BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Cacing tanah mempunyai

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Cacing tanah mempunyai potensi memberi keuntungan bagi
kehidupan dan kesejahteraan manusia. Selama ini cacing tanah dianggap
hewan yang menjijikkan dan kurang dimanfaatkan oleh masyarakat
Indonesia, oleh karena itu budidaya cacing belum banyak dilakukan peternak
di Indonesia.
Menurut Amrullah (1986) dalam Susetyarini (2007: 10), beberapa
jenis cacing tanah yang banyak diternakkan antara lain Pheretima, Perionyx
dan Lumbricus. Lumbricus khususnya Lumbricus rubellus, merupakan cacing
tanah yang mudah dalam penanganannya dan termasuk jenis cacing tanah
komersial.
Cacing tanah sangat dikenal di masyarakat, terutama masyarakat
pedesaan yang hampir setiap hari menemukannya di kebun, tegalan dan di
sawah. Cacing tanah jenis Lumbricus rubellus merupakan salah satu bagian
dari sistem kehidupan yang berperan sebagai mahluk perombak bahan
organik (dekomposer). Peranan cacing tanah sangat besar dalam menguraikan
senyawa organik menjadi unsur-unsur lebih sederhana yang dibutuhkan oleh
mahluk hidup lain (Haryono, 2003: 66)
Pakan dan media
merupakan faktor yang dapat mempengaruhi
produksi cacing tanah. Media hidup atau media pemeliharaan yang juga
sekaligus menjadi sarang cacing tanah adalah sekumpulan bahan-bahan
organik yang sudah terfermentasi sehingga dapat menjadi tempat bagi cacing
tanah untuk hidup dan bereproduksi secara optimal. Media hidup tersebut
sekaligus dapat menjadi sumber makanan bagi cacing tanah yang
dibudidayakan.
Bahan organik yang digunakan untuk pemeliharaan dalam budidaya
cacing tanah dapat ditemukan pada berbagai macam media. Salah satunya
adalah media serbuk gergaji batang pohon kelapa. Pohon kelapa sendiri
memiliki berbagai kandungan untuk memenuhi kebutuhan hidup cacing tanah
sebagai media tumbuh sekaligus pakan, di antaranya mengandung
karbohidrat, protein, dan lemak. Kelapa adalah salah satu jenis tanaman yang
termasuk ke dalam suku pinang-pinangan (Arecaceae). Semua bagian pohon
kelapa dapat dimanfaatkan, mulai dari bunga, batang, pelepah, daun, buah,
bahkan akarnya pun dapat dimanfaatkan (Mahmud dan Ferry, 2005: 6)
Seperti yang telah disebutkan sebelumnya bahwa semua bagian pohon
kelapa dapat dimanfaatkan, salah satu bagian yang sering dimanfaatkan
adalah batangnya. Saat ini telah banyak masyarakat yang menggunakan
batang pohon kelapa atau biasa disebut kayu “glugu” dalam Bahasa Jawa
sebagai alternatif bahan bangunan dan furniture. Pada industri pengolah kayu
glugu ini dihasilkan serbuk gergaji kelapa dari proses produksi. Serbuk
gergaji kelapa dihasilkan dalam jumlah besar dan tidak dimanfaatkan kembali
sehingga hanya menjadi limbah yang harus dibuang. Media lain yang dapat
digunakan adalah rumput manila (Zoysia matrella). Menurut Beard (1973)
dan Turgeon (1980) dalam Nurisyah (1994: 17), rumput manila (Zoysia
matrella) merupakan salah satu jenis rumput yang banyak digunakan dalam
taman. Kelebihan lain yang dipunyai jenis rumput ini adalah toleran terhadap
kekeringan, serta suhu, dan kadar garam yang relatif tinggi. Rumput ini hidup
di daerah tropis dan seringkali ditumbuhkan di lapangan yang salah satunya
ditumbuhkan pada lapangan sepak bola di Fakultas Ilmu Keolahragaan
Universitas Negeri Yogyakarta. Dalam pemanfaatan rumput ini di lapangan
tentunya terdapat batasan waktu penggunaan agar dapat mendukung kegiatan
di lapangan dengan sebaik mungkin. Sisa rumput yang telah dipangkas hanya
dibuang begitu saja dan jarang dimanfaatkan, biasanya hanya digunakan
sebagai
kompos.
Menurut
Garsetiasih
(2005:
37),
rumput
manila
mengandung lemak, serat kasar, fosfor, serta protein, hal ini berarti bahwa
rumput ini dapat menyediakan kebutuhan nutrisi yang dibutuhkan oleh cacing
tanah (Lumbricus rubellus).
B. Identifikasi Masalah
1. Apakah serbuk gergaji batang pohon kelapa (Cocos nucifera, L.) dan
rumput manila (Zoysia matrella) mengandung nutrisi yang dapat dijadikan
media pemeliharaan cacing Lumbricus rubellus ?
