BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS 2.1

advertisement
BAB II
KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS
2.1. Landasan Teori dan Konsep
2.1.1 Saham
Salah satu instrumen pasar keuangan yang paling dominan diperdagangkan
adalah saham. Saham dapat didefinisikan sebagai surat berharga sebagai bukti
penyertaan atau pemilikan individu maupun institusi dalam suatu perusahaan.
Husnan (2005:29) menyebutkan sekuritas (saham) sebagai secarik kertas yang
menunjukkan hak pemodal (yaitu pihak yang memiliki kertas tersebut) untuk
memperoleh bagian dari prospek atau kekayaan organisasi yang menerbitkan
sekuritas tersebut dan berbagai kondisi yang memungkinkan pemodal tersebut
menjalankan haknya. Saham berwujud selembar kertas yang menerangkan bahwa
pemilik kertas adalah pemilik perusahaan yang menerbitkan surat berharga
tersebut. Porsi kepemilikan ditentukan oleh seberapa besar penyertaan yang
ditanamkan di perusahaan tersebut.
Pada dasarnya terdapat dua keuntungan yang diperoleh investor dengan
membeli atau memiliki saham, yaitu :
1)
Dividen
Dividen adalah pembagian keuntungan yang diberikan perusahaan
penerbit saham tersebut atas keuntungan yang dihasilkan perusahaan,
dividen diberikan setelah mendapat persetujuan dari pemegang saham
dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Dividen yang
11
dibagikan perusahaan dapat berupa dividen tunai artinya kepada setiap
pemegang saham diberikan dividen berupa uang tunai dalam jumlah
rupiah tertentu untuk setiap saham atau dapat pula berupa dividen stock
yang artinya setiap pemegang saham diberikan dividen sejumlah
saham sehingga sejumlah saham yang dimiliki investor bertambah
dengan adanya pembagian dividen stock tersebut.
2)
Capital Gain
Capital gain merupakan selisih antara harga beli dan harga jual,
dimana harga jual lebih tinggi dari harga beli. Capital gain terbentuk
dengan adanya aktifitas perdagangan di pasar sekunder. Umumnya
pemodal dengan orientasi jangka pendek untuk mengejar keuntungan
melalui capital gain.
Berdasarkan cara pengalihannya, saham dapat dibedakan menjadi dua jenis,
yaitu:
1)
Saham Atas Unjuk (Bearer Stock)
Saham atas unjuk (bearer stock) adalah saham yang tidak memiliki
nama pemilik di atas sertifikat. Dengan pemilikan atas saham atas
unjuk, seorang pemilik dapat mengalihkan atau memindahkan kepada
orang lain dengan relatif mudah karena sifatnya mirip dengan uang.
Orang yang dapat menunjukkan saham atas unjuk akan menjadi
pemiliknya dan berhak ikut serta dalam Rapat Umum Pemegang
Saham. Kekurangan saham atas unjuk adalah, apabila saham tersebut
hilang, pemilik saham tidak dapat meminta ganti atas sahamnya.
12
2)
Saham Atas Nama (Registered Stock)
Saham atas nama memiliki nama pemilik yang dituliskan di atas
sertifikat, melalui peralihan dengan dokumen peralihan, kemudian
nama pemiliknya dicatat dengan buku perusahaan khusus daftar nama
pemegang saham. Kelebihannya dibandingkan saham atas unjuk, bila
saham tersebut hilang, pemilik dapat meminta gantinya.
Berdasarkan manfaat yang diperoleh oleh pemilik, saham dapat dibedakan
menjadi dua jenis, yaitu:
1)
Saham biasa
Saham biasa adalah salah satu sumber keuangan utama yang harus ada
pada suatu perusahaan publik dan merupakan surat berharga yang
paling umum dan dominan diperdagangkan di Bursa Efek. Saham
biasa merupakan kepemilikan atas hak sekuritas oleh pemilik modal
perusahaan yang akan diumumkan kepada masyarakat. Pemilik saham
memiliki hak untuk menentukan apakah akan menerima dividen atau
menduduki posisi di dalam perusahaan.
