi
Kedudukan Komersial
Gresik
1997
Persentase
Pemilikan
(4)
(%)
Tanggal Kendali
Diperoleh Perusahaan
dari Pemegang
Saham Kendali
49,72
22 Agustus 1996
Jumlah Aktiva
(dalam Jutaan)
2002
470.859
2001
668.717
Catatan: (1) AG didirikan pada bulan Agustus 1994. Pada tanggal 16 Desember 1996,
Perusahaan memperoleh 98% pemilikan saham di AG. Pada bulan September
1999, Perusahaan meningkatkan pemilikan sahamnya di AG menjadi 99,15%
sehubungan dengan penerbitan 140.000 saham baru kepada Perusahaan.
AG memulai operasi komersialnya pada bulan Januari 2001.
(2) EBCI didirikan pada bulan April 1979. Pada tanggal 29 Januari 1996, Perusahaan
memperoleh 90% pemilikan saham di EBCI. Pada bulan Juni 1997, Perusahaan
meningkatkan pemilikan sahamnya di EBCI menjadi 97,49% sehubungan dengan
penerbitan 1.310.000 saham baru kepada Perusahaan. Pada bulan April 2002,
pemilikan Perusahaan di EBCI berkurang menjadi 94,78% sehubungan dengan
penerbitan 50.000 saham baru kepada Well Focus Development Limited,
Singapura. Pada tanggal 21 Desember 1996, EBCI memperoleh 88% pemilikan
saham di ENG dari Perusahaan. ENG didirikan pada bulan Mei 1993. Pada bulan
Januari 1997, pemilikan saham EBCI di ENG berkurang menjadi 51% sehubungan
dengan penerbitan 18.900 saham baru kepada PT Intimutiara Gasindo (“IMG”)
(Perusahaan memiliki 5% pemilikan saham di IMG).
(3) PWD didirikan pada bulan Juli 1985 sebagai hasil kerjasama (joint venture) antara
PT Petrokimia Gresik (“PKG”), Daewoo Corporation, Korea Selatan dan PT Wisma
Pintu Sembilan. Pada tanggal 19 September 1994, Perusahaan memperoleh 63%
pemilikan saham di PWD. Pada bulan Februari 1995 dan Februari 1997,
Perusahaan meningkatkan pemilikan sahamnya di PWD masing-masing menjadi
68% dan 75,72%.
(4) Hak minoritas di AG, EBCI dan ENG dipegang oleh pemegang saham afiliasi.
d. Dewan Komisaris, Direksi dan Karyawan
Pada tanggal 31 Desember 2002 dan 2001, susunan anggota dewan Komisaris dan Direksi
Perusahaan berdasarkan akta notaris Rachmat Santoso, S.H. No. 257 tanggal 28 Juni 2001,
adalah sebagai berikut:
Komisaris
Direksi
Presiden Komisaris
: Sudiharto Sridjaja
Komisaris
: Jasin Sridjaja
Komisaris (Independen) : Soedjono
Dirdjosisworo
Presiden Direktur
Direktur
:
:
Hadiran Sridjaja
Hadisan Sridjaja
Samsi
Immanuel Sutarto
Kompensasi, termasuk gaji dan tunjangan untuk komisaris dan direksi Perusahaan dan Anak
perusahaan berjumlah Rp 6.505.546.816 dan Rp 8.066.775.684 masing-masing pada tahun 2002
dan 2001.
9
PT ETERINDO WAHANATAMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
31 Desember 2002
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2001
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
1. U M U M (lanjutan)
d. Dewan Komisaris, Direksi dan Karyawan (lanjutan)
Perusahaan dan Anak perusahaan mempunyai 1.130 dan 1.229 karyawan tetap masing-masing
pada tanggal 31 Desember 2002 dan 2001.
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI
a. Dasar Penyajian Laporan Keuangan Konsolidasi
Laporan keuangan konsolidasi terlampir disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku
umum di Indonesia yang tercakup dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang
dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (“IAI”) dan peraturan Badan Pengawas Pasar Modal
(BAPEPAM) mengenai pedoman penyajian laporan keuangan bagi perusahaan manufaktur.
Laporan keuangan konsolidasi disusun atas dasar akrual (accrual basis), kecuali laporan arus kas,
dengan menggunakan konsep biaya perolehan (historical cost), kecuali untuk persediaan yang
dinyatakan sebesar nilai terendah antara biaya perolehan atau nilai realisasi bersih.
Laporan arus kas konsolidasi menyajikan penerimaan dan pengeluaran kas dan setara kas yang
diklasifikasikan dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Laporan arus kas konsolidasi
disajikan dengan metode langsung (direct method).
Mata uang pelaporan yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasi adalah
Rupiah.
b. Prinsip-prinsip Konsolidasi
Laporan keuangan konsolidasi meliputi akun-akun Perusahaan dan Anak perusahaan (lihat
Catatan 1). Seluruh akun dan transaksi signifikan antar perusahaan yang dikonsolidasi telah
dieliminasi.
Penyertaan saham lainnya kurang dari 20% disajikan sebesar biaya perolehan (cost method),
kecuali bila ada penurunan nilai permanen.
Perolehan AG, EBCI dan ENG (lihat Catatan 1) dianggap sebagai transaksi yang dilakukan
dengan entitas sepengendali dan, dengan demikian, dicatat dengan metode penyatuan
kepemilikan (pooling of interest). Dengan metode ini, penyajian laporan keuangan untuk tahuntahun sebelum perolehan disajikan kembali dengan dasar penggabungan untuk mencakup akunakun dan operasi EBCI dan ENG seolah-olah entitas tersebut telah dimiliki sejak awal berdirinya.
Hasil selisih lebih harga pembelian atas aktiva bersih anak perusahaan yang diperoleh dalam
entitas sepengendali dicatat sebagai “Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali”
dan disajikan dalam bagian Defisiensi Modal pada neraca konsolidasi.
Perolehan PWD pada tanggal 19 September 1994 (lihat Catatan 1) dicatat dengan metode
pembelian (purchase method) dan, dengan demikian, dikonsolidasi sejak tanggal perolehan.
Hak minoritas atas rugi bersih dan ekuitas anak perusahaan dinyatakan sebesar proporsi
pemegang saham minoritas atas rugi bersih dan ekuitas anak perusahaan tersebut kecuali untuk
EBCI dan Anak perusahaan dan PWD di mana selisih lebih bagian atas rugi bersih pemegang
saham minoritas atas biaya penyertaan sahamnya telah diserap sementara oleh Perusahaan
sebagai pemegang saham mayoritas.
10
PT ETERINDO WAHANATAMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
31 Desember 2002
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2001
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)
c. Setara Kas
Deposito berjangka dan investasi jangka pendek lainnya dengan jangka waktu tiga bulan atau
kurang sejak tanggal penempatan dan tidak digunakan sebagai jaminan atas pinjaman
diklasifikasikan sebagai “Setara Kas”.
d. Penyisihan Piutang Ragu-ragu
Perusahaan dan Anak perusahaan membentuk penyisihan piutang ragu-ragu berdasarkan hasil
penelaahan terhadap keadaan akun piutang masing-masing pelanggan pada akhir tahun.
e. Transaksi dengan Pihak-pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa
Perusahaan dan Anak perusahaan mempunyai transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai
hubungan istimewa sesuai dengan PSAK No. 7, “Pengungkapan Pihak-pihak yang Mempunyai
Hubungan Istimewa”.
Semua transaksi signifikan dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa, baik yang
dilakukan dengan atau tidak dengan tingkat harga dan kondisi normal sebagaimana dilakukan
dengan pihak ketiga, diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan konsolidasi.
f.
Persediaan
Persediaan dinyatakan sebesar nilai yang lebih rendah antara biaya perolehan atau nilai realisasi
bersih (the lower of cost or net realizable value). Biaya perolehan ditentukan dengan
menggunakan metode rata-rata tertimbang (weighted-average method). Penyisihan persediaan
usang dan penurunan nilai persediaan ditentukan untuk menurunkan nilai tercatat persediaan
menjadi nilai realisasi bersih.
g.
Biaya Dibayar di Muka
Biaya dibayar di muka diamortisasi selama masa manfaat masing-masing biaya.
h.
Aktiva Tetap
Aktiva tetap, kecuali hak atas tanah, dinyatakan sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi
penyusutan. Hak atas tanah dinyatakan sebesar biaya perolehan dan tidak diamortisasi.
Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus (straight-line method), kecuali
untuk mesin, tangki dan peralatan pabrik tertentu, berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis
aktiva tetap sebagai berikut:
Tahun
Pematangan tanah
Bangunan dan prasarana
Mesin dan peralatan pabrik
Peralatan kantor, perabot dan perlengkapan
Alat pengangkutan
11
20
20
4
5
5
PT ETERINDO WAHANATAMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
31 Desember 2002
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2001
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)
h.
Aktiva Tetap (lanjutan)
Anak perusahaan menerapkan metode penyusutan berdasarkan unit hasil produksi untuk mesin,
tangki dan peralatan pabrik. Dengan metode tersebut, penyusutan dihitung berdasarkan taksiran
unit hasil produksi mesin, tangki dan peralatan pabrik yang berkisar antara 1.000.000 metrik ton
(MT) sampai 2.800.000 MT.
Aktiva dalam penyelesaian merupakan akumulasi pengeluaran modal yang terjadi untuk aktiva
tetap dalam pembangunan dan termasuk beban bunga dan selisih kurs atas pinjaman yang
digunakan untuk membiayai pembangunan. Aktiva dalam penyelesaian dinyatakan sebesar biaya
perolehan dan disajikan sebagai bagian dari aktiva tetap. Akumulasi biaya perolehan akan
dipindahkan ke masing-masing akun aktiva tetap yang bersangkutan pada saat pembangunan
selesai dan aktiva tersebut siap digunakan.
Aktiva tetap yang tidak atau belum digunakan dalam operasi disajikan sebagai bagian dari akun
“Aktiva Lain-lain” pada neraca konsolidasi.
Biaya perbaikan dan pemeliharaan dibebankan pada laporan laba rugi pada saat terjadinya;
pemugaran dan penambahan dalam jumlah signifikan dikapitalisasi. Aktiva tetap yang sudah tidak
digunakan lagi atau yang dijual, nilai tercatat serta akumulasi penyusutannya dikeluarkan dari
kelompok aktiva tetap yang bersangkutan dan laba atau rugi yang terjadi dibukukan dalam laporan
laba rugi tahun yang bersangkutan.
Sesuai dengan PSAK No. 47, “Akuntansi Tanah” yang berlaku efektif tanggal 1 Januari 1999,
biaya perolehan tanah setelah tahun 1999 meliputi biaya-biaya yang dikeluarkan untuk
pengembangan, pematangan dan persiapan tanah sampai siap untuk digunakan termasuk biaya
komisi. Biaya perolehan hak atas tanah sebelum tahun 1999 termasuk biaya notaris dan legal,
pajak serta biaya perpanjangan izin hak atas tanah. Setelah tahun 1999, biaya-biaya tersebut
dilaporkan sebagai kategori terpisah di dalam “Beban Ditangguhkan - Hak atas Tanah”, daripada
klasifikasi sebelumnya sebagai aktiva tetap pada neraca konsolidasi dan diamortisasi sepanjang
periode hak atas tanah.
Pada tanggal 19 Juni 1998, Ikatan Akuntan Indonesia menerbitkan PSAK No. 48, “Penurunan Nilai
Aktiva” yang berlaku untuk penurunan nilai aktiva yang terjadi pada atau setelah tanggal 1 Januari
2000. PSAK No. 48 mensyaratkan penilaian kembali nilai aktiva untuk setiap penurunan nilai dan
menurunkannya menjadi nilai wajar apabila terdapat peristiwa atau perubahan yang
mengindikasikan bahwa nilai tercatat aktiva tersebut tidak dapat dipulihkan kembali.
Penurunan nilai aktiva tetap diakui sebagai beban pada usaha tahun berjalan pada saat terdapat
kejadian-kejadian atau perubahan-perubahan keadaan yang mengindikasikan adanya penurunan
nilai aktiva.
i.
Sewa Guna Usaha
Transaksi sewa guna usaha digolongkan sebagai sewa guna usaha yang dapat dikapitalisasi
(capital lease) apabila memenuhi seluruh kriteria yang disyaratkan PSAK No. 30, “Akuntansi Sewa
Guna Usaha”. Jika salah satu kriteria tidak terpenuhi, maka transaksi sewa guna usaha
dikelompokkan sebagai transaksi sewa menyewa biasa (operating lease). Aktiva sewa guna
usaha yang dikapitalisasi disajikan dalam neraca konsolidasi sebagai bagian dari aktiva tetap
12
PT ETERINDO WAHANATAMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
31 Desember 2002
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2001
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)
i.
Sewa Guna Usaha (lanjutan)
sebesar nilai tunai dari seluruh pembayaran sewa guna usaha pada awal masa sewa guna usaha
ditambah nilai sisa (harga opsi) yang harus dibayar pada akhir masa sewa guna usaha.
Penyusutan dihitung dengan menggunakan taksiran masa manfaat ekonomis yang sama dengan
yang diterapkan untuk aktiva tetap dengan pemilikan langsung.
PWD menerapkan metode penyusutan berdasarkan unit hasil produksi untuk mesin, tangki dan
peralatan pabrik sewa guna usaha dengan hak opsi.
Laba atau rugi yang terjadi akibat transaksi penjualan dan penyewaan kembali (sale-andleaseback) ditangguhkan dan diamortisasi selama sisa masa manfaat ekonomis aktiva sewa guna
usaha yang bersangkutan dengan metode unit hasil produksi.
Hutang sewa guna usaha disajikan sebesar nilai tunai dari pembayaran sewa guna usaha.
j.
Kapitalisasi Biaya Pinjaman dan Selisih Kurs
Sesuai dengan PSAK No. 26 revisi, “Biaya Pinjaman”, beban bunga dan selisih kurs atas pinjaman
dan biaya-biaya lain yang terjadi untuk membiayai pembangunan atau instalasi aktiva tetap,
dikapitalisasi sebagai bagian dari biaya perolehan aktiva. Kapitalisasi biaya pinjaman berakhir
pada saat pembangunan atau instalasi selesai dan aktiva tetap tersebut siap digunakan.
k. Beban Ditangguhkan
Beban ditangguhkan diamortisasi selama sisa masa manfaat ekonomis aktiva yang bersangkutan.
l.
Biaya Emisi Saham dan Obligasi
Berdasarkan Surat Keputusan BAPEPAM No. Kep-06/PM/2000 tanggal 13 Maret 2000 tentang
Perubahan Peraturan No. VIII.G.7, biaya-biaya yang terjadi sehubungan dengan penawaran
saham Perusahaan (termasuk Penerbitan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu) kepada
masyarakat dan penerbitan obligasi wajib konversi yang kemudian dikonversi menjadi saham
biasa, disajikan sebagai pengurang “Tambahan Modal Disetor” dalam bagian Defisiensi Modal
pada neraca konsolidasi.
m. Selisih Lebih Biaya Perolehan atas Nilai Wajar Perolehan Aktiva Bersih
Selisih lebih yang tidak teridentifikasi dari harga pembelian atas nilai wajar aktiva bersih PWD
dicatat sebagai “Selisih Lebih Biaya Perolehan atas Nilai Wajar Perolehan Aktiva Bersih” dan
diamortisasi dengan menggunakan metode garis lurus selama dua puluh (20) tahun sesuai
dengan masa manfaat ekonomisnya, maksimum dua puluh (20) tahun, dengan
mempertimbangkan estimasi umur bisnis yang bersangkutan dimana PWD akan tetap melanjutkan
usahanya sebagai entitas yang berkemampuan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya.
n. Pengakuan Pendapatan dan Beban
Pendapatan dari penjualan lokal diakui pada saat penyerahan barang kepada pelanggan.
Pendapatan dari penjualan ekspor diakui pada saat penyerahan barang di atas kapal di pelabuhan
pengiriman sesuai dengan syarat penjualan. Beban diakui pada saat terjadinya (accrual basis).
13
PT ETERINDO WAHANATAMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
31 Desember 2002
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2001
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)
o. Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing
Transaksi dalam mata uang asing dicatat dalam Rupiah berdasarkan kurs yang berlaku pada saat
transaksi dilakukan. Pada tanggal neraca, aktiva dan kewajiban moneter dalam mata uang asing
dijabarkan ke dalam Rupiah berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia yang berlaku pada tanggal
tersebut. Laba atau rugi selisih kurs yang terjadi dikreditkan atau dibebankan pada operasi tahun
berjalan, kecuali untuk selisih kurs atas pinjaman yang digunakan untuk membiayai pembangunan
aktiva tetap yang dikapitalisasi ke biaya perolehan aktiva yang bersangkutan.
Pada tanggal 31 Desember 2002 dan 2001, kurs yang digunakan adalah sebagai berikut:
2002
Dolar Amerika Serikat (AS$) 1
Dolar Singapura (Sin$) 1
Euro (€) 1
Mark Jerman (DM) 1
Franc Perancis (Frf) 1
8.940,00
5.154,31
9.369,65
-
2001
10.400,00
5.620,97
9.188,42
4.698,13
1.400,79
Kurs tersebut merupakan kurs rata-rata antara kurs beli dan kurs jual uang kertas dan/atau kurs
transaksi yang terakhir diumumkan oleh Bank Indonesia masing-masing pada tanggal
31 Desember 2002 dan 2001.
p. Penghasilan (Beban) Pajak
Perusahaan dan Anak perusahaan menerapkan PSAK No. 46, “Akuntansi Pajak Penghasilan”
yang mensyaratkan pencatatan dampak pajak dari pemulihan aktiva dan penyelesaian kewajiban
sebesar nilai tercatatnya, serta pengakuan dan pengukuran aktiva dan kewajiban pajak tangguhan
bagi konsekuensi pajak pada masa mendatang untuk kejadian yang diakui dalam laporan
keuangan, termasuk rugi fiskal yang dapat dikompensasikan. Penyisihan atas aktiva pajak
tangguhan yang tidak terpulihkan dibentuk untuk mengurangi nilai tercatat aktiva pajak tangguhan
menjadi nilai realisasi bersih. Untuk setiap perusahaan yang dikonsolidasi, pengaruh pajak atas
perbedaan waktu dan akumulasi rugi fiskal, yang masing-masing dapat berupa aktiva atau
kewajiban, disajikan dalam jumlah bersih.
q. Restrukturisasi Pinjaman
Anak perusahaan mencatat restrukturisasi pinjaman sesuai dengan PSAK No. 54, “Akuntansi
Restrukturisasi Hutang Piutang Bermasalah” yang mengharuskan Anak perusahaan untuk
mencatat restrukturisasi hutang piutang bermasalah sebagai berikut:
1. Untuk transaksi yang hanya meliputi modifikasi persyaratan hutang (yaitu tanpa adanya
pengalihan aset atau pemberian saham), Anak perusahaan menghitung jumlah pembayaran
kas masa depan yang ditetapkan dalam perjanjian restrukturisasi, termasuk bunga, selama
periode pinjaman. Jika jumlah pembayaran kas masa depan melebihi nilai tercatat hutang
(termasuk bunga masih harus dibayar), tidak ada keuntungan atas restrukturisasi yang diakui.
Jika jumlah pembayaran kas masa depan lebih kecil daripada nilai tercatat hutang, selisihnya
diakui sebagai keuntungan atas restrukturisasi pinjaman.
2. Untuk transaksi yang meliputi penyelesaian sebagian dengan pemberian saham debitur
kepada kreditur dan modifikasi persyaratan, Anak perusahaan mula-mula mengurangi nilai
tercatat hutang dengan jumlah nilai wajar pemberian saham tersebut dan selanjutnya
14
PT ETERINDO WAHANATAMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
31 Desember 2002
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2001
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan)
q. Restrukturisasi Pinjaman (lanjutan)
menghitung jumlah pembayaran kas masa depan. Tidak ada keuntungan atas restrukturisasi
yang diakui kecuali nilai tercatat hutang melebihi jumlah pembayaran kas masa depan, tanpa
memperhitungkan nilai tunainya, sesuai dengan perjanjian restrukturisasi.
r.
Informasi Segmen
Sesuai dengan PSAK No. 5 (Revisi 2000), “Pelaporan Segmen”, segmen usaha menyajikan
informasi produk atau jasa yang memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dengan risiko dan
imbalan segmen usaha lain. Segmen geografis menyajikan informasi produk atau jasa pada
wilayah ekonomi tertentu yang memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dengan risiko dan
imbalan pada komponen yang beroperasi pada wilayah ekonomi lain.
s. Laba (Rugi) Bersih Per Saham
Sesuai dengan PSAK No. 56, “Laba Per Saham” (“LPS”), laba (rugi) usaha per saham dan rugi
bersih per saham dihitung dengan membagi laba (rugi) usaha dan rugi bersih pada tahun yang
bersangkutan dengan jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar selama tahun tersebut.
Jumlah rata-rata tertimbang saham untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2002
dan 2001 sebesar 968.297.000 saham.
3. KAS DAN SETARA KAS
Kas dan setara kas terdiri dari:
2002
2001
Kas
Dolar AS
Rupiah
Dolar Sin
Sub-jumlah
Bank - Pihak ketiga
PT Bank Central Asia Tbk
Rekening Dolar AS
Rekening Rupiah
PT Bank Lippo Tbk
Rekening Dolar AS
Rekening Rupiah
PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
Rekening Dolar AS
Rekening Rupiah
PT Bank Mandiri (Persero)
Rekening Dolar AS
Rekening Rupiah
15
1.843.031.421
653.650.389
22.940.454
2.153.147.360
579.105.107
55.614.163
2.519.622.264
2.787.866.630
9.998.505.300
5.057.569.320
15.112.433.856
7.351.501.166
1.772.936.368
1.505.390.191
6.435.120.016
1.415.604.457
63.144.380
2.101.967.805
485.757.896
2.008.837.353
1.881.282.552
23.878.439
-
PT ETERINDO WAHANATAMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
31 Desember 2002
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2001
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
3. KAS DAN SETARA KAS (lanjutan)
2002
PT Bank DBS Indonesia
Rekening Dolar AS
Rekening Rupiah
BNP Paribas Inc. in France with Limited Liability,
Singapura
Rekening Dolar AS
PT Bank Permata Tbk - eks PT Prima Express Bank
Rekening Dolar AS
Rekening Rupiah
Bank Commonwealth
Rekening Rupiah
Rabobank Asia Limited, Singapura
Rekening Dolar AS
PT Bank Global Internasional Tbk
Rekening Rupiah
ING Barings (South East Asia) Limited, Singapura
Rekening Dolar AS
The Hongkong and Shanghai Banking
Corporation Limited
Rekening Dolar AS
Rekening Rupiah
PT Bank NISP
Rekening Rupiah
PT Bank Permata Tbk - eks PT Bank Universal Tbk
Rekening Dolar AS
PT Bank Internasional Indonesia Tbk
Rekening Dolar AS
Rekening Rupiah
PT Bank Mizuho Indonesia
Rekening Dolar AS
Rekening Rupiah
Citibank, N.A.
Rekening Dolar AS
Rekening Rupiah
American Express Bank Limited
Rekening Rupiah
Sub-jumlah
Deposito Berjangka - Pihak ketiga
Rabobank Asia Limited, Singapura
Dolar AS
BNP Paribas Inc. in France with Limited Liability,
Singapura
Dolar AS
Bank Commonwealth
Rupiah
16
2001
105.482.881
1.733.534.234
21.289.117
1.069.524.115
8.252.643.880
298.565.693
666.650.858
2.302.345.448
1.224.046.176
483.026.733
5.805.729
412.319.417
9.774.437.816
134.310.799
352.301.684
101.160.212
375.580.504
49.878.764
43.895.092
60.506.576
44.703.092
79.094.294
322.275.983
45.045.710
408.636.696
20.830.379
1.146.826
25.560.912
1.398.826
9.104.496
1.502.178
10.658.752
1.574.178
1.753.044
714.532
2.074.800
1.110.583
-
9.648.098
27.662.214.612
56.005.853.594
-
31.401.289.920
-
15.379.884.416
-
6.000.000.000
PT ETERINDO WAHANATAMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
31 Desember 2002
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2001
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
3. KAS DAN SETARA KAS (lanjutan)
2002
PT Bank Global Internasional Tbk
Rupiah
American Express Bank Limited
Rupiah
2001
-
261.366.829
-
108.050.397
Sub-jumlah
-
53.150.591.562
Reksa Dana - Pihak ketiga
Merrill Lynch International Bank Limited, Singapura
Rekening Dolar AS
Bank Commonwealth
Rekening Rupiah
-
12.890.810.400
-
2.289.237.498
Sub-jumlah
-
15.180.047.898
30.181.836.876
127.124.359.684
Jumlah
Deposito berjangka dalam Rupiah menghasilkan bunga dengan suku bunga tahunan berkisar antara
10,00% sampai dengan 13,00% pada tahun 2002 dan antara 9,00% sampai dengan 17,78% pada
tahun 2001. Deposito berjangka dalam Dolar AS menghasilkan bunga dengan suku bunga tahunan
berkisar antara 2,00% sampai dengan 6,00% pada tahun 2002 dan antara 0,90% sampai dengan
6,18% pada tahun 2001.
Penempatan kas pada reksadana merupakan reksadana tanpa pembatasan pencairan yang telah
dicairkan seluruhnya dalam tahun 2002.
4. PIUTANG USAHA
Piutang usaha terdiri dari:
2002
2001
Pihak ketiga
Lokal
Ekspor
155.547.800.110
121.772.286.055
149.740.519.168
144.007.275.583
Jumlah
Dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu
277.320.086.165
(3.802.392.180)
293.747.794.751
(4.165.837.003)
Bersih
273.517.693.985
289.581.957.748
174.938.685
5.049.819.186
Pihak yang mempunyai hubungan istimewa
(lihat Catatan 5)
PT Inti Mutiara Kimindo
Umur piutang usaha adalah sebagai berikut:
2002
Pihak ketiga
Sampai dengan 1 bulan
> 1 bulan - 3 bulan
124.181.282.732
111.001.672.996
17
2001
203.695.829.870
58.852.638.061
PT ETERINDO WAHANATAMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
31 Desember 2002
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2001
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
4. PIUTANG USAHA (lanjutan)
2002
> 3 bulan - 6 bulan
> 6 bulan - 1 tahun
> 1 tahun
2001
23.961.355.493
10.113.530.545
8.062.244.399
21.775.793.745
1.899.476.379
7.524.056.696
277.320.086.165
293.747.794.751
Pihak yang mempunyai hubungan istimewa
(lihat Catatan 5)
Sampai dengan 1 bulan
> 1 bulan - 3 bulan
> 3 bulan - 6 bulan
> 6 bulan - 1 tahun
> 1 tahun
174.938.685
-
147.844.843
3.437.026.950
770.713.113
694.234.280
-
Jumlah
174.938.685
5.049.819.186
Jumlah
Perubahan penyisihan piutang ragu-ragu dari pihak ketiga adalah sebagai berikut:
2002
2001
Saldo awal tahun
Penyisihan (pemulihan) selama tahun berjalan - bersih
Penghapusan piutang tak tertagih
4.165.837.003
(66.711.220)
(296.733.603)
16.447.623.975
4.469.916.425
(16.751.703.397)
Saldo akhir tahun
3.802.392.180
4.165.837.003
Berdasarkan hasil penelaahan keadaan akun piutang masing-masing pelanggan pada akhir tahun,
manajemen berpendapat bahwa penyisihan piutang ragu-ragu adalah cukup untuk menutup
kemungkinan kerugian atas tidak tertagihnya piutang usaha.
Ringkasan piutang usaha menurut jenis mata uang adalah sebagai berikut:
2002
2001
Pihak ketiga
Dolar AS
Rupiah
218.237.617.046
59.082.469.119
233.867.855.312
59.879.939.439
Sub-jumlah
277.320.086.165
293.747.794.751
Pihak yang mempunyai hubungan istimewa
Dolar AS
Rupiah
144.300.540
30.638.145
3.864.031.184
1.185.788.002
Sub-jumlah
174.938.685
5.049.819.186
277.495.024.850
298.797.613.937
Jumlah
18
PT ETERINDO WAHANATAMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
31 Desember 2002
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2001
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
4. PIUTANG USAHA (lanjutan)
Piutang usaha digunakan sebagai jaminan untuk pinjaman jangka pendek, hutang usance letters of
credit dan pinjaman jangka panjang (lihat Catatan 13, 14 dan 18).
