BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Komunikasi Kata komunikasi atau communication dalam bahasa Inggris berasal dari kata Latin communis yang berarti “sama”, communico, communicatio atau communicare yang berarti “membuat sama” (to make common). Arti sama disini maksudnya adalah sama makna. Komunikasi menyarankan bahwa suatu pikiran, suatu makna atau suatu pesan dianut secara sama. Kedua orang yang terlibat percakapan dalam komunikasi dapat dikatakan komunikatif apabila keduanya saling mengerti bahasa yang digunakan dan mengerti makna dari percakapan yang dibicarakan.9 2.1.1 Pengertian Komunikasi Istilah komunikasi saat ini semakin populer. Hingga berbagai macam istilah komunikasi pun muncul, antara lain komunikasi langsung, komunikasi tidak langsung, komunikasi vertikal, komunikasi horizontal, komunikasi dua arah dan lain sebagainya. Komunikasi merupakan suatu hal yang sangat mendasar dalam kehidupan manusia. bahkan komunikasi telah menjadi suatu fenomena bagi terbentuknya suatu masyarakat atau komunitas yang terintegrasi oleh informasi, dimana masing – masing individu dalam masyarakat itu sendiri 9 Onong Uchjana Effendy. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007, hal 9 9 10 saling berbagi informasi (information sharing) untuk mencapai tujuan bersama. Berkomunikasi tidak hanya dengan berbicara melalui kata- kata, tetapi juga dengan bahasa tubuh kita. Komunikasi adalah proses berbagi makna melalui perilaku verbal dan nonverbal.10 Dari pengertian tersebut dapat dilihat bahwa komunikasi adalah proses penyampaian informasi baik berupa pesan, simbol maupun lambang antara komunikator dengan komunikan dengan maksud tertentu agar dapat saling mempengaruhi untuk mengubah sikap dan tingkah laku. Dalam suatu proses komunikasi terdapat beberapa elemen yang saling berkaitan satu sama lainnya. Menurut Harrold D. Lasswell, terdapat 5 (lima) elemen dalam keberlangsungan proses komunikasi : a. Who (siapa/komunikator) Orang yang menyampaikan pesan kepada orang yang dimaksud. Pesan yang disampaikan bisa berupa informasi dalam bentuk bahasa ataupun simbol yang dimengerti kedua pihak. b. Says What (mengatakan apa/pesan) Pesan atau informasi yang akan disampaikan oleh komunikator kepada komunikan. Informasi yang disampaikan merupakan seperangkat simbol verbal maupun non-verbal yang mewakili perasaan, nilai, gagasan atau maksud sumber tadi. 10 Deddy Mulyana. Komunikasi Efektif, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008, hal 3 11 c. In Which Channel (melalui saluran apa/media) Saluran atau media untuk menyampaikan pesan dari komunikator kepada komunikan baik secara langsung (tatap muka) maupun tidak langsung (melalui media cetak/elektronik dan lain-lain). d. To Whom (kepada siapa/komunikan) Komunikan adalah orang yang menerima pesan dari komunikator yang menjadi sasaran komunikasi. e. With What Effect (efek yang dihasilkan) Efek adalah tanggapan atau reaksi dari komunikan setelah menerima pesan dari komunikator atau bisa juga disebut dampak yang terjadi pada komunikan (penerima) setelah menerima pesan dari komunikator seperti perubahan sikap, bertambahnya pengetahuan, dan lain-lain.11 Jadi dapat disimpulkan, komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu. Shannon dan Weaver, mengemukakan Komunikasi adalah bentuk interaksi manusia yang saling pengaruh mempengaruhi satu sama lainnya,sengaja atau tidak disengaja. Tidak terbatas pada bentuk 11 Onong, op.cit.,7 12 komunikasi menggunakan bahasa verbal, tetapi juga dalam hal ekspresi muka, lukisan, seni, dan teknologi12. Menurut Bernard Berelson dan Gary A Steiner, komunikasi adalah transmisi informasi, gagasan, emosi, keterampilan, dan sebagainya, dengan menggunakan simbol-simbol, kata-kata, gambar, figure, grafik, dan sebagainya. Tindakan atau proses transmisi itulah yang biasanya disebut komunikasi13. Berdasarkan definisi-definisi di atas maka jelas bahwa komunikasi berperan penting dan diperlukan oleh semua pihak termasuk dalam organisasi. Komunikasi tidak hanya diucapkan dalam bentuk perkataan melainkan dapat berupa lambang yang terdiri dari dua macam diantaranya Lambang Nonverbal yaitu lambang yang dipergunakan dalam komunikasi yang bukan bahasa seperti menganggukan kepala apabila hendak mengatakan setuju atau menggelengkan kepala apabila hendak mengatakan tidak setuju. Lambang Nirverbal yaitu suatu isyarat dalam komunikasi dengan menggunakan alat seperti rambu-rambu lalu lintas di jalan raya, bedug untuk memberi tahu kepada kaum muslimin mengenai waktu sholat. Oleh karena itu manusia sebagai pribadi maupun makhluk sosial akan saling berkomunikasi dan mempengaruhi satu sama lain dalam hubungan yang beraneka ragam dengan cara dan gaya yang berbeda. 