7 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Data, Basis data dan

advertisement
BAB 2
LANDAS AN TEORI
2.1
Pengertian Data, Basis data dan Sistem Basis Data
M enurut Navathe dan Elsmari (2004, p4), data adalah fakta yang dapat
disimpan dan memiliki makna. Dapat disimpulkan data adalah kumpulan fakta
yang terjadi yang dapat dicatat, disimpan serta dapat dimanfaatkan sedemikian
rupa untuk berbagai tujuan. Contoh dari data, seperti data nomor telepon, data
produk, data stok, data karyawan, data supplier.
M enurut Connolly dan Begg (2005, p14), basis data adalah sekumpulan
data yang terhubung secara logikal yang dipakai bersama dan deskripsi data ini
dirancang untuk menemukan informasi-informasi yang dibutuhkan oleh sebuah
organisasi. Basis data bukan merupakan file-file yang tidak terhubung dengan
data yang redundan, melainkan semua data yang ada diintegrasikan dengan nilai
duplikasi yang minimal.
Basis data tidak lagi dimiliki oleh hanya satu
departemen saja tetapi seluruh sumber daya perusahaan yang digunakan
bersama.
Dapat disimpulkan bahwa basis data adalah sebuah kumpulan data
yang tidak redundan yang tersusun secara struktural untuk tujuan tertentu.
M enurut Connolly dan Begg (2002, p4), sistem basis data adalah
kumpulan dari program aplikasi yang berinteraksi dengan basis data. Sehingga
dapat disimpulkan bahwa sistem basis data merupakan gabungan dari beberapa
aplikasi yang digunakan untuk mengakses, dan mengubah data sesuai dengan
kebutuhan.
7
8
2.2
Arsitektur Database
M erupakan suatu proses pembuatan suatu rancangan yang akan
mendukung mission statement dan mission objective perusahaan untuk membuat
sistem basis data yang dibutuhkan.
Tujuan utamanya, yaitu:
1. M erepresentasikan data dan hubungan antar data yang dibutuhkan oleh
seluruh area aplikasi utama dan kelompok pengguna.
2. M enyediakan model data yang mendukung segala transaksi yang
diperlukan pada data.
3. M enspesifikasikan desain minimal yang secara tepat disusun untuk
memenuhi kebutuhan performa yang ditetapkan pada sistem (misal,
waktu respon).
Ada empat pendekatan dalam perancangan basis data, yaitu:
1. Top-Down
Pendekatan ini dimulai dari pengembangan model data yang
terdiri dari beberapa relationship dan entitas tingkat tinggi yang
kemudian dipakai untuk mengidentifikasikan entitas tingkat rendah,
relationship, dan atribut yang saling berhubungan.
2. Bottom-Up
Pendekatan ini dimulai dari tingkat paling dasar dari atribut (yakni
property dari entitas dan relationship) di mana melalui analisis gabungan
antara atribut-atribut, dikelompokkan ke dalam relasi-relasi yang
merepresentasikan tipe-tipe entitas dan hubungan antara entitas.
9
Pendekatan ini lebih cocok untuk perancangan basis data yang sederhana
dengan jumlah atribut yang relatif kecil.
3. Inside-Out
M enyerupai dengan pendekatan bottom-up tetapi sedikit berbeda
di mana pada awalnya mengidentifikasikan entitas utama dan kemudian
menentukan entitas, relationship, dan atribut lainnya yang berkaitan
dengan entitas utama yang telah diidentifikasi sebelumnya.
4. Mixed
M enggunakan pendekatan bottom-up dan top-down untuk bagian
yang berbeda sebelum pada akhirnya digabungkan.
A. Conceptual Database Design
Suatu proses pembentukan model dari informasi yang digunakan
dalam enterprise, independen dari keseluruhan aspek fisik. M odel data
dibangun dengan menggunakan informasi dalam spesifikasi kebutuhan
user. M odel data konseptual merupakan sumber informasi untuk fase
desain logical.
Langkah-langkah membuat data model lokal konseptual untuk setiap user
view:
1. Identifikasi Tipe Entitas
Untuk mengidentifikasikan entitas utama yang dibutuhkan oleh
view. M endefinisikan objek utama dimana user mempunyai ketertarikan
dengan objek tersebut. Objek-objek ini adalah tipe entity untuk model.
10
Salah satu metode untuk mengidentifikasi entity adalah dengan menguji
spesifikasi kebutuhan dari user.
2. Identifikasi Tipe Relationship
Tujuannya untuk mengidentifikasikan relationship penting yang ada
antara tipe entity yang telah diidentifikasikan. Kita dapat menggunakan
grammar dari spesifikasi kebutuhan tersebut untuk mengidentifikasi
relationship, biasanya relationship dinyatakan oleh kata kerja / verb atau
ekspresi verbal.
Langkah-langkah identifikasi tipe relasi:
• Gunakan Entity Relationship Diagram (ERD)
• Cari batasan dari type relationship
• Periksa fan dan chasm traps
• Periksa bahwa masing-masing entity ikut serta setidaknya dalam
satu relationship
• Dokumentasikan tipe relationship
3. Identifikasi dan Hubungkan Atribut dengan Entitas atau Tipe
Hubungan
Tujuannya untuk menghubungkan atribut dengan entitas atau
tipe relationship yang sesuai dan mendokumentasikan detail dari setiap
atribut. Atribut-atribut bisa diidentifikasi dengan kata benda atau
ungkapan kata benda (nouns phrases) seperti property, kualitas,
identifier, atau karakteristik dari satu entity atau hubungan.
11
Atribut dapat dibagi menjadi 3 yaitu:
• Atribut simple atau composite
• Atribut single atau multi value
• Atribut Derived
4. Tetapkan domain atribut
Tujuannya untuk menetapkan domain atribut dalam model data
konseptual lokal dan mendokumentasikan setiap detail dari domain.
Domain merupakan sekumpulan (pool) nilai-nilai dari satu atau lebih
atribut yang menggambarkan nilainya. M odel data yang dibuat
menspesifikasikan domain untuk tiap-tiap atribut
dan
menyertakan
nilai yang diizinkan untuk atribut dan ukuran dan format atribut.
5. Tetapkan Atribut Primary dan Candidate key
Untuk mengidentifikasikan candidate key untuk setiap entity dan
jika terdapat lebih dari satu candidate key, maka pilih satu sebagai
primary key.
6. Periksa M odel Untuk Pengurangan
Dalam langkah ini kita menguji model data konseptual lokal
dengan
tujuan
spesifik
untuk
mengidentifikasikan
apakah
ada
redundancy dalam data dan memindahkan data yang telah ada. Dua
aktifitas dalam langkah ini adalah menguji ulang relationship 1-1 (oneto-one) dan menghilangkan relationship yang redundan.
