BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sejak adanya kebijakan pemerintah untuk melikuidasi bank-bank yang kurang sehat, sangat dirasakan adanya persaingan yang kian tajam dalam dunia perbankan, terutama pada bank-bank yang go public. Bankbank tersebut melakukan pengembangan. Pengembangan dilakukan baik pada manajemen bank maupun pelayanan pada para nasabah. Kita ketahui bahwa kegiatan pokok bank adalah memberikan kredit kepada masyarakat dan menyimpan dana dari masyarakat, oleh karena itu para banker harus pandai-pandai mengelola bank tersebut agar tetap dipercaya masyarakat dan tidak terlikuidasi. Zainuddin dan Hartono (2001) menyatakan bahwa Informasi tentang posisi keuangan perusahaan, kinerja perusahaan, aliran kas perusahaan, dan informasi lain yang berkaitan dengan laporan keuangan dapat diperoleh dari laporan keuangan perusahaan. Laporan keuangan merupakan salah satu informasi keuangan yang bersumber dari intern perusahaan. Laporan keuangan menjadi penting karena memberikan input (informasi) yang bisa dipakai untuk pengambilan keputusan. Selain memberikan informasi tentang kondisi perusahaan saat ini dan masa lalu, laporan keuangan juga dapat digunakan untuk memprediksi prospek perusahaan dimasa yang akan datang. Sehingga secara umum dapat 1 2 dikatakan bahwa penggunaan laporan keuangan yang berisi berbagai informasi akuntansi bertujuan untuk mengurangi unsur ketidakpastian dalam pengambilan keputusan, terutama bagi pihak eksternal yang berkepentingan. Untuk dapat memanfaatkan laporan keuangan diperlukan teknik untuk menginterprestasikan laporan keuangan. Analisis terhadap laporan keuangan bertujuan untuk mengetahui tingkat profitabilitas (keuntungan) dan tingkat risiko atau tingkat kesehatan suatu perusahaan. Salah satu teknik dalam analisis laporan keuangan adalah analisis rasio keuangan (Sudarini, 2005). Analisis rasio keuangan merupakan instrument analisis perusahaan yang menjelaskan berbagai perubahan dalam kondisi keuangan atau prestasi operasi di masa lalu dan membantu menggambarkan pola perubahan tersebut untuk kemudian menunjukkan risiko dan peluang yang melekat pada perusahaan yang bersangkutan (Tumirin, 2004). Rasio – rasio keuangan pada dasarnya disusun dengan menggabungkan angka – angka di dalam laporan laba rugi dan neraca. Rasio keuangan menjadi salah satu alat oleh para pengambil keputusan baik bagi pihak internal maupun eksternal dalam menentukan kebijakan berikutnya. Bagi pihak eksternal terutama kreditur dan investor, rasio keuangan dapat digunakan dalam menentukan apakah suatu perusahaan wajar untuk diberikan kredit atau untuk dijadikan laba investasi yang baik. Bagi pihak manajemen, rasio keuangan dapat dijadikan alat untuk memprediksi kondisi keuangan perusahaan dimasa 3 yang akan datang. Analisis rasio keuangan dapat membantu para pelaku bisnis, pihak pemerintah, dan para pemakai laporan keuangan lainnya dalam menilai kondisi keuangan perusahaan, tidak terkecuali perusahaan perbankan. Kemampuan suatu perusahaan terutama dilihat dari kemampuan perusahaan tersebut dalam memperoleh laba dari operasionalnya. Menurut Sofyan (dalam Mahardian, 2008) kinerja perbankan dapat diukur dengan menggunakan rata – rata tingkat bunga pinjaman, rata – rata tingkat bunga simpanan dan profitabilitas. Lebih lanjut lagi dalam penelitiannya menyatakan bahwa tingakat bunga simpanan dan pinjaman merupakan ukuran kinerja yang lemah dan menimbulkan masalah sehingga dalam penelitiannya disimpulkan bahwa profitabilitas merupakan indikator yang