12 Hafied Cangara, Op cit, hal.20-21 Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi suatu pengantar, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2001.hal.62 13 13 2.1.2 Proses Komunikasi Proses komunikasi dapat diartikan sebagai “ Transfer Informasi “ atau pesan-pesan (message) dari pengirim pesan sebagai komunikator dan kepada penerima pesan sebagai komunikan. Tujuan dari proses komunikasi tersebut adalah tercapainya saling pengertian (mutual understanding) antara kedua belah pihak. Proses komunikasi terbagi dalam dua tahap yakni secara primer dan secara sekunder. a. Proses komunikasi secara primer Yaitu proses penyampaian pikiran dan atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang (symbol) sebagai media. Lambang sebagai media primer dalam proses komunikasi adalah bahasa, isyarat, gambar, warna dan lain sebagainya yang secara langsung mampu menerjemahkan pikiran atau perasaan komunikator kepada komunikan14. Media primer atau lambang yang paling banyak dipergunakan dalam komunikasi adalah bahasa. b. Proses komunikasi secara sekunder Yaitu proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada orang lain dengan menggunakan alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang sebagai media pertama. Seorang komunikator menggunakan media kedua dalam melancarkan komunikasinya karena komunikan sebagai sasarannya berada ditempat yang relative jauh atau 14 Onong Uchjana,Effendy, Ilmu Komunikasi Teori Dan Praktek ,PT.Remaja Rosdakarya, Bandung, 2003, hal 11 14 jumlahnya banyak. Surat, telepon, surat kabar, majalah, radio, televise, film, dan banyak lagi adalah media kedua yang sering digunakan dalam komunikasi15. Pentingnya peranan media dalam proses komunikasi disebabkan oleh efisiensinya dalam mencapai komunikan. Surat kabar, radio, televisi misalnya merupakan media yang efisien dalam jumlah yang amat banyak. Efisien karena dengan menyiarkan sebuah pesan satu kali saja, sudah dapat tersebar luas kepada khalayak yang begitu banyak jumlahnya.16 Berdasarkan proses komunikasi diatas maka sebagai praktisi public relations atau Humas haruslah seseorang yang ahli dalam aspek komunikasi. Oleh sebab itu, diperlukan keterampilan dalam menguasai aspek dan teknis komunikasi atau unsur – unsur pokok dalam proses komunikasi yang diantaranya sebagai berikut : a. Source, yaitu individu atau pejabat humas yang berinisiatif sebagai sumber atau untuk menyampaikan pesan – pesannya. b. Message, yaitu suatu gagasan dan ide berupa pesan, informasi, pengetahuan, ajakan, bujukan, atau ungkapan bersifat pendidikan, emosi dan lain sebagainya yang akan disampaikan komunikator kepada komunikan. 15 16 Ibid hal.16 Ibid hal.17 15 c. Channel, yaitu berupa media, sarana, atau saluran yang dipergunakan oleh komunikator dalam mekanisme penyampaian pesan – pesan kepada khalayaknya. d. Effect, yaitu suatu dampak yang terjadi dalam proses penyampaian pesan – pesan tersebut yang dapat berakibat positif maupun negatif tergantung dari tanggapan, persepsi, dan opini dari hasil komunikasi tersebut17. 2.1.3 Tujuan Komunikasi Komunikasi merupakan suatu bentuk kegiatan interaksi di antara sesama manusia, maka di dalam melakukan setiap kegiatan tentunya kita memiliki tujuan yang ingin dicapai. Dan tujuan komunikasi tersebut adalah : a. Perubahan sikap (attitude change) b. Perubahan pendapat (opinion change) c. Perubahan perilaku (behaviour change) d. Perubahan sosial (social change) 18 Dari komunikasi tersebut dapat menjelaskan bahwa dengan komunikasi seseorang melakukan komunikasi untuk dapat mempengaruhi orang lain dengan tujuan orang tersebut dapat melakukan perubahan, seperti sikap dari tidak tahu menjadi tahu, perubahan pendapat dari tidak setuju menjadi setuju, perubahan perilaku dari suka 17 Rosady Ruslan, Manajemen Public Relations & Media Komunikasi Konsepsi Dan Aplikasi. Jakarta, Rajagrafindo Persada, 2006, hal 83 18 Ibid. 8 16 menjadi tidak suka serta perubahan sosial di mana dengan komunikasi kita dapat beradaptasi atau menyesuaikan diri dengan siapa saja tanpa membedakan status sosial. 2.1.4 Fungsi Komunikasi Melalui komunikasi manusia dapat bekerjasama dengan manusia lainnya baik secara personal maupun sebagai bagian dari anggota masyarakat (keluarga, kelompok belajar, tetangga, perusahaan dan sebagainya) untuk mencapai tujuan bersama. Salah satu fungsi dari komunikasi adalah komunikasi sebagai instrumental atau alat untuk memberitahukan atau menerangkan dan juga mengubah perilaku atau menggerakkan tindakan.19 Selain sebagai salah satu alat berinteraksi, komunikasi juga mempunyai fungsi yang cukup penting dalam kehidupan manusia. Fungsi komunikasi tersebut adalah : a. Menyampaikan informasi (to inform) Dengan adanya komunikasi, seseorang dapat memberi tahu apa yang dia ketahui kepada orang lain. b. Mendidik (to educate) Komunikasi dapat menambah wawasan serta pengetahuan kita dalam segala hal. 19 Deddy Mulyana. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009, hal 4 17 c. Menghibur (to entertain) Dengan komunikasi kita dapat memperoleh atau menghibur orang lain. d. Mempengaruhi (to influence) Komunikasi yang dilakukan setiap orang dapat memberikan suatu bujukan atau pengaruh terhadap orang lain. 20 Harold D.Lassswell mengemukakan bahwa fungsi komunikasi antara lain a. Manusia dapat mengontrol lingkungannya b. Beradaptasi dengan lingkungan tempat mereka berada c. Melakukan transformasi warisan sosial kepada generasi berikutnya21. Dengan seluruh fungsi komunikasi diatas, terlihat bahwa komunikasi memang memiliki banyak kegunaan atau peranan yang cukup penting dalam kehidupan manusia untuk melakukan interaksi atau berhubungan dengan sesama. 