Organisasi Pengelola Zakat Dilatih Standardisasi Mutu

advertisement
TABLOID REPUBLIKA
zakat & wakaf
9
JUMAT, 14 JANUARI 2011
F
orum Zakat (FOZ) menyelenggarakan pelatihan standardisasi mutu bagi organisasi
pengelola zakat (OPZ). Pelatihan tersebut
digelar di Puncak, Bogor, Jawa Barat, belum
lama ini. Pada pelatihan itu, peserta tak lagi
menggunakan modul. Mereka sudah mendapatkan buku utama rujukan standardisasi mutu, yang
diberi nama Kriteria Zakat untuk Kinerja Unggul.
Ketua Umum FOZ, Ahmad Juwaini, menyambut baik
penyusunan buku pedoman itu. Ia juga menyampaikan penghargaan terhadap penyusun buku itu. “Dengan menggunakan buku itu, peserta pelatihan lebih mudah memahami
konsep standardisasi mutu. Saat selesai pelatihan, mereka
bisa menerapkan konsep tersebut di organisasinya,” ujarnya.
Kelak, setelah konsep ini diterapkan di semua OPZ, FOZ
akan membuat semacam logo atau stempel. Logo tersebut
menunjukkan bahwa OPZ bersangkutan telah lulus dan
mendapatkan sertifikat serta memenuhi standar kinerja
manajemen yang berkualitas seperti halnya sertifikat ISO.
Logo itu, nantinya boleh ditempelkan di semua media komunikasi.
“Itu sebagai tanda organisasi pengelola zakat yang menggunakannya telah memenuhi standar mutu pengelolaan
zakat di Indonesia,” jelas Juwaini. Ia menambahkan, pelatihan yang dilaksanakan FOZ ini merupakan usaha mencapai kualitas pengelolaan zakat yang baik. Sebab, menurut
pengamatan dia, tantangan OPZ semakin hari semakin
berat.
Apalagi, saat ini banyak pihak yang mencermati aktivitas OPZ. Ia juga menyampaikan beberapa OPZ yang dikritisi masyarakat. Menurut Juwaini, dengan pelatihan, kinerja
OPZ akan terukur dan terstandar. Kinerjanya juga akan
semakin jelas. Saat ada pihak yang ingin mengetahui kinerja
organisasi, dapat dilihat dari penilaian yang mengacu standardisasi mutu ini.
Pelatihan ini merupakan kelanjutan pelatihan sebelumnya. Pada pelatihan pertama, peserta diajak untuk mengenal apa isi standardisasi mutu yang dibuat FOZ. Setelah
itu, mereka diberi tahu bagaimana cara membuat aplikasi
konsep standardisasi. “Ini tujuan pelatihan,” kata M Surjani
Ichsan, ketua tim penyusun sekaligus master trainer standardisasi mutu.
Surjani mengatakan, ada tahapan lain setelah peserta
membuat contoh aplikasi dan mengetahui langkah persiapan penerapan di OPZ, yaitu bagaimana cara mendiagnosis
organisasi dan kinerja organisasi. “Agar mengetahui bagaimana cara mendiagnosis, perlu diadakan pelatihan tahap
berikutnya,” ungkapnya. Menurut dia, tahap keempat atau
terakhir dari rangkaian standardisasi mutu adalah melakukan penilaian. Melalui penilaian, akan diketahui di
tingkat mana sebuah organisasi pengelola zakat.
Organisasi Pengelola Zakat
Dilatih Standardisasi Mutu
n kiriman forum zakat ed: ferry kisihandi
DOK FORUM ZAKAT
Islam dan Sains Teknologi Merupakan Rahmat
Oleh Paimun A Karim
Bidang Informasi dan Komunikasi JIC
lmu dan teknologi adalah instrumen penting
untuk membangun orang-orang yang beradab.
Dengan ilmu yang dimiliki, Allah akan mengangkat derajat seorang Muslim. Ilmu dan tingkat
kecerdasan manusia juga akan sangat menentukan
tingkat ekonomi seseorang. Ilmu dan iman adalah
ibarat saudara kembar. Keduanya tak bisa dipisahkan.
Dengan demikian, mestinya di mana pun penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan serta
teknologi dilakukan, iman harus senantiasa
mengikutinya. Terlebih lagi, agama diturunkan tidak
hanya untuk urusan akhirat belaka, tetapi juga untuk
mengatur urusan manusia di dunia guna meraih
akhirat.
