GANGGUAN BERBAHASA GAGAP PADA ANAK USIA DUA BELAS SAMPAI DELAPAN BELAS TAHUN DI KECAMATAN MEDAN HELVETIA OLEH JOIS ELISABETH SIAGIAN NIM 100701065 ABSTRAK Penelitian ini menganalisis penggunaan kosa kata dan pola persukuan yang digunakan oleh penderita gagap. Tujuan penelitian untuk mendeskripsikan jenisjenis gangguan berbahasa gagap pola persukuan gangguan berbahasa gagap pada anak usia dua belas sampai delapan belas tahun di Kecamatan Medan Helveta dan hubungannya terhadap psikolinguistik Chomsky. Sumber data dalam penelitian adalah tuturan bahasa Indonesia dari tiga orang penderita gagap di Kecamata Medan Helvetia. Data dikumpulkan dengan metode simak, yakni menyimak suatu bahasa, dan teknik yang digunakan adalah teknik yang pertama adalah teknik libat cakap, teknik lanjutan pertama yaitu teknik rekam, dan teknik akhir adalah teknik catat. Di dalam menganalisis data menggunakan metode padan, teknik yang digunakan adalah teknik pilah unsur penentu yaitu membedakan dan menyamakan jenis-jenis gagap lalu memilah unsur-unsur tersebut. Konsep yang digunakan adalah konsep gangguan berbahasa dan gagap dengan menggunakan landasan teori psikolinguistik Chomsky, fonetik artikulatoris, dan pola persukuan. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah bahwa gangguan berbahasa gagap adalah salah satu dari gangguan berbahasa yang terjadi pada anak-anak maupun orang dewasa. Gagap terdiri atas gagap normal dan gagap penyakit penelitian ini terfokus pada gagap penyakit. Adapun gagap penyakit itu terbagi atas pengulangan, pemanjangan, selaan dan jeda. Pengulangan dan pemanjangan kata lebih banyak digunakan oleh penderita gagap, sedangkan selaan dan jeda lebih sedikit penggunaannya. Dengan demikian gangguan berbahasa gagap pada anak usia dua belas sampai delapan belas tahun di Kecamatan Medan Helvetia lebih banyak menggunakan pengulangan dan pemanjangan kata dibandingkan dengan selaan maupun jeda. 4 Universitas Sumatera Utara