Laporan Keuangan Konsolidasi Dengan Laporan Auditor Independen 31 Desember 2002 Dengan Angka Perbandingan Untuk Tahun 2001 (Mata Uang Indonesia) PT ETERINDO WAHANATAMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN PT ETERINDO WAHANATAMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI DENGAN LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN 31 DESEMBER 2002 DENGAN ANGKA PERBANDINGAN UNTUK TAHUN 2001 Daftar Isi Halaman Laporan Auditor Independen Neraca Konsolidasi ………………………………………………………………………………………… 1-3 Laporan Laba Rugi Konsolidasi ………………………………………………………………………….. 4 Laporan Perubahan Defisiensi Modal Konsolidasi …………………………………………………….. 5 Laporan Arus Kas Konsolidasi …….…………………………………………………………………….. 6-7 Catatan atas Laporan Keuangan Konsolidasi …….……………………………………………………. 8 - 74 ************************** Laporan Auditor Independen Laporan No. RPC-0786/02 Pemegang Saham, Komisaris dan Direksi PT Eterindo Wahanatama Tbk Kami telah mengaudit neraca konsolidasi PT Eterindo Wahanatama Tbk dan Anak perusahaan tanggal 31 Desember 2002, serta laporan laba rugi konsolidasi, laporan perubahan defisiensi modal konsolidasi dan laporan arus kas konsolidasi untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut. Laporan keuangan adalah tanggung jawab manajemen Perusahaan. Tanggung jawab kami terletak pada pernyataan pendapat atas laporan keuangan berdasarkan audit kami. Laporan keuangan konsolidasi PT Eterindo Wahanatama Tbk dan Anak perusahaan untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2001 diaudit oleh auditor independen lain yang laporannya bertanggal 29 April 2002, berisi pendapat wajar tanpa pengecualian atas laporan keuangan tersebut, dan mencakup paragraf penjelasan mengenai ketidakpastian signifikan tentang kemampuan Perusahaan dan Anak perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya dan dampak kondisi ekonomi Indonesia terhadap Perusahaan dan Anak perusahaan. Kami melaksanakan audit berdasarkan standar auditing yang ditetapkan Ikatan Akuntan Indonesia. Standar tersebut mengharuskan kami merencanakan dan melaksanakan audit agar kami memperoleh keyakinan memadai bahwa laporan keuangan bebas dari salah saji material. Suatu audit meliputi pemeriksaan, atas dasar pengujian, bukti-bukti yang mendukung jumlah-jumlah dan pengungkapan dalam laporan keuangan. Audit juga meliputi penilaian atas prinsip akuntansi yang digunakan dan estimasi signifikan yang dibuat oleh manajemen, serta penilaian terhadap penyajian laporan keuangan secara keseluruhan. Kami yakin bahwa audit kami memberikan dasar memadai untuk menyatakan pendapat. Menurut pendapat kami, laporan keuangan konsolidasi tahun 2002 yang kami sebut di atas menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan PT Eterindo Wahanatama Tbk dan Anak perusahaan tanggal 31 Desember 2002, dan hasil usaha serta arus kas untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Laporan keuangan konsolidasi terlampir disusun dengan anggapan bahwa Perusahaan dan Anak perusahaan akan melanjutkan operasinya sebagai entitas yang berkemampuan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Catatan 33 atas laporan keuangan konsolidasi berisi pengungkapan dampak kondisi ekonomi di Indonesia terhadap posisi keuangan dan hasil usaha Perusahaan dan Anak Perusahaan dan langkah-langkah yang ditempuh dan rencana yang dibuat oleh manajemen dalam menanggapi kondisi ekonomi tersebut. Seperti yang dijelaskan lebih lanjut dalam catatan yang sama atas laporan keuangan konsolidasi, operasi Perusahaan dan Anak perusahaan telah terpengaruh secara signifikan, dan akan terus terpengaruh pada masa yang akan datang, oleh kondisi ekonomi negara. Perusahaan dan Anak perusahaan mengalami rugi bersih konsolidasi yang signifikan pada tahun 2002 dan 2001, masing-masing sebesar Rp 26,49 miliar dan Rp 293,90 miliar, yang menyebabkan defisiensi modal bersih sebesar Rp 339,65 miliar dan Rp 318,16 miliar masing-masing pada tanggal 31 Desember 2002 dan 2001. Pada tanggal 31 Desember 2001, kewajiban lancar Perusahaan dan Anak perusahaan melebihi aktiva lancar sebesar Rp 2.674,81 miliar. Lebih lanjut, Perusahaan dan Anak perusahaan juga telah melanggar beberapa pembatasan tertentu dalam perjanjian pinjaman termasuk tidak memenuhi rasio keuangan yang disyaratkan dan tidak dapat membayar pokok pinjaman beserta bunganya pada saat jatuh tempo. Jumlah saldo pinjaman beserta bunga yang masih harus dibayar masing-masing sebesar Rp 2.455,41 miliar (terdiri dari AS$ 215,06 juta dan Rp 218,76 miliar) dan Rp 507,99 miliar (terdiri dari AS$ 37,38 juta dan Rp 119,21 miliar) pada tanggal 31 Desember 2001. Sebagai akibatnya, para pemberi pinjaman dapat menyatakan seluruh saldo pinjaman tersebut jatuh tempo dan dilunasi dengan segera. Sebagaimana dijelaskan dalam Catatan 13, 14 dan 18 atas laporan keuangan konsolidasi, pada tahun 2002, sebagian besar pinjaman Anak perusahaan telah dialihkan dari para krediturnya kepada kreditur lainnya. Sebagai bagian dari ketentuan pembayaran kembali yang baru dari pinjaman-pinjaman tertentu, Anak perusahaan tertentu diharuskan untuk membayar sebagian pinjamannya pada tanggal 31 Maret 2003 dan sisa pinjaman akan dikonversikan menjadi saham Anak perusahaan paling lambat tanggal 31 Desember 2003. Walaupun demikian, satu Anak perusahaan tidak dapat melakukan pembayaran pada tanggal 31 Maret 2003 karena masih dalam proses untuk memperoleh pendanaan (pinjaman). Untuk pinjaman-pinjaman yang belum dialihkan kepada kreditur lain sejumlah Rp 145.671.483.726 (pokok dan bunga) pada tanggal 31 Desember 2002, Anak perusahaan masih dalam proses negosiasi dengan para krediturnya untuk merestrukturisasi pinjamannya masing-masing, dimana hasilnya tidak dapat ditentukan pada saat ini. Hal-hal ini, antara lain, mengindikasikan bahwa terdapat ketidakpastian signifikan tentang kemampuan Perusahaan dan Anak perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya, dan oleh karena itu, terdapat ketidakpastian signifikan tentang apakah Perusahaan dan Anak perusahaan akan dapat merealisasikan aktiva dan menyelesaikan pembayaran kewajiban dalam kondisi usaha normal serta pada nilai yang dinyatakan dalam laporan keuangan konsolidasi. Kemampuan Perusahaan dan Anak perusahaan untuk melanjutkan operasinya sebagai entitas yang berkemampuan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya tergantung pada penyelesaian dari berbagai ketidakpastian yang ada, termasuk keberhasilan proses restrukturisasi dengan para kreditur, dukungan berkelanjutan dari para pemegang saham, pencapaian operasi Anak perusahaan pada tingkat yang memuaskan dan pencapaian program pemulihan ekonomi secara menyeluruh oleh Pemerintah. Pemulihan kondisi ekonomi tergantung pada kebijakan fiskal, moneter dan kebijakan lainnya yang telah dan akan diambil oleh pemerintah Indonesia, suatu tindakan yang berada di luar kendali Perusahaan dan Anak perusahaan. Oleh karena itu, tidaklah mungkin untuk menentukan dampak masa depan kondisi ekonomi terhadap likuiditas dan pendapatan Perusahaan dan Anak perusahaan, termasuk pengaruh dari pemegang saham, pelanggan, pemasok dan kreditur Perusahaan dan Anak perusahaan. Laporan keuangan konsolidasi terlampir tidak mencakup penyesuaian-penyesuaian yang mungkin timbul dari hasil ketidakpastian ini. Laporan keuangan konsolidasi terlampir mencakup dampak kondisi ekonomi sepanjang hal itu dapat ditentukan dan diperkirakan. PRASETIO, SARWOKO & SANDJAJA Drs. Ruchjat Kosasih NIAP 98.1.0068 25 April 2003 PT ETERINDO WAHANATAMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASI 31 Desember 2002 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2001 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) Catatan 2002 2001 AKTIVA AKTIVA LANCAR Kas dan setara kas 2c, 3 Piutang Usaha 2d, 4, 13, 14, 18 Pihak ketiga - setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu sebesar Rp 3.802.392.180 pada tahun 2002 dan Rp 4.165.837.003 pada tahun 2001 Pihak yang mempunyai hubungan istimewa 2e, 5 Lain-lain - Pihak ketiga 27 Persediaan 2f, 6, 9, 13, 14, 18 Uang muka kepada pemasok Pajak dibayar di muka 7 Biaya dibayar di muka 2g Aktiva lancar lainnya JUMLAH AKTIVA LANCAR 30.181.836.876 127.124.359.684 273.517.693.985 289.581.957.748 174.938.685 11.416.227.001 225.662.047.939 26.005.717.578 54.279.030.759 645.150.643 1.353.719.480 5.049.819.186 9.062.148.153 161.324.581.722 19.988.800.000 38.670.377.697 616.683.504 2.407.651.579 623.236.362.946 653.826.379.273 AKTIVA TIDAK LANCAR Piutang pemegang saham dan hubungan istimewa 2e, 5, 27 Aktiva pajak tangguhan - bersih 2p, 16 Penyertaan saham 2b, 2e, 5, 8 Aktiva tetap - setelah dikurangi akumulasi penyusutan sebesar Rp 310.899.937.702 pada tahun 2002 dan Rp 218.767.550.708 pada tahun 2001 2e, 2h, 2i, 2j, 5, 9, 13 14, 18, 27 Selisih lebih biaya perolehan atas nilai wajar perolehan aktiva bersih - bersih 2m, 12 Aktiva tidak lancar lainnya Aktiva yang tidak digunakan dalam operasi 2h, 10 Beban ditangguhkan - bersih 2e, 2k, 11, 27 Rugi ditangguhkan atas transaksi penjualan dan penyewaan kembali bersih 2i Uang jaminan 5.503.533.831 147.340.437.304 1.042.500.000 17.332.626.960 119.033.386.878 1.042.500.000 2.089.279.454.743 2.279.817.121.769 1.015.403.298 1.101.820.600 357.997.300 41.660.817.446 131.545.318.065 44.648.953.333 10.066.723.069 8.837.333.723 10.859.339.164 1.957.370.716 JUMLAH AKTIVA TIDAK LANCAR 2.305.104.200.714 2.607.338.437.485 JUMLAH AKTIVA 2.928.340.563.660 3.261.164.816.758 Catatan atas laporan keuangan konsolidasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan. 1 PT ETERINDO WAHANATAMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASI (lanjutan) 31 Desember 2002 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2001 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) Catatan 2002 2001 KEWAJIBAN DAN DEFISIENSI MODAL KEWAJIBAN KEWAJIBAN LANCAR Pinjaman jangka pendek Hutang usance letters of credit Hutang Usaha Pihak ketiga Pihak yang mempunyai hubungan istimewa Lain-lain Pihak ketiga Pihak yang mempunyai hubungan istimewa Hutang pajak Biaya masih harus dibayar Uang muka pelanggan Bagian hutang jangka panjang yang jatuh tempo dalam satu tahun Pinjaman Sewa guna usaha Kontraktor dan pemasok 13, 14, 18 13, 14, 18 72.414.000.000 - 821.870.310.185 453.102.080.091 15 27 221.012.571.770 183.090.967.428 2e, 5 21.728.113.863 53.990.097.256 27 31.139.346.768 51.028.088.519 2e, 5, 27 2p, 16 17, 27 1.944.000.321 24.865.220.629 96.761.231.841 257.492.285 4.049.419.342 14.923.743.695 538.076.165.902 16.184.788.548 46.935.000.000 23.689.680.149 14.164.945.169 1.035.118.760.000 145.863.022.999 11.337.420.726 554.911.602.795 3.328.634.864.691 15.159.294.380 10.108.305.167 18 2i 27h JUMLAH KEWAJIBAN LANCAR KEWAJIBAN TIDAK LANCAR Biaya pesangon, penghargaan dan ganti kerugian karyawan yang masih harus dibayar 28 Hutang pihak yang mempunyai hubungan istimewa 2e, 5, 27 Hutang jangka panjang - setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun 18 Pinjaman Sewa guna usaha 2i Kontraktor dan pemasok 27h 180.216.825.090 212.504.797.360 2.408.623.099.716 101.341.886.699 7.326.628.011 117.414.613 16.231.782.890 JUMLAH KEWAJIBAN TIDAK LANCAR 2.712.667.733.896 238.962.300.030 JUMLAH KEWAJIBAN 3.267.579.336.691 3.567.597.164.721 405.596.501 11.726.524.979 HAK MINORITAS ATAS AKTIVA BERSIH ANAK PERUSAHAAN YANG DIKONSOLIDASI 2b, 19 Catatan atas laporan keuangan konsolidasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan. 2 PT ETERINDO WAHANATAMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN NERACA KONSOLIDASI (lanjutan) 31 Desember 2002 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2001 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) Catatan DEFISIENSI MODAL Modal saham - nilai nominal Rp 500 per saham Modal dasar - 1.500.000.000 saham Modal ditempatkan dan disetor penuh - 968.297.000 saham Tambahan modal disetor - bersih Selisih nilai transaksi restrukturisasi entitas sepengendali Defisit 20 2l, 21 2b, 22 DEFISIENSI MODAL - BERSIH JUMLAH KEWAJIBAN SETELAH DIKURANGI DEFISIENSI MODAL 2002 2001 484.148.500.000 177.250.193.050 484.148.500.000 172.250.193.050 26.824.229.125 (1.027.867.291.707) 26.824.229.125 (1.001.381.795.117) (339.644.369.532) (318.158.872.942) 2.928.340.563.660 3.261.164.816.758 Catatan atas laporan keuangan konsolidasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan. 3 PT ETERINDO WAHANATAMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN LABA RUGI KONSOLIDASI Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2002 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2001 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) Catatan PENJUALAN BERSIH 2002 2001 2e, 2n, 5, 23 1.324.212.803.511 1.211.277.652.324 2e, 2n, 5, 24, 27, 28 1.165.936.162.658 1.124.094.264.699 158.276.640.853 87.183.387.625 63.294.498.843 68.779.141.281 59.964.192.403 67.901.919.708 Jumlah Beban Usaha 132.073.640.124 127.866.112.111 LABA (RUGI) USAHA 26.203.000.729 (40.682.724.486) 2j, 9 382.082.494.659 1.622.605.365 (187.261.206.119) (150.025.300.259) 5.061.532.241 (172.054.163.810) 10 9, 10, 27 2e, 5, 12, 27 (131.187.320.765) (122.875.126.796) (2.672.639.319) (1.698.369.111) Beban Lain-lain - Bersih (60.291.192.975) (318.716.300.939) RUGI SEBELUM PENGHASILAN PAJAK (34.088.192.246) (359.399.025.425) 28.307.050.426 47.275.450.466 BEBAN POKOK PENJUALAN LABA KOTOR BEBAN USAHA Penjualan Umum dan administrasi PENGHASILAN (BEBAN) LAIN-LAIN Laba (rugi) selisih kurs - bersih Penghasilan bunga Beban bunga Penghapusan aktiva yang tidak digunakan dalam operasi Penghapusan aktiva tetap Lain-lain - bersih 2n, 25, 27, 28 2e, 5 2j, 2o, 9 PENGHASILAN PAJAK Pajak tangguhan 2p, 16 RUGI DARI AKTIVITAS NORMAL (5.781.141.820) POS LUAR BIASA 2q, 26 RUGI SEBELUM HAK MINORITAS ATAS RUGI BERSIH ANAK PERUSAHAAN YANG DIKONSOLIDASI HAK MINORITAS ATAS RUGI BERSIH ANAK PERUSAHAAN YANG DIKONSOLIDASI 2b, 19 RUGI BERSIH LABA (RUGI) PER SAHAM Laba (rugi) usaha per saham (32.025.283.248) (312.123.574.959) - (37.806.425.068) (312.123.574.959) 11.320.928.478 18.224.822.973 (26.485.496.590) (293.898.751.986) 2s Rugi bersih per saham 27 (42) (27) (304) Catatan atas laporan keuangan konsolidasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan. 4 PT ETERINDO WAHANATAMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN PERUBAHAN DEFISIENSI MODAL KONSOLIDASI Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2002 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2001 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) Catatan Saldo 1 Januari 2001 Rugi bersih Saldo 31 Desember 2001 Selisih transaksi perubahan ekuitas Anak perusahaan Rugi bersih Saldo 31 Desember 2002 21 Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali Tambahan Modal Disetor - Bersih Modal Saham Defisiensi Modal - Bersih Defisit 484.148.500.000 172.250.193.050 26.824.229.125 (707.483.043.131 ) (24.260.120.956 ) - - - (293.898.751.986 ) (293.898.751.986 ) 484.148.500.000 172.250.193.050 26.824.229.125 (1.001.381.795.117 ) (318.158.872.942 ) - 5.000.000.000 - - - - (26.485.496.590 ) (26.485.496.590 ) 484.148.500.000 177.250.193.050 26.824.229.125 (1.027.867.291.707 ) (339.644.369.532 ) Catatan atas laporan keuangan konsolidasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan. 5 - 5.000.000.000 PT ETERINDO WAHANATAMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASI Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2002 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2001 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) Catatan ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI Penerimaan kas dari pelanggan Pembayaran kas kepada pemasok dan karyawan Pembayaran kas untuk beban pabrikasi dan beban usaha Kas yang dihasilkan dari operasi Pembayaran untuk: Beban bunga Pajak Penerimaan dari: Penghasilan bunga Tagihan restitusi pajak Kas Bersih Diperoleh dari Aktivitas Operasi 2002 2001 1.030.924.005.733 (711.544.077.215) 1.062.316.851.047 (887.883.325.728) (162.236.559.092) (86.964.050.077) 157.143.369.426 87.469.475.242 (18.517.438.090) (48.830.614.172) (5.368.128.045) (48.346.688.099) 1.622.605.366 - 5.061.532.241 9.606.740.457 91.417.922.530 48.422.931.796 1.346.916.700 659.975.000 ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI Hasil penjualan aktiva tetap Perolehan aktiva tetap dan pembayaran kas kepada kontraktor Penambahan beban ditangguhkan (56.978.513.138) (4.572.025.572) (234.910.210.792) (35.407.153.753) Kas Bersih Digunakan untuk Aktivitas Investasi (60.203.622.010) (269.657.389.545) ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN Hasil pinjaman jangka pendek Hasil dari penerbitan saham Pembayaran pinjaman bank jangka pendek Pembayaran hutang sewa guna usaha Pencairan deposito berjangka yang dijaminkan 23.256.150.000 5.000.000.000 (154.922.075.000) (571.453.109) - 195.768.000.000 (13.035.198.000) (840.107.946) 37.560.000.000 Kas Bersih Diperoleh dari (Digunakan untuk) Aktivitas Pendanaan (127.237.378.109) 219.452.694.054 (919.445.219) 17.768.523.396 KENAIKAN (PENURUNAN) BERSIH KAS DAN SETARA KAS (96.942.522.808) 15.986.759.701 KAS DAN SETARA KAS AWAL TAHUN 127.124.359.684 111.137.599.983 30.181.836.876 127.124.359.684 Pengaruh kurs valuta asing kas dan setara kas KAS DAN SETARA KAS AKHIR TAHUN 3 Catatan atas laporan keuangan konsolidasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan. 6 PT ETERINDO WAHANATAMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASI (lanjutan) Tahun Yang Berakhir Pada Tanggal 31 Desember 2002 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2001 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) Catatan AKTIVITAS YANG TIDAK MEMPENGARUHI ARUS KAS Penghapusan aktiva yang tidak digunakan dalam operasi 10 Penghapusan aktiva tetap 9, 10, 27 Rugi dari restrukturisasi 2q, 26 Kapitalisasi beban bunga ke aktiva tetap Kapitalisasi laba (rugi) selisih kurs ke aktiva tetap Reklasifikasi mesin dan peralatan yang tidak digunakan dalam operasi ke aktiva tetap Perolehan aktiva sewa guna usaha melalui hutang sewa guna usaha 2002 2001 131.187.320.765 122.875.126.796 32.025.283.248 2.936.782.732 9.655.406.078 - 13.689.456.455 - 850.873.280 Catatan atas laporan keuangan konsolidasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasi secara keseluruhan. 7 84.389.895.965 (31.743.209.214) PT ETERINDO WAHANATAMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2002 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2001 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 1. U M U M a. Pendirian Perusahaan PT Eterindo Wahanatama Tbk (“Perusahaan”) didirikan pada tanggal 6 Maret 1992 dalam rangka Undang-undang Penanaman Modal Dalam Negeri No. 6 tahun 1968 (telah diubah dengan Undang-undang No. 12 tahun 1970) berdasarkan akta notaris Annie Sri Rahmani Hendrotomo, S.H. No. 3, notaris pengganti Raden Santoso, S.H. Akta pendirian ini disahkan oleh Menteri Kehakiman dalam surat keputusan No. C2-4561.HT.01.01.Th.93 tanggal 11 Juni 1993 dan diumumkan dalam Lembaran Berita Negara No. 62, Tambahan No. 6835 tanggal 2 Agustus 1996. Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan akta notaris Rachmat Santoso, S.H. No. 142 tanggal 17 Desember 1999 mengenai peningkatan modal ditempatkan dan disetor penuh Perusahaan. Laporan perubahan terakhir ini telah diterima dan dicatat oleh Menteri Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia (dahulu Menteri Kehakiman) dengan No. C-1142 HT.01.04-TH.2001 tanggal 5 Februari 2001. Sesuai dengan Pasal 3 Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan Perusahaan adalah bergerak dalam kegiatan perdagangan, pembangunan dan perindustrian. Perusahaan saat ini bertindak sebagai induk perusahaan. Perusahaan dan Anak perusahaan didirikan dan melakukan operasinya di Indonesia. Perusahaan berkedudukan di Jakarta dan kantor pusatnya berlokasi di Menara BTN, Lantai 15, Jl. Gajah Mada No. 1, Jakarta. b. Penawaran Umum Efek Perusahaan Perusahaan menyelesaikan penawaran umum perdana atas 170.000.000 saham-saham barunya dengan nilai nominal Rp 500 per saham melalui bursa efek di Indonesia dengan harga penawaran Rp 1.300 per saham yang dinyatakan efektif pada tanggal 16 April 1997. Perusahaan menerbitkan saham dengan hak memesan efek terlebih dahulu sebesar 280.000.000 saham yang juga dicatatkan pada bursa efek di Indonesia yang dinyatakan efektif pada tanggal 28 Juni 1999. Pada tanggal 31 Desember 2002 dan 2001, seluruh saham ditempatkan dan disetor penuh Perusahaan telah dicatatkan di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya. c. Susunan Perusahaan dan Anak Perusahaan Perusahaan didirikan sebagai induk perusahaan (holding company) untuk industri petrokimia dan kimia khusus dari anggota Keluarga Sridjaja tertentu (“Pemegang Saham Kendali”). Dengan pengecualian PT Petrowidada, Anak perusahaan dialihkan oleh Pemegang Saham Kendali kepada Perusahaan melalui serangkaian akuisisi pada tahun 1996. Pada tanggal 31 Desember 2002 dan 2001, susunan Perusahaan dan Anak perusahaan adalah sebagai berikut: Anak perusahaan Pemilikan langsung: PT Anugerahinti (1) Gemanusa (“AG”) Kegiatan Pokok Produsen Specialty Plastizicers (“SP”) PT Eternal Buana Chemical Produsen Plasticizers dan Industries (“EBCI”) Synthetic Resins dan pemilikan 51% Anak perusahaannya, PT Eterindo Nusa (2) Graha (“ENG”) PT Petrowidada (3) (“PWD”) Produsen Phthalic Anhydride (“PA”) dan Maleic Anhydride (“MA”) Mulai Beroperasi Kedudukan Komersial Gresik 2001 Tangerang 1982 Gresik 1989 8 Persentase Pemilikan (4) (%) Tanggal Kendali Diperoleh Perusahaan dari Pemegang Saham Kendali 99,15 16 Desember 1996 425.578 658.231 29 Januari 1996 985.915 1.101.634 1.608.355 1.576.212 94,78 (2) 75,72 19 September 1994 Jumlah Aktiva (dalam Jutaan) 2002 2001 PT ETERINDO WAHANATAMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2002 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2001 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 1. U M U M (lanjutan) c. Susunan Perusahaan dan Anak Perusahaan (lanjutan) Anak perusahaan Kegiatan Pokok Pemilikan tidak langsung: PT Eterindo Nusa Graha Produsen Plasticizers dan (2) (melalui EBCI) Synthetic Resins Mulai Beroperasi Kedudukan Komersial Gresik 1997 Persentase Pemilikan (4) (%) Tanggal Kendali Diperoleh Perusahaan dari Pemegang Saham Kendali 49,72 22 Agustus 1996 Jumlah Aktiva (dalam Jutaan) 2002 470.859 2001 668.717 Catatan: (1) AG didirikan pada bulan Agustus 1994. Pada tanggal 16 Desember 1996, Perusahaan memperoleh 98% pemilikan saham di AG. Pada bulan September 1999, Perusahaan meningkatkan pemilikan sahamnya di AG menjadi 99,15% sehubungan dengan penerbitan 140.000 saham baru kepada Perusahaan. AG memulai operasi komersialnya pada bulan Januari 2001. (2) EBCI didirikan pada bulan April 1979. Pada tanggal 29 Januari 1996, Perusahaan memperoleh 90% pemilikan saham di EBCI. Pada bulan Juni 1997, Perusahaan meningkatkan pemilikan sahamnya di EBCI menjadi 97,49% sehubungan dengan penerbitan 1.310.000 saham baru kepada Perusahaan. Pada bulan April 2002, pemilikan Perusahaan di EBCI berkurang menjadi 94,78% sehubungan dengan penerbitan 50.000 saham baru kepada Well Focus Development Limited, Singapura. Pada tanggal 21 Desember 1996, EBCI memperoleh 88% pemilikan saham di ENG dari Perusahaan. ENG didirikan pada bulan Mei 1993. Pada bulan Januari 1997, pemilikan saham EBCI di ENG berkurang menjadi 51% sehubungan dengan penerbitan 18.900 saham baru kepada PT Intimutiara Gasindo (“IMG”) (Perusahaan memiliki 5% pemilikan saham di IMG). (3) PWD didirikan pada bulan Juli 1985 sebagai hasil kerjasama (joint venture) antara PT Petrokimia Gresik (“PKG”), Daewoo Corporation, Korea Selatan dan PT Wisma Pintu Sembilan. Pada tanggal 19 September 1994, Perusahaan memperoleh 63% pemilikan saham di PWD. Pada bulan Februari 1995 dan Februari 1997, Perusahaan meningkatkan pemilikan sahamnya di PWD masing-masing menjadi 68% dan 75,72%. (4) Hak minoritas di AG, EBCI dan ENG dipegang oleh pemegang saham afiliasi. d. Dewan Komisaris, Direksi dan Karyawan Pada tanggal 31 Desember 2002 dan 2001, susunan anggota dewan Komisaris dan Direksi Perusahaan berdasarkan akta notaris Rachmat Santoso, S.H. No. 257 tanggal 28 Juni 2001, adalah sebagai berikut: Komisaris Direksi Presiden Komisaris : Sudiharto Sridjaja Komisaris : Jasin Sridjaja Komisaris (Independen) : Soedjono Dirdjosisworo Presiden Direktur Direktur : : Hadiran Sridjaja Hadisan Sridjaja Samsi Immanuel Sutarto Kompensasi, termasuk gaji dan tunjangan untuk komisaris dan direksi Perusahaan dan Anak perusahaan berjumlah Rp 6.505.546.816 dan Rp 8.066.775.684 masing-masing pada tahun 2002 dan 2001. 9 PT ETERINDO WAHANATAMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2002 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2001 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 1. U M U M (lanjutan) d. Dewan Komisaris, Direksi dan Karyawan (lanjutan) Perusahaan dan Anak perusahaan mempunyai 1.130 dan 1.229 karyawan tetap masing-masing pada tanggal 31 Desember 2002 dan 2001. 