BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa merupakan alat atau media yang digunakan manusia untuk berkomunikasi. Menurut Tarigan (2008, hlm. 1), “Bahasa seseorang mencerminkan pikirannya. Oleh karena itu, keterampilan berbahasa perlu dipelajari agar terciptanya pemikiran-pemikiran yang cerdas. Dalam berbahasa, khususnya bahasa Indonesia diperlukan keterampilan guna mengoptimalkan kemampuan berbahasanya. Keterampilan tersebut mencakup empat keterampilan, yaitu keterampilan membaca, keterampilan menulis, keterampilan menyimak, dan keterampilan berbicara”. Fakta yang banyak dijumpai di lapangan adalah banyak orang yang sudah mahir terampil dalam keterampilan membaca, tetapi masih merasa sulit dalam keterampilan menulis. Itu menunjukkan bahwa orang lebih terampil dalam aspek reseptif (menerima) dari pada aspek produktif (menghasilkan). Menurut Cahyani dan Hodijah (2007, hlm. 10) “Menulis dianggap rumit karena menulis tidak sekadar menyalin kata-kata dan kalimat-kalimat melainkan juga mengembangkan dan menuangkan pikiran-pikiran dalam suatu struktur tulisan yang teratur”. Oleh karena itu, keterampilan menulis memerlukan perhatian lebih dibandingkan dengan tiga keterampilan berbahasa lainnya. Kesulitan dalam keterampilan menulis tentunya dipengaruhi oleh berbagai aspek. Di antaranya, kurangnya minat pembelajar dalam menulis, kurangnya latihan atau pembiasaan menulis, serta kurangnya inovasi dari guru dalam mengajar. Maksud dari kurangnya inovasi adalah masih banyak guru yang belum menemukan teknik dan metode yang tepat dalam mengajarkan keterampilan menulis sehingga guru sering menggunakan metode ceramah yang memungkinkan siswa jenuh dalam belajar. Di samping itu, keterampilan menulis membutuhkan pembiasaan melalui berlatih atau praktik menulis. Menurut Sukirno (2009, hlm. 2), Salah satu upaya untuk meningkatkan mutu pembelajaran menulis di sekolah adalah perbaikan proses pembelajaran menulis. 1 2 Dari pernyataan Sukirno tersebut, disimpulkan bahwa untuk memperbaiki proses pembelajaran bisa dilakukan melalui teknik atau metode pembelajaran yang digunakan oleh guru. Pembelajaran yang berpusat pada guru tidak efektif lagi digunakan dalam kegiatan menulis. Pembelajaran yang dipusatkan pada siswa akan lebih bermakna karena siswa langsung mengalami apa yang mereka pelajari. Menulis merupakan kegiatan produktif yang dihasilkan oleh masing-masing individu dan tidak dapat diwakilkan. Menulis juga memerlukan proses panjang yang tidak bisa ditinggalkan oleh siswa. Menurut Parera (1993, hlm. 3) tahapan menulis dibedakan dalam pratulis, tahap penulisan, tahap penyuntingan, dan tahap pengakhiran atau penyelesaian. Jadi, sudah jelas bahwa pembelajaran keterampilan menulis harus dipusatkan pada siswa untuk menuangkan idenya masing-masing. Salah satu keterampilan menulis yang membutuhkan perhatian khusus adalah mengontruksi informasi dalam teks eksplanasi. Siswa sering merasa stuck atau mandeg dalam menulis. Keadaan tersebut dapat disebabkan karena kurangnya pengetahuan ataupun persiapan dalam mengontruksi informasi teks ekplanasi. Sebelum mengontruksi teks eksplanasi, diperlukan ide yang matang yang akan dituangkan dalam tulisan. Selanjutnya, ide tersebut dipetakan dalam bentuk kerangka. Dalam mengontruksi informasi teks eksplanasi diperlukan metode khusus yang mampu membuat siswa menjadi lebih kreatif dalam menuangkan idenya. Salah satu metode pembelajaran yang dapat membuat