Menilai Kesehatan Bank Sebelum dan Sesudah Akuisisi pada Bank “XYZ” Oleh : Cadika Cakra Catura Dosen Pembimbing : Dra. Juni Herawati,MM. ABSTRAKSI Kesehatan Bank adalah hal yang mutlak harus dijaga oleh bank. Karena hal ini menentukan bagaimana kinerja suatu bank. Untuk memperbesar kapasitas suatu bank dapat pula dilakukan dengan menambah modal, dan modal tersebut bisa didapat dari merger atau akuisisi. Dan diharapkan pula dengan adanya penambahan modal melalui akuisisi ini kinerja perbankan diharapkan menjadi lebih baik. Penelitian ini bertujuan untuk menilai dan membandingkan kesehatan bank antara sebelum akuisisi yang dilakukan oleh Bank “ABC”. Penghitungan kesehatan bank ini dengan menggunakan metode risk based. Aspek penelitian risk based ini meliputi: risk profile, Good Corporate Governance (GCG), Rentabilitas, dan Permodalan. Penelitian ini membandingkan kesehatan bank pada tahun 2009 & 2010 yaitu pada sebelum akuisisi dan 2011 & 2012 yaitu pada setelah akuisisi. Adapun hasil penelitian antara sebelum & sesudah akuisisi jika dilihat dari 4 aspek diatas tidak mengalami perubahan yang signfikan. Hal ini dikarenakan Bank XYZ belum dapat memaksimalkan kinerja dikarenakan perubahan sistim yang cukup rumit paska akuisisi. Hal ini diperparah dengan masih tingginya beban untuk biaya promosi dan re-branding yang juga mengurangi pendapatan dari bank XYZ. Kata Kunci: Kesehatan Bank, Risk Based, Akuisisi ABSTRACT Bank rating is an important thing that bank has to maintain. Because bank rating determine the performance of a bank. To enlarge capacity of a bank it could be done by injecting more capital to the bank, and that capital can be attained through merger and acquisition. And is also expected with the addition of capital through acquisition, the bank performance is expected to be better. This study aimed to assess and compare the rating of the bank before the acquisition by Bank "ABC". Calculation of bank rating is by using risk-based methods. Aspects of risk-based research include: risk profile, Good Corporate Governance (GCG), Profitability, and Capital. This study compared the rating of banks in 2009 and 2010 are on the pre-acquisition and the 2011 and 2012 is on after the acquisition. The research results between before and after the acquisition when seen from the above four aspects are exhibited significantly unchanged. This is because the XYZ Bank has not been able to maximize the system performance because of the changes are quite complicated postacquisition. This is compounded by the high cost of expenses for the promotion and re-branding which also reduces the income of XYZ bank. Key Word: Bank Rating, Risk Based, Acquisition bahwa bank harus menjaga kesehatannya LATAR BELAKANG Bank adalah lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adaah menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa bank lainnya. Bank menjadi urat nadi penggerak perekonomian dengan mengalirkan dana pinjaman kepada unit-unit yang membutuhkan. Perkembangan jumlah bank di Indonesia pada tahun 2012 telah mencapai 128 bank. Oleh karena itu, Bank Indonesia (BI) sebagai bank sentral yang memiliki fungsi perbankan di pengawasan Indonesia, terhadap dengan menerapkan prinsip kehati-hatian dan manajemen risiko dalam melaksanakan setiap kegiatan peraturan ini usahanya. Selain menyebutkan itu, bahwa perhitungan kesehatan bank harus dilakukan secara internal (self asses) dan menggunakan perhitungan dengan 4 metode analisis diantaranya adalah Profil risiko (Risk Profile), GCG (Good Corporate Governance), Rentabilitas, dan Permodalan yang kemudian peraturan ini dibahas pada surat edaran Bank Indonesia No.13/24/DPNP. menerbitkan Kesehatan bank adalah hal yang Peraturan Bank Indonesia (PBI) Nomor: penting di dalam perbankan. Kondisi bank 13/1/PBI/2011 dimana peraturan ini memuat yang sehat akan meningkatkan kinerja dan Hasil Penelitiam ini berjudul “Analisis Kinerja penilaian oleh pemerintah digunakan untuk Keuangan Bank Danamon sebelum dan melakukan pengambilan keputusan terhadap sesudah diakuisisi.Variabel penelitian ini bank, kesehatannya berupa rasio likuiditas (Quick ratio, Banking tergolong baik maka akan dapat membantu ratio dan Asset to loan ratio), rasio stimulus perekonomian Indonesia. Namun solvabilitas (Primary ratio dan Deposit risk jika kondisi kesehatan bank buruk, akan ratio) dan profitabilitas (Gross profit marjin, disarankan untuk net profit marjin, retrun on equity capital dan dan ratio leverage multiplier)” .Tujuan kemampuan kerja dimana dilakukan perbankan. jika oleh bank bank sentral penggabungan (merger akuisisi) usaha dengan bank yang lainnya. penelitian Salah satu penggabungan itu adalah dalam keuangan Bank Danamon sesudah akuisisi bentuk akuisisi. Akuisisi adalah pengambil- berdasarkan analisis rasio CAMELS. Serta aluhan yang untuk mengetahui apakah ada peningkatan berakibat beralihnya pengendalian terhadap yang signifikan, kinerja keuangan Bank bank. Hal ini biasanya bertujuan untuk Danamon menambah pasar atau untuk menambah akuisisi.Hasil penelitian tidak ada perbedaan modal perbankan agar dapat berkembang yang signifikan terhadap rasio keuangan PT. menjadi lebih besar lagi. Bank kepemilikan suatu