BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini, olahraga semakin diminati oleh masyarakat baik cabang olahraga individual maupun olahraga beregu. Biasanya jenis olahraga yang banyak diminati adalah olahraga yang bersifat kompetitif, salah satu olahraga yang bersifat kompetitif tersebut adalah basket. Basket merupakan olahraga yang sangat dimintai oleh remaja saat ini, melihat banyaknya pertandingan bola basket dalam tingkat daerah, nasional dan internasional yang dapat menunjang prestasi seorang atlet. Olahraga ini dapat ditemukan dimana saja termasuk di sekolahsekolah, klub-klub basket, dan sebagainya. Pada awal tahun 2000, perkembangan olahraga basket di Indonesia mulai menunjukkan peningkatan dibandingkan pada tahun 90an. Itu dibuktikan dengan prestasi yang diraih Indonesia pada tahun 2001 yang mendapatkan medali perak di SEA GAMES XXI di Kuala Lumpur. Satu tahap lebih tinggi daripada prestasi yang di dapat sebelumnya. Pada tahun 2007, Indonesia menduduki peringkat kedua di ajang SEA GAMES XXIV di Thailand. Penurunan prestasi bola basket Indonesia kembali terjadi pada tahun 2010. Indonesia hanya bisa mendapatkan juara keempat dari lima peserta pada ajang SEABA Championship For Women di Manila. Olahraga basket Indonesia jauh tertinggal di bawah olahraga bulu tangkis yang selalu meraih prestasi gemilang dalam setiap pertandingan. Selama dua dekade terakhir, Indonesia 1 2 belum pernah mendapatkan juara pertama pada pertandingan bola basket yang diikuti (Perbasi, 2013). Pada beberapa pertandingan bola basket di tanah air, para pemain jarang melakukan shooting dengan baik. Pemain ada yang mengalami kegagalan dan ada pula yang berhasil dalam melakukannya. Secara struktur anatomis dan fungsi fisiologis, teknik dan kondisi pemain bola basket di Indonesia masih dibawah pemain-pemain luar negeri seperti pemain profesional NBA. Berdasarkan kondisi pemain bola basket di Indonesia yang berada dalam keterbatasannya, pemain basket masih dapat menampilkan kemampuan individu, kerja sama tim dan tentunya dapat melakukan shooting dengan baik melalui latihan-latihan yang maksimal (Sodiq, 2013). Kemampuan melompat (vertical jump) pada olahraga bola basket menjadi salah satu unsur penting, dikarenakan teknik dasar ini dominan dilakukan dalam permainan bola basket terutama saat melakukan shooting, dimana pemain harus melakukan jump shoot untuk memasukan bola ke dalam ring. Ada banyak faktor yang mempengaruhi keberhasilan vertical jump, salah satu yang sangat mendukung adalah power dan fleksibilitas tungkai. Agar lompatan menjadi tinggi dan hasil maksimal tentu dibutuhkan power dan fleksibilitas otot tungkai yang maksimal (Weineck, 2000). Power otot tungkai dapat ditingkatkan melalui latihan-latihan yang mengarah pada hasil lompatan. Bentuk latihan tersebut salah satunya adalah pliometrik. Penelitian Markovic (2007) menyimpulkan bahwa latihan pliometrik dapat meningkatkan power tungkai dengan hasil pada depth jump 87%. Depth jump dalam pelaksanaannya mempunyai aturan sendiri, depth jump adalah latihan yang 3 memerlukan kotak atau bangku yang tingginya kira-kira 25-45 inchi. Permukaan pendaratan agak lunak seperti rumput atau matras. Latihan ini dilakukan dalam suatu rangkaian loncatan eksplosif yang cepat. Otot-otot yang dikembangkan adalah flexors pinggul dan paha, gastronemius (Radclife et all, 2002). Pada gerakan melompat, fleksibilitas otot dan sendi juga memegang peranan penting (Potteiger et al, 2000). Banyak atlet mengalami cidera karena kurang fleksibelnya otot, contohnya cedera otot hamstring, cedera pada otot quadriceps dan masih banyak lagi atlet yang cedera akibat kurang fleksibelnya otot (Alter, 1999). Salah satu otot yang harus dijaga fleksibilitasnya adalah daerah tungkai. Agar terhindar dari terjadinya pemendekan atau ketegangan maka olahragawan harus menjaga fleksibilitas ototnya. Seorang atlet seringkali harus bergerak mengubah arah dengan cepat dan lincah (Wahyuni & Isnaeni, 2004). Fleksibilitas otot tungkai dapat ditingkatkan melalui latihan-latihan yang mengarah pada hasil lompatan. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan peregangan atau stretching (Hermawan, 2013). Contrax Relax Stretching dan Ballistic stretching merupakan latihan yang efektif untuk meningkatkan fleksibilitas. Ballistic Stretching adalah peregangan dynamic yang dilakukan dengan cara gerakan yang aktif (Browers, 1992). Penerapannya terjadi proses tersentak-sentak dengan cepat untuk meningkatkan fleksibilitas otot dan meningkatkan nilai LGS pada otot antagonis yang berkontraksi, hal ini sesuai dengan penilaian vertical jump yang membutuhkan kekuatan tiba – tiba secara cepat dengan power yang besar. (Heerschee dkk, 2006). Pada penelitian Endy Hermawan (2013) didapatkan kesimpulan bahwa 4 pemberian ballistic stretching dan depth jump selama 3 kali seminggu selama empat minggu berpengaruh terhadap lompatan (vertical jump). Menurut penelitian Touris Aan Suhadaq (2013) didapatkan hasil bahwa ballistic stretching dengan dosis yang diberikan selama satu minggu 3 kali, 5 kali pengulangan, periode istirahat 3 menit durasi stretching 60 detik, dan dilakukan selama 1 bulan lebih berpengaruh terhadap peningkatan vertical jump dibandingkan dengan static stretching. Contract relax stretching merupakan kombinasi dari tipe stretching isometric dengan stretching pasif. Teknik contract relax stretching yang dilakukan adalah memberikan kontraksi isometric pada otot dan dilanjutkan dengan relaksasi dan stretching pada otot tungkai. Terjadi pemanjangan struktur jaringan lunak (soft tissue) seperti otot, fasia tendon dan ligamen, meningkatkan lingkup gerak sendi serta terjadi gerakan yang fleksibel saat melakukan vertical jump (Wiguna, 2015). Penelitian Juliantine (2000) pada 120 siswa sekolah dasar membandingkan metode peregangan dinamis, statis, pasif, dan contrax relax stretching (PNF) dengan perlakuan diberikan sebanyak 24 kali dengan frekuensi 3 kali seminggu. Didapatkan hasil bahwa metode peregangan contrax relax stretching (PNF) merupakan metode peregangan yang paling efektif dalam meningkatkan fleksibilitas. Pada penelitian Jayanto (2014) menyimpulkan bahwa ada pengaruh pemberian latihan contrax relax stretching terhadap vertical jump dengan perlakuan yang diberikan dalam 1 bulan, frekuensi latihan 2 kali dalam satu minggu . Melihat pentingnya vertical jump pada atlet bola basket untuk meningkatkan prestasinya, peneliti ingin mengangkat judul “Penambahan Contrax Relax 5 Stretching Lebih Efektif Daripada Ballistic Stretching Pada Latihan Depth Jump Terhadap Peningkatan Vertical Jump Atlet Basket SMA (SLUA) Saraswati 1 Denpasar” 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka peneliti membuat rumusan masalah sebagai berikut: 1. Apakah penambahan ballistic stretching pada latihan depth jump efektif terhadap peningkatkan vertical jump pada atlet basket SMA (SLUA) Saraswati 1 Denpasar ? 2. Apakah penambahan contrax relax stretching pada latihan depth jump efektif terhadap peningkatkan vertical jump pada atlet basket SMA (SLUA) Saraswati 1 Denpasar ? 3. Apakah penambahan contrax relax stretching lebih efektif daripada ballistic stretching pada latihan depth jump terhadap peningkatkan vertical jump pada atlet basket SMA (SLUA) Saraswati 1 Denpasar? 1.3 Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui efektivitas pelatihan contrax relax stretching dan depth jump dalam meningkatkan vertical jump dibandingkan ballistic stretching dan depth jump pada atlet basket SMA (SLUA) Saraswati 1 Denpasar. 6 2. Tujuan Khusus a. Untuk membuktikan bahwa latihan contrax relax stretching dan depth jump dapat meningkatkan vertical jump pada atlet basket SMA (SLUA) Saraswati 1 Denpasar. b. Untuk membuktikan bahwa latihan ballistic stretching dan depth jump dapat meningkatkan vertical jump pada atlet basket SMA (SLUA) Saraswati 1 Denpasar. c. Untuk membuktikan bahwa penambahan contrax relax stretching lebih efektif daripada ballistic stretching pada latihan depth jump terhadap peningkatkan vertical jump pada atlet basket SMA (SLUA) Saraswati 1 Denpasar. 1.4 Manfaat Penelitian 1. Manfaat Ilmiah a. Diharapkan penelitian ini menambah pengetahuan bagi para pembaca terutama mahasiswa tentang pengaruh latihan contrax relax stretching dan depth jump dengan latihan ballistic stretching dan depth jump terhadap peningkatan vertical jump pada atlet basket. b. Diharapkan penelitian ini dapat menjadi bahan rujukan bagi para pembaca terutama mahasiswa dalam mengembangkan penelitian selanjutnya. 2. Manfaat Praktis Diharapkan penelitian ini dapat menjadi bahan referensi bagi masyarakat khususnya fisioterapis olahraga, pelatih basket dan pemain 7 basket tentang efektifitas latihan contrax relax stretching dan depth jump dengan latihan ballistic stretching dan depth jump terhadap peningkatan vertical jump.