MODUL PERKULIAHAN Psikologi Pendidikan Proses informasi dalam belajar Fakultas Program Studi Psikologi Psikologi Tatap Muka 04 Kode MK Disusun Oleh MK61022 Ainul Mardiah, M.Sc Abstract Kompetensi Dalam perkuliah ini dibahas tentang system pendekatan pemrosesan informasi seperti: perhatian, ingatan, pemahaman konseptual, metakognisi, lupa, problem solving dan transfer Mahasiswa mampu memahami system pendekatan pemrosesan informasi seperti: perhatian, ingatan, pemahaman konseptual, metakognisi, lupa, problem solving dan transfer Proses informasi dalam belajar I. Sistem Pendekatan Pemrosesan Informasi a. Informasi, ingatan, dan berpikir Pendekatan pemrosesan informasi merupakan pendekatan kognitif di mana seseorang memanipulasi informasi, memonitor, dan strategi tentang hal tersebut. Pusat untuk pendekatan ini adalah proses kognitif, memori dan berpikir. Menurut pendekatan pemrosesan informasi, anak-anak mengembangkan kapasitas meningkatkan secara bertahap untuk pengolahan informasi, yang memungkingkan mereka untuk memperoleh pengetahuan dan keterampilan yang semakin kompleks. Pendekatan behaviorisme tida mampu menjelaskan pembelajaran anak-anak yang mengacu pada proses mental, seperti memori dan berpikir. Istilah psikologi kognitif menjadi label untuk pendekatan yang berusaha untuk menjelaskan perilaku yang memeriksa proses mental. b. Sumber kognitif: kapasistas dan kecepatan pengolahan informasi Seiring anak tumbuh dan matang, pengalaman mereka pun bertambah, dan kemampuan mereka memproses informasi juga bertambah, dipengaruhi oleh kapasitas dan kecepatan pemrosesan informasi secara bersamaan. Kedua hal ini disebut sebagai sumber daya kognitif (cognitive resource) yang memiliki pengaruh dalam hal memory dan problem solving. Faktor biologis dan pengalaman berkontribusi pada pertumbuhan sumber daya kognitif (cognitive resource. Sebagai contoh: ketika anak-naka tumbuh dan matang, perkembangan biologis penting terjadi dalam struktur otak, seperti perubahan dalma lobus frontal, dan pada tingkat neuron, seperti berkembanya dan pemangkasan koneksi antara neuron menghasilkan koneksi yang lebih kuat. Psikolog bidang proses informasi berpendapat bahawa peningkatan dalam kapasistas dan kecepatan akan mempengaruhi dalam proses informasi. Sebagai contoh: meningkatnya kapasitas proses informasi pada anak, memungkinkan mereka untuk dapat menyimpan dalam pikiran beberapa dimensi dari topic atau masalah secara bersamaan, sedangkan anak yang lebih muda rentan untuk fokus pada satu dimensi. Remaja dapat mendiskusikan bagaimana pengalaman bapak bangsa, sementara anak usia dasar cenderung lebih fokus pada faktafakta sederhana tentang kehidupan sang pendiri. 2014 2 Psikologi Pendidikan Ainul Mardiah, S.Psi, M.Sc Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Terdapat banyak bukti bahwa kecepatan anak dalam menyelesaikan tugas meningkat secara tajam di masa kanak-kanak, sebagai contoh: anak-anak usia 8-13 tahun mengungkapkan bahwa kecepatan pemrosesan meningkat dengan usia, perubahan perkembangan dalam kecepatan pemrosesan didahului oleh peningkatan kapasitas peningkatan kecepatan memori. Kontroversi pemrosesan adalah muncul karena mengenai apakah pengalaman atau pematangan biologis. Pengalaman jelas memainkan peranan penting. Pikiran cepat anda memproses jawaban untuk masalah aritmatika sederhana sebagai seorang remaja daripada sebagai seorang anak. c. Mekanisme perubahan Menurut Robert Siegler, tiga mekanisme bekerja sama untuk menciptakan perubahan dalam keterampilan kognitif anak: pengodean, otomatisasi, dan konstruksi strategi, yaitu: 1. Pengodean adalah proses di mana informasi akan disimpan dalam memori. Misalnya: untuk anak 4 tahun, huruf S akan ditulis dalam tulisan melengkung yang berbeda bentuknya dari S yang dicetak. Namun, anak usia 10 tahun telah belajar untuk mengodekan fakta relevan bahwa keduanya huruf s dan mengabaikan perbedaan relevan dalam bentuknya. Terjadinya perubahan dalam pengodean informasi yang relevan dan mengabaikan informasi yang tidak relevan. 