Event Marketing Open House, Bagaimana Pengaruhnya Pada

advertisement
EVENT MARKETING OPEN HOUSE, BAGAIMANA PENGARUHNYA
PADA PENCIPTAAN WORD OF MOUTH POSITIF SEBAGAI ALAT
UNTUK MEREFERENSIKAN KEPADA CALON MAHASISWA
SUPAYA MAU MENDAFTAR KE PT “Y”?
Benedicta Evienia Prabawanti
[email protected]
Staff Pengajar FE UNIKA ATMA JAYA Jakarta
ABSTRACT
Open House is one of the promotional effort on event marketing. Open House activities conducted by
the college aims to introduce to the public, especially prospective students about the university.
Through media open house event marketing, college invites prospective students to attend the college
and look straight lectures, and invite them to experience studying in college at the time of open house.
The hope is that they get a positive experience with college and want to tell the positive experience it
through word of mouth to reference PT "Y" as a place to study. PT "Y" is one of the private colleges in
the city are using the open house as a promotional tool. Open House this activity attracted the author
to investigate further the impact of the open house event marketing to increase the number of students
who apply to PT "Y", and to find out about the promotion that has been done by PT "Y" are effective
in attracting new students . From 125 respondents were chosen as 64.6% said it would consider
signing a new PT "Y", but the rest would sign as many as 15% said they would choose PTN if
accepted at PTN. The open house should be a regular agenda and its implementation tailored to the
school academic calendar. Establish networking with schools, companies and alumni can be used as a
media campaign that cost less.
Key word: Open house, Event marketing, Promotion, Word of mouth
PENDAHULUAN
Kesadaran manusia akan pentingnya pendidikan untuk masa depan semakin besar. Hal
ini berdampak pada makin banyaknya perguruan tinggi yang bermunculan selama 5 tahun
terakhir ini. Kebijakan pemerintah yang memudahkan pihak swasta untuk membuka
perguruan tinggi, akademi, dan bentuk pendidikan tinggi lainnya, berakibat pada kenaikan
jumlah pendidikan tinggi yang sangat besar dengan berbagai pilihan jurusan yang
ditawarakan. Hal tersebut memungkinkan calon mahasiswa (lulusan SMU) untuk memilih
tempat melanjutkan pendidikan tingginya disesuaikan dengan bakat, minat dan kemampuan
financialnya. Dampak lain dari meningkatnya jumlah lembaga pendidikan tinggi adalah
persaingan dalam menjaring calon mahasiswa untuk melanjutkan studi di perguruan tinggi,
akademi, dan lembaga pendidikan tinggi lainnya, hal tersebut membuat mereka harus berpikir
bagaimana cara terbaik untuk dapat menjaring calon mahasiswa masuk atau memilih tempat
untuk melanjutkan studi pendidikan tingginya.
EVENT MARKETING OPEN HOUSE, BAGAIMANA … (B.Evienia Prabawanti) | 1
Promosi yang gencar dan agresif merupakan salah satu cara yang dipilih untuk
menarik calon konsumen supaya mau membeli dan memakai produk atau jasa yang
ditawarkan. Open House adalah salah satu usaha promosi yang merupakan event marketing
dan sudah dilakukan oleh hampir semua perguruan tinggi baik negeri maupun swasta.
Kegiatan Open House yang dilakukan oleh perguruan tinggi memiliki tujuan untuk
memperkenalkan kepada masyarakat khususnya calon mahasiswa tentang perguruan tinggi
tersebut. Melalui media event marketing open house, perguruan tinggi mengundang calon
mahasiswa untuk hadir ke perguruan tinggi tersebut supaya mereka dapat melihat langsung
kegiatan perkuliahan, dan mereka juga diajak untuk merasakan pengalaman berkuliah di
perguruan tinggi tersebut saat acara open house. Harapannya adalah mereka mendapat
pengalaman positif dengan perguruan tinggi melalui event open house.
Perguruan Tinggi “Y” adalah salah satu perguruan tinggi swasta yang ada di kota
Bandung yang menggunakan open house sebagai alat promosi untuk menjaring mahasiswa
baru. Kegiatan Open House yang dilakukan PT “Y” ini menarik minat penulis untuk meneliti
lebih jauh mengenai dampak event marketing open house terhadap peningkatan jumlah calon
mahasiswa yang mendaftar ke PT “Y”, hal lain yang juga ingin diketahui dari penelitian ini
adalah mengenai promosi yang selama ini dilakukan oleh PT “Y” apakah sudah cukup
efektif untuk menjaring calon mahasiswa baru. Hal ini terkait dengan input yang ingin
dijaring oleh PT “Y” melalui promosi yang tepat, bila (input) calon mahasiswa yang
mendaftar baik maka proses pembelajaran (proses) dapat berjalan dengan baik dan
menghasilkan lulusan (output) yang memiliki kualitas yang maksimal.
