I. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Tanah memiliki fungsi yang sangat penting bagi makhluk hidup karena setiap makhluk hidup baik tanaman dan makhluk hidup lainnya sangat memerlukan tanah. Tanah merupakan benda alami yang terdapat di permukaan bumi yang tersusun dari bahan-bahan mineral sebagai hasil pelapukan batuan dan bahan organik yang merupakan pelapukan sisa tumbuhan dan hewan. Tanah terbentuk dari pelapukan bahan induk melalui proses pedogenesis sebagai akibat dari interaksi beberapa faktor pembentuk tanah yaitu : iklim, jasad hidup, bentuk wilayah dan waktu (Sarief, 1986). Tanaman sangat membutuhkan unsur hara yang cukup, lengkap dan seimbang untuk pertumbuhannya agar diperoleh hasil yang optimum. Disisi lain kondisi tanah sebagai sumber daya alam pada umumnya telah mengalami degradasi yang sedemikian rupa sehingga memerlukan usaha konservasi yang sungguh-sungguh untuk menjaga dan meningkatkan produktivitas tanah (Sarief, 1986). Produktivitas tanah sangat ditentukan oleh kualitas dan pengelolaannya, agar nantinya dapat dikelola untuk kepentingan budidaya pertanian, pengelolaan tanah untuk kepentingan budidaya pertanian sebaiknya dikelola secara tepat agar produktivitasnya dapat dipertahankan dan berkelanjutan. Upaya yang dapat dilakukan dalam mempertahankan produktivitas tanah adalah dengan penggunaan pupuk secara optimal. Sebaliknya jika secara terus menerus penggunaan pupuk dilakukan tidak sesuai anjuran dan tidak berimbang akan mempercepat pengurangan unsur hara dalam tanah (Rochayati dan Adiningsih, 1997). 1 2 Kesuburan tanah adalah potensi tanah untuk mnyediakan unsur hara dalam jumlah yang cukup dalam bentuk tersedia dan seimbang untuk menjamin pertumbuhan dan produksi tanaman yang optimum (Anna dkk, 1985 dalam Yamani, 2010). Tanah yang diusahakan untuk bidang pertanian memilki tingkat kesuburan yang berbeda-beda. Pengelolaan tanah secara tepat merupakan faktor penting dalam menentukan pertumbuhan dan hasil tanaman yang akan diusahakan. Kebutuhan unsur hara yang diperlukan tanaman untuk pertumbuhan dan produksinya ditentukan oleh kemampuan tanah dalam menyediakan unsur hara. Intensifnya penggunaan lahan tanpa adanya pergantian tanaman dapat menyebabkan terkurasnya unsur hara esensial dari dalam tanah pada saat panen dan kesuburan tanah akan menurun secara terus menerus. Menurunnya kesuburan tanah dapat menjadi faktor utama yang mempengaruhi produktivitas tanah, sehingga penambahan unsur hara dalam tanah melalui proses pemupukan sangat penting dilakukan agar diperolehnya produksi pertanian yang menguntungkan. Evaluasi kesuburan tanah adalah proses diagnosa masalah-masalah keharaan dalam tanah dan pembuatan rekomendasi pemupukan (Dikti, 1991). Evaluasi status kesuburan untuk menilai dan memantau kesuburan tanah sangat penting dilakukan agar dapat mengetahui unsur hara yang dibutuhkan tanaman. Penilaian evaluasi status kesuburan tanah dapat dilakukan melalui pendekatan uji tanah dimana penilaian dengan menggunakan metode ini relatif lebih akurat dan cepat. Pengukuran sifat-sifat kimia tanah sebagai parameter dalam kesuburan tanah kemudian ditetapkan dalam kriteria kesuburan tanah menurut PPT (1995). 3 Kecamatan Denpasar Selatan merupakan wilayah perkotaan dengan jumlah penduduk 222.315 jiwa dengan luas wilayah 49,99 Km2 yang terdiri dari sawah dengan luas 847 ha, tegalan 183 ha, perkebunan 21 ha dan hutan mangrove 734,5 ha (BPS, 2012). Usaha pertanian yang dilakukan petani Subak di Denpasar Selatan yaitu dengan penanaman tanaman pangan dan sayur. Berdasarkan data BPS kota Denpasar indeks penanaman padi palawija di kecamatan Denpasar Selatan yaitu 172,10% dan 183,23% sayuran berumur pendek dalam periode dua kali tanam dalam setahun. Indeks pemanenan 175% padi palawija dan 194,81% sayuran berumur pendek dalam periode dua kali tanam dalam setahun (BPS, 2012). Sistem penanaman padi yang dilakukan petani Subak Denpasar Selatan sebagian dengan penanaman konvensional dan sistem legowo yang terdapat pada Subak Kerdung desa Pedungan. Intensifnya penggunaan lahan sangat didukung oleh pengunaan pupuk yang diberikan petani melalui bantuan Pemerintah seperti urea dan phonska. Meningkatnya populasi penduduk menyebabkan alih fungsi lahan sawah yang terdapat di Kecamatan Denpasar Selatan pada tahun 2002 luas lahan pertanian 977,00 ha berkurang menjadi 935,00 ha pada tahun 2006 dan berkurang lagi menjadi 847,00 pada tahun 2012 (BPS, 2012). Keadaan ini menyebabkan pemanfaatan tanah lebih intensif, apalagi bila dikaitkan dengan kebutuhan pangan yang terus meningkat, maka intensifikasi pertanian di lahan sempit perkotaan ini akan semakin bertambah seiring berjalannya waktu. Intensifnya penggunaan lahan di bidang pertanian akan menyebabkan menurunnya kesuburan tanah. Upaya untuk memelihara kesuburan tanah dan produktivitasnya agar tetap optimal dan 4 lestari sangat diperlukan mengingat luas lahan pertanian yang ada di daerah perkotaan sangat terbatas. Berdasarkan latar belakang diatas maka penelitian mengenai evaluasi status kesuburan tanah pada lahan pertanian di Kecamatan Denpasar Selatan sangat penting dilakukan mengingat belum adanya data terbaru status kesuburan tanah di wilayah tersebut. Data yang diperoleh dapat dimanfaatkan sebagai data dasar dan sebagai acuan dalam pengelolaan kesuburan tanah untuk budidaya tanaman pertanian agar menguntungkan dan berkelanjutan. 1.2 Rumusan Masalah Masalah yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah 1. Apakah yang menjadi kendala kesuburan tanah di kecamatan Denpasar Selatan. 2. Bagaimana status kesuburan tanah di wilayah tersebut. 3. Tindakan apa yang diperlukan untuk pengelolaan lahan di wilayah tersebut. 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini yaitu 1. Mengidentifikasi variabel kesuburan yang menjadi kendala di Kecamatan Denpasar Selatan. 2. Melakukan evaluasi dan memetakan status kesuburan tanah. 3. Mengkaji alternatif Pengelolaan yang sesuai dengan status kesuburan tanah yang terdapat di Kecamatan Denpasar Selatan. 5 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini adalah 1. Memberikan informasi status kesuburan tanah di Kecamatan Denpasar Selatan. 2. Dapat digunakan sebagai dasar dalam pengelolaan kesuburan tanah sehingga nantinya dapat berkelanjutan. 3. Memberikan informasi sebaran status kesuburan tanah di Kecamatan Denpasar Selatan.