Menilai Kesehatan Bank Sebelum dan Sesudah Akuisisi pada Bank

advertisement
Menilai Kesehatan Bank Sebelum dan Sesudah Akuisisi pada Bank “XYZ”
Oleh : Cadika Cakra Catura
Dosen Pembimbing : Dra. Juni Herawati,MM.
ABSTRAKSI
Kesehatan Bank adalah hal yang mutlak harus dijaga oleh bank. Karena hal ini
menentukan bagaimana kinerja suatu bank. Untuk memperbesar kapasitas suatu bank dapat pula
dilakukan dengan menambah modal, dan modal tersebut bisa didapat dari merger atau akuisisi.
Dan diharapkan pula dengan adanya penambahan modal melalui akuisisi ini kinerja perbankan
diharapkan menjadi lebih baik.
Penelitian ini bertujuan untuk menilai dan membandingkan kesehatan bank antara
sebelum akuisisi yang dilakukan oleh Bank “ABC”. Penghitungan kesehatan bank ini dengan
menggunakan metode risk based. Aspek penelitian risk based ini meliputi: risk profile, Good
Corporate Governance (GCG), Rentabilitas, dan Permodalan. Penelitian ini membandingkan
kesehatan bank pada tahun 2009 & 2010 yaitu pada sebelum akuisisi dan 2011 & 2012 yaitu
pada setelah akuisisi.
Adapun hasil penelitian antara sebelum & sesudah akuisisi jika dilihat dari 4 aspek diatas
tidak mengalami perubahan yang signfikan. Hal ini dikarenakan Bank XYZ belum dapat
memaksimalkan kinerja dikarenakan perubahan sistim yang cukup rumit paska akuisisi. Hal ini
diperparah dengan masih tingginya beban untuk biaya promosi dan re-branding yang juga
mengurangi pendapatan dari bank XYZ.
Kata Kunci: Kesehatan Bank, Risk Based, Akuisisi
ABSTRACT
Bank rating is an important thing that bank has to maintain. Because bank rating
determine the performance of a bank. To enlarge capacity of a bank it could be done by injecting
more capital to the bank, and that capital can be attained through merger and acquisition. And is
also expected with the addition of capital through acquisition, the bank performance is expected
to be better.
This study aimed to assess and compare the rating of the bank before the acquisition by
Bank "ABC". Calculation of bank rating is by using risk-based methods. Aspects of risk-based
research include: risk profile, Good Corporate Governance (GCG), Profitability, and Capital.
This study compared the rating of banks in 2009 and 2010 are on the pre-acquisition and the
2011 and 2012 is on after the acquisition.
The research results between before and after the acquisition when seen from the above
four aspects are exhibited significantly unchanged. This is because the XYZ Bank has not been
able to maximize the system performance because of the changes are quite complicated postacquisition. This is compounded by the high cost of expenses for the promotion and re-branding
which also reduces the income of XYZ bank.
Key Word: Bank Rating, Risk Based, Acquisition
bahwa bank harus menjaga kesehatannya
LATAR BELAKANG
Bank
adalah
lembaga
keuangan yang kegiatan utamanya adaah
menghimpun dana dari masyarakat dan
menyalurkan kembali dana tersebut ke
masyarakat serta memberikan jasa bank
lainnya. Bank menjadi urat nadi penggerak
perekonomian dengan mengalirkan dana
pinjaman
kepada
unit-unit
yang
membutuhkan. Perkembangan jumlah bank
di
Indonesia
pada
tahun
2012
telah
mencapai 128 bank. Oleh karena itu, Bank
Indonesia (BI) sebagai bank sentral yang
memiliki
fungsi
perbankan
di
pengawasan
Indonesia,
terhadap
dengan menerapkan prinsip kehati-hatian
dan manajemen risiko dalam melaksanakan
setiap
kegiatan
peraturan
ini
usahanya.
Selain
menyebutkan
itu,
bahwa
perhitungan kesehatan bank harus dilakukan
secara
internal
(self
asses)
dan
menggunakan perhitungan dengan 4 metode
analisis diantaranya adalah Profil risiko
(Risk Profile), GCG (Good Corporate
Governance), Rentabilitas, dan Permodalan
yang kemudian peraturan ini dibahas pada
surat
edaran
Bank
Indonesia
No.13/24/DPNP.
menerbitkan
Kesehatan bank adalah hal yang
Peraturan Bank Indonesia (PBI) Nomor:
penting di dalam perbankan. Kondisi bank
13/1/PBI/2011 dimana peraturan ini memuat
yang sehat akan meningkatkan kinerja dan
Hasil
Penelitiam ini berjudul “Analisis Kinerja
penilaian oleh pemerintah digunakan untuk
Keuangan Bank Danamon sebelum dan
melakukan pengambilan keputusan terhadap
sesudah diakuisisi.Variabel penelitian ini
bank,
kesehatannya
berupa rasio likuiditas (Quick ratio, Banking
tergolong baik maka akan dapat membantu
ratio dan Asset to loan ratio), rasio
stimulus perekonomian Indonesia. Namun
solvabilitas (Primary ratio dan Deposit risk
jika kondisi kesehatan bank buruk, akan
ratio) dan profitabilitas (Gross profit marjin,
disarankan
untuk
net profit marjin, retrun on equity capital
dan
dan ratio leverage multiplier)” .Tujuan
kemampuan
kerja
dimana
dilakukan
perbankan.
jika
oleh
bank
bank
sentral
penggabungan
(merger
akuisisi) usaha dengan bank yang lainnya.
penelitian
Salah satu penggabungan itu adalah dalam
keuangan Bank Danamon sesudah akuisisi
bentuk akuisisi. Akuisisi adalah pengambil-
berdasarkan analisis rasio CAMELS. Serta
aluhan
yang
untuk mengetahui apakah ada peningkatan
berakibat beralihnya pengendalian terhadap
yang signifikan, kinerja keuangan Bank
bank. Hal ini biasanya bertujuan untuk
Danamon
menambah pasar atau untuk menambah
akuisisi.Hasil penelitian tidak ada perbedaan
modal perbankan agar dapat berkembang
yang signifikan terhadap rasio keuangan PT.
menjadi lebih besar lagi.
Bank
kepemilikan
suatu
bank
Berdasarkan fenomena ini, melihat
kondisi Bank XYZ, menjadi topik yang
menarik untuk dilakukan suatu kajian yang
mendalam guna mengetahui, memahami
dengan menjabarkan secara luas, terperinci
dan kongkrit dalam fenomena akuisisi Bank
XYZ melalui suatu penelitian dengan judul
“Menilai Kesehatan Bank Sebelum dan
Sesudah Akuisisi Pada Bank XYZ”
Maryaningrum
sebelum
Danamon
dan
sebelum
dan
kinerja
sesudah
sesudah
akuisisi.