TINJAUAN PUSTAKA
Event Marketing
Salah satu kegiatan pemasaran yang hasilnya cukup baik untuk menyampaikan pesan
sebuah merek adalah dengan mengajak customer dan potential customer untuk terlibat dalam
sebuah event yang diselenggarakan perusahaan. Event marketing yang diselenggarakan
harus memiliki pengaruh (impact) serta memberikan kesan mendalam kepada setiap orang
yang hadir. Tujuannya agar customer maupun potential customer bisa cukup lama mengingat
pengalaman yang menyenangkan tersebut. Marketing manager mengungkapkan ada banyak
alasan mengapa event marketing dianggap efektif dalam memasarkan produknya, event
marketing juga dinilai efektif untuk meningkatkan awareness. Melalui event marketing
perusahaan dapat meningkatkan product image & meningkatkan penjualan, berkomunikasi
dengan target market, serta menambah jumlah pelanggan baru.
Pertanyaan yang juga sering muncul dalam hubungannya dengan event marketing
adalah bagaimanakah cara membuat Event Marketing yang mampu memberikan pengaruh
serta kesan yang mendalam pada customer maupun potential customer ? Untuk menjawab
pertanyaan tersebut, Divisi Riset PPM Manajemen melakukan survei yang bertujuan untuk
melihat efektifitas suatu Event Marketing. Event Marketing adalah suatu bentuk promosi
merek dengan cara memberikan bantuan keuangan atau yang bersifat mendukung dari sebuah
organisasi, perorangan, atau kegiatan yang menghubungkan suatu merek dengan kegiatan
olahraga, hiburan, budaya, sosial (public activity) yang menimbulkan ketertarikan yang tinggi,
dengan memberikan timbal balik untuk mengiklankan perusahaan, Dunkan (2005:14).
2| Proceeding for Call Paper PEKAN ILMIAH DOSEN FEB – UKSW, 14 DESEMBER 2012
Berikut ini adalah Manfaat dan Alasan-Alasan Penggunaan Event Marketing.
Sekarang ini tidak ada satu orang pun yang berharap memperoleh suatu hadiah atau
penghargaan dan perusahaan yang tidak dikenal atau tidak jelas reputasinya, maka siapa saja
yang bersedia menyediakan sponsor pasti ingin agar jati diri atau lembaganya meraih
reputasi yang mengesankan, memiliki nama harum agar dikenal luas (Jefkins 2004:266).
Manfaat penyediaan Event Marketing adalah bahwa dana sponsor yang telah dikeluarkan
dengan sendirinya kembali ke perusahaan dalam jumlah yang berlipat ganda. Potensi
keuangan, baik langsung maupun tidak langsung dan penyediaan sponsor memang cukup
besar sehingga begitu banyak perusahaan yang bahkan bersedia mengalokasikan dana khusus
untuk Event Marketing.
Terdapat begitu banyak alasan, namun pada dasamya semua alasan itu pasti mengundang
tujuan-tujuan humas, yakni dalam rangka menunjukkan niat baik dan menciptakan suatu
pemahaman dikalangan khalayak, setidak-tidaknya agar mereka mengetahui keberadaan
perusahaan atau lembaga penyedia sponsor.
Tujuan menggunakan event sebagai alat promosi: (Kotler,2006)
1. Mengidentifikasi target pasar/gaya hidup tertentu
2. Lebih meningkatkan kesadaran masyarakat akan nama,image suatu perusahaan atau
produk tertentu
3. Membuat pengalaman dan membangun perasaan
4. Menunjukkan komitmen perusahaan pada masyarakat
5. Member penghargaan pada karyawan dan masyarakat
6. Membuka peluang promosi
Advertising merupakan bentuk presentasi non-personal yang dibiayai oleh suatu sponsor
yang teridentifikasi mengenai ide, barang atau jasa tertentu. Advertising memberikan reason
to buy. Pemakaian alat promosi (advertising, public relation, personal selling, direct
marketing, sales promostion, events and experiences) tergantung dari tujuan promosi itu
sendiri, apakah hanya ingin agar konsumen sekedar mengetahui produk atau hanya sampai
pada tahapan konsumen tertarik untuk membeli dan mencoba produk bahkan mau membeli
ulang.
Jika hanya ingin agar konsumen mengetahui (aware) terhadap keberadaan produk maka
sebaiknya perusahaan/organisasi memakai alat promosi berupa advertising dan publicity. Jika
konsumen ingin mempunyai interest terhadap produk, perusahaan/organisasi dapat
menggunakan sales promotion karena sales promotion memberikan incentive to buy sehingga
menarik konsumen untuk lebih yakin dan mau mencoba. Sedangkan untuk tahapan supaya
konsumen mau membeli, maka personal selling dan sales promotion dapat digunakan dan
agar konsumen mau membeli ulang maka sales promotion sangat berperan penting
Keputusan untuk menggunakan alat promosi mana yang paling tepat dipengaruhi oleh tipe
produk pasar (pasar konsumen atau pasar bisnis), siklus hidup produk dan kesiapan pembelian
konsumen. Sedangkan untuk mengetahui apakah promosi yang telah dilakukan berhasil atau
tidak maka perusahaan dapat mengukur tingkat efektivitasnya.
