BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perusahaan berlomba

advertisement
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perusahaan berlomba-lomba untuk mendapatkan keuntungan salah satu
tujuan utama perusahaan dengan berupaya mengelola sumber daya yang
dimiliki secara efektif, dan efisien sehingga dapat meningkatkan nilai
perusahaan melalui peningkatan kemakmuran pemilik atau para pemegang
saham dapat tercapai. (Salvatore, 2005 dalam Hermuningsih, 2013).
Didirikannya suatu perusahaan memiliki tujuan yang jelas, baik dalam jangka
pendek maupun jangka panjang. Tujuan utama perusahaan adalah untuk
memperoleh laba sedangkan tujuan jangka panjangnya memberikan
kemakmuran
bagi
pemilik
perusahaan
atau
pemegang
saham
dan
memaksimalkan nilai perusahaan yang tercermin pada harga saham
perusahaan. (Zulfa 2012 dalam istia’dah 2015) mengungkapkan manajemen
selaku pengelola perusahaan akan berupaya meningkatkan kinerjanya melalui
berbagai kemampuan yang mereka miliki guna meningkatkan nilai
perusahaan. Semakin tinggi nilai pasar saham suatu perusahaan akan
mempengaruhi return yang diperoleh para investor.
Di tengah persaingan global yang semakin ketat, perusahaan berlomba
untuk meningkatkan daya saing di berbagai sektor untuk dapat menarik minat
investor untuk berinvestasi. Peningkatan nilai perusahaan dapat memberikan
sinyal positif kepada investor untuk berinvestasi pada suatu perusahaan. Nilai
perusahaan yang tinggi akan membuat pasar (investor) percaya tidak hanya
1
http://digilib.mercubuana.ac.id/
2
pada kinerja perusahaan saat ini namun juga pada prospek perusahaan di masa
depan. Tren investasi yang berkembang di masyarakat saat ini adalah
menginvestasikan
uang
dalam
bentuk
tanah
atau
properti
yang
mengakibatkan. Oleh karena itu, nilai perusahaan menjadi sangat penting
karena mencerminkan apa yang mempengaruhi persepsi investor terhadap
perusahaan.
Industri property dan real estate merupakan salah satu diantara jenis
sektor dari perusahaan non keuangan yang berperan cukup penting bagi
perekonomian suatu negara. Investasi dibidang property dan real estate pada
umumnya bersifat jangka panjang dan akan bertumbuh sejalan dengan
pertumbuhan ekonomi serta diyakini merupakan salah satu investasi yang
menjanjikan. Banyak masyarakat tertarik menginvestasikan dananya di sektor
properti disebabkan karena harga tanah yang cenderung selalu naik. Kenaikan
harga property disebabkan demand nya akan selalu bertambah besar seiring
dengan pertambahan jumlah penduduk serta bertambahnya kebutuhan
manusia akan tempat tinggal, perkantoran, pusat perbelanjaan, taman hiburan
dan lain-lain. Sudah selayaknya apabila perusahaan pengembang dapat
meraup keuntungan yang besar dari kenaikan harga property tersebut dan
dengan keuntungan yang di peroleh maka dapat mendongkrak harga saham.
Kenaikan harga saham akan mempengaruhi nilai suatu perusahaan, maka
semakin tinggi harga saham, semakin tinggi pula nilai perusahaannya
(Mochmad, 2014).
http://digilib.mercubuana.ac.id/
3
Tabel 1.1
Pergerakan Harga Saham PT Podomoro Land Tahun 2013 – 2016
Tahun
Closing Price
Freq
Volume
Tetinggi
Terendah
Terakhir
2013
530
210
215
209
13.203
2014
2015
2016
395
481
229
204
248
200
335
334
210
228
281
189
11.058
6.721
5.187
(sumber : IDX)
Berdasarkan pada tabel diatas bahwa Penurunan harga saham terendah
terjadi pada tahun 2016. Hal ini menunjukkan bahwa adanya masalah internal
yaitu dalam mengembangkan salah satu proyek PT Agung Podomoro Land
Tbk (APLN) yang akan dibangun di kawasan reklamasi Pantai Utara Jakarta,
yakni Pluit City seluas 160 hektar. Pada hari Kamis malam tanggal 31 Maret
2016, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) melakukan Operasi Tangkap
Tangan (OTT) terhadap M Sanusi anggota (DPRD). Penangkapan Sanusi
tersebut dilantar belakangi setelah dirinya menerima suap sebesar Rp
1.140.000.000 dari Presiden Direktur PT Agung Podomoro Land Tbk yaitu
Ariesman Widjaya sebagai tersangka.
