PENGARUH BRAND IMAGE TERHADAP

advertisement
PENGARUH BRAND IMAGE TERHADAP PENGAMBILAN
KEPUTUSAN PEMBELIAN ULANG PRODUK HERBALIFE
(Studi Kasus pada Lima Rumah Sehat Bekasi Utara)
Oleh
RENILDA SARASWATI
H24104090
PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014
PENGARUH BRAND IMAGE TERHADAP PENGAMBILAN
KEPUTUSAN PEMBELIAN ULANG PRODUK HERBALIFE
(Studi Kasus pada Lima Rumah Sehat Bekasi Utara)
SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
SARJANA EKONOMI
pada
Program Sarjana Alih Jenis Manajemen
Departemen Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Manajemen
Oleh
RENILDA SARASWATI
H24104090
PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014
Judul
Nama
NIM
: Pengaruh Brand Image Terhadap Pengambilan Keputusan Pembelian
Ulang Produk Herbalife (Studi Kasus pada Lima Rumah Sehat Bekasi
Utara)
: Renilda Saraswati
: H24104090
Menyetujui,
Dosen Pembimbing
Ir. Mimin Aminah, MM.
NIP 19660907 199103 2 002
Mengetahui,
Ketua Departemen
Dr. Mukhamad Najib, STP, MM
NIP 19760623 200604 1 001
Tanggal Lulus:
RINGKASAN
RENILDA SARASWATI. H24104090. Pengaruh Brand Image terhadap
Pengambilan Keputusan Pembelian Ulang Produk Herbalife (Studi Kasus pada
Lima Rumah Sehat Bekasi Utara). Di bawah bimbingan MIMIN AMINAH.
World Health Organization (WHO tahun 1948) kesehatan adalah Health is
a state of complete physical, mental and social well-being and not merely the
absence of diseases or infirmity. Herbalife adalah perusahaan MLM dari USA
yang produknya termasuk nutrisi kesehatan, manajemen berat badan, dan
perawatan pribadi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik
responden dilima rumah sehat Bekasi Utara dan untuk mengetahui seberapa jauh
brand image berpengaruh terhadap keputusan pembelian ulang produk-produk
Herbalife.
Penelitian ini bertujuan untuk (1) Menganalisis karakteristik konsumen
Herbalife (studi kasus lima rumah sehat di Bekasi Utara), (2) Menganalisis
pengaruh brand image pembelian ulang produk Herbalife (studi kasus lima rumah
sehat di Bekasi Utara). Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
primer dan sekunder. Data primer didapat dari penyebaran kuesioner sedangkan
data sekunder diperoleh dari studi literatur, artikel dan internet. Alat analisis yang
digunakan pada penelitian ini antara lain analisis deskriptif, dan croshtab.
Pengolahan data menggunakan software Microsoft Excel 2007 dan SPSS 17
Version For Windows.
Berdasarkan karakteristik terdapat 100 responden. Karakteristik responden
berdasarkan jenis kelamin terdapat 84% responden perempuan, responden di
dominasi oleh perempuan dan konsumen Herbalife berada dalam usia > 40 tahun.
Mayoritas pendidikan konsumen berpendidikan strata satu atau S1, selanjutnya
untuk responden dengan pendapatan rata-rata per bulan > Rp 10.000.000 dan
penelitian menunjukkan rata-rata pengeluaran untuk membeli produk-produk
Herbalife antara Rp 2.500.000-Rp 5.000.000.
Pada kelompok atau karakteristik usia kisaran umur 31-40 tahun
menyatakan sangat penting 81%. Hal ini menunjukkan produk yang bervariasi
sangat penting bagi konsumen Herbalife di lima rumah sehat Bekasi Utara.
Sedangkan menurut responden berdasarkan pendidikan Sarjana sangat penting
sebesar 86% dalam hal fungsi produk sesuai dengan kebutuhan dengan
pendapatan kisaran Rp 4.000.000-Rp 6.000.000 dengan persentase sebesar 66.7%.
sehingga konsumen lebih tertarik untuk mengkonsumsi produk-produk dari
Herbalife.
ii
RIWAYAT HIDUP
Penulis bernama Renilda Saraswati, lahir di Jakarta pada tanggal 20
Januari 1989, yang merupakan anak ketiga dari empat bersaudara pasangan H.
Cecep Solihin dan Hj. Nir Astuti. Penulis menyelesaikan jenjang Sekolah Dasar di
Perwirajaya II. Pada Tahun 2001 Penulis melanjutkan pendidikan menengah
pertama di SLTPN 1 Bekasi dan melanjutkan pendidikan menengah umum pada
Tahun 2004 di SMU Mutiara 17 Agustus dan masuk program IPA.
Pada tahun 2007, penulis diterima di Universitas Indonesi pada Program
Diploma III Manajemen Perumahsakitan dan lulus pada tahun 2010, kemudian
penulis melanjutkan Starata 1 di Institut Pertanian Bogor pada Program Sarjana
Alih Jenis Manajemen, Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan
Manajemen pada tahun 2010.
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa selalu memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir yang
berjudul “Pengaruh brand image terhadap pengambilan keputusan pembelian
produk Herbalife di Bekasi Utara” ini tepat pada waktunya.
Penelitian ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat dalam mencapai
gelar Starata 1 Sarjana Ekonomi Program Sarjana Alih Jenis Manajemen
Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian
Bogor. Dalam penyusunan penelitian ini penulis menyadari masih banyak
kekurangan, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari Bapak/Ibu Dosen serta Rekan-rekan Mahasiswa untuk kebaikan
dan kesempurnaan penelitian ini. Semoga penelitian ini dapat dimanfaatkan
sebesar-besarnya oleh semua pihak.
Bogor, Maret 2014
Penulis
iv
UCAPAN TERIMA KASIH
Dalam kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu sehingga penulis
dapat menyelesaikan tugas akhir ini, terutama penulis sampaikan kepada:
1) Ibu Ir. Mimin Aminah, MM. sebagai dosen pembimbing yang telah
meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan dan arahan, serta dorongan
moril kepada penulis agar dapat menyelesaikan penelitian ini.
2) Bapak Nur Hadi Wijaya, STP, MM. Sebagai dosen penguji yang telah
meluangkan waktunya dan memberikan masukan yang sangat berharga bagi
penulis.
3) Ibu Dra. Siti Rahmawati, M.Pd. sebagai dosen penguji yang telah
meluangkan waktunya dan memberikan masukan yang sangat berharga bagi
penulis
4) Pihak Herbalife yang telah memberikan izin untuk penelitian dan membantu
dalam proses penyusunan penelitian.
5) Orang tua tercinta terutama Ibunda dan Ayahanda serta keluargaku yang telah
memberi dukungan moril maupun materil.
6) Seluruh keluarga besarku yang telah memberikan doa dan motivasinya.
7) Kepada sahabat-sahabatku yang banyak memberi dukungan, semangat,
do’anya dan masukan dalam penyusunan penelitian ini.
8) Sekretariat Program Sarjana Alih Jenis Manajemen, Departemen Manajemen
atas bantuan dan kerjasamanya.
9) Teman-teman mahasiswa Alih Jenis Manajemen Angkatan 8 atas
kebersamaannya selama ini.
Semoga amal baik semua pihak yang telah membantu penulis dibalas oleh
Allah SWT Amin.
v
DAFTAR ISI
Halaman
RINGKASAN
RIWAYAT HIDUP ...............................................................................
iii
KATA PENGANTAR ...........................................................................
iv
UCAPAN TERIMA KASIH ................................................................
v
DAFTAR ISI ..........................................................................................
vi
DAFTAR TABEL ...................................................................................
viii
DAFTAR GAMBAR .............................................................................
ix
DAFTAR LAMPIRAN .........................................................................
x
I.
PENDAHULUAN
1.1
1.2
1.3
1.4
1.5
Latar Belakang ..........................................................................
Perumusan Masalah ..................................................................
Tujuan Penelitian .....................................................................
Manfaat Penelitian ....................................................................
Ruang Lingkup ..........................................................................
1
4
5
5
5
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Definisi Pemasaran ...................................................................
2.1.1. Pengertian dan Prinsip MLM ..........................................
2.1.2. Mekanisme Kerja MLM .................................................
2.1.3. Strategi Pemasaran ..........................................................
2.2. Merek .........................................................................................
2.3. Pengertian Brand Image ...........................................................
2.4. Pembelian .................................................................................
2.5. Penelitian Terdahulu .................................................................
6
6
8
10
11
12
13
18
III. METODE PENELITIAN
3.1. Kerangka Pemikiran ...................................................................
3.2. Metode Penelitian .......................................................................
3.2.1. Waktu dan Tempat Penelitian ...........................................
3.2.2. Jenis dan Sumber Data .....................................................
3.2.3. Metode Penentuan Sampel ................................................
3.2.4. Pengolahan Data ..............................................................
3.2.4.1. Analisis Deskriptif ..............................................
3.2.4.2. Uji Crosstab .........................................................
21
22
22
22
23
24
27
27
IV. HASILL DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Perusahaan ..................................................
4.2. Karakteristik Responden ...........................................................
vi
28
30
4.3. Pengaruh Brand Image Pembelian Ulang .................................
4.4. Implikasi Manajerial .................................................................
33
38
KESIMPULAN DAN SARAN
1.
2.
Kesimpulan ...............................................................................
Saran .........................................................................................
40
40
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................
41
LAMPIRAN ...........................................................................................
42
vii
DAFTAR TABEL
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Halaman
Keuntungan penjualan herbalife pada tahun 2011 – 2012 ........
4
Konsumen rumah sehat herbalife ..............................................
23
Hasil quota sampling tiap rumah sehat herbalife ......................
24
Hasil uji validitas atribut ...........................................................
25
Beberapa produk unggulan .......................................................
33
Tingkat kepentingan variasi produk berdasarkan usia ...............
35
Tingkat kepentingan berdasarkan fungsi produk menurut pendidikan
terakhir ......................................................................................
35
Konsumsi konsumen sekali pakai ……………………………..
36
Tingkat kepentingan berdasarkan harga yang terjangkau menurut
pendapatan per bulan ................................................................
37
viii
DAFTAR GAMBAR
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
Halaman
Perkembangan Herbalife diseluruh Dunia ................................
Negara yang bergabung dengan Herbalife ................................
Pertumbuhan ekonomi di Bekasi ..............................................
Tingkat distributor dalam MLM ...............................................
Kerangka pemikiran ..................................................................
Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin ..................
Karakteristik responden berdasarkan usia .................................
Karakteristik responden berdasarkan pendidikan .....................
Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan ........................
Karakteristik responden berdasarkan Pendapatan total
perbulan .....................................................................................
Karakteristik responden berdasarkan pengeluaran dalam
Pembelian produk Herbalife .....................................................
Produk utama Melilea dan Herbalife ………………………….
ix
2
3
3
9
21
30
31
31
32
32
33
36
DAFTAR LAMPIRAN
No.
1.
2.
3.
Halaman
Kuesioner ..................................................................................
Hasil uji validitas dan realibilitas ..............................................
Hasil uji Crosstab ......................................................................
x
43
46
48
1
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Masyarakat diseluruh dunia mulai menyadari pentingnya menjaga
kesehatan. Berbagai cara dilakukan agar mendapat kesehatan yang optimal.
Menurut World Health Organization (WHO tahun 1948) kesehatan adalah Health
is a state of complete physical, mental and social well-being and not merely the
absence of diseases or infirmity.
Salah satu cara untuk menjaga kesehatan adalah dengan mengkonsumsi
nutrisi sehat yang terbuat dari bahan alami atau disebut juga dengan herbal. Herba
atau herbal ialah sesuatu yang diciptakan alam yang bermanfaat sebagai suplemen
untuk mengembalikan fungsi dari kinerja organ tubuh yang sudah menurun
produktifitasnya serta belum tersentuh produk-produk kimia atau zat sintetis
sejenis lainnya, sehingga aman untuk digunakan sehingga produk herbal tidak
memiliki kadaluarsa. Produk herbal umumnya menyelaraskan kembali seluruh
fungsi dari tubuh manusia sebagai satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan
karena herbal memiliki kemampuan untuk memperbaiki sistem pada tubuh
manusia dan dapat bekerja pada seluruh sel maupun molekul pada bagian yang
membutuhkan saja sedangkan sisanya akan dibuang melalui urine dan saluran
pembuangan lainnya dan tidak disimpan dalam tubuh.
Bisnis produk herbal mengalami peningkatan dan merupakan bisnis yang
cukup menjanjikan dipasaran. Peningkatan tersebut memicu timbulnya persaingan
antar perusahaan produk sejenis. Oleh karena itu, maka berkembanglah pola
distribusi produk yang mengandalkan hubungan komunikasi melalui networking
antar manusia (jaringan sosial). System pemasaran yang dimaksud tersebut yaitu
Multi Level Marketing (MLM). Multi Level Marketing (MLM) merupakan suatu
cara penjualan yang mendistribusikan barang atau jasanya melalui jaringan oleh
para distributor, dimana jalur distribusi produk diperpendek sehingga dari
produsen ke konsumen sebagai pemakai akhir. Perusahaan di Indonesia telah
banyak yang mempraktekkan sistem MLM dan menawarkan peluang besar bagi
setiap orang yang ingin memperoleh penghasilan tambahan atau mulai meniti
2
karir baru. Salah satu perusahaan MLM yang menjual produk herbal dan cukup
terkenal adalah Herbalife.
