BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Shorea Leprosula S. leprosula merupakan salah satu jenis pohon asli Kalimantan yang dikenal dengan nama meranti merah (red meranti) yang mempunyai nama Indonesia meranti tembaga. Masing-masing daerah mempunyai sebutan tersendiri, seperti kontoi bay (Kalimantan Barat) dan lempong kumbang (Kalimantan Timur). Penyebaran jenis ini meliputi semenanjung Thailand, semenanjung Malaysia, Sumatra dan Kalimantan. S. leprosula komoditi dalam kayu pertukangan kelas sedang dan menghasilkan resin yang disebut damar daging, resin tersebut dapat ditemukan di sekitar akar dan damar daging biasa digunakan untuk pengobatan tradisional sedangkan kulitnya untuk penyamakan (Soerianegara dan Lemmens 1993). S. leprosula mempunyai penampakan fisik pohonnya tinggi dapat mencapai 60 m dengan tinggi bebas cabang 35 m dan diameter 175 cm. Daun elliptical to ovate, 8–14 cm x 3–5 cm, dengan 12–15 pasang urat daun. Permukaan daun bagian bawah bersisik seperti krim dengan domatia; stamens 15 dan sebagian anthers. S. leprosula biasanya dapat tumbuh pada drainase baik dan jenis tanah liat dengan ketinggian di bawah 700 m. Berat jenis kayu S. leprosula 300–865 kg/m3 pada kadar air 15% (Soerianegara dan Lemmens 1993). 2.2 Shorea mecistopteryx S. mecistopteryx mempunyai nama pada masing-masing daerah dengan nama yang berbeda, seperti abang alit (Kalimantan Timur), tengkawang layar (Kalimantan Barat). Penyebaranya hanya Kalimantan. S. mecistopteryx merupakan penghasil damar dengan kualitas bagus. S. mecistopteryx mempunyai ukuran sangat besar dengan tinggi dapat mencapai 60 m, tinggi dan diameter 160 cm. daun berbentuk oblong 13–20 cm x 6–10 cm dengan 16–20 pasang urat daun. Permukaan bawah daun berwarna keemasan. S. mecistopteryx biasa tumbuh pada hutan dipterokarpa dataran rendah dengan ketinggian 400 m. berat jenis S. mecistopteryx adalah 400–735 kg/m3 pada kadar air 15% (Soerianegara dan Lemmens 1993). 4 2.3 Shorea ovalis S. ovalis mempunyai nama Indonesia meranti kelungkung. Masing-masing daerah mempunyai nama yang berbeda, seperti abang gunung putih (Kalimantan Timur), meranti sepang (Sumatra Selatan). Penyebaranya meliputi semenanjung Malaysia, Sumatra dan Kalimantan. S. ovalis biasa digunakan penduduk lokal untuk membuat dinding rumah dan lantai. S. ovalis mempunyai ukuran sedang sampai sangat besar dengan tinggi dapat mencapai 60 m, tinggi bebas cabang 18– 27 m dan diameter 125 cm. Daun berbentuk oblong 10–22 cm x 23–10 cm dengan 22–25 pasang urat daun. Permukaan bawah daun kasar seperti keropeng. S. ovalis mempunyai 3 subspesies dan biasa tumbuh pada hutan dipterokarpa dataran rendah dengan ketinggian 500 m. Berat jenis S. ovalis adalah 320–860 kg/m3 pada kadar air 15% (Soerianegara dan Lemmens 1993). 2.4 Shorea selanica S. selanica secara umum dikenal dengan nama meranti bapa atau kayu bapa. S. selanica merupakan jenis meranti merah dengan pertumbuhan cepat dan tumbuh dalam hutan tropis dengan tipe curah hujan B dan kayunya biasa dimanfaatkan untuk pembuatan veneer, kayu lapis, konstruksi bahan bangunan dan kayu perkapalan (Al Rasyid et al. 1991). S. selanica tersebar di pulau buru Maluku bagian barat sampai selatan. S. selanica adalah spesies dominan pada hutan dataran rendah, tanah latosol, podsolik merah-kuning dan tanah drainase baik dengan ketinggian 150 m. S. selanica mempunyai berat jenis kayu 440–530 kg/m3 pada kadar air 15% (Soerianegara dan Lemmens 1993). 2.5 Respon Pertumbuhan Terhadap Intensitas Cahaya Pertumbuhan adalah proses dalam kehidupan tanaman yang mengakibatkan perubahan ukuran tanaman semakin besar dan juga yang menentukan hasil tanaman (Sitompul 1995), dalam pertumbuhan dipengaruhi oleh cahaya matahari. Menurut Squire (1993) diacu dalam Ardie (2006) cahaya matahari merupakan unsur iklim yang sangat berperan bagi pertumbuhan tanaman melalui proses fotosintesis. Tiga faktor utama radiasi yang penting bagi tanaman yaitu kuantitas (intensitas), kualitas, dan periode lama penyinaran. Intensitas 5 adalah jumlah energi yang diterima tanaman pada luasan dan jangka waktu tertentu. Radiasi berpengaruh terhadap laju pertumbuhan, laju transpirasi dan periode kritis dalam pertumbuhan. Menurut Grant (1997) diacu dalam Ardie (2006) PAR dikelompokan menjadi dua bagian berdasarkan kisaran panjang gelombang yang diserap pigmen tanaman yaitu panjang gelombang aktivitas tinggi (400–500 nm) kelompok cahaya biru, dan panjang gelombang aktif rendah (600–700 nm) kelompok cahaya merah (respon fitokrom). Cahaya merah (respon fitokrom) aktif untuk induksi fotoperiodisitas pembungaan, perkembangan kloroplas (tidak termasuk sintesis klorofil), penuaan (senescence) daun dan absisi daun. Sedangkan PAR dari 500– 600 nm, kelompok cahaya hijau, tergolong tidak aktif untuk fotosintesis. Cahaya merah jauh (far-red) dengan panjang gelombang 700–800 nm juga tidak aktif untuk fotosintesis tetapi banyak mempengaruhi fotomorfogenesis. Intensitas cahaya dapat mempengaruhi proses metabolisme dalam tanaman. Intensitas cahaya rendah pada umumnya disebabkan oleh naungan. Spesies tanaman yang memiliki habitat ternaungi (shade plant) memiliki laju fotosintesis yang lebih rendah, titik kompensasi cahaya yang rendah, serta respon fotosintesisnya mencapai jenuh pada tingkat radiasi yang lebih rendah dibandingkan dengan spesies yang memiliki habitat di daerah terbuka (sun plant). Nilai kejenuhan cahaya tanaman shade plant lebih rendah karena laju respirasi pada shade plant sangat rendah, sehingga dengan sedikit saja fotosintesis netto yang dihasilkan sudah cukup membuat laju pertukaran netto CO2 menjadi nol. Laju respirasi yang rendah menunjukkan bentuk adaptasi dasar yang memungkinkan tanaman shade plant mampu bertahan pada lingkungan cahaya terbatas (Salisbury dan Ross 1992). Menurut Sugito (1999) intesitas cahaya mempengaruhi morfologi, anatomi, pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Daun tanaman yang ternaungi akan lebih tipis dan lebar daripada daun tanaman di tempat terbuka. Daun tanaman ternaungi menjadi lebih tipis karena penerimaan cahaya matahari agar merata sampai bagian bawah sedangkan permukaan daun lebih lebar dimaksudkan penerimaan energi cahaya matahari lebih banyak.