Penelitian serupa dilakukan oleh
Candy Palembang (2007). Penelitian ini
berjudul “Perbandingan Kinerja Keuangan
Bank NISP dan Bank UOB Buana Sebelum
dan Sesudah Akuisisi”. Variabel penelitian
ini berupa rasio likuiditas (Quick ratio,
Banking ratio dan Asset to loan ratio), rasio
solvabilitas (Primary ratio, Risk asset ratio,
profit marjin, net profit marjin, retrun on
Penelitian terdahulu yang dilakukan
Nanik
mengetahui
Deposit risk ratio) dan profitabilitas (Gross
LANDASAN TEORI
oleh
untuk
(2005).
equity capital dan ratio leverage multiplier).
Tujuan penelitian untuk mengetahui kinerja
keuangan Bank NISP dan Bank UOB Buana
Penelitian
ini
menggunakan
data,
yaitu
sesudah akuisisi berdasarkan analisis rasio
sumber
CAMELS. Serta untuk mengetahui apakah
dilakukannya wawancara dan paper yaitu
ada peningkatan yang signifikan kinerja
mengumpulkan data-data laporan keuangan.
keuangan Bank NISP dan Bank UOB Buana
Teknik
sebelum
dengan cara wawancara secara langsung
dan
sesudah
akuisisi.
Hasil
person
2
pengumpulan
para
data
dengan
dillakukan
penelitian dari penelitian ini adalah tidak ada
dengan
informan
dan
perbedaan yang signifikan terhadap rasio
mendokumentasikan
keuangan Bank NISP dan Bank UOB Buana
informan.
sebelum dan sesudah akuisisi.
melibatkan 4 aspek antara lain adalah Risk
data-data
Variable
dari
dari
penelitian
ini
Profile (yang terdiri dari Risiko Kredit,
Pasar, Likuiditas, Operasional, Hukum,
METODE PENELITIAN
Penelitian ini bersifat menjelaskan
(deskriptif). Menurut Nazir (2003: 54)
mengungkapkan apa yang dimaksud dengan
Stratejik, Kepatuhan, Reputasi). Lalu aspek
Good
Corporate
Governance
(GCG),
Rentabilitas, dan Permodalan.
deskriptif adalah “Suatu metode dalam
Tahap analisis yang digunakan di
penelitian status kelompok manusia, suatu
dalam penelitian ini adalah dengan pertama-
obyek, suatu set kondisi suatu sistem
tama mencari data yang akan digunakan di
pemikiran atau kelas peristiwa pada masa-
dalam penelitian yaitu laporan keuangan dan
masa sekarang. Tujuan dari penelitian
laporan kesehatan bank pada akhir periode
deskriptif
membuat
tahun 2009 & 2012 yang didapat dari
deskripsi atau gambaran lukisan secara
manajemen bank dan wawancara untuk
sistematis faktual dan akurat mengenai
mengetahui
fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antara
terkait dengan akuisisi. Langkah berikutnya
fenomena yang diselidiki.” Objek penelitian
adalah mengumpulkan hasil penghitungan
ini adalah pelaporan kesehatan bank yang
rasio- rasio keuangan yaitu rasio yang
dihitung dengan menggunakan metode risk
berada di dalam penghitungan kesehatan
based. Dan lokasi penelitian ini berada pada
yang menggunakan risk based. Setelah
kantor pusat Bank XYZ yang berada distrik
menghitung
bisnis Sudirman, Jakarta Pusat.
dibedakan menjadi 2 periode yaitu 2009 &
ini
adalah
untuk
berbagai
ke
semua
keputusan
aspek
bisnis
tersebut
2010 untuk sebelum akuisisi dan 2011 &
2012 untuk setelah akuisisi. Dan dari hasil
peraturan BI yang mengharuskan bank yang
analisis tersebut dapat diambil kesimpulan
akan diakuisisi memiliki tingkat NPL yang
apakah adanya perbaikan kinerja antara
sebelum & sesudah akuisisi.
Oleh
karena
itu
sebelum
dilakukannya akuisisi, manajemen bank
XYZ melakukan restrukturisasi NPL dengan
PEMBAHASAN
memperpanjang grace period atau masa
Penghitungan kesehatan bank ini
dilakukan sesuai dengan PBI dengan nomor
13/1/PBI/2011
rendah.
yang
berisi
tentang
bayar cicilan hutang dan mengecilkan
angsuran.
Penurunan
persentase
Penyisihan
keharusan bank menjaga kesehatannya dan
Penghapusan
surat edaran BI bernomor 13/24/DPNP/2011
disingkat dengan PPAP, juga mengalami
yang mengatur tata cara penghitungan
penurunan dari tahun ke tahun. Dan
kesehatan bank dengan menggunakan 4
mengalami perbaikan dari sebelum akuisisi
aspek risk profile diatas.
ke setelah akuisisi meskipun pada 2011 yang
Produktif
atau
dimana merupakan masa setelah akuisisi
1. Risk Profile

Aktiva
mengalami kenaikan mencapai 82,45 namun
Risiko Kredit
turun drastis pada tahun 2012 menjadi
50,12%. Hal ini mengindikasikan kualitas
agunan mengalami perbaikan karena bank
tidak perlu mencadangkan terlalu banyak
uang untuk meredam penurunan kualitas
agunan.
Seperti yang dapat kita amati diatas melalui
tabel risiko kredit dapat ditarik kesimpulan
bahwa aspek risiko kredit tidak mengalami
perbaikan
alias
stagnan
berada
pada
peringkat 3. Dapat kita ambil kesimpulan,
tingkat
Non
Performing
Loan
(NPL)
mengalami penurunan dari sekitar 5%
menjadi hanya 0,31%. Hal ini dikarenakan
Lalu yang terakhir adalah produk
perbankan yang ditawakan oleh Bank XYZ
masih berkutat pada simpan-pinjam dan
kredit pembiayaan dan produk- produk
tersebut kurang bervariasi sehingga tidak
adanya nilai tambah dibandingkan produk
yang ditawarkan bank kompetitor yang. Hal
inilah yang membuat peringkat risiko kredit
Bank XYZ masih stagnan berada pada
Hal ini termasuk rendah dibandingkan
peringkat
dengan
3
dengan
tidak
adanya
pertumbuhan dan penurunan.

