Farmaka - Jurnal Universitas Padjadjaran

advertisement
Farmaka
Suplemen Volume 15 Nomor 2
29
REVIEW ARTIKEL : PENGGUNAAN TEKNOLOGI NANO PADA FORMULASI
OBAT HERBAL
Berlian Hanutami N.P, Arif Budiman
Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran
Jalan Raya Bandung-Sumedang Km. 21 Jatinangor, Sumedang 45363, Indonesia
[email protected]
Abstrak
Penggunaan obat herbal dalam beberapa waktu terakhir mulai meningkat di dunia khususnya
di berbagai negara seperti Indonesia, China dan India. Penggunaan obat herbal mengalami
peningkatan karena memiliki efek farmakologi hampir pada semua penyakit dengan efek
samping yang ringan. Permasalahan umum dalam obat herbal yaitu bioavailabilitas,
kelarutan, absorbsi zat aktif dan stabilitas yang rendah . Untuk mengatasi permasalahan ini
maka dilakukan pengembangan terhadap teknologi yang digunakan untuk formulasi obat
herbal. Salah satu contoh yaitu teknologi nano. Teknologi nano adalah suatu teknologi dimana
partikel obat dibuat dalam skala nano (10 nm – 1000nm). Penggunaan teknologi nano
diharapkan dapat mengatasi masalah dalam obat herbal serta meningkatkan efek terapi dan
mengurangi toksisitas. Contoh teknologi nano yang dapat digunakan yaitu polimer
nanopartikel, solid lipid nanopartikel, magnetik nanopartikel dan lain-lain. Teknologi nano
dibuat dengan meggunakan metode preparasi yang cocok untuk setiap jenis obat herbal.
Kata Kunci: Teknologi Nano, Obat Herbal, Formulasi, Bioavailabilitas
Abstract
The use of herbal medicines recently increased in the world especially in various countries
such as Indonesia, China and India. The use of herbal medicine has increased because it has
a pharmacological effect in almost all diseases with low side effects. Common problems in
herbal medicine are bioavailability, solubility, active substance absorption and low stability.
To overcome this problem, the development of technology used for herbal medicine
formulation has grown. One of example is nano technology. Nanotechnology is a technology
where drug particles are made on a nano scale (10 nm - 1000nm). The use of nano
technology is expected to solve the problem in herbal medicine as well as improve therapeutic
effects and reduce toxicity. Examples of nanotechnologies that can be used are polymer
nanoparticles, solid lipid nanoparticles, magnetic nanoparticles and others. Nanotechnology
is made by using a suitable preparation method for each type of herbal medicine
Keywords:Nanotechnology, Herbal Medicine, Formulation, Bioavailability
Pendahuluan
Penggunaan
obat
obat
herbal
herbal
dikarenakan
obat
herbal
telah
memiliki efek samping yang lebih sediki
dipraktikkan selama ribuan tahun lalu dan
dibandingkan dengan obat sintetis, selain
merupakan suatu bagian dari beberapa
itu adanya suplemen diet dan nutraseutikal
negara seperti Indonesia, China dan India.
yang berasal dari tumbuhan juga ikut
Adanya peningkatan dalam penggunaan
berperan dalam meningkatkan herbal di
Farmaka
Suplemen Volume 15 Nomor 2
pasar
(Thapa,
et
al.,
30
2013).
Dalam
beberapa waktu terakhir, obat herbal telah
kimia, biologi dan aktivitas katalitik
(Ansari, et al., 2012).
banyak digunakan untuk menyembuhkan
Teknologi nano memiliki beberapa
berbagai macam penyakit. Obat herbal
keuntungan
memiliki ratusan kandungan konstituen
karateristik permukaan dan ukuran partikel
yang seluruhnya bekerja sama
sehingga obat herbal dapat ditargetkan
dalam
melawan penyakit (Yadav, et al., 2011).