2)
Saham preferen
Pemegang saham preferen memiliki hak khusus untuk didahulukan
dalam pembagian laba dan sisa aset dalam likuidasi dibandingkan
dengan pemilik saham biasa. Perbedaannya dengan saham biasa adalah
saham preferen memiliki dividen yang tetap, tetapi tidak memiliki
tanggal jatuh tempo. Saham preferen adalah saham yang memiliki
karakteristik gabungan antara saham biasa dan obligasi, karena di satu
13
sisi bisa menghasilkan pendapatan tetap (seperti obligasi dan bunga),
tetapi di sisi lain juga mendatangkan hasil yang dikehendaki investor
2.1.2 Return Saham
Seorang investor melakukan transaksi jual beli sekuritas tentunya dengan
tujuan untuk memperoleh pengembalian atau imbal hasil (return) yang maksimal.
Return saham merupakan hasil yang diperoleh investor dari selisih pembelian dan
penjualan saham. Return saham juga dapat diartikan sebagai bentuk hasil yang
diperoleh dalam melakukan investasi saham. Return dapat berupa return realisasi
yaitu return yang sudah terjadi atau return ekspektasi yaitu return yang belum
terjadi tetapi diharapkan akan terjadi di masa mendatang (Hartono, 2014:263).
Return realisasi (actual return) merupakan return yang telah terjadi, dihitung
berdasarkan data historis, sementara return ekspektasi adalah return yang
diharapkan akan diperoleh oleh investor di masa mendatang.
Sumber-sumber return investasi terdiri dari dua komponen utama, yaitu
yield dan capital gain (loss). Yield merupakan komponen utama return yang
mencerminkan aliran kas atau pendapatan yang diperoleh secara periodik dari
suatu investasi. Yield ditunjukkan oleh besarnya dividen yang diperoleh. Capital
gain sebagai komponen kedua dari return merupakan kenaikan atau penurunan
harga suatu surat berharga yang bisa berupa saham maupun surat hutang jangka
panjang, dan yang bisa memberikan keuntungan (capital gain) maupun kerugian
(capital loss) bagi investor.
14
Secara sistematis, perhitungan return saham adalah sebagai berikut:
Menurut Hartono (2014:265), return saham 
Di mana : Pt
Pt - (Pt -1 )  D t
Pt 1
= Price, yaitu harga untuk hari t
Pt-1
= Price, yaitu harga untuk hari t-1
Dt
= Dividen periodik
Mohamad
………………..(1)
Samsul
(2006:200)
menyebutkan
faktor-faktor
yang
mempengaruhi return saham terdiri atas:
1)
Faktor makro yaitu faktor yang berada di luar perusahaan, yaitu:
(1)
Faktor makro ekonomi meliputi tingkat bunga umum domestik,
tingkat inflasi, kurs valuta asing dan kondisi ekonomi
internasional.
(2)
Faktor non ekonomi meliputi peristiwa politik dalam negeri,
peristiwa politik di luar negeri, peperangan, demonstrasi massa
dan kasus lingkungan hidup.
2)
Faktor mikro, yaitu faktor yang berada di dalam perusahaan dan
berhubungan dengan data laporan keuangan perusahaan, yaitu:
(1)
Laba bersih per saham
(2)
Nilai buku per saham
(3)
Rasio utang terhadap ekuitas (Debt to Equity Ratio)
(4)
Return on Equity (ROE)
(5)
Price Earning Ratio (PER)
15
2.1.3 Indeks LQ-45
Intensitas transaksi setiap sekuritas di pasar modal tentu berbeda satu sama
lain. Sebagian sekuritas memiliki frekuensi yang tinggi dan aktif diperdagangkan,
sementara sekuritas yang lain memiliki frekuensi yang relatif rendah dan bersifat
pasif. Perbedaan-perbedaan tersebut menyebabkan perkembangan dan tingkat
likuiditas Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kurang mencerminkan kondisi
riil yang terjadi di Bursa Efek Indonesia. Permasalahan tersebut terpecahkan
dengan dibentuknya indeks LQ-45 di Bursa Efek Indonesia. Indeks LQ-45 adalah
gabungan dari saham-saham yang terdiri dari 45 saham di Bursa Efek Indonesia
dengan tingkat likuiditas yang tinggi, kapitalisasi pasar yang besar, serta lolos
seleksi menurut beberapa kriteria pemilihan. Kriteria-kriteria pemilihan tersebut
yaitu:
1)
Masuk dalam urutan 60 terbesar dari total transaksi saham dipasar
regular (rata-rata nilai transaksi selama 12 bulan terakhir). Dari 60
saham tersebut, akan dipilih 30 saham dengan nilai transaksi terbesar
dan secara otomatis akan masuk dalam perhitungan indeks LQ-45.
