Vanila, anggrek yang dapat dikonsumsi: jenis dan cara

advertisement
iptek hortikultura
Vanila, anggrek yang dapat
dikonsumsi: jenis dan cara
perbanyakannya
Vanila tergolong dalam famili Orchidaceae.
Famili ini merupakan famili terbesar dari
tanaman berbunga, memiliki kira-kira 700 genera
dan 20.000 spesies. Dari famili Orchidaceae
ini hampir semuanya dimanfaatkan untuk
penampilan bunganya, hanya genus vanila yang
memiliki spesies yang dapat dikonsumsi dan
secara ekonomis mempunyai nilai komersial
sangat tinggi. Vanila dibudidayakan untuk diambil
buahnya dan dari buah tersebut diekstraksi bahan
yang disebut vanillin, merupakan bahan aromatik
yang sangat populer di dunia dan pertama kali
digunakan oleh bangsa Aztec di Mexico untuk
memberikan aroma pada cokelat.
Pada tahun 1954 Porteres telah
mendeskripsikan 110 spesies vanila yang
tersebar di daerah tropis. Ada tiga spesies yang
dibudidayakan yaitu V. planifolia Andrews
sinonim dengan V. fragrans (Salisb) Ames, V.
pompana Schiede dan V. tahitensis J.W. Moore.
Vanilla planifolia berasal dari Mexico dan
Amerika Tengah, V. pompana merupakan spesies
asli dari Mexico Tenggara, Amerika Tengah,
Trinidad, dan Amerika Selatan, sedangkan
V. tahitensis asli dari Tahiti dan banyak
dibudidayakan di Tahiti juga Hawaii.
Vanilla planifolia
Vanilla planifolia merupakan tanaman
berbatang basah, berdaging, tahunan, memanjat
dalam arti dengan akar samping naik ke atas
pohon atau pendukung lain, mempunyai
57
No. 10 - Agustus 2014
ketinggian mencapai 10 – 15 m. Tanaman
memiliki akar yang panjang, berwarna keputihan,
dengan diameter lebih kurang 2 mm, diproduksi
pada satu sisi berlawanan dengan daun, akar ini
dapat kuat melekat mendukung tanaman untuk
memanjat. Akar pada bagian bawah tumbuh pada
media humus dan tumbuh mycorrhiza endotropik.
Batang panjang, berbentuk silinder, monopodial,
sukulen, mudah dibengkokan, dan mudah patah.
Diameter batang berukuran 1–2 cm berwarna
hijau gelap dan memiliki stomata yang dapat
berfotosintes. Panjang internodia 5–15 cm, daun
lebar, mendatar, berdaging, daun terletak saling
menyilang, berbentuk oblong-elliptic sampai
lanceolate, panjang 8 – 25 cm dan lebar 2 – 8 cm,
ujung daun lancip acute sampai acuminate dan
dasar daun bulat, tulang daun berjumlah banyak,
paralel, dan tidak beraturan. Petiol pendek, tebal.
Rangkaian bunga terletak disamping atau axiler,
jarang bercabang. Rangkaian bunga biasanya
muncul pada ujung batang dengan panjang 5
– 8 cm dan dapat membawa bunga sampai 20
– 30 bunga, tetapi biasanya hanya 6 – 15 bunga
dapat mekar yaitu pada bagian bawah, umumnya
hanya 1 – 3 bunga mekar bersamaan dan hanya
bertahan dalam 1 hari. Rachis kuat, seringkali
melengkung dengan diameter 4 – 10 mm. Braktea
kaku, cekung, kokoh, panjang 5–15 mm dan lebar
pada bagian dasar 7 mm. Bunga besar, berlilin,
beraroma wangi, berwarna kuning kehijauan
pucat dengan diameter kira- kira 10 cm. Pedicel
sangat pendek, ovary inferior, berbentuk silindris
terdiri dari 3 bagian tricarpillary seringkali
melengkung, dengan panjang 4 – 7 cm dan lebar
1 – 1,5 cm. 2 petal bagian atas bentuknya mirip
sepal tetapi berukuran lebih kecil. Aroma pada
spesies ini kuat dan spesifik aroma vanila.
Vanilla tahitensis
Vanilla tahitensis berasal dari Tahiti dan
banyak dibudidayakan di Tahiti dan Hawaii.