Herbalife telah berkembang dari tahun 1980 hingga 2011 dengan
penjualan produk $ 4.3 milyar selama 31 tahun. Sehingga dapat dilihat bahwa
Herbalife tidak hanya dipasarkan dan dijual di Indonesia saja melainkan di
seluruh dunia (80 negara) mengkonsumsi produk-produk dari Herbalife, dan
Herbalife diakui di seluruh dunia. Pertumbuhan Herbalife yang semkain pesat,
sehingga dianggap sebagai perusahaan nutrisi kesehatan berbahan dasar herbal
yang terkemuka, Gambar 1.
Gambar 1. Perkembangan Herbalife di Seluruh Dunia (Caradiet.com, 2013)
Dengan perkembengan yang terus meningkat sehingga saat ini Herbalife
merupakan produk herbal yang sedang digemari di seluruh dunia hingga 80
negara, negara terakhir saat ini adalah Trinida dan Tobago dan akan terus
berkembang ke negara-negara selanjutnya, Gambar 2.
3
Gambar 2. Negara yang bergabung dengan Herbalife (Herbalife.com, 2014)
Indonesia adalah salah satu Negara yang menjadi pasar Herbalife, karena
Indonesia merupakan Negara yang berkembang. Indonesia memiliki beberapa
kota, salah satu kota yang menjadi pangsa pasar Herbalife adalah Bekasi. Bekasi
merupakan kota berpenduduk terbanyak ke dua di Indonesia sebanyak 2.334.489
orang pada tahun 2010 dan memiliki pertumbuhan ekonomi yang meningkat
setiap tahunnya, Gambar 3.
Gambar 3. Pertumbuhan ekonomi daerah Bekasi (bekasikota.go.id, 2014)
Dapat dilihat dari Gambar 3 pertumbuhan ekonomi di Bekasi meningkat
setiap tahunnya kecuali pada tahun 2009 pertumbuhan ekonomi menurun hingga
1.81%, akan tetapi dari 2009 hingga 2014 pertumbuhan ekonomi masyarakat
Bekasi mengalami peningkatan. Tahun 2009 hingga 2010 sebesar 1.71%,
4
sedangkan tahun 2010 hingga 2011 sebesar 1.24%, pada tahun 2013 sampai 2014
sebesar 0.4%.
1.2. Perumusan Masalah
Bisnis produk herbal mengalami peningkatan dan merupakan bisnis yang
cukup menjanjikan di pasaran. Peningkatan tersebut memicu timbulnya
persaingan
antar
perusahaan
produk
sejenis.
Oleh
karena
itu,
maka
berkembanglah pola distribusi produk yang mengandalkan hubungan komunikasi
melalui networking antar manusia (jaringan sosial). Sistem pemasaran yang
dimaksud tersebut yaitu Multi Level Marketing (MLM).
Herbalife adalah salah satu perusahaan MLM ternama di Bekasi bahkan di
Indonesia dapat dilihat dari jumlah konsumen dari lima rumah sehat di Bekasi
Utara sebanyak 1157 orang. Berdasarkan hasil wawancara dengan masing-masing
pemilik rumah sehat Herbalife yaitu rumah sehat Intan Fit Club, Gerai Senyum,
Cita Club, Fit n Fun dan Indah Biuty. Diketahui Keuntungan masing-masing
rumah sehat. Tabel 1.
Tabel 1. Keuntungan masing-masing rumah sehat Herbalife di Bekasi Utara tahun
2011-2012
No. Rumah Sehat Herbalife
1.
2.
3.
4.
5.
Cita club
Fit n fun
Gerai senyum
Indah Biuty
Intan fit club
Keuntungan Tahun
2011
Rp 120.000.000
Rp 156.000.000
Rp 60.000.000
Rp 96.000.000
Rp 180.000.000
Keuntungan Tahun
2012
Rp 156.000.000
Rp 180.000.000
Rp 114.000.000
Rp 120.000.000
Rp 240.000.000
Sumber: Pemilik rumah sehat Herbalife di Bekasi Utara (2013)
Terlihat pada Tabel 3 bahwa Rumah Sehat Intan Fit Club mendapatkan
profit yg lebih tinggi dibandingkan dengan Rumah Sehat lainnya seperti Rumah
Sehat Cita Club sebesar Rp 36.000.000, Rumah Sehat Fit n Fun sebesar Rp
24.000.000, Rumah Sehat Gerai Senyum sebesar Rp 54.000.000, dan Indah Biuty
sebesar Rp 24.000.000. Dilihat dari keuntungan yang didapat pemilik tidak perlu
khawatir akan merugi akan tetapi pemilik rumah sehat harus memastikan apakah
konsumen akan kembali mengkonsumsi produk-produk dari Herbalife atau tidak.
Dari permasalahan tersebut, maka penting dilakukan analisis pengaruh brand
5
image
sehingga diketahui apakah konsumen akan melakukan keputusan
pembelian ulang terhadap produk Herbalife.
Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan, maka perumusan
masalah dalam penelitian ini adalah :
1) Bagaimana karakteristik responden Herbalife (studi kasus lima rumah sehat
di Bekasi Utara)
2) Bagaimana brand image berpengaruh terhadap keputusan pembelian ulang
produk Herbalife (studi kasus lima rumah sehat di Bekasi Utara)
1.3. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dilaksanakan penelitian ini adalah :
1) Menganalisis karakterristik konsumen Herbalife (studi kasus lima rumah
sehat di Bekasi Utara)
2) Menganalisis pengaruh brand image pembelian ulang produk Herbalife (studi
kasus lima rumah sehat di Bekasi Utara)
1.4. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi berbagai pihak.
Adapun manfaat itu adalah :
1) Bagi Perusahaan
Sebagai masukan dalam bentuk informasi kepada pihak perusahaan mengenai
betapa penting brand image terhadap pembelian ulang produk Herbalife bagi
perusahaan.
2) Bagi Akademis
Penelitian ini dapat diharapkan dapat memberikan informasi, ilmu dan bahan
pertimbangan untuk penelitian selanjutnya.
1.5. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini dilakukan dilima rumah sehat Herbalife Bekasi Utara.
penelitian ini dibatasi pada bnidang brand image yang dimiliki Herbalife
mengenai pengaruh brand image Herbalife terhadap pembelian ulang produk
Herbalife dilima rumah sehat Bekasi Utara.
6
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Pemasaran
Pemasaran sekarang ini ditandai dengan sejumlah perubahan- perubahan
penting. Orientasinya tidak lagi menciptakan keuntungan sebesar-besamya,
rnelainkan menciptakan pelanggan sebanyak mungkin melalui kepuasan
konsumen (customer satisfaction). Kotler dan Amstrong (2008), mendefinisikan
pemasaran adalah proses sosial dan manajerial di mana pribadi atau organisasi
memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan dan
pertukaran dengan pihak lain.
American Marketing Association dalam Kotler dan Keller (2007),
pemasaran adalah satu fungsi organisasi dan seperangkat proses untuk
menciptakan, mengkomunikasikan dan menyerahkan nilai kepada pelanggan dan
mengelola hubungan pelanggan dengan cara yang menguntungkan organisasi dan
para pemilik sahamnya.
2.1.1
Pengertian dan Prinsip Multi Level Marketing (MLM)
Multi Level Marketing (MLM) ditemukan oleh dua orang professor
pemasaran dari universitas Chicago pada tahun 1940 –an. Rencana multi level
marketing pertama diperkenalkan oleh California Vitamin Perusahaan (tidak
lama kemudian menjadi Nutrilite). Dengan modal awal yang relative tidak besar,
seorang tenaga penjual biasa mendapatkan penghasilan melalui dua cara. Pertama,
keuntungan diperoleh dari setiap program makanan tambahan yang berhasil dijual
ke konsumen. Kedua, dalam bentuk potongan harga dari jumlah produk yang
berhasil dijual oleh distributor yang direkrut dan dilatih oleh seorang tenaga
penjual dari perusahaan.
Multi Level Marketing merupakan suatu cara penjualan. Sebagaimana
sebuah bisnis, MLM memenuhi persyaratan sebagai bisnis murni, yaitu bisnis
pemasaran. Bisnis pada dasarnya adalah suatu kegiatan individu maupun
organisasi untuk menghasilkan suatu produk kemudian menjualnya untuk
mendapatkan keuntungan. Demikian juga halnya dengan MLM, di mana MLM
harus ada produknya baik benda maupun jasa. Tanpa produk, bukanlah MLM,
7
boleh jadi arisan berantai atau penggandaan uang, dan sebagainya. Bahkan produk
MLM harus memenuhi kriteria tertentu supaya dapat bertahan. Produk tersebut
dijual. Penjualannya ini yang merupakan kunci. Bisnis MLM ini bertujuan untuk
mendapatkan keuntungan, tentu dengan wajar. Keuntungan sesuai dengan prestasi
yang diberikan. Dengan adanya keuntungan ini, bisnis bisa berkelanjutan.
Keuntungan dapat merupakan pemupukan modal, dapat dijadikan sumber untuk
berkembang.
Ciri dari MLM adalah pada upaya pengembangan penjualan melalui suatu
jaringan individu-individu yang secara mandiri mengembangkan usahanya sendiri
dengan bertindak sebagai distributor. Mereka yang berusaha paling keras dalam
kegiatan ini akan mencapai tingkat yang paling tinggi dan dengan demikian akan
menerima imbalan finansial paling besar. Multi Level Marketing (MLM) yang
baik biasanya bergabung dalam APLI (Asosiasi Penjualan Langsung Indonesia).
Setiap perusahaan yang ingin bergabung dalam APLI, diteliti dulu apakah
memenuhi persyaratan sebagai perusahaan yang bergerak dalam penjualan
langsung, dalam hal ini MLM. Bagi perusahaan yang sudah bergabung dalam
APLI berarti sudah melewati masa seleksi yang ketat.
MLM tidak ada pembatasan penghasilan dari distributor, yang bekerja
keras akan mendapatkan penghasilan yang besar. Tekad untuk menjual menjadi
inti dari MLM. Waktu yang dicurahkan tidak terikat, dalam arti terserah pada
distributor yang bersangkutan.
Multi Level Marketing menurut David Roller adalah sistem melalui sebuah
induk perusahaan mendistribusikan barang atau jasanya lewat suatu jaringan
orang-orang bisnis yang independen. Perilaku tertentu yang harus dituntut bagi
seseorang untuk menjadi anggota MLM, yakni setiap orang yang mempunyai
jaringan sosial, baik ikatan keluarga, kerabat, alumni, dan sebagainya.Semua
penjualan Multi Level Marketing dilakukan rnelalui penjualan langsung (direct
selling). Penjualan langsung dirumuskan oleh APLI sebagai berikut penjualan
barang-barang konsumsi langsung ke perorangan, di rumah-rumah maupun di
tempat kerja mereka, melalui transaksi yang diawali dan diselesaikan oleh tenaga
penjualnya.
8
Kekuatan dari MLM terletak pada sampai seberapa jauh masing-masing
individu yang terkait dalam jaringan tersebut mampu mengembangkan jaringan
bisnisnya. Dengan pola ini, bilamana jaringan yang terbentuk semakin membesar
dengan sendirinya volume penjualan pun akan semakin membesar pula karena
masing-masing individu berperan aktif sebagai penjual dan konsumen sekaligus.
Jadi, pengembangan organisasi akan efektif jika distributor pada setiap tingkatan
melakukan hal yang sama. Setiap distributor yang terlibat dalam kegiatan
penjualan
bukan
merupakan
karyawan
perusahaan,
dan
mereka
itu
mempekerjakan dirinya sendiri.
Perusahaan akan membantu para distributor awal untuk merekrut
distributor-distributor selanjutnya, demikian seterusnya, dengan mengadakan
seminar-seminar dan pertemuan-pertemuan peluang usaha di seluruh negeri.
Angka pertumbuhan penjualan perusahaan itu sepenuhnya bergantung pada
keterlibatan distributor mereka dalam menjual produk itu dan dalam merekrut
lebih banyak distributor lagi.
2.1.2
Mekanisme Kerja MLM
Pengembangan MLM dimulai dengan pembentukan organisasi penjualan
sendiri. Tindakan pertama yang dilakukan seorang calon anggota adalah
memperoleh seorang sponsor. Sponsor berasal dari distributor yang sudah ada
atau orang yang ditunjuk oleh perusahaan untuk mensponsori setelah calon
anggota menghubungi calon anggota itu secara langsung. Seandainya calon
anggota langsung disponsori oleh perusahaan pada permulaannya.
Perusahaan terikat kontrak untuk memasok barang dan membayar komisi
penjualan serta memberikan pelayanan. Lazimnya perusahaan memberikan kartu
tanda anggota agar distributor dapat membeli produk dari perusahaan MLM untuk
dijual kepada pelanggan atau untuk dipergunakan sendiri. Setiap distributor harus
berlatih dahulu sebelum distributor diijinkan untuk turut menjual.
Mengecerkan produk merupakan langkah pertama menuju pendapatan
tambahan. Perbedaan harga eceran dan harga grosir merupakan penghasilan
distributor. Tanggung jawab distributor adalah membayar produk saat memesan,
dan mengambil produk-produk tersebut dari sponsornya. Sponsor akan memasok
9
distributor secara langsung dengan semua produk dan peralatan rnenjual. Sponsor
menerima produk tersebut dari sponsornya, demikian seterusnya.