yaitu
dapat
memodifikasi
untuk suatu organ seperti otak, paru-paru,
Kendala yang sering dialami adalah
ginjal dan saluran pencernaan dengan
zat aktif pada obat herbal sulit untuk
selektivitas dan efektivitas dan kemanan
menembus membran lipid dari sel tubuh
yang tinggi selain itu pelepasan senyawa
karena mereka memiliki ukuran molekul
aktif
yang besar dan kelarutan dalam air yang
meminimalisir efek samping dan obat
rendah sehingga menyebabkan absorbsi
herbal dengan ukuran nano dapat diberikan
dan bioavailabilitas buruk, karena kendala
dalam
tersebut banyak tanaman yang memiliki zat
ukuran yang kecil dan kapasitas pemuatan
aktif potensial tetapi tidak dapat digunakan
yang tinggi (Dewandari, et al., 2013).
secara invivo meskipun pada uji invito
Persyaratan nanopartikel yang ideal yaitu
memiliki hasil yang baik (Saraf dan
partikel tersebut harus dapat masuk ke
Ajazuddin, 2010; Arif, 2015).
dalam aliran darah dan mencapai ke dalam
Nanopartikel
teknologi
yang
mengembangkan
dapat
dikontrol
konsentrasi
tinggi
sehingga
dikarenakan
merupakan
suatu
sel dan jaringan target (Abirami, et al.,
bertujuan
untuk
2014).
ukuran
dari
bentuk
Teknologi nano direkomendasikan
sediaan pada rentang ukuran 10 nm – 1000
untuk obat herbal karena berbagai alasan
nm (Aloys, et al., 2016). Nanoteknologi
seperti adanya efek samping pada formula
mampu menghasilkan suatu sediaan obat
yang dipasarkan saat ini, terdapat faktor
herbal
ketidakpatuhan
pada skala atom dan molekuler
sehingga menyebabkan perubahan sifat
pasien
karena
pada
formulasi yang tersedia menggunakan
Farmaka
Suplemen Volume 15 Nomor 2
31
dosis besar dan kurang efektif, formulasi
dapat teradsorpsi pada permukaan bola
yang ada tidak memiliki spesifitas target
atau
untuk berbagai penyakit kronis (Ansari, et
Nanokapsul merupakan sistem vesikular
al., 2012) dengan adanya teknologi nano
dan bertindak seperti reservoir dimana zat
bioavailabilitas dan absorbsi bahan aktif
yang terjerap terbatas dan terdapat rongga
dapat
adanya
yang terdiri dari inti yang bersifat cairan
peningkatan luas permukaan partikel dan
(Rao dan Kurt, 1991). Dekstran, gelatin
kelarutan, selain itu dalam ukuran nano
dan kitosan merupakan contoh polimer
partikel memiliki waktu tinggal yang lebih
alami sedangkan polimer ester, anhidrida
lama karena dijerap oleh mukosa usus
dan amida, merupakan polimer sintetis
(Dewandari, et al., 2013).
(Yadav, et al., 2011).
Tipe
meningkat
karena
Teknologi
Nano
Dalam
2.
dienkapsulasi
partikel.
Solid Lipid Nanopartikel (SLN)
Farmaseutikal
Solid
1.
ukuran
Polimer Nanopartikel
dalam
lipid
nanopartikel
partikel
memiliki
50-1000nm.
SLN
Polimer nanopartikel merupakan suatu
merupakan sistem partikulat yang
koloid berbentuk bola yang memiliki
meliputi biodegradasi fisik lipid dan
ukuran sangat kecil (10-9m). Polimer ini
stabilisator (Yadav, et al., 2011). SLN
memiliki kemampuan untuk menjerap obat
terbuat dari lipid alami atau lipid
dalam matriks atau mengkonjugasi pada
sintetis seperti lesitin dan trigliserida
permukaannya.
pada
yang padat pada suhu kamar (Li, et al.,
nanopartikel terjadi melalui difusi dan
2009). Teknologi SLN muncul karena
erosi dari matriks (Yadav, et al., 2011).
adanya keterbatasan dalam teknologi
Istilah polimer nanopartikel merupakan
polimer
istilah
untuk
menggunakan lipid sebagai pembawa
nanosphere dan nanokapsul. Nanosphere
alternatif terutama untuk obat yang
merupakan suatu partikel matriks yang
bersifat lipofilik. SLN merupakan
dimana seluruh massa padat dan molekul
generasi baru dari emulsi lipid yang
yang
Pelepasan
diberikan
obat
khusus
nanopartikel.