batas
maksimum
PDN
yang
ditetapkan oleh BI dan batas maksimal
internal yang ditetapkan sebesar 5%. Hal ini
Risiko Pasar
dikarenakan bank tidak memiliki jumlah
transaksi trading besar karena portofolio
bank didominasi oleh instrument keuangan
yang
Kondisi Risiko Pasar antara sebelum
dan sesudah akuisisi adalah stagnan yaitu
kurang
kompleks.
Dan
hal
ini
ditambah posisi bank dalam persaingan
perolehan dana murah di pasar cukup kuat.
berada pada peringkat 3. Bank dengan
Perbedaan
antara
sebelum
dan
peringkat risiko pasar (3) memiliki kualitas
sesudah akuisisi Bank XYZ oleh BANK
manajemen
cukup
ABC tidak memberikan efek yang signifikan
memadai. Meskipun persyaratan minimum
terhadap risiko pasar Bank XYZ. karena
terpenuhi, terdapat beberapa kelemahan
memang bisnis Bank XYZ masih sederhana
yang membutuhkan perhatian manajemen.
belum merupakan bisnis yang kompleks
Dewan Komisaris dan Direksi memliki
sehingga risiko pasar yang ditimbulkan juga
awareness dan pemahaman yang cukup baik
kecil. Perbedaan persentase PDN juga tidak
mengenai manajemen risiko pasar.Fungsi
mengalami
manajemen
Susah untuk dapat dikatakan perubahan
ekspektasi
risiko
pasar
risiko
yang
pasar
minimum,
memenuhi
tetapi
terdapat
tersebut
perbedaan
dikarenakan
yang
signifikan.
akuisisi
karena
beberapa kelemahan minor yang perlu
memang bisnis Bank XYZ masih belum
segera
dapat dikatakan kompleks.
diselesaikan
oleh
manajemen.
Kebijakan dan strategi trading cukup baik
tetapi tidak selalu diikuti dengan penerapan.
Kegiatan bisnis Bank XYZ pada
sebelum
akuisisi
berada
pada
kondisi
stagnan dan perkembangannya hanya seperti
itu-itu saja. PDN Bank XYZ pada 2 tahun
ini berada pada 2,27% dan 1,39% berurutan.

Risiko Likuiditas
Berdasarkan tabel diatas, terjadi
berurutan. Pada masa sebelum masuknya
kenaikan peringkat antara sebelum dan
dana dari akuisisi ini, keadaan likuiditas
sesudah
Yang
bank XYZ masih berada pada batas yang
sebelum akuisisi yaitu pada periode laporan
normal dan keadaan ini dapat dibilang
akhir 2009 dan 2010 berada pada peringkat
keadaan yang cukup aman. Penempatan
(3) menjadi (2) pada akhir tahun 2011 dan
pada bank lain pada masa ini masih cukup
2012. Terjadi kenaikan peringkat antara
banyak. Harta lancar yang dimiliki oleh
sebelum dan sesudah dilakukannya akuisisi.
bank XYZ masih cukup banyak untuk
Yang sebelum akuisisi yaitu pada periode
menutup kewajiban jangka pendeknya.
dilakukannya
akuisisi.
laporan akhir 2009 dan 2010 berada pada
Pada masa setelah akuisisi, yaitu
peringkat (3).Peringkat ini didukung oleh
tahun 2011 dan 2012. Pada tahun-tahun ini
kondisi bank yang memiliki aset likuid
mengalami kenaikan peringkat menjadi 2
berkualitas
dan
dikarenakan kenaikan perbandingan aset
mengantisipasi
likuid dan total aset menjadi 23,09% dan
cukup
tinggi,
memadai
kemungkinan
terdiversifikasi,
untuk
pada
21,36%. Kenaikan yang cukup signifikan ini
sumber
dikarenakan dana dari akuisisi sudah masuk
oleh
ke dalam kas Bank XYZ. Dengan masuknya
komitmen
dana ini, menambah likuiditas bank XYZ
(standby loan) facility dari interbank yang
menjadi lebih baik dari segi likuditasnya
memadai
karena semakin aman dalam menanggulangi
kebutuhan
pendanaan
reputasi
terjadinya
lonjakan
pendanaan.Akses
memadai
bank
dan
yang
dibuktikan
sehat,
komitmen/
dukungan
likuiditas dari intragroup. Dan yang lebih
permintaan
nasabah
penting lagi, hal ini dikarenakan tidak
simpanannya dan hal ini tidak mengganggu
adanya ketergantungan dengan deposan
stabilitas bisnis Bank XYZ. Secara umum
besar yang dapat mempengaruhi kondisi
peringkat
likuiditas.
sebelum dan sesudah akuisisi mengalami
risiko
untuk
likuiditas
mengambil
Bank
XYZ
Kondisi Likuditas sebelum akuisisi
perbaikan. Likuditas menjadi lebih aman
yaitu pada tahun 2009 dan 2010 relatif sama.
untuk mengakomodir kebutuhan kewajiban
Perbandingan asset likuid dan total asset
jangka pendek perusahaan.
yang kemudian merupakan indikator dari
kondisi likuditas, pada tahun-tahun ini
berada pada angka 9,06% dan 14,6%

kondisi
Risiko Operasional
risiko
operasional
kembali
membaik.

Risiko Hukum
Terdapat penurunan peringkat antara
sebelum dan sesudah akuisisi. peringkat ini
turun dari sebelum akuisisi yaitu berada
Dari tahun ke tahun selama 4 tahun
pada peringkat (3) turun menjadi peringkat
belakangan (sebelum dan sesudah akuisisi),
(4). Penurunan peringkat untuk kategori
peringkat risiko hukum bank XYZ adalah
risiko operasional ini dikarenakan bank
stanan berada pada peringkat 3. Ada
memiliki potensi kerugian yang diakibatkan
beberapa hal yang perlu dijadikan perhatian
oleh risiko operasional di masa mendatang
oleh manajemen Bank XYZ.Tidak terdapat
cukup cukup tinggi berdasarkan bisnis bank.
nominal
salah satu hal yang mempengaruhi adalah
estimasi kerugian yang mungkin dialami
teknologi
infrastruktur
oleh bank akibat dari gugatan yang nantinya
pendukung yang kompleks dan tidak andal.
akan menghambat dari keadaan keuangan
Sistem TI belum mature atau dewasa dan
perusahaan.
terjadi perubahan sistem yang signifikan
berakhirnya periode 2012 semenjak tahun
terhadap sistem TI, kerentaan sistem TI
2010, belum ada kerugian yang dialami
terhadap gangguan. Selain masalah TI,
bank mengenai putusan hakim yang sampai
infrastruktur pendukung tidak memadai
mempengaruhi
dalam mendukung kegiatan bisnis bank.