Spesies ini kurang rimbun bila dibandingkan
dengan V. planifolia, batang lebih kurus, daun
lebih sempit dengan panjang 12–14 cm dan
lebar 9–10 mm. Aroma pada spesies ini lebih
58
lembut dengan aroma yang khas seperti buah,
bunga dan manis yang dihasilkan oleh campuran
heliotropin. Vanila merupakan favorit dari juru
masak kue dan mempunyai harga jual yang
sangat tinggi.
Vanila yang banyak ditanam di Indonesia
yaitu V.planifolia. Tanaman yang ditanam pada
kondisi lokasi dengan curah hujan yang tinggi
seperti di Bogor. Vanilla planifolia lebih malas
berbunga dibanding V. tahitensis.
Perbanyakan Tanaman
Perbanyakan vanila yang umum dilakukan
yaitu secara konvensional dengan menggunakan
pemotongan batang, namun dengan pemotongan
batang akan terjadi kemungkinan infeksi virus
yang besar (Njoroge et al.), menghambat
pembentukan buah dan sulit didapatkan bahan
tanaman dalam jumlah banyak. Alternatif
perbanyakan dilakukan dengan perbanyakan
secara kultur in vitro. Kultur in vitro dapat
dilakukan pada berbagai sumber eksplan, seperti,
tunas ujung, tunas axiler, daun, ujung akar, dan
nodia. Eksplan terbaik yaitu tunas ujung dan
tunas axiler, sedang eksplan yang lain tidak
terjadi inisiasi tunas.(Neelavannar 2006)
Hasil penelitian Geetha & Shetty (2000),
dengan eksplan ujung tunas dan segmen dari
nodia V. planifolia dapat diinisiasi pada media
MS dengan penambahan 1 mg/l BAP selama 10
minggu kemudian dilakukan subkultur setiap
4 minggu. Proliferasi dilakukan pada medium
dasar N69 dengan penambahan BAP 0,5 mg/l +
d-Biotin 0,05 mg/l + folic acid 0,5 mg/l. Untuk
multiplikasi dilakukan pada media yang sama
dan untuk pemanjangan tunas dan perakaran
dipindahkan pada media MS yang ditambah
BAP 1 mg/l. Hasil penelitian yang lain dari LeeEspinosa (2008) dengan bahan eksplan tunas
samping diperoleh multiplikasi tunas terbanyak
menggunakan media MS yang ditambah 9,55 µ
M BA + 100 mg/l myo-inositol + 150 mg/l asam
sitrat + 100 mg/l asam ascorbic, sedang untuk
perakaran digunakan media ½ MS ditambah
0,44 µ M NAA.
iptek hortikultura
Persilangan
Telah dilakukan persilangan antara V.
tahitensis x V. planifolia dan sebaliknya yaitu
V. planifolia x V. tahitensis di Bogor oleh
Gregori Hambali. Vanilla planifolia dikoleksi
dari Indonesia, sedang V. tahitensis merupakan
tanaman introduksi yang didatangkan dari
Hawaii. Dari persilangan ini dihasilkan buah
yang dapat dipanen pada umur 8 bulan setelah
perkawinan. Buah yang dihasilkan nampak
padat dengan biji yang berwarna hitam yang
bila dibelah. Dari persilangan ini diharapkan
didapatkan varian baru dengan aroma perpaduan
dari kedua induknya.
Semai Biji
Seperti anggrek pada umumnya, buah vanila
tidak dapat disemai langsung pada media tanah
karena biji tidak mempunyai cadangan makanan.
Biji dari vanila harus disemai secara aseptis
dalam media buatan. Sebelum disemai buah perlu
dilakukan sterilisasi. Pertama kali buah dicuci
dengan menggunakan sabun kemudian bagian
luar kulit buah di laboratorium menggunakan
alkohol 70%. Dilanjutkan sterilisasi dalam
laminair flow yaitu buah dicelup dalam alkohol
96% dan dibakar di atas api lampu Bunsen selama
potong tunas
ujung
Planlet masih
dalam botol
Gambar1. Tunas ujung yang dipotong dari
planlet digunakan sebagai eksplan
1 menit dengan cara dibolak balik di atas api.
Kemudian buah dibelah dan biji yang berwarna
hitam disemai dalam media ½ MS. Dua bulan
kemudian biji sudah mulai berkecambah. Dari
persilangan diatas ternyata hasil persilangan
V. planifolia x V. tahitensis tidak ada yang
berkecambah.