SLN
Farmaka
Suplemen Volume 15 Nomor 2
32
berukuran submikron, dimana lipid
MN berdasarkan kerentanan, yaitu
cair (minyak) telah disubstitusi dengan
rasio induksi magnetik (M) terhadap
lipid
yaitu
luas magnet (H). Kelebihan MN
ukuran kecil, luas permukaan besar,
adalah dapat meningkatkan stabilitas
pemuatan obat tinggi dan adanya
kimia
interaksi
mengurangi risiko agregasi partikel
padat.
Karakter
fase
pada
SLN
antarmuka
(Mukherjee, et al., 2009).
biokompatibilitas
dan
(Indira dan Lakshmi, 2010)
Kelebihan SLN yaitu :
4.
Logam dan Inorganik Nanopartikel
a. Mengontrol pelepasan obat
Logam nanopartikel dapat disintesis
b. Meningkatkan stabilitas farmasetik
dan dimodifikasi dengan variasi gugus
c. Teknologi berbasis air
fungsi
d. Mudah untuk disterilisasi
dengan antibodi dan ligan. Beberapa
e. Lebih
contoh logam nanopartikel yang telah
terjangkau
dibanding
polimer nanopartikel
g. Dapat
membawa
agar
dapat
dikembangkan
f. Mudah dalam proses validasi
obat
dikonjugasikan
adalah
gold
nanopartikel dan silver nanopartikel.
yang
Gold nanopartikel memiliki ukuran 2 -
bersifat hidrofilik dan lipofilik
100 nm. Ukuran nanopartikel yang
h. Mudah disterilkan (Mukherjee, et
terkonjugasi bergantung pada jumlah
al., 2009).
3.
serta
thiol atau gold. Bila jumlah thiol tinggi
Magnetik Nanopartikel (MN)
maka ukuran partikel kecil. Silver
Magnetik
merupakan
nanopartikel
direkayasa
yang unik karena dapat digunakan ke
dibawah pengaruh magnet eksternal.
dalam aplikasi antimikroba, biosensor,
MN biasanya terdiri dari besi, nikel,
produk
kobalt dan oksida seperti magnetit
elektronik (Iravani, et al., 2014).
suatu
nanopartikel
teknologi
yang
(Fe3O4), Kobalt ferit (Fe2CoO4) dan
kromium dioksida (CrO2). Klasifikasi
5.
merupakan
kosmetik
Quantum Dot
dan
teknologi
komponen
Farmaka
Suplemen Volume 15 Nomor 2
33
Quantum dot muncul karena adanya
dalam air (K. Van Butsele, et al.,
variasi dalam sifat optik, elektronik
2009).
dan ukuran partikel suatu padatan. QD
7.
merupakan suatu kristal berukuran
Dendrimer
nanometer
ukuran
makromolekul yang memiliki struktur
berkisar 2 nm -20 nm dan diameter
tiga dimensi bercabang. Dendrimer
kurang dari 10 nm. Keuntungan
memiliki keunikan karena bentuknya
menggunakan quantum dot adalah
yang bulat dan didalamnya terdapat
memiliki
terkontrol
ruangan kosong di dalamnya. Dimana
sehingga sifat konduktif material juga
ruangan kosong tersebut bisa menjerap
dapat dikontrol. QD biasa digunakan
molekul lain sehingga dapat mencegah
untuk
dari oksidasi dan pembentukan agregat
yang
memiliki
ukuran
aplikasi
yang
yang
berhubungan
dengan optik (Fujioka, et al., 2008).
6.
Dendrimer
merupakan
suatu
(Mazumder, et al., 2013).