2.1.5 Faktor Penghambat Komunikasi Meskipun kita sudah berusaha untuk berkomunikasi dengan sebaik-baiknya, namun komunikasi dapat menjadi gagal karena berbagai hal. Usaha untuk berkomunikasi secara memadai kadang-kadang diganggu 20 21 Op.Cit., 9 Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi.Jakarta, Rajagrafindo Persada, 2008, hal.59 18 oleh hambatan tertentu. Faktor-faktor yang menghambat efektivitas komunikasi yang antara lain : a) Kredibilitas Komunikator Rendah; komunikator yang tidak berwibawa dihadapan komunikan, menyebabkan berkurangnya perhatian komunikan terhadap komunikator. b) Kurang Memahami Latar Belakang Sosial dan Budaya; nilai-nilai sosial budaya yang berlaku disuatu komunitas atau suatu masyarakat harus diperhatikan, sehingga komunikator dapat menyampaikan pesan dengan baik, tidak bertentangan dengan nilai-nilai sosial budaya yang berlaku. Sebaliknya, antara pihak-pihak yang berkomunikasi perlu menyesuaikan diri dengan kebiasaan yang berlaku. c) Kurang Memahami Karakteristik Komunikan; karakteristik komunikan meliputi tingkat pendidikan, usia, jenis kelamin, dan sebagainya perlu dipahami oleh komunikator. Apabila komunikator kurang memahami, cara komunikasi yang dipilih mungkin tidak sesuai dengan karakteristik komunikan dan hal ini dapat menghambat komunikasi karena dapat menimbulkan kesalah pahaman. d) Prasangka Buruk; prasangka negatif antara pihak-pihak yang terlibat komunikasi harus dihindari, karena dapat mendorong kearah sikap apatis dan penolakan. e) Verbalitas; komunikasi yang hanya berupa penjelasan verbal berupa kata-kata saja akan membosankan dan mengaburkan komunikan dalam memahami makna pesan. 19 f) Komunikasi Satu Arah; komunikasi berjalan satu arah dari komunikator kepada komunikan terus menerus dari awal sampai akhir, menyebabkan hilangnya kesempatan komunikan untuk meminta penjelasan mengenai hal-hal yang belum dimengerti. g) Tidak Digunakan Media Yang Tepat; pilihan penggunaan media yang tidak tepat menyebabkan pesan yang disampaikan sukar dipahami oleh komunikan. h) Perbedaan Bahasa; perbedaan bahasa menyebabkan terjadinya perbedaan penafsiran terhadap simbol-simbol tertentu. Bahasa yang kita gunakan untuk berkomunikasi dapat berubah menjadi penghambat bila dua orang mendefinisikan kata, frasa, atau kalimat tertentu secara berbeda. Ketika seorang pimpinan meminta anda menyelesaikan penyusunan konsep pidato “sesegera mungkin”, apakah itu berarti 10 menit? 10 jam? Ataukah satu hari?. Ketika seorang juri memberikan predikat “lumayan” kepada peserta kontes nyanyi, apakah itu berarti nilainya 5, 6, ataukah 7? i) Perbedaan Persepsi; apabila pesan yang dikirim komunikator dipersepsi sama oleh komunikan, maka keberhasilan komunikasi menjadi lebih baik. Namun, perbedaan latar belakang sosial budaya, seringkali mengakibatkan perbedaan persepsi, karena semakin besar perbedaan latar belakang sosial budaya, semakin besar pula pengalaman bersama22. 22 Suranto A.W, Komunikasi Interpersonal, Jakarta: Graha Ilmu, 2011, hal 86-87 20 2.2 Public Relations 2.2.1 Pengertian Public Relations Pengertian PR menurut The British Institute of Public Relations adalah Public Relations activity is management of communication between an organizational and its publics (aktivitas PR adalah mengelola komunikasi antara organisasi dengan publiknya).23 Menurut definisi (British) Institute of Public Relations (IPR), public relations adalah keseluruhan upaya yang dilakukan secara terencana dan berkesinambungan dalam rangka menciptakan dan memelihara niat baik (goodwill) dan saling pengertian antara suatu organisasi dengan segenap khalayaknya. 24 Sedangkan menurut definisi Frank Jefkins, “Public Relations adalah semua bentuk komunikasi yang terencana, baik itu ke dalam maupun ke luar antara suatu organisasi dengan semua khalayaknya dalam rangka mencapai tujuan-tujuan spesifik yang berlandaskan pada saling pengertian”.25 2.2.2 Peran dan Fungsi Public Relations Perkembangan profesionalisme PR yang berkaitan dengan pengembangan peranan PR, baik sebagai praktisi maupun profesional 23 Rosady Ruslan. Manajemen Public Relations & Media Komunikasi, Jakarta: Rajagrafindo Persada, 2006, hal 16 24 Frank Jefkins. Public Relations.Edisi Kelima. Jakarta: Erlangga, 2004, hal 9 25 Ibid, hal 10 21 dalam suatu organisasi atau perusahaan, menurut Dozier D.M., (1992) merupakan salah satu kunci fungsi PR dalam komunikasi organisasi atau perusahaan. Empat kategori peranan PR menurut Dozier & Broom (1995), antara lain : 1) Penasehat Ahli (Expert Prescriber) Seorang praktisi pakar PR yang berpengalaman dan memiliki kemampuan tinggi dapat membantu mencarikan solusi dalam penyelesaian masalah hubungan dengan publiknya (public relationship). 2) Fasilitator Komunikasi (Communication Fasilitator) Praktisi PR bertindak sebagai komunikator atau mediator untuk membantu pihak manajemen dalam hal untuk mendengar apa yang diinginkan dan diharapkan oleh publiknya. PR juga dituntut mampu menjelaskan kembali keinginan, kebijakan dan harapan organisasi kepada pihak publiknya. Sehingga dengan komunikasi timbal balik tersebut dapat tercipta saling pengertian, mempercayai, menghargai, mendukung dan toleransi yang baik dari kedua belah pihak. 