BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Perbankan

advertisement
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Teoritis
2.1.1 Perbankan
2.1.1.1 Pengertian Perbankan
Kata bank berasal dari bahasa Italia ‘banca’ yang berarti
tempat penukaran uang. Bank adalah sebuah lembaga intermediasi
keuangan umumnya didirikan dengan kewenangan untuk menerima
simpanan uang, meminjamkan uang, dan menerbitkan promes atau
yang lebih dikenal sebagai banknote. Menurut Undang-Undang Negara
Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 (perubahan UU Nomor 7
Tahun 1992) tentang perbankan: Bank adalah badan usaha yang
menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan
menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau
bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup orang
banyak.
Dari pengertian diatas diketahui bahwa aktivitas perbankan
adalah menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat dalam rangka
meningkatkan taraf hidup masyarakat. Dari aktivitas menghimpun
11
Universitas Sumatera Utara
maupun dalam aktivitas menyalurkan dana tersebut, perbankan
mendapatkan laba.
2.1.1.2 Jenis-jenis Bank
Menurut Kasmir (2008: 35), adapun jenis perbankan dewasa
ini dapat ditinjau dari beberapa segi antara lain:
1. Dilihat dari segi fungsinya
a)
Bank Umum
Bank umum adalah bank yang melaksanakan
kegiatan usaha secara konvensional dan prinsip-pinsip
syariah mendasari kegiatan bank ini, dimana dalam
aktivitasnya
memberikan
jasa
dalam
lalu
lintas
pembayaran.
b)
Bank Perkreditan Rakyat (BPR)
Bank Perkreditan Rakyat (BPR) adalah bank yang
melaksanakankegiatan usaha secara konvensional dan
prinsip-pinsip syariah mendasari kegiatan bank ini,
dimana dalam aktivitasnya tidak memberikan jasa dalam
lalu lintas pembayaran.
2. Dilihat dari segi kepemilikannya
a)
Bank Milik Pemerintah
12
Universitas Sumatera Utara
Bank milik pemerintah adalah bank yang akte
pendiriannya dan juga modal usahanyadimiliki oleh
pemerintah sehingga seluruh keuntungan bank ini sudah
tentu dimiliki oleh pemerintah pula.
b)
Bank Milik Swasta Nasional
Bank
milik
swasta
nasional
adalah
bank
yangseluruh atau sebagian besarnya dimiliki oleh swasta
nasional dimana akte pendiriannya pun dimiliki oleh
swasta, sehingga dengan begitu pembagian keuntungan
usahanya untuk keuntungan swasta pula.
3. Dilihat dari segi status
a)
Bank Devisa
Bank devisa adalah bank yang dapat atau diizinkan
melakukan transaksi ke luar negeri sertatransaksitransaksi yang berhubungan dengan mata uang asing.
b)
Bank Non Devisa
Bank non devisa adalah bank yang tidak dapat dan
belum memiliki izin untuk melakukan transaksi seperti
bank devisa sehingga tidak dapat melakukan transaksi ke
luar negeri serta transaksi-transaksi yang berhubungan
dengan mata uang asing.
13
Universitas Sumatera Utara
4. Dilihat dari segicara menentukan harga
a)
Bank yang Berdasarkan Prinsip Konvensional
Dalam kegiatannya mencari keuntungan serta
menentukan harga kepada nasabahnya, bank yang
berdasarkan konvensional menggunakan dua metode
sebagai berikut:
1.
Bunga ditetapkan sebagai harga, untuk
produk simpanan seperti giro, tabungan maupun
deposito. Dan begitu juga harga untuk produk
pinjamannya
(kredit)
ditentukan
berdasarkan
tingkat suku bunga tertentu. Penentuan harga
dengan cara ini dikenal sebagaispread based.
2.
Untuk jasa-jasa dan kegiatan bank lainnya
pihak perbankan menetapkan berbagai biaya-biaya
dalam nominal atau persentase tertentu. Metode
yang digunakan dalam pengenaan biaya ini dikenal
sebagai fee based.
b)
Bank yang Berdasarkan Prinsip Syariah
Dalam kegiatannya mencari keuntungan serta
menentukan harga kepada nasabahnya, bank yang
berdasarkan syariah menggunakan lima metode sebagai
berikut:
14
Universitas Sumatera Utara
1) Pembiayaan
berdasarkan
prinsip
bagi
hasil
(mudharabah).
