Kelainan dan Penyakit pada Sistem Peredaran Darah Manusia

advertisement
Kelainan dan
Penyakit pada
Sistem Peredaran
Darah Manusia
Raiha Nabila Z. (VIII D-27)
SMP Negeri 2 Bandung
2013
Berikut adalah beberapa kelainan/penyakit pada sistem peredaran darah manusia:
1. ANEMIA
Anemia adalah kondisi dimana tubuh
kekurangan hemoglobin dan sel darah
merah.Kurangnya Hb dapat disebabkan
kurangnya
makan
makanan
yang
mengandung zat besi, contoh: sayuran hijau,
hati, daging, dan sayuran hijau.Kurangnya
sel darah merah dapat disebabkan oleh
Plasmodium (penyebab penyakit malaria)
yang memakan sel darah merah.
Penyebab anemia:
Tubuh kekurangan Hb dan sel darah merah, faktor keturunan, menstruasi,
kehamilan, kondisi seperti kanker, gagal ginjal, atau kegagalan hati, dan rendahnya
asupan gizi serta makanan.
Akibat anemia:
Anemia menyebabkan tubuh kekurangan oksigen sehingga tubuh terasa lesu, kepala
pusing, muka pucat, kelopak mata pucat, sering kelelahan, sering mual, ujung jari
pucat, sering sesak napas, denyut jantung tidak teratur, rambut rontok, dan
menurunnya kekebalan tubuh.
Pencegahan dan penanganan anemia:
Banyak makan makanan yang mengandung zat besi, banyak makan makanan yang
membantu penyerapan zat besi (tomat, pisang, pepaya, dll), mengurangi minuman
yang memperlambat penyerapan zat besi (kopi, teh, anggur merah), dan rajin
memeriksa kondisi kesehatan.
Penderita dapat diberikan suplemen zat besi, banyak makan sayuran hijau, jika
sudah parah dapat dilakukan transfusi darah.
2. THALASEMIA
Thalasemia adalah penyakit anemia yang diturunkan, sering terdapat pada bayi
dan anak-anak. Thalasemia bukan merupakan penyakit menular.
Thalasemia dibagi 2: thalasemia mayor dan thalasemia minor.
 Thalasemia mayor:
Gejalanya: pucat, perut membesar disebabkan pembesaran hati dan limpa, kulit
kehitaman, tulang rapuh, dan mudah patah.
Thalasemia mayor diturunkan dari orangtua yang keduanya membawa gen
thalasemia.
Penanganan:
Melakukan transfusi darah seumur hidup, memantau fungsi jantung, paru-paru, dan
pankreas, serta transplantasi sumsum tulang belakang agar thalasemia mayor
menjadi thalasemia minor.

Thalasemia minor terjadi tanpa ada gejala. Namun, bila dicek darah, akan
menunjukkan bahwa penderita kekurangan Hb dan ukuran sel darah merah kecil.
Penanganan:
Salah satu penanganannya adalah melakukan transfusi darah seumur hidup pada
kondisi tertentu.
Penyebab thalasemia:
Rusaknya gen pembentuk hemoglobin (Hb).
Akibat thalasemia:
Ditandai dengan bentuk sel darah
merah
yang
tidak
beraturan
(disebabkan kegagalan pembentukan
Hb) sehingga daya ikat sel darah merah
terhadap O2 dan CO2 kurang. Pada
penderita thalasemia, sel darah merah
mudah rusak dan umurnya lebih
pendek dari umur eritrosit normal (120
hari). Penderita thalasemia mengalami
gejala yang mirip penderita anemia.
Pencegahan dan penanganan
thalasemia:
Thalasemia belum ada obatnya.
Sebagai penanganan, dapat dilakukan transfusi darah (2 minggu sekali) untuk
menjaga agar kadar Hb dalam tubuh + 12 gr/dL, menghindari makanan yang
diasinkan atau diasamkan, serta terapi gen.
3. SERANGAN JANTUNG
Serangan jantung adalah kondisi terhentinya aliran darah ke jantung, meskipun
hanya sesaat, yang mengakibatkan sebagian sel jantung menjadi mati.
