PENGARUH KEPEMIMPINAN, KOMUNIKASI DAN KEDISIPLINAN TERHADAP EFEKTIVITAS PENGAMBILAN KEPUTUSAN PADA BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO Oleh : ERNI WIDIASTUTI (Staf Pengajar FE-UNSA) ABSTRACT The objectives of research are (1) to to describe the partial effect of of Leadership, Two Way Traffic Communication, and Discipline on The Decision Making Effectiveness of The The Civil Service Agency of Sukoharjo Regency. (2) to describe the simultaneous effect of of Leadership, Two Way Traffic Communication, and Discipline on The Decision Making Effectiveness of The The Civil Service Agency of Sukoharjo Regency. Population of research was entire officers of The Civil Service Agency of Sukoharjo Regency as many as 48 persons. because of the limited population number, entire population becomes the sample of research. The method of collecting data used was questionnaire and the techniques of analyzing data employed were regression, t test, F test and determination coefficient. The result of regression analysis shows that there is positive and significant effect of leadership, two way traffic communication, and discipline on the decision making effectiveness. The result of t-test and F-tests proves that leadership, two way traffic communication, and discipline on the decision making effectiveness variables has significant effect, both partially and simultaneously, on on the decision making effectiveness of The Civil Service Agency of Sukoharjo Regency The determination coefficient (Adjusted R square) value is positive of 0.829 indicating that decision making effectiveness can be explained by leadership, two way traffic communication, and discipline variables of 82.90% and the rest of 17.10% is explained by other independent variables excluded from this research. Keywords:Decision making effectiveness, leadership, communication, and discipline. PENDAHLUAN Proses komunikasi pada hakikatnya adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang (komunikasi) kepada orang lain (komunikan). Adakalanya seseorang menyamapaikan buah pikirannya kepada orang lain tanpa menampakkan adanya perasaan tertentu. Pada saat lain seseorang menyampaikan perasaannya kepada orang lain tanpa pemikiran. Tidak jarang pula seseorang menyampaikan pikirannya disertai perasaan tertentu, disadari atau tidak disadari. Komunikasi akan berhasil apabila pikiran disampaikan dengan menggunakan perasaan yang disadari, sebaliknya komunikasi akan gagal jika sewaktu menyampaikan pikiran, perasaan tidak terkontrol. Komunikasi dua arah secara timbal balik antara atasan dan bawahan dalam organisasi penting sekali karena jika hanya satu arah saja dari atasan kepada bawahan, roda organisasi tidak akan berjalan dengan baik. Atasan perlu mengetahui laporan, tanggapan atau saran para bawahan sehingga suatu keputusan atau kebijakan dapat diambil dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Komunikasi secara vertikal dapat dilakukan langsung antara pimpinan tertinggi dengan seluruh karyawan, bisa juga bertahap melalui eselon-eselon yang banyaknya bergantung pada besarnya dan kompleksnya organisasi. Akan tetapi, bagaimanapun komunikasi vertikal yang lancar, terbuka dan saling mengisi merupakan pencerminan sikap kepimpinan yang demokratis, yakni jenis kepemimpinan yang paling baik di antara jenis-jenis kepemimpinan lainnya. Karena komunikasi ditentukan oleh frame of reference manusia-manusia yang terlihat dalam proses komunikasi itu. Komunikasi ini terjalin di antara dua pribadi, bersifat langsung dan sering dalam bentuk percakapan (lisan atau tulisan). Pada prinsipinya komunikasi ini berlangsung secara berhadapan muka (face