didukung dengan kecilnya kemungkinan
Selain
baru
timbulnya gugatan yang serupa karena
dapat
adanya standar perjanjian yang sama dan
operasional.
estimasi total kerugian yang mungkin timbul
informasi
itu
dilakukan
migrasi
paska
memberikan
dan
sistem
akuisisi
kestabilan
yang
belum
Ditambah dengan ketidak cakapan dari
sumber daya manusia di dalam meng-handle
urusan yang berkaitan dengan bisnis bank
yang turut berkembang pula. Diharapkan
setelah migrasi dari semua sistem ini,
gugatan
dibandingkan
yang
Lalu
modal
diajukan
sampai
bank.
atau
dengan
Hal
ini

dikarenakan migrasi sistem yang dilakukan
Risiko Stratejik
oleh Bank XYZ yang menjadikan kegiatan
bisnis menjadi lebih berisiko. Terdapat
beberapa kemerosotan yang dihadapi pada
tahun ini yang menyebabkan kemerosotan
peringkat
menjadi
(5)
adalah
karena
kelemahan kritikal pada fungsi manajemen
risiko
Pada
dasarnya
keadaan
risiko
stratejik Bank XYZ cenderung sama dari
masa sebelum akuisisi sampai ke setelah
akuisisi yaitu berada pada peringkat 3.
Peringkat 3 ini menandakan bahwa Bank
mempunyai
stratejik
kualitas manajemem
cukup
memadai,
persyaratan minimum terpenuhi, terdapat
beberapa kelemahan yang membutuhkan
perhatian manajemen. Hal ini menandakan
bahwa Dewan Komisaris dan Direksi bank
XYZ memiliki Awareness dan pemahaman
yang cukup baik mengenai risiko stratejik
dan Kebijakan dan prosedur manajemen
risiko
stratejik
cukup
memadai
dan
dipahami dengan cukup baik oleh seluruh
staf di bank, dan dilaksanakan secara
konsisten, termasuk proses pemantauan dan
umpan balik yan cukup efektif.
Namun hal ini berbeda pada tahun
2011 yaitu satu tahun setelah akuisisi
dilakukan. Peringkat Risiko Stratejik Bank
XYZ berada pada peringkat (5). Hal ini
yang
membutuhkan
perbaikan fundamental dan terdapat temuan
signifikan dari unit kepatuhan, audit internal
dan
eksternal
di
perbaikannya
mana
diluar
tindakan
kemampuan
manajemen.
Pada masa sebelum akuisisi, yaitu
risiko
meskipun
stratejik
pada tahun 2009 dan 2010 kegiatan bisnis
Bank XYZ pada masa itu cenderung sama
sehingga rating risiko nya pun sama yaitu
masih berkutat pada pendanaan UMKM.
Sehingga risikostratejik yang ditimbulkan
cenderung
kecil
mengalami
karena
perubahan
bank
bisnis
tidak
yang
signifikan. Dan produk pendanaan ini sama
dengan
produk
yang
ditawarkan
oleh
competitor sehingga Bank XYZ tidak
memiliki value added di dalam produk
perbankannya. Lalu jika dilihat dari realisasi
yang tidak dapat memenuhi target, terlihat
bahwa
perusahaan
harus
menemukan
langkah efisiensi yang baru untuk memenuhi
target
yang
perusahaan.
dikehendaki
manajemen
Akuisisi dilakukan pada pertengahan
tahun 2011. Akuisisi yang dilakukan oleh
pegawai yang menghabiskan uang yang
banyak.
bank besar asal timur tengah yaitu BANK
Salah satu rencana yang dibukukan
ABC memaksa dilakukan perombakan pada
pada setelah akuisisi, adalah merekrut
beberapa poin. Diantaranya adalah integrasi
karyawan yang lebih banyak lagi dan
sistem perbankan antara Bank ABC dan
menaikkan kualitas karyawan yang sudah
Bank XYZ, diversifikasi produk perbankan,
dengan mengikutkan
menambah sarana dan prasarana kantor
pelatihan
cabang dan pusat, memperbaiki layanan,
mengakomodir kapasitas bisnis bank yang
relokasi kantor pusat, mutasi sistem IT, dan
diharapkan naik dan semakin kompleks
yang
citra
seiring dengan produk bisnis yang juga
perusahaan. Rencana bisnis pada tahun ini
nantinya akan berkembang dan persaingan
yang awalnya sudah direncanakan pada
antar bank yang semakin ketat pula. Namun
tahun sebelumnya saja belum selesai dan
pada nyatanya, dengan banyaknya karyawan
sudah
dan
yang baru berujung pada tidak maksimalnya
pencapaian yang baru dan lebih tinggi. Hal
penjualan produk-produk perbankan. Hal ini
ini
kepada
dikarenakan karyawan baru tersebut kurang
mengakibatkan
cakap untuk melakukan penjualan terhadap
menjadi
(5)
produk perbankan tersebut. Selain kurang
Unsatisfactory. karena meningkatnya risiko
cakap, para pegawai Bank XYZ masih
yang akan ditimbulkan.
belum taat kepada aturan eksternal yaitu
terakhir
adalah
digantikan
jelas
perusahaan
kemerosotan
mengubah
dengan
memberikan
yang
peringkat
bisnis
risiko
dengan pelatihan-
dengan
maksut
untuk
Pada tahun 2012 pencapaiannya
peraturan dari Bank Indonesia dan peraturan
yang didapat malah tidak sesuai dengan
internal yaitu peraturan yang dibukukan oleh
target yang diharapkan. Laba semakin
perusahaan.
merosot terlihat dari keadaan yang merugi
dan
target
pencapaian
yang
berkaitan
dengan
tercapai
kepegawaian juga adalah gaji yang dirasa
semuanya. Hal ini dikarenakan beban biaya
oleh pegawai tidak memadai. Oleh karena
yang
itu terjadi turnover atau pergantian keluar
membengkak,
tidak
Hal
diantaranya
karena
pembiayaan sewa gedung yang terlalu besar,
masuk
pegawai
yang
tinggi.
