jurusan manajemen keuangan fakultas ekonomi

advertisement
LEMBAR PENGESAHAN
ANALISIS PENGARUH IHSG, SBI, INFLASI DAN NILAI
TUKAR RUPUAH TERHADAP KINERJA REKSA DANA
SAHAM
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Untuk
Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Oleh:
Muhamad Mashari
NIM: 105081002436
Di Bawah Bimbingan
‘
Pembimbing I
Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM
NIP: 150317955
Pembimbing II
Indo Yama Nasarudin, SE. MAB
NIP: 150317593
JURUSAN MANAJEMEN KEUANGAN
FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1430H/2009M
Hari ini Selasa Tanggal Tiga Puluh Juni Tahun Dua Ribu Sembilan
telah dilakukan Ujian Skripsi atas nama Muhamad Mashari NIM:
105081002436 dengan judul skripsi “ANALISIS PENGARUH IHSG,
SBI, INFLASI DAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP
KINERJA REKSA DANA SAHAM PERIODE JANUARI 2005DESEMBER 2007”. Memperhatikan kemampuan mahasiswa tersebut
selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi
pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 30 Juni 2009
Tim Penguji Ujian Skripsi
Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM
MAB
Ketua
Indo Yama Nasarudin, SE.,
Skretaris
Prof. Dr. Abdul Hamid, MS
Penguji Ahli
Hari ini Selasa Tanggal Enam Belas Juni Tahun Dua Ribu Sembilan
telah dilakukan Ujian Komprehensif atas nama Muhamad Mashari
NIM: 105081002436 dengan judul skripsi “ANALISIS PENGARUH
IHSG, SBI, INFLASI DAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP
KINERJA REKSA DANA SAHAM PERIODE JANUARI 2005DESEMBER 2007”. Memperhatikan kemampuan mahasiswa tersebut
selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi
pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 16 Juni 2009
Tim Penguji Ujian Komprehensif
Indo Yama Nasarudin, SE., MAB
Ketua
M. Arief Mufraini, Lc., M.Si
Skretaris
Prof. Dr. Abdul Hamid, MS
Penguji Ahli
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama Lengkap
Tempat Tanggal Lahir
1985
Agama
Alamt
: Muhamad Mashari
: Kab. Semarang 11 September
: Islam
: Jl. Sultan Agung No 08 Rt
02/10 Kelurahan Blotongan
Kecamatan Sidorejo Salatiga
57015
Telepon : 021 99978913 atau 085691789995
Pendidikan:
 SD Negeri Blotongan 03 Salatiga (1992-1998)
 SLTP Negeri 02 Tuntang Kab. Semarang (1998-2001)
 SMU Negeri 03 Salatiga (2001-2004)
 Jurusan Manajemen Keuangan Fakultas Ekonomi dan Ilmu
Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
(2005-2009)
ABSTRACT
This research attempts to analyze the influence of composite
index, risk free interest, inflation, and rupiah exchange rate toward the
performance of stock fund. The research uses weekly net asset value
data of the stock funds that listed in Indonesian Stock Exchange, IHSG
monthly data sample, BI rate monthly data sample, inflation rate and
rupiah exchange rate from Indonesian Bank monthly statement.
By using purposive sampling method from 34 stock fund that
listed in Indonesian Stock Exchange, 12 active stock fund has been
chosen and It has been listing during the research period. This reaserch
is using path analyze, in which dependent variable is represented by
stock funds and independent variable are represented by composite
index, risk free interest, inflation, and rupiah exchange rate with 10%
signification level.
The research results shows that that variable of composite
index and risk-free interest relate significantly to stock funds
performance. Risk-free interest becomes the most significant variable
that relate to the performance of stock fund. Meanwhile, the inflation
variable does not take an effect to the dependent variable.
Keyword: performance of stock fund, risk, composite index, risk-free
interest, inflation, rupiah exchange rate.
ABSTRAKSI
Tujuan peneliian ini adalah menganalisis pengaruh Indeks
Harga Saham Ganungan (IHSG), Suku Bunga Bebas Risiko (SBI),
Inflasi, dan Nilai Tukar Rupiah Terhadap Kinerja Reksa Dana Saham.
Penelitian ini menggunakan data Nilai Aktiva Bersih (NAB) mingguan
reksa dana saham yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia,serta data
bulanan IHSG dari BEI,data bulanan SBI, Inflasi dan Nilai Tukar
Rupiah yang diperoleh dari laporan bulanan Bank Indonesia.
Dengan menggunakan purposive sampling, dari 34 reksa dana
saham yang terdaftar di BEI, terpilih 12 reksa dana saham masih aktif
dan selalu ada selama tahun penelitian untuk dianalisis sebagai sampel.
Uji statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis Jalur
dimana kinerja reksa dana saham sebagai variabel dependen dan
variabel IHSG, SBI, Inflasi serta Nilai Tukar Rupiah menjadi variabel
independen dengan level signifikansi 10%.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel IHSG dan
SBI berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja reksa dana saham,
SBI menjadi variabel paling domonan mempengaruhi kinerja reksa
dana saham sedangkan variabel inflasi. Sedangkan variabel nilai tukar
rupiah tidak berpengaruh.
Kata kunci: kinerja reksa dana saham, risiko, IHSG, SBI, Inflasi, dan
nilai tukar rupiah.
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan semesta alam. Yang maha
pengasih lagi penyayang. Yang menguasai hari pembalasan. Hanya
Allah yang kami sembah dan hanya kepada Allah kami memohon
pertolongan. Tunjukkan kami jalan yang lurus, yaitu jalan yang
Engkau anugerahkan nikmat kepada mereka, bukan jalan mereka yang
Engkau murkai dan bukan pula jalan mereka yang sesat.
Dengan segala kerendahan hati penulis menyadari bahwa
skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, karena pengetahuan dan
kemampuan yang penulis miliki sangat terbata, oleh karena itu penulis
mengaharapkan saran dan kritik serta tanggapan dari semua pihak
demi penyempurnaan skripsi ini. Tentu saja ucapan terima kasih yang
tak terhingga penulis sampaikan kepada orang-orang yang ambil
bagian dalam terlaksananya skripsi ini, semoga mereka selalu dalam
lindungan-Nya.
 Kedua orang tua tercinta, ayahanda Khadhik serta Ibunda
Samiyah yang telah memberikan dukungan dan do’a tak pernah
sedikitpun terlupakan dan sangat besar bagi penulis, baik
dukungan materil maupun dukungan moril sehingga penulisan
skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
 Bapak Prof. Dr. Ahmad Rodoni ,MM selaku selaku dosen
pembimbing I yang selalu memberikan teladan dan bimbingan
dalam penyelesaian skripsi ini. Setiap kali penulis melihatnya
selalu ada motivasi yang terpancar.
 Bapak Indo Yama Nassarudin SE.,MAB selaku ketua jurusan
manajemen dan sebagai dosen pembimbing II yang sudah
banyak meluangkan waktunya buat penulis untuk konsultasi.
Kritikan dan saran beliau sangat bermanfaat.
 Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid MS, selaku Dekan Fakultas
Ekonomi dan Ilmu Sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
 Kepada segenap keluarga, khususnya Pakde Machali beserta
keluarga, Maskin beserta keluarga, Massan beserta keluarga,
adik-adikku, kakek dan nenek, yang telah memberikan
semangat dan dorongan kepada penulis untuk selalu maju.
 Teman-temanku angkatan 2005 jurusan manajemen keuangan,
perbankan dan pemasaran, khusus buat anak-anak manajemen
A 2005 yang tidak bisa saya sebutkan semua namun tanpa
mengurangi rasa cinta saya ke kalian semua.
 Spesial untuk my special girl
Diah Nurhayati yang selalu
cerewet memotivasi serta tak henti-hentinya mendoakan
penulis terselesaikannya skripsi ini.
Semoga atas segala bantuan serta budi baik mereka selama ini
mendapatkan balasan yang setimpal dari ALLAH SWT. Mudahmudahan skripsinya ini sedikit banyak dapat memberikan sumbangan
pikiran dan saran dalam lingkungan akademisi.
Jakarta, Juni 2009
Penulis
Muhamad Mashari
DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan
Lembar Ujian Komprehensif
Lembar Ujian Skripsi
Daftar Riwayat Hidup …………………….…….…….......……...……i
Abstract ………………………………………………...……..………ii
Abstrak …………………………………….…………..……..………iii
Kata Pengantar………………………………..……………………....iv
Daftar Isi ……………………………….………………...……...….. vi
Daftar Tabel …………………………………..………………………x
Daftar Gambar ………………………………….……………………xi
Daftar Lampiran …………………………………..…………………xii
BAB I Pendahuluan ………………..…….………..…….…………... 1
A. Latar Belakang ………………….………….………............... 1
B. Perumusan Masalah ………………………….……………….7
C. Tujuan dan Manfaat Penulisan Skripsi ………….…..……..…8
1. Tujuan Penelitian ………….…….....……….………...8
2. Manfaat Penelitian ………….…….....…………….….8
BAB II Tinjauan Pustaka …………………………...….......………..10
A. Investasi ………………….……...………..………..………. 10
1. Pengertian Investasi …………….…..………………..11
2. Jenis-Jenis Investasi ………………..………………..11
3. Tujuan Investasi ……………..……………..…….… 13
B. Pengertian Tingkat Return dan Risiko …..………..……...….13
1. Rate of Return and Expected Return Investasi …...….13
2. Rate of Return dan Expected Rate of Portofolio …....16
3. Resiko Investasi dan Resiko Portofolio ……………..17
C. PENGERTIAN IHSG, SBI, Inflasi dan Nilai Tukar
Rupiah……....……………………………………………..... 23
1. Indeks Harga Saham Gabungan ………...…..…..….. 23
2. Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) …….... 27
3. Nilai Tukar ................................................................. 27
4. Inflasi …………………………….…………....……..28
D. Reksa Dana …………………………………….……............30
1. Pengertian Reksa Dana …………………….………..30
2. Manfaat Investasi di Reksa Dana ……….………...…32
3. Resiko Investasi di Reksa Dana ………….……….....33
a. Resiko Penurunan Nilai Saham ………….…..33
b. Resiko Penurunan Nilai Efek Hutang ……....35
c. Resiko Penurunan Nilai Efek PAsar Uang ...35
d. Resiko Berkurangnya NAB/Unit
…………………..……36
E. Bentuj, Sifat, dan Jenis Reksa Dana
………….…..…..……………….. 37
1. Bentuk Reksa Dana
……………………………………..……… 37
a. Reksa Dana Berbentuk Perseroan
…………….….…..… 37
b. Reksa Dana Berbentuk KIK
………………….…....…… 38
2. Sifat Reksa Dana
………………………………………….……. 38
a. Reksa Dana Tertutup
…………………………….……... 38
b. Reksa Dana Terbuka
…………………………………… 39
3. Jenis Reksa Dana
……………………………………....………. 40
a. Reksa Dana Pasar Uang
…………………………..……. 40
b. Reksa Dana Pendapatan Tetap
………………….……… 40
c. Reksa Dana Saham
........................................................... 41
d. Reksa Dana Campuran
…………………..………...….... 41
F. Mengukur Kinerja Reksa Dana
…………………………….....................41
G. Penelitian Terdahulu
…………………..……..………….…....................45
H. Kerangka
Pemikiran……………….…………………………..................4
9
BAB III Metode Penelitian
…………………………………….………………..55
A. Ruang Lingkup Penelitian
………………………..…...…………………55
B. Metode Penentuan Sampel
………….………..…………….……………55
C. Metode Pengumpilan Data
……….……………….………….....……… 57
D. Metode Analisis
…………………………………………...……....……. 58
E. Operasional Variabel Penelitian
……..........................…………………. 63
BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan
………….………………………65
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian
…………….………...…65
1. Gambaran Umum Reksa Dana
…………………….……….…....65
B. Analisis dan Pembahasan
…………………………………….…..….70
1. Analisa Kinerja Reksa Dana
………………………………...70
2. Return dan Standar Deviasi Reksa Dana
……………..….….72
3. Differential Return With Risk is Measured by
Standar Deviation
……………………………………………..…….74
4. Deskriptif Variabel
…………………………………………76
5. Pengujian Statistik
……………………………………….....79
a. Pengujian koefisien Determinan
…………………...79
b. Pengaruh Variabel IHSG, SBI, Inflasi dan
Nilai Tukar Rupiah Terhadap Kinerja Reksa
Dana ( Uji F
)…………………………………….….79
c. Pengaruh Variabel IHSG, SBI, Inflasi dan
Nilai Tukar Rupiah Terhadap Kinerja
Reksa Dana Saham secara Parsial( Uji T )
…..……...80
d. Pengujian Koefisien Analisis Jalur
……………….....82
BAB V Kesimpulan dan Implikasi
……………...……………………..90
A. Kesimpulan
………………………………………...………………...90
B. Implikasi
……………..........................................................................9
1
DAFTAR PUSTAKA ………………….………...…………
DAFTAR TABEL
Tabel
2.3
3.1
4.1
4.2
4.3
4.4
Keterangan
Perbandingan kinerja mutual fund dengan portofolio
Operational variabel penelitian
Data statistik perkembangan reksa dana
Daftar reksa dana selama tiga tahun
Hasil return dan standar deviasi
Daftar kinerja reksa dana berdasarkan differential return
with risk ib measured by standar deviation
4.5 Nilai rata-rata kinerja IHSG, SBI, Inflasi dan Nilai Tukar
Rupiah 2005-2007
4.6 Model summary
4.7 Uji F
4.8 Uji T
4.9 Pengaruh langsung antara variabel independen terhadap
variabel dependen
4.10 Hasil gambaran sebelum trimming
4.11 Coevicients
4.12 Hasil gambaran setelah trimming
4.13 Pengaruh langsung
4.14 Pengaruh tidak langsung
DAFTAR GAMBAR
Halaman
46
64
69
71
73
75
76
79
80
82
83
86
86
87
88
88
Gambar
2.0
2.1
4.1
4.2
Keterangan
Penentuan Differential Return with Risk is Measured by Standard Deviation
Kerangka pemikiran
Koefisien Analisis Jalur
Analisis jalur setelah trimming
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
44
52
82
87
Lampiran
Keterangan
1
Return dan standar deviasi reksa dana saham sebagai penelitian
2
IHSG, SBI, Inflasi dan Kurs Januari 2005-Desember 2007
3
Daftar reksa dana berdasarkan differential return with risk by standar
deviation yang terpilih untuk penelitian
4
Daftar kinerja reksa dana saham dengan menggunakan diffrential
return with risk standar deviation Januari 2005-Desember 2007
5
Hasil SPSS sebelum trimming
6
Hasil SPSS setelah trimming
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Halaman
95
96
97
98
101
105
Reksa dana di Indonesia sudah pada usia sepuluh tahun,
Tendelilin Eduardus (2001:5) mengemukakan bahwa menurut undangundang Pasar Modal Pasal 1 ayat (27) reksa dana (Investment Fund
atau Mutual Fund) dapat diartikan sebagai suatu wadah yang
dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk
selanjutnya di investasikan dalam portofolio efek oleh manajer
investasi. Yang dimaksud pertofolio efek adalah kumpulan (kombinasi
surat berharga atau efek yang dikelola, sedangkan manajer investasi
adalah pihak yang kegiatan usahanya mengelola pertofolio efek
tersebut.
Menurut Suad Husnan (2005:25) keberadaan reksa dana sendiri
sebenarnya telah dimulai sejak diaktifkannya kembali pasar modal
Indonesia, tepatnya sejak tanggal 10 Agustus 1997, meskipun pada
saat itu belum lahir peraturan khusus mengenai reksa dana. Baru
kemudian pada tahun 1990 pemerintah mengeluarkan SK Menteri
Keuangan Nomer 1548 yang intinya mengizinkan pelaku pasar modal
untuk menerbitkan Reksa Dana walaupun masih terbatas bagi reksa
dana berbentuk perseorangan yang bersifat tertutup (closed-end fund).
Kondisi tersebut kurang mendapat sambutan dari manajer investasi
untuk membentuk reksa dana.