3) Fasilitator Proses Pemecahan Masalah (Problem Solving Process Fasilitator) Dalam proses pemecahan persoalan, PR merupakan bagian dari tim manajemen. Hal ini dimaksudkan untuk membantu pimpinan 22 organisasi baik sebagai penasehat (adviser) hingga mengambil tindakan eksekusi (keputusan) dalam mengatasi persoalan atau krisis yang tengah dihadapi secara rasional dan professional. 4) Teknisi Komunikasi (Communication Technician) PR sebagai journalist in resident yang hanya menyediakan layanan teknis komunikasi (methode of communication in organization). Sistem komunikasi dalam organisasi tergantung dari masing-masing bagian atau tingkatan, yaitu secara teknis komunikasi, baik arus maupun media komunikasi yang dipergunakan dari tingkat pimpinan dengan bawahan akan berbeda dari bawahan ke tingkat atasan.26 Menurut pakar humas Cutlip & Center and Canfield fungsi dari PR itu dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Menunjang aktivitas utama manajemen dalam mencapai tujuan bersama (fungsi melekat pada manajemen lembaga atau organisasi). 2. Membina hubungan yang harmonis antara badan atau organisasi dengan pihak publiknya sebagai khalayak sasarannya. 3. Mengidentifikasi yang menyangkut opini, persepsi dan tanggapan masyarakat terhadap badan atau organisasi yang mewakili atau sebaliknya. 26 Rosady Ruslan, op.cit., 20-21 23 4. Melayani keinginan publiknya dan memberikan sumbangan yang diwakilinya atau sebaliknya. 5. Menciptakan komunikasi dua arah timbal balik dan mengatur arus informasi, publikasi serta pesan dari badan atau organisasi ke publiknya atau terjadi sebaliknya demi terciptanya citra positif bagi kedua belah pihak.27 Menurut Edward L. Bernay, dalam bukunya Public Relations (1952, University Of Oklahoma Press), terdapat 3 fungsi utama humas, yaitu: 1. Memberikan penerangan kepada masyarakat. 2. Melakukan persuasi untuk mengubah sikap dan perbuatan masyarakat secara langsung. 3. Berupaya untuk mengintegrasikan sikap dan perbuatan suatu badan/lembaga sesuai dengan sikap dan perbuatan masyarakat atau sebaliknya. 2.2.3 Tugas Public Relations Tugas public relations secara umum adalah menyampaikan pesan atau informasi dari perusahaan secara lisan, tertulis atau visual kepada publiknya.sehingga masyarakat atau publik memperoleh pengertian yang 27 Ibid. 24 benar dan tepat mengenai kondisi perusahaan atau lembaganya, tujuan dan kegiatannya. Melakukan studi dan analisis atau reaksi serta tanggapan publik terhadap kebijakan dan langkah tindakan perusahaan, termasuk segala macam pendapat publik yang mempengaruhi perusahaan, memberi informasi kepada pejabat eksekutif tentang publik acceptance dan non acceptance atau cara-cara dan pelayanan perusahaan kepada perusahaan. Menyampaikan fakta-fakta dan pendapat kepada para pelaksana tugas guna membantu mereka dalam memberikan pelayanan yang mengesankan dan memuaskan publik. Berdasarkan pemaparan diatas, dapat disimpulkan bahwa tugastugas utama dari seorang Public Relations atau humas adalah sebagai berikut : a. Menciptakan dan memelihara suatu citra yang baik dan tepat atas organisasinya, baik itu yang berkenaan dengan kebijakan, produk, jasa, maupun dengan para personel. b. Memantau pendapat umum mengenai segala sesuatu yang berkaitan dengan citra, kegiatan, reputasi maupun kepentingan-kepentingan organisasi, dan menyampaikan setiap informasi yang penting ini langsung kepada pihak manajemen atau pimpinan puncak untuk ditanggapi atau ditindak lanjuti. 25 c. Memberi nasihat atau masukan kepada pihak manajemen mengenai berbagai masalah komunikasi yang penting, berikut dengan berbagai teknik untuk mengatasi dan memecahkannya. d. Menyediakan berbagai informasi kepada khalayak, perihal kebijakan organisasi, kegiatan, produk, jasa, dan personalia selengkap mungkin demi menciptakan suatu pengetahuan yang maksimum dalam rangka menjangkau pengertian khalayak28. 2.2.4 Program-Program Public Relations A. Pameran, merupakan acara public relations yang bertujuan untuk memperkenalkan suatu produk kepada masyarakat agar mereka tertarik dan membelinya. B. Product Launching (Peluncuran Produk Baru), merupakan acara public relations yang bertujuan untuk memperkenalkan suatu produk/jasa dari suatu perusahaan kepada masyarakat luas/ suatu kelompok masyarakat tertentu. C. Anniversary Celebration (Perayaan Hari Penting Perusahaan), merupakan acara public relations yang bertujuan untuk memperingati hari-hari penting suatu perusahaan/ organisasi sekaligus memberitahukan kesuksesan yang telah diraih oleh perusahaan/ organisasi tersebut kepada masyarakat luas. D. Show Performance (Pertunjukan), merupakan acara public relations yang betujuan untuk menghibur masyarakat luas atau 28 Linggar Anggoro, Teori dan Profesi Kehumasan : Serta Aplikasinya di Indonesia, Bumi Aksara, Jakarta,Hal.110 26 kelompok tertentu sekaligus memperkenalkan perusahaan/ organisasi kepada mereka beserta dengan produk/ jasa yang dihasilkan. E. Fund Raising/ Charity (Pengumpulan Dana), merupakan acara public relations yang bertujuan untuk membantu pihak lain yang sedang kesusahan (yatim piatu, fakir miskin, korban bencana alam, dan lain-lain.). F. Open House, merupakan acara memperkenalkan perusahaan/ public organisasi relations untuk kepada masyarakat tertentu dengan membuka kesempatan kepada mereka untuk mengunjungi kantor/ pabrik. Biasanya diadakan ketika