BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Peradaban ekonomi dunia terbagi dalam tiga gelombang. Gelombang
pertama adalah gelombang ekonomi pertanian. Kedua, gelombang ekonomi
industri. Ketiga adalah gelombang ekonomi informasi. Kemudian diprediksikan
gelombang keempat merupakan gelombang ekonomi kreatif yang berorientasi
pada ide (Toffler, 1980). Howkins (2001) menemukan kehadiran gelombang
ekonomi kreatif setelah menyadari pertama kali pada tahun 1996 ekspor karya hak
cipta Amerika Serikat mempunyai nilai penjualan sebesar US$ 60,18 miliar yang
jauh melampaui ekspor sektor lainnya seperti otomotif, pertanian, dan pesawat.
Kemajuan teknologi telah merubah cara–cara bisnis yang dikelola.
Teknologi tinggi memungkinkan karyawan bekerja lebih cepat dan lebih
produktif. Akibat kemajuan teknologi, suatu negara dapat relatif mudah
mendistribusikan produknya ke negara lain (Kismono, 2001). Hal ini
menunjukkan bahwa perkembangan teknologi informasi dan komunikasi,
perubahan cara–cara pengelolaan bisnis, serta peningkatan kompetisi dalam
lingkungan bisnis merupakan dampak dari globalisasi ekonomi. Kondisi seperti
ini mengharuskan manajemen perusahaan untuk mencari berbagai strategi baru
agar perusahaan mampu bertahan dalam persaingan dan berkembang menjadi
pemimpin pasar.
1
Industri kreatif di Indonesia, diawali oleh pentingnya peningkatan daya
saing produk nasional dalam menghadapi pasar global. Pemerintah melalui
Departemen Perdagangan yang bekerja sama dengan Departemen Perindustrian
dan Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) serta didukung
oleh Kamar Dagang Indonesia (KADIN) membuat Roadmap Indonesia Design
Power 2006–2010 yang bertujuan untuk menempatkan produk Indonesia menjadi
produk berstandar Internasional dan memiliki karakter nasional yang diterima di
pasar dunia (Departemen Komunikasi dan Informatika, 2006).
Indonesia telah mengambil langkah dalam menyambut tren ekonomi
kreatif dengan mencanangkan visi Pengembangan Ekonomi Kreatif 2025. Pada
tahun 2008, Departemen Perdagangan RI menerbitkan buku “Rencana
Pengembangan
Ekonomi
Kreatif
Indonesia
2009–2015”.
Buku
tersebut
merupakan panduan bagi setiap departemen terkait dalam pembuatan kerjanya
pada 14 subsektor industri kreatif sehingga terjalin sinergi antar departemen.
Departemen Dalam Negeri (Depdagri) membagi industri kreatif menjadi 14
subsektor, antara lain: (1) Periklanan; (2) Percetakan; (3) TV & Radio; (4) Film,
Video, Fotografi; (5) Musik; (6) Seni Pertunjukan; (7) Pasar Barang Seni; (8)
Kerajinan; (9) Desain; (10) Fasyen; (11) Arsitektur; (12) Permainan Interaktif;
(13) IT & Software; dan (14) R&D (Depdagri, 2008).
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2013, secara makro
kontribusi
PDB industri kreatif tahun 2010 berdasarkan harga konstan 2000
adalah sebesar 462,38 triliun rupiah atau 7,2% dari total PDB Nasional. Angka ini
2
jauh meningkat dibandingkan tahun 2006 yakni sebesar 104,787 triliun rupiah
atau 5,67% dari total PDB Nasional.