2. Otomatisasi adalah kemampuan untuk memproses informasi dengan sedikit usaha atau tidak. praktik memungkinkan anak-anak untuk mengodekan peningkatan jumlah informasi secara otomatis. Contoh, sekali anak-anak belajar membaca dengan baik, mereka tidak berpikir tentang setiap huruf dalam kata sebagai huruf, melainkan mereka mengodekan seluruh kata. Akibatnya, ketika pengolahan informasi menjadi lebih otomatis, kita dapat menyelesaikan tugas dengan lebih cepat dan menangani lebih banyak tugas dalam satu waktu. 3. Pengembangan strategi adalah penciptaan prosedur baru untuk memproses informasi. Misalnya, kegiatan membaca anak yang dilakukan akan menguntungkan ketika mereka mengembangkan strategi berhenti secara periodik untuk memeriksa apa yang telah dibacanya sejauh ini. II. Perhatian a. Pengertian perhatian 2014 3 Psikologi Pendidikan Ainul Mardiah, S.Psi, M.Sc Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Perhatian adalah pemusatan sumber daya mental, perhatian di bagi menjadi tiga kategori: Perhatian selektif: berfokus pada hal yang relevan dan mengabaikan halhal yang tidak relevan Perhatian terbagi: konsentrasi pada lebih dari satu aktivitas sekaligus. Contoh: mendengarkan musik sambil membaca dan mengetik. Perhatian berkelanjutan: kemampuan untuk mempertahankan perhatian selama jangka waktu tertentu. Perhatian terus-menerus juga disebut kewaspadaan. Perhatian eksekutif: perencanaan tindakan, mengalokasikan perhatian dan tujuan, deteksi kesalahan dan kompensasi, memantau kemajuan pada tugas-tugas, dan berurusan dengan kondisi yang baru atau sulit. Sebagai contoh: perhatian eksekutif adlah secara eektif menyebarkan perhatian untuk secara efektif terlibat dalam tugas-tugas kognitif saat menulis makalah 10 halaman dalam pelajaran sejarah. Salah satu trend yang melibatkan perhatian terbagi adalah anak-anak dan remaja yang multitasking, yang dalam beberapa kasus melibatkan tidak hanya membagi perhatian natara dua kegiatan, namun tiga atau lebih. b. Perubahan perkembangan Lamanya waktu bagi anak-anak untuk dapat memperhatikan meningkata ketika usia mereka bertambah. Balita yang tidak bisa diam, mengalihkan perhatian dari satu aktivitas ke aktivitas lainnya, dan tampaknya menghabiskan sedikit waktu berfokus pada salah satu objek atau kejadian. Sebaliknya, anak prasekolah mungkin menonton televise selama setengah jam pada satu waktu. Rangsangan eksternal cenderung menentukan target perhatian anak-anak prasekolah. Misalnya: badut yang terlihat menarik, menyajikan petunjuk untuk menyelesaikan masalah aritmatika, maka anak prasekolah akan memperhatikan badutnya daripada cara menyelesaikan masalah aritmatika karenamreka dipengaruhi kuat oleh fitur penting dari lingkungan. Setelah usia 6 atau 7, anakanak lebih memperhatikan fitur yang relevan untuk melakukan tugas atau memecahkan masalah. Jadi, bukannya dikendalikan oleh rangsangan yang paling mencolok di lingkungan mereka, anak-anak dapat mengarahkan perhatian mereka terhadap rangsangan yang lebih penting. Perubahan ini mencerminkan perhatian kontrol kognitif, sehingga anak kurang impulsive dan lebih reflektif. 