Hal
ini
kegiatan promosi dan branding yang besar,
menyebabkan pengeluaran yang tinggi untuk
rekrutmen pegawai dan biaya pelatihan
rekrutmen dan pelatihan pegawai. Bukan
hanya uang yang menjadi masalah, waktu
mengikutkan ke berbagai pelatihan yang
juga jadi masalah karena proses rekrutmen
menambah
membutuhkan waktu. Dan yang lebih tidak
mengakibatkan
mengenakkan
produk
Namun dengan seiring waktu berjalan
perbankan yang tidak maksimal karena
diharapkan sistem dan bisnis bank yang baru
turnover pegawai yang tinggi tersebut.
tersebut dapat berjalan dengan baik dan
lagi,
penjualan
Produk yang ditawarkan Bank XYZ,
hampir
sama
dengan
produk
yang
ditawarkan bank-bank di kelasnya. Bank
dapat
beban
perusahaan
menurunnya
memberikan dampak
yang
pendapatan.
yang baik
terhadap kinerja perbankan Bank XYZ.

Risiko Kepatuhan
XYZ tidak memiliki nilai tambah atau value
added sehingga konsumen melihat Bank
XYZ sama dengan bank-bank lainnya di
kelasnya. Untuk menambah value added,
Peringkat
bank XYZ berusaha memberikan pelayanan
berada pada peringkat yang konstan. Hanya
produk
adalah
ada sedikit kenaikan peringkat pada tahun
layanan asuransi bancassurace, layanan
2010 menjadi 3 (Moderate) dari sebelumnya
priority banking, dan yang terakhir adalah
pada tahun 2009 menduduki peringkat 4
layanan pengiriman uang, yaitu remittance.
(Moderate to high) pada tahun 2010. Secara
Ke semua produk ini tidak ditawarkan oleh
umum dapat digambarkan bahwa bank XYZ
para competitor, yaitu bank Artha Graha,
memiliki Pelanggaran ketentuan relative
Mayapada, Ganesha, dan Pundi.
minor dan dapat segera diperbaiki oleh
perbankan
Secara
diantaranya
umum,
akuisisi
yang
manajemen.
risiko
kepatuhan
jumlah
denda
cenderung
kewajiban
dilakukan oleh BANK ABC ini masih belum
membayar yang dikenakan kepada bank
memberikan dampak positif terhadap kinerja
kecil. Lalu ditambah track record kepatuhan
bank. Hal ini belum terlihat karena Bank
bank selama ini cukup baik. Keterlambatan
XYZ masih melakukan transisi sistem dan
pelaporan
penambahan produk perbankan yang dapat
pelanggaran yang dilakukan atau Track
memberikan dampak yang kurang baik
Record Kepatuhan Bank cukup baik. Tindak
terhadap risiko stratejik Bank. Lalu keadaan
lanjut Bank atas temuan tersebut telah
ini diperparah dengan perpindahan kantor,
dijalankan.
perbaikan
kualitas
karyawan
dengan
jarang
terjadi.
Frekuensi
Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak
bank
dan
perusahaan
memberikan
antara sebelum dan sesudah akuisisi. Bank
terhadap reputasi Bank.Pelanggaran atau
masih dapat menjaga kepatuhannya terhada
potensi pelanggaran atas etika bisnis sangat
Bank Indonesia dan dapat menjaga nama
minim. Bank memiliki reputasi sebagai
baiknya untuk tidak melanggar peraturan
perusahaan yang sangat menjunjung tinggi
yang sudah ditetapkan oleh Bank Indonesia.
etika bisnis. Dan yang paling penting adalah
Karena jika di dalam perbankan, kepatuhan
produk bank tidak kompleks dan dipahami
adalah hal yang penting oleh karena itu
oleh nasabah.
peringkat 3.

2.
sangat
dapat
adanya perbaikan rating risiko kepatuhan
Bank XYZ berhasil untuk menjaganya di
pengaruh
terkait
positif
Good Corporate Governance (GCG)
Risiko Reputasi
Pada 2 tahun periode sebelum
akuisisi, risiko reputasi Bank XYZ berada
pada peringkat 2. Dan setelah dilakukannya
akuisisi, peringkat tersebut naik ke peringkat
Selama 4 tahun periode berjalan, yaitu
1 Kenaikan risiko reputasi dikarenakan
sebelum dan sesudah akuisisi, Bank XYZ
adanya perubahan pada branding, secara
tidak mengalami pertumbuhan peringkat
institusional dan secara produk dan layanan,
GCG yang berarti yaitu hanya berada di
pergantian
berpotensi
sekitaran peringkat 2 (kisaran 2.525-2.025),
menaikkan risiko reputasi, mengingat nama
yang dimana pada peringkat 2 menurut Bank
baru yang disandang memerlukan pencitraan
Indonesia mencerminkan Manajemen Bank
baru terhadap Nasabah dan Calon Nasabah.
telah melakukan penerapan GCG yang
Lalu secara umum tidak terdapat pengaruh
secara umum baik. Hal ini tercermin dari
reputasi negative dari pemilik bank dan
pemenuhan yang memadai atas prinsip-
perusahaan terkait di dalam hal ini bank
prinsip dasar good corporate governance.
XYZ dan BANK ABC. diharapkan pemilik
Apabila
nama
institusi
terdapat
kelemahan
dalam
penerapan prinsip GCG, maka secara umum
dapat mendukung pertumbuhan permodalan
kelemahan tersebut kurang signifikan dan
bank. Kinerja bank dalam menghasilkan
dapat diselesaikan dengan tindakan normal
laba (rentabilitas) cukup memadai. Sumber
oleh manajemen bank.
utama rentabilitas berasal dari core earnings
Jadi dapat disimpulkan tidak ada
cukup dominan namun terdapat pengaruh
perbedaan peringkat GCG yang mencolok
yang cukup besar dari non-core earnings.
antara sebelum dan sesudah akuisisi pada
Hal ini ditambah dengan kemampuan laba
Bank XYZ. Peringkat kinerja GCG masih
dalam
berada pada level 2. Prinsip GCG masih
prospek laba di masa datang cukup baik.
dipegang oleh para
manajemen untuk
meningkatkan
permodalan
dan
Pada tahun 2009, Bank membukukan
menjamin berlangsungnya kegiatan usaha.
laba
Dengan masuknya dana ke dalam Bank,
persentase ROA yang masih dibawah 1%
ternyata tidak memberikan dampak yang
dan ROE dan NIM yang tidak terlalu bagus
tidak
pula. Hal ini mengindikasikan seharusnya
terlalu
besar
terhadap
kinerja
perbankan.
laba
sebesar
masih
Rp
bisa
3.988
juta
dengan
dimaksimalkan
lagi.
Pemanfaatan aktiva yang digunakan untuk
3.
Rentabilitas
mendapatkan laba masih kurang efektif.