Berikut rincian harga saham yang terjadi pada tahun 2016 pada PT Agung
Podomoro Land Tbk. Senin 4 April 2016 atau dua hari setelah penetapan,
pada pembukaan pasar saham, Podomoro Land langsung mengalami
penurunan secara drastis, yakni sebesar 30 poin atau 10 persen ke level Rp
270 per saham dari Rp 300 per saham pada posisi terakhir penutupan
perdagangan di akhir pekan lalu. Saham APLN bergerak tidak stabil
http://digilib.mercubuana.ac.id/
4
sepanjang hari ini. Bahkan secara garis besar terus mengalami perununan dari
harga Rp 274 per saham, menjadi Rp 270 per saham.
Di hari berikutnya, Selasa tanggal 5 April 2016, saham APLN terpantau
bergerak ke zona merah. Pada pembukaan pasar, saham Podomoro Land
kembali mengalami penurunan sebesar Rp 243 per saham. Saham APLN terus
mengalami penurunan cukup tinggi sebesar 2,22 persen di angka Rp 264 per
saham. Frekuensi saham Agung Podomoro Land Tbk ditransaksikan sebanyak
5.370 kali, dengan rincian volume perdagangan mencapai angka 1.446.527
saham dengan nilai total Rp 38,3 miliar.
Pada saat penutupan pasar saham, APLN kembali turun sebesar 2.96
persen atau setara 8 poin ke Rp 262 per saham. Secara total pada hari ketiga
setelah penetapan tersangka, frekuensi saham APLN ditransaksikan sebanyak
6.282 kali dengan volume total perdagangan sebanyak 1.616.150 saham
dengan nilai Rp 42,8 miliar.
DIlihat pergerakan dalam pertengahan tahun 2016 di akhiri 262 per saham
tetapi dilihat tabel 1.1 bahwa pergerakan menurun di tutup tahun 2016 sebesar
Rp 210 dalam frekuensi saham 189 kali dengan volume total perdagangan
sebanyak 5.187 saham.
Dampak penurunan harga saham ini ternyata bersangkutan dengan
tertangkapnya Ariesman sebagai tersangka oleh KPK. Kasus ini berpengaruh
sekali dengan minat investor untuk membeli sahamnya, baginya direktur
sangat penting untuk sebuah penilaian investor terhadap perusahaan dapat
diamati melalui pergerakan harga saham perusahaan. Kendati demikian,
http://digilib.mercubuana.ac.id/
5
bahwa kinerja saham-saham itu berpotensi kembali bergerak menguat jika
manajemen sigap mengambil langkah dalam rangka menjaga keberlangsungan
kinerja perseroan ke depannya."Semua akan berjalan 'by system'. Tinggal
menunggu penjelasan manajemen, apa yang akan dilakukan untuk mengatasi
hal-hal yang berkaitan dengan kasus itu. Salah satunya mungkin mengangkat
pengganti direksi sekiranya diperlukan sehingga menjaga kepercayaan
investor (www.kompas.co.id).
Penilaian investor terhadap perusahaan dapat diamati melalui pergerakan
harga saham yang sedang ditransaksikan di bursa. Pada kenyataannya, banyak
investor mengalami kesulitan dalam memprediksi nilai perusahaan sebagai
salah satu acuan dalam pengambilan keputusan investasi. Hal ini dikarenakan
harga saham suatu perusahaan setiap saat dapat mengalami kenaikan maupun
penurunan. Tidak jarang pihak manajemen yaitu manajer perusahaan
mempunyai tujuan dan kepentingan lain yang bertentangan dengan tujuan
utama perusahaan dan sering mengabaikan kepentingan pemegang saham.