perusahaan/ organisasi membuka kantor baru. G. Seminar dan Conference (Seminar dan Konfrensi), merupakan acara public relations yang bertujuan untuk menyampaikan presentasi ke orang-orang tertentu. Perusahaan/ organisasi mengadakan suatu pertemuan khusus dengan khalayak tertentu yang diundang sebagai tamu. H. Press Conference (Konfrensi Pers), merupakan acara public relations yang bertujuan untuk mengadakan pertemuan dengan wartawan tentang topik yang sedang hangat dibicarakan. Biasanya diadakan mendadak dengan tempat seadanya seperti kantor dan lain-lain. 27 I. Press Receptions (Resepsi Pers), merupakan acara public relations yang bertujuan untuk acaara resepsi yan direncanakan dan terorganisir serta biasanya disertai dengan jamuan makan siang atau makan malam, tergantung saat pelaksanaannya. Para wartawan sengaja diundang untuk meliput acara, mendengarkan keterangan-keterangan resmi atau hanya bercakap-cakap dengan pihak manajemen untuk mendekatkan hubungan dengan organisasi/ perusahaan penyelenggaranya. J. Press Tour (Tur Pers), merupakan acara public relations yang bertujuan untuk mengunjungi daerah-daerah tertentu dan para wartawan diajak menikmati obyek wisata. K. Meeting (Rapat Pertemuan), merupakan acara public relations yang bertujuan untuk pertukaran pikiran, gagasan atau pendapat antara suatu kelompok lainnya dengan mengadakan interaksi secara lisan yang bertujuan untuk memperoleh kejelasan atau menentukan kebijaksanaan. L. Media Relations, merupakan salah satu bentuk hubungan baik yang dilakukan oleh Public Relations dengan pihak media baik internal maupun eksternal. 28 M. Lobby dan Negosiasi, merupakan salah satu cara yang dilakukan Public Relations didalam menjalin hubungan baik dengan pihak lain yang tujuannya untuk menguntungkan pihak lain.29 N. Publikasi, merupakan tugas seorang public relations dalam menceritakan atau menyampaikan informasi sebanyak mungkin mengenai kegiatan perusahaan/ organisasi kepada masyarakat luas. Dengan kata lain publikasi merupakan bagian terbesar dan terpenting ujung tombak dari PR. O. Kampanye Humas, merupakan suatu usaha terkoordinasi untuk mempengaruhi masyarakat baik yang mendukung maupun yang yang tidak dalam menerima misi yang disampaikan, dengan tujuan mempengaruhi target audience untuk mengikuti keinginan organisasi atau mendukung jalannya operasi organisasi.30 P. Iklan, merupakan penyampaian informasi tentang barang ataupun gagasan media yang menggunakan media non personal yang dibayar.31 Q. Promosi, kegiatan komunikasi untuk meningkatkan volume penjualan dengan pameran, periklanan, demonstrasi dan usaha lain yang bersifat persuasif.32 29 Tan, Kertapi, Bunga Rampi Azas-azas Penerangan dan Komunikasi, PT. Bumi Aksara, Jakarta, 1988, hal.2 30 Rosady Ruslan, Kiat dan Strategi Kampanye PR, edisi Revisi, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta 2002, hal. 58 31 Alo Lilliweri, Dasar-dasar Komunikasi Periklanan, PT. Citra Aditya Bakti, Bandung, hal.6 32 Ibid, hal.20 29 2.3 Strategi Komunikasi 2.3.1 Pengertian Strategi Komunikasi Strategi pada hakikatnya adalah perencanaan (planning) dan manajemen (management) untuk mencapai suatu tujuan. Akan tetapi, untuk mencapai tujuan tersebut strategi tidak berfungsi sebagai peta jalan yang hanya menunjukkan arah saja, melainkan harus mampu menunjukkan bagaimana taktik operasionalnya33. Begitu pula dengan strategi komunikasi yang merupakan panduan perencanaan program komunikasi (communications planning) dengan manajemen komunikasi (communications management) untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Strategi ini juga dimaksudkan agar perusahaan maupun organisasi dapat dikendalikan dengan baik untuk mencapai tujuan . Cutlip Center and Broom mendefinisikan strategi sebagai berikut “Penentuan tujuan dan sasaran jangka panjang suatu perusahaan,pengambilan rangkaian tindakan dan pengalokasian sumber daya yang perlu untuk melaksanakan cita-cita ini”34. JL Thompson mendefinisikan strategi sebagai cara untuk mencapai sebuah hasil akhir yang menyangkut tujuan dan sasaran organisasi35. 33 Onong Uchjana,Effendy, Ilmu Komunikasi Teori Dan Praktek ,PT.Remaja Rosdakarya, Bandung, 2006, hal 32 34 Scott M, Cutlip, Allen H. Center, dan Glen M.Broom, Effective Public Relations, Edisi Kedelapan, PT. Indeks Kelompok Gramedia, Jakarta, 2005,hal. 292 35 Sandra Oliver, Strategi Public Relations, PT.Gelora Aksara Pratama, 2007, hal.2 30 Menurut Bennett, menggambarkan strategi sebagai arah yang dipilih organisasi untuk diikuti dalam mencapai misinya36. Dalam pelaksanaan kegiatan komunikasi diperlukan suatu strategi yang tepat untuk mencapai tujuan komunikasi. Definisi dari strategi komunikasi itu sendiri menurut Effendy adalah : “Strategi komunikasi adalah keseluruhan keputusan kondisional yang akan dijalankan guna mencapai tujuan komunikasi.37” Menurut Arifin definisi strategi komunikasi sebagai berikut : “Strategi komunikasi merupakan perpaduan dari perencanaan komunikasi (communication planning) dan komunikasi manajemen (communication management ) untuk mencapai tujuan dimana pendekatannya dilakukan tergantung pada situasi dan kondisi.38 2.3.2 Tujuan Strategi Komunikasi Cutlip, et.al menyatakan bahwa tujuan strategi komunikasi diantaranya : 1. Memberikan informasi kepada khalayak internal maupun eksternal untuk melakukan tindakan yang diinginkan. 