7 BAB 2 LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN

advertisement
BAB 2
LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS
2.1
Landasan Teori
2.1.1 Teori Sinyal
Teori Sinyal merupakan alasan mengapa perusahaan menyajikan
informasi keuangannya di pasar modal.Teori sinyal menunjukkan bagaimana
perusahaan memberikan informasinya kepada pengguna laporan keuangan,
dalam hal ini, sinyal yang dimaksud berupa informasi kinerja perusahaan dan
apa yang perusahaan telah lakukan selama periode akuntansi tertentu untuk
memenuhi keinginan pemilik (Sulistyawan dan Septiani, 2015). Perusahaan
atau organisasi akan berusaha untuk menunjukkan sinyal yang berisi informasi
positif kepada investor ataupun calon investor melalui pengungkapan dalam
laporan keuangan (Miller dan Whiting dalam Widarjo, 2011). Tetapi selain
informasi positif, perusahaan juga harus menyampaikan jika terdapat informasi
negatif selama periode yang berjalan dalam laporan keuangan.Laporan
keuangan berperan penting dalam hubungan antara investor dengan manajemen
perusahaan, karena dengan adanya laporan keuangan investor dapat
mempertimbangkan investasinya di perusahaan. Informasi yang positif akan
berdampak pada niat investor untuk menanamkan modalnya, begitu juga
sebaliknya.
Arus kas operasi yang bernilai positif merupakan salah satu sinyal positif
yang membantu investor dalam keputusan investasinya, karena arus kas operasi
yang
positif
sekaligus
menjadi
cerminan
kinerja
perusahaan
yang
baik.Sebaliknya jika arus kas operasi bernilai negatif di laporan arus kas, maka
hal tersebut menunjukkan performa perusahaan yang kurang baik dalam
periode yang berjalan.
Sinyal positif akan berdampak pada meningkatnya permintaan saham
suatu perusahaan, sedangkan sebaliknya sinyal negatif akan berdampak
menurunnya permintaan saham suatu perusahaan.
7
8
2.1.2 Laporan Keuangan
2.1.2.1 Pengertian Laporan Keuangan
Setiap perusahaan membutuhkan dan mengeluarkan dana untuk
operasionalnya sehari-hari. Sebagai bukti atas keluar masuknya dana,
perusahaan akan melakukan pencatatan secara akuntansi yang akan
menghasilkan laporan keuangan. Djarwanto dalam Abidin (2013) menyatakan
bahwa laporan keuangan merupakan alat komunikasi dengan para stakeholder
mengenai kondisi dari hasil operasi perusahaan. Laporan keuangan adalah hal
yang penting bagi para pihak-pihak yang berkaitan dengan perusahaan baik
pihak internal maupun eksternal, karena laporan keuangan memuat informasi
tentang posisi keuangan, kinerja keuangan dan arus kas perusahaan yang
berguna untuk para pengambil keputusan ekonomi dan kalangan yang
berkaitan dengan perusahaan (PSAK no 1 paragraf 10). Selain itu laporan
keuangan juga merupakan bukti atas kinerja perusahaan selama periode
akuntansi tertentu mengenai pengelolaan sumber daya yang dimiliki
perusahaan dan bagaimana perusahaan mengolahnya agar dapat menghasilkan
laba atau profit bagi perusahaan itu sendiri.Menurut Pernyataan Standar
Akuntansi, Terdapat lima jenis laporan keuangan, yaitu: (1) laporan laba-rugi,
(2) laporan perubahan ekuitas, (3) laporan posisi keuangan, (4) laporan arus
kas, dan (5) catatan atas laporan keuangan. Sedangkan menurut Lesmana dan
Surjanto dalam Sisdyani dan Budiyasa, 2015, komponen dari laporan keuangan
adalah:
1. Laporan Laba Rugi
Laporan ini menyajikan hasil penjualan, beban yang dikeluarkan,
laba yang diperoleh atau rugi yang diderita dalam suatu periode
akuntansi.
2. Laporan Perubahan Modal
Laporan yang mecocokkan saldo awal dan saldo akhir pada semua
pos yang berkaitan dengan ekuitas pemegang saham.