2014 4 Psikologi Pendidikan Ainul Mardiah, S.Psi, M.Sc Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id III. Ingatan a. Pengertian ingatan Ingatan adalah penyimpanan informasi dari waktu ke waktu, yang melibatkan pengkodean, penyimpanan, dan pengambilan b. Pengkodean Pengkodean adalah proses di mana informasi masuk ke dalam memori. Pengkodean terdiri atas sejumlah proses: latihan, pengolahan mendalam, elaborasi, gambar konstruksi, dan organisasi. Latihan adalah pengulangan informasi secara sadar dari waktu ke waktu untuk meningkatkan panjangnya waktu untuk informasi itu ada di dalam memori. Contoh: mengingat bahan ujian ketika akan ujian, atau janji ketemu pacar. Pengolahan mendalam adalah memproses informasi secara mendalam, karena proses pengkodeaan informasi tidak hanya dilakukan melalui latihan, akan tetapi juga pemrosesan ingatan terjadi dari kontinum dangkal sampai dalam. Contoh: ketika seorang anak melihat kata perahu, pada tingkat dangkal ia akan berpikir tentang karakteristik kata, pada tingkat menengah ia mungkin berpikir tentang karakteristik dari kata (contohnya bahwa kata boat itu memiliki irama yang sama dengan coat), dan pada tingkat terdalam ia mungkin berpikir tentang kapan terakhir kali ia pergi memancing dengan ayahnya di perahu dan jenis perahu itu. Psikolog kognitif menemukan terdapat lebih banyak pengodean yang lebih baik dari sekedar kedalaman pengolahan. Mereka menemukan manfaat memori dari penggunaan elaborasi. Elaborasi adalah penyajian konsep dengan memberikan banyak contoh-contoh terutama yang berkaitan langsung dengan kehidupan pribadi. Satu eksperimen pada anak kelas 2 dan kelas 5 yang diminta untuk membuat suatu kalimat bermakna dari sebuah kata (contoh: keranjang). Hasil studi menunjukkan bahwa mereka lebih mengingat kata tersebut karena kalimat bermakna yang sudah disusun (grup 1) dibandingkan dengan sebuah kata dan definisi diberikan secara langsung kepada si anak (grup 2). Membangun gambar (citra), Allan Paivio (1971, 1986) berpendapat bahwa memori disimpan dengan salah satu dari dua cara: sebagai kode verbal atau sebagai kode gambar. Semakin unik gambar tersebut maka akan semakinmudah mengingat informasi yang disediakan. Anak yang lebih tua cenderung lebih mengingat lebih mudah dengan gambar untuk memproses informasi verbal dibandingkan dengan anak yang lebih muda. Dalam sebuah eksperimen yang 2014 5 Psikologi Pendidikan Ainul Mardiah, S.Psi, M.Sc Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id dilakukan oleh Schneider & Pressley (1997) pada anak kelas 1 sampai kelas 6 untuk mengingat 20 kalimat. Kelompok eksperimen dan kontrol dibagi secara acak, dimana anak pada kelompok eksperimen diberikan instruksi untuk membuat gambar di kepala mereka untuk setiap kalimat yang diberikan, sementara untuk kelompok kontrol instruksi yang diberika adalah: anak diminta untuk mengingat saja. Dari hasil penelitian ditemukan bahwa instruksi citra meningkatkan memori lebih untuk anak-anak yang lebih tua (kelas 4-6) dibandingkan untuk anak-anak yang lebih muda (kelas 1-3). Para peneliti telah menemukan bahwa anak-anak sekolah dasar dapat menggunakan citra untuk mengingat gambar dengan lebih baik dibandingkan melisankan materi. Organisasi adalah mengatur informasi ketidka mereka melakukan pengkoodean, akan sangat bermanfaat bagi memori mereka. c. Penyimpanan Penyimpanan adalah menjaga informasi dari waktu ke waktu. 