2)
Urutan berdasarkan kapitalisasi pasar, yaitu berada di atas 90 persen
dari rata-rata nilai kapitalisasi pasar selama 12 bulan terakhir.
3)
Telah tercatat di Bursa Efek Indonesia selama paling sedikit 3 bulan.
4)
Kondisi keuangan dan prospek pertumbuhan perusahaan, frekuensi dan
jumlah hari transaksi di pasar regular.
5)
Merupakan urutan tertinggi yang mewakili sektor dalam klasifikasi
industri Bursa Efek Indonesia.
16
Untuk mendapatkan 45 saham, akan dipilih 15 saham dengan menggunakan
kriteria hari transaksi dan frekuensi transaksi di pasar reguler, serta kapitalisasi
pasar. Metode pemilihan tersebut adalah:
1)
Sisa dari 30 saham yang tidak terpilih, akan dipilih 25 saham
berdasarkan hari transaksi di pasar reguler.
2)
Ditinjau dari frekuensi transaksi di pasar reguler, dari 25 saham yang
terpilih akan dipilih sebanyak 20 saham.
3)
Ditinjau dari kapitalisasi pasar, akan dipilih 15 saham dari 20 saham
untuk mendapatkan 45 saham dalam perhitungan indeks LQ-45.
Indeks LQ-45 pertama kali diluncurkan pada tanggal 24 Februari 1997. Hari
dasar untuk perhitungannya adalah tanggal 13 Juli 1994 dengan nilai dasar 100.
Ukuran utama likuiditas transaksi adalah nilai transaksi di pasar reguler. Sejak
bulan Januari 2005, jumlah hari perdagangan dan frekuensi transaksi dimasukkan
sebagai ukuran likuiditas.
Bursa Efek Indonesia secara rutin memantau kinerja dan perkembangan
emiten yang masuk dalam indeks LQ-45 dengan melakukan evaluasi atas
pergerakan urutan/peringkat saham-saham tersebut setiap tiga bulan sekali.
Penggantian saham akan dilakukan setiap enam bulan sekali, yaitu awal Februari
dan Agustus. Untuk menjamin kewajaran dari pemilihan saham, Bursa Efek
Indonesia selalu berkonsultasi dan meminta pendapat kepada komisi penasehat
yang terdiri dari para ahli Bapepam-LK, universitas, dan pakar profesional di
bidang pasar modal yang independen.
17
2.1.4 Pasar Efisien
Bagaimana suatu pasar bereaksi terhadap informasi dalam mencapai harga
keseimbangan yang baru adalah hal yang penting. Jika pasar bereaksi secara cepat
dan akurat untuk mencapai harga keseimbangan yang baru dan sepenuhnya
mencerminkan informasi yang tersedia, maka pasar dikatakan sebagai pasar
efisien. Ada hubungan antara teori pasar modal yang menjelaskan tentang
keadaan ekuilibrium dengan konsep pasar efisien yang mencoba menjelaskan
bagaimana pasar memproses informasi untuk bergerak menuju posisi ekuilibrium
yang baru. Fahmi (2012:260) mendefinisikan pasar efisien (market efficient)
adalah suatu kondisi dimana informasi tentang semua harga dapat diperoleh
secara terbuka dan cepat tanpa ada hambatan yang khusus. Fama (dalam Hartono,
2014:597) mendefinisikan bahwa suatu pasar dikatakan efisien jika harga-harga
sekuritas mencerminkan secara penuh informasi yang tersedia. Informasi yang
diketahui bukan saja mengacu kepada informasi yang lalu, tetapi juga informasi
saat ini yang diterima oleh orang umum.
Syarat yang harus dipenuhi agar suatu pasar modal dapat disebut sebagai
pasar modal yang efisien antara lain :
1)
Terdapat banyak investor rasional yang berusaha memaksimumkan
profit dan ikut berpartisipasi secara aktif dalam pasar untuk melakukan
aktivitas, analisis, penilaian, dan transaksi jual beli sekuritas.
