MENGATUR PERUSAHAAN MULTIBISNIS (MANAGING THE MULTIBUSINESS CORPORATION) Mengatur sebuah perusahaan multibisnis kemungkinan merupakan pengalaman strategi perusahaan yang lebih sulit. Bagian dari upaya ini berasal dari implementasi strategi yang sulit pada beberapa level dalam sebuah organisasi. Di lain hal, mereka harus memelihara kendali (maintain control) dari bermacam-macam usaha dan sering melakukan otonomi bisnis dalam portfolio and menyediakan hubungan pada seluruh kesatuan usaha. Mendesain Konteks Secara umum, dua lingkup prinsip yang berpengaruh pada desain administratif konteks. Pertama adalah prinsip dari jajaran internal (internal alignment), dugaan sederhana yang masingmasing struktur organisasi, sistem, dan proses yang dibutuhkan, didesain untuk memperkuat kembali dibanding konflik dengan tanda-tanda dan memberikan motivasi kepada manajer dengan aspek-aspek lain dari administratif konteks. Prinsip kedua yang mempengaruhi desain dari administratif konteks adalah desain kesatuan (contingent design). Sebagai gantinya, membuktikan bahwa karakteristik internal dari sebuah organisasi yang efektif seharusnya merupakan kumpulan tugas yang harus saling berinteraksi dengan lingkungannya. Di samping kuasa konseptualnya, prinsip dari jajaran internal dan kumpulan teori menawarkan saran kecil yang spesifik mengenai bagaimana mendesain konteks untuk sebuah bagian perusahaan yang akan memproduksi keinginan perilaku (keputusan terbaik) pada kemungkinan biaya administratif yang lebih rendah (lihat Figure 6.3). Teori informasi (information theory) mengungkapkan bahwa biaya berhubungan dengan transfer informasi dalam perusahaan. Menurut Hayek, mereka mengungkapkan bahwa ada dua tipe pengetahuan: pengetahuan umum (general knowledge) yang dapat murah dan mudah ditransfer dalam sebuah hirarki organisasi, dan pengetahuan khusus (general knowledge) yang sulit dan membutuhkan biaya untuk transfer, walaupun dengan sistem informasi modern. Teori agen (Agency Theory) memperkeras pandangan ini. Ini memperlihatkan bahwa, ketika memberikan keputusan yang benar, ketertarikan manajer kemungkinan berperilaku pada cara yang memaksimalkan keselamatannya sendiri pada biaya dari produk perusahaan. Meskipun demikian, pendekatan mengidentifikasi parameter kritis yang membentuk perilaku manajerial. Ketika mengkonfigurasi elemen tradisional dari desain organisasi yang dapat secara langsung ditentukan oleh eksekutif perusahaan- struktur, sistem, dan proses- oleh karena itu, penting untuk mengakui bahwa pengaruh tersebut dapat bermanfaat ditafsirkan selama dampak tersebut dalam tiga aturan dari permainan. Kontrol (control) Melekat dalam setiap struktur organisasi bahwa kebutuhan untuk memelihara kontrol melampaui utusan pembuat keputusan. Teori agen menggarisi konsekuensi yang berlawanan dari utusan dan memperingatkan bahwa tanpa sistem yang tepat, kantor perusahaan dapat cepat kehilangan kemampuan untuk menentukan arah perusahaan dan performa. Sedangkan unit mandiri, sejauh mungkin, harus diperkenankan untuk beroperasi secara otonomi jika mereka terlalu memaksimalkan performa yang dimilliki, kemungkinan terdapat beberapa ukuran dari kontrol perusahaan untuk mencegah kerugian perusahaan. Ini membuktikan pentingnya perbedaan dalam sistem organisasi dan proses antara hasil kontrol perusahaan dan perilaku kontrol perusahaan. Keduanya dipercayakan dalam delegasi pembuat keputusan. Dasar perbedaannya adalah konsentrasi hasil kontrol pada hasil pandangan selama konsentrasi perilaku kontrol pada penentuan dan evaluasi aksi dalam arti mengatur insentif untuk subordinat (lihat “Clan Control” untuk kontrol tipe ketiga). Hubungan (coherence) Seringkali kontrol operasi dari divisi otonomi cukup jarang untuk membenarkan eksistensi dari sebuah perusahaan multibisnis. Walaupun unit-unit perlu untuk dibedakan dan dikhususkan untuk melayani pasar mereka secara efisien, nilai sumberdaya juga perlu untuk menyebar, dalam keseluruhannya unit tersebut untuk melengkapi hubungan pada perusahaan. Beberapa tingkatan dari integrasi melampaui cara lain dari unit-unit yang berbeda. Oleh karena itu, jika performa perusahaan menjasi lebih dari biasanya, jumlah dari divisi individu dapat dicapai sendiri. Untuk mencapai tingkatan yang diinginkan, oleh karena itu, perusahaan tidak hanya perlu untuk mengubah insentif, tetapi juga mempekerjakan sistem lain dan proses-proses yang potensial menggantikan divisi otonomi. Mekanisme ini untuk mempengaruhi sumber daya yang melibatkan transfer dari kemampuan dan sumber daya dan perkembangan serta pemeliharaan dari sumber daya oleh divisi yang berbeda. Mengkoordinasi aktifitas yang melibatkan beberapa tingkatan dari pembagian langsung pada performa dari sebuah aktifitas oleh multi divisi. Recommed Readings Armours, H., and D.J. Teece, “Organization Structure and Economic Performance: A Test of the Multidivisional Hypothesis.” Bell Journal of Economics 9 (1978), pp. 106-22. Eisenhardt, K.M. “Agency Theory: An Assessment and Review.” Academy of Management Review (1989), pp. 57-74. Galbraith, J.R., and R.K. Kazanjian. Strategy Implementation: Structure, Systems and Proces. St. Paul, MN: West Publishing, 1985. Gupta, A.K., and S. Seshadri. “Horizontal Resources Sharing: A Principal Agent Approach.” Academy of Management Best Papers, 1994, pp. 37-41. Hill, C.W.L., M.A. Hitt, and R.E. Hoskisson. ” Cooperative versus Competitive Structures in Related and Unrelated Diversified Firms.” Organization Science 3 (1992), pp. 501-21. Nayyar, P.R., and R.K. Kazanjian. Organizing to Attain Potential Benefits from Information Assymetries and Economies of Scope in Related Diversified Firms.” Academy of Management Review 18 (1993), pp. 735-59. Porter, M.E. “From Competitive Advantage to Corporate Strategy.” Harvard Business Review 65, No.3 (May-June 1987), pp. 43-59.