2. Apakah pengaruh media serbuk gergaji batang pohon kelapa (Cocos
nucifera, L.) dan rumput manila (Zoysia matrella) terhadap kematangan
sel kelamin cacing Lumbricus rubellus ?
3. Apakah media serbuk gergaji batang pohon kelapa (Cocos nucifera, L.)
dan rumput manila (Zoysia matrella) berpengaruh terhadap pembentukan
klitelum cacing Lumbricus rubellus ?
4. Apakah media serbuk gergaji batang pohon kelapa (Cocos nucifera, L.)
dan rumput manila (Zoysia matrella) berpengaruh terhadap penetasan
kokon cacing Lumbricus rubellus ?
5. Apakah serbuk gergaji batang pohon kelapa (Cocos nucifera, L.) dan
rumput manila (Zoysia matrella) berpengaruh terhadap performansi kokon
cacing Lumbricus rubellus ?
6. Kombinasi media manakah yang memberikan pengaruh terbaik terhadap
pertumbuhan dan produksi kokon cacing Lumbricus rubellus ?
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka penelitian ini dibatasi
pada pengaruh media serbuk gergaji batang pohon kelapa (Cocos nucifera,
L.) dan rumput manila (Zoysia matrella) terhadap pertumbuhan dan produksi
kokon cacing Lumbricus rubellus.
D. Perumusan Masalah
1. Bagaimana pengaruh media serbuk gergaji batang pohon kelapa (Cocos
nucifera, L.) dan rumput manila (Zoysia matrella) terhadap pertumbuhan
cacing Lumbricus rubellus ?
2. Bagaimana pengaruh media serbuk gergaji batang pohon kelapa (Cocos
nucifera, L.) dan rumput manila (Zoysia matrella) terhadap produksi
kokon cacing Lumbricus rubellus ?
E. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui pengaruh media serbuk gergaji batang pohon kelapa (Cocos
nucifera, L.) dan rumput manila (Zoysia matrella) terhadap pertumbuhan
cacing Lumbricus rubellus.
2. Mengetahui pengaruh media serbuk gergaji batang pohon kelapa (Cocos
nucifera, L.) dan rumput manila (Zoysia matrella) terhadap produksi
kokon cacing Lumbricus rubellus.
F. Manfaat Penelitian
1. Bagi Akademia
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai
pengaruh variasi dosis media serbuk gergaji kelapa dan rumput terhadap
pertumbuhan cacing Lumbricus rubellus bagi kalangan akademika UNY.
2. Bagi Peneliti Lain
Dapat digunakan sebagai ilmu pengetahuan oleh mahasiswa untuk
memecahkan persoalan-persoalan yang berhubungan dengan penelitian
ini serta dapat dijadikan referensi dalam melakukan penelitian lanjutan di
kemudian hari.
3. Bagi Masyarakat
Dapat dimanfaatkan oleh peternak maupun masyarakat yang hendak
memulai beternak cacing tanah dalam hal pemilihan media yang baik.
G. Definisi Operasional
1. Cacing tanah adalah hewan tingkat rendah karena tidak mempunyai
tulang belakang (avertebrata) dan termasuk dalam filum Annelida, yang
memakan bahan organik hidup dan mati. Cacing tanah yang digunakan
dalam penelitian ini adalah jenis Lumbricus rubellus yang diperoleh dari
peternak cacing di Ngijon, Godean, Sleman, Yogyakarta. Berat rata-rata
untuk tiap bak perlakuan adalah 35 gram, umur cacing tidak ditentukan.
2. Pertumbuhan adalah suatu proses pertambahan ukuran, baik volume,
berat, dan jumlah sel. Indikator pertumbuhan dalam penelitian ini adalah
pertambahan bobot massa cacing Lumbricus rubellus yang dihasilkan
pada masing-masing bak media perlakuan pada akhir penelitian.
3. Produksi kokon adalah jumlah kokon yang dihasilkan cacing Lumbricus
rubellus. Indikator produksi kokon dalam penelitian ini adalah jumlah
kokon, berat kokon, dan ukuran kokon pada masing-masing bak media
perlakuan pada akhir penelitian.
4. Media yang dimaksud dalam penelitian ini adalah substansi yang diisikan
ke dalam wadah yang digunakan untuk pemeliharaan cacing Lumbricus
rubellus. Media yang digunakan adalah serbuk gergaji batang pohon
kelapa (Cocos nucifera, L.) yang diperoleh dari limbah penggergajian
batang pohon kelapa warga Sruwuh, Bantul, Yogyakarta dan rumput
manila (Zoysia matrella) yang diperoleh dari sisa pemotongan rumput
lapangan sepak bola Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri
Yogyakarta yang telah disimpan di dalam trash bag selama satu bulan.
5. Pakan adalah makanan standart minimal yang diberikan untuk cacing
Lumbricus rubellus selama penelitian berlangsung. Pakan yang digunakan
adalah ampas tahu yang dibeli di pasar Demangan.
Download