bank Berdasarkan fenomena ini, melihat kondisi Bank XYZ, menjadi topik yang menarik untuk dilakukan suatu kajian yang mendalam guna mengetahui, memahami dengan menjabarkan secara luas, terperinci dan kongkrit dalam fenomena akuisisi Bank XYZ melalui suatu penelitian dengan judul “Menilai Kesehatan Bank Sebelum dan Sesudah Akuisisi Pada Bank XYZ” Maryaningrum sebelum Danamon dan sebelum dan kinerja sesudah sesudah akuisisi. Penelitian serupa dilakukan oleh Candy Palembang (2007). Penelitian ini berjudul “Perbandingan Kinerja Keuangan Bank NISP dan Bank UOB Buana Sebelum dan Sesudah Akuisisi”. Variabel penelitian ini berupa rasio likuiditas (Quick ratio, Banking ratio dan Asset to loan ratio), rasio solvabilitas (Primary ratio, Risk asset ratio, profit marjin, net profit marjin, retrun on Penelitian terdahulu yang dilakukan Nanik mengetahui Deposit risk ratio) dan profitabilitas (Gross LANDASAN TEORI oleh untuk (2005). equity capital dan ratio leverage multiplier). Tujuan penelitian untuk mengetahui kinerja keuangan Bank NISP dan Bank UOB Buana Penelitian ini menggunakan data, yaitu sesudah akuisisi berdasarkan analisis rasio sumber CAMELS. Serta untuk mengetahui apakah dilakukannya wawancara dan paper yaitu ada peningkatan yang signifikan kinerja mengumpulkan data-data laporan keuangan. keuangan Bank NISP dan Bank UOB Buana Teknik sebelum dengan cara wawancara secara langsung dan sesudah akuisisi. Hasil person 2 pengumpulan para data dengan dillakukan penelitian dari penelitian ini adalah tidak ada dengan informan dan perbedaan yang signifikan terhadap rasio mendokumentasikan keuangan Bank NISP dan Bank UOB Buana informan. sebelum dan sesudah akuisisi. melibatkan 4 aspek antara lain adalah Risk data-data Variable dari dari penelitian ini Profile (yang terdiri dari Risiko Kredit, Pasar, Likuiditas, Operasional, Hukum, METODE PENELITIAN Penelitian ini bersifat menjelaskan (deskriptif). Menurut Nazir (2003: 54) mengungkapkan apa yang dimaksud dengan Stratejik, Kepatuhan, Reputasi). Lalu aspek Good Corporate Governance (GCG), Rentabilitas, dan Permodalan. deskriptif adalah “Suatu metode dalam Tahap analisis yang digunakan di penelitian status kelompok manusia, suatu dalam penelitian ini adalah dengan pertama- obyek, suatu set kondisi suatu sistem tama mencari data yang akan digunakan di pemikiran atau kelas peristiwa pada masa- dalam penelitian yaitu laporan keuangan dan masa sekarang. Tujuan dari penelitian laporan kesehatan bank pada akhir periode deskriptif membuat tahun 2009 & 2012 yang didapat dari deskripsi atau gambaran lukisan secara manajemen bank dan wawancara untuk sistematis faktual dan akurat mengenai mengetahui fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antara terkait dengan akuisisi. Langkah berikutnya fenomena yang diselidiki.” Objek penelitian adalah mengumpulkan hasil penghitungan ini adalah pelaporan kesehatan bank yang rasio- rasio keuangan yaitu rasio yang dihitung dengan menggunakan metode risk berada di dalam penghitungan kesehatan based. Dan lokasi penelitian ini berada pada yang menggunakan risk based. Setelah kantor pusat Bank XYZ yang berada distrik menghitung bisnis Sudirman, Jakarta Pusat. dibedakan menjadi 2 periode yaitu 2009 & ini adalah untuk berbagai ke semua keputusan aspek bisnis tersebut 2010 untuk sebelum akuisisi dan 2011 & 2012 untuk setelah akuisisi. Dan dari hasil peraturan BI yang mengharuskan bank yang analisis tersebut dapat diambil kesimpulan akan diakuisisi memiliki tingkat NPL yang apakah adanya perbaikan kinerja antara sebelum & sesudah akuisisi. Oleh karena itu sebelum dilakukannya akuisisi, manajemen bank XYZ melakukan restrukturisasi NPL dengan PEMBAHASAN memperpanjang grace period atau masa Penghitungan kesehatan bank ini dilakukan sesuai dengan PBI dengan nomor 13/1/PBI/2011 rendah. yang berisi tentang bayar cicilan hutang dan mengecilkan angsuran. Penurunan persentase Penyisihan keharusan bank menjaga kesehatannya dan Penghapusan surat edaran BI bernomor 13/24/DPNP/2011 disingkat dengan PPAP, juga mengalami yang mengatur tata cara penghitungan penurunan dari tahun ke tahun. Dan kesehatan bank dengan menggunakan 4 mengalami perbaikan dari sebelum akuisisi aspek risk profile diatas. ke setelah akuisisi meskipun pada 2011 yang Produktif atau dimana merupakan masa setelah akuisisi 1. Risk Profile Aktiva mengalami kenaikan mencapai 82,45 namun Risiko Kredit turun drastis pada tahun 2012 menjadi 50,12%. Hal ini mengindikasikan kualitas agunan mengalami perbaikan karena bank tidak perlu mencadangkan terlalu banyak uang untuk meredam penurunan kualitas agunan. Seperti yang dapat kita amati diatas melalui tabel risiko kredit dapat ditarik kesimpulan bahwa aspek risiko kredit tidak mengalami perbaikan alias stagnan berada pada peringkat 3. Dapat kita ambil kesimpulan, tingkat Non Performing Loan (NPL) mengalami penurunan dari sekitar 5% menjadi hanya 0,31%. Hal ini dikarenakan Lalu yang terakhir adalah produk perbankan yang ditawakan oleh Bank XYZ masih berkutat pada simpan-pinjam dan kredit pembiayaan dan produk- produk tersebut kurang bervariasi sehingga tidak adanya nilai tambah dibandingkan produk yang ditawarkan bank kompetitor yang. Hal inilah