5. TRANSAKSI DAN SALDO DENGAN PIHAK-PIHAK YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA
Hubungan dan sifat saldo akun/transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa
adalah sebagai berikut:
Pihak-pihak yang
mempunyai hubungan
istimewa
Hubungan
Sifat Saldo Akun/Transaksi
•
PT Petrokimia Gresik (“PKG”)
Pemegang saham Anak
perusahaan
Penjualan, sewa tanah dan pemakaian rute
jaringan pipa PWD dan fasilitas pelabuhan untuk
kegiatan bongkar/muat dan penyaluran bahan
baku dan produk cair PWD (lihat Catatan 27c),
bantuan personalia serta penggunaan utilitas
dan fasilitas lainnya.
•
PT Justus Kimia Raya
Pemegang saham Anak
perusahaan
Pembelian bahan baku.
•
PT Inti Mutiara Kimindo
Mempunyai anggota manajemen
kunci yang sama
Penjualan, pembelian, penggunaan fasilitas
EBCI dan uang muka antar perusahaan.
•
PT Petro Oxo Nusantara
Mempunyai anggota manajemen
kunci yang sama
Pembelian dan uang muka antar perusahaan.
•
PT Mitsui Eterindo Chemicals
(“MEC”)
Mempunyai anggota manajemen
kunci yang sama
Memberikan bantuan dalam bidang operasi dan
personalia (lihat Catatan 27a), piutang yang
timbul dari penjualan sebagian sistem “sea
water intake” (lihat Catatan 27r) dan
penggunaan fasilitas AG.
•
PT Pro-Intercontinental
Terminals Indonesia
(“Prointal”)
Mempunyai anggota manajemen
kunci yang sama
Menyewa fasilitas “sea water intake”
“normal butane piping” (lihat Catatan 27b).
•
PT Rishindo Multipratama
(“Rishindo”)
Mempunyai anggota manajemen
kunci yang sama
Kontraktor Anak perusahaan.
•
PT Nusa Buana Kimindo
Mempunyai anggota manajemen
kunci yang sama
Uang muka antar perusahaan.
•
PT Intimutiara Gasindo
(“IMG”)
Perusahaan asosiasi
Penyertaan saham, menerima dan memberikan
pinjaman yang tidak dikenakan bunga.
•
Karyawan
Karyawan
Pinjaman karyawan.
•
Jasin Sridjaja
Pemegang saham Perusahaan
Piutang yang tidak dikenakan bunga.
19
dan
PT ETERINDO WAHANATAMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
31 Desember 2002
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2001
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
5. TRANSAKSI DAN SALDO DENGAN PIHAK-PIHAK YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA
(lanjutan)
Rincian saldo dan transaksi signifikan dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa
adalah sebagai berikut:
Persentase dari Jumlah Aktiva/
Kewajiban/Pendapatan atau
Beban yang Bersangkutan (%)
Jumlah
2002
Piutang Usaha
PT Inti Mutiara Kimindo
2001
2002
2001
174.938.685
5.049.819.186
0,01
0,15
Piutang Pemegang Saham dan
Hubungan Istimewa
Karyawan
PT Nusa Buana Kimindo
PT Intimutiara Gasindo
PT Mitsui Eterindo Chemicals
PT Inti Mutiara Kimindo
PT Petro Oxo Nusantara
Lain-lain
1.653.368.450
1.124.692.152
1.050.423.600
688.926.072
85.993.260
900.130.297
1.781.183.383
3.334.692.152
1.772.768.350
1.112.352.378
1.101.109.678
7.058.325.664
1.172.195.355
0,06
0,04
0,04
0,02
0,03
0,06
0,10
0,05
0,03
0,03
0,22
0,04
Jumlah
5.503.533.831
17.332.626.960
0,19
0,53
250.000.000
250.000.000
0,01
0,01
-
5.058.492.500
-
0,16
Hutang Usaha
PT Petro Oxo Nusantara
PT Inti Mutiara Kimindo
Lain-lain
21.633.073.531
95.040.332
44.560.912.647
9.226.964.718
202.219.891
0,66
-
1,25
0,26
-
Jumlah
21.728.113.863
53.990.097.256
0,66
1,51
Hutang Lain-lain
PT Pro-Intercontinental Terminals
Indonesia
PT Inti Mutiara Kimindo
Lain-lain
1.707.571.423
106.358.701
130.070.197
1.830.156.938
1.598.191.043
621.071.361
0,05
0,01
0,05
0,04
0,02
Jumlah
1.944.000.321
4.049.419.342
0,06
0,11
Hutang Pihak yang Mempunyai
Hubungan Istimewa
PT Intimutiara Gasindo(“IMG”)
PT Petrokimia Gresik
178.800.000.000
1.416.825.090
208.000.000.000
4.504.797.360
5,47
0,05
5,83
0,13
Jumlah
180.216.825.090
212.504.797.360
5,52
5,96
Penjualan
PT Justus Sakti Raya
PT Inti Mutiara Kimindo
16.871.996.810
6.394.920.244
16.445.761.204
1,28
0,48
1,36
Jumlah
23.266.917.054
16.445.761.204
1,76
1,36
Pembelian
PT Petro Oxo Nusantara
PT Inti Mutiara Kimindo
PT Justus Kimia Raya
124.954.106.026
4.835.880.699
-
165.743.525.039
18.242.683.941
2.738.063.463
12,55
0,49
-
17,47
1,92
0,29
Jumlah
129.789.986.725
186.724.272.443
13,04
19,68
421.140.787
1.414.760.379
0,69
2,88
Penyertaan Saham
PT Intimutiara Gasindo
Penambahan Aktiva Tetap
PT Rishindo Multipratama
Gaji, upah dan kesejahteraan karyawan
dari karyawan
PT Petrokimia Gresik
20
PT ETERINDO WAHANATAMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
31 Desember 2002
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2001
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
5. TRANSAKSI DAN SALDO DENGAN PIHAK-PIHAK YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA
(lanjutan)
Persentase dari Jumlah Aktiva/
Kewajiban/Pendapatan atau
Beban yang Bersangkutan (%)
Jumlah
2002
2001
1.061.415.264
6,03
8,98
871.549.239
658.248.300
667.337.484
17,40
13,13
17,57
1.529.797.539
667.337.484
30,53
17,57
323.038.008
339.297.622
11,49
14,05
65.894.287
155.320.285
0,76
2,14
3.000.000
3.000.000
0,09
0,08
Pendapatan manajemen
259.186.800
282.456.250
100,00
100,00
Pendapatan sewa
253.479.128
172.634.898
76,60
69,30
Penggantian biaya air dan listrik
PT Petrokimia Gresik
Beban Sewa
PT Pro-Intercontinental Terminals
Indonesia
Lain-lain
Jumlah
Bahan-bahan Kimia
Perbaikan dan Pemeliharaan
Komunikasi
2002
2001
1.012.285.349
Ringkasan piutang pemegang saham dan hubungan istimewa dan hutang pihak yang mempunyai
hubungan istimewa menurut jenis mata uang adalah sebagai berikut:
2002
2001
Piutang pemegang saham dan hubungan istimewa
Dolar AS
Rupiah
853.150.369
4.650.383.462
10.717.104.424
6.615.522.536
Jumlah
5.503.533.831
17.332.626.960
Hutang pihak yang mempunyai hubungan istimewa
Dolar AS
Rupiah
178.800.000.000
1.416.825.090
209.345.966.960
3.158.830.400
Jumlah
180.216.825.090
212.504.797.360
Dalam kegiatan usaha normal, Perusahaan dan Anak perusahaan melakukan transaksi dengan pihakpihak yang mempunyai hubungan istimewa yang dilaksanakan pada tingkat harga dan persyaratan
yang sebanding untuk transaksi sejenis dengan pihak ketiga.
Pinjaman, uang muka dan beban antar perusahaan dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan
istimewa tidak dibebani bunga, tanpa jaminan dan tidak ditentukan jatuh temponya, kecuali pinjaman
dari IMG sebesar AS$ 20.000.000 yang akan jatuh tempo pada bulan Juni 2004. Pada tanggal
6 Januari 2003, pinjaman dari IMG telah dikonversikan menjadi saham di PT Eterindo Nusa Graha,
anak perusahaan (lihat Catatan 30a).
21
PT ETERINDO WAHANATAMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
31 Desember 2002
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2001
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
5. TRANSAKSI DAN SALDO DENGAN PIHAK-PIHAK YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA
(lanjutan)
Berdasarkan hasil penelaahan keadaan piutang hubungan istimewa, manajemen berpendapat bahwa
seluruh piutang hubungan istimewa dapat tertagih, sehingga tidak diperlukan penyisihan piutang raguragu.
6. PERSEDIAAN
Persediaan terdiri dari:
2002
2001
Barang jadi
Barang dalam proses
Bahan baku
Bahan kimia dan pembantu
Barang dalam perjalanan
Barang dagangan
105.991.988.362
16.229.294.468
51.311.060.743
10.410.697.555
41.719.006.811
-
61.793.954.055
15.519.832.469
52.315.633.503
10.834.050.301
20.745.125.810
115.985.584
Jumlah
225.662.047.939
161.324.581.722
Barang dalam perjalanan merupakan pembelian bahan baku yang telah diterima pada bulan Januari
2003.
Persediaan digunakan sebagai jaminan untuk pinjaman jangka pendek, hutang usance letters of credit
dan pinjaman jangka panjang (lihat Catatan 13, 14 dan 18).
Persediaan bersama dengan aktiva tetap tertentu diasuransikan terhadap risiko kerugian akibat
kebakaran dan risiko kerugian lainnya, yang menurut pendapat manajemen jumlahnya memadai untuk
menutup risiko tersebut (lihat Catatan 9).
Berdasarkan hasil penelaahan kondisi persediaan pada akhir tahun, manajemen berpendapat bahwa
tidak ada penyisihan persediaan usang dan penurunan nilai persediaan yang perlu dibentuk.
7. PAJAK DIBAYAR DI MUKA
Pajak dibayar di muka terdiri dari:
2002
Pajak penghasilan
Pasal 21
Pasal 22
Pasal 23
Pasal 25
Pajak pertambahan nilai
Taksiran tagihan restitusi pajak
Pajak penghasilan
Pasal 22
Pasal 23
Pajak pertambahan nilai
Jumlah
22
2001
3.521.941.153
481.327.213
20.000.000
38.711.095.184
7.452.092
2.653.696
31.685.039
4.000.000
33.967.752.576
2.945.161.535
50.630.764
8.548.874.910
4.571.061.228
85.773.066
-
54.279.030.759
38.670.377.697
PT ETERINDO WAHANATAMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
31 Desember 2002
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2001
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
7. PAJAK DIBAYAR DI MUKA (lanjutan)
Rincian ketetapan pajak atas pajak penghasilan dan pajak pertambahan nilai (“PPN”) adalah sebagai
berikut:
a. Perusahaan
Berdasarkan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (“SKPKB”) tanggal 23 April 2001, Perusahaan
ditetapkan kurang bayar pajak penghasilan pasal 4(2) final, 21 dan 23 tahun pajak 1998 beserta
dendanya dengan jumlah sebesar Rp 98.170.066 yang telah dibayar pada bulan Mei 2001.
Berdasarkan Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar (“SKPLB”) tanggal 19 November 2001, Direktur
Jenderal Pajak menyetujui tagihan restitusi PPN Perusahaan periode pajak Desember 1999
sebesar Rp 267.561.839 yang telah dikembalikan pada bulan Desember 2001.
b. PWD
Berdasarkan SKPLB tanggal 18 Januari 2001, Direktur Jenderal Pajak menyetujui tagihan restitusi
PPN periode pajak Oktober 2000 dan November 2000 sebesar Rp 3.827.460.605, yang telah
dikembalikan sebesar Rp 3.787.178.433 pada bulan Januari 2001, setelah dikurangi dengan
restitusi PPN yang dikompensasi pada periode yang akan datang.
Berdasarkan SKPLB tanggal 28 Februari 2001, Direktur Jenderal Pajak mengoreksi laba fiskal
PWD tahun pajak 1999 menjadi sebesar Rp 40.737.307.151 dan menyetujui tagihan restitusi pajak
penghasilan pasal 22 tahun pajak 1999 sebesar Rp 1.456.061.111, yang telah dikembalikan
sebesar Rp 1.454.185.503 pada bulan Maret 2001, setelah dikurangi dengan kekurangan
pembayaran pajak dan denda. Berdasarkan SKPLB tersebut, PWD juga ditetapkan kurang bayar
pajak penghasilan pasal 21, 22, 23 dan PPN tahun pajak 1999 beserta dendanya dengan jumlah
sebesar Rp 670.526.993 yang telah dibayar pada bulan Maret 2001.
Berdasarkan SKPLB tanggal 31 Januari 2002, Direktur Jenderal Pajak mengoreksi rugi fiskal PWD
tahun pajak 2000 menjadi sebesar Rp 73.261.193.480 dan menyetujui tagihan restitusi pajak
penghasilan pasal 22 tahun pajak 2000 sebesar Rp 1.366.268.872 yang telah dikembalikan pada
bulan Maret 2002.
Berdasarkan SKPKB Tambahan tanggal 20 Februari 2002, Direktur Jenderal Pajak menyetujui
tagihan restitusi PPN tahun pajak 2000 sebesar Rp 19.969.900.767. PWD telah membayar
kekurangan pembayaran PPN bulan Desember 2000 beserta dendanya dengan jumlah sebesar
Rp 199.683.278 pada bulan Maret 2002, setelah dikompensasi dengan tagihan restitusi PPN dari
periode pajak Januari 2000 sampai dengan November 2000 yang telah disetujui pada SKPLB
sebelumnya dengan jumlah sebesar Rp 20.053.021.938.
Berdasarkan SKPKB tanggal 20 Februari 2002, PWD ditetapkan kurang bayar pajak penghasilan
pasal 4(2) final, 21 dan 23 tahun pajak 2000 beserta dendanya dengan jumlah sebesar
Rp 28.490.205 yang telah dibayar pada bulan Maret 2002.
Berdasarkan Surat Ketetapan Pajak (“SKP”) tanggal 20 Februari 2002, Direktur Jenderal Pajak
menyetujui tidak ada kekurangan pembayaran pajak penghasilan pasal 26 tahun pajak 2000.
23
PT ETERINDO WAHANATAMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
31 Desember 2002
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2001
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
7. PAJAK DIBAYAR DI MUKA (lanjutan)
c.
ENG
Berdasarkan SKPLB tanggal 30 Januari 2001, Direktur Jenderal Pajak mengoreksi rugi fiskal ENG
tahun pajak 1999 sebesar Rp 27.633.933.887 menjadi laba fiskal sebesar Rp 31.200.866.431 dan
menyetujui tagihan restitusi pajak penghasilan pasal 22 tahun pajak 1999 sebesar
Rp 259.162.807. Berdasarkan SKPKB tanggal 30 Januari 2001, ENG juga ditetapkan kurang
bayar pajak penghasilan pasal 4(2) final, 21, 23, 26 dan PPN tahun pajak 1999 beserta dendanya
dengan jumlah sebesar Rp 970.070.085, yang telah dibayar pada bulan Maret 2001 setelah
dikurangi dengan restitusi pajak penghasilan pasal 22 yang disetujui tersebut.
ENG menerima Surat Keputusan Direktur Jenderal Pajak tanggal 3 April 2001 sehubungan
dengan keberatan ENG atas SKPLB tanggal 8 Desember 1999 untuk pajak penghasilan badan
tahun pajak 1998. Berdasarkan surat tersebut, rugi fiskal ENG tahun pajak 1998 sebesar
Rp 20.058.482.714 telah dikoreksi menjadi Rp 209.244.919.393.
Berdasarkan SKPLB tanggal 4 Maret 2002, Direktur Jenderal Pajak mengoreksi rugi fiskal ENG
tahun pajak 2000 menjadi sebesar Rp 144.123.200.916 dan menyetujui tagihan restitusi pajak
penghasilan pasal 22 tahun pajak 2000 sebesar Rp 301.171.853. Berdasarkan SKPKB tanggal
4 Maret 2002, ENG juga ditetapkan kurang bayar pajak penghasilan pasal 4(2) final, 21, 23 dan
PPN tahun pajak 2000 beserta dendanya dengan jumlah sebesar Rp 267.567.252, dimana telah
disetujui untuk dikompensasi dengan tagihan restitusi pajak penghasilan pasal 22 yang telah
disetujui tersebut pada bulan Maret 2002. ENG telah menerima sisa tagihan restitusi pajak
penghasilan pasal 22 yang telah disetujui tersebut pada bulan Agustus 2002.
Berdasarkan SKP tanggal 4 Maret 2002, Direktur Jenderal Pajak menyetujui tidak ada kekurangan
pembayaran pajak penghasilan pasal 26 tahun pajak 2000.
Berdasarkan SKPLB tanggal 30 Desember 2002, Direktur Jenderal Pajak mengoreksi rugi fiskal
ENG sebesar Rp 27.237.589.147 menjadi laba fiskal sebesar Rp 1.021.343.095 dan menyetujui
tagihan restitusi pajak penghasilan pasal 22 tahun pajak 2001 sebesar Rp 248.487.805.
Berdasarkan SKPKB tanggal 30 Desember 2002, ENG juga ditetapkan kurang bayar pajak
penghasilan pasal 4(2) final, 21, 23, PPN dan BPHTB tahun pajak 2001 beserta dendanya dengan
jumlah sebesar Rp 719.793.076 yang telah dibayar pada bulan Januari 2003 setelah dikurangi
dengan restitusi pajak penghasilan pasal 22 yang disetujui tersebut.
d. EBCI
Berdasarkan SKPLB tanggal 3 Juli 2001, Direktur Jenderal Pajak mengoreksi laba fiskal EBCI
tahun pajak 1999 menjadi sebesar Rp 34.390.698.345 dan menyetujui tagihan restitusi pajak
penghasilan pasal 22 tahun pajak 1999 sebesar Rp 62.434.434. Berdasarkan SKPKB tanggal
3 Juli 2001, EBCI juga ditetapkan kurang bayar pajak penghasilan pasal 21, 23, 23/26 final, 26
dan PPN tahun pajak 1999 beserta dendanya dengan jumlah sebesar Rp 695.243.339, yang telah
dibayar pada bulan Agustus 2001 setelah dikurangi dengan restitusi pajak penghasilan pasal 22
yang disetujui tersebut.
Berdasarkan SKPLB tanggal 15 April 2002, Direktur Jenderal Pajak mengoreksi rugi fiskal EBCI
tahun pajak 2000 sebesar Rp 171.400.739.483 menjadi laba fiskal sebesar Rp 4.611.531.851 dan
menyetujui tagihan restitusi pajak penghasilan pasal 22 tahun pajak 2000 sebesar Rp 57.775.631.
Berdasarkan SKPKB tanggal 15 April 2002, EBCI juga ditetapkan kurang bayar pajak penghasilan
pasal 21, 23, 26 dan PPN tahun pajak 2000 beserta dendanya dengan jumlah sebesar
Rp 1.023.884.442, yang telah dibayar pada bulan Mei 2002 setelah dikurangi dengan restitusi
24
PT ETERINDO WAHANATAMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
31 Desember 2002
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2001
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
7. PAJAK DIBAYAR DI MUKA (lanjutan)
d. EBCI (lanjutan)
pajak penghasilan pasal 22 yang disetujui tersebut. Pada tanggal 11 Juli 2002, EBCI mengajukan
surat keberatan kepada kantor pajak sebesar Rp 94.669.257.335, sehingga jika surat keberatan
ini diterima oleh kantor pajak, rugi fiskal EBCI akan menjadi Rp 90.057.725.484
Berdasarkan SKP tanggal 15 April 2002, Direktur Jenderal Pajak menyetujui tidak ada kekurangan
pembayaran pajak penghasilan pasal 4(2) final tahun pajak 2000.
e. AG
Berdasarkan SKPLB tanggal 31 Juli 2001, Direktur Jenderal Pajak menyetujui tagihan restitusi
PPN periode pajak Desember 2000 sebesar Rp 4.078.858.051 yang telah dikembalikan pada
bulan Agustus 2001.
Berdasarkan SKPKB tanggal 7 Agustus 2001, AG ditetapkan kurang bayar PPN periode pajak
Januari 1998 beserta dendanya dengan jumlah sebesar Rp 4.318.182 yang telah dibayar pada
bulan September 2001.
Berdasarkan SKP tanggal 14 Agustus 2001, Direktur Jenderal Pajak menyetujui tidak ada
kekurangan pembayaran pajak penghasilan pasal 21 dan 23 tahun pajak 1995 dan 1996, pajak
penghasilan pasal 21 tahun pajak 1997 dan 1998, serta pajak penghasilan pasal 4(2) final tahun
pajak 1997 dan 1999. Direktur Jenderal Pajak juga menyetujui pajak penghasilan badan AG tahun
pajak 1995 sebesar nihil dan mengoreksi rugi fiskal AG tahun pajak 1996, 1997 dan 1998 masingmasing menjadi sebesar nihil, Rp 9.441.979.970 dan Rp 35.235.548.396.
Berdasarkan SKPLB tanggal 14 Agustus 2001, Direktur Jenderal Pajak mengoreksi laba fiskal AG
tahun pajak 1999 menjadi sebesar Rp 16.482.968.497 dan menyetujui tagihan restitusi pajak
penghasilan pasal 23 tahun pajak 1999 sebesar Rp 35.142.295 yang telah dikembalikan pada
bulan Januari 2002.
Berdasarkan SKPKB tanggal 14 Agustus 2001 dan 7 November 2001, AG ditetapkan kurang
bayar pajak penghasilan pasal 23 tahun pajak 1997, pajak penghasilan pasal 4(2) final dan 23
tahun pajak 1998, pajak penghasilan pasal 21 dan 23 tahun pajak 1999 dan pajak penghasilan
pasal 4(2) final dan 21 tahun pajak 2000 beserta dendanya dengan jumlah sebesar
Rp 144.235.123 yang telah dibayar pada bulan September 2001 dan Desember 2001.
8. PENYERTAAN SAHAM
Akun ini merupakan penyertaan saham Perusahaan pada:
a. IMG dengan persentase pemilikan sebesar 5% dengan biaya perolehan sebesar Rp 250.000.000.
b. ChemCross.Com, Inc. (“ChemCross”) dengan persentase pemilikan sebesar 0,64% dengan biaya
perolehan sebesar Rp 792.500.000. ChemCross adalah sebuah perusahaan di bawah hukum
negara bagian Delaware, Amerika Serikat.
25
PT ETERINDO WAHANATAMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
31 Desember 2002
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2001
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
9. AKTIVA TETAP
Aktiva tetap terdiri dari:
2002
Saldo Awal
Penambahan
dan Reklasifikasi
Pengurangan
dan Reklasifikasi
Saldo Akhir
Nilai Tercatat
Pemilikan Langsung
Hak atas tanah
Pematangan tanah
Bangunan dan prasarana
Mesin, tangki dan peralatan pabrik
Peralatan kantor, perabot dan perlengkapan
Alat pengangkutan
31.453.626.868
2.249.996.950
94.622.490.264
1.022.511.881.668
25.197.134.078
15.677.868.634
1.564.494.825
1.637.078.900
1.112.194.232.031
13.739.903.677
1.590.417.059
163.000.000
33.753.311.368
98.859.850.910
584.090.000
31.290.626.868
3.814.491.775
62.506.257.796
2.035.846.262.789
38.937.037.755
16.684.195.693
Jumlah
1.191.712.998.462
1.130.726.126.492
133.360.252.278
2.189.078.872.676
Sewa Guna Usaha
Mesin, tangki dan peralatan pabrik
Alat pengangkutan
157.852.890.663
1.769.451.896
-
755.610.534
157.852.890.663
1.013.841.362
Jumlah
159.622.342.559
-
755.610.534
158.866.732.025
Aktiva dalam Penyelesaian
Bangunan dan prasarana
Mesin, tangki dan peralatan pabrik
Peralatan kantor dan perabot
1.623.727.308
1.113.593.604.148
32.032.000.000
13.100.000
31.071.305.618
-
1.623.727.308
1.092.444.222.022
32.032.000.000
13.100.000
52.220.687.744
-
Jumlah
1.147.249.331.456
31.084.405.618
1.126.099.949.330
52.233.787.744
Jumlah Nilai Tercatat
2.498.584.672.477
1.161.810.532.110
1.260.215.812.142
2.400.179.392.445
Akumulasi Penyusutan
Pemilikan Langsung
Pematangan tanah
Bangunan dan prasarana
Mesin, tangki dan peralatan pabrik
Peralatan kantor. perabot dan perlengkapan
Alat pengangkutan
527.752.293
18.674.917.921
129.422.183.044
15.769.484.204
13.338.489.904
184.205.861
4.805.321.007
79.037.367.062
3.078.613.724
1.460.329.721
3.539.910.848
1.042.006.014
512.523.333
711.958.154
19.940.328.080
207.417.544.092
18.848.097.928
14.286.296.292
Jumlah
177.732.827.366
88.565.837.375
5.094.440.195
261.204.224.546
Sewa Guna Usaha
Mesin, tangki dan peralatan pabrik
Alat pengangkutan
40.552.138.448
482.584.894
8.680.914.307
282.096.536
302.021.029
49.233.052.755
462.660.401
Jumlah
41.034.723.342
8.963.010.843
302.021.029
49.695.713.156
218.767.550.708
97.528.848.218
5.396.461.224
310.899.937.702
Jumlah Akumulasi Penyusutan
Nilai Buku
2001
Nilai Tercatat
Pemilikan Langsung
Hak atas tanah
Pematangan tanah
Bangunan dan prasarana
Mesin, tangki dan peralatan pabrik
Peralatan kantor, perabot dan perlengkapan
Alat pengangkutan
2.279.817.121.769
Saldo Awal
2.089.279.454.743
Penambahan
dan Reklasifikasi
Pengurangan
dan Reklasifikasi
Saldo Akhir
31.363.030.868
2.217.800.700
94.128.118.658
993.285.478.935
13.917.838.762
15.033.806.361
88.096.000
34.696.250
494.371.606
38.703.435.754
1.879.140.295
996.227.273
68.363.000
8.515.000
352.165.000
31.451.126.868
2.252.496.950
94.622.490.264
1.031.920.551.689
15.788.464.057
15.677.868.634
1.149.946.074.284
42.195.967.178
429.043.000
1.191.712.998.462
Sewa Guna Usaha
Mesin, tangki dan peralatan pabrik
Alat pengangkutan
157.572.858.745
1.276.110.534
280.031.918
570.841.362
77.500.000
157.852.890.663
1.769.451.896
Jumlah
158.848.969.279
850.873.280
77.500.000
159.622.342.559
Jumlah
26
PT ETERINDO WAHANATAMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
31 Desember 2002
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2001
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
9. AKTIVA TETAP (lanjutan)
2001
Saldo Awal
Penambahan
dan Reklasifikasi
Pengurangan
dan Reklasifikasi
Saldo Akhir
Aktiva dalam Penyelesaian
Bangunan dan prasarana
Mesin, tangki dan peralatan pabrik
Peralatan kantor, perabot dan perlengkapan
1.759.837.808
772.335.489.636
-
362.079.077.299
32.032.000.000
136.110.500
20.820.962.787
-
1.623.727.308
1.113.593.604.148
32.032.000.000
Jumlah
774.095.327.444
394.111.077.299
20.957.073.287
1.147.249.331.456
2.082.890.371.007
437.157.917.757
21.463.616.287
2.498.584.672.477
415.830.711
13.943.653.733
97.968.868.932
9.070.057.601
11.914.787.746
111.921.582
4.731.264.188
36.423.905.523
1.756.034.215
1.715.737.742
20.528.940
6.670.083
292.035.584
527.752.293
18.674.917.921
134.372.245.515
10.819.421.733
13.338.489.904
133.313.198.723
44.738.863.250
319.234.607
177.732.827.366
Sewa Guna Usaha
Mesin, tangki dan peralatan pabrik
Alat pengangkutan
30.776.829.330
171.164.226
9.775.309.118
346.295.668
34.875.000
40.552.138.448
482.584.894
Jumlah
30.947.993.556
10.121.604.786
34.875.000
41.034.723.342
164.261.192.279
54.860.468.036
354.109.607
218.767.550.708
Jumlah Nilai Tercatat
Akumulasi Penyusutan
Pemilikan Langsung
Pematangan tanah
Bangunan dan prasarana
Mesin, tangki dan peralatan pabrik
Peralatan kantor, perabot dan perlengkapan
Alat pengangkutan
Jumlah
Jumlah Akumulasi Penyusutan
Nilai Buku
1.918.629.178.728
2.279.817.121.769
Pada tahun 2002 dan 2001, penyusutan dibebankan pada akun-akun berikut:
2002
2001
Beban pokok penjualan
Beban penjualan
Beban umum dan administrasi
88.481.103.282
241.079.568
4.056.258.341
49.997.250.498
277.676.214
4.550.666.324
Jumlah
92.778.441.191
54.825.593.036
Aktiva tetap dan persediaan diasuransikan terhadap risiko kerugian akibat kebakaran dan risiko
kerugian lainnya berdasarkan suatu paket polis tertentu dengan nilai pertanggungan sebesar
AS$ 262.932.080. Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutup
kemungkinan kerugian atas aktiva tetap dan persediaan yang dipertanggungkan terhadap risiko
kebakaran dan risiko kerugian lainnya.