Seorang distributor dengan volume bisnis yang telah ditentukan akan
dapat memesan produk-produk langsung dari perusahaan yang bersangkutan.
Semakin besar volume maka semakin besar pula potongan harga. Jika telah
dicapai potongan harga maksimum, maka distributor dapat memperoleh bonus
ekstra dari perusahaan yang bersangkutan. Agar penghasilan distributor berlipat
ganda maka dikembangkan jaringan penjualan. Jaringan penjualan yang dibentuk
dapat berwujud berbagai tingkatan distributor (bertingkat satu, dua, tiga, dan
seterusnya), yang digambarkan pada Gambar 4 berikut ini.
Gambar 4. Tingkat distributor dalam MLM (solusimlm.com, 2013)
Tingkatan distributor akan mempengaruhi perhitungan penghasilan. Oleh
karena itu organisasi dari penjualan harus dapat dikendalikan oleh distributor.
Semakin banyak anggota pada setiap tingkatan, maka lebih banyak waktu dan
perhatian yang dilimpahkan untuk melakukan pemantauan dan pengendalian.
Perbedaan anara MLM (Multi Level Marketing) dengan Direct Salling, yaitu:
1) Direct selling (penjualan langsung) adalah metode penjualan barang atau jasa
tertentu kepada konsumen dengan cara tatap muka diluar lokasi eceran tetap
oleh jaringan pemasaran yang dikembangkan oleh mitra usaha dan bekerja
10
berdasarkan komisi penjualan, bonus penjualan dan iuran keanggotaan yang
wajar. Sedangkan Multi Level Marketing (MLM) atau pemasaran multi
tingkat adalah metode pemasaran barang dan jasa dari sistem penjualan
langsung melalui program pemasaran berbentuk lebih dari satu tingkst,
dimana mitra usaha mendapatkan komisi penjualan dan bonus penjualan dari
hasil penjualan barang atau jasa yang dilakukannya sendiri dan anggota
jaringan didalam kelompoknya.
2.1.3 Strategi Pemasaran
Menurut Kotler dan Amstrong (2008), strategi pemasaran adalah logika
pemasaran dimana unit bisnis berharap untuk mencapai tujuan pemasarannya.
Perusahaan memutuskan pelanggan mana yang akan dilayani (segmentasi dan
penetapan target) dan bagaimana perusahaan melayaninya (diferensiasi dan
positioning). Perusahaan tahu bahwa mereka tidak dapat melayani semua
konsumen dalam pasar dengan baik. Oleh karena itu perlu proses perencanaan
pemilihan dan pelayanan konsumen tertentu. Proses ini melibatkan segmentasi
pasar, penetapan target pasar, diferensiasi dan positioning.
Segmentasi pasar adalah membagi pasar menjadi kelompok kecil dengan
kebutuhan, karakteristik atau perilaku berbeda yang mungkin memerlukan produk
atau bauran pemasaran tersendiri. Segmentasi dapat dilakukan dengan beberapa
cara. Kotler dan Amstrong (2008), menetapkan empat variable utama untuk
mensegmentasi konsumen yang ada, yaitu berdasarkan geografis, demografis,
psikologis dan perilaku. Sekarang ini para pengusaha jarang membatasi analisis
segmentasi mereka menjadi hanya satu atau bebrapa variable segmentasi. Tetapi
pengusaha
ini
menggunakan
multisegmentasi
dalam
usahanya
untuk
mengidentifikasikan kelompok sasaran yang lebih kecil dan lebih terdefinisi.
Penetapan target pasar adalah proses mengevaluasi daya tarik masingmasing segmen pasar dan memilih satu atau lebih segmen untuk dimiliki. Dalam
penetapan pasar sasaran perusahaan harus memperhatikan sumber daya
perusahaan, tingkat variabilitas produk, tahap siklus hidup produk, variabilitas
pasar, dan strategi pemasaran perusahaan pesaing.
Diferensiasi adalah membedakan penawaran pasar perusahaan yang
sesungguhnya untuk menciptakan nilai pelanggan yang unggul. Positioning
11
adalah pengaturan produk untuk menduduki tempat yang jelas, berbeda, dan
diinginkan produk pesaing dalam pikiran konsumen sasaran.
Elemen-elemen alat pemasaran dapat dikelompokkan menjadi 4P, yaiitu:
1) Product adalah kombinasi barang dan jasa yang ditawarkan perusahaan
kepada pasar sasaran. Barang dan jasa dikombinasikan sedemikian rupa agar
pelanggan sasaran tertarik untuk membeli karena produk yang ditawarkan
dapat mmemenuhi kebutuhan mereka.
2) Place meliputi kegiatan perusahaan yang membuat produk tersedian bagi
pelanggan sasaran. Hal ini terkait dengan distribusi barang atau penempatan
ritel-ritel pada daerah tertentu untuk menggapai pelanggan sasaran.
3) Promotion adalah aktivitas yang menyampaikan manfaat produk dan
membujuk pelanggan membelinya. Hal ini terkait dengan integrated
marketing communication yang tidak hanya membujuk pelanggan namun
juga membentuk opini publik.
4) Price adalah jumlah uang yang harus dibayarkan pelanggan untuk
memperoleh produk. Harga merupakan kekuatan otoritas perusahaan untuk
membeli barang atau jasa yang ditawarkan.
2.2.
Merek
Menurut American Marketing Association (Rangkuti 2004) merek adalah
nama, istilah, tanda, symbol atau desai, atau kombinasi semuanya, yang
dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang atau jasa seseorang atau sekelompok
penjual dan untuk membedakan dari barang dan jasa pesaing. Dengan demikian,
merek menjadi tanda pengenal penjual atau pembuat. Penjual diberikan hak
eksklusif untuk menggunakan merek selamanya.
Menurut Rangkuti (2004), merek memiliki enam tingkat pengertian yaitu :
1) Atribut. Setiap merek memiliki atribut. Atribut ini perlu dikelola dan
diciptakan agar pelanggan dapat mengetahui dengan pasti atribut-atribut apa
saja yang terkandung dalam suatu merek.
2) Manfaat. Selain atribut, merek juga memiliki serangkaian manfaat. Produsen
harus dapat menerjemahkan atribut menjadi manfaat fungsional maupun
manfaat emosional. Selain itu, atribut-atribut lain juga harus dapat
12
diterjemahkan menjadi manfaat yang dapat yang langsung dirasakan oleh
konsumen.
3) Nilai. Merek juga menyatakan sesuatu tentang nilai bagi produsen. Merek
yang memiliki nilai tinggi akan dihargai oleh konsumen sebagai merek yang
berkelas sehingga dapat mencerminkan siapa pengguna merek tersebut.
4) Budaya. Merek juga mewakili budaya tertentu. Misalnya suatu produk
diasosiasikan dengan budaya-budaya tertentu.
5) Kepribadian. Merek juga memiliki kepribadian, yaitu kepribadian bagi
penggunanya. Jadi diharapkan dengan menggunakan merek, kepribadian
pengguna akan tercermin kebersamaan dengan merek yang dia gunakan.
6) Pemakai. Merek juga menunjukkan jenis konsumen pemakai merek tersebut.
Itulah sebabnya para pemasar selalu menggunakan analogi orang-orang
terkenal untuk menggunakan merek.
2.3.
Pengertian Brand Image
Menurut Kotler dan Keller (2007) citra yang efektif melakukan tiga hal.
Pertama menetapkan karakter produk dan usulan nilai. Kedua, menyampaikan
karakter tersebut dengan cara yang berbeda sehingga tidak dikacaukan dengan
karakter pesaing. Ketiga, memberikan kekuatan emosional yang lebih dari sekedar
citra mental. Supaya citra berfungsi dengan baik, maka harus disampaikan melalui
setiap sarana komunikasi yang tersedia dengan kontak merek.
Lebih lanjut menurut Kotler dan Keller (2007), menyebutkan bahwa salah
satu konsep yang diterapkan di Jepang untuk menjaga hubungan yang baik
dengan pelanggan dan perusahaan adalah menerapkan konsep sebagai berikut :
1) Zero customer feedback time: tanggapan pelanggan harus dikumpulkan secara
berkesinambungan setelah meningkatkan pembelian untuk mempelajari cara
untuk meningkatkan kualitas produk dan pemasarannya.
2) Zero product improvement time: perusahaan harus mengevaluasi semua
gagasan perbaikan dari pelanggan dan karyawan serta memperkenalkan
penyempurnaan produk yang paling bernilai dan layak secepat mungkin.
3) Zero purchasing product: perusahaan harus menerima suku cadang dan
perlengkapan secara berkesinambungan melalu kesepakatan just-in-time
dengan produk pemasok. Dengan mengurangi biayanya.
13
4) Zero set up time: perusahaan harus dapat membuat produknya dengan segera
setelah dipesan, tanpa memerlukan waktu atau biaya persiapan (set-up) yang
tinggi.
5) Zero defect: produk harus berkualitas tinggi dan bebas dari cacat.
Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam menjaga citra
perusahaan dimata konsumen, diperlukan suatu tindakan yang dapat menjaga
hubungan dengan konsumen.
2.4.
Pembelian
Pembelian adalah suatu kegiatan yang meliputi penentuan barang-barang
apa yang akan dibeli, bilamana, berapa banyak, dimana dan bagaimana suatu
barang akan dibeli serta dengan harga berapa barang tersebut dapat dibeli.
2.4.1
Faktor-faktor yang mempengaruhi pembelian
Menurut Kotler dan Amstrong (2008), pembelian konsumen sangat
dipengaruhi oleh karakteristik budaya, sosial, pribadi, dan psikologis. Biasanya
pemasar tidak dapat mengendalikan faktor-faktor semacam itu, tetapi mereka
harus memperhitungkannya.
1) Faktor Budaya
Faktor budaya berpengaruh luas dan mendalam pada perilaku konsumen.
Pemasar harus memahami peran yang dimainkan oleh budaya, subbudaya,
dan kelas sosial pembeli. Faktor budaya terdiri dari:
a) Budaya
Budaya (culture) adalah penyebab keinginan dan perilaku seseorang
yang paling dasar. Perilaku manusia dipelajari secara luas.tumbuh
didalam suatu masyarakat, seseorang mempelajari nilai-nilai dasar,
persepsi, keinginan, dan perilaku dari keluarga dan isntitusi penting
lainnya. Setiap kelompok atau masyarakat mempunyai budaya, dan
pengaruh budaya pada perilaku pembelian bisa sangat bervariasi dari satu
Negara ke Negara lain. Pemasar perlu berusaha menemukan perubahan
budaya untuk menemukan produk baru yang mungkin diinginkan orang.
b) Subbudaya
Masing-masing budaya mengandung subbudaya (subculture) yang lebih
kecil, atau kelompok orang yang berbagai sistem nilai berdasarkan
14
pengalaman
hidup
dan
situasi
yang
umum.
Subbudaya
lebih
menampakkan identifikasi dan sosaialisasi khusus bagi bagi para
anggotanya. Subbudaya meliputi kebangsaan, agama, kelompok ras, dan
daerah geografis. Banyak subbudaya membentuk segmen pasar yang
penting, dan pemasar sering merancang produk dan program pemasaran
yang dibuat untuk kebutuhan mereka.
c) Kelas Sosial
Hampir semua masyarakat mempunyai beberapa bentuk struktur kelas
sosial. Kelas sosial (soscial class) adalah pembagian masyarakat yang
relatif permanen. Dan berjenjang dimana anggotanya nilai, minat dan
perilaku yang sama. Berikut beberapa ciri dari kelas sosial: pertama,
orang-orang didalam kelas sosial yang sama cenderung berperilaku lebih
seragam dari pada orang-orang dari dua kelas sosial yang berbeda.
Kedua, orang merasa dirinya menempati posisi yang inferior atau
superior dikelas sosial mereka. Ketiga, kelas sosial ditandai oleh
sekumpulan variabel, seperti pekerjaan, penghasilan, kesejahteraan,
pendidikan, dan orientasi dan bukannya satu variabel. Keempat, individu
dapat pindah dari satu tangga ke tangga lainnya pada kelas sosialnya
selama masa hidup mereka. Pemasar tertarik pada kelas sosial karena
orang didalam kelas sosial tertentu cenderung memperlihatkan perilaku
pembelian yang sama. Kelas sosial yang berbeda memperlihatkan selera
produk dan merek yang berbeda.
2) Faktor Sosial
Perilaku konsumen juga dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial, seperti
kelompok kecil, keluarga, serta peran dan status sosial koonsumen. Faktorfaktor tersebut yaitu:
a) Kelompok
Perilaku seseorang dipengaruhi oleh banyak kelompok (group) kecil.