yang membuat peringkat risiko kredit Bank XYZ masih stagnan berada pada Hal ini termasuk rendah dibandingkan peringkat dengan 3 dengan tidak adanya pertumbuhan dan penurunan. batas maksimum PDN yang ditetapkan oleh BI dan batas maksimal internal yang ditetapkan sebesar 5%. Hal ini Risiko Pasar dikarenakan bank tidak memiliki jumlah transaksi trading besar karena portofolio bank didominasi oleh instrument keuangan yang Kondisi Risiko Pasar antara sebelum dan sesudah akuisisi adalah stagnan yaitu kurang kompleks. Dan hal ini ditambah posisi bank dalam persaingan perolehan dana murah di pasar cukup kuat. berada pada peringkat 3. Bank dengan Perbedaan antara sebelum dan peringkat risiko pasar (3) memiliki kualitas sesudah akuisisi Bank XYZ oleh BANK manajemen cukup ABC tidak memberikan efek yang signifikan memadai. Meskipun persyaratan minimum terhadap risiko pasar Bank XYZ. karena terpenuhi, terdapat beberapa kelemahan memang bisnis Bank XYZ masih sederhana yang membutuhkan perhatian manajemen. belum merupakan bisnis yang kompleks Dewan Komisaris dan Direksi memliki sehingga risiko pasar yang ditimbulkan juga awareness dan pemahaman yang cukup baik kecil. Perbedaan persentase PDN juga tidak mengenai manajemen risiko pasar.Fungsi mengalami manajemen Susah untuk dapat dikatakan perubahan ekspektasi risiko pasar risiko yang pasar minimum, memenuhi tetapi terdapat tersebut perbedaan dikarenakan yang signifikan. akuisisi karena beberapa kelemahan minor yang perlu memang bisnis Bank XYZ masih belum segera dapat dikatakan kompleks. diselesaikan oleh manajemen. Kebijakan dan strategi trading cukup baik tetapi tidak selalu diikuti dengan penerapan. Kegiatan bisnis Bank XYZ pada sebelum akuisisi berada pada kondisi stagnan dan perkembangannya hanya seperti itu-itu saja. PDN Bank XYZ pada 2 tahun ini berada pada 2,27% dan 1,39% berurutan. Risiko Likuiditas Berdasarkan tabel diatas, terjadi berurutan. Pada masa sebelum masuknya kenaikan peringkat antara sebelum dan dana dari akuisisi ini, keadaan likuiditas sesudah Yang bank XYZ masih berada pada batas yang sebelum akuisisi yaitu pada periode laporan normal dan keadaan ini dapat dibilang akhir 2009 dan 2010 berada pada peringkat keadaan yang cukup aman. Penempatan (3) menjadi (2) pada akhir tahun 2011 dan pada bank lain pada masa ini masih cukup 2012. Terjadi kenaikan peringkat antara banyak. Harta lancar yang dimiliki oleh sebelum dan sesudah dilakukannya akuisisi. bank XYZ masih cukup banyak untuk Yang sebelum akuisisi yaitu pada periode menutup kewajiban jangka pendeknya. dilakukannya akuisisi. laporan akhir 2009 dan 2010 berada pada Pada masa setelah akuisisi, yaitu peringkat (3).Peringkat ini didukung oleh tahun 2011 dan 2012. Pada tahun-tahun ini kondisi bank yang memiliki aset likuid mengalami kenaikan peringkat menjadi 2 berkualitas dan dikarenakan kenaikan perbandingan aset mengantisipasi likuid dan total aset menjadi 23,09% dan cukup tinggi, memadai kemungkinan terdiversifikasi, untuk pada 21,36%. Kenaikan yang cukup signifikan ini sumber dikarenakan dana dari akuisisi sudah masuk oleh ke dalam kas Bank XYZ. Dengan masuknya komitmen dana ini, menambah likuiditas bank XYZ (standby loan) facility dari interbank yang menjadi lebih baik dari segi likuditasnya memadai karena semakin aman dalam menanggulangi kebutuhan pendanaan reputasi terjadinya lonjakan pendanaan.Akses memadai bank dan yang dibuktikan sehat, komitmen/ dukungan likuiditas dari intragroup. Dan yang lebih permintaan nasabah penting lagi, hal ini dikarenakan tidak simpanannya dan hal ini tidak mengganggu adanya ketergantungan dengan deposan stabilitas bisnis Bank XYZ. Secara umum besar yang dapat mempengaruhi kondisi peringkat likuiditas. sebelum dan sesudah akuisisi mengalami risiko untuk likuiditas mengambil Bank XYZ Kondisi Likuditas sebelum akuisisi perbaikan. Likuditas menjadi lebih aman yaitu pada tahun 2009 dan 2010 relatif sama. untuk mengakomodir kebutuhan kewajiban Perbandingan asset likuid dan total asset jangka pendek perusahaan. yang kemudian merupakan indikator dari kondisi likuditas, pada tahun-tahun ini berada pada angka 9,06% dan 14,6% kondisi Risiko Operasional risiko operasional kembali membaik. Risiko Hukum Terdapat penurunan peringkat antara sebelum dan sesudah akuisisi. peringkat ini turun dari sebelum akuisisi yaitu berada Dari tahun ke tahun selama 4 tahun pada peringkat (3) turun menjadi peringkat belakangan (sebelum dan sesudah akuisisi), (4). Penurunan peringkat untuk kategori peringkat risiko hukum bank XYZ adalah risiko operasional ini dikarenakan bank stanan berada pada peringkat 3. Ada memiliki potensi kerugian yang diakibatkan beberapa hal yang perlu dijadikan perhatian oleh risiko operasional di masa mendatang oleh manajemen Bank XYZ.Tidak terdapat cukup cukup tinggi berdasarkan bisnis bank. nominal salah satu hal yang mempengaruhi adalah estimasi kerugian yang mungkin dialami teknologi infrastruktur oleh bank akibat dari gugatan yang nantinya pendukung yang kompleks dan tidak andal. akan menghambat dari keadaan keuangan Sistem TI belum mature atau dewasa dan perusahaan. terjadi perubahan sistem yang signifikan berakhirnya periode 2012 semenjak tahun terhadap sistem