EVENT MARKETING OPEN HOUSE, BAGAIMANA … (B.Evienia Prabawanti) | 3
1. Advertising (Pemasangan Iklan) dapat diukur tingkat keberhasilannya dengan :
 Efek komunikasi
 Efek penjualan
2. Event dapat diukur tingkat keberhasilannya dengan :
 Sisi supply
 Sisi demand (konsumen)
Words of Mouth
Saat ini, merupakan jaman revolusi informasi yang berarti informasi dapat diperoleh
dengan cepat dan mudah. Dalam keadaan seperti ini pemasar tidak lagi memiliki kontrol atas
aliran informasi dan pemasar semakin sulit mempengaruhi konsumen dalam proses keputusan
pembelian suatu produk atau jasa. Banyaknya informasi yang tersedia membuat konsumen
kesulitan dalam menyaring informasi. Hal ini membuat konsumen membatasi informasi yang
mereka dapatkan. Untuk membantu proses keputusan pembelian maka konsumen memilih
informasi yang relevan dengan bergantung pada words of mouth communication. Words of
mouth communication dapat menghemat waktu konsumen dalam proses pencarian informasi
karena konsumen langsung bertanya pada orang-orang yang mereka percaya mengenai suatu
produk atau jasa.
Konsumen lebih memilih menggunakan words of mouth karena mereka akan
mendapat informasi yang lebih banyak mengenai suatu produk dan jasa, terutama mereka
mendapatkan informasi dari sumber yang telah mereka percaya. Words of mouth sangat
efektif dalam mempengaruhi pola pikir konsumen maupun dalam proses keputusan
pembelian. Words of mouth sangat berpengaruh terutama dalam mengambil keputusan
pembelian pada kelompok produk yang memiliki resiko yang tinggi dan konsumen tidak
memiliki kesempatan untuk mencoba terlebih dahulu sebelum keputusan dibuat. Berikut ini
adalah beberapa definisi mengenai words of mouth :

Menurut Silverman (2005:193),
“Words of mouth is positive or negative communication of products, services and ideas
via personal communication of people who have no commercial vested interest in making
that recommendation.

Menurut Schiffman dan Kanuk (2004:500),
“Opinion leadership or words of mouth communication is the process by which one
person (the opinion leader) informally influences the actions or attitudes of others, who
may be opinion seekers or merely opinions recipients”

Menurut Blackwell, Miniard and Engel (2001:404),
“Words of mouth communication is the informal transmission of ideas, comments,
opinions and information between two people, neither one of which is a marketer”
Words of mouth (WOM) merupakan media pemasaran dalam bentuk informal karena
WOM tidak berhubungan dengan perusahaan yang menyediakan produk. Oleh karena itu
konsumen lebih menyukai media pemasaran melalui WOM karena mereka berpikir WOM
lebih bersifat murni, tidak terdapat kepentingan di dalamnya yang bersifat menguntungkan
perusahaan yang menyediakan produk. Proses WOM hampir selalu terjadi sebelum konsumen
4| Proceeding for Call Paper PEKAN ILMIAH DOSEN FEB – UKSW, 14 DESEMBER 2012
melakukan pembelian produk atau jasa. Words of mouth terjadi secara spontan, kapanpun dan
dimanapun konsumen berada.
Karakteristik Words of Mouth Communication
Proses dari words of mouth mempunyai kekuatan yang besar. Sebagai sumber
komunikasi informal, opinion leaders mampu mempengaruhi keputusan pembelian konsumen
secara efektif. Menurut Silverman (2001:37), karakteristik dari words of mouth dan alasan
mengapa words of mouth sangat berpengaruh kuat yaitu :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Words of mouth merupakan kekuatan yang paling besar, paling berpengaruh dan paling
persuasif di dalam pasar.
Words of mouth adalah experience-delivery mechanism. Kekuatan terbesar dari words of
mouth adalah experience (pengalaman) yang diberikan kepada konsumen. Pengalaman
yang diberikan oleh words of mouth adalah pengalaman tidak langsung, yaitu
pengalaman yang didapat konsumen dengan mendengarkan pengalaman orang lain yang
sebenarnya lebih tidak beresiko daripada pengalaman langsung. Semakin cepat
konsumen memperoleh pengalaman tidak langsung itu, tingkat penerimaan konsumen
terhadap produk baru semakin tinggi.
Words of mouth adalah alat komunikasi yang memiliki kredibilitas tinggi karena sifatnya
yang obyektif, jujur, bebas dan netral.
