Makalah Sistem Hematologi - ibnunajib6969

advertisement
Makalah Sistem Hematologi
TUGAS I
untuk menyelesaikan tugas browsing informasi ilmiah
Disusun Oleh:
IBNU NAJIB
NIM. G1C015004
PROGRAM DIPLOMA IV ANALISI KESEHATAN
FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN DAN KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SEMARANG 2016
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Di dalam tubuh manusia, ada alat transportasi yang berguna
sebagai pengedar oksigen dan zat makanan ke seluruh sel-sel tubuh serta
mengangkut karbon dioksida dan zat sisa ke organ pengeluaran. Alat
transportasi pada manusia terkoordinasi dalam suatu sistem yang disebut
sistem peredaran darah. Sistem peredaran darah manusia terdiri atas
darah, jantung, dan pembuluh darah.
Darah adalah cairan yang terdapat pada semua makhluk hidup
(kecuali tumbuhan) tingkat tinggi yang berfungsi untuk mengirimkan zatzat dan oksigen yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh, mengangkut bahanbahan kimia hasil metabolisme, dan juga sebagai pertahanan tubuh
terhadap virus atau bakteri. Istilah medis yang berkaitan dengan darah
diawali dengan kata hemo atau hemato yang berasal dari kata Yunani
yang berarti haima yang berarti darah.
Darah manusia berwarna merah, namun dalam hal ini warna darah
ada dua jenis warna merah pada darah manusia. Warna merah terang
menandakan
bahwa
darah
tersebut
mengandung
banyak
oksigen,
sedangkan warna merah tua menandakan bahwa darah tersebut
mengandung sedikit oksigen atau dalam arti lain mengandung banyak
karbondioksida. Warna merah pada darah disebabkan oleh adanya
hemoglobin. Hemoglobin adalah protein pernafasan (respiratory protein)
yang mengandung besi (Fe) dalam bentuk heme yang merupakan tempat
terikatnya molekul-molekul oksigen.
Darah juga mengangkut bahan-bahan sisa metabolisme, obatobatan dan bahan kimia asing ke hati untuk diuraikan dan ke ginjal untuk
dibuang sebagai air seni.
2
B.
Tujuan
1.
Mampu mendreskipsikan bagian-bagian darah.
2.
Mengetahui fungsi darah.
3.
Mengetahui hubungan darah dengan kesehatan.
3
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Definisi
Darah adalah cairan yang ada pada manusia sebagai alat
transportasi berfungsi untuk mengirimkan zat-zat dan oksigen yang
dibutuhkan oleh jaringan tubuh, mengangkut bahan-bahan kimia hasil
metabolisme, dan juga sebagai pertahanan tubuh terhadap virus atau
bakteri.
B.
Komposisi Darah
Darah terdiri dari 55% Plasma Darah (bagian cair darah) dan 45%
Korpuskuler (bagian padat darah).
Gambar 1.1 Skema susunan darah manusia
C.
Plasma Darah (Bagian Cair Darah)
Plasma darah adalah salah satu penyusun darah yang berwujud
cair serta mempengaruhi sekitar 5% dari berat badan manusia. Plasma
darah memiliki warana kekuning-kuningan yang didalamnya terdiri dari
90% air, 8% protein, dan 0,9% mineral, oksigen, enzim, dan antigen.
Sisanya berisi bahan organik, seperti lemak, kolestrol, urea, asam amino,
dan glukosa.
Plasma darah merupakan cairan darah yang berfungsi untuk
mengangkut dan mengedarkan sari-sari makanan ke seluruh bagian tubuh
manusia, dan mengangkut zat sisa metabolisme dari sel-sel tubuh atau
dari seluruh jaringan tubuh ke organ pengeluaran.
Di dalam plasma darah terdapat beberapa protein terlarut yaitu:
1.
Albumin berfungsi untuk memelihara tekanan osmotik
4
2.