TI, kerentaan sistem TI 2010, belum ada kerugian yang dialami terhadap gangguan. Selain masalah TI, bank mengenai putusan hakim yang sampai infrastruktur pendukung tidak memadai mempengaruhi dalam mendukung kegiatan bisnis bank. didukung dengan kecilnya kemungkinan Selain baru timbulnya gugatan yang serupa karena dapat adanya standar perjanjian yang sama dan operasional. estimasi total kerugian yang mungkin timbul informasi itu dilakukan migrasi paska memberikan dan sistem akuisisi kestabilan yang belum Ditambah dengan ketidak cakapan dari sumber daya manusia di dalam meng-handle urusan yang berkaitan dengan bisnis bank yang turut berkembang pula. Diharapkan setelah migrasi dari semua sistem ini, gugatan dibandingkan yang Lalu modal diajukan sampai bank. atau dengan Hal ini dikarenakan migrasi sistem yang dilakukan Risiko Stratejik oleh Bank XYZ yang menjadikan kegiatan bisnis menjadi lebih berisiko. Terdapat beberapa kemerosotan yang dihadapi pada tahun ini yang menyebabkan kemerosotan peringkat menjadi (5) adalah karena kelemahan kritikal pada fungsi manajemen risiko Pada dasarnya keadaan risiko stratejik Bank XYZ cenderung sama dari masa sebelum akuisisi sampai ke setelah akuisisi yaitu berada pada peringkat 3. Peringkat 3 ini menandakan bahwa Bank mempunyai stratejik kualitas manajemem cukup memadai, persyaratan minimum terpenuhi, terdapat beberapa kelemahan yang membutuhkan perhatian manajemen. Hal ini menandakan bahwa Dewan Komisaris dan Direksi bank XYZ memiliki Awareness dan pemahaman yang cukup baik mengenai risiko stratejik dan Kebijakan dan prosedur manajemen risiko stratejik cukup memadai dan dipahami dengan cukup baik oleh seluruh staf di bank, dan dilaksanakan secara konsisten, termasuk proses pemantauan dan umpan balik yan cukup efektif. Namun hal ini berbeda pada tahun 2011 yaitu satu tahun setelah akuisisi dilakukan. Peringkat Risiko Stratejik Bank XYZ berada pada peringkat (5). Hal ini yang membutuhkan perbaikan fundamental dan terdapat temuan signifikan dari unit kepatuhan, audit internal dan eksternal di perbaikannya mana diluar tindakan kemampuan manajemen. Pada masa sebelum akuisisi, yaitu risiko meskipun stratejik pada tahun 2009 dan 2010 kegiatan bisnis Bank XYZ pada masa itu cenderung sama sehingga rating risiko nya pun sama yaitu masih berkutat pada pendanaan UMKM. Sehingga risikostratejik yang ditimbulkan cenderung kecil mengalami karena perubahan bank bisnis tidak yang signifikan. Dan produk pendanaan ini sama dengan produk yang ditawarkan oleh competitor sehingga Bank XYZ tidak memiliki value added di dalam produk perbankannya. Lalu jika dilihat dari realisasi yang tidak dapat memenuhi target, terlihat bahwa perusahaan harus menemukan langkah efisiensi yang baru untuk memenuhi target yang perusahaan. dikehendaki manajemen Akuisisi dilakukan pada pertengahan tahun 2011. Akuisisi yang dilakukan oleh pegawai yang menghabiskan uang yang banyak. bank besar asal timur tengah yaitu BANK Salah satu rencana yang dibukukan ABC memaksa dilakukan perombakan pada pada setelah akuisisi, adalah merekrut beberapa poin. Diantaranya adalah integrasi karyawan yang lebih banyak lagi dan sistem perbankan antara Bank ABC dan menaikkan kualitas karyawan yang sudah Bank XYZ, diversifikasi produk perbankan, dengan mengikutkan menambah sarana dan prasarana kantor pelatihan cabang dan pusat, memperbaiki layanan, mengakomodir kapasitas bisnis bank yang relokasi kantor pusat, mutasi sistem IT, dan diharapkan naik dan semakin kompleks yang citra seiring dengan produk bisnis yang juga perusahaan. Rencana bisnis pada tahun ini nantinya akan berkembang dan persaingan yang awalnya sudah direncanakan pada antar bank yang semakin ketat pula. Namun tahun sebelumnya saja belum selesai dan pada nyatanya, dengan banyaknya karyawan sudah dan yang baru berujung pada tidak maksimalnya pencapaian yang baru dan lebih tinggi. Hal penjualan produk-produk perbankan. Hal ini ini kepada dikarenakan karyawan baru tersebut kurang mengakibatkan cakap untuk melakukan penjualan terhadap menjadi (5) produk perbankan tersebut. Selain kurang Unsatisfactory. karena meningkatnya risiko cakap, para pegawai Bank XYZ masih yang akan ditimbulkan. belum taat kepada aturan eksternal yaitu terakhir adalah digantikan jelas perusahaan kemerosotan mengubah dengan memberikan yang peringkat bisnis risiko dengan pelatihan- dengan maksut untuk Pada tahun 2012 pencapaiannya peraturan dari Bank Indonesia dan peraturan yang didapat malah tidak sesuai dengan internal yaitu peraturan yang dibukukan oleh target yang diharapkan. Laba semakin perusahaan. merosot terlihat dari keadaan yang merugi dan target pencapaian yang berkaitan dengan tercapai kepegawaian juga adalah gaji yang dirasa semuanya. Hal ini dikarenakan beban biaya oleh pegawai tidak memadai. Oleh karena yang itu terjadi turnover atau pergantian keluar membengkak, tidak Hal diantaranya karena pembiayaan sewa gedung yang terlalu besar, masuk pegawai yang tinggi. Hal ini kegiatan promosi dan branding yang besar, menyebabkan pengeluaran yang tinggi untuk rekrutmen pegawai dan biaya pelatihan rekrutmen dan pelatihan pegawai. Bukan hanya uang yang menjadi masalah, waktu mengikutkan ke berbagai