VII.SUHU, SUHU,KALOR, KALOR,DAN DANPERPINDAHAN PERPINDAHANKALOR VII. KALOR A. TERMOMETER DAN PENGUKURAN SUHU 1. Suhu Suhu atau temperatur merupakan besaran yang menyatakan derajat panas atau dingin suatu benda. Sebagai contoh, kita menyatakan air mendidih bersuhu tinggi, sedangkan es bersuhu rendah. Kadang-kadang untuk mengetahui suhu suatu benda, digunakan indra peraba. Misalnya, jika seorang anak sakit demam, biasanya kita meraba kening dengan punggung tangan. Namun indra peraba tidak dapat menentukan suhu secara tepat dan kerap kali indra peraba merasakan hal berbeda dari keadaan yang Sumber : http://www.fisikarudy.com sesungguhnya. 2. Jenis-Jenis Termometer Jika suatu benda dipanaskan, baik padat, cair, atau gas akan mengalami peubahan volume, wujud, daya hantar listrik, maupun perubahan warna. Perubahan benda tersebut disebabkan oleh perubahan suhu. Sensitivitas benda terhadap perubahan suhu disebut sifat termometrik bahan. Termometer bekerja dengan memanfaatkan perubahan sifat-sifat fisis benda akibat perubahan suhu. Termometer Sifat Termometrik Jangkauan Pengukuran (0C) Raksa Volum zat cair -39 Gas volum tetap Tekanan gas pada volum tetap -270 - 1500 Hambatan platina Hambatan listrik -200 - 1200 Termokopel Gaya gerak listrik -250 - 1500 Pyrometer Intensitas cahaya Lebih dari 1000 - 500 3. Jenis-Jenis Skala Termometer Agar termometer bisa digunakan untuk mengukur suhu maka perlu ditetapkan skala suhu. Terdapat 4 skala suhu yang sering digunakan, antara lain skala celcius, skala Fahrenheit, skala Reamur dan skala Kelvin. Skala yang paling banyak digunakan saat ini adalah skala celcius (nama lain skala celcius adalah skala centigrade. Centigrade = seratus langkah). Skala Fahrenheit paling banyak digunakan di Amerika Serikat, Skala suhu yang cukup penting dalam bidang sains adalah skala mutlak atau skala Kelvin. SMAN2SKY/ACA/QSR/005-00/08 Titik tetap skala celcius dan skala Fahrenheit menggunakan titik beku dan titik didih air. Titik beku suatu zat merupakan temperatur di mana wujud padat dan wujud cair berada dalam keseimbangan (tidak ada perubahan wujud zat). Sebaliknya, titik didih suatu zat merupakan temperatur di mana wujud cair dan wujud gas berada dalam Sumber : commons.wikimedia.org keseimbangan. Untuk mengkoversi skala termometer tersebut dapat kita lakukan dengan persamaan sebagai berikut : Perbandingan skala Celcius dan Fahrenheit Skala Celcius mempunyai titik beku 00 dan titik didih 1000 , memiliki 100 skala Skala Fahrenheit mempunyai titik beku 320 dan titik didih 2120, memiliki 180 skala. π‘0πΉ = Konversi dari Fahrenheit ke Celcius : Konversi dari Celcius ke Fahrenheit : 5 π₯ 9 π‘0πΆ = (π‘ 0 πΉ − 32) 0C 9 π₯ π‘0πΆ 5 + 32 0F Perbadingan skala Celcius dan Reamur Skala Reamur mempunyai titik beku 00 dan titik didih 800, ada 80 skala. Konversi skala dari Reamur ke Celcius : π‘0π = Konversi skala dari Celcius ke Reamur : 5 π₯ 4 π‘0πΆ = Perbandingan skala Celcius dan Kelvin π‘ 0 5 π₯ 4 C π‘ 0 R Skala Kelvin mempunyai titik beku 273 K dan titik didih 373 K, ada 100 skala Konversi skala dari Kelvin ke Celcius : π‘ πΎ = π‘ − 273 0 C Konversi skala dari Celcius ke Kelvin : Perbandingan skala secara umum π‘ 0 πΆ = π‘ + 273 πΎ Secara umum untuk mengkonversi suatu skala termometer apapun bisa menggunakan perbandingan persamaan umum yaitu : ππ₯ − π₯π ππ¦ − ππ = π₯π − π₯π ππ − ππ SMAN2SKY/ACA/QSR/005-00/08 Tx = skala termometer x. Xb = titik beku termometer x, Xa = titik didih termometer x Ty = skala termometer y. Yb = titik beku