Anak perusahaan telah memperoleh sertifikat Hak Guna Bangunan (“HGB”) dan Hak Milik (“HM”) atas
tanah yang dimiliki sebagai berikut:
Nomor HGB dan HM
Tanggal berakhir
PWD
HGB No. 4/Gresik, Jawa Timur
HGB No. 9/Gresik, Jawa Timur
HGB No. 16/Gresik, Jawa Timur
HGB No. 1832/Surabaya, Jawa Timur
12 Maret 2005
13 Maret 2005
12 Januari 2007
25 Juli 2021
27
PT ETERINDO WAHANATAMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
31 Desember 2002
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2001
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
9. AKTIVA TETAP (lanjutan)
Nomor HGB dan HM
Tanggal berakhir
AG
HGB No. 53/Serang, Jawa Barat
HGB No. 54/Serang, Jawa Barat
24 September 2027
24 September 2027
EBCI
HGB No. 4/Tangerang, Jawa Barat
HM No. 87/Tangerang, Jawa Barat
HM No. 89/Tangerang, Jawa Barat
HM No. 99/Tangerang, Jawa Barat
HM No. 103/Tangerang, Jawa Barat
HM No. 107/Tangerang, Jawa Barat
HM No. 126-128/Tangerang, Jawa Barat
HM No. 192-198/Tangerang, Jawa Barat
HM No. 220/Tangerang, Jawa Barat
HM No. 222/Tangerang, Jawa Barat
HM No. 224/Tangerang, Jawa Barat
HM No. 311/Tangerang, Jawa Barat
HM No. 382-410/Tangerang, Jawa Barat
HM No. 461/Tangerang, Jawa Barat
HM No. 462/Tangerang, Jawa Barat
2 September 2015
-
ENG
HGB No. 2/Gresik, Jawa Timur
HGB No. 3/Gresik, Jawa Timur
HGB No. 4/Gresik, Jawa Timur
HGB No. 73/Gresik, Jawa Timur
HGB No. 74/Gresik, Jawa Timur
HGB No. 78/Gresik, Jawa Timur
HGB No. 80/Gresik, Jawa Timur
HGB No. 82/Gresik, Jawa Timur
HGB No. 131/Gresik, Jawa Timur
HGB No. 132/Gresik, Jawa Timur
24 September 2024
24 September 2024
24 September 2024
13 Maret 2005
12 Januari 2007
13 Maret 2005
12 Januari 2007
13 April 2024
13 Maret 2005
12 Januari 2007
Manajemen berkeyakinan bahwa sertifikat HGB di atas dapat diperpanjang pada saat masa
berlakunya berakhir. HM No. 87, 89, 99, 103, 107, 126 - 128, 192 - 198, 220, 222, 224, 311, 382 - 410,
461, 462 seluas 137.105,88 m2 di Tangerang masih atas nama Jasin Sridjaja dan Sudiharto Sridjaja
dan sedang dalam proses balik nama ke dalam nama Anak perusahaan.
Aktiva tetap tertentu digunakan sebagai jaminan untuk pinjaman jangka pendek, hutang usance letters
of credit dan pinjaman jangka panjang (lihat Catatan 13, 14 dan 18).
Mulai bulan Juni 2001, EBCI menghentikan produksi Plasticizers dan sedang dalam proses konversi
dan modifikasi mesin dan peralatan pabrik yang akan digunakan untuk memproduksi bahan Kimia
Khusus (Solution Acrylic, Phenolic Resin dan Amino Resin) (lihat Catatan 27l).
28
PT ETERINDO WAHANATAMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
31 Desember 2002
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2001
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
9. AKTIVA TETAP (lanjutan)
Rincian aktiva dalam penyelesaian pada tanggal 31 Desember 2002 dan 2001 adalah sebagai berikut:
Persentase penyelesaian (%)
2002
Bangunan dan prasarana
Pembangunan pabrik PA Plant III PWD
Mesin, tangki dan peralatan pabrik
Konversi dan modifikasi mesin dan peralatan
pabrik EBCI (lihat Catatan 27l)
Proyek pendayagunaan uap PWD
Pembangunan pabrik PA Plant III PWD
Peralatan kantor, perabot dan perlengkapan
Perencanaan sistem informasi EBCI dan
penilaian kebutuhan pemakai sampai
dengan pelaksanaan (lihat Catatan 27k)
2001
Akumulasi Biaya
2002
2001
Estimasi
Penyelesaian/
Tanggal
Penyelesaian
-
100
-
1.587.107.325
Februari 2002
90,50
50,00
-
42,06
100
51.529.784.654
645.903.090
-
23.949.898.105
1.084.953.002.303
Mei 2003
Mei 2003
Februari 2002
-
80
-
32.032.000.000
58.100.000
4.727.323.723
52.233.787.744
1.147.249.331.456
Lain-lain (lihat Catatan 27i)
Jumlah
Dihentikan
Pada tanggal 31 Mei 2002, proyek sistem informasi EBCI telah diakhiri dengan persetujuan bersama
dengan pihak kontraktor (lihat Catatan 27k).
Penambahan aktiva tetap termasuk:
•
Kapitalisasi rugi selisih kurs ke aktiva dalam penyelesaian sebesar Rp 31.743.209.214 pada tahun
2001.
•
Kapitalisasi beban bunga ke aktiva dalam penyelesaian sebesar Rp 2.936.782.732 dan
Rp 84.389.895.965 masing-masing pada tahun 2002 dan 2001.
•
Reklasifikasi aktiva sewa guna usaha ke akun aktiva tetap yang bersangkutan dengan nilai
tercatat sebesar Rp 755.610.534 dan Rp 77.500.000 masing-masing pada tahun 2002 dan 2001,
dan akumulasi penyusutannya sebesar Rp 302.021.029 dan Rp 34.875.000 masing-masing pada
tahun 2002 dan 2001.
•
Reklasifikasi aktiva dalam penyelesaian ke akun aktiva tetap yang bersangkutan sebesar
Rp 1.093.209.120.093 dan Rp 20.957.073.287 masing-masing pada tahun 2002 dan 2001.
•
Reklasifikasi mesin dan peralatan yang tidak digunakan dalam operasi dari akun aktiva lain-lain ke
akun aktiva tetap yang bersangkutan sebesar Rp 13.689.456.455 pada tahun 2001.
Pengurangan aktiva tetap termasuk:
•
Penghapusan aktiva tetap sebesar Rp 98.192.816.256 pada tahun 2002 (lihat Catatan 10).
•
Penghapusan aktiva dalam penyelesaian sebesar Rp 24.682.310.540 pada tahun 2002 (lihat
Catatan 27i dan 27k).
•
Pengkreditan laba selisih kurs ke aktiva dalam penyelesaian sebesar Rp 9.655.406.078 yang
merupakan penyesuaian atas rugi selisih kurs yang telah dikapitalisasi tahun-tahun sebelumnya.
Manajemen Perusahaan dan Anak perusahaan berpendapat bahwa tidak terdapat kejadian-kejadian
atau perubahan-perubahan keadaan yang mengindikasikan bahwa nilai tercatat aktiva tetap tidak
dapat dipulihkan.
29
PT ETERINDO WAHANATAMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
31 Desember 2002
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2001
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
10. AKTIVA YANG TIDAK DIGUNAKAN DALAM OPERASI
Aktiva yang tidak digunakan dalam operasi terdiri dari:
2002
2001
Pembangunan Pabrik PVA/AA milik AG
Lain-lain
357.997.300
131.187.320.765
357.997.300
Jumlah
357.997.300
131.545.318.065
Pembangunan pabrik Polyvinyl Alcohol/Acetic Acid (“PVA/AA”) AG
Pada tanggal 16 Desember 1996, AG mengadakan kontrak dengan pemasok asing untuk penyediaan
dan pengadaan peralatan dan bahan-bahan yang diperlukan untuk pembangunan Pabrik PVA dan AA
di Merak, Jawa Barat dan dengan kontraktor lokal untuk melaksanakan pemancangan, pemasangan,
pembangunan, uji coba dan jasa start-up Pabrik PVA dan AA di Merak, Jawa Barat, dengan biaya
kontrak masing-masing sebesar AS$ 75.200.000 dan AS$ 24.800.000. Pada tanggal 6 Agustus 1998,
kontrak dengan pemasok asing dan kontraktor lokal diakhiri dengan persetujuan bersama. Pada
tanggal berakhirnya kontrak, jumlah yang telah dibayar sebesar AS$ 36.500.000. Dalam perjanjian
penghentian tersebut, AG dan pemasok asing setuju bahwa jumlah pekerjaan yang dilakukan
berdasarkan kontrak adalah sebesar AS$ 38.080.000. Jumlah sebesar AS$ 1.580.000 telah dibayar
pada tahun 2000 dan disajikan sebagai bagian dari akun “Aktiva Lain-lain - Aktiva yang Tidak
Digunakan dalam Operasi” pada neraca konsolidasi.
Pada tanggal 25 September 1998, AG mengadakan kontrak dengan pemasok asing lainnya, untuk
penyediaan dan pengadaan mesin, peralatan dan bahan-bahan untuk Pabrik PVA/AA dan dengan
kontraktor lokal lainnya untuk jasa konsultasi dan manajemen proyek, pembangunan, pemancangan
dan pekerjaan pemasangan untuk Pabrik PVA/AA, tangki dan utilitas, pengawasan untuk
pembangunan, pemancangan, uji coba dan jasa start-up Pabrik dengan jumlah biaya kontrak masingmasing sebesar AS$ 78.700.000 dan AS$ 24.800.000, sesuai dengan jadwal pembayaran kontrak.
Kontrak dengan pemasok asing ini akan menggantikan kontrak dengan pemasok asing sebelumnya
seperti yang telah dijelaskan pada paragraf pertama di atas. Dari jumlah biaya kontrak sebesar
AS$ 78.700.000, AG telah membayar sebesar AS$ 36.500.000 kepada pemasok asing sebelumnya.
Dengan demikian, AG hanya membayar sisa saldo kontrak sebesar AS$ 42.200.000. Tidak ada
pekerjaan yang dilaksanakan atas kontrak tersebut. Pada tanggal 31 Desember 2001, jumlah yang
telah dibayar atas kontrak tersebut, setelah dikurangi dengan pengalihan sebagian mesin dan
peralatan sebesar AS$ 10.965.000 ke Proyek Specialty Plasticizers (“SP”) AG, sebesar
AS$ 25,535,000 yang disajikan sebagai bagian dari akun “Aktiva Lain-lain - Aktiva yang Tidak
Digunakan dalam Operasi” pada neraca konsolidasi.
Pada tanggal 28 November 2002, AG mengadakan Perjanjian Penghentian dan Penyelesaian dengan
kontraktor lokal untuk kontrak jasa konsultasi dan manajemen proyek, pembangunan, pemancangan
dan pemasangan. Dalam perjanjian ini, AG dan kontraktor lokal sepakat dengan persetujuan bersama
untuk menghentikan proyek dan menyelesaikan hak dan kewajiban di dalam kontrak karena proyek
telah tertunda lebih dari empat tahun dan uang muka kontrak belum dibayarkan oleh AG kepada
kontraktor lokal.
Pada tanggal 28 November 2002, AG mengadakan Perjanjian Penghentian dan Penyelesaian dengan
pemasok asing untuk kontrak penyediaan dan pengadaan. AG dan pemasok asing, dengan
persetujuan bersama sepakat untuk menghentikan proyek dan menyelesaikan hak dan kewajiban di
dalam kontrak karena proyek telah tertunda lebih dari empat tahun dan letter of credit untuk
30
PT ETERINDO WAHANATAMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
31 Desember 2002
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2001
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
10. AKTIVA YANG TIDAK DIGUNAKAN DALAM OPERASI (lanjutan)
pembayaran kontrak tidak dapat dikeluarkan oleh bank pemberi dana AG dan pemasok asing tidak
dapat melanjutkan dan melaksanakan pembangunan proyek. Jumlah pembayaran atas kontrak ini
sebesar AS$ 36.500.000 dimana AS$ 10.965.000 (merupakan biaya perolehan mesin dan peralatan
tertentu) dialihkan ke Proyek SP AG pada tahun 2000. Sisa sebesar AS$ 27.115.000 (setara dengan
Rp 131.187.320.765), yang merupakan uang muka untuk pembelian peralatan dan rancang bangun
dihapus dan dicatat sebagai bagian “Pendapatan (Beban) Lain-lain” dalam laporan laba rugi
konsolidasi.
Lebih lanjut, setelah pekerjaan modifikasi dan analisa proses produksi, AG memutuskan bahwa mesin
dan peralatan yang dahulu dialihkan dari Proyek PVA/AA kepada Proyek SP tidak dapat digunakan di
dalam Proyek SP karena mesin dan peralatan tersebut tidak dapat memaksimalisasi produksi. Dengan
demikian, jumlah biaya perolehan sebesar AS$ 13.152.629,80 (setara dengan Rp 78.734.724.466)
dan biaya pinjaman yang telah dikapitalisasi sebelumnya sebesar Rp 19.458.091.790, dihapus dan
dicatat sebagai bagian “Pendapatan (Beban) Lain-lain” dalam laporan laba rugi konsolidasi tahun
2002.
Penghapusan aktiva tersebut di atas telah mendapatkan persetujuan para pemegang saham AG
berdasarkan keputusan rapat pemegang saham tanggal 16 Desember 2002.
11. BEBAN DITANGGUHKAN
Rincian akun ini adalah sebagai berikut:
2002
Biaya perolehan
Akumulasi amortisasi
Jumlah
2001
54.702.847.873
(13.042.030.427)
63.210.438.254
(18.561.484.921)
41.660.817.446
44.648.953.333
Beban ditangguhkan timbul dari:
a. Biaya perolehan penyediaan proses teknologi baru, formula baru, dan pengembangan formula
yang ada serta modifikasi peralatan pabrik synthetic resins dan plasticizers EBCI di Cikupa,
Tangerang, Jawa Barat, dengan harga kontrak sebesar AS$ 1.275.000 (Rp 1.882.620.833)
dengan Rhisindo, pihak yang mempunyai hubungan istimewa. Biaya perolehan kontrak ini
diamortisasi selama 15 tahun sejak tahun 1998.
b. Biaya perolehan penyediaan formula untuk pabrik EBCI dalam memproduksi Alkyd, Amino Resins
dan Synthetic Latex Emulsion dengan jumlah harga kontrak sebesar AS$ 2.705.500
(Rp 30.361.275.000) dengan Wacker Engineering Limited, Hongkong. Biaya perolehan kontrak ini
diamortisasi selama 13 tahun sejak tahun 2000.
c.
Biaya-biaya yang terjadi sehubungan dengan pemakaian areal PKG untuk rute jaringan pipa PWD
masing-masing sebesar Rp 790.206.300 pada tahun 2002 dan 2001 dan pemakaian fasilitas
pelabuhan PKG untuk kegiatan bongkar/muat dan penyaluran bahan baku dan produk cair PWD
dengan jumlah biaya perolehan sebesar Rp 2.322.883.350 pada tahun 2001. Biaya perolehan ini
diamortisasi masing-masing dengan menggunakan metode garis lurus selama empat (4) tahun
sejak tahun 1999 dan berdasarkan jumlah kuantitas bongkar/muat dan penyaluran bahan baku
dan produk cair PWD sejak tahun 1999 (lihat Catatan 27c).
31
PT ETERINDO WAHANATAMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
31 Desember 2002
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2001
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
11. BEBAN DITANGGUHKAN (lanjutan)
d. Biaya bahan kimia tertentu yang digunakan dalam proses produksi PWD yang mempunyai masa
manfaat selama empat (4) tahun dengan jumlah biaya perolehan masing-masing sebesar
Rp 21.668.745.740 dan Rp 27.853.452.771 pada tahun 2002 dan 2001, ditangguhkan dan
diamortisasi dengan menggunakan metode garis lurus selama empat (4) tahun.
Manajemen berpendapat bahwa tidak terdapat kejadian-kejadian atau perubahan-perubahan keadaan
yang mengindikasikan bahwa nilai tercatat beban ditangguhkan tidak dapat dipulihkan.
Beban amortisasi yang dibebankan ke usaha sebesar Rp 9.954.981.349 dan Rp 10.061.690.138
masing-masing pada tahun 2002 dan 2001 dan disajikan sebagai bagian dari akun “Beban Pokok
Penjualan” pada laporan laba rugi konsolidasi.
12. SELISIH LEBIH BIAYA PEROLEHAN ATAS NILAI WAJAR PEROLEHAN AKTIVA BERSIH
Akun “Selisih Lebih Biaya Perolehan atas Nilai Wajar Perolehan Aktiva Bersih” berasal dari perolehan
63% pemilikan saham di PWD pada tanggal 19 September 1994. Beban amortisasi sebesar
Rp 86.417.302 pada tahun 2002 dan 2001 dicatat sebagai bagian dari akun “Penghasilan (Beban)
Lain-lain” pada laporan laba rugi konsolidasi.
Perubahan selisih lebih biaya perolehan atas nilai wajar perolehan aktiva bersih adalah sebagai
berikut:
2002
Jumlah bruto
2001
1.728.346.039
1.728.346.039
Akumulasi amortisasi
Saldo awal tahun
Amortisasi selama tahun berjalan
626.525.439
86.417.302
540.108.137
86.417.302
Saldo akhir tahun
712.942.741
626.525.439
1.015.403.298
1.101.820.600
Nilai Buku
Manajemen berpendapat bahwa tidak terdapat kejadian-kejadian atau perubahan-perubahan keadaan
yang mengindikasikan bahwa nilai tercatat selisih lebih biaya perolehan atas nilai wajar perolehan
aktiva bersih tidak dapat dipulihkan.
13. PINJAMAN JANGKA PENDEK
Rincian akun ini adalah sebagai berikut:
2002
PT Bank Mandiri (Persero)
Kredit modal kerja (AS$ 2.600.000 pada tahun 2002)
Kreditur Club-deal
Buxton Developments Limited (AS$ 1.650.000 pada
tahun 2002 dan AS$ 5.250.000 pada tahun 2001)
Cross Asset Group Limited (AS$ 1.650.000 pada
tahun 2002 dan AS$ 5.250.000 pada tahun 2001)
32
2001
23.244.000.000
-
14.751.000.000
54.600.000.000
14.751.000.000
54.600.000.000
PT ETERINDO WAHANATAMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
31 Desember 2002
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2001
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
13. PINJAMAN JANGKA PENDEK (lanjutan)
2002
Asset World Resources Limited (AS$ 1.100.000 pada
tahun 2002 dan AS$ 3.500.000 pada tahun 2001)
Medilink Resources Limited (AS$ 550.000 pada
tahun 2002 dan AS$ 1.750.000 pada tahun 2001)
Costpro Investments Limited (AS$ 550.000 pada
tahun 2002 dan AS$ 1.750.000 pada tahun 2001)
Badan Penyehatan Perbankan Nasional - eks pinjaman
dari PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
(AS$ 35.406.562 dan Rp 20.000.000.000 pada
tahun 2001)
Standard Chartered Bank
Cerukan (AS$ 17.781.660 pada tahun 2001)
PT Bank DBS Indonesia
Pinjaman revolving (AS$ 5.000.000 pada tahun 2001)
The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Ltd.
Pinjaman revolving (AS$ 611.800 pada tahun 2001)
Cerukan (AS$ 102.893 pada tahun 2001)
PT Bank Mizuho Indonesia
Pinjaman revolving (AS$ 700.000 pada tahun 2001)
Jumlah
2001
9.834.000.000
36.400.000.000
4.917.000.000
18.200.000.000
4.917.000.000
18.200.000.000
-
388.228.241.065
-
184.929.261.296
-
52.000.000.000
-
6.362.720.000
1.070.087.824
-
7.280.000.000
72.414.000.000
821.870.310.185
a. PT Bank Mandiri (Persero) (“BM”)
Pinjaman ini merupakan fasilitas modal kerja yang diperoleh dari BM (lihat Catatan 18b).
b. Badan Penyehatan Perbankan Nasional - eks pinjaman dari PT Bank Negara Indonesia
(Persero) Tbk
Pada tahun 2001, ini merupakan saldo fasilitas usance letters of credit yang diperoleh PWD (untuk
mengimpor bahan baku) dan ENG (untuk mengimpor mesin dan peralatan pabrik serta bahan
baku) dari PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, Jakarta (“BNI”). Pada bulan Maret 2000, BNI
telah mengalihkan seluruh pinjaman bank jangka pendek PWD dan ENG yang diperoleh dari BNI
kepada Badan Penyehatan Perbankan Nasional (“BPPN”). Dengan demikian, seluruh proses
restrukturisasi pinjaman yang sedang berjalan diatur selanjutnya dengan BPPN. Tingkat suku
bunga yang digunakan oleh PWD dan ENG untuk menghitung beban bunga selama proses
restrukturisasi dengan BPPN (sejak bulan Maret 2000) adalah sebesar 10% dan 18% per tahun
masing-masing untuk pinjaman dalam mata uang Dolar AS dan mata uang Rupiah. Tingkat suku
bunga yang digunakan didasarkan pada Keputusan Komite Kebijakan Sektor Keuangan
No. Kep.02/K.KKSK/12/2000 tanggal 12 Desember 2000 mengenai “Kebijakan Penyehatan
Perbankan dan Restrukturisasi Utang Perusahaan Berdasarkan Hasil Rapat Komite Kebijakan
Sektor Keuangan tanggal 12 Desember 2000”, dimana perhitungan kembali bunga dihitung
dengan menggunakan tingkat suku bunga sebesar 10% dan 18% per tahun, masing-masing untuk
pinjaman dalam mata uang Dolar AS dan mata uang Rupiah, sejak tanggal menunggak sampai
tanggal penandatanganan Memorandum of Understanding atau Perjanjian Kredit.
Fasilitas pinjaman ini dijamin dengan aktiva bergerak dan tidak bergerak termasuk proyek
yang dibiayai dengan fasilitas kredit, hak atas tanah termasuk bangunan, mesin dan peralatan
pabrik, piutang, persediaan dan jaminan perusahaan dari EBCI dan IMG, jaminan pribadi dari
33
PT ETERINDO WAHANATAMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
31 Desember 2002
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2001
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
13. PINJAMAN JANGKA PENDEK (lanjutan)
b. Badan Penyehatan Perbankan Nasional - eks pinjaman dari PT Bank Negara Indonesia
(Persero) Tbk (lanjutan)
Sudiharto Sridjaja, Hadiran Sridjaja dan Jasin Sridjaja dan hasil klaim asuransi serta jaminan yang
sama dengan jaminan fasilitas kredit investasi PWD (lihat Catatan 18b).
Pada tanggal 14 November 2002, BPPN telah mengalihkan seluruh piutangnya (pinjaman jangka
pendek, hutang usance letters of credit dan pinjaman jangka panjang) pada PWD dan ENG
kepada suatu konsorsium yang terdiri dari PT Bank Mandiri (Persero) dan PT Batavia Prosperindo
Sekuritas (lihat Catatan 14a dan 18b).
c.
Standard Chartered Bank / Korea Asean Investment Group Co. Ltd. / Wellington Capital
Investment Corporation
Pinjaman ini merupakan kombinasi fasilitas impor, “bills discounting”, pinjaman “equivalent risk”,
fasilitas “treasury” dan cerukan PWD yang telah diperbaharui dan telah berakhir pada tanggal
8 April 1999 dan tidak diperbaharui oleh PWD dengan Standard Chartered Bank (“SCB”). Fasilitas
ini dijamin dengan piutang, persediaan yang dibiayai oleh fasilitas pinjaman, jaminan perusahaan
dari PT Eterindo Inti Utama dan ENG, jaminan pribadi dari Sudiharto Sridjaja, Hadiran Sridjaja,
Hadisan Sridjaja dan Jasin Sridjaja serta hasil klaim asuransi.
SCB telah mengalihkan sebagian pinjaman ini kepada PT Sucorinvest Central Gani yang
kemudian dialihkan kepada Korea Asean Investment Group Co. Ltd. (“KAI”), sebuah perusahaan
yang didirikan di British Virgin Islands pada tanggal 28 Mei 2002. Saldo pokok pinjaman dan
bunga masih harus dibayar masing-masing sebesar Rp 83.140.732.868 (AS$ 9.389.129) dan
Rp 59.186.951.231 (AS$ 6.684.015) pada tanggal pengalihan kepada KAI.
Berdasarkan Surat Konfirmasi dari KAI kepada PWD tanggal 8 November 2002, KAI
mengkonfirmasikan bahwa saldo pinjaman sebesar AS$ 15.485.298,07 (“Jumlah yang Dialihkan”)
pada tanggal 28 Mei 2002 dan akan diselesaikan sejumlah AS$ 3.455.353,40 paling lambat
tanggal 31 Maret 2003 dan sisanya akan dikonversikan menjadi saham pada PWD paling lambat
tanggal 31 Desember 2003. Pinjaman ini diklasifikasikan sebagai pinjaman jangka panjang di
dalam neraca konsolidasi tahun 2002 karena pinjaman ini akan dilunasi melalui pinjaman jangka
panjang (pinjaman BM, lihat Catatan 18b) dan ekuitas (lihat Catatan 18b). Pinjaman ini tidak
dikenakan bunga.
SCB telah mengalihkan sebagian lain pinjaman ini kepada Bank of America N.A. yang kemudian
dialihkan kepada PT Batavia Prosperindo Sekuritas dan lebih lanjut kepada Wellington Capital
Investment Corporation (“WCI”), sebuah perusahaan yang didirikan di British Virgin Island pada
tanggal 20 Desember 2002. Saldo pokok pinjaman dan bunga masih harus dibayar masingmasing sebesar Rp 17.754.000.000 (AS$ 2.000.000) dan Rp 2.584.834.243 (AS$ 291.183) pada
tanggal pengalihan kepada WCI.
Berdasarkan Surat Konfirmasi dari WCI kepada PWD tanggal 23 Desember 2002, WCI
mengkonfirmasikan bahwa saldo pinjaman sebesar AS$ 2.094.516,64 pada tanggal 20 Desember
2002 akan diselesaikan sejumlah AS$ 793.765,21 paling lambat tanggal 31 Maret 2003 dan
sisanya akan dikonversikan menjadi saham pada PWD paling lambat tanggal 31 Desember 2003.
Pinjaman ini diklasifikasikan sebagai pinjaman jangka panjang di dalam neraca konsolidasi tahun
2002 karena pinjaman ini akan dilunasi melalui pinjaman jangka panjang (pinjaman BM, lihat
Catatan 18b) dan ekuitas (lihat Catatan 18b). Pinjaman ini tidak dikenakan bunga.
34
PT ETERINDO WAHANATAMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
31 Desember 2002
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2001
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
13. PINJAMAN JANGKA PENDEK (lanjutan)
c.
Standard Chartered Bank / Korea Asean Investment Group Co. Ltd. / Wellington Capital
Investment Corporation (lanjutan)
Pinjaman ini dikenakan bunga tahunan berkisar antara 10,00% sampai dengan 17,61% pada
tahun 2001 dan sampai tanggal pengalihannya.
Pada tanggal 25 November 2002, PWD telah menyelesaikan AS$ 4.249.118,61 dari pinjaman
(jatuh tempo pada bulan Maret 2003) dengan menggunakan dana fasilitas Tranche - C dari BM
(lihat Catatan 18b).
Selisih lebih nilai tercatat pinjaman atas jumlah yang terhutang kepada KAI dan WCI masingmasing sebesar AS$ 457.280 (setara dengan Rp 4.049.217.676) dan AS$ 122.073 (setara dengan
Rp 1.083.645.661) diakui sebagai laba pada tahun 2002 dan disajikan sebagai bagian pos luar
biasa pada laporan laba rugi konsolidasi tahun 2002.
d. Kreditur Club-deal
Pada tanggal 24 April 2001, Perusahaan memperoleh fasilitas pinjaman secara bersama (clubdeal loan facility) sebesar AS$ 17,5 juta dari lima (5) kreditur (Kreditur “Club-deal” yang terdiri dari
Asset World Resources Limited, Cross Asset Group Limited, Buxton Developments Limited,
Medilink Resources Limited dan Costpro Investments Limited), yang didirikan di British Virgin
Islands. Fasilitas pinjaman tersebut terdiri dari lima (5) Perjanjian Fasilitas yang terpisah, dimana
Asset World Resources Limited bertindak sebagai agen penanggung jawab (security agent). Dana
dari fasilitas tersebut sebesar AS$ 12,5 juta akan digunakan untuk membiayai penyelesaian
Pabrik PA III PWD di Gresik, Jawa Timur dan sisanya sebesar AS$ 5 juta akan digunakan untuk
membiayai pengembangan usaha EBCI, khususnya untuk memodernisasi peralatan produksi
yang digunakan untuk menghasilkan bahan Kimia Khusus (Specialty Chemicals). Penyaluran
jumlah fasilitas kepada PWD dan EBCI tersebut dilakukan berdasarkan Perjanjian Pinjaman Antar
Perusahaan secara terpisah pada tanggal yang sama dengan tanggal Perjanjian Fasilitas.