Polimerik Misel (PM)
Metode Preparasi Teknologi Nano
Polimerik Misel merupakan salah satu
1.
cangkang
berinti
yang
memiliki
Metode
Tekanan
Tinggi-
Homogenisasi
struktur nano. PM terbentuk di dalam
Pada metode ini lipid diberi tekanan
larutan berari pada saat konsentrasi
tinggi
dari kopolimer meingkat yang disebut
tegangan tinggi yang nantinya akan
konsentrasi misel kritis (CMC) atau
menghasilkan partikel submikrometer
konsentrasi agregasi kritis (CAC) (Xu
atau di kisaran nanometer. Metode ini
Wei, et al., 2013) Secara teori
merupakan
pembentukan misel didasakan pada
digunakan untuk skala besar pada obat
penurunan energi. Penurunan energi
yang konjugasi dengan lipid dan
disebabkan oleh hilangnya fragmen
emulsi
hidrofobik dan adanya ikatan hidrogen
digunakan
(100-2000
metode
parenteral
dalam
bar)
yang
dan
solid
melalui
cocok
biasanya
lipid
nanopartikel (Sahni JK, et al., 2011).
Farmaka
Suplemen Volume 15 Nomor 2
34
Terdapat dua teknik dalam metode
tetesan minyak dengan mengatur pH
homogenisasi
homogenisasi
larutan. Metode ini biasa digunakan
panas dan homogenisasi dingin. Pada
untuk enkapsulasi bahan aktif (Aloys,
homogenisasi panas obat dimasukkan
et al., 2016). Singkatnya metode ini
ke dalam lipid cair lalu fase lipid-obat
merupakan proses pemisahan dua fase
akan terdispersi ke dalam larutan
cair
panas yang berisi surfaktan. Dilakukan
dihasilkan oleh interaksi antara dua
pengadukan
muatan yang dicampurkan dalam air
yaitu
terus
menerus
untuk
membentuk emulsi m/a. kemudian
dihomogenisasi pada suhu diatas titik
2.
pada
sistem
koloid
yang
(Ansari, et al., 2012).
3.
Metode Ko-presipitasi
lebur lipid menggunakan supogenizer
Metode ini merupakan modifikasi dari
bertekanan tinggi untuk membentuk
metode koaservasi kompleks, biasanya
emulsi m/a dan didinginkan pada suhu
berukuran 30-100 nm diperoleh dari
kamar sampai memadat dan terbentuk
reaksi garam Fe (II) dan ion nitrat.
nanopartikel padat (Gupta, et al.,
Fase dan ukuran partikel bergantung
2017).
pada konsentrasi kation dan pH. Biasa
Metode Koaservasi Kompleks
digunakan
Koaservasi
merupakan
pada
magnetik
metode
nanopartikel. Keuntungan metode ini
pemisahan fase cair menjadi fase yang
adalah peningkatan dispersi pada obat-
banyak
obatan yag sukar larut air (Hasany, et
mengandung
polimer
(koaservasi) dan fase yang sedikit
mengandung
polimer.
Pemisahan
al., 2012).
4.
Metode Salting-out
kedua polimer terjadi jika terdapat
Salting out didasarkan pada pemisahan
gaya elektrostatik di air. Metode
dari pelarut yang larut dalam air.
koaservasi kompleks adalah metode
Metode ini merupakan modifikasi dari
emulsifikasi untuk membuat emulsi
emulsifikasi pelarut-difusi. Polimer
m/a dengan cara melapisi permukaan
dan zat aktif awalnya dilarutkan ke
Farmaka
Suplemen Volume 15 Nomor 2
35
dalam pelarut seperti aseton lalu
ke dalam pelarut dengan polaritas
diemulsi
yang
menengah lalu dimasukkan ke dalam
mengandung salting out agent (MgCl,
larutan yang mengandung stabilizer
CaCl, MgCOOH dan sukrosa) dan
sebagai surfaktan lalu akan dihasilkan
stabilizer
(polivinilpirolidon
suspensi koloid. Teknik ini terbatas
atau hidroksietilselulosa), lalu emulsi
untuk pelarut yang larut dalam air dan
m/a diencerkan untuk meningkatkan
biasa
difusi aseton ke dalam fasa air
nanopartikel
sehingga menginduksi pembentukan
2012).
nanosphere. Pemilihan salting out
Singkatnya metode ini didasarkan
agent penting karena memiliki peran
pada
penting dalam enkapsulasi, langkah
pemindahan pelarut semipolar dengan
terakhir yaitu pelarut dan salting out
air pada larutan lipofilik sehingga
agent dieliminasi dengan cross-flow
tegangan antar muka antar dua fase
filtration. Metode ini biasa digunakan
menurun
untuk
nanopartikel.
meningkat dengan adanya tetesan
Keuntungannya adalah meminimalkan
kecil tanpa pengadukan (Ansari, et al.,
tekanan saat proses enkapsulasi dan
2012).
ke
dalam
koloid
polimer
gel
bisa digunakan untuk zat yang sensitif
5.