2. Mempengaruhi khalayak untuk mendukung dan menerima tindakan tersebut. 36 Ibid hal.2 Onong L Effendy, Dimensi-dimensi Komunikasi , Bandung, Alumni, 1981, hal. 59 38 Anwar Arifin, Strategi Komunikasi,CV Armico,1984,hal.84 37 31 3. Menginstruksikan khalayak untuk mengubah keinginan menjadi tindakan berdasarkan kemampuannya.39 2.3.3 Komponen-komponen Strategi Komunikasi Terdapat beberapa komponen strategi komunikasi diantaranya : 1. Khalayak (Audience) Menurut Renald Kasali, “ Khalayak adalah sasaran yang dituju dalam pelaksanaaan kegiatan public relations. Khalayak dalam kegiatan PR dapat disebut juga stakeholders yakni kumpulan dari pihak-pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan.”40 Khalayak merupakan komponen aktif yang dapat saling berhubungan dan mempengaruhi dalam kegiatan komunikasi berdasarkan pada kesamaan kepentingan, dilihat dari kondisi dan situasi antara komunikator dengan khalayak. Untuk dapat mempengaruhi khalayak sasarannnya tersebut, maka komunikator harus melakukan identifikasi terhadap khalayaknya yang dilakukan melalui orientasi, penjajakan atau penelitian41. 2. Pesan (Message) Salah satu strategi komunikasi yang sangat menentukan dalam keberhasilan kegiatan komunikasi ialah perancangan isi pesan komunikasi yang dilakukan setelah mengenal masalah dan khalayak. 39 Ibid hal.406 Renald Kasali,Manajemen Public Relations, Cetakan Kedua, Jakarta, PT.Pustaka Utama Grafiti, 1999, hal.10 41 Onong L Effendy, Op. Cit, hal. 59 40 32 Perancangan isi pesan dilakukan dengan menentukan tema dan materi (isi) yang tepat untuk mempengaruhi khalayak serta membangkitkan perhatiannya. Pesan yang dirancang haruslah memperhatikan : a. Content Pesan harus memuat informasi yang sesuai dengan kebutuhan khalayak atau sebagai jawaban atas suatu permasalahan, atau dapat dijelaskan bahwa isi pesan harus memuat informasi yang bermanfaat bagi khalayak.42 Pernyataan diatas turut didukung oleh Cutlip, et.al yang menyatakan bahwa pesan harus dirancang sesuai dengan perusahaan dan sasaran khalayak sehingga isinya mempunyai arti dan manfaat bagi penerima pesan (khalayak).43 Selain itu dalam merancang pesan terdapat dua prinsip yang harus diperhatikan PR yaitu Pertama, PR harus mengetahui posisi perusahaan pada suatu permasalahan. Kedua, PR harus mengetahui kebutuhan, keinginan serta kepedulian sasaran khalayak.44 b. Clarity Pesan yang dirancang haruslah mencolok (contrast) dengan menggunakan tanda-tanda yang unik atau berbeda dan mudah diingat sehingga dapat menarik dan mudah diperhatikan. Pesan juga harus memiliki karakteristik tersendiri dan tidak sama dengan isi pesan komunikasi lainnya. sehingga tidak membuat jenuh 42 Ibid hal.69 Scott M, Cutlip, Allen H. Center, dan Glen M.Broom, Loc. It, hal.424 44 Ibid, hal. 410 43 33 khalayaknya apabila pesan tersebut dikomunikasikan berulangulang.45 Hal ini ditekankan lagi oleh Cutlip, et.al bahwa pesan harus dirancang dengan menggunakan bahasa atau tanda-tanda (simbol) yang sederhana sehingga mempunyai makna yang sama antara yang dikomunikasikan PR dengan yang diterima oleh khalayak sasaran.46 Dalam buku Suranto A.W yang berjudul Komunikasi Interpersonal, menjelaskan bahwa, Clarity dapat pula berarti keterbukaan atau transparansi. Dalam berkomunikasi interpersonal kita perlu mengembangkan sikap terbuka (tidak ada yang ditutupi atau disembunyikan) sehingga dapat menimbulkan rasa percaya (trust) dari penerima pesan47. c. Continuity Untuk mendapatkan hasil yang diinginkan maka pesan harus disampaikan berulang-ulang sehingga isi dari pesan dapat diterima dengan jelas oleh khalayak. Hal ini dilakukan agar maksud dari isi pesan tersebut dapat tertanam dengan baik dibenak sasaran khalayak sehingga khalayak melaksanakan hal yang dituju dari kegiatan-kegiatan komunikasi public relations.48 2.3.4 45 Media Strategi komunikasi Onong L Effendy, Op. Cit, hal.70 Scott M, Cutlip, Allen H. Center, dan Glen M.Broom, Loc. It, hal.424 47 Suranto A.W, Komunikasi Interpersonal, Jakarta: Graha Ilmu, 2011, hal 88-89 48 Ibid, hal. 424 46 34 Apabila kita sudah melakukan identifikasi kepada khalayak yang akan dituju dan merancang pesan yang akan disampaikan maka dapat dipilih media yang tepat. Terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan dalam memilih media komunikasi yang antara lain: 1. Context Dalam memilih media PR juga harus memperhatikan keadaan dan kondisi khalayak.49 Oleh sebab itu PR harus dapat memilih media yang dapat mendukung maksud atau isi makna dan tujuan dari pesan yang ingin disampaikan sehingga kegiatan komunikasi yang dilakukan dapat diterima dengan baik dan benar oleh khalayak.50 2. Capability of the audience Dalam memilih media harus dilakukan dengan selektif dan disesuaikan kepada keadaan dan kondisi (situasi) khalayak.51 Penyesuaian ini juga dimaksudkan pada lingkungan khalayak sehingga dalam pemilihan media harus dapat menjangkau semua khalayak yang dituju yang disesuaikan dengan kehidupan , kemampuan, kebiasaan dan pengetahuan khalayak tersebut.52 3. Metode (Method) 49 Onong L Effendy, Op. Cit, hal.78 Scott M, Cutlip, Allen H. Center, dan Glen M.Broom, Loc. It, hal.424 51 Onong L Effendy, Loc.It 52 Scott M, Cutlip, Allen H. Center, dan Glen M.Broom, Loc. It, hal.424 50 35 Dalam strategi komunikasi, metode penyampaian pesan dapat dilihat berdasarkan dua aspek yaitu: 1. Cara pelaksanaan komunikasi: a. Redudancy (Repetition) Adalah cara mempengaruhi khalayak dengan mengulangngulang pesan untuk mengubah cara pandang. b. Canalizing Adalah pencapaian tujuan dengan cara mengenal khalayak terlebih dahulu lalu mengubah sikapnya sedikit demi sedikit. 