to face) atau melalui medium tertentu. Komunikasi dalam peneletian ini komunikasi yang dimaksud dengan komunikasi atasan dengan bawahan. Melaksanakan kedisiplinan mempunyai arti yang sangat dalam, karena akan merubah sikap dan perilaku karyawan untuk mencapai efektivitas dalam pengambilan keputusan yang lebih baik guna menghadapi tantangan masa depan. Kedudukan kepemimpinan dalam budaya organisasi sangat strategik, karena peran pimpinan sangat menentukan keberhasilan maupun kegagalan dalam mencapai tujuan organisasi. Kedisiplinan muncul ketika ada motivasi untuk mendapatkan prestasi dalam kerja dan faktor peraturan yang harus dijalankan. Kedisiplinan dalam menjalankan dan disiplin tanngungjawab merupakan komponen yang dapat meningkatkan ekektivitas pengambilan keputusan. Apabila pegawai yang mengabaikan kedisplinan akan mengalami hambatan dalam lingkungan kerja, sebab pemimpin akan menilai prestasi kerja pegawai dilihat dari disiplin mereka dalam bekerja Keberhasilan organisasi berdasarkan pada tingkat kepercayaan dalam interaksi individu yang terkait, sehingga tampak tingkat kepercayaan dalam itu pada kualitas kerjasama. Fungsi manajemen dalam setiap organisasi dari pengambilan keputusan sampai sikap dan nilai-nilai mencapai dukungan yang melakukan operasi yang efektif dan efesien. Efektivitas pengambilan keputusan terletak dalam suatu kerjasama yang kompleks, saling ketergantungan satu sama lain dan juga saling ketergantungan satu sama lain dan juga saling mempercayai dan keakraan yang tumbuh melalui kebersamaan. Memang secara umum diketahui bahwa efektivitas itu paling baik dapat dimengerti jika dilihat dari sudut sejauh mana organisasi berhasil mendapatkan dan memanfaatkan sumber daya dalam usaha mengejar tujuan opearsi dan tujuan operasional. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis mengambil judul penelitian sebagai berikut: ”Pengaruh Kepemimpinan, Komunikasi, Dan Kedisiplinan Terhadap Efektivitas Pengambilan Keputusan Pada Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Sukoharjo” PERUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belangkang penelitian yang telah diuraikan di atas, pokok masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini, dapat dirumuskan sebgai berikut : 1. Apakah ada pengaruh kepemimpinan, komunikasi atasan dengan bawahan,dan kedisiplinan secara parsial terhadap efektivitas pengambilan keputusan di Badan Kepagawain Daerah Kabupaten Sukoharjo. 2. Apakah ada pengaruh pimpinan, komunikasi atasan dengan bawahan dan kedisiplinan secara simultan terhadap efektivitas pengambilan keputusan di Badan Kepagawaina Daerah Kabupaten Sukoharjo. LANDASAN TEORI 1. Kepemimpinan Stogdill dan Shartle (dalam Mar’at. 1983:22) berpendapat bahwa “kepemimpinan harus dipandang sebagai hubungan antar individu dalam suatu kelompok, dan peneltian tentang kepemimpinan harus dalam kerangka dimensi structural dan fungsional daro organsisasi”. Pengertian yang lain disampaikan oleh (Handoko T, 2001:160) bahwa ”Kepemimpinan adalah kegiatan untuk mempengaruhi perilaku manusia baik perorangan maupun kelompok”. Pada dasarnya kepemimpinan dalam suatu organisasi terdapat tiga aspek penting. Pertama, kepemimpinan tidak mungkin terlepas dari peranan orang lain. Kedua, kepemimpinan berhubungan dengan variasi pembagian tugas dan distrubi kewengan. Ketiga, berbagai metode untuk mempengaruhi, mengarahkan dan menggerakkan bawahannya. Seorang pemimpin agar mudah memahami konsep kemimpinan dan terhadap hakikat dari pengertian kepemimpinan. 