6.
digunakan
pada
polimer
(Nagavarma,
deposisi
dan
et
polimer
luas
al.,
setelah
permukaan
Metode Difusi-Emulsifikasi Pelarut
terhadap panas (Nagavarma, et al.,
Metode ini didasarkan pada kelarutan
2012).
suatu partikel dalam pelarut organik
Metode Nanopresipitasi
sebagai fase m/a. Proses diawali
Nanopresipitasi merupakan metode
dengan mencampurkan zat dengan
yang melibatkan presipitasi polimer
surfaktan lipofilik lalu dilarutkan ke
dari larutan anorganik dan difusi
dalam pelarut air, ditambahkan dengan
pelarut organik pada fase cair tanpa
surfaktan hidrofilik dandiaduk dengan
surfaktan. Polimer (PLA) dilarutkan
tekanan
tinggi
lalu
pelarut
akan
Farmaka
Suplemen Volume 15 Nomor 2
36
berdifusi ke dalam dua fase yang lama
kelamaan
membentuk
suatu
Cepat
Larutan
Superkritis Menjadi Pelarut Cair
partikel yang kecil (nanopartikel).
(RESOLV)
Metode ini cocok untuk zat yang
Merupakan modifikasi dari metode
hidrofobik
RESS
maupun
hidrofilik.
dimana
melibatkan
Kelemahan dari metode ini adalah
perluasan larutan superkritis ke
adanya penggunaan pelarut organik
dalam pelarut. Ukuran biasanya
dan gaya geser yang tinggi selama
<50 nm (Nagavarma, et al., 2012).
proses
7.
akan
b. Ekspansi
pembuatan
nanopartikel
8.
Metode Self-assembly
(Kumar, et al., 2012).
Self-Assembly merupakan suatu proses
Metode Cairan Superkritik
fisik yang melibatkan komponen atom
Cairan superkritik merupakan metode
dan molekul yang digabung menjadi
preparasi dari polimer nanopartikel
suatu struktur nano dengan reaksi fisik
yang menggunakan pelarut ramah
atau kimia tanpa ada pengaruh dari
lingkungan. Hasil yang diinginkan
lingkungan luar (Ansari, et al., 2012).
yaitu PN dengan kemurnian tinggi
tanpapenggunaan
pelarut
9.
Dialisis
organik
Dialisis diguakan untuk sampel yang
(Nagavarma, et al., 2012). Terdapat
ukuran dan distribusinya kecil. Pada
dua jenis metode cairan superkritik :
proses ini polimer dilarutkan ke dalam
a. Ekspansi
pelarut organik dan ditempatkan pada
Cepat
Larutan
Superkritis (RESS)
tabung dialisis dengan berat molekul
Zat terlarut dilarutkan ke dalam
yang sudah diketahui. Pelarut yang
cairan superkritis disertai tekanan
digunakan
yang cepat dan akan terbentuk
morfologi
partikel terdispersi (Sane, et al.,
partikel (Nagavarma, et al., 2012).
2007).
dapat
dan
mempengaruhi
distribusi
ukuran
Farmaka
Suplemen Volume 15 Nomor 2
37
Formulasi Nanopartikel dan Aktivitas Farmakologi
Formulasi
Metabolit
Sekunder
flavonoid,
tannin dan
steroid
Aktifitas
Biologi
Antibakteri dan
Antifungi
Metode
Preparasi
Evaporasi pelarut
(Nanopresipitasi)
Hasil
Referensi
Viskositas tinggi
dan penyebaran
pada kulit yang
baik
(Jyothi, et
al., 2017).