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI a. Dasar Penyajian Laporan Keuangan Konsolidasi Laporan keuangan konsolidasi terlampir disusun sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia yang tercakup dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (“IAI”) dan peraturan Badan Pengawas Pasar Modal (BAPEPAM) mengenai pedoman penyajian laporan keuangan bagi perusahaan manufaktur. Laporan keuangan konsolidasi disusun atas dasar akrual (accrual basis), kecuali laporan arus kas, dengan menggunakan konsep biaya perolehan (historical cost), kecuali untuk persediaan yang dinyatakan sebesar nilai terendah antara biaya perolehan atau nilai realisasi bersih. Laporan arus kas konsolidasi menyajikan penerimaan dan pengeluaran kas dan setara kas yang diklasifikasikan dalam aktivitas operasi, investasi dan pendanaan. Laporan arus kas konsolidasi disajikan dengan metode langsung (direct method). Mata uang pelaporan yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasi adalah Rupiah. b. Prinsip-prinsip Konsolidasi Laporan keuangan konsolidasi meliputi akun-akun Perusahaan dan Anak perusahaan (lihat Catatan 1). Seluruh akun dan transaksi signifikan antar perusahaan yang dikonsolidasi telah dieliminasi. Penyertaan saham lainnya kurang dari 20% disajikan sebesar biaya perolehan (cost method), kecuali bila ada penurunan nilai permanen. Perolehan AG, EBCI dan ENG (lihat Catatan 1) dianggap sebagai transaksi yang dilakukan dengan entitas sepengendali dan, dengan demikian, dicatat dengan metode penyatuan kepemilikan (pooling of interest). Dengan metode ini, penyajian laporan keuangan untuk tahuntahun sebelum perolehan disajikan kembali dengan dasar penggabungan untuk mencakup akunakun dan operasi EBCI dan ENG seolah-olah entitas tersebut telah dimiliki sejak awal berdirinya. Hasil selisih lebih harga pembelian atas aktiva bersih anak perusahaan yang diperoleh dalam entitas sepengendali dicatat sebagai “Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali” dan disajikan dalam bagian Defisiensi Modal pada neraca konsolidasi. Perolehan PWD pada tanggal 19 September 1994 (lihat Catatan 1) dicatat dengan metode pembelian (purchase method) dan, dengan demikian, dikonsolidasi sejak tanggal perolehan. Hak minoritas atas rugi bersih dan ekuitas anak perusahaan dinyatakan sebesar proporsi pemegang saham minoritas atas rugi bersih dan ekuitas anak perusahaan tersebut kecuali untuk EBCI dan Anak perusahaan dan PWD di mana selisih lebih bagian atas rugi bersih pemegang saham minoritas atas biaya penyertaan sahamnya telah diserap sementara oleh Perusahaan sebagai pemegang saham mayoritas. 10 PT ETERINDO WAHANATAMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2002 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2001 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) c. Setara Kas Deposito berjangka dan investasi jangka pendek lainnya dengan jangka waktu tiga bulan atau kurang sejak tanggal penempatan dan tidak digunakan sebagai jaminan atas pinjaman diklasifikasikan sebagai “Setara Kas”. d. Penyisihan Piutang Ragu-ragu Perusahaan dan Anak perusahaan membentuk penyisihan piutang ragu-ragu berdasarkan hasil penelaahan terhadap keadaan akun piutang masing-masing pelanggan pada akhir tahun. e. Transaksi dengan Pihak-pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa Perusahaan dan Anak perusahaan mempunyai transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa sesuai dengan PSAK No. 7, “Pengungkapan Pihak-pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa”. Semua transaksi signifikan dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa, baik yang dilakukan dengan atau tidak dengan tingkat harga dan kondisi normal sebagaimana dilakukan dengan pihak ketiga, diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan konsolidasi. f. Persediaan Persediaan dinyatakan sebesar nilai yang lebih rendah antara biaya perolehan atau nilai realisasi bersih (the lower of cost or net realizable value). Biaya perolehan ditentukan dengan menggunakan metode rata-rata tertimbang (weighted-average method). Penyisihan persediaan usang dan penurunan nilai persediaan ditentukan untuk menurunkan nilai tercatat persediaan menjadi nilai realisasi bersih. g. Biaya Dibayar di Muka Biaya dibayar di muka diamortisasi selama masa manfaat masing-masing biaya. h. Aktiva Tetap Aktiva tetap, kecuali hak atas tanah, dinyatakan sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan. Hak atas tanah dinyatakan sebesar biaya perolehan dan tidak diamortisasi. Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus (straight-line method), kecuali untuk mesin, tangki dan peralatan pabrik tertentu, berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis aktiva tetap sebagai berikut: Tahun Pematangan tanah Bangunan dan prasarana Mesin dan peralatan pabrik Peralatan kantor, perabot dan perlengkapan Alat pengangkutan 11 20 20 4 5 5 PT ETERINDO WAHANATAMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2002 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2001 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) h. Aktiva Tetap (lanjutan) Anak perusahaan menerapkan metode penyusutan berdasarkan unit hasil produksi untuk mesin, tangki dan peralatan pabrik. Dengan metode tersebut, penyusutan dihitung berdasarkan taksiran unit hasil produksi mesin, tangki dan peralatan pabrik yang berkisar antara 1.000.000 metrik ton (MT) sampai 2.800.000 MT. Aktiva dalam penyelesaian merupakan akumulasi pengeluaran modal yang terjadi untuk aktiva tetap dalam pembangunan dan termasuk beban bunga dan selisih kurs atas pinjaman yang digunakan untuk membiayai pembangunan. Aktiva dalam penyelesaian dinyatakan sebesar biaya perolehan dan disajikan sebagai bagian dari aktiva tetap. Akumulasi biaya perolehan akan dipindahkan ke masing-masing akun aktiva tetap yang bersangkutan pada saat pembangunan selesai dan aktiva tersebut siap digunakan. Aktiva tetap yang tidak atau belum digunakan dalam operasi disajikan sebagai bagian dari akun “Aktiva Lain-lain” pada neraca konsolidasi. Biaya perbaikan dan pemeliharaan dibebankan pada laporan laba rugi pada saat terjadinya; pemugaran dan penambahan dalam jumlah signifikan dikapitalisasi. Aktiva tetap yang sudah tidak digunakan lagi atau yang dijual, nilai tercatat serta akumulasi penyusutannya dikeluarkan dari kelompok aktiva tetap yang bersangkutan dan laba atau rugi yang terjadi dibukukan dalam laporan laba rugi tahun yang bersangkutan. Sesuai dengan PSAK No. 47, “Akuntansi Tanah” yang berlaku efektif tanggal 1 Januari 1999, biaya perolehan tanah setelah tahun 1999 meliputi biaya-biaya yang dikeluarkan untuk pengembangan, pematangan dan persiapan tanah sampai siap untuk digunakan termasuk biaya komisi. Biaya perolehan hak atas tanah sebelum tahun 1999 termasuk biaya notaris dan legal, pajak serta biaya perpanjangan izin hak atas tanah. Setelah tahun 1999, biaya-biaya tersebut dilaporkan sebagai kategori terpisah di dalam “Beban Ditangguhkan - Hak atas Tanah”, daripada klasifikasi sebelumnya sebagai aktiva tetap pada neraca konsolidasi dan diamortisasi sepanjang periode hak atas tanah. Pada tanggal 19 Juni 1998, Ikatan Akuntan Indonesia menerbitkan PSAK No. 48, “Penurunan Nilai Aktiva” yang berlaku untuk penurunan nilai aktiva yang terjadi pada atau setelah tanggal 1 Januari 2000. PSAK No. 48 mensyaratkan penilaian kembali nilai aktiva untuk setiap penurunan nilai dan menurunkannya menjadi nilai wajar apabila terdapat peristiwa atau perubahan yang mengindikasikan bahwa nilai tercatat aktiva tersebut tidak dapat dipulihkan kembali. Penurunan nilai aktiva tetap diakui sebagai beban pada usaha tahun berjalan pada saat terdapat kejadian-kejadian atau perubahan-perubahan keadaan yang mengindikasikan adanya penurunan nilai aktiva. i. Sewa Guna Usaha Transaksi sewa guna usaha digolongkan sebagai sewa guna usaha yang dapat dikapitalisasi (capital lease) apabila memenuhi seluruh kriteria yang disyaratkan PSAK No. 30, “Akuntansi Sewa Guna Usaha”. Jika salah satu kriteria tidak terpenuhi, maka transaksi sewa guna usaha dikelompokkan sebagai transaksi sewa menyewa biasa (operating lease). Aktiva sewa guna usaha yang dikapitalisasi disajikan dalam neraca konsolidasi sebagai bagian dari aktiva tetap 12 PT ETERINDO WAHANATAMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2002 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2001 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) i. Sewa Guna Usaha (lanjutan) sebesar nilai tunai dari seluruh pembayaran sewa guna usaha pada awal masa sewa guna usaha ditambah nilai sisa (harga opsi) yang harus dibayar pada akhir masa sewa guna usaha. Penyusutan dihitung dengan menggunakan taksiran masa manfaat ekonomis yang sama dengan yang diterapkan untuk aktiva tetap dengan pemilikan langsung. PWD menerapkan metode penyusutan berdasarkan unit hasil produksi untuk mesin, tangki dan peralatan pabrik sewa guna usaha dengan hak opsi. Laba atau rugi yang terjadi akibat transaksi penjualan dan penyewaan kembali (sale-andleaseback) ditangguhkan dan diamortisasi selama sisa masa manfaat ekonomis aktiva sewa guna usaha yang bersangkutan dengan metode unit hasil produksi. Hutang sewa guna usaha disajikan sebesar nilai tunai dari pembayaran sewa guna usaha. j. Kapitalisasi Biaya Pinjaman dan Selisih Kurs Sesuai dengan PSAK No. 26 revisi, “Biaya Pinjaman”, beban bunga dan selisih kurs atas pinjaman dan biaya-biaya lain yang terjadi untuk membiayai pembangunan atau instalasi aktiva tetap, dikapitalisasi sebagai bagian dari biaya perolehan aktiva. Kapitalisasi biaya pinjaman berakhir pada saat pembangunan atau instalasi selesai dan aktiva tetap tersebut siap digunakan. k. Beban Ditangguhkan Beban ditangguhkan diamortisasi selama sisa masa manfaat ekonomis aktiva yang bersangkutan. l. Biaya Emisi Saham dan Obligasi Berdasarkan Surat Keputusan BAPEPAM No. Kep-06/PM/2000 tanggal 13 Maret 2000 tentang Perubahan Peraturan No. VIII.G.7, biaya-biaya yang terjadi sehubungan dengan penawaran saham Perusahaan (termasuk Penerbitan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu) kepada masyarakat dan penerbitan obligasi wajib konversi yang kemudian dikonversi menjadi saham biasa, disajikan sebagai pengurang “Tambahan Modal Disetor” dalam bagian Defisiensi Modal pada neraca konsolidasi. m. Selisih Lebih Biaya Perolehan atas Nilai Wajar Perolehan Aktiva Bersih Selisih lebih yang tidak teridentifikasi dari harga pembelian atas nilai wajar aktiva bersih PWD dicatat sebagai “Selisih Lebih Biaya Perolehan atas Nilai Wajar Perolehan Aktiva Bersih” dan diamortisasi dengan menggunakan metode garis lurus selama dua puluh (20) tahun sesuai dengan masa manfaat ekonomisnya, maksimum dua puluh (20) tahun, dengan mempertimbangkan estimasi umur bisnis yang bersangkutan dimana PWD akan tetap melanjutkan usahanya sebagai entitas yang berkemampuan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. n. Pengakuan Pendapatan dan Beban Pendapatan dari penjualan lokal diakui pada saat penyerahan barang kepada pelanggan. Pendapatan dari penjualan ekspor diakui pada saat penyerahan barang di atas kapal di pelabuhan pengiriman sesuai dengan syarat penjualan. Beban diakui pada saat terjadinya (accrual basis). 13 PT ETERINDO WAHANATAMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2002 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2001 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) o. Transaksi dan Saldo dalam Mata Uang Asing Transaksi dalam mata uang asing dicatat dalam Rupiah berdasarkan kurs yang berlaku pada saat transaksi dilakukan. Pada tanggal neraca, aktiva dan kewajiban moneter dalam mata uang asing dijabarkan ke dalam Rupiah berdasarkan kurs tengah Bank Indonesia yang berlaku pada tanggal tersebut. Laba atau rugi selisih kurs yang terjadi dikreditkan atau dibebankan pada operasi tahun berjalan, kecuali untuk selisih kurs atas pinjaman yang digunakan untuk membiayai pembangunan aktiva tetap yang dikapitalisasi ke biaya perolehan aktiva yang bersangkutan. Pada tanggal 31 Desember 2002 dan 2001, kurs yang digunakan adalah sebagai berikut: 2002 Dolar Amerika Serikat (AS$) 1 Dolar Singapura (Sin$) 1 Euro (€) 1 Mark Jerman (DM) 1 Franc Perancis (Frf) 1 8.940,00 5.154,31 9.369,65 - 2001 10.400,00 5.620,97 9.188,42 4.698,13 1.400,79 Kurs tersebut merupakan kurs rata-rata antara kurs beli dan kurs jual uang kertas dan/atau kurs transaksi yang terakhir diumumkan oleh Bank Indonesia masing-masing pada tanggal 31 Desember 2002 dan 2001. p. Penghasilan (Beban) Pajak Perusahaan dan Anak perusahaan menerapkan PSAK No. 46, “Akuntansi Pajak Penghasilan” yang mensyaratkan pencatatan dampak pajak dari pemulihan aktiva dan penyelesaian kewajiban sebesar nilai tercatatnya, serta pengakuan dan pengukuran aktiva dan kewajiban pajak tangguhan bagi konsekuensi pajak pada masa mendatang untuk kejadian yang diakui dalam laporan keuangan, termasuk rugi fiskal yang dapat dikompensasikan. Penyisihan atas aktiva pajak tangguhan yang tidak terpulihkan dibentuk untuk mengurangi nilai tercatat aktiva pajak tangguhan menjadi nilai realisasi bersih. Untuk setiap perusahaan yang dikonsolidasi, pengaruh pajak atas perbedaan waktu dan akumulasi rugi fiskal, yang masing-masing dapat berupa aktiva atau kewajiban, disajikan dalam jumlah bersih. q. Restrukturisasi Pinjaman Anak perusahaan mencatat restrukturisasi pinjaman sesuai dengan PSAK No. 54, “Akuntansi Restrukturisasi Hutang Piutang Bermasalah” yang mengharuskan Anak perusahaan untuk mencatat restrukturisasi hutang piutang bermasalah sebagai berikut: 1. Untuk transaksi yang hanya meliputi modifikasi persyaratan hutang (yaitu tanpa adanya pengalihan aset atau pemberian saham), Anak perusahaan menghitung jumlah pembayaran kas masa depan yang ditetapkan dalam perjanjian restrukturisasi, termasuk bunga, selama periode pinjaman. Jika jumlah pembayaran kas masa depan melebihi nilai tercatat hutang (termasuk bunga masih harus dibayar), tidak ada keuntungan atas restrukturisasi yang diakui. Jika jumlah pembayaran kas masa depan lebih kecil daripada nilai tercatat hutang, selisihnya diakui sebagai keuntungan atas restrukturisasi pinjaman. 2. Untuk transaksi yang meliputi penyelesaian sebagian dengan pemberian saham debitur kepada kreditur dan modifikasi persyaratan, Anak perusahaan mula-mula mengurangi nilai tercatat hutang dengan jumlah nilai wajar pemberian saham tersebut dan selanjutnya 14 PT ETERINDO WAHANATAMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2002 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2001 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI (lanjutan) q. Restrukturisasi Pinjaman (lanjutan) menghitung jumlah pembayaran kas masa depan. Tidak ada keuntungan atas restrukturisasi yang diakui kecuali nilai tercatat hutang melebihi jumlah pembayaran kas masa depan, tanpa memperhitungkan nilai tunainya, sesuai dengan perjanjian restrukturisasi. r. Informasi Segmen Sesuai dengan PSAK No. 5 (Revisi 2000), “Pelaporan Segmen”, segmen usaha menyajikan informasi produk atau jasa yang memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dengan risiko dan imbalan segmen usaha lain. Segmen geografis menyajikan informasi produk atau jasa pada wilayah ekonomi tertentu yang memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dengan risiko dan imbalan pada komponen yang beroperasi pada wilayah ekonomi lain. s. Laba (Rugi) Bersih Per Saham Sesuai dengan PSAK No. 56, “Laba Per Saham” (“LPS”), laba (rugi) usaha per saham dan rugi bersih per saham dihitung dengan membagi laba (rugi) usaha dan rugi bersih pada tahun yang bersangkutan dengan jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar selama tahun tersebut. Jumlah rata-rata tertimbang saham untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2002 dan 2001 sebesar 968.297.000 saham. 3. KAS DAN SETARA KAS Kas dan setara kas terdiri dari: 2002 2001 Kas Dolar AS Rupiah Dolar Sin Sub-jumlah Bank - Pihak ketiga PT Bank Central Asia Tbk Rekening Dolar AS Rekening Rupiah PT Bank Lippo Tbk Rekening Dolar AS Rekening Rupiah PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Rekening Dolar AS Rekening Rupiah PT Bank Mandiri (Persero) Rekening Dolar AS Rekening Rupiah 15 1.843.031.421 653.650.389 22.940.454 2.153.147.360 579.105.107 55.614.163 2.519.622.264 2.787.866.630 9.998.505.300 5.057.569.320 15.112.433.856 7.351.501.166 1.772.936.368 1.505.390.191 6.435.120.016 1.415.604.457 63.144.380 2.101.967.805 485.757.896 2.008.837.353 1.881.282.552 23.878.439 - PT ETERINDO WAHANATAMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2002 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2001 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 3. KAS DAN SETARA KAS (lanjutan) 2002 PT Bank DBS Indonesia Rekening Dolar AS Rekening Rupiah BNP Paribas Inc. in France with Limited Liability, Singapura Rekening Dolar AS PT Bank Permata Tbk - eks PT Prima Express Bank Rekening Dolar AS Rekening Rupiah Bank Commonwealth Rekening Rupiah Rabobank Asia Limited, Singapura Rekening Dolar AS PT Bank Global Internasional Tbk Rekening Rupiah ING Barings (South East Asia) Limited, Singapura Rekening Dolar AS The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited Rekening Dolar AS Rekening Rupiah PT Bank NISP Rekening Rupiah PT Bank Permata Tbk - eks PT Bank Universal Tbk Rekening Dolar AS PT Bank Internasional Indonesia Tbk Rekening Dolar AS Rekening Rupiah PT Bank Mizuho Indonesia Rekening Dolar AS Rekening Rupiah Citibank, N.A. Rekening Dolar AS Rekening Rupiah American Express Bank Limited Rekening Rupiah Sub-jumlah Deposito Berjangka - Pihak ketiga Rabobank Asia Limited, Singapura Dolar AS BNP Paribas Inc. in France with Limited Liability, Singapura Dolar AS Bank Commonwealth Rupiah 16 2001 105.482.881 1.733.534.234 21.289.117 1.069.524.115 8.252.643.880 298.565.693 666.650.858 2.302.345.448 1.224.046.176 483.026.733 5.805.729 412.319.417 9.774.437.816 134.310.799 352.301.684 101.160.212 375.580.504 49.878.764 43.895.092 60.506.576 44.703.092 79.094.294 322.275.983 45.045.710 408.636.696 20.830.379 1.146.826 25.560.912 1.398.826 9.104.496 1.502.178 10.658.752 1.574.178 1.753.044 714.532 2.074.800 1.110.583 - 9.648.098 27.662.214.612 56.005.853.594 - 31.401.289.920 - 15.379.884.416 - 6.000.000.000 PT ETERINDO WAHANATAMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2002 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2001 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 3. KAS DAN SETARA KAS (lanjutan) 2002 PT Bank Global Internasional Tbk Rupiah American Express Bank Limited Rupiah 2001 - 261.366.829 - 108.050.397 Sub-jumlah - 53.150.591.562 Reksa Dana - Pihak ketiga Merrill Lynch International Bank Limited, Singapura Rekening Dolar AS Bank Commonwealth Rekening Rupiah - 12.890.810.400 - 2.289.237.498 Sub-jumlah - 15.180.047.898 30.181.836.876 127.124.359.684 Jumlah Deposito berjangka dalam Rupiah menghasilkan bunga dengan suku bunga tahunan berkisar antara 10,00% sampai dengan 13,00% pada tahun 2002 dan antara 9,00% sampai dengan 17,78% pada tahun 2001. Deposito berjangka dalam Dolar AS menghasilkan bunga dengan suku bunga tahunan berkisar antara 2,00% sampai dengan 6,00% pada tahun 2002 dan antara 0,90% sampai dengan 6,18% pada tahun 2001. Penempatan kas pada reksadana merupakan reksadana tanpa pembatasan pencairan yang telah dicairkan seluruhnya dalam tahun 2002. 4. PIUTANG USAHA Piutang usaha terdiri dari: 2002 2001 Pihak ketiga Lokal Ekspor 155.547.800.110 121.772.286.055 149.740.519.168 144.007.275.583 Jumlah Dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu 277.320.086.165 (3.802.392.180) 293.747.794.751 (4.165.837.003) Bersih 273.517.693.985 289.581.957.748 174.938.685 5.049.819.186 Pihak yang mempunyai hubungan istimewa (lihat Catatan 5) PT Inti Mutiara Kimindo Umur piutang usaha adalah sebagai berikut: 2002 Pihak ketiga Sampai dengan 1 bulan > 1 bulan - 3 bulan 124.181.282.732 111.001.672.996 17 2001 203.695.829.870 58.852.638.061 PT ETERINDO WAHANATAMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2002 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2001 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 4. PIUTANG USAHA (lanjutan) 2002 > 3 bulan - 6 bulan > 6 bulan - 1 tahun > 1 tahun 2001 23.961.355.493 10.113.530.545 8.062.244.399 21.775.793.745 1.899.476.379 7.524.056.696 277.320.086.165 293.747.794.751 Pihak yang mempunyai hubungan istimewa (lihat Catatan 5) Sampai dengan 1 bulan > 1 bulan - 3 bulan > 3 bulan - 6 bulan > 6 bulan - 1 tahun > 1 tahun 174.938.685 - 147.844.843 3.437.026.950 770.713.113 694.234.280 - Jumlah 174.938.685 5.049.819.186 Jumlah Perubahan penyisihan piutang ragu-ragu dari pihak ketiga adalah sebagai berikut: 2002 2001 Saldo awal tahun Penyisihan (pemulihan) selama tahun berjalan - bersih Penghapusan piutang tak tertagih 4.165.837.003 (66.711.220) (296.733.603) 16.447.623.975 4.469.916.425 (16.751.703.397) Saldo akhir tahun 3.802.392.180 4.165.837.003 Berdasarkan hasil penelaahan keadaan akun piutang masing-masing pelanggan pada akhir tahun, manajemen berpendapat bahwa penyisihan piutang ragu-ragu adalah cukup untuk menutup kemungkinan kerugian atas tidak tertagihnya piutang usaha. Ringkasan piutang usaha menurut jenis mata uang adalah sebagai berikut: 2002 2001 Pihak ketiga Dolar AS Rupiah 218.237.617.046 59.082.469.119 233.867.855.312 59.879.939.439 Sub-jumlah 277.320.086.165 293.747.794.751 Pihak yang mempunyai hubungan istimewa Dolar AS Rupiah 144.300.540 30.638.145 3.864.031.184 1.185.788.002 Sub-jumlah 174.938.685 5.049.819.186 277.495.024.850 298.797.613.937 Jumlah 18 PT ETERINDO WAHANATAMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2002 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2001 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 4. PIUTANG USAHA (lanjutan) Piutang usaha digunakan sebagai jaminan untuk pinjaman jangka pendek, hutang usance letters of credit dan pinjaman jangka panjang (lihat Catatan 13, 14 dan 18). 5. TRANSAKSI DAN SALDO DENGAN PIHAK-PIHAK YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA Hubungan dan sifat saldo akun/transaksi dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah sebagai berikut: Pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa Hubungan Sifat Saldo Akun/Transaksi • PT Petrokimia Gresik (“PKG”) Pemegang saham Anak perusahaan Penjualan, sewa tanah dan pemakaian rute jaringan pipa PWD dan fasilitas pelabuhan untuk kegiatan bongkar/muat dan penyaluran bahan baku dan produk cair PWD (lihat Catatan 27c), bantuan personalia serta penggunaan utilitas dan fasilitas lainnya. • PT Justus Kimia Raya Pemegang saham Anak perusahaan Pembelian bahan baku. • PT Inti Mutiara Kimindo Mempunyai anggota manajemen kunci yang sama Penjualan, pembelian, penggunaan fasilitas EBCI dan uang muka antar perusahaan. • PT Petro Oxo Nusantara Mempunyai anggota manajemen kunci yang sama Pembelian dan uang muka antar perusahaan. • PT Mitsui Eterindo Chemicals (“MEC”) Mempunyai anggota manajemen kunci yang sama Memberikan bantuan dalam bidang operasi dan personalia (lihat Catatan 27a), piutang yang timbul dari penjualan sebagian sistem “sea water intake” (lihat Catatan 27r) dan penggunaan fasilitas AG. • PT Pro-Intercontinental Terminals Indonesia (“Prointal”) Mempunyai anggota manajemen kunci yang sama Menyewa fasilitas “sea water intake” “normal butane piping” (lihat Catatan 27b). • PT Rishindo Multipratama (“Rishindo”) Mempunyai anggota manajemen kunci yang sama Kontraktor Anak perusahaan. • PT Nusa Buana Kimindo Mempunyai anggota manajemen kunci yang sama Uang muka antar perusahaan. • PT Intimutiara Gasindo (“IMG”) Perusahaan asosiasi Penyertaan saham, menerima dan memberikan pinjaman yang tidak dikenakan bunga. • Karyawan Karyawan Pinjaman karyawan. • Jasin Sridjaja Pemegang saham Perusahaan Piutang yang tidak dikenakan bunga. 19 dan PT ETERINDO WAHANATAMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2002 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2001 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 5. TRANSAKSI DAN SALDO DENGAN PIHAK-PIHAK YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA (lanjutan) Rincian saldo dan transaksi signifikan dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa adalah sebagai berikut: Persentase dari Jumlah Aktiva/ Kewajiban/Pendapatan atau Beban yang Bersangkutan (%) Jumlah 2002 Piutang Usaha PT Inti Mutiara Kimindo 2001 2002 2001 174.938.685 5.049.819.186 0,01 0,15 Piutang Pemegang Saham dan Hubungan Istimewa Karyawan PT Nusa Buana Kimindo PT Intimutiara Gasindo PT Mitsui Eterindo Chemicals PT Inti Mutiara Kimindo PT Petro Oxo Nusantara Lain-lain 1.653.368.450 1.124.692.152 1.050.423.600 688.926.072 85.993.260 900.130.297 1.781.183.383 3.334.692.152 1.772.768.350 1.112.352.378 1.101.109.678 7.058.325.664 1.172.195.355 0,06 0,04 0,04 0,02 0,03 0,06 0,10 0,05 0,03 0,03 0,22 0,04 Jumlah 5.503.533.831 17.332.626.960 0,19 0,53 250.000.000 250.000.000 0,01 0,01 - 5.058.492.500 - 0,16 Hutang Usaha PT Petro Oxo Nusantara PT Inti Mutiara Kimindo Lain-lain 21.633.073.531 95.040.332 44.560.912.647 9.226.964.718 202.219.891 0,66 - 1,25 0,26 - Jumlah 21.728.113.863 53.990.097.256 0,66 1,51 Hutang Lain-lain PT Pro-Intercontinental Terminals Indonesia PT Inti Mutiara Kimindo Lain-lain 1.707.571.423 106.358.701 130.070.197 1.830.156.938 1.598.191.043 621.071.361 0,05 0,01 0,05 0,04 0,02 Jumlah 1.944.000.321 4.049.419.342 0,06 0,11 Hutang Pihak yang Mempunyai Hubungan Istimewa PT Intimutiara Gasindo(“IMG”) PT Petrokimia Gresik 178.800.000.000 1.416.825.090 208.000.000.000 4.504.797.360 5,47 0,05 5,83 0,13 Jumlah 180.216.825.090 212.504.797.360 5,52 5,96 Penjualan PT Justus Sakti Raya PT Inti Mutiara Kimindo 16.871.996.810 6.394.920.244 16.445.761.204 1,28 0,48 1,36 Jumlah 23.266.917.054 16.445.761.204 1,76 1,36 Pembelian PT Petro Oxo Nusantara PT Inti Mutiara Kimindo PT Justus Kimia Raya 124.954.106.026 4.835.880.699 - 165.743.525.039 18.242.683.941 2.738.063.463 12,55 0,49 - 17,47 1,92 0,29 Jumlah 129.789.986.725 186.724.272.443 13,04 19,68 421.140.787 1.414.760.379 0,69 2,88 Penyertaan Saham PT Intimutiara Gasindo Penambahan Aktiva Tetap PT Rishindo Multipratama Gaji, upah dan kesejahteraan karyawan dari karyawan PT Petrokimia Gresik 20 PT ETERINDO WAHANATAMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2002 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2001 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 5. TRANSAKSI DAN SALDO DENGAN PIHAK-PIHAK YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA (lanjutan) Persentase dari Jumlah Aktiva/ Kewajiban/Pendapatan atau Beban yang Bersangkutan (%) Jumlah 2002 2001 1.061.415.264 6,03 8,98 871.549.239 658.248.300 667.337.484 17,40 13,13 17,57 1.529.797.539 667.337.484 30,53 17,57 323.038.008 339.297.622 11,49 14,05 65.894.287 155.320.285 0,76 2,14 3.000.000 3.000.000 0,09 0,08 Pendapatan manajemen 259.186.800 282.456.250 100,00 100,00 Pendapatan sewa 253.479.128 172.634.898 76,60 69,30 Penggantian biaya air dan listrik PT Petrokimia Gresik Beban Sewa PT Pro-Intercontinental Terminals Indonesia Lain-lain Jumlah Bahan-bahan Kimia Perbaikan dan Pemeliharaan Komunikasi 2002 2001 1.012.285.349 Ringkasan piutang pemegang saham dan hubungan istimewa dan hutang pihak yang mempunyai hubungan istimewa menurut jenis mata uang adalah sebagai berikut: 2002 2001 Piutang pemegang saham dan hubungan istimewa Dolar AS Rupiah 853.150.369 4.650.383.462 10.717.104.424 6.615.522.536 Jumlah 5.503.533.831 17.332.626.960 Hutang pihak yang mempunyai hubungan istimewa Dolar AS Rupiah 178.800.000.000 1.416.825.090 209.345.966.960 3.158.830.400 Jumlah 180.216.825.090 212.504.797.360 Dalam kegiatan usaha normal, Perusahaan dan Anak perusahaan melakukan transaksi dengan pihakpihak yang mempunyai hubungan istimewa yang dilaksanakan pada tingkat harga dan persyaratan yang sebanding untuk transaksi sejenis dengan pihak ketiga. Pinjaman, uang muka dan beban antar perusahaan dengan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa tidak dibebani bunga, tanpa jaminan dan tidak ditentukan jatuh temponya, kecuali pinjaman dari IMG sebesar AS$ 20.000.000 yang akan jatuh tempo pada bulan Juni 2004. Pada tanggal 6 Januari 2003, pinjaman dari IMG telah dikonversikan menjadi saham di PT Eterindo Nusa Graha, anak perusahaan (lihat Catatan 30a). 