pelatihan yang juga jadi masalah karena proses rekrutmen menambah membutuhkan waktu. Dan yang lebih tidak mengakibatkan mengenakkan produk Namun dengan seiring waktu berjalan perbankan yang tidak maksimal karena diharapkan sistem dan bisnis bank yang baru turnover pegawai yang tinggi tersebut. tersebut dapat berjalan dengan baik dan lagi, penjualan Produk yang ditawarkan Bank XYZ, hampir sama dengan produk yang ditawarkan bank-bank di kelasnya. Bank dapat beban perusahaan menurunnya memberikan dampak yang pendapatan. yang baik terhadap kinerja perbankan Bank XYZ. Risiko Kepatuhan XYZ tidak memiliki nilai tambah atau value added sehingga konsumen melihat Bank XYZ sama dengan bank-bank lainnya di kelasnya. Untuk menambah value added, Peringkat bank XYZ berusaha memberikan pelayanan berada pada peringkat yang konstan. Hanya produk adalah ada sedikit kenaikan peringkat pada tahun layanan asuransi bancassurace, layanan 2010 menjadi 3 (Moderate) dari sebelumnya priority banking, dan yang terakhir adalah pada tahun 2009 menduduki peringkat 4 layanan pengiriman uang, yaitu remittance. (Moderate to high) pada tahun 2010. Secara Ke semua produk ini tidak ditawarkan oleh umum dapat digambarkan bahwa bank XYZ para competitor, yaitu bank Artha Graha, memiliki Pelanggaran ketentuan relative Mayapada, Ganesha, dan Pundi. minor dan dapat segera diperbaiki oleh perbankan Secara diantaranya umum, akuisisi yang manajemen. risiko kepatuhan jumlah denda cenderung kewajiban dilakukan oleh BANK ABC ini masih belum membayar yang dikenakan kepada bank memberikan dampak positif terhadap kinerja kecil. Lalu ditambah track record kepatuhan bank. Hal ini belum terlihat karena Bank bank selama ini cukup baik. Keterlambatan XYZ masih melakukan transisi sistem dan pelaporan penambahan produk perbankan yang dapat pelanggaran yang dilakukan atau Track memberikan dampak yang kurang baik Record Kepatuhan Bank cukup baik. Tindak terhadap risiko stratejik Bank. Lalu keadaan lanjut Bank atas temuan tersebut telah ini diperparah dengan perpindahan kantor, dijalankan. perbaikan kualitas karyawan dengan jarang terjadi. Frekuensi Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak bank dan perusahaan memberikan antara sebelum dan sesudah akuisisi. Bank terhadap reputasi Bank.Pelanggaran atau masih dapat menjaga kepatuhannya terhada potensi pelanggaran atas etika bisnis sangat Bank Indonesia dan dapat menjaga nama minim. Bank memiliki reputasi sebagai baiknya untuk tidak melanggar peraturan perusahaan yang sangat menjunjung tinggi yang sudah ditetapkan oleh Bank Indonesia. etika bisnis. Dan yang paling penting adalah Karena jika di dalam perbankan, kepatuhan produk bank tidak kompleks dan dipahami adalah hal yang penting oleh karena itu oleh nasabah. peringkat 3. 2. sangat dapat adanya perbaikan rating risiko kepatuhan Bank XYZ berhasil untuk menjaganya di pengaruh terkait positif Good Corporate Governance (GCG) Risiko Reputasi Pada 2 tahun periode sebelum akuisisi, risiko reputasi Bank XYZ berada pada peringkat 2. Dan setelah dilakukannya akuisisi, peringkat tersebut naik ke peringkat Selama 4 tahun periode berjalan, yaitu 1 Kenaikan risiko reputasi dikarenakan sebelum dan sesudah akuisisi, Bank XYZ adanya perubahan pada branding, secara tidak mengalami pertumbuhan peringkat institusional dan secara produk dan layanan, GCG yang berarti yaitu hanya berada di pergantian berpotensi sekitaran peringkat 2 (kisaran 2.525-2.025), menaikkan risiko reputasi, mengingat nama yang dimana pada peringkat 2 menurut Bank baru yang disandang memerlukan pencitraan Indonesia mencerminkan Manajemen Bank baru terhadap Nasabah dan Calon Nasabah. telah melakukan penerapan GCG yang Lalu secara umum tidak terdapat pengaruh secara umum baik. Hal ini tercermin dari reputasi negative dari pemilik bank dan pemenuhan yang memadai atas prinsip- perusahaan terkait di dalam hal ini bank prinsip dasar good corporate governance. XYZ dan BANK ABC. diharapkan pemilik Apabila nama institusi terdapat kelemahan dalam penerapan prinsip GCG, maka secara umum dapat mendukung pertumbuhan permodalan kelemahan tersebut kurang signifikan dan bank. Kinerja bank dalam menghasilkan dapat diselesaikan dengan tindakan normal laba (rentabilitas) cukup memadai. Sumber oleh manajemen bank. utama rentabilitas berasal dari core earnings Jadi dapat disimpulkan tidak ada cukup dominan namun terdapat pengaruh perbedaan peringkat GCG yang mencolok yang cukup besar dari non-core earnings. antara sebelum dan sesudah akuisisi pada Hal ini ditambah dengan kemampuan laba Bank XYZ. Peringkat kinerja GCG masih dalam berada pada level 2. Prinsip GCG masih prospek laba di masa datang cukup baik. dipegang oleh para manajemen untuk meningkatkan permodalan dan Pada tahun 2009, Bank membukukan menjamin berlangsungnya kegiatan usaha. laba Dengan masuknya dana ke dalam Bank, persentase ROA yang masih dibawah 1% ternyata tidak memberikan dampak yang dan ROE dan NIM yang tidak terlalu bagus tidak pula. Hal ini mengindikasikan seharusnya terlalu besar terhadap kinerja perbankan. laba sebesar masih Rp bisa 3.988 juta dengan dimaksimalkan lagi. Pemanfaatan aktiva yang digunakan untuk 3. Rentabilitas mendapatkan laba masih kurang