Penyebab serangan jantung:
Dapat disebabkan oleh tekanan darah tinggi,
kadar kolesterol tinggi, rokok, diabetes,
kegemukan, dan kurang olahraga. Kolesterol
tinggi dapat menyumbat pembuluh darah,
sehingga suplai oksigen ke jantung
terhambat.
Akibat serangan jantung:
Penderita mengalami sakit dada, gelisah,
pucat, kulit terasa dingin, sesak napas, dan
mudah lelah.Serangan jantung yang hebat
dan tidak mendapat pertolongan secepatnya
dapat menimbulkan gagalnya jantung
memompa darah yang bisa menyebabkan kematian.
Pencegahan dan penanganan serangan jantung:
Menghindari hal-hal yang dapat merusak pembuluh jantung (kolesterol berlebihan,
lemak berlebihan, dll), tidak merokok, berolahraga dengan teratur, memiliki pola
hidup sehat, hindari stres berlebihan, mengurangi berat badan berlebih, tidak
minum alkohol, dan istirahat yang cukup.
Penderita serangan jantung dapat mengonsumsi makanan rendah lemak, tidak
mengonsumsi karbohidrat berlebihan, dan merubah gaya hidup menjadi lebih sehat.
4. VARISES
Varises adalah pelebaran pembuluh vena terutama di bagian kaki dan betis.
Penyebab varises:
Adanya penyumbatan darah di vena, sehingga vena
melebar dan terlihat menonjol. Varises dapat
disebabkan oleh cacat/kerusakan pada vena sejak
lahir, kelebihan berat badan, rusaknya katup vena,
berkurangnya elastisitas dinding vena, sering memakai
pakaian ketat, terlalu banyak berdiri, kehamilan, sering
memakai sepatu hak tinggi, dan merokok.
Akibat varises:
Varises menyebabkan sirkulasi darah menjadi tidak lancar karena terhambat di
sekitar betis dan tungkai kaki saat menahan berat tubuh.
Pencegahan dan penanganan varises:
Jangan berdiri terlalu lama, olahraga rutin, konsumsi makanan berserat tinggi yang
dapat merangsang sirkulasi darah (bawang merah, bawang putih, dll), kurangi
konsumsi gula, garam, daging merah, gorengan, dan protein hewani, serta seringsering duduk berselonjor kaki.
Penderita varises, sebaiknya menggerak-gerakan kaki sesering mungkin. Varises yang
sudah parah, perlu dilakukan operasi.
5. AMBEIEN/WASIR/HEMOLOID
Ambeien adalah varises yang terjadi di dekat anus.
Penyebab ambeien:
Pelebaran vena di dekat anus, faktor keturunan,
kehamilan, sembelit yang menahun, sering
mengejan, penyakit kanker dubur dan radang dubur,
terlalu banyak duduk, dan diare menahun.
Akibat ambeien:
Kesulitan BAB dan BAB yang disertai perdarahan.
Pencegahan dan penanganan ambeien:
Konsumsi makanan berserat dengan jumlah yang cukup, minum yang cukup, rajin
olahraga, hindari makanan pedas (terutama kambing, goreng-gorengan, dan durian),
jangan duduk terlalu lama, hindari mengejan saat BAB.
Penderita dapat menggunakan obat-obatan untuk menyembuhkan ambeien, dan
banyak makan makanan berserat untuk melancarkan BAB.
6. TEKANAN DARAH RENDAH (HIPOTENSI)
Hipotensi adalah keadaan tekanan darah dibawah normal (tekanan darah sistolik <
120 mmHg dan diastolik < 80 mmHg).
Penyebab hipotensi:
Terlalu banyak minum obat penurun tekanan
darah, muntaber, dan kurangnya pemompaan
darah di jantung.
Akibat hipotensi:
Penderita lesu, pusing, dan gangguan penglihatan,
bahkan sampai pingsan.
Pencegahan dan penanganan hipotensi:
Makan makanan bergizi, istirahat yang cukup,
selalu sarapan sebelum beraktivitas, mengonsumsi
makanan yang mengandung garam untuk
meningkatkan tekanan darah, minum yang cukup, olahraga teratur, dan minum
vitamin bila perlu.
Penderita hipotensi dapat diberikan obat-obatan untuk meningkatkan tekanan
darah.