Words of mouth merupakan alat komunikasi yang relevan dan lengkap dibandingkan
dengan alat komunikasi yang lainnya.
Words of mouth sangat cepat menyebar dengan jangkauan yang tidak terbatas. Opinion
leader cenderung suka mempengaruhi orang lain.
Words of mouth dapat berasal dari satu sumber atau beberapa sumber.
Words of mouth sangat bergantung dari sumbernya. Karakteristik dari sumbernya dapat
mempengaruhi isi pesan dari words of mouth tersebut.
Words of mouth merupakan kekuatan yang tidak terlihat (invisible force). Kita tidak
dapat melihat efek dari words of mouth secara langsung.
Words of mouth cenderung memiliki efek negatif. Words of mouth yang negatif
menghasilkan pengaruh yang lebih besar pada proses pengambilan keputusan konsumen
daripada words of mouth yang positif. Hal ini disebabkan karena konsumen cenderung
lebih memperhatikan words of mouth yang negatif. Pengalaman positif lebih cepat
dilupakan daripada pengalaman yang negatif.
Kelebihan dan Kelemahan Words of Mouth
Menurut Rosen (2004), beberapa kelebihan words of mouth, yaitu :
1. Selective proses are less operative, yakni words of mouth dapat dianggap meyampaikan
informasi sesuai dengan kebutuhan. Tidak adanya motivasi komersial dalam diri
komunikator menjadikan informasi yang diberikan dapat dipercaya dan obyektif sehingga
penerima pesan mempunyai kepercayaan lebih tinggi dalam mengambil keputusan
pembelian.
EVENT MARKETING OPEN HOUSE, BAGAIMANA … (B.Evienia Prabawanti) | 5
2. Flexibility, yakni adanya komunikasi dua arah antara komunikator dengan penerima
pesan, dapat langsung bertanya pada saat itu juga sehingga mempertinggi adopsi
informasi oleh penerima pesan dan mendapat feedback yang cepat dari kosumen.
3. Social control, yakni komunikasi yang mengikuti saran yang dikemukakan oleh
komunikator dalam words of mouth sehingga akan lebih diterima oleh lingkungan
komunikator dan begitu juga sebaliknya. Tekanan dan dorongan social ini tidak dimilki
oleh sumber komunikasi lain sehingga pemasar dapat memanfaatkannya dengan
mempengaruhi opinion leader dari lingkungan tersebut.
4. Satisfactory buying decision, yakni apabila konsumen puas atas suatu produk maka akan
tercipta motivasi untuk menceritakan manfaat produk kepada orang lain.
5. Low cost, yakni melalui komunikasi words of mouth pemasar dapat mengeluarkan biaya
promosi yang rendah.
Beberapa kelemahan words of mouth menurut Rosen (2003), yaitu :
1. Pesan yang disampaikan memalui komunikasi words of mouth harus dari orang yang
memilki kredibilitas baik.
2. Apabila konsumen tidak puas pada manfaat suatu produk maka akan tercipta kesan tidak
baik yang menimbulkan words of mouth negatif dan akan lebih cepat tersebar daripada
kesan baik yang diterima konsumen ketika puas pada suatu produk.
3. Apabila telah tercipta kesan yang negatif maka words of mouth negatif akan dengan
mudah tersebar luas dan tidak bisa dikendalikan.
Kategori Keterlibatan
Dalam membahas mengenai word of mouth kita perlu mengetahui faktor apa saja yang
mendorong seseorang (dalam penelitian ini guru) untuk melakukan word of mouth.
Umumnya seseorang berbicara mengenai produk maupun jasa dengan harapan pihak
pendengar akan melakukan tindakan dan menjajikan kepuasan akan suatu hal. Beberapa
faktor yang menjadi pendorong dalam word of mouth dibagi menjadi 4 kategori
keterlibatan (Involvement categories) yang umumnya saling mengisi atau berbaur (Dichter
1966:148)
1.
Product Involvement
Pada kategori ini jika seseorang mendapatkan pengalaman yang memuaskan mengenai
suatu produk maupun jasa, maka pengalaman tersebut mendorong seseorang secara
emosional. Dorongan tersebut membuat seseorang tidak cukup hanya menggunakan
produk tersebut sendiri, melainkan membuat orang tersebut ingin membicarakannya
dengan orang lain, menganjurkan kepada orang lain mengenai produk tersebut. Dalam
hal ini membicarakan bersama orang lain membuat perasaan seseorang menjadi lega
dan nyaman, misal pengalaman mencoba makanan di restoran yang baru dibuka.