2) Pembiayaan berdasarkan prinsip penyertaan modal
(musyarakah).
3) Prinsip jual beli barang
dengan memperoleh
keuntungan (murabahah).
4) Pembiayaan barang modal berdasarkan sewa murni
tanpa pilihan (ijarah).
5) Adanya pilihan pemindahan kepemilikan atas barang
yang disewa dari pihak bank oleh pihak lain (ijarah
wa iqtina).
2.1.1.3 Sumber Dana Bank
Menurut Triandu (2008:96), pada dasarnya suatu bank
mempunyai
empat
alternatif untuk
menghimpun dana untuk
kepentingan usahanya, yaitu :
a. Dana sendiri
Dana sendiri ini dapat berupa modal disetor, dana dari
penjualan saham di bursa efek ,akumulasi laba ditahan,
cadangan – cadangan dan agio saham.
b. Dana dari deposan
15
Universitas Sumatera Utara
Dana dari deposan ini dapat berupa giro, tabungan dan
deposito berjangka yang berasal dari nasabah perorangan atau
badan.
c. Dana pinjaman
Dana pinjaman ini dapat berupa call money, pinjaman antar
bank, kredit dan likuiditas Bank Indonesia
d. Sumber dana lain
Sumber – sumber tersebut berasal dari setoran jaminan, dana
transfer, surat berharga pasar uang dan diskonto Bank
Indonesia.
2.1.1.4 Alokasi Dana Bank
Dana yang telah berhasil dihimpun dari berbagai sumber perlu
dikelolasecara efektif dan efisien dengan mempersiapkan strategi
penempatan danaberdasarkan rencana yang telah ditetapkan. Menurut
Siamat (2005:236), penggunaan dana bank pada prinsipnya dapat
diklasifikasikan berdasarkan prioritas penggunaan dana dan sifat aktiva
bank :
1. Prioritas penggunaan dana
Penggunaan dana bank berdasarkan prioritas penggunaan dana
adalah sebagai berikut :
a.
Cadangan primer (primary reserve)
16
Universitas Sumatera Utara
Cadangan primer dimaksudkan antara lain untuk memenuhi
ketentuan likuiditas wajib minimum dan keperluan operasi
bank
sehari-hari
termasuk
untuk
memenuhi
semua
penarikan simpanan dan permintaan kredit nasabah.
b.
Cadangan sekunder (secondary reserve)
Cadangan sekunder dapat digunakan untuk memenuhi
kebutuhan kebutuhan likuiditas yang jangka waktunya
diperkirakan kurang darisatu tahun.Cadangan sekunder ini
semata-mata dimaksudkan untuk kebutuhan likuiditas dan
untuk memperoleh keuntungan.
c.
Penyaluran kredit
Penyaluran kredit merupakan kegitan utama bank. Oleh
karena itu sumber pendapatan utama bank berasal dari
kegiatan usaha ini.
2. Penggunaan dana menurut sifat aktiva
Penggunaan dana ini dapat dibedakan sebagai berikut :
a.
Akiva tidak produktif (non-earning assets)
Aktiva tidak produktif merupakan penanaman dana ke
dalam aktiva yang tidak memberikan hasil bagi bank.
b.
Aktiva produktif (earning assets)
Aktiva produktif merupakan semua penanaman dana dalam
rupiahdan
valuta
asing
yang
dimaksudkan
untuk
memperoleh penghasilan sesuai dengan fungsinya.
17
Universitas Sumatera Utara
2.2 Rentabilitas
2.2.1 Pengertian Dan Konsep Rentabilitas
Salah satu ukuran utama keberhasilan perusahaan didalam mengelola
usahanya adalah tingkat rentabilitasnya. Rentabilitas adalah kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dalam semua modal yang
bekerja didalamnya. Semua modal yang bekerja dalam perusahaan adalah
modal sendiri dan modal pinjaman. Menurut para ahli menyatakan bahwa :
Sofyan Syafri Harahap (2001 : 66), Rasio rentabilitas menggambarkan
kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba melalui semua kemampuan
dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah
karyawan, dan sebagainya.
