BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam pembangunan ekonomi di Indonesia Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) selalu digambarkan sebagai sektor yang mempunyai peran penting, karena sebagian besar jumlah penduduknya berpendidikan rendah dan hidup dalam kegiatan usaha kecil, baik di sektor tradisional maupun sektor modern. Menurut Inasius (2014) di Indonesia, jumlah UMKM mencapai 56 juta unit dan menyumbangkan sekitar 60% dari total Gross Domestic Product (GDP) dan menampung 97% dari tenaga kerja pada tahun 2012. Meski UMKM berperan dominan terhadap perekonomian nasional, terlihat bahwa kepatuhan pajak UMKM masih belum memadai. Meski jumlah UMKM di atas 50 juta unit, jumlah pembayar pajak orang pribadi yang memiliki NPWP masih sekitar 20 juta Untuk mengetahui jumlah UMKM di Indonesia setiap tahunnya dapat dilihat dari tabel 1.1 sebagai berikut: Tabel 1.1 Perkembangan UMKM di Indonesia No. Indikator 1 Jumlah UMKM 2 Satuan 2010 2011 2012 Unit 53 823 732 55 206 444 56 534 592 Pertumbuhan Jumlah UMKM Persen 2.01 2.57 2.41 3 Jumlah Tenaga Kerja UMKM Orang 99 401 775 101 722 458 107 657 509 4 Pertumbuhan Jumlah Tenaga Persen 3.32 2.33 5.83 1 282 571.80 1 369 326.00 1 504 928.20 5.77 6.76 9.90 175 894.89 187 441.82 208 067.00 8.41 6.56 11.00 Kerja UMKM 5 Sumbangan PDB UMKM (harga konstan) 6 Rp. Miliar Pertumbuhan sumbangan Persen PDB UMKM 7 Rp. Nilai Ekspor UMKM Miliar 8 Pertumbuhan Nilai Ekspor Persen UMKM Sumber : BPS dan Kementrian Negara Koperasi dan UKM (2010-2012) Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2013 tentang pajak penghasilan dari usaha yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak yang memiliki peredaran bruto tertentu telah diberlakukan oleh pemerintah sejak 1 Juli 2013. PP ini mengatur Wajib Pajak yang memiliki peredaran bruto tidak lebih dari Rp 4,8 miliar untuk membayar PPh final sebesar 1% dari omzet setiap bulannya. Hal ini dapat mempermudah pelaku usaha dalam memenuhi kewajiban pelaporan perpajakannya. Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa adanya wacana pengenaan pajak atas UMKM menimbulkan kontroversi dari berbagai kalangan. Kontroversi tersebut sebagian besar terkait dengan besaran pajak yang akan dipungut maupun besaran batasan omzet untuk dikenakan pajak dan juga bila usaha tersebut mengalami kerugian harus tetap membayar pajak 1%, karena pajak dihitung dari peredaran brutonya. Hal itu memicu adanya pihak yang merasa tidak adanya keadilan dalam penerapan peraturan tersebut. Rendahnya kepatuhan pajak pelaku UMKM, sementara mereka mendominasi peran dalam perekonomian menimbulkan efek pada rasa keadilan. Untuk mengetahui kepatuhan SPT tahunan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sumedang dapat dilihat dalam tabel 1.2 berikut ini: Tabel 1.2 Kepatuhan SPT Tahunan di KPP Pratama Sumedang Uraian 2011 2012 2013 69.562 82.114 93.762 Wajib Pajak Badan 2.879 3.374 3.945 Wajib Pajak Orang Pribadi 66.683 78.740 89.817 SPT Tahunan PPh 31.713 35.854 36.108 Wajib Pajak Badan 736 764 1.074 30.977 35.090 35.034 Wajib Pajak yang Terdaftar Wajib Pajak SPT Wajib Pajak Orang Pribadi Sumber: KPP Pratama Sumedang (2011-2013) Realisasi Penerimaan Pajak tahun 2015 mencapai 81,5% dari target. Pemerintah mampu merealisasikan penerimaan pajak senilai Rp 1.055 triliun pada tahun 2015. Jumlah tersebut mencapai 81,5% dari yang ditargetkan dalam Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara Perubahan (APBNP) 2015 yang tercatat Rp 1.294,25 triliun (m.Liputan6.com). Walaupun dalam pencapaian target tersebut merupakan prestasi bagi Ditjen Pajak, tetapi penerimaan pajak tersebut masih di bawah target. Hal ini menandakan bahwa masih rendahnya kepatuhan wajib pajak dalam membayar pajak. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia nomor 28 tahun 2011 Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan dalam pasal 1, disebutkan: “Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan UndangUndang dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara sebesar-besarnya kemakmuran rakyat” Zain (2011: 2) mengemukakan bahwa pajak merupakan salah satu alat yang paling penting bagi pemerintah dalam mencapai tujuan ekonomi, politik, dan sosial. Saat ini masih banyak wajib pajak potensial yang belum terdaftar sebagai wajib pajak aktual. Ketidaktaatan dalam membayar pajak tidak hanya terjadi pada lapisan pengusaha saja tetapi juga terjadi pada pekerja professional. Sedangkan perkembangan usaha kecil dan menengah sangat dinamis dan barangkali jauh meninggalkan jangkauan pajak. Meskipun jaring pengaman bagi wajib pajak berupa Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) agar melaksanakan kewajiban perpajakannya sudah dipasang, terutama bagi usaha kecil menengah masih lepas dari jeratan pajak. Aspek praktik perpajakan sering disebut sebagai kepatuhan memenuhi kewajiban perpajakan (tax compliance work), yang sebagian besar pekerjaannya, baik dilakukan sendiri maupun dibantu oleh para ahlinya setiap bulan atau setiap tahun untuk mengisi Surat Pemberitahuan Masa atau Surat Pemberitahuan Tahunan dalam rangka self-assessment tersebut. Agar kepatuhan memenuhi kewajiban perpajakan tersebut dapat berjalan dengan sempurna, tentunya harus ada kerjasama antara fiskus sebagai pemungut pajak dan wajib pajak sebagai pembayar pajak, yang dimanifestasikan dalam pengisisan Surat Pemberitahuan dan formulir-formulir pajak lainnya, yang digunakan oleh pembayar pajak untuk melaporkan perhitungan dan pembayaran pajak terutang. (Zain, 2011: 9) Palil (2005) tax knowledge adalah informasi pajak yang dapat digunakan Wajib Pajak sebagai dasar untuk bertindak, mengambil keputusan, dan untuk menempuh arah atau strategi tertentu sehubungan dengan pelaksanaan hak dan kewajibannya di bidang perpajakan. Pengetahuan tentang peraturan pajak akan mempengaruhi sikap Wajib Pajak terhadap kewajiban pajak. Pengetahuan Pajak yaitu langkah pendewasaan pemikiran seorang Wajib Pajak melalui upaya pengajaran dan pelatihan (Pancawati dan Nila, 2011). Pengetahuan perpajakan adalah penalaran dan makna dari penangkapan peraturan pajak. Orang-orang harus memiliki pengetahuan dan pemahaman tentang peraturan perpajakan, karena untuk memenuhi kewajiban pajak (Kamil, 2015). Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul: “Pengaruh Kesadaran Membayar Pajak dan Pengetahuan Perpajakan Tentang Peraturan Pemerintah Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi” 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka identifikasi masalah sebagai berikut: 1. Seberapa besar pengaruh kesadaran membayar pajak terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi. 2. Seberapa besar pengaruh pengetahuan perpajakan tentang peraturan pemerintah terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi. 3. Seberapa besar pengaruh kesadaran membayar pajak dan pengetahuan perpajakan tentang peraturan pemerintah terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi. 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian Maksud dan tujuan dari penelitian yang dilaksanakan adalah sebagai berikut: 1.3.1 Maksud Penelitian Maksud dari penelitian ini adalah untuk memperoleh bukti empiris mengenai variabel yang diteliti yaitu kesadaran membayar pajak, pengetahuan perpajakan dan tingkat kepatuhan wajib pajak orang pribadi terhadap penerimaan pajak pada KPP Pratama Sumedang. 1.3.2 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui besarnya pengaruh: 1. Kesadaran Membayar Pajak Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi. 2. Pengetahuan Perpajakan Tentang Peraturan Pemerintah Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi. 3. Kesadaran Membayar Pajak dan Pengetahuan Perpajakan Tentang Peraturan Pemerintah Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi. 1.4 Kegunaan Penelitian Penulis harapkan penelitian ini dapat bermanfaat bagi: 1. Penulis Dapat menambah wawasan, pengalaman, dan ilmu yang tidak didapatkan di bangku perkuliahan terutama dalam bidang perpajakan. 2. Aparat Pajak Diharapkan dapat menambah sedikit masukan yang sifatnya mengarah pada peningkatan pendapatan pajak, dan dapat dijadikan sebagai tambahan informasi bagi pihak-pihak lain yang terkait pada masalah yang perlu dibahas. 3. Pembaca Penulisan ini dapat dijadikan sebagai bahan pustaka dan bahan penelitian lebih lanjut mengenai masalah yang dapat dijadikan informasi tambahan dalam melaksanakan penyusunan Tugas Akhir. 1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian Dalam penelitian ini penulis melaksanakan penelitian di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Sumedang yang terletak di Jalan Ibrahim Adjie Nomor 372 Bandung. Waktu penelitian mulai dari bulan April 2016 sampai dengan selesai.