siswa menjadi lebih kreatif adalah metode mind mapping. DePorter dan Hernacki (2005, hlm. 153) mind mapping adalah cara mengembangkan kegiatan cara berpikir divergen dan berpikir kreatif. Mind mapping yang sering kita sebut dengan peta konsep adalah alat berpikir organisasional yang sangat hebat yang juga merupakan cara termudah untuk menempatkan informasi ke dalam otak dan mengambil informasi itu ketika dibutuhkan. Mind mapping adalah metode pemanfaatan keseluruhan otak dengan menggunakan citra visual dan prasarana grafis lainnya untuk membentuk kesan. Dengan menggunakan metode mind mapping siswa akan mengalami secara langsung proses menulis mulai dari awal hingga akhir. Metode mind mapping menuntun siswa mengontruksi secara sistematis sehingga menghasilkan tulisan 3 yang baik. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk menerapkan metode mind mapping dalam pembelajaran mengontruksi informasi teks eksplanasi. Berdasarkan uraian di atas, penulis bermaksud melakukan penelitian tentang pembelajaran mengontruksi teks eksplanasi dengan memerhatikan struktur dengan kebahasaan. Penelitian ini diwujudkan dalam judul “Pembelajaran Mengontruksi Informasi Teks Eksplanasi dengan Menggunakan Metode Mind Mapping pada Siswa Kelas XI SMAN 1 Parongpong Tahun Ajaran 2017/2018”. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas, dapat diidentifikasi permasalahan yang muncul, di antaranya: 1. menulis dianggap rumit karena siswa sering merasa stuck atau mandeg dalam menulis; 2. kurangnya pemahaman siswa terhadap mengonstruksi informasi dalam teks eksplanasi dengan tepat. C. Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah yang dikemukakan di atas, penulis dapat memaparkan permasalahan yang muncul, di antaranya: 1. Apakah penulis mampu melaksanakan, merencanakan, dan mengatasi kerumitan serta kesulitan menulis yang terjadi pada siswa? 2. Apakah siswa kelas XI SMAN 1 Parongpong mampu mengonstruksi informasi dalam teks eksplanasi dengan tepat? 3. Efektifkah metode mind mapping digunakan dalam pembelajaran mengontruksi informasi dalam teks eksplanasi pada siswa kelas XI SMAN 1 Parongpong? D. Tujuan Penelitian Dalam penelitian ini, penulis memiliki tujuan yang hendak diraih, yaitu: 1. untuk mengetahui kemampuan penulis melaksanakan, merencanakan, dan mengatasi kerumitan serta kesulitan menulis mengontruksi pada siswa; 4 2. untuk mengetahui kemampuan siswa kelas XI SMAN 1 Parongpong dalam mengonstruksi informasi dalam teks eksplanasi dengan memerhatikan struktur dan unsur kebahasaan; 3. untuk mengetahui keefektifan metode mind mapping yang digunakan dalam pembelajaran mengontruksi informasi dalam teks eksplanasi pada siswa kelas XI SMAN 1 Parongpong. E. Manfaat Penelitian Suatu penelitian tentu memiliki manfaat, baik bagi peneliti itu sendiri maupun bagi orang lain. Begitu pun dengan penelitian ini yang diharapkan dapat memberikan manfaat bagi siapapun yang membacanya. Dalam penelitian ini, penulis mempunyai manfaat sebagai berikut. 1. Bagi Penulis Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai pengalaman dan saran bagi peneliti. Penelitian ini juga nantinya berguna untuk mampu menjadikan motivasi bagi penulis meningkatkan kemampuan peneliti dalam melaksanakan kegiatan di lapangan mengenai pembelajaraan mengonstruksi informasi dalam teks eksplanasi dengan menggunakan metode mind mapping. 