7. Validasi M odel Konseptual Lokal Terhadap Transaksi User
Tujuannya untuk memastikan model konseptual local mendukung
transaksi yang dibutuhkan oleh view. Diuji dua pendekatan untuk
12
memastikan model data konseptual local mendukung transaksi
yang
dibutuhkan, dengan cara :
• M endeskripsikan transaksi-transaksi
• M engunakan jalur-jalur transaksi
8. Review M odel Data Konseptual Lokal Dengan User
Tujuannya untuk mereview model data konseptual lokal dengan
user untuk memastikan model tersebut adalah representasi sebenarnya
dari view. M odel data konseptual ini termasuk ER diagram dan
dokumentasi pendukung yang mendeskripsikan model data. Bila ada
kejanggalan (anomali) dalam model data, maka harus dibuat perubahan
yang sesuai yang mungkin membutuhkan pengulangan langkah-langkah
sebelumnya.
B. Logical Database Design
Suatu proses pembentukan model data dari informasi yang
digunakan
dalam
enterprise
berdasarkan
model
data
tertentu
(misal:relational), tetapi independen terhadap DBM S tertentu dan aspek
fisik lainnya. M odel data konseptual yang telah dibuat sebelumnya,
diperbaiki dan dipetakan kedalam model data logical.
Langkah membuat dan memvalidasikan data model local yang logical
untuk setiap view:
1. Pindahkan fitur-fitur yang tidak kompatibel dengan model relational
(step optional).
2. Ambilkan hubungan untuk data model local yang logical.
13
3. Validasikan hubungan menggunakan normalisasi.
4. Validasikan hubungan terhadap transaksi user.
5. Tentukan batasan integrity.
6. Tinjau kembali model data logical lokal dengan user.
Langkah membuat dan memvalidasikan model data logical global:
1. Gabungkan model data logical lokal menjadi model global.
2. Validasikan model data logical global.
3. Periksa untuk pengembangan mendatang.
4. Tinjau kembali model data logical global dengan user.
C. Physical Database Design
Suatu proses yang menghasilkan deskripsi implementasi database
pada penyimpanan sekunder. M enggambarkan struktur penyimpanan dan
metode akses yang digunakan untuk mencapai akses yang efisien
terhadap data. Dapat dikatakan juga, desain fisikal merupakan
pembuatan menuju sistem DBM S tertentu.
• M enerjemahkan model data logical global target DBM S :
- Desain hubungan dasar.
- Desain representasi dari data yang dihasilkan.
- Desain batasan-batasan perusahaan.
• M endesain representasi fisikal :
- Analisa transaksi-transaksi.
- Pilih organisasi file.
- Pilih indeks-indeks.
cara
14
- Perkirakan kebutuhan penyimpanan (disk space).
• M endesain user view.
• M empertimbangkan pengenalan dari redudansi terkontrol.
• Awasi dan atur sistem operasional.
2.3
DBMS (Database Management System)
M enurut Elmasri dan Navathe (2000, p5), sistem manajemen basisdata
(Database
Management
System)
adalah
sekumpulan
program
yang
memungkinkan pengguna untuk membuat dan menjaga sebuah basis data,
sedangkan menurut Ramakrishnan dan Gehrke (2003, p4), sistem manajemen
basisdata (Database Management System) adalah perangkat lunak yang
dirancang untuk membantu dalam menjaga dan mengutilisasi koleksi data yang
besar.
Sistem manajemen basisdata (Database Management System) adalah
sistem perangkat lunak yang memungkinkan pengguna untuk mendefinisikan,
membuat, menjaga, dan mengendalikan akses pada basis data (Conolly dan
Begg, 2005, p16).
Fasilitas yang dimiliki oleh DBM S :
a.
Data Definition Language(DDL)
b.
Data Manipulation Language(DML)
c.
Akses kontrol kedalam database.
15
DBM S menyediakan :
1. Sistem keamanan, yang mencegah akses pengguna yang tidak
memiliki otoritas.
2. Integritas sistem, yang menjaga konsistensi data yang disimpan
dalam basis data.
3. Sistem kontrol konkurensi, yang memungkinkan akses secara
bersamaan kedalam basis data.
4. Sistem kontrol perbaikan,
yang mengembalikan
basisdata
kedalam keadaan konsisten sebelum terjadinya kegagalan pada
perangkat keras atau perangkat lunak.
5. Katalog yang dapat diakses pengguna, yang berisi penjelasan
tentang data yang ada dalam basis data.
M enurut Gerald V.Post (2002, p2), sistem manajemen basisdata
(Database
Management
System)
adalah
perangkat
lunak
yang
mendefinisikan basisdata, menyimpan data, mendukung bahasa query,
membuat laporan, dan membuat tampilan input data.
2.3.1
Komponen DBMS
M enurut Connolly dan Begg (2005, p18) ada 5 (lima) komponen
utama dari DBM S, yaitu perangkat keras, perangkat lunak, data, prosedur
dan sumber daya manusia(SDM ).
1. Hardware (Perangkat keras)
Suatu DBM S dan aplikasi nya menggunakan perangkat
keras untuk menjalankan aplikasinya. Perangkat keras dapat
16
disusun dari suatu komputer tunggal, suatu mainframe
tunggal, dan suatu jaringan.
2. Software (Perangkat lunak)
Komponen perangkat lunak meliputi perangkat lunak
DBM S dan program aplikasi beserta sistem operasi, termasuk
perangkat lunak tentang jaringan, bila DBM S digunakan
dalam jaringan LAN.
3. Data
Data merupakan komponen terpenting dalam DBM S
khususnya sudut pandang dari pengguna akhir mengenai data.
Data pada sebuah basis data baik single-user maupun multiuser sistem harus terintegrasi dan dapat digunakan bersama.
4. Procedures
Prosedur berupa instruksi dan aturan-aturan yang
membuat rancangan dan menggunakan basis data. Pengguna
sistem dan staf yang mengatur kebutuhan basis data di
dokumentasikan dalam prosedur yang berupa petunjuk
penggunaan sistem atau petunjuk menjalankan sistem.
5. Sumber Daya M anusia(SDM )
Komponen terakhir adalah
manusia yang terlibat
langsung dalam sistem tersebut. M anusia dibedakan menjadi
3 (tiga), yaitu :
a. Application programmers, bertanggung jawab untuk
membuat aplikasi basis data dengan menggunakan bahasa
17
pemrograman yang ada, seperti: C++, Java, Visual Basic,
dan lainnya.
b. End users, siapapun yang akan menggunakan aplikasi.
Database administrator ( DA), seorang yang berwenang
untuk
membuat
keputusan
strategis
dan
kebijakan
mengenai data yang ada, Database Administrator (DBA)
menyediakan
keputusan
dukungan
tersebut
dan
teknis
untuk
bertanggung
menerapkan
jawab
atas
keseluruhan kontrol sistem pada tingkat teknis.
2.3.2
Fungsi DBMS
M enurut Connolly dan Begg (2005, p48), ada beberapa fungsi
dari DBM S adalah sebagai berikut:
1. Data storage, retrieval, and update
Sebuah
DBM S harus
menyediakan
kemampuan
penyimpanan, pengambilan, dan pembaharuan data dalam
basis data untuk pengguna.
2. User-accesible catalog
Sebuah DBM S harus dilengkapi/menyediakan sebuah
katalog yang mendeskripsikan data tersimpan yang dapat
diakses oleh pengguna.