Terjadi penurunan pada tahun berikutnya
yaitu pada tahun 2010. Bank XYZ gagal
mendapatkan laba yang sudah menjadi
targetnya sesuai dengan Rencana Bisnis
Bank yaitu pencapaian yang hanya di sekitar
tabel
angka 12%. Nilai persentase ROA dan ROE
diatas,Selama 4 tahun (sebelum dan sesudah
juga mengalami penurunan hanya berada
akuisisi), Bank XYZ mendapatkan peringkat
dibawah 1% namun terjadi peningkatan
yang stagnan yaitu berada pada peringkat
yang hanya sedikit angka persentase NIM
(3).
menjadi 5,13% atau naik 0,35% dari tahun
Berdasar
data
Menurut
yang
Bank
disajikan
Indonesia,
pada
peringkat ini, rentabilitas cukup memadai,
sebelumnya.
laba memenuhi target, namun terdapat
Pada tahun 2011, dana yang didapat
tekanan terhadap kinerja laba yang dapat
dari penjualan saham kembali atau rights
menyebabkan penurunan laba namun cukup
issue sudah masuk ke dalam perusahaan dan
siap digunakan untuk menambah aktiva
menutupi beban bunga secara terus menerus.
perusahaan. Dengan modal ini cukup dapat
Nilai NIM Bank XYZ mencetak performa
membawa keuntungan yang membaik dari
yang
tahun sebelumnya yaitu sebesar Rp. 4.058
mengindikasikan
Juta. Rasio ROA, ROE, dan NIM juga
memiliki performa yang bagus karena
meningkat. Hal ini membuktikan bahwa
pendapatan bunga bersih merupakan sumber
adanya perubahan dari masuknya modal ke
pendapatan utama bank. Namun terdapat
Bank. membawa sedikit perubahan terhadap
penurunan rating NIM pada tahun 2013. Hal
performa perbankan. Pencapaian target juga
ini
meningkat
menyebabkan margin bunga menjadi lebih
menjadi
43,41%
dengan
pendapatan laba sebesar 13.586.000.000.
konsisten
diatas
4,5%.
bahwa
dikarenakan
naiknya
Hal
Bank
beban
ini
XYZ
yang
sedikit. Namun dapat disimpulkan bahwa
Kondisi yang memburuk terjadi pada
pertumbuhan NIM antara sebelum dan
tahun 2012. Terjadi kerugian sebesar Rp
sesudah akuisisi mengalami stagnasi atau
39.000.000. diperparah lagi dengan naiknya
belum membukukan pertumbuhan yang
persentase BOPO menjadi 111,98%. Hal ini
berarti malah yang ada penurunan sedikit
menunjukkan
beban
dikarenakan tingginya beban.
dibandingkan
dengan
pendapatan
dari
perusahaan.
Memang
pada
meningkatkan pendapatan pada bisnis yang
tahun ini, dilakukan perbaikan terhadap
lain selain kredit, seperti layanan fee based
semua aspek menyusul dari kegiatan akuisisi
income. Fee based income adalah layanan
yang dilakukan bank pada tahun 2011
transaksi berbayar yang dikenakan kepada
memaksa Bank untuk melakukan beberapa
konsumen. Buat sebuah layanan yang kreatif
pembenahan
untuk
yang pada akhirnya didapatkan pendapatan
menyesuaikan dengan perubahan ukuran
dari layanan tersebut. Aktiva yang tidak
permodalan bank yang diharapkan dapat
terpakai
merubah
membiayai fasilitas dari layanan fee based
operasional
di
kegiatan
yang
segala
bisnis
tinggi
bidang
yang
lebih
kompleks lagi.
lebih
baik
Bank
digunakan
XYZ
untuk
income ini. Karena pada zaman sekarang ini,
Jika dapat kita lihat berdasarkan
pencapaian
Seharusnya
dan
menggeliat. Contohnya Danamon saja yang
analisa
sudah menargetkan 30% pendapatannya
kemampuan pendapatan bunga bank mampu
untuk fee based income dan berkomitmen
sesudah
NIM
antara
akuisisi,
dapat
sebelum
pertumbuhan fee based income sedang
kita
untuk
menambah
infrastruktur
layanan
produk yang berbayar ini.
dari rasio rentabilitas-nya, bank kurang bisa
menyerap aktiva tersebut menjadi laba yang
Dan keadaan rentabilitas pada tahun
diharapkan. Dapat disimpulkan bahwa dana
2012 ini diperparah oleh dana yang masih
yang masuk terlalu besar namun bank masih
banyak digunakan untuk menaikkan kualitas
belum
citra bank. Dengan berkembangnya modal
menjadi keuntungan. Namun hal ini dapat
bank, otomatis baik citra maupun kualitas
dimaklumi
harus ditingkatkan. Untuk meningkatkan
transisi menuju bank yang lebih besar
citra antara lain yang dilakuan adalah
dengan masuknya modal tersebut.
memindahkan kantor ke tempat yang lebih
bisa
mengubah
karena
Faktor
aktiva
masih
rentabilitas
tersebut
dalam
masa
sebelum
dan
strategis menjadi ke daerah Sudirman dari
sesudah akuisisi adalah stagnan berada pada
dulunya yang berada di daerah Hayam
peringkat (3). Tingginya beban menghalangi
Wuruk, tempat yang kurang representatif
pendapatan bank pada tahun 2012. Namun
bagi
untuk
rentabilitas sudah dapat memberikan tren
memindahkan dan biaya operasional kantor
pertumbuhan yang baik. Diharapkan setelah
ini lah yang membuat beban membengkak.
selesainya
Lalu untuk meningkatkan kualitas SDM,
rentabilitas perusahaan dapat kembali baik
Bank XYZ mengikutkan para pegawainya
sesuai dengan yang diharapkan oleh para
untuk mengikuti berbagai macam pelatihan
stakeholders.
sebuah
bank.
Namun
pengeluaran
beban
ini,
untuk meningkatkan skill. Pelatihan tersebut
antara lain adalah pelatihan manajemen
4.
Permodalan
risiko, pelatihan perbankan, dan lain-lain.
Dari data yang diungkapkan diatas
secara umum dapat dikatakan bahwa tidak
ada
perbaikan
yang
signifikan
dari
masuknya modal ke dalam Bank. angka
pencapaian target yang tertuang di dalam
Rencana Bisnis Bank tidak ada yang angka
Bank
XYZ
tidak
mengalami
Dengan
peringkat yang berarti yaitu stagnan di
masuknya dana ini, kurang membawa
peringkat 2 namun menjadi peringkat 1
ekfektivitas bagi bank karena jika dilihat
setelah masuknya dana dari akuisisi. lalu
pencapaiannya
diatas
50%.
turun kembali menjadi 2. Secara umum,
kecukupan
Bank XYZ memiliki tingkat permodalan
memadai
yang sangat memadai di atas persyaratan
risikonya, yang disertai dengan pengelolaan
minimum,
mampu
permodalan yang sangat kuat sesuai dengan
mengantisipasi seluruh risiko yang dihadapi,
karakteristik, skala usaha, dan kompleksitas
dan mendukung ekspansi usaha bank ke
usaha dari bank.
dan
sangat
depan. Kualitas komponen permodalan pada
umumnya sangat baik, permanen, dapat
menyerap
kerugian.