Menurut Jogiyanto (2008:12) ada empat jenis reksa dana yang
tersedia saat ini, yaitu Reksa Dana Pasar Uang, Reksa Dana
Pendapatan Tetap, Reksa Dana Saham, dan Reksa dana Campuran.
Reksa dana pasar uang banyak mengalokasikan investasi pada
produk-produk jangka waktu pendek kurang dari 1 tahun atau yang
sering disebut produk pasar uang seperti Sertifikat Bank Indonesia,
deposito berjangka, obligasi yang berjangka waktu kurang dari 1 (satu)
tahun.
Menurut Jogiyanto (2008:14) reksa dana pandapatan tetap pada
umumnya menginvestasikan sebagian besar dananya di obligasi
pemerintah. Tidak seperti reksa dana pasar uang, obligasi yang
diinvestasikan berjangka waktu lebih dari 1 tahun. Reksa dana seperti
ini memiliki potensi tingkat pengembalian yang lebih tinggi
dibandingkan dengan reksa dana pasar uang.
Reksa dana saham resikonya lebih tinggi dibandingkan
dibandingkan dua jenis reksa dana sebelumnya, namun reksa dana ini
menghasilkan pengembalian yang tinggi. Tingginya resiko tersebut
karena sifat harga harga saham yang berfluktuasi. Tapi sebaliknya
dalam
jangka
panjang
tingkat
pengembaliannya
dibandingkan dengan reksa dana yang lainnya.
lebih
tinggi
Menurut Bapepam (1997:10) reksa dana campuran melakukan
investasi dalam efek bersifat ekuitas dan efek bersifat hutang yang
perbandingannya tidak termasuk reksa dana pendapatan tetap dan
saham .
Bapepam (1997:26) menyatakan bahwa fluktuasi NAB sangat
dipengaruhi oleh jenis reksa dana itu sendiri. Reksa dana saham
tentunya dapat lebih berfluktuasi dibandingkan reksa dana obligasi
atau jenis lainnya karena sebagian besar portofolionya diinvestasikan
pada saham yang sifatnya fluktuatif
Menurut Bapepam (1997:5) sama halnya dengan sarana
investasi lainnya, Reksa dana saham selain menghasilkan tingkat
keuntungan tertentu (return) juga mengandung unsur risiko (risk) yang
patut diperhitungkan. Hanya bedanya, resiko yang terkandung dapat
diperkecil (dikurangi) karena investasi tersebut didiversifikasi atau
disebar dalam bentuk portofolio yang menjadi ciri utama reksa dana.
Menurut Bapepem (1997:14) setiap jenis reksa dana selalu
mengandung risiko investasi walaupaun besarnya berbeda-beda.
Semakin tinggi hasil pengembalian (return) yang diharapkan maka
makin tinggi pula risikonya.
Ada empat faktor yang diduga mempengaruhi kinerja reksa
dana saham yaitu Inflasi, Suku Bunga Bebas Risiko Bank IndonesiaI,
Indeks Harga Saham Gabungan dan Nilai Tukar Rupiah.
Tjiptono Darmadji dan Hendy M. Fakhrudin (2001:95) indeks
harga saham merupakan indikator utama yang menggambarkan
pergerakan harga saham. Indeks harga saham tidak ubahnya seperti
sebuah barometer ataupun thermometer yang di rumah kita. Fungsinya
sangat penting karena dapat memberikan ukuran yang dapat membantu
kita melihat situasi bagaimanakah saat ini yang terjadi. Indeks harga
saham menjadi barometer kesehatan pasar modal yang dapat
menggambarkan kondisi bursa efek yang terjadi. Menurut Eric E. Haas
(2004:131) salah satu instrumen moneter yang dapat mempengaruhi
atau memotivasi masyarakat maupun pengusaha untuk menabung dan
melakukan investasi adalah suku bunga. Endri (2002:74) kas atau
sering disebut dengan kurs adalah jumlah atau harga uang domestik
dari mata uang luar negeri (asing). Kurs ini dipertahankan sama di
semua pasar melalui arbritase. Arbritase valuta asing adalah
pembelian mata uang asing bila harganya rendah dan menjualnya
bilamana harganya tinggi. Menurut Sadono Sukirno (2002:15) Inflasi
didefinisikan sebagai suatu proses kenaikan harga-harga yang berlaku
dalam suatu perekonomian.
Keempat faktor tersebut secara teoritis sangat berkaitan dengan
kinerja portofolio reksa dana saham sehingga diharapkan bisa menjadi
indikator kuat bagi investor dalam mengetahui tingkat kinerja dari
masing-masing portofolio reksa dana.
Melihat keempat faktor tersebut antara IHSG, SBI, Inflasi dan
Nilai Tukar Rupiah yang berkaitan terhadap kinerja fortopolio reksa
dana maka penulis ingin melakukan penelitian lebih lanjut untuk
mengetahui keeratan hubungan tersebut melalui penelitian ini dengan
judul Analisis Pengaruh IHSG, SBI, Inflasi dan Nilai Tukar Rupiah
Terhadap Kinerja Reksa Dana Saham (2005-2007).
Dalam penelitian ini sangat penting bagi pihak-pihak yang
ingin tahu lebih dalam tentang reksa dana, selain itu yang paling
penting adalah dengan penelitian ini dapat diketahui faktor –faktor
yang mempengaruhi kinerja reksa dana saham secara signifikan.
Selain itu, penelitian ini juga dapat dijadikan gambaran bagi
investor kemana mereka ingin menanamkan investasinya, di pasar
uang atau di pasar modal dengan melihat variabel-variabel independen
sebagai varabel yang mempengaruhi kinerja reksa dana saham.
Peneliti mengidentifikasi beberapa masalah yang ada pada
penelitian ini sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi tingkat hasil dan resiko reksa dana
saham pada periode Januari 2005 sampai Desember
2007.
2. Mengidentifikasi pengaruh IHSG, SBI, Investasi dan
nilai tukar rupiah terhadap kinerja reksa dana saham
pada periode Januari 2005 sampai Desember 2007.
3. Mengidentifikasi kinerja reksa dana saham pada
periode Januari 2005 sampai Desember 2007.
Jenis reksa dana terdiri dari reksa dana pendapatan tetap, reksa
dana pasar uang, reksa dana campuran dan rekasa dana saham. Namun
dalam penulisan ini, penulis melakukan penelitian pada reksa dana
saham karena tingkat resiko dan return pada reksa dana saham lebih
tinggi dibandingkan dengan tingkat resiko jenis reksa dana lainnya,
maka penulis membatasi masalah penulisan ini sebagai berikut:
1. Tingkat hasil (return) reksa dana saham pada periode
Januari 2005- Desember 2007.
2. Tingkat resiko (risk) reksa dana saham pada periode Januari
2005-Desember 2007.
3. Pengaruh Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), Suku
Bunga Bebas Resiko (SBI), Inflasi dan Nilai Tukar rupiah
dengan reksa dana saham pada periode Januari 2005Desember 2007 dengan metode differential return with risk
measureby standardeviation.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis dapat
merumuskan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Apakah terdapat pengaruh secara langsung dan tidak
langsung variabel IHSG, SBI, Investasi dan Nilai Tukar
Rupiah terhadap kinerja reksa dana saham selama periode
Januari 2005-Desember 2007.
2. Variabel apa yang paling dominan mempengaruhi kinerja
reksa dana saham.
3. Berapa besar pengaruh variabel IHSG, SBI, Inflasi dan
Nilai Tukar Rupiah terhadap kinerja reksa dana saham.
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Untuk menganalisis IHSG, Suku Bunga Bebas Resiko,
Inflasi dan Nilai Tukar Rupiah berpengaruh langsung dan
tidak langsung terhadap kinerja reksa dana saham.,
b. Untuk menganalisis variabel mana yang paling dominan
yang mempengaruhi kinerja reksa dana.
c. Untuk menganalisis besarnya pengaruh variabel IHSG, SBI,
Inflasi dan Nilai Tukar Rupiah terhadap kinerja reksa dana
saham.
2. Manfaat Penelitian
a. Bagi Para Pemodal
Sebagai bahan pertimbangan dalam melakukan keputusan
investasi di pasar modal. Hal ini karena investor diharapkan
mampu
menentukan
reksa
dana
saham
yang
paling
menguntungkan.
b. Bagi Peneliti dan Akademisi
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar strata
satu dan bisa menjadi salah satu bahan referensi, pemecahan
masalah perkembangan mengenai IHSG, Nilai Tukar Rupiah,
Investasi, SBI dan Reksa dana Saham. Selain sebagai bahan
penyusunan dan penulisan skripsi, juga memberikan manfaat.
c. Bagi Perusahaan
Sebagai sarana untuk mengenalkan produk reksa dana
bagi perusahaan yang produk reksa dana termasuk dalam
penelitian
d. Bagi Pemerintah
Sebagai sarana pengenalan untuk lebih jauh mengenalkan
tentang reksa dana khususnya reksa dana saham.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. INVESTASI
1.Pengertian Investasi
Menurut Suad Husnan (2005:47) secara umum kegiatan
investasi adalah segala kegiatan menanamkan dana baik oleh
perorangan maupun perusahaan untuk memperoleh pendapatan yang
lebih besar dari pengorbanan yang sudah dilakukan. Kegiatan tersebut
beragam jenisnya, dimulai dengan kegiatan investasi yang sederhana
seperti membeli emas atau deposito sampai yang paling kompleks dan
rumit seperti kegiatan multidisiplin yang bernilai miliaran dollar.
Untuk lebih jelasnya, maka penulis akan mengemukakan beberapa
pengertian investasi menurut para pakar di antaranya:
Menurut Eduardus Tandelilin (2001:3) investasi adalah
komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang
dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah
keuntungan di masa datang.
Sementara menurut Jogiyanto (2008:5) investasi adalah
penundaan konsumsi sekarang untuk digunakan di dalam produksi
yang efisien selama periode waktu tertentu.
Dari beberapa pengertian investasi di atas dapat disimpulkan
bahwa investasi adalah upaya pemanfaatan dana sekarang (current
funds) untuk memperoleh dana yang besar pada masa yang akan
datang. Dana yang lebih besar di masa datang itu diperoleh melalui
melalui beberapa kompensasi, yaitu:
a. Waktu tunggu atau periode waktu menunda konsumsi.
b. Nilai tukar mata uang akibat inflasi.
c. Ketidakpastian dari investasi itu sendiri (risk premium)
2. Jenis-Jenis Investasi
Menurut Jogiyanto (2008:6) investasi ke dalam aktiva
keuangan dapat berupa investasi langsung dan investasi tidak
langsung. Investasi langsung dilakukan dengan membeli langsung
aktiva keuangan dari suatu perusahaan baik melaluai perantara atau
dengan cara yang lain. Sebaliknya, investasi tidak langsung dilakukan
dengan membeli saham dari perusahaan investasi yang mempunyai
portofolio aktiva-aktiva keuangan dari perusahaan-perusahaan lain.
Gambar 2.1 menunjukkan investasi langsung dan investasi tidak
langsung.
Investasi Tidak
Langsung
Investor
Investasi
Langsung
Perusahaan
Investasi
Aktiva-aktiva
Keuangan
Investasi Langsung
Gambar 2.1 Investasi Langsung dan Tidak Langsung
Sumber: Jogiyanto (2008:7)
a. Investasi Langsung
Menurut Jogiyanto (2008:7) investasi langsung dapat
dilakukan dengan membeli aktiva keuangan yang dapat
diperjualbelikan di pasar uang (money market), pasar modal
(capital market), atau di pasar turunan (derivative market).
Investasi langsung juga dapat dilakukan dengan membeli aktiva
keuangan yang tidak dapat diperjual belikan.
b. Investasi tidak Langsung
Menurut Jogiyanto (2008:9) investasi tidak langsung
dilakukan dengan membeli surat-surat berharga dari perusahaan
investasi. Perusahaan investasi adalah perusahaan yang
menyediakan jasa keuangan dengan cara menjual sahamnya ke
publik
dan
menggunakan
dana
diinvestasikan ke dalam portofolionya.
3.Tujuan Investasi
yang
diperoleh
untuk
Suad Husnan (2005:48) tujuan melakukan investasi pada
dasarnya adalah untuk menghasilkan sejumlah uang. Tetapi pernyataan
tersebut nampaknya terlalu sederhana, sehingga perlu mencari jawaban
yang lebih tepat tentang tujuan berinvestasi. Seperti telah disinggung
diatas, tujuan investasi yang lebih luas adalah untuk meningkatkan
kesejahteraan
investor.
Kesejahteraan
dalam
hal
ini
adalah
kesejahteraan moneter, yang bisabisa diukur degan penjumlahan
pendapatan saat inid itambah nilai pendapatan di masa yang akan
datang.
B. Pengertian Tingkat Return dan Resiko
1. Rate of Return dan Expected Return Investasi
Menurut Jogiyanto (2008:195) return merupakan hasil yang
diperoleh dari investasi. Return dapat berupa return realisasi sudah
terjadi atau return expectation yang belum terjadi tetapi yang
diharapkan akan terjadi di masa akan datang.
Suad Husnan (2005:124) dalam konteks manajemen investasi,
perlu dibedakan antara return yang diharapkan (expected return) dan
return yang terjadi (realized return). Return yang diharapkan
merupakan tingkat return yang diantisipasi investor dimasa datang.
Sedangkan return yang terjadi atau return actual merupakan tingkat
return yang telah diperoleh investor pada masa lalu. Ketika investor
menginvestasikan dananya, dia akan mensyaratkan tingkat return
yang sesungguhnya dia terima.
Eduardus Tendelilin (2001:36) antara tingkat return yang
diharapkan dan tingkat return actual yang diperoleh investor dari
investasi yang dilakukan mungkin saja berbeda. Perbedaan antara
return yang diharapkan dengan return yang benar-benar diterima
(actual) merupakan resiko yang harus selalu dipertimbangkan dalam
proses
investasi.
Sehingga
dalam
berinvestasi,
disamping
memperhatikan return, investor harus harus selalu mempertimbangkan
tingkat risiko suatu investasi.
Menurut Jogiyanto (2008:196) return total merupakan return
keseluruhan dari suatu investasi dalam suatu periode yang tertentu.
Return total sering disebut dengan return saja. Return total terdiri dari
capital gain (lost) dan yield, dapat juga dirumuskan sebagai berikut:
R = Caipital Gain (loss) + Yield
.................... 2.1
Capital Gain atau Capital Loss merupakan selisih dari harga
investasi sekarang relatif dengan harga periode yang lalu dirumuskan
sebagai berikut :
Capital Gain atau Capital Loss = Pt - Pt-1
Pt-1
………… 2.2
Yield merupakan presentase penerimaan kas periodik terhadap
harga investasi periode tertentu dari suatu investasi.
Menurut Jogiyanto return ekspektasi (expected Return) dapat
dihitung dengan mengalikan masing-masing hasil masa depan (out
come) dengan probabilitas kejadian dalam menjumlah semua produk
perkalian tersebut. Secara sistematis dapat dirumuskan sebagi berikut:
n
E ( R ) = ∑ ( Ri-Pi )
I=1
…………….. ……….. …………… 2.3
Dimana :
E ( R ) : Perolehan diekspektasi suatu alktiva atau sekuritas
Ri : Hasil Masa Depan ke i
Pi : Probabilitas hasil masa depan ke i
n : Jumlah dari hasil masa depan
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa Expected Rate of
Return
adalah rata-rata tertimbang dari semua pengembalian hasil
(return) yang mungkin diperoleh dengan menggunakan probabilitas
sebagai bobotnya.
2.
Rate of Return Portofolio dan Expected Rate of Return
Portofolio
Menurut Jogiyanto (2008:239) return realisasi portofolio
(portofolio realized return) merupakan return rata-rata tertimbang dari
return masing-masing sekuritas tunggal di dalam portofolio tersebut.
Secara sistematis, return realisasi portofolio dapat ditulis sebagai
berikut :
n
Rp = ∑ (Wi . Ri )
I=1
………………………..…….. 2.4
dimana :
Rp : Return realisasi portofolio
Wi : Porsi dari sekuritas I terhadap seluruh sekuritas portofolio
Ri : Return reslisasi dari sekuritas ke i
N : Jumlah dari sekuritas tunggal.