3. Transaction Support
Sebuah DBM S harus menyediakan mekanisme yang
akan menjamin antara semua pembaharuan yang berhubungan
18
dengan transaksi yang diberikan sukses dilakukan atau tidak
dari semua transaksi itu berhasil dilakukan.
4. Concurrency Control Services
Sebuah DBM S harus menyediakan sebuah mekanisme
untuk menjamin bahwa basis data telah terubah dengan benar
ketika banyak pengguna melakukan perubahan terhadap basis
data secara bersamaan.
5. Recovery Services
Sebuah
DBM S
harus
mennyediakan
sebuah
mekanisme untuk memperbaiki basis data yang rusak dalam
berbagai hal karena suatu kejadian.
6. Authorization Services
Sebuah DBM S harus menyediakan sebuah mekanisme
untuk menjamin bahwa hanya pengguna yang memiliki
otoritas yang dapat mengakses basis data.
7. Support for Data Communication
Sebuah DBM S harus sanggup berintegrasi dengan
perangkat lunak komunikasi.
8. Integrity service
Sebuah DBM S harus menyediakan sebuah cara untuk
menjamin bahwa data dalam basis data dan perubahan data
keduanya mengikuti aturan-aturan yang tepat.
19
9. Services to promote data independence
Sebuah DBM S harus memiliki fasilitas-fasilitas untuk
mendukung program-program independence dari struktur
basis data yang aktual.
10. Utility services
Sebuah DBM S seharusnya menyediakan sekumpulan
utility service agar basis data dapat di administrasi secara
efektif.
2.3.3 Keuntungan dan Kerugian DBMS
• Keuntungan DBM S (Connolly, 2005, p26), antara lain:
1. Kontrol terhadap pengulangan data
2. Data yang konsisten
3. Semakin banyak informasi yang didapat dari data yang sama
4. Data yang dibagikan (sharing data)
5. M enambah integritas data
6. M enambah keamanan data
7. Penetapan standarisasi
8. Pengurangan biaya
9. M enyeimbangkan konflik kebutuhan
10. M enambah pengaksesan data dan hasilnya
11. M enambah produktivitas
12. M enambah pemeliharaan data melalui independensi data
13. M enambah konkurensi
20
14. M enambah backup dan recovery
• Kerugian DBM S (Connolly, 2005, p29), antara lain:
1. Kompleksitas
2. Ukuran yang besar
3. Biaya dari suatu DBM S
4. Biaya penambahan perangkat keras
5. Biaya konversi
6. Kinerja
7. Efek yang besar dari kegagalan
2.4
DDL (Data Definition Language)
M enurut Connolly dan Begg (2005, p40), Data Definition Language
(DDL) adalah suatu bahasa yang memungkinkan Database Administrator (DA)
atau pengguna untuk mendeskripsikan nama dari suatu entity, atribut dan
hubungan data yang diminta oleh aplikasi bersama dengan integritas data dan
keamanan datanya.
Hasil dari kompilasi perintah DDL adalah kumpulan tabel yang disimpan
dalam file khusus yang disebut kamus data (Data Dictionary). M enurut
Connolly dan Begg (2005, p169) beberapa tahapan dari DDL, yaitu :
1. Create Table
Untuk membuat tabel dengan meindentifikasikan tipe data untuk tiap
kolom.
21
2. Alter table
Untuk menambah atau membuat kolom dan constraint.
3. Drop table
Untuk membuang atau menghapus tabel beserta semua data yang ada
di dalamnya.
4. Create Index
Untuk membuat index pada suatu table
5. Drop index
Untuk membuang atau menghapus index yang dibuat sebelumnya.
2.5
Komponen Data Flow Diagram (DFD)
22
™ Komponen Terminator / Entitas Luar
Terminator mewakili entitas eksternal yang berkomunikasi dengan sistem
yang sedang dikembangkan. Biasanya terminator dikenal dengan nama entitas
luar (external entity). Terdapat dua jenis terminator :
• Terminator Sumber (source) : merupakan terminator yang
menjadi sumber.
• Terminator Tujuan (sink) : merupakan terminator yang
menjadi tujuan data / informasi sistem.
Terminator dapat berupa orang, sekelompok orang, organisasi,
departemen di dalam organisasi, atau perusahaan yang sama tetapi di luar kendali
sistem yang sedang dibuat modelnya. Terminator dapat juga berupa departemen,
divisi atau sistem di luar sistem yang berkomunikasi dengan sistem yang sedang
dikembangkan. Komponen terminator ini perlu diberi nama sesuai dengan dunia
luar yang berkomunikasi dengan sistem yang sedang dibuat modelnya, dan
biasanya menggunakan
kata benda, misalnya
Bagian Penjualan, Dosen,
M ahasiswa.
Ada tiga hal penting yang harus diingat tentang terminator :
1. Terminator merupakan bagian/lingkungan luar sistem. Alur data yang
menghubungkan
terminator
dengan
berbagai
proses
sistem,
menunjukkan hubungan sistem dengan dunia luar.
2. Profesional Sistem Tidak berhak mengubah isi atau cara kerja
organisasi atau prosedur yang berkaitan dengan terminator.
3. Hubungan yang ada antar terminator yang satu dengan yang lain tidak
digambarkan pada DFD.
23
™ Komponen Proses
Komponen
proses
menggambarkan
bagian
mentransformasikan input menjadi output.
dari
sistem
yang
Proses diberi nama untuk
menjelaskan proses/kegiatan apa yang sedang/akan dilaksanakan. Pemberian
nama proses dilakukan dengan menggunakan kata kerja transitif (kata kerja yang
membutuhkan obyek), seperti M enghitung Gaji, M encetak KRS, M enghitung
Jumlah SK S.
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan tentang proses :
1. Proses harus memiliki input dan output.
2. proses dapat dihubungkan dengan komponen terminator, data store
atau proses melalui alur data.
3. Sistem/bagian/divisi/departemen
yang
sedang
dianalisis
oleh
profesional sistem digambarkan dengan komponen proses.
™ Komponen Data S tore
Komponen ini digunakan untuk membuat model sekumpulan paket data
dan diberi nama dengan kata benda bersifat jamak. Data store dapat berupa
file/database yang tersimpan dalam disket, harddisk atau bersifat manual seperti
buku alamat, file folder.
Yang perlu diperhatikan tentang data store :
1. Alur data dari proses menuju data store, hal ini berarti data store
berfungsi sebagai tujuan/tempat penyimpanan dari suatu proses
(proses write).
24
2. Alur data dari data store ke proses, hal ini berarti data store berfungsi
sebagai sumber/ proses memerlukan data (proses read).
3. Alur data dari proses menuju data store dan sebaliknya berarti
berfungsi sebagai sumber dan tujuan.
™
Komponen Alur Data
Alur data digunakan untuk menerangkan perpindahan data /paket data
dari satu bagian ke bagian lainnya. Alur data dapat berupa kata, pesan, formulir /
informasi.