3. Neraca
Memuat saldo akhir akun-akun asset, kewajiban dan ekuitas dari
suatu entitas dalam satu periode akuntansi, dan menunjukan posisi
akun-akun tersebut pada tanggal tutup buku.
9
4. Laporan Arus Kas
Laporan yang memuat arus kas masuk dan arus kas keluar pada
satu periode akuntansi dimana arus kas terbagi menjadi tiga
aktivitas utama yaitu operasi, investasi, dan pendanaan.
5. Catatan atas Laporan Keuangan
Catatan laporan keuangan yang berisi informasi tambahan atas apa
yang disajikan dalam laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas,
laporan posisi keuangan dan laporan arus kas. Catatan atas laporan
keuangan berisi penjelasan atau rincian dari setiap pos yang tertera
dalam laporan keuangan perusahaan, serta informasi mengenai pos
yang tidak memenuhi kriteria pengakuan dalam laporan keuangan.
Laporan keuangan dibutuhkan oleh para stakeholder perusahaan untuk
kepentingan
yang
berbeda-beda.Fahmi
dalam
Tukunang
Dkk,
2014
menyatakan bahwa pihak yang berkepentingan atas laporan keuangan
perusahaan adalah sebagai berikut:
1. Investor/Pemilik
Yang
merupakan
sumber
pendanaan
perusahaan,
sehingga
membutuhkan informasi atas keuangan perusahaan sepanjang
periode akuntansi untuk menjadi bahan pertimbangan akan
investasinya di perusahaan.
2. Kreditor
Pihak yang meminjamkan sejumlah uang yang dijadikan modal
untuk perusahaan, yang membutuhkan laporan keuangan sebagai
bahan pertimbangan untuk pemberian pinjaman baru atau
perpanjangan pinjaman.
3. Pelanggan
Pihak yang merupakan sumber pendapatan dari perusahaan,
pelanggan menggunakan informasi keuangan untuk evaluasi
hubungan usaha dengan perusahaan dan untuk menentukan
kelanjutan hubungan dimasa yang akan datang.
4. Lembaga Pemerintahan
Laporan keuangan menjadi bahan evaluasi pajak yang disetor
perusahaan kepada negara agar sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
10
5. Karyawan
Pihak
yang
memiliki
perusahaan.Karyawan
hubungan
membutuhkan
kontrak
kerja
informasi
dengan
keuangan
perusahaan untuk mengetahui hak-hak yang seharusnya dapat
diperoleh dari perusahaan.
2.1.2.2 Pengertian Laporan Arus Kas
Laporan arus kas adalah laporan yang menunjukkan dari mana kas
masuk, dan untuk apa saja kas tersebut dibelanjakan, dalam laporan ini, dapat
dilihat bagaimana kas mengalami perubahan dalam suatu periode tertentu
(Syaefudin Dkk, 2015). Dalam laporan arus kas, terdapat tiga aktivitas yang
menjelaskan cash inflows dan cash outflows secara lebih terperinci. Aktivitas
tersebut adalah: (1) aktivitas operasi, (2) aktivitas investasi, dan (3) aktivitas
pendanaan.
Cash inflows yang termasuk dalam aktivitas operasi adalah transaksi
yang berhubungan dengan penjualan barang atau pemberian jasa yang
diterima dengan kas, selain itu arus kas masuk juga didapatkan dari
pendapatan bunga, dividen, dan penjualan sekuritas atas investasi yang
ditujukan untuk diperdagangkan. Sedangkan cash outflows berasal dari
pembayaran persediaan barang dagang, pembayaran gaji, pajak, serta
pembayaran hutang yang bersifat jangka pendek lainnya (Wehantouw dan
Tinangon, 2015).
Aktivitas Investasi terdiri dari pembelian non current asset maupun surat
berharga yang tidak ekuivalent dengan kas dan pinjaman uang, serta
penjualan non current asset dan pelunasan pinjaman. Sedangkan aktivitas
pendanaan terdiri dari peminjaman uang dalam bentuk utang jangka panjang,
pembayaran dividen serta penerbitan saham baru (Munawir dalam Tukunang
Dkk, 2014).
