LEMBAR PENGESAHAN ANALISIS PENGARUH IHSG, SBI, INFLASI DAN NILAI TUKAR RUPUAH TERHADAP KINERJA REKSA DANA SAHAM SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar Sarjana Ekonomi Oleh: Muhamad Mashari NIM: 105081002436 Di Bawah Bimbingan ‘ Pembimbing I Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM NIP: 150317955 Pembimbing II Indo Yama Nasarudin, SE. MAB NIP: 150317593 JURUSAN MANAJEMEN KEUANGAN FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1430H/2009M Hari ini Selasa Tanggal Tiga Puluh Juni Tahun Dua Ribu Sembilan telah dilakukan Ujian Skripsi atas nama Muhamad Mashari NIM: 105081002436 dengan judul skripsi “ANALISIS PENGARUH IHSG, SBI, INFLASI DAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP KINERJA REKSA DANA SAHAM PERIODE JANUARI 2005DESEMBER 2007”. Memperhatikan kemampuan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Jakarta, 30 Juni 2009 Tim Penguji Ujian Skripsi Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM MAB Ketua Indo Yama Nasarudin, SE., Skretaris Prof. Dr. Abdul Hamid, MS Penguji Ahli Hari ini Selasa Tanggal Enam Belas Juni Tahun Dua Ribu Sembilan telah dilakukan Ujian Komprehensif atas nama Muhamad Mashari NIM: 105081002436 dengan judul skripsi “ANALISIS PENGARUH IHSG, SBI, INFLASI DAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP KINERJA REKSA DANA SAHAM PERIODE JANUARI 2005DESEMBER 2007”. Memperhatikan kemampuan mahasiswa tersebut selama ujian berlangsung, maka skripsi ini sudah dapat diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Jakarta, 16 Juni 2009 Tim Penguji Ujian Komprehensif Indo Yama Nasarudin, SE., MAB Ketua M. Arief Mufraini, Lc., M.Si Skretaris Prof. Dr. Abdul Hamid, MS Penguji Ahli DAFTAR RIWAYAT HIDUP Nama Lengkap Tempat Tanggal Lahir 1985 Agama Alamt : Muhamad Mashari : Kab. Semarang 11 September : Islam : Jl. Sultan Agung No 08 Rt 02/10 Kelurahan Blotongan Kecamatan Sidorejo Salatiga 57015 Telepon : 021 99978913 atau 085691789995 Pendidikan: SD Negeri Blotongan 03 Salatiga (1992-1998) SLTP Negeri 02 Tuntang Kab. Semarang (1998-2001) SMU Negeri 03 Salatiga (2001-2004) Jurusan Manajemen Keuangan Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta (2005-2009) ABSTRACT This research attempts to analyze the influence of composite index, risk free interest, inflation, and rupiah exchange rate toward the performance of stock fund. The research uses weekly net asset value data of the stock funds that listed in Indonesian Stock Exchange, IHSG monthly data sample, BI rate monthly data sample, inflation rate and rupiah exchange rate from Indonesian Bank monthly statement. By using purposive sampling method from 34 stock fund that listed in Indonesian Stock Exchange, 12 active stock fund has been chosen and It has been listing during the research period. This reaserch is using path analyze, in which dependent variable is represented by stock funds and independent variable are represented by composite index, risk free interest, inflation, and rupiah exchange rate with 10% signification level. The research results shows that that variable of composite index and risk-free interest relate significantly to stock funds performance. Risk-free interest becomes the most significant variable that relate to the performance of stock fund. Meanwhile, the inflation variable does not take an effect to the dependent variable. Keyword: performance of stock fund, risk, composite index, risk-free interest, inflation, rupiah exchange rate. ABSTRAKSI Tujuan peneliian ini adalah menganalisis pengaruh Indeks Harga Saham Ganungan (IHSG), Suku Bunga Bebas Risiko (SBI), Inflasi, dan Nilai Tukar Rupiah Terhadap Kinerja Reksa Dana Saham. Penelitian ini menggunakan data Nilai Aktiva Bersih (NAB) mingguan reksa dana saham yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia,serta data bulanan IHSG dari BEI,data bulanan SBI, Inflasi dan Nilai Tukar Rupiah yang diperoleh dari laporan bulanan Bank Indonesia. Dengan menggunakan purposive sampling, dari 34 reksa dana saham yang terdaftar di BEI, terpilih 12 reksa dana saham masih aktif dan selalu ada selama tahun penelitian untuk dianalisis sebagai sampel. Uji statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis Jalur dimana kinerja reksa dana saham sebagai variabel dependen dan variabel IHSG, SBI, Inflasi serta Nilai Tukar Rupiah menjadi variabel independen dengan level signifikansi 10%. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel IHSG dan SBI berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja reksa dana saham, SBI menjadi variabel paling domonan mempengaruhi kinerja reksa dana saham sedangkan variabel inflasi. Sedangkan variabel nilai tukar rupiah tidak berpengaruh. Kata kunci: kinerja reksa dana saham, risiko, IHSG, SBI, Inflasi, dan nilai tukar rupiah. KATA PENGANTAR Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan semesta alam. Yang maha pengasih lagi penyayang. Yang menguasai hari pembalasan. Hanya Allah yang kami sembah dan hanya kepada Allah kami memohon pertolongan. Tunjukkan kami jalan yang lurus, yaitu jalan yang Engkau anugerahkan nikmat kepada mereka, bukan jalan mereka yang Engkau murkai dan bukan pula jalan mereka yang sesat. Dengan segala kerendahan hati penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, karena pengetahuan dan kemampuan yang penulis miliki sangat terbata, oleh karena itu penulis mengaharapkan saran dan kritik serta tanggapan dari semua pihak demi penyempurnaan skripsi ini. Tentu saja ucapan terima kasih yang tak terhingga penulis sampaikan kepada orang-orang yang ambil bagian dalam terlaksananya skripsi ini, semoga mereka selalu dalam lindungan-Nya. Kedua orang tua tercinta, ayahanda Khadhik serta Ibunda Samiyah yang telah memberikan dukungan dan do’a tak pernah sedikitpun terlupakan dan sangat besar bagi penulis, baik dukungan materil maupun dukungan moril sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Bapak Prof. Dr. Ahmad Rodoni ,MM selaku selaku dosen pembimbing I yang selalu memberikan teladan dan bimbingan dalam penyelesaian skripsi ini. Setiap kali penulis melihatnya selalu ada motivasi yang terpancar. Bapak Indo Yama Nassarudin SE.,MAB selaku ketua jurusan manajemen dan sebagai dosen pembimbing II yang sudah banyak meluangkan waktunya buat penulis untuk konsultasi. Kritikan dan saran beliau sangat bermanfaat. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid MS, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Kepada segenap keluarga, khususnya Pakde Machali beserta keluarga, Maskin beserta keluarga, Massan beserta keluarga, adik-adikku, kakek dan nenek, yang telah memberikan semangat dan dorongan kepada penulis untuk selalu maju. Teman-temanku angkatan 2005 jurusan manajemen keuangan, perbankan dan pemasaran, khusus buat anak-anak manajemen A 2005 yang tidak bisa saya sebutkan semua namun tanpa mengurangi rasa cinta saya ke kalian semua. Spesial untuk my special girl Diah Nurhayati yang selalu cerewet memotivasi serta tak henti-hentinya mendoakan penulis terselesaikannya skripsi ini. Semoga atas segala bantuan serta budi baik mereka selama ini mendapatkan balasan yang setimpal dari ALLAH SWT. Mudahmudahan skripsinya ini sedikit banyak dapat memberikan sumbangan pikiran dan saran dalam lingkungan akademisi. Jakarta, Juni 2009 Penulis Muhamad Mashari DAFTAR ISI Lembar Pengesahan Lembar Ujian Komprehensif Lembar Ujian Skripsi Daftar Riwayat Hidup …………………….…….…….......……...……i Abstract ………………………………………………...……..………ii Abstrak …………………………………….…………..……..………iii Kata Pengantar………………………………..……………………....iv Daftar Isi ……………………………….………………...……...….. vi Daftar Tabel …………………………………..………………………x Daftar Gambar ………………………………….……………………xi Daftar Lampiran …………………………………..…………………xii BAB I Pendahuluan ………………..…….………..…….…………... 1 A. Latar Belakang ………………….………….………............... 1 B. Perumusan Masalah ………………………….……………….7 C. Tujuan dan Manfaat Penulisan Skripsi ………….…..……..…8 1. Tujuan Penelitian ………….…….....……….………...8 2. Manfaat Penelitian ………….…….....…………….….8 BAB II Tinjauan Pustaka …………………………...….......………..10 A. Investasi ………………….……...………..………..………. 10 1. Pengertian Investasi …………….…..………………..11 2. Jenis-Jenis Investasi ………………..………………..11 3. Tujuan Investasi ……………..……………..…….… 13 B. Pengertian Tingkat Return dan Risiko …..………..……...….13 1. Rate of Return and Expected Return Investasi …...….13 2. Rate of Return dan Expected Rate of Portofolio …....16 3. Resiko Investasi dan Resiko Portofolio ……………..17 C. PENGERTIAN IHSG, SBI, Inflasi dan Nilai Tukar Rupiah……....……………………………………………..... 23 1. Indeks Harga Saham Gabungan ………...…..…..….. 23 2. Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) …….... 27 3. Nilai Tukar ................................................................. 27 4. Inflasi …………………………….…………....……..28 D. Reksa Dana …………………………………….……............30 1. Pengertian Reksa Dana …………………….………..30 2. Manfaat Investasi di Reksa Dana ……….………...…32 3. Resiko Investasi di Reksa Dana ………….……….....33 a. Resiko Penurunan Nilai Saham ………….…..33 b. Resiko Penurunan Nilai Efek Hutang ……....35 c. Resiko Penurunan Nilai Efek PAsar Uang ...35 d. Resiko Berkurangnya NAB/Unit …………………..……36 E. Bentuj, Sifat, dan Jenis Reksa Dana ………….…..…..……………….. 37 1. Bentuk Reksa Dana ……………………………………..……… 37 a. Reksa Dana Berbentuk Perseroan …………….….…..… 37 b. Reksa Dana Berbentuk KIK ………………….…....…… 38 2. Sifat Reksa Dana ………………………………………….……. 38 a. Reksa Dana Tertutup …………………………….……... 38 b. Reksa Dana Terbuka …………………………………… 39 3. Jenis Reksa Dana ……………………………………....………. 40 a. Reksa Dana Pasar Uang …………………………..……. 40 b. Reksa Dana Pendapatan Tetap ………………….……… 40 c. Reksa Dana Saham ........................................................... 41 d. Reksa Dana Campuran …………………..………...….... 41 F. Mengukur Kinerja Reksa Dana …………………………….....................41 G. Penelitian Terdahulu …………………..……..………….…....................45 H. Kerangka Pemikiran……………….…………………………..................4 9 BAB III Metode Penelitian …………………………………….………………..55 A. Ruang Lingkup Penelitian ………………………..…...…………………55 B. Metode Penentuan Sampel ………….………..…………….……………55 C. Metode Pengumpilan Data ……….……………….………….....……… 57 D. Metode Analisis …………………………………………...……....……. 58 E. Operasional Variabel Penelitian ……..........................…………………. 63 BAB IV Hasil Penelitian dan Pembahasan ………….………………………65 A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian …………….………...…65 1. Gambaran Umum Reksa Dana …………………….……….…....65 B. Analisis dan Pembahasan …………………………………….…..….70 1. Analisa Kinerja Reksa Dana ………………………………...70 2. Return dan Standar Deviasi Reksa Dana ……………..….….72 3. Differential Return With Risk is Measured by Standar Deviation ……………………………………………..…….74 4. Deskriptif Variabel …………………………………………76 5. Pengujian Statistik ……………………………………….....79 a. Pengujian koefisien Determinan …………………...79 b. Pengaruh Variabel IHSG, SBI, Inflasi dan Nilai Tukar Rupiah Terhadap Kinerja Reksa Dana ( Uji F )…………………………………….….79 c. Pengaruh Variabel IHSG, SBI, Inflasi dan Nilai Tukar Rupiah Terhadap Kinerja Reksa Dana Saham secara Parsial( Uji T ) …..……...80 d. Pengujian Koefisien Analisis Jalur ……………….....82 BAB V Kesimpulan dan Implikasi ……………...……………………..90 A. Kesimpulan ………………………………………...………………...90 B. Implikasi ……………..........................................................................9 1 DAFTAR PUSTAKA ………………….………...