2)
Pelaku pasar modal memperoleh akses informasi di saat yang sama
dengan mudah.
18
3)
Informasi pasar bersifat random, yaitu informasi secara acak di mana
informasi yang ada di masa sekarang belum tentu sama dengan
informasi di masa mendatang.
4)
Reaksi investor terhadap informasi baru sangat cepat sehingga harga
sekuritas juga berubah sesuai dengan perubahan nilai akibat dari
informasi yang masuk ke dalam pasar.
Bentuk-bentuk efisiensi pasar dapat ditinjau dari segi ketersediaan
informasi, kecanggihan pelaku pasar dalam pengambilan keputusan berdasarkan
analisis dari informasi yang tersedia. Pasar efisien yang ditinjau dari sudut
informasi saja disebut dengan efisiensi pasar secara informasi (informationally
efficient market), sementara pasar efisien yang ditinjau dari sudut kecanggihan
pelaku pasar dalam mengambil keputusan disebut efisiensi pasar secara keputusan
(decisionally efficient market).
1)
Efisiensi Pasar secara Informasi
Hal utama dalam mengukur pasar yang efisien adalah hubungan antara
harga sekuritas dengan informasi. Fama (dalam Tandelilin, 2010:223)
mengklasifikasikan bentuk pasar yang efisien ke dalam tiga bentuk,
yaitu:
(1)
Efisiensi pasar dalam bentuk lemah (weak form)
Pasar efisien dalam bentuk lemah berarti semua informasi di
masa lalu (historis) akan tercermin dalam harga yang terbentuk di
masa sekarang. Maka dari itu, informasi historis tersebut (seperti
volume perdagangan harga, dan peristiwa masa lalu) tidak bisa
19
digunakan untuk memprediksi perubahan harga di masa yang
datang karena sudah tercermin pada harga saat ini. Implikasinya
adalah bahwa investor tidak akan bisa memprediksi nilai pasar
saham di masa datang dengan menggunakan data historis, seperti
yang dilakukan dalam analisis teknikal. Bentuk efisiensi pasar
secara lemah ini berkaitan dengan teori langkah acak (random
walk theory) yang menyatakan bahwa data masa lalu tidak
berhubungan dengan data masa sekarang.
(2)
Efisiensi pasar dalam bentuk setengah kuat (semi strong)
Pasar efisien dalam bentuk setengah kuat berarti harga pasar
saham yang terbentuk sekarang telah mencerminkan informasi
historis ditambah dengan semua informasi yang dipublikasikan,
seperti earning, dividen, pengumuman stock split, penerbitan
saham baru, dan peristiwa terpublikasi lainnya yang berdampak
pada aliran kas perusahaan di masa datang. Pada pasar efisien
bentuk setengah kuat, abnormal return hanya terjadi di seputar
pengumuman (publikasi) suatu peristiwa sebagai representasi
dari respon pasar terhadap pengumuman tersebut. Suatu pasar
dinyatakan dalam bentuk setengah kuat apabila informasi
terserap dan direspon cepat oleh pasar (dalam satu hingga dua
spot waktu atau hari di seputar pengumuman). Abnormal return
yang terjadi berkepanjangan (selama lebih dari tiga spot waktu)
mencerminkan sebagian respon pasar terlambat dalam menyerap
20
atau menginterpretasi informasi, dan dengan demikian dianggap
pasar tidak efisien dalam bentuk setengah kuat.
(3)
Efisiensi pasar dalam bentuk kuat (strong form)
Pasar efisien dalam bentuk kuat berarti harga pasar saham yang
terbentuk sekarang telah mencerminkan informasi historis
ditambah dan semua informasi yang dipublikasikan ditambah
dengan informasi yang tidak dipublikasikan (privat). Pada pasar
efisien bentuk kuat tidak akan ada seorang investor pun yang bisa
memperoleh keuntungan tak normal (abnormal return).