Dalam proses memaksimalkan nilai perusahaan akan muncul konflik
kepentingan adanya perbedaan antara manajer dan pemegang saham (pemilik
perusahaan) yang sering disebut agency problem. Hal tersebut terjadi karena
manajer mengutamakan kepentingan pribadi, sebaliknya pemegang saham
tidak menyukai kepentingan pribadi dari manajer karena apa yang dilakukan
manajer
tersebut
akan menambah biaya
bagi perusahaan sehingga
menyebabkan penurunan keuntungan perusahaan dan berpengaruh terhadap
http://digilib.mercubuana.ac.id/
6
harga saham sehingga menurunkan nilai perusahaan (Wien Ika Permanasari,
2010 dan Susanti, 2016).
Nilai perusahaan yang tinggi dapat meningkatkan kemakmuran bagi para
pemegang saham, sehingga para pemegang saham akan menginvestasikan
modalnya kepada perusahaan tersebut. Naik turunnya nilai perusahaan salah
satunya dipengaruhi oleh struktur kepemilikan perusahaan. Dua aspek yang
perlu dipertimbangkan ialah
a. Konsentrasi kepemilikan perusahaan oleh pihak luar (outsider
ownership concentration) dan
b. Kepemilikan perusahaan oleh manajemen (management ownership).
Pemilik perusahaan dari pihak luar berbeda dengan manajer karena
kecil kemungkinannya pemilik dari pihak luar terlibat dalam urusan
bisnis perusahaan sehari-hari (Sri Rejeki, 2007 dalam susanti, 2014).
Kesadaran
Resposibility
tentang
pentingnya
mempraktikan
Corporate
Social
(CSR) ini menjadi trend global seiring dengan semakin
maraknya kepedulian yang mengutamakan stakeholders. Program Corporate
Social Responsibility (CSR) merupakan salah satu kewajiban yang harus
dilaksanakan oleh perusahaan sesuai dengan isi pasal 74 Undang-undang No.
40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, tanggung jawab sosial, dan
lingkungan yang berlaku bagi perseroan yang mengelola atau memiliki
dampak terhadap sumber daya alam dan tidak dibatasi kontribusinya serta
dimuat dalam laporan keuangan. Undang-undang No. 40 Tahun 2007
mengatur tentang Corporate Social Responsibility (CSR), menunjukkan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
7
bahwa Corporate Social Responsibility (CSR) yang saat ini dilakukan bukan
lagi bersifat sukarela.
Beberapa
faktor
yaitu
Corporate
Social
Responsibility
(CSR),
Profitabilitas, Kepemilikan Institusional dan Kepemilikan Konstitusional
dapat mempengaruhi nilai perusahaan. CSR yang dilaksanakan perusahaan
dikelompokkan dalam tiga aspek yang sering dikenal dengan triple bottom
line yaitu kesejahteraan ekonomi, peningkatan kualitas lingkungan, dan
keadilan sosial. Semakin banyak CSR yang dilakukan perusahaan, maka
semakin baik citra perusahaan dimata masyarakat. Peningkatan brand image
perusahaan melalui pelaksananaan CSR juga berimbas pada peningkatan
penjualan dan profitabilitas perusahaan. Para investor juga lebih tertarik pada
perusahaan yang melaksanakan CSR sebagai program penting dalam
kepedulian terhadap lingkungan dan masyarakat. Berbagai dampak positif dari
pelaksanaan CSR menjadi pertimbangan penting bagi perusahaan untuk tetap
memperhatikan lingkungan dan tidak hanya mengejar keuntungan semata
(Purwaningsih, 2014).
Menurut Kasmir (2012) profitabilitas merupakan faktor yang dapat
mempengaruhi nilai perusahaan. Jika manajer mampu mengelola perusahaan
dengan baik maka biaya yang akan dikeluarkan oleh perusahaan akan menjadi
lebih kecil sehingga laba yang dihasilkan menjadi lebih besar. Besar atau
kecilnya laba ini yang akan mempengaruhi nilai perusahaan.