………… DAFTAR TABEL Tabel 2.3 3.1 4.1 4.2 4.3 4.4 Keterangan Perbandingan kinerja mutual fund dengan portofolio Operational variabel penelitian Data statistik perkembangan reksa dana Daftar reksa dana selama tiga tahun Hasil return dan standar deviasi Daftar kinerja reksa dana berdasarkan differential return with risk ib measured by standar deviation 4.5 Nilai rata-rata kinerja IHSG, SBI, Inflasi dan Nilai Tukar Rupiah 2005-2007 4.6 Model summary 4.7 Uji F 4.8 Uji T 4.9 Pengaruh langsung antara variabel independen terhadap variabel dependen 4.10 Hasil gambaran sebelum trimming 4.11 Coevicients 4.12 Hasil gambaran setelah trimming 4.13 Pengaruh langsung 4.14 Pengaruh tidak langsung DAFTAR GAMBAR Halaman 46 64 69 71 73 75 76 79 80 82 83 86 86 87 88 88 Gambar 2.0 2.1 4.1 4.2 Keterangan Penentuan Differential Return with Risk is Measured by Standard Deviation Kerangka pemikiran Koefisien Analisis Jalur Analisis jalur setelah trimming DAFTAR LAMPIRAN Halaman 44 52 82 87 Lampiran Keterangan 1 Return dan standar deviasi reksa dana saham sebagai penelitian 2 IHSG, SBI, Inflasi dan Kurs Januari 2005-Desember 2007 3 Daftar reksa dana berdasarkan differential return with risk by standar deviation yang terpilih untuk penelitian 4 Daftar kinerja reksa dana saham dengan menggunakan diffrential return with risk standar deviation Januari 2005-Desember 2007 5 Hasil SPSS sebelum trimming 6 Hasil SPSS setelah trimming BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Halaman 95 96 97 98 101 105 Reksa dana di Indonesia sudah pada usia sepuluh tahun, Tendelilin Eduardus (2001:5) mengemukakan bahwa menurut undangundang Pasar Modal Pasal 1 ayat (27) reksa dana (Investment Fund atau Mutual Fund) dapat diartikan sebagai suatu wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya di investasikan dalam portofolio efek oleh manajer investasi. Yang dimaksud pertofolio efek adalah kumpulan (kombinasi surat berharga atau efek yang dikelola, sedangkan manajer investasi adalah pihak yang kegiatan usahanya mengelola pertofolio efek tersebut. Menurut Suad Husnan (2005:25) keberadaan reksa dana sendiri sebenarnya telah dimulai sejak diaktifkannya kembali pasar modal Indonesia, tepatnya sejak tanggal 10 Agustus 1997, meskipun pada saat itu belum lahir peraturan khusus mengenai reksa dana. Baru kemudian pada tahun 1990 pemerintah mengeluarkan SK Menteri Keuangan Nomer 1548 yang intinya mengizinkan pelaku pasar modal untuk menerbitkan Reksa Dana walaupun masih terbatas bagi reksa dana berbentuk perseorangan yang bersifat tertutup (closed-end fund). Kondisi tersebut kurang mendapat sambutan dari manajer investasi untuk membentuk reksa dana. Menurut Jogiyanto (2008:12) ada empat jenis reksa dana yang tersedia saat ini, yaitu Reksa Dana Pasar Uang, Reksa Dana Pendapatan Tetap, Reksa Dana Saham, dan Reksa dana Campuran. Reksa dana pasar uang banyak mengalokasikan investasi pada produk-produk jangka waktu pendek kurang dari 1 tahun atau yang sering disebut produk pasar uang seperti Sertifikat Bank Indonesia, deposito berjangka, obligasi yang berjangka waktu kurang dari 1 (satu) tahun. Menurut Jogiyanto (2008:14) reksa dana pandapatan tetap pada umumnya menginvestasikan sebagian besar dananya di obligasi pemerintah. Tidak seperti reksa dana pasar uang, obligasi yang diinvestasikan berjangka waktu lebih dari 1 tahun. Reksa dana seperti ini memiliki potensi tingkat pengembalian yang lebih tinggi dibandingkan dengan reksa dana pasar uang. Reksa dana saham resikonya lebih tinggi dibandingkan dibandingkan dua jenis reksa dana sebelumnya, namun reksa dana ini menghasilkan pengembalian yang tinggi. Tingginya resiko tersebut karena sifat harga harga saham yang berfluktuasi. Tapi sebaliknya dalam jangka panjang tingkat pengembaliannya dibandingkan dengan reksa dana yang lainnya. lebih tinggi Menurut Bapepam (1997:10) reksa dana campuran melakukan investasi dalam efek bersifat ekuitas dan efek bersifat hutang yang perbandingannya tidak termasuk reksa dana pendapatan tetap dan saham . Bapepam (1997:26) menyatakan bahwa fluktuasi NAB sangat dipengaruhi oleh jenis reksa dana itu sendiri. Reksa dana saham tentunya dapat lebih berfluktuasi dibandingkan reksa dana obligasi atau jenis lainnya karena sebagian besar portofolionya diinvestasikan pada saham yang sifatnya fluktuatif Menurut Bapepam (1997:5) sama halnya dengan sarana investasi lainnya, Reksa dana saham selain menghasilkan tingkat keuntungan tertentu (return) juga mengandung unsur risiko (risk) yang patut diperhitungkan. Hanya bedanya, resiko yang terkandung dapat diperkecil (dikurangi) karena investasi tersebut didiversifikasi atau disebar dalam bentuk portofolio yang menjadi ciri utama reksa dana. Menurut Bapepem (1997:14) setiap jenis reksa dana selalu mengandung risiko investasi walaupaun besarnya berbeda-beda. Semakin tinggi hasil pengembalian (return) yang diharapkan maka makin tinggi pula risikonya. Ada empat faktor yang diduga mempengaruhi kinerja reksa dana saham yaitu Inflasi, Suku Bunga Bebas Risiko Bank IndonesiaI, Indeks Harga Saham Gabungan dan Nilai Tukar Rupiah. Tjiptono Darmadji dan Hendy M. Fakhrudin (2001:95) indeks harga saham merupakan indikator utama yang menggambarkan pergerakan harga saham. Indeks harga saham tidak ubahnya seperti sebuah barometer ataupun thermometer yang di rumah kita. Fungsinya sangat penting karena dapat memberikan ukuran yang dapat membantu kita melihat situasi bagaimanakah saat ini yang terjadi. Indeks harga saham menjadi barometer kesehatan pasar modal yang dapat menggambarkan kondisi bursa efek yang terjadi. Menurut Eric E. Haas (2004:131) salah satu instrumen moneter yang dapat mempengaruhi atau memotivasi masyarakat maupun pengusaha untuk menabung dan melakukan investasi adalah suku bunga. Endri (2002:74) kas atau sering disebut dengan kurs adalah jumlah atau harga uang domestik dari mata uang luar negeri (asing). Kurs ini dipertahankan sama di semua pasar melalui arbritase. Arbritase valuta asing adalah pembelian mata uang asing bila harganya rendah dan menjualnya bilamana harganya tinggi. Menurut Sadono Sukirno (2002:15) Inflasi didefinisikan sebagai suatu proses kenaikan harga-harga yang berlaku dalam suatu perekonomian. Keempat faktor tersebut secara teoritis sangat berkaitan dengan kinerja portofolio reksa dana saham sehingga diharapkan bisa menjadi indikator kuat bagi investor dalam mengetahui tingkat kinerja dari masing-masing portofolio reksa dana. Melihat keempat faktor tersebut antara IHSG, SBI, Inflasi dan Nilai Tukar Rupiah yang berkaitan terhadap kinerja fortopolio reksa dana maka penulis ingin melakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui keeratan hubungan tersebut melalui penelitian ini dengan judul Analisis Pengaruh IHSG, SBI, Inflasi dan Nilai Tukar Rupiah Terhadap Kinerja Reksa Dana Saham (2005-2007). Dalam penelitian ini sangat penting bagi pihak-pihak yang ingin tahu lebih dalam tentang reksa dana, selain itu yang paling penting adalah dengan penelitian ini dapat diketahui faktor –faktor yang mempengaruhi kinerja reksa dana saham secara signifikan. Selain itu, penelitian ini juga dapat dijadikan gambaran bagi investor kemana mereka ingin menanamkan investasinya, di pasar uang atau di pasar modal dengan melihat variabel-variabel independen sebagai varabel yang mempengaruhi kinerja reksa dana saham. Peneliti mengidentifikasi beberapa masalah yang ada pada penelitian ini sebagai berikut: 1. Mengidentifikasi tingkat hasil dan resiko reksa dana saham pada periode Januari 2005 sampai Desember 2007. 2. Mengidentifikasi pengaruh IHSG, SBI, Investasi dan nilai tukar rupiah terhadap kinerja reksa dana saham pada periode Januari 2005 sampai Desember 2007. 3. Mengidentifikasi kinerja reksa dana saham pada periode Januari 2005 sampai Desember 2007. Jenis reksa dana terdiri dari reksa dana pendapatan tetap, reksa dana pasar uang, reksa dana campuran dan rekasa dana saham. Namun dalam penulisan ini, penulis melakukan penelitian pada reksa dana saham karena tingkat resiko dan return pada reksa dana saham lebih tinggi dibandingkan dengan tingkat resiko jenis reksa dana lainnya, maka penulis membatasi masalah penulisan ini sebagai berikut: 1. Tingkat hasil (return) reksa dana saham pada periode Januari 2005- Desember 2007. 2. Tingkat resiko (risk) reksa dana saham pada periode Januari 2005-Desember 2007. 3. Pengaruh Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), Suku Bunga Bebas Resiko (SBI), Inflasi dan Nilai Tukar rupiah dengan reksa dana saham pada periode Januari 2005Desember 2007 dengan metode differential return with risk measureby standardeviation. B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis dapat merumuskan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut: 1. Apakah terdapat pengaruh secara langsung dan tidak langsung variabel IHSG, SBI, Investasi dan Nilai Tukar Rupiah terhadap kinerja reksa dana saham selama periode Januari 2005-Desember 2007. 2. Variabel apa yang paling dominan mempengaruhi kinerja reksa dana saham. 3. Berapa besar pengaruh variabel IHSG, SBI, Inflasi dan Nilai Tukar Rupiah terhadap kinerja reksa dana saham. C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Untuk menganalisis IHSG, Suku Bunga Bebas Resiko, Inflasi dan Nilai Tukar Rupiah berpengaruh langsung dan tidak langsung terhadap kinerja reksa dana saham., b. Untuk menganalisis variabel mana yang paling dominan yang mempengaruhi kinerja reksa dana. c. Untuk menganalisis besarnya pengaruh variabel IHSG, SBI, Inflasi dan Nilai Tukar Rupiah terhadap kinerja reksa dana saham. 2. Manfaat Penelitian a. Bagi Para Pemodal Sebagai bahan pertimbangan dalam melakukan keputusan investasi di pasar modal. Hal ini karena investor diharapkan mampu menentukan reksa dana saham yang paling menguntungkan. b. Bagi Peneliti dan Akademisi Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar strata satu dan bisa menjadi salah satu bahan referensi, pemecahan masalah perkembangan mengenai IHSG, Nilai Tukar Rupiah, Investasi, SBI dan Reksa dana Saham. Selain sebagai bahan penyusunan dan penulisan skripsi, juga memberikan manfaat. c. Bagi Perusahaan Sebagai sarana untuk mengenalkan produk reksa dana bagi perusahaan yang produk reksa dana termasuk dalam penelitian d. Bagi Pemerintah Sebagai sarana pengenalan untuk lebih jauh mengenalkan tentang reksa dana khususnya reksa dana saham. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. INVESTASI 1.Pengertian Investasi Menurut Suad Husnan (2005:47) secara umum kegiatan investasi adalah segala kegiatan menanamkan dana baik oleh perorangan maupun perusahaan untuk memperoleh pendapatan yang lebih besar dari pengorbanan yang sudah dilakukan. Kegiatan tersebut beragam jenisnya, dimulai dengan kegiatan investasi yang sederhana seperti membeli emas atau deposito sampai yang paling kompleks dan rumit seperti kegiatan multidisiplin yang bernilai miliaran dollar. Untuk lebih jelasnya, maka penulis akan mengemukakan beberapa pengertian investasi menurut para pakar di antaranya: Menurut Eduardus Tandelilin (2001:3) investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber daya lainnya yang dilakukan pada saat ini, dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa datang. Sementara menurut Jogiyanto (2008:5) investasi adalah penundaan konsumsi sekarang untuk digunakan di dalam produksi yang efisien selama periode waktu tertentu. Dari beberapa pengertian investasi di atas dapat disimpulkan bahwa investasi adalah upaya pemanfaatan dana sekarang (current funds) untuk memperoleh dana yang besar pada masa yang akan datang. Dana yang lebih besar di masa datang itu diperoleh melalui melalui beberapa kompensasi, yaitu: a. Waktu tunggu atau periode waktu menunda konsumsi. b. Nilai tukar mata uang akibat inflasi. c. Ketidakpastian dari investasi itu sendiri (risk premium) 2. Jenis-Jenis Investasi Menurut Jogiyanto (2008:6) investasi ke dalam aktiva keuangan dapat berupa investasi langsung dan investasi tidak langsung. Investasi langsung dilakukan dengan membeli langsung aktiva keuangan dari suatu perusahaan baik melaluai perantara atau dengan cara yang lain. Sebaliknya, investasi tidak langsung dilakukan dengan membeli saham dari perusahaan investasi yang mempunyai portofolio aktiva-aktiva keuangan dari perusahaan-perusahaan lain. Gambar 2.1 menunjukkan investasi langsung dan investasi tidak langsung. Investasi Tidak Langsung Investor Investasi Langsung Perusahaan Investasi Aktiva-aktiva Keuangan Investasi Langsung Gambar 2.1 Investasi Langsung dan Tidak Langsung Sumber: Jogiyanto (2008:7) a. Investasi Langsung Menurut Jogiyanto (2008:7) investasi langsung dapat dilakukan dengan membeli aktiva keuangan yang dapat diperjualbelikan di pasar uang (money market), pasar modal (capital market), atau di pasar turunan (derivative market). Investasi langsung juga dapat dilakukan dengan membeli aktiva keuangan yang tidak dapat diperjual belikan. b. Investasi tidak Langsung Menurut Jogiyanto (2008:9) investasi tidak langsung dilakukan dengan membeli surat-surat berharga dari perusahaan investasi. Perusahaan investasi adalah perusahaan yang menyediakan jasa keuangan dengan cara menjual sahamnya ke publik dan menggunakan dana diinvestasikan ke dalam portofolionya. 3.Tujuan Investasi yang diperoleh untuk Suad Husnan (2005:48) tujuan melakukan investasi pada dasarnya adalah untuk menghasilkan sejumlah uang. Tetapi pernyataan tersebut nampaknya terlalu sederhana, sehingga perlu mencari jawaban yang lebih tepat tentang tujuan berinvestasi. Seperti telah disinggung diatas, tujuan investasi yang lebih luas adalah untuk meningkatkan kesejahteraan investor. Kesejahteraan dalam hal ini adalah kesejahteraan moneter, yang bisabisa diukur degan penjumlahan pendapatan saat inid itambah nilai pendapatan di masa yang akan datang. B. Pengertian Tingkat Return dan Resiko 1. Rate of Return dan Expected Return Investasi Menurut Jogiyanto (2008:195) return merupakan hasil yang diperoleh dari investasi. Return dapat berupa return realisasi sudah terjadi atau return expectation yang belum terjadi tetapi yang diharapkan akan terjadi di masa akan datang. Suad Husnan (2005:124) dalam konteks manajemen investasi, perlu dibedakan antara return yang diharapkan (expected return) dan return yang terjadi (realized return). Return yang diharapkan merupakan tingkat return yang diantisipasi investor dimasa datang. Sedangkan return yang terjadi atau return actual merupakan tingkat return yang telah diperoleh investor pada masa lalu. Ketika investor menginvestasikan dananya, dia akan mensyaratkan tingkat return yang sesungguhnya dia terima. Eduardus Tendelilin (2001:36) antara tingkat return yang diharapkan dan tingkat return actual yang diperoleh investor dari investasi yang dilakukan mungkin saja berbeda. Perbedaan antara return yang diharapkan dengan return yang benar-benar diterima (actual) merupakan resiko yang harus selalu dipertimbangkan dalam proses investasi. Sehingga dalam berinvestasi, disamping memperhatikan return, investor harus harus selalu mempertimbangkan tingkat risiko suatu investasi. Menurut Jogiyanto (2008:196) return total merupakan return keseluruhan dari suatu investasi dalam suatu periode yang tertentu. Return total sering disebut dengan return saja. Return total terdiri dari capital gain (lost) dan yield, dapat juga dirumuskan sebagai berikut: R = Caipital Gain (loss) + Yield .................... 