2. Self Invovement
Pada kategori keterlibatan ini pengalaman akan sebuah produk atau jasa membuat
seseorang membutuhkan Self-confirmation dihadapan orang lain. Sehingga seseorang
6| Proceeding for Call Paper PEKAN ILMIAH DOSEN FEB – UKSW, 14 DESEMBER 2012
melakukan word of mouth dengan mempunyai berbagai maksud dan tujuan tertentu
untuk dipenuhi. Tujuan yang paling sering diupayakan menurut Dichter (1966:150)
adalah:








Gaining attention, menarik perhatian orang lain dengan menceritakan dan
membuka bahan obrolan baru bersama orang lain.
Showing connoisseurship, dengan membicarakan suatu produk dapat membuat
bukti bagi seseorang bahwa ia juga mengetahui mengenai topik tersebut.
Feeling like a pioneer, seseorang merasa sebagai perintis mengenai hal yang
dibicarakan, dan merasa menjadi orang yang pertama mengetahuinya.
Having inside information, bila seseorang mengetahui lebih lanjut mengenai suatu
produk atau jasa maka ia akan merasa ”pintar” dihadapan pendengarnya.
Suggesting status, membicarakan mengenai sebuah produk yang memiliki ”status
sosial” dapat membuat sebuah jalur bagi si pembicara untuk memasuki suatu level
dari produk dan pemakainya.
Spreading the gospel, dengan membuat orang-orang menggunakan produk yang
ditawarkan maka si pembicara memperoleh kesan baik.
Seeking confirmation of own judgement, seseorang membicarakn mengenai
produk dan mengajak orang lain untuk mengikuti anjurannya, hal itu tidak lebih
dari perasaan pribadi untuk meyakinkan bahwa keputusannya adalah tepat.
Asserting Superiority, terkadang anjuran seseorang kepada pendengar tentang
suatu produk dapat digunakan sebagai alat yang menunjukkan kepemimpinan atau
kuasa, dan berusaha untuk mengetahui apakah pendengar menghargai
pembicaraan dengan menuruti anjurannya.
3. Other Involvement
Pada kategori ini seseorang menganjurkan sesuatu produk kepada orang lain dengan
maksud menolong, membagi kebahagiaan, dan membagi manfaat yang telah
diperolehnya dengan orang lain. Produk diibaratkan sebagai alat untuk
mengekspresikan sentimen, kepedulian, persahabatan dan cinta terhadap orang lain.
4. Message Involvement
Bagaimanapun juga word of mouth tidak lepas dari adanya periklanan, dimana melalui
pesan periklanan yang baik dapat membuat kesempatan yang baik bagi word of
mouth untuk beroperasi. Melalui word of mouth pesan periklanan dapat dijadikan
topik pembicaraan orang-orang dan akhirnya membuat orang-orang tersebut saling
menjual secara tidak langsung.
Faktor-faktor yang mempengaruhi penyebaran word of mouth
EVENT MARKETING OPEN HOUSE, BAGAIMANA … (B.Evienia Prabawanti) | 7
Cepat atau lambatnya penyebaran informasi melalui word of mouth yang ada di
dipengaruhi oleh berbagai hal. Menurut Rosen (2004) ada tiga hal utama yang dapat
mempengaruhinya yaitu:
1. Jenis-jenis produk yang dapat dikomunikasikan melalui word of mouth





Produk yang dapat menimbulkan reaksi emosional
Produk yang mengiklankan diri sendiri
Produk yang sesuai
Produk yang melakukan hal-hal lainnya, produk-produk yang dapat memberikan
manfaat yang lebih banyak untuk mendukung manfaat utama yang
ditawarkannya, sehingga penggunanya merasa puas karena melebihi harapannya.
Produk yang meninggalkan jejak: Produk-produk yang telah digunakan oleh
pemakainya akan meninggalkan kesan positif atau negatif, maka dari pengalaman
orang tersebutlah akan menyebabkan untuk merekomendasi temannya
menggunakan produk tersebut atau tidak.
2. Sumber informasi
Word of mouth akan tersebar secara lancar melalui saluran-saluran yang dibangun atas
dasar kepercayaan. Oleh karena itu, sumber yang memberikan harus memiliki
kredibilitas yang baik sehingga penyebaran informasi menjadi efektif.
3. Jaringan penyebaran word of mouth
Word of mouth terbentuk karena adanya interaksi sosial di dalam kehidupan
masyarakat, dimana setiap orang saling berhubungan dan saling mempengaruhi antara
satu dengan yang lainnya, sehingga kegiatan tersebut pada akhirnya menjadi suatu
jaringan untuk saluran berkomunikasi. Oleh karena itu, agar word of mouth dapat
tersebar dengan baik harus melalui pusat-pusat jaringan yang ada di masyarakat. Pusatpusat jaringan adalah orang-orang yang berkomunikasi dengan labih banyak orang
mengenai suatu produk tertentu ketimbang yang dilakukan rata-rata orang. Orangorang tersebut biasanya menjadi opinion leader (para pemimpin dalam pemberian
pendapat) yang bisa memberi pengaruh kepada orang lain.
