Fungsi Advokasi Serikat Pekerja dalam lingkup perusahaan

advertisement
FUNGSI ADVOKASI SERIKAT PEKERJA
DALAM LINGKUP PERUSAHAAN
Pusat Kajjian Kebijakan dan
Advokasi Perburuhan
HAK BURUH DAN HAK SERIKAT BURUH
Hak Buruh
Hak Serikat Buruh
Bersifat personal, hanya melekat pada diri
buruh sendiri
Bersifat kolektif, milik bersama, melekat pada
kelompok buruh ketika mereka mulai
berorganisasi/berserikat
Buruh= bekerja dengan menerima upah, dan
dibawah perintah orang lain
Timbul bersamaan ketika buruh mengikatkan
diri untuk bekerja dan berlaku hanya selama
buruh tersebut menjadi buruh.
Fungsinya untuk menjamin penghidupan dan
kondisi kerja setiap buruh
Tergantung negosiasi individual, seberapa
mampu si buruh ybs melakukan tawarmenawar tertinggi
Hak ini bukan milik perorangan buruh,
melainkan milik organisasi yang dibentuk para
buruh
Gunanya untuk melindungi hak-hak buruh
(anggotanya) untuk perjuangkan kesejahteraan
buruh dan keluarganya (UU 21 tahun 2000)
Negosiasi kolektif, secara bersama-sama
diperjuangkan, dan banyak varian lain yang
dapat menjadi daya tawar negosiasi
SP BERFUNGSI MENGADVOKASI KEPENTINGAN
ANGGOTA
Advokasi merupakan segenap aktifitas pengerahan sumber daya yang ada untuk
membela, memajukan, bahkan merubah tatanan untuk mencapai tujuan yang lebih
baik sesuai keadaan yang diharapkan. Advokasi dapat berupa upaya hukum formal
(litigasi) maupun di luar jalur hukum formal (non litigasi). (www.bantuanhukum.info)
advokasi adalah aksi aksi sosial, politik dan budaya yang dilakukan secara
terencana, terstruktur, dan dilakukan secara terkumpul (kolektif), mengikutsertakan
berbagai taktik termasuk lobby, kampanye (campaign), mendirikan koalisi,
memberikan tekanan aksi massa, serta riset yang digunakan untuk mengubak
kebijakan. (Insist Pers, 2002)
Advokasi---------------------------------------> Strategi menentukan keberhasilan
BEBERAPA ASPEK PENTING
DALAM MEYUSUN STRATEGI
ADVOKASI?
1.
TARGET
2.
PRIORITAS PERJUANGAN peran SP banyak, perlu pembagian peranan yg jelas
3.
REALISTIS
4.
ANALITIS
5.
ALOKASI WAKTU ADVOKASI
6.
DUKUNGAN LOGISTIK
PENYELESAIAN BIPARTIT
1.
Penyelesaian Dilakukan Secara Bipartit Antara Pekerja/Serikat Pekerja Dengan Pengusaha Secara
Musyawarah Untuk Mufakat (Psl 3 Uu 2/2004) Lihat Juga Permen 31/2008
Perundingan Bipartit Adalah Perundingan Antara Pekerja/Buruh Atau Serikat Pekerja/ Serikat Buruh
Dengan Pengusaha Untuk Menyelesaikan Perselisihan Hubungan Industrial Dalam Satu Perusahaan.
1.
Perundingan Dilakukan Sebanyak–banyaknya 3 (Tiga) Kali Dalam Waktu Paling Lama 30 Hari Sejak
Tanggal Dimulainya Perundingan.
2.
Dalam hal salah satu pihak telah meminta dilakukan perundingan secara tertulis 2 (dua) kali berturutturut dan pihak lainnya menolak atau tidak menanggapi melakukan perundingan, maka perselisihan
dapat dicatatkan kepada instansi yang bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan setempat
dengan melampirkan bukti-bukti permintaan perundingan (PERMEN 31/2008).
3.
Setiap Perundingan, Dibuat Risalah Perundingan :
 Nama Lengkap Dan Alamat Para Pihak
 Tanggal Dan Tempat Perundingan
 Pokok Masalah Atau Alasan Perselisihan
 Pendapat Para Pihak
 Kesimpulan Atau Hasil Perundingan
 Tanggal Serta Tandatangan Para Pihak
BIPARTIT WAJIB DILAKSANAKAN, PENYELESAIANNYA
BERSIFAT WIN-WIN ANTARA PARA PIHAK
TAHAPAN PERUNDINGAN BIPARTIT
Sebelum
perundingan
Setelah
SEBELUM
I.
Buat tertulis form pengaduan anggota
II.
Buat tertulis Kronologis perkara/kasus
III.
Analisis kasus internal dan menyeluruh
IV. Inisatif pihak yang dirugikan
V.
Perorangan non anggota dapat memberikan kuasa kepada SP
VI. Pihak pengusaha harus menyelesaikan ecara langsung
VII. Dapat memminta perangkat organisasi sebagai pendamping
VIII. dapat memberikan kuasa kepada pengurus serikat pekerja/serikat buruh di perusahaan
tersebut untuk
SAAT PERUNDINGAN
1.
Para pihak menginventarisasi dan mengidentifikasi permasalahan;
2.
Buat dan sepakati tatib dan agenda peruningan
3.
Dalam hal salah satu pihak tidak bersedia melanjutkan perundingan, maka para pihak
atau salah satu pihak dapat mencatatkan perselisihannya kepada instansi yang
bertanggung jawab di bidang ketenagakerjaan kabupaten/kota tempat pekerja/buruh
bekerja walaupun belum mencapai 30 (tiga puluh) hari kerja;
4.
Setelah mencapai 30 (tiga puluh) hari kerja, perundingan bipartit tetap dapat dilanjutkan
sepanjang disepakati oleh para pihak;
5.
Buat risalah dalam setiap perundingan, apabila salah satu pihak tidak bersedia
menandatangani, maka hal ketidaksediaan itu dicatat dalam risalah dimaksud;
SETELAH PERUNDINGAN- TINDAK LANJUT
 Apabila Tercapai Kesepakatan, Dibuat Perjanjian Bersama Secara
Tertulis Dan Ditandatangani Oleh Para Pihak
 Perjanjian Bersama Tersebut Mengikat Dan Menjadi Hukum Serta
Wajib Dilaksanakan Oleh Para Pihak.
 Didaftarkan Oleh Para Pihak Kepada Pengadilan Hubungan
Industrial Untuk Mendapatkan Akta Bukti Pendaftaran.
 Apabila Perjanjian Bersama Tidak Dilaksanakan Oleh Salah Satu
Pihak, Maka Pihak Yang Dirugikan Dapat Mengajukan Eksekusi.
 Apabila Gagal Mencapai Kesepakatan, Salah Satu Pihak Dapat
Mencatatkan Perselisihan Tersebut Kepada Disnaker Setempat Disertai
Dengan Bukti Upaya Penyelesaian (Risalah Perundingan).
PERSELISIHAN:
• HAK
• KEPENTINGAN
• PHK
• ANTAR SP/SB
ALUR PENYELESAIAN
PHI
DI TINGKAT BIPARTIT
SEPAKAT
BUAT PB
DAFTARKAN
TIDAK DILAKSANAKAN
PERUNDINGAN
BIPARTIT:
EKSEKUSI
• Max 30 hr kerja
• Setiap kali berunding, buatkan
RisalahPerundingan
PENGADILAN
HUBUNGAN INDUSTRIAL
AKTA BUKTI
PENDAFTARAN PB
GAGAL
CATAT KE DISNAKER:
LAMPIRKAN RISALAH
PERUNDINGAN
ICRATED DESIGN BY: INDRA MUNASWAR
ADMINISTRASI YANG DIPERLUKAN :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
FORMULIR KELUH KESAH
KRONOLOGI KEJADIAN
SURAT PERMOHONAN BERUNDING
TANDA TERIMA SURAT
PRESENSI PERUNDINGAN
RISALAH PERUNDINGAN BIPARTIT
SURAT KUASA KHUSUS
PERJANJIAN BERSAMA
SURAT PERMOHONAN PENDAFTARAN PERJANJIAN
BERSAMA KE PHI
10. SURAT PERMOHONAN EKSEKUSI
12
RISALAH PERUNDINGAN BIPARTIT :