Sedangkan return ekspektasi portofolio (portofolio expected
return) merupakan rata-rata tertimbang dari return-return ekspektasi
masing-masing sekuritas tunggal di dalam portofolio. Return
ekspektasi portofolio dapat dinyatakan secara sistematis sebagai
berikut:
n
E (Rp) = ∑ [Wi . E (Ri )]
I=1
……..…………………… 2.5
Dimana:
E(rp) : Return ekspektasi dari portofolio
E(Ri) : Return ekspektasi dari sekuritas ke i
3. Resiko Investasi dan Resiko Portofolio
Menurut Jogiyanto (2008:214) hanya menghitung return saja
untuk suatu investasi tidaklah cukup. Risiko dari investasi juga perlu
diperhitungkan. Return dan risiko merupakan dua hal yang tidak
terpisah karena pertimbangan suatu investasi merupakan trade off dari
kedua faktor ini. Return dan resiko mempunyai hubungan yang positif,
semakin besar resiko yang harus ditanggung, semakin besar pula return
yang harus dikompensasikan.
Resiko sering juga dihubungkan dengan penyimpangan atau
deviasi dari outcome yang diterima dengan diekspektasi. Suad Husnan
(2005:52) menyatakan bahwa dalam teori portofolio, resiko dinyatakan
sebagai kemungkinan keuntungan menyimpang dari yang diharapkan.
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa risiko merupakan
suatu kondisi dimana reyurn yang akan diperoleh tidak akan diketahui
secara pasti sebelumnya dan ada kemungkinan return yang diperoleh
akan menyimpang dari return yang diharapkan.
Menurut Lukas (2000:4) risiko investasi dapat dibagi menjadi
dua yaitu risiko risiko sistimatik (systematic risk) dan risiko tidak
sistimatis (unsystematic risk). Risiko sistematis adalah risiko yang
disebabkan oleh faktor-faktor secara bersamaan mempengaruhi harga
asset, missalnya perubahan system atau kondisi ekonomi, politik dan
perubahan lingkungan sosial yang berpengaruh terhadap perusahaan
atau industri secara keseluruhandan tidak mungkin dapat dihindari.
Menurut Lukas (2000:4) risiko sistematis sering disebut risiko
pasar (risk market). Risiko sistematis ini dapat dibagi atas :
1. Market Risk
Risiko yang disebabkan oleh kondisi pasar yang
berfluktuasi
dimana
harga
suatu
sekuritas
sangat
berfluktuasi melebihi perkiraan yang wajar.
2. Interest Rate Risk
Risiko yang disebabkan oleh perubahan oleh tingkat
harga pasar yang dapat mempengaruhi harga sekuritas.
3. Purchasing Power Risk
Risiko
yang
disebabkan
oleh
inflasi
sehingga
menyebabkan daya beli masyarakat menurun.
Sedangkan risiko tidak sistematis adalah risiko yang
bersifat unit terhadap suatu perusahaan atau industri,
misalnya kesalahan manajemen, penemuan baru, perubahan
selera konsumen terhadap barang dan jasa dari dari
perusahaam atau industri tertentu. Sehingga risiko ini sering
disebut unique risk. unsystematic risk disebabkan oleh
Menurut Lukas (2000:4) unsystematic risk disebabkan oleh:
1. Management Risk
Menurut Lukas (2000:4) management risk yaitu risiko
kegagalan dari manajemen dalam menjalankan perusahaan
yang
disebabkan
oleh
ketidakmampuan
dalam
memperkirakan kemungkinan yang akan terjadi pada masa
yang akan datang sehingga perusahaan supplier, pangsa
pasar yang menurun, pemogokan buruh dan lain-lain.
2. Financial Risk
Menurut Lukas (2000:4) financial risk yaitu risiko yang
disebabkan
penggunaan
hutang
perusahaan
menyebabkan biaya bunga meningkat.
3. Industial Risk
sehingga
Menurut Lukas (2000:4) industial risk yaitu risiko yang
diakibatkan oleh industri itu sendiri, berpengaruh pada industri
yang bersangkutan.
Suad Husnan (2005:168) systematisc risk ditambah dengan
unsystematic risk merupakan total risk dan yang menjadi pertimbangan
manajer investasi dalam mengambil keputusan investasi. Unsystematic
risk dapat dikurangi dan diantisipasi dengan melakukan diversifikasi,
sedangkan systematic risk adalah risiko yang tidak dapat dihilangkan.
Menurut Jogityanto (2008:215) diversifikasi berarti investasi
dilakukan pada berbagai macam sekuritas atau aktiva. Bila hal ini
dilakukan berarti melakukan portofolio investasi. Resiko investasi
dapat diukur dengan standar deviasi yang dapat dirumuskan sebagai
berikut:
N
2
∑ Pi (Ri-E(Ri))
SD (υ) =
i=1
Dimana :
Pi
: Probabilitas terjadinya peristiwa ke i
R
: Rate of Return
E (Ri) : Expected Rate of Return
….……2.6
Rumus di atas digunakan jika probabilitas kejadian tidak sama
untuk semua peristiwa. Sedangkan jika probabilitas kejadian setiap
peristiwa sama maka perhitungannya dapat dirumuskan sebagai berikut
SD (υ) =
N
2
∑ Pi (Ri-E(Ri))
i=1
N
…….2.7
Menurut Jogiyanto (2008:215) risiko fortopolio adalah varian
return sekuritas-sekuritas yang membentuk portofolio tersebut. Salah
satu pengukur risiko adalah deviasi standar (Standar Deviation) atas
varian (variance) yang merupakan kuadrat gari deviasi standar. Risiko
yang diukur dengan ukuran ini mengukur risiko dari seberapa besar
nilai tiap-tiap item menyimpang dari rata-ratanya. Risiko portofolio
dapat iukur dengan besarnya deviasi standar atau varian yang
dinotasikan dengan vp2
σ p2 = X2 xσ2 + X2 y σ2 y + 2Xx Yx Cov σx
…………...2.8
Dalam mengukur risiko portofolio harus dicari covariance
antara sekuritas yang tergantung dalam portofolio. Hal ini karena
portofolio merupakan gabungan dari beberapa sekuritas sehingga
risiko yang terjadi merupakan interaksi antara risiko-risiko sekuritas
yang membentuknya.
Besarnya return covarians tergantung pada pola return masingmasing saham. Bila return saham tersebut bergaerak dengan pola yang
sama maka kovariansnya berupa perkalian dua angka positif atau dua
angka negative sehingga hasilnya berupa angka positif yang besar.
Covxy = Pxy σx σy
Covariance dapat distandarisasi dengan cara membaginya
dengan hasil perkalian deviasi standar masing-masing sekuritas yang
dirumuskan sebagai berikut:
Pxy
=
Covxy
σx σy
……………………………………………. 2.9
Koefisien korelasi menunjukkan bagaimana suatu variabel
bergerak bersama dengan variabel lainnya. Korelasi ini bukan
merupakan hubungan sebab akibat. Bila terdapat korelasi negatif antara
dua sekuritas maka jika nilai suatu variabel naik akan menyebabkan nilai
variabel turun. Begitu juga sebaliknya bila terdapat korelasi positif
naiknya nilai suatu sekuritas akan menyebabkan sekuritas lainnya juga
naik.
Selain tergantung terhadap covariance, hubungan antara dua
sekuritas dipengaruhi oleh standar deviasi dari tiap sekuritas. Standar
deviasi ini merupakan ukuran yang menunjukkan nilai penyimpangan
dari tingkat keuntungan sekuritas yang diharapkan. Standar deviasi dari
portofolio dapat dicari dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
σ p = X2 xσ2 + X2 y σ2 y + 2Xx Yx
(pxyσxσy)
………… 2.10
Rumus deviasi di atas digunakan apabila hanya terdapat dua
sekuritas. Dalam portofolio yang terdiri dari sekuritas atau lebih rumus
yang digunakan adalah
N
N
σ p2 = ∑ Xi2 σi2 + ∑
i=1
i=1
………………………………...2.11
C. Pengertian IHSG, SBI, Inflasi dan Nilai Tukar Rupiah
1. Indeks Harga Saham Gabungan
Tjiptono Darmadji dan Hendy M. Fakhrudin (2001:95) indeks
harga saham merupakan indikator utama yang menggambarkan
pergerakan harga saham.Indeks harga saham tidak ubahnya seperti
sebuah barometer ataupun thermometer yang di rumah kita. Fungsinya
sangat penting karena dapat memberikan ukuran yang dapat membantu
kita melihat situasi bagaimanakah saat ini yang terjadi. Indeks harga
saham menjadi barometer kesehatan pasar modal yang dapat
menggambarkan kondisi bursa efek yang terjadi.
Menurut Vonny Dwiyanti (1998:54) indeks harga saham
merupakan ringkasan dari dampak simultan dan kompleks atau
berbagai macam yang berpengaruh, terutama fenomena-fenomena
ekonomi. Sementara menurut Tjiptono Darmadji dan Hendy M.
Fakhrudin (2001:95) indeks harga saham merupakan indikator utama
yang menggambarkan pergerakan harga saham. Sedangkan menurut
Jogiyanto (2008:97) indeks harga saham gabungan adalah suatu indeks
yang meliputi pergerakan harga untuk saham biasa dan saham
preferen.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas, maka dapat
disimpulkan indeks harga saham gabungan merupakan angka indeks
harga saham yang telah disusun dan dihitung sedemikian rupa
sehingga dapat dipergunakan untuk membandingkan kegiatan atau
peristiwa, bias berupa perubahan harga saham dari waktu ke waktu.
Di pasar modal sebuah indeks diharapkan memiliki lima fungsi
yaitu: (1) sebagai indikator trend pasar, (2) sebagai indikator tingkat
keuntungan, (3) sebagai tolak ukur (benchmark) kinerja suatu
portofolio, (4) memfasilitasi pembentukan portofolio dengan strategi
pasif, (5) memfasilitasi berkembangnya produk derivatif.
Menurut
Jogiyanto
(2008:518)
ada
beberapa
macam
pendekatan atau metode penghitungan yang digunakan untuk
menghitung indeks, yaitu
1. Menghitung rata-rata (aritmathic mean) harga saham
yang masuk dalam anggota indeks,
2. Menghitung (geometric mean) dari indeks individual
saham yang masuk anggota indeks,
3. Menghitung rata-rata tertimbang nilai pasar.
Umumnya semua indeks harga saham gabungan (composite)
menggunakan metode rata-rata tertimbang termasuk di Bursa Efek
Jakarta.
Menurut Jogiyanto (2008:97) di Bursa Efek Jakarta terdapat 5
(lima) jenis indeks, antara lain:
a. Indeks Individual, menggunakan indeks harga masingmasing saham terhadap harga dasarnya,
b. Indeks Harga Saham Sektorial, menggunakan semua
saham yang yang termasuk dalam masing-masing
sektor.
c. Indeks LQ 45, menggunakan 45 saham yang dipilih
berdasarkan
likuiditas
perdagangan
saham
dan
disesuaikan setiap enam bulan (setiap awal bulan
Februari dan Agustus)
d. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), menggunakan
semua
saham
yang
tercatat
sebagai
komponen
penghitungan indeks.
e. Indeks Syariah atau JII (Jakarta Islamic Indeks), JII
merupakan indeks terakhir yang dikembangkan oleh
BEJ bekerja sama dengan Dana Reksa Investment
Management. Indeks ini merupakan indeks yang
mengkoordinasi syariah investasi dalam Islam atau
Indeks yang berdasarkan syariah.
Yang dimaksud dengan Indeks Harga Saham Gabungan
(IHSG) menurut Vonny Dwiyanti (1999:55) adalah angka yang
menunjukkan situasi pasar efek secara umum karena G adalah
gabungan dari seluruh saham. Kemudian menurut Tjiptono Darmadji
dan Hendy M. Fakhruddin (2001:96) Indeks Harga Saham Gabungan
adalah sekumpulan semua saham yang tercatat sebagai komponen
perhitungan indeks Negara. Pada umumnya kurs ditentukan oleh
perpotongan kurva permintaan pasar dan kurva penawaran dari mata
uang asing tersebut.
2. Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI)
Menurut Eric E. Haas (2004:131) salah satu instrumen moneter
yang dapat mempengaruhi atau memotivasi masyarakat maupun
pengusaha untuk menabung dan melakukan investasi adalah suku
bunga. Peryataan ini sesuai dengan pendapat yang mendefinisikan
suku bunga sebagai determinan penting kedua dari volume investasi
yang dilakukan dalam suatu periode, sedangkan determinan yang
pertama adalah efisiensi modal marginal.
Berdasarkan SK Direksi BI No.31/67/KEP/DIR tertanggal 23
Juli 1998 tentang penerbitan SBI serta intervensi rupiah yakni
Sertifikat Bank Indonesia (SBI) adalah surat berharga atas petunjuk
dalam rupiah yang diterbitkan Bank Indonesia sebagai pengakuan
hutang berjangka waktu pendek dengan system diskonto.
3.
Nilai Tukar
Endri (2002:74) kas atau sering disebut dengan kurs adalah
jumlah atau harga uang domestic dari mata uang luar negeri (asing).
Kurs ini dipertahankan sama di semua pasar melalui arbritase.
Arbritase valuta asing adalah pembelian mata uang asing bila harganya
rendah dan menjualnya bilamana harganya tinggi. Suatu penurunan
dalam nilai mata uang dalam negeri terhadap mata uang asing disebut
dengan depresiasi. Sedangkan kenaikan dalam nilai mata uang dalam
negeri terhadap mata uang asing disebut apresiasi. Karena mata uang
suatu Negara dapat didepresiasi terhadap mata uang dan apresiasi
terhadap yang lain maka biasanya dapat dihitung suatu kurs efektif.
Kurs efektif merupakan rata-rata tertimbang dari nilai tukar mata uang
suatu Negara.
4. Inflasi
Menurut Sadono Sukirno (2002:15) Inflasi disefinisikan
sebagai suatu proses kenaikan harga-harga yang berlaku dalam suatu
perekonomian. Tingkat inflasi (presentase kenaikan harga) berbeda
dari suatu periode ke periode lainnya dan berbeda pula dari satu
Negara ke Negara lainnya. Inflasi adalah kecenderungan dari hargaharga untuk menaik secara umum dan terus menerus.
Dalam praktek, inflasi bisa diamati dengan mengamati gerak
dari indeks harga. Tetapi di sini harus diperhitungkan ada tidaknya
“suppressed inflation” atau inflasi yang ditutupi yang pada suatu waktu
akan timbul dan menunjukkan harga-harga resmi makin tidak relevan
bagi kenyataan.
Menurut Iskandar Putong (200:181) terdapat beberapa cara
menggolongkan inflasi, penggolongan pertama, dadasarkan atas parah
tidaknya inflasi tersebut. Di sini kita bedakan beberapa macam inflasi:

Inflasi ringan (di bawah 10% per tahun)

Inflasi sedang (antara 10 – 30% per tahun)

Inflasi berat (antara 30 – 100% per tahun)

Hiper inflasi ( di atas 100% setahun)
Penggolongan yang kedua adalah atas dasar sebab awal dari
inflasi. Atas dasar ini dibedakan dua macam inflasi yaitu:
1. Inflasi yang timbul karena permintaan masyarakat akan
berbagai barang terlalu kuat. Inflasi semacam ini disebut
demand inflation.
2. Inflasi yang timbul karena kenaikan ongkos produksi. Ini
disebut cost inflation.
Penggolongan ketiga adalah berdasarkan asal dari inflasi, yaitu:
1. inflasi yang berasal dari dalam negeri (domestic inflation),
misalnya karena defisit anggaran belanja yang dibiayai dengan
pencetakan uang baru, panen yang gagal dan sebagainya.
2. Inflasi yang berasal dari luar negeri (imported inflation), adalah
inflasi yang timbul karena kenaikan harga-harga (inflasi) di luar
negeri atau di negara-negara langganan berdagang kita.