Niat Mereferensikan
Penyusunan bauran pemasaran yang efektif memerlukan perencanaan secara
menyeluruh dan mendetil, dengan mempertimbangkan kekuatan dan kelemahan
perusahaan. Program bauran pemasaran yang dilakukan diharapkan mampu meningkatkan
kepuasan konsumen, sehingga menimbulkan keinginan konsumen untuk mengkonsumsi
ulang dan mereferensikan pengalaman tersebut kepada orang lain. Menurut Dr.Augusty
Ferdinand (2002, 129) persepsi akan menimbulkan suatu sikap dan sikap tersebut akhirnya
akan membentuk suatu perilaku. Kepuasan konsumen merupakan salah satu yang
menyebabkan niat beli ulang (dalam penelitian ini adalah niat mereferensikan) yang
8| Proceeding for Call Paper PEKAN ILMIAH DOSEN FEB – UKSW, 14 DESEMBER 2012
akhirnya akan mengakibatkan pembelian kembali atau mengakibatkan seseorang
merefensikan kepuasan atau pengalaman yang pernah dirasakannya kepada orang lain.
Menurut John.C.Mowen (2001:212)
” Repeat purchase behaviour means that the consumers is movely buying a product
repeatedly without any particular feeling for it.”
Dimana niat beli ulang/niat mereferensikan dilakukan sebagai faktor di dalam diri
seseorang sebelum terjadi pembelian/tingkah laku membeli. Tingkah laku membeli
berawal dari persepsi, sikap, perilaku yang pada akhirnya akan memberikan kepuasan bagi
seseorang.
Sedangkan menurut James F.Engel, Roger D, Blackwell, Paul W.Miniard (1994:43)
” Repeat purchase based on habits routines that are farmed to simplify decision, process
and activity and enable the consumer to cope more effectively with the pressures of life.”
METODE PENELITIAN
Metode penelitian merupakan cara yang teratur (sistematis dan terorganisir) untuk
menyelidiki masalah tertentu untuk mendapatkan informasi yang berhubungan dengan
masalah yang ingin diselidiki dan dibutuhkan sebagai solusi atas masalah tersebut.
Penelitian ini dilakukan sebagai studi deskriptif atas suatu fenomena yang terjadi dan
juga merupakan studi kasus yang memusatkan perhatian pada kegiatan open house yang
sudah 3 kali dilakukan PT “Y”.
Jenis penelitian ini adalah penelitian observasi (HM, Jogiyanto, 2008: 89) yaitu teknik
atau pendekatan untuk mendapatkan data primer dengan cara mengamati langsung objek
datanya. Selain dengan observasi penulis juga melakukan survey untuk mengetahui pendapat
para pengunjung open house PT “Y”. Survey adalah metode pengumpulan data primer dengan
memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada responden individu.
a. Analisis Data, dalam penelitian analisis data merupakan suatu kegiatan yang sangat
penting dan memerlukan ketelitian serta kekritisan dari peneliti. Analisis data yang
dipakai dalam penelitian ini adalah analisis data kualitatif menggunakan uraian secara
deskriptif untuk menggambarkan apa yang didapat oleh peneliti dari hasil observasi dan
survey yang sudah dilakukan
b. Objek Penelitian, yang menjadi objek penelitian adalah para pengunjung open house PT
“Y”, sebanyak 125 orang diobservasi dan di wawancara untuk mengetahui mengenai
kesan mereka berkunjung ke acara open house PT “Y” dan untuk mengetahui apakah
mereka akan menceritakan kepada orang lain mengenai pengalaman kunjungan ke PT “Y”
dan mau menjadikan PT “Y” salah satu perguruan tinggi yang direferensikan sebagai
tempat untuk melanjutkan studi.
c. Batasan Penelitian, penelitian ini hanya membatasi pada pengukuran keberhasilan suatu
event dari sisi demand. Pengukuran advertising sebagai alat promosi yang juga dilakukan
Perguruan Tinggi “A” tidak menjadi faktor utama dalam penelitian ini.
EVENT MARKETING OPEN HOUSE, BAGAIMANA … (B.Evienia Prabawanti) | 9
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bagian ini penulis membahas mengenai hasil yang diperoleh melalui observasi
dan survey yang dilakukan ke 125 pengunjung. Hasil pembahasan ini mencoba menjawab
mengenai dampak event marketing open house terhadap peningkatan jumlah calon mahasiswa
yang mendaftar ke PT “Y”, serta mencoba menjawab mengenai efektifitas promosi yang
selama ini sudah dilakukan oleh PT “Y”. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa:
Sebanyak 125 responden yang kebetulan terpilih dalam penelitian ini pada umumnya
berasal dari SMU-SMU yang berada di Bandung dan sekitarnya. Mayoritas dari responden
yang terpilih pernah mendengar mengenai perguruan tinggi “Y” sebelum mereka mengikuti
kegiatan “Open House Perguruan Tinggi ”Y” hanya 29 orang yang belum pernah mendengar
tentang perguruan tinggi “Y”. Kebanyakan dari responden, mendengar PT “Y” berasal dari
omongan keluarga, kerabat, teman dan promosi dari SMU tempat mereka bersekolah.