Agus Sartono (2001 : 125), “Rentabilitas adalah kemampuan
perusahaan memperoleh laba dalam hubungannya dengan penjualan, total
aktiva, maupun modal sendiri”.
Bambang Riyanto (2001 : 35), “Rentabilitas adalah kemampuan suatu
perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu”.
18
Universitas Sumatera Utara
Rentabilitas suatu perusahaan menunjukkan perbandingan antara laba
dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba tersebut. Dan umumnya
dirumuskan sebagai berikut :
𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅 =
L
M
x 100%
Yang mana L adalah merupakan jumlah laba yang diperoleh selama
periode tertentu dan M adalah modal atau aktiva yang digunakan untuk
menghasilkan laba tersebut. Cara untuk menilai rentabilitas suatu perusahaan
ada bermacam-macam dan tergantung laba dan aktiva atau modal mana
yang akan diperbandingkan satu dengan yang lainnya. Apakah yang akan
diperbandingkan itu laba yang berasal dari operasi atau usaha, atau laba netto
sesudah pajak dengan aktiva operasi, atau laba netto sesudah pajak
diperbandingkan dengan keseluruhan aktiva “Tangible”, ataukah yang akan
diperbandingkan itu laba netto sesudah pajak dengan jumlah modal sendiri.
Dalam hal mengenai konsep rentabilitas penulis hanya membahas
mengenai dua penilaian rentabilitas perusahaan, yaitu :
1. Rentabilitas Ekonomi
Rentabilitas ekonomi adalah perbandingan antara laba usaha
dengan modal sendiri dan modal asing yang dipergunakan untuk
menghasilkan laba tersebut dan dinyatakan dalam persentase. Maka
dirumskan sebagai berikut :
19
Universitas Sumatera Utara
𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅 𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸 =
Laba Usaha
x 100%
Modal Sendiri + Modal Asing
Maka dari itu, pengertian rentabilitas sering dipergunakan untuk
mengukur efisiensi penggunaan modal didalam suatu perusahaan,
maka rentabilitas ekonomi sering
pula dimaksudkan sebagai
kemampuan suatu perusahaan dengan seluruh modal yang bekerja
didalamnya untuk menghasilkan modal. Modal yang diperhitungkan
untuk menghitung rentabilitas ekonomi hanyalah modal yang bekerja
didalam perusahaan (Operating Capital/ asset). Dengan demikian,
maka modal yang ditanamkan dalam perusahaan lain atau modal yang
ditanamkan dalam efek (kecuali perusahaan-perusahaan kredit) tidak
diperhitungkan dalam menghitung rentabilitas ekonomi.
Demikan pula laba yang diperhitungkan untuk menghitung
rentabilitas ekonomi hanyalah laba yang berasal dari operasinya, yaitu
yang disebut laba usaha (Net Operating Income). Dengan demikian
maka yang diperoleh dari usaha-usaha diluar perusahaan atau dari efek
(misalnya dividen, coupont, dan lain-lain) tidak diperhitungkan dalam
menghitung rentabilitas ekonomi. Pada umumnya masalah rentabilitas
lebih penting dari pada masalah laba karena laba yang besar saja
belumlah merupakan ukuran bahwa perusahaan itu telah dapat bekerja
dengan efisien. Efisien baru dapat diketahui dengan membandingkan
laba yang baru diperoleh itu dengan kekayaan atau modal yang
20
Universitas Sumatera Utara
menghasilkan laba tersebut atau dengan kata lain ialah menghitung
rentabilitasnya.
Dengan demikian maka yang harus diperhatikan oleh perusahaan
ialah tidak hanya bagaimana usaha untuk memperoleh laba yang
tinggi, tetapi yang lebih penting adalah usaha untuk mempertinggi
rentabilitasnya. Maka agar tingkat rentabilitasnya dapat dipertinggi,
kita harus mengetahui faktor-faktor rentabilitas ekonomi / Earning
Power. Tinggi rendahnya earning power ditentukan oleh dua faktor,
yaitu :
1.