2.1 Capital Gain atau Capital Loss merupakan selisih dari harga investasi sekarang relatif dengan harga periode yang lalu dirumuskan sebagai berikut : Capital Gain atau Capital Loss = Pt - Pt-1 Pt-1 ………… 2.2 Yield merupakan presentase penerimaan kas periodik terhadap harga investasi periode tertentu dari suatu investasi. Menurut Jogiyanto return ekspektasi (expected Return) dapat dihitung dengan mengalikan masing-masing hasil masa depan (out come) dengan probabilitas kejadian dalam menjumlah semua produk perkalian tersebut. Secara sistematis dapat dirumuskan sebagi berikut: n E ( R ) = ∑ ( Ri-Pi ) I=1 …………….. ……….. …………… 2.3 Dimana : E ( R ) : Perolehan diekspektasi suatu alktiva atau sekuritas Ri : Hasil Masa Depan ke i Pi : Probabilitas hasil masa depan ke i n : Jumlah dari hasil masa depan Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa Expected Rate of Return adalah rata-rata tertimbang dari semua pengembalian hasil (return) yang mungkin diperoleh dengan menggunakan probabilitas sebagai bobotnya. 2. Rate of Return Portofolio dan Expected Rate of Return Portofolio Menurut Jogiyanto (2008:239) return realisasi portofolio (portofolio realized return) merupakan return rata-rata tertimbang dari return masing-masing sekuritas tunggal di dalam portofolio tersebut. Secara sistematis, return realisasi portofolio dapat ditulis sebagai berikut : n Rp = ∑ (Wi . Ri ) I=1 ………………………..…….. 2.4 dimana : Rp : Return realisasi portofolio Wi : Porsi dari sekuritas I terhadap seluruh sekuritas portofolio Ri : Return reslisasi dari sekuritas ke i N : Jumlah dari sekuritas tunggal. Sedangkan return ekspektasi portofolio (portofolio expected return) merupakan rata-rata tertimbang dari return-return ekspektasi masing-masing sekuritas tunggal di dalam portofolio. Return ekspektasi portofolio dapat dinyatakan secara sistematis sebagai berikut: n E (Rp) = ∑ [Wi . E (Ri )] I=1 ……..…………………… 2.5 Dimana: E(rp) : Return ekspektasi dari portofolio E(Ri) : Return ekspektasi dari sekuritas ke i 3. Resiko Investasi dan Resiko Portofolio Menurut Jogiyanto (2008:214) hanya menghitung return saja untuk suatu investasi tidaklah cukup. Risiko dari investasi juga perlu diperhitungkan. Return dan risiko merupakan dua hal yang tidak terpisah karena pertimbangan suatu investasi merupakan trade off dari kedua faktor ini. Return dan resiko mempunyai hubungan yang positif, semakin besar resiko yang harus ditanggung, semakin besar pula return yang harus dikompensasikan. Resiko sering juga dihubungkan dengan penyimpangan atau deviasi dari outcome yang diterima dengan diekspektasi. Suad Husnan (2005:52) menyatakan bahwa dalam teori portofolio, resiko dinyatakan sebagai kemungkinan keuntungan menyimpang dari yang diharapkan. Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa risiko merupakan suatu kondisi dimana reyurn yang akan diperoleh tidak akan diketahui secara pasti sebelumnya dan ada kemungkinan return yang diperoleh akan menyimpang dari return yang diharapkan. Menurut Lukas (2000:4) risiko investasi dapat dibagi menjadi dua yaitu risiko risiko sistimatik (systematic risk) dan risiko tidak sistimatis (unsystematic risk). Risiko sistematis adalah risiko yang disebabkan oleh faktor-faktor secara bersamaan mempengaruhi harga asset, missalnya perubahan system atau kondisi ekonomi, politik dan perubahan lingkungan sosial yang berpengaruh terhadap perusahaan atau industri secara keseluruhandan tidak mungkin dapat dihindari. Menurut Lukas (2000:4) risiko sistematis sering disebut risiko pasar (risk market). Risiko sistematis ini dapat dibagi atas : 1. Market Risk Risiko yang disebabkan oleh kondisi pasar yang berfluktuasi dimana harga suatu sekuritas sangat berfluktuasi melebihi perkiraan yang wajar. 2. Interest Rate Risk Risiko yang disebabkan oleh perubahan oleh tingkat harga pasar yang dapat mempengaruhi harga sekuritas. 3. Purchasing Power Risk Risiko yang disebabkan oleh inflasi sehingga menyebabkan daya beli masyarakat menurun. Sedangkan risiko tidak sistematis adalah risiko yang bersifat unit terhadap suatu perusahaan atau industri, misalnya kesalahan manajemen, penemuan baru, perubahan selera konsumen terhadap barang dan jasa dari dari perusahaam atau industri tertentu. Sehingga risiko ini sering disebut unique risk. unsystematic risk disebabkan oleh Menurut Lukas (2000:4) unsystematic risk disebabkan oleh: 1. Management Risk Menurut Lukas (2000:4) management risk yaitu risiko kegagalan dari manajemen dalam menjalankan perusahaan yang disebabkan oleh ketidakmampuan dalam memperkirakan kemungkinan yang akan terjadi pada masa yang akan datang sehingga perusahaan supplier, pangsa pasar yang menurun, pemogokan buruh dan lain-lain. 2. Financial Risk Menurut Lukas (2000:4) financial risk yaitu risiko yang disebabkan penggunaan hutang perusahaan menyebabkan biaya bunga meningkat. 3. Industial Risk sehingga Menurut Lukas (2000:4) industial risk yaitu risiko yang diakibatkan oleh industri itu sendiri, berpengaruh pada industri yang bersangkutan. Suad Husnan (2005:168) systematisc risk ditambah dengan unsystematic risk merupakan total risk dan yang menjadi pertimbangan manajer investasi dalam mengambil keputusan investasi. Unsystematic risk dapat dikurangi dan diantisipasi dengan melakukan diversifikasi, sedangkan systematic risk adalah risiko yang tidak dapat dihilangkan. Menurut Jogityanto (2008:215) diversifikasi berarti investasi dilakukan pada berbagai macam sekuritas atau aktiva. Bila hal ini dilakukan berarti melakukan portofolio investasi. Resiko investasi dapat diukur dengan standar deviasi yang dapat dirumuskan sebagai berikut: N 2 ∑ Pi (Ri-E(Ri)) SD (υ) = i=1 Dimana : Pi : Probabilitas terjadinya peristiwa ke i R : Rate of Return E (Ri) : Expected Rate of Return ….……2.6 Rumus di atas digunakan jika probabilitas kejadian tidak sama untuk semua peristiwa. Sedangkan jika probabilitas kejadian setiap peristiwa sama maka perhitungannya dapat dirumuskan sebagai berikut SD (υ) = N 2 ∑ Pi (Ri-E(Ri)) i=1 N …….2.7 Menurut Jogiyanto (2008:215) risiko fortopolio adalah varian return sekuritas-sekuritas yang membentuk portofolio tersebut. Salah satu pengukur risiko adalah deviasi standar (Standar Deviation) atas varian (variance) yang merupakan kuadrat gari deviasi standar. Risiko yang diukur dengan ukuran ini mengukur risiko dari seberapa besar nilai tiap-tiap item menyimpang dari rata-ratanya. Risiko portofolio dapat iukur dengan besarnya deviasi standar atau varian yang dinotasikan dengan vp2 σ p2 = X2 xσ2 + X2 y σ2 y + 2Xx Yx Cov σx …………...2.8 Dalam mengukur risiko portofolio harus dicari covariance antara sekuritas yang tergantung dalam portofolio. Hal ini karena portofolio merupakan gabungan dari beberapa sekuritas sehingga risiko yang terjadi merupakan interaksi antara risiko-risiko sekuritas yang membentuknya. Besarnya return covarians tergantung pada pola return masingmasing saham. Bila return saham tersebut bergaerak dengan pola yang sama maka kovariansnya berupa perkalian dua angka positif atau dua angka negative sehingga hasilnya berupa angka positif yang besar. Covxy = Pxy σx σy Covariance dapat distandarisasi dengan cara membaginya dengan hasil perkalian deviasi standar masing-masing sekuritas yang dirumuskan sebagai berikut: Pxy = Covxy σx σy ……………………………………………. 2.9 Koefisien korelasi menunjukkan bagaimana suatu variabel bergerak bersama dengan variabel lainnya. Korelasi ini bukan merupakan hubungan sebab akibat. Bila terdapat korelasi negatif antara dua sekuritas maka jika nilai suatu variabel naik akan menyebabkan nilai variabel turun. Begitu juga sebaliknya bila terdapat korelasi positif naiknya nilai suatu sekuritas akan menyebabkan sekuritas lainnya juga naik. Selain tergantung terhadap covariance, hubungan antara dua sekuritas dipengaruhi oleh standar deviasi dari tiap sekuritas. Standar deviasi ini merupakan ukuran yang menunjukkan nilai penyimpangan dari tingkat keuntungan sekuritas yang diharapkan. Standar deviasi dari portofolio dapat dicari dengan menggunakan rumus sebagai berikut: σ p = X2 xσ2 + X2 y σ2 y + 2Xx Yx (pxyσxσy) ………… 2.10 Rumus deviasi di atas digunakan apabila hanya terdapat dua sekuritas. Dalam portofolio yang terdiri dari sekuritas atau lebih rumus yang digunakan adalah N N σ p2 = ∑ Xi2 σi2 + ∑ i=1 i=1 ………………………………...2.11 C. Pengertian IHSG, SBI, Inflasi dan Nilai Tukar Rupiah 1. Indeks Harga Saham Gabungan Tjiptono Darmadji dan Hendy M. Fakhrudin (2001:95) indeks harga saham merupakan indikator utama yang menggambarkan pergerakan harga saham.Indeks harga saham tidak ubahnya seperti sebuah barometer ataupun thermometer yang di rumah kita. Fungsinya sangat penting karena dapat memberikan ukuran yang dapat membantu kita melihat situasi bagaimanakah saat ini yang terjadi. Indeks harga saham menjadi barometer kesehatan pasar modal yang dapat menggambarkan kondisi bursa efek yang terjadi. Menurut Vonny Dwiyanti (1998:54) indeks harga saham merupakan ringkasan dari dampak simultan dan kompleks atau berbagai macam yang berpengaruh, terutama fenomena-fenomena ekonomi. Sementara menurut Tjiptono Darmadji dan Hendy M. Fakhrudin (2001:95) indeks harga saham merupakan indikator utama yang menggambarkan pergerakan harga saham. Sedangkan menurut Jogiyanto (2008:97) indeks harga saham gabungan adalah suatu indeks yang meliputi pergerakan harga untuk saham biasa dan saham preferen. Berdasarkan beberapa pengertian di atas, maka dapat disimpulkan indeks harga saham gabungan merupakan angka indeks harga saham yang telah disusun dan dihitung sedemikian rupa sehingga dapat dipergunakan untuk membandingkan kegiatan atau peristiwa, bias berupa perubahan harga saham dari waktu ke waktu. Di pasar modal sebuah indeks diharapkan memiliki lima fungsi yaitu: (1) sebagai indikator trend pasar, (2) sebagai indikator tingkat keuntungan, (3) sebagai tolak ukur (benchmark) kinerja suatu portofolio, (4) memfasilitasi pembentukan portofolio dengan strategi pasif, (5) memfasilitasi berkembangnya produk derivatif. Menurut Jogiyanto (2008:518) ada beberapa macam pendekatan atau metode penghitungan yang digunakan untuk menghitung indeks, yaitu 1. Menghitung rata-rata (aritmathic mean) harga saham yang masuk dalam anggota indeks, 2. Menghitung (geometric mean) dari indeks individual saham yang masuk anggota indeks, 3. Menghitung rata-rata tertimbang nilai pasar. Umumnya semua indeks harga saham gabungan (composite) menggunakan metode rata-rata tertimbang termasuk di Bursa Efek Jakarta. Menurut Jogiyanto (2008:97) di Bursa Efek Jakarta terdapat 5 (lima) jenis indeks, antara lain: a. Indeks Individual, menggunakan indeks harga masingmasing saham terhadap harga dasarnya, b. Indeks Harga Saham Sektorial, menggunakan semua saham yang yang termasuk dalam masing-masing sektor. c. Indeks LQ 45, menggunakan 45 saham yang dipilih berdasarkan likuiditas perdagangan saham dan disesuaikan setiap enam bulan (setiap awal bulan Februari dan Agustus) d. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), menggunakan semua saham yang tercatat sebagai komponen penghitungan indeks. e. Indeks Syariah atau JII (Jakarta Islamic Indeks), JII merupakan indeks terakhir yang dikembangkan oleh BEJ bekerja sama dengan Dana Reksa Investment Management. Indeks ini merupakan indeks yang mengkoordinasi syariah investasi dalam Islam atau Indeks yang berdasarkan syariah. Yang dimaksud dengan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menurut Vonny Dwiyanti (1999:55) adalah angka yang menunjukkan situasi pasar efek secara umum karena G adalah gabungan dari seluruh saham. Kemudian menurut Tjiptono Darmadji dan Hendy M. Fakhruddin (2001:96) Indeks Harga Saham Gabungan adalah sekumpulan semua saham yang tercatat sebagai komponen perhitungan indeks Negara. Pada umumnya kurs ditentukan oleh perpotongan kurva permintaan pasar dan kurva penawaran dari mata uang asing tersebut. 2. Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) Menurut Eric E. Haas (2004:131) salah satu instrumen moneter yang dapat mempengaruhi atau memotivasi masyarakat maupun pengusaha untuk menabung dan melakukan investasi adalah suku bunga. Peryataan ini sesuai dengan pendapat yang mendefinisikan suku bunga sebagai determinan penting kedua dari volume investasi yang dilakukan dalam suatu periode, sedangkan determinan yang pertama adalah efisiensi modal marginal. Berdasarkan SK Direksi BI No.31/67/KEP/DIR tertanggal 23 Juli 1998 tentang penerbitan SBI serta intervensi rupiah yakni Sertifikat Bank Indonesia (SBI) adalah surat berharga atas petunjuk dalam rupiah yang diterbitkan Bank Indonesia sebagai pengakuan hutang berjangka waktu pendek dengan system diskonto. 3. Nilai Tukar Endri (2002:74) kas atau sering disebut dengan kurs adalah jumlah atau harga uang domestic dari mata uang luar negeri (asing). Kurs ini dipertahankan sama di semua pasar melalui arbritase. Arbritase valuta asing adalah pembelian mata uang asing bila harganya rendah dan menjualnya bilamana harganya tinggi. Suatu penurunan dalam nilai mata uang dalam negeri terhadap mata uang asing disebut dengan depresiasi. Sedangkan kenaikan dalam nilai mata uang dalam negeri terhadap mata uang asing disebut apresiasi. Karena mata uang suatu Negara dapat didepresiasi terhadap mata uang dan apresiasi terhadap yang lain maka biasanya dapat dihitung suatu kurs efektif. Kurs efektif merupakan rata-rata tertimbang dari nilai tukar mata uang suatu Negara. 