Gambaran Peran Perawat sebagai Care Giver dalam Perawatan

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan epidemiologi kesehatan pada umumnya
berfokus dalam menangani masalah penyakit menular. Hal ini,
dapat dilihat dari sejarah ilmu epidemiologi itu sendiri, yang
berkaitan erat dengan penyakit menular. Namun, sejalan
berkembangnya kehidupan, terjadi perubahan pola struktur
masyarakat dari agraris ke industri yang mempengaruhi gaya
hidup, keadaan demografi, sosial ekonomi, dan sosial budaya.
Epidemiologi
kesehatan
mengalami
perubahan
dimana
penyakit menular yang selalu menjadi penyebab kesakitan dan
kematian utama, mulai digantikan oleh penyakit tidak menular
seperti penyakit jantung koroner, stroke, paru, dan hipertensi
(PDPI, 2010).
Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) merupakan
salah satu dari kelompok penyakit tidak menular. Meningkatnya
usia harapan hidup (rata-rata pertambahan umur seseorang)
dan semakin tingginya pajanan faktor risiko, seperti faktor
penjamu, kebiasaan merokok dan polusi udara yang diduga
berhubungan dengan kejadian PPOK (Depkes, 2008).
1
PPOK merupakan kelainan progresif nonreversibel atau
reversibel parsial pada bronkus sehingga terjadi pembatasan
aliran udara kronik dan ditandai adanya obstruksi pada fungsi
paru. Akibatnya, kualitas paru menurun yang ditandai dengan
berkurangnya kapasitas vital paru dan berkurangnya aliran
ekspirasi puncak (Global Obstructive Lung Disease, 2010).
Di level global, PPOK menduduki peringkat ke empat
sebagai penyebab kematian di dunia dan pada tahun 2030
diperkirakan
akan
menduduki
penyebab
kematian
peringkat
(Papadopoulos,
ketiga
sebagai
2011).
WHO
memperkirakan, 600 juta orang menderita PPOK di seluruh
dunia. Hal ini diperkirakan akan terus meningkat. Jumlah
penderita PPOK di Amerika Serikat 12,1 juta orang sedangkan
di Asia Pasifik jauh lebih banyak sejumlah 56,7 juta orang
(Global Obstructive Lung Disease, 2010).
Di Indonesia belum ada data yang akurat mengenai
PPOK, tetapi dilihat dari Survei Kesehatan Rumah Tangga
(SKRT) Departemen Kesehatan tahun 1992, diketahui bahwa
angka kematian akibat PPOK menduduki peringkat ke enam
dari penyebab kematian di Indonesia. Prevalensi kasus PPOK
di Provinsi Jawa Tengah
yaitu 0,08% pada tahun 2010
menjadi 0,09% pada tahun 2011. Data tersebut menunjukkan
2
bahwa kasus PPOK di Jawa Tengah meningkat dalam dua
tahun terakhir (Depkes RI, 2011).
Pasien dengan PPOK mengalami gangguan kapasitas
fungsional, sehingga mengakibatkan keterbatasan beraktivitas.
Pelayanan kesehatan yang optimal merupakan tugas dan
tanggungjawab perawat guna perbaikan penyakit pasien
PPOK. Perawat berperan dalam memberikan layanan asuhan
keperawatan baik secara langsung maupun tidak langsung
kepada pasien, keluarga, dan masyarakat, dengan metoda
pendekatan
pemecahan
masalah
yang
disebut
proses
keperawatan. Peran ini dikenal dengan peran perawat sebagai
Care Giver (Praptianingsi, 2006). Dalam melakukan peran
tersebut, perawat memperhatikan kebutuhan dasar pasien
melalui pemberian asuhan keperawatan dengan menggunakan
proses keperawatan. Dimulai dari pengkajian lalu menentukan
diagnosa keperawatan. Kemudian, diimplementasikan sesuai
dengan tindakan atau intervensi dengan tujuan yang tepat
sehingga dapat dievaluasi.
Data dari Rumah Sakit Paru dr. Aryo Wirawan Salatiga
tahun 2009 dan 2010 diketahui terdapat 5 besar klasifikasi
penyakit dan PPOK menempati urutan kedua baik di pasien
3
rawat inap maupun rawat jalan, dapat dilihat dalam tabel
berikut ini :
Tabel 1.1
Klasifikasi 5 Besar Penyakit
Rawat Jalan dan Rawat InapTahun 2009 dan 2010
Klasifikasi
Penyakit
Tahun 2009
Tahun 2010
Rawat
Inap
658
Rwat
Jalan
5,529
Rawat
Inap
653
Rawat
Jalan
4,540
583
4,652
604
4,714
490
2,743
411
2,578
Gagal Jantung
255
2,435
197
2,474
Sekuele TBC
218
1,364
195
1.276
Tuberkulosa
Bronchitis,
Empisema
(PPOK)
Asma
Sumber : RSP dr. Ario Wirawan Kota Salatiga
Tabel 1.1 menunjukkan tingkat penderita PPOK tahun
2009 dan 2010 dengan penderita rawat jalan dan rawat inap
PPOK di Rumah Sakit Paru dr. Ario Wirawan Salatiga
meningkat dalam dua tahun tersebut.