Tahun 1991, Fama mengemukakan penyempurnaan atas klasifikasi
efisiensi pasar tersebut. Efisiensi bentuk lemah disempurnakan
menjadi suatu klasifikasi yang lebih bersifat umum untuk menguji
prediktabilitas return (return predictability). Pada klasifikasi ini,
informasi mengenai pola return sekuritas, seperti return yang tinggi di
bulan Januari dan hari Jumat, tidak dapat digunakan untuk
memperoleh return tak normal. Sedangkan efisiensi bentuk setengah
kuat diubah menjadi studi peristiwa (event studies), dan pengujian
efisiensi pasar dalam bentuk kuat disebut sebagai pengujian informasi
privat (private information).
2)
Efisiensi Pasar secara Keputusan
Informasi yang tidak perlu diolah lebih lanjut, seperti informasi
tentang pengumuman laba perusahaan, akan dicerna pasar dengan
cepat. Dengan demikian, untuk informasi seperti pengumuman laba,
21
efisiensi pasar tidak ditentukan dengan seberapa canggih pasar
mengolah informasi laba tersebut, tetapi seberapa luas informasi
tersebut tersedia di pasar. Informasi pasar semacam ini merupakan
efisiensi pasar secara informasi. Akan tetapi untuk informasi yang
perlu diolah lebih lanjut, ketersediaan informasi saja tidak cukup
menjadi jaminan bahwa pasar akan efisien. Informasi yang harus
diolah dengan benar memerlukan kecanggihan dari pelaku pasar. Jika
hanya sebagian saja pelaku pasar yang canggih, maka kelompok
tersebut
mendapatkan
keuntungan
tak
normal
akibat
dapat
menginterpretasikan informasi dengan lebih benar dibandingkan
kelompok pelaku pasar yang kurang canggih.
Efisiensi pasar secara keputusan juga merupakan efisiensi pasar bentuk
setengah kuat menurut versi Fama (dalam Hartono, 2014:610) yang
didasarkan pada informasi yang didistribusikan. Perbedaannya, bila
efisiensi pasar secara informasi hanya mempertimbangkan faktor
ketersediaan informasi, maka efisiensi pasar secara keputusan
mempertimbangkan faktor ketersediaan informasi dan kecanggihan
pelaku pasar.
Pasar efisien dapat terjadi karena peristiwa-peristiwa sebagai berikut :
1)
Investor adalah penerima harga (price taker), di mana sebagai pelaku
pasar, seorang investor tidak dapat mempengaruhi harga dari suatu
sekuritas. Harga dari suatu sekuritas ditentukan oleh banyak investor
yang menentukan permintaan dan penawaran. Hal seperti ini bisa
22
terjadi jika pelaku pasar terdiri dari institusi dan individual rasional
dalam
jumlah
besar
yang
mampu
mengartikan
dan
menginterpretasikan informasi dengan baik dan benar untuk digunakan
menganalisis, menilai, dan melakukan transaksi jual beli sekuritas.
2)
Informasi tersedia secara luas kepada semua pelaku pasar pada saat
yang bersamaan dan harga untuk memperoleh informasi tersebut
murah. Umumnya pelaku pasar menerima informasi lewat berbagai
media dalam waktu yang bersamaan. Bagi pasar efisien, harga dari
informasi tersebut relatif murah untuk diperoleh.
3)
Informasi
yang dihasilkan
secara
acak
(random)
dan
antar
pengumuman informasi satu dengan yang lain selalu bersifat random
sehingga investor tidak dapat memprediksi kapan emiten akan
mengumumkan informasi yang baru.
4)
Investor bereaksi dan menggunakan informasi secara cepat dan penuh
sehingga harga sekuritas berubah dan mencerminkan informasi
tersebut untuk mencapai harga keseimbangan yang baru. Kondisi ini
bisa terjadi bila pelaku pasar adalah individu yang canggih
(sophiscated) dan mampu memahami serta menginterpretasikan
informasi dengan cepat dan baik.
Apabila kondisi-kondisi di atas tidak terpenuhi maka pasar efisien mungkin
tidak akan terjadi. Pasar menjadi tidak efisien bila kondisi-kondisi berikut terjadi:
1)
Hanya terdapat pelaku pasar yang dapat mempengaruhi harga sekuritas
dalam jumlah kecil.