Tabel 1.1 Penjualan Produk Nasional
Penjualan produk nasional
2006
2010
Mode
45,8 triliun rupiah
184,95 triliun rupiah
Kerajinan
26,7 triliun rupiah
110,97 triliun rupiah
Sumber: BPS tahun 2013
Data BPS mencatat dari 462,38 triliun rupiah yang diperoleh pada tahun
2010, penjualan produk mode memberi kontribusi tertinggi sebesar 184,95 triliun
rupiah, diikuti produk kerajinan sebesar 110,97 triliun rupiah, dan sisanya
merupakan sumbangan dari 12 sektor lain. Jika dibandingkan dengan perolehan
tahun 2006, penjualan produk mode hanya memberi kontribusi sebesar 45,8 triliun
rupiah, diikuti produk kerajinan sebesar 26,7 triliun rupiah dan sisanya merupakan
sumbangan dari 12 sektor lain.
Mengacu pada data BPS, perkembangan industri kreatif di Indonesia
semakin pesat seiring meningkatnya permintaan akan produk–produk inovatif.
Menciptakan produk inovatif memerlukan kreativitas. Munandar (2004)
menjelaskan kreatifitas sebagai kemampuan umum untuk menciptakan sesuatu
yang baru, sebagai kemampuan untuk memberikan gagasan–gagasan baru yang
dapat diterapkan dalam pemecahan masalah atau sebagai kemampuan untuk
melihat hubungan–hubungan baru antara unsur–unsur yang sudah ada
3
sebelumnya.
Perusahaan
dapat
menggunakan
mekanisme
pengembangan
gagasan–gagasan baru untuk meningkatkan kreativitas dan keinovasiannya.
Industri kreatif merupakan kumpulan aktivitas ekonomi yang terkait
dengan penciptaan atau penggunaan pengetahuan dan informasi (Hesmondhalgh,
2002). Industri yang menciptakan produk–produk kreatif seperti pembuatan
cinderamata, permainan, hiasan, desain, lagu, dan sebagainya dikerjakan atas
permintaan dan kebutuhan masyarakat. Dalam pembuatan sebuah produk
memerlukan pengelolaan yang serius, mengingat semakin besar ukuran proyek
pembuatan produk tersebut, maka semakin kompleks ketergantungan antara satu
bagian pekerjaan dengan bagian lain dalam kesatuan proyek.
Proyek merupakan usaha temporer yang dilakukan untuk menyelesaikan
suatu tujuan yang unik (Scwalbe, 2004). Banyak hal yang diperhatikan dalam
suatu proyek. Perencanaan pelaksanaan proyek yang meliputi kegiatan, jadwal,
biaya, dan organisasi harus digariskan. Pelaksanaan proyek itu sendiri mungkin
menimbulkan berbagai persoalan alokasi sumber daya, pengawasan dan
administratif. Selanjutnya demi keberhasilan proyek, orang selalu harus ingat
akan penting dan perlunya pengawasan proyek (Reksohadiprojo, 2001).
Perusahaan yang bergerak dalam industri kreatif perlu melakukan
pengelolaan proyek dengan baik. Besar kecilnya suatu proyek, dibutuhkan
pengendalian sistem menajemen terhadap pengawasan sumber daya yang ada,
biaya, kualitas dan anggaran (Render, 2011). Manajemen proyek merupakan
aplikasi dari ilmu pengetahuan, keterampilan, alat, dan teknik untuk aktifitas suatu
4
proyek dengan maksud memenuhi atau melampaui kebutuhan stakeholder dan
harapan dari sebuah proyek (Schawalbe, 2004).
Menurut Ervianto (2005), manajemen proyek adalah semua perencanaan,
pelaksanaan, pengendalian, dan koordinasi suatu proyek dari awal (gagasan)
sampai selesainya proyek untuk menjamin biaya proyek dilaksanakan tepat waktu,
tepat biaya, dan tepat mutu. Manajemen proyek meliputi perencanaan proyek dan
pengendalian aktivitas proyek, keterbatasan sumber daya dan biaya, dan menjaga
proyek berjalan tepat waktu (Russel dan Taylor, 2011). Mengacu pada pengertian
manajemen proyek tersebut, masalah keterlambatan dalam penyelesaian proyek
merupakan masalah yang harus diselaikan dalam suatu proyek.