Ada 4 konsep tentang alur data :
1. Packets of data
Apabila ada 2 data / lebih yang mengalir dari 1 sumber yang sama
menuju pada tujuan yang sama & mempunyai hubungan digambarkan
dengan 1 alur data.
2. Diverging data flow
Apabila ada sejumlah paket data yang berasal dari sumber yang sama
menuju pada tujuan yang berbeda atau paket data yang kompleks dibagi
menjadi beberapa elemen data yang dikirim ke tujuan yang berbeda.
3. Converging data flow
Apabila ada beberapa alur data yang berbeda sumber menuju ke tujuan
yang sama.
4. Sumber dan Tujuan
Arus data harus dihubungkan pada proses, baik dari maupun yang
menuju proses.
25
2.6
DML (Data Manipulation Language)
M enurut Connolly (2005, p40), DM L (Data Manipulation Language)
adalah suatu bahasa yang memberikan fasilitas pengoperasian data yang ada
dalam basis data. Pengoperasian data yang dimanipulasi antara lain :
1. Penambahan data baru ke dalam basis data (insertion)
2. M odifikasi data yang disimpan dalam basis data (modify)
3. Pengambilan data yang terdapat dalam basis data (retrieve)
4. Penghapusan data dari basis data (delete).
M enurut Connolly (2005, p41), kita dapat membedakan DM L menjadi 2
tipe yang berbeda, yaitu :
a. Procedural DM L
Procedural DM L adalah
suatu
bahasa yang memungkinkan
perngguna (umumnya programmer) untuk memberi instruksi ke sistem
mengenai data apa yang dibutuhkan dan bagaimana cara pemanggilannya
(retrieve). Artinya pengguna harus menjelaskan operasi pengaksesan data
yang akan digunakan dengan menggunakan prosedur yang ada untuk
mendapatkan informasi yang dibutuhkan.
b. Non-Procedural DM L
Non-Procedural DM L adalah bahasa yang memungkinkan pengguna
untuk menentukan data apa yang dibutuhkan dengan menyebutkan
spesifikasi bagaimana cara mendapatkannya.
26
2.7
Entity Relationship Modelling (ER Modelling)
2.7.1 Entity Types
Konsep dasar dari M odel ER adalah entity types, yaitu kumpulan
dari objek-objek dengan sifat (property) yang sama, yang diidentifikasi
oleh
perusahaan
yang
mempunyai eksistensi yang independen.
Keberadaannya dapat berupa fisik maupun abstrak (Connolly, 2005,
p331).
Entity occurence, yaitu pengidentifikasian objek yang unik dari
sebuah tipe entitas. Setiap entitas diidentifikasikan dan disertakan
propertinya (Connolly, 2005, p333).
2.7.2 Relationship Types
Relationship
type
adalah
kumpulan
keterhubungan
yang
mempunyai arti (meaningful associations) antara tipe entitas yang ada.
Relationship occurence, yaitu keterhubungan yang diidentifikasi secara
unik yang meliputi keberadaan tiap tipe entitas yang berpartisipasi
(Connolly, 2005, p334).
2.7.3 Atribut-atribut
• Key
Atribut yang digunakan untuk menentukan suatu entity secara unik.
• Atribut S imple
Atribut yang bernilai tunggal.
27
• Atribut Multivalue
Atribut yang memiliki sekelompok nilai untuk setiap instan entity.
• Atribut Composite
Suatu atribut yang terdiri dari beberapa atribut yang lebih kecil yang
mempunyai arti tertentu.
• Atribut Derivatif
Suatu atribut yang dihasilkan dari atribut yang lain.
2.7.4 S tructural Constraint
Batasan utama pada relationship disebut multiplicity (Connolly,
2005, p344), yaitu jumlah (atau range) dari kejadian yang mungkin
terjadi pada suatu entitas yang terhubung ke satu kejadian dari entitas lain
yang berhubungan melalui suatu relationship.
Relationship yang paling umum adalah binary relationship.
M acam-macam binary relationship, yaitu:
1. One-to-one (1:1)
2. one-to-many (1 :*)
3. many-to-many (*:*)
2.8
DS DLC (Database System Development Life Cycle)
Untuk merancang aplikasi sistem basis data diperlukan beberapa tahapan
struktur yang harus diikuti dan dinamakan Siklus Hidup Aplikasi Basisdata atau
Database System Development Life Cycle (SDLC).
M erupakan hal penting
28
untuk mengetahui tahapan daur hidup sistem informasi tidaklah harus berurutan,
tetapi melibatkan beberapa jumlah pengulangan tahap sebelumnya melalui feedback loops. Berikut ini gambar yang menunjukkan tahapan daur hidup aplikasi
basis data :
Gambar 2.1 Tahapan Daur Hidup Aplikasi Basis Data
29
A. Perencanaan Basisdata (Database Planning)
M enurut
Connolly
(2005, p285) perencanaan
basis
data
(Database Planning) merupakan aktifitas-aktifitas manajemen yang
memungkinkan tahap-tahap dalam aplikasi basis data direalisasikan
seefisien dan seefektif mungkin. M enurut Connoly (2005, p286), tahapan
dalam perencanaan basis data harus menjelaskan :
a. Mission statement dari proyek basis data. Mission statement ini
menjelaskan tujuan utama aplikasi basis data.
b. Mission objectives.
Selain merumuskan tujuan dari sebuah
proyek basis data, harus diperhatikan juga mengenai tugas apa
saja yang harus didukung oleh basisdata tersebut.
B. Pendefinisian System (System Definition)
Pendefinisian sistem (system definiton) menjelaskan bidang dan
batasan aplikasi basis data serta pandangan pengguna (user view) secara
umum (Connolly dan Begg (2005, p286)).
Hal ini sangat penting
dilakukan dalam proses perancangan basis data agar dapat melakukan
proses identifikasi mengenai batasan sistem yang akan dirancang, serta
bagaimana sistem tersebut akan berhubungan dengan bagian sistem
informasi pada organisasi lain.
Selain itu batasan sistem tidak hanya
sesuai dengan bidang dan batasan aplikasi basis data serta pandangan
pengguna yang telah ada pada saat ini saja, namun harus sesuai juga
dengan kebutuhan pada masa yang akan datang.
30
C. Pengumpulan Kebutuhan dan Analisa (Requirements Collection and
Analysis)
Pada tahap ini dilakukan proses pengumpulan dan analisa
informasi yang harus didukung oleh aplikasi basis data, dan penggunaan
informasi ini berguna untuk mengidentifikasikan persyaratan pengguna
terhadap sistem yang baru. Tahap ini meliputi pengumpulan dan analisis
informasi mengenai bagian perusahaan yang harus dilayani oleh basis
data.