Profit Margin, yaitu perbandingan antara “Net Operating
Income” dengan “Net Sales”, perbandingannya dinyatakan dengan
persentase :
𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃 𝑀𝑀𝑀𝑀𝑀𝑀𝑀𝑀𝑀𝑀𝑀𝑀 =
𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁 𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂 𝐼𝐼𝐼𝐼𝐼𝐼𝐼𝐼𝐼𝐼𝐼𝐼
x 100%
𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁 𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆
Dengan kata lain dapatlah dikatakan bahwa profit margin
ialah selisih antara net sales dengan “Operating Expense” ( harga
pokok penjualan + biaya administrasi + biaya penjualan + biaya
umum ), selisih yang mana dinyatakan dalam persentase dari net
sales.
Besar kecilnya profit margin pada setiap transaksi sales
ditentukan oleh 2 faktor, yaitu net sales dan laba usaha. Besar
21
Universitas Sumatera Utara
kecilnya laba usaha atau net operating income tergantung kepada
pendapatan dari sales dan besarnya biaya usaha (operating
expense). Dengan jumlah operating expense tertentu profit margin
dapat diperbesar dengan menekan atau memperkecil sales, atau
dengan menekan atau memperkecil operating expense. Dengan
demikian maka ada 2 alternatif dalam usaha untuk memperkecil
profit margin, yaitu :
•
Dengan menambah biaya usaha (operating expense) sampai
tingkat tertentu diusahakan tercapainya tambahan sales yang
sebesar-besarnya, atau dengan kata lain tambahan sales harus lebih
besar daripada tambahan operating expense. Perubahan besarnya
sales dapat disebabkan karena perubahan harga jual per unit
produk sudah ditentukan. Dengan demikian dapatlah dikaitkan
bahwa pengertian menaikkan tingkat sales disini dapat berarti
memperbesar pendapatan dari sales dengan jalan :
a)
Memperbesar volume sales unit pada tingkat harga
penjualan tertentu. Atau,
b)
Menaikkan harga penjualan per unit produk pada
luas sales dalam unit tertentu.
•
Dengan mengurangi pendapatan dari sales sampai pada
tingkat tertentu diusahakan adanya pengurangan operating expense
yang sebesar-besarnya, atau dengan kata lain mengurangi biaya
usaha relatif lebih besar dibandingkan dengan berkurangnya
22
Universitas Sumatera Utara
pendapatan dari sales. Meskipun jumlah sales selama periode
tertentu berkurang, tetapi oleh karena disertai dengan berkurangnya
operating expense yang lebih sebanding maka akibatnya ialah
bahwa profit marginnya makin besar.
2.
Turnover of operating asset (Tingkat perputaran aktiva
usaha), yaitu kecepatan berputarnya operating assetdalam suatu
periode tertentu. Turnover tersebut dapat ditentukan dengan
membagi net sales dengan operating asset.
𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 π‘œπ‘œπ‘œπ‘œ 𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂 𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴 =
𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁 𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆
𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂 𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴
Dengan demikian dapatlah dikatakan bahwa profit margin
dimaksudkan untuk mengetahui efisiensi perusahaan dengan
melihat kepada besar kecilnya laba usaha dalam hubungannya
dengan sales, sedangkan “operating asset turnover” dimaksudkan
untuk mengetahui efisiensi perusahaan dengan melihat kepada
kecepatan perputaran operating asset dalam suatu periode tertentu.