Menurut Nanga (2001:241) menjelaskan inflasi adalah suatu
gejala dimana tingkat harga umum mengalami kenaikan secara terus
menerus. Terdapat tiga teori utama mengenai inflasi Muana Nanga
(2001:252-254) yaitu Teori Kuantitas, Teori Keynes, dan Teori
Strukturalis.
Teori
Kuantitas
mengenai
inflasi
mengatakan
bahwa
bertambahan jumlah uang beredar dan psikologi masyarakat mengenai
kenaikan harga-harga di masa mendatang. Tambahan jumlah uang
beredar x% bias menumbuhkan inflasi kurang dari x%, sama dengan
x% atau lebih dari besar dari x% tergantung kepada apakah
masyarakatv tidak mengaharapkan harga naik lagi, akan naik tetrapi
lebih buruk daripada sekarang atau masa-masa lampau, atau akan naik
cepat dari sekarang atau masa-masa lampau.
D. Reksa Dana
1. Pengertian Reksa Dana
Menurut Tjiptono Darmadji dan Hendi M.Fakhruddin (2000:
148) Reksa Dana
merupakan salah satu alternatif investasi bagi
masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang
tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko
atau investasi mereka.
Umumnya
reksa
dana
diartikan
sebagai
wadah
yang
dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk
selanjutnya di investasikan
dalam portofolio efek oleh manajer
investasi.
Mengacu pada undang-undang pasar modal No. 8 tahun 1995,
pasal 1 ayat (27) bahwa raksa dana adalah wadah yang di pergunakan
untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodaluntuk selanjutnya
diinvestasikan dalam portofolio efek oleh manajer investasi.
Sementera menurut beberapa pendapat para ahli, diantaranya
menurut Eduardus Tandelilin (2001: 20) reksa dana adalah sertifikat
yang menjelaskan bahwa pemiliknya menitipkan sejumlah dana
kepada perusahaan raksa dana, untuk digunakan sebagai modal
berinvestasi baik dipasar modal maupun dipasar uang.
Raksa dana juga merupakan suatu wadah berinvestasi secara
klektif untuk ditempatkan dalam portofolio berdasarkan kebijakan
investasi yang ditetapkan oleh manajer investasi. (Bapepam, 1997: 5).
Kegiatan investasi raksa dana dapat ditempatkan pada brmagai
instrumen efek, baik dipasar uang, pasar modal, maupun gabungan dari
keduanya. Selain itu juaga dapat di khususkan pada efek yang
mewakili dan lainnya. Hal ini menunjukan bahwa reksa dana bersifat
fleksibel karena mampu memberikan berbagai pilihan dan alternatif
bagi para investor sesuai dengan tujuan dan kebutuhanya dalam
berinvestasi.
Sama halnya dengan sarana investasi lainnya, Reksa Dana
selain
menghasilkan
tingkat
keuangan
tertentu
(return)
juga
mengandung unsur risiko (risk) yang patut dipertimbangkan. Hanya
bedanya risiko yang terkandung dapat dikurangai karena investasi
tersebut didiversifikasi atau disebar dalam bentuk portofolio yang
menjadi ciri utama dari Reksa Dana (Bapepam, 1997:5).
2. Manfaat Investasi di Reksa Dana
Menurut Eko P. Pratomo (2004:37) banyak instrumen investasi
yang tersedia di pasar, namun kita sulit untuk berinvestasi ke dalam
instrumen tersebut karena berbagai kendala. Reksa Dana sebagai
salah satu instrumen investasi memudahkan kendala tersebut.
Dengan reksa dana investor dapat memperoleh manfaat antara lain:
a. Akses ke dalam instrument investasi yang beragam.
b. Pengelolaan portofolio investasi yang professional oleh
manajemen investasi dan bank kustodian.
c. Diversifikasi investasi dengan biaya yang rendah
melalui dana yang terkumpul dari sekian banyak
investor , Reksa Dana dapat berinvestasi ke berbagai
jenis instrument dari berbagai perusahaan.
d. Likuiditas yang relatif tinggi dalam kondisi normal,
Reksa Dana dapat dibeli dan dicairkan (dijual kembali)
setiap hari kerja.
e. Potensi hasil investasi yang tinggi dalam jangka
panjang.
f. Manfaat bebas pajak untuk instrument investasi
tertentu.
3. Resiko Investasi di Reksa Dana
Investasi dalam Reksa Dana akan memiliki komposisi dan hasil
yang sesuai dengan karakteristik resiko dari surat berharga yang
terdapat dalam portofolio efek Reksa Dana tersebut.
a. Resiko Penurunan Nilai Saham
Reksa Dana yang memiliki portofolio saham akan memiliki
karakteristik risiko sejalan dengan kepemilikannya, khususnya risiko
penurunan nilai modal (capital loss). Namun sejalan dengan itu reksa
dana juga memiliki peluang memperoleh hasil yang tinggi akibat
peningkatan nilai (capital again). Secara umum harga harga saham
akan cenderung menurun jika:
1. Kinerja (tingkat keuntungan) perusahaan yang menerbitkan
saham diperkirakan akan menurun dapat disebabkan oleh
kondisi internal maupun eksternal.
2. Daya saing terhadap alternatif investasi lain (misalnya
unvestasi di pasar uang) menurun, khususnya bila suku
bunga simpanan meningkat.
3. Aktivitas serta likuiditas perdagangan saham di bursa
menurun disebabkan karena berkurangnya permintaan,
penawaran maupun disebabkan karena berkurangnya
likuiditas secara umum (misalnya akibat kebijakan uang
ketat).
4. Daya tarik investasi saham terhadap dominand player,
disebabkan oleh perubahan ketentuan dan peraturan
pemerintah maupun karena penurunan nilai tukar terhadap
mata unag yang dipakai oleh dominand player dalam
membukukan nilai investasinya.
b. Risiko Penurunan Nilai Efek Utang
Bila portofolio Reksa Dana dibatasi, sebagian besar hanya
dapat berisi obligasi, surat pengakuan hutang, surat berharga komersil
dan tanda bukti hutang maka risiko dan peluang hasil investasi pada
Reksa Dana identik dengan risiko dan peluang hasil investasi pada
bank umum yaitu:
1. Risiko penurunan pendapatan akibat menurunnya suku bunga,
baik secara absolute (bila bunga mengembang) ataupun secara
relatif ( bila bunga ditentukan tetap atau fixed sedangkan
tingkat suku bunga pasar meningkat.
2. Risiko penurunan nilai pasar dari efek hutang tersebut baik
karena pendapatan bunga relatif lebih rendah dari suku bunga
pasar karena penurunan kapasitas kredit penerbitnya maupun
karena
berkurangnya
likuiditas
pasar
(misalnya
akibat
kebijakan uang ketat.
c. Risiko Penurunan Nilai Efek Pasar Uang
Pada Reksa Dana yang membatasi diri hanya menanamkan
dananya dalam efek pasar uang dan efek hutang yang jatuh tempo
kurang dari 12 bulan ataupun pada reksa dana yang lain selalu
membutuhkan likuiditas sehingga harus menempatkan sebagian
dananya dalam efek pasar uang, risiko penurunan nilainya adalah:
1. Risiko
kredit
akibat
ketidakmampuan
atau
berkurangnya kemampuan penerbit surat berharga
untuk
mengembalikan
pokok
pinjamannya
surat
berharga untuk mengembaliakn pokok pinjamannya
dikarenakan akibat kondisi internal maupun akibat
perubahan kondisi eksternal.
2. Risiko menurunnya harga pasar wajar surat berharga.
3. Risiko menurunnya perubahan nilai tukar mata uang
asing bila ditanamkan dalam efek pasar uang dalam
valuta asing.
d. Risiko Berkurangnya Nilai Aktiva Bersih Per Unit Penyertaan
(NAB/Unit).
Menurut
P.
Pratomodan
Ubaidilah
Nugroho
(2004:84)
berkurangnya NAB/Unit dari harga NAB/Unit pada saat investor
membeli merupakan indikator kerugian bagi investor. Turunnya harga
NAB/Unit disebabkan oleh turunnya nilai atau hrga efek-efek yang
memiliki Reksa Dana. Penyebab utama turunnya harga efek-efek
antara lain:
1. Perubahan kondisi ekonomi, politik termasuk juga
kondisi social (adanya bencana alam dll) dan keamanan
di dalam dan luar negeri yang dapat mempengaruhi
kinerja perusahaan.
2. Terjadi wanprestasi (default) dari emiten, penerbit surat
berharga atau pihak yang terlibat dalam transaksi dan
pengelolaan investasi dalam memenuhi kewajibannya.
Kebangkrutan atau dilikuidasinya suatu perusahaan
akan berpotensi goyahnya perusahaan dalam memenuhi
kewajibannya.
E. Bentuk, Sifat, dan Jenis Reksa Dana
1. Bentuk Reksa Dana
Menurut Eko P. Pratomo ( 2004:4) di Indonesia, sesuai
peraturan yang berlaku, terdapat dua bentuk hukum reksa dana, Yakni
reksa dana berbentuk Perseroan Terbatas (PT. Reksa Dana) dan Reksa
Dana berbentuk kontrak Investasi Kolektif (Reksa Dana KIK).
a. Reksa Dana Berbentuk Perseroan ( corporate type)
Dalam bentuk Reksa Dana ini, perusahaan penerbit
Reksa Dana menghimpun dana dengan menjual saham,
selanjutnya dana hasil penjualan tersebut di investasikan
pada berbagai jenis efek diperdagangkan di pasar modal
maupun pasar uang.
b. Reksa Dana Berbentuk KIK (contrucrual type)
Kontrak investasi kolektif adalah kontrak yang dibuat antara
Manajer Investasi dan Bank Kustodian yang juga mengikat pemegang
Unit Peyertaan sebagai investor. Melalui kontrak ini, manajer investasi
diberi wewenang untuk mengelola portofolio kolektif dan Bank
Kutodian diberi wewenang untuk melaksanakan penitipan dan dana
yang terkumpul dari banyak investor yang kemudian akan dikelola dan
di investasikan oleh Manajer Investasi ke dalam suatu portofolio
investasi menjadi kekayaan Reksa Dana dan menjadi milik investor
secara kolektif.
2. Sifat Reksa Dana
Jika dilihat dari sifatnya, Reksa Dana dapat dibedakan menjadi
dua yaitu:
a. Reksa Dana Tertutup
Menurut Bapepam (1997:8) Reksa Dana Tertutup
adalah Reksa Dana yang tidak dapat membeli kembali
sahan-saham yang telah dijual kepada pemodal. Dengan
kata lain, pemegang saham tidak dapat menjual kembali
sahamnya kepada Manajer Investasi. Apabila pemilik
saham hendak menjual sahamnya, haarus dilaksanakan
melalui Bursa Efek tempan Reksa Dana tersebut dicatatkan.
Harga pasar dari Reksa Dana Tertutup ini berubah-ubah
dipengaruhi kekuatan permintaan dan penawaran, sama halnya dengan
fluktuasi harga (kurs) saham perusahaan publik.
b. Reksa Dana Terbuka
Yaitu Reksa Dana yang menawarkan dan membeli
kembali saham-sahamnya dari pemodal sampai sejumlah modal
yang sudah dikeluarkan. Pemegang saham/unit Reksa Dana
yang bersifat terbuka ini dapat menjual kembali saham/unit
penyertaannya setiap saat apabila diinginkan manajer investasi
reksa dana , melalui Bank custodian wajib membelinya kembali
sesuai dengan NAB/Unit pada saat tersebut.
Bapepam (1997:8) menyatakan bahwa menurut peraturan,
pembayaran atas penjualan kembali (redemption) harus dilakukan
sesegera mungkin dan tudak boleh terlalu lamadari 7 (tujuh) hari bursa
sejak dimint penjualan kembali oleh investorpemegang saham/unit.
Dari penjelasan reksa dana berdasarkan sifatnya, dapat
disimpilkan karakteristik dari reksa dana tertutup dan terbuka yaitu :
Tabel 2.1
Karakteristik Reksa Dana Berdasarkan Sifatnya
PT. Reksa Dana Tertutup
PT Reksa Dana Terbuka
Menjual
sahamnya
pada Menjual sahamnya secara terus
penawaran umum perdana sampai menerus sepanjang ada pemodal
batas modal dasar
yang membeli.
Saham reksa dana dicatatkan di Saham reksa dana tidak perlu
bursa efek
dicatat di bursa efek
Investor tidak dapat menjual Investor dapat menjual kembali
kembali saham yang dimilikinya saham yang dimilikinya kepada
kepada reksa dana tetapi kepada reksa dana
investor lain melalui bursa.
Harga jual atau beli saham Harga jual atau beli antara saham
tergantung
penawaran
dan PT. Reksa Dana dengan investor
permintaan antar investor di didasarkan atas Nilai Aktiva
bursa.
Bersihper saham yang dihitung
oleh Bank Kustodian.
Sumber: Eko P. Pritomo & Ubaidillah Nugraha (2004:46)
3. Jenis Reksa Dana
Dari sisi peraturan Bapepam, Reksa Dana Indonesia dibagi
dalam empat jenis kategori , yakni:
a. Reksa Dana Pasar Uang
Reksa Dana pasar uang merupajkan reksa dana yang
tingkat risiko paling rendah. Dilain pihak, potensi
keuntungan reka dana ini juga terbatas.
b. Reksa Dana Pendapatan Tetap
Reksa Dana Pendapatan Tetap (RDPD) adalah reksa
dana yang melakukan investasi sekurang-kurangnya 80
%dari porto folio yang dikelolanya ke dalam efek bersifat
hutang.
c. Reksa Dana Saham
Reksa Dana Saham adalah reksa dana yang melakukan
investasi sekurang-kurangnya 80 % dari portofolio yang
dikelolanyake
dalam
efek
bersifat
ekuitas
(saham).
Walaupun risikonya lebih tinggi dibandingkan dua jenis
reksa dana sebelumnya, namun reksa dana saham ini
menghasilkan tingkat pengembalian yang tinggi.
d. Reksa Dana Campuran
Reksa Dana ini melakukanmelakukan investasi dalam
efek
bersifat
ekuitas
dan
bersifat
utang
yang
perbandingannya tidak termasuk reksa dana pendapatan
tetap dan saham diatas. Reksa dana jenis ini berisiko
moderat dengan tingkat pengembalian yang relatif lebih
tinggi dari reksa dana pendapatan tetap.
F. Mengukur Kinerja Reksa Dana
1. Nilai Aktiva Bersih (NAB)
Sumber informasi utama dalam pengukuran kinerja reksa dana
adalah Nilai Aktiva Per Unit Penyertaan (NAB/Unit) atau harga per
unit yang selalu dipublikasikan di harian bisnis. Perubahan NAB/Unit
menjadi indicator kinerja investasi suatu reksa dana.
Beberapa publikasi mengenai kinerja mencoba mengolah
kembali data NAB/Unit untuk memperoleh gambaran kinerja reksa
dana misalnya sejak awal diterbitkan, sepanjang tahun berjalan, atau
tiga bulan terakhir. Istilah NAB tidak bias dipisahkan dari reksa dana
karena istilah ini merupakan salah satu tolak ukur memantau hasil dari
suatu reksa dana.
Menurut
Tjipto
Darmadji
dan
Hamdy M.
Fakhrtddin
(2001:160) Nilai Aktiva Bersih (NAB) atau nett asset value (NAV)
merupakan alat ukur kinerja reksa dana. Nilai Aktiva Bersih berasal
dari nilai portofolio reksa dana yang bersangkutan.
Nilai aktiva bersih (NAB) merupakan jumlah aktiva setelah
dikurangi kewajiban-kewajiban yang ada. Sedangkan NAB per unit
penyrertaan merupakan jumlah NAB dibagi dengan jumlah nilai unit
penyertaan yang beredar (outstanding). Bagi investor, NAB/unit
memiliki beberapa fungsi, antara lain:
a. Sebagai harga beli atau jual saat investor membeli atau
menjual unit penyertaan suatu reksa dana.
b. Sebagai indicator hasil (untung atau rygi) investasi yang
dilakukan di reksa dana dan penentu nilai investasi yang
dimiliki pada suatu asaat.
c. Sebagai sarabna untuk mengetahui kinerja historis reksa dana
yang dimiliki investor.
d. Sebagai sarana untuk membandingkan kinerja-kinerja reksa
dana yang satu dengan reksa dana yang lain.