Mengenai image yang dimiliki oleh PT “Y” mereka berpendapat bahwa PT “Y” adalah
Universitas yang memiliki image yang baik dan memiliki kualitas pendidikan yang baik serta
kualitas lulusannya termasuk yang diperhitungkan di dunia kerja.
Kebanyakan dari responden mengetahui tentang kegiatan Open House PT “Y” dari
SMU tempat mereka bersekolah dibandingkan dari sumber lain seperti radio, koran atau
media promosi lainnya. Melalui kegiatan open house ini mereka mendapatkan informasi
mengenai PT “Y” dalam bentuk jurusan apa saja yang ada di PT “Y” dan berapa biaya yang
harus disiapkan untuk mengikuti kuliah di PT “Y” , serta mengetahui mengenai beasiswa dan
syarat apa saja yang harus dipenuhi untuk bisa lolos ke salah satu Fakultas yang diinginkan
bila akan mendaftar di PT “Y”
Berhubungan dengan kegiatan open house, menurut para responden yang terpilih
mereka mengatakan bahwa kegiatan ini memberikan manfaat yang cukup baik bagi mereka
dalam mendapatkan informasi mengenai perguruan tinggi dan fakultas yang ada didalamnya.
Hal ini membuat mereka lebih mudah memahami bagaimana dunia perkuliahan yang berbeda
dengan dunia SMA, selain itu mereka mendapatkan banyak pengetahuan mengenai kekhasan
dari masing-masing fakultas, ini memudahkan mereka dalam menentukan cita-cita masa
depan mereka. Pendapat lain yang muncul dari kegiatan ini adalah mereka menjadi memiliki
niat untuk mendaftar ke PT “Y” untuk melanjutkan studi mereka, walaupun tidak seluruh
responden mengatakan untuk mau mendaftar karena ada juga responden yang masih
mempertimbangkan untuk mendaftar di PT “Y” tetapi mereka akan tetap merekomendasikan
PT “Y” kepada teman, sahabat, keluarga ataupun orang lain sebagai salah satu perguruan
tinggi yang pantas dipertimbangkan sebagai tempat melanjutkan studi. Hal ini karena mereka
melihat prestasi yang dimiliki oleh PT “Y” serta lulusan PT “Y” yang terjamin di dunia kerja.
Fakultas yang menjadi favorit dalam kunjungan open house yang mereka lakukan
adalah Fakultas Ekonomi, karena di stand FE mereka mendapatkan banyak informasi yang
penting dan detail mengenai dunia kuliah, walaupun mereka juga mengatakan bahwa Fakultas
lain tidak kalah menarik tetapi dalam hal informasi sebagian besar responden merasa
mendapatkan banyak informasi ketika berkunjung ke stand Fakultas Ekonomi.
Menurut para responden selain kegiatan open house mereka juga mengetahui PT “Y”
dari iklan di radio, surat kabar, spanduk dan dari kunjungan PT “Y” ke sekolah-sekolah.
10| Proceeding for Call Paper PEKAN ILMIAH DOSEN FEB – UKSW, 14 DESEMBER 2012
Mereka menyarankan agar kegiatan open house ini dapat dilakukan setiap tahun dan menjadi
agenda rutin PT “Y”.
KESIMPULAN DAN SARAN
Dari hasil pembahasan diatas diperoleh kesimpulan bahwa kegiatan open house yang
dilakukan PT “Y” sebagai salah satu media promosi belum dapat dikatakan mampu menjaring
banyak calon mahasiswa supaya mau mendaftar ke PT “Y”. Ini terlihat dari 125 responden
sebesar 64.6 persen mengatakan baru akan mempertimbangkan untuk memilih PT “Y”
sebagai tempat melanjutkan studi. Sedangkan sisanya sebesar 35.4 persen menyatakan bahwa
mereka akan mendaftar dan mengikuti seleksi di PT “Y” tetapi dari 35.4 persen sebanyak 15
pesen mengatakan bahwa mereka akan tetap mengambil PTN walaupun mereka sudah
mendaftar di PT “Y”, karena menurut mereka biaya kuliah di PTN masih lebih murah dan
menurut mereka lebih membanggakan bila dapat diterima di PTN. Hal lain yang ditemukan
dari penelitian ini adalah mereka akan tetap merekomendasikan PT “Y” kepada orang lain
sebagai salah satu pilihan untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi, di samping itu
menurut mereka kegiatan open house dapat dijadikan salah satu kegiatan yang rutin dari PT
“Y” selain melakukan kegiatan promosi lainnya. Karena melalui kegiatan open house ini
mereka mendapatkan banyak informasi yang berguna dan mereka juga memiliki pengalaman
ketika mereka diijinkan untuk berkunjung ke PT “Y” bahkan mereka sangat senang ketika
dapat melihat ruang kuliah, laboratorium, perpustakaan dan lain-lain. Pengalaman ini
membuat mereka lebih mudah menceritakan kepada orang lain mengenai PT “Y”.