21 PT ETERINDO WAHANATAMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2002 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2001 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 5. TRANSAKSI DAN SALDO DENGAN PIHAK-PIHAK YANG MEMPUNYAI HUBUNGAN ISTIMEWA (lanjutan) Berdasarkan hasil penelaahan keadaan piutang hubungan istimewa, manajemen berpendapat bahwa seluruh piutang hubungan istimewa dapat tertagih, sehingga tidak diperlukan penyisihan piutang raguragu. 6. PERSEDIAAN Persediaan terdiri dari: 2002 2001 Barang jadi Barang dalam proses Bahan baku Bahan kimia dan pembantu Barang dalam perjalanan Barang dagangan 105.991.988.362 16.229.294.468 51.311.060.743 10.410.697.555 41.719.006.811 - 61.793.954.055 15.519.832.469 52.315.633.503 10.834.050.301 20.745.125.810 115.985.584 Jumlah 225.662.047.939 161.324.581.722 Barang dalam perjalanan merupakan pembelian bahan baku yang telah diterima pada bulan Januari 2003. Persediaan digunakan sebagai jaminan untuk pinjaman jangka pendek, hutang usance letters of credit dan pinjaman jangka panjang (lihat Catatan 13, 14 dan 18). Persediaan bersama dengan aktiva tetap tertentu diasuransikan terhadap risiko kerugian akibat kebakaran dan risiko kerugian lainnya, yang menurut pendapat manajemen jumlahnya memadai untuk menutup risiko tersebut (lihat Catatan 9). Berdasarkan hasil penelaahan kondisi persediaan pada akhir tahun, manajemen berpendapat bahwa tidak ada penyisihan persediaan usang dan penurunan nilai persediaan yang perlu dibentuk. 7. PAJAK DIBAYAR DI MUKA Pajak dibayar di muka terdiri dari: 2002 Pajak penghasilan Pasal 21 Pasal 22 Pasal 23 Pasal 25 Pajak pertambahan nilai Taksiran tagihan restitusi pajak Pajak penghasilan Pasal 22 Pasal 23 Pajak pertambahan nilai Jumlah 22 2001 3.521.941.153 481.327.213 20.000.000 38.711.095.184 7.452.092 2.653.696 31.685.039 4.000.000 33.967.752.576 2.945.161.535 50.630.764 8.548.874.910 4.571.061.228 85.773.066 - 54.279.030.759 38.670.377.697 PT ETERINDO WAHANATAMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2002 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2001 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 7. PAJAK DIBAYAR DI MUKA (lanjutan) Rincian ketetapan pajak atas pajak penghasilan dan pajak pertambahan nilai (“PPN”) adalah sebagai berikut: a. Perusahaan Berdasarkan Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (“SKPKB”) tanggal 23 April 2001, Perusahaan ditetapkan kurang bayar pajak penghasilan pasal 4(2) final, 21 dan 23 tahun pajak 1998 beserta dendanya dengan jumlah sebesar Rp 98.170.066 yang telah dibayar pada bulan Mei 2001. Berdasarkan Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar (“SKPLB”) tanggal 19 November 2001, Direktur Jenderal Pajak menyetujui tagihan restitusi PPN Perusahaan periode pajak Desember 1999 sebesar Rp 267.561.839 yang telah dikembalikan pada bulan Desember 2001. b. PWD Berdasarkan SKPLB tanggal 18 Januari 2001, Direktur Jenderal Pajak menyetujui tagihan restitusi PPN periode pajak Oktober 2000 dan November 2000 sebesar Rp 3.827.460.605, yang telah dikembalikan sebesar Rp 3.787.178.433 pada bulan Januari 2001, setelah dikurangi dengan restitusi PPN yang dikompensasi pada periode yang akan datang. Berdasarkan SKPLB tanggal 28 Februari 2001, Direktur Jenderal Pajak mengoreksi laba fiskal PWD tahun pajak 1999 menjadi sebesar Rp 40.737.307.151 dan menyetujui tagihan restitusi pajak penghasilan pasal 22 tahun pajak 1999 sebesar Rp 1.456.061.111, yang telah dikembalikan sebesar Rp 1.454.185.503 pada bulan Maret 2001, setelah dikurangi dengan kekurangan pembayaran pajak dan denda. Berdasarkan SKPLB tersebut, PWD juga ditetapkan kurang bayar pajak penghasilan pasal 21, 22, 23 dan PPN tahun pajak 1999 beserta dendanya dengan jumlah sebesar Rp 670.526.993 yang telah dibayar pada bulan Maret 2001. Berdasarkan SKPLB tanggal 31 Januari 2002, Direktur Jenderal Pajak mengoreksi rugi fiskal PWD tahun pajak 2000 menjadi sebesar Rp 73.261.193.480 dan menyetujui tagihan restitusi pajak penghasilan pasal 22 tahun pajak 2000 sebesar Rp 1.366.268.872 yang telah dikembalikan pada bulan Maret 2002. Berdasarkan SKPKB Tambahan tanggal 20 Februari 2002, Direktur Jenderal Pajak menyetujui tagihan restitusi PPN tahun pajak 2000 sebesar Rp 19.969.900.767. PWD telah membayar kekurangan pembayaran PPN bulan Desember 2000 beserta dendanya dengan jumlah sebesar Rp 199.683.278 pada bulan Maret 2002, setelah dikompensasi dengan tagihan restitusi PPN dari periode pajak Januari 2000 sampai dengan November 2000 yang telah disetujui pada SKPLB sebelumnya dengan jumlah sebesar Rp 20.053.021.938. Berdasarkan SKPKB tanggal 20 Februari 2002, PWD ditetapkan kurang bayar pajak penghasilan pasal 4(2) final, 21 dan 23 tahun pajak 2000 beserta dendanya dengan jumlah sebesar Rp 28.490.205 yang telah dibayar pada bulan Maret 2002. Berdasarkan Surat Ketetapan Pajak (“SKP”) tanggal 20 Februari 2002, Direktur Jenderal Pajak menyetujui tidak ada kekurangan pembayaran pajak penghasilan pasal 26 tahun pajak 2000. 23 PT ETERINDO WAHANATAMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2002 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2001 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 7. PAJAK DIBAYAR DI MUKA (lanjutan) c. ENG Berdasarkan SKPLB tanggal 30 Januari 2001, Direktur Jenderal Pajak mengoreksi rugi fiskal ENG tahun pajak 1999 sebesar Rp 27.633.933.887 menjadi laba fiskal sebesar Rp 31.200.866.431 dan menyetujui tagihan restitusi pajak penghasilan pasal 22 tahun pajak 1999 sebesar Rp 259.162.807. Berdasarkan SKPKB tanggal 30 Januari 2001, ENG juga ditetapkan kurang bayar pajak penghasilan pasal 4(2) final, 21, 23, 26 dan PPN tahun pajak 1999 beserta dendanya dengan jumlah sebesar Rp 970.070.085, yang telah dibayar pada bulan Maret 2001 setelah dikurangi dengan restitusi pajak penghasilan pasal 22 yang disetujui tersebut. ENG menerima Surat Keputusan Direktur Jenderal Pajak tanggal 3 April 2001 sehubungan dengan keberatan ENG atas SKPLB tanggal 8 Desember 1999 untuk pajak penghasilan badan tahun pajak 1998. Berdasarkan surat tersebut, rugi fiskal ENG tahun pajak 1998 sebesar Rp 20.058.482.714 telah dikoreksi menjadi Rp 209.244.919.393. Berdasarkan SKPLB tanggal 4 Maret 2002, Direktur Jenderal Pajak mengoreksi rugi fiskal ENG tahun pajak 2000 menjadi sebesar Rp 144.123.200.916 dan menyetujui tagihan restitusi pajak penghasilan pasal 22 tahun pajak 2000 sebesar Rp 301.171.853. Berdasarkan SKPKB tanggal 4 Maret 2002, ENG juga ditetapkan kurang bayar pajak penghasilan pasal 4(2) final, 21, 23 dan PPN tahun pajak 2000 beserta dendanya dengan jumlah sebesar Rp 267.567.252, dimana telah disetujui untuk dikompensasi dengan tagihan restitusi pajak penghasilan pasal 22 yang telah disetujui tersebut pada bulan Maret 2002. ENG telah menerima sisa tagihan restitusi pajak penghasilan pasal 22 yang telah disetujui tersebut pada bulan Agustus 2002. Berdasarkan SKP tanggal 4 Maret 2002, Direktur Jenderal Pajak menyetujui tidak ada kekurangan pembayaran pajak penghasilan pasal 26 tahun pajak 2000. Berdasarkan SKPLB tanggal 30 Desember 2002, Direktur Jenderal Pajak mengoreksi rugi fiskal ENG sebesar Rp 27.237.589.147 menjadi laba fiskal sebesar Rp 1.021.343.095 dan menyetujui tagihan restitusi pajak penghasilan pasal 22 tahun pajak 2001 sebesar Rp 248.487.805. Berdasarkan SKPKB tanggal 30 Desember 2002, ENG juga ditetapkan kurang bayar pajak penghasilan pasal 4(2) final, 21, 23, PPN dan BPHTB tahun pajak 2001 beserta dendanya dengan jumlah sebesar Rp 719.793.076 yang telah dibayar pada bulan Januari 2003 setelah dikurangi dengan restitusi pajak penghasilan pasal 22 yang disetujui tersebut. d. EBCI Berdasarkan SKPLB tanggal 3 Juli 2001, Direktur Jenderal Pajak mengoreksi laba fiskal EBCI tahun pajak 1999 menjadi sebesar Rp 34.390.698.345 dan menyetujui tagihan restitusi pajak penghasilan pasal 22 tahun pajak 1999 sebesar Rp 62.434.434. Berdasarkan SKPKB tanggal 3 Juli 2001, EBCI juga ditetapkan kurang bayar pajak penghasilan pasal 21, 23, 23/26 final, 26 dan PPN tahun pajak 1999 beserta dendanya dengan jumlah sebesar Rp 695.243.339, yang telah dibayar pada bulan Agustus 2001 setelah dikurangi dengan restitusi pajak penghasilan pasal 22 yang disetujui tersebut. Berdasarkan SKPLB tanggal 15 April 2002, Direktur Jenderal Pajak mengoreksi rugi fiskal EBCI tahun pajak 2000 sebesar Rp 171.400.739.483 menjadi laba fiskal sebesar Rp 4.611.531.851 dan menyetujui tagihan restitusi pajak penghasilan pasal 22 tahun pajak 2000 sebesar Rp 57.775.631. Berdasarkan SKPKB tanggal 15 April 2002, EBCI juga ditetapkan kurang bayar pajak penghasilan pasal 21, 23, 26 dan PPN tahun pajak 2000 beserta dendanya dengan jumlah sebesar Rp 1.023.884.442, yang telah dibayar pada bulan Mei 2002 setelah dikurangi dengan restitusi 24 PT ETERINDO WAHANATAMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2002 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2001 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 7. PAJAK DIBAYAR DI MUKA (lanjutan) d. EBCI (lanjutan) pajak penghasilan pasal 22 yang disetujui tersebut. Pada tanggal 11 Juli 2002, EBCI mengajukan surat keberatan kepada kantor pajak sebesar Rp 94.669.257.335, sehingga jika surat keberatan ini diterima oleh kantor pajak, rugi fiskal EBCI akan menjadi Rp 90.057.725.484 Berdasarkan SKP tanggal 15 April 2002, Direktur Jenderal Pajak menyetujui tidak ada kekurangan pembayaran pajak penghasilan pasal 4(2) final tahun pajak 2000. e. AG Berdasarkan SKPLB tanggal 31 Juli 2001, Direktur Jenderal Pajak menyetujui tagihan restitusi PPN periode pajak Desember 2000 sebesar Rp 4.078.858.051 yang telah dikembalikan pada bulan Agustus 2001. Berdasarkan SKPKB tanggal 7 Agustus 2001, AG ditetapkan kurang bayar PPN periode pajak Januari 1998 beserta dendanya dengan jumlah sebesar Rp 4.318.182 yang telah dibayar pada bulan September 2001. Berdasarkan SKP tanggal 14 Agustus 2001, Direktur Jenderal Pajak menyetujui tidak ada kekurangan pembayaran pajak penghasilan pasal 21 dan 23 tahun pajak 1995 dan 1996, pajak penghasilan pasal 21 tahun pajak 1997 dan 1998, serta pajak penghasilan pasal 4(2) final tahun pajak 1997 dan 1999. Direktur Jenderal Pajak juga menyetujui pajak penghasilan badan AG tahun pajak 1995 sebesar nihil dan mengoreksi rugi fiskal AG tahun pajak 1996, 1997 dan 1998 masingmasing menjadi sebesar nihil, Rp 9.441.979.970 dan Rp 35.235.548.396. Berdasarkan SKPLB tanggal 14 Agustus 2001, Direktur Jenderal Pajak mengoreksi laba fiskal AG tahun pajak 1999 menjadi sebesar Rp 16.482.968.497 dan menyetujui tagihan restitusi pajak penghasilan pasal 23 tahun pajak 1999 sebesar Rp 35.142.295 yang telah dikembalikan pada bulan Januari 2002. Berdasarkan SKPKB tanggal 14 Agustus 2001 dan 7 November 2001, AG ditetapkan kurang bayar pajak penghasilan pasal 23 tahun pajak 1997, pajak penghasilan pasal 4(2) final dan 23 tahun pajak 1998, pajak penghasilan pasal 21 dan 23 tahun pajak 1999 dan pajak penghasilan pasal 4(2) final dan 21 tahun pajak 2000 beserta dendanya dengan jumlah sebesar Rp 144.235.123 yang telah dibayar pada bulan September 2001 dan Desember 2001. 8. PENYERTAAN SAHAM Akun ini merupakan penyertaan saham Perusahaan pada: a. IMG dengan persentase pemilikan sebesar 5% dengan biaya perolehan sebesar Rp 250.000.000. b. ChemCross.Com, Inc. (“ChemCross”) dengan persentase pemilikan sebesar 0,64% dengan biaya perolehan sebesar Rp 792.500.000. ChemCross adalah sebuah perusahaan di bawah hukum negara bagian Delaware, Amerika Serikat. 25 PT ETERINDO WAHANATAMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2002 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2001 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 9. AKTIVA TETAP Aktiva tetap terdiri dari: 2002 Saldo Awal Penambahan dan Reklasifikasi Pengurangan dan Reklasifikasi Saldo Akhir Nilai Tercatat Pemilikan Langsung Hak atas tanah Pematangan tanah Bangunan dan prasarana Mesin, tangki dan peralatan pabrik Peralatan kantor, perabot dan perlengkapan Alat pengangkutan 31.453.626.868 2.249.996.950 94.622.490.264 1.022.511.881.668 25.197.134.078 15.677.868.634 1.564.494.825 1.637.078.900 1.112.194.232.031 13.739.903.677 1.590.417.059 163.000.000 33.753.311.368 98.859.850.910 584.090.000 31.290.626.868 3.814.491.775 62.506.257.796 2.035.846.262.789 38.937.037.755 16.684.195.693 Jumlah 1.191.712.998.462 1.130.726.126.492 133.360.252.278 2.189.078.872.676 Sewa Guna Usaha Mesin, tangki dan peralatan pabrik Alat pengangkutan 157.852.890.663 1.769.451.896 - 755.610.534 157.852.890.663 1.013.841.362 Jumlah 159.622.342.559 - 755.610.534 158.866.732.025 Aktiva dalam Penyelesaian Bangunan dan prasarana Mesin, tangki dan peralatan pabrik Peralatan kantor dan perabot 1.623.727.308 1.113.593.604.148 32.032.000.000 13.100.000 31.071.305.618 - 1.623.727.308 1.092.444.222.022 32.032.000.000 13.100.000 52.220.687.744 - Jumlah 1.147.249.331.456 31.084.405.618 1.126.099.949.330 52.233.787.744 Jumlah Nilai Tercatat 2.498.584.672.477 1.161.810.532.110 1.260.215.812.142 2.400.179.392.445 Akumulasi Penyusutan Pemilikan Langsung Pematangan tanah Bangunan dan prasarana Mesin, tangki dan peralatan pabrik Peralatan kantor. perabot dan perlengkapan Alat pengangkutan 527.752.293 18.674.917.921 129.422.183.044 15.769.484.204 13.338.489.904 184.205.861 4.805.321.007 79.037.367.062 3.078.613.724 1.460.329.721 3.539.910.848 1.042.006.014 512.523.333 711.958.154 19.940.328.080 207.417.544.092 18.848.097.928 14.286.296.292 Jumlah 177.732.827.366 88.565.837.375 5.094.440.195 261.204.224.546 Sewa Guna Usaha Mesin, tangki dan peralatan pabrik Alat pengangkutan 40.552.138.448 482.584.894 8.680.914.307 282.096.536 302.021.029 49.233.052.755 462.660.401 Jumlah 41.034.723.342 8.963.010.843 302.021.029 49.695.713.156 218.767.550.708 97.528.848.218 5.396.461.224 310.899.937.702 Jumlah Akumulasi Penyusutan Nilai Buku 2001 Nilai Tercatat Pemilikan Langsung Hak atas tanah Pematangan tanah Bangunan dan prasarana Mesin, tangki dan peralatan pabrik Peralatan kantor, perabot dan perlengkapan Alat pengangkutan 2.279.817.121.769 Saldo Awal 2.089.279.454.743 Penambahan dan Reklasifikasi Pengurangan dan Reklasifikasi Saldo Akhir 31.363.030.868 2.217.800.700 94.128.118.658 993.285.478.935 13.917.838.762 15.033.806.361 88.096.000 34.696.250 494.371.606 38.703.435.754 1.879.140.295 996.227.273 68.363.000 8.515.000 352.165.000 31.451.126.868 2.252.496.950 94.622.490.264 1.031.920.551.689 15.788.464.057 15.677.868.634 1.149.946.074.284 42.195.967.178 429.043.000 1.191.712.998.462 Sewa Guna Usaha Mesin, tangki dan peralatan pabrik Alat pengangkutan 157.572.858.745 1.276.110.534 280.031.918 570.841.362 77.500.000 157.852.890.663 1.769.451.896 Jumlah 158.848.969.279 850.873.280 77.500.000 159.622.342.559 Jumlah 26 PT ETERINDO WAHANATAMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2002 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2001 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 9. AKTIVA TETAP (lanjutan) 2001 Saldo Awal Penambahan dan Reklasifikasi Pengurangan dan Reklasifikasi Saldo Akhir Aktiva dalam Penyelesaian Bangunan dan prasarana Mesin, tangki dan peralatan pabrik Peralatan kantor, perabot dan perlengkapan 1.759.837.808 772.335.489.636 - 362.079.077.299 32.032.000.000 136.110.500 20.820.962.787 - 1.623.727.308 1.113.593.604.148 32.032.000.000 Jumlah 774.095.327.444 394.111.077.299 20.957.073.287 1.147.249.331.456 2.082.890.371.007 437.157.917.757 21.463.616.287 2.498.584.672.477 415.830.711 13.943.653.733 97.968.868.932 9.070.057.601 11.914.787.746 111.921.582 4.731.264.188 36.423.905.523 1.756.034.215 1.715.737.742 20.528.940 6.670.083 292.035.584 527.752.293 18.674.917.921 134.372.245.515 10.819.421.733 13.338.489.904 133.313.198.723 44.738.863.250 319.234.607 177.732.827.366 Sewa Guna Usaha Mesin, tangki dan peralatan pabrik Alat pengangkutan 30.776.829.330 171.164.226 9.775.309.118 346.295.668 34.875.000 40.552.138.448 482.584.894 Jumlah 30.947.993.556 10.121.604.786 34.875.000 41.034.723.342 164.261.192.279 54.860.468.036 354.109.607 218.767.550.708 Jumlah Nilai Tercatat Akumulasi Penyusutan Pemilikan Langsung Pematangan tanah Bangunan dan prasarana Mesin, tangki dan peralatan pabrik Peralatan kantor, perabot dan perlengkapan Alat pengangkutan Jumlah Jumlah Akumulasi Penyusutan Nilai Buku 1.918.629.178.728 2.279.817.121.769 Pada tahun 2002 dan 2001, penyusutan dibebankan pada akun-akun berikut: 2002 2001 Beban pokok penjualan Beban penjualan Beban umum dan administrasi 88.481.103.282 241.079.568 4.056.258.341 49.997.250.498 277.676.214 4.550.666.324 Jumlah 92.778.441.191 54.825.593.036 Aktiva tetap dan persediaan diasuransikan terhadap risiko kerugian akibat kebakaran dan risiko kerugian lainnya berdasarkan suatu paket polis tertentu dengan nilai pertanggungan sebesar AS$ 262.932.080. Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutup kemungkinan kerugian atas aktiva tetap dan persediaan yang dipertanggungkan terhadap risiko kebakaran dan risiko kerugian lainnya. Anak perusahaan telah memperoleh sertifikat Hak Guna Bangunan (“HGB”) dan Hak Milik (“HM”) atas tanah yang dimiliki sebagai berikut: Nomor HGB dan HM Tanggal berakhir PWD HGB No. 4/Gresik, Jawa Timur HGB No. 9/Gresik, Jawa Timur HGB No. 16/Gresik, Jawa Timur HGB No. 1832/Surabaya, Jawa Timur 12 Maret 2005 13 Maret 2005 12 Januari 2007 25 Juli 2021 27 PT ETERINDO WAHANATAMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2002 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2001 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 9. AKTIVA TETAP (lanjutan) Nomor HGB dan HM Tanggal berakhir AG HGB No. 53/Serang, Jawa Barat HGB No. 54/Serang, Jawa Barat 24 September 2027 24 September 2027 EBCI HGB No. 4/Tangerang, Jawa Barat HM No. 87/Tangerang, Jawa Barat HM No. 89/Tangerang, Jawa Barat HM No. 99/Tangerang, Jawa Barat HM No. 103/Tangerang, Jawa Barat HM No. 107/Tangerang, Jawa Barat HM No. 126-128/Tangerang, Jawa Barat HM No. 192-198/Tangerang, Jawa Barat HM No. 220/Tangerang, Jawa Barat HM No. 222/Tangerang, Jawa Barat HM No. 224/Tangerang, Jawa Barat HM No. 311/Tangerang, Jawa Barat HM No. 382-410/Tangerang, Jawa Barat HM No. 461/Tangerang, Jawa Barat HM No. 462/Tangerang, Jawa Barat 2 September 2015 - ENG HGB No. 2/Gresik, Jawa Timur HGB No. 3/Gresik, Jawa Timur HGB No. 4/Gresik, Jawa Timur HGB No. 73/Gresik, Jawa Timur HGB No. 74/Gresik, Jawa Timur HGB No. 78/Gresik, Jawa Timur HGB No. 80/Gresik, Jawa Timur HGB No. 82/Gresik, Jawa Timur HGB No. 131/Gresik, Jawa Timur HGB No. 132/Gresik, Jawa Timur 24 September 2024 24 September 2024 24 September 2024 13 Maret 2005 12 Januari 2007 13 Maret 2005 12 Januari 2007 13 April 2024 13 Maret 2005 12 Januari 2007 Manajemen berkeyakinan bahwa sertifikat HGB di atas dapat diperpanjang pada saat masa berlakunya berakhir. HM No. 87, 89, 99, 103, 107, 126 - 128, 192 - 198, 220, 222, 224, 311, 382 - 410, 461, 462 seluas 137.105,88 m2 di Tangerang masih atas nama Jasin Sridjaja dan Sudiharto Sridjaja dan sedang dalam proses balik nama ke dalam nama Anak perusahaan. Aktiva tetap tertentu digunakan sebagai jaminan untuk pinjaman jangka pendek, hutang usance letters of credit dan pinjaman jangka panjang (lihat Catatan 13, 14 dan 18). Mulai bulan Juni 2001, EBCI menghentikan produksi Plasticizers dan sedang dalam proses konversi dan modifikasi mesin dan peralatan pabrik yang akan digunakan untuk memproduksi bahan Kimia Khusus (Solution Acrylic, Phenolic Resin dan Amino Resin) (lihat Catatan 27l). 28 PT ETERINDO WAHANATAMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2002 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2001 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 9. AKTIVA TETAP (lanjutan) Rincian aktiva dalam penyelesaian pada tanggal 31 Desember 2002 dan 2001 adalah sebagai berikut: Persentase penyelesaian (%) 2002 Bangunan dan prasarana Pembangunan pabrik PA Plant III PWD Mesin, tangki dan peralatan pabrik Konversi dan modifikasi mesin dan peralatan pabrik EBCI (lihat Catatan 27l) Proyek pendayagunaan uap PWD Pembangunan pabrik PA Plant III PWD Peralatan kantor, perabot dan perlengkapan Perencanaan sistem informasi EBCI dan penilaian kebutuhan pemakai sampai dengan pelaksanaan (lihat Catatan 27k) 2001 Akumulasi Biaya 2002 2001 Estimasi Penyelesaian/ Tanggal Penyelesaian - 100 - 1.587.107.325 Februari 2002 90,50 50,00 - 42,06 100 51.529.784.654 645.903.090 - 23.949.898.105 1.084.953.002.303 Mei 2003 Mei 2003 Februari 2002 - 80 - 32.032.000.000 58.100.000 4.727.323.723 52.233.787.744 1.147.249.331.456 Lain-lain (lihat Catatan 27i) Jumlah Dihentikan Pada tanggal 31 Mei 2002, proyek sistem informasi EBCI telah diakhiri dengan persetujuan bersama dengan pihak kontraktor (lihat Catatan 27k). Penambahan aktiva tetap termasuk: • Kapitalisasi rugi selisih kurs ke aktiva dalam penyelesaian sebesar Rp 31.743.209.214 pada tahun 2001. • Kapitalisasi beban bunga ke aktiva dalam penyelesaian sebesar Rp 2.936.782.732 dan Rp 84.389.895.965 masing-masing pada tahun 2002 dan 2001. • Reklasifikasi aktiva sewa guna usaha ke akun aktiva tetap yang bersangkutan dengan nilai tercatat sebesar Rp 755.610.534 dan Rp 77.500.000 masing-masing pada tahun 2002 dan 2001, dan akumulasi penyusutannya sebesar Rp 302.021.029 dan Rp 34.875.000 masing-masing pada tahun 2002 dan 2001. • Reklasifikasi aktiva dalam penyelesaian ke akun aktiva tetap yang bersangkutan sebesar Rp 1.093.209.120.093 dan Rp 20.957.073.287 masing-masing pada tahun 2002 dan 2001. • Reklasifikasi mesin dan peralatan yang tidak digunakan dalam operasi dari akun aktiva lain-lain ke akun aktiva tetap yang bersangkutan sebesar Rp 13.689.456.455 pada tahun 2001. Pengurangan aktiva tetap termasuk: • Penghapusan aktiva tetap sebesar Rp 98.192.816.256 pada tahun 2002 (lihat Catatan 10). • Penghapusan aktiva dalam penyelesaian sebesar Rp 24.682.310.540 pada tahun 2002 (lihat Catatan 27i dan 27k). • Pengkreditan laba selisih kurs ke aktiva dalam penyelesaian sebesar Rp 9.655.406.078 yang merupakan penyesuaian atas rugi selisih kurs yang telah dikapitalisasi tahun-tahun sebelumnya. Manajemen Perusahaan dan Anak perusahaan berpendapat bahwa tidak terdapat kejadian-kejadian atau perubahan-perubahan keadaan yang mengindikasikan bahwa nilai tercatat aktiva tetap tidak dapat dipulihkan. 29 PT ETERINDO WAHANATAMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2002 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2001 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 10. AKTIVA YANG TIDAK DIGUNAKAN DALAM OPERASI Aktiva yang tidak digunakan dalam operasi terdiri dari: 2002 2001 Pembangunan Pabrik PVA/AA milik AG Lain-lain 357.997.300 131.187.320.765 357.997.300 Jumlah 357.997.300 131.545.318.065 Pembangunan pabrik Polyvinyl Alcohol/Acetic Acid (“PVA/AA”) AG Pada tanggal 16 Desember 1996, AG mengadakan kontrak dengan pemasok asing untuk penyediaan dan pengadaan peralatan dan bahan-bahan yang diperlukan untuk pembangunan Pabrik PVA dan AA di Merak, Jawa Barat dan dengan kontraktor lokal untuk melaksanakan pemancangan, pemasangan, pembangunan, uji coba dan jasa start-up Pabrik PVA dan AA di Merak, Jawa Barat, dengan biaya kontrak masing-masing sebesar AS$ 75.200.000 dan AS$ 24.800.000. Pada tanggal 6 Agustus 1998, kontrak dengan pemasok asing dan kontraktor lokal diakhiri dengan persetujuan bersama. Pada tanggal berakhirnya kontrak, jumlah yang telah dibayar sebesar AS$ 36.500.000. Dalam perjanjian penghentian tersebut, AG dan pemasok asing setuju bahwa jumlah pekerjaan yang dilakukan berdasarkan kontrak adalah sebesar AS$ 38.080.000. Jumlah sebesar AS$ 1.580.000 telah dibayar pada tahun 2000 dan disajikan sebagai bagian dari akun “Aktiva Lain-lain - Aktiva yang Tidak Digunakan dalam Operasi” pada neraca konsolidasi. Pada tanggal 25 September 1998, AG mengadakan kontrak dengan pemasok asing lainnya, untuk penyediaan dan pengadaan mesin, peralatan dan bahan-bahan untuk Pabrik PVA/AA dan dengan kontraktor lokal lainnya untuk jasa konsultasi dan manajemen proyek, pembangunan, pemancangan dan pekerjaan pemasangan untuk Pabrik PVA/AA, tangki dan utilitas, pengawasan untuk pembangunan, pemancangan, uji coba dan jasa start-up Pabrik dengan jumlah biaya kontrak masingmasing sebesar AS$ 78.700.000 dan AS$ 24.800.000, sesuai dengan jadwal pembayaran kontrak. Kontrak dengan pemasok asing ini akan menggantikan kontrak dengan pemasok asing sebelumnya seperti yang telah dijelaskan pada paragraf pertama di atas. Dari jumlah biaya kontrak sebesar AS$ 78.700.000, AG telah membayar sebesar AS$ 36.500.000 kepada pemasok asing sebelumnya. Dengan demikian, AG hanya membayar sisa saldo kontrak sebesar AS$ 42.200.000. Tidak ada pekerjaan yang dilaksanakan atas kontrak tersebut. Pada tanggal 31 Desember 2001, jumlah yang telah dibayar atas kontrak tersebut, setelah dikurangi dengan pengalihan sebagian mesin dan peralatan sebesar AS$ 10.965.000 ke Proyek Specialty Plasticizers (“SP”) AG, sebesar AS$ 25,535,000 yang disajikan sebagai bagian dari akun “Aktiva Lain-lain - Aktiva yang Tidak Digunakan dalam Operasi” pada neraca konsolidasi. Pada tanggal 28 November 2002, AG mengadakan Perjanjian Penghentian dan Penyelesaian dengan kontraktor lokal untuk kontrak jasa konsultasi dan manajemen proyek, pembangunan, pemancangan dan pemasangan. Dalam perjanjian ini, AG dan kontraktor lokal sepakat dengan persetujuan bersama untuk menghentikan proyek dan menyelesaikan hak dan kewajiban di dalam kontrak karena proyek telah tertunda lebih dari empat tahun dan uang muka kontrak belum dibayarkan oleh AG kepada kontraktor lokal. Pada tanggal 28 November 2002, AG mengadakan Perjanjian Penghentian dan Penyelesaian dengan pemasok asing untuk kontrak penyediaan dan pengadaan. AG dan pemasok asing, dengan persetujuan bersama sepakat untuk menghentikan proyek dan menyelesaikan hak dan kewajiban di dalam kontrak karena proyek telah tertunda lebih dari empat tahun dan letter of credit untuk 30 PT ETERINDO WAHANATAMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2002 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2001 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 10. AKTIVA YANG TIDAK DIGUNAKAN DALAM OPERASI (lanjutan) pembayaran kontrak tidak dapat dikeluarkan oleh bank pemberi dana AG dan pemasok asing tidak dapat melanjutkan dan melaksanakan pembangunan proyek. Jumlah pembayaran atas kontrak ini sebesar AS$ 36.500.000 dimana AS$ 10.965.000 (merupakan biaya perolehan mesin dan peralatan tertentu) dialihkan ke Proyek SP AG pada tahun 2000. Sisa sebesar AS$ 27.115.000 (setara dengan Rp 131.187.320.765), yang merupakan uang muka untuk pembelian peralatan dan rancang bangun dihapus dan dicatat sebagai bagian “Pendapatan (Beban) Lain-lain” dalam laporan laba rugi konsolidasi. Lebih lanjut, setelah pekerjaan modifikasi dan analisa proses produksi, AG memutuskan bahwa mesin dan peralatan yang dahulu dialihkan dari Proyek PVA/AA kepada Proyek SP tidak dapat digunakan di dalam Proyek SP karena mesin dan peralatan tersebut tidak dapat memaksimalisasi produksi. Dengan demikian, jumlah biaya perolehan sebesar AS$ 13.152.629,80 (setara dengan Rp 78.734.724.466) dan biaya pinjaman yang telah dikapitalisasi sebelumnya sebesar Rp 19.458.091.790, dihapus dan dicatat sebagai bagian “Pendapatan (Beban) Lain-lain” dalam laporan laba rugi konsolidasi tahun 2002. Penghapusan aktiva tersebut di atas telah mendapatkan persetujuan para pemegang saham AG berdasarkan keputusan rapat pemegang saham tanggal 16 Desember 2002. 