Dari penjelasan di atas, dapat dimengerti jika nilai NAB
mengalami kenaikan atau penurunan karena NAB tersebut sangat
tergantung akan kinerja asset yang merupakan portofolio reksa dana
tersebut. Kalau harga pasar asset-asset suatu reksa dana mengalami
kenaikan, demikian juga sebaliknya.
2. Mengukur Kinerja Dengan Metode Differential Return with
Risk Measured by Standard Deviation
Menurut Farid Harianto dan Siswanto Sudomo (2001:595)
konsep yang digunakan adalah garis pasar modal CML (capital market
line). Bila kita bisa mengidentifikasi tingkat keuntungan suatu
portofolio dengan tingkat keuntungan yang terletak pada CML, untuk
standar deviasi yang sama disebut Differential Return. Bila tingkat
keuntungan suatu portofolio lebih besar dari tingkat keuntungan yang
ada pada CML, maka differential return-nya positif. Apabila
sebaliknya, bila tingkat keuntungan suatu portofolio lebih kecil dari
tingkat keuntungan yang ada pada CML, maka differential return-nya
negatif. Portofolio yang baik adalah portofolio yang yang mempunyai
differential return yang positif dan terbesar.
Rp
Differentitial Return
A
CML
M portofolio pasar pada CML
A
Rf
σp
Gambar 2.0
Penentuan Differential Return with Risk is Measured by
Standard Deviation
Sumber: Farid Harianto & Siswanto Sudomo (2001:596)
Untuk menghitung differential return, bila slope yang
menghubungkan Rf dan M yaitu (Rm-Rf)/σ untuk intercepnya adalah
Rf, maka:
Rp= Rf+[Rm-Rf ]σ p
υ
σm
Dimana:
Rp: expected return dari portofolio yang terletak pada CML
Rm: expected return market
σm: standard deviation market
σp : standard deviation portofolio
Dengan menggunakan metode ini portofolio reksa dana disusun
dari nilai tertinggi. Differential return tertinggi merupakan portofolio
yang terbaik.
G. Penelitian Terdahulu
Farid Haryanto dan Siswanto (2001:201) mengatatakan bahwa
salah satu cara membandingkan kinerja suatu portofolio (biasanya
diwakili oleh (mutual fund) adalah dengan membandingkannya dengan
portofolio lain yang mempunyai risiko kurang lebih sama. Suatu
portofolio yang memberikan tingkat keuntungan lebih tinggi belum
tentu lebih baik kalau ternyata juga mempunyai risiko yang lebih
tinggi. Penelitian yang dilakukan oleh Friend, Blume dan Crocet dan
dikutip oleh Elton dan Gruber (1991:694), menunjukkan hasil sebagai
berikut:
Tabel 2.3
Perbandingan Kinerja Mutual Funddengan Portofolio
yang Dipilih Secara Acak, Variance dipakai sebagai
Ukuran Risiko
(Januari 1960-Juni 1968)
Jumah Dalam Sample
Rata-rata Variance
Rata-rata Keuntungan
Risiko
Mutual
Portofolio Mutual Portofolio Mutual
Portofolio
Fund
Secara Acak Fund Secara Acak
Fund
Secara Acak
Risiko Rendah
43
62
0.0012 0.00118
0.102
0.128
Risiko Sedang
25
51 0.00182 0.00184
0.118
0.142
Risiko Tinggi
15
50 0.00279 0.00279
0.138
0.162
Tabel tersebut menunjukkan bahwa risiko yang digunakan
adalah variance (yaitu bentuk kuadarat dari standar deviasi) tingkat
keuntungan portofolio. Mutual funds yaitu yang dikelola oleh manager
investment companies (artinya para professional), dibandingkan
portofolio yang secara acak. Perbandingan dilakukan atas dasar ratarata variance yang kurang lebih sama dan dikelompokkan sebagai
risiko rendah, sedang, dan tinggi. Perhatikan bahwa rata-rata variance
dalam eompok risiko yang sama, antara mutual fund dan portofolio
yang dipilih secara acak dan dihitung dengan bobot yang sama, kurang
lebih juga sama. Tetapi bila kita perhatikan dua kolom yang terakhir
ternyata rata-rata bila dibandingkan dengan tingkat keuntungan
portofolio-portofolio yang dipilih secara acak hal ini mengundang
pertanyaan tentang kemampuan para manajer reksa dana dalam
mengelola dana yang dipercayakan kepada mereka.
Cara yang sama dilakukan untuk beta sebagai ukuran risiko
oleh peneliti-peneliti yang sama, dikutip oleh Elton dan Gruber
(1995:635). Hasilnya menunjukkan bahwa pemilihan portofolio secara
acak dengan bobot yang sama ternyata juga menghasilkan tingkat
keuntungan yang lebih tinggi pada kelompok beta yang kurang lebih
sama.
Guntur Irianto (2001:86) meneliti tentang pengaruh bunga
deposito, kurs mata uang rupiah terhadap dolla dan harga Emas
terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), dengan periode 1
Juni 1998 sampai dengan 30 Juni 2000 dengan menggunakan metode
analisi regresi berganda, diperoleh hasil penelitian yang menunjukkan
bahwa bunga deposito dan kurs berpengaruh negative secara signifikan
terhadap IHSG. Kedua variable tersebut memiliki hubungan yang
saling subtitusi dengan bursa efek. Sedangkan harga emas berpengaruh
positif serta signifikan terhadap IHSG.
Penelitian yang dilakukan Essy Asiyah (2005:69) Tentang
pengaruh Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), Suku Bunag Resiko
SBI, dan Nilai Tukar Rupiah Terhadap Kinerja Reksa Dana Periode
2004-2005, dengan menggunakan regresi berganda dan pengujian
statistic dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Dari penelitian diperoleh gambaran bahwa kinerja reksa dana
dengan menggunakan metode Differential Return with risk
Measured by Standard Deviation dipengaruhi oleh Indeks
Harga Saham Gabungan dan Suku Bunga Bebas Resiko SBI.
2. Indeks Harga Saham Gabungan yang mempunyai pengaruh
yang signifikan terhadap Kinerja Reksa Dana yang diperoleh
dengan menggunakan Differential Return with Risk is
Measured
by
Standard
Deviation.
Hasil
penelitian
menunjukkan bahwa nilai penagruh IHSG terhadap Kinerja
Reksa Dana dengan menggunakan metode evaluasi kinerja
Reksa Dana berkorelasi positif dan signifikan mempengaruhi
kinerja Reksa Dana.
3. Suku Bunga SBI mempengaruhi secara signifikan kinerja
Reksa Dana ditunjukkan oleh nilai signifikan sebesar 0.09.
4. Nilai kurs ternyata tidak signifikan mempengaruhi kinerja
Reksa Dana.
5.
H.
Kerangka Pemikiran
Menurut Eduardus Tandelilin (2001:3) investasi adalah
komitmen atas sejumlah dana atau sumber dana lainnya yang
dilakukan pada saat ini dengan tujuan memperoleh sejumlah
keuntungan di masa datang. Secara garis besar investasi dapat dibagi
dalam dua kategori yaitu investasi dalam aktiva riil (asset riil) dan
investasi dalam aktiva keuangan (asset financial).
Sebagai contoh investasi aktiva riil adalah investasi berupa
gedung, pabrik, saluran distribusi baru dan sebagainya. Sedangkan
contoh untuk investasi dalam aktiva keuangan adalah pembelian
sertifikat deposito, saham, reksa dana dan obligasi dengan tujuan
mendapatkan keuntungan dimasa yang akan datang.
Menurut Undang-Undang pasar modal No. 8 Tahun 1995 Pasal
1 ayat 27 reksa dana adalah wadah yang dipergunakan untuk
menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya
diinvestasikan (kembali) dalam portofolio efek (saham, obligasi) oleh
manajer investasi untuk meraih keuntungan kemudian memberikan
hasil (return) kepada pemodal atas penyertaan dananya. Tujuan reksa
dana umumnya adalah pertumbuhan (growth), pendapatan (income),
serta sasaran keseimbangan atau campuran.
Dalam penelitian ini variabel-variabel independen yang dipilih
untuk diteliti adalah inflasi, nilai tukar rupiah, suku bunga bebas risiko
sertifikat bank Indonesia dan indeks harga saham gabungan. Keempat
faktor tersebut secara teoritis sangat berkaitan dengan kinerja
portofolio reksa dana sehingga diharapkan dapat menjadi indikator
kuat bagi investor dalam mengetahui tingkat kinerja dari masingmasing portofolio reksa dana. Untuk itu hipotesa mengenai keempat
faktor tersebut terhadap kinerja reksa dana perlu dilakukan sehingga
investor mempunyai dasar yang kuat dalam mengambil keputusan.
Nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing, terutama terhadap
U$ Dollar Amerika sering kali dianggap sebagai salah satu indikator
dalam perekonomian bangsa. Ketidakstabilan nialai tukar rupiah
terhadap dolar di Indonesia sering kali dianggap senagai indikator
ketidakstabialn perekonomian bangsa kita. Hal ini tentu mempengaruhi
pada perdagangan saham di pasar bursa dan mempengaruhi
perdagangan reksa dana di Indonesia yang juga akan mempengaruhi
pada keputusan investor untuk melakukan transaksi.
IHSG merupakan indikator penting yang menggambarkan
situasi pasar yang sebenarnya dimana return dan risiko pasar tersebut
dihitung. Return portofolio diharapkan meningkat jika IHSG
cenderung meningkat, demikian juga sebaliknya return tersebut
menurun jika IHSG cenderung menurun.
Adanya inflasi akan berdampak besar terhadap perekonomian
suatu Negara. Pada asaat terjadi inflasi, harga barang-barang
cenderung nailk, maka hal ini menyebabkan meningkatnya biaya
produksi yang dikeluarkan perusahaan. Peningkatan biaya produksi
menyebabkan harga jual produk meningkat sehingga akan mengurangi
kuantitas produk yang dijual akibatnya laba menurun. Dengan
menurunnya kinerja keuangan perusahaan, menyebabkan deviden yang
dibagikan kepada pemegang saham berkurang sehingga investor
enggan untuk mempertahankan kepemilikannya atas saham sebagai
indikator kinerja pasar modal.
Faktor lain yang diduga mempengaruhi kinerja portofolio reksa
dana adalah suku bunga bebas risiko SBI dimana return portofolio
cenderung berkurang jika suku bunga bebas risiko SBI meningkat,
sebaliknya return portofolio akan bertambah jika suku bunga bebas
risiko
menurun.
Hal
tersebut
kemungkinan
dipengaruhi
oleh
kecenderungan pasar untuk menghindari risiko yang tinggi.
Melihat hubungan yang cukup erat antara inflasi, nilai tukar
rupiah, suku bunga bebas risiko SBI dan IHSG tersebut terhadap
kinerja portofolio reksa dana, maka peneliti dapat menggambarkan
penelitian ini sebagai berikut.
IHSG (X1)
ρyx1
r12
r13
r
SBI (X2)
r23
ρyx2
KINERJA
ε
Gambar 2.1. Kerangka Pemikiran
I.
Hipotesis
Sesuai dengan kerangka pemikiran dan untuk memberi arah
pada proses penelitian, di dalam penelitian ini akan diuji hipotesis
sebagai berikut:
Hipotesis 1:
Ho: ρyx1= ρyx2= ρyx3= ρyx4= 0
Ha: ρyx1= ρyx2= ρyx3= ρyx4= 0
Ho : IHSG, SBI, Inflasi dan Nilai Tukar Rupiah tidak
berpengaruh signifikan terhadap kinerja reksa dana saham.
Ha : IHSG, SBI, Inflasi dan Nilai ukar Rupiah berpengaruh
signifikan terhadap kinerja reksa dana saham.
Hipotesis 2
Ho: ρyx1=0
Ha: ρyx1>0
Ho : IHSG tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja
reksa dana saham.
Ha : IHSG berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja reksa
dana saham.
Hipotesis 3
Ho: ρyx2=0
Ha: ρyx2>0
Ho : SBI tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja
reksa dana saham.
Ha : SBI berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja reksa
dana saham.
Hipotesis 4
Ho: ρyx3=0
Ha: ρyx3>0
Ho : Inflasi tidak berpenagruh secara signifikan terhadap
kinerja reksa dana saham.
Ha : Inflasi berpengagaruh secara signifikan terhadap kinerja
reksa dana saham.
Hipotesis 5
Ho: ρyx4=0
Ha: ρyx4>0
Ho : Nilai Tukar Rupiah tidak berpengaruh secara signifikan
terhadap kinerja reksa dana saham.
Ha : Nilai Tukar Rupiah berpengaruh secara signifikan terhadap
kinerja reksa dana saham.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat konservasi,
yaitu dimana peneliti langsung melakukan penelitian pada tiga lokasi
yaitu Badan Pengawas Pasar Modal, Bank Indonesia dan Bursa Efek
Jakarta yang sekarang dikenal dengan Bursa Efek Indonesia. Penelitian
dimulai dari pengumpulan data yang berhubungan langsung dengan
objek penelitian, menginventarisasikan, mengolah data hingga
akhirnya diperoleh gambaran yang jelas tentang pokok permasalahan
yang diteliti.
Ruang lingkup penelitian ini adalah melihat pengaruh variabel
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), Suku Bunga Bebas Risiko
(SBI), Inflasi dan Nilai Tukar Rupiah Terhadap Kinerja Reksa Dana
Saham yang dicerminkan pada Nilai Aktiva Bersih (NAB) periode
Januari 2005 sampai dengan tahun Desember 2007.
B. Metode Penentuan Sampel
Teknik yang dilakukan dalam pengambilan sampel ini adalah
purposive sampling yang berdasarkan judgment sampling. Purposive
sampling adalah teknik pemilihan sample secara tidak acak dan
didasarkan pada tujuan tertentu (Indrianto dan Supomo, 1999). Tujuan
penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh Indeks Harga
Saham Gabungan, Suku Bunga Bebas Resiko, Inflasi dan Nilai Tukar
Rupiah terhadap kinerja Reksa Dana Saham yang tercatat di Bapepam.
Oleh karena itu, maka sampel yang digunakan adalah Reksa Dana
Saham yang tercatat di Bapepam. Hal tersebut sesuai dengan teknik
purposive sampling metode judgment sampling.
Sampel penelitian ini diambil dari reksa dana saham yang
terdaftar di Bapepam. Dari 34 Reksa Dana Saham yang terdaftar di
Bapepam periode Januari 2005 sampai Desember 2007, hanya 12
Reksa Dana Saham yang terpilih sebagai sampel penelitian. Oleh
karena reksa dana saham yang terscatat di BEI dimungkinkan terjadi
perubahan di setiap periodenya, maka sampel penelitian ini diambil
dengan kriteria:
1. Semua Reksa Dana Saham yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia selama Januari 2005 sampai dengan Desember
2007.
2. Semua Reksa Dana Saham yang selalu ada dan masih aktif
selama Januari 2005 sampai dengan Desember 2007.
3. Reksa Dana Saham yang telah menerbitkan laporan
keuangan mulai Januari 2005 sampai dengan Desember
2007.
C. Metode Pengumpulan Data
Data yang digunakan dan dianalisis dalam penelitian ini adalah
data sekunder. Data sekunder merupakan data yang telah tersedia dan
tidak perlu dikumpulkan lagi. Data-data sekunder yang digunakan
penulis adalah data-data yang berhubungan langsung dengan penelitian
yang dilaksanakan dan bersumber dari terbitan-terbitan Bursa Efek
Indonesia, Bapepam dan Bank Indonesia.