Fasilitas pinjaman ini dikenakan suku bunga sebesar 3% di atas SIBOR per tahun. Seluruh saldo
pinjaman tersebut akan jatuh tempo pada tanggal 24 April 2003, dan dapat diperpanjang kembali
untuk dua belas (12) bulan kemudian dengan persetujuan tertulis dari para kreditur.
Fasilitas pinjaman tersebut dijamin oleh saham PWD dan saham EBCI yang dimiliki Perusahaan,
saham ENG yang dimiliki EBCI dan IMG, saham AG yang dimiliki Perusahaan, Hadiran Sridjaja,
Jasin Sridjaja dan Hadisan Sridjaja, saham PT Eterindo Anugerah Prakarsa yang dimiliki Hadiran
Sridjaja, Hadisan Sridjaja dan Sudiharto Sridjaja, kuasa hukum yang tidak dapat dibatalkan atas
hak suara antara para kreditur dan Perusahaan, EBCI, IMG, Hadiran Sridjaja, Hadisan Sridjaja,
Jasin Sridjaja dan Sudiharto Sridjaja, pengakuan hutang antara para kreditur dan Perusahaan,
kuasa hukum untuk melakukan perubahan atas pengakuan hutang antara para kreditur dan
Perusahaan, jaminan pribadi dari Hadiran Sridjaja, Hadisan Sridjaja, Jasin Sridjaja, Sudiharto
Sridjaja dan Ny. Mulyana Srijaya Tjan, jaminan perusahaan dari PT Eterindo Intiutama (“EIU”) dan
perjanjian pembagian jaminan antara para kreditur dan Perusahaan.
Setelah perjanjian tersebut dilaksanakan, Perusahaan setuju antara lain, untuk segera
menginformasikannya kepada BAPEPAM dan masyarakat melalui Bursa Efek Jakarta dan Bursa
Efek Surabaya serta memperoleh persetujuan dari kreditur PWD, EBCI, ENG, AG, EIU dan
pemegang obligasi mayoritas IMG. Perusahaan telah menginformasikan perjanjian tersebut
kepada BAPEPAM, Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya. Akan tetapi pada tanggal
25 April 2003, Perusahaan belum memperoleh persetujuan dari seluruh kreditur tersebut.
35
PT ETERINDO WAHANATAMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
31 Desember 2002
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2001
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
13. PINJAMAN JANGKA PENDEK (lanjutan)
d. Kreditur Club-deal (lanjutan)
Berdasarkan Perjanjian Fasilitas tersebut, hal ini merupakan suatu pelanggaran perjanjian (event
of default) yang akan memberikan hak kepada para kreditur untuk menyatakan seluruh jumlah
saldo hutang tersebut jatuh tempo dan dilunasi dengan segera, mengeksekusi dokumen jaminan
atau mengkonversi jumlah fasilitas pinjaman menjadi saham baru Perusahaan.
Pada tanggal 24 April 2003, Perusahaan telah memperpanjang fasilitas pinjaman secara bersama
yang akan jatuh tempo pada tanggal 24 April 2004.
Pada tanggal 6 Maret 2002, Perusahaan, PWD, EBCI dan Kreditur Club-deal mengadakan
Perjanjian Tambahan atas lima (5) Perjanjian Fasilitas yang terpisah untuk perubahan
pembayaran bunga. Berdasarkan Perjanjian Tambahan ini, Kreditur Club-deal menyetujui PWD
dan EBCI untuk melakukan pembayaran bunga langsung kepada mereka. Perjanjian Tambahan
ini merupakan bagian yang integral dan tidak terpisahkan dari Perjanjian Fasilitas dan Perjanjian
Pinjaman Antar Perusahaan. Bunga yang jatuh tempo tersebut telah dibayar PWD dan EBCI pada
bulan Maret 2002.
e. PT Bank DBS Indonesia / WCI
Pada tahun 2001, pinjaman ini merupakan saldo fasilitas pinjaman revolving jangka pendek PWD
dari PT Bank DBS Indonesia, Jakarta (“DBS”). Fasilitas tersebut telah berakhir pada tanggal
20 November 2000 dan dijamin dengan mesin dan peralatan pabrik PWD.
DBS telah mengalihkan pinjaman ini kepada WCI pada tanggal 26 November 2002. Saldo pokok
pinjaman dan bunga masih harus dibayar masing-masing sebesar Rp 44.865.000.000
(AS$ 5.000.000) dan Rp 17.490.342.984 (AS$ 1.949.219) pada tanggal pengalihan kepada WCI.
Berdasarkan Surat Konfirmasi dari WCI kepada PWD tanggal 13 Desember 2002, WCI
mengkonfirmasikan bahwa saldo pinjaman sebesar AS$ 5.000.000 pada tanggal 26 November
2002 akan diselesaikan sejumlah AS$ 1.437.350,90 paling lambat tanggal 31 Maret 2003 dan
sisanya akan dikonversikan menjadi saham pada PWD paling lambat tanggal 31 Desember 2003.
Pinjaman ini diklasifikasikan sebagai pinjaman jangka panjang di dalam neraca konsolidasi tahun
2002 karena pinjaman ini akan dilunasi melalui pinjaman jangka panjang (pinjaman BM, lihat
Catatan 18b) dan ekuitas (lihat Catatan 18b). Pinjaman ini tidak dikenakan bunga.
Pinjaman ini dikenakan bunga tahunan sebesar 15% pada tahun 2001 dan sampai tanggal
pengalihannya.
Pada tanggal 13 Desember 2002, PWD telah menyelesaikan AS$ 1.437.350,90 dari pinjaman
(jatuh tempo pada bulan Maret 2003) menggunakan dana dari fasilitas Tranche - C dari BM (lihat
Catatan 18b).
Selisih lebih nilai tercatat pinjaman DBS atas jumlah yang terhutang kepada WCI sebesar
AS$ 1.388.667 (setara dengan Rp 12.460.531.513) diakui sebagai laba pada tahun 2002 dan
disajikan sebagai bagian pos luar biasa pada laporan laba rugi konsolidasi tahun 2002.
f.
The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited / Great Pacific Offshore Limited
Pinjaman ini merupakan fasilitas pinjaman yang telah direstrukturisasi PWD dengan The
Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited, Jakarta (“HSBC”), yang telah jatuh tempo
36
PT ETERINDO WAHANATAMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
31 Desember 2002
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2001
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
13. PINJAMAN JANGKA PENDEK (lanjutan)
f.
The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited / Great Pacific Offshore Limited
(lanjutan)
pada tahun 2001 dan tidak diperpanjang oleh PWD dengan HSBC. Fasilitas ini dijamin dengan
jaminan perusahaan dari Perusahaan, jaminan pribadi dari Sudiharto Sridjaja, Hadiran Sridjaja
dan Hadisan Sridjaja, “letter of undertaking” dari PWD bahwa PWD akan membuka kredit
dokumen dengan jumlah minimum sebesar AS$ 7.000.000 per tahun melalui HSBC Surabaya dan
deposito EBCI sebesar AS$ 4.000.000.
HSBC telah mengalihkan pinjaman ini (jangka pendek dan hutang usance letters of credit) kepada
Great Pacific Offshore Limited (“GPO”), sebuah perusahaan yang didirikan di British Virgin Islands
pada tanggal 15 November 2002. Saldo pokok pinjaman dan bunga masih harus dibayar masingmasing sebesar Rp 80.980.188.808 (AS$ 8.965.920) dan Rp 15.126.835.960 (AS$ 1.674.805)
pada tanggal pengalihan kepada GPO.
Berdasarkan Surat Konfirmasi dari GPO kepada PWD tanggal 3 Desember 2002, GPO
mengkonfirmasikan bahwa saldo pinjaman sebesar AS$ 10.640.724,62 pada tanggal
15 November 2002 akan diselesaikan sejumlah AS$ 2.289.907,91 paling lambat tanggal 31 Maret
2003 dan sisanya akan dikonversikan menjadi saham pada PWD paling lambat tanggal
31 Desember 2003. Pinjaman ini diklasifikasikan sebagai pinjaman jangka panjang di dalam
neraca konsolidasi tahun 2002 karena pinjaman ini akan dilunasi melalui pinjaman jangka panjang
(pinjaman BM, lihat Catatan 18b) dan ekuitas (lihat Catatan 18b). Pinjaman ini tidak dikenakan
bunga.
Pinjaman ini dikenakan bunga tahunan berkisar antara 12,75% sampai dengan 13,25% pada
tahun 2001 dan sampai tanggal pengalihannya.
Pada tanggal 3 Desember 2002, PWD telah menyelesaikan AS$ 2.289.907,91 dari pinjaman
(jatuh tempo pada bulan Maret 2003) menggunakan dana dari fasilitas Tranche - C dari BM (lihat
Catatan 18b).
g. PT Bank Mizuho Indonesia / Absolute Grand Industries Limited
Pada tahun 2001, pinjaman ini merupakan saldo fasilitas pinjaman revolving jangka pendek PWD
dengan PT Bank Mizuho Indonesia, Jakarta (“Mizuho”). Fasilitas ini telah berakhir pada tanggal
23 Desember 1998 dan dijamin dengan jaminan perusahaan dari Perusahaan.
Mizuho telah mengalihkan pinjaman ini kepada PT Sucorinvest Central Gani yang kemudian
dialihkan kepada Absolute Grand Industries Limited (“AGI”), sebuah perusahaan yang didirikan di
British Virgin Islands pada tanggal 10 Januari 2002. Saldo pokok pinjaman dan bunga masih harus
dibayar masing-masing sebesar Rp 7.297.500.000 (AS$ 700.000) dan Rp 1.469.309.612
(AS$ 140.941) pada tanggal pengalihan kepada AGI.
Berdasarkan Surat Konfirmasi dari AGI kepada PWD tanggal 8 November 2002, AGI
mengkonfirmasikan bahwa saldo pinjaman sebesar AS$ 700.000 pada tanggal 10 Januari 2002
akan diselesaikan sejumlah AS$ 193.083,29 paling lambat tanggal 31 Maret 2003 dan sisanya
akan dikonversikan menjadi saham pada PWD paling lambat tanggal 31 Desember 2003.
Pinjaman ini diklasifikasikan sebagai pinjaman jangka panjang di dalam neraca konsolidasi tahun
2002 karena pinjaman ini akan dilunasi melalui pinjaman jangka panjang (pinjaman BM, lihat
Catatan 18b) dan ekuitas (lihat Catatan 18b). Pinjaman ini tidak dikenakan bunga.
37
PT ETERINDO WAHANATAMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
31 Desember 2002
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2001
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
13. PINJAMAN JANGKA PENDEK (lanjutan)
g. PT Bank Mizuho Indonesia / Absolute Grand Industries Limited (lanjutan)
Pinjaman ini dikenakan bunga tahunan berkisar antara 10,00% sampai dengan 10,98% pada
tahun 2001 dan sampai tanggal pengalihannya.
Pada tanggal 25 November 2002, PWD telah menyelesaikan AS$ 193.083,29 dari pinjaman (jatuh
tempo pada bulan Maret 2003) menggunakan dana dari fasilitas Tranche - C dari BM (lihat
Catatan 18b).
Selisih lebih nilai tercatat pinjaman Mizuho atas jumlah yang terhutang kepada AGI sebesar
AS$ 102.093 (setara dengan Rp 1.064.316.815) diakui sebagai laba pada tahun 2002 dan
disajikan sebagai bagian pos luar biasa pada laporan laba rugi konsolidasi tahun 2002.
Perjanjian pinjaman pada umumnya memuat beberapa pembatasan tertentu yang mewajibkan
Perusahaan, PWD dan ENG, antara lain, untuk memperoleh persetujuan tertulis dari para pemberi
pinjaman sebelum melakukan penggabungan usaha, konsolidasi, memperoleh dan memberi
pinjaman, menjual aktiva, melakukan investasi, membayar dividen, menjadi penjamin atau memberi
jaminan, mengubah anggaran dasar, mengubah sifat usaha secara material, mengubah susunan
pemegang saham, komisaris dan direksi, melunasi hutang kepada para pemegang saham, serta
memberi jaminan perusahaan.
Pada umumnya, Perjanjian Pinjaman tersebut juga mewajibkan Perusahaan dan/atau PWD untuk
mempertahankan beberapa rasio keuangan. PWD juga diwajibkan untuk memelihara kekayaan bersih
setara atau lebih besar dari Rp 50 miliar dan pemilikan Perusahaan sekurang-kurangnya 51% dari
modal ditempatkan PWD.
Perusahaan, PWD dan ENG telah melanggar beberapa pembatasan tertentu dalam perjanjian
pinjaman, antara lain, tidak memenuhi persyaratan rasio keuangan serta tidak dapat membayar pokok
pinjaman dan bunga yang telah jatuh tempo kepada para kreditur. Pada tanggal 31 Desember 2001,
kekayaan bersih PWD juga kurang dari Rp 50 miliar.
Pada tahun 2001, tidak ada pembebasan secara formal untuk melaksanakan haknya (pada saat
pelanggaran perjanjian pinjaman) telah diperoleh dari para kreditur. Pada tahun 2002, seluruh
pinjaman, kecuali pinjaman Perusahaan, telah dialihkan kepada kreditur lain dengan syarat
pembayaran yang baru.
14. HUTANG USANCE LETTERS OF CREDIT
Akun ini merupakan saldo hutang usance letters of credit yang diperoleh PWD dan EBCI dari:
2002
Badan Penyehatan Perbankan Nasional - eks pinjaman
dari PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk
The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Ltd.
(AS$ 17.374.234 pada tahun 2001)
PT Bank DBS Indonesia
(AS$ 4.699.937 pada tahun 2001)
PT Bank Internasional Indonesia Tbk
(AS$ 2.382.181 pada tahun 2001)
Jumlah
38
2001
-
198.756.020.643
-
180.692.027.776
-
48.879.348.752
-
24.774.682.920
-
453.102.080.091
PT ETERINDO WAHANATAMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
31 Desember 2002
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2001
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
14. HUTANG USANCE LETTERS OF CREDIT (lanjutan)
a. Badan Penyehatan Perbankan Nasional - eks pinjaman dari PT Bank Negara Indonesia
(Persero) Tbk
Pada tahun 2001, ini merupakan saldo fasilitas usance letters of credit yang diperoleh PWD untuk
mengimpor mesin Pabrik PA III dari PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, Jakarta (“BNI”).
Pada bulan Maret 2000, BNI telah mengalihkan pinjaman ini kepada Badan Penyehatan
Perbankan Nasional (“BPPN”). Dengan demikian, seluruh proses restrukturisasi pinjaman yang
sedang berjalan diatur selanjutnya dengan BPPN. Tingkat suku bunga yang digunakan oleh PWD
untuk menghitung beban bunga selama proses restrukturisasi dengan BPPN (sejak bulan Maret
2000) adalah sebesar 18% per tahun untuk pinjaman dalam mata uang Rupiah (lihat
Catatan 13b).
Pada tanggal 14 November 2002, BPPN telah mengalihkan seluruh piutangnya (pinjaman jangka
pendek, hutang usance letters of credit dan pinjaman jangka panjang) pada PWD dan ENG
kepada suatu konsorsium yang terdiri dari PT Bank Mandiri (Persero) dan PT Batavia Prosperindo
Sekuritas (lihat Catatan 18b).
b. The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited / Great Pacific Offshore Limited
Rincian hutang usance letters of credit dengan HSBC adalah sebagai berikut:
2002
PT Eternal Buana Chemical Industries
(AS$ 9.123.007 pada tahun 2001)
PT Petrowidada
(AS$ 8.251.227 pada tahun 2001)
Jumlah
2001
-
94.879.268.328
-
85.812.759.448
-
180.692.027.776
Pinjaman PWD merupakan fasilitas pinjaman yang telah direstrukturisasi dengan HSBC Jakarta,
yang telah jatuh tempo pada tahun 2001 dan tidak diperpanjang oleh PWD dengan HSBC. Pada
tanggal 15 November 2002, HSBC telah mengalihkan pinjaman ini kepada Great Pacific Offshore
Limited (“GPO”), sebuah perusahaan yang didirikan di British Virgin Islands (lihat Catatan 13f).
Pinjaman EBCI merupakan fasilitas pinjaman yang telah direstrukturisasi dengan HSBC Jakarta,
yang telah jatuh tempo pada tahun 2001 dan tidak diperpanjang oleh EBCI dengan HSBC.
Pinjaman ini dijamin dengan piutang, persediaan, aktiva tetap, deposito berjangka dan jaminan
pribadi dari Sudiharto Sridjaja, Jasin Sridjaja dan Mulyana Sridjaja.
Pada tanggal 15 November 2002, HSBC telah mengalihkan pinjaman ini dan bagiannya dalam
pinjaman sindikasi jangka panjang (sebesar AS$ 15.942.000) kepada GPO. Saldo pokok pinjaman
dan bunga masih harus dibayar masing-masing sebesar AS$ 25.065.007 dan AS$ 3.852.406 pada
tanggal pengalihan.
Berdasarkan Surat Konfirmasi dari GPO kepada EBCI tanggal 3 Desember 2002, GPO
mengkonfirmasikan bahwa saldo pinjaman sebesar AS$ 28.456.429 (“Jumlah yang Dialihkan”)
pada tanggal 15 November 2002. Kira-kira 20% sampai 30% dari Jumlah yang Dialihkan akan
diselesaikan paling lambat tanggal 31 Maret 2003 dan sisanya akan dikonversikan menjadi saham
EBCI paling lambat tanggal 31 Desember 2003. Pinjaman ini tidak dikenakan bunga.
Pinjaman ini dikenakan bunga berkisar antara 4,88% sampai dengan 11,00% pada tahun 2001
dan sampai tanggal pengalihannya.
39
PT ETERINDO WAHANATAMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
31 Desember 2002
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2001
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
14. HUTANG USANCE LETTERS OF CREDIT (lanjutan)
b. The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited / Great Pacific Offshore Limited
(lanjutan)
Pada tanggal 25 April 2003, EBCI belum menyelesaikan bagian 20% sampai 30% dari pinjaman
kepada GPO.
Selisih lebih nilai tercatat pinjaman HSBC atas jumlah yang terhutang kepada GPO sebesar
AS$ 460.983 (setara dengan Rp 4.238.742.656) diakui sebagai laba pada tahun 2002 dan
disajikan sebagai bagian pos luar biasa pada laporan laba rugi konsolidasi tahun 2002.
Pinjaman ini diklasifikasikan sebagai pinjaman jangka panjang pada neraca konsolidasi tahun
2002 karena pinjaman ini akan dilunasi melalui pinjaman jangka panjang (pinjaman BM, lihat
Catatan 30d) dan ekuitas.
c.
PT Bank DBS Indonesia / Wellington Capital Investment Corporation
Pada tahun 2001, ini merupakan saldo fasilitas impor EBCI dengan DBS Jakarta yang telah
berakhir pada tanggal 17 Mei 2001. Fasilitas ini dijamin dengan persediaan dan piutang.
Pada tanggal 23 Oktober 2002, saldo fasilitas impor EBCI sebesar AS$ 4.699.937 dan bagian
pinjaman sindikasi sebesar AS$ 2.625.000 dengan DBS (lihat Catatan 18a) beserta bunga masih
harus dibayar sebesar AS$ 947.732 telah dialihkan kepada WCI sebesar AS$ 7.323.668 (“Jumlah
yang Dialihkan”). Selanjutnya berdasarkan Surat Konfirmasi dari WCI kepada EBCI tanggal
13 Desember 2002, WCI setuju bahwa kira-kira 20% sampai 30% dari Jumlah yang Dialihkan
akan diselesaikan paling lambat tanggal 31 Maret 2003 dan sisanya akan dikonversikan menjadi
saham EBCI paling lambat tanggal 31 Desember 2003. Pinjaman ini tidak dikenakan bunga.
Selisih lebih nilai tercatat pinjaman (jangka pendek dan jangka panjang) DBS atas jumlah yang
terhutang kepada WCI sebesar AS$ 949.001 (setara dengan Rp 8.692.857.783) diakui sebagai
laba pada tahun 2002 dan disajikan sebagai bagian pos luar biasa pada laporan laba rugi
konsolidasi tahun 2002.
Pinjaman ini dikenakan bunga tahunan berkisar antara 4,88% sampai dengan 11,00% pada tahun
2001 dan sampai tanggal pengalihannya.
Pada tanggal 25 April 2003, EBCI belum menyelesaikan bagian 20% sampai 30% dari pinjaman
kepada WCI.
Pinjaman ini diklasifikasikan sebagai pinjaman jangka panjang pada neraca konsolidasi tahun
2002 karena pinjaman ini akan dilunasi melalui pinjaman jangka panjang (pinjaman BM, lihat
Catatan 30d) dan ekuitas.
d. PT Bank Internasional Indonesia Tbk / Pacific Business Services Ltd.
Pada tahun 2001, pinjaman ini merupakan saldo fasilitas kredit impor EBCI dengan PT Bank
Internasional Indonesia Tbk (“BII”), Jakarta. Fasilitas tersebut telah berakhir pada tanggal 15 Juni
2001 dan dijamin dengan persedian dan piutang.
Selanjutnya, saldo fasilitas ini sebesar AS$ 2.382.181 dan bagian pinjaman sindikasi sebesar
AS$ 11.125.000 dengan BII (lihat Catatan 18a) beserta bunga masih harus dibayar sebesar
40
PT ETERINDO WAHANATAMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
31 Desember 2002
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2001
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
14. HUTANG USANCE LETTERS OF CREDIT (lanjutan)
d. PT Bank Internasional Indonesia Tbk / Pacific Business Services Ltd. (continued)
AS$ 2.384.450 telah dialihkan kepada Pacific Business Services Ltd. (“PBS”), sebuah perusahaan
yang didirikan di Labuan, Malaysia sebesar AS$ 13.264.003 (“Jumlah yang Dialihkan”). Pinjaman
ini tidak dikenakan bunga.
Selisih lebih nilai tercatat pinjaman (jangka pendek dan jangka panjang) BII atas jumlah yang
terhutang kepada PBS sebesar AS$ 2.627.628 (setara dengan Rp 23.359.610.770) diakui sebagai
laba pada tahun 2002 dan disajikan sebagai bagian pos luar biasa pada laporan laba rugi
konsolidasi tahun 2002.
Pada tanggal 13 Maret 2003, PBS telah mengalihkan pinjaman ini kepada Osville Finance Limited
(“OFL”) (lihat Catatan 30f).
Pinjaman ini dikenakan bunga berkisar antara 4,88% sampai dengan 11,00% pada tahun 2001
dan sampai tanggal pengalihannya.
Pada tanggal 25 April 2003, EBCI belum menyelesaikan bagian 20% sampai 30% dari pinjaman
kepada OFL.
Pinjaman ini diklasifikasikan sebagai pinjaman jangka panjang pada neraca konsolidasi tahun
2002 karena pinjaman ini akan dilunasi melalui pinjaman jangka panjang (pinjaman BM, lihat
Catatan 30d) dan ekuitas.
e. Absolute Grand Industries Limited
Pinjaman ini merupakan bagian pinjaman sindikasi EBCI dengan Mizuho (lihat Catatan 18a) yang
telah dialihkan kepada PT Sucorinvest Central Gani yang kemudian dialihkan kepada AGI sebesar
AS$ 2.683.000 (“Jumlah yang Dialihkan”) pada tanggal 10 Januari 2002. Pada tanggal pengalihan,
saldo pinjaman sebesar AS$ 2.683.000 dan bunga yang masih harus dibayar sebesar
AS$ 244.224.
Berdasarkan Surat Konfirmasi dari AGI kepada EBCI tanggal 8 November 2002, AGI setuju bahwa
kira-kira 20% sampai 30% dari Jumlah yang Dialihkan akan diselesaikan paling lambat tanggal
31 Maret 2003 dan sisanya akan dikonversikan menjadi saham EBCI paling lambat tanggal
31 Desember 2003. Pinjaman ini tidak dikenakan bunga.
Pinjaman ini dikenakan bunga sebesar 3% di atas SIBOR pada tahun 2001 dan sampai tanggal
pengalihannya.
Pada tanggal 25 April 2003, EBCI belum menyelesaikan bagian 20% sampai 30% dari pinjaman
kepada AGI.
Selisih lebih nilai tercatat pinjaman Mizuho atas jumlah yang terhutang kepada AGI sebesar
AS$ 244.224 (setara dengan Rp 2.527.718.147) diakui sebagai laba pada tahun 2002 dan
disajikan sebagai bagian pos luar biasa pada laporan laba rugi konsolidasi tahun 2002.
Pinjaman ini diklasifikasikan sebagai pinjaman jangka panjang di dalam neraca konsolidasi tahun
2002 karena pinjaman ini akan dilunasi melalui pinjaman jangka panjang (pinjaman BM, lihat
Catatan 30d) dan ekuitas.
41
PT ETERINDO WAHANATAMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
31 Desember 2002
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2001
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
14. HUTANG USANCE LETTERS OF CREDIT (lanjutan)
Perjanjian pinjaman pada umumnya memuat beberapa pembatasan tertentu yang mewajibkan PWD
dan EBCI, antara lain, untuk memperoleh persetujuan tertulis dari para pemberi pinjaman sebelum
melakukan penggabungan usaha, memperoleh dan memberi pinjaman, memperoleh dan menjual
aktiva, membayar dividen, memberi jaminan, mengubah anggaran dasar, serta mengubah susunan
pemegang saham, komisaris dan direksi. EBCI juga diwajibkan untuk mempertahankan beberapa
rasio keuangan, ekuitas setara atau lebih besar dari Rp 100 miliar serta pemilikan Perusahaan dan
Keluarga Sridjaja, baik secara langsung atau tidak langsung, masing-masing sekurang-kurangnya
75% dari modal ditempatkan EBCI dan sekurang-kurangnya 51% dari modal ditempatkan
Perusahaan. PWD juga diwajibkan untuk mempertahankan beberapa rasio keuangan dan kekayaan
bersih setara atau lebih besar dari Rp 50 miliar.
Pada tanggal 31 Desember 2001, PWD dan EBCI telah melanggar beberapa pembatasan tertentu
dalam perjanjian pinjaman, antara lain, tidak memenuhi persyaratan rasio keuangan serta tidak dapat
membayar pokok pinjaman dan bunga yang telah jatuh tempo kepada para kreditur. EBCI juga tidak
memenuhi ekuitas yang disyaratkan serta pemilikan Keluarga Sridjaja, baik secara langsung atau tidak
langsung, hanya sebesar 38,8% dari modal ditempatkan Perusahaan. Pada tanggal 31 Desember
2001, kekayaan bersih PWD juga kurang dari Rp 50 miliar.
Pada tahun 2001, tidak ada pembebasan secara formal untuk melaksanakan haknya (pada saat
pelanggaran perjanjian pinjaman) telah diperoleh dari para kreditur. Pada tahun 2002, seluruh
pinjaman telah dialihkan kepada kreditur lain dengan syarat pembayaran yang baru.
15. HUTANG USAHA
Akun ini merupakan hutang kepada pemasok lokal dan asing untuk pembelian bahan baku dan bahan
pembantu, dengan rincian sebagai berikut:
2002
2001
Pihak ketiga
Continental Chemical Corporation Pte. Ltd.