Kelompok yang mempunyai pengaruh langsung dan tempat dimana
seseorang menjadi anggotanya. Sebaliknya, kelompok referensi bertindak
sebagai titik perbandingan atau titik referensi langsung (berhadapan) atau
tidak langsung dalam membentuk sikap atau perilaku seseorang. Pemasar
15
mencoba mengidentifikasi kelompok referensi yang menjadi pasar
sasaran mereka. Kelompok referensi memperkenalkan perilaku dan gaya
hidup baru kepada seseorang, mempengaruhi sikap dan konsep diri
seseorang, dan menciptakan tekanan untuk menegaskan apa yang
mungkin memepengaruhi pilihan produk dan merek seseorang. Arti
penting kelompok mempengaruhi berbagai produk dan merek. Pengaruh
ini berdampak paling kuat ketika produk itu dapat dilihat oleh orang lain
yang dihormati pembeli.
b) Keluarga
Anggota keluarga bisa sangat mempengaruhi perilaku pembeli. Keluarga
adalah organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam
masyarakat, dan telah diteliti secara ekstensif. Pemasar tertarik pada
peran dan pengaruh suami, istri, serta anak-anak dalam pembelian barang
dan jasa yang berbeda. Keterlibatan suami-istri dalam kategori produk
dan tahap proses pembelian sangat beragam. Peran pembelian berubah
sesuai dengan gaya hidup konsumen yang berubah.
c) Peran dan status
Seseorang menjadi anggota banyak kelompok-keluarga, klub, dan
organisasi. Posisi seseorang dalam masing-masing kelompok dapat
didefinisikan dalam peran dan status.peran terdiri dari kegiatan yang
diharapkan
dilakukan
seseorang
sesuai
dengan
orang-orang
disekitarnya.masing-masing peran membawa status yang mencerminkan
nilai umum yang diberikan kepadanya oleh masyarakat. Orang biasanya
memilih produk sesuai dengan peran dan status mereka.
3) Faktor Pribadi
Keputusan pembeli juga dipengaruhi oelh karakteristik pribadi seperti usia
dan tahap siklus hidup pembeli, pekerjaan, situasi ekonomi, gaya hidup, serta
kepribadian dan konsep diri. Faktor-faktor tersebut dapat dijelaskan sebagai
berikut:
a) Usia dan tahap siklus hidup
Orang menngubah barang dan jasa yang mereka beli sepanjang hidup
mereka.pembelian juga dibentuk oleh tahap siklus hidup keluarga tahap-
16
tahap yang dilalui keluarga ketika mereka menjadi matang dengan
berjalannya waktu. Pemasar sering mendefinisikan pasar sasaran mereka
dengan tahap siklus dan mengembangkan produk dan rencana pemasaran
yang sesuai untuk setiap tahap itu.
b) Pekerjaan
Pekerjaan seseorang mempengaruhi barang dan jasa yang mereka beli.
Pemasar
berusaha
mempunyai
minat
mengidentifikasi
diatas
rata-rata
kelompok
pada
pekerjaan
produk
dan
yang
jasa
mereka.perusahaan bahkan dapat mengkhususkan diri membuat produk
yang diperlukan oleh kelompokpekerjaan tertentu.
c) Situasi ekonomi
Situasi
ekonomi
seseorang
akan
mempengaruhi
ppiliihan
produk.pemasar barang-barang yang sensitif terhadap pendapatan
mengamati gejala pendapatan pribadi, tabungan dan suku bunga. Jika
indicator ekonomi menunjukkan resesi, pemasar dapat mengambil
langkah-langkah untuk merancang ulang, mereposisi, dan menetapkan
herga kembali untuk produk mereka secara seksama. Beberapa pemasar
menargetkan konsumen yang memiliki banyak uang dan sumber daya,
menetapkan harga yang sesuai.
d) Kepribadian dan konsep diri
Kepribadian setiap orang yang berbeda-beda mempengaruhi perilaku
pembelinya. Kepribadian (personality) mengacu pada karakteristik
psikologi unik yang menyebabkan respons yang relatif konsisten dan
bertahan lama terhadap lingkungan orang itu sendiri. Kepribadian
biasanya digambarkan dalam karakteristik perilaku seperti kepercayaan
diri,
dominasi,
kemampuan
bersosialisasi,
otonomi,
cara
mempertahankan diri, kemempuan beradaptasi, dan sifat agresif. Banyak
pemasar menggunakan konsep yang berhubungan dengan kepribadiankonsep diri seseorang (disebut juga citra diri). Gagasan dasar konsep diri
adalah bahwa kepemilikan seseorang menunjukkan dan mencerminkan
identitas mereka. Kepribadian dapat digunakan untuk produk atau pilihan
merek tertentu.
17
4) Faktor Psikologis
Selanjutnya pilihan pembelian seseorang dipengaruhi oleh empat faktor
psikologis utama, yaitu: motivasi, persepsi, pembelajaran, serta keyakinan
dan sikap.
a) Motivasi
Seseorang senantiasa mempunyai banyak kebutuhan. Salah satunya
adalah kebutuhan biologis, timbul dari dorongan tertentu seperti rasa
lapar, haus, dan ketidak nyamanan. Kebutuhan lainnya adalah kebutuhan
psikologis, timbul dari kebutuhan akan pengakuan, penghargaan, atau rasa
memiliki. Kebutuhan menjadi motif ketika kebutuhan itu mencapai
tingkat intensitas yang kuat. Motif (motive atau dorongan) adalah
kebutuhan dengan tekanan kuat yang mengarahkan seseorang mencari
kepuasan. Menurut Sigmund Freud dalam Kotler dan Amstrong (2008),
kebanyakan orang tidak sadar akan psikologis sejati yang membentuk
perilaku mereka.
b) Persepsi
Orang yang termotivasi siap beraksi. Cara orang tersebut bertindak
dipengaruhi oleh persepsi dirinya tentang sebuah
situasi. Persepsi
(perception) adalah proses dimana orang memilih, mengatur, dan
mengintepretasikan informasi untuk membentuk gambaran dunia yang
berarti. Orang dapat membentuk persepsi yang berbeda dari rangsangan
yang sama karena tiga proses
perceptual (berhubungan dengan
rangsangan sensorik): atensi selektif, distorsi selektif, dan retensi selektif.
Atensi selektif merupakan kecendrungan orang untuk menyaring sebagian
besar informasi yang mereka dapatkan. Distorsi selektif merupakan
kecendrungan orang untuk menerjemahkan informasi dalam cara yang
mendukung apa yang telah mereka percayai. Retensi selektif adalah
keadaan dimana konsumen mengingat hal-hal baik tentang merek yang
mereka sukai dan melupakan hal-hal baik tentang merek pesaing.
c) Pembelajaran
Pembelajaran (learning) menggambarkan perubahan dalam perilaku
seseorang yang timbul dari pengalamannya. Pembelajaran terjadi melalui
18
interaksi dorongan (drives), rangsangan, pertanda, respons, dan penguatan
(reinforcement). Arti penting teori pembelajaran yang praktis bagi
pemasar adalah bahwa mereka dapat membangun permintaan untuk
sebuah produk melalui pengasosiasian dengan mendorong yang kuat,
menggunakan pertanda motivasi, dan memberikan penguatan yang positif.
d) Keyakinan dan sikap
Melalui
pelaksanaan
dan
pembelajaran,
seseorang
mendapatkan
keyakinan dan sikap. Keyakinan (belief) adalah pemikiran deskriptif yang
dimiliki seseorang tentang sesuatu. Keyakinan bisa didasarkan pada
pengetahuan nyata, pendapat atau iman dan bisa membawa muatan emosi
maupun tidak. Pemasar tertarik pada keyakinan yang diformulasikan
seseorang tentang produk dan jasa tertentu, karena keyakinan ini
membentuk citra produk dan merek yang mempengaruhi perilaku
pembelian. Sikap n(attitude) menggambarkan evaluasi, perasaan dan
tendensi yang relative konsisten dari seseorang terhadap sebuah objek
atau ide.
2.5. Penelitian Terdahulu
Marpaung (2011) melakukan penelitian Pengaruh Bauran Pemasaran
Terhadap Keputusan Konsumen Dalam Membeli Produk Herbalife Pada PT.
Herbalife Cabang Pringgan Medan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan
menganalisis pengaruh bauran pemasaran produk yang terdiri dari produk, lokasi,
harga dan promosi terhadap keputusan konsumen membeli produk Herbalife pada
PT. Herbalife cabang Pringgan Medan. Metode analisis data yang digunakan
adalah metode deskriptif dan metode kuantitatif, uji regresi linier berganda.
Pengolahan data menggunakan SPSS 16.0 for windows. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa variabel produk, lokasi, harga, promosi berpengaruh positif
dan signifikan terhadap keputusan konsumen dalam membeli produk herbalife
pada PT. Herbalife cabang Pringgan Medan. Hal ini dapat dilihat dari hasil uji
regresi linier berganda secara simultan. Berdasarkan uji signifikan secara parsial,
bahwa variabel produk, lokasi, harga promosi, berpengaruh positif dan signifikan
secara parsial terhadap keputusan konsumen. Variabel yang paling dominan
19
berpengaruh secara parsial terhadap keputusan konsumen adalah variabel
promosi.
Sitohang (2011) melakukan penelitian Pengaruh Citra Merek (Brand
Image) Terhadap Keputusan Pembelian Produk Sophie Martin Pada Mahasiswa
Lembaga Pendidikan Politeknik MBP Medan. Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh brand image yang terdiri dari
atribut, manfaat, nilai, dan kepribadian produk Sophie Martin terhadap keputusan
pembelian Mahasiswa Lembaga Pendidikan Politeknik MBP Medan. Pengujian
hipotesis menggunakan alat analisis regresi linier berganda, pengujian signifikan
simultan dan pengujian signifikan parsial. Pengerjaan metode analisis data
menggunakan bantuan SPSS 16.0 for windows. Data yang digunakan adalah data
primer dan sekunder. Hasil penelitian berdasarkan analisis regresi linier berganda
menunjukkan bahwa variabel atribut, manfaat, nilai, dan kepribadian pengaruh
positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian produk Sophie Martin pada
Mahasiswa Lembaga Pendidikan Politeknik MBP Medan. Sedangkan secara
parsial manfaat mempunyai pengaruh yang paling besar terhadap keputusan
pembelian produk Sophie Martin pada Mahasiswa Lembaga Pendididikan
Politeknik MBP Medan.
Hartimin (2011) dalam tesisnya yang berjudul Kajian Marketing Mix Kopi
Herbal Dalam Usaha Menciptakan Brand Image Produk. Tujuan dari penelitian
ini adalah ; (a) Menganalisis besar nilai pengaruh bauran pemasaran terhadap
brand image kopi herbal. (b) Mengevaluasi kinerja dari setiap bauran pemasaran
dalam membentuk brand image kopi herbal. Metode pengambilan sampel yang
digunakan adalah metode non probability sampling, dengan teknik pengambilan
sampel pada penelitian ini dilakukan melalui kuota sampling. Adapun tahapan
analisis yang dilakukan dalam penelitian ini adalah ; (a) Melakukan uji instrument
kuesioner. (b) Melakukan uji asumsi klasik. (c) Melakukan pengujian hipotesis.
(d) Persamaan Model regresi. Dari hasil analisis data dengan menggunakan
bantuan software SPSS versi 17 diperoleh kesimpulan yakni ; (a) Bauran
pemasaran memberikan pengaruh sebesar 87.80% terhadap pembentukan brand
image kopi herbal, sedangkan 12,20% dipengaruhi oleh variabel lain diluar yang
digunakan pada penelitian ini. (b) Bauran pemasaran yang paling berpengaruh
20
terhadap pembentukan brand image kopi herbal adalah harga, dengan nilai
koefisien 0,139 sedangkan bauran pemasaran yang paling rendah berpengaruh
adalah promosi dengan nilai koefisien 0,060.
21
III. METODE PENELITIAN
3.1.
Kerangka Pemikiran
Perusahaan yang memiliki konsep pemasaran dengan tujuan untuk
memenuhi kebutuhan dan memberikan kepuasan kepada konsumen sehingga
dapat memenangkan persaingan dalam pasar MLM yang mereka hadapi.
Persaingan yang ketat dalam pasar MLM di Indonesia membuat perusahaan MLM
harus membentuk brand image yang baik dan unggul agar dapat memenuhi
kebutuhan pelanggan sasarannya dan tetap dapat bersaing dengan para
pesaingnya. Persaingan yang dialami saat ini, membuat Herbalife harus menjaga
dan meningkatkan brand image-nya untuk tetap unggul dalam persaingan. Brand
image menjadi hal yang penting karena konsumen cenderung mengambil
keputusan pembelian berdasarkan persepsi mereka terhadap suatu produk. Brand
image suatu produk dinilai cukup efektif untuk mempengaruhi suatu pembelian.
Gambar 5 adalah kerangka pemikiran penelitian ini.
Suplemen kesehatan Herbalife di Bekasi Utara
Strategi yang dilakukan Herbalife
Karakteristik responden
Analisis Deskriptif
Keputusan pembelian Herbalife
Analisis Crosstab
Pengaruh Brand Image Herbalife Terhadap Pembelian Ulang
Gambar 5. Kerangka pemikiran penelitian
22
3.2.
Metode Penelitian
3.2.1
Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Sehat Intan Fit Club di Taman
Wisma Asri 1 Jl. Borneo Raya blok N 45 no. 10, rumah sehat Fit n Fun di taman
wisma asri 2 jl apel blok O no 79, rumah sehat Cita Club taman wisma asri
belakang blok S no 67, rumah sehat Geray Senyum babelan blok K no 04, rumah
sehat Indah Biuty jl Apel blok d no 11. Karena saat ini herbalife mengalami
peningkatan penjualan produknya dan sedang di gemari tidak hanya di Indonesia
saja melainkan diseluruh dunia. Intan Fit Club, Fit n Fun, Cita Club, Geray
Senyum, Indah Biuty Merupakan pelopor rumah sehat Herbalife di Bekasi Utara.