2. Berdasarkan bentuk/ isi pesan: a. Informatif; digunakan untuk memberikan penerangan (informasi) dalam bentuk isi pesan tertentu. b. Persuasif; biasanya digunakan untuk mempengaruhi khalayak dengan jalan membujuk atau sugesti. c. Edukatif; digunakan untuk mempengaruhi khalayak dengan suatu pernyataan umum berdasarkan pendapat, fakta dan pengalaman. d. Koersif (coercive); biasanya digunakan mempengaruhi khalayak dengan jalan memaksa.53 53 Onong L Effendy, Op. Cit, hal.73 untuk 36 Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam melaksanakan pelaksanaan strategi komunikasi seperti yang dikemukakan oleh Cutlip dan Center, yang lebih dikenal dalam 7 strategi atau faktor terpenting komunikasi “the seven C’s Communications” yang meliputi : 1. Credibility (kredibilitas). Komunikasi dimulai dengan iklim rasa saling percaya. Iklim ini dibangun melalui kinerja di pihak institusi, yang mereflesikan keinginan untuk melayani stakeholder dan publik. Penerima harus percaya kepada pengirim informasi dan menghormati kompetensi sumber informasi terhadap topik informasi. 2. Context (konteks). Program komunikasi harus sesuai dengan kenyataan lingkungan. Media massa hanyalah suplemen untuk ucapan dan tindakan dalam kehidupan sehari-hari. Harus disediakan konteks untuk partisipasi dan umpan balik. Konteks harus mengonfirmasikan, bukan menetang isi pesannya. Komunikasi yang efektif membutuhkan lingkungan sosial yang mendukung, yang sebagian besar dipengaruhi media massa. 3. Content (isi). Pesan harus mengandung makna bagi penerimanya dan harus sesuai dengan sistem nilai penerima. pesan harus relevan dengan situasi penerima. Pada umumnya orang memilih item informasi yang menjanjikan manfaat yang besar bagi mereka. Isi pesan menentukan audien. 37 4. Clarity (kejelasan). Pesan harus diberikan dalam istilah sederhana. Kata harus bermakna sama menurut si pengirim dan penerima. Isu yang kompleks harus dipadatkan ke dalam tema, slogan, atau stereotip yang mengandung kesederhanaan dan kejelasan. Semakin jauh pesan dikirim, pesan itu seharusnya semakin sederhana. Organisasi harus berbicara dengan satu suara, tidak banyak suara. 5. Continuity and consistency ( kontinuitas dan kontitensi). Komunikasi adalah proses tanpa akhir. Ia membutuhkan repetisi agar bisa masuk. Repetisi – dengan variasi – berperan untuk pembelajaran dan persuasi. Beritanya harus konsisten. 6. Channel (saluran). Saluran komunikasi yang sudah ada harus digunakan, sebaiknya saluran yang dihormati dan dipakai oleh si penerima. menciptakan saluran baru bisa jadi sulit, membutuhkan waktu, dan mahal. Saluran yang berbeda punya efek berbeda dan efektif pada tingkat yang berbeda-beda dalam tahap proses difusi informasi. Dibutuhkan pemilihan saluran yang sesuai dengan publik sasaran. Orang mengasosiasikan nilai yang berbeda-beda pada berbagai saluran komunikasi. 7. Capability of the audience (kapabilitas atau kemampuan audien). Komunikasi harus mempertimbangkan kemampuan audien. Komunikasi akan efektif apabila tidak banyak membebani penerima untuk memahaminya. Kemampuan ini 38 dipengaruhi aleh faktor-faktor seperti waktu yang mereka miliki, kebiasaan, kemampuan membaca, dan pengetahuan yang telah mereka punyai.54 Berdasarkan implementasi tersebut, dapat terlihat jelas bahwa strategi komunikasi sangat penting untuk diterapkan karena merupakan sarana untuk mencapai tujuan dalam pelaksanaan program yang sedang dijalankan. 2.3.5 Tahap Strategi Komunikasi Strategi adalah keseluruhan rencana organisasi, meliputi apa yang ingin dicapai dan bagaimana cara mencapainya. Terdapat tiga tahapan dalam strategi diantaranya55 : 1. Tahap menetapkan tujuan dan sasaran. Tujuan merupakan pernyataan tentang suatu isu dan gambaran bagaimana mencapai harapan yang diinginkan. Tujuan komunikasi dapat dikelompokkan menjadi tiga kategori, yakni; - Reputation Management Goal, yang berhubungan dengan identitas dan persepsi organisasi. - Relationship Management Goal, yang berkaitan dengan hubungan organisasi dengan para publiknya. - Task Management Goal, yang berhubungan dengan cara melakukan sesuatu tugas. 54 Scott M, Cutlip, Effective Public Relations, Kencana Prenada Media Group, 2006,Hal 408 Onong Uchjana Effendy. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007, hal 35 55 39 Sedangkan sasaran atau objective adalah pernyataan yang muncul dari tujuan organisasi. Sasaran harus dinyatakan dengan jelas dan dapat diukur, memusatkan pada publik dan dampak, dan dinyatakan waktu untuk pencapaian sasaran. 