Perusahaan mempunyai tujuan jangka panjang yaitu memaksimumkan
nilai perusahaan. Semakin tinggi nilai perusahaan maka kemakmuran
http://digilib.mercubuana.ac.id/
8
pemegang saham akan semakin meningkat. Nilai perusahaan yang tinggi
menjadi keinginan para pemilik perusahaan sebab dengan nilai yang tinggi
menunjukkan kemakmuran pemegang saham juga tinggi. Pengaruh struktur
kepemilikan saham perusahaan mampu mempengaruhi kinerja perusahaan
yang akhirnya berpengaruh pada tujuan perusahaan yaitu memaksimalkan
nilai perusahaan. Semakin tinggi kepemilikan institusional perusahaan juga
berpengaruh terhadap meningkatnya pengawasan eksternal pada perusahaan.
Salah satu penilaian investor dan pihak luar terhadap perusahaan dilihat dari
seberapa besar profitabilitas yang dihasilkan oleh perusahaan, baik investor
dan pihak luar yang terkait dapat melihat sejauh mana perusahaan dapat
menghasilkan laba dari penjualan dan investasi perusahaan. Menghasilkan
keuntungan yang besar sangat penting bagi perusahaan, tanpa adanya
keuntungan akan sulit menarik modal dari luar. Pemilik saham, pihak
manajemen dan kreditur berusaha keras untuk meningkatkan keuntungan,
karena mereka sadar pentingnya keuntungan bagi masa depan perusahaan
Pasaribu (2016).
Berdasarkan teori struktur modal, apabila posisi struktur modal berada
diatas target struktur modal optimalnya, maka setiap pertambahan hutang akan
menurunkan nilai perusahaan. Penentuan target struktur modal optimal adalah
salah satu dari tugas utama manajemen perusahaan. Struktur modal adalah
proporsi pendanaan dengan hutang (debt financing) perusahaan, yaitu rasio
leverage (pengungkit) perusahaan. Dengan demikian, hutang adalah unsur dari
struktur modal perusahaan. Struktur modal merupakan kunci perbaikan
http://digilib.mercubuana.ac.id/
9
produktivitas dan kinerja perusahaan. Puspita (2011), Berkaitan dengan
pengambilan keputusan pendanaan bagi perusahaan dalam hal penentuan
struktur modal, manajer harus berhati-hati karena keputusan ini dapat
berpengaruh terhadap nilai perusahaan itu sendiri yang pada akhirnya
berpengaruh terhadap pencapaian tujuan untuk memaksimalkan kesejahteraan
pemegang saham. Keputusan pendanaan berkaitan dengan kebijakan manajer
dalam hal penentuan proporsi yang tepat, yaitu jumlahutang dan modal sendiri
dalam suatu perusahaan yang dapat memaksimalkan nilai perusahaan
(Rustendi dan Jimmi, 2008 dalam Novita Santi Puspita, 2011). Terjadinya
peningkatan hutang akan mempengaruhi besar kecilnya laba bersih yang akan
dibagikan kepada para pemegang saham dalam bentuk dividen karena
kewajibannya untuk membayarkan hutang terlebih dahulu pastinya lebih
diutamakan daripada pembagian dividen kepada pemegang saham.
Bentuk
pembelanjaan
yang
permanen
di
dalam
mencerminkan
keseimbangan di antara hutang jangka panjang dengan modal sendiri sehingga
sering diistilahkan dengan struktur modal. Menurut Kusumajaya (2011),
struktur modal merupakan perbandingan antara jumlah hutang jangka panjang
dengan modal sendiri perusahaan.
Mengacu pada uraian diatas, peneliti memilih perusahaan non keuangan
pada penelitian terdahulu. Perusahaan non keuangan sektor real estate
memiliki potensi return yang besar. Potensi ini muncul karena penduduk
semakin bertambah, namun jumlah tanah yang ditempati tetap developer real
http://digilib.mercubuana.ac.id/
10
estate bersaing dalam menyediakan kebutuhan manusia akan tempat tinggal
dengan meningkatkan fasilitas dan kenyamanan.