4. Inflasi Menurut Sadono Sukirno (2002:15) Inflasi disefinisikan sebagai suatu proses kenaikan harga-harga yang berlaku dalam suatu perekonomian. Tingkat inflasi (presentase kenaikan harga) berbeda dari suatu periode ke periode lainnya dan berbeda pula dari satu Negara ke Negara lainnya. Inflasi adalah kecenderungan dari hargaharga untuk menaik secara umum dan terus menerus. Dalam praktek, inflasi bisa diamati dengan mengamati gerak dari indeks harga. Tetapi di sini harus diperhitungkan ada tidaknya “suppressed inflation” atau inflasi yang ditutupi yang pada suatu waktu akan timbul dan menunjukkan harga-harga resmi makin tidak relevan bagi kenyataan. Menurut Iskandar Putong (200:181) terdapat beberapa cara menggolongkan inflasi, penggolongan pertama, dadasarkan atas parah tidaknya inflasi tersebut. Di sini kita bedakan beberapa macam inflasi: Inflasi ringan (di bawah 10% per tahun) Inflasi sedang (antara 10 – 30% per tahun) Inflasi berat (antara 30 – 100% per tahun) Hiper inflasi ( di atas 100% setahun) Penggolongan yang kedua adalah atas dasar sebab awal dari inflasi. Atas dasar ini dibedakan dua macam inflasi yaitu: 1. Inflasi yang timbul karena permintaan masyarakat akan berbagai barang terlalu kuat. Inflasi semacam ini disebut demand inflation. 2. Inflasi yang timbul karena kenaikan ongkos produksi. Ini disebut cost inflation. Penggolongan ketiga adalah berdasarkan asal dari inflasi, yaitu: 1. inflasi yang berasal dari dalam negeri (domestic inflation), misalnya karena defisit anggaran belanja yang dibiayai dengan pencetakan uang baru, panen yang gagal dan sebagainya. 2. Inflasi yang berasal dari luar negeri (imported inflation), adalah inflasi yang timbul karena kenaikan harga-harga (inflasi) di luar negeri atau di negara-negara langganan berdagang kita. Menurut Nanga (2001:241) menjelaskan inflasi adalah suatu gejala dimana tingkat harga umum mengalami kenaikan secara terus menerus. Terdapat tiga teori utama mengenai inflasi Muana Nanga (2001:252-254) yaitu Teori Kuantitas, Teori Keynes, dan Teori Strukturalis. Teori Kuantitas mengenai inflasi mengatakan bahwa bertambahan jumlah uang beredar dan psikologi masyarakat mengenai kenaikan harga-harga di masa mendatang. Tambahan jumlah uang beredar x% bias menumbuhkan inflasi kurang dari x%, sama dengan x% atau lebih dari besar dari x% tergantung kepada apakah masyarakatv tidak mengaharapkan harga naik lagi, akan naik tetrapi lebih buruk daripada sekarang atau masa-masa lampau, atau akan naik cepat dari sekarang atau masa-masa lampau. D. Reksa Dana 1. Pengertian Reksa Dana Menurut Tjiptono Darmadji dan Hendi M.Fakhruddin (2000: 148) Reksa Dana merupakan salah satu alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil dan pemodal yang tidak memiliki banyak waktu dan keahlian untuk menghitung risiko atau investasi mereka. Umumnya reksa dana diartikan sebagai wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya di investasikan dalam portofolio efek oleh manajer investasi. Mengacu pada undang-undang pasar modal No. 8 tahun 1995, pasal 1 ayat (27) bahwa raksa dana adalah wadah yang di pergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodaluntuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh manajer investasi. Sementera menurut beberapa pendapat para ahli, diantaranya menurut Eduardus Tandelilin (2001: 20) reksa dana adalah sertifikat yang menjelaskan bahwa pemiliknya menitipkan sejumlah dana kepada perusahaan raksa dana, untuk digunakan sebagai modal berinvestasi baik dipasar modal maupun dipasar uang. Raksa dana juga merupakan suatu wadah berinvestasi secara klektif untuk ditempatkan dalam portofolio berdasarkan kebijakan investasi yang ditetapkan oleh manajer investasi. (Bapepam, 1997: 5). Kegiatan investasi raksa dana dapat ditempatkan pada brmagai instrumen efek, baik dipasar uang, pasar modal, maupun gabungan dari keduanya. Selain itu juaga dapat di khususkan pada efek yang mewakili dan lainnya. Hal ini menunjukan bahwa reksa dana bersifat fleksibel karena mampu memberikan berbagai pilihan dan alternatif bagi para investor sesuai dengan tujuan dan kebutuhanya dalam berinvestasi. Sama halnya dengan sarana investasi lainnya, Reksa Dana selain menghasilkan tingkat keuangan tertentu (return) juga mengandung unsur risiko (risk) yang patut dipertimbangkan. Hanya bedanya risiko yang terkandung dapat dikurangai karena investasi tersebut didiversifikasi atau disebar dalam bentuk portofolio yang menjadi ciri utama dari Reksa Dana (Bapepam, 1997:5). 2. Manfaat Investasi di Reksa Dana Menurut Eko P. Pratomo (2004:37) banyak instrumen investasi yang tersedia di pasar, namun kita sulit untuk berinvestasi ke dalam instrumen tersebut karena berbagai kendala. Reksa Dana sebagai salah satu instrumen investasi memudahkan kendala tersebut. Dengan reksa dana investor dapat memperoleh manfaat antara lain: a. Akses ke dalam instrument investasi yang beragam. b. Pengelolaan portofolio investasi yang professional oleh manajemen investasi dan bank kustodian. c. Diversifikasi investasi dengan biaya yang rendah melalui dana yang terkumpul dari sekian banyak investor , Reksa Dana dapat berinvestasi ke berbagai jenis instrument dari berbagai perusahaan. d. Likuiditas yang relatif tinggi dalam kondisi normal, Reksa Dana dapat dibeli dan dicairkan (dijual kembali) setiap hari kerja. e. Potensi hasil investasi yang tinggi dalam jangka panjang. f. Manfaat bebas pajak untuk instrument investasi tertentu. 3. Resiko Investasi di Reksa Dana Investasi dalam Reksa Dana akan memiliki komposisi dan hasil yang sesuai dengan karakteristik resiko dari surat berharga yang terdapat dalam portofolio efek Reksa Dana tersebut. a. Resiko Penurunan Nilai Saham Reksa Dana yang memiliki portofolio saham akan memiliki karakteristik risiko sejalan dengan kepemilikannya, khususnya risiko penurunan nilai modal (capital loss). Namun sejalan dengan itu reksa dana juga memiliki peluang memperoleh hasil yang tinggi akibat peningkatan nilai (capital again). Secara umum harga harga saham akan cenderung menurun jika: 1. Kinerja (tingkat keuntungan) perusahaan yang menerbitkan saham diperkirakan akan menurun dapat disebabkan oleh kondisi internal maupun eksternal. 2. Daya saing terhadap alternatif investasi lain (misalnya unvestasi di pasar uang) menurun, khususnya bila suku bunga simpanan meningkat. 3. Aktivitas serta likuiditas perdagangan saham di bursa menurun disebabkan karena berkurangnya permintaan, penawaran maupun disebabkan karena berkurangnya likuiditas secara umum (misalnya akibat kebijakan uang ketat). 4. Daya tarik investasi saham terhadap dominand player, disebabkan oleh perubahan ketentuan dan peraturan pemerintah maupun karena penurunan nilai tukar terhadap mata unag yang dipakai oleh dominand player dalam membukukan nilai investasinya. b. Risiko Penurunan Nilai Efek Utang Bila portofolio Reksa Dana dibatasi, sebagian besar hanya dapat berisi obligasi, surat pengakuan hutang, surat berharga komersil dan tanda bukti hutang maka risiko dan peluang hasil investasi pada Reksa Dana identik dengan risiko dan peluang hasil investasi pada bank umum yaitu: 1. Risiko penurunan pendapatan akibat menurunnya suku bunga, baik secara absolute (bila bunga mengembang) ataupun secara relatif ( bila bunga ditentukan tetap atau fixed sedangkan tingkat suku bunga pasar meningkat. 2. Risiko penurunan nilai pasar dari efek hutang tersebut baik karena pendapatan bunga relatif lebih rendah dari suku bunga pasar karena penurunan kapasitas kredit penerbitnya maupun karena berkurangnya likuiditas pasar (misalnya akibat kebijakan uang ketat. c. Risiko Penurunan Nilai Efek Pasar Uang Pada Reksa Dana yang membatasi diri hanya menanamkan dananya dalam efek pasar uang dan efek hutang yang jatuh tempo kurang dari 12 bulan ataupun pada reksa dana yang lain selalu membutuhkan likuiditas sehingga harus menempatkan sebagian dananya dalam efek pasar uang, risiko penurunan nilainya adalah: 1. Risiko kredit akibat ketidakmampuan atau berkurangnya kemampuan penerbit surat berharga untuk mengembalikan pokok pinjamannya surat berharga untuk mengembaliakn pokok pinjamannya dikarenakan akibat kondisi internal maupun akibat perubahan kondisi eksternal. 2. Risiko menurunnya harga pasar wajar surat berharga. 3. Risiko menurunnya perubahan nilai tukar mata uang asing bila ditanamkan dalam efek pasar uang dalam valuta asing. d. Risiko Berkurangnya Nilai Aktiva Bersih Per Unit Penyertaan (NAB/Unit). Menurut P. Pratomodan Ubaidilah Nugroho (2004:84) berkurangnya NAB/Unit dari harga NAB/Unit pada saat investor membeli merupakan indikator kerugian bagi investor. Turunnya harga NAB/Unit disebabkan oleh turunnya nilai atau hrga efek-efek yang memiliki Reksa Dana. Penyebab utama turunnya harga efek-efek antara lain: 1. Perubahan kondisi ekonomi, politik termasuk juga kondisi social (adanya bencana alam dll) dan keamanan di dalam dan luar negeri yang dapat mempengaruhi kinerja perusahaan. 2. Terjadi wanprestasi (default) dari emiten, penerbit surat berharga atau pihak yang terlibat dalam transaksi dan pengelolaan investasi dalam memenuhi kewajibannya. Kebangkrutan atau dilikuidasinya suatu perusahaan akan berpotensi goyahnya perusahaan dalam memenuhi kewajibannya. E. Bentuk, Sifat, dan Jenis Reksa Dana 1. Bentuk Reksa Dana Menurut Eko P. Pratomo ( 2004:4) di Indonesia, sesuai peraturan yang berlaku, terdapat dua bentuk hukum reksa dana, Yakni reksa dana berbentuk Perseroan Terbatas (PT. Reksa Dana) dan Reksa Dana berbentuk kontrak Investasi Kolektif (Reksa Dana KIK). a. Reksa Dana Berbentuk Perseroan ( corporate type) Dalam bentuk Reksa Dana ini, perusahaan penerbit Reksa Dana menghimpun dana dengan menjual saham, selanjutnya dana hasil penjualan tersebut di investasikan pada berbagai jenis efek diperdagangkan di pasar modal maupun pasar uang. b. Reksa Dana Berbentuk KIK (contrucrual type) Kontrak investasi kolektif adalah kontrak yang dibuat antara Manajer Investasi dan Bank Kustodian yang juga mengikat pemegang Unit Peyertaan sebagai investor. Melalui kontrak ini, manajer investasi diberi wewenang untuk mengelola portofolio kolektif dan Bank Kutodian diberi wewenang untuk melaksanakan penitipan dan dana yang terkumpul dari banyak investor yang kemudian akan dikelola dan di investasikan oleh Manajer Investasi ke dalam suatu portofolio investasi menjadi kekayaan Reksa Dana dan menjadi milik investor secara kolektif. 2. Sifat Reksa Dana Jika dilihat dari sifatnya, Reksa Dana dapat dibedakan menjadi dua yaitu: a. Reksa Dana Tertutup Menurut Bapepam (1997:8) Reksa Dana Tertutup adalah Reksa Dana yang tidak dapat membeli kembali sahan-saham yang telah dijual kepada pemodal. Dengan kata lain, pemegang saham tidak dapat menjual kembali sahamnya kepada Manajer Investasi. Apabila pemilik saham hendak menjual sahamnya, haarus dilaksanakan melalui Bursa Efek tempan Reksa Dana tersebut dicatatkan. Harga pasar dari Reksa Dana Tertutup ini berubah-ubah dipengaruhi kekuatan permintaan dan penawaran, sama halnya dengan fluktuasi harga (kurs) saham perusahaan publik. b. Reksa Dana Terbuka Yaitu Reksa Dana yang menawarkan dan membeli kembali saham-sahamnya dari pemodal sampai sejumlah modal yang sudah dikeluarkan. Pemegang saham/unit Reksa Dana yang bersifat terbuka ini dapat menjual kembali saham/unit penyertaannya setiap saat apabila diinginkan manajer investasi reksa dana , melalui Bank custodian wajib membelinya kembali sesuai dengan NAB/Unit pada saat tersebut. Bapepam (1997:8) menyatakan bahwa menurut peraturan, pembayaran atas penjualan kembali (redemption) harus dilakukan sesegera mungkin dan tudak boleh terlalu lamadari 7 (tujuh) hari bursa sejak dimint penjualan kembali oleh investorpemegang saham/unit. Dari penjelasan reksa dana berdasarkan sifatnya, dapat disimpilkan karakteristik dari reksa dana tertutup dan terbuka yaitu : Tabel 2.1 Karakteristik Reksa Dana Berdasarkan Sifatnya PT. Reksa Dana Tertutup PT Reksa Dana Terbuka Menjual sahamnya pada Menjual sahamnya secara terus penawaran umum perdana sampai menerus sepanjang ada pemodal batas modal dasar yang membeli. Saham reksa dana dicatatkan di Saham reksa dana tidak perlu bursa efek dicatat di bursa efek Investor tidak dapat menjual Investor dapat menjual kembali kembali saham yang dimilikinya saham yang dimilikinya kepada kepada reksa dana tetapi kepada reksa dana investor lain melalui bursa. Harga jual atau beli saham Harga jual atau beli antara saham tergantung penawaran dan PT. Reksa Dana dengan investor permintaan antar investor di didasarkan atas Nilai Aktiva bursa. Bersihper saham yang dihitung oleh Bank Kustodian. Sumber: Eko P. Pritomo & Ubaidillah Nugraha (2004:46) 3. Jenis Reksa Dana Dari sisi peraturan Bapepam, Reksa Dana Indonesia dibagi dalam empat jenis kategori , yakni: a. Reksa Dana Pasar Uang Reksa Dana pasar uang merupajkan reksa dana yang tingkat risiko paling rendah. Dilain pihak, potensi keuntungan reka dana ini juga terbatas. b. Reksa Dana Pendapatan Tetap Reksa Dana Pendapatan Tetap (RDPD) adalah reksa dana yang melakukan investasi sekurang-kurangnya 80 %dari