BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi maka akan mempengaruhi gaya hidup dan menimbulkan berbagai penyakit. Salah satu penyakit yang semakin menggejala sekarang ini yang dapat menyerang siapa saja dan kapan saja adalah penyakit stroke. Stroke merupakan kondisi yang terjadi ketika pasokan darah ke otak terputus akibat penyumbatan atau pecahnya pembuluh darah, sehingga terjadi kematian sel-sel pada sebagian area di otak [1]. Berdasarkan data penyakit stroke hasil RISKEDAS (Riset Kesehatan Dasar) dari Kementrian Kesehatan tahun 2013 menunjukan bahwa jumlah penderita stroke di Indonesia semakin meningkat, terlihat dari adanya kenaikan prevalensi dari 8,3 per 1000 pada tahun 2007 menjadi 12,1 per 1000 pada tahun 2013 [2]. Penderita stroke perlu penanganan yang baik untuk mencegah kecacatan fisik dan mental. Kerusakan akibat stroke bisa meluas dan berlangsung lama. Penderita stroke membutuhkan waktu yang lama untuk memulihkan dan memperoleh fungsi penyesuaian diri secara maksimal. Sebelum pulih seperti sedia kala, penderita harus melakukan rehabilitasi periode panjang yang bisa dibantu oleh sejumlah ahli dan spesialis diantaranya seperti psikolog, ahli okupasi, ahli terapi bicara, perawat dan dokter spesialis, serta fisioterapi. Salah satu program rehabilitasi yang dapat diberikan pada pasien pasca stroke setelah penanganan medis adalah mobilisasi persendian dengan latihan Range of Motion yang dilakukan oleh seorang ahli fisioterapi. Mengutip dari web Ikatan Fisioterapis Indonesia, perbandingan jumlah fisioterapis di Indonesia dengan jumlah penduduk mencapai 1 : 28.443 [3]. Sehingga berdasar pada hasil RISKEDAS jumlah fisioterapis terhadap penderita penyakit stroke di Indonesia selama setahun pada tahun 2013 memiliki perbandingan 1 : 2.370. Artinya setiap 1 fisioterapis menangani pasien stroke sebanyak 2.370 pasien selama setahun. 2 Range of Motion (RoM) adalah pengukuran gerakan yang dilakukan di sekitar sendi atau bagian tubuh tertentu [4]. Salah satu jenis latihan ini adalah RoM aktif. Pada latihan RoM aktif, pasien melakukan pergerakan secara mandiri. Terapis hanya mengukur rentang gerak yang dapat dilakukan oleh pasien dan membimbing pasien dalam melakukan gerakan agar sesuai dengan rentang gerak sendi normal. Sekarang ini para terapis dalam mengukur rentang gerak dalam latihan RoM aktif masih melakukannya secara manual yang akan memakan waktu yang cukup lama karena seorang fisioterapis hanya dapat melakukan pengukuran untuk seorang pasien secara bergantian. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian tentang sebuah perangkat/alat untuk membantu para terapis agar lebih mudah dan cepat yang memungkinkan seorang fisioterapis dapat melakukan pengukuran saat latihan RoM aktif untuk beberapa pasien dalam waktu yang bersamaan. Ada beberapa jenis sistem yang telah dikembangkan oleh peneliti lain. Setiap sistem memiliki perangkat dan metode masing-masing yang memiliki keuntungan dan kerugian tersendiri. Ada juga banyak sensor yang dapat digunakan untuk tujuan pengukuran sudut dan salah satunya adalah sensor gyroscope yang menyediakan data berupa laju perubahan sudut. Jenis komunikasi antara sensor dan kontroler juga sebuah masalah utama yang akan mempengaruhi efektivitas dari sistem tersebut. I.2. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah penulis paparkan di atas, maka penulis merumuskan beberapa permasalahan yaitu: 1. Bagaimana alat yang dirancang dapat mengukur rentang gerak pada latihan RoM aktif? 2. Informasi seperti apa yang dihasilkan oleh perangkat tersebut? Untuk lebih memfokuskan penelitian ini maka dibuat batasan-batasan masalah sebagai berikut: 3 1. Sensor yang digunakan pada penelitian ini yaitu dua buah sensor gyroscope yang terintegrasi di dalam MPU6050. 2. Sistem masih beroperasi dengan supply daya dari PC melalui kabel USB. 3. Gerakan sendi yang akan diukur meliputi gerakan pitch dan yaw dari sendi pergelangan tangan dan gerakan roll dari sendi lengan bawah. 4. Data hasil pengukuran ditampilkan pada layar komputer. 5. Pengolahan data masih secara manual menggunakan Ms. Excel. I.3. Tujuan Tujuan dari penelitian ini adalah untuk merancang purwarupa sistem pengukuran Range of Motion (RoM) pada sendi pergelangan tangan dan lengan bawah yang meliputi gerakan pitch, yaw dan roll menggunakan sensor gyroscope yang dihubungkan dengan Arduino. I.4. Manfaat Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Membantu terapis dalam mengukur rentang gerak pasien pasca stroke pada latihan RoM aktif. 2. Waktu yang diperlukan dalam pengukuran akan relatif lebih cepat yang memungkinkan melakukan pengukuran untuk beberapa pasien secara bersamaan. 3. Pasien dapat mengukur dan mengamati sendiri hasil pengukuran rentang geraknya pada layar monitor saat melakukan latihan RoM aktif. 4. Hasil keluaran dari pengukuran ini dapat digunakan sebagai umpan balik untuk sistem kontrol lainnya.