Hal ini dibuktikan dengan banyak terjadi perubahan besar berupa pencapaian luar biasa di bidang
sains dan teknologi sejak kedatangan Islam. Islam
telah mendorong geliat tradisi keilmuan di kalangan
kaum Muslim. Mereka menyerap ilmu pengetahuan
dari beragam sumber.
Islam telah mendorong kaum Muslim untuk memperdalam urusan dunianya dengan nash yang jelas
sebagaimana hadis Rasulullah yang berbunyi antum
I
a’lamu bi umuriddunya kum (kamu lebih mengetahui
urusan duniamu). Dalam hadis lain, Rasulullah juga
sangat mendorong penguasaan ilmu pengetahuan
walaupun harus dicapainya di negeri Cina.
Bahkan, tawanan Perang Badar diberi kebebasan
jika mampu mengajarkan kemampuan membaca
kepada sepuluh Muslim. Dampaknya, kemajuan dan
kebangkitan penyebaran Islam telah mendorong pula
kemajuan dalam bidang sains dan teknologi bagi
umat manusia.
Kerinduan pada suasana kejayaan sains dan teknologi di masa kejayaan peradaban Islam mendorong Jakarta Islamic Centre (JIC) menggelar seminar
peradaban Islam dengan tema Aktualisasi Nilai-nilai
Keimanan dalam Islam di Dunia Sains dan Teknologi. Seminar menghadirkan pembicara ternama.
Mereka adalah Dr Ing Ilham Akbar Habibie,
Presidium ICMI Pusat dan Prof Dr Ing Fahmi Amhar,
penulis dan trainer Technoscience Spiritual Quotient
(TSQ). Seminar di Hotel Grand Cempaka pada 30
Desember 2010 lalu itu menjadi penutup tahun
sekaligus penutup rangkaian kegiatan Gema Hijrah 6
tahun 1432 H yang digagas Jakarta Islamic Centre.
Itu semua sebagai persembahan atas refleksi
spirit hijrah menyongsong kebangkitan peradaban
Islam. Melalui seminar ini, diharapkan dapat memberikan sumbang saran atau gagasan tentang
bagaimana mengembalikan kebangkitan peradaban
Islam, khususnya di bidang sains dan teknologi.
Sebab, saat ini, dunia Islam seakan-akan kering
dengan kemajuan di bidang sains dan teknologi, terlebih di negara dengan jumlah Muslim terbesar di
dunia, Indonesia. Ilham Akbar Habibie, selaku pembicara pertama, mengatakan Islam sesungguhnya
mampu dan punya peluang untuk menguasai kembali sains dan teknologi.
Menurut dia, Islam telah memberikan kebebasan
kepada manusia untuk berpikir luas, mengkreasikan
beragam ide, dan gagasan yang berkenaan dengan
kehidupan manusia di dunia. Hanya, tentu saja
kebebasan tersebut berada dalam batas-batas koridor Islam. Fahmi Amhar yang menjadi pembicara
kedua juga menyampaikan pandangannya soal Islam
dan sains.
Ia menyebutkan, penguasaan sains tanpa Islam
akan melahirkan penjajahan terhadap peradaban
lain. Namun, Islam tanpa sains akan cenderung
senantiasa dijajah oleh peradaban lain. Oleh karena
itu, integrasi sains teknologi dan Islam akan membawa rahmat bagi semesta alam.
Kedua narasumber sepakat, kebangkitan peradaban Islam, khususnya di bidang sains dan teknologi adalah keniscayaan. Indonesia pun berpeluang maju karena sarat potensi sumber daya alam
Membaca Shalawat
pada Hari Jumat
da sunah yang dianjurkan pada hari Jumat.
Sayyid Sabiq dalam bukunya, Fiqih Sunnah
mengutip hadis yang diriwayatkan oleh
Bukhari, Muslim, Abu Dawud, dan Nasa’i.
Rasulullah menyatakan, hari yang paling utama adalah
Jumat. Pada hari itu, Adam diciptakan. Pada hari tersebut ia juga dicabut rohnya.
Pada Jumat, ujar Rasul, sangkalala ditiup dan semua
manusia dimatikan. “Karena itu, perbanyaklah shalawat
atasku dan bacaanmu itu akan disampaikan kepadaku,’’
ujar beliau. Lalu, para sahabat bertanya bagaimana shalawat tersebut sampai kepada beliau padahal saat itu
pasti jasadnya telah hancur luluh.
“Sesungguhnya, Allah telah melarang bumi untuk
memakan jasad para nabi,” demikian sabda Nabi
Muhammad SAW menjawab pertanyaan sahabat-sahabatnya itu. Ibnu Qayyim menyatakan, memperbanyak
bacaan shalawat atas Nabi Muhammad pada hari dan
malam Jumat disunahkan.