Waktu penelitian dilakukan pada bulan Maret 2013 sampai dengan Mei 2013
3.2.2
Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan pada penelitian ini merupakan data kualitatif
yang merupakan jawaban responden terhadap kuesioner yang diberikan, kuesioner
yang digunakan untuk penelitian ini sebanyak 100 responden. Sedangkan sumber
data yang digunakan pada penelitian ini ada dua yaitu:
1) Data primer
Data primer merupakan data atau informasi yang dikumpulkan untuk tujuan
tertentu yang sedang dihadapi. Data ini diperoleh dari sumber pertama
melalui prosedur dan teknik pengambilan data yang dapat berupa wawancara
(interview), observasi, maupun penggunaan instrumen pengukuran yang
khusus dirancang sesuai tujuannya. Data primer pada penelitian ini diperoleh
dari penyebaran kuesioner kepada responden.
Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini berisi sejumlah pertanyaan
yang menyatakan objek yang ingin diungkap. Dari data kualitatif tersebut,
data kemudian diubah menjadi data kuantitatif.
2) Data sekunder
Data sekunder merupakan kumpulan data yang berisiskan informasi yang
telah ada dan sebelumnya telah dikumpulkan untuk tujian yg lain. Data
sekunder merupakan data yang diperoleh secara tidak langsung. Data ini
biasanya berupa data dokumentasi, arsip-arsip, studi pustaka, buku-buku,
artikel dari media cetak maupun internet, dan lain sebagainya. Pencarian data
23
sekunder ini bertujuan untuk mendapatkan informasi dan teori-teori yang
berhubungan dan mendukung permasalahan yang dibahas, sehingga peneliti
dapat memahami permasalahan secara lebih mendalam. Data sekunder dalam
penelitian ini diperoleh dari studi pustaka, buku-buku, internet,artikel serta
data perusahaan.
3.2.3
Metode Penentuan Sampel
Pengambilan contoh sampel dilakukan dengan quota sampling. Quota
sampling adalah teknik sampling nonprobabilitas yang berupa judgment sampling
dua tahap. Tahap pertama terdiri dari mengembangkan kategori kendali atau kuota
elemen populasi. Tahap kedua elemen sampel dipilih berdasarkan kemudahan
atau judgment. Populasi dari sampel adalah jumlah konsumen rumah sehat
Herbalife. Populasi konsumen rumah sehat Herbalife per 31 Desember 2012.
Penentuan jumlah contoh dari populasi dalam penelitian ini dilakukan
berdasarkan metode Slovin dengan asumsi bahwa populasi berdistribusi normal,
yaitu:
n=
.……………………………………………… (1)
Keterangan :
n = jumlah contoh
N = jumlah populasi
e = nilai kritis yang digunakan 10%
berdasarkan rumus Slovin didapat jumlah responden sebanyak 100 responden.
n=
= 92.0445
Tabel 2. Konsumen rumah sehat Herbalife
No
1
2
3
4
5
Rumah Sehat Herbalife
Cita club
Fit n fun
Gerai senyum
Indah Biuty
Intan fit club
Jumlah
Jumlah Konsumen
207
236
200
156
358
1157
Sumber: Data konsumen rumah sehat Herbalife di Bekasi Utara 2012
24
Selanjutnya dilakukan pembagian jumlah responden dari setiap wilayah
yang ada agar responden terwakili.
Cita Club
:
= 17.90
18
Fit n Fun
:
= 20.29
20
Gerai senyum :
= 17.28
17
Indah Biuty
:
= 13.50
14
Intan Fit Club :
= 30.94
31
Berdasarkan hasil perhitungan quota sampling, maka didapat jumlah
konsumen rumah sehat Herbalife yang akan dijadikan responden untuk setiap
rumah sehat Herbalife. Perhitungan tersebut di rangkum dalam Tabel 3.
Tabel 3. Hasil quota sampling tiap rumah sehat Herbalife
Rumah Sehat Herbalife
Cita club
Fit n fun
Gerai senyum
Indah Biuty
Intan fit club
Jumlah
Jumlah Responden (Orang)
18
20
17
14
31
100
Sumber: Rumah sehat Herbalife di Bekasi Utara 2012
3.2.4
Pengolahan Data
Data yang telah didapat melalui penyebaran kuesioner dan wawancara
selanjutnya diolah dengan software agar kesalahan dalam penelitian dapat
diminimalisir. Namun sebelum data diolah, alat pengumpul data (kuisioner) diuji
dahulu validitas dan reliabilitasnya.
1) Uji Kesahan (Validitas)
Validitas ukuran yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur itu
mengukur apa yang ingin diukur. Selain itu validitas juga dapat diartikan
dengan ukuran yang menunjukkan tingkat keabsahan suatu instrument
penelitian. Instrument dianggap sah (valid) apabila mampu mengukur apa
25
yang diinginkan dan mampu memperoleh data yang tepat dari variabel yang
diteliti. Uji validasi digunakan untuk menentukan suatu besaran yang
menyatakan bagaimana kuat hubungan suatu variabel dengan variabel lain.
Untuk mengukur korelasi antar pertanyaan dengan skor total digunakan
korelasi product moment.
…………………………………….. (2)
r=
Keterangan :
n = jumlah responden
y= skor total
x = skor masing-masing pertanyaan
r = indeks validitas
Bila diperoleh r hitung lebih besar dari r tabel pada tingkat signifikan (α) 0,05
maka pertanyaan pada kuesioner mempunyai validitas konstruk atau terdapat
konsisitensi internal dalam pertanyaan tersebut dan layak digunakan.
Uji validitas pada jenis data yang memiliki skala Likert. Atribut dianggap
valid ketika nilai
penelitian ini menggunakan tingkat α
sebesar 5 persen. Berdasarkan perhitungan menggunakan korelasi pearson
product moment diketahui bahwa semua atribut valid karena semua hasil
perhitungan lebih besar dari 0.361. hasil selengkapnya dapat dilihat pada
Tabel 4.
Tabel 4. Hasil uji validitas atribut
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Atribut
Merek produk mudah di ingat
Produk bervariasi
Fungsi produk sesuai dengan kebutuhan
Kemasan produk yang praktis untuk di bawa
berpergian
Kemasan yang menarik
Label halal
Variasi harga yang terjangkau
Daya saing tinggi
Tenaga penjualan yang terampil
Sistem pemasaran penjualan langsung
Promosi melalui pameran kesehatan
Outlet tersebar dimana-mana
Hitung
0.507
0.502
0.526
0.488
Keterangan
Valid
Valid
Valid
Valid
0.656
0.579
0.650
0.671
0.684
0.510
0.488
0.669
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
26
Lanjutan Tabel 4
No Atribut
Hitung
Keterangan
13
14
0.620
0.630
Valid
Valid
Lokasi yang strategis
Transportasi ke outlet
Sumber : Hasil pengolahan data primer
2) Uji Keandalan (reliabilitas)
Reliabilitas adalah suatu nilai yang menunjukkan konsistensi suatu alat
pengukur didalam mengukur gejala yang sama. Setiap alat pengukur
seharusnya memiliki kemampuan untuk memberikan hasil pengukuran yang
konsistensi (Umar, 2003). Uji reliabilitas alat untuk penelitian kali ini
menggunakan metode Cronbach.
Metode Cronbach digunakan untuk mencari reliabilitas instrument yang
skornya merupakan rentangan antara beberapa nilai, misalnya 0-10 atau 0100 atau bentuk skala 1-3, 1-5, atau 1-7. Rumus ini dapat ditulis sebagai
berikut (Umar, 2003):
…………………………………….. (3)
Keterangan:
= reliabilitas instrument
= varian total
K
= banyak butir pertanyaan
= jumlah varian butir
Jumlah varian butir dicari dulu dengan cara mencari nilai varian tiap butir
kemudian jumlahkan, (Umar, 2003) seperti yang dipaparkan berikut ini:
=
…………………………………………………….... (4)
Keterangan:
= jumlah responden
X = nilai skor yang diilih (total nilai dari nomor-nomor butir pertanyaan)
27
Pengolahan dan analisis data menggunakan software Microsoft excel
2007,dan SPSS 17.0 for windows. Alat analisis yang digunakan pada penelitian ini
adalah analisis deskriptif, dan uji crosstab.
a.
Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif merupakan suatu metode dalam meneliti status kelompok
manusia, objek, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa
sekarang. Analisis deskriptif adalah bentuk analisis data penelitian untuk menguji
generalisasi hasil penelitian berdasarkan satu contoh. Tujuan dari penelitian
deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara
sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan
antar fenomena yang diselidiki (Nazir, 1988).
b. Uji Crosstab
Tabulasi silang adalah prosedur yang menyajikan deskripsi data dalam
bentuk baris dan kolom. Uji Crosstab Digunakan untuk menyajikan deskripsi data
dalam bentuk tabel silang. Menu ini juga dilengkapi dengan analisis hubungan di
antara baris dan kolom, seperti indepedensi antara mereka, besar hubungannya,
dsb.
28
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1.
Gambaran Umum Perusahaan
Mark Hughes yang mengabdikan seluruh hidupnya untuk mengembangkan
nutrisi dan pengelolaan berat badan yang sehat, terdorong oleh tragedi pribadi
yang di alami ibunya di karenakan terserang penyakit selama bertahun-tahun yang
diakibatkan dari program dietnya untuk menurunkan berat badannya. Memulai
Herbalife dengan misi membantu orang menurunkan berat badan secara aman,
tanpa efek samping dan membantu memperbaiki kesehatan dan kesejahteraan
mereka lewat produk-produk herbal, bernutrisi serta produk perawatan diri yang
telah teruji, herbalife adalah produk yang membuat perbedaan nyata dalam
kehidupan manusia. Walaupun Mark Hughes pada waktu itu baru berusia 18
tahun ia telah mengabdikan hidupnya untuk membantu mereka yang ingin
menurunkan berat badannya secara aman dan efektif melalui nutrisi yang baik.
Mark hughes memulai herbalife dengan misi membantu orang menurunkan berat
badan secara aman, tanpa efek samping dan membantu memperbaiki kesehatan
dan kesejahteraan mereka lewat produk-produk herbal, bernutrisi serta produk
perawatan diri yang telah teruji.
Herbalife adalah produk yang memebuat perbedaan nyata dalam kehidupan
manusia. Visi mark hughes adalah untuk membawa produk pengelolaan berat
badan, produk nutrisi dan produk perawatan diri yang paling bagus di seluruh
dunia dari satu orang ke semua orang dari satu kota ke semua kota lain dan dari
satu Negara ke Negara lain. Sebagai hasil dari penyelidikan yang menyeluruh,
pengembangan dan pengujian, lahirlah program pengelolaan berat badan herbalife
pada bulan februari 1980. Hingga saat ini Herbalife sudah tersebar di 80 negara di
dunia, antara lain: Australia, Brazil, Canada, dll, salah satu negaranya yaitu
Indonesia, Herbalife berkembang sangat pesat dengan pusatnya berada di Jakarta,
begitu juga di Bekasi Utara.
Herbalife berkembang sangat pesat, Rumah Sehat Intan Fit Club berdiri
sejak tanggal 27 Juli 2010, Fit n Fun berdiri sejak tanggal 01 Desember 2010, Cita
Club berdiri sejak tanggal 16 Februari 2011, Indah Biuty berdiri sejak tanggal 20
April 2011, Geray Senyum 14 Januri 2012 merupakan rumah sehat pertama atau
29
pelopor yang berdiri dimasing-masing Bekasi Utara Awalnya hanya untuk
menurunkan berat badan yang berlebih agar menjadi lebih sehat dan bugar untuk
diri sendiri. Akan tetapi banyak teman yang tertarik untuk mencoba produkproduk dari Herbalife setelah melihat kesuksesan dalam menguruskan berat badan
dan badan menjadi sehat dan bugar. Sejak saat itu Herbalife tidak hanya
memberikan kesehatan melainkan juga cara mendapatkan penghasilan lebih dari
penjualan produk-produk Herbalife.
Visi Herbalife
Mengubah hidup orang banyak
Misi Herbalife
1) mengubah hidup orang banyak dengan memberikan peluang bisnis terbaik
2) di penjualan langsung.
3) Produk bernutrisi
4) Pengelolaan berat badan terbaik di dunia
Segmenting, Targetting dan Positioning Herbalife
Segmenting Herbalife adalah pria dan wanita dari umur 17 tahun sampai
dengan dewasa. Targetting Herbalife adalah membuat dunia sehat. Positioning
Herbalife adalah hidup sehat, makmur, dan sejahtera bersama. Sehat bersama
dengan cara mengkonsumsi produk-produk dari Herbbalife, Herbalife tidak hanya
memproduksi suplemen kesehatan saja melainkan memproduksi juga untuk
kecantikan. Sedangkan untuk makmur dan sejahtera bersama Herbalife
diwujudkan dengan cara mendapatkan reward-reward yang diberikan oleh PT.