Meningkatnya
semakin
tingginya
penderita
pajanan
PPOK
faktor
disebabkan
risiko,
yaitu
oleh
perokok
aktif/pasif, debu dan bahan kimia, polusi udara di dalam atau di
luar ruangan, infeksi saluran nafas terutama waktu anak-anak,
usia, jenis kelamin, defisiensi alpha-1 antitripsin, alergi dan
autoimunitas (Global Obstructive Lung Disease, 2009).
4
Berdasarkan hasil wawancara pada tanggal 23 Mei
2012 kepada salah satu perawat di ruang rawat jalan Rumah
Sakit Paru dr. Ario Wirawan Salatiga dikatakan bahwa PPOK
merupakan salah satu penyakit paru terbesar di rumah sakit ini.
Sebagian besar pasien yang datang dengan PPOK merupakan
usia lanjut dan mayoritas pria. Perawat tersebut juga
mengatakan bahwa upaya yang dilakukan oleh tenaga
kesehatan di rumah sakit yaitu meningkatkan status kesehatan,
mencegah dan mengatasi eksaserbasi serta mengurangi
mortalitas.
Peneliti mengambil PPOK karena PPOK merupakan
penyakit kronik dan juga penyakit yang bersifat progresif
nonreversibel atau reversibel parsial. Selain itu, pada dasarnya
Rumah Sakit Paru dr. Ario Wirawan Salatiga merupakan rumah
sakit paru di Salatiga yang bertugas memberikan pelayanan
kesehatan dalam merawat pasien paru salah satunya adalah
penderita PPOK.
Peran perawat dilakukan dengan menggunakan proses
keperawatan. Salah satunya ialah evaluasi. Namun, selama
praktek, peneliti melihat jarangnya perawat melakukan evaluasi
dengan pasien untuk menilai tingkat perkembangan pasien. 3
orang
pasien
PPOK
yang
5
diwawancarai
dalam
studi
pendahuluan mengatakan bahwa perawat jarang memberikan
latihan batuk efektif. Pasien mengeluh sering batuk sehingga
merasa
sangat
tidak
nyaman
dan
mengganggu
pernapasannya. Hal lain yang juga menjadi masalah dari peran
perawat sebagai care giver dari sudut pandang pasien adalah
bahwa perawat tidak memberikan edukasi atau informasi
kepada
pasien
ataupun
keluarga
sebagai
pendamping
mengenai penyakitnya. Selain itu, pasien juga mengatakan
bahwa saat perawat tidak pernah memberikan penjelasan
mengenai tujuan dari perawatan atau pengobatan yang
diberikan.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan
dirumuskan
uraian
latar
permasalahan
belakang,
penelitian,
yaitu
maka
dapat
bagaimana
gambaran peran perawat sebagai care giver dalam perawatan
pasien PPOK selama dirawat di Rumah Sakit Paru dr. Ario
Wirawan Salatiga.
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui gambaran peran perawat sebagai care giver
atau pemberi asuhan keperawatan dalam perawatan pasien
PPOK selama dirawat di Rumah Sakit.
6
1.3.2 Tujuan Khusus
1.
Mengetahui peran perawat sebagai care giver dalam
pengkajian terhadap pasien PPOK.
2.
Mengetahui peran perawat sebagai care giver dalam
penetapan diagnosa terhadap pasien PPOK.
3.
Mengetahui peran perawat sebagai care giver dalam
perencanaan terhadap pasien PPOK.
4.
Mengetahui peran perawat sebagai care giver dalam
melakukan implementasi terhadap pasien PPOK.
5.
Mengetahui peran perawat sebagai care giver dalam
melakukan evaluasi terhadap pasien PPOK.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Bagi institusi Pendidikan
Hasil
penelitian
ini
diharapkan
dapat
memberikan
sumbangan informasi, pemikiran dan dijadikan sebagai bahan
acuan dalam pembelajaran bagi ilmu pengetahuan dan
pengelolaan PPOK.
1.4.2 Bagi Pelayanan Kesehatan
Hasil penelitian ini dapat dipergunakan sebagai bahan
masukan dan sumbangan informasi guna meningkatkan mutu
7
pelayanan kesehatan dalam menjalankan tugas, khususnya
dalam perawatan pasien PPOK.
1.4.3 Bagi Profesi Keperawatan
Hasil
penelitian
ini
dapat
dijadikan
sebagai
bahan
pembelajaran dan sumbangan informasi bagi perawat ketika
menjalankan peran sebagai perawat dalam memberikan
asuhan keperawatan pada pasien PPOK.
1.4.4 Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan acuan dan
informasi bagi peneliti selanjutnya dan dapat menambah
pengetahuan
secara
luas
khususnya
keperawatan yang berkaitan dengan PPOK.
8
dalam
bidang
Download