termometer y, Ya = titik didih termometer y. 2. Pemuaian zat a. Pemuaian Zat Padat Pemuaian zat padat pada dasarnya ke segala arah. Namun kita hanya akan membahas pemuaian panjang, luas, dan volume. Besar pemuaian yang dialami suatu benda tergantung pada tiga hal, yaitu ukuran awal, karakteristik bahan (koefisien muai panjang), dan besar perubahan suhu benda. Setiap zat padat mempunyai besaran yang disebut koefisien muai panjang ( α ) Koefisien muai panjang suatu zat adalah angka yang menunjukkan pertambahan panjang zat apabila suhunya dinaikkan 10C. makin besar koefisien muai panjang suatu zat apabila dipanaskan, maka makin besar pertambahan panjangnya. Demikian pula sebaliknya. Untuk koefisien muai luas dan volume zat padat , masing-masing adalah π½ = 2. πΌ dan πΎ = 3. πΌ atau 3⁄2 π½ Berikut ini adalah koefisien muai panjang beberapa jenis zat padat : SMAN2SKY/ACA/QSR/005-00/08 ο Pemuaian Panjang Sumber : http://www.gurumuda.com Pemuaian Panjang adalah bertambahnya ukuran panjang suatu benda karena menerima kalor. Pada pemuaian panjang nilai lebar dan tebal sangat kecil dibandingkan dengan nilai panjang benda tersebut. Sehingga lebar dan tebal dianggap tidak ada. Contoh benda yang hanya mengalami pemuaian panjang saja adalah kawat kecil yang panjang sekali. Pemuaian panjang suatu benda dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu panjang awal benda, koefisien muai panjang dan besar perubahan suhu. Koefisien muai panjang suatu benda sendiri dipengaruhi oleh jenis benda atau jenis bahan. Secara matematis persamaan yang digunakan untuk menentukan pertambahan panjang benda setelah dipanaskan pada suhu tertentu adalah βπ = ππ π₯ πΌ π₯ βπ setelah memuai adalah : . Sehingga panjang benda ππ‘ = ππ + βπ ο Pemuaian Luas Pemuaian Luas adalah pertambahan ukuran luas suatu benda karena menerima kalor. Pemuaian A0 luas terjadi pada benda yang mempunyai ukuran panjang dan lebar, sedangkan tebalnya sangat A kecil dan dianggap tidak ada. Contoh benda yang mempunyai pemuaian luas adalah lempeng besi yang lebar sekali dan tipis. Seperti halnya pada pemuian luas faktor yang mempengaruhi pemuaian luas adalah luas awal, koefisien muai luas, dan perubahan suhu. Karena sebenarnya pemuaian luas itu merupakan pemuian panjang yang ditinjau dari dua dimensi maka koefisien muai luas besarnya sama dengan 2 kali koefisien muai panjang. Pada perguruan tinggi nanti akan dibahas bagaimana SMAN2SKY/ACA/QSR/005-00/08 perumusan sehingga diperoleh bahwa koefisien muai luas sama dengan 2 kali koefisien muai panjang. Untuk menentukan pertambahan luas akhir digunakan persamaan sebagai berikut : βπ΄ = π΄π π₯ π½ π₯ βπ Luas setelah memuai π½ =2πΌ π΄π‘ = π΄π + βπ΄ ο Pemuaian Volume Pemuaian Volume adalah pertambahan ukuran V0 volume suatu benda karena menerima kalor. Pemuaian volume terjadi benda yang mempunyai ukuran panjang, lebar dan tebal. Contoh benda yang mempunyai pemuaian Vt volume adalah kubus, air dan udara. Volume merupakan bentuk lain dari panjang dalam 3 dimensi karena itu untuk menentukan koefisien muai volume sama dengan 3 kali koefisien muai panjang. Sebagaimana yang telah dijelskan diatas bahwa khusus gas koefisien muai volumenya sama dengan 1/273. Persamaan yang digunakan untuk menentukan pertambahan volume dan volume akhir suatu benda tidak jauh beda pada perumusan sebelum. Hanya saja beda pada lambangnya saja. Perumusannya adalah: βπ = ππ π₯ πΎ π₯ βπ Dengan : πΎ =3πΌ ππ‘ = ππ + βπ b. Pemuaian Zat Cair Pemuaian zat cair hanya dapat diamati melalui