Maka dari itu percampuran kedua efisiensi profit margin dan
operating asset turnover menentukan tinggi rendahnya earning
power. Semakin tinggi tingkat profit margin atau operating asset
turnvover masing-masing atau kedua-duanya akan mengakibatkan
23
Universitas Sumatera Utara
naiknya earning power. Hubungan antara profit margin dengan
operating asset turnover dapatlah digambarkan sebagai berikut :
𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃𝑃 𝑀𝑀𝑀𝑀𝑀𝑀𝑀𝑀𝑀𝑀𝑀𝑀 × π‘‚π‘‚π‘‚π‘‚π‘‚π‘‚π‘‚π‘‚π‘‚π‘‚π‘‚π‘‚π‘‚π‘‚π‘‚π‘‚π‘‚π‘‚ 𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴 𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 = 𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝑔𝑔 𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝𝑝
𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁 𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂 𝐼𝐼𝐼𝐼𝐼𝐼𝐼𝐼𝐼𝐼𝐼𝐼
𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁 𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆
×
𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁 𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆𝑆
𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁 𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂 𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴
=
𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁 𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂 𝐼𝐼𝐼𝐼𝐼𝐼𝐼𝐼𝐼𝐼𝐼𝐼
𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁 𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂𝑂 𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴𝐴
Tinggi rendahnya operating Asset Turnover selama periode
tertentu ditentukan oleh 2 faktor, yaitu : net sales dan operating asset.
Dengan jumlah operating asset tertentu, makin besarnya jumlah sales
selama periode tertentu mengakibatkan makin tingginya turnover nya.
Demikian pula halnya luas sales tertentu dengan makin kecilnya
operating asset akan mengakibatkan makin tingginya turnover nya.
Maka untuk mendampingi operating asset turnover terdapat 2 cara,
yaitu :
a)
Dengan menambah modal usaha (operating asset) sampai
pada tingkat tertentu diusahakan tercapainya tambahan sales
yang sebesar-besarnya.
b)
Dengan mengurangi sales sampai pada tingkat tertentu
diusahakan penurunan atau pengurangan operating asset
sebesar-besarnya.
24
Universitas Sumatera Utara
2. Rentabilitas Modal Sendiri
Rentabilitas modal sendiri atau sering juga dinamakan rentabilitas
usaha adalah perbandingan antara jumlah laba yang tersedia bagi
pemilik modal sendiri disatu pihak dengan jumlah modal sendiri yang
menghasilkan laba tersebut dilain pihak. Atau dengan kata lain
dapatlah
dikatakan
bahwa
rentabilitas
modal
sendiri
adalah
kemampuan suatu perusahaan dengan modal sendiri yang bekerja
didalamnya untuk menghasilkan keuntungan. Dilain sisi, adapun
seorang ahli yang menyatakan bahwa :
Syamsudin ( 2001 : 64), “Rentabilitas modal sendiri (Return On
Equity) merupakan suatu pengukuran dari penghasilan (income) yang
tersedia bagi pemilik perusahaan (baik pemegang saham biasa maupun
pemegang saham preferen) atas modal yang mereka investasikan
didalam perusahaan”.
Laba yang diperhitungkan untuk menghitung rentabilitas modal
sendiri adalah laba usaha setelah dikurangi dengan bunga modal asing
dan pajak perseroan atau income tax (EAT = Earning After Tax).
Sedangkan modal yang diperhitungkan hanyalah modal sendiri yang
bekerja didalam perusahaan.
Rentabilitas Modal Sendiri =
Laba Setelah Pajak
x 100%
Modal Sendiri
25
Universitas Sumatera Utara
Namun dalam penggunaan retabilitas modal sendiri disini penulis
menggunakan variabel Return On Equity sebagai titik hitung untuk
rentabilitas modal sendiri. Return On Equity dinyatakan dalam
persentase, yaitu :
𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅 𝑂𝑂𝑂𝑂 𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸𝐸 (𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅𝑅 ) =
Laba Bersih Setelah Pajak
x 100%
Pendapatan
Dimana hasil pengembalian ekuitas atau Return On Equity (ROE)
atau rentabilitas modal sendiri merupakan rasio untuk mengukur laba
bersih sesudah pajak dengan modal sendiri. Rasio ini menunjukkan
efisiensi penggunaan modal sendiri semakin tinggi maka rasio ini akan
semakin tinggi. Artinya posisi pemilik perusahaan semakin kuat,
demikian pula sebaliknya.
Menurut Hanafi dan Halim (2007 : 87), angka yang tingi untuk
ROE menunjukkan tingkat profitabilitas atau rentabilitas usaha yang
tinggi. Rasio ROE tidak memperhitungkan dividen maupun capital
gain untuk pemegang saham. Karena rasio ini bukan pengukur return
yang diterima pemegang saham yang sebenarnya. Menurut Husnan
dan Pudjiastuti (1998 : 74), Return On Investment menunjukkan
seberapa banyak laba yang bisa diperoleh dari seluruh kekayaan yang
dimiliki perusahaan.