Beberapa penelitian telah dilakukan untuk menganalisis faktor yang dapat
mempengaruhi nilai perusahaan yang hasil penelitiannya ada yang sejalan dan
ada juga yang bertentangan. Penelitian-penelitian tersebut diantaranya
penelitian yang dilakukan oleh Penelitian Anggraini (2013) variabel CSR dan
Kepemilikan Institusional berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan.
Begitupun penelitian Wardoyo dan Veronica (2013) Profitabilitas berpengaruh
positif terhadap nilai perusahaan, dan penelitian Dewi dan Wirajaya (2013)
bahwa struktur modal berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Sedangkan
penelitian Agustine (2014) bahwa Corporate Social Responsibiliy(CSR) tidak
berpengaruh terhadap nilai perusahaan. Susanti (2014), Hutahuruk (2013)
bahwa
kepemilikan
konstitusional
tidak
berpengaruh
terhadap
nilai
perusahaan, dan dari penelitian Permatasari (2010), Octavia (2012)
menyatakan bahwa profitabilitas tidak berpengaruh terhadap nilai perusahaan,
sama halnya dengan variabel struktur modal bahwa tidak berpengaruh
terhadap nilai perusahaan dalam penelitian Hutahuruk (2013).
Hal ini dapat mendorong pertumbuhan usaha non keuangan sehingga
menaikkan pengharapan investor dalam returnnya.
Untuk itu penulis
melakukan penelitian yang berjudul “PENGARUH CORPORATE SOCIAL
RESPONSIBILITY (CSR), PROFITABILITAS, STRUKTUR MODAL,
DAN
KEPEMILIKAN
KONSTITUSIONAL
http://digilib.mercubuana.ac.id/
TERHADAP
NILAI
11
PERUSAHAAN (PADA PERUSAHAAN NON KEUANGAN YANG
TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2013 - 2015) ”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan beberapa hal yang diuraikan dalam alasan pemilihan judul,
maka dirumuskan permasalahan sebagai berikut:
1. Apakah Corporate Social Responsibility (CSR) berpengaruh signifikan
terhadap nilai perusahaan?
2. Apakah Profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan?
3. Apakah Struktur Modal berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan?
4. Apakah Kepemilikan Konstitusional berpengaruh signifikan terhadap nilai
perusahaan?
C. Tujuan dan Kontribusi Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan secara signifikan
Pengaruh Corporate Social Responsibility (CSR), Profitabilitas, Struktur
Modal, dan Kepemilikan Konstitusional pada Perusahaan Non Keuangan
yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia, agar dapat meningkatkan
pertumbuhan
ekonomi
perusahaan
maupun
negara.
Serta
untuk
meminimalkan resiko keuangan yang terjadi pada perusahaan di
Indonesia, khususnya perusahaan non keuangan yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
12
2. Kontribusi Penelitian
a. Kontribusi bagi Shareholder
Pelaksanaan CSR dapat memberikan sumbangan pemikiran tentang
pentingnya pertanggung jawaban sosial perusahaan yang diungkapkan
di dalam laporan yang disebut sustainability reporting dan sebagai
bahan pertimbangan dalam pembuatan kebijakan perusahaan untuk
meningkatkan kepedulianny pada lingkungan sosial.
b. Kontribusi bagi perusahaan
1) Mempertahankan
dan
mendongkrak
reputasi
serta
citra
perusahaan.
2) Membuka peluang pasar yang lebih besar.
3) Mereduksi biaya, seperti terkait dampak pembuangan limbah guna
memperbaiki hubungan dengan stakeholder.
4) Peluang mendapatkan penghargaan.
c. Kontribusi bagi Investor
Memberikan wacana baru dalam mempertimbangkan aspek –
aspek yang perlu diperhitungkan dalam investasi yang tidak terpaku
pada ukuran – ukuran moneter.
d. Kontribusi bagi peneliti
Bagi peneliti, sebagai bahan masukan untuk menambah wawasan
dan pengetahuan serta pemahaman peneliti mengenai pengaruh kinerja
keuangan terhadap harga saham pada perusahaan non keuangan yang
terdapat di Bursa Efek Indonesia.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
Download