3 jenis memori dengan kerangka waktu yang berbeda, yaitu: memori sensorik (yang berlangsung sepersekian detik hingga beberapa detik), memori jangka pendek berlangsung sekitar 30 detik), dan memori jangka panjang (berlangsung sampai seumur hidup). Beberapa ahli lainnya mengatakan bahwa memori tidak selalu bekerja dalam urutan tiga tahap yang dikemas rapi, ahli kontemporer menekankan bahwa memori kerja menggunakan isi memori jangka panjang dalam cara yang lebih fleksibel dari sekadar mengambil informasi lainnya. Barlett (2010) membagi memori jangka panjang memori deklaratif dan non-deklaratif, dan salah satu subtype, memori deklaratif, dibagi ke dalam memori episodic dan memori semantik. Memori deklaratif ingatan sadar akan informasi, seperti fakta-fakta tertentu atau peristiwa yang dapat dikomunikasikan secara verbal. Selanjutnya memori ini disebut memori eksplisit atau “mengetahui bahwa” contoh siswa dapat 2014 6 Psikologi Pendidikan Ainul Mardiah, S.Psi, M.Sc Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id menceritakan acara yang telah mereka saksiskan atau jelaskan prinsip dasar matematika. Namun, siswa tida perlu berbicara bila akan menggunakan memori deklaratif. Jika siswa hanya duduk dan merenungkan pengalamannya, memori deklaratif mereka terlibat. Memori non-deklaratif pengetahuan procedural dalam bentuk keterampilan dan operasi kognitif. Memori non-deklaratif tidak dapat diingat secara sadar, setidaknya tidak dalam bentuk peristiwa atau fakta tertentu. Contoh: ketika kita berbicara kalimat dengan tata bahasa yang benar tanpa harus memikirkan bagaimana melakukannya. Memori episodik adalah retensi informasi tentang di mana dan kapan kejadian hidup, contoh: kenangan siswa tentang hari pertama sekolah, dengan siapa mereka makan siang bersama. Memori semantik adalah pengetahuan umum dunia, memori ini meliputi: pengetahuan geometrik, pengetetahuan “setiap hari” tentang makna kata-kata, hal-hal umum dll. Memori semantic adalah independen dari identitas orang tersebut dengna masa lalu. Sebagai contoh, siswa dapat mengakses fakta-seperti” “Lima adalah ibu kota Peru”. Karakteristik Memori episodik Memori semantik Unit Kejadian, episode Fakta, ide, konsep Organisasi Waktu Konsep Emosi Lebih penting Kurang penting Proses pengambilan Disengaja (ada usaha) Otomatis Laporan pengambilan “Aku ingat” “Aku tahu” Pendidikan Tidak relevan Relevan Kecerdasan Tidak relevan Relevan Kesaksian Umum Diterima di pengadilan Tidak dapat diterima di pengadilan Menggambarkan Informasi dalam memori Teori jaringan adalah teori yang menggambarkan bagaimana informasi dalam memori di ataur dan terhubung, mereka menekankan simpul dalam jaringan memori. Teori Skema adalah teori didasarkan pada premis bahwa ketika kita membangun informasi, kita menyatukannya dengan informasi yang sudah ada dalam pikiran kita. Skema adalah informasi konsep, pengetahuan, informasi tentang peristiwa yang sudah ada dalam pikiran seseorang. Teori Jejak kabur adalah pernyataan bahwa memori yang paling baik dipahami dengan mempertimbangkan dua jenis representasi memori: 1) jejak memori verbatim dan 2014 7 Psikologi Pendidikan Ainul Mardiah, S.Psi, M.Sc Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id 2) jejak kabur, atau inti. Dalam teori ini, memori anak-anak lebih baik dikatikan dengan jejak kabur yang dibuat dengan mengekstraksi inti dari informasi. d. Pengambilan dan melupakan Pengambilan adalah penjemputan inforamsi dari penyimpanan. Ketika kita mengambil sesuatu dari “bank data” pikiran kita, kita mencari penyimpanan memori kita untuk menemukan informasi yang relevan. Sama seperti dengan pengodean, pencarian ini dapat otomatis atau dapat memerlukan usaha. Sebagai contoh, jika anda meminta siswa anda bulan apakah sekarang, jawabnya akan segera bangkit dari bibir mereka. Artinya, pengambilan akan terjadi otomatis. Namun, jika anda bertanya kepada