Bank
XYZ
telah
melakukan stress test dengan hasil yang
dapat menutup seluruh risiko yang dihadapi
dengan sangat memadai;
Bank
dan
relative
yang
sangat
terhadap
profil
Secara umum kinerja dan kondisi
permodalan Bank XYZ memiliki kualitas
dan kecukupan permodalan yang memadai
relative terhadap profil risikonya, yang
disertai dengan pengelolaan permodalan
yang kuat sesesuai dengan karakteristik,
Jika berebicara masalah pengelolaan
permodalan,
permodalan
XYZ
memiliki
skala usaha, dan kompleksitas usaha dari
bank.
hal
ini
terlihat
yang
rata-rata
manajemen permodalan yang sangat baik.
kecukupan CAR diatas ketentuan BI yaitu
Bank
sebesar 8% dari tahun 2009-2012. Pada
XYZ
permodalan
memiliki
yang
akses
sangat
sumber
baik
atau
masa ini pertumbuhan bank berada pada
dukungan dari grup usaha atau perusahaan
pertumbuhan yang stagnan. Oleh karena itu
induk dalam hal ini adalah Bank ABC,
manajemen berpikir untuk menambah modal
secara eksplisit.
bank
Berdasar data yang dirangkum di
tabel diatas, selama 4 tahun (sebelum dan
sesudah akuisisi), Bank XYZ stagnan pada
peringkat 2. Hanya saja pada saat akuisisi
dilakukan yaitu pada tahun 2011, peringkat
permodalan menjadi 1. Hal ini dikarenakan
modal
yang
didapat
dari
penjualan
untuk
mengembangkan
usahanya
menjadi lebih besar lagi. Salah satu langkah
untuk mendapatkan modal adalah dengan
menjual saham kembal. Oleh karena itu
pada tahun 2011 dilakukan penjualan saham
kembali
dengan
Hak
Memesan
Efek
Terlebih Dahulu (HMETD) dengan pembeli
siaga yaitu Bank ABC.
penerbitan saham baru masuk dan menjadi
Penjualan saham tersebut mengubah
modal bank. secara garis besar, menurut
anggaran dasar menjadi Bank ABC menjadi
Bank Indonesia, bank memiliki kualitas dan
pemegang
saham
mayoritas
dengan
persentase saham sebanyak 82,41% dengan
saham kembali belum digunakan secara
modal yang ditambah ke dalam perusahaan
maksimal untuk kegiatan usaha menambah
sebanyak Rp. 733.815.942.000,00. Modal
modal. Pada tahun ini dapat disimpulkan
ini digunakan untuk melakukan ekspansi
bank belum dapat maksimal mengusahakan
usaha,
diantaranya
menambah
karyawan
adalah
dengan
modalnya untuk melakukan kegiatan bisnis
berikut
dengan
karena dana yang menganggur masih teralu
pelatihan karyawan yang lama untuk dapat
banyak.
mampu bersaing persaingan bisnis yang
menginvestasikan modalnya untuk kegiatan
semakin ketat, untuk memperbaiki layanan
bisnis yang lebih berisiko lagi.
perusahaan,
untuk
memperbaiki
citra
perusahaan dan yang terakhir adalah untuk
menambah modal perusahaan.
Seharusnya
Bank
XYZ
Satu tahun kemudian yaitu pada
tahun
2012,
Bank
XYZ
mengalami
penurunan peringkat permodalan menjadi
Pada saat sebelum akuisisi yaitu
27,73. Hal ini dikarenakan beberapa hal.
periode 2009 dan 2010, persentase CAR
Diantaranya adalah dana sudah digunakan
berada pada tingkat yang cukup aman yaitu
untuk penyaluran kredit. Kemudian dananya
masih berada diatas batas minimal yang
digunakan untuk menutup kerugian tahun
ditetapkan oleh BI yaitu 8% sedangkan yaitu
yang berjalan. Peringkat seperti ini masih
berada pada tingkat 12,56% dan 10,72%
terlalu aman untuk meredam gagal bayar
berturut-turut. Pertumbuhan CAR pada saat
namun masih terlalu aman jika berbicara
sebelum akuisisi juga cenderung stabil. Jika
masalah bisnis. Masih terlalu banyak dana
dilihat dari persentase CAR yang dimiliki
yang menganggur tidak digunakan untuk
oleh bank, bank dapat meredam segala
penyaluran kredit. Oleh karena itu, Bank
risiko yang mungkin muncul berkaitan
XYZ harus menggenjot pengeluaran bisnis
dengan likuiditas.
ke yang lebih berisiko agar pendapatan lebih
Lalu masuk pada periode setelah
akuisisi yaitu pada tahun 2011 persentase
banyak lagi. 6
Secara
garis
besar,
dapat
CAR berada pada titik yang sangat aman
disimpulkan bahwa secara umum kondisi
untuk
yaitu mencapai
permodalan Bank XYZ pada masa sebelum
43,71%. Hal ini dikarenakan modal yang
dan sesudah akuisisi adalah memiliki tingkat
didapat dari akuisisi yang melalui penerbitan
permodalan yang memadai relative terhadap
meredam
krisis
profil
risikonya,
dengan
Namun jika dilihat secara permodalan, bank
pengelolaan permodalan yang kuat sesuai
mengalami kenaikan yang cukup signifikan.
dengan karakteristik, skala usaha, dan
Dengan
kompleksitasi usaha dari bank.
diharapkan bank dapat meredam krisis yang
Jika
yang
dilihat
disertai
dari
kecukupan
permodalan secara umum dapat dikatakan
bahwa bank memiliki tingkat permodalan di
atas
persyaratan
minimum
dan
dapat
mengcover seluruh risiko yang dihadapi.
Kualitas setiap komponen permodalan pada
umumnya baik , permanen dan dapat
naiknya
jumlah
permodalan,
mungkin saja dapat terjadi, dan diharapkan
pula bank dapat menggunakan modal ini
untuk mengembangkan usahanya menjadi
lebih besar lagi.