Capsaicin
Analgesik
Alkaloid,
fenol,
minyak
atsiri
Alkaloid,
Flavonoid,
tanin
Antioksidan
Emulsifikasi
Pelarut dan
Nanopresipitasi
Nanopresipitasi
Stabilitas
meningkat
(Kim, et
al., 2011).
Efisiensi tinggi
dan stabilitas
meningkat
(Jahan, et
al., 2015).
Antihiperglikem
ik dan
Antioksidan
Gelasi Ionik
Stabilitas dalam
penyimpanan
meningkat
(Dewanda
ri, et al.,
2013).
Kamfotekin
Antikanker
Dialisis
(Min KH,
et al.,
2008).
Artemisin
Antikanker
Self-Assembly
Waktu sirkulasi
di darah
meningkat,
stabilitas zat
aktif meningkat
Pelepasan obat
semakin efektif
Nanokapsul
Artemisin
Nanopartikel
Centella
asiatica
Nanopartikel
Silymarin
Asiatikosida
, Asam
asiatik
Silymarin
Antikecemasan,
Alergi, Sifilis
Gelasi Ionik
Bioavailabilitas
meningkat
Hepatoprotektif
Tekanan TinggiHomogenisasi
Bioavailabilitas
meningkat
Berberin
Loaded
Nanopartikel
Taxel Loaded
Nanopartikel
Naringenin
Loaded
Nanopartikel
Solid Lipid
Nanopartikel
Plectranthus
amboinicus
dan
Hemigraphis
colorata
Solid Lipid
Nanopartikel
Kurkumin
Berberin
Antitumor
Taxel
Antikanker
Naringenin
Antioksidan dan
Antiinflamasi
DifusiEmulsifikasi
Pelarut
Emulsi-Evaporasi
Pelarut
Nanopresipitasi
Tanin dan
Saponin
Antimikroba,
Antiinflamasi
and antioksidan
DifusiEmulsifikasi
Pelarut
Pelepasan obat
meningkat pada
pH 5,5
Bioavailabilitas
meningkat
Bioavailabilitas
dan kelarutan
meningkat
Penetrasi ke
dalam kulit
meningkat
dengan efek
samping
minimum
Kurkumin
Antikanker
Mikroemulsi
Polimer
Nanopartikel
Crossandra
infundibulifor
mis
Polimer
Nanopartikel
Capsaicin
Nanosuspensi
Coriandrum
sativum
Enkapsulasi
Nanopartikel
Piper
crocatum
Enkapsulasi
Nanopartikel
Kamfotekin
Bioavailabilitas
meningkat
(Chen Y,
et al.,
2009).
(Chakrabo
rty, et al.,
2016).
(Chakrabo
rty, et al.,
2016).
(Khemani,
et al.,
2012).
(Li, et al.,
2009).
(Yen, et
al., 2008).
(Megha, et
al., 2013).
(Mukerjee
A dan
Vishwanat
han JK,
Farmaka
Suplemen Volume 15 Nomor 2
Solid Lipid
Nanopartikel
Salvia
miltiorrhiza
Kriptotansin
on
38
Antiinflamasi,
Antibakteri,Anti
angiogenik
Tekanan TinggiHomogenisasi
Simpulan
Obat
Bioavailabilitas
meningkat
2009)
(Hu L, et
al., 2010).
kepada Arif Budiman, M.Si., Apt. Selaku
herbal
mulai
digunakan
dalam
dosen
pembimbing
atas
kesediaannya
beberapa waktu terakhir karena memiliki
dalam menelaah artikel ini.
potensi yang baik untuk beberapa penyakit.
Konflik Kepentingan
Obat herbal memiliki beberapa kelemahan
Penulis menyatakan tidak terdapat potensi
seperti
dan
konflik kepentingan dengan penelitian,
bioavailabilitas yang rendah, absorpsi oral
kepenulisan (authoship), dan atau publikasi
rendah dan toksisitas yang sulit diprediksi.
artikel ini.
Untuk meminimalisir masalah tersebut,
Daftar Pustaka
teknologi nano dapat menjadi suatu solusi
1.
tingkat
kelarutan
Abirami
et
al.
