Aplikasi Organik Untuk Pemulihan Biofisik Lahan & Peningkatan Sosial Ekonomi Melalui Penerapan Agroforestri Restorasi Organik Lahan Ex-Tambang Restorasi Perubahan fungsi lahan pada suatu daerah untuk pertambangan, secara langsung juga mengakibatkan terjadinya perubahan pola dari ekosistem serta sosial ekonomi di daerah tersebut. Perubahan ini pada umumnya sangat berdampak pada lingkungan hidup di dan sekitar tambang. Unsur hara yang hilang, polusi udara, air dan tanah merupakan dampak negatif utama yang sangat berpengaruh pada keseimbangan unsur-unsur kehidupan di wilayah tersebut. Penyusunan suatu tindakan penyelamatan dan perbaikan guna mengembalikan keseimbangan tersebut perlu dirancang dan dirumuskan secara komprehensif untuk menjamin keberlangsungan dan keberagaman ekosistem serta pengembalian dan peningkatan kondisi sosial ekonomi dari masyarakat sekitar tambang sekaligus dapat membuka dan menciptakan aktifitas perekonomian baru pada daerah tersebut. Ruang Lingkup Restorasi lahan secara langsung memiliki fungsi dan sasaran untuk melakukan pemulihan terhadap tatanan lingkungan hidup pada lahan kritis dan marjinal (ex tambang). Pada umumya kegiatan restorasi terbagi atas: • Rehabilitasi Pengembalian fungsi lahan dan lingkungan hidup kepada kondisi awal • Revegatasi Pemulihan kondisi tanah melalui pemuliaan tanah serta penanaman kembali tumbuhan Sasaran • Merancang tata lahan yang sesuai dengan peruntukkan dan RTRW daerah setempat • Memulihkan unsur fisika dan kimia dari tanah dengan menggunakan bahan-bahan organik • Mempersiapkan lahan untuk pembentukan ekosistem-ekosistem berkelanjutan yang tepat guna • Memanfaatkan lahan sebagai alternatif potensi peningkatan sosial ekonomi kawasan tanpa meninggalkan fungsi utamanya sebagai penyokong lingkungan hidup Alur Perencanaan Restorasi Kondisi Tanah Fisik Kimia Biologi Tata Guna Lahan Jenis Vegetasi Metode dan Teknik Peralatan dan SDM Lingkungan & SOSEK Lahan Bekas Tambang •Pemetaan Lokasi •Topografi • Geologi • Hidrogeologi • Klimatologi • Jenis Vegetasi • Jenis Tanah • Rona Awal Lokasi Identifikasi Masalah Inventarisasi Data Perencanaan Restorasi Sesuai RURTD Persiapan Rehabilitsi Revegetasi Tidak Evaluasi Tahapan Restorasi Rehabilitasi • Penanganan Kondisi Khusus (Sisa Limbah B3) • Rekonstruksi Lahan dan Pengendalian Erosi • Pengolahan Tanah Pucuk dan Ameliorasi Lahan Revegetasi • Penanaman Tumbuhan Perintis • Penanaman Tumbuhan dengan Metode Agrisilvikultur • Pengembangan Lanjutan dengan menggunakan Metode Agrosilvopastura Tahapan Pelaksanaan • Survey Lapangan – Kondisi Biofisik : Topografi, iklim, tanah, vegetasidan satwa – Sosial ekonomi kawasan • Pemilihan Jenis Tanaman – Bersifat Pioner • Pengadaan Bibit – Sistem vegetatif/generatif • Penyiapan Lahan – Pengemburan media tanam – Pembuatan drainase, pengendalian erosi – Pembersihan gulam Tahapan Pelaksanaan • Perbaikan kondisi Tanah – Pemberian pupuk dan bioenzim • Penanaman • Pola penanaman • Input Teknpologi: bioremedy & terabuster • Pemeliharaan, Monitoring dan Evaluasi Penanganan Kondisi Khusus • Penanganan batuan limbah, tailing,oli bekas dan limbah rumah tangga, air asam tambang, daerah yang bersifat alkalin dan masin, bahan kimia beracun serta tumbuhan hama Pemulihan Organik • • • • Penaburan bahan organik Pengadaan vegetasi perintis Pengadaan bibit tumbuhan pioneer Aplikasi Mikoriza Sumber Bahan Organik Sumber primer, yaitu: jaringan organik tanaman (flora) yang dapat berupa: (a) daun, (b) ranting dan cabang, (c) batang, (d) buah, dan (e) akar. Sumber sekunder, yaitu: jaringan organik fauna, yang dapat berupa: kotorannya dan mikrofauna. Sumber lain dari luar, yaitu: pemberian pupuk organik berupa: (a) pupuk kandang, (b) pupuk hijau, (c) pupuk bokasi (kompos), dan (d) pupuk hayati. Peranan Bahan Organik Terhadap Sifat Fisik Tanah Bekas Tambang Stimulan terhadap granulasi tanah, Memperbaiki struktur tanah menjadi lebih remah, Meningkatkan daya tanah menahan air sehingga drainase tidak berlebihan, kelembaban dan temperatur tanah menjadi stabil Mempengaruhi warna tanah menjadi coklat sampai hitam, Menetralisir daya rusak butir-butir hujan, Menghambat erosi, dan mengurangi pelindian (pencucian/leaching). Peranan Bahan Organik Terhadap Sifat Kimia Tanah Bekas Tambang Meningkatkan hara tersedia dari proses mineralisasi bagian bahan organik yang mudah terurai Menghasilkan humus tanah yang berperanan secara koloidal dari senyawa sisa mineralisasi dan senyawa sulit terurai dalam proses humifikasi Meningkatkan kapasitas tukar kation (KTK) tanah 30 kali lebih besar ketimbang koloid anorganik Menurunkan muatan positif tanah melalui proses pengkelatan terhadap mineral oksida dan kation Al dan Fe yang reaktif, sehingga menurunkan fiksasi P tanah Meningkatkan ketersediaan dan efisiensi pemupukan serta melalui peningkatan pelarutan P oleh asam-asam organik hasil dekomposisi bahan organik. Peranan Bahan Organik terhadap Sifat Biologi Tanah Bekas Tambang Meningkatkan keragaman organisme yang dapat hidup dalam tanah (makrobia dan mikrobia tanah) Meningkatkan populasi organisme tanah (makrobia dan mikrobia tanah) Peningkatan baik keragaman maupun populasi berkaitan erat dengan fungsi bahan organik bagi organisme tanah, yaitu sebagai: – Bahan organik sebagai sumber energi bagi organisme tanah terutama organisme tanah heterotropik, dan – Bahan organik sebagai sumber hara bagi organisme tanah Tahapan Kondisi Pemulihan Tahun Pertama • pH sangat alkalis • Permukaan sangat putih • Beberapa cm dari permukaan warna abuabu hitam dan sangat keras • Agregat tanah sangat kuat • Tanah atasan sukar diperoleh • Bersifat seperti batuan • Belum ada vegetasi • Sukar ditembus air Tahun Ke tiga Tahun Ke tujuh • pH 8,51 • ph tanah 8,48 • Tanah sangat gersang, • Sudah banyak keras, kelabu vegetasi • Sukar ditembus air • Solum tanah • Ada vegetasi mulai jelas • Belum ada bahan organik pada tanah • Agregat kuat, sehingga udara minim • Mulai terbentuk solum tanah Agroforestri Agroforestri adalah sistem dan teknologi penggunaan lahan, yang terencana dilaksanakan pada satu unit lahan dengan mengkombinasikan tumbuhan berkayu (pohon, perdu, palem, bambu dll.) dengan tanaman pertanian dan/atau hewan(ternak) dan/atau ikan, dilakukan pada waktu bersamaan atau bergiliran sehingga terbentuk interaksi ekologis dan ekonomis antar berbagai komponen yang ada. Berdasarkan komponen penyusunnya, terdapat tiga bentuk agroforestri pada lahan kritis yaitu: agrisilvikultur, silvopastura dan agrosilvopastura. Pemilihan Jenis Tanaman • pada tanaman Thiocospermum burretii, Acacia mangium, dan paraserianthes falcataria Pemilihan Jenis Hewan Analisis Keberlanjutan Agroforestri A. Analisis ekonomi • Lahan bekas tambang yang merupakan lahan marginal dimanfaatkan untuk kegiatan pertanian dan peternakan, secara ekonomi pasti mendatangkan keuntungan tersendiri dari kegiatan budidaya ini. • Secara otomatis kegiatan budidaya di lahan bekas tambang dapat meningkatkan pendapatan penduduk lokal secara berkelanjutan. • Ketahanan pangan dapat terpenuhi karena memadukan tanaman pertanian dalam kegiatan budidayanya. Analisis Keberlanjutan Agroforestri • Hasil dari kegiatan budidaya di lahan marginal juga mampu bersaing dengan produk berkualitas lainnya dengan pengolahan yang benar. • Secara nasional menguntungkan karena dapat membantu melaksanakan pembangunan nasional dengan memanfaatkan sumberdaya yang ada. Analisis Keberlanjutan Agroforestri B. Analisis ekologi • Dengan pemanfaatan lahan gambut untuk kegiatan pertanian berarti menyediakan tempat tinggal bagi flora dan fauna sehingga biodeversitas semakin meningkat • Kotoran hewan dan tanaman di lahan bekas tambang dapat membantu dalam menyuburkan tanah, bahkan dapat memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi tanah yang telah rusak akibat kegiatan pertambangan • Tanaman dilahan gambut dapat menjadi filter bagi air sehingga kualitas air di lahan bekas tambang semakin meningkat, selain itu akar tanaman dapat membantu dalam menyimpan air serta menahan terjadinya erosi. Analisis Keberlanjutan Agroforestri • Budidaya di lahan bekas tambang dapat mengurangi zat beracun yang dihasilkan dari kegiatan pertambangan • Secara estetika, keberadaan sistem agrosilvopastura dapat mempengaruhi landscape menjadi lebih baik dari pada kondisi ketika lahan bekas tambang yang tidak dimanfaatkan • Iklim mikro sekitar lahan pertanaman bekas tambang lebih terjaga dan stabil, serta tercipta interaksi biologi yang sangat erat dari kegiatan revegetasi di lahan bekas tambang. Analisis Keberlanjutan Agroforestri C. Analisis Sosial-Budaya • Biasanya di lahan marginal penduduknya masih berada di bawah garis kemiskinan, dengan aplikasi agrosilvopastura dapat melibatkan masyarakat dalam kegiatannya sehingga dapat meningkatkan pendapatan mereka • Dapat menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat lokal khususnya • Agrosilvopastura merupakan salah satu teknologi pertanian yang aman dan ramah lingkungan • Dapat meningkatkan kesejahteraan penduduk dan dapat menekan akibat buruk dari kegiatan pertambangan