perubahan volumenya. Jadi zat cair hanya memiliki koefisien muai volume saja. Jika sebuah bejana gelas yang berisi air hampir penuh dipanaskan maka setelah kenaikan suhu, air akan tumpah. Peristiwa tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut. SMAN2SKY/ACA/QSR/005-00/08 Ruang gerak partikel di dalam zat cair lebih besar daripada ruang gerak partikel zat padat. Jika kedua zat itu mengalami pemanasan secara bersamaan, partikel di dalam zat cair lebih leluasa bergerak dibandingkan dengan partikel zat padat. Oleh karena itu, volume air lebih cepat bertambah daripada volume gelas (zat padat), akibatnya air akan tumpah. Peristiwa tersebut menunjukkan bahwa koefisien muai volume zat cair lebih Sumber : www.e-dukasi.net besar daripada koefisien muai volume zat padat. Besarnya pertambahan volume zat cair pada saat dipanaskan memenuhi persamaan : Anomali Air (Sifat Aneh Air) Seperti yang telah jelaskan, kebanyakan benda akan memuai (volume benda bertambah) jika suhunya bertambah dan benda menyusut (volume benda berkurang) ketika suhunya berkurang. Air mau beda sendiri. Keanehan air terjadi antara suhu 0 oC sampai 4 oC. Sumber : http://www.gurumuda.com Antara suhu 0 oC sampai 4 oC volume air berkurang (air menyusut) seiring bertambahnya suhu. Misalnya jika kita memanaskan air pada suhu 0 oC, semakin panas si air, semakin berkurang volumenya. Proses penyusutan akan terhenti ketika air mencapai suhu 4 oC. Di atas 4 oC, air menjadi benda yang normal lagi. Maksudnya, volumenya akan bertambah (terjadi pemuaian) seiring bertambahnya suhu. Sebaliknya, air akan memuai (volume air bertambah) ketika mendingin dari 4 oC sampai 0 oC. Misalnya air kita masukan ke dalam kulkas. Mula-mula suhu air 30 oC. Ketika dikurung dalam kulkas, air mulai kedinginan (suhu air menurun). Pada saat suhu air menurun, volume air juga berkurang (air mengalami penyusutan). Nah, ketika mencapai suhu 4 oC, air akan memuai (volumenya bertambah). Pemuaian akan terhenti ketika suhunya mencapai 0 oC. Volume air juga semakin bertambah ketika ia membeku menjadi es. Sangat berbeda dengan benda lain yang menyusut (volume benda berkurang) ketika benda semakin dingin. SMAN2SKY/ACA/QSR/005-00/08 Ingat ya, massa jenis suatu benda akan bertambah ketika benda tersebut menyusut (volume benda berkurang). Sebaliknya, massa jenis benda akan berkurang ketika benda memuai (volume benda bertambah). Ini persamaannya : Massa jenis = massa / volume. Massa benda selalu tetap. Sedangkan volumenya bisa berubah-ubah, tergantung dari suhu. Ketika volume benda berkurang, massa jenisnya akan bertambah. Semakin kecil volume, semakin besar massa jenis benda. Sebaliknya, jika volume benda bertambah, massa jenis benda akan berkurang. Nah, si air khan cuma bisa menyusut (volume air berkurang) sampai suhu 4 oC. Karenanya, air memiliki massa jenis paling tinggi pada suhu 4 oC. c. Pemuaian Gas Pada gas sama dengan zat cair, hanya terjadi pemuaian volume. Diantara wujud zat yang lain Pertambahan volume gas paling besar. Hal ini disebabkan susunan partikel gas yang renggang Hukum pemuaian pada gas 1. Boyle Hukum Ekspansi gas pada suhu konstan (proses isoterm). Jika gas dipanaskan pada suhu konstan, volume dapat berubah karena perubahan tekanan PV = contant 2. Charles-Gay Lussac Hukum Ekspansi gas pada tekanan konstan (proses isobarik). Jika gas dipanaskan pada tekanan konstan suhu dan volume akan berubah V / T = konstan 3. Hukum Tentang Tekanan Ekspansi gas dalam volume contant (proses isokhoric). Jika gas dipanaskan