2. Bagi Guru Bahasa dan Sastra Indonesia Hasil penelitian ini dapat dijadikan salah satu alternatif dalam memilih metode pembelajaran. Selain itu, dapat memberikan pengetahuan dan motivasi bagi guru untuk melaksanakan pembelajaran mengontruksi informasi dalam teks eksplanasi pada kelas XI SMA 1 Parongpong dengan menggunakan metode mind mapping. 3. Bagi Siswa Metode mind mapping dapat membantu siswa menjadi lebih kreatif dalam pembelajaran mengonstruksi informasi dalam teks eksplanasi. F. Definisi Operasional Dalam penelitian ini, istilah-istilah yang terdapat dalam judul penelitian ini dapat didefinisikan sebagai berikut. 5 1. Pembelajaran adalah proses, cara, perbuatan menjadikan seseorang, atau suatu kelompok untuk belajar dalam berbagai hal. 2. Mengontruski berasal dari kata kontruksi menurut KBBI adalah susunan (model, tata letak) suatu bangunan (jembatan, rumah, dan sebagainya). Jadi mengonstruksi adalah membangun atau menyusun sesuatu. 3. Informasi adalah sekumpulan data atau fakta yang diorganisasi atau diolah dengan cara tertentu sehingga mempunyai arti bagi penerima. 4. Teks eksplanasi adalah suatu teks yang berisikan penjelasan mengenai fenomena alam atau sosial yang menerangkan bagaimana proses terjadinya suatu uraian mengenai sebab akibat terjadinya suatu fenomena alam atau sosial. 5. Metode mind mapping adalah teknik pemanfaatan seluruh otak dengan menggunakan citra visual dan prasarana grafis lainnya untuk membentuk kesan. Berdasarkan uraian definisi operasional di atas, dapat penulis simpulkan bahwa pembelajaran mengonstruksi informasi dalam teks eksplanasi dengan menggunakan model mind mapping adalah pembelajaran menulis suatu tulisan mengenai nilai sebuah informasi dengan menggunakan pengembangan pembelajaran berbasis memunculkan ide kreatif. Adapun pada pelaksanaanya, diharapkan pembelajaran dengan media pembelajaran interaktif ini peserta didik termotivasi untuk menulis secara efektif. G. Sitematika Skripsi Sistematika skripsi berisi mengenai keseluruhan isi skripsi dan pembahasannya. Sistematika skripsi dapat dijabarkan dan dijelaskan dengan penulisan yang runtun. Sistematika skripsi berisi tentang urutan penulisan penulisan dari setiap bab I sampai bab V. Sistematika membantu penulis agar penulis mudah dalam pengerjaan skripsi agar isi skripsi tersusun dengan baik. a. Bab I Pendahuluan Bab ini merupakan bagian awal skripsi yang berisi pemaparan mengenai latar belakang masalah, identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, 6 manfaat penelitian, kerangka pemikiran, asumsi, hipotesis, definisi operasional, dan struktur organisasi skripsi. b. Bab II Kajian Teori Bab ini berisi tentang kajian teori-teori yang sesuai dengan variabel dan analisis pegembangan materi pelajaran yang diteliti. c. Bab III Metode Penelitian Bab ini berisi tentang pemaparan metode yang digunakan penulis dalam penelitian. Bab ini terdiri dari deskripsi metode penelitian, lokasi, poulasi dan sampel penelitian, desain penelitian, metode penelitian, prosedur penelitian, instrumen penelitian, proses pengembangan instrument penelitian, teknik pengumpulan data dan teknik analisis data. d. Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan Bab ini mengemukakan tentang hasil penelitian yang telah dicapai meliputi pengolahan data serta analisis temuan dan pembahasannya. e. Bab V Simpulan dan Saran Bab ini menyajikan simpulan terhadap hasil analisis temuan dari penelitian dan saran penulis sebagai bentuk pemaknaan terhadap hasil analisis temuan penelitian.