porto folio yang dikelolanya ke dalam efek bersifat hutang. c. Reksa Dana Saham Reksa Dana Saham adalah reksa dana yang melakukan investasi sekurang-kurangnya 80 % dari portofolio yang dikelolanyake dalam efek bersifat ekuitas (saham). Walaupun risikonya lebih tinggi dibandingkan dua jenis reksa dana sebelumnya, namun reksa dana saham ini menghasilkan tingkat pengembalian yang tinggi. d. Reksa Dana Campuran Reksa Dana ini melakukanmelakukan investasi dalam efek bersifat ekuitas dan bersifat utang yang perbandingannya tidak termasuk reksa dana pendapatan tetap dan saham diatas. Reksa dana jenis ini berisiko moderat dengan tingkat pengembalian yang relatif lebih tinggi dari reksa dana pendapatan tetap. F. Mengukur Kinerja Reksa Dana 1. Nilai Aktiva Bersih (NAB) Sumber informasi utama dalam pengukuran kinerja reksa dana adalah Nilai Aktiva Per Unit Penyertaan (NAB/Unit) atau harga per unit yang selalu dipublikasikan di harian bisnis. Perubahan NAB/Unit menjadi indicator kinerja investasi suatu reksa dana. Beberapa publikasi mengenai kinerja mencoba mengolah kembali data NAB/Unit untuk memperoleh gambaran kinerja reksa dana misalnya sejak awal diterbitkan, sepanjang tahun berjalan, atau tiga bulan terakhir. Istilah NAB tidak bias dipisahkan dari reksa dana karena istilah ini merupakan salah satu tolak ukur memantau hasil dari suatu reksa dana. Menurut Tjipto Darmadji dan Hamdy M. Fakhrtddin (2001:160) Nilai Aktiva Bersih (NAB) atau nett asset value (NAV) merupakan alat ukur kinerja reksa dana. Nilai Aktiva Bersih berasal dari nilai portofolio reksa dana yang bersangkutan. Nilai aktiva bersih (NAB) merupakan jumlah aktiva setelah dikurangi kewajiban-kewajiban yang ada. Sedangkan NAB per unit penyrertaan merupakan jumlah NAB dibagi dengan jumlah nilai unit penyertaan yang beredar (outstanding). Bagi investor, NAB/unit memiliki beberapa fungsi, antara lain: a. Sebagai harga beli atau jual saat investor membeli atau menjual unit penyertaan suatu reksa dana. b. Sebagai indicator hasil (untung atau rygi) investasi yang dilakukan di reksa dana dan penentu nilai investasi yang dimiliki pada suatu asaat. c. Sebagai sarabna untuk mengetahui kinerja historis reksa dana yang dimiliki investor. d. Sebagai sarana untuk membandingkan kinerja-kinerja reksa dana yang satu dengan reksa dana yang lain. Dari penjelasan di atas, dapat dimengerti jika nilai NAB mengalami kenaikan atau penurunan karena NAB tersebut sangat tergantung akan kinerja asset yang merupakan portofolio reksa dana tersebut. Kalau harga pasar asset-asset suatu reksa dana mengalami kenaikan, demikian juga sebaliknya. 2. Mengukur Kinerja Dengan Metode Differential Return with Risk Measured by Standard Deviation Menurut Farid Harianto dan Siswanto Sudomo (2001:595) konsep yang digunakan adalah garis pasar modal CML (capital market line). Bila kita bisa mengidentifikasi tingkat keuntungan suatu portofolio dengan tingkat keuntungan yang terletak pada CML, untuk standar deviasi yang sama disebut Differential Return. Bila tingkat keuntungan suatu portofolio lebih besar dari tingkat keuntungan yang ada pada CML, maka differential return-nya positif. Apabila sebaliknya, bila tingkat keuntungan suatu portofolio lebih kecil dari tingkat keuntungan yang ada pada CML, maka differential return-nya negatif. Portofolio yang baik adalah portofolio yang yang mempunyai differential return yang positif dan terbesar. Rp Differentitial Return A CML M portofolio pasar pada CML A Rf σp Gambar 2.0 Penentuan Differential Return with Risk is Measured by Standard Deviation Sumber: Farid Harianto & Siswanto Sudomo (2001:596) Untuk menghitung differential return, bila slope yang menghubungkan Rf dan M yaitu (Rm-Rf)/σ untuk intercepnya adalah Rf, maka: Rp= Rf+[Rm-Rf ]σ p υ σm Dimana: Rp: expected return dari portofolio yang terletak pada CML Rm: expected return market σm: standard deviation market σp : standard deviation portofolio Dengan menggunakan metode ini portofolio reksa dana disusun dari nilai tertinggi. Differential return tertinggi merupakan portofolio yang terbaik. G. Penelitian Terdahulu Farid Haryanto dan Siswanto (2001:201) mengatatakan bahwa salah satu cara membandingkan kinerja suatu portofolio (biasanya diwakili oleh (mutual fund) adalah dengan membandingkannya dengan portofolio lain yang mempunyai risiko kurang lebih sama. Suatu portofolio yang memberikan tingkat keuntungan lebih tinggi belum tentu lebih baik kalau ternyata juga mempunyai risiko yang lebih tinggi. Penelitian yang dilakukan oleh Friend, Blume dan Crocet dan dikutip oleh Elton dan Gruber (1991:694), menunjukkan hasil sebagai berikut: Tabel 2.3 Perbandingan Kinerja Mutual Funddengan Portofolio yang Dipilih Secara Acak, Variance dipakai sebagai Ukuran Risiko (Januari 1960-Juni 1968) Jumah Dalam Sample Rata-rata Variance Rata-rata Keuntungan Risiko Mutual Portofolio Mutual Portofolio Mutual Portofolio Fund Secara Acak Fund Secara Acak Fund Secara Acak Risiko Rendah 43 62 0.0012 0.00118 0.102 0.128 Risiko Sedang 25 51 0.00182 0.00184 0.118 0.142 Risiko Tinggi 15 50 0.00279 0.00279 0.138 0.162 Tabel tersebut menunjukkan bahwa risiko yang digunakan adalah variance (yaitu bentuk kuadarat dari standar deviasi) tingkat keuntungan portofolio. Mutual funds yaitu yang dikelola oleh manager investment companies (artinya para professional), dibandingkan portofolio yang secara acak. Perbandingan dilakukan atas dasar ratarata variance yang kurang lebih sama dan dikelompokkan sebagai risiko rendah, sedang, dan tinggi. Perhatikan bahwa rata-rata variance dalam eompok risiko yang sama, antara mutual fund dan portofolio yang dipilih secara acak dan dihitung dengan bobot yang sama, kurang lebih juga sama. Tetapi bila kita perhatikan dua kolom yang terakhir ternyata rata-rata bila dibandingkan dengan tingkat keuntungan portofolio-portofolio yang dipilih secara acak hal ini mengundang pertanyaan tentang kemampuan para manajer reksa dana dalam mengelola dana yang dipercayakan kepada mereka. Cara yang sama dilakukan untuk beta sebagai ukuran risiko oleh peneliti-peneliti yang sama, dikutip oleh Elton dan Gruber (1995:635). Hasilnya menunjukkan bahwa pemilihan portofolio secara acak dengan bobot yang sama ternyata juga menghasilkan tingkat keuntungan yang lebih tinggi pada kelompok beta yang kurang lebih sama. Guntur Irianto (2001:86) meneliti tentang pengaruh bunga deposito, kurs mata uang rupiah terhadap dolla dan harga Emas terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), dengan periode 1 Juni 1998 sampai dengan 30 Juni 2000 dengan menggunakan metode analisi regresi berganda, diperoleh hasil penelitian yang menunjukkan bahwa bunga deposito dan kurs berpengaruh negative secara signifikan terhadap IHSG. Kedua variable tersebut memiliki hubungan yang saling subtitusi dengan bursa efek. Sedangkan harga emas berpengaruh positif serta signifikan terhadap IHSG. Penelitian yang dilakukan Essy Asiyah (2005:69) Tentang pengaruh Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), Suku Bunag Resiko SBI, dan Nilai Tukar Rupiah Terhadap Kinerja Reksa Dana Periode 2004-2005, dengan menggunakan regresi berganda dan pengujian statistic dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Dari penelitian diperoleh gambaran bahwa kinerja reksa dana dengan menggunakan metode Differential Return with risk Measured by Standard Deviation dipengaruhi oleh Indeks Harga Saham Gabungan dan Suku Bunga Bebas Resiko SBI. 2. Indeks Harga Saham Gabungan yang mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap Kinerja Reksa Dana yang diperoleh dengan menggunakan Differential Return with Risk is Measured by Standard Deviation. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai penagruh IHSG terhadap Kinerja Reksa Dana dengan menggunakan metode evaluasi kinerja Reksa Dana berkorelasi positif dan signifikan mempengaruhi kinerja Reksa Dana. 3. Suku Bunga SBI mempengaruhi secara signifikan kinerja Reksa Dana ditunjukkan oleh nilai signifikan sebesar 0.09. 4. Nilai kurs ternyata tidak signifikan mempengaruhi kinerja Reksa Dana. 5. H. Kerangka Pemikiran Menurut Eduardus Tandelilin (2001:3) investasi adalah komitmen atas sejumlah dana atau sumber dana lainnya yang dilakukan pada saat ini dengan tujuan memperoleh sejumlah keuntungan di masa datang. Secara garis besar investasi dapat dibagi dalam dua kategori yaitu investasi dalam aktiva riil (asset riil) dan investasi dalam aktiva keuangan (asset financial). Sebagai contoh investasi aktiva riil adalah investasi berupa gedung, pabrik, saluran distribusi baru dan sebagainya. Sedangkan contoh untuk investasi dalam aktiva keuangan adalah pembelian sertifikat deposito, saham, reksa dana dan obligasi dengan tujuan mendapatkan keuntungan dimasa yang akan datang. Menurut Undang-Undang pasar modal No. 8 Tahun 1995 Pasal 1 ayat 27 reksa dana adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan (kembali) dalam portofolio efek (saham, obligasi) oleh manajer investasi untuk meraih keuntungan kemudian memberikan hasil (return) kepada pemodal atas penyertaan dananya. Tujuan reksa dana umumnya adalah pertumbuhan (growth), pendapatan (income), serta sasaran keseimbangan atau campuran. Dalam penelitian ini variabel-variabel independen yang dipilih untuk diteliti adalah inflasi, nilai tukar rupiah, suku bunga bebas risiko sertifikat bank Indonesia dan indeks harga saham gabungan. Keempat faktor tersebut secara teoritis sangat berkaitan dengan kinerja portofolio reksa dana sehingga diharapkan dapat menjadi indikator kuat bagi investor dalam mengetahui tingkat kinerja dari masingmasing portofolio reksa dana. Untuk itu hipotesa mengenai keempat faktor tersebut terhadap kinerja reksa dana perlu dilakukan sehingga investor mempunyai dasar yang kuat dalam mengambil keputusan. Nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing, terutama terhadap U$ Dollar Amerika sering kali dianggap sebagai salah satu indikator dalam perekonomian bangsa. Ketidakstabilan nialai tukar rupiah terhadap dolar di Indonesia sering kali dianggap senagai indikator ketidakstabialn perekonomian bangsa kita. Hal ini tentu mempengaruhi pada perdagangan saham di pasar bursa dan mempengaruhi perdagangan reksa dana di Indonesia yang juga akan mempengaruhi pada keputusan investor untuk melakukan transaksi. IHSG merupakan indikator penting yang menggambarkan situasi pasar yang sebenarnya dimana return dan risiko pasar tersebut dihitung. Return portofolio diharapkan meningkat jika IHSG cenderung meningkat, demikian juga sebaliknya return tersebut menurun jika IHSG cenderung menurun. Adanya inflasi akan berdampak besar terhadap perekonomian suatu Negara. Pada asaat terjadi inflasi, harga barang-barang cenderung nailk, maka hal ini menyebabkan meningkatnya biaya produksi yang dikeluarkan perusahaan. Peningkatan biaya produksi menyebabkan harga jual produk meningkat sehingga akan mengurangi kuantitas produk yang dijual akibatnya laba menurun. Dengan menurunnya kinerja keuangan perusahaan, menyebabkan deviden yang dibagikan kepada pemegang saham berkurang sehingga investor enggan untuk mempertahankan kepemilikannya atas saham sebagai indikator kinerja pasar modal. Faktor lain yang diduga mempengaruhi kinerja portofolio reksa dana adalah suku bunga bebas risiko SBI dimana return portofolio cenderung berkurang jika suku bunga bebas risiko SBI meningkat, sebaliknya return portofolio akan bertambah jika suku bunga bebas risiko menurun. Hal tersebut kemungkinan dipengaruhi oleh kecenderungan pasar untuk menghindari risiko yang tinggi. Melihat hubungan yang cukup erat antara inflasi, nilai tukar rupiah, suku bunga bebas risiko SBI dan IHSG tersebut terhadap kinerja portofolio reksa dana, maka peneliti dapat menggambarkan penelitian ini sebagai berikut. IHSG (X1) ρyx1 r12 r13 r SBI (X2) r23 ρyx2 KINERJA ε Gambar 2.1. Kerangka Pemikiran I. Hipotesis Sesuai dengan kerangka pemikiran dan untuk memberi arah pada proses penelitian, di dalam penelitian ini akan diuji hipotesis sebagai berikut: Hipotesis 1: Ho: ρyx1= ρyx2= ρyx3= ρyx4= 0 Ha: ρyx1= ρyx2= ρyx3= ρyx4= 0 Ho : IHSG, SBI, Inflasi dan Nilai Tukar Rupiah tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja reksa dana saham. Ha : IHSG, SBI, Inflasi dan Nilai ukar Rupiah berpengaruh signifikan terhadap kinerja reksa dana saham. Hipotesis 2 Ho: ρyx1=0 Ha: ρyx1>0 Ho : IHSG tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja reksa dana saham. Ha : IHSG berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja reksa dana saham. Hipotesis 3 Ho: ρyx2=0 Ha: ρyx2>0 Ho : SBI tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja reksa dana saham. Ha : SBI berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja reksa dana saham. Hipotesis 4 Ho: ρyx3=0 Ha: ρyx3>0 Ho : Inflasi tidak berpenagruh secara signifikan terhadap kinerja reksa dana saham. Ha : Inflasi berpengagaruh secara signifikan terhadap kinerja reksa dana saham. Hipotesis 5 Ho: ρyx4=0 Ha: ρyx4>0 Ho : Nilai Tukar Rupiah tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja reksa dana saham. Ha : Nilai Tukar Rupiah berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja reksa dana saham. BAB III METODE PENELITIAN A. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat konservasi, yaitu dimana peneliti langsung melakukan penelitian pada tiga lokasi yaitu Badan Pengawas Pasar Modal, Bank Indonesia dan Bursa Efek Jakarta yang sekarang dikenal dengan Bursa Efek Indonesia. Penelitian dimulai dari pengumpulan data yang berhubungan langsung dengan objek penelitian, menginventarisasikan, mengolah data hingga akhirnya diperoleh gambaran yang jelas tentang pokok permasalahan yang diteliti. Ruang lingkup penelitian ini adalah melihat pengaruh variabel Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), Suku Bunga Bebas Risiko (SBI), Inflasi dan Nilai Tukar Rupiah Terhadap Kinerja Reksa Dana Saham yang dicerminkan pada Nilai Aktiva Bersih (NAB) periode Januari 2005 sampai dengan tahun Desember 2007. B. Metode Penentuan Sampel Teknik yang dilakukan dalam pengambilan sampel ini adalah purposive sampling yang berdasarkan judgment sampling. Purposive sampling adalah teknik pemilihan sample secara tidak acak dan didasarkan pada tujuan tertentu (Indrianto dan Supomo, 1999). Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh Indeks Harga Saham Gabungan, Suku Bunga Bebas Resiko, Inflasi dan Nilai Tukar Rupiah terhadap kinerja Reksa Dana Saham yang tercatat di Bapepam. Oleh karena itu, maka sampel yang digunakan adalah Reksa Dana Saham yang tercatat di Bapepam. Hal tersebut sesuai dengan teknik purposive sampling metode judgment sampling. Sampel penelitian ini diambil dari reksa dana saham yang terdaftar di Bapepam. Dari 34 Reksa Dana Saham yang terdaftar di Bapepam periode Januari 2005 sampai Desember 2007, hanya 12 Reksa Dana Saham yang terpilih sebagai sampel penelitian. Oleh karena reksa dana saham yang terscatat di BEI dimungkinkan terjadi perubahan di setiap periodenya, maka sampel penelitian ini diambil dengan kriteria: 1. Semua Reksa Dana Saham yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama Januari 2005 sampai dengan Desember 2007. 2. Semua Reksa Dana Saham yang selalu ada dan masih aktif selama Januari 2005 sampai dengan Desember 2007. 3. Reksa Dana Saham yang telah menerbitkan laporan keuangan mulai Januari 2005 sampai dengan Desember 2007. C. Metode Pengumpulan Data Data yang digunakan dan dianalisis dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder merupakan data yang telah tersedia dan tidak perlu dikumpulkan lagi. Data-data sekunder yang digunakan penulis adalah data-data yang berhubungan langsung dengan penelitian yang dilaksanakan dan bersumber dari terbitan-terbitan Bursa Efek Indonesia, Bapepam dan Bank Indonesia. Informasi utama yang digunakan sebagai data penelitian adalah Nilai Aktiva Bersih (NAB/Unit) Reksa dana saham, data mengenai tingkat suku bunga bebas risiko peneliti menggunakan tingkat suku bunga Sertifikat Bank Indonesia dari Bank Indonesia berdasarkan laporan bulanan terbitan Bank Indonesia. Penelitian ini juga memilih SBI sebagai tingkat suku bungs bebas risiko dengan anggapan bahwa Bank Indonesia yang mengeluarkan SBI dapat dipastikan akan melunasi kewajibannya pada saat jatuh tempo. Jadi investasi yang dilakukan pada SBI benar-benar bebas risiko. Disertai data mengenai perkembangan Inflasi dan Nilai Tukar Rupiah pada periode Januari 2005 sanpai dengan Desember 2007. D. Metode Analisis Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut: 1. Mendata Reksa Dana yang termasuk reksadana saham selama periode Januari 2005 sampai dengan Desember 2007. Reksa dana yang akan menjadi objek penelitian adalah reksa dana Saham yang berturut-turut ada selama periode Januari 2005 sampai dengan Desember 2007. 2. Menghitung return dan risiko dari masing-masing Reksa dana dalam penelitian ini., maka peneliti akan menggunakan program Microsoft exel untuk membantu dalam proses penghitungan return dan risiko masing-masing reksa dana. a. Menghitung Return Dari Reksa dana NAV1-NAVt-1 NAVt-1 Dimana : NAVt : Net Asset Value (NAB pada periode t NAVt-1 : Net Asset Value (NAB)periode sebelum t b. Menghitung Resiko dari Reksa Dana 2 (X-X) σp: ∑ (n-1) 3. Evaluasi Kinerja reksa dana . Setelah didapatkan variablevariabel yang dibutuhkan untuk penghitungan kinerja Reksa Dana, maka dilakukan evaluasi kinerja portfolio dengan menggunakan metode Differential Return with Risk Measure by Standar Deviation. Rumusnya : Rp= Rf+[Rm-Rf ]σ p υ σm Dimana: Rp: expected return dari portofolio yang terletak pada CML Rm: expected return market σm: standard deviation market σp : standard deviation portofolio 4. Melakukan pengukuran dan pengujian untuk mengetahui signifikan pengaruh IHSG, Suku Bunga Bebas Risiko SBI, Inflasi dan Nilai Tukar Rupiah terhadap Kinerja Reksa Dana Saham yang dihitung menggunakan metode Differential Return with Risk Measure by Standar Deviation. Dalam pengujian dan pengukuran ini digunakan analisis regresi berganda. Dimana kinerja merupakan variable terikat (Y) dan factor-faktor IHSG, SBI, Inflasi dan Nilai Tukar Rupiah sebagai variable bebas (X). Dan selanjutnya akan diolah dengan menggunakan software SPSS Release 16.0 for Windows. 5. Pengujian Statistik a. Uji Koefisien Determinasi (R2) Uji koefisien korelas ditujukan untuk melihat seberapa besar kemampuan variable independen menjelaskan variabel depeenden yang dilihat melalui adjusted R square karena variabel independennya lebih kecil. b. Uji F (Uji Secara Simultan) Uji F dilakukan untuk melihat kemaknaan dari hasil model regresi trsebut. Bila Nilai Fhitung lebih besar dari Ftabel atau tingkat signifikannya lebih kecil dari 5% (Alpha: 5%=0,05) maka hal ini menunjukkan bahwa H0 ditolak dan Ha diterima yang berarti bahwa variabel independen mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel dependen secara simultan. c. Uji T ( Uji Secara Parsial) Uji t digunakan untuk memganalisis pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial. Bila Thitung lebih besar dari Ttabel atau nilai signifikan T<Alpha : 5% (0,005) maka Ho ditolak dan Ha diterima, yang berarti bahwa terdapat pengaruh signifikan secara parsial variabel independen terhadap variabel dependen. d. Pengujian analisis path (Kusnendi 2005:1) Analisis jalur ialah suatu teknik untuk menganalisis hubungan sebab akibat yang tejadi pada regresi berganda jika variabel bebasnya mempengaruhi variabel tergantung tidak hanya secara langsung tetapi juga secara tidak langsung. Sedangkan definisi lain mengatakan: “Analisis jalur merupakan pengembangan langsung bentuk regresi berganda dengan tujuan untuk memberikan estimasi tingkat kepentingan (magnitude) dan signifikansi (significance) hubungan sebab akibat hipotetikal dalam seperangakat variabel.” (Paul Webley 1997). David Garson dari North Carolina State University mendefinisikan analisis jalur sebagai “Model perluasan regresi yang digunakan untuk menguji keselarasan matriks korelasi dengan dua atau lebih model hubungan sebab akibat yang dibandingkan oleh peneliti. Modelnya digambarkan dalam bentuk gambar lingkaran dan panah dimana anak panah tunggal menunjukkan sebagai penyebab. Regresi dikenakan pada masingmasing variabel dalam suatu model sebagai variabel tergantung (pemberi respon) sedang yang lain sebagai penyebab. Pembobotan regresi diprediksikan dalam suatu model yang dibandingkan dengan matriks korelasi yang diobservasi untuk semua variabel dan dilakukan juga penghitungan uji keselarasan statistik. (David Garson, 2003). Dari definisi-definisi di atas dapat dasimpulkan bahwa sebenarnya analisis jalur merupakan kepanjangan dari analisis regresi berganda. E. Operational Variabel Penelitian Di dalam pengujian pengaruh Indeks Harga Saham Gabungan, Suku Bunga SBI, Inflasi dan Nilai Tukar Rupiah Terhadap kinerja reksa dana saham khususnya Reksa Dana Saham dmana yang digunakan adalah data-data selama Januari 2005 sanpai Desember 2008 variabel-variabel yang digunakan adalah: 1) Variabel Dependen yaitu utama atau variabel terikat dimana yang menjadi perhatian peneliti peneliti. Karena tujuan penelitian ini adalah menjelaskan atau memprediksi variabilitas dari variable dependen. Dalam hal ini yang menjadi variable dependen (Y) adalah KInerja Reksa Dana Saham selama periode Januari 2005 sampai dengan Desember 2007. 2) Variabel Independen yaitu varisbel bebas yang mempengaruhi variable dependen. Dalam hal ini yang menjadi variable No Nama Variabel Konsep Variabel Sumber Data Ukuran independen adalah IHSG (X1), Suku Bunga Bebas Resiko (X2), Inflasi (X3), dan Nilai Tukar Rupiah (X4). Tabel 3.1 Operational Variabel Penelitian I II Variabel Terikat Kinerja Reksa Dana Saham (Y) Indikator yang menunjukkan baik buruknya kinerja reksa dana saham yang dilihat dari NAB Variabel Bebas Indikator yang 1.IHSG (X1) menunjukkan kecenderungan pergerakan harga seluruh saham di Bursa Saham 2.Suku Bunga Indonesia Bebas Risiko SBI (X2) Tingkat suku bunga yang relatif tidak beresiko 3. Inflasi (X3) Indikator yang 4.Nilai Tukar menunjukkan Rupiah (X4) kenaikan harga Nilai tukar rupiah terhadap U$ Dollar Data Reksa Rasio Dana di BEI Data Indeks Rasio Harga Saham Gabungan di BEI Data suku Rasio bunga deposito/SBI Data inflasi Rasio dari Bank Indonesia Data nilai Rasio tukar rupiah terhadap U$ Dollar di Bank Indonesia BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian. 1. Gambaran Umum Reksa Dana Jogianto (2008:74) reksa dana merupakan salah saru alternatif investasi bagi masyarakat pemodal, khususnya pemodal kecil atau pemodal yang tidak ingin menaggung resiko tinggi. Reksa dana dirancang sebagai wadah untuk menghimpun dana dari masyarakat yang mempunyai modal, pengetahuan dan waktu yang terbatas. Karenanya reksa dana diharapkan mampu meningkatkan peran pemodal lokal mengingat aktivitas perdagangan di Bursa Efek Indonesia mash didominasi oleh investor asing. Dalam undang-undang pasar modal no. 08 Tahun 1995, pasal 1 ayat 27 telah diberikan definisi mengenai reksa dana. Reksa dana adalah wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk dioergnakan untuk selanjutnya diinvestasikan dalam bentuk portofolio efek oleh manajer investasi. Dalam definisi tersebut terkandung tiga unsur penting. Pertama, adanya dana dari masyarakat pemodal. Kedua, dana tersebut diinvestasikan dalam portofolio efek, dan ketiga dana tersebut dikelola oleh manajer investasi. Dana yang dikelola atau portofolio dalam reksa dana itu adalah milik bersama para pemodal. Manajer investasi merupakan pihak yang dipercayakan untuk mengelola. Ada beberapa manfaat yang diperoleh pemodal jika melakukan investasi dalam reksa dana. Pertama, pemodal walaupun tidak memiliki dana yang cukup besar dapat melakukan diversifikasi investasi dalam efek sehingga dapat memperkecil risiko. Setiap investasi memang mengundang risiko. Investasi dalam efek di pasar modal mempunyai risiko yang lebih besar disbanding dengan menempatkan dana dalam deposito. Untuk memperkecil risiko investasi dalam efek hendaknya dilakukan diversifikasi. Artinya melakukan investasi tidak dalam satu macam efek atau saham, tetapi dalam berbagai macam efek. Untuk melakukan diversifikasi itu, pemodal harus memiliki dana yang cukup. Pemodal yang memiliki modal terbatas tidak mungkin melakukan diversifikasi. Oleh karena itu lebih baik melakukan investasi dalam reksa dana. Kedua, reksa dana mempermudah untuk melakukan inveatasi di pasar modal. Memilih saham-saham yang baik untuk dibeli bukan merupakan pekerjaan mudah, melainkan memerlukan pengetahuan tersendiri. Tidak semua pemodal memiliki pengetahuan tersebut. Padahal mungkin saja orang yang tidak memiliki khusus itu ingin menanamkan dananya dalam saham atau efek. Ketiga, dengan menempatkan dana dalam reksa dana berarti dana pemodal tersebut akan dikelola oleh pihak yang profesional yaitu manajer investasi. Dengan demikian, pemodal tidak perlu berpikir sepanjang hari untuk memilih efek yag dijadikan portofolio investasinya karena hal itu telah dilakukan oleh manajer investasi. Pada dasarnya, bila pemodal menempatkan dananya dalam tabungan, maka itu berarti dana tersebut akan dikelola oleh bank dimana dana tersebut ditempatkan. Demikian juga halnya apabila pemodal melakukan investasi dalam dana reksa atau membeli unit penyertaan reksa dana, dana yang ditanamkan di reksa dana akan dikelola oleh manajer investasi. Jika ditempatkan di bank, pemodal tidak perlu tahu kemana dananya akan dialokasikan oleh bank. Pemoadal akan menerima bunga dari bank atas penempatan dana tersebut, sedangkan jika membeli saham reksa dana atau unit penyertaan reksa dana, pemodal akan mendapat gambaran dari manajer investasi melalui prospektus kemana dana itu akan dialokasikan. Misalnya sebagian akan dialokasikan untuk membeli obligasi, sebagian dibelikan saham, dan sebagian akan dibelikan instrument pasar uang. Tabel 4.1 Data Statistik Perkembangan Reksa Dana Periode 1997-2007 Periode 1997 1998 1999 200 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 DAFTAR PERKEMBANGAN REKSA DANA Jumlah NAB Rp Pemegang Jumlah Saham/ (Kumulatif) (Juta) Saham/Unit Unit Penyertaan Penyertaan yang Beredar 25 2.782.322,5 2.441 2.942.232.210,518 77 4.916.604,8 20.234 6.007.373.758,547 81 2.992.171,4 15.482 3.680.892.950,256 81 4.974.105,0 24.127 4.349.952.950,816 94 5.515.954,1 39.487 5.006.049.769,659 108 8.003.769,8 51.723 7.303.771.880,360 131 46.613.833,24 125.82 41.655.523.049,213 186 69.477.719,75 171.712 60.020.745.572,816 246 104.037.824,63 299.063 85.061.930.436,029 331 29.405.732,22 254.66 21.262.143.379,980 282 44.470.317,92 192.621 32.640.147.419,610 Sumber: Bapepam Dari tabel 4.1 