11. BEBAN DITANGGUHKAN Rincian akun ini adalah sebagai berikut: 2002 Biaya perolehan Akumulasi amortisasi Jumlah 2001 54.702.847.873 (13.042.030.427) 63.210.438.254 (18.561.484.921) 41.660.817.446 44.648.953.333 Beban ditangguhkan timbul dari: a. Biaya perolehan penyediaan proses teknologi baru, formula baru, dan pengembangan formula yang ada serta modifikasi peralatan pabrik synthetic resins dan plasticizers EBCI di Cikupa, Tangerang, Jawa Barat, dengan harga kontrak sebesar AS$ 1.275.000 (Rp 1.882.620.833) dengan Rhisindo, pihak yang mempunyai hubungan istimewa. Biaya perolehan kontrak ini diamortisasi selama 15 tahun sejak tahun 1998. b. Biaya perolehan penyediaan formula untuk pabrik EBCI dalam memproduksi Alkyd, Amino Resins dan Synthetic Latex Emulsion dengan jumlah harga kontrak sebesar AS$ 2.705.500 (Rp 30.361.275.000) dengan Wacker Engineering Limited, Hongkong. Biaya perolehan kontrak ini diamortisasi selama 13 tahun sejak tahun 2000. c. Biaya-biaya yang terjadi sehubungan dengan pemakaian areal PKG untuk rute jaringan pipa PWD masing-masing sebesar Rp 790.206.300 pada tahun 2002 dan 2001 dan pemakaian fasilitas pelabuhan PKG untuk kegiatan bongkar/muat dan penyaluran bahan baku dan produk cair PWD dengan jumlah biaya perolehan sebesar Rp 2.322.883.350 pada tahun 2001. Biaya perolehan ini diamortisasi masing-masing dengan menggunakan metode garis lurus selama empat (4) tahun sejak tahun 1999 dan berdasarkan jumlah kuantitas bongkar/muat dan penyaluran bahan baku dan produk cair PWD sejak tahun 1999 (lihat Catatan 27c). 31 PT ETERINDO WAHANATAMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2002 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2001 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 11. BEBAN DITANGGUHKAN (lanjutan) d. Biaya bahan kimia tertentu yang digunakan dalam proses produksi PWD yang mempunyai masa manfaat selama empat (4) tahun dengan jumlah biaya perolehan masing-masing sebesar Rp 21.668.745.740 dan Rp 27.853.452.771 pada tahun 2002 dan 2001, ditangguhkan dan diamortisasi dengan menggunakan metode garis lurus selama empat (4) tahun. Manajemen berpendapat bahwa tidak terdapat kejadian-kejadian atau perubahan-perubahan keadaan yang mengindikasikan bahwa nilai tercatat beban ditangguhkan tidak dapat dipulihkan. Beban amortisasi yang dibebankan ke usaha sebesar Rp 9.954.981.349 dan Rp 10.061.690.138 masing-masing pada tahun 2002 dan 2001 dan disajikan sebagai bagian dari akun “Beban Pokok Penjualan” pada laporan laba rugi konsolidasi. 12. SELISIH LEBIH BIAYA PEROLEHAN ATAS NILAI WAJAR PEROLEHAN AKTIVA BERSIH Akun “Selisih Lebih Biaya Perolehan atas Nilai Wajar Perolehan Aktiva Bersih” berasal dari perolehan 63% pemilikan saham di PWD pada tanggal 19 September 1994. Beban amortisasi sebesar Rp 86.417.302 pada tahun 2002 dan 2001 dicatat sebagai bagian dari akun “Penghasilan (Beban) Lain-lain” pada laporan laba rugi konsolidasi. Perubahan selisih lebih biaya perolehan atas nilai wajar perolehan aktiva bersih adalah sebagai berikut: 2002 Jumlah bruto 2001 1.728.346.039 1.728.346.039 Akumulasi amortisasi Saldo awal tahun Amortisasi selama tahun berjalan 626.525.439 86.417.302 540.108.137 86.417.302 Saldo akhir tahun 712.942.741 626.525.439 1.015.403.298 1.101.820.600 Nilai Buku Manajemen berpendapat bahwa tidak terdapat kejadian-kejadian atau perubahan-perubahan keadaan yang mengindikasikan bahwa nilai tercatat selisih lebih biaya perolehan atas nilai wajar perolehan aktiva bersih tidak dapat dipulihkan. 13. PINJAMAN JANGKA PENDEK Rincian akun ini adalah sebagai berikut: 2002 PT Bank Mandiri (Persero) Kredit modal kerja (AS$ 2.600.000 pada tahun 2002) Kreditur Club-deal Buxton Developments Limited (AS$ 1.650.000 pada tahun 2002 dan AS$ 5.250.000 pada tahun 2001) Cross Asset Group Limited (AS$ 1.650.000 pada tahun 2002 dan AS$ 5.250.000 pada tahun 2001) 32 2001 23.244.000.000 - 14.751.000.000 54.600.000.000 14.751.000.000 54.600.000.000 PT ETERINDO WAHANATAMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2002 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2001 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 13. PINJAMAN JANGKA PENDEK (lanjutan) 2002 Asset World Resources Limited (AS$ 1.100.000 pada tahun 2002 dan AS$ 3.500.000 pada tahun 2001) Medilink Resources Limited (AS$ 550.000 pada tahun 2002 dan AS$ 1.750.000 pada tahun 2001) Costpro Investments Limited (AS$ 550.000 pada tahun 2002 dan AS$ 1.750.000 pada tahun 2001) Badan Penyehatan Perbankan Nasional - eks pinjaman dari PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (AS$ 35.406.562 dan Rp 20.000.000.000 pada tahun 2001) Standard Chartered Bank Cerukan (AS$ 17.781.660 pada tahun 2001) PT Bank DBS Indonesia Pinjaman revolving (AS$ 5.000.000 pada tahun 2001) The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Ltd. Pinjaman revolving (AS$ 611.800 pada tahun 2001) Cerukan (AS$ 102.893 pada tahun 2001) PT Bank Mizuho Indonesia Pinjaman revolving (AS$ 700.000 pada tahun 2001) Jumlah 2001 9.834.000.000 36.400.000.000 4.917.000.000 18.200.000.000 4.917.000.000 18.200.000.000 - 388.228.241.065 - 184.929.261.296 - 52.000.000.000 - 6.362.720.000 1.070.087.824 - 7.280.000.000 72.414.000.000 821.870.310.185 a. PT Bank Mandiri (Persero) (“BM”) Pinjaman ini merupakan fasilitas modal kerja yang diperoleh dari BM (lihat Catatan 18b). b. Badan Penyehatan Perbankan Nasional - eks pinjaman dari PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Pada tahun 2001, ini merupakan saldo fasilitas usance letters of credit yang diperoleh PWD (untuk mengimpor bahan baku) dan ENG (untuk mengimpor mesin dan peralatan pabrik serta bahan baku) dari PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, Jakarta (“BNI”). Pada bulan Maret 2000, BNI telah mengalihkan seluruh pinjaman bank jangka pendek PWD dan ENG yang diperoleh dari BNI kepada Badan Penyehatan Perbankan Nasional (“BPPN”). Dengan demikian, seluruh proses restrukturisasi pinjaman yang sedang berjalan diatur selanjutnya dengan BPPN. Tingkat suku bunga yang digunakan oleh PWD dan ENG untuk menghitung beban bunga selama proses restrukturisasi dengan BPPN (sejak bulan Maret 2000) adalah sebesar 10% dan 18% per tahun masing-masing untuk pinjaman dalam mata uang Dolar AS dan mata uang Rupiah. Tingkat suku bunga yang digunakan didasarkan pada Keputusan Komite Kebijakan Sektor Keuangan No. Kep.02/K.KKSK/12/2000 tanggal 12 Desember 2000 mengenai “Kebijakan Penyehatan Perbankan dan Restrukturisasi Utang Perusahaan Berdasarkan Hasil Rapat Komite Kebijakan Sektor Keuangan tanggal 12 Desember 2000”, dimana perhitungan kembali bunga dihitung dengan menggunakan tingkat suku bunga sebesar 10% dan 18% per tahun, masing-masing untuk pinjaman dalam mata uang Dolar AS dan mata uang Rupiah, sejak tanggal menunggak sampai tanggal penandatanganan Memorandum of Understanding atau Perjanjian Kredit. Fasilitas pinjaman ini dijamin dengan aktiva bergerak dan tidak bergerak termasuk proyek yang dibiayai dengan fasilitas kredit, hak atas tanah termasuk bangunan, mesin dan peralatan pabrik, piutang, persediaan dan jaminan perusahaan dari EBCI dan IMG, jaminan pribadi dari 33 PT ETERINDO WAHANATAMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2002 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2001 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 13. PINJAMAN JANGKA PENDEK (lanjutan) b. Badan Penyehatan Perbankan Nasional - eks pinjaman dari PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (lanjutan) Sudiharto Sridjaja, Hadiran Sridjaja dan Jasin Sridjaja dan hasil klaim asuransi serta jaminan yang sama dengan jaminan fasilitas kredit investasi PWD (lihat Catatan 18b). Pada tanggal 14 November 2002, BPPN telah mengalihkan seluruh piutangnya (pinjaman jangka pendek, hutang usance letters of credit dan pinjaman jangka panjang) pada PWD dan ENG kepada suatu konsorsium yang terdiri dari PT Bank Mandiri (Persero) dan PT Batavia Prosperindo Sekuritas (lihat Catatan 14a dan 18b). c. Standard Chartered Bank / Korea Asean Investment Group Co. Ltd. / Wellington Capital Investment Corporation Pinjaman ini merupakan kombinasi fasilitas impor, “bills discounting”, pinjaman “equivalent risk”, fasilitas “treasury” dan cerukan PWD yang telah diperbaharui dan telah berakhir pada tanggal 8 April 1999 dan tidak diperbaharui oleh PWD dengan Standard Chartered Bank (“SCB”). Fasilitas ini dijamin dengan piutang, persediaan yang dibiayai oleh fasilitas pinjaman, jaminan perusahaan dari PT Eterindo Inti Utama dan ENG, jaminan pribadi dari Sudiharto Sridjaja, Hadiran Sridjaja, Hadisan Sridjaja dan Jasin Sridjaja serta hasil klaim asuransi. SCB telah mengalihkan sebagian pinjaman ini kepada PT Sucorinvest Central Gani yang kemudian dialihkan kepada Korea Asean Investment Group Co. Ltd. (“KAI”), sebuah perusahaan yang didirikan di British Virgin Islands pada tanggal 28 Mei 2002. Saldo pokok pinjaman dan bunga masih harus dibayar masing-masing sebesar Rp 83.140.732.868 (AS$ 9.389.129) dan Rp 59.186.951.231 (AS$ 6.684.015) pada tanggal pengalihan kepada KAI. Berdasarkan Surat Konfirmasi dari KAI kepada PWD tanggal 8 November 2002, KAI mengkonfirmasikan bahwa saldo pinjaman sebesar AS$ 15.485.298,07 (“Jumlah yang Dialihkan”) pada tanggal 28 Mei 2002 dan akan diselesaikan sejumlah AS$ 3.455.353,40 paling lambat tanggal 31 Maret 2003 dan sisanya akan dikonversikan menjadi saham pada PWD paling lambat tanggal 31 Desember 2003. Pinjaman ini diklasifikasikan sebagai pinjaman jangka panjang di dalam neraca konsolidasi tahun 2002 karena pinjaman ini akan dilunasi melalui pinjaman jangka panjang (pinjaman BM, lihat Catatan 18b) dan ekuitas (lihat Catatan 18b). Pinjaman ini tidak dikenakan bunga. SCB telah mengalihkan sebagian lain pinjaman ini kepada Bank of America N.A. yang kemudian dialihkan kepada PT Batavia Prosperindo Sekuritas dan lebih lanjut kepada Wellington Capital Investment Corporation (“WCI”), sebuah perusahaan yang didirikan di British Virgin Island pada tanggal 20 Desember 2002. Saldo pokok pinjaman dan bunga masih harus dibayar masingmasing sebesar Rp 17.754.000.000 (AS$ 2.000.000) dan Rp 2.584.834.243 (AS$ 291.183) pada tanggal pengalihan kepada WCI. Berdasarkan Surat Konfirmasi dari WCI kepada PWD tanggal 23 Desember 2002, WCI mengkonfirmasikan bahwa saldo pinjaman sebesar AS$ 2.094.516,64 pada tanggal 20 Desember 2002 akan diselesaikan sejumlah AS$ 793.765,21 paling lambat tanggal 31 Maret 2003 dan sisanya akan dikonversikan menjadi saham pada PWD paling lambat tanggal 31 Desember 2003. Pinjaman ini diklasifikasikan sebagai pinjaman jangka panjang di dalam neraca konsolidasi tahun 2002 karena pinjaman ini akan dilunasi melalui pinjaman jangka panjang (pinjaman BM, lihat Catatan 18b) dan ekuitas (lihat Catatan 18b). Pinjaman ini tidak dikenakan bunga. 34 PT ETERINDO WAHANATAMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2002 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2001 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 13. PINJAMAN JANGKA PENDEK (lanjutan) c. Standard Chartered Bank / Korea Asean Investment Group Co. Ltd. / Wellington Capital Investment Corporation (lanjutan) Pinjaman ini dikenakan bunga tahunan berkisar antara 10,00% sampai dengan 17,61% pada tahun 2001 dan sampai tanggal pengalihannya. Pada tanggal 25 November 2002, PWD telah menyelesaikan AS$ 4.249.118,61 dari pinjaman (jatuh tempo pada bulan Maret 2003) dengan menggunakan dana fasilitas Tranche - C dari BM (lihat Catatan 18b). Selisih lebih nilai tercatat pinjaman atas jumlah yang terhutang kepada KAI dan WCI masingmasing sebesar AS$ 457.280 (setara dengan Rp 4.049.217.676) dan AS$ 122.073 (setara dengan Rp 1.083.645.661) diakui sebagai laba pada tahun 2002 dan disajikan sebagai bagian pos luar biasa pada laporan laba rugi konsolidasi tahun 2002. d. Kreditur Club-deal Pada tanggal 24 April 2001, Perusahaan memperoleh fasilitas pinjaman secara bersama (clubdeal loan facility) sebesar AS$ 17,5 juta dari lima (5) kreditur (Kreditur “Club-deal” yang terdiri dari Asset World Resources Limited, Cross Asset Group Limited, Buxton Developments Limited, Medilink Resources Limited dan Costpro Investments Limited), yang didirikan di British Virgin Islands. Fasilitas pinjaman tersebut terdiri dari lima (5) Perjanjian Fasilitas yang terpisah, dimana Asset World Resources Limited bertindak sebagai agen penanggung jawab (security agent). Dana dari fasilitas tersebut sebesar AS$ 12,5 juta akan digunakan untuk membiayai penyelesaian Pabrik PA III PWD di Gresik, Jawa Timur dan sisanya sebesar AS$ 5 juta akan digunakan untuk membiayai pengembangan usaha EBCI, khususnya untuk memodernisasi peralatan produksi yang digunakan untuk menghasilkan bahan Kimia Khusus (Specialty Chemicals). Penyaluran jumlah fasilitas kepada PWD dan EBCI tersebut dilakukan berdasarkan Perjanjian Pinjaman Antar Perusahaan secara terpisah pada tanggal yang sama dengan tanggal Perjanjian Fasilitas. Fasilitas pinjaman ini dikenakan suku bunga sebesar 3% di atas SIBOR per tahun. Seluruh saldo pinjaman tersebut akan jatuh tempo pada tanggal 24 April 2003, dan dapat diperpanjang kembali untuk dua belas (12) bulan kemudian dengan persetujuan tertulis dari para kreditur. Fasilitas pinjaman tersebut dijamin oleh saham PWD dan saham EBCI yang dimiliki Perusahaan, saham ENG yang dimiliki EBCI dan IMG, saham AG yang dimiliki Perusahaan, Hadiran Sridjaja, Jasin Sridjaja dan Hadisan Sridjaja, saham PT Eterindo Anugerah Prakarsa yang dimiliki Hadiran Sridjaja, Hadisan Sridjaja dan Sudiharto Sridjaja, kuasa hukum yang tidak dapat dibatalkan atas hak suara antara para kreditur dan Perusahaan, EBCI, IMG, Hadiran Sridjaja, Hadisan Sridjaja, Jasin Sridjaja dan Sudiharto Sridjaja, pengakuan hutang antara para kreditur dan Perusahaan, kuasa hukum untuk melakukan perubahan atas pengakuan hutang antara para kreditur dan Perusahaan, jaminan pribadi dari Hadiran Sridjaja, Hadisan Sridjaja, Jasin Sridjaja, Sudiharto Sridjaja dan Ny. Mulyana Srijaya Tjan, jaminan perusahaan dari PT Eterindo Intiutama (“EIU”) dan perjanjian pembagian jaminan antara para kreditur dan Perusahaan. Setelah perjanjian tersebut dilaksanakan, Perusahaan setuju antara lain, untuk segera menginformasikannya kepada BAPEPAM dan masyarakat melalui Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya serta memperoleh persetujuan dari kreditur PWD, EBCI, ENG, AG, EIU dan pemegang obligasi mayoritas IMG. Perusahaan telah menginformasikan perjanjian tersebut kepada BAPEPAM, Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya. Akan tetapi pada tanggal 25 April 2003, Perusahaan belum memperoleh persetujuan dari seluruh kreditur tersebut. 35 PT ETERINDO WAHANATAMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2002 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2001 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 13. PINJAMAN JANGKA PENDEK (lanjutan) d. Kreditur Club-deal (lanjutan) Berdasarkan Perjanjian Fasilitas tersebut, hal ini merupakan suatu pelanggaran perjanjian (event of default) yang akan memberikan hak kepada para kreditur untuk menyatakan seluruh jumlah saldo hutang tersebut jatuh tempo dan dilunasi dengan segera, mengeksekusi dokumen jaminan atau mengkonversi jumlah fasilitas pinjaman menjadi saham baru Perusahaan. Pada tanggal 24 April 2003, Perusahaan telah memperpanjang fasilitas pinjaman secara bersama yang akan jatuh tempo pada tanggal 24 April 2004. Pada tanggal 6 Maret 2002, Perusahaan, PWD, EBCI dan Kreditur Club-deal mengadakan Perjanjian Tambahan atas lima (5) Perjanjian Fasilitas yang terpisah untuk perubahan pembayaran bunga. Berdasarkan Perjanjian Tambahan ini, Kreditur Club-deal menyetujui PWD dan EBCI untuk melakukan pembayaran bunga langsung kepada mereka. Perjanjian Tambahan ini merupakan bagian yang integral dan tidak terpisahkan dari Perjanjian Fasilitas dan Perjanjian Pinjaman Antar Perusahaan. Bunga yang jatuh tempo tersebut telah dibayar PWD dan EBCI pada bulan Maret 2002. e. PT Bank DBS Indonesia / WCI Pada tahun 2001, pinjaman ini merupakan saldo fasilitas pinjaman revolving jangka pendek PWD dari PT Bank DBS Indonesia, Jakarta (“DBS”). Fasilitas tersebut telah berakhir pada tanggal 20 November 2000 dan dijamin dengan mesin dan peralatan pabrik PWD. DBS telah mengalihkan pinjaman ini kepada WCI pada tanggal 26 November 2002. Saldo pokok pinjaman dan bunga masih harus dibayar masing-masing sebesar Rp 44.865.000.000 (AS$ 5.000.000) dan Rp 17.490.342.984 (AS$ 1.949.219) pada tanggal pengalihan kepada WCI. Berdasarkan Surat Konfirmasi dari WCI kepada PWD tanggal 13 Desember 2002, WCI mengkonfirmasikan bahwa saldo pinjaman sebesar AS$ 5.000.000 pada tanggal 26 November 2002 akan diselesaikan sejumlah AS$ 1.437.350,90 paling lambat tanggal 31 Maret 2003 dan sisanya akan dikonversikan menjadi saham pada PWD paling lambat tanggal 31 Desember 2003. Pinjaman ini diklasifikasikan sebagai pinjaman jangka panjang di dalam neraca konsolidasi tahun 2002 karena pinjaman ini akan dilunasi melalui pinjaman jangka panjang (pinjaman BM, lihat Catatan 18b) dan ekuitas (lihat Catatan 18b). Pinjaman ini tidak dikenakan bunga. Pinjaman ini dikenakan bunga tahunan sebesar 15% pada tahun 2001 dan sampai tanggal pengalihannya. Pada tanggal 13 Desember 2002, PWD telah menyelesaikan AS$ 1.437.350,90 dari pinjaman (jatuh tempo pada bulan Maret 2003) menggunakan dana dari fasilitas Tranche - C dari BM (lihat Catatan 18b). Selisih lebih nilai tercatat pinjaman DBS atas jumlah yang terhutang kepada WCI sebesar AS$ 1.388.667 (setara dengan Rp 12.460.531.513) diakui sebagai laba pada tahun 2002 dan disajikan sebagai bagian pos luar biasa pada laporan laba rugi konsolidasi tahun 2002. f. The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited / Great Pacific Offshore Limited Pinjaman ini merupakan fasilitas pinjaman yang telah direstrukturisasi PWD dengan The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited, Jakarta (“HSBC”), yang telah jatuh tempo 36 PT ETERINDO WAHANATAMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2002 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2001 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 13. PINJAMAN JANGKA PENDEK (lanjutan) f. The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited / Great Pacific Offshore Limited (lanjutan) pada tahun 2001 dan tidak diperpanjang oleh PWD dengan HSBC. Fasilitas ini dijamin dengan jaminan perusahaan dari Perusahaan, jaminan pribadi dari Sudiharto Sridjaja, Hadiran Sridjaja dan Hadisan Sridjaja, “letter of undertaking” dari PWD bahwa PWD akan membuka kredit dokumen dengan jumlah minimum sebesar AS$ 7.000.000 per tahun melalui HSBC Surabaya dan deposito EBCI sebesar AS$ 4.000.000. HSBC telah mengalihkan pinjaman ini (jangka pendek dan hutang usance letters of credit) kepada Great Pacific Offshore Limited (“GPO”), sebuah perusahaan yang didirikan di British Virgin Islands pada tanggal 15 November 2002. Saldo pokok pinjaman dan bunga masih harus dibayar masingmasing sebesar Rp 80.980.188.808 (AS$ 8.965.920) dan Rp 15.126.835.960 (AS$ 1.674.805) pada tanggal pengalihan kepada GPO. Berdasarkan Surat Konfirmasi dari GPO kepada PWD tanggal 3 Desember 2002, GPO mengkonfirmasikan bahwa saldo pinjaman sebesar AS$ 10.640.724,62 pada tanggal 15 November 2002 akan diselesaikan sejumlah AS$ 2.289.907,91 paling lambat tanggal 31 Maret 2003 dan sisanya akan dikonversikan menjadi saham pada PWD paling lambat tanggal 31 Desember 2003. Pinjaman ini diklasifikasikan sebagai pinjaman jangka panjang di dalam neraca konsolidasi tahun 2002 karena pinjaman ini akan dilunasi melalui pinjaman jangka panjang (pinjaman BM, lihat Catatan 18b) dan ekuitas (lihat Catatan 18b). Pinjaman ini tidak dikenakan bunga. Pinjaman ini dikenakan bunga tahunan berkisar antara 12,75% sampai dengan 13,25% pada tahun 2001 dan sampai tanggal pengalihannya. Pada tanggal 3 Desember 2002, PWD telah menyelesaikan AS$ 2.289.907,91 dari pinjaman (jatuh tempo pada bulan Maret 2003) menggunakan dana dari fasilitas Tranche - C dari BM (lihat Catatan 18b). g. PT Bank Mizuho Indonesia / Absolute Grand Industries Limited Pada tahun 2001, pinjaman ini merupakan saldo fasilitas pinjaman revolving jangka pendek PWD dengan PT Bank Mizuho Indonesia, Jakarta (“Mizuho”). Fasilitas ini telah berakhir pada tanggal 23 Desember 1998 dan dijamin dengan jaminan perusahaan dari Perusahaan. Mizuho telah mengalihkan pinjaman ini kepada PT Sucorinvest Central Gani yang kemudian dialihkan kepada Absolute Grand Industries Limited (“AGI”), sebuah perusahaan yang didirikan di British Virgin Islands pada tanggal 10 Januari 2002. Saldo pokok pinjaman dan bunga masih harus dibayar masing-masing sebesar Rp 7.297.500.000 (AS$ 700.000) dan Rp 1.469.309.612 (AS$ 140.941) pada tanggal pengalihan kepada AGI. Berdasarkan Surat Konfirmasi dari AGI kepada PWD tanggal 8 November 2002, AGI mengkonfirmasikan bahwa saldo pinjaman sebesar AS$ 700.000 pada tanggal 10 Januari 2002 akan diselesaikan sejumlah AS$ 193.083,29 paling lambat tanggal 31 Maret 2003 dan sisanya akan dikonversikan menjadi saham pada PWD paling lambat tanggal 31 Desember 2003. Pinjaman ini diklasifikasikan sebagai pinjaman jangka panjang di dalam neraca konsolidasi tahun 2002 karena pinjaman ini akan dilunasi melalui pinjaman jangka panjang (pinjaman BM, lihat Catatan 18b) dan ekuitas (lihat Catatan 18b). Pinjaman ini tidak dikenakan bunga. 