A
Ia memperteguh pendapatnya ini dengan menyatakan
bahwa Rasulullah menyatakan hal itu. “Perbanyaklah
membaca shalawat atasku pada hari Jumat dan pada
malamnya.” Menurut Ibnu Qayyim, hal ini tepat karena
Rasulullah adalah pemimpin umat dan Jumat merupakan pemimpin seluruh hari dalam satu minggu.
Dengan demikian, membaca shalawat merupakan
keutamaan yang tidak terdapat pada hari-hari lainnya. Di
samping itu, di antara hikmah lainnya adalah semua
kebaikan umat Muhammad di dunia dan akhirat, sebenarnya terletak di dalam genggamannya. Melalui beliau,
Allah mencurahkan kepada umatnya kebaikan di dunia
dan akhirat.
Kemuliaan terbesar yang bisa diraih, ujar dia, adalah
pada Jumat. Pada hari tersebut, doa yang dipanjatkan
juga tak akan ditolak. Semua itu dapat diraih oleh umat
karena adanya bimbingan dari Muhammad. Sebagai
tanda terima kasih, kata dia, hendaklah memperbanyak
bacaan shalawat pada hari Jumat. n
dan sumber daya manusia memadai. Menurut para
ahli, saat ini, Indonesia memiliki sekitar 1,3 juta
anak-anak dengan kualitas luar biasa (CIBI=cerdas
istimewa berbakat istimewa).
Jika potensi tersebut dimaksimalkan, tentu akan
menjadi modal awal yang penting untuk menjadikan
Indonesia sebagai adidaya baru dalam mengembangkan kemajuan sains dan teknologi. Pendidikan
menjadi kunci utama untuk mendorong kebangkitan
penguasaan sains dan teknologi.
Namun, sangat disayangkan, saat ini minat belajar
kaum Muslimin pada bidang sains atau ilmu eksakta
agak menurun. Hal ini berdampak pada keter tinggalan
peradaban kaum Muslimin dibandingkan dengan peradaban barat. Fahmi Amhar mengatakan ada tiga hal
yang harus dilakukan untuk mencapai kebangkitan.
Hal-hal tersebut adalah perlunya pembangunan
sikap mental umat Islam sendiri yang memang
menginginkan kebangkitan itu. Selanjutnya, harus
ada yang mengajak masyarakat agar memiliki energi
yang sama untuk bangkit. Terakhir, perlu adanya
upaya mengontak pihak-pihak pengambil kebijakan
sehingga memperkuat arus kebangkitan tersebut.
Semoga JIC dapat terlibat dan berperan aktif
dalam upaya mengembalikan kebangkitan peradaban
Islam melalui sains dan teknologi yang dilandasi
oleh nilai-nilai keimanan dan akidah Islam. n
Daftar Khatib Jumat
MASJID
ALAMAT
KHATIB
Jakarta
Istiqlal
Sunda Kelapa
Baitul Ihsan, BI
Al-Azhar
Fathullah
Taman Wijaya Kusuma, Jakpus
Taman Sunda Kelapa, Jakpus
Budi Kemuliaan, Jakpus
Sisingamangaraja XII, Jaksel
Ir H Juanda, Ciputat, Jaksel
Prof Dr Nasaruddin Umar
Adhiwarman Karim MA
Bachtiar Nasir LC
Drs H Rusjdi Hamka
Prof Dr H Muh Amin Suma
Bekasi
Nurul Islam (Islamic Center)
Jend Ahmad Yani
KH Ishomudin Muchtar
Bandung
Raya Bandung
Al-Ukhuwwah
Raya Cipaganti
Al-Furqon UPI
Daarut Tauhiid
Istiqomah
Pusdai
Mujahidin
Al-Fajr
Alun-alun Bandung
Wastukencana
Cipaganti
Setiabudi
Geger Kalong Girang
Taman Citarum
Diponegoro
Sancang
Situsari VI
Drs KH Saerodji
Drs KH Maftuh Kholil
Drs H Aep Saepudin
Prof H Furqon MA Ph.D
Dede Munawar Lc
Dr KH A Syamsuri Siddiq
Prof Dr H Ahmad Tafsir
Prof Dr Dadang Kahmad
Tarjono Abu Muadz
Yogyakarta
Syuhada
I Gde Nyoman Oka
Prof Drs H Dochak Latief
Bagi para pengurus masjid yang berminat, silakan mengirimkan daftar khatib Jumat disertai alamat
masjid ke redaksi Republika melalui alamat email: [email protected]
Download