NAMA LENGKAP DAN ALAMAT PARA PIHAK
TANGGAL DAN TEMPAT PERUNDINGAN
POKOK MASALAHAN/ALASAN PERSELISIHAN
PENDAPAT PARA PIHAK
KESIMPULAN/HASIL PERUNDINGAN
TANGGAL SERTA TANDA TANGAN PARA PIHAK
YANG MELAKUKAN PERUNDINGAN
13
PERJANJIAN BERSAMA :
 TANGGAL
DAN
TEMPAT
DIBUATNYA
PERJANJIAN
 NAMA LENGKAP, JABATAN DAN ALAMAT PARA
PIHAK YANG MEMBUAT PERJANJIAN
 ISI PERJANJIAN SECARA LENGKAP
 TANGGAL SERTA TANDA TANGAN PARA PIHAK
YANG MEMBUAT PERJANJIAN
 DIBUBUHI MATERI Rp.6.000, DIBUAT DAN DITANDATANGANI OLEH PIHAK
YANG BERWENANG/KOMPETEN
14
PERMOHONAN PENDAFTARAN PB :
 surat permohonan dgn lampiran :


perjanjian bersama asli, dibubuhi materai
bukti legal standing para pihak





sk pencatatan dari disnaker,
sk pengukuhan dari pc (tergantung yg meng sk kan),
surat kuasa,
akta pendirian perusahaan/akta notaris,
surat kuasa dari direksi , jika diwakilkan
 diajukan oleh para pihak/salah satu pihak yang
membuat/menandatangani perjanjian bersama
15
KASUS POSISI-KERJA KELOMPOK
Budi pekerja di perusahaan Multi nasional PT Cahaya Berkembang (PT CB) sejak tahun 2000 dibagian QC, perusahaan ini
memproduksi jenis berbagai kayu lapis dan memiliki pekerja sejumlah 1000 orang. PT CB merupakan bagian dari CB Grup
yang memiliki berbagai jenis anak dan cabang perusahaan di berbagai provinsi di Indonesia.
Pada pertengahan agustus 2016, Budi dan 300 pekerja lainnya mendapatkan surat internal memo dari perusahaan yang
isinya agar para pekerja tersebut memilih 2 pilihan berikut:
1.
Pekerja mengikuti relokasi perusahaan ke Kalimantan untuk bekerja di hutan produksi untuk menanam dan memanen
2.
Bagi pekerja yg tidak mengikuti, perusahaan akan memberikan uang kebijakan 1 kali ketentuan UUK
Sikap pekerja harus sudah ditentukan pada akhir September 2016. manakala tidak ada sikap dari pekerja, maka pekerja
dianggap mengundurkan diri dan tidak dapat apa-apa.
Budi, pada tanggal 28 Agustus mengadukan hal ini, bagaimana bentuk tindakan SP ?
Buat:
- Standar form pengaduan
- Kronologis kasus
- Bentuk tindakan Bipartit SP
Download