Dalam penelitian ini, Colorful Creatia dipilih sebagai objek penelitian,
karena merupakan salah satu perusahaan kreatif yang berada di Yogyakarta.
Colorful Creatia didirikan pada tahun 2012. Produk dari perusahaan ini adalah
“buku tahunan”. Buku tahunan adalah buku yang berisikan informasi mengenai
individu atau kelompok sesuai dengan keinginan pemesan. Colorful Creatia
memiliki tiga divisi penting dalam pengerjaan proyek. Tiga divisi ini yakni divisi
Creative and Editing, divisi Pitching, dan divisi Production. Ketiga divisi ini
memiliki fungsi dan tugas yang berbeda. Adapun fungsi dan tugas ketiga divisi ini
saling berkaitan dalam sebuah jaringan proyek. Dalam menghadapi persaingan
ditahun–tahun mendatang, Colorful Creatia membutuhkan sistem pengelolaan
proyek yang efektif.
Colorful Creatia pada periode Juli 2012 sampai dengan Agustus 2013
mengerjakan empat belas proyek yang berasal dari instansi pendidikan (sekolah
5
dasar, sekolah menengah pertama, sekolah menengah atas, dan perguruan tinggi).
Instansi pendidikan yang menjadi konsumen Colorful Creatia tidak hanya berasal
dari kota Yogyakarta. Selama periode Juli 2012 sampai dengan Agustus 2013
terdapat tujuh proyek bermasalah, yakni ketidaksesuaian antara rencana dan
aktualisasi dalam proses pembuatan buku tahunan oleh Colorful Creatia.
Colorful Creatia telah menjadi ikon industri kreatif di Yogyakarta melalui
partisipasinya dalam pembuatan buku tahunan. Selain itu, Colorful Creatia telah
memiliki prestasi tingkat Nasional dengan memenangi peringkat dua desain
halaman depan terbaik pada tahun 2012. Beberapa diantara klien yang pernah
ditangani adalah instansi–instansi pendidikan ternama di Yogyakarta (SMP N 5
Yogyakarta, SMA N 8 Yogyakarta, Fakultas Gizi Kesehatan UGM, dan lain–
lain).
Dalam menerapkan manajemen proyek, Colorful Creatia diharuskan
memiliki strategi yang dapat mengantisipasi hal–hal yang dirasa mengganggu
jalannya proyek untuk mengurangi risiko kegagalan. Hal–hal yang mengganggu
jalannya proyek akan berdampak buruk terhadap proyek. Oleh karena itu peneliti
tertarik untuk membahas faktor–faktor yang berpengaruh terhadap keterlambatan
penyelesaian proyek yang terjadi pada proyek buku tahuan Colourful Creatia.
1.2
Rumusan Masalah
Proyek pembuatan buku tahunan merupakan proyek yang kompleks,
karena dalam pengerjaannya terdapat tahapan–tahapan yang saling berkaitan serta
melibatkan pihak–pihak di luar perusahaan, sehingga banyak risiko–risiko yang
6
mungkin berdampak negatif pada proyek tersebut. Dampak yang dapat terjadi
adalah keterlambatan penyelesaian proyek.
Masalah keterlambatan dalam penyelesaian proyek merupakan masalah
yang harus diselesaikan dalam suatu proyek. Keterlambatan juga berpengaruh
pada hubungan dengan konsumen. Permasalahan lainnya adalah ketidakpuasan
konsumen akan produk yang dihasilkan. Bila produk barang atau jasa yang
dihasilkan tidak memenuhi keinginan konsumen (ketidaksesuaian antara waktu
yang diharapkan dengan waktu sebenarnya), maka dipastikan konsumen
memberikan penilaian buruk terhadap perusahaan.
Berdasarkan uraian latar belakang masalah yang dipaparkan sebelumnya,
pada periode Juli 2012 sampai dengan Agustus 2013 Colorful Creatia
mengerjakan empat belas proyek yang berasal dari instansi pendidikan (sekolah
dasar, sekolah menengah pertama, sekolah menengah atas, dan perguruan tinggi).