(dahulu Continental Pacific (Singapore) Pte. Ltd.),
Singapura
PT Petronika
PT Mitsui Indonesia
PT Indochemical Citra Kimia
Continental Pacific (Hong Kong) Pte. Ltd., Hong Kong
PT Salim Oil Grains
PT Nippon Shokubai Indonesia
PT Cognis Indonesia
PT Hafwaco Tunggal
PT Udaya Anugrah Abadi
PT Sari Dahin Plastindo
PT Lautan Luas Tbk
PT Sinar Cipta Chemindo
PT Mulia Adhi Paramitha
Air Product, Korea
Mitsui & Co., Jepang
Lain-lain (masing-masing di bawah Rp 500.000.000)
160.288.193.385
26.867.593.169
7.076.257.878
4.515.660.681
4.333.438.639
2.175.998.527
1.945.105.254
1.214.820.700
768.438.330
628.455.039
575.204.950
562.889.645
325.762.391
9.734.753.182
89.917 698.728
64.341.732.071
1.387.716.485
6.024.578.168
3.280.466.093
4.021.000.494
1.040.497.822
119.794.989
35.437.791
706.354.454
231.893.448
513.491.840
2.788.972.960
600.288.000
511.056.000
7.569.988.085
Jumlah
221.012.571.770
183.090.967.428
42
PT ETERINDO WAHANATAMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
31 Desember 2002
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2001
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
15. HUTANG USAHA (lanjutan)
2002
2001
Pihak-pihak yang mempunyai hubungan
istimewa (lihat Catatan 5)
PT Petro Oxo Nusantara
PT Inti Mutiara Kimindo
Lain-lain
21.633.073.531
95.040.332
44.560.912.647
9.226.964.718
202.219.891
Jumlah
21.728.113.863
53.990.097.256
Rincian umur hutang usaha adalah sebagai berikut:
2002
2001
Sampai dengan 1 bulan
> 1 bulan - 3 bulan
> 3 bulan - 6 bulan
> 6 bulan - 1 tahun
> 1 tahun
147.451.056.483
77.820.426.576
14.278.184.875
1.452.310.726
1.738.706.973
141.311.168.258
72.954.771.493
17.760.965.649
4.557.372.084
496.787.200
Jumlah
242.740.685.633
237.081.064.684
Ringkasan hutang usaha menurut jenis mata uang adalah sebagai berikut:
2002
2001
Pihak ketiga
Dolar AS
Rupiah
212.457.629.996
8.554.941.774
176.104.150.144
6.986.817.284
Jumlah
221.012.571.770
183.090.967.428
Pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa
Dolar AS
Rupiah
19.012.521.525
2.715.592.338
52.774.377.968
1.215.719.288
Jumlah
21.728.113.863
53.990.097.256
16. HUTANG PAJAK
Hutang pajak terdiri dari:
2002
2001
Pajak penghasilan
Pasal 21
Pasal 23
Pasal 26
Pasal 4(2) - final
Pajak pertambahan nilai
935.289.894
334.654.889
2.287.552
64.832.594
23.528.155.700
1.627.483.210
348.634.542
8.753.248
12.938.872.695
Jumlah
24.865.220.629
14.923.743.695
43
PT ETERINDO WAHANATAMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
31 Desember 2002
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2001
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
16. HUTANG PAJAK (lanjutan)
Tidak ada taksiran beban pajak untuk pajak penghasilan badan yang dicadangkan oleh Perusahaan
dan Anak perusahaan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2002 dan 2001
karena masih mengalami rugi fiskal.
Rekonsiliasi antara rugi sebelum penghasilan pajak, seperti yang disajikan dalam laporan laba rugi
konsolidasi, dengan taksiran laba (rugi) fiskal Perusahaan untuk tahun yang berakhir pada tanggaltanggal 31 Desember 2002 dan 2001 adalah sebagai berikut:
2002
Rugi sebelum penghasilan pajak menurut
laporan laba rugi konsolidasi
Ditambah (dikurangi)
Rugi Anak perusahaan sebelum penghasilan pajak
Amortisasi selisih lebih biaya perolehan
atas nilai wajar perolehan aktiva bersih
Jurnal eliminasi
Rugi komersial Perusahaan sebelum penghasilan pajak
Koreksi positif (negatif)
Gaji, upah dan kesejahteraan karyawan
Jamuan
Penyisihan beban karyawan
Amortisasi biaya emisi saham dan obligasi
Penyusutan
Laba penjualan aktiva tetap
Penghasilan bunga yang telah dikenakan
pajak penghasilan final
Lain-lain
Taksiran laba (rugi) fiskal Perusahaan
2001
(34.088.192.246)
(359.399.025.425)
33.244.237.283
355.058.072.195
86.417.302
-
86.417.302
(163.925.589)
(757.537.661)
(4.418.461.517)
856.396.073
489.918.812
329.384.048
(1.115.433.694)
(32.193.416)
-
434.135.499
428.308.253
122.503.328
(1.427.867.953)
23.509.494
1.844.917
(29.654.126)
293.405.499
(87.988.101)
659.129.373
34.285.535
(4.264.886.707)
Kompensasi rugi fiskal dari tahun-tahun sebelumnya
1997
1998
1999
2000
2001
(121.656.095.188)
(9.188.757.066)
(393.714.962)
(4.264.886.707)
(38.879.636.183)
(121.656.095.188)
(9.188.757.066)
(393.714.962)
-
Kumulatif rugi fiskal Perusahaan
(135.469.168.388)
(174.383.090.106)
Jumlah taksiran rugi fiskal Perusahaan untuk tahun 2001 sebagaimana dinyatakan di atas sesuai
dengan jumlah yang dinyatakan dalam Surat Pemberitahuan Tahunan (“SPT”) Pajak Penghasilan
Badan. Perusahaan dan Anak perusahaan menunda penyampaian SPT Pajak Penghasilan Badan
untuk tahun 2002 sampai tanggal 30 Juni 2003.
Penghasilan (beban) pajak tangguhan atas perbedaan waktu untuk tahun yang berakhir pada tanggaltanggal 31 Desember 2002 dan 2001, dengan tarif pajak maksimum sebesar 30%, adalah sebagai
berikut:
44
PT ETERINDO WAHANATAMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
31 Desember 2002
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2001
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
16. HUTANG PAJAK (lanjutan)
2002
Perusahaan
Rugi fiskal
Penyisihan beban karyawan
Penyisihan atas aktiva pajak tangguhan
yang tidak terpulihkan - rugi fiskal
Aktiva tetap
Transaksi sewa guna usaha
Anak perusahaan
Rugi fiskal
Bunga atas pinjaman yang diragukan
Penyisihan beban karyawan
Beban ditangguhkan
Penyisihan atas aktiva pajak tangguhan
yang tidak terpulihkan:
Bunga atas pinjaman yang diragukan
Rugi fiskal
Aktiva tetap
Transaksi sewa guna usaha
Penyisihan piutang ragu-ragu
Jumlah
2001
11.674.176.516
98.815.214
1.330.715.214
36.750.998
(11.674.176.516)
(9.658.025)
-
(4.154.207.621)
20.241.647
174.999.928
3.707.565.599
3.634.550.092
1.416.481.552
585.749.368
42.182.679.193
47.031.242.596
642.243.122
(1.216.851.116)
(3.634.550.092)
55.588.082.266
(32.420.652.031)
(550.300.070)
(109.033.447)
(47.031.242.596)
8.952.168.470
(3.514.783.128)
6.506.029.850
(3.684.536.091)
28.307.050.426
47.275.450.466
Pengaruh pajak atas beda waktu antara pelaporan komersial dan pajak adalah sebagai berikut:
2002
Aktiva Pajak Tangguhan
Perusahaan
Aktiva pajak tangguhan
Rugi fiskal - setelah dikurangi
rugi fiskal yang sudah habis
masa berlakunya sebesar
Rp 38.879.636.183 pada tahun
2002 dan Rp 230.483.457 pada
tahun 2001
Penyisihan beban karyawan
Penyisihan atas aktiva pajak tangguhan
yang tidak terpulihkan - rugi fiskal
Kewajiban pajak tangguhan
Aktiva tetap
Bersih
Anak perusahaan
Aktiva pajak tangguhan
Rugi fiskal
Bunga atas pinjaman yang diragukan
Transaksi sewa guna usaha
Penyisihan beban karyawan
Penyisihan piutang ragu-ragu
45
2001
40.640.750.517
272.525.494
52.314.927.033
173.710.280
(40.640.750.517)
(52.314.927.033)
(13.357.103)
(3.699.078)
259.168.391
170.011.202
300.640.983.121
50.665.792.688
9.315.408.109
4.275.262.819
1.140.717.655
296.933.417.523
47.031.242.596
9.891.750.884
2.858.781.267
1.249.751.102
PT ETERINDO WAHANATAMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
31 Desember 2002
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2001
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
16. HUTANG PAJAK (lanjutan)
2002
Penyisihan atas aktiva pajak tangguhan
yang tidak terpulihkan:
Rugi fiskal
Bunga atas pinjaman yang diragukan
Kewajiban pajak tangguhan
Aktiva tetap
Beban ditangguhkan
Transaksi sewa guna usaha
Bersih
Aktiva Pajak Tangguhan - bersih
2001
(32.915.457.774)
(50.665.792.688)
(88.503.540.040)
(47.031.242.596)
(133.513.810.109)
(1.813.425.809)
(48.409.099)
(101.093.158.078)
(2.399.175.178)
(74.451.804)
147.081.268.913
118.863.375.676
147.340.437.304
119.033.386.878
Manajemen berpendapat bahwa penyisihan atas aktiva pajak tangguhan yang tidak terpulihkan cukup
untuk mengurangi nilai tercatat aktiva pajak tangguhan menjadi nilai realisasi bersih.
Rekonsiliasi antara penghasilan pajak yang dihitung dengan menerapkan tarif pajak yang berlaku
sebesar 30% dari rugi sebelum penghasilan pajak dan penghasilan pajak seperti yang disajikan dalam
laporan laba rugi konsolidasi untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2002 dan
2001 adalah sebagai berikut:
2002
Rugi sebelum penghasilan pajak sesuai
laporan laba rugi konsolidasi
Penghasilan pajak berdasarkan tarif pajak yang berlaku
Perusahaan
Penyisihan atas aktiva pajak tangguhan
yang tidak terpulihkan - rugi fiskal
Penghapusan rugi fiskal yang kadaluarsa
Amortisasi selisih lebih biaya perolehan
atas nilai wajar perolehan aktiva bersih
Jurnal eliminasi
Beda tetap
Amortisasi biaya emisi saham dan obligasi
Gaji, upah dan kesejahteraan karyawan
Jamuan
Penghasilan bunga yang telah
dikenakan pajak penghasilan final
Lain-lain
Anak perusahaan
Penghasilan pajak
46
2001
(34.088.192.246)
(359.399.025.425)
10.226.457.674
107.819.707.628
11.674.176.516
(11.663.890.855)
(4.154.207.621)
-
(25.925.191)
-
(25.925.191)
49.177.677
334.630.108
(256.918.822)
(146.975.644)
428.360.386
(130.240.650)
(128.492.476)
8.896.238
(88.021.650)
18.244.622.052
26.396.430
41.145.641
(56.650.471.358)
28.307.050.426
47.275.450.466
PT ETERINDO WAHANATAMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
31 Desember 2002
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2001
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
17. BIAYA MASIH HARUS DIBAYAR
Biaya masih harus dibayar terdiri dari:
2002
2001
Beban bunga
Hutang jangka panjang (lihat Catatan 18)
Hutang usance letters of credit (lihat Catatan 14)
Pinjaman jangka pendek (lihat Catatan 13)
Produksi
Pemasaran
Umum dan administrasi
Penyelesaian Pabrik PA III
Jasa komitmen
Lain-lain
71.299.897.009
10.985.884.500
10.514.219.414
1.770.092.896
948.058.387
1.243.079.635
253.252.904.241
143.985.077.945
110.751.700.067
8.665.544.351
11.915.451.477
1.971.840.239
2.770.674.318
3.216.597.008
1.546.376.256
Jumlah
96.761.231.841
538.076.165.902
18. HUTANG JANGKA PANJANG
Rincian akun ini adalah sebagai berikut:
2002
Pinjaman
Norsk Royal Specialities Inc. Limited
(AS$ 145.005.097,18 pada tahun 2002)
PT Bank Mandiri (Persero)
Term Loan - Tranche A
(AS$ 38.002.407,78 pada tahun 2002)
Term Loan - Tranche C
(AS$ 8.935.244,26 pada tahun 2002)
Great Pacific Offshore Limited
(AS$ 36.807.246 pada tahun 2002)
(lihat Catatan 13f dan 14b)
Wellington Capital Investment Corporation
(AS$ 12.187.069 pada tahun 2002)
(lihat Catatan 13e dan 14c)
Pacific Business Services Ltd.
(AS$ 13.264.003 pada tahun 2002)
Korea Asean Investment Group Co. Ltd.
(AS$ 12.029.944,67 in 2002) (lihat Catatan 13c)
Absolute Grand Industries
(AS$ 3.189.917 in 2002) (lihat Catatan 13g)
Pinjaman sindikasi (AS$ 5.250.000 pada tahun 2002
dan AS$ 37.625.000 pada tahun 2001)
Badan Penyehatan Perbankan Nasional - eks
pinjaman dari PT Bank Negara Indonesia
(Persero) Tbk (AS$ 61.905.650 pada tahun 2001)
Sub-jumlah
47
2001
1.296.345.568.789
-
339.741.525.553
-
79.881.083.684
-
329.056.776.379
-
108.952.395.251
-
118.580.189.323
-
107.547.705.350
-
28.517.855.387
-
46.935.000.000
391.300.000.000
-
643.818.760.000
2.455.558.099.716
1.035.118.760.000
PT ETERINDO WAHANATAMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
31 Desember 2002
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2001
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
18. HUTANG JANGKA PANJANG (lanjutan)
2002
Hutang sewa guna usaha
(AS$ 13.972.500 dan Rp 117.414.613 pada tahun
2002 dan AS$ 13.972.500 dan Rp 666.437.612
pada tahun 2001)
Kontraktor dan pemasok (lihat Catatan 28h)
(AS$ 79.000 dan € 2.218.366 pada tahun 2002 dan
AS$ 133.000, DM 4.438.016 dan € 580.742 pada
tahun 2001)
2001
125.031.566.848
145.980.437.612
21.491.573.180
27.569.203.616
2.602.081.239.744
1.208.668.401.228
Dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun:
Pinjaman bank
Hutang sewa guna usaha
Kontraktor dan pemasok
46.935.000.000
23.689.680.149
14.164.945.169
1.035.118.760.000
145.863.022.999
11.337.420.726
Jumlah bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun
84.789.625.318
1.192.319.203.725
Hutang jangka panjang - setelah dikurangi
bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun:
Pinjaman bank
Hutang sewa guna usaha
Kontraktor dan pemasok
2.408.623.099.716
101.341.886.699
7.326.628.011
117.414.613
16.231.782.890
Jumlah hutang jangka panjang
2.517.291.614.426
16.349.197.503
Jumlah
a. Pinjaman Sindikasi
Pinjaman ini merupakan saldo fasilitas berjangka yang diperoleh EBCI dari sindikasi bank yang
dipimpin oleh HSBC Investment Bank Plc, cabang Singapura (agen fasilitas). Fasilitas ini akan
dilunasi dalam cicilan triwulanan mulai bulan Februari 2001 dan berakhir pada
bulan November 2005. Sebagai tambahan, EBCI juga memperoleh fasilitas pembiayaan usaha
dengan jumlah keseluruhan sebesar AS$ 18.600.000. Fasilitas ini dijamin oleh, antara lain,
piutang, persediaan, aktiva bergerak, tanah, asuransi, escrow account serta jaminan pribadi dari
Sudiharto Sridjaja, Hadiran Sridjaja dan Hadisan Sridjaja, dan dikenakan suku bunga sebesar 3%
di atas SIBOR.
Perjanjian pinjaman ini mewajibkan EBCI untuk mempertahankan beberapa rasio keuangan,
ekuitas setara atau lebih besar dari Rp 100 miliar serta pemilikan Perusahaan dan Keluarga
Sridjaja, baik secara langsung atau tidak langsung, masing-masing sekurang-kurangnya 75% dari
modal ditempatkan EBCI dan sekurang-kurangnya 51% dari modal ditempatkan Perusahaan.
Pada tanggal 31 Desember 2001, EBCI tidak memenuhi rasio keuangan dan ekuitas yang
disyaratkan, serta pemilikan Keluarga Sridjaja, baik secara langsung atau tidak langsung, hanya
sebesar 38,80% dari modal ditempatkan Perusahaan. Lebih lanjut, EBCI tidak dapat membayar
cicilan pokok pinjaman sesuai dengan perjanjian pinjaman yang ada dan bunga yang telah jatuh
tempo sejak tahun 2001. Kejadian tersebut merupakan pelanggaran perjanjian pinjaman, yang
memberikan hak kepada sindikasi bank untuk menyatakan seluruh jumlah hutang tersebut jatuh
tempo dan dilunasi dengan segera. Tidak ada pembebasan secara formal untuk melaksanakan
48
PT ETERINDO WAHANATAMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
31 Desember 2002
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2001
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
18. HUTANG JANGKA PANJANG (lanjutan)
a. Pinjaman Sindikasi (lanjutan)
haknya (pada saat pelanggaran perjanjian pinjaman) telah diperoleh dari sindikasi bank. Dengan
demikian, pada tanggal 31 Desember 2001, saldo pinjaman bank jangka panjang tersebut
diklasifikasikan sebagai kewajiban lancar pada neraca konsolidasi tahun 2001.
Pada tahun 2002, beberapa bank tertentu dalam sindikasi telah mengalihkan pinjaman mereka
kepada pihak lain dengan syarat pembayaran kembali yang baru. Bagian pinjaman sindikasi yang
belum dialihkan pada tanggal 31 Desember 2002 diklasifikasikan sebagai kewajiban lancar pada
neraca konsolidasi tahun 2002.
Pada tanggal 31 Desember 2002 dan 2001, rincian saldo pinjaman adalah sebagai berikut:
2002
N.V. De Indonesische Overzeese Bank
(AS$ 2.625.000 pada tahun 2002 dan 2001)
AMMB International (L) Ltd.
(AS$ 2.625.000 pada tahun 2002 dan 2001)
The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Ltd.
(AS$ 15.942.000 pada tahun 2001)
(lihat Catatan 14b)
PT Bank Internasional Indonesia Tbk
(AS$ 11.125.000 pada tahun 2001)
(lihat Catatan 14d)
PT Bank Mizuho Indonesia (AS$ 2.683.000 pada
tahun 2001) (lihat Catatan 14e)
PT Bank DBS Indonesia (AS$ 2.625.000 pada
tahun 2001) (lihat Catatan 14c)
Jumlah
2001
23.467.500.000
27.300.000.000
23.467.500.000
27.300.000.000
-
165.796.800.000
-
115.700.000.000
-
27.903.200.000
-
27.300.000.000
46.935.000.000
391.300.000.000
b. Badan Penyehatan Perbankan Nasional (“BPPN”) - eks pinjaman dari PT Bank Negara Indonesia
(Persero) Tbk / PT Bank Mandiri (Persero) / Norsk Royal Specialities Inc. Limited
Pada tahun 2001, ini merupakan saldo atas:
•
Fasilitas kredit investasi dan bunga selama penyelesaian pembangunan (“IDC”) yang
diperoleh AG dari PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, Jakarta (“BNI”) untuk membiayai
pembangunan pabrik kimia PVA dan AA. Fasilitas ini dijamin dengan hipotek pertama atas
hak atas tanah, bangunan, mesin dan peralatan pabrik, kendaraan, jaminan perusahaan dari
Perusahaan serta hasil klaim asuransi.
•
Fasilitas kredit investasi yang diperoleh PWD dari BNI cabang Singapura. Fasilitas ini dijamin,
secara pari pasu, dengan persediaan, aktiva bergerak dan tidak bergerak, hak atas tanah
termasuk bangunan, mesin dan peralatan pabrik serta hasil klaim asuransi.
•
Fasilitas kredit investasi dan IDC yang diperoleh ENG dari BNI untuk membiayai
pembangunan Pabrik Alkyd Resin, Synthetic Latex, Unsaturated Polyester Resin dan
Plasticizers (DOP). Fasilitas ini dijamin oleh aktiva bergerak dan tidak bergerak, hak atas
49
PT ETERINDO WAHANATAMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
31 Desember 2002
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2001
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
18. HUTANG JANGKA PANJANG (lanjutan)
b. Badan Penyehatan Perbankan Nasional (“BPPN”) - eks pinjaman dari PT Bank Negara Indonesia
(Persero) Tbk / PT Bank Mandiri (Persero) / Norsk Royal Specialities Inc. Limited
tanah, bangunan, alat pengangkutan, mesin dan peralatan pabrik, hasil klaim asuransi,
jaminan perusahaan dari EBCI dan IMG, serta jaminan pribadi dari Sudiharto Sridjaja, Jasin
Sridjaja dan Hadiran Sridjaja.
Pada bulan Maret 2000, BNI telah mengalihkan pinjaman-pinjaman tersebut kepada BPPN.
Dengan demikian, seluruh proses restrukturisasi pinjaman yang sedang berjalan diatur selanjutnya
dengan BPPN. Selama proses restrukturisasi dengan BPPN (sejak bulan Maret 2000) tingkat suku
bunga yang digunakan oleh PWD, ENG dan AG untuk menghitung beban bunga adalah sebesar
10% per tahun untuk pinjaman dalam mata uang Dolar AS (lihat Catatan 13b).
Pada tanggal 31 Desember 2001, saldo pinjaman adalah sebesar AS$ 61.905.650 (setara dengan
Rp 643.818.760.000).
Pada tanggal 14 November 2002, melalui Program Penjualan Aset Kredit (“PPAK”), BPPN telah
mengalihkan seluruh piutangnya (jangka pendek, hutang usance letters of credit dan jangka
panjang) pada PWD, ENG dan AG (pinjaman eks - BNI) kepada suatu konsorsium yang terdiri dari
PT Bank Mandiri (Persero) (“BM”) dan PT Batavia Prosperindo Sekuritas (“BPS”) masing-masing
sebesar AS$ 37.316.745,82 dan Rp 6.088.678.080 yang merupakan “Sustainable Loan - ex
BPPN”, dan AS$ 142.392.684,57 dan Rp 23.198.223.990 yang merupakan “Unsustainable Loan ex BPPN”. Dengan demikian proses restrukturisasi diatur selanjutnya dengan BM untuk
Sustainable Loan - ex BPPN dan BPS untuk Unsustainable Loan - ex BPPN. Saldo pokok
pinjaman dan bunga masih harus dibayar (jangka pendek, hutang usance letters of credit dan
jangka panjang) masing-masing sebesar Rp 1.099.854.861.003 (AS$ 97.592.654 dan
Rp 219.056.020.643) dan Rp 483.791.989.177 (AS$ 36.444.867 dan Rp 154.866.182.948) pada
tanggal pengalihan.
Sebagai bagian negosiasi PWD untuk merestrukturisasi pinjamannya, PWD setuju untuk
mengakui sebagai hutang rugi selisih kurs dan bunga masih harus dibayar sebesar
AS$ 43.284.694 sesuai dengan perjanjian kredit tanggal 30 Desember 1999 antara PWD dan BNI.
Jumlah tersebut sebelumnya tidak diakui karena penasehat hukum PWD (Julius Rizaldi & Rekan)
telah menyatakan dalam pendapat hukumnya tanggal 12 April 2000 bahwa rugi selisih kurs
sebesar Rp 167.433.905.025 dan tunggakan bunga sebesar Rp 136.641.064.277 yang dikonversi
ke dalam mata uang Dolar AS sebesar AS$ 43.284.694 tidak dapat dibenarkan menurut hukum
karena konversi saldo hutang usance letters of credit ke dalam mata uang Rupiah tidak sesuai
dengan persyaratan dalam perjanjian kredit, dan BNI dianggap ingkar janji (wanprestasi) dengan
tidak melaksanakan restrukturisasi tetapi mengalihkan saldo pinjaman tersebut kepada BPPN
pada bulan Maret 2000.
Selisih lebih jumlah yang terhutang kepada BPS dan BM atas nilai tercatat pinjaman (jangka
pendek, hutang usance letters of credit dan jangka panjang) BPPN masing-masing sebesar
AS$ 5.126.541,90 (setara dengan Rp 46.210.648.679) dan AS$ 5.434.104,73 (setara dengan
Rp 48.757.888.441) diakui sebagai rugi pada tahun 2002 dan disajikan sebagai bagian pos luar
biasa pada laporan laba rugi konsolidasi tahun 2002.
50
PT ETERINDO WAHANATAMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
31 Desember 2002
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2001
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
18. HUTANG JANGKA PANJANG (lanjutan)
b. Badan Penyehatan Perbankan Nasional (“BPPN”) - eks pinjaman dari PT Bank Negara Indonesia
(Persero) Tbk / PT Bank Mandiri (Persero) / Norsk Royal Specialities Inc. Limited (lanjutan)
1. Sustainable loan - ex BPPN
Pada tanggal 22 November 2002, PWD, ENG dan AG memperoleh fasilitas berjangka Term
Loan - Tranche A dengan BM untuk merestrukturisasi Sustainable Loan - ex BPPN sebesar
AS$ 37.316.745,82 dan Rp 6.088.678.080 (setara dengan AS$ 685.661,95). PWD juga
memperoleh fasilitas berjangka lainnya Term Loan - Tranche C dari BM untuk
merestrukturisasi sustainable loan - ex kreditur lain dengan jumlah maksimum pinjaman
sebesar AS$ 10.200.000 (lihat Catatan 13c, 13e, 13f, 13g dan butir c di bawah).
Fasilitas berjangka akan dilunasi melalui cicilan triwulanan mulai bulan Februari 2003 dan
berakhir masing-masing pada bulan November 2007 untuk Tranche A dan bulan
November 2009 untuk Tranche C dan dikenakan bunga sebesar 11% per tahun.
Jadwal pembayaran pokok pinjaman dan bunga untuk fasilitas berjangka Term Loan Tranche A berdasarkan perjanjian amandemen tanggal 27 Desember 2002 adalah sebagai
berikut:
Tahun
Pokok
2003
2004
2005
2006
2007
AS$
2.400.000
5.200.000
7.200.000
9.200.000
14.002.408
Bunga
AS$
3.881.247
3.501.747
2.847.247
1.972.747
683.415
Jadwal pembayaran pokok pinjaman dan bunga untuk fasilitas berjangka Term Loan Tranche C berdasarkan perjanjian amandemen tanggal 27 Desember 2002 adalah sebagai
berikut:
Tahun
Pokok
2003
2004
2005
2006
2007
2008
2009
AS$
4.000.000
6.200.000
Bunga
AS$
1.122.000
1.122.000
1.122.000
1.122.000
1.122.000
957.000
434.500
Pada tanggal 22 November 2002, ENG dan AG juga memperoleh fasilitas modal kerja yang
berlaku selama 1 (satu) tahun dan dapat diperbaharui tergantung kinerja ENG dan AG.
Pinjaman ini dikenakan bunga sebesar 11% per tahun. Saldo fasilitas modal kerja pada
tanggal 31 Desember 2002 sebesar AS$ 2.600.000 dan disajikan sebagai pinjaman jangka
pendek.
Pinjaman ini dijamin oleh aktiva tetap milik PWD, ENG dan AG yang sebelumnya digunakan
sebagai jaminan atas pinjaman yang diperoleh dari BPPN dan kreditur lain (kecuali untuk
mesin-mesin Pabrik PA II atas dasar pari pasu dengan PT ABN Amro Finance Indonesia),
aktiva tetap lainnya milik PWD, ENG dan AG yang tidak digunakan sebagai jaminan atas
pinjaman yang diperoleh dari BPPN dan kreditur lain, persediaan, piutang, jaminan
perusahaan secara silang antara PWD, ENG dan AG, dan gadai saham investor (pemegang
saham baru) yang akan masuk pada PWD, ENG dan AG.
51
PT ETERINDO WAHANATAMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
31 Desember 2002
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2001
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
18. HUTANG JANGKA PANJANG (lanjutan)
b. Badan Penyehatan Perbankan Nasional (“BPPN”) - eks pinjaman dari PT Bank Negara Indonesia
(Persero) Tbk / PT Bank Mandiri (Persero) / Norsk Royal Specialities Inc. Limited (lanjutan)
Perjanjian pinjaman ini memuat beberapa pembatasan tertentu yang mewajibkan PWD, ENG
dan AG, antara lain, untuk memperoleh persetujuan tertulis dari pemberi pinjaman sebelum,
antara lain, mengubah susunan komisaris dan direksi, memindahkan barang jaminan,
membayar dividen, memperoleh fasilitas kredit atau pinjaman dari lembaga keuangan lainnya,
memberikan jaminan atau menjaminkan aktiva milik PWD, ENG dan AG kepada pihak lain.
2. Unsustainable loan - ex BPPN
Pada tanggal 27 Desember 2002, BPS telah mengalihkan Unsustainable Loan - ex BPPN
pada PWD, ENG dan AG kepada PT Dinamika Sejahtera Sejati (“DSS”) dan selanjutnya
dialihkan kepada Norsk Royal Specialities Inc. Limited (“NRS”) pada tanggal 28 Desember
2002.
Berdasarkan Surat Konfirmasi dari NRS kepada AG tanggal 15 Januari 2003, NRS
mengkonfirmasikan bahwa jumlah saldo pinjaman yang dialihkan kepada NRS sebesar
AS$ 28.669.014,20 pada tanggal 28 Desember 2002 akan dikonversikan menjadi ekuitas
pada AG paling lambat tanggal 31 Desember 2003. Pinjaman ini tidak dikenakan bunga.
