1 PENDAHULUAN Latar Belakang Penyakit zoonosis dapat ditularkan oleh hewan domestik dan satwa liar.Rabies, salah satu penyakit zoonosis yang sudah lama dikenal dan ditakuti masyarakat.Hampir sebagian besar masyarakat mengetahui rabies merupakan penyakit anjing gila.Penyakit ini sering dijadikan alasan agar seseorang tidak mendekat ke anjing (Budi, 2007). Penyakit rabies sangat mematikan pada manusia.Pada tahun 1998, menurut WHO 55.000 orang meninggal karena rabies pada tahun 2011, 11.000 orang meninggal dunia dikarenakan rabies. Korban terbanyak dialami warga Asia (Knoble et al., 2005). Beberapa metode diagnosa kasus rabies dilakukan menggunakan teknik histopatologi, imunohistokimia pada blok parafin, kultur sel untuk isolasi virus,nucleic acid probes atau Polymerase Chain Reaction (PCR) diikuti sekuensing DNA. Uji serologik untuk mendeteksi keberadaan antibodi dapat dilakukan dengan menggunakan Virus Neutralization Test (VNT), Indirect Enzyme Imm unosorbent Assay (i-ELISA), Rapid Fluorescence Focus Inhibiton Test (RFFIT), Passive Haemaglutinatin Test (PH A) dan Flourescence Inhibition Micro Test (FM IT), namun metode ini tidak secara rutin digunakan dalam mendiagnosa kasus rabies. Selain metode diatas ada beberapa cara untuk mendiagnosa antigen rabies yaitu : pewarnaan seller dan uji Fluorescent Antibody Technique (FAT) (Rahmadani, 2012). 2 M etode deteksi virus rabies pada preparat tekan otak dengan pengujian FAT dilakukan dengan cara: pertama, dibuat lingkaran pada obyek gelas. Bagian otak hipokampus kemudian dip otong dan diletakkan pada papper towel lalu ditekan pada lingkaran yang telah dibuat di obyek gelas. Preparat kontrol positif dan negatif dibuat dengan cara yang sama dan kemudian dikering anginkan. Preparat difiksasi dalam aseton dingin pada suhu -20°C selama 30 menit. Preparat diwarnai dengan meneteskan 0,1ml larutan konjugat rabies yang sudah dicampur dengan larutan evans blue 1%. Selanjutnya, preparat diinkubasi selama 30 menit pada suhu 37°C.Preparat kemudian dicuci dan direndam dengan larutan PBS selama 5 menit sebanyak dua kali. Preparat ditetesi dengan buffer gliserin 50%, ditutup dengan cover glass, dan diperiksa di bawah mikroskop FAT. Sampel otak dinyatakan positif rabies jika lingkaran pada preparat yang ditetesi konjugat dan evans blue berwarna hijau kuning (Utami dan Bambang, 2010).