Informasi utama yang digunakan sebagai data penelitian adalah
Nilai Aktiva Bersih (NAB/Unit) Reksa dana saham, data mengenai
tingkat suku bunga bebas risiko peneliti menggunakan tingkat suku
bunga Sertifikat Bank Indonesia dari Bank Indonesia berdasarkan
laporan bulanan terbitan Bank Indonesia. Penelitian ini juga memilih
SBI sebagai tingkat suku bungs bebas risiko dengan anggapan bahwa
Bank Indonesia yang mengeluarkan SBI dapat dipastikan akan
melunasi kewajibannya pada saat jatuh tempo. Jadi investasi yang
dilakukan pada SBI benar-benar bebas risiko. Disertai data mengenai
perkembangan Inflasi dan Nilai Tukar Rupiah pada periode Januari
2005 sanpai dengan Desember 2007.
D. Metode Analisis
Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
1. Mendata Reksa Dana yang termasuk reksadana saham selama
periode Januari 2005 sampai dengan Desember 2007. Reksa
dana yang akan menjadi objek penelitian adalah reksa dana
Saham yang berturut-turut ada selama periode Januari 2005
sampai dengan Desember 2007.
2. Menghitung return dan risiko dari masing-masing Reksa dana
dalam penelitian ini., maka peneliti akan menggunakan
program Microsoft exel untuk membantu dalam proses
penghitungan return dan risiko masing-masing reksa dana.
a. Menghitung Return Dari Reksa dana
NAV1-NAVt-1
NAVt-1
Dimana :
NAVt
: Net Asset Value (NAB pada periode t
NAVt-1 : Net Asset Value (NAB)periode sebelum t
b. Menghitung Resiko dari Reksa Dana
2
(X-X)
σp: ∑
(n-1)
3. Evaluasi Kinerja reksa dana . Setelah didapatkan variablevariabel yang dibutuhkan untuk penghitungan kinerja Reksa
Dana, maka dilakukan evaluasi kinerja portfolio dengan
menggunakan metode Differential Return with Risk Measure by
Standar Deviation.
Rumusnya :
Rp= Rf+[Rm-Rf ]σ p
υ
σm
Dimana:
Rp: expected return dari portofolio yang terletak pada CML
Rm: expected return market
σm: standard deviation market
σp : standard deviation portofolio
4. Melakukan pengukuran dan pengujian untuk mengetahui
signifikan pengaruh IHSG, Suku Bunga Bebas Risiko SBI,
Inflasi dan Nilai Tukar Rupiah terhadap Kinerja Reksa Dana
Saham yang dihitung menggunakan metode Differential Return
with Risk Measure by Standar Deviation. Dalam pengujian dan
pengukuran ini digunakan analisis regresi berganda. Dimana
kinerja merupakan variable terikat (Y) dan factor-faktor IHSG,
SBI, Inflasi dan Nilai Tukar Rupiah sebagai variable bebas (X).
Dan selanjutnya akan diolah dengan menggunakan software
SPSS Release 16.0 for Windows.
5. Pengujian Statistik
a. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Uji koefisien korelas ditujukan untuk melihat seberapa
besar kemampuan variable independen menjelaskan variabel
depeenden yang dilihat melalui adjusted R square karena variabel
independennya lebih kecil.
b. Uji F (Uji Secara Simultan)
Uji F dilakukan untuk melihat kemaknaan dari hasil
model regresi trsebut. Bila Nilai Fhitung lebih besar dari Ftabel atau
tingkat signifikannya lebih kecil dari 5% (Alpha: 5%=0,05) maka
hal ini menunjukkan bahwa H0 ditolak dan Ha diterima yang
berarti
bahwa
variabel
independen
mempunyai
pengaruh
signifikan terhadap variabel dependen secara simultan.
c. Uji T ( Uji Secara Parsial)
Uji t digunakan untuk memganalisis pengaruh variabel
independen terhadap variabel dependen secara parsial. Bila Thitung
lebih besar dari Ttabel atau nilai signifikan T<Alpha : 5% (0,005)
maka Ho ditolak dan Ha diterima, yang berarti bahwa terdapat
pengaruh signifikan secara parsial variabel independen terhadap
variabel dependen.
d. Pengujian analisis path
(Kusnendi 2005:1) Analisis jalur ialah suatu teknik untuk
menganalisis hubungan sebab akibat yang tejadi pada regresi
berganda
jika
variabel
bebasnya
mempengaruhi
variabel
tergantung tidak hanya secara langsung tetapi juga secara tidak
langsung. Sedangkan definisi lain mengatakan: “Analisis jalur
merupakan pengembangan langsung bentuk regresi berganda
dengan tujuan untuk memberikan estimasi tingkat kepentingan
(magnitude) dan signifikansi (significance) hubungan sebab akibat
hipotetikal dalam seperangakat variabel.” (Paul Webley 1997).
David
Garson
dari
North
Carolina
State
University
mendefinisikan analisis jalur sebagai “Model perluasan regresi
yang digunakan untuk menguji keselarasan matriks korelasi
dengan dua atau lebih model hubungan sebab akibat yang
dibandingkan oleh peneliti. Modelnya digambarkan dalam bentuk
gambar lingkaran dan panah dimana anak panah tunggal
menunjukkan sebagai penyebab. Regresi dikenakan pada masingmasing variabel dalam suatu model sebagai variabel tergantung
(pemberi respon) sedang yang lain sebagai penyebab. Pembobotan
regresi diprediksikan dalam suatu model yang dibandingkan
dengan matriks korelasi yang diobservasi untuk semua variabel
dan dilakukan juga penghitungan uji keselarasan statistik. (David
Garson, 2003). Dari definisi-definisi di atas dapat dasimpulkan
bahwa sebenarnya analisis jalur merupakan kepanjangan dari
analisis regresi berganda.
E. Operational Variabel Penelitian
Di dalam pengujian pengaruh Indeks Harga Saham Gabungan,
Suku Bunga SBI, Inflasi dan Nilai Tukar Rupiah Terhadap kinerja
reksa dana saham khususnya Reksa Dana Saham dmana yang
digunakan adalah data-data selama Januari 2005 sanpai Desember
2008 variabel-variabel yang digunakan adalah:
1) Variabel Dependen yaitu utama atau variabel terikat dimana
yang menjadi perhatian peneliti peneliti. Karena tujuan
penelitian ini adalah menjelaskan atau memprediksi variabilitas
dari variable dependen. Dalam hal ini yang menjadi variable
dependen (Y) adalah KInerja Reksa Dana Saham selama
periode Januari 2005 sampai dengan Desember 2007.
2) Variabel Independen yaitu varisbel bebas yang mempengaruhi
variable dependen. Dalam hal ini yang menjadi variable
No
Nama Variabel
Konsep Variabel
Sumber Data
Ukuran
independen adalah IHSG (X1), Suku Bunga Bebas Resiko
(X2), Inflasi (X3), dan Nilai Tukar Rupiah (X4).
Tabel 3.1
Operational Variabel Penelitian
I
II
Variabel
Terikat
Kinerja Reksa
Dana Saham
(Y)
Indikator
yang
menunjukkan baik
buruknya
kinerja
reksa dana saham
yang dilihat dari
NAB
Variabel Bebas Indikator yang
1.IHSG (X1)
menunjukkan
kecenderungan
pergerakan harga
seluruh saham di
Bursa Saham
2.Suku Bunga Indonesia
Bebas Risiko
SBI (X2)
Tingkat suku bunga
yang relatif tidak
beresiko
3. Inflasi (X3)
Indikator yang
4.Nilai Tukar menunjukkan
Rupiah (X4)
kenaikan harga
Nilai tukar rupiah
terhadap U$ Dollar
Data Reksa Rasio
Dana di BEI
Data Indeks Rasio
Harga Saham
Gabungan di
BEI
Data
suku Rasio
bunga
deposito/SBI
Data inflasi Rasio
dari
Bank
Indonesia
Data
nilai Rasio
tukar rupiah
terhadap U$
Dollar
di
Bank
Indonesia
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian.
1. Gambaran Umum Reksa Dana
Jogianto (2008:74) reksa dana merupakan salah saru
alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya
pemodal kecil atau pemodal yang tidak ingin menaggung resiko
tinggi.
Reksa
dana
dirancang
sebagai
wadah
untuk
menghimpun dana dari masyarakat yang mempunyai modal,
pengetahuan dan waktu yang terbatas. Karenanya reksa dana
diharapkan mampu meningkatkan peran pemodal lokal
mengingat aktivitas perdagangan di Bursa Efek Indonesia mash
didominasi oleh investor asing.
Dalam undang-undang pasar modal no. 08 Tahun
1995, pasal 1 ayat 27 telah diberikan definisi mengenai reksa
dana. Reksa dana adalah wadah yang dipergunakan untuk
menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk dioergnakan
untuk selanjutnya diinvestasikan dalam bentuk portofolio efek
oleh manajer investasi.
Dalam definisi tersebut terkandung tiga unsur penting.
Pertama, adanya dana dari masyarakat pemodal. Kedua, dana
tersebut diinvestasikan dalam portofolio efek, dan ketiga dana
tersebut dikelola oleh manajer investasi. Dana yang dikelola
atau portofolio dalam reksa dana itu adalah milik bersama para
pemodal.
Manajer
investasi
merupakan
pihak
yang
dipercayakan untuk mengelola.
Ada beberapa manfaat yang diperoleh pemodal jika
melakukan investasi dalam reksa dana. Pertama, pemodal
walaupun tidak memiliki dana yang cukup besar dapat
melakukan diversifikasi investasi dalam efek sehingga dapat
memperkecil risiko. Setiap investasi memang mengundang
risiko.
Investasi dalam efek di pasar modal mempunyai risiko
yang lebih besar disbanding dengan menempatkan dana dalam
deposito. Untuk memperkecil risiko investasi dalam efek
hendaknya
dilakukan
diversifikasi.
Artinya
melakukan
investasi tidak dalam satu macam efek atau saham, tetapi dalam
berbagai macam efek. Untuk melakukan diversifikasi itu,
pemodal harus memiliki dana yang cukup. Pemodal yang
memiliki
modal
terbatas
tidak
mungkin
melakukan
diversifikasi. Oleh karena itu lebih baik melakukan investasi
dalam reksa dana.
Kedua, reksa dana mempermudah untuk melakukan
inveatasi di pasar modal. Memilih saham-saham yang baik
untuk dibeli bukan merupakan pekerjaan mudah, melainkan
memerlukan pengetahuan tersendiri. Tidak semua pemodal
memiliki pengetahuan tersebut. Padahal mungkin saja orang
yang tidak memiliki khusus itu ingin menanamkan dananya
dalam saham atau efek.
Ketiga, dengan menempatkan dana dalam reksa dana
berarti dana pemodal tersebut akan dikelola oleh pihak yang
profesional yaitu manajer investasi. Dengan demikian, pemodal
tidak perlu berpikir sepanjang hari untuk memilih efek yag
dijadikan portofolio investasinya karena hal itu telah dilakukan
oleh manajer investasi.
Pada dasarnya, bila pemodal menempatkan dananya
dalam tabungan, maka itu berarti dana tersebut akan dikelola
oleh bank dimana dana tersebut ditempatkan. Demikian juga
halnya apabila pemodal melakukan investasi dalam dana reksa
atau membeli unit penyertaan reksa dana, dana yang
ditanamkan di reksa dana akan dikelola oleh manajer investasi.
Jika ditempatkan di bank, pemodal tidak perlu tahu
kemana dananya akan dialokasikan oleh bank. Pemoadal akan
menerima bunga dari bank atas penempatan dana tersebut,
sedangkan jika membeli saham reksa dana atau unit penyertaan
reksa dana, pemodal akan mendapat gambaran dari manajer
investasi
melalui
prospektus
kemana
dana
itu
akan
dialokasikan. Misalnya sebagian akan dialokasikan untuk
membeli obligasi, sebagian dibelikan saham, dan sebagian akan
dibelikan instrument pasar uang.
Tabel 4.1
Data Statistik Perkembangan Reksa Dana
Periode 1997-2007
Periode
1997
1998
1999
200
2001
2002
2003
2004
2005
2006
2007
DAFTAR PERKEMBANGAN REKSA DANA
Jumlah
NAB Rp
Pemegang
Jumlah Saham/
(Kumulatif)
(Juta)
Saham/Unit
Unit Penyertaan
Penyertaan
yang Beredar
25 2.782.322,5
2.441 2.942.232.210,518
77 4.916.604,8
20.234 6.007.373.758,547
81 2.992.171,4
15.482 3.680.892.950,256
81 4.974.105,0
24.127 4.349.952.950,816
94 5.515.954,1
39.487 5.006.049.769,659
108 8.003.769,8
51.723 7.303.771.880,360
131 46.613.833,24
125.82 41.655.523.049,213
186 69.477.719,75
171.712 60.020.745.572,816
246 104.037.824,63
299.063 85.061.930.436,029
331 29.405.732,22
254.66 21.262.143.379,980
282 44.470.317,92
192.621 32.640.147.419,610
Sumber: Bapepam
Dari tabel 4.1 nilai aktiva bersih pada tahun 1997
sampai dengan tahun 1998 perkembangan reksa dana
mengalami kenaikan yang cukup baik. Pada tahun 1999 nilai
aktiva bersih reksa dana mengalami penurunan yang sangat
tajam yang sebelumnya 4.919.604,8 turun menjadi 2.992.171,4.
Babak baru pertumbuhan industri reksa dana dimulai
pada taun 2002 dengan aktifnya bank menjadi agen penjual
reksa dana.Dai tahun 2002 nilai aktiva bersih reksa dana terus
mengalami kenaikan yang sangat tinggi hingga nilai tertinggi
pada tahun 2005 sebesar 104.037.824,63.
B. Analisis Dan Pembahasan
1. Analisis Kinerja Reksa Dana
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah reksa
dana-reksa dana yang tergolong dalam reksa dana saham.
Alasan penulis memilih reksa dana yang tergolong dalam reksa
dana saham adalah karena reksa dana saham memiliki tingkat
resiko dan tingkat hasil yang paling tinggi bila dibandingkan
dengan jenis-jenis reksa dana lainnya.
Adapun reksa dana saham yang diikutkan dalam
penelitian ini adalah reksa dana saham yang selalu ada dan aktif
selama tiga tahun pengamatan, yaitu Januari 2005 sampai
Desember 2007. yang dapat dilihat pada table 4.2 berikut:
Tabel 4.2
Daftar Reksa Dana yang Tedaftar Selama Tiga Tahun
( Januari 2005 sampai Desmber 2007 )
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Nama Reksa Dana
ABN Amro Ind. Dana Saham
Bahana Dana Prima
BIG Nusantara
BNI Dana Berkembang
Danareksa Mawar
Dana Megah Kapital (Trim Capital)
Nikko Saham Nusantara
Panin Dana Maksima
Phinisi Dana Saham
Rencana Cerdas
Schroder Dana Prestasi Plus
Si Dana Saham
Sumber : Bursa Efek Indonesia
Adapun dari reksa dana saham tersebut akan dilihat Nilai
Aktiva Bersih (NAB) mingguan masing-masing reksa dana selama
periode penelitian yaitu tiga tahun. Data lain yang digunakan dalam
penelitian ini adalah Indeks Harga Saham Gabungan, tingkat suku
bunga bebas resiko SBI, Inflasi dan Nilai Tukar Rupiah. Tingkat
suku bunga bebas resiko SBI, inflasi dan nilai tukar rupiah per
bulan diperoleh dari Statistik Ekonomi Keuangan Bank Indnesia
periode Januari 2005 sampai dengan Desember 2007, sedangkan
IHSG diperoleh dari Bursa Efek Indonesia.
2. Return dan Standar Deviasi Reksa Dana
Dalam perhitungan return dan standar deviasi reksa dana
penulis menggunakan program micrsoft exel untuk mempermudah
perhitungan return dan standar deviasi masing-masing reksa dana
saham per bulan. Dalam penelitian ini akan diperoleh return dan
standar deviasi yang diperoleh untuk masing-masing reksadana saham
dengan menggunakan metode differential return with risk is measured
by standar deviation. Return diperoleh dari perhitungan Nilai Aktiva
Bersih per unit ( NAB/Unit ) harian yaitu dengan cara NAB/Unit pada
hari ke t dikurangi NAB/Unit pada hari sebelum t dan dibagi dengan
NAB/Unit pada hari sebelum t, kemudian dicari rata-rata returnnya.