Ada 12 biji yang berkecambah dari hasil
persilangan V. tahitensis x V. planifolia. Setelah
tanaman berukuran tinggi 1 cm, dilakukan sub
kultur pada media ½ MS dengan penambahan
arang aktif 1 mg/l. Dari 12 bibit tersebut
dilakukan seleksi terhadap tanaman yang paling
vigor untuk diperbanyak lagi dengan teknik
kultur in vitro.
Perbanyakan Vegetatif Secara In Vitro
Tunas ujung dari bibit yang terseleksi
diambil dengan cara memotongnya secara aseptis.
Tunas ujung ini digunakan sebagai eksplan awal.
Inisiasi tunas dilakukan dengan cara menanam
tunas pada media ND2 dengan komposisi media
dasar New Dogasima yang ditambahkan 0,5 mg/l
2,4 D + 3 mg/l TDZ + 0,5 mg/l BAP. Media ini
telah berhasil digunakan untuk inisiasi kalus pada
Phalaenopsis. Setelah 5 bulan dari satu eksplan
tersebut didapatkan lima tunas. Dari lima tunas
tersebut dilakukan subkultur pada dua macam
media yaitu ½ MS dengan vitamin MS lengkap
dan media AN-4 dengan komposisi MS yang
ditambahkan 0,2 mg/l BAP + 0,02 mg/l NAA.
Dalam waktu 2 bulan pada media AN4 dihasilkan
10 tunas dan pada media ½ MS dihasilkan rerata
6,5 tunas. Tunas pada media AN4 membengkak
dan setelah 2 bulan akan pecah menjadi mata
tunas kecil-kecil namun berkembang lambat.
Setiap 2 bulan dilakukan sub kultur pada media
½ MS dan setelah 8 bulan dihasilkan 675 tunas
dengan ditambah mata tunas yang masih sangat
kecil yang belum dapat dihitung, juga dihasilkan
20 planlet yang sempurna yaitu tunas menjadi
tinggi dan terbentuk akar pada setiap ruas.
Pada tunas yang belum sempurna masih dapat
dilakukan sub kultur pada media yang sama untuk
perbanyakan lebih lanjut.
59
No. 10 - Agustus 2014
A
B
C
Gambar 2. (A) tunas yang dikultur pada media ½ MS, (B) tunas yang dikultur pada media AN4, (C)
tunas yang dikultur pada media AN4 membengkak dan setelah pecah menjadi banyak
A
A
B
B
Gambar 3. (A) gambar a adalah planlet yang sempurna dan b adalah tunas yang belum sempurna
dan masih dapat diperbanyak, (B) gambar a adalah planlet yang sempurna dan b adalah
planlet yang sempurna masih berukuran kecil.
Dampak dari hasil penelitian
Dari hasil penelitian diatas dapatlah dibuat
suatu protocol untuk perbanyakan vanila secara
kultur invitro dengan bahan eksplan tunas ujung
dari planlet steril.
Penghargaan
Ucapan terimakasih disampaikan kepada
bapak Gregori Hambali yang telah memberikan
materi untuk dapat diperbanyak.
PUSTAKA
Gambar4. Protocol perbanyakan vanila secara
kultur in vitro
60
1. Geetha, S & Shetty, SA 2000, ‘In vitro propagation
Vanilla planifolia, a tropical orchid’, Current
Science, vol. 79, no. 6, pp. 886-9.
iptek hortikultura
2. Lee-Espinosa, HE, Gonzales, JM, Cerda, AL,
Cortes, JOM, Perez, LFB, Andreu, LGI & Buzzy,
NS 2008, In vitro Clonal Propagation of vanilla (
Vanilla planifolia ‘Andrews’), HortSc, 4392:454-8.
5. Rismunandar 1992, Bertanam panili, Penebar
Swadaya, Jakarta.
3. Neelannavar, VS 2006, ‘In vitro propagation
studies on vanilla (Vanilla planifolia Andr.)’,
Tesis, Departement of Horticulture College of
Agriculture, Dharwad, University of Agricultural
Scienses Dharwad-580005.
4. Njoroge, AM, Gitonga, L, Mutuma, E, Mimano,
L, Macharia, C, Wasilva, L, Muli, S, Kiuru, P &
Mungai, A, Propagation of high quality planting
materials of vanilla ( Vanilla planifolia) through
Tissue Culture.
Herlina, D
Balai Penelitian Tanaman Hias
Jl. Raya Ciherang-Pacet, Segunung
Cianjur PO. Box 8 SDL, Jawa Barat, 43253
E-mail : [email protected]
61
Download