Selama periode Juli 2012 sampai dengan Agustus 2013 setidaknya terdapat tujuh
proyek yang bermasalah, yakni ketidaksesuaian antara rencana dan aktualisasi
dalam proses pembuatan buku tahunan oleh Colorful Creatia.
Untuk itu Colorful Creatia perlu melakukan identifikasi faktor–faktor yang
menyebabkan keterlambatan penyelesaian proyek sehingga proyek dapat berjalan
sesuai dengan yang diharapkan.
7
1.3
Pertanyaan Penelitian
Berdasarkan uraian mengenai pokok permasalahan yang telah dijelaskan
sebelumnya, maka berikut pertanyaan penelitian yang harus diketahui jawabannya
oleh peneliti dalam penelitian ini:
1. Faktor–faktor apa saja yang menyebabkan keterlambatan penyelesaian
proyek buku tahunan?
2. Rekomendasi apa yang dapat diusulkan untuk mengatasi permasalahan
keterlambatan penyelesaian proyek buku tahunan ?
1.4
Tujuan Penelitan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dijelaskan sebelumnya, maka
dapat
diketahui
tujuan
dari
penulisan
penelitian
ini.
Pertama
untuk
mengidentifikasi faktor–faktor utama yang berpengaruh terhadap keterlambatan
penyelesaian proyek buku tahunan. Kedua memberikan rekomendasi kepada
Colorful Creatia untuk mengatasi permasalahan tersebut.
1.5
Batasan Masalah
Batasan penelitian dimaksudkan agar penelitian lebih terarah dan
mendapatkan hasil yang maksimal sesuai dengan tujuan penelitian. Penulisan
skripsi dengan batasan sebagai berikut:
1. Objek penelitian adalah perusahaan pembuatan buku yang bergerak
dibidang kreatif. Pemilihan Colorful Creatia dengan pertimbangan bahwa
8
Colorful
Creatia
merupakan perusahaan
yang memiliki
masalah
ketelambatan penyelesaian proyek.
2. Penelitian ini dibatasi pada analisis keterlambatan tujuh proyek yang
mewakili kriteria dengan risiko besar, sedang, dan ringan yang diterima
oleh perusahaan selama periode Juli 2012 sampai dengan Agustus 2013.
3. Penelitian dimaksudkan untuk mengidentifikasi faktor–faktor utama dan
rekomendasi untuk Colorful Creatia.
1.6
Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Secara akademik: sebagai bahan informasi bagi peneliti lain yang
mengkaji penyebab keterlambatan penyelesaian proyek.
2. Secara praktis: penelitian ini dapat menjadi bahan referensi untuk
menghindari terjadinya keterlambatan penyelesaian proyek.
1.7
Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan skripsi dibagi menjadi lima bab yang terdiri dari
pendahuluan, landasan teori, metode penelitian, hasil penelitian dan pembahasan
serta simpulan, implikasi, keterbatasan dan saran penelitian selanjutnya.
Bab I menguraikan latar belakang masalah, rumusan masalah, pertanyaan
penelitian, tujuan penelitian, batasan masalah, manfaat penelitian, metode
penelitian, dan sistematika penulisan. Selanjutnya, Bab II menguraikan teori dan
9
konsep yang relevan dengan topik penelitian, antara lain definisi proyek,
manajemen proyek, penjadwalan, dan manajemen waktu.
Bab III menguraikan tentang desain atau jenis penelitian, objek penelitian,
metode pengumpulan data, metode analisis data, validitas, dan alat analisis data
yang akan dilakukan dalam penelitian ini. Selanjutnya Bab IV akan membahas
proses pengumpulan data, sejarah obyek penelitian, struktur manajemen, faktor–
faktor keterlambatan penyelesaian proyek Colorful Creatia beserta analisis, dan
diagram tulang ikan.
Bab V yang berisi simpulan dari hasil penelitian dan saran–saran yang
ditujukan kepada obyek penelitan yaitu Colorful Creatia.
10
Download