2.1.2.3 Metode Pelaporan Arus Kas
Terdapat dua metode untuk menyajikan laporan arus kas.Kedua metode
tersebut adalah metode tidak langsung dan metode langsung.Perbedaan dari
kedua metode tersebut adalah pada arus kas aktivitas operasi. Metode tidak
11
langsung digunakan dengan cara menyesuaikan laba bersih (net income)
dengan perubahan pada non current asset dan non current liabilities atas
periode yang berjalan dengan periode sebelumnya, sedangkan metode
langsung menggunakan angka kas yang real (Bastian, 2007). Arthur dan
Chuang dalam Purwari dan Yuyetta (2014) menyatakan bahwa metode
langsung berkaitan dengan penerimaan kas dari pelanggan dan pembayaran
kas kepada pemasok dan karyawan memiliki kemampuan yang tinggi dalam
menjelaskan arus kas masa depan. PSAK No.2 menerangkan bahwa metode
langsung dapat digunakan untuk mengestimasi arus kas masa depan, sehingga
penyajian informasi arus kas secara terus menerus dapat digunakan sebagai
alat prediksi arus kas operasi masa depan.
2.1.3Pengertian Laba Operasi
Laba operasi adalah selisih pendapatan yang merupakan hasil langsung
dari kegiatan usaha perusahaan dikurangi dengan beban usaha langsung dari
kegiatan operasional. Sedangkan Syahrul dan Muhamad Afdi Nizar dalam
Pratiwi mengemukakan bahwa Laba Operasi adalah perbedaan antara
penerimaan dengan biaya dan pengeluaran yang terkait dengan suatu bisnis,
kecuali pendapatan yang berasal dari sumber-sumber di luar kegiatan normal
bisnis dan sebelum pengurangan pendapatan.
Menurut Stice dan Skousen dalam Sari dan Widhiyani (2015) laba
operasi merupakan pengukuran kinerja operasi bisnis yang dilakukan oleh
suatu perusahaan dan didapat dari laba kotor dikurangi beban operasi.
2.1.4Prediksi Arus Kas Operasi
Kinerja perusahaan adalah suatu alat ukur yang diperhatikan oleh pihak
eksternal perusahaan seperti investor.Kinerja perusahaan dapat dilihat melalui
laporan keuangan yang dibuat oleh perusahaan pada setiap periode akuntansi.
Salah satu laporan yang paling penting adalah laporan arus kas, dimana arus
kas operasi merupakan komponen utama dalam laporan arus kas, sehingga
prediksi akan aktivitas operasi penting untuk para pembaca laporan keuangan.
Prediksi arus kas operasi dapat menunjukkan sinyal bahaya keuangan, penilaian
kinerja perusahaan dan memberikan informasi yang berhubungan dengan
kelangsungan hidup perusahaan (Nany, 2013).
12
Prediksi arus kas operasi berguna bagi pihak internal seperti manager dan
auditor internal untuk mengevaluasi aktivitas operasi pada masa sekarang dan
masa yang akan datang, apakah arus kas dimasa mendatang akan cukup untuk
melunasi pinjaman, membayar dividen, dan apakah cukup untuk berinvestasi
tanpa mengandalkan dana yang berasal dari luar perusahaan. Sedangkan bagi
pihak eksternal, seperti kreditor dan pemegang saham, prediksi arus kas
berguna untuk mendeteksi kemampuan perusahaan dalam membayar hutang
jangka pendeknya serta kemungkinan adanya pembagian dividen di masa
depan (Ramon, 2013).
2.1.5 Bursa Efek Indonesia
Bursa Efek Indonesia merupakan pasar modal yang menjadi pusat
transaksi jual beli sekuritas jangka panjang atas perusahaan-perusahaan terbuka
atau sudah go public di Indonesia.Bursa Efek Indonesia merupakan pasar
sekunder dalam hal perdagangan sekuritas.