2014.
Herbal
yang baik. Beberapa tipe teknologi nano
Nanoparticle For Anticancer Potential-
yang dapat digunakan yaitu polimer, solid
A
lipid, magnetik, inorganik, quantum dot,
Pharmaceu Sci. Vol 3(8) : 2123-2132
polimerik misel dan dendrimer. Teknologi
2.
Review.
J
Of
Pharm
and
Aloys, et al. 2016. Microencapsulation
nano tersebut dapat dibuat dengan metode
by Complex Coacervation: Methods,
preparasi yang cocok untuk masing-masing
Techniques,
tipe.
Applications - A Review. American J
Ucapan Terima Kasih
of Food Sci and Nut Res. Vol 3(6) :
Penulis menyadari bahwa terdapat banyak
188-192
pihak yang membantu dalam penyusunan
3.
Benefits,
Ansari, et al. 2012.
and
Influence Of
review ini baik secara moril maupun
Nanotechnology On Herbal Drugs: A
materiil. Oleh karena itu penulis ingin
Review. J Adv Pharm Tech Res. Vol
menyampaikan
8(3) : 142- 146
ucapan
terima
kasih
Farmaka
Suplemen Volume 15 Nomor 2
4.
5.
39
Chakraborty, et al.
2016. Nano-
al.
2017.
Systematic
review. Int J Of Herb Med. Vol 4(3) :
Optimization
21-27
Nanoparticles of Efavirenz by High
Chen Y, et al. 2009. Study Of
Pressure
Artemisin
Design of Experiments for Brain
Nanocapsules
As
Targeting
Nanomedicine
Bioavailability.
:
Nanotechnology,
of
Solid
Lipid
Homogenization
Anticancer Drug Delivery Systems.
and
Using
Enhanced
BioMed
Res
International. Vol 20(17) : 1-18
10. Hasany, et al.2012. Systematic Review
Budiman, A., Nurlatifah, E., & Amin,
of the Preparation Techniques of Iron
S. (2016). Enhancement of Solubility
Oxide
and Dissolution Rate of Glibenclamide
Nanosci & Nanotech. Vol 2(6) : 148-
by Cocrystal Approach with Solvent
158
Magnetic
Nanoparticles.
Drop Grinding Method. International
11. Hu L, et al. 2010. Preparation And
Journal of Current Pharmaceutical
Enhanced Oral Bioavailability Of
Review and Research, 7(5), 248-250.
Cryptotanshinone-Loaded Solid Lipid
Dewandari, et al. 2013. Ekstraksi dan
Nanoparticles. AAPS Pharm Sci Tech.
Karakterisasi
Vol 11(2) : 582-587
Nanopartikel
Ekstrak
Sirih Merah (Piper Crocatum). Jurnal
8.
et
Approach for the Formulation and
322.
7.
Gupta,
technology in herbal medicines: A
Biology and Medicine. Vol 5: 316-
6.
9.
12. Indira dan Lakshmi. 2010. Magnetic
Pascapanen. Vol 10(2) : 58-65
nanoparticles
Fujioka, et al. 2008. Luminescent
International J of Pharmaceutical Sci
passive-oxidized silicon quantum dots
and Nanotech. Vol 3(3) : 1035-1042
as biological staining labels and their
cytotoxicity
effects
at
high
:
A
Review.
13. Iravani, et al.2014. Synthesis Of Silver
Nanoparticles:
Chemical,
Physical
concentration. Nanotechnology. Vol
And Biological Methods. Res Pharm
19:7-15.
Sci. Vol 9(6) : 385-406
Farmaka
Suplemen Volume 15 Nomor 2
40
14. Jahan, et al. 2015. Formulation And
diblock copolymer mixtures. Journal
Characterisation Of Nanosuspension
of Colloid and Interface Sci. Vol
Of Herbal Extracts For Enhanced
329(2) : 235– 243
Antiradical
Potential.
