BAB 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Era modern sekarang ini, komunikasi merupakan sebuah hal yang sangat berpengaruh terhadap kehidupan sehari – hari. Dimana setiap orang memiliki hal yang ingin disampaikan kepada satu orang lainnya demi menjaga hubungan erat antara sesama. Maka dari itu munculah beberapa gadget yang dapat membantu manusia untuk dapat berkomunikasi jarak jauh sehingga komunikasi tetap terjalin. Akan tetapi, semakin kesini penggunaan gadget di lingkungan masyarakat semakin berlebihan dibuktikan dari beberapa riset yang telah dilakukan oleh lembaga PeerReach. Pengunaan gadget saat ini tidak sekedar untuk membantu mempermudah pekerjaan dan komunikasi, sebagian besar telah bergeser menjadi gaya hidup masyarakat yang memiliki nilai sosial. Di lihat dari cara penggunaannya terutama Handphone masyarakat mulai terlalu bergantung dengan gadgetnya masing – masing. Salah satu contoh dapat diambil dari situasi yang dimana terkadang disaat sedang berkumpul bersama dalam suatu kelompok terdapat beberapa orang yang terlalu asik dengan gadgetnya sehingga teman satu kelompoknya tidak dihiraukan sama sekali. Kasus seperti ini juga merupakan suatu dampak yang ditimbulkan dari banyaknya pengguna sosial media di dunia maya ( Dinamika Perkembangan, 2013:455 ). Komunikasi yang terjalin antara masing – masing individu memang semakin mudah, akan tetapi sebagian orang masih belum dapat mengatur dengan bijak penggunaannya. Hasil riset yang dilakukan oleh Kominfo menunjukan bahwa beberapa sosial media seperti facebook berpengaruh secara signifikan terhadap komunikasi secara langsung atau tatap muka remaja didalam keluarga di jawa barat dan banten. Menurut Colin Cherry Komunikasi adalah proses dimana pihak-pihak saling menggunakan informasi dengan untuk mencapai tujuan bersama dan komunikasi merupakan kaitan hubungan yang ditimbulkan oleh penerus rangsangan dan pembangkitan balasannya. Selanjutnya menurut Forsdale (1981) seorang ahli pendidikan ilmu komunikasi menerangkan dalam sebuah kalimat bahwa 1 2 “communication is the process by which a system is established, maintained and altered by means of shared signals that operate according to rules”. Komunikasi adalah suatu proses dimana suatu sistem dibentuk, dipelihara, dan diubah dengan tujuan bahwa sinyal-sinyal yang dikirimkan dan diterima dilakukan sesuai dengan aturan. Dari beberapa teori yang dipaparkan dapat disimpulkan bahwa komunikasi merupakan suatu proses yang melibatkan satu orang atau lebih dimana masing – masing memiliki peranan dalam menyampaikan informasi atau menerima informasi. Seiring perkembangan zaman, komunikasi dapat lebih mudah dilakukan dengan munculnya beberapa teknologi seperti HP yang dapat membantu agar komunikasi tetap terjalin walaupun jarak antara komunikan jauh. Dilihat dari cara masyarakat menggunakannya, masyarakat sudah mulai merasakan ketergantungan yang berlebih terhadap Hpnya. Bagi sebagian orang ketergantungan ini bisa didasari oleh rasa kebutuhan akan komunikasi, gaya hidup di sosial media, atau suatu pelampiasan bagi seseorang dimana bila komunikasi sudah terasa membosankan atau canggung. Berhubungan dengan ketergantungan masyarakat terhadap gadgetnya, dalam kasus ini sebuah lembaga Inggris Securenvoy yang bergerak dibidang media sosial telah melakukan penelitian di tahun 2010. Riset menemukan ada sekitar 58% pria dan 42% wanita mengalami kecemasan bila mereka tidak membawa HP atau kehabisan baterai, Disimpulkanlah bahwa mereka telah menderita Nomophobia. Nomophobia ialah sebuah singkatan dari “ No Mobile Phone Phobia “ Yang berarti sebuah sindrom ketakutan berlebihan bila seseorang tidak berdekatan dengan ponselnya. Dari riset Securenvoy juga disebutkan bahwa pengidap Nomophobia meningkat secara signifikan di tahun 2008, dari 1000 koresponden dua pertiganya merasa takut jika kehilangan atau tidak bermain dengan ponselnya, serta ditemukan pula pengidap Nomophobia terbanyak yaitu rentang di usia 18-24 (77%) dan disusul oleh responden berusia 24-34 tahun (68%).Menurut data Lembaga PeerReach, Indonesia menempati urutan ke 3 pengguna media sosial terbanyak. Kondisi seperti ini sangatlah mengkhawatirkan dikarenakan banyaknya pengguna media sosial belakangan ini akan mendorong sindrom Nomophobia untuk terus menigkat. 3 Peningkatan ini akan juga berdampak pada kehidupan sosial sehari – hari masyarakat Indonesia khususnya Jakarta. 1.2 Ruang Lingkup Ruang lingkup pada pembahasan ini lebih kepada sindrom Nomophobia dimana seseorang merasa ketergantungan dengan ponselnya yang nantinya mengakibatkan penggunaan secara berlebihan danberdampak pada kehidupan sosial masyarakat khususnya remaja di Jakarta. Serta membahas strategi dan cara menyelesaikan permasalahan ini melalui Aspek Desain Komunikasi Visual dan Advertising.