Herbalife sehingga member atau anggota mendapatkan keuntungan dari hasil
penjualan, berikut adalah daftar harga paket Herbalife: paket selama satu bulan
cepat dengan harga Rp 1.257.000, lebih cepat dengan harga Rp 1.761.000, paling
cepat (ultimate) dengan harga Rp 2.987.000, paling cepat plus (ultimate plus)
dengan harga 3.998.000. Pesaing terdekat Herbalife adalah Melilea. Melilea
adalah suplemen kesehatan berbahan dasar organik. Berikut adalah beberapa
produk Melilea dan harga yang ditawarkan: Melilea instant soya bean powder
dengan harga Rp 55.000, Melilea greenfield organic dengan harga Rp 175.000,
Melilea herbal milk cleanser dengan harga Rp 275.000, Melilea PH balance toner
dengan Harga Rp 275.000, Melilea facial mask (normal to dry skin) dengan harga
30
Rp 330.000. Melilea advanced toning system set dengan harga Rp 1.200.000.
Melilea white illuminating assence dengan harga Rp 990.000.
4.2.
Karakteristik Responden
Responden pada penelitian ini adalah para pengguna atau customer
Herbalife di Bekasi Utara. Penentuan responden dalam penelitian ini didasarkan
pada quota sampling bedasarkan umur dan minimal datang dan mengkonsumsi
dua kali. Hal ini bertujuan agar konsumen mengerti dengan kuesioner yang
diberikan.
Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin diketahui bahwa
responden didominasi responden perempuan sebanyak 84% dari 100 responden
atau sebanyak 84 orang, sedangkan responden laki-laki sebanyak 16% atau 16
orang dari jumlah responden. Hal ini senada dengan populasi konsumen di rumah
sehat Herbalife di Bekasi Utara yang lebih didominasi oleh perempuan. Hasil
selengkapnya dapat dilihat pada Gambar 6.
16%
Perempuan
84%
Laki-laki
Gambar 6. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin
Karakteristik selanjutnya berdasarkan usia. Pada urutan pertama yaitu 36%
responden dengan usia > 40th. Selanjutnya pada urutan ke dua sebanyak 31%
responden dengan usia 31th-40th. Untuk urutan ke tiga sebanyak 28% responden
dengan usia 21th-30th. Selanjutnya untuk ururtan ke empat sebesar 5%
responden dengan usia < 20th. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada Gambar 7.
31
36%
5%
28%
< 20th
21th-30th
31th-40th
> 40th
31%
Gambar 7. Karakteristik responden berdasarkan usia
Karakteristik selanjutnya adalah pendidikan terakhir. Pada urutan pertama
yaitu S1 atau sarjana sebesar 38% responden. Untuk urutan yang ke dua yaitu D3
atau diploma tiga sebesar 30% responden. Selanjutnya pada urutan ke tiga
sebesar 25% responden dengan pendidikan terakhirnya SMA. Untuk urutan ke
empat yaitu lainnya sebesar 7% responden. Dapat dilihat pada Gambar 8.
7%
25%
SMA
38%
D3
30%
S1
Lainnya
Gambar 8. Karakteristik responden berdasarkan pendidikan terakhir
Berdasarkan karakteristik selanjutnya adalah pekerjaan. Pada urutan
pertama sebesar 43% dengan pekerjaan sebagai pegawai swasta. Selanjutnya
untuk urutan ke dua sebesar 32% dengan pekerjaan sebagai wiraswasta. Untuk
urutan ke tiga sebesar 24% dengan pekerjaan sebagai pegawai negeri sipil (PNS).
Dan untuk urutan ke empat dengan pekerjaan lainnya sebesar 1%. Hasil dapat
dilihat selengkapnya pada Gambar 9.
32
12%
21%
PNS
29%
pegawai swasta
38%
wiraswasta
lainnya
Gambar 9. Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan
Berdasarkan pendapatan total per bulan, sebagaian besar responden
memiliki pendapatan pada > Rp 6.000.000-Rp 10.000.000 sebanyak 42%.
Selanjutnya konsumen memiliki pendapatan total per bulan sebanyak Rp
4.000.000-Rp 6.000.000 sebanyak 24%. Selanjutnya konsumen memiliki
pendapatan total per bulan sebanyak > Rp 10.000.000 sebanyak 22%.
Selanjutnya konsumen memiliki pendapatan total per bulan sebanyak < Rp
4.000.000 sebanyak 12% dari total responden yang ada. Hasil selengkapnya
dapat dilihat pada Gambar 10.
22%
12%
24%
42%
< Rp 4.000.000
Rp 4.000.000 - 6.000.000
Rp 6.000.000 - 10.000.000
> Rp 10.000.000
Gambar 10. Karakteristik responden berdasarkan pendapatan total per bulan
Karakteristik selanjutnya berdasarkan pengeluaran pembelian produk.
Pada urutan pertama yaitu 37% responden memiliki pengeluaran sebesar Rp
2.500.000-Rp 5.000.000. Selanjutnya pada urutan ke dua
sebesar 34%
pengeluaran biaya sebesar < Rp 1.000.000. pada urutan ke tiga yaitu 26%
responden mengeluarkan biaya sebesar Rp 1.000.000-Rp 2.500.000 dan pada
urutan terakhir yaitu 3% responden mengeluarkan biaya sebesar > Rp 5.000.000
33
unruk membeli produk-produk Herbal. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada
Gambar 11.
3%
34%
37%
< Rp 1.000.000
Rp 1.000.000 - 2.500.000
Rp 2.500.000 - Rp 5.000.000
26%
Rp > 5.000.000
Gambar 11. Karakteristik responden bersdasarkan pengeluaran pembelian
produk Herbalife
4.3.
Pengaruh Brand Image Terhadap Pembelian Ulang Produk-Produk
Herbalife
Brand image yang berpangaruh nyata terhadap pembelian ulang adalah
produk yang bervariasi, fungsi yang sesuai dengan kebutuhan, dan harga yang
terjangkau. Produk yang variatif dan sesuai kebutuhan mendorong orang untuk
melakukan pembelian ulangan. Produk Herbalife sangan bervariasi sesuai dengan
kebutuhan. Seperti konsumen yang ingin menghilangkan lemak yang sudah
menahun atau cenderung gemuk dalam jangka waktu lama dapat menambah
konsumsi produk Cell U Loss, sedangkan konsumen yang ingin mengurangi dan
memperlambat proses penuaan sel-sel tubuh (Anti-Aging) konsumen dapat
mengkonsumsi Lippo Bond yang mengandung anti-oxidant. Selengkapnya dapat
dilihat pada Tabel 5.
Tabel 5. Beberapa produk unggulan Herbalife
Produk
Shake Mix
Personalized Protein
Powder
Manfaat
Berfungsi untuk menurunkan berat badan dan
baik digunakan bagi penderita asam urat dan
diabete militus
Dibuat dari campuran bahan – bahan alami
termasuk protein, karbohidrat, vitamin, mineral
dan herbal
Bila dikonsumsi dengan Shake Mix akan
menimbulkan rasa kenyang lebih lama,
sehingga memudahkan program penurunan
berat badan.
34
Lanjutan Tabel 5
Produk
Multivitamin Complex
Fiber dan Herbs Tablets
N.R.G. Instant Tea
Manfaat
Mengandung antioksidan yang menyehatkan
dan menambah vitalitas.
Mengandung Vitamin C, E, Betacarotene dan
Selenium yang melindungi sel-sel tubuh dari
kerusakan akibat radikal bebas.
Mencegah timbunan sisa racun dalam tubuh
Melancarkan pencernaan dan pembuangan.
Meningkatkan daya pikir dan konsentrasi.
Memperbaiki masalah yang timbul dikepala
seperti pusing dan migrain.
Sumber: Herbalife.com, 2014
Menurut pendapat konsumen pesaing terdekat Herbalife adalah Melilea.
Melilea adalah perusahaan suplemen kesehatan yang berbahan dasar organik,
berdiri pada tahun 2002 diprakarsai oleh Datuk Dr Alan wong dan Executive
president Datuk Dr Stella Chin. Melilea memiliki Visi “Transformasi
Kehidupan”. Perusahaan berskala internasional dengan sebuah konsep baru yang
meleburkan network marketing, franchise dan jalur distribusi, mendorong konsep
kesehatan organik yang merangkap kecantikan dari dalam dan luar bagi hubungan
marketing konsumen. Namun adapun kekurangan dan kelebihan dari Herbalife
dan Meliliea, yaitu: Melilea rasa yang kurang bervariasi dan fungsi dari satu
produk sangat beragam, sedangkan Herbalife memiliki rasa yang bervariasi,
memiliki produk yang bervariasi dengan fungsinya masing-masing, akan tetapi
harga produk Herbalife lebih mahal dibandingkan dengan pesaing terdekatnya
yaitu Melilea.
Dengan adanya variasi produk yang ditawarkam oleh Herbalife
konsumen dapat menyesuaikan pembelian dan kebutuhan yang dibutuhkan oleh
konsumen,variasi produk ini harus tetap dipertahankan. Sebanyak 81%
karakteristik usia kisaran 31-40 tahun menyatakan bahwa variasi produk sangat
penting, sedangkan untuk karakteristik pada kisaran usia 21-30 tahun juga
menganggap sangat penting (80%) produk yang bervariasi. Selengkapnya dapat
dilihat pada Tabel 6.
35
Tabel 6. Tingkat kepentingan variasi produk berdasarkan usia
Kelompok Jumlah
usia
(orang)
Penting
< 20tahun
2
50.0
21-30tahun
31
16.1
31-40tahun
33
9.1
>40tahun
34
17.6
Sumber: data diolah (2014)
Persentase (%)
Sangat Penting
50.0
80.6
81.8
61.8
Lainnya
0
3.2
9.1
20.6
Total
100
100
100
100
Dari karakteristik responden berdasarkan pendidikan terakhir, sebanyak
86% konsumen Sarjana menyatakan image fungsi produk sesuai dengan
kebutuhan sangat penting. Tidak hanya responden yang berpendidikan Sarjana
pendidikan Diploma juga menganggap sangat penting fungsi produk sesuai
dengan kebutuhan. Sedangkan pendidikan SMA menganggap penting fungsi
produk sesuai dengan kebutuhan.
Tabel 7. Tingkat kepentingan berdasarkan fungsi produk menurut pendidikan
terakhir
Jumlah
(orang)
Penting
SMA
25
20.0
Diploma
38
18.4
Sarjana
30
6.7
Lainnya
7
28.6
Sumber: data diolah 2014
Pendidikan
Persentase (%)
Sangat Penting
76.0
71.1
86.7
71.4
Lainnya
4.0
10.5
6.7
0
Total
100
100
100
100
Brand image lainnya yang berpengaruh nyata dalam pembelian ulang
produk Herbalife adalah harga yang terjangkau. Harga produk Herbalife relative
mahal dibandingkan dengan pesaing terdekatnya. Biaya yang harus dikeluarkan
oleh Konsumen per sekali mengkonsumsi F1 Shake Mix, Fiber, Lippo Bond dan
Cell U Loss untuk produk Herbalife adalah sebesar Rp 10.600, apabila konsumen
teratur untuk mengkonsumsi dalam satu bulan konsumen akan mengeluarkan
biaya senilai Rp 980.000, sedangkan Melilea sebagai pesaing terdekat Herbalife
konsumen mengeluarkan biaya per sekali konsumsi Melilea Greenfield organic,
Melilea Instant Soyabean Powder, Melilea juice Apple Organic untuk produk
Melilea Rp 9.100, apabila konsumen teratur untuk mengkonsumsi dalam satu
bulan konsumen akan mengeluarkan biaya senilai Rp 815.000. selengkapnya
dapat dilihat pada Tabel 8.
36
Tabel 8. Konsumsi konsumen sekali pakai
No
Nama
BB
suplemen
1 Shake mix
550g
2 Fiber
180g
3 Lippo Bond 90 tab
4 Cell U Loss 90 tab
Total
4 Melilea
458g
GFO
5 Melilea
500g
Soyabean
6 Melilea
400g
apple Juice
Total
Sumber: data diolah 2014
Harga
Harga/gram
Rp 350.000
Rp 140.000
Rp 280.000
Rp 210.000
Rp 980.000
Rp 600.000
350.000/550g= Rp 600/g
140.000/180tab= Rp 800
280.000/90tab= Rp 3100
210.000/90tab= Rp 2.300
600.000/458g= Rp 1.300
Harga sekali
konsumsi
Rp 3.400
Rp 1.600
Rp 3.200
Rp 2.400
Rp 10.600
Rp 6.700
Rp 60.000
60.000/500g= Rp 120
Rp 700
Rp 155.000 155.000/400g= Rp 400
Rp 1.700
Rp 815.000
Rp 9.100
Kelebihan melilea organik selain harga konsumsinya lebih murah (Tabel
8) dan juga Melilea memiliki label organik dan GMO (Geneticallly Engineered
Foods) merupakan daya dorong yang kuat. Akan tetapi dari sisi rasa menurut
konsumen sangat kurang bervariatif, sedangkan variasi rasa merupakan kelebihan
dari Herbalife. Variasi rasa yang tersedia di produk Herbalife adalah blueberry,
vanilla dan coklat, variasi rasa ini sangat efektif untuk menghindarkan konsumen
dari sara kebosanan dan meningkatkan cita rasa produk. Untuk lebih jelas dapat
dilihat pada Gambar 12.
Gambar 12. Produk utama Melilea dan Herbalife
37
Karakteristik responden berdasarkan pendapatan kisaran Rp 4.000.000-Rp
6.000.000 memiliki persentase sebesar 66.7% menganggap sangat penting untuk
harga produk terjangkau. Akan tetapi untuk responden yang memiliki pendapatan
berkisar Rp 6.000.000-Rp 10.000.000 menganggap harga produk terjangkau
memiliki persentase sebesar 42.3%. selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 9..