Globulin berfungsi untuk membentuk zat antibodi
Pada gambar 1.1 Skema susunan darah manusia, disebutkan bahwa
plasma darah terdiri atas serum dan fibrinogen. Seperti yang telah
dijelaskan diatas, fibrinogen adalah sumber fibrin yang berfungsi dalam
proses pembekuan darah, sedangkan serum adalah suatu cairan berwarna
kuning. Serum berfungsi sebagai penghasil zat antibodi yang dapat
membunuh bakteri atau benda asing yang masuk ke dalam tubuh kita.
D.
Korpuskuler (Bagian Padat Darah)
Korpuskuler terdiri dari tiga bagian:
1.
Sel Darah Merah (Eritrosit)
Sel darah merah atau yang juga disebut eritrosit berasal dari
bahasa Yunani yaitu, erythos yang berarti merah dan kytos yang berarti
selubung/sel. Eritrosit merupakan bagian sel darah yang mengandung
hemoglobin (Hb). Hemoglobin adalah biomolekul yang mengikat oksigen.
Sedangkan darah yang berwarna merah cerah dipengaruhi oleh oksigen
yang diserap dari paru-paru. Pada saat darah mengalir ke seluruh tubuh,
hemoglobin melepaskan oksigen ke sel dan mengikat karbondioksida.
Jumlah hemoglobin pada orang dewasa kira-kira 11,5-15 gram dalam 100
cc darah. Normal Hb wanita 11,5 mg% dan laki-laki 13,0 mg%. Sel darah
5
merah memerlukan protein karena strukturnya terdiri dari asam amino
dan memerlukan pula zat besi, sehinnga diperlukan diet seimbang zat
besi. Di dalam tubuh banyaknya sel darah merah ini bisa berkurang,
demikian juga banyaknya hemoglobin dalam sel darah merah. Apabila
kedua-duanya berkurang maka keadaan ini disebut animea, yang biasanya
disebabkan oleh pendarahan hebat, penyakit yang melisis eritrosit, dan
tempat pembuatan eritrosit terganggu.
Bentuk sel darah merah pada manusia adalah bikonkaf
atau
berbentuk piringan pipih seperti donat. Kepingan eritrosit manusia
memiliki diameter sekitar 6-8 µm dan tebalnya sekitar 2 µm, eritrosit
termasuk sel paling kecil daripada sel-sel lainnya yang terdapat pada
tubuh manusia. Jumlah sel darah merah adalah jumlah yang paling banyak
dibandingkan jumlah sel darah lainnya. Secara normal, di dalam darah
seorang laki-laki dewasa terdapat 25 trilliun sel darah merah atau setiap
satu milimeter kubik (1 mm3) darah trdapat 5 juta sel darah merah. Pada
perempuan dewasa, jumlah sel darah merah per milimeter kubiknya
sebanyak 4,5 juta.
Sel darah merah hanya mampu bertahan selama 120 hari. Proses
dimana eritrosit diproduksi dimaksud eritropoiesies. Sel darah merah yang
rusak akhirnya akan pecah menjadi partikel-partikel kecil di dalam hati
dan limpa. Sebagian besar sel yang rusak dihancurkan oleh limpa dan yang
lolos akan dihancurkan oleh hati. Hati menyimpan kandungan zat besi dari
hemoglobin yang kemudian diangkut oleh darah ke sumsum merah tulang
untuk membentuk sel darah merah yang baru. Sumsum merah tulang
memproduksi eritrosit, dengan laju produksi sekitar 2 juta eritrosit per
detik. Produksi dapat distimulasi oleh hormon eritoprotein (EPO) yang
disintesa ginjal. Hormon ini sering digunakan para atlet dalam suatu
pertandingan sebagai doping. Saat sebelum dan sesudah meninggalkan
sumsum tulang belakang, sel yang berkembang ini dinamakan retikulosit
dan jumlahnya sekitar 1% dari semua darah yang beredar.
6
Gambar 1.2 gambar sel darah merah (eritrosit)
2.
Sel Darah Putih (Leukosit)
Sel darah putih (leukosit) jauh lebih besar daripada sel darah
merah. Namun jumlah sel darah putih jauh lebih sedikit daripada sel
darah merah. Pada orang dewasa setiap 1 mm3 darah terdapat 6.0009.000 sel darah putih. Tidak seperti sel darah merah, sel darah putih
memiliki inti (nukleus). Sebagian besar sel darah putih bisa bergerak
seperti Amoeba dan dapat menembus dinding kapiler. Sel darah putih
dibuat di dalam sumsum merah, kelenjar limfa, dan limpa (kura).