37 PT ETERINDO WAHANATAMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2002 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2001 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 13. PINJAMAN JANGKA PENDEK (lanjutan) g. PT Bank Mizuho Indonesia / Absolute Grand Industries Limited (lanjutan) Pinjaman ini dikenakan bunga tahunan berkisar antara 10,00% sampai dengan 10,98% pada tahun 2001 dan sampai tanggal pengalihannya. Pada tanggal 25 November 2002, PWD telah menyelesaikan AS$ 193.083,29 dari pinjaman (jatuh tempo pada bulan Maret 2003) menggunakan dana dari fasilitas Tranche - C dari BM (lihat Catatan 18b). Selisih lebih nilai tercatat pinjaman Mizuho atas jumlah yang terhutang kepada AGI sebesar AS$ 102.093 (setara dengan Rp 1.064.316.815) diakui sebagai laba pada tahun 2002 dan disajikan sebagai bagian pos luar biasa pada laporan laba rugi konsolidasi tahun 2002. Perjanjian pinjaman pada umumnya memuat beberapa pembatasan tertentu yang mewajibkan Perusahaan, PWD dan ENG, antara lain, untuk memperoleh persetujuan tertulis dari para pemberi pinjaman sebelum melakukan penggabungan usaha, konsolidasi, memperoleh dan memberi pinjaman, menjual aktiva, melakukan investasi, membayar dividen, menjadi penjamin atau memberi jaminan, mengubah anggaran dasar, mengubah sifat usaha secara material, mengubah susunan pemegang saham, komisaris dan direksi, melunasi hutang kepada para pemegang saham, serta memberi jaminan perusahaan. Pada umumnya, Perjanjian Pinjaman tersebut juga mewajibkan Perusahaan dan/atau PWD untuk mempertahankan beberapa rasio keuangan. PWD juga diwajibkan untuk memelihara kekayaan bersih setara atau lebih besar dari Rp 50 miliar dan pemilikan Perusahaan sekurang-kurangnya 51% dari modal ditempatkan PWD. Perusahaan, PWD dan ENG telah melanggar beberapa pembatasan tertentu dalam perjanjian pinjaman, antara lain, tidak memenuhi persyaratan rasio keuangan serta tidak dapat membayar pokok pinjaman dan bunga yang telah jatuh tempo kepada para kreditur. Pada tanggal 31 Desember 2001, kekayaan bersih PWD juga kurang dari Rp 50 miliar. Pada tahun 2001, tidak ada pembebasan secara formal untuk melaksanakan haknya (pada saat pelanggaran perjanjian pinjaman) telah diperoleh dari para kreditur. Pada tahun 2002, seluruh pinjaman, kecuali pinjaman Perusahaan, telah dialihkan kepada kreditur lain dengan syarat pembayaran yang baru. 14. HUTANG USANCE LETTERS OF CREDIT Akun ini merupakan saldo hutang usance letters of credit yang diperoleh PWD dan EBCI dari: 2002 Badan Penyehatan Perbankan Nasional - eks pinjaman dari PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Ltd. (AS$ 17.374.234 pada tahun 2001) PT Bank DBS Indonesia (AS$ 4.699.937 pada tahun 2001) PT Bank Internasional Indonesia Tbk (AS$ 2.382.181 pada tahun 2001) Jumlah 38 2001 - 198.756.020.643 - 180.692.027.776 - 48.879.348.752 - 24.774.682.920 - 453.102.080.091 PT ETERINDO WAHANATAMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2002 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2001 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 14. HUTANG USANCE LETTERS OF CREDIT (lanjutan) a. Badan Penyehatan Perbankan Nasional - eks pinjaman dari PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Pada tahun 2001, ini merupakan saldo fasilitas usance letters of credit yang diperoleh PWD untuk mengimpor mesin Pabrik PA III dari PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, Jakarta (“BNI”). Pada bulan Maret 2000, BNI telah mengalihkan pinjaman ini kepada Badan Penyehatan Perbankan Nasional (“BPPN”). Dengan demikian, seluruh proses restrukturisasi pinjaman yang sedang berjalan diatur selanjutnya dengan BPPN. Tingkat suku bunga yang digunakan oleh PWD untuk menghitung beban bunga selama proses restrukturisasi dengan BPPN (sejak bulan Maret 2000) adalah sebesar 18% per tahun untuk pinjaman dalam mata uang Rupiah (lihat Catatan 13b). Pada tanggal 14 November 2002, BPPN telah mengalihkan seluruh piutangnya (pinjaman jangka pendek, hutang usance letters of credit dan pinjaman jangka panjang) pada PWD dan ENG kepada suatu konsorsium yang terdiri dari PT Bank Mandiri (Persero) dan PT Batavia Prosperindo Sekuritas (lihat Catatan 18b). b. The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited / Great Pacific Offshore Limited Rincian hutang usance letters of credit dengan HSBC adalah sebagai berikut: 2002 PT Eternal Buana Chemical Industries (AS$ 9.123.007 pada tahun 2001) PT Petrowidada (AS$ 8.251.227 pada tahun 2001) Jumlah 2001 - 94.879.268.328 - 85.812.759.448 - 180.692.027.776 Pinjaman PWD merupakan fasilitas pinjaman yang telah direstrukturisasi dengan HSBC Jakarta, yang telah jatuh tempo pada tahun 2001 dan tidak diperpanjang oleh PWD dengan HSBC. Pada tanggal 15 November 2002, HSBC telah mengalihkan pinjaman ini kepada Great Pacific Offshore Limited (“GPO”), sebuah perusahaan yang didirikan di British Virgin Islands (lihat Catatan 13f). Pinjaman EBCI merupakan fasilitas pinjaman yang telah direstrukturisasi dengan HSBC Jakarta, yang telah jatuh tempo pada tahun 2001 dan tidak diperpanjang oleh EBCI dengan HSBC. Pinjaman ini dijamin dengan piutang, persediaan, aktiva tetap, deposito berjangka dan jaminan pribadi dari Sudiharto Sridjaja, Jasin Sridjaja dan Mulyana Sridjaja. Pada tanggal 15 November 2002, HSBC telah mengalihkan pinjaman ini dan bagiannya dalam pinjaman sindikasi jangka panjang (sebesar AS$ 15.942.000) kepada GPO. Saldo pokok pinjaman dan bunga masih harus dibayar masing-masing sebesar AS$ 25.065.007 dan AS$ 3.852.406 pada tanggal pengalihan. Berdasarkan Surat Konfirmasi dari GPO kepada EBCI tanggal 3 Desember 2002, GPO mengkonfirmasikan bahwa saldo pinjaman sebesar AS$ 28.456.429 (“Jumlah yang Dialihkan”) pada tanggal 15 November 2002. Kira-kira 20% sampai 30% dari Jumlah yang Dialihkan akan diselesaikan paling lambat tanggal 31 Maret 2003 dan sisanya akan dikonversikan menjadi saham EBCI paling lambat tanggal 31 Desember 2003. Pinjaman ini tidak dikenakan bunga. Pinjaman ini dikenakan bunga berkisar antara 4,88% sampai dengan 11,00% pada tahun 2001 dan sampai tanggal pengalihannya. 39 PT ETERINDO WAHANATAMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2002 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2001 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 14. HUTANG USANCE LETTERS OF CREDIT (lanjutan) b. The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited / Great Pacific Offshore Limited (lanjutan) Pada tanggal 25 April 2003, EBCI belum menyelesaikan bagian 20% sampai 30% dari pinjaman kepada GPO. Selisih lebih nilai tercatat pinjaman HSBC atas jumlah yang terhutang kepada GPO sebesar AS$ 460.983 (setara dengan Rp 4.238.742.656) diakui sebagai laba pada tahun 2002 dan disajikan sebagai bagian pos luar biasa pada laporan laba rugi konsolidasi tahun 2002. Pinjaman ini diklasifikasikan sebagai pinjaman jangka panjang pada neraca konsolidasi tahun 2002 karena pinjaman ini akan dilunasi melalui pinjaman jangka panjang (pinjaman BM, lihat Catatan 30d) dan ekuitas. c. PT Bank DBS Indonesia / Wellington Capital Investment Corporation Pada tahun 2001, ini merupakan saldo fasilitas impor EBCI dengan DBS Jakarta yang telah berakhir pada tanggal 17 Mei 2001. Fasilitas ini dijamin dengan persediaan dan piutang. Pada tanggal 23 Oktober 2002, saldo fasilitas impor EBCI sebesar AS$ 4.699.937 dan bagian pinjaman sindikasi sebesar AS$ 2.625.000 dengan DBS (lihat Catatan 18a) beserta bunga masih harus dibayar sebesar AS$ 947.732 telah dialihkan kepada WCI sebesar AS$ 7.323.668 (“Jumlah yang Dialihkan”). Selanjutnya berdasarkan Surat Konfirmasi dari WCI kepada EBCI tanggal 13 Desember 2002, WCI setuju bahwa kira-kira 20% sampai 30% dari Jumlah yang Dialihkan akan diselesaikan paling lambat tanggal 31 Maret 2003 dan sisanya akan dikonversikan menjadi saham EBCI paling lambat tanggal 31 Desember 2003. Pinjaman ini tidak dikenakan bunga. Selisih lebih nilai tercatat pinjaman (jangka pendek dan jangka panjang) DBS atas jumlah yang terhutang kepada WCI sebesar AS$ 949.001 (setara dengan Rp 8.692.857.783) diakui sebagai laba pada tahun 2002 dan disajikan sebagai bagian pos luar biasa pada laporan laba rugi konsolidasi tahun 2002. Pinjaman ini dikenakan bunga tahunan berkisar antara 4,88% sampai dengan 11,00% pada tahun 2001 dan sampai tanggal pengalihannya. Pada tanggal 25 April 2003, EBCI belum menyelesaikan bagian 20% sampai 30% dari pinjaman kepada WCI. Pinjaman ini diklasifikasikan sebagai pinjaman jangka panjang pada neraca konsolidasi tahun 2002 karena pinjaman ini akan dilunasi melalui pinjaman jangka panjang (pinjaman BM, lihat Catatan 30d) dan ekuitas. d. PT Bank Internasional Indonesia Tbk / Pacific Business Services Ltd. Pada tahun 2001, pinjaman ini merupakan saldo fasilitas kredit impor EBCI dengan PT Bank Internasional Indonesia Tbk (“BII”), Jakarta. Fasilitas tersebut telah berakhir pada tanggal 15 Juni 2001 dan dijamin dengan persedian dan piutang. Selanjutnya, saldo fasilitas ini sebesar AS$ 2.382.181 dan bagian pinjaman sindikasi sebesar AS$ 11.125.000 dengan BII (lihat Catatan 18a) beserta bunga masih harus dibayar sebesar 40 PT ETERINDO WAHANATAMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2002 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2001 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 14. HUTANG USANCE LETTERS OF CREDIT (lanjutan) d. PT Bank Internasional Indonesia Tbk / Pacific Business Services Ltd. (continued) AS$ 2.384.450 telah dialihkan kepada Pacific Business Services Ltd. (“PBS”), sebuah perusahaan yang didirikan di Labuan, Malaysia sebesar AS$ 13.264.003 (“Jumlah yang Dialihkan”). Pinjaman ini tidak dikenakan bunga. Selisih lebih nilai tercatat pinjaman (jangka pendek dan jangka panjang) BII atas jumlah yang terhutang kepada PBS sebesar AS$ 2.627.628 (setara dengan Rp 23.359.610.770) diakui sebagai laba pada tahun 2002 dan disajikan sebagai bagian pos luar biasa pada laporan laba rugi konsolidasi tahun 2002. Pada tanggal 13 Maret 2003, PBS telah mengalihkan pinjaman ini kepada Osville Finance Limited (“OFL”) (lihat Catatan 30f). Pinjaman ini dikenakan bunga berkisar antara 4,88% sampai dengan 11,00% pada tahun 2001 dan sampai tanggal pengalihannya. Pada tanggal 25 April 2003, EBCI belum menyelesaikan bagian 20% sampai 30% dari pinjaman kepada OFL. Pinjaman ini diklasifikasikan sebagai pinjaman jangka panjang pada neraca konsolidasi tahun 2002 karena pinjaman ini akan dilunasi melalui pinjaman jangka panjang (pinjaman BM, lihat Catatan 30d) dan ekuitas. e. Absolute Grand Industries Limited Pinjaman ini merupakan bagian pinjaman sindikasi EBCI dengan Mizuho (lihat Catatan 18a) yang telah dialihkan kepada PT Sucorinvest Central Gani yang kemudian dialihkan kepada AGI sebesar AS$ 2.683.000 (“Jumlah yang Dialihkan”) pada tanggal 10 Januari 2002. Pada tanggal pengalihan, saldo pinjaman sebesar AS$ 2.683.000 dan bunga yang masih harus dibayar sebesar AS$ 244.224. Berdasarkan Surat Konfirmasi dari AGI kepada EBCI tanggal 8 November 2002, AGI setuju bahwa kira-kira 20% sampai 30% dari Jumlah yang Dialihkan akan diselesaikan paling lambat tanggal 31 Maret 2003 dan sisanya akan dikonversikan menjadi saham EBCI paling lambat tanggal 31 Desember 2003. Pinjaman ini tidak dikenakan bunga. Pinjaman ini dikenakan bunga sebesar 3% di atas SIBOR pada tahun 2001 dan sampai tanggal pengalihannya. Pada tanggal 25 April 2003, EBCI belum menyelesaikan bagian 20% sampai 30% dari pinjaman kepada AGI. Selisih lebih nilai tercatat pinjaman Mizuho atas jumlah yang terhutang kepada AGI sebesar AS$ 244.224 (setara dengan Rp 2.527.718.147) diakui sebagai laba pada tahun 2002 dan disajikan sebagai bagian pos luar biasa pada laporan laba rugi konsolidasi tahun 2002. Pinjaman ini diklasifikasikan sebagai pinjaman jangka panjang di dalam neraca konsolidasi tahun 2002 karena pinjaman ini akan dilunasi melalui pinjaman jangka panjang (pinjaman BM, lihat Catatan 30d) dan ekuitas. 41 PT ETERINDO WAHANATAMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2002 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2001 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 14. HUTANG USANCE LETTERS OF CREDIT (lanjutan) Perjanjian pinjaman pada umumnya memuat beberapa pembatasan tertentu yang mewajibkan PWD dan EBCI, antara lain, untuk memperoleh persetujuan tertulis dari para pemberi pinjaman sebelum melakukan penggabungan usaha, memperoleh dan memberi pinjaman, memperoleh dan menjual aktiva, membayar dividen, memberi jaminan, mengubah anggaran dasar, serta mengubah susunan pemegang saham, komisaris dan direksi. EBCI juga diwajibkan untuk mempertahankan beberapa rasio keuangan, ekuitas setara atau lebih besar dari Rp 100 miliar serta pemilikan Perusahaan dan Keluarga Sridjaja, baik secara langsung atau tidak langsung, masing-masing sekurang-kurangnya 75% dari modal ditempatkan EBCI dan sekurang-kurangnya 51% dari modal ditempatkan Perusahaan. PWD juga diwajibkan untuk mempertahankan beberapa rasio keuangan dan kekayaan bersih setara atau lebih besar dari Rp 50 miliar. Pada tanggal 31 Desember 2001, PWD dan EBCI telah melanggar beberapa pembatasan tertentu dalam perjanjian pinjaman, antara lain, tidak memenuhi persyaratan rasio keuangan serta tidak dapat membayar pokok pinjaman dan bunga yang telah jatuh tempo kepada para kreditur. EBCI juga tidak memenuhi ekuitas yang disyaratkan serta pemilikan Keluarga Sridjaja, baik secara langsung atau tidak langsung, hanya sebesar 38,8% dari modal ditempatkan Perusahaan. Pada tanggal 31 Desember 2001, kekayaan bersih PWD juga kurang dari Rp 50 miliar. Pada tahun 2001, tidak ada pembebasan secara formal untuk melaksanakan haknya (pada saat pelanggaran perjanjian pinjaman) telah diperoleh dari para kreditur. Pada tahun 2002, seluruh pinjaman telah dialihkan kepada kreditur lain dengan syarat pembayaran yang baru. 15. HUTANG USAHA Akun ini merupakan hutang kepada pemasok lokal dan asing untuk pembelian bahan baku dan bahan pembantu, dengan rincian sebagai berikut: 2002 2001 Pihak ketiga Continental Chemical Corporation Pte. Ltd. (dahulu Continental Pacific (Singapore) Pte. Ltd.), Singapura PT Petronika PT Mitsui Indonesia PT Indochemical Citra Kimia Continental Pacific (Hong Kong) Pte. Ltd., Hong Kong PT Salim Oil Grains PT Nippon Shokubai Indonesia PT Cognis Indonesia PT Hafwaco Tunggal PT Udaya Anugrah Abadi PT Sari Dahin Plastindo PT Lautan Luas Tbk PT Sinar Cipta Chemindo PT Mulia Adhi Paramitha Air Product, Korea Mitsui & Co., Jepang Lain-lain (masing-masing di bawah Rp 500.000.000) 160.288.193.385 26.867.593.169 7.076.257.878 4.515.660.681 4.333.438.639 2.175.998.527 1.945.105.254 1.214.820.700 768.438.330 628.455.039 575.204.950 562.889.645 325.762.391 9.734.753.182 89.917 698.728 64.341.732.071 1.387.716.485 6.024.578.168 3.280.466.093 4.021.000.494 1.040.497.822 119.794.989 35.437.791 706.354.454 231.893.448 513.491.840 2.788.972.960 600.288.000 511.056.000 7.569.988.085 Jumlah 221.012.571.770 183.090.967.428 42 PT ETERINDO WAHANATAMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2002 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2001 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 15. HUTANG USAHA (lanjutan) 2002 2001 Pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa (lihat Catatan 5) PT Petro Oxo Nusantara PT Inti Mutiara Kimindo Lain-lain 21.633.073.531 95.040.332 44.560.912.647 9.226.964.718 202.219.891 Jumlah 21.728.113.863 53.990.097.256 Rincian umur hutang usaha adalah sebagai berikut: 2002 2001 Sampai dengan 1 bulan > 1 bulan - 3 bulan > 3 bulan - 6 bulan > 6 bulan - 1 tahun > 1 tahun 147.451.056.483 77.820.426.576 14.278.184.875 1.452.310.726 1.738.706.973 141.311.168.258 72.954.771.493 17.760.965.649 4.557.372.084 496.787.200 Jumlah 242.740.685.633 237.081.064.684 Ringkasan hutang usaha menurut jenis mata uang adalah sebagai berikut: 2002 2001 Pihak ketiga Dolar AS Rupiah 212.457.629.996 8.554.941.774 176.104.150.144 6.986.817.284 Jumlah 221.012.571.770 183.090.967.428 Pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa Dolar AS Rupiah 19.012.521.525 2.715.592.338 52.774.377.968 1.215.719.288 Jumlah 21.728.113.863 53.990.097.256 16. HUTANG PAJAK Hutang pajak terdiri dari: 2002 2001 Pajak penghasilan Pasal 21 Pasal 23 Pasal 26 Pasal 4(2) - final Pajak pertambahan nilai 935.289.894 334.654.889 2.287.552 64.832.594 23.528.155.700 1.627.483.210 348.634.542 8.753.248 12.938.872.695 Jumlah 24.865.220.629 14.923.743.695 43 PT ETERINDO WAHANATAMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2002 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2001 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 16. HUTANG PAJAK (lanjutan) Tidak ada taksiran beban pajak untuk pajak penghasilan badan yang dicadangkan oleh Perusahaan dan Anak perusahaan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2002 dan 2001 karena masih mengalami rugi fiskal. Rekonsiliasi antara rugi sebelum penghasilan pajak, seperti yang disajikan dalam laporan laba rugi konsolidasi, dengan taksiran laba (rugi) fiskal Perusahaan untuk tahun yang berakhir pada tanggaltanggal 31 Desember 2002 dan 2001 adalah sebagai berikut: 2002 Rugi sebelum penghasilan pajak menurut laporan laba rugi konsolidasi Ditambah (dikurangi) Rugi Anak perusahaan sebelum penghasilan pajak Amortisasi selisih lebih biaya perolehan atas nilai wajar perolehan aktiva bersih Jurnal eliminasi Rugi komersial Perusahaan sebelum penghasilan pajak Koreksi positif (negatif) Gaji, upah dan kesejahteraan karyawan Jamuan Penyisihan beban karyawan Amortisasi biaya emisi saham dan obligasi Penyusutan Laba penjualan aktiva tetap Penghasilan bunga yang telah dikenakan pajak penghasilan final Lain-lain Taksiran laba (rugi) fiskal Perusahaan 2001 (34.088.192.246) (359.399.025.425) 33.244.237.283 355.058.072.195 86.417.302 - 86.417.302 (163.925.589) (757.537.661) (4.418.461.517) 856.396.073 489.918.812 329.384.048 (1.115.433.694) (32.193.416) - 434.135.499 428.308.253 122.503.328 (1.427.867.953) 23.509.494 1.844.917 (29.654.126) 293.405.499 (87.988.101) 659.129.373 34.285.535 (4.264.886.707) Kompensasi rugi fiskal dari tahun-tahun sebelumnya 1997 1998 1999 2000 2001 (121.656.095.188) (9.188.757.066) (393.714.962) (4.264.886.707) (38.879.636.183) (121.656.095.188) (9.188.757.066) (393.714.962) - Kumulatif rugi fiskal Perusahaan (135.469.168.388) (174.383.090.106) Jumlah taksiran rugi fiskal Perusahaan untuk tahun 2001 sebagaimana dinyatakan di atas sesuai dengan jumlah yang dinyatakan dalam Surat Pemberitahuan Tahunan (“SPT”) Pajak Penghasilan Badan. Perusahaan dan Anak perusahaan menunda penyampaian SPT Pajak Penghasilan Badan untuk tahun 2002 sampai tanggal 30 Juni 2003. Penghasilan (beban) pajak tangguhan atas perbedaan waktu untuk tahun yang berakhir pada tanggaltanggal 31 Desember 2002 dan 2001, dengan tarif pajak maksimum sebesar 30%, adalah sebagai berikut: 44 PT ETERINDO WAHANATAMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2002 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2001 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 16. HUTANG PAJAK (lanjutan) 2002 Perusahaan Rugi fiskal Penyisihan beban karyawan Penyisihan atas aktiva pajak tangguhan yang tidak terpulihkan - rugi fiskal Aktiva tetap Transaksi sewa guna usaha Anak perusahaan Rugi fiskal Bunga atas pinjaman yang diragukan Penyisihan beban karyawan Beban ditangguhkan Penyisihan atas aktiva pajak tangguhan yang tidak terpulihkan: Bunga atas pinjaman yang diragukan Rugi fiskal Aktiva tetap Transaksi sewa guna usaha Penyisihan piutang ragu-ragu Jumlah 2001 11.674.176.516 98.815.214 1.330.715.214 36.750.998 (11.674.176.516) (9.658.025) - (4.154.207.621) 20.241.647 174.999.928 3.707.565.599 3.634.550.092 1.416.481.552 585.749.368 42.182.679.193 47.031.242.596 642.243.122 (1.216.851.116) (3.634.550.092) 55.588.082.266 (32.420.652.031) (550.300.070) (109.033.447) (47.031.242.596) 8.952.168.470 (3.514.783.128) 6.506.029.850 (3.684.536.091) 28.307.050.426 47.275.450.466 Pengaruh pajak atas beda waktu antara pelaporan komersial dan pajak adalah sebagai berikut: 2002 Aktiva Pajak Tangguhan Perusahaan Aktiva pajak tangguhan Rugi fiskal - setelah dikurangi rugi fiskal yang sudah habis masa berlakunya sebesar Rp 38.879.636.183 pada tahun 2002 dan Rp 230.483.457 pada tahun 2001 Penyisihan beban karyawan Penyisihan atas aktiva pajak tangguhan yang tidak terpulihkan - rugi fiskal Kewajiban pajak tangguhan Aktiva tetap Bersih Anak perusahaan Aktiva pajak tangguhan Rugi fiskal Bunga atas pinjaman yang diragukan Transaksi sewa guna usaha Penyisihan beban karyawan Penyisihan piutang ragu-ragu 45 2001 40.640.750.517 272.525.494 52.314.927.033 173.710.280 (40.640.750.517) (52.314.927.033) (13.357.103) (3.699.078) 259.168.391 170.011.202 300.640.983.121 50.665.792.688 9.315.408.109 4.275.262.819 1.140.717.655 296.933.417.523 47.031.242.596 9.891.750.884 2.858.781.267 1.249.751.102 PT ETERINDO WAHANATAMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2002 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2001 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 16. HUTANG PAJAK (lanjutan) 2002 Penyisihan atas aktiva pajak tangguhan yang tidak terpulihkan: Rugi fiskal Bunga atas pinjaman yang diragukan Kewajiban pajak tangguhan Aktiva tetap Beban ditangguhkan Transaksi sewa guna usaha Bersih Aktiva Pajak Tangguhan - bersih 2001 (32.915.457.774) (50.665.792.688) (88.503.540.040) (47.031.242.596) (133.513.810.109) (1.813.425.809) (48.409.099) (101.093.158.078) (2.399.175.178) (74.451.804) 147.081.268.913 118.863.375.676 147.340.437.304 119.033.386.878 Manajemen berpendapat bahwa penyisihan atas aktiva pajak tangguhan yang tidak terpulihkan cukup untuk mengurangi nilai tercatat aktiva pajak tangguhan menjadi nilai realisasi bersih. Rekonsiliasi antara penghasilan pajak yang dihitung dengan menerapkan tarif pajak yang berlaku sebesar 30% dari rugi sebelum penghasilan pajak dan penghasilan pajak seperti yang disajikan dalam laporan laba rugi konsolidasi untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2002 dan 2001 adalah sebagai berikut: 2002 Rugi sebelum penghasilan pajak sesuai laporan laba rugi konsolidasi Penghasilan pajak berdasarkan tarif pajak yang berlaku Perusahaan Penyisihan atas aktiva pajak tangguhan yang tidak terpulihkan - rugi fiskal Penghapusan rugi fiskal yang kadaluarsa Amortisasi selisih lebih biaya perolehan atas nilai wajar perolehan aktiva bersih Jurnal eliminasi Beda tetap Amortisasi biaya emisi saham dan obligasi Gaji, upah dan kesejahteraan karyawan Jamuan Penghasilan bunga yang telah dikenakan pajak penghasilan final Lain-lain Anak perusahaan Penghasilan pajak 46 2001 (34.088.192.246) (359.399.025.425) 10.226.457.674 107.819.707.628 11.674.176.516 (11.663.890.855) (4.154.207.621) - (25.925.191) - (25.925.191) 49.177.677 334.630.108 (256.918.822) (146.975.644) 428.360.386 (130.240.650) (128.492.476) 8.896.238 (88.021.650) 18.244.622.052 26.396.430 41.145.641 (56.650.471.358) 28.307.050.426 47.275.450.466 PT ETERINDO WAHANATAMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2002 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2001 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 17. BIAYA MASIH HARUS DIBAYAR Biaya masih harus dibayar terdiri dari: 2002 2001 Beban bunga Hutang jangka panjang (lihat Catatan 18) Hutang usance letters of credit (lihat Catatan 14) Pinjaman jangka pendek (lihat Catatan 13) Produksi Pemasaran Umum dan administrasi Penyelesaian Pabrik PA III Jasa komitmen Lain-lain 71.299.897.009 10.985.884.500 10.514.219.414 1.770.092.896 948.058.387 1.243.079.635 253.252.904.241 143.985.077.945 110.751.700.067 8.665.544.351 11.915.451.477 1.971.840.239 2.770.674.318 3.216.597.008 1.546.376.256 Jumlah 96.761.231.841 538.076.165.902 18. HUTANG JANGKA PANJANG Rincian akun ini adalah sebagai berikut: 2002 Pinjaman Norsk Royal Specialities Inc. Limited (AS$ 145.005.097,18 pada tahun 2002) PT Bank Mandiri (Persero) Term Loan - Tranche A (AS$ 38.002.407,78 pada tahun 2002) Term Loan - Tranche C (AS$ 8.935.244,26 pada tahun 2002) Great Pacific Offshore Limited (AS$ 36.807.246 pada tahun 2002) (lihat Catatan 13f dan 14b) Wellington Capital Investment Corporation (AS$ 12.187.069 pada tahun 2002) (lihat Catatan 13e dan 14c) Pacific Business Services Ltd. (AS$ 13.264.003 pada tahun 2002) Korea Asean Investment Group Co. Ltd. (AS$ 12.029.944,67 in 2002) (lihat Catatan 13c) Absolute Grand Industries (AS$ 3.189.917 in 2002) (lihat Catatan 13g) Pinjaman sindikasi (AS$ 5.250.000 pada tahun 2002 dan AS$ 37.625.000 pada tahun 2001) Badan Penyehatan Perbankan Nasional - eks pinjaman dari PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (AS$ 61.905.650 pada tahun 2001) Sub-jumlah 47 2001 1.296.345.568.789 - 339.741.525.553 - 79.881.083.684 - 329.056.776.379 - 108.952.395.251 - 118.580.189.323 - 107.547.705.350 - 28.517.855.387 - 46.935.000.000 391.300.000.000 - 643.818.760.000 2.455.558.099.716 1.035.118.760.000 PT ETERINDO WAHANATAMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2002 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2001 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 18. HUTANG JANGKA PANJANG (lanjutan) 2002 Hutang sewa guna usaha (AS$ 13.972.500 dan Rp 117.414.613 pada tahun 2002 dan AS$ 13.972.500 dan Rp 666.437.612 pada tahun 2001) Kontraktor dan pemasok (lihat Catatan 28h) (AS$ 79.000 dan € 2.218.366 pada tahun 2002 dan AS$ 133.000, DM 4.438.016 dan € 580.742 pada tahun 2001) 2001 125.031.566.848 145.980.437.612 21.491.573.180 27.569.203.616 2.602.081.239.744 1.208.668.401.228 Dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun: Pinjaman bank Hutang sewa guna usaha Kontraktor dan pemasok 46.935.000.000 23.689.680.149 14.164.945.169 1.035.118.760.000 145.863.022.999 11.337.420.726 Jumlah bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun 84.789.625.318 1.192.319.203.725 Hutang jangka panjang - setelah dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun: Pinjaman bank Hutang sewa guna usaha Kontraktor dan pemasok 2.408.623.099.716 101.341.886.699 7.326.628.011 117.414.613 16.231.782.890 Jumlah hutang jangka panjang 2.517.291.614.426 16.349.197.503 Jumlah a. Pinjaman Sindikasi Pinjaman ini merupakan saldo fasilitas berjangka yang diperoleh EBCI dari sindikasi bank yang dipimpin oleh HSBC Investment Bank Plc, cabang Singapura (agen fasilitas). Fasilitas ini akan dilunasi dalam cicilan triwulanan mulai bulan Februari 2001 dan berakhir pada bulan November 2005. Sebagai tambahan, EBCI juga memperoleh fasilitas pembiayaan usaha dengan jumlah keseluruhan sebesar AS$ 18.600.000. Fasilitas ini dijamin oleh, antara lain, piutang, persediaan, aktiva bergerak, tanah, asuransi, escrow account serta jaminan pribadi dari Sudiharto Sridjaja, Hadiran Sridjaja dan Hadisan Sridjaja, dan dikenakan suku bunga sebesar 3% di atas SIBOR. Perjanjian pinjaman ini mewajibkan EBCI untuk mempertahankan beberapa rasio keuangan, ekuitas setara atau lebih besar dari Rp 100 miliar serta pemilikan Perusahaan dan Keluarga Sridjaja, baik secara langsung atau tidak langsung, masing-masing sekurang-kurangnya 75% dari modal ditempatkan EBCI dan sekurang-kurangnya 51% dari modal ditempatkan Perusahaan. Pada tanggal 31 Desember 2001, EBCI tidak memenuhi rasio keuangan dan ekuitas yang disyaratkan, serta pemilikan Keluarga Sridjaja, baik secara langsung atau tidak langsung, hanya sebesar 38,80% dari modal ditempatkan Perusahaan. Lebih lanjut, EBCI tidak dapat membayar cicilan pokok pinjaman sesuai dengan perjanjian pinjaman yang ada dan bunga yang telah jatuh tempo sejak tahun 2001. Kejadian tersebut merupakan pelanggaran perjanjian pinjaman, yang memberikan hak kepada sindikasi bank untuk menyatakan seluruh jumlah hutang tersebut jatuh tempo dan dilunasi dengan segera. Tidak ada pembebasan secara formal untuk melaksanakan 48 PT ETERINDO WAHANATAMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2002 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2001 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 18. HUTANG JANGKA PANJANG (lanjutan) a. Pinjaman Sindikasi (lanjutan) haknya (pada saat pelanggaran perjanjian pinjaman) telah diperoleh dari sindikasi bank. Dengan demikian, pada tanggal 31 Desember 2001, saldo pinjaman bank jangka panjang tersebut diklasifikasikan sebagai kewajiban lancar pada neraca konsolidasi tahun 2001. Pada tahun 2002, beberapa bank tertentu dalam sindikasi telah mengalihkan pinjaman mereka kepada pihak lain dengan syarat pembayaran kembali yang baru. Bagian pinjaman sindikasi yang belum dialihkan pada tanggal 31 Desember 2002 diklasifikasikan sebagai kewajiban lancar pada neraca konsolidasi tahun 2002. Pada tanggal 31 Desember 2002 dan 2001, rincian saldo pinjaman adalah sebagai berikut: 2002 N.V. De Indonesische Overzeese Bank (AS$ 2.625.000 pada tahun 2002 dan 2001) AMMB International (L) Ltd. (AS$ 2.625.000 pada tahun 2002 dan 2001) The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Ltd. (AS$ 15.942.000 pada tahun 2001) (lihat Catatan 14b) PT Bank Internasional Indonesia Tbk (AS$ 11.125.000 pada tahun 2001) (lihat Catatan 14d) PT Bank Mizuho Indonesia (AS$ 2.683.000 pada tahun 2001) (lihat Catatan 14e) PT Bank DBS Indonesia (AS$ 2.625.000 pada tahun 2001) (lihat Catatan 14c) Jumlah 2001 23.467.500.000 