M enurut Connolly dan Begg (2005, p314) terdapat 3 (tiga)
pendekatan utama untuk pengaturan kebutuhan aplikasi basis data dengan
multiple user views, yakni :
a. Pendekatan centralized
Kebutuhan-kebutuhan untuk setiap user view digabung
dalam suatu kumpulan kebutuhan tunggal untuk aplikasi basis
data baru.
b. Pendekatan view integration
Kebutuhan-kebutuhan untuk setiap user view digunakan
untuk membangun model data terpisah untuk merepresentasikan
pengguna itu sendiri.
c. Kombinasi antara centralized dan view integration
Ada banyak cara untuk mengumpulkan informasi pada
suatu proses resmi dalam menggunakan teknik-teknik seperti
wawancara atau kuesioner untuk mengumpulkan fakta-fakta
tentang sistem dan kebutuhan-kebutuhannya yang dinamakan fact
finding.
31
D. Perancangan Basis Data (Database Design)
Dalam merancang sebuah database terdapat 3 macam tahan, yaitu :
1. Perancangan Basis Data Konseptual (Conceptual Database
Design)
Conceptual Database Design adalah proses membangun suatu
model informasi yang digunakan oleh perusahaan atau organisasi
yang tidak tergantung dari pertimbangan fisik. Langkah – langkah
dalam perancangan model data konseptual:
a. M engidentifikasikan entity types
b. M engidentifikasikan relationship types
c. M engidentifikasikan dan mengasosiasikan atribut dengan
entitas atau relationship types
d. M enentukan wilayah atribut
e. M enentukan atribut candidate key, primary key, dan alternate
key.
f. M empertimbangkan konsep pemodelan tingkat lanjut (langkah
opsional)
g. M emeriksa redudansi pada model
h. Validasi model pada user transaction
i. Review model data konseptual dengan user
2. Perancangan Basis Data Logikal (Logical Database Design)
Logical Database Design adalah proses pembuatan suatu
model informasi yang digunakan pada perusahaan berdasarkan pada
model data yang spesifik, tetapi tidak bergantung dari DBM S
32
(Database Management System).
Langkah
–
langkah
dalam
perancangan model data logikal:
a. M enurunkan (derive) relasi untuk model data logical
b. M emvalidasi relasi-relasi menggunakan normalisasi
c. M emvalidasi relasi – relasi terhadap transaksi user
d. M emeriksa batasan – batasan integritas
e. Review model data logikal dengan user
f. M enggabungkan model data logikal kedalam model global
(langkah optional)
g. M emeriksa untuk perkembangan di masa yang akan datang
3. Perancangan Basis Data Fisikal (Physical Database Design)
Physical Database Design adalah suatu proses untuk
menghasilkan gambaran dari implementasi basis data pada tempat
penyimpanan, menjelaskan dasar dari relasi, organisasi file dan indeks
yang digunakan untuk efisiensi data dan menghubungkan beberapa
integrity constraints dan tindakan keamanan. Langkah – langkah
dalam perancangan model data fisikal :
a. M erancang base relations.
b. M erancang representasi dari derived data
c. M erancang batasan-batasan umum
d. M erancang organisasi file dan index
-
M enganalisis transaksi
-
M emilih organisasi file
-
M emilih index
33
-
M emperkirakan kebutuhan ruang penyimpanan
e. M erancang user views
f. M erancang mekanisme keamanan
g. M empertimbangkan pengenalan redudancy terkontrol
h. M emantau operasional system
E. Pemilihan DBM S (DBM S Selection)
M enurut Connolly (2005, p295-299) tahapan ini adalah pemilihan
dari suatu DBM S yang tepat untuk mendukung aplikasi basis data.
Tahap-tahap pemilihan DBM S :
1. M enentukan istilah referensi studi
M enetapkan objektif dan ruang lingkup studi, dan tugastugas yang harus dilakukan.
2.
M embuat daftar sementara 2 (dua) atau 3 (tiga) produk
M embuat daftar awal persiapan produk DBM S untuk
evaluasi.
3. M engevaluasi produk
Ada
berbagai
fitur
yang dapat
digunakan
untuk
mengevaluasi produk DBM S yaitu :
a. Data definition meliputi pemberian primary key, spesifikasi
foreign key, keberadaan tipe data, perluasan tipe data,
spesifikasi domain, control integritas, mekanisme view, kamus
data dan kebebasan data.
b. Physical
definition
pemeliharaan
meliputi
struktur
file,
keberadaan
mengurangi
struktur
file,
reorganisasi,
34
pemberian indeks, variable panjang field/records, kompresi
data, encryption routines, kebutuhan memori, kebutuhan
penyimpanan.
c. Accessibility meliputi query language, compliant, interface ke
3GLs, multi-user, security, access controls dan authorization
mechanism.
d. Transaction handling meliputi backup dan recovery routines,
strategi resolusi deadlock, kemajuan model transaksi, parallel
query processing.
e. Utilities meliputi performance measuring, tuning, fasilitas
load/unload, user usage monitoring, database administration
support.
f. Development
meliputi
4GL/5GL
tools,
CASE
tools,
kemampuan windows, prosedur penyimpanan, triggers, rules,
web development tools.
Fitur-fitur
lainnya meliputi
upgradability, stabilitas vendor, user base, training, user
support, dokumentasi, sistem operasi, biaya, online help,
penggunaan standar, skalabilitas, mendukung analytical tools
4. M erekomendasikan pilihan dan meproduksi laporan
Langkah
terakhir
dari
pemilihan
DBM S
adalah
mendokumentasikan prosesnya dan membuat pernyataan dalam
penemuan dan rekomendasi atas produk DBM S tertentu.
35
F. Perancangan Aplikasi (Application Design)
M enurut Connoly (2005, p295) perancangan aplikasi adalah
perancangan user interface dan program aplikasi yang menggunakan
dan memproses basis data. Terdapat 2 aspek penting dalam
perancangan aplikasi yaitu :
1. Perancangan Transaksi (Transaction Design)
Transaksi merupakan sebuah aksi, atau serangkaian aksi
yang dilakukan oleh seorang pengguna atau program aplikasi
yang mengakses atau mengubah isi dari basis data. Terdapat 3
(tiga) jenis transaksi :
a. Retrieval transactions, digunakan untuk mendapatkan kembali
data untuk ditampilkan di layar atau dalam laporan.
b. Update transaction, digunakan untuk menambah data,
menghapus data lama, atau memodifikasikan data yang ada
dalam basis data.
c. Mixed Transaction, melibatkan retrieval (pemanggilan) dan
update (perubahan) data atau kombinasi antara keduanya.
2. Perancangan antar muka (User Interface Design)
Sebelum mengimplementasi sebuah form atau laporan, ada
perlunya merancang tampilan (layout) terlebih dahulu.
G. Prototipe (Prototyping)
M erupakan pembuatan suatu model kerja dari aplikasi basis
data.
Suatu prototipe adalah model yang bekerja yang tidak
mempunyai semua fitur-fitur yang diperlukan atau menyediakan
36
semua fitur-fitur
yang diperlukan
atau
menyediakan
semua
fungsionalitas dari sistem terakhir. Terdapat 2 macam prototyping
yaitu :
1. Requirement Prototyping, menggunakan suatu prototipe untuk
menentukan kebutuhan-kebutuhan dari aplikasi basis data yang
diusulkan dan suatu waktu kebutuhan-kebutuhan tersebut lengkap,
prototipe dibuang.