26
Universitas Sumatera Utara
ROE dipengaruhi oleh ROA dan tingkat penggunaan utang. Rasio
ini juga dipengaruhi oleh besar kecilnya utang perusahaan. Apabila
proporsi utang semakin besar maka rasio ini juga akan semakin besar.
Rasio atau pedoman yang baik adalah antar 20%-40%.
Dengan memahami ROE secara mendalam, kita akan menemukan
tiga hal penting diantaranya:
1) Kemampuan perusahaan menghasilkan laba (profitability).
2) Efisiensi
perusahaan
dalam
mengelola
aset
(assets
management).
3) Hutang yang dipakai dalam melakukan usaha (financial
leverage).
2.2.2 Hubungan Antara Rentabilitas Ekonomi Dengan Rentabilitas
Modal Sendiri
Pengaruh dari perubahan rentabilitas ekonomi terhadap rentabilitas
modal sendiri pada berbagai tingkat penggunaan modal asing, secara teoritis
dapatlah dikatakan bahwa makin tingginya rentabilitas ekonomi (dengan
tingkat bunga tetap), penggunaan modal asing yang lebih besar akan
mengakibatkan kenaikan rentabilitas modal sendiri. Dengan kata lain dapat
dikatakan bahwa dalam keadaan yang demikian suatu perusahaan yang
menggunakan modal asing yang lebih besar akan memperoleh kenaikan
27
Universitas Sumatera Utara
rentabilitas modal sendiri yang lebih besar dari pada perusahaan lain yang
mempunyai jumlah modal asing yang lebih kecil.
Sebaliknya,
dalam
situasi
ekonomi
yang
memburuk
dimana
rentabilitas ekonomi perusahaan pada umumnya menurun, perusahaan yang
mempunyai modal asing yang besar akan mengalami penurunan rentabilitas
modal sendiri yang lebih besar dari pada perusahaan lain yang mempunyai
jumlah modal asing yang lebih sedikit.
2.3 Non Performing Loan
Net Performing Loan adalah tingkat pengembalian kredit yang diberikan
deposan kepada bank, dengan kata lain NPL adalah tingkat pengembalian kredit
bermasalah atau kredit macet pada bank tersebut. NPL diketahui dengan cara
menghitung Pembiayaan Non Lancar Terhadap Total Pembiayaan. Apabila
semakin rendah NPL maka bank tersebut akan semakin mengalami keuntungan,
sebaliknya bila tingkat NPL tinggi maka bank tersebut akan mengalami kerugian
yang diakibatkan tingkat pengembalian kredit macet. Peningkatan NPL yang
terjadi pada masa krisis secara langsung berpengaruh terhadap menurunnya
likuiditas bagi sektor perbankan karena tidak adanya uang masuk baik yang
berupa pembayaran pokok maupun bunga pinjaman dari kredit-kredit yang macet.
Sehingga bila dibiarkan terus maka akan mempengaruhi tingkat kepercayaan
masyarakat.
28
Universitas Sumatera Utara
𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁 =
pembiayaan tidak lancar
total pembiayaan
x 100%
Besarnya NPL yang diperbolehkan oleh Bank Indonesia saat ini adalah
maksimal 5%, jika melebihi 5% maka akan mempengaruhi penilaian Tingkat
Kesehatan Bank yang bersangkutan.
Selamet Riyadi (2006:32), “semakin besar tingkat NPL menunjukkan bahwa
ban ktersebut tidak profesional dalam pengelolaan kreditnya, sekaligus
memberikan indikasi bahwa tingkat risiko atas pemberian kredit pada bank
tersebut cukup tinggi searah dengan tingginya NPL yang dihadapi bank”.
2.4 Loan To Deposit Ratio
Pengertian Loan to Deposit Ratio (LDR) menurut Surat Edaran Bank
Indonesia No. 6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004 adalah “Loan to Deposit Ratio
(LDR) merupakan rasio kredit yang diberikan terhadap dana pihak ketiga (giro,
tabungan, sertifikat deposito, dan deposito)”.