27.300.000.000 23.467.500.000 27.300.000.000 - 165.796.800.000 - 115.700.000.000 - 27.903.200.000 - 27.300.000.000 46.935.000.000 391.300.000.000 b. Badan Penyehatan Perbankan Nasional (“BPPN”) - eks pinjaman dari PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk / PT Bank Mandiri (Persero) / Norsk Royal Specialities Inc. Limited Pada tahun 2001, ini merupakan saldo atas: • Fasilitas kredit investasi dan bunga selama penyelesaian pembangunan (“IDC”) yang diperoleh AG dari PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, Jakarta (“BNI”) untuk membiayai pembangunan pabrik kimia PVA dan AA. Fasilitas ini dijamin dengan hipotek pertama atas hak atas tanah, bangunan, mesin dan peralatan pabrik, kendaraan, jaminan perusahaan dari Perusahaan serta hasil klaim asuransi. • Fasilitas kredit investasi yang diperoleh PWD dari BNI cabang Singapura. Fasilitas ini dijamin, secara pari pasu, dengan persediaan, aktiva bergerak dan tidak bergerak, hak atas tanah termasuk bangunan, mesin dan peralatan pabrik serta hasil klaim asuransi. • Fasilitas kredit investasi dan IDC yang diperoleh ENG dari BNI untuk membiayai pembangunan Pabrik Alkyd Resin, Synthetic Latex, Unsaturated Polyester Resin dan Plasticizers (DOP). Fasilitas ini dijamin oleh aktiva bergerak dan tidak bergerak, hak atas 49 PT ETERINDO WAHANATAMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2002 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2001 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 18. HUTANG JANGKA PANJANG (lanjutan) b. Badan Penyehatan Perbankan Nasional (“BPPN”) - eks pinjaman dari PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk / PT Bank Mandiri (Persero) / Norsk Royal Specialities Inc. Limited tanah, bangunan, alat pengangkutan, mesin dan peralatan pabrik, hasil klaim asuransi, jaminan perusahaan dari EBCI dan IMG, serta jaminan pribadi dari Sudiharto Sridjaja, Jasin Sridjaja dan Hadiran Sridjaja. Pada bulan Maret 2000, BNI telah mengalihkan pinjaman-pinjaman tersebut kepada BPPN. Dengan demikian, seluruh proses restrukturisasi pinjaman yang sedang berjalan diatur selanjutnya dengan BPPN. Selama proses restrukturisasi dengan BPPN (sejak bulan Maret 2000) tingkat suku bunga yang digunakan oleh PWD, ENG dan AG untuk menghitung beban bunga adalah sebesar 10% per tahun untuk pinjaman dalam mata uang Dolar AS (lihat Catatan 13b). Pada tanggal 31 Desember 2001, saldo pinjaman adalah sebesar AS$ 61.905.650 (setara dengan Rp 643.818.760.000). Pada tanggal 14 November 2002, melalui Program Penjualan Aset Kredit (“PPAK”), BPPN telah mengalihkan seluruh piutangnya (jangka pendek, hutang usance letters of credit dan jangka panjang) pada PWD, ENG dan AG (pinjaman eks - BNI) kepada suatu konsorsium yang terdiri dari PT Bank Mandiri (Persero) (“BM”) dan PT Batavia Prosperindo Sekuritas (“BPS”) masing-masing sebesar AS$ 37.316.745,82 dan Rp 6.088.678.080 yang merupakan “Sustainable Loan - ex BPPN”, dan AS$ 142.392.684,57 dan Rp 23.198.223.990 yang merupakan “Unsustainable Loan ex BPPN”. Dengan demikian proses restrukturisasi diatur selanjutnya dengan BM untuk Sustainable Loan - ex BPPN dan BPS untuk Unsustainable Loan - ex BPPN. Saldo pokok pinjaman dan bunga masih harus dibayar (jangka pendek, hutang usance letters of credit dan jangka panjang) masing-masing sebesar Rp 1.099.854.861.003 (AS$ 97.592.654 dan Rp 219.056.020.643) dan Rp 483.791.989.177 (AS$ 36.444.867 dan Rp 154.866.182.948) pada tanggal pengalihan. Sebagai bagian negosiasi PWD untuk merestrukturisasi pinjamannya, PWD setuju untuk mengakui sebagai hutang rugi selisih kurs dan bunga masih harus dibayar sebesar AS$ 43.284.694 sesuai dengan perjanjian kredit tanggal 30 Desember 1999 antara PWD dan BNI. Jumlah tersebut sebelumnya tidak diakui karena penasehat hukum PWD (Julius Rizaldi & Rekan) telah menyatakan dalam pendapat hukumnya tanggal 12 April 2000 bahwa rugi selisih kurs sebesar Rp 167.433.905.025 dan tunggakan bunga sebesar Rp 136.641.064.277 yang dikonversi ke dalam mata uang Dolar AS sebesar AS$ 43.284.694 tidak dapat dibenarkan menurut hukum karena konversi saldo hutang usance letters of credit ke dalam mata uang Rupiah tidak sesuai dengan persyaratan dalam perjanjian kredit, dan BNI dianggap ingkar janji (wanprestasi) dengan tidak melaksanakan restrukturisasi tetapi mengalihkan saldo pinjaman tersebut kepada BPPN pada bulan Maret 2000. Selisih lebih jumlah yang terhutang kepada BPS dan BM atas nilai tercatat pinjaman (jangka pendek, hutang usance letters of credit dan jangka panjang) BPPN masing-masing sebesar AS$ 5.126.541,90 (setara dengan Rp 46.210.648.679) dan AS$ 5.434.104,73 (setara dengan Rp 48.757.888.441) diakui sebagai rugi pada tahun 2002 dan disajikan sebagai bagian pos luar biasa pada laporan laba rugi konsolidasi tahun 2002. 50 PT ETERINDO WAHANATAMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2002 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2001 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 18. HUTANG JANGKA PANJANG (lanjutan) b. Badan Penyehatan Perbankan Nasional (“BPPN”) - eks pinjaman dari PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk / PT Bank Mandiri (Persero) / Norsk Royal Specialities Inc. Limited (lanjutan) 1. Sustainable loan - ex BPPN Pada tanggal 22 November 2002, PWD, ENG dan AG memperoleh fasilitas berjangka Term Loan - Tranche A dengan BM untuk merestrukturisasi Sustainable Loan - ex BPPN sebesar AS$ 37.316.745,82 dan Rp 6.088.678.080 (setara dengan AS$ 685.661,95). PWD juga memperoleh fasilitas berjangka lainnya Term Loan - Tranche C dari BM untuk merestrukturisasi sustainable loan - ex kreditur lain dengan jumlah maksimum pinjaman sebesar AS$ 10.200.000 (lihat Catatan 13c, 13e, 13f, 13g dan butir c di bawah). Fasilitas berjangka akan dilunasi melalui cicilan triwulanan mulai bulan Februari 2003 dan berakhir masing-masing pada bulan November 2007 untuk Tranche A dan bulan November 2009 untuk Tranche C dan dikenakan bunga sebesar 11% per tahun. Jadwal pembayaran pokok pinjaman dan bunga untuk fasilitas berjangka Term Loan Tranche A berdasarkan perjanjian amandemen tanggal 27 Desember 2002 adalah sebagai berikut: Tahun Pokok 2003 2004 2005 2006 2007 AS$ 2.400.000 5.200.000 7.200.000 9.200.000 14.002.408 Bunga AS$ 3.881.247 3.501.747 2.847.247 1.972.747 683.415 Jadwal pembayaran pokok pinjaman dan bunga untuk fasilitas berjangka Term Loan Tranche C berdasarkan perjanjian amandemen tanggal 27 Desember 2002 adalah sebagai berikut: Tahun Pokok 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 AS$ 4.000.000 6.200.000 Bunga AS$ 1.122.000 1.122.000 1.122.000 1.122.000 1.122.000 957.000 434.500 Pada tanggal 22 November 2002, ENG dan AG juga memperoleh fasilitas modal kerja yang berlaku selama 1 (satu) tahun dan dapat diperbaharui tergantung kinerja ENG dan AG. Pinjaman ini dikenakan bunga sebesar 11% per tahun. Saldo fasilitas modal kerja pada tanggal 31 Desember 2002 sebesar AS$ 2.600.000 dan disajikan sebagai pinjaman jangka pendek. Pinjaman ini dijamin oleh aktiva tetap milik PWD, ENG dan AG yang sebelumnya digunakan sebagai jaminan atas pinjaman yang diperoleh dari BPPN dan kreditur lain (kecuali untuk mesin-mesin Pabrik PA II atas dasar pari pasu dengan PT ABN Amro Finance Indonesia), aktiva tetap lainnya milik PWD, ENG dan AG yang tidak digunakan sebagai jaminan atas pinjaman yang diperoleh dari BPPN dan kreditur lain, persediaan, piutang, jaminan perusahaan secara silang antara PWD, ENG dan AG, dan gadai saham investor (pemegang saham baru) yang akan masuk pada PWD, ENG dan AG. 51 PT ETERINDO WAHANATAMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2002 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2001 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 18. HUTANG JANGKA PANJANG (lanjutan) b. Badan Penyehatan Perbankan Nasional (“BPPN”) - eks pinjaman dari PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk / PT Bank Mandiri (Persero) / Norsk Royal Specialities Inc. Limited (lanjutan) Perjanjian pinjaman ini memuat beberapa pembatasan tertentu yang mewajibkan PWD, ENG dan AG, antara lain, untuk memperoleh persetujuan tertulis dari pemberi pinjaman sebelum, antara lain, mengubah susunan komisaris dan direksi, memindahkan barang jaminan, membayar dividen, memperoleh fasilitas kredit atau pinjaman dari lembaga keuangan lainnya, memberikan jaminan atau menjaminkan aktiva milik PWD, ENG dan AG kepada pihak lain. 2. Unsustainable loan - ex BPPN Pada tanggal 27 Desember 2002, BPS telah mengalihkan Unsustainable Loan - ex BPPN pada PWD, ENG dan AG kepada PT Dinamika Sejahtera Sejati (“DSS”) dan selanjutnya dialihkan kepada Norsk Royal Specialities Inc. Limited (“NRS”) pada tanggal 28 Desember 2002. Berdasarkan Surat Konfirmasi dari NRS kepada AG tanggal 15 Januari 2003, NRS mengkonfirmasikan bahwa jumlah saldo pinjaman yang dialihkan kepada NRS sebesar AS$ 28.669.014,20 pada tanggal 28 Desember 2002 akan dikonversikan menjadi ekuitas pada AG paling lambat tanggal 31 Desember 2003. Pinjaman ini tidak dikenakan bunga. Pada tanggal 27 Januari 2003, NRS telah mengalihkan piutangnya pada PWD dan ENG kepada Royal Petrochemie Corporation Limited (“RPC) (lihat Catatan 30c). c. Hutang Sewa Guna Usaha Pabrik PA II PWD Pada tanggal 12 Desember 1996, berdasarkan perjanjian penjualan dan penyewaan kembali (sale-and-leaseback), PWD menjual Pabrik PA II di Gresik kepada suatu sindikasi penyewa, dengan PT ABN Amro Finance Indonesia (“ABN Amro”) sebagai agen, sebesar AS$ 37.600.000 dan menyewanya kembali dengan perjanjian sewa selama tiga tahun dengan pelunasan terakhir pada bulan Juni 1999. Transaksi tersebut mengakibatkan kerugian sebesar AS$ 6.313.176 yang ditangguhkan dan diamortisasi selama sisa taksiran masa manfaat aktiva sewa guna usaha yang bersangkutan. PWD mempunyai hak opsi untuk membeli aktiva yang disewa tersebut pada akhir periode sewa. Perjanjian penjualan dan penyewaan kembali mewajibkan PWD, antara lain, untuk mempertahankan “gearing ratio” tertentu dan pemilikan Perusahaan dan Keluarga Sridjaja, baik secara langsung atau tidak langsung, masing-masing sekurang-kurangnya 70% dari modal ditempatkan dan disetor penuh PWD dan sekurang-kurangnya 51% dari modal ditempatkan dan disetor penuh Perusahaan, dan Keluarga Sridjaja memegang kendali pada PWD. Pada tanggal 8 Februari 2000, PWD mencapai kesepakatan dengan ABN Amro untuk merestrukturisasi saldo pinjamannya menjadi dilunasi dalam delapan (8) kali cicilan setengah tahunan yang tidak sama besar mulai tanggal 18 Juni 2000 dan berakhir pada tanggal 18 Desember 2003. Pada tanggal 31 Desember 2001, PWD tidak memenuhi persyaratan gearing rasio dan pemilikan Keluarga Sridjaja, baik secara langsung atau tidak langsung, hanya sebesar 38,8% dari modal ditempatkan dan disetor penuh Perusahaan. Lebih lanjut, PWD tidak dapat membayar cicilan 52 PT ETERINDO WAHANATAMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2002 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2001 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 18. HUTANG JANGKA PANJANG (lanjutan) c. Hutang Sewa Guna Usaha (lanjutan) pokok pinjaman sebesar AS$ 9.082.125 yang telah jatuh tempo pada tahun 2002, 2001 dan 2000 sesuai dengan perjanjian pinjaman yang ada dan bunga yang telah jatuh tempo sejak tahun 1999. Sebagai akibat dari tidak terpenuhinya persyaratan pinjaman tersebut, PWD menerima surat somasi pertama dan kedua, masing-masing tanggal 22 Agustus 2000 dan 7 September 2000, dari Otto Hasibuan & Associates, selaku kuasa hukum dari ABN Amro, yang menyatakan bahwa PWD telah wanprestasi dan meminta PWD untuk melunasi seluruh pokok pinjaman dan bunga yang jatuh tempo atas hutang sewa guna usaha beserta penghentian penggunaan mesin-mesin yang disewa. Dengan demikian, pada tanggal 31 Desember 2001, hutang sewa guna usaha jangka panjang tersebut diklasifikasikan sebagai kewajiban lancar pada neraca konsolidasi. Pada tanggal 11 November 2002 dan 19 Desember 2002, kreditur-kreditur tertentu dari sindikasi sewa guna usaha telah mengalihkan sebagian pinjaman ini kepada PT Mega Finadana (“MF”). Jumlah saldo pokok pinjaman dan bunga masih harus dibayar masing-masing sebesar Rp 27.883.669.706 (AS$ 3.118.982) dan Rp 6.807.501.574 (AS$ 753.694) pada tanggal pengalihan. Selisih lebih nilai tercatat pinjaman ABN Amro atas jumlah yang terhutang kepada MF sebesar AS$ 605.237 (setara dengan Rp 5.466.612.851) diakui sebagai laba pada tahun 2002 dan disajikan sebagai bagian pos luar biasa pada laporan laba rugi konsolidasi tahun 2002. Pada tanggal 31 Desember 2002 dan 2001, rincian saldo hutang sewa guna usaha PWD adalah sebagai berikut: 2002 PT Mega Finadana (AS$ 3.884.765,37 pada tahun 2002) PT ABN Amro Finance Indonesia (AS$ 3.671.719,03 pada tahun 2002 dan 2001) PT Summit Sinar Mas Finance (AS$ 1.669.921,87 pada tahun 2002 dan 2001) PT Perjahl Leasing (AS$ 1.318.359,37 pada tahun 2002 dan 2001) PT Jaya Fuji Leasing Pratama (AS$ 1.318.359,37 pada tahun 2002 dan 2001) PT Exim SB Leasing (AS$ 1.318.359,37 pada tahun 2002 dan 2001) PT Maharaja Arthastar Indonesia Finance (AS$ 791.015,62 pada tahun 2002 dan 2001) PT Dai-Ichi Kangyo Panin Leasing (AS$ 1.318.359,37 pada tahun 2001) PT Garishindo Buana Finance Indonesia (AS$ 878.906,25 pada tahun 2001) PT Harita Kencana Finance (AS$ 1.687.499,75 pada tahun 2001) 2001 34.729.804.643 - 32.825.168.127 38.185.877.912 14.929.101.518 17.367.187.448 11.786.132.768 13.710.937.448 11.786.132.768 13.710.937.448 11.786.132.768 13.710.937.448 7.071.679.643 8.226.562.448 - 13.710.937.448 - 9.140.625.000 - 17.549.997.400 Jumlah Dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun 124.914.152.235 23.572.265.536 145.314.000.000 145.314.000.000 Bagian jangka panjang 101.341.886.699 - 53 PT ETERINDO WAHANATAMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2002 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2001 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 18. HUTANG JANGKA PANJANG (lanjutan) c. Hutang Sewa Guna Usaha (lanjutan) Peralatan pembuangan air limbah dan kendaraan Perusahaan, EBCI, ENG dan AG EBCI menyewa peralatan pembuangan air limbah dari PT Jaya Fuji Leasing Pratama dan kendaraan dengan sewa jangka panjang dari PT Bumiputera - BOT Finance. Perusahaan dan AG mempunyai perjanjian sewa kendaraan jangka panjang masing-masing dengan PT ORIX Indonesia Finance dan PT Bumiputera - BOT Finance. ENG dan AG juga menyewa peralatan berat dari PT ORIX Indonesia Finance berdasarkan perjanjian sewa jangka panjang. Pembayaran sewa minimum berdasarkan perjanjian sewa guna usaha pada tanggal 31 Desember 2002 adalah sebagai berikut: Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2003 Dikurangi bunga yang belum jatuh tempo 122.240.000 (4.825.387 ) Jumlah hutang sewa guna usaha Dikurangi bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun 117.414.613 (117.414.613 ) Bagian jangka panjang - Perjanjian pinjaman pada umumnya memuat beberapa pembatasan tertentu yang mewajibkan Anak perusahaan, antara lain, untuk mempertahankan beberapa rasio keuangan dan memperoleh persetujuan tertulis dari para pemberi pinjaman sebelum, antara lain, melakukan penggabungan usaha, konsolidasi, memperoleh dan memberi pinjaman, memperoleh dan menjual aktiva, melakukan investasi, membayar dividen, menjadi penjamin atau memberi jaminan, mengubah anggaran dasar, mengubah susunan komisaris dan direksi, serta melunasi hutang kepada para pemegang saham. 19. HAK MINORITAS ATAS AKTIVA BERSIH ANAK PERUSAHAAN YANG DIKONSOLIDASI Pada tanggal 31 Desember 2002 dan 2001, akun ini merupakan bagian pemegang saham minoritas atas aktiva bersih Anak perusahaan dengan rincian sebagai berikut: 2002 2001 PT Anugerahinti Gemanusa PT Petrowidada 405.596.501 - 1.441.796.666 10.284.728.313 Jumlah 405.596.501 11.726.524.979 Bagian pemegang saham minoritas atas defisiensi modal PWD pada tahun 2002 dan EBCI dan Anak perusahaan pada tahun 2002 dan 2001 telah melebihi penyertaan sahamnya. Dengan demikian, akumulasi kelebihan sebesar Rp 29.794.276.146 dan Rp 13.183.784.839 masing-masing pada tanggal 31 Desember 2002 dan 2001 telah diserap sementara oleh Perusahaan. 20. MODAL SAHAM Para pemegang saham Perusahaan dan pemilikan sahamnya pada tanggal 31 Desember 2002 dan 2001 adalah sebagai berikut: 54 PT ETERINDO WAHANATAMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2002 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2001 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 20. MODAL SAHAM (lanjutan) 2002 Pemegang Saham Jumlah Saham Ditempatkan dan Disetor Penuh Persentase Pemilikan Jumlah PT Eterindo Intiutama PT Jali Utama Raya Sudiharto Sridjaja Salim Sridjaja Jasin Sridjaja Hadiran Sridjaja Hadisan Sridjaja Masyarakat Watervale Worldwide Inc. Convertible Bondholders Credit Suisse Singapore Trust ING Asia Private Bank Limited Lain-lain (masing-masing dengan pemilikan kurang dari 5%) 276.000.000 96.000.000 1.800.000 800.000 600.000 400.000 400.000 28,50 % 9,92 0,19 0,08 0,06 0,04 0,04 138.000.000.000 48.000.000.000 900.000.000 400.000.000 300.000.000 200.000.000 200.000.000 211.353.700 142.297.000 84.524.300 60.415.600 21,83 14,69 8,73 6,24 105.676.850.000 71.148.500.000 42.262.150.000 30.207.800.000 93.706.400 9,68 46.853.200.000 Jumlah 968.297.000 100,00 % 484.148.500.000 2001 Pemegang Saham Jumlah Saham Ditempatkan dan Disetor Penuh Persentase Pemilikan Jumlah PT Eterindo Intiutama PT Jali Utama Raya Sudiharto Sridjaja Salim Sridjaja Jasin Sridjaja Hadiran Sridjaja Hadisan Sridjaja Masyarakat Watervale Worldwide Inc. Credit Suisse Singapore Trust Lain-lain (masing-masing dengan pemilikan kurang dari 5%) 276.000.000 96.000.000 1.800.000 800.000 600.000 400.000 400.000 28,50 % 9,92 0,19 0,08 0,06 0,04 0,04 138.000.000.000 48.000.000.000 900.000.000 400.000.000 300.000.000 200.000.000 200.000.000 211.353.700 84.524.300 21,83 8,73 105.676.850.000 42.262.150.000 296.419.000 30,61 148.209.500.000 Jumlah 968.297.000 100,00 % 484.148.500.000 Berdasarkan Rapat Umum Luar Biasa Para Pemegang Saham yang diselenggarakan pada tanggal 20 Agustus 1999 dan diaktakan dengan akta notaris Rachmat Santoso, S.H. No. 151 pada tanggal yang sama, para pemegang saham Perusahaan menyetujui rencana Perusahaan untuk memecah nilai nominal saham (“Stock Split”). Selanjutnya, dalam Rapat Umum Luar Biasa Para Pemegang Saham yang diselenggarakan pada tanggal 23 Juni 2000, dan diaktakan dengan akta notaris Rachmat Santoso, S.H. No. 219 pada tanggal yang sama, para pemegang saham Perusahaan juga menyetujui, antara lain, untuk mengeluarkan dan membagikan satu (1) saham bonus, dengan nilai nominal Rp 500 per saham, untuk setiap pemegang tiga (3) saham. Pada tanggal 25 April 2003, rencana stock split dan saham bonus tersebut belum direalisasi. Seluruh saham Perusahaan yang dimiliki oleh EIU digunakan sebagai jaminan untuk pinjaman EIU dari BII. 55 PT ETERINDO WAHANATAMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2002 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2001 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 21. TAMBAHAN MODAL DISETOR Rincian akun ini pada tanggal 31 Desember 2002 dan 2001 adalah sebagai berikut: 2002 2001 Tambahan modal disetor di atas nilai nominal Dilusi ekuitas Anak perusahaan - bersih Biaya emisi saham 220.591.500.000 (26.117.114.862) (17.224.192.088) 220.591.500.000 (31.117.114.862) (17.224.192.088) Bersih 177.250.193.050 172.250.193.050 Tambahan modal disetor di atas nilai nominal merupakan selisih lebih harga penerbitan saham penawaran umum perdana dan harga penerbitan obligasi di atas nilai nominalnya. Dilusi ekuitas Perusahaan pada Anak perusahaan yang dikonsolidasi (bersih) berasal dari penerbitan tambahan saham Anak perusahaan kepada pihak ketiga. Biaya emisi saham dan obligasi merupakan biaya emisi saham selama Penawaran Umum Perdana dan Penerbitan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu I, serta biaya emisi obligasi wajib konversi yang dikonversi menjadi saham biasa pada tahun 1997. 22. SELISIH NILAI TRANSAKSI RESTRUKTURISASI ENTITAS SEPENGENDALI Pada tanggal 31 Desember 2002 dan 2001, rincian akun ini adalah sebagai berikut: Anak perusahaan Harga Pembelian Nilai Aktiva Bersih Anak Perusahaan yang Diperoleh dalam Entitas Sepengendali Selisih Nilai Transaksi Restrukturisasi Entitas Sepengendali Tahun Keterangan PWD 22.529.753.747 21.155.076.584 (1.374.677.163 ) 1995 Perusahaan meningkatkan pemilikan sahamnya di PWD dari 63% menjadi 68%. PWD 59.244.382.520 70.583.496.132 11.339.113.612 1997 Perusahaan meningkatkan pemilikan sahamnya di PWD dari 68% menjadi 75,72%. EBCI dan Anak perusahaan 40.050.000.000 31.681.395.352 (8.368.604.648 ) 1996 Perusahaan memperoleh EBCI sebesar 90%. EBCI dan Anak perusahaan 131.000.000.000 160.760.835.724 29.760.835.724 1997 Perusahaan meningkatkan pemilikan sahamnya di EBCI dari 90% menjadi 97,49%. AG 140.000.000.000 135.467.561.600 (4.532.438.400 ) 1999 Perusahaan meningkatkan pemilikan sahamnya di AG dari 98% menjadi 99,15%. Jumlah 26.824.229.125 23. PENJUALAN BERSIH Penjualan bersih terdiri dari: 2002 Lokal Ekspor Jumlah 56 2001 755.055.936.169 569.156.867.342 822.962.103.275 388.315.549.049 1.324.212.803.511 1.211.277.652.324 PT ETERINDO WAHANATAMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2002 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2001 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 23. PENJUALAN BERSIH (lanjutan) Rincian pelanggan dengan nilai penjualan melebihi 10% dari jumlah penjualan bersih adalah sebagai berikut: Persentase dari Jumlah Penjualan Bersih (%) Jumlah Continental Chemicals Corporation Pte. Ltd. (dahulu Continental Pacific (Singapore) Pte. Ltd.) 2002 2001 2002 569.156.867.342 388.315.549.049 42,98 2001 32,06 24. BEBAN POKOK PENJUALAN Rincian beban pokok penjualan adalah sebagai berikut: 2002 Pemakaian Bahan Baku Upah Buruh Langsung Beban Pabrikasi 2001 951.090.020.585 9.299.812.194 205.972.643.793 932.525.878.892 7.916.016.648 146.954.602.540 Jumlah Beban Produksi Persediaan Barang dalam Proses Awal tahun Akhir tahun 1.166.362.476.572 1.087.396.498.080 Beban Pokok Produksi Persediaan Barang Jadi Awal tahun Pembelian Akhir tahun 1.165.653.014.573 Beban Pokok Penjualan 1.165.936.162.658 15.519.832.469 (16.229.294.468) 61.793.954.055 44.481.182.392 (105.991.988.362) 13.045.375.319 (15.519.832.469) 1.084.922.040.930 56.203.760.082 44.762.417.742 (61.793.954.055) 1.124.094.264.699 Rincian pemasok dengan nilai pembelian melebihi 10% dari jumlah pembelian adalah sebagai berikut: Persentase dari Jumlah Pembelian (%) Jumlah 2002 2001 2002 2001 PT Petro Oxo Nusantara Continental Chemicals Corporation Pte. Ltd. (dahulu Continental Pacific (Singapore) Pte. Ltd.) 124.954.106.026 165.743.525.039 12,56 17,47 480.896.225.941 213.128.616.688 48,31 22,47 Jumlah 605.850.331.967 378.872.141.727 60,87 39,94 57 PT ETERINDO WAHANATAMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2002 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2001 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 25. BEBAN USAHA Beban usaha terdiri dari: 2002 2001 Penjualan Pengangkutan Beban ekspor dan penanganan barang (lihat Catatan 27) Jamuan Gaji, upah dan kesejahteraan karyawan Sewa Asuransi Iklan dan promosi penjualan Lain-lain (masing-masing di bawah Rp 500.000.000) 35.522.473.673 18.257.196.795 2.736.385.038 2.703.858.785 1.450.433.026 200.053.654 44.100.000 2.379.997.872 32.135.256.932 16.553.759.164 2.870.676.403 1.791.798.191 1.520.891.898 1.266.741.706 1.723.398.054 2.101.670.055 Sub-jumlah 63.294.498.843 59.964.192.403 Umum dan Administrasi Gaji, upah dan kesejahteraan karyawan Jamuan dan representasi Penyusutan Jasa tenaga ahli Komunikasi Pajak Sewa Perjalanan Air dan listrik Asuransi Kendaraan Perlengkapan kantor Perbaikan dan pemeliharaan Penyisihan piutang ragu-ragu Lain-lain (masing-masing di bawah Rp 500.000.000) 32.521.763.449 10.060.755.284 4.056.258.341 3.677.692.150 2.658.795.704 2.328.964.081 2.041.513.768 2.038.827.295 1.905.179.957 1.761.301.597 1.315.537.519 1.078.232.680 838.047.750 365.253.164 2.131.018.542 26.496.797.945 9.647.191.660 4.550.666.324 2.412.721.487 2.629.094.506 1.440.402.487 1.508.086.160 1.960.247.790 1.101.683.549 1.253.090.973 1.142.265.263 934.807.907 904.493.911 7.826.050.011 4.094.319.735 Sub-jumlah 68.779.141.281 67.901.919.708 132.073.640.124 127.866.112.111 Jumlah 26. POS LUAR BIASA Akun ini merupakan jumlah laba (rugi) bersih yang direalisasi oleh Anak perusahaan yang timbul dari restrukturisasi pinjaman (lihat Catatan 2) dengan rincian sebagai berikut: 2002 PT Bank Internasional Indonesia Tbk (lihat Catatan 14d) PT Bank DBS Indonesia (lihat Catatan 13e dan 14c) PT ABN-Amro Finance Indonesia (lihat Catatan 18c) Standard Chartered Bank (lihat Catatan 13c) PT Bank Mizuho Indonesia (lihat Catatan 13g dan 14e) Badan Penyehatan Perbankan Nasional (lihat Catatan 18) The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Limited (lihat Catatan 14b) 23.359.610.770 21.153.389.296 5.466.612.851 5.132.863.337 3.592.034.962 (94.968.537.120) 4.238.742.656 Jumlah (32.025.283.248) 58 PT ETERINDO WAHANATAMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2002 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2001 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 27. PERJANJIAN PENTING DAN IKATAN Pada tanggal 31 Desember 2002 dan 2001, perjanjian dan ikatan Perusahaan dan Anak perusahaan yang signifikan adalah sebagai berikut: Perjanjian Perusahaan a. Perusahaan mempunyai perjanjian dengan MEC, pihak yang mempunyai hubungan istimewa, dimana Perusahaan setuju untuk memberikan bantuan dalam bidang operasi dan personalia. Sebagai imbalan, MEC setuju untuk membayar jasa manajemen sebesar AS$ 27.950 per tahun. Perjanjian ini diperpanjang secara otomatis untuk setiap satu tahun, kecuali jika diakhiri oleh salah satu pihak. Pendapatan manajemen yang dihasilkan sebesar Rp 259.186.800 pada tahun 2002 dan Rp 282.456.250 pada tahun 2001, yang disajikan sebagai bagian dari akun “Penghasilan Lain-lain - Lain-lain” pada laporan laba rugi konsolidasi. Saldo piutang dari MEC atas transaksi tersebut sebesar AS$ 4.472 (setara dengan Rp 39.756.080) dan AS$ 6.708 (setara dengan Rp 69.763.200) masing-masing pada tanggal 31 Desember 2002 dan 2001, yang disajikan sebagai bagian dari akun “Piutang Pemegang Saham dan Hubungan Istimewa” pada neraca konsolidasi. b. Pada tanggal 20 September 1996, Perusahaan mengadakan perjanjian dengan Prointal, pihak yang mempunyai hubungan istimewa, untuk menyewa fasilitas “sea water intake” dan “normal butane piping” selama sepuluh (10) tahun. Fasilitas “sea water intake” dan “normal butane piping” digunakan oleh AG dengan beban sewa masing-masing sebesar AS$ 8.250 dan AS$ 4.000 per bulan. Sejak tahun 1997, sewa tersebut dibebankan kepada dan dibayar langsung oleh AG. Pada tahun 2001, tidak ada biaya sewa yang dibebankan pada usaha karena AG masih menegosiasikan beban sewa dengan Prointal. Pada tanggal 31 Desember 2002 dan 2001, saldo hutang kepada Prointal atas transaksi tersebut masing-masing sebesar AS$ 188.217 dan Rp 23.300.811 (setara dengan Rp 1.707.571.423) dan AS$ 162.150 dan Rp 143.796.938 (setara dengan Rp 1.830.156.938), yang disajikan sebagai bagian dari akun “Hutang Lain-lain - Hubungan Istimewa” pada neraca konsolidasi. PWD c. Pada tanggal 29 Juni 1994, PWD mengadakan perjanjian sewa dengan PKG, pemegang saham PWD, dimana PWD menyewa tanah milik PKG seluas 21.261,25 m2 dari tanggal 1 Januari 1996 sampai tanggal 30 Juni 2014. Harga sewa sebesar AS$ 3 per meter persegi per tahun selama lima (5) tahun pertama dan akan ditinjau kembali setiap lima (5) tahun. Jumlah sewa yang dibebankan pada usaha sebesar Rp 658.248.300 pada tahun 2002 dan Rp 667.337.484 pada tahun 2001, yang disajikan sebagai bagian dari akun “Beban Pokok Penjualan” pada laporan laba rugi konsolidasi. Saldo hutang kepada PKG atas transaksi tersebut sebesar AS$ 133.007 dan Rp 59.318.887 (setara dengan Rp 1.442.588.463) pada tanggal 31 Desember 2001, yang disajikan sebagai bagian dari akun “Hutang Hubungan Istimewa” pada neraca konsolidasi. Pada tanggal 9 Juli 1999, PWD mengadakan perjanjian lain dengan PKG sehubungan dengan pemakaian rute jaringan pipa seluas 19.200 inch-meter dan pemakaian fasilitas pelabuhan PKG untuk kegiatan bongkar/muat dan penyaluran bahan baku dan produk cair PWD maksimal sebanyak 325.000 MT selama lima (5) tahun. Perjanjian ini berlaku surut sejak tanggal 22 Desember 1998 dan akan berakhir secara otomatis pada tanggal 21 Desember 2003 atau jika kuantitas bongkar/muat dan penyaluran bahan baku dan produk cair PWD telah mencapai 325.000 MT, mana yang lebih dulu. Tenggang waktu selama enam (6) bulan sejak tanggal berakhirnya perjanjian diberikan jika jumlah kuantitas yang disepakati belum tercapai (lihat Catatan 10). 