BAB 2

advertisement
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Olahraga merupakan tindakan fisik untuk meningkatkan kesehatan atau
memperbaiki deformitas fisikal (Dorland’s, 2004).
Berdasarkan penelitian Buchman (1998), pada endurance running (olahraga
endurans), konsentrasi magnesium menurun namun konsentrasi kalsium tidak
berubah manakala konsentrasi iron meningkat dalam serum. Penurunan
magnesium ini dikatakan berkaitan dengan peningkatan penggunaan oleh otot
skeletal. Manakala peningkatan konsentrasi iron pula mungkin disebabkan oleh
kerusakan pada jaringan.
Menurut penelitian oleh Matsui (2002) pula, konsentrasi kalium dan sodium
(natrium) yang hilang melalui keringat adalah tinggi berbanding elektrolit lain.
Mereka merekomendasikan bahwa suplimentasi sodium adalah penting bagi
olahraga dengan intensitas ringan. Sedangkan penambahan mineral tambahan
seperti kalsium, magnesium, iron, fosforus, zink dan kuprum pada diet adalah
tidak diperlukan.
Menurut Irawan (2007), dengan semakin meningkatnya energi dan panas
yang dihasilkan melalui proses metabolisme dan kontraksi otot saat tubuh sedang
berolahraga, cairan yang berada di dalam tubuh kemudian akan menjalankan
fungsinya sebagai pengatur panas atau sebagai termoregulator. Sehingga, apabila
proses berkurangnya cairan dari dalam tubuh pada saat berolahraga ini dibiarkan
dalam jangka waktu yang lama dan tidak diimbangi dengan konsumsi cairan yang
cukup, maka tubuh akan mengalami dehidrasi. Malah, beliau mengatakan bahwa,
air putih dianggap bukan merupakan larutan yang ideal untuk mengoptimasi
proses rehidrasi tubuh .
Penelitian yang dibuat oleh Rusip (1996), menunjukkan bahwa pemberian
minuman karbohidrat berelektrolit dan plasebo menyebabkan peningkatan yang
sama terhadap pengaturan suhu dan respon fisiologis (denyut jantung, suhu tubuh
dan volume oksigen), tetapi total waktu olahraga sepeda sehingga lelah meningkat
Universitas Sumatera Utara
secara bermakna dibandingkan dengan plasebo. Nutrisi terbukti secara bermakna
mempengaruhi prestasi atlet. Nutrisi yang cukup baik kualitas maupun kuantitas
menjelang , selama maupun setelah selesai berlatih maupun bertanding akan
memberi hasil maksimum pada performans (penampilan) .
Banyak penelitian yang dilakukan dan pendapat yang mengemukakan
hubungan antara nutrisi dengan latihan fisik dan performans dalam olahraga. Pada
tahun 1939, penelitian oleh Christensen dan Hansen,
menunjukkan adanya
hubungan antara menu makanan berkarbohidrat tinggi dengan performans dalam
olahraga submaksimal jangka panjang. Tiga puluh tahun kemudian, penelitian
Bergstrom dan Hultman (1966) dengan melakukan teknik biopsi otot mendapati
cadangan glikogen otot meningkat dengan pemberian makanan berkarbohidrat
tinggi.
Byars (2010)
menyimpulkan
bahwa performans aerobik,
terutama
penggunaan maksimal oksigen, masa kelelahan, dan estimasi persentasi
penggunaan substrat lemak yang bukan protein adalah meningkat secara
signifikan setelah konsumsi minuman isotonik 30 menit sebelum olahraga.
Pada
saat
pertandingan
berlangsung,
atlet
juga
disarankan untuk
mengkonsumsi minuman isotonik (sport drink) yang mengandung karbohidrat
atau sekurangnya air putih sebanyak 200-300 ml setiap 10-20 menit atau 5001000 ml tiap jamnya. Konsumsi larutan isotonik yang mengandung karbohidrat
ketika sedang latihan/pertandingan ini tidak hanya akan membantu untuk
terhindar dari dehidrasi namun juga akan menambah asupan karbohidrat agar
produksi energi bagi kerja otot dapat tetap terjaga. Dengan konsumsi yang rutin
selama latihan/pertandingan berlangsung berkurangnya cairan di dalam tubuh
akibat dari keluarnya keringat diharapkan tidak akan lebih dari 2% (Irawan,
2007).
Berdasarkan penelitian oleh Jefri (2009), mengenai kegiatan olahraga
mahasiswa FK USU, sebanyak 69 orang (72.63%) melakukan olahraga dalam 12
bulan terakhir manakala 26 orang ( 27.36%) tidak melakukan olahraga dalam 12
bulan terakhir. Namun, belum ada penelitian yang dibuat mengenai pengetahuan
Universitas Sumatera Utara
mahasiswa FK USU tentang manfaat konsumsi minuman isotonik pada aktifitas
olahraga.
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka diperlukan penelitian tentang
“Bagaimana tingkat pengetahuan mahasiswa FK USU angkatan 2007 mengenai
manfaat konsumsi minuman isotonik pada aktifitas olahraga?”
1.3. Tujuan Penelitian
1.3.1.Tujuan Umun
1) Mendapatkan gambaran tingkat pengetahuan
mahasiswa
mengenai
manfaat konsumsi minuman isotonik pada aktifitas olahraga.
1.3.2.Tujuan Khusus ,
Yang menjadi tujuan khusus dalam penelitian ini adalah :
1. Mengetahui jenis – jenis olahraga yang dilakukan oleh mahasiswa FK
USU angkatan 2007.
2. Mengetahui tingkat pengetahuan mahasiswa FK USU angkatan 2007
mengenai
kepentingan konsumsi minuman isotonik pada aktifitas
olahraga.
3. Mengetahui tingkat pengetahuan mahasiswa FK USU angkatan 2007
mengenai perubahan fisiologis tubuh pada aktifitas olahraga.
1.4. Manfaat penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk :
1. Peneliti, di mana saya dapat menambahkan pengetahuan saya mengenai
perubahan fisiologis tubuh ketika berolahraga dan kepentingan konsumsi
minuman isotonik.
2. Masyarakat luas, dimana mereka dapat menambahkan pengetahuan
mengenai minuman yang perlu dikonsumsi sebelum, semasa atau selepas
melakukan olahraga.
Universitas Sumatera Utara
3. Dunia pendidikan, yaitu menjadi solusi bagi meningkatkan pengetahuan
mengenai kepentingan minuman isotonik pada aktifitas olahraga pada
peringkat dunia, dan
4. Menjadi data untuk penelitian selanjutnya.
Universitas Sumatera Utara
Download