7. TEKANAN DARAH TINGGI (HIPERTENSI)
Hipertensi adalah keadaan tekanan darah yang melebihi normal (tekanan darah
sistolik 140-200 mmHg atau lebih, dan diastolik 90110 mmHg atau lebih). Jantung penderita bekerja
lebih keras bahkan dapat memecahkan pembuluh
darah.
Penyebab hipertensi:
Nikotin pada rokok, faktor keturunan, stres,
kelebihan berat badan, kelebihan garam, kurang
olahraga,
kelebihan
obat-obatan,
peminum
minuman beralkohol, umur, kegemukan, dan
keturunan.
Akibat hipertensi:
Penderita mengalami sakit kepala, napas pendek,
dan penglihatan kabur. Jika tidak ditangani tepat
waktu, hipertensi menyebabkan kerusakan pada
jantung
dan
pembuluh
darah,
sehingga
meningkatkan risiko serangan jantung dan penyakit jantung lainnya (stroke,
pecahnya pembuluh darah jantung, atau pecahnya pembuluh darah retina). Penyakit
ini dapat memicu penyakit jantung dan stroke.
Pencegahan dan penanganan hipertensi:
Tidak merokok, tidak minum minuman beralkohol, diet rendah garam dan rendah
lemak, olahraga teratur, dan istirahat bila lelah/tegang.
Hipertensi tidak bisa disembuhkan tetapi bisa dikontrol dengan pola hidup sehat,
seperti cara-cara pencegahan tadi, penderita juga dapat menggunakan obat penurun
tekanan darah sesuai dengan resep dokter, dan membatasi konsumsi kafein.
8. STROKE
Stroke adalah penyakit yang terjadi akibat penyumbatan pada pembuluh darah otak
atau pecahnya pembuluh darah otak.
Penyebab stroke:
Stroke terjadi jika suplai darah ke otak terhenti akibat
ada penyumbatan pembuluh darah di otak atau
pecahnya pembuluh darah yang menuju otak. Dalam
jaringan otak, kurangnya aliran darah menyebabkan
serangkaian reaksi biokimia, yang dapat merusakkan
atau mematikan sel-sel saraf di otak.
Akibat stroke:
Kematian jaringan/sel saraf di otak dapat menyebabkan
hilangnya fungsi yang dikendalikan oleh jaringan itu.
Penderita biasanya mengalami kelumpuhan di anggota
badannya, hilangnya sebagian ingatan atau kemampuan
bicaranya. Gejala awalnya adalah mati rasa pada beberapa bagian tubuh, rasa
bingung mendadak, sulit bicara, mendadak sulit berjalan, mendadak sakit kepala,
dan rasa pingsan mendadak.
Pencegahan dan penanganan stroke:
Tidak merokok, periksakan tensi darah secara rutin, kendalikan stres, makan
makanan sehat, kurangi garam, pantau berat badan, rajin olahraga, dan mengurangi
alkohol.
Dokter dapat memberikan obat pencegah penggumpalan darah pada penderita
stroke. Aspirin adalah salah satu obat yang paling banyak diberikan pada penderita
pasca-stroke.
9. LEUKIMIA (KANKER DARAH)
Leukimia adalah penyakit bertambahnya sel darah putih (leukosit) yang tidak
terkendali, akibat kanker jaringan penghasil sel-sel darah putih.
Penyebab leukimia:
Jaringan yang seharusnya membentuk sel darah merah (eritrosit) justru membentuk
sel darah putih (leukosit). Jumlah sel darah putih akan melebihi normal, sedangkan
jumlah sel darah merah menurun. Banyaknya sel darah putih ini menyebabkan sel
darah putih menjadi ganas dan dapat memakan sel darah merah, sehingga penderita
dapat mengalami anemia akut. Penyebab leukimia misalnya radiasi energi tinggi
(nuklir dan bom atom) dan kondisi genetika.
Akibat leukimia:
Penderita mengalami demam, kedinginan, gejala seperti flu, badan lemah dan sakit
kepala, sering mengalami infeksi,
kehilangan berat badan, sering
berkeringat, dan nyeri tulang atau
sendi.
Pencegahan dan penanganan
leukimia:
Jika penyebab leukimia adalah radiasi,
maka pencegahan dilakukan dengan
menghindari terkena radiasi tersebut.