2. Tahap memformulasikan aksi dan strategi respon Strategi perencanaan komunikasi yang dapat digunakan ada dua jenis, yaitu proactive strategies, yakni strategi komunikasi yang muncul atas inisiatif organisasi sesuai dengan rencana organisasi sebelumnya. Sedangkan reactive strategies adalah strategi yang merupakan reaksi atas pengaruh lingkungan dan peluang dari lingkungan organisasi (Smith, 20005:82). Strategi yang digunakan dalam perencanaan program komunikasi ini adalah proactive strategies. Proactive strategies ini terdiri dari action atau aksi dan communication atau komunikasi yang keduanya saling berkaitan, yakni : 1. Action Strategies a. Organizational Performances, meyakinkan publik bahwa organisasi memiliki kualitas yang terbaik. b. Audience Participation, menggunakan taktik komunikasi dua arah dan melakukan aktivitas dari publik yang berkepentingan untuk secara langsung melakukan kontak dengan produk atau jasa yang dihasilkan organisasi, 40 diantaranya dengan cara memberikan kesempatan kepada audience memberikan feedback. c. Special Events, dimana perusahaan dapat melakukan kegiatan seperti seminar dan workshop dengan pembicara tokoh komunikasi yang terkenal dari media massa. d. Aliances and Coalitions, mengadakan kerjasama (aliansi) dengan berbagai pihak terkait seperti media massa. 2. Communication Strategies. Terdapat tiga jenis strategi komunikasi, yakni publisitas media massa terhadap organisasi, orang, produk, jasa maupun gagasan untuk mendapatkan dukungan publik. 3. Tahap menggunakan komunikasi efektif. Komunikasi yang efektif pun dirumuskan. Yang perlu diperhatikan dalam perumusan pesan yang efektif adalah komunikator yang akan menyampaikan pesan, pendekatan yang digunakan dalam menyeusun pesan, struktur pesan termasuk kata dan simbol yang akan digunakan. Model komunikasi yang digunakan dalam perencanaan komunikasi adalah model informatif ,persuasif dan dialog untuk mendapatkan pemahaman yang saling menguntungkan. 2.4 Sosialisasi Sosialisasi merupakan penyediaan sumber ilmu pengetahuan yang memungkinkan orang bersikap dan bertindak sebagai anggota masyarakat yang 41 efektif yang menyebabkan sadar akan fungsi sosialnya sehingga dapat aktif didalam masyarakat. Untuk dapat mensosialisasikan suatu program maka, sudah pasti dibutuhkan proses komunikasi yang baik. Charlote Buchler dalam bukunya Phychology for Contempory Living memberikan pengertian sosialisasi sebagai berikut : “Sosialisasi adalah proses yang membantu individu melalui belajar dan menyesuaikan diri, bagaimana cara hidup dan bagaimana cara berpikir kelompoknya.”56 Paul B. Harton dan Chester L.Hunt mengatakan bahwa sosialisasi adalah “suatu proses dimana seseorang menghayati norma-norma kelompok dimana dia hidup sehingga timbulnya diri/self yang unit”.57 Sedangkan menurut Charles R. Wright, sosialisasi adalah “proses ketika individu mendapatkan kebudayaan kelompoknya dan menginternasisasikan (sampai tingkat tertentu) norma-norma sosialnya sehingga membimbing orang tersebut untuk memperhitungkan harapan-harapan orang lain.” Sosialisasi adalah suatu kegiatan yang bertujuan agar pihak yang didik atau diajak, kemudian mematuhi kaidah-kaidah dan nilai-nilai yang berlaku dan dianut oleh masyarakat. Tujuan terakhir sosialisasi adalah agar masyarakat bersikap dan bertindak sesuai dengan kaidah-kaidah dan nilai-nilai yang ditawarkan58. Untuk mencapai keberhasilan dalam melaksanakan kegiatan sosialisasi program Public Relations, maka dapat dilakukan hal-hal sebagai berikut : 56 Burhan N,Perencanaan Strategik,Cetakan ketiga, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 1994 Sutaryo,Sosiologi Komunikasi, Yogyakarta: Arti Bumi Intaran 2005, hal. 159 58 Soekanto Soerjono,Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta : PT. Rajagrafindo Persada, 2003 57 42 a. Tentukan tujuan yang hendak dicapai. b. Tentukan target c. Tentukan ruang lingkup d. Tentukan jangka waktu e. Tentukan publik sasaran f. Tentukan tema, topik, atau isu dari kampanye tersebut. g. Tentukan efek yang diinginkan dalam suatu kampanye. h. Tentukan fasilitas, perlengkapan atau sarana yang menunjang suatu kampanye. i. Pembentukan team work yang solid dan professional.59 Ada beberapa strategi yang dapat dilakukan dalam proses sosialisasi yang oleh F.Rachmadi lebih sering disebut filsafat Public Relations, yaitu : a. The Manipulative Approach, yaitu kegiatan-kegiatan yang dilakukan untuk merubah pendapat-pendapat dan mengelolanya, sehingga menjadi pendapat yang menguntungkan organisasi. b. The Promotional Approach, yaitu kegiatan yang dilakukan untuk meningkatkan perhatian dan minat terhadap adanya organisasi dengan kegiatan-kegiatannya, serta barang atau jasa yang dihasilkannya. c. The Educational Approach, kegiatan yang dilakukan untuk memberikan pengertian dan pengetahuan yang diperlukan untuk meningkatkan kemampuan, skill dan partisipasi. 59 Rosady Ruslan, Manajemen Humas dan Manajemen Komunikasi (Konsepsi dan Aplikasi), Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2002, hal 74-75 43 d. The Missionary Approach, kegiatan yang dilancarkan dengan misi atau pesan-pesan tertentu yang pada umumnya bersifat ethical, atau sesuatu yang memiliki nilai-nilai luhur dan didambakan.60 Jadi sosialisasi adalah proses atau transfer kebiasaan atau nilai dan aturan dari satu generasi ke generasi lainnya dalam sebuah kelompok atau masyarakat. 60 Soenarko Setyodarmodjo, Public Relations: Pengertian, Fungsi dan Peranannya. Surabaya: Papyrus, 2003.