Pengertian Loan to Deposit Ratio menurut Abra Puspa Ghani Talattov dan
FX Sugiyanto (2008), “LDR menunujukkan rasio dana kredit terhadap pihak
ketiga”.
Pengertian Loan to Deposit Ratio (LDR) menurut Selamet Riyadi (2006 :
195) , “LDR adalah perbandingan antara total kredit yang diberikan dengan total
dana pihak ketiga (DPK) yanbg dapat dihimpun bank”.
29
Universitas Sumatera Utara
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian Loan to Deposit
Ratio (LDR) adalah rasio keuangan yang merupakan hasil dari perbandingan
antara jumlah kredit yang disalurkan dengan Dana Pihak Ketiga yang dihimpun
oleh bank tersebut. Kegunaan LDR adalah untuk menilai likuiditas sebuah bank,
juga untuk menunjukkan bagaimana kemampuan bank dalam menghimpun dana
dan menyalurkannya kembali kemasyarakat.
Rumus perhitungan Loan to Deposit Ratio menurut Surat Edaran Bank
Indonesia No.6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004 adalah:
𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇𝑇 𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾𝐾
X100%
Total Dana Pihak Ketiga
2.5 Net Interest Margin
Pengertian Net Interest Margin (NIM) menurut Surat Edaran Bank Indonesia
No.6/23/DPNP tanggal 31 Mei 2004 adalah “Net Interset Margin (NIM)
merupakan perbandingan antara pendapatan bunga bersih terhadap rata-rata aktiva
produktifnya”.
Menurut Surat Edaran BI No.3/30/DPNP tanggal 14 Desember 2001, “NIM
diukur dari perbandingan antara pendapatan bunga bersih terhadap aktiva
produktif”.
30
Universitas Sumatera Utara
Selamet Riyadi (2006:21), “Net Interest Margin (NIM) merupakan
perbandingan antara presentase hasil bunga terhadap total asset atau terhadap total
earning assets”.
Abra Puspa Ghani Talattov dan FX Sugiyanto (2008), “NIM merupakan
selisih bunga simpanan (dana pihak ketiga) dengan bunga pinjaman”.
Dengan demikian, Net Interest Margin pada dasarnya adalah rasio keuangan
hasil dari perbandingan antara pendapatan dari bunga terhadap aktiva, yang juga
merupakan selisih antara bunga simpanan dan bunga pinjaman. Sementara itu,
kegunaan Net Interest Margin (NIM) adalah untuk menilai kemampuan
manajemen
sebuah
bank
dalam
mengelola
aktiva
produktifnya
untuk
menghasilkan pendapatan bunga bersih. Nilai dari Net Interest Margin perusahaan
perbankan dapat dihitung dengan mempergunakan rumus sebagai berikut :
NIM =
Interest Income − Interest Expense
× 100%
Total Asset
2.6 Penelitian Terdahulu
Dikarenakan sangat jarangnya penelitian yang berhubungan dengan
rentabilitas modal sendiri maka penulis membandingkan penelitiannya dengan
variabel dependen dari tingkat profitabilitas yang diwakilkan oleh ROA.
Dikarenakan perbedaan yang ada secara garis umumnya adalah jika ROA
menggambarkan tingkat pengembalian termasuk capital gain dan dividen pada
pemegang saham maka ROE menggambarkan tingkat pengembalian modal yang
31
Universitas Sumatera Utara
digunakan untuk kegiatan operasional perbankan namun tidak termasuk tingkat
pengembalian capital gain dan dividen. Adapun beberapa tinjauan penelitian
terdahulu yang juga berkaitan dengan pengaruh loan to deposit ratio, non
performing loan, dan net interest margin terhadap ROA perbankan tercantum
pada tabel 2.1 di bawah ini.
Tabel 2.1
Tinjauan Penelitian Terdahulu
No
Judul
Penelitian
Peneliti
1.