Pada tanggal 27 Januari 2003, NRS telah mengalihkan piutangnya pada PWD dan ENG
kepada Royal Petrochemie Corporation Limited (“RPC) (lihat Catatan 30c).
c.
Hutang Sewa Guna Usaha
Pabrik PA II PWD
Pada tanggal 12 Desember 1996, berdasarkan perjanjian penjualan dan penyewaan kembali
(sale-and-leaseback), PWD menjual Pabrik PA II di Gresik kepada suatu sindikasi penyewa,
dengan PT ABN Amro Finance Indonesia (“ABN Amro”) sebagai agen, sebesar AS$ 37.600.000
dan menyewanya kembali dengan perjanjian sewa selama tiga tahun dengan pelunasan terakhir
pada bulan Juni 1999. Transaksi tersebut mengakibatkan kerugian sebesar AS$ 6.313.176 yang
ditangguhkan dan diamortisasi selama sisa taksiran masa manfaat aktiva sewa guna usaha yang
bersangkutan. PWD mempunyai hak opsi untuk membeli aktiva yang disewa tersebut pada akhir
periode sewa.
Perjanjian penjualan dan penyewaan kembali mewajibkan PWD, antara lain, untuk
mempertahankan “gearing ratio” tertentu dan pemilikan Perusahaan dan Keluarga Sridjaja, baik
secara langsung atau tidak langsung, masing-masing sekurang-kurangnya 70% dari modal
ditempatkan dan disetor penuh PWD dan sekurang-kurangnya 51% dari modal ditempatkan dan
disetor penuh Perusahaan, dan Keluarga Sridjaja memegang kendali pada PWD.
Pada tanggal 8 Februari 2000, PWD mencapai kesepakatan dengan ABN Amro untuk
merestrukturisasi saldo pinjamannya menjadi dilunasi dalam delapan (8) kali cicilan setengah
tahunan yang tidak sama besar mulai tanggal 18 Juni 2000 dan berakhir pada tanggal
18 Desember 2003.
Pada tanggal 31 Desember 2001, PWD tidak memenuhi persyaratan gearing rasio dan pemilikan
Keluarga Sridjaja, baik secara langsung atau tidak langsung, hanya sebesar 38,8% dari modal
ditempatkan dan disetor penuh Perusahaan. Lebih lanjut, PWD tidak dapat membayar cicilan
52
PT ETERINDO WAHANATAMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
31 Desember 2002
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2001
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
18. HUTANG JANGKA PANJANG (lanjutan)
c.
Hutang Sewa Guna Usaha (lanjutan)
pokok pinjaman sebesar AS$ 9.082.125 yang telah jatuh tempo pada tahun 2002, 2001 dan 2000
sesuai dengan perjanjian pinjaman yang ada dan bunga yang telah jatuh tempo sejak tahun 1999.
Sebagai akibat dari tidak terpenuhinya persyaratan pinjaman tersebut, PWD menerima surat
somasi pertama dan kedua, masing-masing tanggal 22 Agustus 2000 dan 7 September 2000, dari
Otto Hasibuan & Associates, selaku kuasa hukum dari ABN Amro, yang menyatakan bahwa PWD
telah wanprestasi dan meminta PWD untuk melunasi seluruh pokok pinjaman dan bunga yang
jatuh tempo atas hutang sewa guna usaha beserta penghentian penggunaan mesin-mesin yang
disewa. Dengan demikian, pada tanggal 31 Desember 2001, hutang sewa guna usaha jangka
panjang tersebut diklasifikasikan sebagai kewajiban lancar pada neraca konsolidasi.
Pada tanggal 11 November 2002 dan 19 Desember 2002, kreditur-kreditur tertentu dari sindikasi
sewa guna usaha telah mengalihkan sebagian pinjaman ini kepada PT Mega Finadana (“MF”).
Jumlah saldo pokok pinjaman dan bunga masih harus dibayar masing-masing sebesar
Rp 27.883.669.706 (AS$ 3.118.982) dan Rp 6.807.501.574 (AS$ 753.694) pada tanggal
pengalihan.
Selisih lebih nilai tercatat pinjaman ABN Amro atas jumlah yang terhutang kepada MF sebesar
AS$ 605.237 (setara dengan Rp 5.466.612.851) diakui sebagai laba pada tahun 2002 dan
disajikan sebagai bagian pos luar biasa pada laporan laba rugi konsolidasi tahun 2002.
Pada tanggal 31 Desember 2002 dan 2001, rincian saldo hutang sewa guna usaha PWD adalah
sebagai berikut:
2002
PT Mega Finadana (AS$ 3.884.765,37 pada
tahun 2002)
PT ABN Amro Finance Indonesia (AS$ 3.671.719,03
pada tahun 2002 dan 2001)
PT Summit Sinar Mas Finance
(AS$ 1.669.921,87 pada tahun 2002 dan 2001)
PT Perjahl Leasing
(AS$ 1.318.359,37 pada tahun 2002 dan 2001)
PT Jaya Fuji Leasing Pratama
(AS$ 1.318.359,37 pada tahun 2002 dan 2001)
PT Exim SB Leasing
(AS$ 1.318.359,37 pada tahun 2002 dan 2001)
PT Maharaja Arthastar Indonesia Finance
(AS$ 791.015,62 pada tahun 2002 dan 2001)
PT Dai-Ichi Kangyo Panin Leasing
(AS$ 1.318.359,37 pada tahun 2001)
PT Garishindo Buana Finance Indonesia
(AS$ 878.906,25 pada tahun 2001)
PT Harita Kencana Finance
(AS$ 1.687.499,75 pada tahun 2001)
2001
34.729.804.643
-
32.825.168.127
38.185.877.912
14.929.101.518
17.367.187.448
11.786.132.768
13.710.937.448
11.786.132.768
13.710.937.448
11.786.132.768
13.710.937.448
7.071.679.643
8.226.562.448
-
13.710.937.448
-
9.140.625.000
-
17.549.997.400
Jumlah
Dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun
124.914.152.235
23.572.265.536
145.314.000.000
145.314.000.000
Bagian jangka panjang
101.341.886.699
-
53
PT ETERINDO WAHANATAMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
31 Desember 2002
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2001
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
18. HUTANG JANGKA PANJANG (lanjutan)
c.
Hutang Sewa Guna Usaha (lanjutan)
Peralatan pembuangan air limbah dan kendaraan Perusahaan, EBCI, ENG dan AG
EBCI menyewa peralatan pembuangan air limbah dari PT Jaya Fuji Leasing Pratama dan
kendaraan dengan sewa jangka panjang dari PT Bumiputera - BOT Finance. Perusahaan dan AG
mempunyai perjanjian sewa kendaraan jangka panjang masing-masing dengan PT ORIX
Indonesia Finance dan PT Bumiputera - BOT Finance. ENG dan AG juga menyewa peralatan
berat dari PT ORIX Indonesia Finance berdasarkan perjanjian sewa jangka panjang.
Pembayaran sewa minimum berdasarkan perjanjian sewa guna usaha pada tanggal 31 Desember
2002 adalah sebagai berikut:
Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2003
Dikurangi bunga yang belum jatuh tempo
122.240.000
(4.825.387 )
Jumlah hutang sewa guna usaha
Dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun
117.414.613
(117.414.613 )
Bagian jangka panjang
-
Perjanjian pinjaman pada umumnya memuat beberapa pembatasan tertentu yang mewajibkan Anak
perusahaan, antara lain, untuk mempertahankan beberapa rasio keuangan dan memperoleh
persetujuan tertulis dari para pemberi pinjaman sebelum, antara lain, melakukan penggabungan
usaha, konsolidasi, memperoleh dan memberi pinjaman, memperoleh dan menjual aktiva, melakukan
investasi, membayar dividen, menjadi penjamin atau memberi jaminan, mengubah anggaran dasar,
mengubah susunan komisaris dan direksi, serta melunasi hutang kepada para pemegang saham.
19. HAK MINORITAS ATAS AKTIVA BERSIH ANAK PERUSAHAAN YANG DIKONSOLIDASI
Pada tanggal 31 Desember 2002 dan 2001, akun ini merupakan bagian pemegang saham minoritas
atas aktiva bersih Anak perusahaan dengan rincian sebagai berikut:
2002
2001
PT Anugerahinti Gemanusa
PT Petrowidada
405.596.501
-
1.441.796.666
10.284.728.313
Jumlah
405.596.501
11.726.524.979
Bagian pemegang saham minoritas atas defisiensi modal PWD pada tahun 2002 dan EBCI dan Anak
perusahaan pada tahun 2002 dan 2001 telah melebihi penyertaan sahamnya. Dengan demikian,
akumulasi kelebihan sebesar Rp 29.794.276.146 dan Rp 13.183.784.839 masing-masing pada
tanggal 31 Desember 2002 dan 2001 telah diserap sementara oleh Perusahaan.
20. MODAL SAHAM
Para pemegang saham Perusahaan dan pemilikan sahamnya pada tanggal 31 Desember 2002 dan
2001 adalah sebagai berikut:
54
PT ETERINDO WAHANATAMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
31 Desember 2002
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2001
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
20. MODAL SAHAM (lanjutan)
2002
Pemegang Saham
Jumlah Saham
Ditempatkan
dan Disetor Penuh
Persentase
Pemilikan
Jumlah
PT Eterindo Intiutama
PT Jali Utama Raya
Sudiharto Sridjaja
Salim Sridjaja
Jasin Sridjaja
Hadiran Sridjaja
Hadisan Sridjaja
Masyarakat
Watervale Worldwide Inc.
Convertible Bondholders
Credit Suisse Singapore Trust
ING Asia Private Bank Limited
Lain-lain (masing-masing dengan
pemilikan kurang dari 5%)
276.000.000
96.000.000
1.800.000
800.000
600.000
400.000
400.000
28,50 %
9,92
0,19
0,08
0,06
0,04
0,04
138.000.000.000
48.000.000.000
900.000.000
400.000.000
300.000.000
200.000.000
200.000.000
211.353.700
142.297.000
84.524.300
60.415.600
21,83
14,69
8,73
6,24
105.676.850.000
71.148.500.000
42.262.150.000
30.207.800.000
93.706.400
9,68
46.853.200.000
Jumlah
968.297.000
100,00 %
484.148.500.000
2001
Pemegang Saham
Jumlah Saham
Ditempatkan
dan Disetor Penuh
Persentase
Pemilikan
Jumlah
PT Eterindo Intiutama
PT Jali Utama Raya
Sudiharto Sridjaja
Salim Sridjaja
Jasin Sridjaja
Hadiran Sridjaja
Hadisan Sridjaja
Masyarakat
Watervale Worldwide Inc.
Credit Suisse Singapore Trust
Lain-lain (masing-masing dengan
pemilikan kurang dari 5%)
276.000.000
96.000.000
1.800.000
800.000
600.000
400.000
400.000
28,50 %
9,92
0,19
0,08
0,06
0,04
0,04
138.000.000.000
48.000.000.000
900.000.000
400.000.000
300.000.000
200.000.000
200.000.000
211.353.700
84.524.300
21,83
8,73
105.676.850.000
42.262.150.000
296.419.000
30,61
148.209.500.000
Jumlah
968.297.000
100,00 %
484.148.500.000
Berdasarkan Rapat Umum Luar Biasa Para Pemegang Saham yang diselenggarakan pada tanggal
20 Agustus 1999 dan diaktakan dengan akta notaris Rachmat Santoso, S.H. No. 151 pada tanggal
yang sama, para pemegang saham Perusahaan menyetujui rencana Perusahaan untuk memecah
nilai nominal saham (“Stock Split”). Selanjutnya, dalam Rapat Umum Luar Biasa Para Pemegang
Saham yang diselenggarakan pada tanggal 23 Juni 2000, dan diaktakan dengan akta notaris Rachmat
Santoso, S.H. No. 219 pada tanggal yang sama, para pemegang saham Perusahaan juga menyetujui,
antara lain, untuk mengeluarkan dan membagikan satu (1) saham bonus, dengan nilai nominal Rp 500
per saham, untuk setiap pemegang tiga (3) saham. Pada tanggal 25 April 2003, rencana stock split
dan saham bonus tersebut belum direalisasi.
Seluruh saham Perusahaan yang dimiliki oleh EIU digunakan sebagai jaminan untuk pinjaman EIU
dari BII.
55
PT ETERINDO WAHANATAMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
31 Desember 2002
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2001
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
21. TAMBAHAN MODAL DISETOR
Rincian akun ini pada tanggal 31 Desember 2002 dan 2001 adalah sebagai berikut:
2002
2001
Tambahan modal disetor di atas nilai nominal
Dilusi ekuitas Anak perusahaan - bersih
Biaya emisi saham
220.591.500.000
(26.117.114.862)
(17.224.192.088)
220.591.500.000
(31.117.114.862)
(17.224.192.088)
Bersih
177.250.193.050
172.250.193.050
Tambahan modal disetor di atas nilai nominal merupakan selisih lebih harga penerbitan saham
penawaran umum perdana dan harga penerbitan obligasi di atas nilai nominalnya.
Dilusi ekuitas Perusahaan pada Anak perusahaan yang dikonsolidasi (bersih) berasal dari penerbitan
tambahan saham Anak perusahaan kepada pihak ketiga.
Biaya emisi saham dan obligasi merupakan biaya emisi saham selama Penawaran Umum Perdana
dan Penerbitan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu I, serta biaya emisi obligasi wajib konversi yang
dikonversi menjadi saham biasa pada tahun 1997.
22. SELISIH NILAI TRANSAKSI RESTRUKTURISASI ENTITAS SEPENGENDALI
Pada tanggal 31 Desember 2002 dan 2001, rincian akun ini adalah sebagai berikut:
Anak perusahaan
Harga Pembelian
Nilai Aktiva Bersih
Anak Perusahaan
yang Diperoleh dalam
Entitas Sepengendali
Selisih Nilai Transaksi
Restrukturisasi
Entitas Sepengendali
Tahun
Keterangan
PWD
22.529.753.747
21.155.076.584
(1.374.677.163 )
1995
Perusahaan meningkatkan
pemilikan sahamnya di PWD dari
63% menjadi 68%.
PWD
59.244.382.520
70.583.496.132
11.339.113.612
1997
Perusahaan meningkatkan
pemilikan sahamnya di PWD dari
68% menjadi 75,72%.
EBCI dan Anak
perusahaan
40.050.000.000
31.681.395.352
(8.368.604.648 )
1996
Perusahaan memperoleh EBCI
sebesar 90%.
EBCI dan Anak
perusahaan
131.000.000.000
160.760.835.724
29.760.835.724
1997
Perusahaan meningkatkan
pemilikan sahamnya di EBCI dari
90% menjadi 97,49%.
AG
140.000.000.000
135.467.561.600
(4.532.438.400 )
1999
Perusahaan meningkatkan
pemilikan sahamnya di AG dari
98% menjadi 99,15%.
Jumlah
26.824.229.125
23. PENJUALAN BERSIH
Penjualan bersih terdiri dari:
2002
Lokal
Ekspor
Jumlah
56
2001
755.055.936.169
569.156.867.342
822.962.103.275
388.315.549.049
1.324.212.803.511
1.211.277.652.324
PT ETERINDO WAHANATAMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
31 Desember 2002
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2001
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
23. PENJUALAN BERSIH (lanjutan)
Rincian pelanggan dengan nilai penjualan melebihi 10% dari jumlah penjualan bersih adalah sebagai
berikut:
Persentase dari Jumlah
Penjualan Bersih (%)
Jumlah
Continental Chemicals Corporation Pte. Ltd.
(dahulu Continental Pacific (Singapore)
Pte. Ltd.)
2002
2001
2002
569.156.867.342
388.315.549.049
42,98
2001
32,06
24. BEBAN POKOK PENJUALAN
Rincian beban pokok penjualan adalah sebagai berikut:
2002
Pemakaian Bahan Baku
Upah Buruh Langsung
Beban Pabrikasi
2001
951.090.020.585
9.299.812.194
205.972.643.793
932.525.878.892
7.916.016.648
146.954.602.540
Jumlah Beban Produksi
Persediaan Barang dalam Proses
Awal tahun
Akhir tahun
1.166.362.476.572
1.087.396.498.080
Beban Pokok Produksi
Persediaan Barang Jadi
Awal tahun
Pembelian
Akhir tahun
1.165.653.014.573
Beban Pokok Penjualan
1.165.936.162.658
15.519.832.469
(16.229.294.468)
61.793.954.055
44.481.182.392
(105.991.988.362)
13.045.375.319
(15.519.832.469)
1.084.922.040.930
56.203.760.082
44.762.417.742
(61.793.954.055)
1.124.094.264.699
Rincian pemasok dengan nilai pembelian melebihi 10% dari jumlah pembelian adalah sebagai berikut:
Persentase dari
Jumlah Pembelian (%)
Jumlah
2002
2001
2002
2001
PT Petro Oxo Nusantara
Continental Chemicals Corporation Pte. Ltd.
(dahulu Continental Pacific (Singapore)
Pte. Ltd.)
124.954.106.026
165.743.525.039
12,56
17,47
480.896.225.941
213.128.616.688
48,31
22,47
Jumlah
605.850.331.967
378.872.141.727
60,87
39,94
57
PT ETERINDO WAHANATAMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
31 Desember 2002
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2001
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
25. BEBAN USAHA
Beban usaha terdiri dari:
2002
2001
Penjualan
Pengangkutan
Beban ekspor dan penanganan barang (lihat Catatan 27)
Jamuan
Gaji, upah dan kesejahteraan karyawan
Sewa
Asuransi
Iklan dan promosi penjualan
Lain-lain (masing-masing di bawah Rp 500.000.000)
35.522.473.673
18.257.196.795
2.736.385.038
2.703.858.785
1.450.433.026
200.053.654
44.100.000
2.379.997.872
32.135.256.932
16.553.759.164
2.870.676.403
1.791.798.191
1.520.891.898
1.266.741.706
1.723.398.054
2.101.670.055
Sub-jumlah
63.294.498.843
59.964.192.403
Umum dan Administrasi
Gaji, upah dan kesejahteraan karyawan
Jamuan dan representasi
Penyusutan
Jasa tenaga ahli
Komunikasi
Pajak
Sewa
Perjalanan
Air dan listrik
Asuransi
Kendaraan
Perlengkapan kantor
Perbaikan dan pemeliharaan
Penyisihan piutang ragu-ragu
Lain-lain (masing-masing di bawah Rp 500.000.000)
32.521.763.449
10.060.755.284
4.056.258.341
3.677.692.150
2.658.795.704
2.328.964.081
2.041.513.768
2.038.827.295
1.905.179.957
1.761.301.597
1.315.537.519
1.078.232.680
838.047.750
365.253.164
2.131.018.542
26.496.797.945
9.647.191.660
4.550.666.324
2.412.721.487
2.629.094.506
1.440.402.487
1.508.086.160
1.960.247.790
1.101.683.549
1.253.090.973
1.142.265.263
934.807.907
904.493.911
7.826.050.011
4.094.319.735
Sub-jumlah
68.779.141.281
67.901.919.708
132.073.640.124
127.866.112.111
Jumlah
26. POS LUAR BIASA
Akun ini merupakan jumlah laba (rugi) bersih yang direalisasi oleh Anak perusahaan yang timbul dari
restrukturisasi pinjaman (lihat Catatan 2) dengan rincian sebagai berikut:
2002
PT Bank Internasional Indonesia Tbk (lihat Catatan 14d)
PT Bank DBS Indonesia (lihat Catatan 13e dan 14c)
PT ABN-Amro Finance Indonesia (lihat Catatan 18c)
Standard Chartered Bank (lihat Catatan 13c)
PT Bank Mizuho Indonesia (lihat Catatan 13g dan 14e)
Badan Penyehatan Perbankan Nasional (lihat Catatan 18)
The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited (lihat Catatan 14b)
23.359.610.770
21.153.389.296
5.466.612.851
5.132.863.337
3.592.034.962
(94.968.537.120)
4.238.742.656
Jumlah
(32.025.283.248)
58
PT ETERINDO WAHANATAMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
31 Desember 2002
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2001
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
27. PERJANJIAN PENTING DAN IKATAN
Pada tanggal 31 Desember 2002 dan 2001, perjanjian dan ikatan Perusahaan dan Anak perusahaan
yang signifikan adalah sebagai berikut:
Perjanjian
Perusahaan
a. Perusahaan mempunyai perjanjian dengan MEC, pihak yang mempunyai hubungan istimewa,
dimana Perusahaan setuju untuk memberikan bantuan dalam bidang operasi dan personalia.
Sebagai imbalan, MEC setuju untuk membayar jasa manajemen sebesar AS$ 27.950 per tahun.
Perjanjian ini diperpanjang secara otomatis untuk setiap satu tahun, kecuali jika diakhiri oleh salah
satu pihak. Pendapatan manajemen yang dihasilkan sebesar Rp 259.186.800 pada tahun 2002
dan Rp 282.456.250 pada tahun 2001, yang disajikan sebagai bagian dari akun “Penghasilan
Lain-lain - Lain-lain” pada laporan laba rugi konsolidasi. Saldo piutang dari MEC atas transaksi
tersebut sebesar AS$ 4.472 (setara dengan Rp 39.756.080) dan AS$ 6.708 (setara dengan
Rp 69.763.200) masing-masing pada tanggal 31 Desember 2002 dan 2001, yang disajikan
sebagai bagian dari akun “Piutang Pemegang Saham dan Hubungan Istimewa” pada neraca
konsolidasi.
b. Pada tanggal 20 September 1996, Perusahaan mengadakan perjanjian dengan Prointal, pihak
yang mempunyai hubungan istimewa, untuk menyewa fasilitas “sea water intake” dan “normal
butane piping” selama sepuluh (10) tahun. Fasilitas “sea water intake” dan “normal butane piping”
digunakan oleh AG dengan beban sewa masing-masing sebesar AS$ 8.250 dan AS$ 4.000 per
bulan. Sejak tahun 1997, sewa tersebut dibebankan kepada dan dibayar langsung oleh AG. Pada
tahun 2001, tidak ada biaya sewa yang dibebankan pada usaha karena AG masih
menegosiasikan beban sewa dengan Prointal. Pada tanggal 31 Desember 2002 dan 2001, saldo
hutang kepada Prointal atas transaksi tersebut masing-masing sebesar AS$ 188.217 dan
Rp 23.300.811 (setara dengan Rp 1.707.571.423) dan AS$ 162.150 dan Rp 143.796.938 (setara
dengan Rp 1.830.156.938), yang disajikan sebagai bagian dari akun “Hutang Lain-lain - Hubungan
Istimewa” pada neraca konsolidasi.
PWD
c.
Pada tanggal 29 Juni 1994, PWD mengadakan perjanjian sewa dengan PKG, pemegang saham
PWD, dimana PWD menyewa tanah milik PKG seluas 21.261,25 m2 dari tanggal 1 Januari 1996
sampai tanggal 30 Juni 2014. Harga sewa sebesar AS$ 3 per meter persegi per tahun selama
lima (5) tahun pertama dan akan ditinjau kembali setiap lima (5) tahun. Jumlah sewa yang
dibebankan pada usaha sebesar Rp 658.248.300 pada tahun 2002 dan Rp 667.337.484 pada
tahun 2001, yang disajikan sebagai bagian dari akun “Beban Pokok Penjualan” pada laporan laba
rugi konsolidasi. Saldo hutang kepada PKG atas transaksi tersebut sebesar AS$ 133.007 dan
Rp 59.318.887 (setara dengan Rp 1.442.588.463) pada tanggal 31 Desember 2001, yang
disajikan sebagai bagian dari akun “Hutang Hubungan Istimewa” pada neraca konsolidasi.
Pada tanggal 9 Juli 1999, PWD mengadakan perjanjian lain dengan PKG sehubungan dengan
pemakaian rute jaringan pipa seluas 19.200 inch-meter dan pemakaian fasilitas pelabuhan PKG
untuk kegiatan bongkar/muat dan penyaluran bahan baku dan produk cair PWD maksimal
sebanyak 325.000 MT selama lima (5) tahun. Perjanjian ini berlaku surut sejak tanggal
22 Desember 1998 dan akan berakhir secara otomatis pada tanggal 21 Desember 2003 atau jika
kuantitas bongkar/muat dan penyaluran bahan baku dan produk cair PWD telah mencapai
325.000 MT, mana yang lebih dulu. Tenggang waktu selama enam (6) bulan sejak tanggal
berakhirnya perjanjian diberikan jika jumlah kuantitas yang disepakati belum tercapai (lihat
Catatan 10).
59
PT ETERINDO WAHANATAMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
31 Desember 2002
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2001
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
27. PERJANJIAN PENTING DAN IKATAN (lanjutan)
Perjanjian (lanjutan)
d. Pada tanggal 12 Desember 1994, PWD mengadakan perjanjian dengan Sumitomo Corporation
(“Sumitomo”) dan Nippon Shokubai Co. Ltd. (“NSCL”), Jepang, untuk penyediaan katalis NSCL
melalui Sumitomo, yang digunakan untuk produksi PA dan jasa bantuan teknik dalam penggunaan
katalis secara benar dengan harga yang ditetapkan pada saat penempatan pesanan.
Pada tanggal 27 Oktober 1997, PWD mengadakan perjanjian lain dengan Sumitomo dan NSCL
Jepang, untuk penyediaan katalis NSCL melalui Sumitomo, yang digunakan untuk produksi Pabrik
PA III dan jasa bantuan teknik dalam penggunaan katalis secara benar dengan harga yang
ditetapkan pada saat penempatan pesanan.
Perjanjian ini berlaku selama periode sepuluh (10) tahun setelah tanggal efektif perjanjian ini
masing-masing sampai tahun 2004 dan 2007. Kecuali jika diakhiri pada saat berakhirnya periode
tersebut, perjanjian ini akan berlanjut sampai diakhiri oleh salah satu pihak. Berdasarkan notulen
rapat yang diadakan pada tanggal 19 Januari 2000, PWD diwajibkan, antara lain, untuk membeli
katalis Pabrik PA III pada bulan April 2000 dan membuka L/C yang tidak dapat dibatalkan sebesar
25% dari jumlah harga pembelian katalis sekurang-kurangnya lima (5) bulan sebelum jadwal
pengiriman katalis atau paling lambat akhir bulan September 2000. Karena hal tersebut tidak
direalisasi, maka pada tanggal 24 Maret 2001, PWD menerima pemberitahuan penghentian
perjanjian penyediaan katalis tanggal 27 Oktober 1997. Sebagai akibat dari penghentian perjanjian
tersebut, PWD telah melanggar ketentuan Perjanjian Lisensi dengan Atofina (dahulu Elf Atochem)
dan meminta Atofina untuk mengubah ketentuan Perjanjian Lisensi tersebut (lihat Catatan 28g).
Pada tahun 2002 dan 2001, tidak ada imbalan jasa bantuan teknik yang dibayar atas perjanjian
tersebut di atas.
e. Pada tanggal 21 Februari 1995, PWD mengadakan perjanjian dengan Exxon Mobil Chemical
Singapore, Pte. Ltd. (“Exxon”) (dahulu Mobil Petrochemicals International Ltd.), Singapura, untuk
pembelian Orthoxylene (“OX”), bahan baku yang digunakan dalam memproduksi PA. Berdasarkan
perjanjian ini, yang selanjutnya diperbaharui pada tanggal 22 April 1996, PWD setuju untuk
membeli dan Exxon setuju untuk menjual OX minimum 35.000 MT per tahun sampai tanggal
31 Desember 1999 berdasarkan harga “FOB US Gulf Coast” dan akan tetap memiliki kekuatan
penuh dan pengaruh kecuali jika diakhiri pada tanggal 1 Januari 2000, atau setiap tanggal
1 Januari tahun berikutnya. Pada tanggal 19 Januari 2000, PWD memperbaharui perjanjian
tersebut efektif dari tanggal 1 Januari 2000 sampai tanggal 31 Desember 2000 untuk membeli OX
sebesar 40.000 MT pada tahun 2000. Pada tahun 2001, tidak ada perpanjangan perjanjian untuk
membeli OX dari Exxon.
Tidak ada pembelian OX dari Exxon untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2002.
Pembelian OX dari Exxon sebesar 18,36% dari jumlah pembelian OX oleh PWD untuk tahun yang
berakhir pada tanggal 31 Desember 2001.
f.
Pada tanggal 20 Januari 1997, PWD mengadakan Perjanjian Distribusi dengan Continental
Chemical Corporation Pte. Ltd. (“CCCPL”), (dahulu Continental Pacific (Singapore) Pte. Ltd.),
Singapura, dimana PWD memberikan CCCPL hak non eksklusif untuk memasarkan, menjual dan
mendistribusikan produk utamanya, PA, sesuai dengan ketentuan di dalam perjanjian.