Sedangkan standar deviasi diperoleh dengan menggunakan formula
yang telah disebutkan dalam metode analisis pada bab tiga ( Untuk
mempermudah perhitungan penulis menggunakan proram Microsoft
exel ).
Setelah diperoleh standar deviasi masing-masing reksa dana
saham per bulan, maka dipilih standar deviasi yang paling tinggi untuk
dijadikan sebagai sample penelitian selanjutnya. Tabel 4.3 akan
memperlihatkan nilai return dan standar deviasi untuk masing-masing
reksadana yang kinerja relsadana tersebut terpilih untuk penelitian.
Tabel 4.3
Hasil Retun dan Standar Deviasi
NO
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
PERIODE
Jan-05
Feb-05
Mar-05
Apr-05
May-05
Jun-05
Jul-05
Aug-05
Sep-05
Oct-05
Nov-05
Dec-05
Jan-06
NAMA REKSA DANA
Trim Capital
BIG Nusantara
BIG Nusantara
BIG Nusantara
BIG Nusantara
BIG Nusantara
Panin Dana Maksima
Panin Dana Maksima
BNI Dana Berkembang
BIG Nusantara
Trim Capital
Trim Capital
Danareksa Mawar
RETURN
0.0143
-0.0009
-0.0183
0.0270
-0.0213
-0.0086
0.0160
-0.0063
0.0543
0.0011
0.0360
0.0145
0.0273
SD
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
Feb-06
Mar-06
Apr-06
May-06
Jun-06
Jul-06
Aug-06
Sep-06
Oct-06
Nov-06
Dec-06
Jan-07
Feb-07
Mar-07
Apr-07
May-07
Jun-07
Jul-07
Phinisi Dana Saham
Trim Capital
Bahana Dana Prima
Phinisi Dana Saham
BNI Dana Berkembang
BNI Dana Berkembang
Trim Capital
Phinisi Dana Saham
Nikko Saham Nusantara
BNI Dana Berkembang
Panin Dana Maksima
Schroder Dana Prestasi Plus
ABN Amro Ind Dana Saham
TRIM Kapital
TRIM Kapital
Phinisi Dana Saham
BNI Dana Berkembang
TRIM Kapital
-0.0427
0.0200
0.0353
-0.0218
0.0432
0.1630
0.0168
-0.2520
0.0187
0.0178
0.0169
-0.0327
0.0038
0.1821
0.0050
-0.0255
0.0439
0.1162
0.0854
0.0336
0.0403
0.0763
0.3603
0.3518
0.0341
0.4987
0.0154
0.0124
0.0270
0.1610
0.0987
0.8842
0.0140
0.1736
0.3529
0.5128
32
33
34
35
36
Aug-07
Sep-07
Oct-07
Nov-07
Dec-07
BNI Dana Berkembang
TRIM Kapital
Danareksa Mawar
TRIM Kapital
Nikko Saham Nusantara
-0.0034
0.0041
0.0095
0.0025
0.0131
0.0358
0.0284
0.0721
0.0169
0.1742
0.0431
0.0280
0.0377
0.0356
0.0248
0.0352
0.0326
0.0314
0.0789
0.0955
0.0326
0.0309
0.0545
Sumber: Data diolah
3. Differential Return With Risk is Measured by Standar Deviation
Dalam pemilihan reksadana ini didasarkan pada reksadana
yang mempunyai kinerja terbaik untuk teori Differential Return With
Risk is Measured by Standar Deviation. Untuk Setiap Periode
penelitian yaitu setiap bulannya mulai Januari 2005 sampai dengan
Desmber 2007 yang terdiri dari 36 bulan penelitian,diambil 1 (satu)
reksadana yang pada evaluasi kinerja reksadana memiliki kinerja
terbaik. Reksa dana yang dihitung kinerja untuk setiap bulannya terdiri
dari 12 reksadana seperti tabel 4.3
Berdasarkan hasil perhitungan, dipilih differential yang paling
besar differential returnnya, maka kinerja portofolio yang diperoleh
melalui model tertentu masih lebih baik bila dibandingkan dengan
portofolio yang terletak pada CML.
Tabel 4.4 akan memperlihatkan nilai kinerja menurut metode
Differential Return with Risk is Measured by Standar Deviation yang
terpilih untuk penelitian ini selama periode Januari 2005 sampai
dengan Desember 2007.
Tabel 4.4
Daftar kinerja Reksadana berdasarkan Differential
Return with Risk is Measured by Standar Deviation yang
terpilih untuk penelitian
NO PERIODE
NAMA REKSA DANA
1
Jan-05 Trim Capital
2
Feb-05 BIG Nusantara
3
Mar-05 BIG Nusantara
4
Apr-05 BIG Nusantara
5
May-05 BIG Nusantara
6
Jun-05 BIG Nusantara
7
Jul-05 Panin Dana Maksima
8
Aug-05 Panin Dana Maksima
9
Sep-05 BNI Dana Berkembang
10
Oct-05 BIG Nusantara
11
Nov-05 Trim Capital
12
Dec-05 Trim Capital
13
Jan-06 Danareksa Mawar
14
Feb-06 Phinisi Dana Saham
15
Mar-06 Trim Capital
16
Apr-06 Bahana Dana Prima
17
May-06 Phinisi Dana Saham
18
Jun-06 BNI Dana Berkembang
19
Jul-06 BNI Dana Berkembang
20
Aug-06 Trim Capital
21
Sep-06 Phinisi Dana Saham
22
Oct-06 Nikko Saham Nusantara
23
Nov-06 BNI Dana Berkembang
24
Dec-06 Panin Dana Maksima
25
Jan-07 Schroder Dana Prestasi Plus
26
Feb-07 ABN Amro Ind Dana Saham
27
Mar-07 TRIM Kapital
28
Apr-07 TRIM Kapital
29
May-07 Phinisi Dana Saham
30
Jun-07 BNI Dana Berkembang
31
Jul-07 TRIM Kapital
32
Aug-07 BNI Dana Berkembang
KINERJA
Log Kinerja I LOG KINERJA II
0.80130663 -0.096201264
6.32858517
6.28353561 0.798204081 -0.097886056
6.31247474 0.800199653 -0.096801641
6.50619606 0.813327146 -0.089734732
6.67396986 0.824384241 -0.083870319
7.00496945 0.845406246 -0.072934548
7.19720366 0.857163792 -0.066936183
7.99357795 0.902741214 -0.04443673
8.53507707 0.931207447 -0.03095356
9.48437255 0.977008605 -0.010101611
0.00548562
10.2970119 1.012711215
10.6919296 1.029056089 0.012439047
10.7621411 1.031898683 0.013637058
10.8540707 1.035592646 0.015188958
10.6999622 1.029382245 0.012576673
10.7198952 1.030190539 0.012917557
10.6270266 1.026411766 0.011321622
11.4720533 1.059641156 0.025158818
11.2468955
1.05103266 0.021616212
9.90150154 0.995701059 -0.001871031
10.8848012 1.036820503 0.015703577
9.04586278 0.956449995 -0.019337731
8.53694023 0.931302241 -0.030909352
8.18045487 0.912777453 -0.039635096
9.97945224 0.999106704 -0.000388127
9.59381195 0.981991202 -0.007892403
11.6331829 1.065698558 0.027634378
9.04170099 0.956250141 -0.019428488
9.31696646 0.969274532 -0.013553198
9.55126945 0.980061097 -0.00874685
9.82779649 0.992456155 -0.003288671
8.40676644 0.924628982 -0.034032498
Sumber: Data diolah
Setelah diperoleh Kinerja (differential return), langkah
selanjutnya adalah masuk dalam uji regresi dengan menggunakan
program SPSS release 16.0 for windows. Adapun variabel terikatnya
(variabel dependen) adalah kinerja, sedangkan yang menjadi variabel
bebasnya (variabel independen) adalah IHSG, SBI, Inflasi, dan nilai
tukar rupiah.
4. Deskriptif Variabel
Berdasarkan hasil perhitungan, dapat dijelaskan variablevariabel yang terdapat pada model regresi berganda seperti pada table
berikut.
Tabel 4.5
Nilai Rata-rata Kinerja, IHSG, SBI, Inflasi, dan Nilai
Tukar Rupiah Periode Januari 2005 sampai dengan
Desember 2007
TAHUN
2005
2006
2007
IHSG
1089.73
1442.93
2210.98
MEAN
SBI (%)
INFLASI (%)
7.65
8.67
9.86
11.11
8.63
6.41
KURS
9750.58
9141.25
9140
KINERJA
7.78
10.24
9.26
Sumber: Data diolah
a. Variabel Dependen (Kinerja Reksadana Saham)
Berdasarkan Tabel 4.4 diatas yang diperoleh dari
pengumpulan data tahunan periode Januari 2005 sampai
dengan Desember 2007, nilai rata-rata kinerja reksadana untuk
tahun 2005 adalah sebesar 7.78 persen sedangkan untuk tahun
2006 naik menjadi 10.24 persen. Pada tahun 2007 nilai rata-rata
kinerja reksa dana sebesar 9.26 persen. Nilai rata-rata tertinggi
kinerja reksadana pada kuartal pertama tahun 2006 yaitu
sebesar 13.82.
b. Varibel Independen
1)
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)
Pada tabel 4.4 di atas dapat kita lihat nilai rata-rata Indeks
Harga Saham Gabungan setiap setengah tahun yang dimulai dari
Januari 2005 sampai dengan Desember 2007. Selama dua tiga tahun
pengamatan nilai rata-rata IHSG untuk tahun 2005 adalah sebesar
1089.73 kemudian mengalami perubahan di tahun 2006 menjadi
1442.93. Pada tahun 2007 nilai rata-rat IHSG meningkat menjadi
2210.98. Nilai rata-rata tertinggi selama tiga tahun pengamatan
terjadi pada tahun 2007.
2) Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI)
Suku Bunga Bebas Risiko (SBI) merupakan salah satu
instrument moneter yang dapat mempengaruhi atau memotivasi
masyarakat maupun pengusaha untuk menabung dan melakukan
investasi. Pada tabel 4.4 dijelaskan bahwa nilai rata-rata suku bunga
SBI pertahun untuk tahun 2005 sebesar 7.65 persen. Sedangakan pada
tahun 2006 sebesar 9.86 persen. Kemudian mengalami penurunan di
tahun 2007 sebesar 8.63 persen.
3) Inflasi
Inflasi berpengaruh terhadap pergerakan harga saham melalui
return pasar (Eduartus Tandelin 2001:73). Hal ini menunjukkan
bahwa secara agregatif naiknya inflasi akan menurunkan return pasar
atau indeks pasar. Pada tabel 4.4 diterangkan bahwa nilai rata-rata
inflasi pada tahun 2005 adalah sebesar 8.67 persen. Pada tahun 2006
meningkat menjadi 11.11 persen, sedangkan pada tahun 2007
mengalami penurunan menjadi 6.41 persen.
4) Nilai Tukar Rupiah
Variabel nilai tukar rupiah juga berpengaruh secara negatif
terhadap pasar modal (Ahmad Sakhowi 2004:2). Dengan naiknya nilai
kurs rupiah terhadap dollar Amerika akan menyebabkan turunnya
investor dalam menanamkan dananya di pasar modal. Karena investasi,
khususnya di pasar modal relative lebih mahal dengan nilai dollar yang
sama membutuhkan jumlah rupiah yang lebih banyak.
Berdasarkan table 4.4 dapat dijelaskan bahwa nilai rata-rata
kurs pada tahun 2005 sebesar Rp.9.750,58. Tahun 2006 nilai rata-rata
kurs turun menjadi Rp.9.141,25, sedangkan pada tahun 2007 nilainya
terus turun hingga mencapai nilai Rp.9.140.
5. Pengujian Statistik
a. Pengujian Koefisien Determinasi (R²)
Dari tabel model summary di bawah, diperoleh nilai koefisien
determinasi yang disesuaikan adalah 0.910 yang berarti sebanyak 91.0
persen variasi atau perubahan kinerja reksadana dapat dijelaskan oleh
perubahan atau variasi dari Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG),
SBI, Inflasi, dan Nilai Tukar Rupiah.
Tabel 4.6
Model Summary
Pengujian Koefisien Determinasi
Change Statistics
Adjusted R
Model
R
1
.959
R Square
a
.920
Square
Sig. F
R Square Change
.910
.920
df2
Change
31
.000
a. Predictors: (Constant), SBI, IHSG, KURS, INFLASI
b. Dependent Variable: Kinerja
Sumber : Data olahan
b. Pengaruh Variabel IHSG, SBI, Inflasi, dan Nilai Tkar Rupiah
Terhadap Kinerja Reksa Dana Saham ( Uji F )
Pada pengujian secara simultan (Uji F) diperoleh Fhitung sebesar
88.973 dimana nilai tersebut lebih besar dari Ftabel sebesar 2.84 dan
Fsign sebesar 0.000 lebih kecil dari alpha 0.1. Hal ini berarti bahwa
secara bersama-sama (simultan) terdapat pengaruh variable IHSG,
SBI,Inflasi, dan Nilai Tukar Rupiah terhadap kinerja reksadana saham.
Hasil penelitian ini mendukung hipotesis alternatif
(Ha) pada
Hipotesis pertama yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang
signifikan dan simultan dari variabel IHSG, SBI, inflasi, dan nilai tukar
rupiah terhadap kinerja reksadana saham secara simultan.
Tabel 4.7
UJI F
b
ANOVA
Model
1
Sum of Squares
df
Mean Square
Regression
.045
4
Residual
.004
31
Total
.049
35
F
.011 88.973
Sig.
.000
a
.000
a. Predictors: (Constant), SBI, IHSG, KURS, INFLASI
b. Dependent Variable: Kinerja
Sumbe : Data olahan
c. Pengaruh Variabel IHSG, SBI, Inflasi, dan Nilai Tukar Rupiah
Terhadap Kinerja Reksadana Secara Parsial (Uji T)
Tabel koefisien diperoleh untuk variabel IHSG memiliki thitung
sebesar 1.766 dan nilai signifikan sebesar 0.087. Jadi dapat diambil
kesimpulan bahwa variabel IHSG terdapat pengaruh yang signifikan
dimana nilai thitung lebih besar dari ttabel (1.766>1.69) dan nilai
signifikan lebih kecil dari alpha (0.087<0.1), maka tidak dapat
menerima Ho dan tidak dapat menolak Ha. Nilai koefisien inflasi
memiliki thitung sebesar -1.044 dengan nilai signifikansi sebesar 0.305.
Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa variabel inflasi tidak
berpengaruh signifikan dimana thitung lebih kecil dari ttabel (-0.168<1.69)
dan nilai signifikansi lebih besar dari alpha (0.305>0.1), maka tidak
dapat menolak Ho dan tidak menerima Ha. Sedangkan koefisien nilai
tukar rupiah (kurs) tidak berpengaruh signifikan dimana thitung lebih
kecil dari ttabel (0.535<1.69) dan nilai signifikansi lebih besar dari alpha
(0.597>0.1), maka kesimpulan yang dapat diambil adalah tidak dapat
menolak Ho dan tidak dapat menerima Ha. Sedangkan untuk SBI, nilai
thitung sebesar 10.944 dengan nilai signifikansi sebesar 0.000. Jadi dapat
diambil kesimpulan bahwa variable SBI berpengaruh signifikan
terhadap kinerja reksa dana saham karena thitung lebih besar dari ttabel
(10.944>1.69) dan nilai signifikansi lebih kecil dari alpha (0.000<0.1).
Nilai ttabel untuk uji ini adalah sebesar 1.69 yang diperoleh dengan
alpha 10% dan df sebesar 35(n-1).
Tabel 4.8
UJI T
Coefficients
a
Standardized
Unstandardized Coefficients
Model
B
Std. Error
Coefficients
Beta
t
Sig.