2.1.5.1 Sejarah Bursa Efek Indonesia
Pada Desember 1912 Bursa Efek dibentuk di Hindia oleh pemerintah
Hindia Belanda, tetapi semenjak 1914 sampai dengan 1952 Bursa efek
mengalami dua kali penutupan karena perang dunia pertama dan kedua, sampai
pada tahun 10 Agustus 1977 Bursa Efek diresmikan oleh Presiden Soeharto
dengan nama Bursa Efek Jakarta yang dijalankan dibawah pengawasan
BAPEPAM. Tetapi tahun 1987 jumlah perusahaan hanya berjumlah 24 emiten
di Bursa, karena masyarakat lebih memilih berinvestasi di perbankan
dibandingkan dengan di pasar modal. Akhirnya pada tahun 1987 diberikan
kebijakan PAKDES 87 dimana kebijakan ini memberikan kemudahan supaya
perusahaan dapat melakukan penawaran umum, dan diizinkannya Penanam
Modal Asing (PMA) di Indonesia. Kebijakan lain yang dikeluarkan pemerintah
adalah PAKDES 88 (tahun 1988) mengenai kemudahan perusahaan untuk go
public dan kebijakan-kebijakan lain yang positif untuk pertumbuhan pasar
modal. Bursa Efek kemudian hadir di Surabaya pada tanggal 16 Juni 1989, dan
dikelola oleh Perseroan Terbatas milik swasta dibawah nama Bursa Efek
Surabaya. Kemudian, pada tahun 1995 di Bursa Efek Jakarta melakukan
perdagangan dengan sistem otomasi (sistem computer) JATS (Jakarta
13
Automated Trading System). Semenjak tahun 2000 sampai tahun 2002 Bursa
Efek mengalami kemajuan dengan memulai sistem perdagangan tanpa warkat
(scripless trading) dan perdagangan jarak jauh (remote trading) yang
memungkinkan investor untuk melakukan transaksi jual beli sekuritas tanpa
harus datang ke Bursa Efek.Dan pada tahun 2007, kedua bursa efek baik
Jakarta dan Surabaya merger menjadi Bursa Efek Indonesia.
2.1.5.2 Sektor Industri
Industri adalah kumpulan perusahaan yang bergerak di bidang yang
sejenis. Sampai pada tahun 2015, Bursa Efek Indonesia secara garis besar
terdiri dari 3 sektor yang perusahaannya terdaftar di Bursa atau sudah go
public. 3 sektor tersebut adalah Utama, Manufaktur dan Jasa. Sektor Utama
dibagi menjadi sektor pertanian dan sektor pertambangan.Sektor Manufaktur
terdiri dari 3 sektor yaitu industri dasar dan kimia, industri barang konsumsi
dan aneka industri.Sektor jasa terdiri dari sektor property dan real estate,
infrastruktur, utilitas dan transportasi, sektor keuangan dan sektor perdagangan
jasa investasi.
2.2
Penelitian Terdahulu
Adapun hasil-hasil sebelumnya dari penelitian terdahulu mengenai topik
yang berkaitan dengan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.
Aymen Telmoudi, Hedi Noubbigh, dan Jameleddine Ziadi (2010),
melakukan penelitian dengan judul, “Forecasting of Operating Cash flow:
Case of the Tunisian Commercial Companies”. Penelitian ini bertujuan
untuk menganalisis kemampuan dari tiga model dalam memprediksi arus
kas masa depan, penelitian ini menggunakan perusahaan komersil di
Tunisia, penelitian ini menunjukkan bahwa model yang efektif dalam
memprediksi arus kas pada perusahan di Tunisia menggunakan timely debt
collection, gross commercial margin, timely flow of stock, dan timely debt
payment. Selain itu, arus kas operasi masa lalu (t) juga merupakan
komponen yang cocok untuk memprediksi arus kas operasi.
2.
Flávio Manuel Vilas-Boas Simões (2011), melakukan penelitian dengan
judul, “Does Direct Cash Flow Presentation Help In Predicting Future
Operating Cash Flow?”.Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis
14
kegunaan dan kemampuan prediksi dari pengungkapan gross cash receipt
and payment atas rekonsiliasi antara laba bersih dan akrual dari dua pasar
dengan fitur khusus yaitu Portugis dan Spanyol. Populasi dari penelitian
ini adalah perusahaan Portugis dan Spanyol yang terdaftar di Bursa Efek
negara masing-masing dengan jangka waktu tahun 2005 sampai tahun
2010. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa pengungkapan arus kas
operasi dengan metode langsung memiliki kemampuan dalam meprediksi
arus kas operasi.