Kompensasi sebesar persentase tertentu dari harga CNF terhutang kepada CCCPL pada saat
penyelesaian setiap transaksi. Sejak tahun 1999, jasa kompensasi yang harus dibayar oleh PWD
dikompensasi dengan pembayaran hutang usaha CCCPL. Pada tanggal 4 Januari 2002,
perjanjian ini telah diakhiri.
60
PT ETERINDO WAHANATAMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
31 Desember 2002
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2001
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
27. PERJANJIAN PENTING DAN IKATAN (lanjutan)
Perjanjian (lanjutan)
Selanjutnya, PWD mengadakan Perjanjian Distribusi lain dengan CCCPL, yang berlaku efektif
pada tanggal 4 Januari 2002 dan tetap berlaku sampai diakhiri oleh salah satu pihak, dimana
PWD memberikan CCCPL hak eksklusif untuk memasarkan, menjual dan mendistribusikan produk
PA untuk keperluan ekspor sesuai dengan ketentuan di dalam perjanjian. PWD akan membayar
seluruh beban impor (termasuk bea impor, beban penanganan dan pengangkutan) sehubungan
dengan penjualan dalam lokasi tertentu pada tarif tertentu atas produk yang dijual dan CCCPL
berhak mengurangi beban keuangan dan beban-beban lain sehubungan dengan penjualan
berdasarkan persentase tertentu dari nilai penjualan ekspor tersebut. PWD juga akan bertanggung
jawab sepenuhnya atas tidak tertagihnya piutang yang timbul dari penjualan produk PWD kepada
pelanggan CCCPL karena kegagalan pembayaran pelanggan CCCPL.
Penjualan sehubungan dengan perjanjian ini dicatat sebagai “Penjualan Ekspor” pada laporan
laba rugi konsolidasi (lihat Catatan 24). Piutang usaha sehubungan dengan penjualan masingmasing sebesar Rp 92.051.625.277 dan Rp 30.427.165.600 pada tanggal 31 Desember 2002 dan
2001 yang disajikan sebagai bagian akun “Piutang Usaha” pada neraca konsolidasi (lihat
Catatan 4).
Beban sehubungan dengan perjanjian ini dicatat sebagai “Beban ekspor dan penanganan barang”
dalam beban penjualan. Saldo hutang sebesar Rp 2.951.965.068 pada tanggal 31 Desember
2001 disajikan sebagai bagian akun “Beban Masih Harus Dibayar” pada neraca konsolidasi (lihat
Catatan 18).
g. Pada tanggal 2 Juni 1997, PWD mengadakan Perjanjian Lisensi dengan Atofina (dahulu Elf
Atochem), Perancis, dimana Atofina akan memberikan PWD hak eksklusif dan tidak dapat
dipindahtangankan untuk menggunakan proses kombinasi milik Atofina dan NSCL, dengan
menggunakan katalis NSCL (lihat Catatan 28d) dalam memproduksi PA dan menyediakan
bantuan teknik, Paket Dasar Perekayasaan (dokumentasi dan informasi teknik sehubungan
dengan pemancangan, start-up, pengoperasian dan pemeliharaan Pabrik) dan jasa rekayasa
lainnya dalam pengoperasian Pabrik PA III.
Pada tanggal 12 November 1997, PWD mengadakan Perjanjian Lisensi lain dengan Atofina
(dahulu Elf Atochem), Perancis, dimana Atofina akan memberikan PWD hak eksklusif dan tidak
dapat dipindahtangankan untuk menggunakan proses milik Atofina dalam memproduksi Fumaric
Acid (“FA”) dan menyediakan bantuan teknik, Paket Dasar Perekayasaan dan jasa rekayasa
lainnya dalam pengoperasian Pabrik FA.
Sebagai imbalan atas penggunaan proses dan pelaksanaan Paket Dasar Perekayasaan, PWD
harus membayar jasa lisensi masing-masing sebesar Frf 8.000.000 dan Frf 2.000.000 untuk
Pabrik PA III, dan masing-masing sebesar Frf 2.000.000 dan Frf 1.750.000 untuk Pabrik FA,
sesuai dengan jadwal pembayaran kontrak. Kecuali jika diakhiri seperti yang ditetapkan dalam
perjanjian, perjanjian ini berlaku efektif selama sepuluh (10) tahun dari tanggal efektif perjanjian
(ditentukan dalam perjanjian sebagai tanggal dimana perjanjian telah ditandatangani oleh kedua
belah pihak, keputusan pendanaan telah disetujui dan cicilan pertama jasa lisensi telah dibayar).
Pada tanggal 22 Oktober 2001, PWD mengadakan Perubahan terhadap Perjanjian Lisensi tanggal
2 Juni 1997 dengan Atofina yang mengijinkan PWD untuk menggunakan Pabrik PA III yang masih
dalam tahap pembangunan (lihat juga Catatan 28d) dan untuk menjadwal ulang kembali
pembayaran hutang PWD. Berdasarkan Perjanjian Perubahan tersebut, saldo pembayaran
sebesar Frf 4.800.000 untuk sisa hutang jasa lisensi dijadwal ulang kembali yang akan dilunasi
61
PT ETERINDO WAHANATAMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
31 Desember 2002
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2001
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
27. PERJANJIAN PENTING DAN IKATAN (lanjutan)
Perjanjian (lanjutan)
dalam tiga (3) kali cicilan yang tidak sama besar, dimulai sejak tanggal 31 Oktober 2001 dan
berakhir pada tanggal 30 Juni 2002, serta dikenakan suku bunga sebesar 6% per tahun sejak
tanggal 1 April 2000 sampai dengan tanggal pembayaran.
Jumlah jasa lisensi yang terjadi atas perjanjian dengan Atofina untuk Pabrik PA III sebesar
Frf 10.000.000 dan untuk Pabrik FA sebesar Frf 837.500, yang disajikan sebagai bagian dari akun
“Aktiva Tetap” pada neraca konsolidasi. Tidak ada jasa lisensi yang dibayar untuk Pabrik FA sejak
tahun 1998. Pada tanggal 31 Desember 2002 dan 2001, saldo hutang kepada Atofina untuk
Pabrik PA III masing-masing sebesar € 526.864 (setara dengan Rp 4.936.528.879) dan
Frf 4.348.330 (setara dengan Rp 6.090.966.731), termasuk bunga yang berkaitan, yang disajikan
sebagai bagian dari akun “Hutang Lain-lain - Pihak Ketiga” pada neraca konsolidasi.
h. Sehubungan dengan pembangunan Pabrik PA III, selama tahun 2001 dan 2000, PWD
mengadakan beberapa kontrak jangka pendek dan jangka panjang yang signifikan dengan
beberapa pemasok asing dan kontraktor lokal sebagai berikut:
•
Pada bulan Mei 2000, Juni 2000 dan Januari 2001, dengan beberapa pemasok asing untuk
penyediaan peralatan dan bahan-bahan dari luar dan dalam negeri untuk Pabrik PA III,
dengan keseluruhan harga kontrak tetap sebesar DM 6.093.380 dan AS$ 400.000 sesuai
dengan jadwal pembayaran kontrak. Jumlah biaya perolehan yang terjadi atas kontrak-kontrak
tersebut sebesar DM 6.093.380 dan AS$ 400.000, yang disajikan sebagai bagian dari akun
“Aktiva Tetap” pada neraca konsolidasi. Pada tanggal 31 Desember 2002 dan 2001, saldo
hutang kepada pemasok asing atas kontrak tersebut sebesar € 1.133.266 dan AS$ 54.000
(setara dengan Rp 11.101.069.619) dan DM 1.477.651 dan AS$ 54.000 (setara dengan
Rp 7.503.626.540) yang disajikan sebagai bagian dari akun “Bagian Hutang Jangka Panjang
yang Jatuh Tempo dalam Satu Tahun” dan € 758.100 dan AS$ 25.000 (setara dengan
Rp 7.326.628.011) dan DM 2.960.365 dan AS$ 79.000 (setara dengan Rp 14.729.476.220)
yang disajikan sebagai bagian dari akun “Hutang Jangka Panjang” pada neraca konsolidasi.
•
Pada bulan Juni 2000 sampai dengan bulan Februari 2001, dengan beberapa kontraktor lokal
untuk pekerjaan konstruksi dan peralatan, penyediaan dan pembelian bahan-bahan untuk
Pabrik PA III dan jasa delegasi personal, dengan keseluruhan harga kontrak sebesar
AS$ 2.042.500, DM 256.322 dan Rp 11.110.000.000 (tidak termasuk PPN) sesuai dengan
jadwal pembayaran kontrak. Jumlah biaya perolehan yang terjadi atas kontrak-kontrak
tersebut sebesar AS$ 2.042.500, DM 256.322 dan Rp 11.110.000.000 pada tanggal
31 Desember 2001, yang disajikan sebagai bagian dari akun “Aktiva dalam Penyelesaian”
pada neraca konsolidasi. Tambahan biaya perolehan atas kontrak ini sebesar € 40.989 pada
tahun 2002.
Pada tanggal 31 Desember 2002, saldo hutang kepada kontraktor lokal dan akrual
penyelesaian Pabrik PA III atas kontrak-kontrak tersebut masing-masing sebesar AS$ 92.549
dan Rp 400.623.823 (setara dengan Rp 1.228.008.575) dan € 41.771 (setara dengan
Rp 391.379.182) disajikan sebagai bagian dari akun “Hutang Lain-lain - Pihak Ketiga” dan
“Biaya Masih Harus Dibayar” pada neraca konsolidasi. Pada tanggal 31 Desember 2001,
saldo hutang kepada kontraktor lokal dan akrual penyelesaian Pabrik PA III atas kontrakkontrak tersebut masing-masing sebesar AS$ 310.963 dan Rp 2.504.324.334 (setara dengan
Rp 5.738.334.552) dan DM 256.322 (setara dengan Rp 1.204.231.729), yang disajikan
sebagai bagian dari akun “Hutang Lain-lain - Pihak Ketiga” dan “Biaya Masih Harus Dibayar”
pada neraca konsolidasi.
62
PT ETERINDO WAHANATAMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
31 Desember 2002
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2001
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
27. PERJANJIAN PENTING DAN IKATAN (lanjutan)
Perjanjian (lanjutan)
•
i.
Pada bulan Juni 2001, dengan pemasok asing untuk penyediaan penggantian katalis PA
untuk Pabrik PA III, dengan harga kontrak sebesar € 1.090.000, sesuai dengan jadwal
pembayaran kontrak dengan cicilan terakhir pada bulan Juni 2003 dan dikenakan suku bunga
sebesar 9% per tahun. Jumlah biaya perolehan yang terjadi atas kontrak tersebut disajikan
sebagai bagian dari akun “Beban Ditangguhkan” pada neraca konsolidasi, dengan saldo yang
belum diamortisasi sebesar Rp 9.141.923.400 pada tanggal 31 Desember 2001. Pada tanggal
31 Desember 2001, saldo hutang kepada pemasok asing atas kontrak tersebut sebesar
€ 417.242 (setara dengan Rp 3.833.794.186), termasuk bunga yang berkaitan, dan € 163.500
(setara dengan Rp 1.502.306.670), yang masing-masing disajikan sebagai bagian dari akun
“Bagian Hutang Jangka Panjang yang Jatuh Tempo dalam Satu Tahun” dan “Hutang Jangka
Panjang” pada neraca konsolidasi.
Pada tanggal 5 Februari 2001, PWD mengadakan kontrak lain dengan Wacker Engineering
Limited (“Wacker”) untuk studi kelayakan untuk mengkonversi Pabrik PA I menjadi Pabrik MA dan
memperbaiki kuantitas produksi MA di Gresik, Jawa Timur, dengan harga kontrak tetap sebesar
AS$ 380.000 sesuai dengan jadwal pembayaran kontrak. Pada tanggal 31 Desember 2001,
jumlah yang telah dibayar kepada Wacker atas kontrak tersebut sebesar AS$ 380.000, yang
disajikan sebagai bagian dari akun “Aktiva dalam Penyelesaian” pada neraca konsolidasi.
Pada tahun 2002, manajemen mengetahui bahwa proyek ini tidak dapat diselesaikan karena
alasan-alasan berikut, antara lain, peralatan pabrik PA I yang ada sekarang mungkin tidak sesuai
dengan teknologi baru atau akan membutuhkan modifikasi keseluruhan, biaya modifikasi mungkin
akan lebih besar dan permintaan pasar yang lemah untuk produk MA. Dengan demikian,
manajemen memutuskan untuk menghentikan proyek ini dan jumlah biaya yang telah dibayar
sebesar AS$ 380.000 (setara dengan Rp 4.662.310.540) dihapus dan dicatat sebagai bagian
“Pendapatan (Beban) Lain-lain” pada laporan laba rugi konsolidasi.
EBCI
j.
EBCI mengadakan Perjanjian Distribusi dengan CCCPL, dengan perpanjangan terakhir efektif
pada tanggal 4 Januari 2002 dan tetap berlaku sampai diakhiri oleh salah satu pihak, dimana
EBCI memberikan CCCPL hak eksklusif untuk memasarkan, menjual dan mendistribusikan produk
Plasticizers, Water Based dan Solvent Based untuk keperluan ekspor sesuai dengan ketentuan di
dalam perjanjian. EBCI akan membayar seluruh beban impor (termasuk bea impor, beban
penanganan dan pengangkutan) sehubungan dengan penjualan dalam lokasi tertentu pada tarif
tertentu atas produk yang dijual dan CCCPL berhak mengurangi beban keuangan dan bebanbeban lain sehubungan dengan penjualan berdasarkan persentase tertentu dari nilai penjualan
ekspor tersebut. EBCI juga akan bertanggung jawab sepenuhnya atas tidak tertagihnya piutang
yang timbul dari penjualan produk EBCI kepada pelanggan CCCPL karena kegagalan
pembayaran pelanggan CCCPL.
EBCI mengadakan Perjanjian Distribusi lain dengan Continental Pacific (Hong Kong) Pte. Ltd.
(“CPH”) (dahulu Longxing Chemical (HK) Ltd.), Hong Kong, dimana EBCI memberikan CPH hak
eksklusif untuk memasarkan, menjual dan mendistribusikan produk Plasticizers, Water Based dan
Solvent Based untuk keperluan ekspor sesuai dengan ketentuan di dalam perjanjian. Berdasarkan
perjanjian tersebut, beban-beban impor yang berkaitan dengan pengiriman produk, seperti bea
impor, pengangkutan dan penanganan barang, dibebankan pada EBCI dan CPH berhak
mengurangi beban-beban lain sehubungan dengan pengiriman produk berdasarkan persentase
tertentu dari nilai penjualan ekspor tersebut. EBCI juga akan bertanggung jawab sepenuhnya atas
63
PT ETERINDO WAHANATAMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
31 Desember 2002
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2001
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
27. PERJANJIAN PENTING DAN IKATAN (lanjutan)
Perjanjian (lanjutan)
tidak tertagihnya piutang yang timbul dari penjualan produk EBCI kepada pelanggan Longxing
karena kondisi yang tidak terkendali. Perjanjian ini telah berakhir pada tanggal 9 Januari 2002 dan
tidak diperpanjang.
Penjualan sehubungan dengan perjanjian ini dicatat sebagai “Penjualan Ekspor” pada laporan
laba rugi konsolidasi (lihat Catatan 24). Piutang usaha sehubungan dengan penjualan ini masingmasing sebesar Rp 8.031.634.761 dan Rp 29.411.555.486 pada tanggal 31 Desember 2002 dan
2001 yang disajikan sebagai bagian akun “Piutang Usaha” pada neraca konsolidasi (lihat
Catatan 4).
Beban sehubungan dengan perjanjian ini dicatat sebagai “Beban ekspor dan penanganan barang”
dalam beban penjualan. Saldo hutang masing-masing sebesar Rp 2.281.329.047 dan
Rp 3.232.947.744 pada tanggal 31 Desember 2002 dan 2001 disajikan sebagai bagian akun
“Beban Masih Harus Dibayar” pada neraca konsolidasi (lihat Catatan 18).
k.
Pada tanggal 8 Januari 2001, EBCI mengadakan perjanjian proyek dengan PT Naver Indonesia
Dot Com (“Naver”) untuk penyediaan jasa konsultasi dalam perencanaan sistem informasi dan
penilaian kebutuhan pemakai sampai dengan pelaksanaannya, dengan biaya proyek sebesar
AS$ 3.500.000, sesuai dengan jadwal pembayaran perjanjian.
Pada tanggal 31 Desember 2001, jumlah biaya perolehan yang terjadi atas perjanjian dengan
Naver sebesar AS$ 2.800.000, yang disajikan sebagai bagian dari akun “Aktiva dalam
Penyelesaian” pada neraca konsolidasi, sedangkan saldo hutang kepada Naver atas perjanjian
tersebut sebesar AS$ 2.450.000 (setara dengan Rp 25.480.000.000) pada tanggal 31 Desember
2001, yang disajikan sebagai bagian dari akun “Hutang Lain-lain - Pihak Ketiga” pada neraca
konsolidasi.
Hutang EBCI yang timbul dari proyek ini dijamin oleh Perusahaan.
Pada tanggal 31 Mei 2002, EBCI mengadakan Perjanjian Penghentian dan Penyelesaian dengan
Naver. Kedua pihak sepakat dengan persetujuan bersama untuk menghentikan proyek dan
menyelesaikan hak dan kewajiban sesuai dengan perjanjian proyek. Sesuai dengan perjanjian ini,
kedua pihak sepakat bahwa dari jumlah biaya yang telah terjadi sebesar AS$ 2.800.000, nilai
pekerjaan yang sudah diselesaikan Naver adalah sebesar AS$ 1.050.000 (setara dengan
Rp 12.012.000.000). Jumlah hutang kepada Naver telah diselesaikan oleh EBCI pada bulan
Oktober 2002 dan saldo sebesar AS$ 1.750.000 (Rp 20.020.000.000) yang merupakan tagihan di
muka disetujui sebagai denda penghentian EBCI. Jumlah sebesar AS$ 1.050.000 yang sebagian
besar merupakan perangkat keras dan perangkat lunak yang berhubungan direklasifikasi ke akun
“Peralatan Kantor, Perabot dan Perlengkapan” sedangkan dendanya dibebankan sebagai biaya
dan dicatat sebagai bagian akun “Pendapatan (Beban) Lain-lain” pada laporan laba rugi
konsolidasi.
l.
Pada tanggal 27 Februari 2001, EBCI mengadakan kontrak dengan SembCorp Engineers and
Constructors Pte. Ltd. (“SembCorp”), Singapura untuk penyediaan dan pengadaan peralatan,
mesin dan bahan-bahan, uji coba dan jasa start-up untuk mengkonversi Pabrik Plasticizers (DOP)
menjadi Solution Acrylic (5.000 MT per tahun), Phenolic Resin (5.000 MT per tahun) dan
Amino Resin (5.000 MT per tahun) di pabrik yang ada di Cikupa, Tangerang, Jawa Barat (“Pabrik”)
dan dengan PT Sempec Indonesia (“Sempec”) untuk melaksanakan jasa manajemen proyek,
64
PT ETERINDO WAHANATAMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
31 Desember 2002
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2001
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
27. PERJANJIAN PENTING DAN IKATAN (lanjutan)
Perjanjian (lanjutan)
modifikasi peralatan, pembangunan, pemancangan dan pekerjaan pemasangan, pengawasan
pembangunan dan pemancangan, uji coba, jasa start-up dan jasa bantuan teknik untuk konversi
Pabrik yang sama. SembCorp dan Sempec juga menyediakan tim manajemen proyek untuk
Pabrik. Harga kontrak dengan SembCorp dan Sempec masing-masing sebesar AS$ 3.750.000
dan AS$ 1.965.000.
Pada tanggal 31 Desember 2002, jumlah biaya perolehan yang terjadi atas kontrak dengan
SembCorp dan Sempec masing-masing sebesar AS$ 2.811.250 dan AS$ 1.313.997, yang
disajikan sebagai bagian dari akun “Aktiva dalam Penyelesaian” pada neraca konsolidasi. Saldo
hutang kepada Sempec dan Sembcorp atas kontrak tersebut masing-masing sebesar
Rp 8.546.214.898 (terdiri dari AS$ 875.500 dan Rp 719.244.004) dan Rp 1.162.200.000
(AS$ 130.000), yang disajikan sebagai bagian dari akun “Hutang Lain-lain - Pihak Ketiga” pada
neraca konsolidasi.
Pada tanggal 31 Desember 2001, jumlah biaya perolehan yang terjadi atas kontrak dengan
SembCorp dan Sempec masing-masing sebesar AS$ 1.300.000 dan AS$ 1.067.500, yang
disajikan sebagai bagian dari akun “Aktiva dalam Penyelesaian” pada neraca konsolidasi. Saldo
hutang kepada Sempec atas kontrak tersebut sebesar AS$ 1.067.500 dan Rp 862.540.000 (setara
dengan Rp 11.964.540.000), yang disajikan sebagai bagian dari akun “Hutang Lain-lain - Pihak
Ketiga” pada neraca konsolidasi.
Pada tanggal 31 Desember 2002, pekerjaan atas kontrak ini sudah 90,5% selesai.
m. Pada tanggal 30 Juli 2001, EBCI mengadakan kontrak dengan Secular Engineering &
Construction Pte. Ltd. (“SEC”), Singapura, untuk rekayasa, penyediaan dan pengadaan peralatan
dan bahan-bahan, pembangunan, pemancangan, pekerjaan pemasangan, pengawasan untuk
pembangunan dan pemancangan, uji coba, jasa start-up dan jasa bantuan teknik untuk Proyek
Penggantian Reaktor Alkyd (R-303), dengan harga kontrak sebesar AS$ 936.000, sesuai dengan
jadwal pembayaran kontrak.
Selanjutnya, EBCI secara sepihak membatalkan kontrak tersebut, sehingga, sesuai dengan
ketentuan dalam kontrak, EBCI diwajibkan untuk menyelesaikan seluruh kewajibannya atas
kontrak yang dibuktikan dengan penerbitan faktur oleh SEC sebesar AS$ 234.000. Karena EBCI
tidak membayar faktur tersebut, SEC mengajukan tuntutan kepailitan melawan EBCI di
Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat melalui pengacaranya Bramm &
Associates pada tanggal 28 November 2001 (lihat Catatan 29).
Pada tahun 2001, kewajiban sebesar AS$ 234.000 tersebut tidak dicatat oleh EBCI karena SEC
belum menyediakan jasa kepada EBCI.
ENG
n. ENG mengadakan Perjanjian Distribusi dengan CCCPL, dengan perpanjangan terakhir efektif
pada tanggal 4 Januari 2002 dan tetap berlaku sampai diakhiri oleh salah satu pihak, dimana ENG
memberikan CCCPL hak eksklusif untuk memasarkan, menjual dan mendistribusikan produk
Plasticizers, Water Based dan Solvent Based untuk keperluan ekspor sesuai dengan ketentuan di
dalam perjanjian. ENG akan membayar seluruh beban impor (termasuk bea impor, beban
penanganan dan pengangkutan) sehubungan dengan penjualan dalam lokasi tertentu pada tarif
65
PT ETERINDO WAHANATAMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
31 Desember 2002
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2001
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
27. PERJANJIAN PENTING DAN IKATAN (lanjutan)
Perjanjian (lanjutan)
tertentu atas produk yang dijual dan CCCPL berhak mengurangi beban keuangan dan bebanbeban lain sehubungan dengan penjualan berdasarkan persentase tertentu dari nilai penjualan
ekspor tersebut. ENG juga akan bertanggung jawab sepenuhnya atas tidak tertagihnya piutang
yang timbul dari penjualan produk ENG kepada pelanggan CCCPL karena kegagalan pembayaran
pelanggan CCCPL.
Penjualan sehubungan dengan perjanjian ini dicatat sebagai “Penjualan Ekspor” pada laporan
laba rugi konsolidasi (lihat Catatan 24). Piutang usaha sehubungan dengan penjualan ini masingmasing sebesar Rp 12.049.407.454 dan Rp 61.506.931.200 pada tanggal 31 Desember 2002 dan
2001 yang disajikan sebagai bagian akun “Piutang Usaha” pada neraca konsolidasi (lihat
Catatan 4).
Beban sehubungan dengan perjanjian ini dicatat sebagai “Beban ekspor dan penanganan barang”
dalam beban penjualan. Saldo hutang masing-masing sebesar Rp 241.237.675 dan
Rp 1.470.155.128 pada tanggal 31 Desember 2002 dan 2001 disajikan sebagai bagian akun
“Beban Masih Harus Dibayar” pada neraca konsolidasi (lihat Catatan 18).
o. Pada tanggal 30 Juli 2001, ENG mengadakan kontrak dengan Daelim Heavy Machinery Ltd.,
untuk rekayasa, penyediaan dan pengadaan peralatan dan bahan-bahan, pembangunan,
pemancangan, pekerjaan pemasangan, pengawasan untuk pembangunan dan pemancangan, uji
coba, jasa start-up dan jasa bantuan teknik untuk Proyek Penggantian Reaktor DOP, dengan
harga kontrak tetap sebesar AS$ 936.000, sesuai dengan jadwal pembayaran kontrak.
Kewajiban ENG yang timbul atas kontrak ini dijamin oleh IMG, pemegang saham ENG.
Pada tanggal 28 Juni 2002, kedua pihak sepakat untuk menghentikan kontrak ini dan kewajiban
ENG yang timbul atas kontrak ini diambil alih oleh IMG sebagai penjamin atas kontrak ini.
p. Pada tanggal 30 Juli 2001, ENG mengadakan kontrak dengan PT Meco Inoxprima untuk
penyediaan dan pengadaan perlengkapan dan bahan-bahan, penggantian isolasi pipa dan tangki
penampungan, penggantian peralatan instrumentasi dan pemasangan pipa distribusi dari tangki
penampungan PA di pabrik ENG, dengan harga kontrak tetap sebesar Rp 537.000.000, sesuai
dengan jadwal pembayaran kontrak.
Kewajiban ENG yang timbul atas kontrak ini dijamin oleh IMG, pemegang saham ENG.
Pada tanggal 28 Juni 2002, kedua pihak sepakat untuk menghentikan kontrak ini dan kewajiban
ENG yang timbul atas kontrak ini diambil alih oleh IMG sebagai penjamin atas kontrak ini.
q. Pada tanggal 28 Agustus 2001, ENG mengadakan Perjanjian Penjualan dan Pembelian dengan
Royal Petrochemie Corporation Limited (“RPC”), untuk pembelian Vinyl Acetate Monomer
(“VAM”), bahan baku yang digunakan untuk memproduksi Water Based sesuai dengan ketentuan
dan kondisi dalam perjanjian. Berdasarkan perjanjian tersebut, ENG setuju untuk membeli dan
RPC setuju untuk menjual minimum 75.000 ton VAM sampai dengan bulan Agustus 2006,
berdasarkan harga “CIF CFR South East Asia’s spot”, yang dibagi menjadi enam (6) kali kuantitas
pembelian tahunan minimum yang tidak sama besar dengan kuantitas pembelian minimum pada
tahun 2001 sebesar 6.000 ton.
66
PT ETERINDO WAHANATAMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
31 Desember 2002
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2001
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
27. PERJANJIAN PENTING DAN IKATAN (lanjutan)
Perjanjian (lanjutan)
Kewajiban ENG yang timbul atas perjanjian ini dijamin oleh IMG, pemegang saham ENG.
Pada tanggal 28 Juni 2002, kedua pihak sepakat untuk menghentikan perjanjian penjualan dan
pembelian ini dan kewajiban ENG yang timbul atas kontrak ini diambil alih oleh IMG sebagai
penjamin atas kontrak ini.
AG
r.