nilai aktiva bersih pada tahun 1997 sampai dengan tahun 1998 perkembangan reksa dana mengalami kenaikan yang cukup baik. Pada tahun 1999 nilai aktiva bersih reksa dana mengalami penurunan yang sangat tajam yang sebelumnya 4.919.604,8 turun menjadi 2.992.171,4. Babak baru pertumbuhan industri reksa dana dimulai pada taun 2002 dengan aktifnya bank menjadi agen penjual reksa dana.Dai tahun 2002 nilai aktiva bersih reksa dana terus mengalami kenaikan yang sangat tinggi hingga nilai tertinggi pada tahun 2005 sebesar 104.037.824,63. B. Analisis Dan Pembahasan 1. Analisis Kinerja Reksa Dana Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah reksa dana-reksa dana yang tergolong dalam reksa dana saham. Alasan penulis memilih reksa dana yang tergolong dalam reksa dana saham adalah karena reksa dana saham memiliki tingkat resiko dan tingkat hasil yang paling tinggi bila dibandingkan dengan jenis-jenis reksa dana lainnya. Adapun reksa dana saham yang diikutkan dalam penelitian ini adalah reksa dana saham yang selalu ada dan aktif selama tiga tahun pengamatan, yaitu Januari 2005 sampai Desember 2007. yang dapat dilihat pada table 4.2 berikut: Tabel 4.2 Daftar Reksa Dana yang Tedaftar Selama Tiga Tahun ( Januari 2005 sampai Desmber 2007 ) No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 Nama Reksa Dana ABN Amro Ind. Dana Saham Bahana Dana Prima BIG Nusantara BNI Dana Berkembang Danareksa Mawar Dana Megah Kapital (Trim Capital) Nikko Saham Nusantara Panin Dana Maksima Phinisi Dana Saham Rencana Cerdas Schroder Dana Prestasi Plus Si Dana Saham Sumber : Bursa Efek Indonesia Adapun dari reksa dana saham tersebut akan dilihat Nilai Aktiva Bersih (NAB) mingguan masing-masing reksa dana selama periode penelitian yaitu tiga tahun. Data lain yang digunakan dalam penelitian ini adalah Indeks Harga Saham Gabungan, tingkat suku bunga bebas resiko SBI, Inflasi dan Nilai Tukar Rupiah. Tingkat suku bunga bebas resiko SBI, inflasi dan nilai tukar rupiah per bulan diperoleh dari Statistik Ekonomi Keuangan Bank Indnesia periode Januari 2005 sampai dengan Desember 2007, sedangkan IHSG diperoleh dari Bursa Efek Indonesia. 2. Return dan Standar Deviasi Reksa Dana Dalam perhitungan return dan standar deviasi reksa dana penulis menggunakan program micrsoft exel untuk mempermudah perhitungan return dan standar deviasi masing-masing reksa dana saham per bulan. Dalam penelitian ini akan diperoleh return dan standar deviasi yang diperoleh untuk masing-masing reksadana saham dengan menggunakan metode differential return with risk is measured by standar deviation. Return diperoleh dari perhitungan Nilai Aktiva Bersih per unit ( NAB/Unit ) harian yaitu dengan cara NAB/Unit pada hari ke t dikurangi NAB/Unit pada hari sebelum t dan dibagi dengan NAB/Unit pada hari sebelum t, kemudian dicari rata-rata returnnya. Sedangkan standar deviasi diperoleh dengan menggunakan formula yang telah disebutkan dalam metode analisis pada bab tiga ( Untuk mempermudah perhitungan penulis menggunakan proram Microsoft exel ). Setelah diperoleh standar deviasi masing-masing reksa dana saham per bulan, maka dipilih standar deviasi yang paling tinggi untuk dijadikan sebagai sample penelitian selanjutnya. Tabel 4.3 akan memperlihatkan nilai return dan standar deviasi untuk masing-masing reksadana yang kinerja relsadana tersebut terpilih untuk penelitian. Tabel 4.3 Hasil Retun dan Standar Deviasi NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 PERIODE Jan-05 Feb-05 Mar-05 Apr-05 May-05 Jun-05 Jul-05 Aug-05 Sep-05 Oct-05 Nov-05 Dec-05 Jan-06 NAMA REKSA DANA Trim Capital BIG Nusantara BIG Nusantara BIG Nusantara BIG Nusantara BIG Nusantara Panin Dana Maksima Panin Dana Maksima BNI Dana Berkembang BIG Nusantara Trim Capital Trim Capital Danareksa Mawar RETURN 0.0143 -0.0009 -0.0183 0.0270 -0.0213 -0.0086 0.0160 -0.0063 0.0543 0.0011 0.0360 0.0145 0.0273 SD 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 Feb-06 Mar-06 Apr-06 May-06 Jun-06 Jul-06 Aug-06 Sep-06 Oct-06 Nov-06 Dec-06 Jan-07 Feb-07 Mar-07 Apr-07 May-07 Jun-07 Jul-07 Phinisi Dana Saham Trim Capital Bahana Dana Prima Phinisi Dana Saham BNI Dana Berkembang BNI Dana Berkembang Trim Capital Phinisi Dana Saham Nikko Saham Nusantara BNI Dana Berkembang Panin Dana Maksima Schroder Dana Prestasi Plus ABN Amro Ind Dana Saham TRIM Kapital TRIM Kapital Phinisi Dana Saham BNI Dana Berkembang TRIM Kapital -0.0427 0.0200 0.0353 -0.0218 0.0432 0.1630 0.0168 -0.2520 0.0187 0.0178 0.0169 -0.0327 0.0038 0.1821 0.0050 -0.0255 0.0439 0.1162 0.0854 0.0336 0.0403 0.0763 0.3603 0.3518 0.0341 0.4987 0.0154 0.0124 0.0270 0.1610 0.0987 0.8842 0.0140 0.1736 0.3529 0.5128 32 33 34 35 36 Aug-07 Sep-07 Oct-07 Nov-07 Dec-07 BNI Dana Berkembang TRIM Kapital Danareksa Mawar TRIM Kapital Nikko Saham Nusantara -0.0034 0.0041 0.0095 0.0025 0.0131 0.0358 0.0284 0.0721 0.0169 0.1742 0.0431 0.0280 0.0377 0.0356 0.0248 0.0352 0.0326 0.0314 0.0789 0.0955 0.0326 0.0309 0.0545 Sumber: Data diolah 3. Differential Return With Risk is Measured by Standar Deviation Dalam pemilihan reksadana ini didasarkan pada reksadana yang mempunyai kinerja terbaik untuk teori Differential Return With Risk is Measured by Standar Deviation. Untuk Setiap Periode penelitian yaitu setiap bulannya mulai Januari 2005 sampai dengan Desmber 2007 yang terdiri dari 36 bulan penelitian,diambil 1 (satu) reksadana yang pada evaluasi kinerja reksadana memiliki kinerja terbaik. Reksa dana yang dihitung kinerja untuk setiap bulannya terdiri dari 12 reksadana seperti tabel 4.3 Berdasarkan hasil perhitungan, dipilih differential yang paling besar differential returnnya, maka kinerja portofolio yang diperoleh melalui model tertentu masih lebih baik bila dibandingkan dengan portofolio yang terletak pada CML. Tabel 4.4 akan memperlihatkan nilai kinerja menurut metode Differential Return with Risk is Measured by Standar Deviation yang terpilih untuk penelitian ini selama periode Januari 2005 sampai dengan Desember 2007. Tabel 4.4 Daftar kinerja Reksadana berdasarkan Differential Return with Risk is Measured by Standar Deviation yang terpilih untuk penelitian NO PERIODE NAMA REKSA DANA 1 Jan-05 Trim Capital 2 Feb-05 BIG Nusantara 3 Mar-05 BIG Nusantara 4 Apr-05 BIG Nusantara 5 May-05 BIG Nusantara 6 Jun-05 BIG Nusantara 7 Jul-05 Panin Dana Maksima 8 Aug-05 Panin Dana Maksima 9 Sep-05 BNI Dana Berkembang 10 Oct-05 BIG Nusantara 11 Nov-05 Trim Capital 12 Dec-05 Trim Capital 13 Jan-06 Danareksa Mawar 14 Feb-06 Phinisi Dana Saham 15 Mar-06 Trim Capital 16 Apr-06 Bahana Dana Prima 17 May-06 Phinisi Dana Saham 18 Jun-06 BNI Dana Berkembang 19 Jul-06 BNI Dana Berkembang 20 Aug-06 Trim Capital 21 Sep-06 Phinisi Dana Saham 22 Oct-06 Nikko Saham Nusantara 23 Nov-06 BNI Dana Berkembang 24 Dec-06 Panin Dana Maksima 25 Jan-07 Schroder Dana Prestasi Plus 26 Feb-07 ABN Amro Ind Dana Saham 27 Mar-07 TRIM Kapital 28 Apr-07 TRIM Kapital 29 May-07 Phinisi Dana Saham 30 Jun-07 BNI Dana Berkembang 31 Jul-07 TRIM Kapital 32 Aug-07 BNI Dana Berkembang KINERJA Log Kinerja I LOG KINERJA II 0.80130663 -0.096201264 6.32858517 6.28353561 0.798204081 -0.097886056 6.31247474 0.800199653 -0.096801641 6.50619606 0.813327146 -0.089734732 6.67396986 0.824384241 -0.083870319 7.00496945 0.845406246 -0.072934548 7.19720366 0.857163792 -0.066936183 7.99357795 0.902741214 -0.04443673 8.53507707 0.931207447 -0.03095356 9.48437255 0.977008605 -0.010101611 0.00548562 10.2970119 1.012711215 10.6919296 1.029056089 0.012439047 10.7621411 1.031898683 0.013637058 10.8540707 1.035592646 0.015188958 10.6999622 1.029382245 0.012576673 10.7198952 1.030190539 0.012917557 10.6270266 1.026411766 0.011321622 11.4720533 1.059641156 0.025158818 11.2468955 1.05103266 0.021616212 9.90150154 0.995701059 -0.001871031 10.8848012 1.036820503 0.015703577 9.04586278 0.956449995 -0.019337731 8.53694023 0.931302241 -0.030909352 8.18045487 0.912777453 -0.039635096 9.97945224 0.999106704 -0.000388127 9.59381195 0.981991202 -0.007892403 11.6331829 1.065698558 0.027634378 9.04170099 0.956250141 -0.019428488 9.31696646 0.969274532 -0.013553198 9.55126945 0.980061097 -0.00874685 9.82779649 0.992456155 -0.003288671 8.40676644 0.924628982 -0.034032498 Sumber: Data diolah Setelah diperoleh Kinerja (differential return), langkah selanjutnya adalah masuk dalam uji regresi dengan menggunakan program SPSS release 16.0 for windows. Adapun variabel terikatnya (variabel dependen) adalah kinerja, sedangkan yang menjadi variabel bebasnya (variabel independen) adalah IHSG, SBI, Inflasi, dan nilai tukar rupiah. 4. Deskriptif Variabel Berdasarkan hasil perhitungan, dapat dijelaskan variablevariabel yang terdapat pada model regresi berganda seperti pada table berikut. Tabel 4.5 Nilai Rata-rata Kinerja, IHSG, SBI, Inflasi, dan Nilai Tukar Rupiah Periode Januari 2005 sampai dengan Desember 2007 TAHUN 2005 2006 2007 IHSG 1089.73 1442.93 2210.98 MEAN SBI (%) INFLASI (%) 7.65 8.67 9.86 11.11 8.63 6.41 KURS 9750.58 9141.25 9140 KINERJA 7.78 10.24 9.26 Sumber: Data diolah a. Variabel Dependen (Kinerja Reksadana Saham) Berdasarkan Tabel 4.4 diatas yang diperoleh dari pengumpulan data tahunan periode Januari 2005 sampai dengan Desember 2007, nilai rata-rata kinerja reksadana untuk tahun 2005 adalah sebesar 7.78 persen sedangkan untuk tahun 2006 naik menjadi 10.24 persen. Pada tahun 2007 nilai rata-rata kinerja reksa dana sebesar 9.26 persen. Nilai rata-rata tertinggi kinerja reksadana pada kuartal pertama tahun 2006 yaitu sebesar 13.82. b. Varibel Independen 1) Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Pada tabel 4.4 di atas dapat kita lihat nilai rata-rata Indeks Harga Saham Gabungan setiap setengah tahun yang dimulai dari Januari 2005 sampai dengan Desember 2007. Selama dua tiga tahun pengamatan nilai rata-rata IHSG untuk tahun 2005 adalah sebesar 1089.73 kemudian mengalami perubahan di tahun 2006 menjadi 1442.93. Pada tahun 2007 nilai rata-rat IHSG meningkat menjadi 2210.98. Nilai rata-rata tertinggi selama tiga tahun pengamatan terjadi pada tahun 2007. 2) Suku Bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI) Suku Bunga Bebas Risiko (SBI) merupakan salah satu instrument moneter yang dapat mempengaruhi atau memotivasi masyarakat maupun pengusaha untuk menabung dan melakukan investasi. Pada tabel 4.4 dijelaskan bahwa nilai rata-rata suku bunga SBI pertahun untuk tahun 2005 sebesar 7.65 persen. Sedangakan pada tahun 2006 sebesar 9.86 persen. Kemudian mengalami penurunan di tahun 2007 sebesar 8.63 persen. 3) Inflasi Inflasi berpengaruh terhadap pergerakan harga saham melalui return pasar (Eduartus Tandelin 2001:73). Hal ini menunjukkan bahwa secara agregatif naiknya inflasi akan menurunkan return pasar atau indeks pasar. Pada tabel 4.4 diterangkan bahwa nilai rata-rata inflasi pada tahun 2005 adalah sebesar 8.67 persen. Pada tahun 2006 meningkat menjadi 11.11 persen, sedangkan pada tahun 2007 mengalami penurunan menjadi 6.41 persen. 4) Nilai Tukar Rupiah Variabel nilai tukar rupiah juga berpengaruh secara negatif terhadap pasar modal (Ahmad Sakhowi 2004:2). Dengan naiknya nilai kurs rupiah terhadap dollar Amerika akan menyebabkan turunnya investor dalam menanamkan dananya di pasar modal. Karena investasi, khususnya di pasar modal relative lebih mahal dengan nilai dollar yang sama membutuhkan jumlah rupiah yang lebih banyak. Berdasarkan table 4.4 dapat dijelaskan bahwa nilai rata-rata kurs pada tahun 2005 sebesar Rp.9.750,58. Tahun 2006 nilai rata-rata kurs turun menjadi Rp.9.141,25, sedangkan pada tahun 2007 nilainya terus turun hingga mencapai nilai Rp.9.140. 5. Pengujian Statistik a. Pengujian Koefisien Determinasi (R²) Dari tabel model summary di bawah, diperoleh nilai koefisien determinasi yang disesuaikan adalah 0.910 yang berarti sebanyak 91.0 persen variasi atau perubahan kinerja reksadana dapat dijelaskan oleh perubahan atau variasi dari Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), SBI, Inflasi, dan Nilai Tukar Rupiah. Tabel 4.6 Model Summary Pengujian Koefisien Determinasi Change Statistics Adjusted R Model R 1 .959 R Square a .920 Square Sig. F R Square Change .910 .920 df2 Change 31 .000 a. Predictors: (Constant), SBI, IHSG, KURS, INFLASI b. Dependent Variable: Kinerja Sumber : Data olahan b. Pengaruh Variabel IHSG, SBI, Inflasi, dan Nilai Tkar Rupiah Terhadap Kinerja Reksa Dana Saham ( Uji F ) Pada pengujian secara simultan (Uji F) diperoleh Fhitung sebesar 88.973 dimana nilai tersebut lebih besar dari Ftabel sebesar 2.84 dan Fsign sebesar 0.000 lebih kecil dari alpha 0.1. Hal ini berarti bahwa secara bersama-sama (simultan) terdapat pengaruh variable IHSG, SBI,Inflasi, dan Nilai Tukar Rupiah terhadap kinerja reksadana saham. Hasil penelitian ini mendukung hipotesis alternatif (Ha) pada Hipotesis pertama yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dan simultan dari variabel IHSG, SBI, inflasi, dan nilai tukar rupiah terhadap kinerja reksadana saham secara simultan. Tabel 4.7 UJI F b ANOVA Model 1 Sum of Squares df Mean Square Regression .045 4 Residual .004 31 Total .049 35 F .011 88.973 Sig. .000 a .000 a. Predictors: (Constant), SBI, IHSG, KURS, INFLASI b. Dependent Variable: Kinerja Sumbe : Data olahan c. Pengaruh Variabel IHSG, SBI, Inflasi, dan Nilai Tukar Rupiah Terhadap Kinerja Reksadana Secara Parsial (Uji T) Tabel koefisien diperoleh untuk variabel IHSG memiliki thitung sebesar 1.766 dan nilai signifikan sebesar 0.087. Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa variabel IHSG terdapat pengaruh yang signifikan dimana nilai thitung lebih besar dari ttabel (1.766>1.69) dan nilai signifikan lebih kecil dari alpha (0.087<0.1), maka tidak dapat menerima Ho dan tidak dapat menolak Ha. Nilai koefisien inflasi memiliki thitung sebesar -1.044 dengan nilai signifikansi sebesar 0.305. Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa variabel inflasi tidak berpengaruh signifikan dimana thitung lebih kecil dari ttabel (-0.168<1.69) dan nilai signifikansi lebih besar dari alpha (0.305>0.1), maka tidak dapat menolak Ho dan tidak menerima Ha. Sedangkan koefisien nilai tukar rupiah (kurs) tidak berpengaruh signifikan dimana thitung lebih kecil dari ttabel (0.535<1.69) dan nilai signifikansi lebih besar dari alpha (0.597>0.1), maka kesimpulan yang dapat diambil adalah tidak dapat menolak Ho dan tidak dapat menerima Ha. Sedangkan untuk SBI, nilai thitung sebesar 10.944 dengan nilai signifikansi sebesar 0.000. Jadi dapat diambil kesimpulan bahwa variable SBI berpengaruh signifikan terhadap kinerja reksa dana saham karena thitung lebih besar dari ttabel (10.944>1.69) dan nilai signifikansi lebih kecil dari alpha (0.000<0.1). Nilai ttabel untuk uji ini adalah sebesar 1.69 yang diperoleh dengan alpha 10% dan df sebesar 35(n-1). Tabel 4.8 UJI T Coefficients a Standardized Unstandardized Coefficients Model B Std. Error Coefficients Beta t Sig. 1 (Constant) -.298 .065 8.648E-5 .000 SBI -.028 INFLASI IHSG KURS -4.558 .000 .121 1.766 .087 .003 1.027 10.944 .000 .-.001 .001 -.105 -1.044 .305 3.270E-6 .000 .033 .535 .597 a. Dependent Variable: Kinerja Sumber : Data olahan d. Pengujian Koefisien Analisis Jalur IHSG (X1) ρyx1=0.121 r12= ε=0.10875 -0.396 r13= ρyx2=1.027 SBI (X2) 0.524 r23= r14= KINERJA REKSADANA SAHAM (Y) -0.833 0.273 INFLASI(X3) r24= ρyx3=-0.105 0.324 r34= -0.255 KURS/NTR(X4) ρyx4=0.033 Gambar 4.1 Koefisien Analisis Jalur Berdasarkan model analisis jalur struktur diatas, bisa diketahui secara jelas alur pengaruh langsung antar variabel dan juga korelasi antar variabel. Pengaruh langsung antara variabel independen (Xi) terhadap varabel independen (Y) dapat diformulasikan sebagai berikut: Xi Y, maka Y=(ρyxi)( ρyxi)x100% Adapun Perhitungan mengenai pengaruh langsung antara variabel-variabel independen terhadap variabel dependen(Y). Tabel 4.9 Pengaruh Langsung Antara Variabel Independen Terhadap Variabel Dependen No. Notasi Standardized Coeficients (Pyxi)2 1. ρyx1 0.121 0.014641 2. ρyx2 1.027 1.054729 3. ρyx3 -0.105 1.1025 4. ρyx4 0.033 0.1089 5. R2Y(X1X2X3X4) 0.920 6. 0.08 ρYXε Persamaan struktural untuk analisis jalur berdasarkan tabel 4.8 di atas adalah: Y=ρyx1 + ρyx2 + ρyx3 + ρyx4 + ρεy Y=ρ0.121 + ρ1.027 + ρ -0.105+ ρ0.033 + 0.08 ε R²x1x2x3x4=0.920 Dari tabel 4.8 dan struktur analisis jalur di atas, dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Besarnya pengaruh mempengaruhi IHSG kinerja (X1) yang reksadana 0.121²=0.014641 atau 1.46 persen. secara langsung saham adalah 2. Besarnya pengaruh mempengaruhi SBI kinerja (X2) yang reksadana secara langsung saham adalah 1.027²=1.054729 atau 105.47 persen. 3. Besarnya pengaruh inflasi (X3) yang secara langsung mempengaruhi kinerja reksadana saham secara negatif adalah 0.105²= 0.011025 atau 1.1025 persen. 4. Besarnya pengaruh mempengaruhi Kurs kinerja (X4) yang reksadana secara langsung saham adalah 0.033²=0.001089 atau 0.1089 persen. 5. Besarnya IHSG (X1), SBI (X2), Inflasi (X3), dan Nilain Tukar Rupiah (X4) berpengaruh secara simultan yang langsung mempengaruhi kinerja reksadana saham (Y) adalah 0.920 = 92 persen. Sisanya sebesar 0.008 = 8.0 persen dipengaruhi faktorfaktor lain yang tidak dapat dijelaskan dalam penelitian ini. 6. Variabel yang paling dominan mempengaruhi kinerja reksa dana saham adalah variabel SBI dan IHSG. Artinya variabel ini mempunyai pengaruh yang sangat signifikan terhadap baik buruknya kinerja reksa dana saham. Hal ini menunjukkan bahwa secara agregatif naiknya SBI dan IHSG akan menurunkan return pasar atau indeks pasar. 7. Besarnya pengaruh langsung yang paling dominan adalah variabel SBI dengan nilai pengaruhnya sebesar 1.027²=1.054729 atau 105.47 persen. Setelah didapat koefisien Jalur, kemudian dilakukan pengujian hipotesis berdasarkan angka thitung dan angka signifikansi.Jika thitung lebih besar dari ttabel (1.69) atau (thitung>1.69) maka tidak bisa menerima Ho dan tidak bisa menolak Ha dan sebaliknya jika thitung lebih kecil dari ttabel (1.69) atau (thitung<1.69) maka tidak bisa menolak Ho dan tidak bisa menerima Ha.Pengujian hipotesis dengan angka signifikansi berdasarkan alfa sebesar 0.1. Jika signifikansi lebih kecil alfa maka tidak bisa menerima Ho dan tidak bias menolak Ha dan sebaliknya jika signifikansi lebih besar alfa maka tidak bisa menolak Ho dan tidak bisa menerima Ha. Adapun hasil perhitungannya ditampilkan pada tabel di bawah ini: Tabel 4.10 Hasil Gambaran Sebelum Trimming No 1. 2. 3. 4. Variabel IHSG SBI Inflasi Kurs thitung 1.766 10.944 -1.044 0.535 Perbandingan >1.69 >1.69 <1.69 <1.69 Signifikansi 0.004 0.000 0.046 0.925 Perbandingan <0.1 <0.1 >0.1 >0.1 Kesimpulan Ho ditolak Ho ditolak Ho diterima Ho diterima Dari tabel 4.9 di atas memperlihatkan bahwa hanya ada dua variabel independen yang berpengaruh signifikan terhadap kinerja reksa dana saham yaitu IHSG dan SBI. Tabel 4.11 Coefficients(a) Unstandardized Coefficients Model 1 (Constant) IHSG SBI Standardized Coefficients t Sig. B -.261 Std. Error .013 Beta -19.937 .000 1.08E-005 .000 .151 3.005 .005 .025 .001 .943 18.777 .000 a Dependent Variable: KINERJA Setelah melakukan pengujian hipotesis dan dilakukan perhitungan dengan bantuan SPSS 16.0 maka dapat digambarkan dalam tabel dibawah ini: Tabel 4.12 Hasil Gambaran Setelah Trimming No 1. 2. Variabel IHSG SBI thitung 3.005 18.777 Perbandingan >1.69 >1.69 Signifikansi 0.005 0.000 Perbandingan <0.1 <0.1 Kesimpulan Ho ditolak Ho ditolak Maka dapat digambarkan diagram jalur yang baru dimana variabel independen yang mempengaruhi kinerja reksa dana saham sebagai berikut: ε=0.083 ρyx1=0.151 IHSG (X1) KINERJA REKSADANA SAHAM (Y) r12= 0.019 ρyx2=0..943 SBI (X2) Gambar 4.2. Analisis Jalur Setelah Trimming Berdasarkan model analisis jalur struktur diatas, bisa diketahui secara jelas alur pengaruh langsung antar variabel dan juga korelasi antar variabel. Pengaruh langsung antara variabel independen (Xi) terhadap varabel independen (Y) dapat diformulasikan sebagai berikut: Xi Y, maka Y=(ρyxi)( ρyxi)x100% Adapun Perhitungan mengenai pengaruh langsung dan tidak langsung antara variabel-variabel independen terhadap variabel dependen(Y). Tabel 4.13 Pengaruh Langsung No. 1. 2. 5. 6. Notasi ρyx1 ρyx2 R2Y(X1X2X3X4) ρYXε Standardized Coeficients 0.151 0.942 0.917 0.083 (Pyxi)2 2.28% 88.74% 90.6% 8.3% Tabel 4.14 Pengaruh Tidak Langsung No. Notasi 1. ρyx1 0.151² 2. ρyx2 0.942² Korelasi rx1x2 0.019 rx2x1 0.019 Melalui ρyx2 0.942² ρyx1 0.151² (ρyxi)2x(rxixi)x(ρyxi)2 (ρyx1)2x(rx1x2)x(ρyx2)2 0.00038442 (ρyx2)2x(rx2x1)x(ρyx1)2 0.00038442 Berdasarkan tabel 4.13 di atas, persamaan struktural untuk analisis jalur adalah: Y=ρyx1 + ρyx2 + ρεy Y=ρ0.151 + ρ0.942 + 0.083 ε R²x1x2x3x4=0.917 Berdasarkan perhitungan analisis jalur struktur baru diatas, maka memberikan informasi secara objektif sebagai berikut: 1. Besarnya pengaruh mempengaruhi IHSG (X1) yang secara langsung kinerja reksadana saham adalah secara langsung saham adalah 0.151²=0.022801 atau 2.28 persen. 2. Besarnya pengaruh mempengaruhi SBI kinerja (X2) yang reksadana 0.942²=0.887364 atau 88.74 persen. 3. Besarnya IHSG (X1), SBI (X2), berpengaruh secara simultan yang langsung mempengaruhi kinerja reksadana saham (Y) adalah 0.917 = 91.7 persen. Sisanya sebesar 0.093 = 9.3 persen dipengaruhi faktor-faktor lain yang tidak dapat dijelaskan dalam penelitian ini. 4. Besarnya pengaruh langsung yang paling dominan adalah variabel SBI dengan nilai pengaruhnya sebesar 0.942²=0.887364 atau 88.74 persen. 5. Pengaruh tidak langsung IHSG melalui SBI terhadap kinerja reksa dana saham sebesar (ρyx1)2x(rx1x2)x(ρyx2)2= 0.151²x0.019x0.942² =0.00038442. 6. Pengaruh tidak langsung SBI melalui IHSG terhadap kinerja reksa dana saham sebesar (ρyx2)2x(rx2x1)x(ρyx1)2= 0.942²x0.019x0.151² =0.00038442. Hampir sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Essi Asiyah (2005) bahwa variabel IHSG dan SBI berpengaruh positif terhadap kinerja reksa dana saham, Dalam penelitiannya, ia hanya memasukkan tiga variabel yaitu IHSG, SBI dan Nilai Tukar Rupiah. Sedangkan dalam penelitian ini, penulis menambahkan satu variabel makro yaitu inflasi dimana variabel ini berpengaruh negatif terhadap kinerja reksa dana saham. BAB V KESIMPULAN DAN IMPLIKASI A. Kesimpulan Berdasarkan analisi pengaruh Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), Suku Bunga Bebas Risiko SBI, Inflasi dan Nilai Tukar Rupiah terhadap kinerja reksa dana saham dari bulan Januari 2005 sampai dengan Desember 2007 dengan menggunakan analisis jalur dan pengujian statistikdapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh gambaran bahwa kinerja reksa dana saham dipengaruhi oleh Indeks Harga Saham Gabungan dan Suku Bunga Bebas Risiko SBI. 2. Inflasi dan Nilai Tukar Rupiah ternyata tidak signifikan mempengaruhi kinerja reksa dana saham. 3. SBI menjadi variabel dominan mempengaruhi kinerja reksa dana saham. B. Implikasi 1. Dengan melihat perilaku data selama periode penelitian yaitu Januari 2005 sampai dengan Desember 2007 analisis lebih lanjut dapat dilakukan dengan membagi periode penelitian menjadi dua bagian yaitu dimana suku bunga SBI meningkat tajam dan periode dimana suku bunga SBI berangsur turun. Dengan melakukan pemisahan tersebut diharapkan hasil perhitungan yang diperoleh lebih menggambarkan situasi sebenarnya. 2. Dalam penelitian selanjutnya juga sebaiknya periode penelitian juga dibuat lebih lama, sehingga akan diperoleh hasil penelitian yang lebih baik. 3. Kepada para investor disarankan untuk menggunakan variabel Indeks Harga Saham Gabungan dan Suku Bunga Bebas Risiko SBI sebagai parameter kinerja reksa dana saham. DAFTAR PUSTAKA Akdon, M.Pd “ Cara Menggunakan dan Memakai Analisis Jalur (Path Analysis). Alfa Beta.Bandung.2008. Bank Indonesia. “ Sekilas Tentang Sertifikat Bank Indonesia”. Jakarta, 1999. Bapepam. “Apa dan Bagaimana yang Harus Anda Pahami Seputar Reksa Dana: Panduan Reksa Dana”. Jakarta Bapepam, Agustus 1997. Bisnis Indonesia, Januari – Desember 2003. Bodie, Zvi, Alex Fane, Alan J.Marcus, Investment, International Edition, Mc Graw Hill Irwin, New York, 2002. Darmadji, Tjipto dan Hendy M Fakhrudin.” Pasar Modal Indonesia: Pendekatan Tanya Jawab”, edisi pertama, Jakarta Salemba Empat, 2001. Domenick Salvatore. “Teori dan soal-soal Ekonomi Internasional “. Edisi ketiga , Jakaarta Erlangga, 19997. Dwiyanti, Vonny . “Wawasan Bursa Saham”. Edisi Pertama, Yogyakarta, Universitas Atmajaya, 1999. Elton E.J and M.J. Gruber. “ Modern Portofolio Theory and Investment Analysis”, Fifth edition, Canada, John Willey and Sons, Inc, 1995. Endri, S.E.,M.A. “Analisis Faktor-faktor Fundamental Pergerakan Nilai Tukar Rupiah” Perbanas Finance & Banking Journal, Vol.4 No.1, Desember 2002. Eric E. Haas “Mutual Fund Expense Ratios: How High Is Too High” Journal Financial Planning, September 2004. Essy Asiyah “Pengaruh IHSG, SBI dan Nilai Tukar Rupiah Terhadap Kinerja Reksa Dana”. Skripsi Ekonomi UIN Shahid.Jakata,2005. Hady, Hamdy, DR, “Valas Untuk Manajer (Forex For Manager)”, Cetakan Keempat, Jakarta, Ghalia Indonesia, 2001. Hamid, Abdul, “Buku Panduan Penulisan Skripsi”.2004. Husnan, Suad “ Dasar-Dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas “. Yogyakarta.2005. Ika, Syahrir dan Lokot Zein Nasution, “Kinerja Reksa Dana Sebelum dan Sesudah Krisis Moneter”, Kajian Ekonomi dan Keuangan Tahun II No.5, Agustus 1998. Investor , 9-22 Agustus 2005. Irianto, Guntur, “ Pengaruh Tingkat Suku Bunga SBI dan Kurs Dollar Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan”, Jurnal Manajemen Publik & Bisnis hal 82-102, 2001. Jogiyanto H.M., “ Teori Portofolio dan Analisis Investasi”. Yogyakarta , BPFE, 2008. Putong, Iskandar.”Pengantar Ekonomi Mikro & Makro”. Jakarta, Ghalia Indonesia, 2000. Rodoni, Ahmad dan Anita “Analisis Sensitivitas dan Kinerja Reksa Dana”. Etikonomi, Vol.5, No.3, Desember 2006, 246-262. Sakhowi, Ahmad. “Analisis Pengaruh Perubahan Nilai Tukar Rupiah, Inflasi dan Tingkat Bunga Terhadap Kinerja Saham di BEJ”’ Jurnal Ekonomi & Bisnis, vol.2,no.1, hal 1-16, 2004. Setiaatmadja, Lukas.”Manajemen Keuangan” , Yogyakarta, Andi Offset, 2000. Siagian, Victor, “Analysis Of Stock Mutual Fund In Indonesia:19982004”, Business and Entrepreneurial Review, vol.5, no.1, Oktober 2005. Tendelilin, Eduardus. “ Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio”, Yogyakarta,BPFE,2001. Uyanto, Stanilaus “ Pedoman Analisis “.Yogyakarta.Graha Ilmu. 2009. Data dengan SPSS Warninda, Titi Dewi dan Eka Listiani “Analisis Kinerja Reksa Dana Saham “, Etikonomi, Vol.5, No.3, Desember 2006, 169-182. Wardhani, Ratna, “Kinerja Reksa Dana Saham di Indonesia: Komposisi Dari Kemampuan Dan Gaya Manajer Investasi Serta Karakteristik Institusi “. Jurnal Keuangan dan Perbankan/Vol.1. No.1, Desember 2004.