Tabel 9. Tingkat kepentingan berdasarkan harga yang terjangkau menurut
pendapatan per bulan
Pendapatan
< Rp 4.000.000
Rp 4.000.000-Rp 6.000.000
Rp 6.000.000-Rp 10.000.000
>Rp 10.000.000
Sumber: data diolah 2014
Jumlah
(orang)
1
6
26
67
Persentase (%)
Sangat
Penting
Lainnya
Penting
50.0
33.3
16.7
16.7
66.7
16.7
42.3
42.3
15.3
41.8
38.8
19.4
Total
100
100
100
100
Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan crosstab, menunjukkan
variabel-variabel brand image dalam melakukan pembelian ulang, antara lain:
karakteristik usia kisaran umur 31-40 tahun menyatakan memiliki pengaruh
sangat penting 81% untuk produk Herbalife yang bervariasi, responden
berdasarkan pendidikan Sarjana memiliki pengaruh sangat penting sebesar 86.7%
dalam hal fungsi produk sesuai dengan kebutuhan, sedangkan harga terjangkau
menurut konsumen dengan pendapatan kisaran Rp 4.000.000-Rp 6.000.000
dengan persentase sebesar 66.7%. berikut adalah daftar harga paket Herbalife:
paket selama satu bulan cepat dengan harga Rp 1.257.000, lebih cepat dengan
harga Rp 1.761.000, paling cepat (ultimate) dengan harga Rp 2.987.000, paling
cepat plus (ultimate plus) dengan harga 3.998.000. Pesaing terdekat Herbalife
adalah Melilea. Melilea adalah suplemen kesehatan berbahan dasar organik.
Berikut adalah beberapa produk Melilea dan harga yang ditawarkan: Melilea
instant soya bean powder dengan harga Rp 60.000, Melilea greenfield organic
dengan harga Rp 600.000, Melilea herbal milk cleanser dengan harga Rp
275.000, Melilea PH balance toner dengan Harga Rp 275.000, Melilea facial
mask (normal to dry skin) dengan harga Rp 330.000. Melilea advanced toning
system set dengan harga Rp 1.200.000. Melilea white illuminating assence dengan
harga Rp 990.000.
38
Mengingat harga terjangkau merupakan image yang berpengaruh terhadap
pembelian ulangan disatu sisi dan sisi lain mendapat saingan dari Melilea, maka
sebaiknya dipertahankan untuk mengemas produk Herbalife dalam kemasan lebih
kecilsehingga harga relatif lebih murah, seperti misalnya shake mix yang semula
berisi 550g dengan harga Rp 350.000 dan Fiber yang semula berisi 90 tablets
dengan harga Rp 140.000 dapat dibuat kemasan kecil sepertiga dari normal yaitu
untuk shake mix berisi 183g dengan harga Rp 117.000 sehingga dapat bersaing
dengan produk Melilea GFO (Greenfield Organic) yang berisi 114.5g dengan
harga Rp 175.000, sedangkan untuk Fiber berisi 30 tablets dengan harga Rp
47.000 sehingga dapat bersaing dengan Melilea Instan Soyabean Powder berisi
500g dengan harga Rp 60.000.
4.4. Implikasi Manajerial
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, maka berikut ini diuraikan
implikasi manajerial yang perlu dilakukan oleh pihak Herbalife Bekasi Utara.
unsur pemasaran yang terkait meliputi Segmenting, Targetting, Positioning.
Segmentasi dari Herbalife Bekasi Utara adalah kalangan menengah ke atas terlihat
dari pendapatan rata-rata perbulan > Rp 10.000.000. untuk pasar yang dibidik oleh
Herbalife Bekasi Utara adalah konsumen yang ingin hidup sehat dan memiliki
penghasilan lebih serta memiliki finansial yang baik. Sedangkan positioning
Herbalife adalah sehat, makmur dan sejahtera bersama.
Dari hasil penelitian yang dilakukan terlihat bahwa proses keputusan
pembelian ulang sesuai dengan segmentasi yaitu membidik kalangan menengah
ke atas. Atribut yang menjadi brand image saat pembelian ulang adalah produk
yang bervariasi dan fungsi produk sesuai dengan kebutuhan. Oleh karena itu
perusahaan perlu mempertahankan variasi produk dan meningkatkan informasi
yang intensif mengenai variasi produk dan kegunaannya. Perusahaan dapat
mengalahkan produk pesaing yang menginformasikan satu produk dengan
manfaat berlainan.
Keuntungan yang dapat diperluas dengan memproduksi produk sesuai
dengan kebutuhan dapat melayani konsumen yang berlainan tujuannya, seperti
misalnya
Cell
U
Loss
ditujukan
untuk
konsumen
yang
memerlukan
menghilangkan lemak berlebih yang sudah menahun. Dengan demikian konsumen
39
yang tidak terlalu gemuk tidak perlu membeli produk ini sehingga dapat
menghemat pengeluaran konsumen terhadap produk Cell U LossI seharga Rp
210.000. Ataupun Personalized Protein Powder (PPP) ditujukan untuk konsumen
yang merasa lapar berlebihan dan memiliki kebiasaan ngemil diluar jam makan
dan ditujukan untuk meningkatkan tambahan protein. Bagi konsumen yang cukup
dengan Shake Mix dan Fiber, tidak per;u membeli produk PPP dan menghemat
sebesar Rp 345.000.
Perbedaan variasi kegunaan yang dipisahkan selain menambah keputusan
konsumen akan pilihan produk sesuai tujuan pembelian juga seharusnya dapat
menekan biaya produksi untuk dapat lebih bersaing dengan perusahaan lain yang
menggabungkan berbagai fungsi dalam satu layanan produk.
Perusahaan perlu memperhatikan harga relatif terhadap pesaing terdekat.
Konsumen melakukan pembelian ulangan jika harga terjangkau. Oleh sebab itu
perusahaan perlu mempertimbangkan ukuran berat konsumen juga lebih kecil
sehingga dapat mendorong pembelian ulangan.
40
KESIMPULAN DAN SARAN
1.
Kesimpulan
a) Berdasarkan
responden
karakteristik
berdasarkan
terdapat
jenis
100
kelamin
responden.
terdapat
Karakteristik
84%
responden
perempuan, responden didominasi oleh perempuan dan konsumen
Herbalife berada dalam usia > 40th, hal ini disebabkan karena usia
dewasa harus lebih menjaga kesehatan dengan mengkonsumsi suplemen
kesehatan yang terbuat dari bahan herbal sehingga aman untuk
dikonsumsi dalam jangka panjang. Mayoritas pendidikan terakhir
konsumen strata satu atau S1, selanjutnya pendapatan responden rata-rata
per bulan berkisar antara Rp 6.000.000-Rp 10.000.000 dan penelitian
menunjukkan rata-rata pengeluaran untuk membeli produk-produk
Herbalife antara Rp 2.500.000-Rp 5.000.000.
b)
Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan crosstab, menunjukkan
variabel-variabel brand image yang berpengaruh nyata mendorong
melakukan pembelian ulang produk adalah produk yang bervariasi,
fungsi produk sesuai dengan kebutuhan, dan harga yang terjangkau.
2.
Saran
a) Melilea adalah pesaing terdekat Herbalife yang memiliki variasi rasa
yang
kurang
variatif.
Dengan
demikian
disarankan
Herbalife
mempertahankan variasi produk yang sesuai dengan fungsi dan
mengkomunikasikan dengan intensif pada konsumen. Hal ini dilakukan
untuk menonjolkan kelebihan produk Herbalife dan variasi rasa yang
sesuai dengan selera konsumen.
b) Dalam rangka memenuhi keinginan konsumen kelas menengah yang
mengharapkan harga produk lebih terjangkau, disarankan perusahaan
menyediakan kemasan produk yang lebih kecil sehingga lebih murah dan
sekaligus dapat bersaing dengan produk pesaing.
41
DAFTAR PUSTAKA
Bekasi Kota. 2014. Pertumbuhan Ekonomi Daerah Bekasi [internet]. [diunduh
2014 Maret 03]. Tersedia pada: http://www.bekasi.go.id.
Caradiet 2013. Perkembangan Herbalife di Seluruh Dunia [internet]. [diunduh
2013 Januari 05]. Tersedia pada: http://www.caradiet.com.
Hartimin J. 2011. Kajian Marketing Mix Kopi Herbal dalam Usaha Menciptakan
Brand Image Produk [thesis]. Medan (ID): Universitas Sumatera Utara.
Herbalife 2014. Negara yang Bergabung dengan Herbalife [internet]. [diunduh
2014 Februari 16]. Tersedia pada: http://www.Herbalife.com.
Kotler P. dan KL. Keller. 2007. Manajemen Pemasaran. Edisi 12, Jilid 1. Jakarta
(ID): Erlangga.
Kotler P. dan G Amstrong. 2008. Prinsip-Prinsip Pemasaran. Edisi 12. Jakarta
(ID): Indeks.
Marpaung 2011. Pengaruh Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Konsumen
dalam Membeli Produk Herbalife pada PT. Herbalife Cabang Pringgan
Medan [skripsi]. Medan (ID): Universitas Sumatera Utara.
Melilea 2014. Sejarah dan Produk-Produk yang Ditawarkan [internet]. [diunduh
2014 Mei 11]. Tersedia pada: http://www.Melileaindo.co.id.
Nazir M. 1988. Metode Penelitian. Jakarta (ID): Ghalia.
Rumah Sehat Herbalife. 2013. Data Keuntungan Masing-Masing Rumah Sehat
Tahun 2011-2012. Bekasi
Rangkuti F. 2004. The Power Of Brands. Jakarta (ID): Gramedia Pustaka Utama.
Sitohang M. 2011. Pengaruh Citra Merek (Brand Image) terhadap Keputusan
Pembelian Produk Sophie Martin pada Mahasiswa Lembaga Pendidikan
Politeknik MBP Medan [skripsi]. Medan (ID): Universitas Sumatera
Utara.
Solusi MLM. 2013. Tingkat Distribusi dalam MLM [internet]. [diunduh 2013
Januari 29]. Tersedia pada: http://solusimlm.com.
Umar H. 2003. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta (ID):
Raja Grafindo Persada.
42
LAMPIRAN
43
Lampiran 1. Kuesioner Penelitian
No Kuesioner:
Tanggal Pengisian:
KUESIONER PENELITIAN
“pengaruh brand image terhadap pengambilan keputusan
pembelian ulang produk Herbalife (studi kasus pada lima
rumah sehat Bekasi Utara”
Kuesioner ini merupakan salah satu instrument penelitian dalam
penyusunan skripsi yang dilakukan oleh:
Nama
: Renilda Saraswati
Nrp
: H24104090
Departemen
: Manajemen
Fakultas
: Ekonomi dan Manajemen
Universitas
: Institut Pertanian Bogor
Terima kasih atas kesediaan Saudara untuk menjadi salah satu responden
dalam pengisian kuesioner ini. Informasi yang didapatkan dalam kuesioner ini
hanya digunakan untuk kepentingan penelitian dan dijamin kerahasiaannya. Atas
bantuannya, saya ucapkan terima kasih
Petunjuk Pengisian:
Isilah pertanyaan dibawah ini sesuai dengan pengetahuan Anda. Untuk pertanyaan
yang bersifat pilihan, silahkan isi dengan tanda silang (X) pada pilihan Anda.
Screening
1. Apakah anda ingin hidup sehat?
a. Ya (Lanjutkan ke pertanyaan selanjutnya)
b. Tidak (Stop)
2. Apakah anda pernah mengkonsumsi Herbalife?
a. Ya (Lanjutkan ke pertanyaan selanjutnya)
b. Tidak (Stop)
44
Lanjutan Lampiran 1
Karakteristtik Responden
1. Nama
:
2. Alamat
:
3. Umur
:
4. Jenis Kelamin
: a. Laki-laki
b. Perempuan
5. Pendidikan terakhir
a. SMA
c. Sarjana
b. Diploma
d. Lainnya..
6. Pekerjaan
a. Pegawai Negeri Sipil (PNS)
c. Wiraswasta
b. Pegawai swasta
d. Lainnya..
7. Pendapatan rata-rata per bulan:
a. <Rp 4.000.000
c.Rp6.000.000-Rp 10.000.000
b. Rp 4.000.000-Rp 6.000.000
d. >Rp 10.000.000
8. Pengeluaran rata-rata untuk pembelian produk herbalife
a. < Rp 1.000.000
c. Rp 2.500.000-Rp 5.000.000
b. Rp 1.000.000-Rp 2.500.000
d. > Rp 5.000.000
Berikan tanda ( ) pada pilihan yang anda pilih.
9. Apakah asosiasi Anda terhadap merek Herbalife?
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
Atribut
Merek produk mudah di ingat
Produk bervariasi
Fungsi produk sesuai dengan kebutuhan
Kemasan produk yang praktis untuk di bawa berpergian
Kemasan yang menarik
Label halal
Variasi harga yang terjangkau
Daya saing tinggi
Tenaga penjualan yang terampil
Sistem pemasaran penjualan langsung
Promosi melalui pameran kesehatan
Outlet tersebar dimana-mana
Lokasi yang strategis
Transportasi ke outlet
Ya
Tidak
45
Lanjutan Lampiran 1
10. Berikan penilaian seberapa penting atribut yang dimiliki produk kesehatan
herbal berikut terhadap keputusan pembelian. Beri tanda ( ) pada pilihan
yang anda pilih.