Sel darah putih memiliki ciri-ciri, antara lain tidak berwarna
(bening), bentuk tidak tetap (ameboid), berinti, dan ukurannya lebih
besar daripada sel darah merah.
Berdasarkan ada tidaknya granula di dalam plasma, leukosit dibagi:
a.
Leukosit Bergranula (Granulosit)
Ø Neutrofil adalah sel darah putih yang paling banyak yaitu sekitar 60%.
Plasmanya bersifat netral, inti selnya banyak dengan bentuk yang
bermacam-macam dan berwarna merah kebiruan. Neutrofil bertugas
untuk memerangi bakteri pembawa penyakit yang memasuki tubuh. Mula
7
mula bakteri dikepung, lalu butir-butir di dalam sel segera melepaskan
zat
kimia
untuk
mencegah
bakteri
berkembang
biak
serta
menghancurkannya
Ø Eosinofil adalah leukosit bergranula dan bersifat fagosit. Jumlahnya
sekitar 5%. Eosinofil akan bertambah jumlahnya apabila terjadi infeksi
yang disebabkan oleh cacing. Plasmanya bersifat asam. Itulah sebabnya
eosinofil akan menjadi merah tua apabila ditetesi dengan eosin. Eosinofil
memiliki
granula
kemerahan.
Fungsi
dari
eosinofil
adalah
untuk
memerangi bakteri, mengatur pelepasan zat kimia, dan membuang sisasisa sel yang rusak.
Ø Basofil adalah leukosit bergranula yang berwarna kebiruan. Jumlahnya
hanya sekitar 1%. Plasmanya bersikap basa, itulah sebabnya apabila
basofil ditetesi dengan larutan basa, maka akan berwarna biru. Sel darah
putih ini juga bersifat fagositosis. Selain itu, basofil mengandung zat
kimia anti penggumpalan yang disebut heparin.
b.
Ø
Leukosit Tidak Bergranula (Agranulosit)
Limfosit adalah leukosit yang tidak memiliki bergranula. Intiselnya
hampir bundar dan terdapat dua macam limfosit kecil dan limfosit besar.
20% sampai 30% penyusun sel darah putih adalah limfosit. Limfosit tidak
dapat bergerak dan berinti satu. Berfungsi sebagai pembentuk antibodi.
Ø
Monosit adalah leukosit tidak bergranula. Inti selnya besar dan
berbentuk bulat atau bulat panjang. Diproduksi oleh jaringan limfa dan
bersifat fagosit.
Antigen adalah apabila ada benda asing ataupun mikroba masuk
ke dalam tubuh, maka tubuh akan menganggap benda yang masuk
tersebut adalah benda asing. Akibatnya tubuh memproduksi zat antibodi
melalu sel darah putih untuk menghancurkan antigen. Glikoprotein yang
terdapat pada hati kita, dapat menjadi antigen bagi orang lain apabila
glikoprotein tersebut disuntikkan kepada orang lain. Hal ini membuktikan
bahwa suatu bahan dapat dianggap sebagai antigen untuk orang lain
tetapi belum tentu sebagai antigen untuk diri kita sendiri. Hal tersebut
juga berlaku sebaliknya.
8
Leukosit yang berperan penting terhadap kekebalan tubuh ada
dua macam:
1)
Sel Fagosit akan menghancurkan benda asing dengan cara
menelan (fagositosis). Fagosit terdiri dari dua macam:
a)
b)
Neutrofil, terdapat dalam darah.
Makrofag, dapat meninggalkan peredaran darah untuk
masuk kedalam jaringan atau rongga tubuh.