2. Evolutionary Prototyping,
digunakan
untuk
tujuan
sama,
perbedaan yang penting adalah bahwa prototipe tidak dibuang
tetapi dengan perkembangan yang lebih jauh menjadi aplikasi
basis data yang digunakan.
H. Implementasi (Implementation)
Implementasi merupakan realisasi fisik dari perancangan basis
data dan aplikasi.
Pada penyelesaian tingkat-tingkat perancangan
(dimana mungkin tidak melibatkan prototyping), sekarang kita dalam
posisi mengimplementasikan basis data dan program aplikasi.
I.
Perubahan dan Pengambilan Data (Data Conversion and Loading)
Perubahan dan Pengambilan Data merupakan pemindahan
data yang ada ke dalam basis data baru dan mengubah aplikasi yang
ada untuk beroperasi pada basis data baru. Langkah ini diperlukan
bila suatu sistem basis data baru menimpa sistem basis data yang
lama.
37
J. Pengetesan (Testing)
Pengetesan
merupakan
proses pengeksekusian
program
aplikasi dengan maksud pencarian kesalahan-kesalahan.
K. Perawatan Operasional (Operational Maintenance)
Langkah ini merupakan proses pengawasan dan pertahanan
sistem berikut instalasi. Pada langkah sebelumnya aplikasi basis data
telah diimplementasikan dan diuji sepenuhnya. Sekarang sistem
memasuki langkah perawatan yang melibatkan aktifitas-aktifitas
berikut :
1. M engawasi kinerja sistem.
2. M empertahankan dan meng-upgrade aplikasi basis data.
2.9
Normalisasi
M enurut Connolly dan Begg (2005, p388), Normalisasi adalah sebuah
teknik untuk menghasilkan kumpulan relasi atau hubungan dengan propertiproperti yang diinginkan, yang memberikan kebutuhan data dari suatu
perusahaan.
A. Bentuk Normal Pertama (First Normal Form / 1NF)
Unnormalized (UNF), sebuah tabel yang berisi satu atau lebih grup yang
berulang. Yang dimaksud grup yang berulang itu adalah atribut-atribut yang
multivalued. Normalisasi pertama (1NF), menghilangkan perulangan.
Sebuah relasi dimana setiap baris dan kolom hanya berisi satu nilai saja.
Bentuk Normal pertama ini, dicapai apabila setiap nilai atribut adalah
tunggal. Kondisi ini dapat diperoleh dengan melakukan eliminasi terhadap
38
terjadinya data ganda (repeating groups). Pada kondisi normal pertama ini
kemungkinan masih terjadi adanya data rangkap.
B. Bentuk Normal Kedua (Second Normal Form / 2NF)
M enurut Connolly dan Begg (2005, p407), aturan normalisasi kedua
(2NF) dapat dikatakan bahwa sebuah relasi dalam bentuk 1NF dan setiap
atribut bukan primary key yang fungsi seluruhnya bergantung pada primary
key. Normalisasi dari 1NF ke 2NF melibatkan penghapusan ketergantungan
parsial.
C. Bentuk Normal Ketiga (Third Normal Form / 3NF)
M enurut Connolly dan Begg (2005, p409), aturan normalisasi ketiga
(3NF) adalah sebuah relasi dalam bentuk 1NF dan 2NF dimana tidak ada
ketergantungan transitif antara atribut non-primary key dengan primary key.
D. Bentuk Normal Boyce-Codd (Boyce-Codd Normal Form / BCNF)
M enurut Connolly dan Begg (2005, p419) aturan normalisasi boyce-codd
(BCNF) adalah sebuah relasi jika dan hanya jika setiap determinan adalah
candidate key.
2.10
ERD (Entity-Relationship Modeling)
Model data entity relationship (E-R) berdasarkan pada persepsi dari
dunia nyata yang terdiri dari sekumpulan objek-objek dasar yang desebut entity,
dan relationship antara objek-objek tersebut. Pembentuk M odel E-R (Entity
Relationship) pada dasarnya terdiri dari 2 komponen, yaitu : Entitas (Entity) dan
Relasi (Relation).
39
2.10.1 Entity
Entity adalah kumpulan objek dengan properties yang
yang di identifikasi oleh perusahaan yang memiliki keberadaan
sama,
yang
bebas (Connolly and Begg (2005, p343))
Gambar 2.2 Type Entity
(Connolly and Begg, 2005, p345)
2.10.2 Relationship Type
Relationship types adalah sekumpulan hubungan antar entitas
yang memiliki arti (Connolly dan Begg (2005, p346)). Relationship
occurrence yaitu sebuah keterhubungan unik yang diidentifikasi
dan
meliputi suatu kejadian dari setiap tipe entitas yang ada. Degree of
relationship yaitu jumlah tipe entitas yang digunakan dalam suatu
relationship. Degree of relationship terdiri dari :
1. Binary Relationship
Hubungan antar dua tipe entitas.
2. Ternary Relationship
Keterhubungan antar tiga tipe entitas.
40
3. Quaternary Relationship
Keterhubungan antar empat tipe entitas.
4. Recursive Relationship
Keterhubungan antar satu tipe entitas, dimana tipe entitas tersebut
berpartisipasi lebih dari satu kali dengan peran yang berbeda.
2.10.3 Attribute
M enurut Connolly dan Begg (2005, p350), attribute adalah sifat
dari entity atau type relationship. Attribute domain adalah adalah
himpunan nilai yang diperbolehkan untuk satu atau lebih atribut. Atribut
dapat diklasifikasikan menjadi empat yaitu:
1. Simple dan Composite Attribute
Simple Attribute adalah sebuah atribut yang mempunyai
keberadaan bebas dan tidak dapat dibagi menjadi komponen yang
lebih kecil lagi.
Simple Attribute dikenal juga dengan nama
Atomic Attribute.
Composite Attribute adalah sebuah atribut yang terdiri dari
beberapa
komponen,
dimana
masing-masing
komponen
mempunyai keberadaan yang bebas.
2. Single-valued dan Multi-valued Attribute
Single-valued Attribute adalah atribut yang mempunyai nilai
tunggal untuk setiap kejadian dari tipe entity.
Multi-valued Attribute adalah atribut yang mempunyai
beberapa nilai untuk setiap kejadian dari tipe entity
41
3. Derived Attribute
Atribut yang merepresentasikan nilai yang dihasilkan dari satu
atau sekelompok atribut yang berhubungan, dan tidak harus
berasal dari satu entitas
4. Keys
Key
adalah
sebuah
field
yang
digunakan
untuk
mengidentifikasi satu atribut atau lebih yang secara unik
mengindentifkasi setiap record (Connolly dan Begg (2005,
p352)).
a. Candidate key yaitu sekelompok atribut yang secara unik
mengidentifikasi setiap kejadian dari tipe entitas. Atribut
ini mempunyai nilai yang unik pada hampir tiap barisnya.