3.
Magdalena Nany (2013), melakukan penelitian dengan judul “Analisis
Kemampuan Prediksi Arus Kas Operasi (Studi Pada Bursa Efek
Indonesia)”. Penelitian ini bertujuan untuk menguji kemampuan prediksi
arus kas operasi. Variabel independen yang digunakan adalah arus kas
operasi masa kini. Sedangkan populasi yang digunakan adalah seluruh
perusahaan yang terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini
mengelompokkan setiap sektor industri dan melihat pengaruh arus kas
operasi terhadap prediksi arus kas operasi pada setiap sektor industri yang
berada di Bursa Efek Indonesia. Hasil dari penelitian ini menunjukkan
bahwa dari sembilan sektor yang ada di Bursa Efek Indonesia, enam sektor
industri memiliki kemampuan prediksi untuk satu tahun kedepan terhadap
arus kas operasi. Keenam sektor tersebut adalah sektor pertanian,
pertambangan, industry barang konsumsi, property dan real estate,
transportasi dan infrastruktur serta perdagangan jasa. Sedangkan tiga
sektor industri lainnya tidak memiliki kemampuan yang sama. Ketiga
sektor tersebut adalah Industri dasar dan kimia, aneka industry dan sektor
keuangan.
4.
Shofiahilmy Rispayanto (2013), melakukan penelitian dengan judul
“Pengaruh Laba Kotor, Laba Operasi, Laba Bersih Dan Arus Kas Operasi
Dalam Memprediksi Arus Kas Operasi Masa Mendatang (Studi Empiris
Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di BEI)”. Penelitian ini
bertujuan untuk memberikan bukti empiris mengenai pengaruh laba kotor,
laba operasi, laba bersih dan arus kas operasi dalam memprediksi arus kas
masa mendatang. Dalam penelitian ini, hipotesis pertama yang
menyatakan bahwa laba kotor berpengaruh terhadap prediksi arus kas
masa depan ditolak, sedangkan hipotesis kedua mengenai pengaruh laba
15
operasi dalam memprediksi arus kas operasi masa depan diterima, karena
menurut penelitian ini, ketika laba operasi meningkat, maka arus kas
operasi juga meningkat di masa depan. Hipotesis ketiga, mengenai
pengaruh laba bersih dalam memprediksi arus kas operasi masa depan
ditolak karena laba bersih tidak berpengaruh signifikan terhadap prediksi
arus kas operasi. Sedangkan hipotesis terakhir diterima, yaitu pengaruh
arus kas operasi terhadap prediksi arus kas operasi masa depan.
5.
Titin Kostia Ramon (2013), melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh
Kemampuan Prediktif Laba dan Arus Kas Operasi dalam Memprediksi
Arus Kas Operasi Masa Depan (Studi Empiris pada Perusahaan Property
dan Real Estate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)”. Penelitian ini
bertujuan untuk menguji pengaruh laba terhadap prediksi arus kas operasi
masa depan, pengaruh arus kas operasi terhadap prediksi arus kas operasi
masa depan, serta pengujian mengenai kemampuan laba lebih baik
dibandingkan dengan arus kas operasi untuk memprediksi arus kas operasi.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa: (1) Laba tahun berjalan
berpengaruh signifikan positif terhadap arus kas operasi masa depan. (2)
Arus kas operasi tahun berjalan berpengaruh signifikan positif terhadap
arus kas operasi masa depan. (3) laba memiliki kemampuan yang lebih
baik dalam memprediksi arus kas operasi dari pada arus kas operasi tahun
berjalan.
6.
Hashem Dowraghi, Dr. Ali Pirzad, dan Maryam Dowraghi (2014),
melakukan penelitian dengan judul “Evaluate the Predictive Capability of
Future Operating Cash Flow Through Historical Operating Profits, and
The Historical Accruals”. Penelitian ini menggunakan bursa efek Tehran
sebagai populasinya, hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa laba
operasi masa lampau dapat memprediksi arus kas operasi. Selain itu, hasil
dari penelitian ini juga menandakan bahwa pencatatan akrual masa lampau
juga memiliki kemampuan untuk memprediksi arus kas operasai, tetapi
hasil menunjukkan bahwa kemampuan untuk memprediksi arus kas
operasi, laba, dan pencatatan akrual masa lampau berbeda.