2)
Sel Limfosit
Limfosit terdiri dari:
a)
T Limfosit (T sel), yang bergerak ke kelenjar timus
(kelenjar limfa di dasar leher)
b)
B Limfosit (B Sel) Keduanya dihasilkan oleh sumsum tulang
dan diedarkan ke seluruh tubuh melalui pembuluh darah,
menghasilkan antibodi yang disesuaikan dengan antigen
yang masuk ke dalam tubuh. Seringkali virus memasuki
tubuh tidak melalui pembuluh darah tetapi melalui kulit
dan selaput lendir agar terhindar dari lukosit. Namun selsel tubuh tersebut tidak berdiam diri. Sel-sel tersebut
akan menghasilkan interferon suatu protein yang dapat
memproduksi zat penghalang terbentuknya virus baru
(replikasi). Adanya kemampuan ini dapat mencengah
terjadinya serangan virus.
3.
Keping Darah (Trombosit)
Dibandingkan dengan sel darah lainnya, keping darah memiliki
ukuran yang paling kecil, bentuknya tidak teratur, dan tidak memiliki inti
sel. Keping darah dibuat di dalam sumsum merah yang terdapat pada
tulang pipih dan tulang pendek. Setiap 1 mm3 darah terdapat 200.000 –
300.000 butir keping darah. Trombosit yang lebih dari 300.000 disebut
trombositosis,
sedangkan
apabila
kurang
dari
200.000
disebut
trombositopenia. Trombosit hanya mampu bertahan 8 hari. Meskipun
9
demikian trombosit mempunyai peranan yang sangat penting dalam
proses pembekuan darah.
Pada saat kita mengalami luka, permukaan luka tersebut akan
menjadi kasar. Jika trombosit menyentuh permukaan luka yang kasar,
maka trombosit akan pecah. Pecahnya trombosit akan menyebabkan
keluarnya enzim trombokinase yang terkandung di dalamnya. Enzim
trombokinase dengan bantuan mineral kalsium (Ca) dan vitamin K yang
terdapat di dalam tubuh dapat mengubah protombin menjadi trombin.
Selanjutnya, trombin merangsang fibrinogen untuk membuat fibrin atau
benang-benag. Benang-benang fibrin segera membentuk anyaman untuk
menutup luka sehingga darah tidak keluar lagi.
E.
Fungsi Darah
Darah memiliki bagian yang cair (plasma darah) dan bagian yang
padat (sel darah). Bagian – bagian tersebut memiliki fungsi tertentu
dalam tubuh. Secara garis besar, fungsi utama darah adalah sebagai
berikut:
1. Alat pengangkut zat-zat dalam tubuh, seperti sari-sari makanan,
oksigen, zat-zat sisa metabolisme, hormon, dan air.
2. Menjaga suhu tubuh dengan cara memindahkan panas dari organ
tubuh yang aktif ke organ tubuh yang kurang aktif sehingga suhu
tubuh tetap stabil, yaitu berkisar antara 36 – 37oC.
3. Membunuh bibit penyakit atau zat asing yang terdapat dalam
tubuh oleh sel darah putih.
4. Pembekuan darah yang dilakukan oleh keping darah (trombosit)
10
F.
Gangguan pada Sistem Peredaran Darah
Banyak penyakit serta kelainan yang disebabkan oleh sistem
peredaran darah manusia. Di bawah ini adalah beberapa penyakit ataupun
kelainan yang disebabkan oleh sel – sel darah :
1.
Anemia
Anemia menyebabkan berkurangnya jumlah sel darah merah atau
jumlah hemoglobin sel darah merah hingga di bawah normal sehingga
darah tidak dapat mengangkut oksigen dalam jumlah yang diperlukan
tubuh. Penyakit tersebut dapat disebabkan dari pendarahan hebat,
seperti akibat kecelakaan, berkurangnya pembentukan sel darah merah,
dan meningkatnya penghancuran sel darah merah.
Anemia biasanya banyak diderita oleh kaum perempuan. Hal ini
disebabkan karena setiap satu bulan sekali perempuan mengalami
pendarahan yang lumayan banyak yaitu saat menstruasi. Anemia dapat
menyebabkan kelelahan, kelemahan, kurang tenaga, dan kepala terasa
melayang.pengobatan yang diberikan pada pasien anemia berupa tranfusi
darah.
Salah
satu
tindakan
pencegahannya
adalah
dengan
rajin
mengonsumsi makanan yang banyak mengandung zat besi, misalnya
bayam, atau bisa juga dengan mengonsumsi suplemen penambah darah.