23
2)
Harga dari informasi mahal dan kurangnya akses yang seragam antara
pelaku pasar satu dengan pelaku pasar lainnya. Kondisi ini terjadi
apabila penyebaran informasi kurang merata sehingga ada sebagian
pelaku pasar yang menerima informasi tepat waktu, sementara
sebagian lagi menerima informasi dengan terlambat, dan sisanya
bahkan mungkin tidak menerima informasi sama sekali. Kondisi
seperti ini disebut informasi yang tidak simetris (information
asymmetric). Pelaku pasar yang memiliki akses privat terhadap
informasi dan menggunakannya dalam bertransaksi disebut sebagai
insider trader. Perdagangan sekuritas yang menggunakan informasi
privat merupakan kegiatan yang melanggar hukum karena merugikan
pelaku pasar lain.
3)
Informasi yang disebarkan dapat diprediksi dengan baik oleh sebagian
pelaku pasar.
4)
Investor adalah individual yang lugas dan tidak canggih sehingga
kerap kali melakukan keputusan yang salah dan menilai sekuritas
secara kurang tepat. Briloff (dalam Hartono, 2014:610) menunjukkan
banyak kasus bahwa laporan akuntasi dapat menyesatkan pasar
sehingga harga sekuritas tidak dinilai secara tepat dalam jangka waktu
tertentu.
Ide dari pengujian pasar yang efisien dituangkan dalam suatu hipotesis yang
disebut dengan Hipotesis Pasar Efisien (HPE) atau Efficient Market Hypothesis
(EMH). Untuk mengetahui kebenaran dari hipotesis ini, maka perlu dilakukan
24
pengujian secara empiris untuk masing-masing bentuk efisiensi pasar. Fama
(dalam Tandelilin, 2010:223) membagi pengujian efisiensi pasar menjadi tiga
kategori.
1)
Pengujian-pengujian bentuk lemah (weak-form tests), yakni seberapa
kuat informasi masa lalu dapat memprediksi return masa depan.
Pengujian ini oleh Fama pada artikel berikutnya diganti menjadi
pengujian terhadap pendugaan return (tests for return predictability).
2)
Pengujian-pengujian bentuk setengah kuat (semi-strong form tests),
yaitu seberapa cepat harga sekuritas merefleksikan informasi yang
dipublikasikan. Pengujian ini diubah menjadi studi peristiwa (event
studies).
3)
Pengujian-pengujian bentuk kuat (strong-form tests), yakni untuk
menjawab pertanyaan apakan investor memiliki informasi privat yang
tidak terefleksi di harga sekuritas. Berikutnya, pengujian ini diusulkan
menjadi pengujian terhadap informasi privat (tests for private
information.)
2.1.5 Anomali Pasar
Anomali merupakan penyimpangan terhadap konsep pasar efisien yang
penyebabnya sulit dijelaskan dengan cepat (Alteza, 2007). Dalam teori keuangan,
Levi (dalam Alteza, 2007) mengklasifikasikan anomali pasar menjadi empat
macam. Keempat anomali tersebut adalah anomali perusahaan (firm anomalies),
anomali musiman (seasonal anomalies), anomali peristiwa atau kejadian (event
25
anomalies), dan anomali akuntansi (accounting anomalies). Menurut Jones
(2014:311), anomali pasar adalah teknik-teknik atau strategi-strategi yang
berlawanan atau bertentangan dengan konsep pasar modal yang efisien dan
penyebab kejadian tersebut tidak dapat dijelaskan dengan mudah.
Beberapa anomali yang terdapat di pasar modal antara lain :
1)
Day of The Week Effect atau Efek Hari Perdagangan adalah anomali di
mana perbedaan hari perdagangan berpengaruh terhadap pola return
saham dalam satu minggu. Pada umumnya return saham di awal
minggu memiliki nilai negatif dan return saham di akhir minggu akan
memiliki nilai positif atau tertinggi.
2)
Price Earning (P/E) Effect adalah anomali yang memperlihatkan
bahwa saham dengan P/E rendah menunjukkan risk adjusted return
yang lebih tinggi dibandingkan dengan saham yang memiliki P/E
tinggi (Jones, 2014:313). Anomali ini pertama kali ditemukan oleh
Basu pada tahun 1977 dan 1983.