7.
Indah Purwati dan Etna N.A. Yuyetta (2014), melakukan penelitian
dengan judul “Kemampuan Komponen Arus Kas Metode Langsung dalam
Memprediksi Total Kas Operasi Masa Mendatang”. Tujuan dari penelitian
16
ini adalah untuk menilai kemampuan prediktif dari komponen-komponen
arus kas operasi terhadap arus kas operasi masa depan. Komponenkomponen yang digunakan adalah kas yang diterima dari pelanggan,
bunga bersih yang dibayarkan, pajak yang dibayar, dan arus kas operasi
lainnya. Populasi dari penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang
mempublikasikan laporan keuangannya dengan arus kas metode langsung.
Hasil dari penelitian ini menyatakan bahwa model arus kas operasi dan
model komponen arus kas operasi metode langsung dapat digunakan untuk
memprediksi total arus kas operasi masa mendatang untuk satu sampai
empat tahun kedepan.
8.
Rai Dwi Andayani W dan I Gede Ary Wirajaya (2015), melakukan
penelitian dengan judul, “Kemampuan Laba, Arus Kas Operasi Dalam
Memprediksi Arus Kas Masa Depan”. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui tingkat kemampuan arus kas operasi saat ini, laba saat ini, laba
saat ini ditambah depresiasi, dan modal kerja operasional dalam
memprediksi arus kas masa depan. Populasi yang digunakan dalam
penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia pada tahun 2011-2013,
pemilihan sampel yang dilakukan
dengan metode nonprobability sampling dengan teknik purposive
sampling dan metode observasi non participant. Hasil penelitian ini
diketahui bahwa arus kas operasi memiliki kemampuan dalam
memprediksi arus kas masa depan, beda halnya dengan laba, laba
ditambah depresiasi dan modal kerja operasional tidak memiliki
kemampuan untuk memprediksi arus kas masa depan.
9.
Wahyu Sulistyawan M dan Aditya Septiani (2015) melakukan penelitian
dengan judul “Pengaruh Laba Bersih, Arus Kas Operasi dan KomponenKomponen Akrual dalam Memprediksi Arus Kas Operasi di Masa Depan”.
Tujuan dari penelitian ini adalah melihat pengaruh dari laba bersih, arus
kas operasi, dan komponen-komponen akrual dalam memprediksi arus kas
oeprasi di masa depan pada perusahaan manufaktur. Penelitian ini
menggunakan empat komponen akrual sebagai variabel independen yaitu
perubahan piutang usaha, perubahan hutang usaha, perubahan persediaan,
serta perubahan beban depresiasi. Hasil dari penelitian ini menyatakan
bahwa laba bersih berpengaruh dalam memprediksi arus kas masa depan,
17
begitu juga dengan arus kas operasi. Empat komponen akrual lainnya yaitu
piutang usaha, perubahan hutang usaha, perubahan persediaan serta
perubahan beban depresiasi berpengaruh dalam memprediksi arus kas
operasi.
2.3
Pengembangan Hipotesis
2.3.1 Pengaruh Arus Kas Operasi Terhadap Prediksi Arus Kas Operasi
Laporan arus kas khususnya bagian aktivitas operasi dapat menentukan
apakah perusahaan dapat bertahan dalam jangka panjang atau tidak, oleh
karena itu, informasi tersebut menjadi indikator dari jumlah, waktu dan
ketidakpastian dalam memprediksi arus kas operasi di masa mendatang
(Rispayanto, 2013).