2.
Leukemia
Leukemia adalah kanker dari sel-sel darah. Penyakit tersebut
disebabkan oleh pertumbuhan sel-sel darah putih yang tak terkendali.
Leukemia terjadi jika proses pematangan dari stem sel menjadi sel darah
putih dalam sumsum tulang menghasilkan perubahan ke arah keganasan.
Pengobatan yang bisa dilakukan adalah dengan melakukan kemoterapi,
kemoterapi berguna untuk menghambat pertumbuhan sel-sel kanker.
Selain kemoterapi, penderita leukimia bisa juga melakukan transplantasi
sumsum tulang, namun transplantasi sumsum tulang adalah proses yang
cukup rumit karena memerlukan pendonor sumsum tulang dengan tingkat
kecocokan yang cukup tinggi.
11
3.
Hemofilia
Hemofilia adalah penyakit yang bersifat menurun (genetik),
maksudnya dapat diturunkan pada keturunannya. Penderita penyakit ini
tidak dapat menghentikan pendarahan akibat luka karena darahnya sukar
membeku. Untuk pengobatan penderita hemofilia sepertinya agak sulit
dilakukan, karena penyakit ini adalah penyakit keturunan. Pada
pendarahan yang cukup serius, misalnya saja mengalami kecelakaan,
maka penderita hemofilia bisa saja mengalami kematian karena darahnya
sukar membeku. Sebaiknya para penderita hemofilia berhati-hati dengan
benda-benda tajam ataupun sesuatu yang bisa menyebabkan mereka
mengeluarkan darah. Hemofilia hanya diderita oleh kaum laki-laki, tetapi
gen ini dibawa oleh perempuan.
12
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Darah adalah cairan yang ada pada manusia sebagai alat
transportasi berfungsi untuk mengirimkan zat-zat dan oksigen yang
dibutuhkan oleh jaringan tubuh, mengangkut bahan-bahan kimia hasil
metabolisme, dan juga sebagai pertahanan tubuh terhadap virus atau
bakteri.
Darah terdiri dari 55% Plasma Darah (bagian cair darah) dan 45%
Korpuskuler (bagian padat darah).
Plasma Darah (bagian cair darah)
terdiri dari plasma. Korpuskuler (bagian padat darah) terdiri dari :
1. Sel Darah Merah (Eritrosit)
2. Sel Darah Putih (Leukosit)
3. Keping Darah (Trombosit)
Darah didalam tubuh kita mempunyai fungsi-fungsi sebagai berikut :
1. Alat pengangkut zat-zat dalam tubuh, seperti sari-sari makanan,
oksigen, zat-zat sisa metabolisme, hormon, dan air.
2. Menjaga suhu tubuh dengan cara memindahkan panas dari organ
tubuh yang aktif ke organ tubuh yang kurang aktif sehingga suhu
tubuh tetap stabil, yaitu berkisar antara 36 – 37oC.
3. Membunuh bibit penyakit atau zat asing yang terdapat dalam
tubuh oleh sel darah putih.
4. Pembekuan darah yang dilakukan oleh keping darah (trombosit)
13
Sumber :
http://nuzulwahyudi10.blogspot.co.id/2013/11/makalah-sistemhematologi.html
( 29/02/2016, jam 10:10 ).
14
BIODATA
NAMA
: IBNU NAJIB .
Tempat, Tanggal Lahir
: Brebes, 17 Februari 1998.
Alamat
: Bumiayu, Brebes.
Pendidikan
:
SD
: SDN 05 Randublatung (2007).
SMP
: SMPN 01 Randublatung (2012).
SMA
: SMA Negeri 01 Randublatung (2015).
PT
: Analis Kesehatan D4 Unimus.
Hobi
: Mendengarkan musik.
Nama Ayah
: Ach. Nasikhin.
Pekerjaan
: Wiraswasta.
Nama Ibu
: Nurjanah.
Pekerjaan
: Ibu Rumah Tangga.
Semarang, 01 Maret 2016
Hormat Kami,
Ibnu Najib
Download