paling tepat untuk mengukur kinerja suatu bank. Ukuran profitabilitas yng digunakan adalah Return on Equity (ROE) untuk perusahaan pada umumnya dan Return on Assets (ROA) pada industri perbankan. Return on Assets (ROA) memfokuskan kemampuan perusahaan untuk memperoleh earning dalam operasi perusahaan sedangkan Return on Equity (ROE) hanya mengukur return yang diperoleh dari investasi pemilik perusahaan dalam bisnis tersebut (Siamat, 2001). Sehingga dalam penelitian ini Return on Assets (ROA) merupakan rasio antara laba sebelum pajak terhadap total asset. Semakin besar Return on Assets (ROA) menunjukkan kinerja keuangan yang 4 semakin baik karena tingkat kembalian (return) semakin besar. Apabila Return on Assets (ROA) meningkat, berarti profitabilitas perusahaan semakin meningkat. Manajemen bank harus dapat menekankan biaya seefektif dan seefisien mungkin dan dapat mengembangkan penghasilan dari aset (earning asset ) masing-masing secara penuh, agar didapat keuntungan untuk mempertahankan kelangsungan hidup bank. Salah satu cara pengelolaan bank yang baik adalah dengan memperhatikan likuiditas, solvabilitas, dan profitabilitas bank tersebut. Bank harus dapat mengatur likuiditasnya agar dapat mengamankan jaminan utangnya dan dapat membayarkan tabungan nasabah yang diminta nasabahnya sewaktu-waktu sehingga bank tersebut dapat dipercaya masyarakat. Bank juga harus dapat mengatur profitabilitasnya agar mereka memperoleh laba dan dapat bertahan dalam persaingan yang ketat. Oleh karena itu dengan mengetahui latar belakang tersebut dan bertitik tolak pada uraian diatas maka peneliti tertarik untuk meneliti tentang “PENGARUH LOAN TO DEPOSIT RATIO (LDR) DAN CAPITAL ADEQUACY RATIO (CAR) TERHADAP RETURN ON ASSETS (ROA) PADA BANK YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (Periode 2007 – 2009)”. Pemilihan objek bank di bursa efek Indonesia karena peranan likuiditas dan profitabilitas sangat 5 berpengaruh terhadap kinerja suatu bank, berbeda dengan perusahaan manufaktur atau perusahaan yang bergerak dalam bidang lain dimana pengaruh posisi likuiditas tidak sebesar pada sektor perbankan. B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah yang dibentuk adalah: 1) Apakah LDR dan CAR berpengaruh secara simultan terhadap ROA pada bank yang terdaftar di BEI ? 2) Apakah LDR dan CAR berpengaruh secara parsial terhadap ROA pada bank yang terdaftar di BEI ? C. Pembatasan Masalah Dalam penelitian ini digunakan batasan masalah sebagai berikut : Penelitian ini hanya terbatas pada bank yang listing di bursa efek indonesia yang lengkap data loan to deposit ratio dan capital adequacy ratio dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2009. D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah: a. Untuk memperoleh bukti empiris mengenai LDR dan CAR terhadap ROA bank di BEI secara simultan. 6 b. Untuk memperoleh bukti empiris mengenai LDR dan CAR terhadap ROA bank di BEI secara parsial. 2. Kegunaan Penelitian Kegunaan yang diharapkan dari penelitian ini adalah: a) Bagi Perusahaan Hasil penelitian dapat dijadikan dasar untuk merencanakan pengelolaan dana dalam rangka meningkatkan laba. b) Bagi Investor Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi. c) Bagi Lembaga Perguruan Tinggi Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pengembangan ilmu ekonomi. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat sebagai tambahan informasi karya ilmiah bagi pembaca di perpustakaan dan sebagai rujukan bagi peneliti yang akan mengembangkan penelitian sejenis.