efektif. Terjadi penurunan pada tahun berikutnya yaitu pada tahun 2010. Bank XYZ gagal mendapatkan laba yang sudah menjadi targetnya sesuai dengan Rencana Bisnis Bank yaitu pencapaian yang hanya di sekitar tabel angka 12%. Nilai persentase ROA dan ROE diatas,Selama 4 tahun (sebelum dan sesudah juga mengalami penurunan hanya berada akuisisi), Bank XYZ mendapatkan peringkat dibawah 1% namun terjadi peningkatan yang stagnan yaitu berada pada peringkat yang hanya sedikit angka persentase NIM (3). menjadi 5,13% atau naik 0,35% dari tahun Berdasar data Menurut yang Bank disajikan Indonesia, pada peringkat ini, rentabilitas cukup memadai, sebelumnya. laba memenuhi target, namun terdapat Pada tahun 2011, dana yang didapat tekanan terhadap kinerja laba yang dapat dari penjualan saham kembali atau rights menyebabkan penurunan laba namun cukup issue sudah masuk ke dalam perusahaan dan siap digunakan untuk menambah aktiva menutupi beban bunga secara terus menerus. perusahaan. Dengan modal ini cukup dapat Nilai NIM Bank XYZ mencetak performa membawa keuntungan yang membaik dari yang tahun sebelumnya yaitu sebesar Rp. 4.058 mengindikasikan Juta. Rasio ROA, ROE, dan NIM juga memiliki performa yang bagus karena meningkat. Hal ini membuktikan bahwa pendapatan bunga bersih merupakan sumber adanya perubahan dari masuknya modal ke pendapatan utama bank. Namun terdapat Bank. membawa sedikit perubahan terhadap penurunan rating NIM pada tahun 2013. Hal performa perbankan. Pencapaian target juga ini meningkat menyebabkan margin bunga menjadi lebih menjadi 43,41% dengan pendapatan laba sebesar 13.586.000.000. konsisten diatas 4,5%. bahwa dikarenakan naiknya Hal Bank beban ini XYZ yang sedikit. Namun dapat disimpulkan bahwa Kondisi yang memburuk terjadi pada pertumbuhan NIM antara sebelum dan tahun 2012. Terjadi kerugian sebesar Rp sesudah akuisisi mengalami stagnasi atau 39.000.000. diperparah lagi dengan naiknya belum membukukan pertumbuhan yang persentase BOPO menjadi 111,98%. Hal ini berarti malah yang ada penurunan sedikit menunjukkan beban dikarenakan tingginya beban. dibandingkan dengan pendapatan dari perusahaan. Memang pada meningkatkan pendapatan pada bisnis yang tahun ini, dilakukan perbaikan terhadap lain selain kredit, seperti layanan fee based semua aspek menyusul dari kegiatan akuisisi income. Fee based income adalah layanan yang dilakukan bank pada tahun 2011 transaksi berbayar yang dikenakan kepada memaksa Bank untuk melakukan beberapa konsumen. Buat sebuah layanan yang kreatif pembenahan untuk yang pada akhirnya didapatkan pendapatan menyesuaikan dengan perubahan ukuran dari layanan tersebut. Aktiva yang tidak permodalan bank yang diharapkan dapat terpakai merubah membiayai fasilitas dari layanan fee based operasional di kegiatan yang segala bisnis tinggi bidang yang lebih kompleks lagi. lebih baik Bank digunakan XYZ untuk income ini. Karena pada zaman sekarang ini, Jika dapat kita lihat berdasarkan pencapaian Seharusnya dan menggeliat. Contohnya Danamon saja yang analisa sudah menargetkan 30% pendapatannya kemampuan pendapatan bunga bank mampu untuk fee based income dan berkomitmen sesudah NIM antara akuisisi, dapat sebelum pertumbuhan fee based income sedang kita untuk menambah infrastruktur layanan produk yang berbayar ini. dari rasio rentabilitas-nya, bank kurang bisa menyerap aktiva tersebut menjadi laba yang Dan keadaan rentabilitas pada tahun diharapkan. Dapat disimpulkan bahwa dana 2012 ini diperparah oleh dana yang masih yang masuk terlalu besar namun bank masih banyak digunakan untuk menaikkan kualitas belum citra bank. Dengan berkembangnya modal menjadi keuntungan. Namun hal ini dapat bank, otomatis baik citra maupun kualitas dimaklumi harus ditingkatkan. Untuk meningkatkan transisi menuju bank yang lebih besar citra antara lain yang dilakuan adalah dengan masuknya modal tersebut. memindahkan kantor ke tempat yang lebih bisa mengubah karena Faktor aktiva masih rentabilitas tersebut dalam masa sebelum dan strategis menjadi ke daerah Sudirman dari sesudah akuisisi adalah stagnan berada pada dulunya yang berada di daerah Hayam peringkat (3). Tingginya beban menghalangi Wuruk, tempat yang kurang representatif pendapatan bank pada tahun 2012. Namun bagi untuk rentabilitas sudah dapat memberikan tren memindahkan dan biaya operasional kantor pertumbuhan yang baik. Diharapkan setelah ini lah yang membuat beban membengkak. selesainya Lalu untuk meningkatkan kualitas SDM, rentabilitas perusahaan dapat kembali baik Bank XYZ mengikutkan para pegawainya sesuai dengan yang diharapkan oleh para untuk mengikuti berbagai macam pelatihan stakeholders. sebuah bank. Namun pengeluaran beban ini, untuk meningkatkan skill. Pelatihan tersebut antara lain adalah pelatihan manajemen 4. Permodalan risiko, pelatihan perbankan, dan lain-lain. Dari data yang diungkapkan diatas secara umum dapat dikatakan bahwa tidak ada perbaikan yang signifikan dari masuknya modal ke dalam Bank. angka pencapaian target yang tertuang di dalam Rencana Bisnis Bank tidak ada yang angka Bank XYZ tidak mengalami Dengan peringkat yang berarti yaitu stagnan di masuknya dana ini, kurang membawa peringkat 2 namun menjadi peringkat 1 ekfektivitas bagi