Journal
of
20. Li,
et
al. 2009. Application of
Experimental Nanoscience. Vol 11(1)
Targeted Drug Delivery System In
: 72-80
Chinese
15. Jyothi, et al. 2017. Development of
Nanoparticulate
Journal
of
Controlled Release. Vol 138:103-112
Loaded
21. Mazumder, et al. 2013. Synthesis,
infundibuliformis
Characterization, and Applications of
Extract. J Young Pharm. Vol 9(1) : 78-
Dendrimer-Encapsulated Zero-Valent
82
Ni Nanoparticles as Antimicrobial
with
Hydrogel
Medicine.
Crossandra
16. Khemani, et al. 2012. Encapsulation of
Berberine
in
Synthesized
Nano-Sized
by
PLGA
Emulsification
Agents. ISRN Nanomaterials. Vol 20
(13) : 1-9
22. Megha, et al. 2013. Formulation Of
Method. ISRN Nanotechnology. Vol
Nano-Encapsulated
20(12) : 1-9
Ointment For Antiinflammation. Der
17. Kim,
et
al.
2011.
Nanoparticle
Formulation for Controlled Release of
Poly-Herbal
Pharmacia Lettre. Vol 5(6) : 164-170
23. Min KH, et al. 2008. Hydrophobically
Capsaicin. J of Nanoscience and
Modified
Glycol
Chitosan
Nanotech. Vol 11 : 4586-4591
Nanoparticles-Encapsulated
18. Kumar, et al. 2012. Nanotechnology
Camptothecin Enhance The Drug
as Emerging Tool for Enhancing
Stability And Tumor Targeting In
Solubility of Poorly Water-Soluble
Cancer
Drugs. J Of BioNanoSci. Vol 2: 227-
Release.Vol 127 : 208-218.
250
19. K. Van Butsele, et al. 2009. Synthesis
and pH-dependent micellization of
Therapy.
J
Control
24. Mukerjee A, dan Vishwanathan JK.
2009.
Formulation, Characterization
And Evaluation Of Curcumin-Loaded
Farmaka
Suplemen Volume 15 Nomor 2
PLGA
41
Nanospheres
For
Cancer
Therapy. Anticancer Res. Vol 29 :
3867-3875
System
For Herbal
Formulations.
Fitoterapia. Vol 81(7). 680-689
31. Thapa et al. 2013. Herbal Medicine
25. Mukherjee, et al .2009. Solid Lipid
Incorporated
Nanoparticles:
Nanoparticles: A Modern Formulation
Advancements in Herbal Treatment.
Approach in Drug Delivery System.
Asian J of Biomedical and Pharm
Indian J of Pharm Scie. Vol 71(4) :
Sci.Vol 3(14) : 7-14
394-358
32. Xu Wei, et al. 2013. Polymeric
26. Nagavarma, et al. 2012. Different
Techniques
For
Preparation
Micelles, a Promising Drug Delivery
Of
System to Enhance Bioavailability of
Polymeric Nanoparticles- A Review.
Poorly Water-Soluble Drugs. Journal
Asian J of Pharm and Cli Res.Vol 5(3)
of Drug Delivery. Vol 20(13) : 1-15
: 16-23
27. Rao
33. Yadav
dan
Kurt.
2011.
Polymer
D,
Approach:
et
al.
Herbal
2011.
Remedies
Novel
And
nanoparticles: Preparation techniques
Natural Products In Pharmaceutical
and size-control parameters. Progress
Science As Nano Drug Delivery
in Polymer Science. Vol 36:887-913
Systems. International Journal of
28. Sahni JK, et al. 2011. Promising Role
of
Nanopharmaceuticals
in
Drug
Delivery. Pharma Times. Vol 43:16 18
29. Sane, et al. 2007. Effect of material
Pharmacy and Technology. Vol 3(3) :
3092-3116
34. Yen, et al. 2008. Naringenin Loaded
Nanoparticles
Improve
The
Physiochemical
Properties
And
Effects
Of
properties and processing conditions
Hepatoprotective
on RESS
Naringenin In Orally Administered
of poly(l-lactide).
J
Supercrit Fluids. Vol 40(1) :134–143
30. Saraf
and
Ajazuddin.
2010.
Applications Of Novel Drug Delivery
Rats With CCl4 Induced Acute Liver
Failure. Pharm Res. Vol 26 : 893-902
Download