59 PT ETERINDO WAHANATAMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2002 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2001 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 27. PERJANJIAN PENTING DAN IKATAN (lanjutan) Perjanjian (lanjutan) d. Pada tanggal 12 Desember 1994, PWD mengadakan perjanjian dengan Sumitomo Corporation (“Sumitomo”) dan Nippon Shokubai Co. Ltd. (“NSCL”), Jepang, untuk penyediaan katalis NSCL melalui Sumitomo, yang digunakan untuk produksi PA dan jasa bantuan teknik dalam penggunaan katalis secara benar dengan harga yang ditetapkan pada saat penempatan pesanan. Pada tanggal 27 Oktober 1997, PWD mengadakan perjanjian lain dengan Sumitomo dan NSCL Jepang, untuk penyediaan katalis NSCL melalui Sumitomo, yang digunakan untuk produksi Pabrik PA III dan jasa bantuan teknik dalam penggunaan katalis secara benar dengan harga yang ditetapkan pada saat penempatan pesanan. Perjanjian ini berlaku selama periode sepuluh (10) tahun setelah tanggal efektif perjanjian ini masing-masing sampai tahun 2004 dan 2007. Kecuali jika diakhiri pada saat berakhirnya periode tersebut, perjanjian ini akan berlanjut sampai diakhiri oleh salah satu pihak. Berdasarkan notulen rapat yang diadakan pada tanggal 19 Januari 2000, PWD diwajibkan, antara lain, untuk membeli katalis Pabrik PA III pada bulan April 2000 dan membuka L/C yang tidak dapat dibatalkan sebesar 25% dari jumlah harga pembelian katalis sekurang-kurangnya lima (5) bulan sebelum jadwal pengiriman katalis atau paling lambat akhir bulan September 2000. Karena hal tersebut tidak direalisasi, maka pada tanggal 24 Maret 2001, PWD menerima pemberitahuan penghentian perjanjian penyediaan katalis tanggal 27 Oktober 1997. Sebagai akibat dari penghentian perjanjian tersebut, PWD telah melanggar ketentuan Perjanjian Lisensi dengan Atofina (dahulu Elf Atochem) dan meminta Atofina untuk mengubah ketentuan Perjanjian Lisensi tersebut (lihat Catatan 28g). Pada tahun 2002 dan 2001, tidak ada imbalan jasa bantuan teknik yang dibayar atas perjanjian tersebut di atas. e. Pada tanggal 21 Februari 1995, PWD mengadakan perjanjian dengan Exxon Mobil Chemical Singapore, Pte. Ltd. (“Exxon”) (dahulu Mobil Petrochemicals International Ltd.), Singapura, untuk pembelian Orthoxylene (“OX”), bahan baku yang digunakan dalam memproduksi PA. Berdasarkan perjanjian ini, yang selanjutnya diperbaharui pada tanggal 22 April 1996, PWD setuju untuk membeli dan Exxon setuju untuk menjual OX minimum 35.000 MT per tahun sampai tanggal 31 Desember 1999 berdasarkan harga “FOB US Gulf Coast” dan akan tetap memiliki kekuatan penuh dan pengaruh kecuali jika diakhiri pada tanggal 1 Januari 2000, atau setiap tanggal 1 Januari tahun berikutnya. Pada tanggal 19 Januari 2000, PWD memperbaharui perjanjian tersebut efektif dari tanggal 1 Januari 2000 sampai tanggal 31 Desember 2000 untuk membeli OX sebesar 40.000 MT pada tahun 2000. Pada tahun 2001, tidak ada perpanjangan perjanjian untuk membeli OX dari Exxon. Tidak ada pembelian OX dari Exxon untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2002. Pembelian OX dari Exxon sebesar 18,36% dari jumlah pembelian OX oleh PWD untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2001. f. Pada tanggal 20 Januari 1997, PWD mengadakan Perjanjian Distribusi dengan Continental Chemical Corporation Pte. Ltd. (“CCCPL”), (dahulu Continental Pacific (Singapore) Pte. Ltd.), Singapura, dimana PWD memberikan CCCPL hak non eksklusif untuk memasarkan, menjual dan mendistribusikan produk utamanya, PA, sesuai dengan ketentuan di dalam perjanjian. Kompensasi sebesar persentase tertentu dari harga CNF terhutang kepada CCCPL pada saat penyelesaian setiap transaksi. Sejak tahun 1999, jasa kompensasi yang harus dibayar oleh PWD dikompensasi dengan pembayaran hutang usaha CCCPL. Pada tanggal 4 Januari 2002, perjanjian ini telah diakhiri. 60 PT ETERINDO WAHANATAMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2002 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2001 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 27. PERJANJIAN PENTING DAN IKATAN (lanjutan) Perjanjian (lanjutan) Selanjutnya, PWD mengadakan Perjanjian Distribusi lain dengan CCCPL, yang berlaku efektif pada tanggal 4 Januari 2002 dan tetap berlaku sampai diakhiri oleh salah satu pihak, dimana PWD memberikan CCCPL hak eksklusif untuk memasarkan, menjual dan mendistribusikan produk PA untuk keperluan ekspor sesuai dengan ketentuan di dalam perjanjian. PWD akan membayar seluruh beban impor (termasuk bea impor, beban penanganan dan pengangkutan) sehubungan dengan penjualan dalam lokasi tertentu pada tarif tertentu atas produk yang dijual dan CCCPL berhak mengurangi beban keuangan dan beban-beban lain sehubungan dengan penjualan berdasarkan persentase tertentu dari nilai penjualan ekspor tersebut. PWD juga akan bertanggung jawab sepenuhnya atas tidak tertagihnya piutang yang timbul dari penjualan produk PWD kepada pelanggan CCCPL karena kegagalan pembayaran pelanggan CCCPL. Penjualan sehubungan dengan perjanjian ini dicatat sebagai “Penjualan Ekspor” pada laporan laba rugi konsolidasi (lihat Catatan 24). Piutang usaha sehubungan dengan penjualan masingmasing sebesar Rp 92.051.625.277 dan Rp 30.427.165.600 pada tanggal 31 Desember 2002 dan 2001 yang disajikan sebagai bagian akun “Piutang Usaha” pada neraca konsolidasi (lihat Catatan 4). Beban sehubungan dengan perjanjian ini dicatat sebagai “Beban ekspor dan penanganan barang” dalam beban penjualan. Saldo hutang sebesar Rp 2.951.965.068 pada tanggal 31 Desember 2001 disajikan sebagai bagian akun “Beban Masih Harus Dibayar” pada neraca konsolidasi (lihat Catatan 18). g. Pada tanggal 2 Juni 1997, PWD mengadakan Perjanjian Lisensi dengan Atofina (dahulu Elf Atochem), Perancis, dimana Atofina akan memberikan PWD hak eksklusif dan tidak dapat dipindahtangankan untuk menggunakan proses kombinasi milik Atofina dan NSCL, dengan menggunakan katalis NSCL (lihat Catatan 28d) dalam memproduksi PA dan menyediakan bantuan teknik, Paket Dasar Perekayasaan (dokumentasi dan informasi teknik sehubungan dengan pemancangan, start-up, pengoperasian dan pemeliharaan Pabrik) dan jasa rekayasa lainnya dalam pengoperasian Pabrik PA III. Pada tanggal 12 November 1997, PWD mengadakan Perjanjian Lisensi lain dengan Atofina (dahulu Elf Atochem), Perancis, dimana Atofina akan memberikan PWD hak eksklusif dan tidak dapat dipindahtangankan untuk menggunakan proses milik Atofina dalam memproduksi Fumaric Acid (“FA”) dan menyediakan bantuan teknik, Paket Dasar Perekayasaan dan jasa rekayasa lainnya dalam pengoperasian Pabrik FA. Sebagai imbalan atas penggunaan proses dan pelaksanaan Paket Dasar Perekayasaan, PWD harus membayar jasa lisensi masing-masing sebesar Frf 8.000.000 dan Frf 2.000.000 untuk Pabrik PA III, dan masing-masing sebesar Frf 2.000.000 dan Frf 1.750.000 untuk Pabrik FA, sesuai dengan jadwal pembayaran kontrak. Kecuali jika diakhiri seperti yang ditetapkan dalam perjanjian, perjanjian ini berlaku efektif selama sepuluh (10) tahun dari tanggal efektif perjanjian (ditentukan dalam perjanjian sebagai tanggal dimana perjanjian telah ditandatangani oleh kedua belah pihak, keputusan pendanaan telah disetujui dan cicilan pertama jasa lisensi telah dibayar). Pada tanggal 22 Oktober 2001, PWD mengadakan Perubahan terhadap Perjanjian Lisensi tanggal 2 Juni 1997 dengan Atofina yang mengijinkan PWD untuk menggunakan Pabrik PA III yang masih dalam tahap pembangunan (lihat juga Catatan 28d) dan untuk menjadwal ulang kembali pembayaran hutang PWD. Berdasarkan Perjanjian Perubahan tersebut, saldo pembayaran sebesar Frf 4.800.000 untuk sisa hutang jasa lisensi dijadwal ulang kembali yang akan dilunasi 61 PT ETERINDO WAHANATAMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2002 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2001 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 27. PERJANJIAN PENTING DAN IKATAN (lanjutan) Perjanjian (lanjutan) dalam tiga (3) kali cicilan yang tidak sama besar, dimulai sejak tanggal 31 Oktober 2001 dan berakhir pada tanggal 30 Juni 2002, serta dikenakan suku bunga sebesar 6% per tahun sejak tanggal 1 April 2000 sampai dengan tanggal pembayaran. Jumlah jasa lisensi yang terjadi atas perjanjian dengan Atofina untuk Pabrik PA III sebesar Frf 10.000.000 dan untuk Pabrik FA sebesar Frf 837.500, yang disajikan sebagai bagian dari akun “Aktiva Tetap” pada neraca konsolidasi. Tidak ada jasa lisensi yang dibayar untuk Pabrik FA sejak tahun 1998. Pada tanggal 31 Desember 2002 dan 2001, saldo hutang kepada Atofina untuk Pabrik PA III masing-masing sebesar € 526.864 (setara dengan Rp 4.936.528.879) dan Frf 4.348.330 (setara dengan Rp 6.090.966.731), termasuk bunga yang berkaitan, yang disajikan sebagai bagian dari akun “Hutang Lain-lain - Pihak Ketiga” pada neraca konsolidasi. h. Sehubungan dengan pembangunan Pabrik PA III, selama tahun 2001 dan 2000, PWD mengadakan beberapa kontrak jangka pendek dan jangka panjang yang signifikan dengan beberapa pemasok asing dan kontraktor lokal sebagai berikut: • Pada bulan Mei 2000, Juni 2000 dan Januari 2001, dengan beberapa pemasok asing untuk penyediaan peralatan dan bahan-bahan dari luar dan dalam negeri untuk Pabrik PA III, dengan keseluruhan harga kontrak tetap sebesar DM 6.093.380 dan AS$ 400.000 sesuai dengan jadwal pembayaran kontrak. Jumlah biaya perolehan yang terjadi atas kontrak-kontrak tersebut sebesar DM 6.093.380 dan AS$ 400.000, yang disajikan sebagai bagian dari akun “Aktiva Tetap” pada neraca konsolidasi. Pada tanggal 31 Desember 2002 dan 2001, saldo hutang kepada pemasok asing atas kontrak tersebut sebesar € 1.133.266 dan AS$ 54.000 (setara dengan Rp 11.101.069.619) dan DM 1.477.651 dan AS$ 54.000 (setara dengan Rp 7.503.626.540) yang disajikan sebagai bagian dari akun “Bagian Hutang Jangka Panjang yang Jatuh Tempo dalam Satu Tahun” dan € 758.100 dan AS$ 25.000 (setara dengan Rp 7.326.628.011) dan DM 2.960.365 dan AS$ 79.000 (setara dengan Rp 14.729.476.220) yang disajikan sebagai bagian dari akun “Hutang Jangka Panjang” pada neraca konsolidasi. • Pada bulan Juni 2000 sampai dengan bulan Februari 2001, dengan beberapa kontraktor lokal untuk pekerjaan konstruksi dan peralatan, penyediaan dan pembelian bahan-bahan untuk Pabrik PA III dan jasa delegasi personal, dengan keseluruhan harga kontrak sebesar AS$ 2.042.500, DM 256.322 dan Rp 11.110.000.000 (tidak termasuk PPN) sesuai dengan jadwal pembayaran kontrak. Jumlah biaya perolehan yang terjadi atas kontrak-kontrak tersebut sebesar AS$ 2.042.500, DM 256.322 dan Rp 11.110.000.000 pada tanggal 31 Desember 2001, yang disajikan sebagai bagian dari akun “Aktiva dalam Penyelesaian” pada neraca konsolidasi. Tambahan biaya perolehan atas kontrak ini sebesar € 40.989 pada tahun 2002. Pada tanggal 31 Desember 2002, saldo hutang kepada kontraktor lokal dan akrual penyelesaian Pabrik PA III atas kontrak-kontrak tersebut masing-masing sebesar AS$ 92.549 dan Rp 400.623.823 (setara dengan Rp 1.228.008.575) dan € 41.771 (setara dengan Rp 391.379.182) disajikan sebagai bagian dari akun “Hutang Lain-lain - Pihak Ketiga” dan “Biaya Masih Harus Dibayar” pada neraca konsolidasi. Pada tanggal 31 Desember 2001, saldo hutang kepada kontraktor lokal dan akrual penyelesaian Pabrik PA III atas kontrakkontrak tersebut masing-masing sebesar AS$ 310.963 dan Rp 2.504.324.334 (setara dengan Rp 5.738.334.552) dan DM 256.322 (setara dengan Rp 1.204.231.729), yang disajikan sebagai bagian dari akun “Hutang Lain-lain - Pihak Ketiga” dan “Biaya Masih Harus Dibayar” pada neraca konsolidasi. 62 PT ETERINDO WAHANATAMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2002 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2001 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 27. PERJANJIAN PENTING DAN IKATAN (lanjutan) Perjanjian (lanjutan) • i. Pada bulan Juni 2001, dengan pemasok asing untuk penyediaan penggantian katalis PA untuk Pabrik PA III, dengan harga kontrak sebesar € 1.090.000, sesuai dengan jadwal pembayaran kontrak dengan cicilan terakhir pada bulan Juni 2003 dan dikenakan suku bunga sebesar 9% per tahun. Jumlah biaya perolehan yang terjadi atas kontrak tersebut disajikan sebagai bagian dari akun “Beban Ditangguhkan” pada neraca konsolidasi, dengan saldo yang belum diamortisasi sebesar Rp 9.141.923.400 pada tanggal 31 Desember 2001. Pada tanggal 31 Desember 2001, saldo hutang kepada pemasok asing atas kontrak tersebut sebesar € 417.242 (setara dengan Rp 3.833.794.186), termasuk bunga yang berkaitan, dan € 163.500 (setara dengan Rp 1.502.306.670), yang masing-masing disajikan sebagai bagian dari akun “Bagian Hutang Jangka Panjang yang Jatuh Tempo dalam Satu Tahun” dan “Hutang Jangka Panjang” pada neraca konsolidasi. Pada tanggal 5 Februari 2001, PWD mengadakan kontrak lain dengan Wacker Engineering Limited (“Wacker”) untuk studi kelayakan untuk mengkonversi Pabrik PA I menjadi Pabrik MA dan memperbaiki kuantitas produksi MA di Gresik, Jawa Timur, dengan harga kontrak tetap sebesar AS$ 380.000 sesuai dengan jadwal pembayaran kontrak. Pada tanggal 31 Desember 2001, jumlah yang telah dibayar kepada Wacker atas kontrak tersebut sebesar AS$ 380.000, yang disajikan sebagai bagian dari akun “Aktiva dalam Penyelesaian” pada neraca konsolidasi. Pada tahun 2002, manajemen mengetahui bahwa proyek ini tidak dapat diselesaikan karena alasan-alasan berikut, antara lain, peralatan pabrik PA I yang ada sekarang mungkin tidak sesuai dengan teknologi baru atau akan membutuhkan modifikasi keseluruhan, biaya modifikasi mungkin akan lebih besar dan permintaan pasar yang lemah untuk produk MA. Dengan demikian, manajemen memutuskan untuk menghentikan proyek ini dan jumlah biaya yang telah dibayar sebesar AS$ 380.000 (setara dengan Rp 4.662.310.540) dihapus dan dicatat sebagai bagian “Pendapatan (Beban) Lain-lain” pada laporan laba rugi konsolidasi. EBCI j. EBCI mengadakan Perjanjian Distribusi dengan CCCPL, dengan perpanjangan terakhir efektif pada tanggal 4 Januari 2002 dan tetap berlaku sampai diakhiri oleh salah satu pihak, dimana EBCI memberikan CCCPL hak eksklusif untuk memasarkan, menjual dan mendistribusikan produk Plasticizers, Water Based dan Solvent Based untuk keperluan ekspor sesuai dengan ketentuan di dalam perjanjian. EBCI akan membayar seluruh beban impor (termasuk bea impor, beban penanganan dan pengangkutan) sehubungan dengan penjualan dalam lokasi tertentu pada tarif tertentu atas produk yang dijual dan CCCPL berhak mengurangi beban keuangan dan bebanbeban lain sehubungan dengan penjualan berdasarkan persentase tertentu dari nilai penjualan ekspor tersebut. EBCI juga akan bertanggung jawab sepenuhnya atas tidak tertagihnya piutang yang timbul dari penjualan produk EBCI kepada pelanggan CCCPL karena kegagalan pembayaran pelanggan CCCPL. EBCI mengadakan Perjanjian Distribusi lain dengan Continental Pacific (Hong Kong) Pte. Ltd. (“CPH”) (dahulu Longxing Chemical (HK) Ltd.), Hong Kong, dimana EBCI memberikan CPH hak eksklusif untuk memasarkan, menjual dan mendistribusikan produk Plasticizers, Water Based dan Solvent Based untuk keperluan ekspor sesuai dengan ketentuan di dalam perjanjian. Berdasarkan perjanjian tersebut, beban-beban impor yang berkaitan dengan pengiriman produk, seperti bea impor, pengangkutan dan penanganan barang, dibebankan pada EBCI dan CPH berhak mengurangi beban-beban lain sehubungan dengan pengiriman produk berdasarkan persentase tertentu dari nilai penjualan ekspor tersebut. EBCI juga akan bertanggung jawab sepenuhnya atas 63 PT ETERINDO WAHANATAMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2002 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2001 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 27. PERJANJIAN PENTING DAN IKATAN (lanjutan) Perjanjian (lanjutan) tidak tertagihnya piutang yang timbul dari penjualan produk EBCI kepada pelanggan Longxing karena kondisi yang tidak terkendali. Perjanjian ini telah berakhir pada tanggal 9 Januari 2002 dan tidak diperpanjang. Penjualan sehubungan dengan perjanjian ini dicatat sebagai “Penjualan Ekspor” pada laporan laba rugi konsolidasi (lihat Catatan 24). Piutang usaha sehubungan dengan penjualan ini masingmasing sebesar Rp 8.031.634.761 dan Rp 29.411.555.486 pada tanggal 31 Desember 2002 dan 2001 yang disajikan sebagai bagian akun “Piutang Usaha” pada neraca konsolidasi (lihat Catatan 4). Beban sehubungan dengan perjanjian ini dicatat sebagai “Beban ekspor dan penanganan barang” dalam beban penjualan. Saldo hutang masing-masing sebesar Rp 2.281.329.047 dan Rp 3.232.947.744 pada tanggal 31 Desember 2002 dan 2001 disajikan sebagai bagian akun “Beban Masih Harus Dibayar” pada neraca konsolidasi (lihat Catatan 18). k. Pada tanggal 8 Januari 2001, EBCI mengadakan perjanjian proyek dengan PT Naver Indonesia Dot Com (“Naver”) untuk penyediaan jasa konsultasi dalam perencanaan sistem informasi dan penilaian kebutuhan pemakai sampai dengan pelaksanaannya, dengan biaya proyek sebesar AS$ 3.500.000, sesuai dengan jadwal pembayaran perjanjian. Pada tanggal 31 Desember 2001, jumlah biaya perolehan yang terjadi atas perjanjian dengan Naver sebesar AS$ 2.800.000, yang disajikan sebagai bagian dari akun “Aktiva dalam Penyelesaian” pada neraca konsolidasi, sedangkan saldo hutang kepada Naver atas perjanjian tersebut sebesar AS$ 2.450.000 (setara dengan Rp 25.480.000.000) pada tanggal 31 Desember 2001, yang disajikan sebagai bagian dari akun “Hutang Lain-lain - Pihak Ketiga” pada neraca konsolidasi. Hutang EBCI yang timbul dari proyek ini dijamin oleh Perusahaan. Pada tanggal 31 Mei 2002, EBCI mengadakan Perjanjian Penghentian dan Penyelesaian dengan Naver. Kedua pihak sepakat dengan persetujuan bersama untuk menghentikan proyek dan menyelesaikan hak dan kewajiban sesuai dengan perjanjian proyek. Sesuai dengan perjanjian ini, kedua pihak sepakat bahwa dari jumlah biaya yang telah terjadi sebesar AS$ 2.800.000, nilai pekerjaan yang sudah diselesaikan Naver adalah sebesar AS$ 1.050.000 (setara dengan Rp 12.012.000.000). Jumlah hutang kepada Naver telah diselesaikan oleh EBCI pada bulan Oktober 2002 dan saldo sebesar AS$ 1.750.000 (Rp 20.020.000.000) yang merupakan tagihan di muka disetujui sebagai denda penghentian EBCI. Jumlah sebesar AS$ 1.050.000 yang sebagian besar merupakan perangkat keras dan perangkat lunak yang berhubungan direklasifikasi ke akun “Peralatan Kantor, Perabot dan Perlengkapan” sedangkan dendanya dibebankan sebagai biaya dan dicatat sebagai bagian akun “Pendapatan (Beban) Lain-lain” pada laporan laba rugi konsolidasi. l. Pada tanggal 27 Februari 2001, EBCI mengadakan kontrak dengan SembCorp Engineers and Constructors Pte. Ltd. (“SembCorp”), Singapura untuk penyediaan dan pengadaan peralatan, mesin dan bahan-bahan, uji coba dan jasa start-up untuk mengkonversi Pabrik Plasticizers (DOP) menjadi Solution Acrylic (5.000 MT per tahun), Phenolic Resin (5.000 MT per tahun) dan Amino Resin (5.000 MT per tahun) di pabrik yang ada di Cikupa, Tangerang, Jawa Barat (“Pabrik”) dan dengan PT Sempec Indonesia (“Sempec”) untuk melaksanakan jasa manajemen proyek, 64 PT ETERINDO WAHANATAMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2002 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2001 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 27. PERJANJIAN PENTING DAN IKATAN (lanjutan) Perjanjian (lanjutan) modifikasi peralatan, pembangunan, pemancangan dan pekerjaan pemasangan, pengawasan pembangunan dan pemancangan, uji coba, jasa start-up dan jasa bantuan teknik untuk konversi Pabrik yang sama. SembCorp dan Sempec juga menyediakan tim manajemen proyek untuk Pabrik. Harga kontrak dengan SembCorp dan Sempec masing-masing sebesar AS$ 3.750.000 dan AS$ 1.965.000. Pada tanggal 31 Desember 2002, jumlah biaya perolehan yang terjadi atas kontrak dengan SembCorp dan Sempec masing-masing sebesar AS$ 2.811.250 dan AS$ 1.313.997, yang disajikan sebagai bagian dari akun “Aktiva dalam Penyelesaian” pada neraca konsolidasi. Saldo hutang kepada Sempec dan Sembcorp atas kontrak tersebut masing-masing sebesar Rp 8.546.214.898 (terdiri dari AS$ 875.500 dan Rp 719.244.004) dan Rp 1.162.200.000 (AS$ 130.000), yang disajikan sebagai bagian dari akun “Hutang Lain-lain - Pihak Ketiga” pada neraca konsolidasi. Pada tanggal 31 Desember 2001, jumlah biaya perolehan yang terjadi atas kontrak dengan SembCorp dan Sempec masing-masing sebesar AS$ 1.300.000 dan AS$ 1.067.500, yang disajikan sebagai bagian dari akun “Aktiva dalam Penyelesaian” pada neraca konsolidasi. Saldo hutang kepada Sempec atas kontrak tersebut sebesar AS$ 1.067.500 dan Rp 862.540.000 (setara dengan Rp 11.964.540.000), yang disajikan sebagai bagian dari akun “Hutang Lain-lain - Pihak Ketiga” pada neraca konsolidasi. Pada tanggal 31 Desember 2002, pekerjaan atas kontrak ini sudah 90,5% selesai. m. Pada tanggal 30 Juli 2001, EBCI mengadakan kontrak dengan Secular Engineering & Construction Pte. Ltd. (“SEC”), Singapura, untuk rekayasa, penyediaan dan pengadaan peralatan dan bahan-bahan, pembangunan, pemancangan, pekerjaan pemasangan, pengawasan untuk pembangunan dan pemancangan, uji coba, jasa start-up dan jasa bantuan teknik untuk Proyek Penggantian Reaktor Alkyd (R-303), dengan harga kontrak sebesar AS$ 936.000, sesuai dengan jadwal pembayaran kontrak. Selanjutnya, EBCI secara sepihak membatalkan kontrak tersebut, sehingga, sesuai dengan ketentuan dalam kontrak, EBCI diwajibkan untuk menyelesaikan seluruh kewajibannya atas kontrak yang dibuktikan dengan penerbitan faktur oleh SEC sebesar AS$ 234.000. Karena EBCI tidak membayar faktur tersebut, SEC mengajukan tuntutan kepailitan melawan EBCI di Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat melalui pengacaranya Bramm & Associates pada tanggal 28 November 2001 (lihat Catatan 29). Pada tahun 2001, kewajiban sebesar AS$ 234.000 tersebut tidak dicatat oleh EBCI karena SEC belum menyediakan jasa kepada EBCI. ENG n. ENG mengadakan Perjanjian Distribusi dengan CCCPL, dengan perpanjangan terakhir efektif pada tanggal 4 Januari 2002 dan tetap berlaku sampai diakhiri oleh salah satu pihak, dimana ENG memberikan CCCPL hak eksklusif untuk memasarkan, menjual dan mendistribusikan produk Plasticizers, Water Based dan Solvent Based untuk keperluan ekspor sesuai dengan ketentuan di dalam perjanjian. ENG akan membayar seluruh beban impor (termasuk bea impor, beban penanganan dan pengangkutan) sehubungan dengan penjualan dalam lokasi tertentu pada tarif 65 PT ETERINDO WAHANATAMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2002 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2001 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 27. PERJANJIAN PENTING DAN IKATAN (lanjutan) Perjanjian (lanjutan) tertentu atas produk yang dijual dan CCCPL berhak mengurangi beban keuangan dan bebanbeban lain sehubungan dengan penjualan berdasarkan persentase tertentu dari nilai penjualan ekspor tersebut. ENG juga akan bertanggung jawab sepenuhnya atas tidak tertagihnya piutang yang timbul dari penjualan produk ENG kepada pelanggan CCCPL karena kegagalan pembayaran pelanggan CCCPL. Penjualan sehubungan dengan perjanjian ini dicatat sebagai “Penjualan Ekspor” pada laporan laba rugi konsolidasi (lihat Catatan 24). Piutang usaha sehubungan dengan penjualan ini masingmasing sebesar Rp 12.049.407.454 dan Rp 61.506.931.200 pada tanggal 31 Desember 2002 dan 2001 yang disajikan sebagai bagian akun “Piutang Usaha” pada neraca konsolidasi (lihat Catatan 4). Beban sehubungan dengan perjanjian ini dicatat sebagai “Beban ekspor dan penanganan barang” dalam beban penjualan. Saldo hutang masing-masing sebesar Rp 241.237.675 dan Rp 1.470.155.128 pada tanggal 31 Desember 2002 dan 2001 disajikan sebagai bagian akun “Beban Masih Harus Dibayar” pada neraca konsolidasi (lihat Catatan 18). o. Pada