Leukimia dapat ditangani melalui
kemoterapi, terapi radiasi, terapi
biologi, atau cangkok sumsum tulang
belakang.
10. HEMOFILIA
Hemofilia adalah penyakit yang menyebabkan darah sulit
membeku bila luka.
Penyebab hemofilia:
Faktor keturunan.
Akibat hemofilia:
Penderita dapat kehilangan banyak darah akibat luka kecil
saja.
Pencegahan dan penanganan hemofilia:
Hemofilia tidak dapat diobati, tetapi dapat dicegah.
Penderita harus menghindari terjadinya pendarahan agar
darah tidak mengalir terus. Anak-anak yang diimunisasi,
diberikan suntikan di bawah kulit bukan ke otot-otot untuk
mencegah perdarahan. Anak-anak juga harus diajarkan
untuk membersihkan gigi mereka secara teratur dan
mengunjungi dokter gigi untuk mencegah kerusakan gigi dan penyakit gusi.
11. KORONARIASIS/PENYAKIT ARTERI KORONARIA
Koronariasis adalah penyempitan/penyumbatan nadi tajuk (arteri koronaria) pada
jantung. Melalui nadi tajuk, jantung mendapat
makanan dan O2. Nadi tajuk ukurannya kecil,
sehingga bila tersumbat, denyut jantung dapat
terganggu bahkan terhenti. Penyakit ini adalah
salah satu penyebab kematian nomor 1 di dunia.
Penyebab koronariasis
Terbentuknya gumpalan darah pada dinding
dalam nadi tajuk. Gumpalan ini disebabkan
menumpuknya kolesterol dalam dinding arteri.
Akibat koronariasis:
Penderita merasa sakit di bagian dada (jantung).
Pencegahan dan penanganan koronariasis:
Rajin olahraga, hindari obesitas dan stres, tidak merokok, dan melaksanakan pola
hidup sehat.
Penanganan koronariasis adalah dengan melakukan operasi.
12. ARTERIOSKLEROSIS
Arteriosklerosis adalah pengerasan dinding arteri.
Penyebab arteriosklerosis:
Pembentukan plak yang merupakan kolesterol, kalsium (zat
kapur) dan deposit lemak.
Akibat arterionsklerosis:
Menyebabkan terhambatnya sirkulasi darah bahkan
menghentikan aliran darah. Dinding arteri juga dapat
kehilangan elastisitasnya. Penderitanya juga dapat mengalami nyeri di daerah yang
terkena arteriosklerosis.
Pencegahan dan penanganan arterionsklerosis:
Jaga pola makan dengan seimbang, makan makanan yang dapat menurunkan
kolesterol, rajin olahraga, kendalikan stres, jangan merokok, jaga tekanan darah,
gula darah, dan berat badan pada tingkat normal, serta selalu hidup sehat.
Penderita arteriosklerosis dapat diberi obat pengencer darah. Jika hal itu tidak
terlalu efektif, maka harus dilakukan operasi.
13. TROMBUS dan EMBOLUS
Trombus adalah tersumbatnya pembuluh darah oleh bekuan darah. Trombus yang
tersumbat ini mungkin saja lepas dan selanjutnya akan ikut dalam aliran darah,
selanjutnya dikenal dengan nama embolus.
Penyebab trombus:
Terbentuk adalah karena ada timbunan lemak pada pembuluh darah arteri. Pada
kondisi ini, darah yang mengalir akan terhambat. Seringnya mengisap rokok juga
dapat menimbulkan trombus.
Embolus adalah benda asing yang tersangkut pada suatu tempat dalam sirkulasi
darah. Benda ini ikut terbawa dalam aliran darah.
Penyebab embolus:
Berasal dari trombus yang lepas dari
dinding pembuluh darah, lalu terbawa
aliran darah, dan akhirnya dapat
mengganggu sistem sirkulasi darah. Proses
pembentukan embolus ini disebut
embolis.
Akibat embolus:
Kematian mendadak, kematian jaringan, menimbulkan infeksi, dan pembentukan
tumor ganas.
Pencegahan dan penanganan trombus dan embolus:
Penderita dapat diberi obat-obatan dosis rendah, seperti aspirin. Penderita jangan
mengonsumsi obat yang dapat mempercepat pembekuan darah. Untuk mencegah
trombus dan embolus, juga disarankan untuk olahraga yang teratur.