pada volume konstan tekanan dan temperatur akan berubah P / T = konstan 4. Boyle-Gay Lussac Hukum (persamaan gas ideal) PV / T = konstan Keterangan : P = tekanan (atm) V = Volume (m3) T = suhu (K) Persamaan gas memenuhi persamaan-persamaan sebagai berikut : Pada tekanan tetap Pada volume tetap π = π0 + βπ π = π0 + βπ π = π0 (1 + πΎβπ) π = π0 (1 + πΎβπ) Untuk semua jenis gas besarnya πΎ adalah πΎ= 1 273 B. KALOR Pada dasarnya kalor adalah perpindahan energi kinetik dari satu benda yang bersuhu lebih tinggi ke benda yang bersuhu lebih rendah. Pada waktu zat mengalami pemanasan, partikel-partikel benda akan bergetar dan menumbuk partikel tetangga yang bersuhu rendah. Hal ini berlangsung terus-menerus membentuk energi kinetik rata-rata sama antara benda panas dengan benda yang semula dingin. Pada kondisi seperti ini terjadi keseimbangan termal dan suhu kedua benda akan sama. 1. Hubungan Kalor dengan Suhu Benda Sewaktu kita memasak air, kita membutuhkan kalor untuk menaikkan suhu air hingga memdidihkan air. Berapa banyak kalor yang dibutuhkan air untuk menaikkan suhu hingga mencapai suhu yang diinginkan?. Secara induktif, makin besar kenaikkan suhu suatu benda, makin besar pula kalor yang diserapnya. Selain itu, kalor yang diserap benda juga bergantung pada massa benda dan bahan penyusun benda. Secara matematis dapat kita tuliskan sebagai berikut : π = π. π. Δt Keterangan : Q = kalor (kalori/Joule), m = massa benda (gr atau kg), c = massa jenis (kal/g 0C atau J/kg 0C) , Δt = perubahan suhu (0C). Satuan Kalor 1 Kalori = 4, 186 joule I kkal I Joule = 0,24 kal = 4186 joule SMAN2SKY/ACA/QSR/005-00/08 ο Kalor Jenis Kalor jenis suatu zat (benda) menunjukkan banyaknya kalor yang diperlukan oleh 1 kg zat untuk menaikkan suhunya sebesar 10C. Hal ini berarti tiap benda atau zat memerlukan kalor yang berbeda-beda meskipun untuk menaikkan suhu yang sama dan massa yang sama. Berikut ini kalor jenis beberapa zat : ο Kapasitas Kalor Kapasitas (C) kalor adalah banyaknya energi yang diberikan dalam bentuk kalor untuk menaikkan suhu benda sebesar 10C. Satuan kapasitas kalor kal/0C atau J/K. Kapasitas kalor dapat dirumuskan berikut ini : 2. Perubahan Wujud Zat πΆ atau πΆ = π .π π = βπ Akibat pengaruh suhu, wujud zat dapat berubah dari padat menjadi cair, atau dari cair menjadi gas, begitu juga sebaliknya. Dalam proses perubahan wujud zat diperlukan atau dilepaskan sejumlah kalor , tapi tidak disertai kenaikan atau penurunan suhu. Sumber : myscienceblogs.com SMAN2SKY/ACA/QSR/005-00/08 Dari diagram di atas dapat dijelaskan sebagai berikut Proses endoterm Proses ekstoterm Mencair : padat – cair Menguap : cair – gas Menyublim : padat – gas Membeku : cair – padat Mengembun : gas – cair Menghablur : gas - padat Besarnya kalor yang diperlukan atau dilepaskan selama proses perubahan wujud zat memenuhi persamaan : π = π. πΏ dengan : Q = kalor yang diperlukan/dilepaskan (kal / J) m = massa zat (kg) L= kalor laten (J/kg atau kal/gr) Kalor laten adalah kalor yang diperlukan oleh tiap satuan massa zat untuk mengubah wujudnya. Adapun jenis-jenis kalor laten adalah sebagai berikut : a. Kalor lebur (Lf) adalah banyaknya kalor yang diperlukan untuk mengubah wujud 1 kg zat padat menjadi zat cair. b. Kalor beku (Lb) adalah banyaknya kalor yang dilepaskan untuk mengubah wujud 1 kg zat cair menjadi zat padat. c. Kalor uap atau kalor didih (U) adalah banyaknya kalor yang diperlukan untuk mengubah wujud 1 kg zat cair menjdi gas. d. Kalor embun (U) adalah banyaknya kalor yang