tanggal 30 Juli 2001, ENG mengadakan kontrak dengan Daelim Heavy Machinery Ltd., untuk rekayasa, penyediaan dan pengadaan peralatan dan bahan-bahan, pembangunan, pemancangan, pekerjaan pemasangan, pengawasan untuk pembangunan dan pemancangan, uji coba, jasa start-up dan jasa bantuan teknik untuk Proyek Penggantian Reaktor DOP, dengan harga kontrak tetap sebesar AS$ 936.000, sesuai dengan jadwal pembayaran kontrak. Kewajiban ENG yang timbul atas kontrak ini dijamin oleh IMG, pemegang saham ENG. Pada tanggal 28 Juni 2002, kedua pihak sepakat untuk menghentikan kontrak ini dan kewajiban ENG yang timbul atas kontrak ini diambil alih oleh IMG sebagai penjamin atas kontrak ini. p. Pada tanggal 30 Juli 2001, ENG mengadakan kontrak dengan PT Meco Inoxprima untuk penyediaan dan pengadaan perlengkapan dan bahan-bahan, penggantian isolasi pipa dan tangki penampungan, penggantian peralatan instrumentasi dan pemasangan pipa distribusi dari tangki penampungan PA di pabrik ENG, dengan harga kontrak tetap sebesar Rp 537.000.000, sesuai dengan jadwal pembayaran kontrak. Kewajiban ENG yang timbul atas kontrak ini dijamin oleh IMG, pemegang saham ENG. Pada tanggal 28 Juni 2002, kedua pihak sepakat untuk menghentikan kontrak ini dan kewajiban ENG yang timbul atas kontrak ini diambil alih oleh IMG sebagai penjamin atas kontrak ini. q. Pada tanggal 28 Agustus 2001, ENG mengadakan Perjanjian Penjualan dan Pembelian dengan Royal Petrochemie Corporation Limited (“RPC”), untuk pembelian Vinyl Acetate Monomer (“VAM”), bahan baku yang digunakan untuk memproduksi Water Based sesuai dengan ketentuan dan kondisi dalam perjanjian. Berdasarkan perjanjian tersebut, ENG setuju untuk membeli dan RPC setuju untuk menjual minimum 75.000 ton VAM sampai dengan bulan Agustus 2006, berdasarkan harga “CIF CFR South East Asia’s spot”, yang dibagi menjadi enam (6) kali kuantitas pembelian tahunan minimum yang tidak sama besar dengan kuantitas pembelian minimum pada tahun 2001 sebesar 6.000 ton. 66 PT ETERINDO WAHANATAMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2002 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2001 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 27. PERJANJIAN PENTING DAN IKATAN (lanjutan) Perjanjian (lanjutan) Kewajiban ENG yang timbul atas perjanjian ini dijamin oleh IMG, pemegang saham ENG. Pada tanggal 28 Juni 2002, kedua pihak sepakat untuk menghentikan perjanjian penjualan dan pembelian ini dan kewajiban ENG yang timbul atas kontrak ini diambil alih oleh IMG sebagai penjamin atas kontrak ini. AG r. Pada tanggal 30 Mei 1999, AG mengadakan perjanjian dengan MEC, pihak yang mempunyai hubungan istimewa, untuk menjual 4,9% sistem “sea water intake” sebesar AS$ 195.705 (termasuk PPN). Pada tanggal 30 Juni 1999, AG mengadakan perjanjian lain dengan BS, dahulu pihak yang mempunyai hubungan istimewa, untuk menjual 9,6% sistem “sea water intake” sebesar AS$ 329.356 (termasuk PPN). Kedua perjanjian tersebut akan dilunasi dalam sepuluh (10) kali cicilan tahunan yang tidak sama besar sampai tahun 2007. Pada tanggal 31 Desember 2002 dan 2001, saldo piutang dari MEC atas transaksi tersebut masing-masing sebesar AS$ 72.614 (setara dengan Rp 649.169.992) dan AS$ 89.861 (setara dengan Rp 934.554.400), yang disajikan sebagai bagian dari akun “Piutang Pemegang Saham dan Hubungan Istimewa” pada neraca konsolidasi, dan dari BS masing-masing sebesar AS$ 212.616 (setara dengan Rp 1.900.787.972) dan AS$ 185.759 (setara dengan Rp 1.931.893.600), yang disajikan sebagai bagian dari akun “Piutang Lain-lain - Pihak Ketiga” pada neraca konsolidasi Ikatan • Perusahaan menjamin fasilitas pinjaman bank milik Anak perusahaan yang diperoleh dari BNI, HSBC Jakarta dan PT Bank Mizuho Indonesia, Jakarta. EBCI menjamin fasilitas pinjaman bank milik pihak yang mempunyai hubungan istimewa yang diperoleh dari BNI, sedangkan ENG menjamin fasilitas pinjaman bank milik pihak yang mempunyai hubungan istimewa yang diperoleh dari SCB. • Perusahaan menjaminkan seluruh sahamnya yang dimiliki di PWD, EBCI dan AG untuk menjamin fasilitas pinjaman secara bersama yang diperoleh dari Kreditur Club-deal (lihat Catatan 13d). • Perusahaan menjamin hutang EBCI yang timbul dari proyek dengan Naver (lihat Catatan 27k). 28. BEBAN KARYAWAN Perusahaan dan Anak perusahaan mencatat akrual untuk uang pesangon, uang penghargaan masa kerja dan ganti kerugian sebesar Rp 5.050.989.213 dan Rp 2.263.313.735 masing-masing pada tahun 2002 dan 2001, sebagaimana yang ditentukan dalam Keputusan Menteri Tenaga Kerja No. Kep-150/Men/2000 tanggal 20 Juni 2000 tentang Penyelesaian Pemutusan Hubungan Kerja dan Penetapan Uang Pesangon, Uang Penghargaan Masa Kerja dan Ganti Kerugian di Perusahaan dan disajikan sebagai bagian dari gaji, upah dan kesejahteraan karyawan pada laporan laba rugi konsolidasi. Akrual atas kewajiban ini masing-masing sebesar Rp 15.159.294.380 dan Rp 10.108.305.167 pada tanggal 31 Desember 2002 dan 2001 disajikan sebagai bagian dari akun “Biaya pesangon, penghargaan dan ganti kerugian karyawan yang masih harus dibayar” pada neraca konsolidasi (lihat Catatan 30h). 67 PT ETERINDO WAHANATAMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2002 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2001 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 29. LITIGASI EBCI, anak perusahaan, sebagai tergugat, menghadapi kasus tuntutan kepailitan yang diajukan oleh SEC Singapura, melalui pengacaranya Bramm & Associates pada tanggal 28 November 2001 (lihat juga Catatan 24t). Sebagai tanggapan, EBCI mengajukan Permohonan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (“PKPU”) pada tanggal 6 Desember 2001 yang dikabulkan oleh Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Jakarta Pusat pada tanggal 10 Desember 2001. Lebih lanjut, Pengadilan Niaga mengesahkan Rencana Perdamaian (Homologatie) EBCI pada tanggal 23 Januari 2002. Pada tanggal 8 Maret 2002, SEC, melalui pengacaranya Asrial, S.H. & Rekan, mengajukan Permohonan Peninjauan Kembali kepada Mahkamah Agung atas Putusan Homologatie tersebut. Akan tetapi, pada tanggal 27 Maret 2002, Mahkamah Agung menolak Permohonan Peninjauan Kembali yang diajukan SEC. Pada tanggal 30 Januari 2002, PT Bank Internasional Indonesia Tbk (“BII”) mengajukan Permohonan Kasasi kepada Mahkamah Agung melalui Pengadilan Niaga atas Putusan Homologatie tersebut. Akan tetapi, Pengadilan Niaga memutuskan bahwa Permohonan Kasasi tersebut tidak dapat diproses karena BII bukan merupakan pihak yang berhubungan dengan kasus PKPU ini. Pada tanggal 5 Juni 2002, Mahkamah Agung menolak Permohonan Kasasi BII. 30. KEJADIAN-KEJADIAN SETELAH TANGGAL NERACA a. Berdasarkan resolusi pemegang saham ENG yang diselenggarakan pada tanggal 6 Januari 2003 dan diaktakan dengan akta notaris Doktor Haji Teddy Anwar, S.H. No. 6 tanggal 6 Januari 2003, para pemegang saham ENG menyetujui peningkatan modal dasar ENG dari Rp 45.000.000.000 (terbagi atas 45.000 saham dengan nilai nominal Rp 1.000.000 per lembar saham) menjadi Rp 850.000.000.000 (terbagi atas 850.000 saham dengan nilai nominal Rp 1.000.000 per lembar saham) dan peningkatan modal ditempatkan dan disetor penuh ENG dari Rp 45.000.000.000 (terbagi atas 45.000 saham dengan nilai nominal Rp 1.000.000 per lembar saham) menjadi Rp 223.800.000.000 (terbagi atas 223.800 saham dengan nilai nominal Rp 1.000.000 per lembar saham) yang berasal dari konversi hutang kepada PT Intimutiara Gasindo (“IMG”), pemegang saham ENG, sebesar AS$ 20.000.000 berdasarkan perjanjian pinjaman tanggal 3 Januari 2003. Berdasarkan perjanjian pinjaman tersebut, ENG akan menerbitkan 178.800 saham dengan nilai nominal Rp 1.000.000 per lembar saham sebagai pembayaran atas pinjaman dari IMG sebesar AS$ 20.000.000 (lihat Catatan 5) dengan menggunakan kurs sebesar Rp 8.940 untuk AS$ 1. Sebagai akibat dari konversi ini, kepemilikan EBCI pada ENG berkurang dari sebesar 51% menjadi sebesar 10,25%. Ringkasan akun dan saldo ENG pada tanggal 31 Desember 2002 yang merupakan bagian dari laporan keuangan konsolidasi tahun 2002 adalah sebagai berikut: Jumlah Aktiva Jumlah Kewajiban Pendapatan Rugi usaha Laba bersih 470.858.879.385 641.630.497.169 249.181.704.380 (56.396.111.524 ) 89.357.670.494 b. Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa yang diselenggarakan pada tanggal 21 Januari 2003 yang diaktakan dengan akta notaris Rachmat Santoso, S.H. No. 66 pada tanggal yang sama, para pemegang saham Perusahaan menyetujui, antara lain, masuknya investor sebagai pemegang saham baru Anak-anak perusahaan, dilusi kepemilikan saham Perusahaan di Anak-anak perusahaan dan penjaminan aktiva Anak-anak perusahaan (termasuk penerbitan jaminan perusahaan) dan tindakan-tindakan lainnya yang dipandang perlu oleh Dewan Direksi Perusahaan sehubungan dengan restrukturisasi hutang anak-anak perusahaan. 68 PT ETERINDO WAHANATAMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2002 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2001 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 30. KEJADIAN-KEJADIAN SETELAH TANGGAL NERACA (lanjutan) c. Pada tanggal 27 Januari 2003, Norsk Royal Specialities Inc. Limited (“NRS”) telah mengalihkan piutangnya di PWD dan ENG (lihat Catatan 18b) kepada Royal Petrochemie Corporation Limited (“RPC”). Dengan demikian, seluruh proses restrukturisasi Unsustainable Loan - ex IBRA yang sedang berjalan diatur selanjutnya dengan RPC. Berdasarkan Surat Konfirmasi dari RPC kepada PWD dan ENG pada tanggal 20 Februari 2003, RPC mengkonfirmasikan bahwa jumlah saldo pinjaman yang dialihkan kepada RPC sebesar AS$ 116.336.082,98 pada tanggal 27 Januari 2003 yang akan dikonversikan menjadi ekuitas pada PWD dan ENG paling lambat tanggal 31 Desember 2003. Pinjaman ini tidak dikenakan bunga. d. Pada tanggal 7 Maret 2003, EBCI memperoleh surat persetujuan dari PT Bank Mandiri (Persero) (“BM”) atas pinjaman dengan nilai maksimum sebesar AS$ 15.000.000 seperti yang diajukan oleh EBCI dalam suratnya tertanggal 14 November 2002. Tujuan dari pinjaman ini adalah untuk mengambil alih sebagian dari pinjaman EBCI (pinjaman jangka pendek dan jangka panjang) dari kreditur sebelumnya yang telah dialihkan kepada kreditur lainnya (lihat Catatan 14c, 14d, 14e dan 14f). Penarikan pinjaman ini tergantung dari, antara lain, konversi unsustainable loan dimana ekuitas EBCI akan menjadi positif, rasio kewajiban terhadap ekuitas kurang dari 233% dan rasio lancar lebih dari 100%. e. Pada tanggal 11 Maret 2003, 12 Maret 2003 dan 19 Maret 2003, kreditur-kreditur tertentu dari sindikasi sewa guna usaha telah mengalihkan sebagian pinjamannya dalam hutang sewa guna usaha dengan nilai pokok pinjaman sebesar AS$ 3.779.296 beserta bunganya kepada PT Mega Finadana. f. Pada tanggal 13 Maret 2003, PBS telah mengalihkan piutangnya di EBCi kepada Osville Finance Limited (“OFL”), sebuah perusahaan yang didirikan di British Virgin Islands, dengan Jumlah yang Dialihkan yang sama. Berdasarkan Surat Konfirmasi dari OFL tanggal 18 Maret 2003, OFL menyetujui kira-kira 20% sampai 30% dari Jumlah yang Dialihkan (AS$ 13.264.003,28) akan diselesaikan paling lambat tanggal 31 Maret 2003 dan sisanya akan dikonversikan menjadi saham EBCI paling lambat tanggal 31 Desember 2003. Pada tanggal 25 April 2003, EBCI belum menyelesaikan bagian 20% sampai 30% dari pinjaman kepada OFL. g. Pada tanggal 31 Maret 2003, EBCI tidak mampu menyelesaikan cicilan pinjaman sebesar 20% sampai 30% dari Jumlah yang Dialihkan sejumlah AS$ 51.727.100 (lihat Catatan 14b, 14c, 14d dan 14e). Pada tanggal 25 April 2003, EBCI masih dalam proses untuk memperoleh pendanaan (pinjaman). h. Pada tanggal 25 Februari 2003, Undang-undang No. 13 Tahun 2003 (UU No. 13/2003) tentang Ketenagakerjaan telah disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (RI) dan Presiden RI. Pada tanggal 25 Maret 2003, Presiden RI telah menandatangani dan mengesahkan UU No. 13/2003 tersebut yang selanjutnya diumumkan dalam Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 No. 39. Peraturan Pemerintah dan Keputusan Menteri Tenaga Kerja mengenai pedoman pelaksanaan UU No. 13/2003 ini belum diterbitkan. Perusahaan berencana untuk mendiskusikan dampak UU No. 13/2003 ini terhadap laporan keuangan konsolidasi dan akrual Kep-150 yang ada, dengan pihak konsultan hokum dan aktuaris. Sampai dengan tanggal laporan auditor independen, dampak Undang-undang tersebut terhadap laporan keuangan konsolidasi, masih belum dapat ditentukan. 69 PT ETERINDO WAHANATAMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2002 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2001 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 31. PELAPORAN SEGMEN a. Penjualan Bersih 2002 Specialty Plasticizers Phthalic Anhydride Synthetic Resin Lain-lain Eliminasi Lokal Ekspor Antar Segmen 129.787.324.209 342.279.806.354 161.364.544.401 30.961.296.226 45.934.648.929 13.600.875.368 594.307.315.734 180.942.412.059 33.311.123.204 - Jumlah 633.431.674.964 90.496.820.523 808.560.850.997 - 2001 Specialty Plasticizers Phthalic Anhydride Synthetic Resin Lain-lain Konsolidasi (208.276.542.973) (208.276.542.973) 755.055.936.169 568.156.867.342 1.324.212.803.511 Eliminasi Konsolidasi Lokal Ekspor Antar Segmen 121.222.416.899 106.664.579.412 171.259.219.271 42.568.299.022 41.731.433.350 17.958.094.026 652.045.186.163 247.045.737.478 68.866.187.873 - (258.083.501.170) 815.835.902.084 395.441.750.240 - Jumlah 399.146.215.582 102.257.826.398 967.957.111.514 - (258.083.501.170) 1.211.277.652.324 b. Rugi bersih 2002 Laba (rugi) usaha Penghasilan bunga Beban bunga Bagian rugi bersih Anak perusahaan Lain-lain Penghasilan (beban) pajak - bersih Specialty Plasticizers Phthalic Anhydride Synthetic Resin Lain-lain 12.951.164.608 (1.504.431.782) 15.679.878.127 177.484.697 (92.406.795.395) 87.788.368 (26.878.613.411) 1.230.414.354 (67.966.589.248) 131.242.886.601 (173.310.314.113) 16.392.990.930 18.944.685.190 68.357.731.441 (182.660.885.748) 109.276.810.261 Pos luar biasa (198.360.774.612) 60.125.542.967 106.209.948.397 Laba (rugi) sebelum hak minoritas Hak minoritas (130.003.043.171) - (122.535.342.781) - 215.486.758.658 - Laba (rugi) bersih (130.003.043.171) (122.535.342.781) 215.486.758.658 Laba (rugi) dari aktivitas normal 2001 Specialty Plasticizers Phthalic Anhydride 167.452.889.911 (7.119.782.883) Synthetic Resin (31.218.584.577) (11.797.626.856) 7.866.928.723 Penghasilan bunga Beban bunga Bagian rugi bersih Anak perusahaan Lain-lain Penghasilan (beban) pajak - bersih 1.063.522.430 (52.578.121.673) 379.098.161 (32.386.390.792) (19.077.127.511) (28.754.756.669) 28.722.285.822 15.909.808.273 Rugi dari operasi normal Pos luar biasa (73.088.025.509) - (56.649.867.883) - Rugi sebelum hak minoritas (73.088.025.509) (56.649.867.883) Rugi bersih (73.088.025.509) Konsolidasi 6.962.519.107 26.203.000.729 (25.817.116.118) 7.010.881.789 25.730.698.816 (6.962.519.107) 89.157.189 (26.485.496.590) 1.622.605.365 (187.261.206.119) - (86.417.302) 125.433.825.081 28.307.050.426 25.730.698.816 (5.781.141.820) - (32.025.283.248) (26.485.496.590) - 25.730.698.816 11.320.928.478 (37.806.425.068) 11.320.928.478 (26.485.496.590) 37.051.627.294 (26.485.496.590) - Eliminasi Konsolidasi (6.646.436.646) 1.112.994.870 (40.682.724.486) 2.895.731.612 (87.080.169.396) 723.180.038 (9.481.949) - 5.061.532.241 (172.054.163.810) (163.925.590) (104.206.650.058) (286.888.790.635) 1.514.277.040 5.234.856.206 286.966.298.922 (1.112.994.870) (2.591.499.834) - (175.453.228.503) - (293.898.751.986) - 286.966.298.922 (175.453.228.503) (293.898.751.986) 286.966.298.922 (56.649.867.883) Eliminasi 126.917.946 (9.208.065) Lain-lain Laba (rugi) usaha Hak minoritas (7.886.129.331) (175.453.228.503) 70 (293.898.751.986) (86.417.303) (151.637.252.068) 47.275.450.467 - (312.123.574.959) - (312.123.574.959) 18.224.822.973 18.224.822.973 305.191.121.895 (293.898.751.986) PT ETERINDO WAHANATAMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2002 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2001 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 31. PELAPORAN SEGMEN (lanjutan) c. Informasi lainnya 2002 Specialty Plasticizers Phthalic Anhydride Synthetic Resin Lain-lain Eliminasi Konsolidasi Aktiva segmen Investasi pada perusahaan asosiasi dengan metode ekuitas Aktiva segmen yang tidak dapat dialokasikan 1.536.510.627.392 385.684.934.981 950.571.429.779 - - - 71.844.366.119 39.893.520.050 35.343.382.744 Aktiva 1.608.354.993.511 425.578.455.031 985.914.812.523 Kewajiban segmen Kewajiban segmen yang tidak dapat dialokasikan 1.695.999.188.605 377.614.839.580 1.463.263.090.840 - - - - Kewajiban 1.695.999.188.605 377.614.839.580 1.463.263.090.840 50.443.331.021 Beban penyusutan 60.664.387.071 6.071.859.138 25.821.641.159 220.553.823 - 92.778.441.191 Pengeluaran modal 4.834.970.697 655.236.989 32.449.557.458 - - 37.939.765.144 2001 Specialty Plasticizers Phthalic Anhydride 53.448.466.260 (146.257.832.056) (343.615.787.425) 344.658.287.425 1.042.500.000 - 147.340.437.304 (289.908.152.774) 198.400.455.369 2.928.340.563.660 50.443.331.021 (319.741.113.355) 3.267.579.336.691 259.168.391 Synthetic Resin 2.779.957.626.356 - - (319.741.113.355) Lain-lain Eliminasi 3.267.579.336.691 Konsolidasi Aktiva segmen Investasi pada perusahaan asosiasi dengan metode ekuitas Aktiva segmen yang tidak dapat dialokasikan 1.494.783.903.158 637.282.044.615 1.029.638.804.050 - - - 81.427.778.711 20.948.834.860 71.995.054.602 Aktiva 1.576.211.681.869 658.230.879.475 1.101.633.858.652 Kewajiban segmen Kewajiban segmen yang tidak dapat dialokasikan 1.533.852.833.792 487.731.921.243 1.626.884.250.626 Kewajiban 1.533.852.833.792 487.731.921.243 1.626.884.250.626 183.177.213.778 Beban penyusutan 20.289.053.095 7.238.364.679 26.821.356.179 476.819.083 - 54.825.593.036 Pengeluaran modal 216.973.749.291 1.438.199.369 81.424.683.733 12.200.000 - 299.848.832.393 - - 186.939.886.678 (264.165.821.718) (317.798.671.307) 318.841.171.307 1.042.500.000 1.101.820.600 175.643.499.975 (130.688.773.427) 55.777.170.189 3.261.164.816.758 183.177.213.778 (264.049.054.718) 3.567.597.164.721 170.011.202 - - 3.084.478.816.783 (264.049.054.718) 3.567.597.164.721 32. AKTIVA DAN KEWAJIBAN DALAM MATA UANG ASING Pada tanggal 31 Desember 2002, aktiva dan kewajiban moneter Perusahaan dan Anak perusahaan dalam mata uang asing adalah sebagai berikut: Jumlah dalam Mata Uang Asing Aktiva Kas dan setara kas AS$ Sin$ 71 1.976.797 4.451 Setara dalam Rupiah dengan menggunakan Kurs pada Tanggal Neraca 17.672.565.716 22.941.834 PT ETERINDO WAHANATAMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2002 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2001 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 32. AKTIVA DAN KEWAJIBAN DALAM MATA UANG ASING (lanjutan) Jumlah dalam Mata Uang Asing Piutang usaha - bersih Piutang lain-lain Piutang pemegang saham dan hubungan istimewa Aktiva lain-lain Jumlah Aktiva Kewajiban Pinjaman jangka pendek Hutang usaha Hutang lain-lain Biaya masih harus dibayar Hutang jangka panjang termasuk bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun Hutang pihak yang mempunyai hubungan istimewa Jumlah Kewajiban Aktiva (Kewajiban) Bersih Setara dalam Rupiah dengan menggunakan Kurs pada Tanggal Neraca AS$ AS$ 24.330.046 1.034.404 217.510.608.289 9.247.571.402 AS$ AS$ 95.431 821.153 853.150.369 7.341.108.267 AS$ Sin$ 28.257.831 4.451 252.625.004.043 22.941.834 AS$ AS$ AS$ € AS$ € 8.100.000 25.891.516 2.272.266 899.839 8.669.905 100.311 72.414.000.000 231.470.151.610 20.314.060.722 8.431.180.365 77.508.950.790 939.882.391 AS$ € 288.722.429 2.218.366 2.581.178.511.952 20.785.313.180 AS$ 20.000.000 178.800.000.000 AS$ € 353.656.116 3.218.516 3.161.685.675.074 30.156.375.936 (AS$ Sin$ (€ 325.398.285 ) 4.451 3.218.516 ) (2.909.060.671.031 ) 22.941.834 (30.156.375.936 ) (2.939.194.105.133 ) Pada tanggal 25 April 2003, kurs tengah uang kertas asing dan/atau kurs transaksi yang diumumkan oleh Bank Indonesia adalah Rp 8.740 untuk AS$ 1, Rp 4.905,88 untuk Sin$ 1 dan Rp 9.642,53 untuk € 1. Jika posisi aktiva dan kewajiban bersih dalam mata uang asing pada tanggal 31 Desember 2002 dikonversi dengan kurs tengah pada tanggal 25 April 2003, jumlah kewajiban bersih akan menurun sekitar Rp 64,2 miliar. 33. KONDISI EKONOMI Indonesia mengalami dampak memburuknya kondisi ekonomi terutama karena depresiasi mata uang, akibat utamanya adalah sangat langkanya likuiditas dan labilnya kurs mata uang, pengetatan penyediaan kredit, kenaikan harga barang dan jasa secara umum serta menurunnya kegiatan ekonomi. Kondisi ekonomi Indonesia masih akan dipengaruhi oleh ketidakpastian dalam bidang sosial dan politik. 72 PT ETERINDO WAHANATAMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2002 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2001 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 33. KONDISI EKONOMI (lanjutan) Operasi Perusahaan dan Anak perusahaan telah terpengaruh secara signifikan, dan akan terus terpengaruhi pada masa yang akan datang, oleh kondisi ekonomi negara. Perusahaan dan Anak perusahaan mengalami rugi bersih yang signifikan pada tahun 2002 dan 2001, masing-masing sebesar Rp 26,49 miliar dan Rp 293,90 miliar. yang menyebabkan defisiensi modal bersih sebesar Rp 339,65 miliar dan Rp 318,16 miliar masing-masing pada tanggal 31 Desember 2002 dan 2001. Pada tanggal 31 Desember 2001, kewajiban lancar Perusahaan dan Anak perusahaan melebihi aktiva lancarnya sebesar Rp 2.674,81 miliar. Seperti dijelaskan pada Catatan 13, 14 dan 18, Perusahaan dan Anak perusahaan juga telah melanggar beberapa pembatasan tertentu dalam perjanjian pinjaman termasuk tidak memenuhi rasio keuangan yang disyaratkan dan tidak dapat membayar pokok pinjaman beserta bunganya pada saat jatuh tempo. Jumlah saldo pinjaman beserta bunga yang masih harus dibayar masing-masing sebesar Rp 2.455,41 miliar (terdiri dari AS$ 215,06 juta dan Rp 218,76 miliar) dan Rp 507,99 miliar (terdiri dari AS$ 37,38 juta dan Rp 119,21 miliar) pada tanggal 31 Desember 2001. Sebagai akibatnya, para pemberi pinjaman dapat menyatakan seluruh saldo hutang tersebut jatuh tempo dan dilunasi dengan segera. Pada tahun 2002, sebagian besar pinjaman Anak perusahaan telah dialihkan dari para krediturnya kepada kreditur lainnya. Sebagai bagian dari ketentuan pembayaran kembali yang baru dari pinjaman-pinjaman tertentu, Anak-anak perusahaan diharuskan untuk membayar sebagian pinjamannya paling lambat pada tanggal 31 Maret 2003 dan sisa pinjaman akan dikonversikan menjadi saham Anak perusahaan paling lambat tanggal 31 Desember 2003. Walaupun demikian, satu Anak perusahaan tidak dapat melakukan pembayaran pada tanggal 31 Maret 2003 karena masih dalam proses untuk memperoleh pendanaan (pinjaman). Untuk pinjaman-pinjaman yang belum dialihkan kepada kreditur lain sejumlah Rp 145.671.483.726 (pokok dan bunga) pada tanggal 31 Desember 2002, Anak perusahaan masih dalam proses negosiasi dengan para kreditunya untuk merestrukturisasi pinjamannya masing-masing, dimana hasilnya tidak dapat ditentukan pada saat ini. Sebagai tanggapan terhadap kondisi ekonomi tersebut, Perusahaan dan Anak perusahaan telah dan akan terus melakukan hal-hal sebagai berikut: a. Melanjutkan negosiasi dengan para kreditur untuk mencapai kesepakatan dalam merestrukturisasi pinjaman yang telah ada. b. Melanjutkan penggunaan teknik produksi yang paling efisien dan program pengurangan biaya untuk memaksimalkan efisiensi operasi dan marjin laba. c. Mengintensifkan penelitian dan pengembangan untuk mengembangkan produk, pasar dan pemasok baru. d. Melanjutkan negosiasi dengan para bankir atau investor lain untuk mendapatkan dana untuk pembiayaan modal kerja Perusahaan dan Anak perusahaan. e. Melanjutkan penerapan kebijakan yang ketat sehubungan dengan pemberian kredit baru dan mengelola persediaan, piutang dan arus kas secara efektif. Laporan keuangan konsolidasi disusun atas dasar prinsip berkesinambungan, yang memungkinkan realisasi aktiva dan penyelesaian kewajiban dalam kondisi usaha normal. Kemampuan Perusahaan dan Anak perusahaan untuk melanjutkan operasinya sebagai entitas yang berkemampuan untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya tergantung pada penyelesaian dari berbagai ketidakpastian yang ada, termasuk keberhasilan proses restrukturisasi dengan para kreditur, dukungan berkelanjutan dari para pemegang saham, pencapaian operasi Anak perusahaan pada tingkat yang memuaskan dan pencapaian program pemulihan ekonomi secara menyeluruh oleh Pemerintah. Pemulihan kondisi 73 PT ETERINDO WAHANATAMA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI 31 Desember 2002 Dengan Angka Perbandingan untuk Tahun 2001 (Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain) 33. KONDISI EKONOMI (lanjutan) ekonomi tergantung pada kebijakan fiskal, moneter dan kebijakan lainnya yang telah dan akan diambil oleh pemerintah Indonesia, suatu tindakan yang berada di luar kendali Perusahaan dan Anak perusahaan. Oleh karena itu, tidaklah mungkin untuk menentukan dampak masa depan kondisi ekonomi terhadap likuiditas dan pendapatan Perusahaan dan Anak perusahaan, termasuk pengaruh dari pemegang saham, pelanggan, pemasok dan kreditur. Laporan keuangan konsolidasi tidak mencakup penyesuaian-penyesuaian yang mungkin timbul dari hasil ketidakpastian ini. Laporan keuangan konsolidasi mencakup dampak kondisi ekonomi sepanjang hal itu dapat ditentukan dan diperkirakan. 34. REKLASIFIKASI AKUN Beberapa akun dalam laporan keuangan konsolidasi tahun 2001 telah direklasifikasi agar sesuai dengan penyajian laporan keuangan konsolidasi tahun 2002, dengan rincian sebagai berikut: No. 1. 2. 3. 4. Keterangan Jumlah Alasan Akun “Hutang usaha - Pihak ketiga” telah direklasifikasi ke akun “Biaya masih harus dibayar” 5.414.251.435 Untuk klasifikasi yang tepat Akun “Beban Usaha - Umum dan Administrasi” telah direklasifikasi ke akun “Penghasilan (Beban) Lain-lain - Lain-lain” 1.433.294.628 Untuk klasifikasi yang tepat Akun “Biaya masih harus dibayar” telah direklasifikasi ke akun “Biaya pesangon penghargaan dan ganti kerugian karyawan yang masih harus dibayar” 10.108.305.167 Akun “Hutang Lain-lain - Pihak ketiga” telah direklasifikasi ke akun “Biaya masih harus dibayar” 6.179.366.690 74 Jatuh tempo lebih dari satu tahun Untuk klasifikasi yang tepat