3)
Size Effect adalah anomali dimana risk adjusted return dari perusahaan
ukuran kecil lebih tinggi secara rata-rata dari perusahaan dengan
ukuran besar. James O’Shaughnessy (dalam Jones, 2014:314)
berpendapat bahwa return yang terkait dengan saham dari perusahaan
berukuran kecil, sebagian besar terkait dengan saham micro-cap yang
memiliki kapitalisasi yang kecil dan tidak dapat dibeli oleh individu
maupun lembaga dengan mudah karena tingkat spread yang besar dan
juga komisi.
26
4)
January Effect merupakan anomali pasar yang menyatakan bahwa
return saham-saham di bulan Januari cenderung lebih tinggi dibanding
bulan-bulan yang lalu (Jones, 2014:314). Anomali January Effect
menjadi suatu kontroversial karena keberadaannya tidak muncul secara
pasti, terutama pada saham-saham yang tergolong large-cap atau
dengan kapitalisasi yang besar. Anomali ini diduga memiliki
kecenderungan untuk muncul pada saham-saham perusahaan kecil.
5)
Neglected Firm Effect, merupakan suatu anomali di mana terdapat
kecenderungan bahwa investasi pasar saham pada perusahaan yang
kurang terkenal dapat memberikan tingkat keuntungan yang lebih
besar. Hal tersebut mungkin terjadi karena perusahaan kecil cenderung
diabaikan oleh investor besar, oleh karena itu akses informasi
mengenai perusahaan kecil cenderung kurang tersedia. Kurangnya
informasi tersebut menyebabkan perusahaan kecil menjadi lebih
berisiko sehingga dapat menimbulkan tingkat keuntungan yang lebih
tinggi. Anomali ini ditemukan oleh Profesor keuangan Avner Arbel
pada tahun 1982.
6)
Reversal Effect adalah efek pembalikan rata-rata return yang
merupakan
sebutan
lain
untuk
anomali
winner-loser
yaitu
kecenderungan saham yang memiliki kinerja buruk (loser) akan
berbalik menjadi saham yang memiliki kinerja baik (winner) pada
periode berikutnya dan begitu juga sebaliknya. Anomali ini pertama
kali ditemukan oleh DeBondt dan Thaler di tahun 1983.
27
Day of The Week Effect adalah salah satu penyimpangan (anomali) terhadap
konsep pasar efisien dan termasuk ke dalam anomali pasar. Day of The Week
Effect adalah anomali di mana perbedaan hari perdagangan berpengaruh terhadap
pola return saham dalam satu minggu (Alteza, 2007). Artinya, ada perbedaan
return untuk hari-hari tertentu dalam seminggu. Biasanya return yang signifikan
negatif terjadi pada hari Senin, sedangkan return positif terjadi pada hari-hari
lainnya. Fenomena ini merupakan salah satu bagian dari pengujian prediktabilitas
return yang memakai pola musiman (seasonality) dan memperlihatkan adanya
return saham yang lebih tinggi atau lebih rendah pada suatu periode tertentu.
Gibbons dan Hess (dalam Tandelilin, 2010:228) menemukan bahwa return
pada hari Senin lebih rendah dibandingkan hari lain di Bursa Saham New York,
sementara return yang positif terjadi pada hari perdagangan Rabu dan Jumat.
Penelitian tersebut didukung oleh beberapa literatur yang mengungkapkan pola
return di mana hari Jumat mempunyai rata-rata return tertinggi dan tingkat risiko
yang lebih rendah daripada hari lainnya. Hal ini bisa disebabkan oleh dominannya
para investor untuk lebih aktif di perdagangan pada hari Jumat karena melihat
kecenderungan nilai negatif yang didapat pada hari Senin. Kecenderungan nilai
negatif tersebut dapat disebabkan oleh beberapa hal, yaitu di antaranya adanya
aksi proft taking yang dilakukan investor pada hari Jumat. Dengan adanya pola
dalam return sekuritas, disarankan pada investor bahwa saat terbaik untuk
membeli saham adalah pada saat pembukaan bursa di hari Selasa untuk
memanfaatkan penurunan harga saham di hari Senin.
28
2.2. Hipotesis Penelitian
Sejumlah penelitian menunjukkan adanya suatu pola dalam return saham.