1 (Constant)
-.298
.065
8.648E-5
.000
SBI
-.028
INFLASI
IHSG
KURS
-4.558
.000
.121
1.766
.087
.003
1.027
10.944
.000
.-.001
.001
-.105
-1.044
.305
3.270E-6
.000
.033
.535
.597
a. Dependent Variable: Kinerja
Sumber : Data olahan
d. Pengujian Koefisien Analisis Jalur
IHSG (X1)
ρyx1=0.121
r12=
ε=0.10875
-0.396
r13=
ρyx2=1.027
SBI (X2)
0.524
r23=
r14=
KINERJA
REKSADANA
SAHAM (Y)
-0.833
0.273
INFLASI(X3)
r24=
ρyx3=-0.105
0.324
r34=
-0.255
KURS/NTR(X4)
ρyx4=0.033
Gambar 4.1 Koefisien Analisis Jalur
Berdasarkan model analisis jalur struktur diatas, bisa diketahui
secara jelas alur pengaruh langsung antar variabel dan juga korelasi
antar variabel. Pengaruh langsung antara variabel independen (Xi)
terhadap varabel independen (Y) dapat diformulasikan sebagai berikut:
Xi
Y, maka Y=(ρyxi)( ρyxi)x100%
Adapun Perhitungan mengenai pengaruh langsung antara
variabel-variabel independen terhadap variabel dependen(Y).
Tabel 4.9
Pengaruh Langsung Antara Variabel Independen Terhadap
Variabel Dependen
No.
Notasi
Standardized Coeficients
(Pyxi)2
1.
ρyx1
0.121
0.014641
2.
ρyx2
1.027
1.054729
3.
ρyx3
-0.105
1.1025
4.
ρyx4
0.033
0.1089
5.
R2Y(X1X2X3X4) 0.920
6.
0.08
ρYXε
Persamaan struktural untuk analisis jalur berdasarkan tabel 4.8
di atas adalah:
Y=ρyx1 + ρyx2 + ρyx3 + ρyx4 + ρεy
Y=ρ0.121 + ρ1.027 + ρ -0.105+ ρ0.033 + 0.08 ε
R²x1x2x3x4=0.920
Dari tabel 4.8 dan struktur analisis jalur di atas, dapat dijelaskan
sebagai berikut:
1. Besarnya
pengaruh
mempengaruhi
IHSG
kinerja
(X1)
yang
reksadana
0.121²=0.014641 atau 1.46 persen.
secara
langsung
saham
adalah
2. Besarnya
pengaruh
mempengaruhi
SBI
kinerja
(X2)
yang
reksadana
secara
langsung
saham
adalah
1.027²=1.054729 atau 105.47 persen.
3. Besarnya pengaruh inflasi (X3) yang secara langsung
mempengaruhi kinerja reksadana saham secara negatif adalah 0.105²= 0.011025 atau 1.1025 persen.
4. Besarnya
pengaruh
mempengaruhi
Kurs
kinerja
(X4)
yang
reksadana
secara
langsung
saham
adalah
0.033²=0.001089 atau 0.1089 persen.
5. Besarnya IHSG (X1), SBI (X2), Inflasi (X3), dan Nilain Tukar
Rupiah (X4) berpengaruh secara simultan yang langsung
mempengaruhi kinerja reksadana saham (Y) adalah 0.920 = 92
persen. Sisanya sebesar 0.008 = 8.0 persen dipengaruhi faktorfaktor lain yang tidak dapat dijelaskan dalam penelitian ini.
6. Variabel yang paling dominan mempengaruhi kinerja reksa
dana saham adalah variabel SBI dan IHSG. Artinya variabel ini
mempunyai pengaruh yang sangat signifikan terhadap baik
buruknya kinerja reksa dana saham. Hal ini menunjukkan
bahwa secara agregatif naiknya SBI dan IHSG akan
menurunkan return pasar atau indeks pasar.
7. Besarnya pengaruh langsung yang paling dominan adalah
variabel
SBI
dengan
nilai
pengaruhnya
sebesar
1.027²=1.054729 atau 105.47 persen.
Setelah didapat koefisien Jalur, kemudian dilakukan pengujian
hipotesis berdasarkan angka thitung dan angka signifikansi.Jika thitung
lebih besar dari ttabel (1.69) atau (thitung>1.69) maka tidak bisa menerima
Ho dan tidak bisa menolak Ha dan sebaliknya jika thitung lebih kecil
dari ttabel (1.69) atau (thitung<1.69) maka tidak bisa menolak Ho dan
tidak bisa menerima Ha.Pengujian hipotesis dengan angka signifikansi
berdasarkan alfa sebesar 0.1. Jika signifikansi lebih kecil alfa maka
tidak bisa menerima Ho dan tidak bias menolak Ha dan sebaliknya jika
signifikansi lebih besar alfa maka tidak bisa menolak Ho dan tidak bisa
menerima Ha.
Adapun hasil perhitungannya ditampilkan pada tabel di bawah
ini:
Tabel 4.10
Hasil Gambaran Sebelum Trimming
No
1.
2.
3.
4.
Variabel
IHSG
SBI
Inflasi
Kurs
thitung
1.766
10.944
-1.044
0.535
Perbandingan
>1.69
>1.69
<1.69
<1.69
Signifikansi
0.004
0.000
0.046
0.925
Perbandingan
<0.1
<0.1
>0.1
>0.1
Kesimpulan
Ho ditolak
Ho ditolak
Ho diterima
Ho diterima
Dari tabel 4.9 di atas memperlihatkan bahwa hanya ada dua
variabel independen yang berpengaruh signifikan terhadap kinerja
reksa dana saham yaitu IHSG dan SBI.
Tabel 4.11
Coefficients(a)
Unstandardized
Coefficients
Model
1
(Constant)
IHSG
SBI
Standardized
Coefficients
t
Sig.
B
-.261
Std. Error
.013
Beta
-19.937
.000
1.08E-005
.000
.151
3.005
.005
.025
.001
.943
18.777
.000
a Dependent Variable: KINERJA
Setelah
melakukan
pengujian
hipotesis
dan
dilakukan
perhitungan dengan bantuan SPSS 16.0 maka dapat digambarkan
dalam tabel dibawah ini:
Tabel 4.12
Hasil Gambaran Setelah Trimming
No
1.
2.
Variabel
IHSG
SBI
thitung
3.005
18.777
Perbandingan
>1.69
>1.69
Signifikansi
0.005
0.000
Perbandingan
<0.1
<0.1
Kesimpulan
Ho ditolak
Ho ditolak
Maka dapat digambarkan diagram jalur yang baru dimana
variabel independen yang mempengaruhi kinerja reksa dana saham
sebagai berikut:
ε=0.083
ρyx1=0.151
IHSG (X1)
KINERJA
REKSADANA
SAHAM (Y)
r12= 0.019
ρyx2=0..943
SBI (X2)
Gambar 4.2. Analisis Jalur Setelah Trimming
Berdasarkan model analisis jalur struktur diatas, bisa diketahui
secara jelas alur pengaruh langsung antar variabel dan juga korelasi
antar variabel. Pengaruh langsung antara variabel independen (Xi)
terhadap varabel independen (Y) dapat diformulasikan sebagai berikut:
Xi
Y, maka Y=(ρyxi)( ρyxi)x100%
Adapun Perhitungan mengenai pengaruh langsung dan tidak
langsung antara variabel-variabel independen terhadap variabel
dependen(Y).
Tabel 4.13
Pengaruh Langsung
No.
1.
2.
5.
6.
Notasi
ρyx1
ρyx2
R2Y(X1X2X3X4)
ρYXε
Standardized Coeficients
0.151
0.942
0.917
0.083
(Pyxi)2
2.28%
88.74%
90.6%
8.3%
Tabel 4.14
Pengaruh Tidak Langsung
No. Notasi
1.
ρyx1
0.151²
2.
ρyx2
0.942²
Korelasi
rx1x2
0.019
rx2x1
0.019
Melalui
ρyx2
0.942²
ρyx1
0.151²
(ρyxi)2x(rxixi)x(ρyxi)2
(ρyx1)2x(rx1x2)x(ρyx2)2
0.00038442
(ρyx2)2x(rx2x1)x(ρyx1)2
0.00038442
Berdasarkan tabel 4.13 di atas, persamaan struktural untuk
analisis jalur adalah:
Y=ρyx1 + ρyx2 + ρεy
Y=ρ0.151 + ρ0.942 + 0.083 ε
R²x1x2x3x4=0.917
Berdasarkan perhitungan analisis jalur struktur baru diatas,
maka memberikan informasi secara objektif sebagai berikut:
1. Besarnya pengaruh
mempengaruhi
IHSG (X1) yang secara langsung
kinerja
reksadana
saham
adalah
secara
langsung
saham
adalah
0.151²=0.022801 atau 2.28 persen.
2. Besarnya
pengaruh
mempengaruhi
SBI
kinerja
(X2)
yang
reksadana
0.942²=0.887364 atau 88.74 persen.
3. Besarnya IHSG (X1), SBI (X2), berpengaruh secara simultan
yang langsung mempengaruhi kinerja reksadana saham (Y)
adalah 0.917 = 91.7 persen. Sisanya sebesar 0.093 = 9.3 persen
dipengaruhi faktor-faktor lain yang tidak dapat dijelaskan
dalam penelitian ini.
4. Besarnya pengaruh langsung yang paling dominan adalah
variabel
SBI
dengan
nilai
pengaruhnya
sebesar
0.942²=0.887364 atau 88.74 persen.
5. Pengaruh tidak langsung IHSG melalui SBI terhadap kinerja
reksa dana saham sebesar
(ρyx1)2x(rx1x2)x(ρyx2)2= 0.151²x0.019x0.942² =0.00038442.
6. Pengaruh tidak langsung SBI melalui IHSG terhadap kinerja
reksa dana saham sebesar
(ρyx2)2x(rx2x1)x(ρyx1)2= 0.942²x0.019x0.151² =0.00038442.
Hampir sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Essi
Asiyah (2005) bahwa variabel IHSG dan SBI berpengaruh positif
terhadap kinerja reksa dana saham, Dalam penelitiannya, ia hanya
memasukkan tiga variabel yaitu IHSG, SBI dan Nilai Tukar Rupiah.
Sedangkan dalam penelitian ini, penulis menambahkan satu variabel
makro yaitu inflasi dimana variabel ini berpengaruh negatif terhadap
kinerja reksa dana saham.
BAB V
KESIMPULAN DAN IMPLIKASI
A. Kesimpulan
Berdasarkan analisi pengaruh Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG),
Suku Bunga Bebas Risiko SBI, Inflasi dan Nilai Tukar Rupiah
terhadap kinerja reksa dana saham dari bulan Januari 2005 sampai
dengan Desember 2007 dengan menggunakan analisis jalur dan
pengujian statistikdapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh gambaran bahwa kinerja
reksa dana saham dipengaruhi oleh Indeks Harga Saham
Gabungan dan Suku Bunga Bebas Risiko SBI.
2. Inflasi dan Nilai Tukar Rupiah ternyata tidak signifikan
mempengaruhi kinerja reksa dana saham.
3. SBI menjadi variabel dominan mempengaruhi kinerja reksa
dana saham.
B. Implikasi
1. Dengan melihat perilaku data selama periode penelitian yaitu
Januari 2005 sampai dengan Desember 2007 analisis lebih
lanjut dapat dilakukan dengan membagi periode penelitian
menjadi dua bagian yaitu dimana suku bunga SBI meningkat
tajam dan periode dimana suku bunga SBI berangsur turun.
Dengan melakukan pemisahan tersebut diharapkan hasil
perhitungan yang diperoleh lebih menggambarkan situasi
sebenarnya.
2. Dalam penelitian selanjutnya juga sebaiknya periode penelitian
juga dibuat lebih lama, sehingga akan diperoleh hasil penelitian
yang lebih baik.
3. Kepada para investor disarankan untuk menggunakan variabel
Indeks Harga Saham Gabungan dan Suku Bunga Bebas Risiko
SBI sebagai parameter kinerja reksa dana saham.
DAFTAR PUSTAKA
Akdon, M.Pd “ Cara Menggunakan dan Memakai Analisis Jalur (Path
Analysis). Alfa Beta.Bandung.2008.
Bank Indonesia. “ Sekilas Tentang Sertifikat Bank Indonesia”. Jakarta,
1999.
Bapepam. “Apa dan Bagaimana yang Harus Anda Pahami Seputar
Reksa Dana:
Panduan Reksa Dana”. Jakarta Bapepam,
Agustus 1997.
Bisnis Indonesia, Januari – Desember 2003.
Bodie, Zvi, Alex Fane, Alan J.Marcus, Investment, International
Edition, Mc Graw Hill Irwin, New York, 2002.
Darmadji, Tjipto dan Hendy M Fakhrudin.” Pasar Modal Indonesia:
Pendekatan Tanya Jawab”, edisi pertama, Jakarta Salemba
Empat, 2001.
Domenick Salvatore. “Teori dan soal-soal Ekonomi Internasional “.
Edisi ketiga , Jakaarta Erlangga, 19997.
Dwiyanti, Vonny . “Wawasan Bursa Saham”. Edisi Pertama,
Yogyakarta, Universitas Atmajaya, 1999.
Elton E.J and M.J. Gruber. “ Modern Portofolio Theory and Investment
Analysis”, Fifth edition, Canada, John Willey and Sons, Inc,
1995.
Endri, S.E.,M.A. “Analisis Faktor-faktor Fundamental Pergerakan
Nilai Tukar Rupiah” Perbanas Finance & Banking Journal,
Vol.4 No.1, Desember 2002.
Eric E. Haas “Mutual Fund Expense Ratios: How High Is Too High”
Journal Financial Planning, September 2004.
Essy Asiyah “Pengaruh IHSG, SBI dan Nilai Tukar Rupiah Terhadap
Kinerja
Reksa
Dana”.
Skripsi
Ekonomi
UIN
Shahid.Jakata,2005.
Hady, Hamdy, DR, “Valas Untuk Manajer (Forex For Manager)”,
Cetakan Keempat, Jakarta, Ghalia Indonesia, 2001.
Hamid, Abdul, “Buku Panduan Penulisan Skripsi”.2004.
Husnan, Suad “ Dasar-Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas
“. Yogyakarta.2005.
Ika, Syahrir dan Lokot Zein Nasution, “Kinerja Reksa Dana Sebelum
dan Sesudah Krisis Moneter”, Kajian Ekonomi dan
Keuangan Tahun II No.5, Agustus 1998.
Investor , 9-22 Agustus 2005.
Irianto, Guntur, “ Pengaruh Tingkat Suku Bunga SBI dan Kurs Dollar
Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan”, Jurnal
Manajemen Publik & Bisnis hal 82-102, 2001.
Jogiyanto H.M., “ Teori Portofolio dan Analisis Investasi”.
Yogyakarta , BPFE, 2008.
Putong, Iskandar.”Pengantar Ekonomi Mikro & Makro”. Jakarta,
Ghalia Indonesia, 2000.
Rodoni, Ahmad dan Anita “Analisis Sensitivitas dan Kinerja Reksa
Dana”. Etikonomi, Vol.5, No.3, Desember 2006, 246-262.
Sakhowi, Ahmad. “Analisis Pengaruh Perubahan Nilai Tukar Rupiah,
Inflasi dan Tingkat Bunga Terhadap Kinerja Saham di BEJ”’
Jurnal Ekonomi & Bisnis, vol.2,no.1, hal 1-16, 2004.
Setiaatmadja, Lukas.”Manajemen Keuangan” , Yogyakarta, Andi
Offset, 2000.
Siagian, Victor, “Analysis Of Stock Mutual Fund In Indonesia:19982004”, Business and Entrepreneurial Review, vol.5, no.1,
Oktober 2005.
Tendelilin, Eduardus. “ Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio”,
Yogyakarta,BPFE,2001.
Uyanto,
Stanilaus “ Pedoman Analisis
“.Yogyakarta.Graha Ilmu. 2009.
Data
dengan
SPSS
Warninda, Titi Dewi dan Eka Listiani “Analisis Kinerja Reksa Dana
Saham “, Etikonomi, Vol.5, No.3, Desember 2006, 169-182.
Wardhani, Ratna, “Kinerja Reksa Dana Saham di Indonesia:
Komposisi Dari Kemampuan Dan Gaya Manajer Investasi
Serta Karakteristik Institusi “. Jurnal Keuangan dan
Perbankan/Vol.1. No.1, Desember 2004.
Download