Fungsi dari candidate key adalah sebagai calon primary
key.
b. Primary key yaitu candidate key yang dipilih untuk
mengidentifikasikan secara unik setiap kejadian dari tipe
entitas. Primary key harus merupakan field yang benarbenar unik.
c. Composite key yaitu candidate key yang terdiri dari dua
atau lebih atribut.
Pada kondisi tertentu, suatu atribut
tidak dapat digunakan untuk mengidentifikasi baris secara
unik dan membutuhkan kolom lain untuk digunakan
sebagai primary key.
42
d. Alternate key adalah candidate key yang tidak dipilih
sebagai primary key.
e. Foreign key adalah jika sebuah primary key terhubung ke
tabel lain dan fungsinya sebagai penghubung antar tabel.
2.11
Internet
M enurut Jill H. Ellsworth dan M atthew, internet adalah jaringan
komunikasi digital yang menghubungkan jaringa-jaringan lebih kecil dari banyak
negara di seluruh dunia. Internet mentransfer data menggunakan protokol standar
yang disebut TCP/IP. Internet semakin mudah digunakan baik bagi individu
maupun bisnis. Sebelumnya aktifitas bisnis di internet terbatas, tetapi sekarang
tidak hanya bisnis yang dapat dilakukan di internet. Internet dalam arti yang luas,
meliputi individu, kelompok, organisasi sekolah, universitas, layanan komersial,
perusahaan pemerintah dan mereka yang menggunakan protokol TCP/IP. Hingga
sekarang internet terus mengalami kemajuan yang sangat cepat.
2.11.1 WWW (Word Wide Web )
WWW (World Wide Web) adalah layanan yang paling sering
digunakan dan memiliki perkembangan yang sangat cepat karena dengan
layanan ini kita bisa menerima informasi dalam berbagai format atau
multimedia. Sedangkan, menurut Jill H. Ellsworth dan M atthew, WWW
adalah sistem client server yang dirancang untuk menggunakan dokumen
hypermedia dan hypertext via internet. WWW menggunakan HTTP
(Hypertext Transfer Protocol) untuk bertukar informasi, image dan data
43
lainnya yang diformat dalam dokumen HTM L (Hypertext Markup
Language). WWW (World Wide Web) disebut juga dengan dokumen
hypertext dan hypermedia yang dirancang khusus untuk ditampilkan di
browser. Dokument ini bertindak sebagai interface antara user dengan
internet.
2.11.2 HTML (Hypertext Markup Language )
HTM L (HyperText M arkup Language) adalah standar informas i
yang berbasis hypertext yang dipakai pada web. Berdasarkan standar
inilah web browser dapat memahami isi suatu dokumen yang berasal dari
web server. HTM L bekerja dengan menggunakan HTTP, yaitu protokol
komunikasi yang memungkinkan web server berkomunikasi dengan web
browser. (Kadir, 2004, p12).
2.11.3
HTTP (Hypertext Tran sfer Protocol)
HTTP (HyperText Transfer Protocol) adalah suatu protokol yang
menentukan aturan yang perlu diikuti oleh web browser dalam meminta atau
mengambil suatu dokumen dan oleh web server dalam menyediakan dokumen
yang diminta web browser. Protokol ini merupakan protokol standar yang
digunakan untuk mengakses dokumen HTM L seperti http://www.yahoo.com;
ini merupakan salah satu penggunaan protokol HTTP dalam web (Sutarman,
2003, p5).
44
2.11.4 URL (Uniform Resource Locator)
URL (Unified Resource Locator) adalah suatu sarana yang digunakan
untuk menentukan lokasi informasi pada suatu web server. URL dapat
diibaratkan suatu alamat, dimana alamat tersebut terdiri atas (Sutarman, 2003,
p5) :
1. Protokol yang digunakan oleh suatu browser untuk mengambil
informasi.
2. Nama komputer (server) dimana informasi tersebut berada.
3. Jalur/path serta nama file dari suatu informasi
Format umum dari URL adalah sebagai berikut :
Protokol_transfer://nama_host/path/nama_file
Contoh : http://www.yahoo.com/mail/index.html
Dimana :
• http adalah protokol yang digunakan
• www.yahoo.com adalah nama host atau server
komputer
informasi yang dicari berada.
• Index.html adalah nama file dimana informasi tersebut berada.
45
2.12
Interaksi Manusia dan Komputer
Pengertian ilmu Interaksi M anusia Komputer adalah suatu hubungan
timbal balik yg terjadi antara manusia dan komputer, dimana satu sama lain
saling membutuhkan. Suatu komputer tidak akan berfungsi apabila tidak ada
seseorang yang mengoperasikannya. Begitu pula dengan manusia, manusia
sangat membutuhkan komputer untuk berbagai keperluan, seperti mendapatkan
informasi yang tidak mungkin didapat dari buku.
Cakupan bidang ilmu IM K:
1. M anusia
2. Komputer
3. Proses Design
4. Prinsip dan Rancangan Usability
5. Prinsip GUI (Graphical User Interfaces) yang baik
2.12.1 Delapan Aturan Emas Perancangan Tampilan Pengguna
Untuk meningkatkan kegunaan dari sebuah aplikasi maka
digunakan sebuah aturan yang dinamakan delapan aturan emas (8 Golden
Rules). Prinsip-prinsip ini berasal dari pengalaman dalam merancang
tampilan pengguna dan berlaku di sebagian besar sistem interaktif.
Delapan aturan tersebut merupakan panduan untuk desain interaksi yang
baik (Ben shneiderman, 1998), terdiri dari:
46
1. Setiap tampilan harus konsisten.
Konsistensi dilakukan pada urutan tindakan, perintah, dan
istilah yang digunakan pada prompt, menu, serta layar
bantuan.
2. Untuk memudahkan pengguna dengan menyediakan shortcut.
Ada kebutuhan dari pengguna yang sudah ahli untuk
meningkatkan
kecepatan
interaksi,
sehingga diperlukan
singkatan, tombol fungsi, perintah tersembunyi, dan fasilitas
makro.
3. M emberikan umpan balik kepada pengguna.
Untuk setiap tindakan operator, sebaiknya disertakan suatu
sistem umpan balik. Untuk tindakan yang sering dilakukan
dan tidak terlalu penting, dapat diberikan umpan balik yang
sederhana. Tetapi ketika tindakan merupakan hal yang
penting, maka umpan balik sebaiknya lebih substansial.
M isalnya muncul suatu suara ketika salah menekan tombol
pada waktu input data atau muncul pesan kesalahannya.
4. Desain dialog untuk menampilkan akhir.
Urutan tindakan sebaiknya diorganisir dalam suatu
kelompok dengan bagian awal, tengah, dan akhir. Umpan
balik yang informatif akan meberikan indikasi bahwa cara
yang dilakukan sudah benar dan dapat mempersiapkan
kelompok tindakan berikutnya.
47
5. M enawarkan penanganan kesalahan yang sederhana.
Sedapat mungkin sistem dirancang sehingga pengguna
tidak dapat melakukan kesalahan fatal. Jika kesalahan terjadi,
sistem dapat mendeteksi kesalahan dengan cepat dan
memberikan mekanisme yang sedehana dan mudah dipahami
untuk penanganan kesalahan.