2. Komunikasi Atasan dengan Bawahan Komunikasi dari atas ke bawah (downward communication) dan dari bawah ke atas (upward communication), adalah komunikasi dari pimpinan kepada bawahan dan dari bawahan kepada atasan secara timbal balik (two way traffic communication). Dalam komunikasi ini pimpinan memberikan instruksi-instruksi, petunjuk-petunjuk, informasiinformasi, penjelasan-penjelasan dan lain-lain kepada bawahannya. Dalam pada itu bawahan memberikan laporan-laporan, saran-saran, pengaduan-pengaduan dan sebagainya kepada pimpinan (Onong Uchjana, 2001:123). Komunikasi dua arah secara timbal balik tersebut dalam organisasi penting sekali karena jika hanya satu arah saja dari pimpinan kepada bawahan, roda organisasi tidak akan berjalan dengan baik. Pimpinan perlu mengetahui laporan, tanggapan atau saran para karyawan sehingga suatu keputusan atau kebijaksanaan dapat diambil dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Komunikasi ini dapat dilakukan secara langsung antara pimpinan tertinggi dengan seluruh karyawan, bisa juga bertahap melalui eseloneselon yang banyaknya bergantung pada besarnya dan kompleknya organisasi. Akan tetapi, bagaimanapun komunikasi vertikal yang lancar, terbuka dan saling mengsisi merupakan pencerminan sikap kepemimpinan lainnya. Karena komunikasi menyangkut masalah hubungan manusia denga manusia, maka suksesnya komunikasi ditentukan oleh frem of reference manusia-manusia yang terlibat dalam proses komunikasi itu. Pada hakekatnya, tingkah laku manusia merupakan pencerminan dari frame of referencenya 3. Kedisiplinan Menurut Vincent Friedmant (2007:11) bahwa displin diri adalah sesuatu yang digunakan oleh, bukan sesuatu yang dimiliki, maka orang itu pasti dapat menggunakannya untuk meraih semua tujuan yang pernah dia tetapkan, mereka dapat menggunakan kapan saja mereka mau, atau meninggalkannya bilamana dia ingin. Kedisiplinan adalah kesadaran dan sikap sesorang yang secara sukarela menanti semua peraturan, sadar akan tugas dan tanggung jawab. Kesediaan merupakan suatu sikap, tingkah laku, dan perbuatan seseorang yang sesuai dengan peraturan organisasi baik tertulis maupun tidak tertulis yang dimiliki seseorang untuk mentaati semua peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku (Handoko SP, Hasibuan, 2001:190). Kesadaran pegawai dalam menjalankan tugasnya tanpa paksaan, akan membantu kelancaran mekanisme kerja. Ketaatan waktu kerja merupakan wujud kedisiplinan waktu, adapun bentuk kedisiplinan waktu kerja di antaranya : Pulang kerja sesuai jadwal kerja (displin pulang kerja), Masuk Kantor sesuai jadwal (disiplin masuk kerja), Tidak memanfaatkan waktu kerja untuk kegiatan lain, dan Tidak menggunakan waktu kerja untuk tidur atau membaca koran atau juga untuk bicara yang tidak ada hubungannya dengan pekerjaan (disiplin dalam memanfaatkan waktu kerja). 4. Efektivitas Pengambilan Keputusan Richard M. Steers (1995:5-7). dalam bukunya Efektivitas Organisasi sebagai berikut Efektifitas dinilai menurut ukuran seberapa jauh sebuah organisasi berhasil mencapai tujuan yang layak dicapai. Pemusatan perhatian pada tujuan yang layak dicapai dan optimal, kelihatannya lebih realitas untuk tujuan evaluasi, darpada menggunakan tujuan akhir atau tujuan yang diinginkan sebagai dasar ukuran Ciri umum para pimpinan yang efektif pengambilan keputusan adalah kemampuannya mengambil keputusan yang tepat, pada waktu dan dapat diterima (Richard M. Steers, 1995: 184). Pada kenyataanya, ketidakmampuan atau ketidakrelaan memikul tanggungjawab menyebabkan pimpinan dengan mudah kehilangan kestiaan atau pengakuan dari para pengikutnya. Efektivitas pengambilan keputusan dalam organisasi merupakan proses pemilihan antara berbagai alternative (Shull, Belbeeq, & Cummings, 1970 dalam Simon. 