siswa siapakah nama pembicara tamu yang datang ke kelas dua bulan lalu, proses pengambilan kemungkinan akan membutuhkan usaha lebih. Efek posisi serial adalah ingatan untuk tahapan awal dan akhir lebih mudah diingat daripada di tengah. Prinsip kekhususan pengodean adalah prinsip bahwa asosiai yang terbentuk pada saat pengodean atau pembelajaran cenderung isyarat pengambilan efektif. Melupakan isyarat bergantung adalah kegagalan pengambilan yang disebabkan oleh kurangnya petunjuk pengambilan efektif. Gagasan melupakan isyarat bergantung dapat menjelaskan mengapa siswa mungkin gagal untuk menambil fakta yang dibutuhkan untuk ujian, bahkan ketika ia yakin ia “tahu” informasi tersebut. Misalnya, jika anda belajar untuk tes dalam kursus ini dan mengajukan pertanyaan tentang perbedaan antara mengingat dan pengakuan dalam pengambilan, anda mungkin akan mengingat perbedaan lebih baik jika anda memiliki isyarat “isi bagian yang kosong” dan “pilihan berganda” secara beraturan. Teori melupakan isyarat-bergantung sejalan dengan teori gangguan dimana teori ini percaya bahwa kita lupa bukan karena kita benar-benar kehilangan kenangan dari penyimpanan, tetapi karena informasi lainnya berada pada jalan di mana kita mencoba untuk mengingat. Sumber lain dari melupakan adalah pembusukan memori. Menurut teori peluruhan, pembelajaran baru yang melibatkan penciptaan jejak memori neurokimia, pada akhirnya akan luruh. Dengan demikian, teori peluruhan menunjukkan bahw aperjalanan waktu bertanggung jawab pada proses lupa. IV. Metakognisi a. Perubahan perkembangan 2014 8 Psikologi Pendidikan Ainul Mardiah, S.Psi, M.Sc Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Metamemori anak meningkat jauh selama tahun-tahun sekolah dasar. Pada usia 5 tahun, mayoritas anak-anak memahami bahwa orang dapt memiliki keyakinan yang salah, dan dalam masa pertengahan dan akhir kanak-kanak mereka memahami bahwa orang secara aktif membangun pengetahuan. Remaja memiliki peningkatkan kapasitas untuk memonitor dan mengelola sumber daya untuk secara efektif memenuhi tuntutan tugas belajar, meskipun ada variasi individu yang cukup besar dalam metakognisi selama masa remaja. b. Model pemrosesan informasi yang baik Dikembangkan oleh Michael Pressley dan rekan-rekannya, model pemrosesan informasi yang baik menekankan bahwa hasil kognisi yang kompeten dari beberapa factor yang saling berinteraksi termasuk strategi, pengetahuan konten, motivasi, dan metakognisi. c. Strategi regulasi metakognitif Dalam padangan Pressley dan rekan-rekannya, kunci pendidikan adalah untuk membantu siswa belajar repertoar kaya strategi yang menghasilkan solusi untuk masalah. Kebanyakan anak mendapatkan keuntungan dari menggunakan beberapa strategi dan menjelajahi mana yang bekerja dengan baik, kapan, dan di mana. Sebagai contoh, guru dapat memperagakan strategi untuk siswa dan mengajukan pertanyaan yang membantu pemikiran panduan siswa dalam berbagai bidang konten. V. Problem Solving Problem solving adalah tipe berpikir yang diaplikasikan untuk menghasilkan sesuatu yang diinginkan yang berbeda dari awalnya. Well-defined problems adalah permasalahan yang mudah diselesaikan karena masalah tersebut memiliki struktur yang mudah dipahami dan informasi yang cukup untuk menyelesaikannya (contoh: dipelajaran algebra). Ill-defined problems adalah permasalahan yang solusinya tidak hanya satu akan tetapi lebih banyak strategi untuk menyelesaikannya (contoh: dalam ilmu social). Model problem solving menurut John Dewey (1910): 1. Identifikasi permasalahan 2. Representasi permasalahan 3. Memilih strategi 4. Implementasi strategi 