Pola tersebut menunjukkan adanya tingkat return yang lebih tinggi atau lebih
rendah pada hari tertentu berkaitan dengan Day of The Week Effect. Penelitian
dilakukan Tilica dan Oprea (2014) pada saham-saham di Bursa Efek Bucharest
menggunakan metode regresi dengan variabel dummy mengenai pengaruh hari
perdagangan terhadap return saham di pasar modal Rumania. Hasil penelitian
menemukan terjadinya efek Jumat atau Friday Effect, ketika pengembalian ratarata (return) lebih tinggi pada hari Jumat dibandingkan hari lainnya. Penelitian
serupa dilakukan Hussain et al. (2011) terhadap saham-saham mayor KSE dan
indeks 100 KSE periode 2006-2010 di pasar sekuritas Pakistan. Hasil penelitian
menemukan indikasi terjadi Tuesday Effect, di mana return pada hari Selasa lebih
tinggi dibandingkan hari perdagangan lainnya, sementara return hari lainnya
menunjukkan besaran yang konstan. Cinko dan Avci (2009) meneliti saham
indeks ISE-100 di pasar saham Istanbul selama periode 1995-2008 dengan
menggunakan metode regresi. Hasil penelitian memperlihatkan return di hari
Senin signifikan negatif, sementara return pada hari Jumat dan Kamis signifikan
positif.
Penelitian oleh Patel et al. (2012) dilakukan di empat pasar saham yang
dipilih dari negara-negara Asia yaitu: India (Bombay Stock Exchange), Hong
Kong (Hong Kong Bursa Efek), Jepang (Tokyo Stock Exchange) dan China
(Shanghai Bursa Efek). Bombay Stock Exchange (BSE) memiliki return rata-rata
maksimum pada Rabu dengan deviasi standar tertinggi pada hari Senin. Bombay
29
Stock Exchange adalah satu-satunya pasar yang telah memberikan hasil positif
rata-rata pada semua hari di antara pasar Asia. Distribusi return dalam semua
pasar tidak terdistribusi normal. Pada Hang Seng, return rata-rata maksimum
terjadi pada hari Jumat dengan standar deviasi tertinggi pada hari Senin. Nikkei
memiliki return tertinggi pada hari Kamis, sementara sisa hari yang lain return
rata-rata negatif dan volatilitas maksimum ditemukan di hari Senin. Shangai Stock
Exchange memberikan return rata-rata maksimum pada hari Rabu dan volatilitas
maksimum di hari Senin.
Rahman (2009) melakukan penelitian terhadap saham Dhaka Stock
Exchange periode 4 September 2005 hingga 8 Oktober 2008 dan menemukan
return di hari Minggu dan Senin adalah negatif, sementara return positif terjadi
hanya pada hari Kamis. Penelitian Marrett dan Worthington (2008) terhadap dua
belas indeks saham yang berbeda di pasar saham Australia dan menemukan Day
of The Week Effect terjadi pada kelompok saham perbankan, keuangan
diversifikasi, energi, kesehatan, asuransi, bahan dan industri ritel.
Penelitian terhadap Day of The Week Effect juga dilakukan Saputro (2014)
dengan sampelnya IHSG harian periode 2010-2012 di Bursa Efek Indonesia.
Hasil penelitian menyebutkan fenomena Day of The Week Effect terjadi pada
Bursa Efek Indonesia di mana hari Kamis memiliki pengaruh terhadap return
indeks pasar, trading return pada hari Senin dipengaruhi oleh nontrading return
pada hari Jumat minggu sebelumnya dan return yang negatif terjadi pada saat
trading yaitu pembukaan sampai dengan penutupan hari Senin.
30
Berdasarkan kajian teori dan hasil penelitian sebelumnya yang memberikan
bukti empiris bahwa fenomena Day of The Week Effect terjadi pada beberapa
pasar modal, dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut :
H1 : Hari perdagangan berpengaruh signifikan terhadap return saham LQ-45
periode Agustus 2014 sampai dengan Januari 2015 di Bursa Efek Indonesia.
Gambar 2.1. Kerangka Pemikiran Teoritis
Hari Perdagangan Senin (X1)
Hari Perdagangan Selasa (X2)
Return Saham (Y)
Hari Perdagangan Rabu (X3)
Hari Perdagangan Kamis (X4)
Hari Perdagangan Jumat (X5)
31
Download