Keterangan:
STP
= Sangat Tidak Penting
TP
= Tidak Penting
CP
= Cukup Penting
P
= Penting
SP
= Sangat Penting
No.
Atribut
1.
Merek produk mudah di ingat
2.
Produk bervariasi
3.
Fungsi produk sesuai dengan kebutuhan
4.
Kemasan produk yang praktis untuk
dibawa berpergian
5.
Kemasan yang menarik
6.
Label halal
7.
Variasi harga yang terjangkau
8.
Daya saing tinggi
9.
Tenaga penjualan yang terampil
10.
Sistem pemasaran penjualan langsung
11.
Promosi melalui pameran kesehatan
12.
Outlet tersebar dimana-mana
13.
Lokasi yang strategis
14.
Transportasi ke outlet
SP
P
CP
TP
STP
46
Lanjutan Lampiran 1
Keputusan Pembelian
11.
Apakah anda membeli dan mengkonsumsi produk-produk dari Herbalife?
a. YA
b. TIDAK
46
Lampiran 2. Uji validitas dan reliabilitas
correlations
P1
P1
P2
P3
**
P4
P5
P6
P7
P8
P9
P11
P12
**
.137
.125
.282
.274
.104
.277
.253
.137
.179
Pearson
Correlation
Sig. (2-tailed)
1
N
Pearson
Correlation
Sig. (2-tailed)
30
.488**
N
Pearson
Correlation
Sig. (2-tailed)
30
.477**
30
.700**
.008
.000
N
Pearson
Correlation
Sig. (2-tailed)
30
.137
30
.201
30
.201
.470
.286
.287
N
P5
Pearson
Correlation
Sig. (2-tailed)
N
P6
Pearson
Correlation
Sig. (2-tailed)
N
P7
Pearson
Correlation
Sig. (2-tailed)
N
P8
Pearson
Correlation
Sig. (2-tailed)
N
P9
Pearson
Correlation
Sig. (2-tailed)
N
P10 Pearson
Correlation
Sig. (2-tailed)
N
P11 Pearson
Correlation
Sig. (2-tailed)
N
P12 Pearson
Correlation
Sig. (2-tailed)
N
P13 Pearson
Correlation
Sig. (2-tailed)
N
P14 Pearson
Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Total Pearson
Correlation
Sig. (2-tailed)
N
30
.125
30
.287
30
.286
.510
30
.282
.124
30
.188
.125 .015
30
30
30
.125 -.036 .410*
.024
30
1
.131
30
.274
.320
30
.193
.510
30
.206
.850 .024
30
30
.329 .548**
30
.297
.143
30
.104
.306
30
.239
.275
30
.389*
.584
30
.277
.204
30
.255
.033 .039
30
30
.423* .517**
.138
30
.253
.175 .020
30
30
.309 .463**
.178
30
.137
.096
30
.126
.470
30
.179
P2
P3
P4
.488
.006
.477
P10
P13
P14
Total
.000 .599** .507**
.008
.470
.510
.131
.143
.584
.138
.178
.470
.343 1.000
.000
30
30
1 .700**
30
.201
30
.287
30
.188
30
.193
30
.239
30
.255
30
.309
30
.126
30
.094
30
-.125
30
30
.406* .502**
.000
.286
.124
.320
.306
.204
.175
.096
.508
.621
.511
.026
30
1
30
.201
30
.286
30
.125
30
.206
30
30
30
30
30
.389* .423* .463** -.050 -.047
30
.021
30
30
.405* .526**
.287
.125
.510
.275
.033
.792
.805
.913
.026
30
30
30
1 .439* -.036
30
.329
30
30
.379* .517**
30
30
.384* .063
30
.306
30
.143
30
30
.032 .488**
.076
.039
.101
.451
.867
.006
.015
.010
.005
.003
.003
.036
.743
30
30
.443* .347
30
.084
30
30
30
.192 .436* .544**
30
30
.182 .656**
.002
30
.297
.014 .061
30
30
.393* .227
.658
30
.124
.310 .016 .002
30
30
30
.234 .387* .591**
.335 .000
30
30
.376* .579**
.111
30
1
.032 .227
30
30
.225 .374*
.513
30
.148
.214 .035 .001
30
30
30
.329 .532** .513**
.041 .001
30
30
.144 .650**
.076 .002 .111
30
30
30
30
.379* .443* .393* .225
.233 .042
30
30
1 .549**
.436 .076
30
30
.365* .242
30
.439*
.850
.020
.004
30
30
30
1 .410* .548**
.002
30
.248
.006
.004 .448 .000
30
30
30
.391* .562** .671**
.014
30
.347
.032 .233
.002 .047 .198 .187
30
30
30
30
30
30
30
.227 .374* .549**
1 .654** .061 .370*
.033
30
.302
.001 .000
30
30
.404* .684**
.003
30
.384*
.061
30
.084
.227
30
.124
.042
30
.148
.002
30
30
.365* .654**
.105
30
.086
.027 .000
30
30
.337 .510**
.010
30
-.050
.036
30
.063
.658
30
.192
.513
30
.234
.436
30
.329
.047
30
.242
.756 .240 .653
30
30
30
1 .710** .501**
.069 .004
30
30
.306 .488**
.508
30
.094
.792
30
-.047
.743 .310 .214 .076
30
30
30
30
.306 .436* .387* .532**
.198 .750
30
30
.248 .370*
.756
30
30
.221 .710**
.343
30
.000
.621
30
-.125
.805
30
.021
.101 .016 .035 .002
30
30
30
30
.143 .544** .591** .513**
.187 .044
30
30
.391* .302
.240 .000
30
30
30
.086 .501** .579**
.001
30
1
.157 .000
30
30
.232 .620**
1.000
30
.599**
.511
30
.406*
.913
30
.405*
.451
30
.032
.653
30
.337
30
.232
.217 .000
30
30
1 .630**
.000
30
.507**
.026 .026 .867 .335 .041 .448 .001 .027 .069 .100 .157 .217
.000
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
30
1
.502** .526** .488** .656** .579** .650** .671** .684** .510** .488** .669** .620** .630**
.004
30
.005
30
.003
30
.006
30
.000
30
.061
.002 .001 .004 .033 .105
30
30
30
30
30
.182 .376* .144 .562** .404*
.000
30
.001
30
.000
30
.000
30
.000
30
.000 .750
30
30
1 -.059
30
-.059
.004
30
.005
30
.306
.006
30
.044
30
.221
.000 .005
30
30
1 .579**
.001
30
.265
.000
30
.000
30
.100 .006
30
30
.265 .669**
.000
30
30
47
Lanjutan Lampiran 2
Keterangan:
P1: Merek produk mudah di ingat
P2: Produk bervariasi
P3: Fungsi produk sesuai dengan kebutuhan
P4: Kemasan produk yang praktis untuk di bawa berpergian
P5: Kemasan yang menarik
P6: Label halal
P7: Variasi harga yang terjangkau
P8: Daya saing tinggi
P9: Tenaga penjualan yang terampil
P10: Sistem pemasaran penjualan langsung
P11: Promosi melalui pameran kesehatan
P12: Outlet tersebar
P13: Lokasi yang strategis
P14: Transportasi ke outlet
Realibility
Case Processing Summary
N
Cases
Valid
a
Excluded
Total
%
30
100.0
0
.0
30
100.0
a. Listwise deletion based on all
variables in the procedure.
Uji reliabilitas (metode alpha croncbach)
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
.850
14
48
Lampiran 3. Hasil uji crosstab
umur * Merek produk mudah diingat Crosstabulation
Merek produk mudah diingat
CP
umur
<20 tahun
Count
% within umur
21-30 tahun
31-40 tahun
>40 tahun
2
.0%
50.0%
50.0%
100.0%
4
5
22
31
12.9%
16.1%
71.0%
100.0%
1
7
25
33
3.0%
21.2%
75.8%
100.0%
1
7
26
34
2.9%
20.6%
76.5%
100.0%
6
20
74
100
6.0%
20.0%
74.0%
100.0%
Count
% within umur
Total
Count
% within umur
Total
1
Count
% within umur
SP
1
Count
% within umur
P
0
umur * Produk Bervariasi Crosstabulation
Produk Bervariasi
CP
umur
<20 tahun
Count
% within umur
21-30 tahun Count
% within umur
31-40 tahun Count
% within umur
>40 tahun
Count
% within umur
Total
Count
% within umur
P
SP
Total
0
1
1
2
.0%
50.0%
50.0%
100.0%
1
5
25
31
3.2%
16.1%
80.6%
100.0%
3
3
27
33
9.1%
9.1%
81.8%
100.0%
7
6
21
34
20.6%
17.6%
61.8%
100.0%
11
15
74
100
11.0%
15.0%
74.0%
100.0%
49
Lanjutan Lampiran 3
umur * Kemasan produk yang praktis untuk dibawa berpergian Crosstabulation
Kemasan produk yang praktis untuk
dibawa berpergian
CP
Umur
<20 tahun
Count
% within umur
21-30 tahun Count
% within umur
31-40 tahun Count
% within umur
>40 tahun
Count
% within umur
Total
Count
% within umur
P
SP
Total
0
1
1
2
.0%
50.0%
50.0%
100.0%
1
16
14
31
3.2%
51.6%
45.2%
100.0%
6
17
10
33
18.2%
51.5%
30.3%
100.0%
4
13
17
34
11.8%
38.2%
50.0%
100.0%
11
47
42
100
11.0%
47.0%
42.0%
100.0%
Pendidikan * Fungsi produk sesuai dengan kebutuhan Crosstabulation
Fungsi produk sesuai dengan
kebutuhan
CP
Pendidikan
SMA
Count
% within Pendidikan
Diploma
Count
% within Pendidikan
Sarjana
Count
% within Pendidikan
Lainnya
Count
% within Pendidikan
Total
Count
% within Pendidikan
P
SP
Total
1
5
19
25
4.0%
20.0%
76.0%
100.0%
2
2
26
30
6.7%
6.7%
86.7%
100.0%
4
7
27
38
10.5%
18.4%
71.1%
100.0%
0
2
5
7
.0%
28.6%
71.4%
100.0%
7
16
77
100
7.0%
16.0%
77.0%
100.0%
50
Lanjutan Lampiran 3
Pendidikan * Sistem pemasaran penjualan langsung Crosstabulation
Sistem pemasaran penjualan
langsung
CP
Pendidikan
SMA
Count
% within Pendidikan
Diploma
Sarjana
Lainnya
Total
18
25
12.0%
16.0%
72.0%
100.0%
1
5
24
30
3.3%
16.7%
80.0%
100.0%
3
10
25
38
7.9%
26.3%
65.8%
100.0%
0
1
6
7
.0%
14.3%
85.7%
100.0%
Count
% within Pendidikan
Count
% within Pendidikan
Total
4
Count
% within Pendidikan
SP
3
Count
% within Pendidikan
P
7
20
73
100
7.0%
20.0%
73.0%
100.0%
Pendidikan * Transportasi ke outlet Crosstabulation
Transportasi ke outlet
CP
Pendidikan
SMA
Count
% within Pendidikan
Diploma Count
% within Pendidikan
Sarjana Count
% within Pendidikan
Lainnya Count
% within Pendidikan
Total
Count
% within Pendidikan
P
SP
Total
1
6
18
25
4.0%
24.0%
72.0%
100.0%
4
3
23
30
13.3%
10.0%
76.7%
100.0%
5
6
27
38
13.2%
15.8%
71.1%
100.0%
1
1
5
7
14.3%
14.3%
71.4%
100.0%
11
16
73
100
11.0%
16.0%
73.0%
100.0%
51
Lanjutan Lampiran 3
Pendapatan * Variasi harga yang terjangkau Crosstabulation
Variasi harga yang terjangkau
TP
Pendapatan <4.000.000
Count
% within
Pendapatan
4.000.000-6.000.000
0
16.7%
0%
0
1
.0% 16.7%
6.000.000-10.000.000 Count
% within
Pendapatan
> Rp 10.000.000
Total
1
4
Count
% within
Pendapatan
6
1
50.0% 33.3%
100.0%
1
4
6
16.7% 66.7%
100.0%
11
11
26
42.3% 42.3%
100.0%
28
26
67
41.8% 38.8%
100.0%
13
6.0% 13.0%
Total
0
9
6.0% 13.4%
SP
0
3
3.8% 11.5%
Count
% within
Pendapatan
P
1
Count
% within
Pendapatan
CP
40
41
100
40.0% 41.0%
100.0%
pendapatan * Daya saing tinggi Crosstabulation
Daya saing tinggi
TP
Pengeluaran
<4.000.000
Count
% within
pendapatan
4.000.000-6.000.000
Count
% within
pendapatan
6.000.000-10.00.000
Count
% within
pendapatan
>10.000.000
Count
% within
Pendapatan
Total
Count
% within
Pendapatan
CP
0
.0%
P
0
SP
Total
1
0
1
.0% 100.0%
.0%
100.0%
1
0
3
2
6
16.7%
.0%
50.0%
33.3%
100.0%
0
1
10
15
26
.0%
3.8%
38.5%
57.7%
100.0%
0
9
20
38
67
.0%
13.4%
29.9%
56.7%
100.0%
1
10
34
55
100
1.0%
10.0%
34.0%
55.0%
100.0%
Download