Saran yang dapt diberikan untuk kegiatan open house selanjutnya dan penelitian
selanjutnya bila akan menggunakan event marketing sebagai bahan penelitian adalah :
1. Bila Open House digunakan sebagai salah satu alat promosi oleh PT “Y” maka sebaiknya
PT “Y” mempertimbangkan dengan baik waktu penyelenggaraan kegiatan tersebut.
Bekerja sama dengan pihak sekolah untuk mengetahui kalender akademik sekolah
sehingga yang hadir pada acara open house ini tidak hanya siswa kelas 10 dan kelas 11
saja karena sebenarnya yang menjadi target pasar acara ini adalah siswa kelas 12. Bila
acara open house dibuat bersamaan dengan waktu ujian siswa kelas 12 maka target
pasarnya menjadi tidak pas/tidak sesuai.karena siswa kelas 10 dan 11 belum memiliki
bayangan mengenai melanjutkan studi setelah lulus SMU.
2. Sosialisasi/promosi kegiatan Open House pun sebaiknya direncanakan dengan matang
sehingga kegiatan ini diketahui banyak kalangan (terutama target pasar yang memang
ingin dicapai oleh PT X) sehingga dapat meningkatkan tingkat pengunjung yang memang
memiliki inisiatif sendiri untuk benar-benar ingin mengetahui tentang PT X. Karena
Pengunjung dengan tipe memiliki inisiatif sendiri lebih dapat memberikan respon lebih
positif daripada pengunjung yang datang karena ditugaskan atau diwajibkan oleh pihak
sekolah.
3. Pembentukan networking yang baik dengan SMU / SMK yang ada di Bandung dan
sekitarnya, serta mengelola networking yang baik dengan para alumni dan perusahaan
menjadi salah satu usaha promosi yang dapat dilakukan PT “Y” dengan biaya yang tidak
terlalu besar. Pemilihan penggunaan alat promosi sebaiknya disesuaikan dengan target
EVENT MARKETING OPEN HOUSE, BAGAIMANA … (B.Evienia Prabawanti) | 11
pasarnya sehingga informasi tentang PT “Y” diterima pada pasar yang tepat dan menarik
calon mahasiswa untuk mau mendaftar ke PT “Y”. Menjadi sponsor pada event atau
kegiatan di sekolah bisa menjadi salah satu pertimbangan untuk promosi
4. Saran untuk penelitian berikutnya, dapat menggunakan responden dalam jumlah yang
lebih banyak dan menggunakan metode kuesioner sebagai alat pengambilan data dan
informasi yang diperlukan. Sebaiknya pengambilan sampel dapat dilakukan setiap hari
saat event tersebut berlangsung.
5. Penelitian selanjutnya dapat menambahkan alat yang lebih baik dalam melakukan analasis
data sehingga hasilnya tidak hanya uraian deskriptif saja, tetapi dapat terlihat lebih baik
melalui data berupa angka yang diolah menggunakan alat analisis statistika.
REFERENSI
Belch, George. E and Michael A. Belch (2001). 5 ed.Advertising and Promotion. New
York:Mc-graw Hill.
Engel James F, Blackwell D Roger, Miniard W Paul. 1994. Perilaku Konsumen. Jilid I dan
V. Penerbit Binapura Aksara. Jakarta
HM, Jogiyanto (2008). Metodologi Penelitian Sistim Informasi. Yogyakarta: Penerbit Andi
Kasali, Rhenald.(2004). 1 ed.Komunikasi Pemasaran.
th
Kotler, Philip dan Kevin Lane Keller. (2006). 12 edition. Marketing Management. New
Jersey: Prentice Hall
Mowen, John C., 1993, “Consumer Behaviour, 3rd ed”, MacMillan Publishing, New York
Ozean, Kerimean, 2004, ’Consumer-to-Consumer Interaction in a Networked Society: Wordof-Mouth Theory, Consumer Experiences, and Network Dynamics’, University of
Michigan.
Riset Manajemen, PPM (2008). Event Marketing
th
Schiffman, L.G dan Leslie Lazar Kanuk, (2004). 8 edition. Consumer Behaviour. New
Jersey: Prentice Hall
Silverman, G. (2001), The secret of Words of mouth Marketing, AMACOM “
Tom Duncan: 2005, “The Principles of Advertising and IMC”.
12| Proceeding for Call Paper PEKAN ILMIAH DOSEN FEB – UKSW, 14 DESEMBER 2012
Download