ILMU&TEKNOLOGI 1IN0DO0NES%IA SELASA, 16 NOVEMBER 2010 A12 AP SELIMUT ABU Z OM OUT Rahasia Gaya Minum Kucing GEROGOTI BOROBUDUR COMMONS.WIKIMEDIA.ORG WASHINGTON — Inilah rahasia ● REUTERS | TJANDRA Batu candi disemprot soda kue untuk menghilangkan keasaman. ARKEOLOGI Abu vulkanik dari Gunung Merapi menyelimuti Borobudur. ACHMAD IBRAHIM (AP) mengapa kucing dapat minum air atau susu dengan anggun, tanpa berceceran, serta begitu cepat hingga tak dapat diikuti mata manusia. Sama seperti sebagian besar spesies lain, kucing tak dapat mengatupkan mulut dan mengisap cairan seperti apa yang dilakukan manusia ketika minum. Ketika seekor kucing disodori susu atau air, dia tidak menciduk cairan itu dengan lidahnya, melainkan memanfaatkan inertia—kecenderungan sebuah benda tak bergerak untuk tetap diam—guna menciptakan sejenis air terjun mundur. Hal itu terungkap oleh bantuan video berkecepatan tinggi yang dilakukan sejumlah peneliti di Massachusetts Institute of Technology (MIT), Virginia Tech, dan Princeton University. Mereka menemukan bahwa kucing rumah dan kucing besar seperti harimau menyeimbangkan gravitasi serta inertia ketika mereka menyerap cairan. Ketika seekor anjing minum, ia membentuk semacam mangkuk dengan lidahnya dan mencipratkan air ke dalam mulutnya, terkadang juga ke lantai serta sekelilingnya. Sedangkan kucing melengkungkan lidahnya, sehingga bagian atas lidahnya menyentuh permukaan cairan. Air akan menempel pada bagian halus di ujung lidah kucing. Ketika kucing menarik lidahnya ke atas, inertia berperan dalam membuat air tertarik ke dalam kerongkongan binatang itu. “Hampir setiap orang dapat mengamati kucing menjilati susu atau air,” kata Roman Stocker dari MIT. “Tapi pengamatan sederhana itu sulit menangkap keanggunan dan kerumitannya karena gerakan lidah terlalu cepat untuk mata manusia.” Dengan mengendalikan kecepatan menjilat, kucing dapat memasukkan cairan dengan rapi ke mulut sebelum gravitasi menarik cairan itu keluar. Seekor kucing dapat menjilat air empat kali dalam sedetik, sedangkan kucing besar di kebun binatang menjilat lebih lambat. Studi ini lebih dari sekadar memenuhi rasa keingintahuan. Penemuan ini dapat memberi pemahaman tentang cara memindahkan cairan secara robotika. Para fisikawan dapat meneliti hubungan antara gravitasi dan inertia serta desain robot dan mekanisme lain. MAGELANG — Pagar Candi Borobudur itu baru saja diperbaiki. Marsis Sutopo ingat, belum lama besi pagar tersebut dicat ulang.“Tapi lihat saja sekarang! Sudah berkarat,” kata Kepala Balai Konservasi Peninggalan Borobudur itu di kantornya, Kamis pekan lalu. Marsis tak sedang mengeluhkan pengerjaan pagar oleh tukang bangunan yang disewa. Namun dia hendak menunjukkan betapa berbahayanya abu vulkanik yang disemburkan Gunung Merapi, sejak tiga pekan lalu. Tak hanya cepat membuat besi berkarat, abu Merapi juga berbahaya bagi batu Candi Borobudur. Dengan tingkat keasaman mencapai 4-5, abu Merapi membuat batu candi cepat keropos dan lapuk.“Itu sifat korosif abu,”katanya. Letusan Gunung Merapi menyebabkan sejumlah daerah di Kabupaten Magelang mengalami hujan abu, termasuk Borobudur. Akibat hujan abu, seluruh bagian candi Buddha terbesar di dunia itu seolah diselimuti abu. Direktur Peninggalan Purbakala Kementerian Budaya dan PariwisataYunus Satrio Atmojo mengatakan abu vulkanik Merapi menye- Sejumlah pekerja membersihkan abu vulkanik dari Candi Borobudur. babkan proses kerusakan pada Candi Borobudur. Secara fisik, bangunan candi masih utuh dalam peristiwa hujan abu. Namun sisa abu yang menempel di batu, jika tak dibersihkan, akan berakibat fatal pada kondisi batu. Balai Konservasi kini menyiapkan sejumlah upaya pembersihan. Sifat asam yang menjadi ancaman dan ketebalan abu membuat proses pembersihan tak sekadar menyiramnya dengan air. Abu yang bercampur pasir cepat mengeras saat lembap, dan rendahnya curah hujan menyebabkan abu lengket. Bertumpuknya masalah itu membuat upaya pembersihan tak bisa dilakukan sembarangan.Terlebih hujan abu masih terus berlangsung dan tak bisa diperkirakan kapan akan berhenti.“Jangan sampai sia-sia,”katanya.“Setelah dibersihkan, batu kehujanan abu lagi.” Hujan abu memang berkali-kali mengguyur candi. Saat Gunung Merapi pertama kali meletus pada 26 Oktober lalu, abu menutupi candi setebal 3-4 milimeter. Candi pun ditutup sementara dari kunjungan wisatawan. Selama sepekan, candi dibersihkan dengan disapu dan disemprot air. Selang sehari setelah Borobudur selesai dibersihkan pada 4 November, hujan abu kembali mengguyur Magelang. Kali ini lebih hebat. Abu kembali menutupi seluruh permukaan candi dengan ketebalan hingga 2,5 sentimeter. “Pembersihan harus dilakukan dengan cara berbeda,”kata Marsis. Koordinator Kelompok Kerja Pemeliharaan Balai Konservasi Peninggalan Borobudur, Nahar Cahyandaru, mengatakan pembersihan batu dengan air ternyata tak menghilangkan keasaman. Batu bersih dari abu, namun sifat korosifnya masih tersisa. “Cara penyiraman dengan air ternyata tak efektif,”ujarnya. Kini Balai Konservasi mengubah taktik. Berbeda dengan cara pembersihan sebelumnya, setelah abu dibersihkan dengan sapu, batu tak langsung disiram air. Setelah dianggap bersih, batu akan disemprot dengan natrium bikarbonat (NaHCO3), soda kue yang biasa digunakan untuk membuat adonan mengembang. Dengan takaran 1 persen, cairan kimia itu disemprotkan ke batu untuk menghi-