KESIMPULAN & SARAN
Kesimpulan
menyerap kerugian dengan baik. Bank telah
Berdasarkan hasil perhitungan kesehatan
melakukan stress test dengan hasil yang
bank dengan menggunakan metode risk
dapat menutup seluruh risiko yang dihadapi
based pada bank XYZ pada periode sebelum
dengan sangat memadai.
dan sesudah akuisisi yaitu pada tahun 2009-
Jika dilihat berdasarkan pengelolaan
modal,
Bank
memiliki
manajemen
2012,
diperoleh
beberapa
kesimpulan
sebagai berikut:
untuk
1. Metode risk based adalah metode
mendapat dukungan modal cukup baik,
dalam penghitungan kesehatan bank
karena pemegang saham mayoritas adalah
menggantikan metode penghitungan
Bank ABC. Bank ABC dikenal sebagai bank
yang lama yaitu CAMELS.
permodalan
yang
baik.
Akses
yang cukup besar dan mempunyai jaringan
2. Untuk aspek profil risiko, rata-rata
bisnis hampir di seluruh asia dan eropa.
tidak terjadi perubahan peringkat.
Krisis dapat diredam dengan baik oleh Bank
Kondisi ini dikarenakan integrasi
ABC jika terjadi kekurangan modal dialami
system yang masih berjalan paska
oleh Bank XYZ.
akuisisi
Selama 4 tahun periode (sebelum
dan sesudah akuisisi) dari permodalan dapat
dikatakan
mengalami
secara
rating,
peningkatan
bank
yang
tidak
berarti.
perusahaan
yang
masih
menyebabkan
sibuk
dalam
proses ini. Namun risiko likuiditas
dan reputasi mengalami kenaikan
akibat
akuisisi
dikarenakan
pertambahan modal dan pemasaran
membiayai semua perbaikan untuk
perubahan
XYZ
menunjang proses akuisisi seperti
menjadi yang menyebabkan reputasi
pemindahan gedung, penambahan
semakin baik.
dan pendidikan karyawan.
merek
Bank
3. Untuk aspek GCG Bank XYZ, tidak
5. Permodalan Bank XYZ mengalami
mengalami perbaikan kinerja yang
perbaikan peringkat. Bank semakin
berarti paska akuisisi.
memadai untuk menahan risiko yang
4. Untuk rentabilitas Bank XYZ, tidak
mungkin akan muncul. Hal ini
terjadi perbaikan peringkat. Hal ini
dikarenakan masuknya modal dari
dikarenakan masih tingginya beban
proses akuisisi.
yang dialami oleh bank XYZ untuk
SARAN
hasilnya tidak didapat 1-2 tahun
Berdasarkan
dengan
kesimpulan
tujuan
memberikan
diatas,
penelitian,
saran-saran
sesuai
penulis
yang
dapat
dijadikan bahan pertimbangan, diantaranya:
1. Bagi Perusahaan
Berdasarkan kondisi yang ada, Bank
XYZ
harus
operasional
menekan
untuk
beban
menambah
keuntungan. Dan mengembangkan
bisnis ke yang lebih kompleks dan
inovatif
untuk
menambah
keuntungan.
2. Bagi peneliti selanjutnya
Bagi peneliti selanjutnya yang akan
melakukan penelitian dengan topik
setelahnya, namun bisa 4-5 tahun
baru dirasakan efeknya.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Ifham Sholihin, 2010. Buku Pintar
Ekonomi Syariah. Gramedia Pustaka
Utama. Jakarta
Arikunto. Suharsimi, 2002. Manajemen
Penelitian. Rineka Cipta. Jakarta.
Bobby Nugroho. 2011, “Perbandingan
Kinerja Keuangan Sebelum dan
Sesudah Akuisisi Pada Bank Century
Tbk”.Skripsi sarjana Tak Diterbitkan,
STIE Perbanas Surabaya.
Budianto, Agus 2004. Merger Bank Di
Indonesia (Beserta Akibat – akibat
Hukumnya), Ghalia Indonesia,
Bogor
senada dengan penelitian ini, peneliti
dapat menambah waktu penelitian
karena akuisisi adalah langkah yang
Candy Palembang.2007. “Perbandingan
Kinerja Keuangan Bank NISP dan
Bank UOB Buana Sebelum dan
Sesudah Akuisisi”. Skripsi Sarjana
tidak diterbitkan, Fakultas Ekonomi
Universitas Sriwijaya
Dendawijaya, Lukman, 2005. Manajemen
Perbankan. Edisi Kedua. Cetakan
Kedua, Ghalia Indonesia, Jakarta
Kasmir. 2008. Manajemen Perbankan. Edisi
1, Cetakan ke-3, PT. Raja Grafindo
Persana, Jakarta
Moin, Abdul, 2003, Merger, Akuisisi &
Divestasi, Edisi kedua, Cetakan
Kedua, EKONISIA, Yogyakarta.
Nanik Maryaningrum. 2005. “ Analisis
Kinerja Keuangan Bank Danamon
sebelum dan sesudah
diakuisisi.Variabel penelitian ini
berupa rasio likuiditas (Quick ratio,
Banking ratio dan Asset to loan
ratio), rasio solvabilitas (Primary
ratio dan Deposit risk ratio) dan
profitabilitas (Gross profit marjin,
net profit marjin, retrun on equity
capital dan ratio leverage
multiplier)”. Skripsi Sarjana tidak
diterbitkan, STIE Perbanas Jakarta.
Nazir, Moch. (2003), Metode Penelitian,
Salemba Empat, Jakarta, 63.
Peraturan Bank Indonesia No.
13/1/PBI/2011
Peraturan Bank Indonesia No.6/0/PBI/2004.
Peraturan Pemerintah Indonesia No. 27
tahun 1998 tentang perbankan
Peraturan Pemerintah Indonesia No. 28
tahun 1999 tentang perbankan
Sawir, Agnes, 2001. Analisis Kinerja
Keuangan & Perencanaan Keuangan
Perusahaan. Gramedia Pustaka
Utama. Jakarta.
Siamat, Dahlan, 2004. Manajemen Lembaga
Keuangan, Edisi Keempat, Lembaga
Penerbit Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia, Jakarta
Surat Edaran Bank Indonesia NO.
13/24/DPNP Tanggal 25
Oktober 2011
Surat Keputusan Direksi Bank Indonesia
Nomor 32/51/KEP/DIR 1999
Tahun 1999
Susilo, Y. Sri, dkk. 2000. Bank dan
Lembaga Keuangan Lain.
Salemba Empat, Jakarta
Totok, Budi Santoso dan Sigit Triandaru.
2006. Bank dan Lembaga
Keuangan Lain. Edisi 2.
Salemba Empat, Jakarta
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
7 Tahun 1992
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor
10 Tahun 1998
Download