5. Evaluasi hasil pengimplementasian strategi 2014 9 Psikologi Pendidikan Ainul Mardiah, S.Psi, M.Sc Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id Ada beberapa hal yang membuat siswa menghambat siswa untuk menyelesaikan permasalahan, yaitu: 1) Cognitive rigidity adalah kurang fleksibelnya seseorang dalam berpikir dan menerima perspetif yang berbeda dari mereka dan 2) Functional fixedness: kurang mampu berpikir untuk menggunakan objek selain objek yang sudah ditetapkan dari awal, 3) response set atau mental set, kecenderungna untuk menyelesaikan permasalahan sesuai dengan cara yang sudah ketinggalan zaman. Para ahli yang memang pakar dibidangnya yang membutuhkan waktu 5 sampai 10 tahun, terlepas dari kemampuan intelektual dan talentanya. Untuk menjadi seorang ahli dibidangnya bukan hanya permasalahan waktu, akan tetapi Bloom (1995) mengidentifikasikan, ada 3 tahapan untuk mengembangkannya: 1. Tahap awal, ditandai dengan keterlibatan yang menyenangkan dan banyaknnya dukungan dari keluarga dan orang tua. 2. Tahap tengah, tahapan mulai berkembangnya keahlian seseorang dengan bantuan mentor seseorang bias berkembang dan bertambah mandiri. Hasil observasi Bloom para ahli akan menghabiskan waktu untuk mempraktikkan dan ikut perlombaan yang akan mendapat masukan dari teman dan para mentor. 3. Tahap akhir, masukan dari teman dan interaksi dengan teman semakin penting, dan menjadi ahli dalam bidang tertentu memainkan peranan penting dalam membantu individu untuk menjadi ahli yang sebenarnya. Para ahli selalu terkait dengan pemecahan masalah di bidangnya, oleh karenanya ada perbedaan cara penyelesaian masalah antara ahli dengan orang biasa. 1. Para ahli menghabiskan lebih banyak waktu untuk mengidentifikasikan permasalahan dan rencana untuk menyelesaikannya. 2. Para ahli memahami permasalahan yang dihadapinya karena mereka memilik skema dalam bidangnya 3. Para ahli memiliki banyak strategi pemecahan masalah, sehingga ia memiliki banyak pilihan untuk menyelesaikan satu permasalahan. 4. Para ahli sudah menghasilkan strategi dan mengimplementasikan startegi tersebut sehingga otomatis dan efisien. 5. Para ahli memiliki keahlian metakognisi yang lebih baik dari pada orang biasa. 2014 10 Psikologi Pendidikan Ainul Mardiah, S.Psi, M.Sc Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id VI. Transfer Transfer adalah kemampuan untuk menyebar luaskan apa yang sudah dipelajari ke dalam konteks yang baru. Tipe-tipe transfer :1) transfer positif: ketika menggunakan apa yang sudah dipelajari sebelumnya yang membantu mempelajari sesuatu yang baru dan menyelesaikan permasalahan yang baru. 2) transfer negatif: menggunakan apa yang sudah dipelajari sebelumnya yang menghalangi untuk mempelajari sesuatu yang baru dan menghalangi untuk menyelesaikan permasalahan yang baru. Faktor-faktor yang mempengaruhi transfer positif yaitu: level pengetahuan siswa, kebermaknaan pelajaran, kesamaan antara hal-hal yang awal (original) dengan halhal yang baru, konteks dari pembelajaran yang asli, keahlian dari metakognisi, transfer instruksi. Daftar Pustaka 1. Gage, N.L & Berliner, David C. (1998). Educational Psychology (6th ed). Boston, New York: Houghton Mifflin Company. 2. Moreno, R. (2010). Educational Psychology. United State of America: John Wiley & Son, Inc 3. Santrock, J.W. (2007). Educational Psychology(5the edition). NY, America: McGraw- Hill Company Inc. 4. Slavin, R.E (2006). Educational psychology: theory and practice (8th edition). Boston, MA: Pearson. 2014 11 Psikologi Pendidikan Ainul Mardiah, S.Psi, M.Sc Pusat Bahan Ajar dan eLearning http://www.mercubuana.ac.id