Pada tanggal 30 Mei 1999, AG mengadakan perjanjian dengan MEC, pihak yang mempunyai
hubungan istimewa, untuk menjual 4,9% sistem “sea water intake” sebesar AS$ 195.705
(termasuk PPN). Pada tanggal 30 Juni 1999, AG mengadakan perjanjian lain dengan BS, dahulu
pihak yang mempunyai hubungan istimewa, untuk menjual 9,6% sistem “sea water intake”
sebesar AS$ 329.356 (termasuk PPN). Kedua perjanjian tersebut akan dilunasi dalam sepuluh
(10) kali cicilan tahunan yang tidak sama besar sampai tahun 2007. Pada tanggal 31 Desember
2002 dan 2001, saldo piutang dari MEC atas transaksi tersebut masing-masing sebesar
AS$ 72.614 (setara dengan Rp 649.169.992) dan AS$ 89.861 (setara dengan Rp 934.554.400),
yang disajikan sebagai bagian dari akun “Piutang Pemegang Saham dan Hubungan Istimewa”
pada neraca konsolidasi, dan dari BS masing-masing sebesar AS$ 212.616 (setara dengan
Rp 1.900.787.972) dan AS$ 185.759 (setara dengan Rp 1.931.893.600), yang disajikan sebagai
bagian dari akun “Piutang Lain-lain - Pihak Ketiga” pada neraca konsolidasi
Ikatan
•
Perusahaan menjamin fasilitas pinjaman bank milik Anak perusahaan yang diperoleh dari BNI,
HSBC Jakarta dan PT Bank Mizuho Indonesia, Jakarta. EBCI menjamin fasilitas pinjaman bank
milik pihak yang mempunyai hubungan istimewa yang diperoleh dari BNI, sedangkan ENG
menjamin fasilitas pinjaman bank milik pihak yang mempunyai hubungan istimewa yang diperoleh
dari SCB.
•
Perusahaan menjaminkan seluruh sahamnya yang dimiliki di PWD, EBCI dan AG untuk menjamin
fasilitas pinjaman secara bersama yang diperoleh dari Kreditur Club-deal (lihat Catatan 13d).
•
Perusahaan menjamin hutang EBCI yang timbul dari proyek dengan Naver (lihat Catatan 27k).
28. BEBAN KARYAWAN
Perusahaan dan Anak perusahaan mencatat akrual untuk uang pesangon, uang penghargaan masa
kerja dan ganti kerugian sebesar Rp 5.050.989.213 dan Rp 2.263.313.735 masing-masing pada tahun
2002 dan 2001, sebagaimana yang ditentukan dalam Keputusan Menteri Tenaga Kerja
No. Kep-150/Men/2000 tanggal 20 Juni 2000 tentang Penyelesaian Pemutusan Hubungan Kerja dan
Penetapan Uang Pesangon, Uang Penghargaan Masa Kerja dan Ganti Kerugian di Perusahaan dan
disajikan sebagai bagian dari gaji, upah dan kesejahteraan karyawan pada laporan laba rugi
konsolidasi. Akrual atas kewajiban ini masing-masing sebesar Rp 15.159.294.380 dan
Rp 10.108.305.167 pada tanggal 31 Desember 2002 dan 2001 disajikan sebagai bagian dari akun
“Biaya pesangon, penghargaan dan ganti kerugian karyawan yang masih harus dibayar” pada neraca
konsolidasi (lihat Catatan 30h).
67
PT ETERINDO WAHANATAMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
31 Desember 2002
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2001
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
29. LITIGASI
EBCI, anak perusahaan, sebagai tergugat, menghadapi kasus tuntutan kepailitan yang diajukan oleh
SEC Singapura, melalui pengacaranya Bramm & Associates pada tanggal 28 November 2001 (lihat
juga Catatan 24t). Sebagai tanggapan, EBCI mengajukan Permohonan Penundaan Kewajiban
Pembayaran Utang (“PKPU”) pada tanggal 6 Desember 2001 yang dikabulkan oleh Pengadilan Niaga
pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat pada tanggal 10 Desember 2001. Lebih lanjut, Pengadilan
Niaga mengesahkan Rencana Perdamaian (Homologatie) EBCI pada tanggal 23 Januari 2002.
Pada tanggal 8 Maret 2002, SEC, melalui pengacaranya Asrial, S.H. & Rekan, mengajukan
Permohonan Peninjauan Kembali kepada Mahkamah Agung atas Putusan Homologatie tersebut.
Akan tetapi, pada tanggal 27 Maret 2002, Mahkamah Agung menolak Permohonan Peninjauan
Kembali yang diajukan SEC.
Pada tanggal 30 Januari 2002, PT Bank Internasional Indonesia Tbk (“BII”) mengajukan Permohonan
Kasasi kepada Mahkamah Agung melalui Pengadilan Niaga atas Putusan Homologatie tersebut. Akan
tetapi, Pengadilan Niaga memutuskan bahwa Permohonan Kasasi tersebut tidak dapat diproses
karena BII bukan merupakan pihak yang berhubungan dengan kasus PKPU ini. Pada tanggal 5 Juni
2002, Mahkamah Agung menolak Permohonan Kasasi BII.
30. KEJADIAN-KEJADIAN SETELAH TANGGAL NERACA
a. Berdasarkan resolusi pemegang saham ENG yang diselenggarakan pada tanggal 6 Januari 2003
dan diaktakan dengan akta notaris Doktor Haji Teddy Anwar, S.H. No. 6 tanggal 6 Januari 2003,
para pemegang saham ENG menyetujui peningkatan modal dasar ENG dari Rp 45.000.000.000
(terbagi atas 45.000 saham dengan nilai nominal Rp 1.000.000 per lembar saham) menjadi
Rp 850.000.000.000 (terbagi atas 850.000 saham dengan nilai nominal Rp 1.000.000 per lembar
saham) dan peningkatan modal ditempatkan dan disetor penuh ENG dari Rp 45.000.000.000
(terbagi atas 45.000 saham dengan nilai nominal Rp 1.000.000 per lembar saham) menjadi
Rp 223.800.000.000 (terbagi atas 223.800 saham dengan nilai nominal Rp 1.000.000 per lembar
saham) yang berasal dari konversi hutang kepada PT Intimutiara Gasindo (“IMG”), pemegang
saham ENG, sebesar AS$ 20.000.000 berdasarkan perjanjian pinjaman tanggal 3 Januari 2003.
Berdasarkan perjanjian pinjaman tersebut, ENG akan menerbitkan 178.800 saham dengan nilai
nominal Rp 1.000.000 per lembar saham sebagai pembayaran atas pinjaman dari IMG sebesar
AS$ 20.000.000 (lihat Catatan 5) dengan menggunakan kurs sebesar Rp 8.940 untuk AS$ 1.
Sebagai akibat dari konversi ini, kepemilikan EBCI pada ENG berkurang dari sebesar 51%
menjadi sebesar 10,25%. Ringkasan akun dan saldo ENG pada tanggal 31 Desember 2002 yang
merupakan bagian dari laporan keuangan konsolidasi tahun 2002 adalah sebagai berikut:
Jumlah Aktiva
Jumlah Kewajiban
Pendapatan
Rugi usaha
Laba bersih
470.858.879.385
641.630.497.169
249.181.704.380
(56.396.111.524 )
89.357.670.494
b. Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa yang diselenggarakan pada tanggal
21 Januari 2003 yang diaktakan dengan akta notaris Rachmat Santoso, S.H. No. 66 pada tanggal
yang sama, para pemegang saham Perusahaan menyetujui, antara lain, masuknya investor
sebagai pemegang saham baru Anak-anak perusahaan, dilusi kepemilikan saham Perusahaan di
Anak-anak perusahaan dan penjaminan aktiva Anak-anak perusahaan (termasuk penerbitan
jaminan perusahaan) dan tindakan-tindakan lainnya yang dipandang perlu oleh Dewan Direksi
Perusahaan sehubungan dengan restrukturisasi hutang anak-anak perusahaan.
68
PT ETERINDO WAHANATAMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
31 Desember 2002
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2001
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
30. KEJADIAN-KEJADIAN SETELAH TANGGAL NERACA (lanjutan)
c.
Pada tanggal 27 Januari 2003, Norsk Royal Specialities Inc. Limited (“NRS”) telah mengalihkan
piutangnya di PWD dan ENG (lihat Catatan 18b) kepada Royal Petrochemie Corporation Limited
(“RPC”). Dengan demikian, seluruh proses restrukturisasi Unsustainable Loan - ex IBRA yang
sedang berjalan diatur selanjutnya dengan RPC.
Berdasarkan Surat Konfirmasi dari RPC kepada PWD dan ENG pada tanggal 20 Februari 2003,
RPC mengkonfirmasikan bahwa jumlah saldo pinjaman yang dialihkan kepada RPC sebesar
AS$ 116.336.082,98 pada tanggal 27 Januari 2003 yang akan dikonversikan menjadi ekuitas pada
PWD dan ENG paling lambat tanggal 31 Desember 2003. Pinjaman ini tidak dikenakan bunga.
d. Pada tanggal 7 Maret 2003, EBCI memperoleh surat persetujuan dari PT Bank Mandiri (Persero)
(“BM”) atas pinjaman dengan nilai maksimum sebesar AS$ 15.000.000 seperti yang diajukan oleh
EBCI dalam suratnya tertanggal 14 November 2002. Tujuan dari pinjaman ini adalah untuk
mengambil alih sebagian dari pinjaman EBCI (pinjaman jangka pendek dan jangka panjang) dari
kreditur sebelumnya yang telah dialihkan kepada kreditur lainnya (lihat Catatan 14c, 14d, 14e dan
14f). Penarikan pinjaman ini tergantung dari, antara lain, konversi unsustainable loan dimana
ekuitas EBCI akan menjadi positif, rasio kewajiban terhadap ekuitas kurang dari 233% dan rasio
lancar lebih dari 100%.
e. Pada tanggal 11 Maret 2003, 12 Maret 2003 dan 19 Maret 2003, kreditur-kreditur tertentu dari
sindikasi sewa guna usaha telah mengalihkan sebagian pinjamannya dalam hutang sewa guna
usaha dengan nilai pokok pinjaman sebesar AS$ 3.779.296 beserta bunganya kepada PT Mega
Finadana.
f.
Pada tanggal 13 Maret 2003, PBS telah mengalihkan piutangnya di EBCi kepada Osville Finance
Limited (“OFL”), sebuah perusahaan yang didirikan di British Virgin Islands, dengan Jumlah yang
Dialihkan yang sama. Berdasarkan Surat Konfirmasi dari OFL tanggal 18 Maret 2003, OFL
menyetujui kira-kira 20% sampai 30% dari Jumlah yang Dialihkan (AS$ 13.264.003,28) akan
diselesaikan paling lambat tanggal 31 Maret 2003 dan sisanya akan dikonversikan menjadi saham
EBCI paling lambat tanggal 31 Desember 2003.
Pada tanggal 25 April 2003, EBCI belum menyelesaikan bagian 20% sampai 30% dari pinjaman
kepada OFL.
g. Pada tanggal 31 Maret 2003, EBCI tidak mampu menyelesaikan cicilan pinjaman sebesar 20%
sampai 30% dari Jumlah yang Dialihkan sejumlah AS$ 51.727.100 (lihat Catatan 14b, 14c, 14d
dan 14e).
Pada tanggal 25 April 2003, EBCI masih dalam proses untuk memperoleh pendanaan (pinjaman).
h. Pada tanggal 25 Februari 2003, Undang-undang No. 13 Tahun 2003 (UU No. 13/2003) tentang
Ketenagakerjaan telah disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (RI) dan
Presiden RI. Pada tanggal 25 Maret 2003, Presiden RI telah menandatangani dan mengesahkan
UU No. 13/2003 tersebut yang selanjutnya diumumkan dalam Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2003 No. 39. Peraturan Pemerintah dan Keputusan Menteri Tenaga Kerja
mengenai pedoman pelaksanaan UU No. 13/2003 ini belum diterbitkan. Perusahaan berencana
untuk mendiskusikan dampak UU No. 13/2003 ini terhadap laporan keuangan konsolidasi dan
akrual Kep-150 yang ada, dengan pihak konsultan hokum dan aktuaris. Sampai dengan tanggal
laporan auditor independen, dampak Undang-undang tersebut terhadap laporan keuangan
konsolidasi, masih belum dapat ditentukan.
69
PT ETERINDO WAHANATAMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
31 Desember 2002
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2001
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
31. PELAPORAN SEGMEN
a. Penjualan Bersih
2002
Specialty
Plasticizers
Phthalic Anhydride
Synthetic Resin
Lain-lain
Eliminasi
Lokal
Ekspor
Antar Segmen
129.787.324.209
342.279.806.354
161.364.544.401
30.961.296.226
45.934.648.929
13.600.875.368
594.307.315.734
180.942.412.059
33.311.123.204
-
Jumlah
633.431.674.964
90.496.820.523
808.560.850.997
-
2001
Specialty
Plasticizers
Phthalic Anhydride
Synthetic Resin
Lain-lain
Konsolidasi
(208.276.542.973)
(208.276.542.973)
755.055.936.169
568.156.867.342
1.324.212.803.511
Eliminasi
Konsolidasi
Lokal
Ekspor
Antar Segmen
121.222.416.899
106.664.579.412
171.259.219.271
42.568.299.022
41.731.433.350
17.958.094.026
652.045.186.163
247.045.737.478
68.866.187.873
-
(258.083.501.170)
815.835.902.084
395.441.750.240
-
Jumlah
399.146.215.582
102.257.826.398
967.957.111.514
-
(258.083.501.170)
1.211.277.652.324
b. Rugi bersih
2002
Laba (rugi) usaha
Penghasilan bunga
Beban bunga
Bagian rugi bersih
Anak perusahaan
Lain-lain
Penghasilan (beban)
pajak - bersih
Specialty
Plasticizers
Phthalic Anhydride
Synthetic Resin
Lain-lain
12.951.164.608
(1.504.431.782)
15.679.878.127
177.484.697
(92.406.795.395)
87.788.368
(26.878.613.411)
1.230.414.354
(67.966.589.248)
131.242.886.601
(173.310.314.113)
16.392.990.930
18.944.685.190
68.357.731.441
(182.660.885.748)
109.276.810.261
Pos luar biasa
(198.360.774.612)
60.125.542.967
106.209.948.397
Laba (rugi) sebelum
hak minoritas
Hak minoritas
(130.003.043.171)
-
(122.535.342.781)
-
215.486.758.658
-
Laba (rugi) bersih
(130.003.043.171)
(122.535.342.781)
215.486.758.658
Laba (rugi) dari
aktivitas normal
2001
Specialty
Plasticizers
Phthalic Anhydride
167.452.889.911
(7.119.782.883)
Synthetic Resin
(31.218.584.577)
(11.797.626.856)
7.866.928.723
Penghasilan bunga
Beban bunga
Bagian rugi bersih
Anak perusahaan
Lain-lain
Penghasilan (beban)
pajak - bersih
1.063.522.430
(52.578.121.673)
379.098.161
(32.386.390.792)
(19.077.127.511)
(28.754.756.669)
28.722.285.822
15.909.808.273
Rugi dari
operasi normal
Pos luar biasa
(73.088.025.509)
-
(56.649.867.883)
-
Rugi sebelum
hak minoritas
(73.088.025.509)
(56.649.867.883)
Rugi bersih
(73.088.025.509)
Konsolidasi
6.962.519.107
26.203.000.729
(25.817.116.118)
7.010.881.789
25.730.698.816
(6.962.519.107)
89.157.189
(26.485.496.590)
1.622.605.365
(187.261.206.119)
-
(86.417.302)
125.433.825.081
28.307.050.426
25.730.698.816
(5.781.141.820)
-
(32.025.283.248)
(26.485.496.590)
-
25.730.698.816
11.320.928.478
(37.806.425.068)
11.320.928.478
(26.485.496.590)
37.051.627.294
(26.485.496.590)
-
Eliminasi
Konsolidasi
(6.646.436.646)
1.112.994.870
(40.682.724.486)
2.895.731.612
(87.080.169.396)
723.180.038
(9.481.949)
-
5.061.532.241
(172.054.163.810)
(163.925.590)
(104.206.650.058)
(286.888.790.635)
1.514.277.040
5.234.856.206
286.966.298.922
(1.112.994.870)
(2.591.499.834)
-
(175.453.228.503)
-
(293.898.751.986)
-
286.966.298.922
(175.453.228.503)
(293.898.751.986)
286.966.298.922
(56.649.867.883)
Eliminasi
126.917.946
(9.208.065)
Lain-lain
Laba (rugi) usaha
Hak minoritas
(7.886.129.331)
(175.453.228.503)
70
(293.898.751.986)
(86.417.303)
(151.637.252.068)
47.275.450.467
-
(312.123.574.959)
-
(312.123.574.959)
18.224.822.973
18.224.822.973
305.191.121.895
(293.898.751.986)
PT ETERINDO WAHANATAMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
31 Desember 2002
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2001
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
31. PELAPORAN SEGMEN (lanjutan)
c. Informasi lainnya
2002
Specialty
Plasticizers
Phthalic Anhydride
Synthetic Resin
Lain-lain
Eliminasi
Konsolidasi
Aktiva segmen
Investasi pada
perusahaan
asosiasi dengan
metode ekuitas
Aktiva segmen
yang tidak dapat
dialokasikan
1.536.510.627.392
385.684.934.981
950.571.429.779
-
-
-
71.844.366.119
39.893.520.050
35.343.382.744
Aktiva
1.608.354.993.511
425.578.455.031
985.914.812.523
Kewajiban segmen
Kewajiban segmen
yang tidak dapat
dialokasikan
1.695.999.188.605
377.614.839.580
1.463.263.090.840
-
-
-
-
Kewajiban
1.695.999.188.605
377.614.839.580
1.463.263.090.840
50.443.331.021
Beban penyusutan
60.664.387.071
6.071.859.138
25.821.641.159
220.553.823
-
92.778.441.191
Pengeluaran modal
4.834.970.697
655.236.989
32.449.557.458
-
-
37.939.765.144
2001
Specialty
Plasticizers
Phthalic Anhydride
53.448.466.260
(146.257.832.056)
(343.615.787.425)
344.658.287.425
1.042.500.000
-
147.340.437.304
(289.908.152.774)
198.400.455.369
2.928.340.563.660
50.443.331.021
(319.741.113.355)
3.267.579.336.691
259.168.391
Synthetic Resin
2.779.957.626.356
-
-
(319.741.113.355)
Lain-lain
Eliminasi
3.267.579.336.691
Konsolidasi
Aktiva segmen
Investasi pada
perusahaan
asosiasi dengan
metode ekuitas
Aktiva segmen
yang tidak dapat
dialokasikan
1.494.783.903.158
637.282.044.615
1.029.638.804.050
-
-
-
81.427.778.711
20.948.834.860
71.995.054.602
Aktiva
1.576.211.681.869
658.230.879.475
1.101.633.858.652
Kewajiban segmen
Kewajiban segmen
yang tidak dapat
dialokasikan
1.533.852.833.792
487.731.921.243
1.626.884.250.626
Kewajiban
1.533.852.833.792
487.731.921.243
1.626.884.250.626
183.177.213.778
Beban penyusutan
20.289.053.095
7.238.364.679
26.821.356.179
476.819.083
-
54.825.593.036
Pengeluaran modal
216.973.749.291
1.438.199.369
81.424.683.733
12.200.000
-
299.848.832.393
-
-
186.939.886.678
(264.165.821.718)
(317.798.671.307)
318.841.171.307
1.042.500.000
1.101.820.600
175.643.499.975
(130.688.773.427)
55.777.170.189
3.261.164.816.758
183.177.213.778
(264.049.054.718)
3.567.597.164.721
170.011.202
-
-
3.084.478.816.783
(264.049.054.718)
3.567.597.164.721
32. AKTIVA DAN KEWAJIBAN DALAM MATA UANG ASING
Pada tanggal 31 Desember 2002, aktiva dan kewajiban moneter Perusahaan dan Anak perusahaan
dalam mata uang asing adalah sebagai berikut:
Jumlah dalam
Mata Uang Asing
Aktiva
Kas dan setara kas
AS$
Sin$
71
1.976.797
4.451
Setara dalam Rupiah
dengan menggunakan
Kurs pada Tanggal
Neraca
17.672.565.716
22.941.834
PT ETERINDO WAHANATAMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
31 Desember 2002
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2001
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
32. AKTIVA DAN KEWAJIBAN DALAM MATA UANG ASING (lanjutan)
Jumlah dalam
Mata Uang Asing
Piutang usaha - bersih
Piutang lain-lain
Piutang pemegang saham dan hubungan
istimewa
Aktiva lain-lain
Jumlah Aktiva
Kewajiban
Pinjaman jangka pendek
Hutang usaha
Hutang lain-lain
Biaya masih harus dibayar
Hutang jangka panjang termasuk bagian
yang jatuh tempo dalam satu tahun
Hutang pihak yang mempunyai hubungan
istimewa
Jumlah Kewajiban
Aktiva (Kewajiban) Bersih
Setara dalam Rupiah
dengan menggunakan
Kurs pada Tanggal
Neraca
AS$
AS$
24.330.046
1.034.404
217.510.608.289
9.247.571.402
AS$
AS$
95.431
821.153
853.150.369
7.341.108.267
AS$
Sin$
28.257.831
4.451
252.625.004.043
22.941.834
AS$
AS$
AS$
€
AS$
€
8.100.000
25.891.516
2.272.266
899.839
8.669.905
100.311
72.414.000.000
231.470.151.610
20.314.060.722
8.431.180.365
77.508.950.790
939.882.391
AS$
€
288.722.429
2.218.366
2.581.178.511.952
20.785.313.180
AS$
20.000.000
178.800.000.000
AS$
€
353.656.116
3.218.516
3.161.685.675.074
30.156.375.936
(AS$
Sin$
(€
325.398.285 )
4.451
3.218.516 )
(2.909.060.671.031 )
22.941.834
(30.156.375.936 )
(2.939.194.105.133 )
Pada tanggal 25 April 2003, kurs tengah uang kertas asing dan/atau kurs transaksi yang diumumkan
oleh Bank Indonesia adalah Rp 8.740 untuk AS$ 1, Rp 4.905,88 untuk Sin$ 1 dan Rp 9.642,53 untuk
€ 1. Jika posisi aktiva dan kewajiban bersih dalam mata uang asing pada tanggal 31 Desember 2002
dikonversi dengan kurs tengah pada tanggal 25 April 2003, jumlah kewajiban bersih akan menurun
sekitar Rp 64,2 miliar.
33. KONDISI EKONOMI
Indonesia mengalami dampak memburuknya kondisi ekonomi terutama karena depresiasi mata uang,
akibat utamanya adalah sangat langkanya likuiditas dan labilnya kurs mata uang, pengetatan
penyediaan kredit, kenaikan harga barang dan jasa secara umum serta menurunnya kegiatan
ekonomi. Kondisi ekonomi Indonesia masih akan dipengaruhi oleh ketidakpastian dalam bidang sosial
dan politik.
72
PT ETERINDO WAHANATAMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
31 Desember 2002
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2001
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
33. KONDISI EKONOMI (lanjutan)
Operasi Perusahaan dan Anak perusahaan telah terpengaruh secara signifikan, dan akan terus
terpengaruhi pada masa yang akan datang, oleh kondisi ekonomi negara. Perusahaan dan Anak
perusahaan mengalami rugi bersih yang signifikan pada tahun 2002 dan 2001, masing-masing
sebesar Rp 26,49 miliar dan Rp 293,90 miliar. yang menyebabkan defisiensi modal bersih sebesar
Rp 339,65 miliar dan Rp 318,16 miliar masing-masing pada tanggal 31 Desember 2002 dan 2001.
Pada tanggal 31 Desember 2001, kewajiban lancar Perusahaan dan Anak perusahaan melebihi aktiva
lancarnya sebesar Rp 2.674,81 miliar.
Seperti dijelaskan pada Catatan 13, 14 dan 18, Perusahaan dan Anak perusahaan juga telah
melanggar beberapa pembatasan tertentu dalam perjanjian pinjaman termasuk tidak memenuhi rasio
keuangan yang disyaratkan dan tidak dapat membayar pokok pinjaman beserta bunganya pada saat
jatuh tempo. Jumlah saldo pinjaman beserta bunga yang masih harus dibayar masing-masing sebesar
Rp 2.455,41 miliar (terdiri dari AS$ 215,06 juta dan Rp 218,76 miliar) dan Rp 507,99 miliar (terdiri dari
AS$ 37,38 juta dan Rp 119,21 miliar) pada tanggal 31 Desember 2001. Sebagai akibatnya, para
pemberi pinjaman dapat menyatakan seluruh saldo hutang tersebut jatuh tempo dan dilunasi dengan
segera. Pada tahun 2002, sebagian besar pinjaman Anak perusahaan telah dialihkan dari para
krediturnya kepada kreditur lainnya. Sebagai bagian dari ketentuan pembayaran kembali yang baru
dari pinjaman-pinjaman tertentu, Anak-anak perusahaan diharuskan untuk membayar sebagian
pinjamannya paling lambat pada tanggal 31 Maret 2003 dan sisa pinjaman akan dikonversikan
menjadi saham Anak perusahaan paling lambat tanggal 31 Desember 2003. Walaupun demikian, satu
Anak perusahaan tidak dapat melakukan pembayaran pada tanggal 31 Maret 2003 karena masih
dalam proses untuk memperoleh pendanaan (pinjaman). Untuk pinjaman-pinjaman yang belum
dialihkan kepada kreditur lain sejumlah Rp 145.671.483.726 (pokok dan bunga) pada tanggal
31 Desember 2002, Anak perusahaan masih dalam proses negosiasi dengan para kreditunya untuk
merestrukturisasi pinjamannya masing-masing, dimana hasilnya tidak dapat ditentukan pada saat ini.
Sebagai tanggapan terhadap kondisi ekonomi tersebut, Perusahaan dan Anak perusahaan telah dan
akan terus melakukan hal-hal sebagai berikut:
a. Melanjutkan negosiasi dengan para kreditur untuk mencapai kesepakatan dalam merestrukturisasi
pinjaman yang telah ada.
b. Melanjutkan penggunaan teknik produksi yang paling efisien dan program pengurangan biaya
untuk memaksimalkan efisiensi operasi dan marjin laba.
c.
Mengintensifkan penelitian dan pengembangan untuk mengembangkan produk, pasar dan
pemasok baru.
d. Melanjutkan negosiasi dengan para bankir atau investor lain untuk mendapatkan dana untuk
pembiayaan modal kerja Perusahaan dan Anak perusahaan.
e. Melanjutkan penerapan kebijakan yang ketat sehubungan dengan pemberian kredit baru dan
mengelola persediaan, piutang dan arus kas secara efektif.
Laporan keuangan konsolidasi disusun atas dasar prinsip berkesinambungan, yang memungkinkan
realisasi aktiva dan penyelesaian kewajiban dalam kondisi usaha normal. Kemampuan Perusahaan
dan Anak perusahaan untuk melanjutkan operasinya sebagai entitas yang berkemampuan untuk
mempertahankan kelangsungan hidupnya tergantung pada penyelesaian dari berbagai ketidakpastian
yang ada, termasuk keberhasilan proses restrukturisasi dengan para kreditur, dukungan berkelanjutan
dari para pemegang saham, pencapaian operasi Anak perusahaan pada tingkat yang memuaskan dan
pencapaian program pemulihan ekonomi secara menyeluruh oleh Pemerintah. Pemulihan kondisi
73
PT ETERINDO WAHANATAMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
31 Desember 2002
Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2001
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
33. KONDISI EKONOMI (lanjutan)
ekonomi tergantung pada kebijakan fiskal, moneter dan kebijakan lainnya yang telah dan akan diambil
oleh pemerintah Indonesia, suatu tindakan yang berada di luar kendali Perusahaan dan Anak
perusahaan. Oleh karena itu, tidaklah mungkin untuk menentukan dampak masa depan kondisi
ekonomi terhadap likuiditas dan pendapatan Perusahaan dan Anak perusahaan, termasuk pengaruh
dari pemegang saham, pelanggan, pemasok dan kreditur. Laporan keuangan konsolidasi tidak
mencakup penyesuaian-penyesuaian yang mungkin timbul dari hasil ketidakpastian ini. Laporan
keuangan konsolidasi mencakup dampak kondisi ekonomi sepanjang hal itu dapat ditentukan dan
diperkirakan.
34. REKLASIFIKASI AKUN
Beberapa akun dalam laporan keuangan konsolidasi tahun 2001 telah direklasifikasi agar sesuai
dengan penyajian laporan keuangan konsolidasi tahun 2002, dengan rincian sebagai berikut:
No.
1.
2.
3.
4.
Keterangan
Jumlah
Alasan
Akun “Hutang usaha - Pihak ketiga” telah
direklasifikasi ke akun “Biaya masih harus
dibayar”
5.414.251.435
Untuk klasifikasi yang tepat
Akun “Beban Usaha - Umum dan Administrasi”
telah direklasifikasi ke akun “Penghasilan
(Beban) Lain-lain - Lain-lain”
1.433.294.628
Untuk klasifikasi yang tepat
Akun “Biaya masih harus dibayar” telah
direklasifikasi ke akun “Biaya pesangon
penghargaan dan ganti kerugian karyawan
yang masih harus dibayar”
10.108.305.167
Akun “Hutang Lain-lain - Pihak ketiga” telah
direklasifikasi ke akun “Biaya masih harus
dibayar”
6.179.366.690
74
Jatuh tempo lebih dari
satu tahun
Untuk klasifikasi yang tepat
Download