dillepaskan untuk mengubah 1 kg gas menjadi zat cair. Perubahan wujud es menjadi uap dapat diamati pada grafik berikut : Sumber : arifansyah.wordpress.com SMAN2SKY/ACA/QSR/005-00/08 C. PERPINDAHAN KALOR Sumber : http://www.maxistyle.com Sumber : sciencetd.blogspot.com Kita telah mempelajari bahwa kalor merupakan energi yang dapat berpindah dari benda yang bersuhu tinggi ke benda yang bersuhu rendah. Pada waktu memasak air, kalor berpindah dari api ke panci lalu ke air. Pada waktu menyetrika, kalor berpindah dari setrika ke pakaian. Ada tiga cara kalor berpindah dari satu benda ke benda lain, yaitu konduksi, konveksi, dan radiasi. 1. Perpindahan kalor secara konduksi Peristiwa perpindahan kalor melalui suatu zat tanpa disertai dengan perpindahan partikelnya disebut partikelkonduksi. Perpindahan kalor dengan cara konduksi disebabkan karena partikel-partikel penyusun ujung Sumber : sciencetd.blogspot.com zat yang bersentuhan dengan sumber kalor bergetar. Makin besar getarannya, maka energi kinetiknya juga makin besar. Energi kinetik yang besar menyebabkan partikel tersebut menyentuh partikel didekatnya, demikian seterusnya sampai akhirnya kita merasakan panas. Sehingga perpindahan kalor cara konduksi biasanya terjadi pada zat padat. Besarnya aliran kalor secara matematis dapat ditulis sebagai berikut : π π. π΄. βπ = π‘ π dimana k = koefisien konduksi termal. A = luas penampang (m2) d = tebal atau panjang bahan (m) SMAN2SKY/ACA/QSR/005-00/08 2. Perpindahan kalor secara konveksi Konveksi adalah perpindahan kalor yang disertai dengan perpindahan partikel-partikel zat. Perpindahan kalor secara konveksi dapat terjadi pada zat cair dan gas. Perpindahan kalor secara konveksi terjadi karena adanya perbedaan Sumber : http://www.gurumuda.com massa jenis zat. Contoh perpindahan kalor secara konveksi adalah angin laut dan angin darat. Pada siang hari daratan lebih cepat panas daripada lautan. Udara di daratan memuai sehingga massa jenisnya mengecil dan bergerak naik ke atas. Tempat yang ditinggalkan akan diisi oleh udara dingin dari laut, maka terjadilah angin laut. Sumber : BSE Fisika Kelas X Sebaliknya, pada malam hari, daratan lebih cepat dingin daripada laut. Udara di atas laut memuai, massa jenisnya mengecil dan bergerak ke atas. Tempat yang ditinggalkan akan diisi oleh udara dingin dari darat, maka terjadilah angin darat. Adapun secara empiris laju perpindahan kaloe secara konveksi dapat dirumuskan sebagai berikut, π = β. π΄. βπ π‘ Keterangan : h = koefisien konveksi termal (J/s m2 .0C) 3. Perpindahan kalor secara Radiasi Pernahkah kalian berpikir, bagaimana cahaya matahari sampai ke bumi ?. kita mengetahui bahwa di antara matahari dan bumi terdapat lapisan atmosfer yang sulit menghantarkan panas secara konduksi maupun konveksi. Selain itu, di antara matahari dan bumi juga terdapat ruang Sumber : http://iwandahnial.wordpress.com SMAN2SKY/ACA/QSR/005-00/08 hampa yang tidak memungkinkan terjadinya perpindahan kalor. Dengan demikian, perpindahan kalor dari matahari sampai ke bumi tidak memerlukan perantara. Perpindahan kalor yang tidak memerlukan zat perantara (medium) disebut Radiasi. Setiap benda mengeluarkan energi dalam bentuk radiasi elektromagnetik. Laju radiasi dari permukaan suatu benda berbanding lurus dengan luas penampang, berbanding lurus dengan pangkat empat suhu mutlaknya, dan tergantung sifat permukaan benda tersebut. Sehingga secara matematis dapat kita tulis sebagai berikut : π π‘ = π. π. π΄. π 4 Keterangan : H = laju radiasi (watt) e = emisivitas bahan ( A = luas penampang benda (m2) π = tetapan Stefan-Boltzman . π»= T = suhu mutlak (K) (5, 67 x 10-8 W/mK4) D. ASAS BLACK Seperti telah kita ketahui kalor berpindah dari satu benda yang bersuhu tinggi ke benda yang bersuhu rendah. Perpindahan ini mengakibatkan terbentuknya suhu akhir yang sama antara kedua benda tersebut. Misalnya kita mencampur air panas dengan air dingin, sehingga air campuran terasa hangat. Suhu akhir setelah pencampuran antara air dingin dengan air panas disebut suhu termal (seimbang). Kalor yang dilepas air panas akan sama besarnya dengan kalor yang diterima air dingin. Kalor merupakan energi yang dapat berpindah, Sumber : sciencetd.blogspot.com prinsip ini merupakan prinsip hukum kekekalan energi. Hukum ini pertama kali dikenalkan oleh Joseph Black (1728-1899). Oleh karena itu, pernyataan tersebut juga dikenal sebagai Asas Black. Black merumuskan perpindahan kalor antara dua benda yang membentuk suhu termal sebagai berikut : πΈπππππ = πΈπ³ππππ SMAN2SKY/ACA/QSR/005-00/08 SOAL LATIHAN 1. Suhu tubuh seorang yang sedang sakit panas mencapai 1040F. Berapa suhu tersebut jika dinyatakan dalam skala Celcius, Reamur dan Kelvin ? 2. Termometer X menunjukkan angka -20 pada titik beku air dan 180 pada titik didih air, berapakah skala celicius bila suhu mencapai 400 X ? 3. Bila kalor jenis es= 0,5 kal/g0C, maka untuk menaikkan suhu 800 gram es dari -120C Menjadi air 00C, berapa kalor yang dibutuhkan ? 4. Berapakah biaya untuk memanaskan 10 liter air dari suhu 200C menjadi 1000C bila setiap 1 kWh harganya Rp 300,- ? 5. Sepotong tembaga bermassa 100 g, mula-mula bersuhu 950C dijatuhkan ke dalam 20 g air yang terdapat dalam wadah aluminium 280 g. Air dan wadah mula-mula bersuhu 150C. Berapakah suhu akhir sistem ? (kalor jenis tembaga 390 J/kg.K, kalor jenis aluminium 900 J/kg.K, dan kalor jenis air 4200 J/kg.K). 6. Dalam sebuah bejana yang massanya diabaikan terdapat a gram air 40C dicampur dengan b gram es -40C. Setelah diaduk ternyata 50% es melebur. Jika titik lebur es 00C, kalor jenis es 0,5 kal/g0C, kalor lebur es 80 kal/g, berapakah nilai perbandingan a dan b ? 7. Pada suhu 200C volume tabung kaca 200 cm3. Tabung diisi penuh air raksa. Berapa volume air raksa yang tumpah jika dipanaskan sampai suhu 120 0C ? (koefisien muai panjang kaca 3 x 10-6 /)C dan koefisien muai volum air raksa 5,4 x 10-4 /0C). 8. Batang baja dan kuningan yang luas penampang dan panjangnya sama. Salah satu ujung dari kedua logam dihubungkan. Suhu ujung batang baja yang bebas 2500C, sedangkan suhu ujung kuningan yang bebas 1000C. Jika koefisien konduksi kalor baja dan kuningan masing-masing 0,12 dan 0,24 kal/s.cm. berapakah suhu akhir di titik sambungan ? 9. Suhu kulit seseorang kira-kira 32)C. Jika luas permukaan tubuhnya kira-kira 1,6 m2 berada dalam ruang yang suhunya 220C, berapa kalor yang dilepas oleh tubuh orang itu melalui konveksi selama 5 menit ? (h = 77 W/m2 K) 10. Kawat lampu pijar yang luasnya 50 mm2 meradiasikan energi dengan laju 2,835 W. Jika kawat lampu pijar dapat dianggap sebagai benda hitam sempurna, berapa suhu permukaannya ? SMAN2SKY/ACA/QSR/005-00/08 VI. SUHU DAN KALOR Standar Kompetensi Menerapkan konsep kalor dan prinsip konversi energi pada berbagai perubahan energi. Kompetensi dasar ο Menganalisis pengaruh kalor terhadap suatu zat Analyzing heat influence to a substance ο Menganalisis cara perpindahan kalor Analyzing the heat tarnsfer. ο Menerapkan asas Black dalam pemecahan masalah SMAN2SKY/ACA/QSR/005-00/08