14. ANGINA
Angina adalah nyeri dada sementara/perasaan tertekan
Penyebab angina:
Otot jantung kekurangan oksigen akibat pembuluh darah menyempit. Jika arteri
menyempit, sehingga aliran darah tidak dapat
memenuhi kebutuhan oksigen jantung.
Akibat angina:
Rasa nyeri pada dada penderita. Angina juga
biasanya dianggap sebagai tanda akan
datangnya serangan jantung. Angina biasanya
berlangsung selama 10 menit. Gejala angina
mirip dengan masuk angin biasa, padahal itu
merupakan salah satu gejala penyakit jantung
koroner. Jika tidak segera ditangani, dapat
terjadi kematian pada penderita + 15-20 menit
setelah serangan pertama. Penderita angina juga merasakan dada sesak, nyeri di
bagian ulu hati, dan badan terasa dingin.
Pencegahan dan penanganan angina:
Penderita angina harus dibawa ke dokter sesegera mungkin.
15. KELAINAN KATUP JANTUNG
Kelainan katup jantung adalah kondisi terganggunya aliran darah dalam jantung
yang disebabkan ada pengecilan katup, kebocoran katup, atau katup yang tidak
menutup sempurna. Katup jantung fungsinya
mengendalikan arah aliran darah dalam jantung.
Penyebab kelainan katup jantung:
Faktor bawaan sejak lahir, infeksi, dan efek
samping pengobatan.
Akibat kelainan katup jantung:
Denyut nadi bergerak cepat dan kadang tidak
beraturan, pembengkakan organ limpa, dan
muncul bintik-bintik/ruam pada kulit. Penderita
juga dapat mengalami sakit di dada, sesak
napas, bahkan pingsan.
Pencegahan dan penanganan kelainan katup jantung:
Penderita kelainan katup jantung sebaiknya dilakukan operasi.
16. TROMBOSITOPENIA
Trombositopenia adalah kelainan darah kekurangan trombosit/keping darah
(<300.000) sehingga darah akan sangat lambat untuk membeku.
Trombosit adalah salah satu bagian darah, yang berfungsi untuk proses pembekuan
darah, sehingga trombosit disebut juga sel sarah pembeku. Trombosit sifatnya
mudah pecah jika keluar dari pembuluh darah atau tersentuh benda berpermukaan
kasar.
Penyebab trombositopenia:
Penyebab yang paling umum adalah hilangnya integritas dinding pembuluh darah,
sehingga memungkinkan darah keluar dari pembuluh darah. Keadaan ini paling
sering disebabkan oleh cedera seperti memar. Penyebab lainnya adalah destruksi
(perusakan) trombosit oleh imun tubuh karena imun menganggap trombosit yang
keluar dari pembuluh darah adalah racun bagi tubuh.
Akibat trombositopenia:
Penderita mudah memar, terjadi perdarahan yang halus yang terjadi di bawah kulit,
dan bila terjadi luka berdarah, darah akan sulit membeku sehingga bisa
menyebabkan kehilangan cukup banyak darah oleh hanya luka kecil. Di kulit
penderita juga dapat muncul bercak hitam yang diakibatkan perdarahan.
Pencegahan dan penanganan trombositopenia:
Penderita dapat diberikan obat-obatan untuk menaikkan jumlah
trombosit, dibatasi gerakan fisiknya, dan dicegah terjadinya perdarahan.
Penderita juga harus mengonsumsi makanan atau suplemen yang dapat
meningkatkan jumlah trombosit (jus jambu biji, jus kulit manggis, jus
kurma, beras merah cina, buah bit, dll).
***
Sumber:
http://www.biologi.ucoz.com
http://www.kesehatan96.blogspot.com
http://www.Artikelbiologi.com
http://www.sma.biologi.blogspot.com
http://www.biologi-sel.com
http://www.slideshare.net
http://www.hikmat.web.id
Buku Ilmu Pengetahuan Alam SMP dan MTS Kelas VIII BSE
Buku IPA Biologi SMP dan MTS untuk Kelas VIII ESIS
Buku Petunjuk Moderen kepada Kesehatan
Download