Informasi arus kas memungkinkan pihak-pihak yang berkaitan dengan
perusahaan untuk mengembangkan model yang digunakan untuk menilai dan
membandingkan nilai sekarang dari arus kas masa depan dari berbagai
perusahaan (Ramon, 2013).Manajer menggunakan akun-akun pada laporan
keuangan sebagai sinyal ekspektasi perusahaan di masa yang akan datang
(Godfrey, 2010). Maka dari itu, jika arus kas operasi mampu memprediksi arus
kas operasi periode berikutnya, hal ini menjadi sinyal yang baik untuk
ekspektasi investor terhadap perusahaan sebagai acuannya untuk membuat
keputusan investasi di perusahaan. Berdasarkan uraian di atas, maka
dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
H1: Arus kas operasi masa kini berpengaruh secara signifikan terhadap
prediksi arus kas operasi
2.3.2Pengaruh Laba Operasi Terhadap Prediksi Arus Kas Operasi
Laba dalam laporan laba rugi memberikan pertanda baik kepada investor
sebagai dasar untuk mengambil suatu keputusan ekonomi (Sulistyawan dan
Septiani (2015).
Laba Operasi menunjukkan perbedaan antara aktivitas operasi dengan
aktivitas non operasi, operating income juga berkaitan dengan aktivitas usaha
yang masih berlangsung, karena dipengaruhi oleh beban operasional
perusahaan yang merupakan penyokong aktivitas perusahaan (Rispayanto,
2013). Jika laba operasi berpengaruh secara signifikan terhadap prediksi arus
18
kas operasi di masa depan, maka investor dapat menjadikan laba operasi
sebagai salah satu indikator sinyal untuk berinvestasi di perusahaan.
Berdasarkan uraian di atas, maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
H2: Laba Operasi berpengaruh secara signifikan terhadap prediksi arus
kas operasi
2.3.3 Pengaruh Arus Kas Operasi dan Laba Operasi Terhadap Prediksi Arus
Kas Operasi
Arus Kas Operasi merupakan arus kas dari hasil aktivitas yang dilakukan
berulang-ulang oleh perusahaan. Sedangkan laba operasi merupakan laba yang
diperoleh melalui pendapatan dikurangi dengan beban-beban operasional yang
ditanggung oleh perusahaan untuk melakukan aktivitasnya sehari-hari.
Maka dari itu, arus kas operasi dan laba operasi secara bersama-sama
diyakini mampu memprediksi arus kas operasi dan memberikan sinyal kepada
investor untuk menghasilkan keputusan dalam berinvestasi.
Berdasarkan uraian di atas, maka dirumuskan hipotesis sebagai berikut:
H3: Arus Kas Operasi dan Laba Operasi berpengaruh secara signifikan
terhadap prediksi arus kas operasi
2.4
Kerangka Pemikiran Teoritis
Prediksi dari arus kas operasi dapat melihat kemampuan perusahaan
untuk menghasilkan arus kas operasi yang positif di masa depan. Hal ini dapat
menjadi alat ukurakan bagaimana perusahaan menghasilkan kas untuk
operasionalnya dalam periode yang akan datang. Prediksi arus kas juga
menunjukkan bagaimana kinerja perusahaan di masa yang akan datang.
Prediksi arus kas operasi telah banyak diteliti baik oleh ahli akuntansi,
maupun mahasiswa sebagai topik skripsi dengan berbagai variabel independen.
Dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan dua variabel independen yang
diperkirakan akan mempengaruhi kemampuan prediksi arus kas operasi
perusahaan. Dua variabel tersebut adalah arus kas operasi dan laba operasi.
Arus kas aktivitas operasi adalah bagian dari laporan arus kas yang
menandakan kas masuk dan kas keluar yang berasal dari aktivitas operasi
perusahaan.Arus kas operasi lebih sulit untuk di manipulasi.Oleh karena itu,
19
aktivitas ini menjadi salah satu laporan yang diperhatikan diantara laporan
lainnya.
Laba operasi secara akuntansi merupakan pendapatan kotor dikurangi
dengan beban-beban operasional perusahaan. Hal ini menjadi dasar yang tepat
karena laba operasi berkaitan dengan beban-beban yang dikeluarkan oleh
perusahaan dalam suatu periode akuntansi.
Berdasarkan uraian di atas, berikut modeldari penelitian ini adalah:
Arus Kas Operasi (X1)
R X1Y
Prediksi Arus Kas
Operasi (Y)
Laba Operasi (X2)
R X2Y
Variabel Independen
Variabel Dependen
Gambar 2.1Model Penelitian
Sumber: Olahan Data Penulis
20
Download