1990: 125). Tiga tahap proses pengambilan keputusan yang efektif (Simon, 1990:125) : a. Kegiatan intelegensi, yang mencakup pengenalan masalah dan mencari sebabmusabab masalah ini serta kemungkinan pemecahannya. b. Kegiatan merancang, merumuskan dan menilai berbagai alternative cara bertindak dari sudut positif atau negative hasilnya. c. Kegiatan pemilihan, atau keputusan sendiri KERANGKA PEMIKIRAN Berikut disajikan kerangka pemikiran dalam bagan yang menunjukkan arah pengaruh dari masing-masing variabel independen. Kepemimpinan (X1) Komunikasi ( X2 ) Efektivitas Pengambilan Keputusan ( Y ) Kedisiplinan ( X3 ) Gambar 1. Kerangka Pemikiran Keterangan : = Pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat secara sendiri -sendiri = Pengaruh variabel bebas terhadap bebas terhadap variabel terikat secara bersama-sama RUMUSAN HIPOTESIS 1. Terdapat pengaruh yang signifikan kepemimpinan, komunikasi atasan dengan bawahan, dan kedisiplinan secara parsial terhadap efektivitas pengambilan keputusan di Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Sukoharjo. 2. Terdapat pengaruh yang signifikan kepimpinan, komunikasi atasan dengan bawahan dan kedisiplinan secara simultan terhadap efektivitas pengambilan keputusan di Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Sukoharjo. METODOLOGI PENELITIAN 1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Sukoharjo mulai bulan Januari sampai dengan Maret 2014 2. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah pegawai Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Sukoharjo sebanyak 48 orang yang tercatat sebagai pegawai negeri sipil. Metode pengambilan sampel menggunakan sampling jenuh atau sensus, dimana semua anggota populasi dijadikan sampel (Sugiyono, 2011: 85). 3. Jenis dan Sumber Data Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif, sedangkan sumber data yang dipakai dalam penelitian ini adalah: data primer maupun data sekunder. 4. Metode Pengumpulan Data Dalam penelitian ini pengumpulan data dilakukan dengan pemberian angket kepada karyawan pegawai Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Sukoharjo HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil uji validitas dan reliabilitas menyatakan bahwa semua butir pertanyaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah valid dan reliabel. Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan bantuan program SPSS ver.19.0 disajikan kembali hasil analisis pada Tabel 1 berikut ini. Tabel 1 Hasil Analisis Regresi Linier Pengaruh Kepemimpinan, Komunikasi Atasan Dengan Bawahan, dan Kedisiplinan terhadap Efektivitas Pengambilan Keputusan Variabel Koefisien Estimasi Std. Error thitung Prob. Value Konstanta βo 9,389 Kepemimpinan β1 0,248 0,088 2,806** 0,007 Komunikasi β2 0,250 0,114 2,201* 0,033 Kedisiplinan β3 0,560 0,127 4,424** 0,000 ––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––––– R2 = 0,840 Adj. R2 = 0,829 F = 77,140** Sumber : Data primer diolah. Dari hasil analisis data yang telah lolos dari uji asumsi klasik, maka dapat dilakukan pembahasan untuk masing-masing hipotesis yang telah dirumuskan sebelumnya sebagai berikut: dilihat dari besarnya koefisien determinasi (adjusted R square) yang memiliki nilai positif sebesar 0,829 menunjukkan bahwa efektivitas pengambilan keputusan dijelaskan oleh variabel kepemimpinan, komunikasi dan kedisiplin sebesar 82,9 % dan sisanya sebesar 17,1% menggambarkan adanya variasi bebas lain yang tidak diamati dalam penelitian ini. Berdasarkan koefisien regresi, variabel yang mempunyai pengaruh lebih dominan terhadap efektivitas pengambilan keputusan adalah kedisiplinan, sedangkan koefisien regresi yang paling kecil terhadap efektivitas pengambilan