bank karena jika dilihat setelah masuknya dana dari akuisisi. lalu pencapaiannya diatas 50%. turun kembali menjadi 2. Secara umum, kecukupan Bank XYZ memiliki tingkat permodalan memadai yang sangat memadai di atas persyaratan risikonya, yang disertai dengan pengelolaan minimum, mampu permodalan yang sangat kuat sesuai dengan mengantisipasi seluruh risiko yang dihadapi, karakteristik, skala usaha, dan kompleksitas dan mendukung ekspansi usaha bank ke usaha dari bank. dan sangat depan. Kualitas komponen permodalan pada umumnya sangat baik, permanen, dapat menyerap kerugian. Bank XYZ telah melakukan stress test dengan hasil yang dapat menutup seluruh risiko yang dihadapi dengan sangat memadai; Bank dan relative yang sangat terhadap profil Secara umum kinerja dan kondisi permodalan Bank XYZ memiliki kualitas dan kecukupan permodalan yang memadai relative terhadap profil risikonya, yang disertai dengan pengelolaan permodalan yang kuat sesesuai dengan karakteristik, Jika berebicara masalah pengelolaan permodalan, permodalan XYZ memiliki skala usaha, dan kompleksitas usaha dari bank. hal ini terlihat yang rata-rata manajemen permodalan yang sangat baik. kecukupan CAR diatas ketentuan BI yaitu Bank sebesar 8% dari tahun 2009-2012. Pada XYZ permodalan memiliki yang akses sangat sumber baik atau masa ini pertumbuhan bank berada pada dukungan dari grup usaha atau perusahaan pertumbuhan yang stagnan. Oleh karena itu induk dalam hal ini adalah Bank ABC, manajemen berpikir untuk menambah modal secara eksplisit. bank Berdasar data yang dirangkum di tabel diatas, selama 4 tahun (sebelum dan sesudah akuisisi), Bank XYZ stagnan pada peringkat 2. Hanya saja pada saat akuisisi dilakukan yaitu pada tahun 2011, peringkat permodalan menjadi 1. Hal ini dikarenakan modal yang didapat dari penjualan untuk mengembangkan usahanya menjadi lebih besar lagi. Salah satu langkah untuk mendapatkan modal adalah dengan menjual saham kembal. Oleh karena itu pada tahun 2011 dilakukan penjualan saham kembali dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) dengan pembeli siaga yaitu Bank ABC. penerbitan saham baru masuk dan menjadi Penjualan saham tersebut mengubah modal bank. secara garis besar, menurut anggaran dasar menjadi Bank ABC menjadi Bank Indonesia, bank memiliki kualitas dan pemegang saham mayoritas dengan persentase saham sebanyak 82,41% dengan saham kembali belum digunakan secara modal yang ditambah ke dalam perusahaan maksimal untuk kegiatan usaha menambah sebanyak Rp. 733.815.942.000,00. Modal modal. Pada tahun ini dapat disimpulkan ini digunakan untuk melakukan ekspansi bank belum dapat maksimal mengusahakan usaha, diantaranya menambah karyawan adalah dengan modalnya untuk melakukan kegiatan bisnis berikut dengan karena dana yang menganggur masih teralu pelatihan karyawan yang lama untuk dapat banyak. mampu bersaing persaingan bisnis yang menginvestasikan modalnya untuk kegiatan semakin ketat, untuk memperbaiki layanan bisnis yang lebih berisiko lagi. perusahaan, untuk memperbaiki citra perusahaan dan yang terakhir adalah untuk menambah modal perusahaan. Seharusnya Bank XYZ Satu tahun kemudian yaitu pada tahun 2012, Bank XYZ mengalami penurunan peringkat permodalan menjadi Pada saat sebelum akuisisi yaitu 27,73. Hal ini dikarenakan beberapa hal. periode 2009 dan 2010, persentase CAR Diantaranya adalah dana sudah digunakan berada pada tingkat yang cukup aman yaitu untuk penyaluran kredit. Kemudian dananya masih berada diatas batas minimal yang digunakan untuk menutup kerugian tahun ditetapkan oleh BI yaitu 8% sedangkan yaitu yang berjalan. Peringkat seperti ini masih berada pada tingkat 12,56% dan 10,72% terlalu aman untuk meredam gagal bayar berturut-turut. Pertumbuhan CAR pada saat namun masih terlalu aman jika berbicara sebelum akuisisi juga cenderung stabil. Jika masalah bisnis. Masih terlalu banyak dana dilihat dari persentase CAR yang dimiliki yang menganggur tidak digunakan untuk oleh bank, bank dapat meredam segala penyaluran kredit. Oleh karena itu, Bank risiko yang mungkin muncul berkaitan XYZ harus menggenjot pengeluaran bisnis dengan likuiditas. ke yang lebih berisiko agar pendapatan lebih Lalu masuk pada periode setelah akuisisi yaitu pada tahun 2011 persentase banyak lagi. 6 Secara garis besar, dapat CAR berada pada titik yang sangat aman disimpulkan bahwa secara umum kondisi untuk yaitu mencapai permodalan Bank XYZ pada masa sebelum 43,71%. Hal ini dikarenakan modal yang dan sesudah akuisisi adalah memiliki tingkat didapat dari akuisisi yang melalui penerbitan permodalan yang memadai relative terhadap meredam krisis profil risikonya, dengan Namun jika dilihat secara permodalan, bank pengelolaan permodalan yang kuat sesuai mengalami kenaikan yang cukup signifikan. dengan karakteristik, skala usaha, dan Dengan kompleksitasi usaha dari bank. diharapkan bank dapat meredam krisis yang Jika yang dilihat disertai dari kecukupan permodalan secara umum dapat dikatakan bahwa bank memiliki tingkat permodalan di atas persyaratan minimum dan dapat mengcover seluruh risiko yang dihadapi. Kualitas setiap komponen permodalan pada umumnya baik , permanen dan dapat naiknya jumlah permodalan, mungkin saja dapat terjadi, dan