6. M emudahkan untuk kembali ke keadaan sebelumnya.
Hal ini dapat mengurangi kekuatiran pengguna karena
pengguna mengetahui kesalahan yang dilakukan dapat
dibatalkan;
sehingga
mengekplorasi
pengguna
pilihan-pilihan
lain
tidak
takut
yang belum
untuk
biasa
digunakan.
7. M emberikan respon terhadap aksi yang pengguna lakukan.
Pengguna ingin menjadi pengontrol sistem dan sistem
akan merespon tindakan yang dilakukan pengguna daripada
pengguna merasa bahwa sistem mengontrol pengguna.
Sebaiknya sistem dirancang sedemikan
rupa sehingga
pengguna menjadi inisiator daripada responden.
8. M engurangi memori ingatan jangka pendek.
Keterbatasan ingatan manusia membutuhkan tampilan
yang sederhana atau banyak tampilan halaman yang sebaiknya
disatukan, serta diberikan cukup waktu pelatihan untuk kode,
mnemonic, dan urutan tindakan.
48
2.13
E-Learning
E-learning adalah pembelajaran jarak jauh yang menggunakan teknologi
komputer, atau biasanya internet (Allan J. Henderson, 2002). Henderson
menambahkan juga bahwa e-learning memungkinkan pembelajar untuk belajar
melalui komputer di tempat mereka masing-masing tanpa harus secara fisik pergi
mengikuti pelajaran di kelas. E-learning merupakan pembelajaran berbasis web
(William K. Horton, 2006). E-learning, seperti juga namanya “Electronic
Learning” disampaikan dengan menggunakan media elektronik yang terhubung
dengan Internet (world wide web yang menghubungkan semua unit komputer di
seluruh dunia yang terkoneksi dengan Internet) dan Intranet (jaringan yang bisa
menghubungkan semua unit komputer dalam sebuah perusahaan). E-learning
dalam arti luas bisa mencakup pembelajaran yang dilakukan di media elektronik
(internet) baik secara formal maupun informal. E-learning secara formal,
misalnya adalah pembelajaran dengan kurikulum, silabus, mata pelajaran dan tes
yang telah diatur dan disusun berdasarkan jadwal yang telah disepakati pihakpihak terkait (pengelola e-learning dan pembelajar
sendiri). M anfaaat
digunakannya metode e-learning:
1.
M emberikan fasilitas pelatihan yang memungkinkan untuk
mengatur jadwal sendiri sehingga mengatasi kendala waktu dan
jarak (perjalanan).
2.
M emberikan kontrol yang lebih leluasa.
49
3.
M emungkinkan
untuk
mengikuti pelatihan
sesuai dengan
kecepatan (kemampuan) masing-masing individu sehingga bagi
yang mampu menyerap materi dengan cepat akan bisa maju
dengan lebih cepat.
4.
M emungkinkan untuk memilih berbagai materi dan metoda
pelatihan.
5.
M enghemat biaya dan waktu perjalanan sehingga penggunaan
waktu dan biaya akan lebih efektif.
6.
M emungkinkan untuk memperbarui materi pelatihan dengan
cepat untuk menyesuaikan dengan kebutuhan dan perkembangan
terbaru.
2.14
PHP
M enurut Kasiman Peraninangin (2006, p2), PHP diciptkan pertama kali
oleh Rasmus Lerdorf pada tahun
1994. Awalnya, PHP digunakan untuk
mencatat jumlah serta untuk mengetahui siapa saja pengunjung pada
homepagenya. Sebuah website yang dibuat hanya dengan tag-tag HTM L bersifat
statis. Dengan adanya PHP ini dapat dibuat suatu website yang dinamis bahkan
interaktif.
PHP merupakan singkatan dari "PHP: Hypertext Preprocessor", bahasa
scripting yang menyatu dengan HTM L dan dijalankan pada serverside. Artinya
semua sintaks yang kita berikan akan sepenuhnya dijalankan pada server
sedangkan yang dikirimkan ke browser hanya hasilnya saja. Ketika seorang
pengguna internet membuka suatu situs yang menggunakan fasilitas server side
50
scripting PHP, maka terlebih dahulu server yang bersangkutan akan memproses
semua perintah PHP di server lalu mengirimkan hasilnya dalam format HTM L
ke web server pengguna internet tadi. Sehingga kode asli yang ditulis dengan m
PHP tidak terlihat di browser pengguna. PHP merupakan software yang open
source bebas. Jadi anda dapat merubah source code dan mendistribusikan secara
bebas dan gratis. PHP juga dapat berjalan lintas platform, yaitu dapat digunakan
dengan sistem operasi (Windows dan Linux) dan web server apapun (misalnya:
IIS, Apache dll).
2.15
MySQL
M enurut Haris ( 2003, p2), MySql dikembangkan oleh sebuah perusahaan
swedia
yang
bernama
MySQL
AB yang
mempunyai tujuan
untuk
mengembangkan aplikasi web yang dimiliki kliennya. MySql merupakan
database server dimana pemrosesan data terjadi di server dan client hanya
mengirim data dan meminta data.
MySQL merupakan software database yang termasuk paling populer
dilingkungan linux, kepopuleran ini karena ditunjang performansi query dari
databasenya yang bisa dikatakan paling cepat dan jarang bermasalah. Namun
MySQL telah tersedia juga di lingkungan Windows. PHP untuk Windows secara
default telah mendukung M ySQL.
MySQL dikembangkan oleh sebuah perusahaan Swedia bernama M ySQL
AB, yang pada saat itu bernama TcX Data Konsult AB sekitar tahun 1994-1995.
M YSQL sudah ada sejak 1979. MySQL termasuk jenis RDBM S (Relational
Database Management System). M YSQL digunakan oleh banyak portal-portal
51
internet sebagai basis data dari informasi yang ditampilkan pada situs web.
Kepopuleran M YSQL dimungkinkan karena kemudahannya untuk digunakan,
cepat secara kinerja query, dan mencukupi untuk kebutuhan basis data
perusahaan-perusahaan skala menengah dan kecil. Istilah seperti tabel, baris, dan
kolom tetap digunakan dalam M ySQL. Sebuah basis data yang terdapat pada
M YSQL mengandung satu atau beberapa tabel yang terdiri dari sejumlah baris
dan kolom.
2.16
Web Server
Berdasarkan Wikipedia, web server bisa berarti dua hal, yaitu :
• Sebuah
komputer yang bertanggung
jawab
untuk
menangani
permintaan HTTP dari klien dan memberikan respon balik berupa HTTP beserta
data yang diminta yang umumnya adalah web page, seperti dokumen HTM L
dan objek lainnya yang terhubung.
• Sebuah program komputer yang menangani permintaan HTTP dari klien
dan memberikan respon balik berupa HTTP beserta data yang diminta yang
umumnya adalah web page, seperti dokumen HTM L dan objek lainnya yang
terhubung.
Beberapa jenis web server yang umum di internet yaitu : Apache, IIS,
Apache Tomcat.
Download