keputusan adalah kepemimpinan Dalam hal signifikasi, dilihat dari uji t, faktor kepemimpinan (X1), komunikasi (X2), dan kedisiplinan (X3) secara parsial berpengaruh positip dan signifikan terhadap efektivitas pengambilan keputusan. Dengan demikian hipotesis pertama terbukti. Selanjutnya dilihat dari uji F terbukti bahwa , faktor kepemimpinan (X1), komunikasi (X2), dan kedisiplinan (X3) secara simultan berpengaruh positip dan signifikan terhadap efektivitas pengambilan keputusan. Dengan demikian hipotesis kedua terbukti KESIMPULAN Mengacu pada hasil analisis data yang dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : Ada pengaruh positip dan signifikan antara kepemimpinan, komunikasi, dan kedisiplinan baik secara parsial maupun secara simultan terhadap efektivitas pengambilan keputusan SARAN Bertolak dari uraian dan kesimpulan yang telah peneliti lakukan, maka dapat diberikan beberapa saran yang mungkin dapat berguna bagi instansi terkait. Adapun saran yang dapat peneliti ajukan adalah sebagai berikut : 1. Mengingat kepimpinan, komunikasi, dan kedisiplinan mempengaruhi efektivitas pengambilan keputusan di Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Sukoharjo baik secara parsial maupun secara bersama-sama, maka hendaknya pimpinan instansi tetap mempertahankan kondisi yang sudah ada bila perlu ditingkatkan. 2. Beberapa cara yang mungkin dapat dilakukan di antaranya pimpinan instansi hendaknya memberi perhatian pada kebutuhan bawahan, mau menanyakan kepada para pegawai apa yang diharapkan dari mereka, memberi pedoman yang spesifik, meminta bawahan mentaati peraturan dan prosedur, mengatur waktu dan mengkoordinasi pekerjaan bawahan. REFERENSI Acmad Fatherius, 1997, Hubungan Lingkungan nternal Dan Ekternal terhadap Produktivitas Karyawan Perusahaan Tekstil di PT. Pabrik Cambries Primissin Yogyakarta, Tesis , tidak untuk diterbitkan, program Pascasarjana Magister Manajemen, UGM, Yogyakarta. Arikunto, Suharsimi, 1996. Prosedur Peneletian Suatu Pendekatan Praktek. Jilid I, Jakarta: Rineka Cipta. __________. 1997. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jilid II, Jakarta: Rineka Cipta. Analisa Regresi. Yoygakarta: Yayasan Penerbit Fakultas Psikologi UGM. Cummings, B. 1984, Approaches to The Evaluation of Organization Effectiveness in Academy of Management Review. Djarwanto PS, 2000, Statistik Indultif, edisi 4 BPFE UGM, Yogyakarta. Edwin B, Flippo, 1997. Manajemen Personalia. Jakarta Erlangga. Fani Wardani, 2006, Pengaruh Motivasi dan Disiplin Kerja Terhadap Prestasi Kerja Karyawan PT. Tiga Serangkai Surakarta. Skripsi UNS. Gujarati, Damodar 1999, Dasar-Dasar Ekonometrika, alih bahasa : Sumarno Zain, Erlangga. Jakarta Handoko,T. Hani, 2001, Manajemen, Edisi Pertama, BPFE, Yogyakarta. Heidjarahman Saud Husnan, 1992. Manajemen Personalia. Yogyakarta:BPEE Hendrawan Supratikno, John JOI, Ihalauw, dkk, 2006, Manajemen Kinerja Untuk Menciptakan Keunggulan Bersaing. Penerbit Graha Ilmu, Yogyakarta. Konntz, Harold dan Wilrich Hesinz, 1990, Essential of Management 5 Th ed Singapore Mc. Graw, Hill International. Mar’at. 1983. Pemimpin dan Kepemimpinan. Jakarta: Ghalia Indonesia. Miftah Thoha, 1997, Kepemimpinan dan Motivasi, Bina Aksara, Jakarta. Ricard M Steers, 1995. Organizational Behavior. New York: Scott. Foresman and Co. Simon. H, 1990, Reason in Human Affairs, Oxford, Basil Blackwell Sugiyono, 2011. Metode Penelitian Bisnis Alfabeta, CV Bandung Onang, Uchjana. 2001, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung: Rosdakarya. Vincent Friedman. 2007, 99 Cara Cerdas Memotivasi Ornag lain. Buku Pegangan Para Manajer dan Pemimpin perusahaan. Penerbit PT. Prestasi, Jakarta.