Analisis
Pengaruh Rasio
CAR, BOPO,
NPL, NIM, dan
LDR Terhadap
Kinerja
Keuangan
Perbankan
(Studi Kasus
Perusahaan
Perbankan Yang
Tercatat di BEJ
Periode Juni
2002-Juni 2007)
Pandu
Mahardian,
S.T
(2008)
2.
Analisis
Anisa
Pengaruh
Nursatyani
Efisiensi
(2008)
Operasi,
Risiko Kredit,
Risiko Pasar,
dan Modal
Terhadap
Kinerja
Keuangan
Perbankan(Studi
Variabel
Penelitian
Hasil Penelitian
Capital
Adequacy
Ratio, Biaya
Operasional
terhadap
Pendapatan
Operasional,
Non
Performing
Loan, Net
Interest
Margin dan
Loan to
Deposit
Ratio,
Return On
Assets
Capital
Adequacy
Ratio, Biaya
Operasional
terhadap
Pendapatan
Operasional,
Non
Performing
Loan, Net
Interest
CAR, NIM, dan LDR
berpengaruh positif
dan signifikan
terhadap ROA.
BOPO berpengaruh
negatif dan signifikan
terhadap ROA. NPL
berpengaruh negatif
terhadap ROA
namun tidak
signifikan.
BOPO, NPL
berpengaruh negatif
dan
signifikan terhadap
kinerja keuangan
(ROA) bank
domestik dan bank
asing.
bank domestik dan
bank asing. Risiko
pasar (NIM) dan
32
Universitas Sumatera Utara
Perbandingan
pada Bank
Domestik dan
Bank Asing di
Indonesia
Periode 20042008)
3.
Analisis
Pengaruh CAR,
NPL, BOPO,
LDR dan NIM
terhadap
Profitabilitas
Perbankan
(Studi Pada
Bank Umum
di Indonesia
Periode 20062010)
Margin
Restiyana
(2008)
Capital
Adequacy
Ratio, Biaya
Operasional
terhadap
Pendapatan
Operasional,
Non
Performing
Loan, Net
Interest
Margin dan
Loan to
Deposit
Ratio,
Return On
Assets.
Modal (CAR)
berpengaruh positif
dan signifikan
terhadap kinerja
keuangan (ROA)
bank domestik dan
bank asing.
.
CAR, NIM, dan LDR
berpengaruh positif
dan signifikan
terhadap ROA.
2.7 Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar 2.1
Kerangka Konseptual
H1
NPL (X1)
LDR (X2)
NIM (X3)
H2
H3
Rentabilitas Modal
Sendiri
(ROE)
(Y)
33
Universitas Sumatera Utara
Dalam penelitian ini, variabel dependen atau variabel terikat adalah
rentabilitas yang dilambangkan oleh Return On Equity (ROE) dan variabel
independen atau variabel yang mempengaruhi terdiri dari Non Performing Loan,
Loan To Deposit Ratio, dan Net Interest Margin.
Secara teoritis, variabel NPL memiliki hubungan negatif terhadap
rentabilitas, sedangkan variabel LDR memiliki hubungan positif terhadap
rentabilitas. Dimana hal tersebut berarti apabila risiko kredit meningkat maka
rentabilitas akan menurun, sedangkan apabila tingkat likuiditas meningkat maka
rentabilitas juga akan meningkat. Sedangkan variabel NIM memiliki hubungan
positif terhadap rentabilitas dimana jika semakin besar NIM maka hal tersebut
menunjukkan meningkatnya pendapatan bunga atas aktiva produktif yang
dikelola bank sehingga kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah
semakin kecil.
2.8 Hipotesis Penelitian
Berdasarkan tinjauan dari penelitian terdahulu maka hipotesis dalam
penelitian ini adalah :
H1 : Non Performing Loan berpengaruh terhadap Rentabilitas.
H2 : Loan To Deposit Ratio berpengaruh terhadap Rentabilitas.
H3 : Net Interest Margin berpengaruh terhadap Rentabilitas.
H4 : Non Performing Loan (NPL), Loan To Deposit Ratio (LDR), Net Interest
Margin (NIM) secara bersama-sama berpengaruh terhadap Rentabilitas modal
sendiri.
34
Universitas Sumatera Utara
Download