diharapkan pula bank dapat menggunakan modal ini untuk mengembangkan usahanya menjadi lebih besar lagi. KESIMPULAN & SARAN Kesimpulan menyerap kerugian dengan baik. Bank telah Berdasarkan hasil perhitungan kesehatan melakukan stress test dengan hasil yang bank dengan menggunakan metode risk dapat menutup seluruh risiko yang dihadapi based pada bank XYZ pada periode sebelum dengan sangat memadai. dan sesudah akuisisi yaitu pada tahun 2009- Jika dilihat berdasarkan pengelolaan modal, Bank memiliki manajemen 2012, diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut: untuk 1. Metode risk based adalah metode mendapat dukungan modal cukup baik, dalam penghitungan kesehatan bank karena pemegang saham mayoritas adalah menggantikan metode penghitungan Bank ABC. Bank ABC dikenal sebagai bank yang lama yaitu CAMELS. permodalan yang baik. Akses yang cukup besar dan mempunyai jaringan 2. Untuk aspek profil risiko, rata-rata bisnis hampir di seluruh asia dan eropa. tidak terjadi perubahan peringkat. Krisis dapat diredam dengan baik oleh Bank Kondisi ini dikarenakan integrasi ABC jika terjadi kekurangan modal dialami system yang masih berjalan paska oleh Bank XYZ. akuisisi Selama 4 tahun periode (sebelum dan sesudah akuisisi) dari permodalan dapat dikatakan mengalami secara rating, peningkatan bank yang tidak berarti. perusahaan yang masih menyebabkan sibuk dalam proses ini. Namun risiko likuiditas dan reputasi mengalami kenaikan akibat akuisisi dikarenakan pertambahan modal dan pemasaran membiayai semua perbaikan untuk perubahan XYZ menunjang proses akuisisi seperti menjadi yang menyebabkan reputasi pemindahan gedung, penambahan semakin baik. dan pendidikan karyawan. merek Bank 3. Untuk aspek GCG Bank XYZ, tidak 5. Permodalan Bank XYZ mengalami mengalami perbaikan kinerja yang perbaikan peringkat. Bank semakin berarti paska akuisisi. memadai untuk menahan risiko yang 4. Untuk rentabilitas Bank XYZ, tidak mungkin akan muncul. Hal ini terjadi perbaikan peringkat. Hal ini dikarenakan masuknya modal dari dikarenakan masih tingginya beban proses akuisisi. yang dialami oleh bank XYZ untuk SARAN hasilnya tidak didapat 1-2 tahun Berdasarkan dengan kesimpulan tujuan memberikan diatas, penelitian, saran-saran sesuai penulis yang dapat dijadikan bahan pertimbangan, diantaranya: 1. Bagi Perusahaan Berdasarkan kondisi yang ada, Bank XYZ harus operasional menekan untuk beban menambah keuntungan. Dan mengembangkan bisnis ke yang lebih kompleks dan inovatif untuk menambah keuntungan. 2. Bagi peneliti selanjutnya Bagi peneliti selanjutnya yang akan melakukan penelitian dengan topik setelahnya, namun bisa 4-5 tahun baru dirasakan efeknya. DAFTAR PUSTAKA Ahmad Ifham Sholihin, 2010. Buku Pintar Ekonomi Syariah. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta Arikunto. Suharsimi, 2002. Manajemen Penelitian. Rineka Cipta. Jakarta. Bobby Nugroho. 2011, “Perbandingan Kinerja Keuangan Sebelum dan Sesudah Akuisisi Pada Bank Century Tbk”.Skripsi sarjana Tak Diterbitkan, STIE Perbanas Surabaya. Budianto, Agus 2004. Merger Bank Di Indonesia (Beserta Akibat – akibat Hukumnya), Ghalia Indonesia, Bogor senada dengan penelitian ini, peneliti dapat menambah waktu penelitian karena akuisisi adalah langkah yang Candy Palembang.2007. “Perbandingan Kinerja Keuangan Bank NISP dan Bank UOB Buana Sebelum dan Sesudah Akuisisi”. Skripsi Sarjana tidak diterbitkan, Fakultas Ekonomi Universitas Sriwijaya Dendawijaya, Lukman, 2005. Manajemen Perbankan. Edisi Kedua. Cetakan Kedua, Ghalia Indonesia, Jakarta Kasmir. 2008. Manajemen Perbankan. Edisi 1, Cetakan ke-3, PT. Raja Grafindo Persana, Jakarta Moin, Abdul, 2003, Merger, Akuisisi & Divestasi, Edisi kedua, Cetakan Kedua, EKONISIA, Yogyakarta. Nanik Maryaningrum. 2005. “ Analisis Kinerja Keuangan Bank Danamon sebelum dan sesudah diakuisisi.Variabel penelitian ini berupa rasio likuiditas (Quick ratio, Banking ratio dan Asset to loan ratio), rasio solvabilitas (Primary ratio dan Deposit risk ratio) dan profitabilitas (Gross profit marjin, net profit marjin, retrun on equity capital dan ratio leverage multiplier)”. Skripsi Sarjana tidak diterbitkan, STIE Perbanas Jakarta. Nazir, Moch. (2003), Metode Penelitian, Salemba Empat, Jakarta, 63. Peraturan Bank Indonesia No. 13/1/PBI/2011 Peraturan Bank Indonesia No.6/0/PBI/2004. Peraturan Pemerintah Indonesia No. 27 tahun 1998 tentang perbankan Peraturan Pemerintah Indonesia No. 28 tahun 1999 tentang perbankan Sawir, Agnes, 2001. Analisis Kinerja Keuangan & Perencanaan Keuangan Perusahaan. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Siamat, Dahlan, 2004. Manajemen Lembaga Keuangan, Edisi Keempat, Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, Jakarta Surat Edaran Bank Indonesia NO. 13/24/DPNP Tanggal 25 Oktober 2011 Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia Nomor 32/51/KEP/DIR 1999 Tahun 1999 Susilo, Y. Sri, dkk. 2000. Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Salemba Empat, Jakarta Totok, Budi Santoso dan Sigit Triandaru. 2006. Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Edisi 2. Salemba Empat, Jakarta Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 1992 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998